dr. oke viska ppok-gold2013
TRANSCRIPT
GOLD Strategy 2013: Global Strategy for
Diagnosis, Management, and Prevention of COPD
A Holistic Approach to COPD2013 update on GOLD 2011
OKE VISKASMF Paru RSOB/BP Batam
SMF Paru RS Awal Bros Batam
Chronic Respiratory Disease is a Leading Cause of Chronic Disease Deaths Worldwide
Adapted from: World Health Organization. Preventing chronic diseases: a vital investment. (2005) Available at: http://www.who.int/chp/chronic_disease_report/contents/en/index.html (accessed June 2009).
The World Health Organization (WHO) projected that, in 2005, chronic respiratory disease would be the third-leading cause of deaths from third-leading cause of deaths from chronic diseasechronic disease worldwide
SY
M/0
30/O
kt12
-Okt
13/R
D
Jemal A, et al. JAMA 2005; 294:1255-1259.
Trends in Age-Standardized Death Rates for the 6 Leading Causes of Death in the United States, 1970-2002
Trends rates angka kematian untuk 6 penyakit penyebab utama kematian di Amerika Serikat, 1970-2002
SY
M/0
30/O
kt12
-Okt
13/R
D
Diarrhoeal Disease
1990
Perinatal DisordersIschaemic heartdisease
Cerebrovasculardisease
LowerRespiratoryInfections
COPDLowerrespiratoryinfections
COPD Trachea,bronchus andlung cancers
Road trafficaccidents
2020
Murray CJL et al. Lancet 1997; 349:1498-1504
Bars are used to illustrate chronic disease ranking only and do not represent actual values
Tahun 2020
PPOK diperkirakan menjadi penyebab utama kematian dari ketiga
penyakit kronis di seluruh dunia 1
SY
M/0
30/O
kt12
-Okt
13/R
D
The GOLD document• Chapter 1. Definition and overview• Chapter 2. Diagnosis and
assessment• Chapter 3. Therapeutic options• Chapter 4. Manage stable COPD• Chapter 5. Manage exacerbations• Chapter 6. COPD comorbidities
Definisi PPOK
• penyakit umum yang bisa dicegah dan bisa diobati
• dengan ciri keterbatasan aliran udara persisten yang umumnya progresif dan dihubungkan dengan peningkatan respons inflamasi kronik di saluran napas dan paru terhadap partikel atau gas berbahaya.
• Eksaserbasi dan ko-morbid berperan terhadap tingkat keparahan pasien.
Source: GOLD guideline 2013 Update
Diagnosis PPOK• Diagnosis klinis PPOK harus dipikirkan pada pasien > 40
tahun dengan gejala:– sesak napas:
• progresif dan persisten• memburuk saat berolah-raga
– batuk kronik atau produksi sputum– dan/atau riwayat paparan faktor resiko penyakit ini
• Rokok• Zat kimia (occupational dust and chemicals)
– Riwayat PPOK keluarga (+)• Spirometry diperlukan untuk menegakkan diagnosis
dalam konteks klinis; adanya nilai VEP1/KVP post-bronkodilator < 0.70 memastikan adanya keterbatasan saluran napas dan berarti menderita PPOK.
Source: GOLD guideline 2013 Update
Korelasi GOLD Staging (FEV1) vs. Health Status
FEV1, forced expiratory volume in 1 second; SGRQ, St George’s Respiratory Questionnaire.
1. Jones PW et al. Am Rev Respir Dis 1992;145:1321–1327.
0
20
40
60
80
100
10 20 30 40 50 60 70 80 90
Upper limit
of normal
SGRQ score
Stage 4 Stage 3 Stage 2
FEV1 (% predicted)r =–0.23P<0.0001
Pengukuran fungsi paru tidak dapat merefleksikan beban PPOK 1
Karena:– staging berdasarkan VEP1 saja tidak adekuat
– bukti sistem “staging” ini tidak pernah ada maka terminologi “staging” tidak dipakai lagi
Penilaian PPOK
• Menilai gejala• Menilai derajat keterbatasan aliran udara dengan
spirometry• Menilai resiko eksaserbasi• Menilai ko-morbid
Source: GOLD guideline 2013 Update
Penilaian PPOK
• Menilai gejala• Menilai derajat keterbatasan aliran udara dengan
spirometry• Menilai resiko eksaserbasi• Menilai ko-morbid
Source: GOLD guideline 2013 Update
Memakai salah satu dari kuesioner berikut ini:CAT (COPD Assessment Test) atau mMRC (modified Medical Research Council)
atau CCQ (clinical COPD questionnaire)
Catatan: Skor CAT lebih dipilih karena memberikan penilaian yang lebih menyeluruh akan dampak dari penyakit.
