jenis jenis gangguan tidur

25
1. Insomnia Insomnia, ketidakmampuan untuk tidur atau tetap tertidur dapat menyebabkan mudah marah dan kurang konsentrasi pada siang hari. Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat benar- benar berbahaya. Kurang tidur telah dikaitkan dengan obesitas, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung. Menurut Highway Traffic Safety Administration Nasional, mengemudi mengantuk menyebabkan kecelakaan mobil lebih dari 100.000 dan 1.550 kematian setiap tahun. Insomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ketika penderita kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur. Atau dengan kata lain gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun. Insomnia sendiri bisa disebabkan oleh stres, medikasi, gelisah, cemas dan juga perubahan pola tidur. Ada Tiga macam insomnia : a.Transient Insomnia : Gangguan tidur atau Sleep Disorder hanya beberapa malam. b. Insomnia Jangka Pendek : Gangguan tidur atau Sleep Disorder dua atau empat minggu mengalami kesulitan tidur. c. Insomnia Kronis : Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang dialami hampir setiap malam selama sebulan lebih. Insomnia dianggap kronis jika penderita kesulitan tidur setidaknya 3 hari per minggu dengan jangka waktu sebulan. Insomnia kronis dapat bersifat primer atau sekunder. Insomnia kronis primer, yang juga disebut insomnia idiopatik, tidak memiliki penyebab yang jelas atau kondisi medis yang mendasarinya. Insomnia sekunder, juga disebut insomnia komorbiditas, lebih sering terjadi. Ini adalah insomnia kronis yang terjadi dengan kondisi lain. Penyebab umum insomnia kronis meliputi kondisi medis kronis, seperti diabetes, penyakit parkinson, hipertiroidisme. Kondisi kesehatan mental, seperti depresi dan kegelisahan. Obat-obatan, termasuk obat kemoterapi dan antidepresan. Penyebab lainnya juga termasuk kafein dan stimulan lainnya, seperti alkohol, nikotin, dan obat-obatan lainnya. Faktor gaya hidup, termasuk sering bepergian, jet lag, pekerjaan shift berputar, dan tidur siang juga dapat jadi sebabnya. d.Insomnia Nonorganik : Insomnia di mana kualitas atau kuantitas tidur tidak memuaskan, dan berlangsung dalam periode waktu yang signifikan. Kuantitas sebaiknya tidak

Upload: wahyudifirman91

Post on 04-Nov-2020

0 views

Category:

Science


0 download

DESCRIPTION

Insomnia, Narkolepsi, Hipersomnia (Sleeping Beauty Syndrome), Dissomnia, Parasomnia: confusional arousal, somnabulisme (sleepwalking), night terror(teror malam) , Nightmares (mimpi buruk), Sleep Paralisis (Kelumpuhan tidur), sexsomnia, Sindrom Kepala Meledak, Halusinasi mengantuk, Enuresis (mengompol), Restless Leg Syndrome (RLS),REM Behavior Disorder (REMBD), Sleep Violence, Sindrom Kleine-Levin, Sudden Unexplained Death Syndrome (sindrom kematian), Circadian Rhythm Sleep Disorders (Gangguan ritme sirkadian), Jet lag, Sleep Driving, Delayed Sleep Phase Type (Tipe fase tidur terlambat), Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur), Pergeseran kerja, Advanced Sleep Phase Type,Periodic Limb Movement Disorder (Gangguan gerakan tungkai berkala), Henti napas tidur (sleep apnea), Behavioral Insomnia of Childhood (BIC), Nokturia, Chronic Fatigue Syndrome (Sindrom Kelelahan Kronis), Breathing Related Sleep Disorder(kesulitan bernafas saat tidur), Bruksisme,Mendengkur (snoring),Sleep Talking (berbicara saat tidur), Non 24 Hour Sleep Wake Type

