iin sulastri ode ami, a. yusdianti tenriawali susiati

24
Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 193 | 170 Jurnal Kelasa: Kelebat Bahasa dan Sastra http://kelasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kelasa p-ISSN : 1907-7165 e-ISSN: 2721-4672 PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN BURU Application Of The Jigsaw Type Cooperative Method In Learning To Write Poetry On Students Of Negeri High Schools In Buru District Iin Sulastri Ode Ami a , A. Yusdianti Tenriawali b , Susiati c a,b,c Universitas Iqra Buru [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan pelaksanaan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru, dan (2) mendeskripsikan hasil kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru. Penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (PTK), skenario PTK dirancang dua siklus. Setiap siklus, dilakukan dua kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri Sawa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) pengamatan (observasi), (2) tes, dan (3) wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw berhasil meningkatkan keaktifan belajar siswa, (2) peningkatan kemampuan menulis puisi dengan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas kelas X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru meningkat dari siklus I ke siklus II, 42,30% siswa yang tuntas memperoleh nilai 65 ke atas pada siklus I atau 11 siswa yang tuntas pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,62% atau sebanyak 22 siswa yang tuntas memperoleh nilai 65 ke atas dan 4 siswa (15,38%) tidak tuntas yamg memperoleh nilai 65 ke bawah. Kata kunci: metode, kooperatif tipe jigsaw, menulis, puisi Abstract This study aims (1) to describe the implementation of the cooperative method of jigsaw type to improve the ablity of poetry writing of students of SMA Negeri Sawa Buru Regency, and (2) to describe the results of the ability to write poetry using the cooperative method of jigsaw type for class Xb students of SMA Negeri Sawa, Buru Regency. This research is a classroom action research (CAR), the CAR scenario is designed in two cycles. Each cycle consisted of two meetings. The research subjects Naskah Diterima Tanggal 28 September 2020Direvisi Akhir Tanggal 10 Desember 2020Disetujui Tanggal 11 Desember 2020 doi: https://doi.org/10.26499/kelasa.v15i2.130

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 170

Jurnal Kelasa: Kelebat Bahasa dan Sastra

http://kelasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kelasa

p-ISSN : 1907-7165

e-ISSN: 2721-4672

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA SMA NEGERI

DI KABUPATEN BURU

Application Of The Jigsaw Type Cooperative Method

In Learning To Write Poetry On Students Of Negeri High Schools In Buru District

Iin Sulastri Ode Amia, A. Yusdianti Tenriawalib, Susiatic

a,b,cUniversitas Iqra Buru

[email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan pelaksanaan kemampuan menulis puisi

dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-b SMA Negeri

Sawa Kabupaten Buru, dan (2) mendeskripsikan hasil kemampuan menulis puisi dengan

menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa

Kabupaten Buru. Penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas (PTK), skenario PTK

dirancang dua siklus. Setiap siklus, dilakukan dua kali pertemuan. Subjek penelitian

adalah siswa kelas X SMA Negeri Sawa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah (1) pengamatan (observasi), (2) tes, dan (3) wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan kemampuan menulis puisi dengan

menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw berhasil meningkatkan keaktifan belajar

siswa, (2) peningkatan kemampuan menulis puisi dengan metode kooperatif tipe jigsaw

pada siswa kelas kelas X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru meningkat dari siklus I

ke siklus II, 42,30% siswa yang tuntas memperoleh nilai 65 ke atas pada siklus I atau 11

siswa yang tuntas pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,62% atau

sebanyak 22 siswa yang tuntas memperoleh nilai 65 ke atas dan 4 siswa (15,38%) tidak

tuntas yamg memperoleh nilai 65 ke bawah.

Kata kunci: metode, kooperatif tipe jigsaw, menulis, puisi

Abstract

This study aims (1) to describe the implementation of the cooperative method of jigsaw

type to improve the ablity of poetry writing of students of SMA Negeri Sawa Buru

Regency, and (2) to describe the results of the ability to write poetry using the

cooperative method of jigsaw type for class Xb students of SMA Negeri Sawa, Buru

Regency. This research is a classroom action research (CAR), the CAR scenario is

designed in two cycles. Each cycle consisted of two meetings. The research subjects

Naskah Diterima Tanggal 28 September 2020—Direvisi Akhir Tanggal 10 Desember 2020—Disetujui Tanggal 11 Desember 2020

doi: https://doi.org/10.26499/kelasa.v15i2.130

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

171 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

were students of class X SMA Negeri Sawa. The data collection techniques used in this

study were (1) observation, (2) tests, and (3) interviews. The results showed that (1) the

implementation of the ability to write poetry using the cooperative method of the jigsaw

type succeeded in increasing student learning activity, (2) the improvement of the ability

to write poetry with the cooperative method of the jigsaw type in class X students of

SMA Negeri Sawa, Buru Regency, increased from cycle I to cycle. Cycle II, 42.30% of

students who got a score of 65 and in cycle I or 11 students who completed it in cycle I,

and in cycle II increased to 82.62% or as many as 22 students who got a score of 65

and 4 students (15.38%) did not get a score of 65 and below.

Keywords: method, jigsaw cooperative, writing, poetry

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia memuat

empat aspek kompetensi yang harus

dikuasai. Keempat aspek tersebut

adalah kompetensi membaca,

menyimak atau mendengarkan,

berbicara, dan menulis. Susiati, S., Iye,

R., & Suherman (2019), the

effectiveness in the teaching and

learning process can be created if the

instructor can utilize the learning

methods that are suitable to the

conditions of the students and the

material that will be presented,

(Keefektifan dalam proses belajar

mengajar dapat tercipta jika pengajar

dapat memanfaatkan metode

pembelajaran yang sesuai dengan

kondisi siswa dan materi yang akan

disajikan) (hlm. 562).

Susiati (2020) Pembelajaran

bahasa diharapkan dapat membantu

peserta didik mengenal dirinya,

kebudayaan-kebudayaan yang ada,

mengungkapkan gagasan atau ide dan

perasaannya, dan menemukan serta

mengembangkan kompetensi analitis

dan imajinasi yang dimilikinya. Selain

itu, pembelajaran bahasa Indonesia

sebagai salah satu mata pelajaran umum

di sekolah, diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik

dalam berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar, baik secara lisan

maupun tertulis, serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya sastra

Indonesia (hlm. 51).

Kenyataan lain yang terjadi dalam

pembelajaran, khususnya menulis

adalah kurang mendapatkan perhatian

meskipun disadari bahwa penguasaan

bahasa tulis mutlak diperlukan dalam

kehidupan sekarang. Pelajaran

mengarang sebagai salah satu aspek

pengajaran bahasa Indonesia kurang

ditangani secara sungguh-sungguh.