COPD Assessment Test is a trade mark of the GlaxoSmithKline group of companies. ©2009 GlaxoSmithKilne group of companies. All rights reserved
Kuesioner menilai gejala
• mMRC– well known– only assesses disability due to breathlessness– relates well with other measures of health status and predicts future
mortality risk
• CAT (http://www.catestonline.org)
– broad coverage of the impact of COPD on the patient’s daily life and well-being
– applicable world-wide, validated translations in many languages available– correlates very closely with SGRQ
• CCQ– self-administered questionnaire– developed to measure clinical control in COPD patients– further research needed to validate discriminative performance and
practical implications in detecting exacerbations in daily care
Assessment of COPD
mMRC Dyspnoe scale(modified Medical Research Council)
Tingkat 0
Tidak terganggu oleh sesak napas kecuali pada keadaan olah-raga yang berat.
Tingkat 1
Terganggu dengan sesak napas ketika terburu-buru berjalan di tanah yang datar atau mendaki tanjakan.
Tingkat 2
Berjalan lebih lambat pada permukaan yang datar dibandingkan orang lain yang seusia karena sesak napas atau harus berhenti untuk bernapas ketika berjalan pada kecepatan sendiri di permukaan yang datar.
Tingkat 3
Berhenti untuk bernapas setelah berjalan 90 meter atau setelah beberapa menit di permukaan yang datar
Tingkat 4
Terlalu sesak untuk meninggalkan rumah atau sesak saat berpakaian atau berganti pakaian.
Penilaian PPOK• Menilai gejala• Menilai derajat keterbatasan aliran udara dengan
spirometry• Menilai resiko eksaserbasi• Menilai ko-morbid
Source: GOLD guideline 2013 Update
Pakai spirometry untuk menentukan derajat keparahan dibagi jadi 4 kelompok:
Klasifikasi tingkat keparahan gangguan aliran udara pada PPOK
Pada pasien dengan VEP1/KVP < 0,70
GOLD 1 Ringan FEV1 ≥ 80%
GOLD 2 Sedang 50% ≤ FEV1 < 80% prediksi
GOLD 3 Berat 30% ≤ FEV1 < 50% prediksi
GOLD 4 Sangat berat FEV1 < 30% prediksi
RESIKO pada PPOK (data kelompok placebo pada TORCH*, Uplift† dan
Eclipse ≠)
GOLD spirometry level
Eksaserbasi (per tahun)*†≠
Perawatan rumah sakit (per tahun) *≠
Angka kematian 3-tahun *†
GOLD 1: ringan ? ? ?
GOLD 2: sedang 0.7 – 0.9 0.11 – 0.20 11%*†
GOLD 3: berat 1.1 – 1.3 0.25 – 0.30 15%*GOLD 4: sangat berat 1.2 – 2.0 0.4 – 0.54 24%*
* TORCH study† UPLIFT study≠ ECLIPSE study (Evaluation of COPD longitudinally to identify predictive surrogate endpoints)Source: GOLD guideline 2013 Update
Penilaian PPOK
• Menilai gejala• Menilai derajat keterbatasan aliran udara dengan
spirometry• Menilai resiko eksaserbasi• Menilai ko-morbid
Source: GOLD guideline 2013 Update
Memakai riwayat eksaserbasi dan spirometri.
Pasien termasuk resiko tinggi jika:•Eksaserbasi tahun lalu ≥ 2x atau •VEP1 < 50% nilai prediksi
Resiko eksaserbasi
• 2 metode untuk menilai resiko eksaserbasi:– GOLD spirometric classification
• Kategori GOLD 1 or GOLD 2 (VEP1 ≥ 50% prediksi) → resiko rendah
• Kategori GOLD 3 or GOLD 4 (VEP1 < 50 % prediksi) → resiko tinggi
– Individual patient history of exacerbations
• < 2 eksaserbasi selama 1 tahun terakhir → resiko rendah• ≥ 2 eksaserbasi selama 1 tahun terakhir → resiko tinggi
– ≥1 riwayat dirawat di rumah sakit karena eksaserbasi PPOK harus dianggap sebagai resiko tinggi
• Jika ada perbedaan antara kedua penilaian resiko, maka yang dipakai adalah yang resiko tinggi.