TRANSCRIPT

Page 1: Jenis Jenis Gangguan Tidur

1. InsomniaInsomnia, ketidakmampuan untuk tidur atau tetap tertidur dapat menyebabkan mudah marah dan kurang konsentrasi pada siang hari. Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat benar-benar berbahaya. Kurang tidur telah dikaitkan dengan obesitas, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung. Menurut Highway Traffic Safety Administration Nasional, mengemudi mengantuk menyebabkan kecelakaan mobil lebih dari 100.000 dan 1.550 kematian setiap tahun. Insomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ketika penderita kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur. Atau dengan kata lain gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun. Insomnia sendiri bisa disebabkan oleh stres, medikasi, gelisah, cemas dan juga perubahan pola tidur. Ada Tiga macam insomnia :a. Transient Insomnia : Gangguan tidur atau Sleep Disorder hanya beberapa malam.b. Insomnia Jangka Pendek : Gangguan tidur atau Sleep Disorder dua atau empat minggu mengalami kesulitan tidur.c. Insomnia Kronis : Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang dialami hampir setiap malam selama sebulan lebih. Insomnia dianggap kronis jika penderita kesulitan tidur setidaknya 3 hari per minggu dengan jangka waktu sebulan. Insomnia kronis dapat bersifat primer atau sekunder. Insomnia kronis primer, yang juga disebut insomnia idiopatik, tidak memiliki penyebab yang jelas atau kondisi medis yang mendasarinya. Insomnia sekunder, juga disebut insomnia komorbiditas, lebih sering terjadi. Ini adalah insomnia kronis yang terjadi dengan kondisi lain. Penyebab umum insomnia kronis meliputi kondisi medis kronis, seperti diabetes, penyakit parkinson, hipertiroidisme. Kondisi kesehatan mental, seperti depresi dan kegelisahan. Obat-obatan, termasuk obat kemoterapi dan antidepresan. Penyebab lainnya juga termasuk kafein dan stimulan lainnya, seperti alkohol, nikotin, dan obat-obatan lainnya. Faktor gaya hidup, termasuk sering bepergian, jet lag, pekerjaan shift berputar, dan tidur siang juga dapat jadi sebabnya.d. Insomnia Nonorganik : Insomnia di mana kualitas atau kuantitas tidur tidak memuaskan, dan berlangsung dalam periode waktu yang signifikan. Kuantitas sebaiknya tidak ditetapkan berdasarkan jumlah waktu tidur yang sebenarnya, karena terdapat individu-individu yang mempunyai waktu tidur yang singkat (short sleeper) dan tidak merasa mengalami gangguan tidur. Sebaliknya ada pula individu-individu yang mengalami gangguan kualitas tidur yang berat meskipun mempunyai kuantitas tidur yang mencukupi. Gangguan tidur yang paling banyak dialami pada insomnia adalah kesulitan untuk jatuh tertidur, diikuti oleh kesulitan untuk mempertahankan tidur, dan terbangun lebih awal.e. Paradoxical Insomnia : Seperti kita tahu insomnia itu tidak bagus untuk kesehatan. Selain kurang waktu tidur, bisa menyebabkan masalah, mulai dari sakit kepala sampai fokus yang buruk. Bahaya banget dong, kalau kamu kurang tidur, lalu menyetir mobil, akhirnya mengantuk dan bisa mengalami hal tidak diinginkan. Dan kasus insomnia yang berakibat fatal ini dapat dikatakan lebih parah daripada mereka yang mabuk. Nah, untuk penderita paradoxical insomnia, mereka merasa tidur dalam jumlah yang berbeda dari waktu yang sebenarnya mereka lakukan. Misalnya, kamu mengira cukup tidur, padahal otakmu tidak sampai ke fase REM dan non-REM. Sayangnya, diagnosanya cukup sulit dan alasannya kadang tidak secara pasti mampu dijelaskan.f. Insomnia Akut adalah insomnia jangka pendek yang dapat berlangsung hanya

beberapa hari hingga beberapa minggu. Jenis insomnia ini adalah yang paling umum. Insomnia akut biasanya terjadi ketika penderita mengalami peristiwa yang membuat stres, seperti kematian orang yang dicintai atau memulai pekerjaan baru. Insomnia akut juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang mengganggu tidur, seperti

Page 2: Jenis Jenis Gangguan Tidur

kebisingan atau cahaya, tidur di lingkungan yang tidak dikenal, ketidaknyamanan fisik, seperti rasa sakit atau tidak dapat mengambil posisi yang nyaman. Insomnia jenis ini juga lumrah disebabkan oleh obat-obatan atau penyakit tertentu.

g. Insomnia Onset Insomnia onset adalah kesulitan memulai tidur. Insomnia jenis ini bisa menjadi insomnia jangka pendek atau menjadi kronis. Masalah psikologis atau kejiwaan adalah penyebab paling umum insomnia ini, termasuk stres, gangguan kecemasan, atau depresi. Kafein dan stimulan lainnya juga dapat memperburuk jenis insomnia ini. Menurut penelitian Park Hwan Seok dan kawan kawan soal insomnia onset tahun 2009 lalu, orang-orang dengan insomnia onset kronis sering memiliki gangguan tidur lain. Gangguan tidur berupa restless leg syndrome atau limb movement disorder.

h. Maintenance Insomnia : Insomnia jenis ini menyebabkan penderitanya khawatir tidak bisa tidur kembali. Umumnya, penderita akan sulit kembali tidur saat sudah terjaga. Jika mengalami maintenance insomnia dalam waktu lama, siklus tidur akan menjadi berantakan. Insomnia ini disebabkan oleh kondisi kesehatan mental, seperti depresi. Kondisi medis juga memengaruhinya, seperti asma, sleep apnea, GERD, restless leg syndrome, dan limb movement disorder.

i. Insomnia primer didiagnosis jika keluhan utama adalah tidur yang tidak bersifat menyegarkan atau kesulitan memulai atau mempertahankan tidur. Istilah primer menunjukkan bahawa insomnia bebas dari adanya gangguan fisik atau psikologis (Sadock,2010). Insomnia primer adalah sulit tidur yang tidak disebabkan oleh penyebab medis, kejiwaan, maupun lingkungan (McVearry,2013). Insomnia primer bukanlah efek samping dari obat-obatan atau masalah medis lainnya. Ini adalah gangguan sendiri,dan umumnya berlangsung selama minimal 1 bulan atau lebih (Sadock,2010)

j. Insomnia sekunder adalah sebuah tipe gangguan tidur yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seperti adanya penyakit kanker, depresi, asma, stroke dan pengaruh penggunaan obat-obatan atau minuman beralkohol. Jenis Insomnia Berdasarkan etiologinya, terdapat 2 macam insomnia (Turana,