Akibatnya kompetensi siswa menulis

kurang memadai, termasuk pada

pembelajaran sastra. Salah satu tolok

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 172

ukur keberhasilan siswa dalam

mengikuti seluruh rangkaian kegiatan

pembelajaran di sekolah ditentukan

pada kemampuan siswa menulis. Oleh

sebab itu, pembelajaran menulis

menempati kedudukan yang sangat

strategis dalam pendidikan dan

pengajaran. Keterampilan menulis harus

dikuasai oleh anak sedini mungkin

dalam kehidupan di sekolah.

Sutjarso (2006) mengatakan salah

satu kompetensi yang harus dicapai

pada proses pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya dalam

kesusastraan adalah menulis puisi (hlm.

32). Menulis puisi menjadi sarana

dalam mengungkapkan perasaan

penulisnya sehingga memberikan efek

kepuasan tersendiri. Menulis puisi

bukan hal yang tergolong mudah.

Banyak siswa yang kesulitan

mengungkapkan perasaannya dalam

bentuk puisi. Berbagai kesulitan dialami

pada saat menulis puisi, baik dari unsur

fisik maupun unsur batin yang

membangun puisi.

Kemampuan menulis puisi

merupakan salah satu dari kompetensi

yang mutlak dicapai dalam

pembelajaran sastra. Siswa diharapkan

mampu menuliskan apa yang dirasakan

atau apa yang dipikirkan dalam bahasa

yang indah, mengandung bahasa kiasan

dan berkonotasi, dan sesuai

karakteristik puisi yang tepat pada

proses pembelajaran menulis puisi.

Kemampuan menulis puisi ini

merupakan salah satu materi

pembelajaran menulis sastra di kelas X-

b. Untuk itu, dibutuhkan rangsangan

yang memudahkan siswa dalam menulis

puisi.

Kesulitan dalam menuangkan

gagasan atau ide dalam bentuk puisi,

berdasarkan hasil pengamatan atau

observasi peneliti dialami oleh siswa

kelas X-b di SMA Negeri Sawa. Siswa

mengalami kesulitan mengungkapkan

gagasan atau idenya dalam bentuk

tulisan. Kesulitan pemilihan diksi yang

tepat dan sesuai dengan tema juga

dialami oleh siswa. Sehingga, peneliti

merasa tertarik untuk melakukan upaya

atau solusi dalam meningkatkan

kemampuan siswa dalam hal menulis

puisi.

Upaya merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan

peserta didik yang dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada diri

peserta didik, selain metode atau

strategi pembelajaran, juga harus

menggunakan media pembelajaran.

Metode sebagai alat bantu digunakan

untuk memudahkan proses

pembalajaran. Metode memberikan

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

173 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

motivasi belajar pada peserta didik,

memudahkan dan memberikan

kejelasan pada konsep yang abstrak,

serta mempertinggi daya serap dan

retensi belajar pada peserta didik. Oleh

karena itu, diperlukan adanya

penggunaan metode pembelajaran yang

menciptakan iklim pembelajaran yang

efektif dan menyenangkan bagi siswa.

Basri. H (2016) mengatakan salah satu

metode yang dapat digunakan yaitu

metode pembelajaran kooperatif

(cooperative learning), belajar

kooperatif menekankan pada kerja

kelompok (siswa belajar bersama dan

saling membantu). Kerja kelompok

membuat siswa bersemangat untuk

belajar aktif untuk saling menampilkan

diri atau berperan diantara teman-teman

kelompoknya (hlm. 25).

Berdasarkan latar belakang

tersebut, pokok permasalahan dalam

penelitian ini adalah (1) bagaimanakah

proses pelaksanaan kemampuan

menulis puisi baru dengan

menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw pada siswa kelas X-b SMA

Negeri Sawa Kabupaten Buru, (2)

bagaimanakah penilaian hasil

kemampuan menulis puisi baru dengan

menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw pada siswa kelas X-b SMA

Negeri Sawa Kabupaten Buru. Tujuan

penelitian ini untuk (1)

mendeskripsikan proses pelaksanaan

kemampuan menulis puisi baru dengan

menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw pada siswa kelas X-b SMA

Negeri Sawa Kabupaten Buru, (2)

mendeskripsikan penilaian hasil

kemampuan menulis puisi baru dengan

menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw pada siswa kelas X-b SMA

Negeri Sawa Kabupaten Buru.

Menilik permasalahan pendidikan

yang terjadi dan juga dengan melihat

permasalahan, Peneliti merasa perlu

melakukan penelitian yang sejalan

dengan permasalahan tersebut, yaitu

PTK. Dengan demikian, ada upaya yang

dilakukan dalam menangani masalah

pembelajaran sastra yang terjadi, dalam

hal ini kesulitan menulis puisi.

LANDASAN TEORI

Menurut Sulastriningsih, (2007)

pembelajaran bahasa sulit dipisahkan

dengan pembelajaran sastra. Tidak

hanya substansial, pembelajaran sastra

akan membantu pembelajaran bahasa.

Pembelajaran sastra dengan sendirinya

akan mempertinggi kemampuan

berbahasa. Dalam artian yang lain,

kemampuan bersastra seseorang

menjadi penanda seseorang memiliki

kemampuan berbahasa (hlm. 35).

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 174

Nurgiantoro. Burhan (2009)

mengatakan kompetensi berbahasa dan

apresiasi sastra sebagai sarana dalam

pengembangan sumber daya manusia

unggul menjadi fokus dalam paradigma

baru. Selain itu, informasi, wawasan,

nilai-nilai kemanusiaan dan budaya,

serta kesenangan dalam belajar menjadi

prioritas (hlm. 49).

Wardhian, (2008)

mengungkapkan fungsi-fungsi

pembelajaran sastra. Fungsinya yaitu,

(1) melatih keempat kompetensi

berbahasa, (2) menambah pengetahuan

tentang pengalaman hidup manusia,

misalnya mengenai adat istiadat, agama,

dan kebudayaan, (3) potensi diri dapat

dikembangkan, (4) pembentukan watak,

(5) melalui kehidupan manusia dalam

fiksi maka dapat memberikan

kenyamanan, keamanan, dan kepuasan,

serta (6) dapat membuat penikmat atau

penciptanya dapat melarikan diri

sejenak dari kehidupan sebenarnya

dengan memperluas dimensi kehidupan

dengan pengalaman-pengalaman baru

(hlm. 22).

Menurut Aminuddin (2009)

secara etimologi, istilah puisi berasal

dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’

atau poeisis’pembauatan’, dan dalam

bahasa Inggris puisi disebut poem atau

poetry. Kemudian Hudson

mengungkapkan bahwa puisi

merupakan ilusi dan imajinasi yang

dituangkan oleh penulisnya dengan

menggunakan kata-kata sebagai media

penyampaiannya, yang juga merupakan

salah satu cabang sastra (hlm. 28).