Apa bahayanya eksaserbasi?
Dampak terhadap gejaladan fungsi paru
Dampak negatif terhadap
kualitas hidup
biayaekonomi meningkat
percepatanpenurunanfungsi paru
meningkatnyakematian
EKSASERBASI
Eksaserbasi PPOK adalah suatu kejadian akut ditandai dengan perburukan gejala paru pasien yang melebihi variasi harian dan menyebabkan perlunya perubahan terapi
Penilaian PPOK
• Menilai gejala• Menilai derajat keterbatasan aliran udara dengan
spirometry• Menilai resiko eksaserbasi• Menilai ko-morbid
Source: GOLD guideline 2013 Update
Nilai & obati ko-morbid secara tepat.Ko-morbid yang paling sering adalah:
penyakit kardio-vaskular, depresi dan osteoporosis
Penilaian kombinasi pada PPOK
• Menilai gejala• Menilai derajat keterbatasan aliran udara dengan
spirometry• Menilai resiko eksaserbasi
Kombinasi penilaian ini bermanfaat untuk meningkatkan manajemen PPOK
Penilaian kombinasi pada PPOK
Perhatian: Ketika menilai resiko, pilih resiko tertinggi pada klasifikasi GOLD atau riwayat eksaserbasi.Pasien termasuk resiko tinggi bila mengalami 1 atau lebih kejadi harus dirawat di rumah sakit karena eksaserbasi.
Penilaian kombinasi pada PPOK
Pasien Karakteristik Klasifikasi Spirometry
Eksaserbasi per tahun mMRC CAT
A Low risk, less symptoms GOLD 1-2 ≤ 1 0-1 < 10
B Low risk, more symptoms GOLD 1-2 ≤ 1 > 2 ≥ 10
C High risk, less symptoms GOLD 3-4 > 2 0-1 < 10
D High risk, more symptoms GOLD 3-4 > 2 > 2 ≥ 10
Tujuan Manajemen PPOK
• Mengurangi gejala• Memperbaiki toleransi olahraga• Memperbaiki status kesehatan
• Mencegah perburukan penyakit• Mencegah & mengobati eksaserbasi• Menurunkan kematian
Mengurangi gejala
Menurunkan resiko
Source: GOLD guideline 2013 Update
COPD MedicationsBronchodilators Beta2-agonists
Short-acting beta2-agonists (SABAs) Long-acting beta2-agonists (LABAs)
Anticholinergics
Short-acting anticholinergics (SAMAs)
Long-acting anticholinergics (LAMAs)
Methylxanthines
Corticosteroids Inhaled corticosteroids (ICS)
Systemic corticosteroids
Phosphodiesterase-4 inhibitors
Roflumilast
Combination Therapies in one inhaler
LABA + ICS
SABA+ SAMA
Adapted from GOLD strategy 2013
Pharmacological Management of COPD
Manajemen PPOK Obat Pilihan Pertama
Exacerbations per year
A
C
B
D
*When assessing risk, choose the highest rick according to GOLD grade or exacerbation history. One or more hospitalisations for COPD exacerbations should be considered high risk
Medications in each box are mentioned in alphabetical order, not in order of preference
Adapted from GOLD strategy 2013
Manajemen PPOK Obat alternatif
Exacerbations per year
A
C
B
D
Source: GOLD guideline 2013 Update
Medications in each box are mentioned in alphabetical order, not in order of preference† if patient has chronic bronchitis
Manajemen PPOKTerapi farmakologi
Pasien Pilihan pertama Obat Alternatif Pilihan lain
A SABA atau SAMA prn LABA atau LAMA atau SABA dan SAMA Teofilin
B LABA atau LAMA LABA dan LAMA SABA and/or SAMATeofilin
C ICS + LABA atau LAMA
LABA dan LAMALAMA & PDE4-inhLABA & PDE4-inh
SABA and/or SAMATeofilin
D ICS + LABA dan/atau LAMA
ICS+LABA and LAMA orICS+LABA & PDE4-inh or
LABA dan LAMA orLAMA dan PDE4-inh
CarbocysteineSABA dan/atau SAMA
Teofilin
Source: GOLD guideline 2013 Update
Medications in each box are mentioned in alphabetical order, not in order of preference PDE4-inh hanya dipakai pada pasien dengan bronchitis kronik
Manajemen PPOKNon-farmakologi
Pasien Esensial Recomendasi Tergantung guideline lokal
A Stop merokok (dapat termasuk terapi farmakologi) Aktivitas fisik
Vaksinasi fluVaksinasi
pneumokokus
B - DStop merokok (dapat termasuk
terapi farmakologi)Rehabilitasi paru
Aktivitas fisikVaksinasi flu
Vaksinasi pneumokokus
Source: GOLD guideline 2011 Update
Rekomendasi Bronkodilator• Pada ß2-agonis & anti-kolinergik, formulasi kerja-panjang
lebih baik dibandingkan formulasi kerja cepat (Evidence A).• Kombinasi SABA atau LABA dan anti-kolinergik dapat
dipertimbangkan jika gejala tidak membaik dengan obat tunggal (Evidence B).