2007) yaitu: a. Insomnia Primer

Pada insomnia primer, terjadi hyperarousal state dimana terjadi aktivitas ascending retikular activating system yang berlebihan. Pasien bisa tidur tapi tidak merasa tidur. Masa tidur REM sangat kurang, sedangkan masa tidur NREM cukup. Periode tidur berkurang dan terbangun lebih sering. Insomnia primer ini tidak berhubungan dengan kondisi kejiwaan, masalah neurologi, masalah medis lainnya, ataupun penggunaan obat-obat tertentu.

b. Insomnia Sekunder Insomnia sekunder disebabkan karena gangguan irama sirkadian, kejiwaan, masalah neurologi atau masalah medis lainnya, atau reaksi obat. Insomnia ini sangat sering terjadi pada orang tua. Insomnia ini bisa terjadi karena psikoneurotik dan penyakit organik. Pada orang dengan insomnia karena psikoneurosis, sering didapatkan keluhan-keluhan non organik seperti sakit kepala, kembung, dan badan pegal yang mengganggu tidur. Keadaan ini akanmenjadi lebih parah jika orang tersebut mengalami ketegangan karena persoalan hidup. Pada insomina sekunder karena penyakit organik, pasien tidak bisa tidur atau kontinuitas tidurnya terganggu karena nyeri organik, misalnya penderita arthritis yang mudah terbangun karena nyeri yang timbul karena perubahan sikap tubuh.

Berdasarkan waktu terjadinya insomnia (Ibrahim, 2001) dibagi menjadi:

Page 3: Jenis Jenis Gangguan Tidur

a. Initial Insomnia Yaitu kesulitan untuk memulai tidur.Biasanya terdapat pada pasien gangguan jiwa dengan ansietas.

b. Middle Insomnia Ditandai dengan seringnya terbangun di tengah malam dan kesulitan untuk tidur kembali.Biasanya terdapat pada pasien depresi.

c. Late Insomnia Yaitu sering bangun terlalu pagi dan tidak dapat tidur kembali. Biasanya ditemukan pada pasien depresi

Berdasarkan lamanya insomnia terbagi dalam tiga golongan besar, yaitu: a. Transient Insomnia/Insomnia Sekilas Insomnia yang terjadi jika lamanya kurang

dari 4 minggu. Biasanya terjadi pada orang yang tidur secara normal, tetapi mengalami kesulitan tidur karena suatu stres yang berlangsung tidak terlalu lama, misalnya pada perjalanan jauh dengan kapal terbang yang melampaui zona waktu hospitalisasi (Rudi, 1988).

b. Short Term Insomnia Yaitu insomnia jangka pendek. Terjadi antara 4 minggu sampai dengan 36 bulan. Sering dihubungkan denga stres. Situasional seperti duka cita, kehilangan orang yang dicintai, menghadapi ujian atau wawancara pekerjaan (Kaplan & Sadock, 1997).

c. Long Term Insomnia/Insomnia Kronik Insomnia jangka panjang yang terjadi lebih dari 36 bulan, bahkan sampai bertahun-tahun (Rudi, 1988).

Berdasarkan berat ringannya (Dohrmaji, 2006), insomia terbagi: a. Mild Insomnia Yaitu kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur, tanpa

atau sedikit mengalami penurunan kualitas hidup. b. Moderate Insomnia Yaitu kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur di

sepanjang malam. Penderita insomnia jenis ini akan mengalami penurunan kualitas hidup yang relatif sedang.

c. Severe Insomnia Yaitu kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur di sepanjang malam dan hampir di setiap hari. Biasanya diikuti dengan penurunan kualitas hidup yang berat.

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1990 (Laniwaty) (2001), bahwa tingkat insomnia dari yang paling ringan adalah sebagai berikut:

o Insomnia Transient (Sementara) Yaitu insomnia yang berlangsung kurang dari seminggu.

o Insomnia Jangka Pendek Yaitu kesulitan tidur yang berlangsung selama 1-4 minggu.

o Insomnia Kronis (Jangka Panjang) Yaitu kesulitan tidur yang berlangsung lebih dari sebulan.

2. NarkolepsiNarkolepsi adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ini secara umum ditandai munculnya keinginan tidur di siang hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di sembarang waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari. Narkolepsi adalah kelainan neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis yang melibatkan system saraf pusat tubuh. Gangguan tidur ini cukup aneh karena seseorang akan mengalami serangan tidur secara mendadak. Seseorang yang terkena narkolepsi akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesadaran, bahkan akan sangat sulit terjaga. Narkolepsi ini biasanya dikarenakan REM (Rapid Eye Movement) yang membuat seseorang mengalami mimpi dimana seakan akan orang tersebut mengalami penyerangan dalam kondisi sadar. Untuk mengatasinya bisa dengan mengubah gaya hidup dan juga mengurangi konsumsi obat-obatan. Ada tiga jenis narkolepsi, yakni:Tipe 1: Narkolepsi dengan cataplexy atau kelemahan otot yang tiba-tiba di wajah, leher, dan lutut

Page 4: Jenis Jenis Gangguan Tidur

Tipe 2: Narkolepsi tanpa cataplexy, yang terutama melibatkan kantuk di siang hari yang berlebihanNarkolepsi sekunder: Ini dapat terjadi akibat cedera pada hipotalamus, yakni bagian otak yang terlibat dalam tidur.