Departemen Pendidikan Nasional

(2005) menguraikan pengertian puisi

sebagai salah satu karya sastra yang

terikat oleh irama, matra, rima, dan

penyusunannya. Bentuk puisi ditata

secara cermat sehingga mempertajam

kesadaran orang atau membangkitkan

pengalaman pembacanya. Sedangkan

Hudson Aminuddin (2009)

mengungkapkan bahwa puisi

merupakan salah satu kompetensi dalam

pembelajaran sastra yang menggunakan

kata-kata sebagai media

penyampaiannya yang nantinya

menghasilkan ilusi dan imajinasi (hlm.

32).

Sarana mengekspresikan ide yaitu

dengan menumbuhkan dan

membangkitkan perasaan kepada

penulis atau penikmatnya, merangsang

imajinasi panca indera dengan struktur

yang berirama disebut puisi. Semua itu

merupakan hal yang harus direkam dan

diekspresikan dalam pengungkapannya

menarik dan meninggalkan kesan.

Dengan demikian, puisi merupakan

rekaman hasil interpretasi pengalaman

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

175 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

manusia yang penting dan digubah

dalam wujud yang paling berkesan.

Menurut Waluyo (2007) puisi

yaitu bentuk karya sastra yang pikiran

dan perasaan penyair diungkapkan

secara imajinatif dan disusun dengan

mengonsentrasikan semua kekuatan

bahasa dengan pengonsentrasian

struktur yang terdapat dalam puisi,

struktur batin dan fisiknya (hlm. 21).

Horatius Meilani, Budianta (2008)

seorang kritikus Romawi menambahkan

dengan mensyaratkan dua hal dalam

puisi, yaitu puisi harus indah dan

memberikan hiburan (dulce), namun

pada saat yang bersamaan puisi juga

harus bermanfaat dan mengajarkan

sesuau (untile) (hlm. 45). William

Wordsworth seorang penyair Inggris

menambahkan bahwa puisi sebagai

bentuk luapan spontan dari perasaan-

perasaan yang kuat. Selanjutnya,

Roman Jacobson ahli linguistik dari

Prancis menekankan pada fungsi puitik

(poetic function) teks, yaitu fungsi yang

mengarahkan segenap upaya dan

perhatian pada unsur-unsur teks itu

sendiri.

Disimpulkan, puisi adalah salah

satu bentuk karya sastra yang kompleks

merupakan luapan perasaan penulis

yang diungkapkan secara imajinatif.

Puisi memiliki struktur batin dan

struktur fisik yang membangun puisi

dan memuat nilai-nilai atau pesan

penulisnya yang bersifat estetik. Berarti,

menulis puisi ialah kegiatan

menuangkan ide atau mengekspresikan

secara padat pemikiran dan perasaan

penyairnya, digubah dalam wujud dan

bahasa yang paling berkesan dalam

sebuah tulisan dengan tujuan dapat

dinikmati oleh pembacanya.

Berdasarkan uraian (Waluyo. H

(2008) tentang pengertian puisi maka

untuk dapat membuat puisi dengan

baik, harus diperhatikan unsur fisik dan

unsur batin puisi. Struktur batin

meliputi perasaan (feeling), tema

(sense), nada (tone), dan amanat

(atention). Adapun struktur fisik puisi

meliputi diksi (diction), pencitraan atau

pengimajian, kata konkret (the

concentrate word), majas (figurative

language), bunyi yang menghasilkan

rima dan ritma (rhyme and rytem), dan

perwajahan puisi atau topografi (hlm.

74).

METODE

Arikunto (2009) Penelitian ini

adalah penelitian deskriptif kuantitatif

dengan pendekatan Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research).

Penelitian tindakan ini dilakukan untuk

mendeskripsikan dan mengamati proses

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 176

belajar siswa dengan menggunakan

metode kooperatif tipe jigsaw. Berikut

disajikan bagan atau tahap PTK (hlm.

57).

Gambar 1. Proses dalam Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan ini difokuskan

pada proses pembelajaran dan hasil

tugas belajar siswa dalam menulis puisi

dengan strategi pengamatan terhadap

lingkungan sekitar. Proses yang

dimaksud adalah prilaku guru dan

siswa, sedangkan hasil adalah nilai yang

diperoleh siswa dalam menulis puisi.

Data penelitian diperoleh melalui

hasil observasi sebelum penelitian

dilakukan dan ditambah dengan studi

dokumentasi hasil tes pada setiap

tindakan hasil refleksi dari penggunaan

metode kooperatif tipe jigsaw sebagai

metode pembelajaran dalam menulis

puisi baru siswa kelas X-b SMA Negeri

Sawa Kabupaten Buru. Data tertulis

diperoleh dari hasil kerja siswa menulis

puisi yang terteliti, yaitu berjumlah 26

orang.

Penelitian tindakan ini dilakukan

untuk menggambarkan dan mengamati

proses dan hasil belajar siswa kelas X

SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru.

Mekanisme pelaksanaannya

menggunakan siklus. Siklus

dilaksanakan dengan melalui empat

tahap, yaitu: tahap (1) menyusun

rancangan tindakan, tahap (2)

pelaksanaan tindakan, tahap (3)

pengamatan, dan terakhir tahap (4)

refleksi. Namun, pada siklus pertama

belum berhasil maka kegiatan

dilanjutkan pada siklus kedua.

Tahap selanjutnya, analisis teks

(latihan atau penugasan). Analisis teks

dilakukan untuk mengetahui kesesuaian

antara rancangan dan pelaksanaan

tindakan, kelemahan-kelemahan dalam

proses pembelajaran, kelebihan-

Refleksi

Perencanaann

Siklus I

Siklus II

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

177 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

kelebihan yang ada, serta seberapa besar

peningkatan yang tercapai setelah

menerapkan metode pembelajaran tipe

jigsaw sebagai solusi untuk menangani

kesulitan siswa dalam menulis puisi di

SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru.

Upaya peningkatan kemampuan

menulis puisi siswa dilihat dengan

menganalisis (1) kesesuaian judul

dengan isi, (2) pilihan kata atau diksi,

(3) pilihan kata yang kongkret, (4)

penggunaan majas, (5) pemakaian, rima

dan ritma, (6) tipografi. Pada tahap

penilaian puisi siswa dilakukan dengan

menggunakan kriteria penilaian yang

akan digambarkan pada tabel berikut

berikut:

NPS = x 100

Keterangan:

NPS : Nilai Perolehan Siswa

Semua data yang dikumpulkan

dianalisis dengan teknik triangulasi

data, baik data dari hasil observasi

berupa catatan lapangan tentang proses

pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw dan hasil menulis puisi siswa.

Data tersebut kemudian

dikelompokkan berdasarkan data pada

tiap siklus. Hasil pengelompokan ini

direduksi, yaitu data yang terkumpul

diseleksi dan diidentifikasi, kemudian

mengklasifikasikan data sesuai

kebutuhan. Selanjutnya, data disajikan

dengan cara mengorganisasikan

informasi yang telah direduksi. Data

dirangkum dan disajikan secara terpadu

sesuai siklus yang direncanakan

sehingga terfokus pada pembelajaran.