• Berdasarkan efikasi dan efek samping, bronkodilator inhalasi lebih baik dibandingkan bronkodilator oral (Evidence A).
• Adanya bukti efikasi yang kurang dan efek samping yang lebih sering, terapi dengan teofilin tidak direkomendasikan kecuali obat bronkodilator jangka panjang tidak tersedia atau harganya terlalu mahal (Evidence B).
Source: GOLD guideline 2013 Update
Rekomendasi Steroid & PDE4 inhibitor
• Tidak ada bukti untuk rekomendasi pemakaian steroid oral untuk uji terapeutik singkat pada pasien PPOK untuk mengidentifikasi pasien yang akan berespons terhadap ICS atau obat lain.
• Terapi ICS jangka panjang direkomendasikan pada pasien PPOK berat dan sangat berat dan sering eksaserbasi yang tidak dapat dikontrol secara adekuat dengan bronkodilator jangka panjang (Evidence A).
• Steroid oral monoterapi jangka panjang tidak direkomendasikan pada PPOK (Evidence A).
• ICS monoterapi jangka panjang tidak direkomendasikan di PPOK karena kurang efektik dibandingkan kombinasi LABACS (Evidence A).
• PDE4 inhibitor dapat juga digunakan untuk menurunkan eksaserbasi pada pasien bronkitis kronis, PPOK berat dan sangat berat, dan sering eksaserbasi yang tidak dapat dikontrol secara adekuat dengan bronkodilator jangka panjang (Evidence B).
Source: GOLD guideline 2013 Update
PPOK dan ko-morbidPasien PPOK beresiko mengalami :– Penyakit kardiovaskular komorbid utama pada PPOK dan
merupakan penyakit yang paling sering dan paling penting muncul bersamaan dengan PPOK
– Osteoporosis Osteoporosis & depresi juga merupakan komorbid utama pada PPOK dan dihubungkan dengan kualitas hidup dan prognosis yang jelek
– Infeksi paru
– Kecemasan dan depresi
– Diabetes
– Kanker paru sering terlihat pada pasien PPOK dan merupakan penyebab utama kematian pada pasien PPOK ringan
Komorbid ini dapat mempengaruhi kematian dan perawatan RS dan sebaiknya dicari secara rutin, dan diobati dengan tepat (seperti pasien tidak menderita PPOK).
Kesimpulan• Penilaian PPOK memerlukan penilaian gejala, derajat keterbatasan
aliran udara, resiko eksaserbasi dan ko-morbid.
• Kombinasi penilaian gejala dan resiko eksaserbasi menjadi dasar untuk menentukan terapi PPOK
– Adanya riwayat pernah dirawat di rumah sakit karena eksaserbasi PPOK menjadikan pasien tersebut beresiko tinggi
– Rekomendasi farmakologi dikategorikan menjadi: “rekomendasi pilihan pertama”, “pilihan alternatif” dan “pilihan lainnya”
– Klarifikasi triple terapi (ICS + LABA + LAMA) diperjelas
• Pengobatan eksaserbasi PPOK bertujuan untuk mengurangi dampak dan mencegah terjadinya ekaseserbasi berikutnya
• Komorbid harus dicari – dan jika ada, harus diterapi seperti jika pasien tidak mempunyai PPOK.