3. Hipersomnia atau Sleeping Beauty SyndromeHipersomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dengan rasa kantuk yang berlebihan walaupun sudah tidur cukup. Penderita hipersomnia bisa tidur 16 sampai 20 jam sehari. Menurut World Sleep Foundation, hipersomnia terdiri dari 3 tipe. Tipe hipersomnia adalah hipersomnia berulang, hipersomnia idiopatik dan hipersomnia post-trauma. Fenomena Sleeping Beauty Syndrome atau hipersomnia adalah salah satu kelainan tidur yang ditandai rasa kantuk yang berlebihan. Sehingga pasien sering kali membutuhkan waktu tidur yang jauh lebih lama dari orang normal. Kelainan ini disebut-sebut rentan diderita oleh anak muda, terutama laki-laki. Jika hal ini terus terjadi, maka hipersomnia dapat menimbulkan kematian pada penderita. Pasalnya, penderita akan mengalami kerusakan pada kinerja sosial. Kurangnya makan dan aktivitas lain akan mengakibatkan kematian.a. Hipersomnia   Nonorganik

Hipersomnia adalah keadaan di mana terjadi mengantuk yang berlebihan dan tertidur pada siang hari (yang bukan disebabkan oleh waktu tidur yang tidak mencukupi), atau waktu transisi dari bangun tidur sampai sadar penuh menjadi lebih panjang. Bila tidak ada penyebab biologis yang bisa diidentifikasi, kondisi ini biasanya berhubungan dengan gangguan psikiatri seperti episode depresi, episode depresi berulang, atau gangguan afektif bipolar episode depresi. Sehingga untuk penegakan diagnosis hipersomnia, kondisi psikiatri tersebut harus disingkirkan.

b. Idiopathic HypersomniaSindrom ini membuat penderitanya mengantuk berlebihan dan penyebabnya tidak dapat diidentifikasi dengan pasti. Bahkan ketika orang bersangkutan sudah tidur cukup sehat, mereka seakan tetap tidak puas sehingga memilih beristirahat setelah tidur malam. Hipersomnia idiopatik adalah gangguan neurologis, di mana penderitanya tidur malam dalam jangka waktu lama tetapi tidak menyegarkan. Sehingga, siang hari tetap mengantuk, meski sudah tidur siang dalam waktu lama, penderita tetap merasa kurang tidur. 

c. Hipersomnia berulang memiliki gejala terjadi kantuk hebat berulang tanpa kenal waktu. Penderitanya bisa tidur 16-20 jam sehari.

d. Hipersomnia post-trauma, terjadi pada orang yang mengalami cidera otak atau syaraf di kepala. Biasanya, hipersomnia jenis ke-3 sembuh dengan sendirinya dalam hitungan minggu atau bulan atau ketika cideranya sembuh

e. Hypersomnia primer adalah sebuah gangguan tidur yang disebabkan oleh adanya gangguan fungsi sistem saraf pusat dalam mengatur waktu tidur dan bangun.

f. Hypersomnia sekunder adalah sebuah gangguan tidur yang disebabkan karena tidak mendapatkan kualitas dan waktu tidur yang maksimal, adanya riwayat penyakit kronis hingga pengaruh penggunaan obat-obatan dan alkohol.

4. DissomniaDissomnia : suatu kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan utama pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang terkait dengan faktor emosional. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah insomnia, hipersomnia, dan gangguan jadwal tidur.

5. ParasomniaParasomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang membuat penderitanya melakkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan. Parasomnia adalah suatu kelainan yang disebabkan kejadian perilaku atau psikologis abnormal yang muncul di kala tidur.

Page 5: Jenis Jenis Gangguan Tidur

Tahapan tertentu atau transisi fase tidur-terjaga. Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan tidak selalu menandakan adanya masalah psikologis atau psikiatris yang signifikan. Ciri parasomnia adalah: Dorongan membingungkan, Tidur jalan, Makan sambil tidur, Gigi gemetrik, Tidur bicara dan lain sebagainya. Parasomnia : peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama masa tidur. Termasuk dalam golongan ini adalah somnabulisme, teror tidur, dan mimpi buruk.a. Confusional arousal

Pernah gak kamu merasa linglung dan bingung saat baru saja bangun dari tidur? Kamu seperti 'lupa ingatan' dimana kamu bingung sedang ada dimana, sudah pukul berapa dan lain sebagainya. Hal ini biasanya hanya berlangsung sebentar atau tidak lama walau mungkin berbeda-beda untuk setiap orang. Gangguan tidur ini bernama confusional arousal. Dikutip dari laman stanfordhealthcare.org, confusional arousal ini adalah kondisi dimana seseorang yang bangun dari tidurnya namun perilaku mereka seperti tidak biasanya atau aneh. Jadi, orang tersebut bisa kebingungan, tidak responsif maupun berbicara secara lambat. Penyebabnya sih bisa karena kurang tidur, masalah kesehatan (misalnya demam), jadwal tidur yang tidak beraturan dan sebagainya. Confusional arousal ini dapat terjadi pada segala usia, walaupun pada umumnya nih lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Confusional arousal: Mereka yang mengalami gairah kebingungan akan menunjukkan perilaku bingung di tempat tidur karena gairah yang tidak lengkap dari tidur nyenyak. Mereka tidak akan bereaksi terhadap orang lain yang mencoba untuk campur tangan, dan mereka hanya akan memiliki sedikit atau tidak ada ingatan tentang peristiwa tersebut.