Tahap terakhir, dilakukan kegiatan

triangulasi atau pengujian hasil temuan

penelitian.

Keabsahan data diuji dengan

merefleksikan kembali hal-hal yang

telah dilakukan dan dikemukakan

melalui tukar pendapat dengan ahli atau

pembimbing, teman sejawat,

membandingkan data yang ditemukan

dengan cara pembuktian melalui

peninjauan kembali hasil wawancara,

peninjauan kembali catatan lapangan,

hasil observasi, serta triangulasi dengan

teman sejawat atau guru setelah selesai

pembelajaran.

Penggunaan metode kooperatif

tipe jigsaw dalam proses pembelajaran

menulis puisi pada siswa kelas X

dikaitkan dengan ketuntasan belajar.

Siswa yang mendapatkan nilai 65% ke

atas maka penggunaan metode

kooperatif tipe jigsaw dalam proses

pembelajaran oleh guru dapat berhasil

efektif.

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 178

Tabel 1

Taraf Keberhasilan dalam Pencapaian Hasil Belajar

No Interval Nilai Tingkat Kemampuan

1.

2.

3.

4.

5

91% - 100%

76% - 90%

65% - 75%

41% - 64%

0 - 40%

sangat tinggi

tinggi

sedang

rendah

sangat rendah

(Nurgiantoro2009:399)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam uraian hasil penelitian dan

pembahasan pada menulis puisi baru

dengan menggunakan metode

kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas

X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru

terdiri dari siklus I dan siklus II yang

meliputi: perencanaan, pelaksanaan,

hasil tes siklus I, hasil tes siklus II dan

refleksi.

Penjabaran Siklus I dan Siklus II

Perencanaan Siklus I

Dalam perencanaan ini yang

dilakukan adalah persiapan proses

belajar mengajar dalam bentuk program

rencana pembelajaran dan rencana

kegiatan yang dilakukan peneliti, guru,

dan siswa. Kegiatan peneliti, yaitu (1)

menyiapkan silabus, (2) berkolaborasi

dengan guru menyusun rencana

pembelajaran, (3) membantu guru

dalam melaksanakan pembelajaran di

kelas, (4) berkolaborasi dengan guru

melakukan tes, dan (5) menganalisis

hasil tes.

Kegiatan guru, meliputi (1)

bersama peneliti menyusun rencana

pembelajaran; (2) melakukan aktivitas

pembelajaran sesuai dengan petunjuk

dalam rencana pembelajaran; (3) guru

bersama peneliti melakukan tes, (5)

menilai hasil tes, (5) memberikan

umpan balik tentang hasil tes siswa, dan

(6) memberikan penghargaan kepada

siswa atau kelompok yang

kompetensinya memenuhi standar.

Kegiatan siswa, meliputi (1)

mengikuti kegiatan pembelajaran, (2)

menyelesaikan tugas-tugas

pembelajaran menulis puisi dan (3)

menerima umpan balik dari guru.

Pengamatan dilakukan dengan

mengamati kegiatan guru dan siswa

dalam proses pembelajaran.

Perencanaan Siklus II

Dalam siklus II ini perencanaan

yang dilakukan adalah persiapan proses

belajar mengajar dalam bentuk program

rencana pembelajaran dan rencana

kegiatan yang dilakukan peneliti, guru,

dan siswa. Siklus II ini merupakan

tindak lanjut dari siklus I. Kegiatan

peneliti, yaitu (1) menyiapkan silabus,

(2) berkolaborasi dengan guru

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

179 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

menyusun rencana pembelajaran, (3)

membantu guru dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas, (4) berkolaborasi

dengan guru melakukan tes siklus II,

dan (5) menganalisis hasil tes siklus II.

Kegiatan guru, meliputi (1)

bersama peneliti menelaah hasil siklus I

lalu menyusun rencana pembelajaran;

(2) melakukan aktivitas pembelajaran

sesuai dengan petunjuk dalam rencana

pembelajaran; (3) guru bersama peneliti

melakukan tes siklus II, (4) menilai

hasil tes siklus II, (5) memberikan

umpan balik tentang hasil tes siswa, dan

(6) memberikan penghargaan kepada

siswa atau kelompok yang

kompetensinya memenuhi standar.

Kegiatan siswa meliputi (1)

mengikuti kegiatan pembelajaran, (2)

menyelesaikan tugas-tugas

pembelajaran (menulis karangan puisi),

dan (3) menerima umpan balik dari

guru. Pengamatan dilakukan dengan

mengamati kegiatan guru dan siswa

dalam proses pembelajaran.

Identifikasi yang dilakukan secara

kolaboratif antara peneliti dan guru

meliputi hal berikut ini.

1) Sebagian siswa terlihat kaku menulis

puisi bebas pada waktu proses

belajar berlangsung.

2) Proses tanya jawab lebih didominasi

siswa-siswa tertentu.

3) Alokasi waktu yang berlangsung

tidak dimanfaatkan dengan

maksimal.

4) Guru kurang memberikan dan

menunjukkan wujud penghargaan

(pujian dan hadiah) kepada siswa

sebagi bentuk motivasi belajar.

Pelaksanaan Siklus I dan II

Pertemuan pertama Siklus I

Pada pertemuan pertama ini, guru

menanyakan siapa yang pernah menulis

puisi. Terlihat sedikit sekali siswa

mengangkat tangan meminta

kesempatan untuk menjawab. Kelihatan

di wajah mereka tampak ragu. Namun

demikian, terdapat 2 orang di antara

mereka memberikan jawaban pernah

menulis di SMP. Guru memberi pujian

“bagus” sebagai penguatan.

Selanjutnya, guru memotivasi siswa

agar bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

dilanjutkan dengan menyampaikan

tujuan pembelajaran (membacakan

standar kompetensi dan kompetensi

dasar) yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti, guru

menjelaskan kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan dalam proses

pembelajaran. Setelah itu, guru

meminta kepada siswa agar

berkelompok dengan ketentuan setiap

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 180

kelompok terdiri dari empat atau lima

orang siswa.

Setelah itu guru menjelaskan

pengertian puisi, unsur-unsur yang

terdapat dalam menulis puisi dan tujuan

untuk mencapai kompetensi dasar

dalam menulis puisi dengan

memperhatikan unsur fisik dan unsur

batin. Selain itu dalam proses belajar

terjadi timbal balik antara guru dan

siswa.

Pada kegiatan akhir

pembelajaran, siswa diminta

menyampaikan simpulan dari materi

pembelajaran. Guru memberikan

penghargaan terhadap siswa yang

menyampaikan simpulan tersebut

dengan mengacungkan jempol dan

terima kasih. Setelah itu, mereka

merefleksi materi pembelajaran.

Beberapa orang siswa diminta

mengemukakan pendapatnya tentang

materi pembelajaran yang diterima.

Berikut contoh puisi yang dibuat siswa

dengan judul puisi “Senja yang Indah”

dengan kode objek 020, dan merupakan

puisi terbaik pada pertemuan pertama.

“Senja yang Indah”

Selaput megah berwarna jingga

Beradu debur ombak mengejar

Di antara kicauan burung camar

Yang menyambar tanpa getar

Gemercik air penepis pantai

Kepedihan dan bencana

Telah usai wajah nan biru

Dalam hembusan sang bayu

Menggetarkan tembang-tembang syahdu

Pertemuan kedua Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada

pertemuan kedua ini berorientasi pada

tahap pembelajaran perbaikan dan

penyuntingan dalam menulis puisi. Pada

tahap ini, pembelajaran diawali dengan

ucapan salam, lalu guru memberikan

apersepsi dengan menanyakan

hambatan atau kendala-kendala yang

dialami pada saat menulis puisi.

Pada kegiatan inti pembelajaran,

yakni: membimbing siswa memperbaiki

dan menyunting puisi yang dibuat

siswa. Kegiatan yang dilakukan adalah

meminta kepada siswa mencermati

contoh puisi yang telah mengalami

perbaikan, memperbaiki diksi atau

pilihan kata dalam menulis puisi.

Pada pertemuan kedua dapat

dilihat puisi terbaik berdasarkan hasil

kerja kelompok yaitu puisi “kamboja

Merah” karya siswa dengan kode objek

08.

“Mawar Merah”

Bentukmu indah sekali

Begitu indah bentukmu

Bungamu yang cantik mengoda hatiku

Banyak kumbang berlomba mendapatkanmu

Jiwa ini seakan melayang menghirup aromamu

Aromamu membawa keharuman pagiku

Merahmu menunjukkan keberanianmu

Elokmu menunjukkan kesempurnaanmu

Rangkaian putikmu tersusun indah

Alangkah indah saat kupetik dirimu.

Pada puisi tersebut, tampak bahwa

dalam pemilihan judul, ‘Mawar Merah”

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

181 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

artinya kata-kata tersebut sudah

mewakili apa yang terjadi dengan

mawar merah. Dari keterkaitan makna

antar larik sudah cukup, diksi yang

mewakili ungkapan perasaan senang,

dan penggunaan kata-kata konkret

sudah baik, kesesuaian tema dan amanat

sudah cukup, akan tetapi masih perlu

dilatih untuk memantapkan dan

menyempurnakan isi puisi, baik dari

struktur fisik maupun struktur batin.

Penggunaan diksi kumbang,

menggoda, aroma, melayang dapat

menambah kekuatan imaji kata per kata

bungamu yang cantik menggoda

hatiku/orang-orang berlomba

mendapatkanmu, dan dikonkretkan

dengan kata jiwa ini seakan melayang

menghirup aromamu. Sedangkan

struktur batin dari aspek tema, amanat,

nada dan suasana, dan perasaan sudah

cukup mewakili walaupun masih perlu

pembenahan mengenai diksi yang

paling tepat dalam puisi tersebut. Dari

diksi yang digunakan mampu

menggunakan tema/amanat, dan nada

indah yang melahirkan kesenangan

yang membuat perasaan semakin

senang melihat bunga yang begitu

indah.

Pertemuan Pertama Siklus II

Gambaran proses pelaksanaan

setiap pertemuan pada siklus II

diuraikan seperti berikut ini. Kegiatan

pembelajaran yang diawali dengan

ucaapan salam oleh guru kepada

siswa. Setelah mengecek kehadiran

siswa, guru menanyakan keadaan siswa

yang hadir pada saat itu yang dijawab

oleh siswa dengan bersamaan sehingga

agak ramai. Selanjutnya, guru

memusatkan perhatian siswa dengan

memperlihatkan contoh puisi. Setelah

beberapa orang menjawab, kegiatan

dilanjutkan dengan menyampaikan

tujuan pembelajaran, menjelaskan

kegiatan yang akan dilakukan pada

proses pembelajaran.

Setelah mengorganisasikan siswa

ke dalam beberapa kelompok, kegiatan

berikutnya, siswa mulai mencari teman

kelompoknya untuk mulai menulis

puisi. Siswa dengan kelompoknya

masing-masing mulai menukar pikiran

tentang judul puisi per-orang dalam

kelompok, kemudian siswa mulai

menulis puisi. Setelah selesai menulis

puisi siswa diminta membacakan puisi

didepan kelas.

Pada kegiatan akhir proses

pembelajaran, siswa diminta

menyampaikan simpulan dari materi

pembelajaran. Ada tiga orang siswa

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 182

yang saling melengkapi dalam

menyampaikan simpulan materi

pembelajaran. Siswa diminta untuk

membacakan puisi yang telah

dibuat. Guru memberikan penghargaan

terhadap siswa yang menyampaikan

simpulan tersebut dan mengancungkan

jempol. Setelah itu, mereka merefleksi

materi pembelajaran, dilanjutkan

dengan berdoa bersama dan ucapan

salam sebagai penutup pembelajaran.

Berikut contoh puisi yang dibuat oleh

siswa.

“Basah melempaui batas”

Basah Melampaui Batas

Di awali dengan angin

Angin yang awalnya lemah

Lemah menipuh daya

Menipuh dari angin yang lemah

Lemah menjadi kuat

Di susul air

Jatuh dari atas dari atas langit

Yang awalnya gerimis menjadi deras

Deras

Sangat deras

Tanah mulai terendam

Barang, harta, keluarga

Tak tahu mana ujung dan arahnya

Terhanyut oleh mu

Olehmu yang berani merendam

Banyak rumah di kawasan

Kawasan yang terpenal

Penyakit mulai menyiksa

Demam

Diare

Membuat manusia menderita karenamu

Kehidupan bagikan air yang mengalir

Pertemuan kedua Siklus II

Pada kegiatan awal, guru

menyapa siswa dengan memberikan

ucapan salam. Sebelum guru

mengelompokkan siswa sesuai dengan

objek yang diamati pada pertemuan

sebelumnya, terlebih dahulu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

Setelah itu, guru dan siswa mengadakan

curah pendapat tentang objek yang akan

diteliti. Selanjutnya, guru menjelaskan

kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan pada proses pembelajaran

yang akan berlangsung.

Kegiatan berikutnya, guru

menjelaskan cara memperbaiki puisi. Di

samping menjelaskan cara memperbaiki

puisi, guru juga memperlihatkan contoh

puisi. yang telah mengalami perbaikan.

Selanjutnya, guru membagikan kembali

puisi tulisan siswa. Alokasi waktu yang

digunakan pada kegiatan awal 15 menit.

Pada kegiatan inti pembelajaran, siswa

mencermati contoh puisi yang telah

mengalami perbaikan.

Berikut contoh puisi yang dibuat

oleh siswa dengan judul “ Bunga

Mawar” dengan kode objek 002, yang

telah direvisi.