b. Tidur Berjalan atau somnabulisme (Sleepwalking)Setidaknya ada 15 persen orang dewasa yang mengalami masalah tidur berjalan. Angkanya lebih tinggi pada anak-anak. Tidak ada yang tahu alasan mengalami tidur berjalan, tetapi stres dan susah tidur diperkirakan menjadi faktor utama. Genetika juga bisa menjadi faktor penyebab. Saudara sedarah orang yang bermasalah dengan tidur berjalan 10 kali lebih mungkin untuk melakukan hal yang sama dibanding populasi umum. Orang yang tidur berjalan tidak membahayakan, namun tidur sambil berjalan sendiri bisa berbahaya. Terjatuh dan tersengat listrik adalah dua bahaya terbesar bagi orang dengan kondisi tidur berjalan. Setidaknya kasus ini menimpa sekitar 15% orang dewasa, bahkan angka ini lebih tinggi pada anak kecil. Tidak diketahui penyebab pasti dari gangguan tidur ini, namun stress dan kesulitan tidur menjadi faktor utama. Genetika juga dapat menjadi penyebab dari sleep walking atau tidur berjalan ini. Orang yang tidur sambil berjalan memang tidak membahayakan, namun akan sangat berbahaya jika sedang sendiri. Terjatuh, tersengat listrik, dan lainnya dapat menjadi resiko terbesar yang bisa dialami. Tidur berjalan atau somnabulisme (sleepwalking) adalah salah satu kondisi gangguan tidur yang ditandai dengan seseorang bangun dan berjalan saat sedang tidur. Gangguan ini tidak selalu terjadi dengan gestur berjalan saja, mereka yang sedang tidur, lalu terbangun dan duduk di tempat tidur sleep walking adalah berjalan ketika tidur dan tidak diingat/disadari oleh yang bersangkutan. "Umumnya menyerang anak usia 2-12 tahun. Penyebabnya bisa karena sindroma otak organik, reaksi terhadap obat, atau penyebab psikis," kata dr.Andreas, ahli kesehatan tidur dari Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, Jakarta, ini.

c. Teror Malam (Night Terror)Berteriak, meronta-ronta, panik, dan mondar-mandir umumnya dilaporkan orang dengan kondisi night terror. Tidak seperti mimpi buruk yang timbul di fase REM, teror malam terjadi selama tidur non REM, biasanya di awal fase tidur. Paling umum terjadi pada anak-anak. Orang yang mengalami teror malam tiba-tiba duduk tegak,

Page 6: Jenis Jenis Gangguan Tidur

mata terbuka, meskipun mereka tidak benar-benar melihat. Orang tersebut sering berteriak atau menjerit, dan tidak dapat dibangunkan atau ditenangkan. Dalam beberapa kasus, teror malam bercampur dengan tidur sambil berjalan. Orangtua melaporkan anak berkeliaran rumah dalam keadaan panik. Setelah 10 atau 15 menit, orang tersebut biasanya mengendap kembali tidur, menurut National Institutes of Health. Kebanyakan orang dengan masalah ini tidak ingat apa pun yang mereka lakukan ketika teror malam terjadi di keesokan harinya. Penyebab teror malam adalah sebuah misteri, tetapi demam, tidur tidak teratur, dan stres dapat menjadi pemicu. Untungnya, menurut ASA, teror biasanya memudar setelah usia bertambah. Sleep Terror adalah episode serangan terror atau panik di malam hari yang berhubungan dengan vokalisasi intens, motilitas, dan gejala otonomik yang kuat. Sering kali individu yang mengalami terbangun sambil berteriak panik, kebanyakan pada sepertiga awal waktu tidur, segera berlari ke pintu seolah-olah ingin melarikan diri, meskipun jarang sampai meninggalkan ruangan.

d. Nightmares Nightmares atau mimpi buruk adalah mimpi yang penuh dengan kecemasan atau ketakutan, yang bisa diingat dengan jelas. Mimpi yang dialami biasanya sangat jelas dan sering kali bertema ancaman terhadap survival, keamanan, atau percaya diri. Tema-tema mimpi sering kali berulang. Selama episode nightmare, biasanya ada peningkatan tonus otonom, tapi tanpa vokalisasi atau motilitas tubuh. Setelah terbangun, individu dengan cepat sadar dan terorientasi, serta segera mampu berkomunikasi.