“Harapan”

Ku lihat awan yang penuh bintang

Dan berawan putih menyenangkan

Dan kutentukan cinta sejati untukku

Sebening embun pagi

Seterang sinar bulan

Aku menunggumu setiap langkahku

Bila bersamamu setengah kilau bintang

mahkota

Jika bisa memilikimu

Untuk selamanya

Ku berjanji untukmu

Tak akan menyakitimu

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

183 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

Pada hasil tes aspek kesesuaian

judul dengan isi difokuskan pada

ketepatan siswa menentukan kesesuaian

judul dengan isi pada puisi yang akan

ditulis siswa. Hasil penilaian tes pada

aspek kesesuaian judul dengan isi dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Hasil Tes Aspek Kesesuaian judul dengan Isi Siklus I

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah

Skor

Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

4

3

15

4

245

200

992

245

15,38%

11,54%

57,70%

15,38%

= 64,69

Jumlah 26 1682 100%

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai

rata-rata kelas dalam kemampuan

kesesuaian memilih judul adalah 64,69

atau kategori cukup. Dari keseluruhan

siswa yang mendapat nilai 85-100 ada 4

siswa atau 15,38, Kategori baik dengan

rentang nilai 75-84 ada 3 siswa atau

11,54 %, kategori cukup dengan rentang

nilai 60-74 siswa ada 15 siswa atau

57,70 %, dan kategori kurang dengan

rentang nilai 0-59 tidak satu pun yang

mendapatkan nilai.

Tabel 2

Hasil Tes Aspek Kesesuaian judul dengan Isi Siklus II

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah Skor Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

11

9

6

0

650

848

530

0

43,30%

34,62%

23.08%

0%

=78

Jumlah 26 2028 100%

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas dalam aspek

kesesuaian judul dengan isi adalah 78

atau kategori baik. Dari keseluruhan

siswa yang mendapat skor 85-100 atau

sangat baik ada 11 siswa atau 43,30%.

Kategori baik dengan rentang nilai 75-

84 ada 9 siswa atau 34,62 %, kategori

cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa

ada 6 siswa atau 23,08 %, dan kategori

kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak

ada.

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 184

Hasil Tes Aspek Pilihan Kata atau

Diksi

Pada hasil tes aspek pilihan kata

atau diksi difokuskan pada ketepatan

siswa menentukan kata-kata atau diksi

yang paling tepat pada puisi yang akan

ditulis siswa. Hasil penilaian tes pada

aspek pilihan kata atau diksi dapat

dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3

Hasil Aspek Pilihan Kata atau Diksi Siklus I

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah

Skor

Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

4

3

15

4

245

200

1244

0

15,38%

11,54%

73,08%

0%

= 67,5

Jumlah 26 1755 100%

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas pada aspek pilihan

kata atau diksi adalah 67,5 atau kategori

cukup. Dari keseluruhan siswa yang

mendapat nilai 85-100 atau kategori

sangat baik terdapat 4 siswa atau 15,38,

Kategori baik dengan rentang nilai 75-

84 ada 3 siswa atau 11,54 %, kategori

cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa

ada 19 siswa atau 73,08 %, dan kategori

kurang dengan rentang nilai 0-59 ada

siswa yang mendapatkan nilai.

Tabel 4

Hasil Aspek Pilihan Kata atau Diksi Siklus II

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah

Skor

Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

13

7

6

0

650

848

530

0

42,30%

34,62%

23,08%

0%

=81,61

Jumlah 26 2122 100%

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan

kata atau diksi adalah 81,61 atau

kategori baik. Dari keseluruhan siswa

yang mendapat skor 85-100 atau sangat

baik ada 13 siswa atau 42,30%.

Kategori baik dengan rentang nilai 75-

84 ada 8 siswa atau 34,62 %, kategori

cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa

ada 6 siswa atau 23,08 %, dan kategori

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

185 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak

ada.

Hasil Tes Aspek Penilaian Kata

Kongkret

Pada hasil tes aspek penilaian kata

kongkret difokuskan pada ketepatan

siswa memilih kata-kata kongkret pada

puisi yang akan ditulis siswa. Hasil

penilaian tes pada aspek penilaian kata

kongkret dapat dilihat pada tabel 5 di

bawah ini.

Tabel 5

Hasil Tes Aspek penilaian kata kongkret Siklus I

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah

Skor

Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

4

12

10

0

245

900

650

0

15,38%

46,15%

38,46%

0%

= 67,26

Jumlah 26 1682 100%

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas pada aspek

penilaian kata kongkret adalah 67,26

atau kategori cukup. Dari keseluruhan

siswa yang mendapat nilai 85-100 atau

kategori sangat baik ada 4 siswa atau

15,38 , Kategori baik dengan rentang

nilai 75-84 ada 12 siswa atau 46,15 %,

kategori cukup dengan rentang nilai 60-

74 siswa ada 10 siswa atau 38,46 %,

dan kategori kurang dengan rentang

nilai 0-59 ada 5 siswa atau 19,23 %.

Tabel 6

Hasil Tes Aspek penilaian kata kongkret Siklus II

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah

Skor

Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

10

12

4

0

1020

990

220

0

38,46%

46,15%

15,38%

0%

=87,77

Jumlah 26 2230 100%

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas dalam aspek

penilaian kata kongkret adalah 87,77

atau sangat baik. Dari keseluruhan

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 186

siswa yang mendapat skor 85-100 atau

sangat baik ada 10 siswa atau 38,46%.

Kategori baik dengan rentang nilai 75-

84 ada 12 siswa atau 46,15 %, kategori

cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa

ada 4 siswa atau 15,38%, dan kategori

kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak

ada.

Hasil Tes Penggunaan Majas

Pada hasil tes penggunaan majas

difokuskan pada ketepatan siswa

memilih majas yang tepat pada puisi

yang ditulis siswa. Dapat dilihat pada

tabel 7.

Tabel 7

Hasil Tes Penggunaan Majas Siklus I

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah

Skor

Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

0

6

11

9

0

428

697

630

0%

23,07%

42,31%

34,62%

= 67,5

Jumlah 26 1755 100%

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas pada aspek

penggunaan majas adalah 67,5 atau

kategori cukup. Dari keseluruhan siswa

yang mendapat nilai 85-100 atau

kategori sangat baik belum ada,

Kategori baik dengan rentang nilai 75-

84 ada 6 siswa atau 23,07 %, kategori

cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa

ada 11 siswa atau 42,31 %, dan kategori

kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 9

siswa atau 34,62 %.

Tabel 8

Hasil Tes Penggunaan Majas Siklus II

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah Skor Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

13

10

3

0

1051

1020

180

0

50%

38,46%

11,53%

0%

=86,5

Jumlah 26 2251 100%

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas dalam aspek

penggunaan majas adalah 86,5 atau

sangat baik. Dari keseluruhan siswa

yang mendapat skor 85-100 atau sangat

baik ada 13 siswa atau 510%. Kategori

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

187 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

baik dengan rentang nilai 75-84 ada 10

siswa atau 38,46%, kategori cukup

dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 3

siswa atau 11,53 %, dan kategori

kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak

ada.

Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma

Pada hasil tes aspek penilaian

rima dan ritma difokuskan pada

ketepatan siswa menentukan rima dan

ritma pada puisi yang akan ditulis

siswa. Hasil penilaian tes pada aspek

rima dan ritma dapat dilihat pada tabel 9

di bawah ini.

Tabel 9

Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma Siklus I

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah Skor Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

0

7

13

6

0

525

912

380

0%

26,92%

50%

23,08%

= 69,88

Jumlah 26 1817 100%

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas pada aspek

penilaian rima dan ritma adalah 69,88

atau kategori cukup. Dari keseluruhan

siswa yang mendapat nilai 85-100 atau

kategori sangat baik belum ada,

Kategori baik dengan rentang nilai 75-

84 ada 7 siswa atau 26,92 %, kategori

cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa

ada 13 siswa atau 50 %, dan kategori

kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 6

siswa atau 23,08 %.

Tabel 10

Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma Siklus II

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah Skor Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

15

9

2

0

1117

995

120

0

57,69%

34,62%

7,69%

0%

=87

Jumlah 26 2262 100%

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 188

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas dalam aspek rima

dan ritma adalah 87 atau sangat baik.

Dari keseluruhan siswa yang mendapat

skor 85-100 atau sangat baik ada 15

siswa atau 57,69%. Kategori baik

dengan rentang nilai 75-84 ada 9 siswa

atau 34,64 %, kategori cukup dengan

rentang nilai 60-74 siswa ada 2 siswa

atau 7,69 %, dan kategori kurang

dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

Hasil Tes Aspek Tipografi

Pada hasil tes aspek tipografi

difokuskan pada ketepatan siswa

menentukan aspek tipografi yang baik

yang akan ditulis siswa. Hasil penilaian

tes pada aspek tipografi dapat dilihat

pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11

Hasil Tes Aspek Tipografi Siklus I

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah

Skor

Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

0

4

16

0

0

220

1212

0

0%

15,38%

61,54%

0%

= 69,69

Jumlah 26 1812 100%

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas pada aspek

penilaian tipografi adalah 69,69 atau

kategori cukup. Dari keseluruhan siswa

yang mendapat nilai 85-100 atau

kategori sangat baik belum ada,

Kategori baik dengan rentang nilai 75-

84 ada 4 siswa atau 15,38 %, kategori

cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa

ada 16 siswa atau 61,54 %, dan kategori

kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 6

siswa atau 23,08 %.

Tabel 12

Hasil Tes Aspek Tipografi Siklus II

No Kategori Rentang

Nilai

F Jumlah

Skor

Persen Rata-Rata

1.

2.

3.

4.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

16

9

1

0

1223

995

50

0

57,69%

34,62%

7,69%

0%

=87

Jumlah 26 2268 100%

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw …

189 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata kelas dalam aspek

tipografi adalah 87 atau kategori sangat

baik. Dari keseluruhan siswa yang

mendapat skor 85-100 atau sangat baik

ada 16 siswa atau 57,69%. Kategori

baik dengan rentang nilai 75-84 ada 9

siswa atau 34,62 %, kategori cukup

dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 1

siswa atau 7,69 %, dan kategori kurang

dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

Distribusi Frekuensi Skor Mentah

Hasil Tes Menulis puisi

a) Distribusi Frekuensi Skor Mentah

Hasil Tes Menulis puisi dengan

Menggunakan Metode Kooperatif

Tipe Jigsaw Siswa Kelas X-b SMA

Sawa Siklus I.

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Skor Mentah Hasil Tes Menulis Puisi Siklus I

Rentang Nilai Ktegori Frekuensi Presentase

85-100

75-84

60-74

0-59

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

0

4

22

0

0

15,38%

84,62%

0

Jumlah 26 100

Tabel di atas menggambarkan

bahwa kategori, frekuensi, presentase

hasil tes menulis puisi dengan

menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw pada kategori cukup diperoleh

22 orang (84,62), kategori baik

diperoleh 4 orang siswa (15,38%).

1) Distribusi Frekuensi Skor Mentah

Hasil Tes Menulis puisi dengan

Menggunakan Metode Kooperatif

Tipe Jigsaw Siswa Kelas X-b SMA

Sawa Siklus II.

Tabel 14

Distribusi Frekuensi Skor Mentah Hasil Tes Menulis Puisi Siklus II

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase

85-100

75-84

60-74

0-59

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

2

4

20

0

7,70

15,38

76,92

0

Jumlah 26 100

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 190

Tabel di atas menggambarkan

bahwa kategori, frekuensi, presentase

hasil tes menulis puisi dengan

menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw pada kategori cukup diperoleh 20

orang siswa (76,92), kategori baik

diperoleh 4 orang siswa (15,38%), dan

kategori sangat baik diperoleh dua orang

siswa (7,70).

Refleksi Tindakan Siklus I dan Siklus

II

Refleksi Siklus I

Dari hasil refleksi berupa proses

yang dilakukan bersama siswa bersama

guru bertujuan membahas keseluruhan

proses pembelajaran dalam menulis puisi

pada siklus I. Secara umum proses

pembelajaran keterampilan menulis puisi

bebas. Namun, masih ada beberapa

kekurangan yang perlu diperbaiki agar

proses pembelajaran berlangsung lebih

baik. Refleksi hasil tindakan yang

berupa proses tersebut disajikan sebagai

berikut.

Proses pembelajaran yang

dilakukan siswa kelas X-b SMA Negeri

Sawa dalam menulis puisi pada siklus I

masih mengalami kendala-kendala.

Kendala-kendala yang dimaksudkan

adalah sebagai berikut.

a) Rata-rata siswa terlihat kaku pada

waktu proses belajar berlangsung,

khususnya menulis puisi.

b) Proses tanya jawab lebih didominasi

siswa-siswa tertentu, sedangkan siswa

yang lainya cenderung diam dan tidak

memberikan komentar apa-apa,

c) Guru tidak merata dalam memberikan

bimbingan, baik individu maupun

kelompok. Guru harus memberikan

dan menunjukkan wujud penghargaan

(pujian atau hadiah) kepada siswa

sebagai bentuk motivasi belajar. Oleh

karena itu, pada siklus selanjutnya

bimbingan harus diberikan secara

merata.

Berkaitan dengan keterampilan

menulis puisi, guru perlu memberikan

penjelasan lebih baik agar siswa dapat

memahami dan mampu mengerjakannya

dengan baik. Sementara itu, masih ada

beberapa siswa yang bingung memahami

dalam menulis puisi yang disebabkan

pemahaman teori tentang puisi sangat

kurang.