e. Ketindihan atau Kelumpuhan Tidur (Sleep Paralysis)Selama fase REM, aktivitas bermimpi akan meningkat dan otot-otot berdiam seakan lumpuh. Kelumpuhan sementara ini sebenarnya mengamankan diri supaya tidak bertindak seperti aktivitas yang ada di mimpi. Namun, kelumpuhan bisa tetap terjadi setelah terbangun. Ini yang sering dikira dengan "ketindihan". Seringnya, masalah Sleep Paralysis ini terjadi bersamaan dengan halusinasi (di nomor 7). Dalam satu penelitian yang diterbitkan 1999 dalam Journal of Sleep Research, 75 persen dari mahasiswa yang telah mengalami kelumpuhan tidur secara simultan melaporkan halusinasi. Bentuk "favorit" halusinasinya adalah merasakan kehadiran sesuatu yang jahat, bersama dengan perasaan tercekik. Paduan sleep paralysis dan halusinasi itu kemudian menjadi banyak cerita rakyat di seluruh dunia. Sleep Paralisis adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ditandai dengan kelumpuhan mendadak saat tidur. Hal ini merujuk pada ketidakmampuan bergerak ketika kita sedang tidur atau terjaga dari tidur. Sleep Paralisis biasanya akan mengalami masalah untuk menggerakkan anggota badan, tidak bisa bersuara dan lain sebagainya. Sleep Paralysis alias kelumpuhan tidur adalah salah satu kondisi paling menakutkan yang pernah ada. Pasien yang menderita kelumpuhan tidur cenderung masuk ke keadaan vegetatif saat bangun tidur. Kondisi ini terjadi saat otak dan tidur tidak sinkron. Pasien terkadang takut tidur karena mereka lumpuh dan tidak bisa bergerak saat mereka bangun tidur. Kelumpuhan tidur kadang disertai dengan halusinasi yang mengerikan dan tekanan mental. Dalam istilah Jawa, jenis gangguan tidur semacam ini juga bisa disebut tindihan. Si penderita yang terkena tindihan terbangun, namun badannya terasa lumpuh tak bisa bergerak sama sekali. Bahkan terkadang meski mata sudah terbuka, mulut tak bisa mengeluarkan suara. Sleep paralysis atau orang orang menyebutnya sebagai ketindihan memang seringkali dikaitkan dengan hal-hal berbau mitos. Namun terdapat penjelasan ilmiah dari gangguan tidur ini. Saat fase REM, aktivitas mimpi akan semakin meningkat serta otot-otot akan berdiam seakan akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan sementara ini merupakan kondisi untuk

Page 7: Jenis Jenis Gangguan Tidur

mengamankan diri agar tidak bertindak seperti apa yang sedang diimpikan. Namun terkadang kelumpuhan ini tetap dapat terjadi bahkan setelah terbangun sehingga dinamakan sleep paralysis.

f. SeksomniaSeks ketika tidur atau seksomnia kali pertama dijelaskan dalam studi kasus kepada tujuh orang di tahun 1996. Seksomnia dapat berkisar dari hanya mengganggu (dengan erangan seksual yang keras), berbahaya (masturbasi yang berbahaya), sampai kriminal (kekerasan seksual atau pemerkosaan). Dalam setidaknya lima kasus kontroversial, pria telah dibebaskan dari penyerangan seksual dengan menyatakan bahwa mereka tertidur selama serangan itu. Dalam penelitian yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh jurnal Psychiatry Social dan Psychiatric Epidemiology menunjukkan, kurang tidur, stres, alkohol, obat-obatan, dan kontak fisik dengan pasangan tidur cukup berperan dalam gangguan ini. Sexsomnia adalah salah satu jenis parasomnia, seperti keadaan tidur-berjalan. Mereka yang memiliki sexsomnia akan terlibat dalam aktivitas seksual sementara mereka tidur, seperti masturbasi atau berhubungan seks. Anehnya, ketika mereka terbangun, penderita tidak ingat apa yang telah mereka lakukan. Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Psychiatry Epidemiology dan Social Psychiatry, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurang tidur, stres, alkohol, narkoba, dan kontak fisik dengan pasangan, yang merupakan pemicu sexsomnia.

g. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome)Gangguan ini bukan benar-benar terjadi ledakan pada kepala, melainkan kejutan suara keras yang hanya didengar oleh penderitanya selama awal tidur nyenyak. Suara yang didengar bisa bervariasi, mulai dari simbal jatuh hingga suara ledakan seperti bom. Untuk orang yang mengalami masalah ini, ledakan seakan berasal tepat di samping kepala atau di dalam tengkorak kepalanya. Tidak ada rasa sakit atau bahaya yang dialami penderitanya. Dokter tidak tahu apa yang menyebabkan sindrom ini, namun tidak ada indikasi terkait penyakit serius.

h. Halusinasi mengantuk (Halusinasi Hypnagogic)Halusinasi mengantuk biasanya terjadi pada masa-masa transisi dari terjaga tidur. Halusinasi ini akan terjadi saat proses bangun. Biasanya penderita gangguan tidur ini akan mendengar suara suara, melihat benda benda aneh, sensasi hantu, dan lainnya.

i. Enuresis (mengompol)Enuresis merupakan gangguan buang air kecil yang terjadi dengan tidak sengaja pada waktu tidur atau disebut juga mengompol. Ada dua jenis gangguan tidur ini, yaitu enuresis nokturnal yang terjadi pada waktu tidur dan enuresis diurnal yang terjadi pada saat bangun tidur.

j. Aritmia – biasanya dialami oleh penderita jantung koroner saat tertidur dan dipicu oleh penurunan kadar oksigen dalam darah akibat gangguan tidur. Penggunaan alat continuous positive airway pressure (CPAP) dapat membantu mengurangi risiko aritmia saat tertidur.

6. Restless Leg SyndromeDalam Restless Leg Syndrome (RLS), penderita akan mengalami kelumpuhan mendadak saat tidur. Hal ini merujuk pada ketidakmampuan bergerak ketika kita sedang tidur atau terjaga dari tidur. Sementara gejala RLS sendiri biasanya dapat terjadi pada siang hari, meski yang paling umum di malam hari. RLS sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan tertentu, termasuk hiperaktivitas (ADHD) dan penyakit Parkinson, tetapi penyebab pastinya tidak selalu diketahui. Restless Restless Leg Syndrome adalah rasa tidak nyaman pada kaki yang terjadi pada malam hari. Penderita akan merasakan keinginan untuk menggerakkan kaki supaya merasa lega, biasanya gerakan yang berlebihan, memiliki ritme, atau punya siklus tertentu. Ini bisa mengakibatkan gangguan tidur, yaitu tidur

Page 8: Jenis Jenis Gangguan Tidur

menjadi tertunda atau terbangun saat tidur. Sindrom ini umumnya sering menimpa paruh baya dan manula.Penyebab sindrom ini antara lain gagal ginjal, kelainan saraf, kekurangan vitamin dan zat besi, serta kehamilan dan pengaruh obat-obatan seperti antidepresan. Faktor genetik juga berpengaruh hingga 40% dari kasus Restless Leg Syndrome. Sindrom tungkai gelisah (retsless legs syndrom) Gejala : - Gangguan di ekstremitas bawah - Gangguan lebih buruk dan waktu istirahat malam rasa tidak enak di tungkai Kesulitan tidur

7. REM Behavior Disorder (REMBD).Gangguan tidur ini yang pertama dikenal dengan REM Behavior Disorder (REMBD). Kelainan ini bisa berlangsung beberapa detik sampai satu jam. Seiring berjalannya waktu, kelainan ini bisa menjadi lebih buruk dan serius. REM Behavior Disorder secara langsung sudah dihubungkan sebagai kondisi neurologis. Pernapasan tidak teratur, otak menjadi sangat aktif, dan tekanan darah meningkat selama episode REM Behavior Disorder. Selama ini REM Behavior Disorder lebih sering menyerang pria daripada wanita. Kelainan ini terjadi lebih banyak pada pria paruh baya lansia. Namun menurut para dokter gangguan tidur ini masih bisa diobati. REM sleep behavior disorder(Gangguan perilaku tidur REM): Dikenal sebagai RSBD atau RBD, gangguan perilaku tidur REM menyebabkan orang yang tidur secara fisik atau vokal bertindak sesuai mimpi mereka. Perilaku yang terkait dengan gangguan ini dapat mengganggu tidur individu dan pasangannya, dan juga membuat orang berisiko lebih tinggi mengalami cedera fisik.

8. Sleep ViolenceSleep Violence adalah gangguan tidur terkait dengan perilaku agresif. Saat tidur mereka bisa berjalan lalu bisa mewujudkan impian mereka dan melakukan kejahatan seperti menendang atau memukul orang lain, atau malah menyiksa diri mereka sendiri. Jenis gangguan tidur ini adalah kelainan yang menakutkan dan serius. Para pengidapnya tak pernah bisa tidur nyenyak dan tentu saja menjadi tidak sehat. Pasien yang mengalami gangguan tidur perilaku ini cenderung makan dan minum lebih banyak saat tidur. Bagian terburuk dari gangguan ini adalah kelainan yang bisa menyebabkan membunuh atau mencekik pasangan atau keluarganya sendiri. Meski dianggap kelainan dan berbahaya, namun Sleep Violence ini masih bisa disembuhkan.

9. Sindrom Kleine-Levin (KLS)Sindrom Kleine-Levin atau yang dalam medis disebut KLS adalah kelainan tidur yang berlebihan, namun sebenarnya sangat sedikit mempengaruhi orang di dunia. KLS adalah kelainan yang sangat langka dan kompleks yang berkaitan dengan sistem saraf yang terjadi terus menerus. Kelainan ini dikenal sebagai 'Sleeping Beauty Syndrome' karena pasien tidur lebih dari 15 sampai 20 jam. Gangguan tidur ini serius dan menyeramkan. Kelainan itu terkait dengan garis genetik tertentu yang biasanya terjadi pada laki-laki remaja. Sindrom Kleine-Levin ini termasuk jenis gangguan tidur yang paling mengerikan karena sampai kini belum ditemukan obat pastinya.

10. Sudden Unexplained Death Syndrome (sindrom kematian).Sindrom Kematian yang tiba-tiba terjadi dan tak dapat dijelaskan dikenal sebagai 'sindrom kematian nokturnal mendadak', yang sampai sekarang tidak dapat dijelaskan secara rinci. Bagian yang menakutkan, bahkan pria sehat pun bisa mati saat tidur mereka tanpa penjelasan. Kelainan ini berhubungan langsung dengan kegagalan jantung dan aktivitas jantung yang tidak teratur saat tidur. Jenis gangguan tidur ini adalah salah satu kelainan tidur paling menakutkan dan paling mematikan di dunia yang mempengaruhi lebih banyak orang dari negara-negara Asia selatan seperti Thailand, Singapura, China dan Filipina. Kelainan ini disebabkan karena memiliki kaitan genetik dari ras manusia. Sudden Unexplained Death Syndrom (Sindrom Kematian) Sindrom Kematian yang

Page 9: Jenis Jenis Gangguan Tidur

tiba-tiba terjadi dan tak dapat dijelaskan dikenal sebagai 'sindrom kematian nokturnal mendadak', yang sampai sekarang tidak dapat dijelaskan secara rinci. Bagian yang menakutkan, bahkan pria sehat pun bisa mati saat tidur mereka tanpa penjelasan. Kelainan ini berhubungan langsung dengan kegagalan jantung dan aktivitas jantung yang tidak teratur saat tidur.Jenis gangguan tidur ini adalah salah satu kelainan tidur paling menakutkan dan paling mematikan di dunia yang mempengaruhi lebih banyak orang dari negara-negara Asia selatan. Kelainan ini disebabkan karena memiliki kaitan genetik dari ras manusia.