Refleksi hasil evaluasi I

Evaluasi pembelajaran

keterampilan menulis puisi siswa kelas

X SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru

siklus I diketahui bahwa kemampuan

siswa dikategorikan belum memadai.

Hal ini mengindikasikan bahwa dalam

menulis puisi sebagai upaya

Iin Sulastri Ode Amia, A. Yusdianti Tenriawalib, Susiatic

191 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

meningkatkan keterampilan menulis

puisi siswa kelas X-b SMA Negeri Sawa

Kabupaten Buru belum berhasil dan

menunjukkan bahwa pembelajaran

menulis puisi harus dilanjutkan ke siklus

II.

Refleksi Siklus II

Pada pertemuan pertama

pembelajaran keterampilan menulis puisi

terlihat santai dan tidak kaku dalam

pembelajaran. Hal ini terjadi atas

bimbingan dari guru sehingga siswa

akhirnya mampu menulis puisi. Data

empiris ini menghasilkan refleksi bahwa

siswa harus dituntun dan dimotivasi

dalam belajar.

Guru memberikan penjelasan

dengan lebih baik agar siswa dapat

memahami dan mampu mengerjakan

semua tugas dengan hasil baik.

Selanjutnya, perlu dilakukan

pembenahan-pembenahan dalam

pelaksanaan pembelajaran agar proses

pembelajaran dapat berlangsung lebih

baik. Guru juga harus kreatif dan mampu

memotivasi siswa yang cenderung diam

dan pasif di kelas. Selain itu, guru harus

memanfaatkan waktu dengan baik,

memberikan penghargaan yang bernilai

kepada siswa, meningkatkan motivasi

belajar, dan memberikan tuntunan dan

bimbingan secara merata.

Refleksi hasil evaluasi II

Hasil evaluasi pembelajaran

keterampilan menulis puisi bebas dengan

metode kooperatif tipe jigsaw siswa

kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten

Buru siklus II diketahui bahwa

kemampuan siswa dari siklus I ke siklus

II sangat meningkat.

Keberhasilan tersebut dipengaruhi

oleh guru yang mengidentifikasi secara

mendetail kesalahan pekerjaan siswa dan

memberitahukan kebenarannya.Hal ini

tentunya menunjang perbaikan nilai

yang diperoleh siswa.

Refleksi hasil evaluasi

Hasil evaluasi pembelajaran

keterampilan menulis puisi bebas dengan

metode kooperatif tipe jigsaw siswa

kelas X-b SMA Negeri Sawa Kabupaten

Buru siklus II diketahui bahwa

kemampuan siswa dari siklus I ke siklus

II sangat meningkat.

Keberhasilan tersebut dipengaruhi

oleh guru yang mengidentifikasi secara

mendetail kesalahan pekerjaan siswa dan

memberitahukan kebenarannya. Hal ini

tentunya menunjang perbaikan nilai

yang diperoleh siswa.

Dari hasil evaluasi pembelajaran

menulis puis bebas siswa kelas X-b

SMA Negeri Sawa Kabupaten Buru

menunjukkan peningkatan, baik proses

belajar maupun hasil belajar. Selain bagi

Iin Sulastri Ode Ami, A. Yusdianti Tenriawali, Susiati

© 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193 | 192

siswa, guru juga mengalami kemajuan

dalam melaksanakan pembelajaran.

PENUTUP

Hasil penelitian nontes melalui

pengamatan hasil proses aktivitas guru

dan siswa, juga menunjukkan perubahan

yang positif, siswa lebih tertarik dan

antusias dalam pembelajaran menulis

puisi dengan menggunakan metode

kooperatif tipe jigsaw sehingga mudah

dalam menulis puisi. Hal itu terbukti

adanya permintaan beberapa siswa agar

mengulangi metode pembelajaran yang

sudah dilaksanakan yaitu dengan

menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw. Dengan melihat tingginya angka

peningkatan dan respon siswa tersebut,

berarti metode kooperatif tipe jigsaw

cocok diterapkan SMA/MA atau

sederajatnya.

Hasil peningkatan pada hasil tes

siklus I dan siklus II siswa kelas SMA

Negeri Sawa dalam menulis puisi bebas

mengalami peningkatan. Peningkatan

tersebut sungguh memuaskan. Hal ini

terbukti pada hasil tes siklus I dan siklus

II. Dari 26 siswa yang diberi tes

sebanyak 11 siswa (42,30%) tuntas

memperoleh nilai 65 ke atas dan 15

siswa (57,69%) tidak tuntas memperoleh

nilai 65 ke bawah. Pada siklus II

meningkat menjadi 88,46% atau

sebanyak 23 siswa tuntas memperoleh

nilai 65 ke atas dan 3 siswa (11,54%)

tidak tuntas yang memperoleh nilai 65

ke bawah.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2009a). Pengantar

Apresiasi Puisi Karya Sastra. Sinar

Baru Algensindo, 26–45.

Aminuddin. (2009b). Pengantar

Apresiasi Puisi Karya Sastra. Sinar

Baru Algensindo.

Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan

Kelas. Bumi Aksara, 55–69.

Basri. H. (2016). Upaya Peningkatan

Hasil Belajar IPS Melalui

Pendekatan Belajar Kooperatif Tipe

Talking Sticks Pada Siswa Kelas IV

MI EL-Ziyan. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, 23–38.

Departemen Pendidikan Nasional.

(2005). Kamus Besar Bahasa

Indnesia. Balai Pustaka.

Meilani, Budianta, ddk. (2008).

Membaca Sastra (Pengantar

memahami Sastra untuk Perguruan

Tinggi). Indonesia Tera.

Nurgiantoro. Burhan. (2009). Penilaian

dalam Pengajaran Bahasa dan

Sastra. BPEE, 45–58.

Sulastriningsih, M. (2007). Pengajaran

Prosa Fiksi dan Drama. Badan

Penerbit UNM, 32–43.

Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. .

(2019). Hot Potatoes Multimedia

Application in Evaluation of

Indonesian Learning in SMP

Students in SMP Students in Buru

District. ELS Journal on

Interdiscriplinary Studies in

Humanities, 2(4), 556–570.

Susiati, S. (2020). Eksistensi Manusia

dalam Film “Aisyah Biarkan Kami

Bersaudara” Karya Herwin

Novianto. Gramatika, VII(1), 50–

63.

Sutjarso. (2006). Pengajaran Puisi

Iin Sulastri Ode Amia, A. Yusdianti Tenriawalib, Susiatic

193 | © 2020, Kelasa, 15 (2), 170 – 193

Indonesia. Fakultas Bahasa Dan

Seni Universitas Negeri Makassar,

30–45.

Waluyo., H. (2007). Teori dan Apresiasi

Puisi. Erlangga.

Waluyo. H. (2008). Teori dan Apresiasi

Puisi. Erlangga, 72–88.

Wardhian, dkk. (2008). Telaah

Kurikulum Bahasa Indonesia.

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Makassar.