11. Fatal Familial Insomnia (FFI).Fatal Familial Insomnia (FFI) adalah kelainan tidur yang langka namun disebut paling berbahaya. FFI disebabkan kelainan genetik dan merupakan penyakit keturunan. Gangguan tidur ini dianggap tak bisa disembuhkan. Gejala penyakitnya meliputi insomnia, halusinasi, kebingungan, dan delirium. Banyak kasus yang terjadi, pasien rata-rata akan bertahan hanya dalam waktu 18 bulan jika sudah mengalami gangguan tidur ini. Kebanyakan pasien akan benar-benar susah tidur dan akhirnya meninggal karena sudah kehabisan tenaga. Gangguan tidur jenis ini disebabkan oleh kondisi prion herediter yang menargetkan bagian otak (pusat kendali siklus tidur dan bangunnya seseorang). Fatal Familial Insomnia akan menyebabkan penghentian kemampuan atau keinginan untuk tidur yang tak terukur. Gangguan semacam ini biasanya dialami oleh mereka yang berusia 32 hingga 62 tahun. Karena tak dapat tidur nyenyak, penderita akan meninggal akibat degenerasi neurologis.

12. Circadian Rhythm Sleep Disorders (Gangguan ritme sirkadian)Banyak orang menyatakan diri mereka tipe orang yang suka tidur larut 'night owls' atau bangun terlalu pagi 'early bird', tapi bukan berarti mereka memiliki sindrom tidur yang aneh. Itu hanya berarti tubuh mereka sudah terlatih untuk tidur dan bangun pada waktu tertentu setiap hari. Namun jika kamu merasa mudah mengantuk dan tidur saat waktu masih terbilang sore atau sangat malam, secara tidak menentu, bisa jadi ada masalah dengan tubuhmu. Kasus tersebut menjadi contoh gangguan ritme sirkadian tidur, terkait jantungmu. Jadi, sindrom ini membuat tidurmu tidak teratur. Membuat tubuhmu juga kesulitan menyesuaikan jam biologis tidurmu. Gangguan Ritme SirkadianRitme sirkadian adalah kinerja jam biologis tubuh yang merupakan bagian kecil dari otak yang terletak di atas saraf-saraf yang berdekatan dengan belakang bola mata manusia. Cahaya dan olahraga akan menyetel jam ini dengan pergeseran maju atau mundur. Gangguan tidur muncul ketika terjadi gangguan pada bagian ini, seperti jet lag, jam kerja malam, sindrom fase tidur yang tertunda (tidur dan bangun telat), dan sindrom fase tidur lanjutan (tidur dan bangun awal).a. Jet lag Kondisi ini merupakan gangguan sementara yang terjadi ketika Anda

bepergian melintasi zona waktu. Gejala yang muncul bisa meliputi kantuk di siang hari, kelelahan, sakit kepala, masalah perut, dan insomnia. Penerbangan yang semakin lama cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini. Jet lag adalah kondisi sementara yang disebabkan oleh perjalanan melintasi zona waktu. Misalnya, Anda dari Indonesia pergi ke Amerika Serikat dengan perbedaan waktu kurang lebih 12 jam. Perbedaan waktu yang besar itu akan membuat Anda jet lag. Orang yang jet lag dapat mengalami kelelahan, insomnia, dan mual

b. Sleep DrivingKita semua tahu, bahwa mengemudi dalam kondisi mengantuk adalah hal yang sangat berbahaya. Hal semacam ini kerap ditemui di beberapa negara di belahan dunia. Para pengemudi yang kurang tidur akan mengantuk saat keluar dari rumah. Apabila sudah seperti ini, penderita akan mencuri-curi waktu agar dapat bisa tertidur. Contoh, ketika berhenti sejenak di lampu merah, maka penderita akan tertidur sejenak. Apabila

Page 10: Jenis Jenis Gangguan Tidur

lampu hijau sudah menyala maka bunyi klakson kendaraan di bagian belakang Anda akan terdengar. Selain menganggu kenyamanan pengguna jalan lain, mengantuk saat berkendara akan dapat menyebabkan kecelakaan dan kematian.

c. Delayed Sleep Phase Type (Tipe fase tidur terlambat)Gangguan fase tidur yang tertunda ditegakkan berdasarkan riwayat penundaan awal periode tidur dalam hubungannya dengan waktu tidur-terjaga yang diinginkan (biasanya lebih dari 2 jam), yang menyebabkan insomnia dan mengantuk berat. Bila individu dengan gangguan ini dibiarkan membuat jadwal sendiri, biasanya mereka bisa tidur dengan baik. Gejala yang menonjol adalah kesulitan memulai tidur, sulit terbangun di pagi hari, dan mengantuk di siang hari. Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS) atau sindrom fase tidur tertunda bisa menjadi masalah mengkhawatirkan pada remaja. Pasalnya, ketika mereka mengalami sindrom fase tidur tertunda, maka ritme sirkadian otomatis terganggu, jam biologis mereka membuat mereka cenderung seperti “burung hantu” - terlambat tidur dan terlambat bangun. Seringkali gangguan tidur ini keliru dianggap sebagai insomnia pada awalnya, tetapi memang dapat menyebabkan insomnia jika menjadi kronis. Ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Keluhan utama pasien adalah kesulitan jatuh tertidur pada waktu yang diinginkan seperti biasa,dan gangguan pasien mungkin tampak menyerupai onset tidur insomnia. Rasa mengantuk di siang hari sering terjadi akibat tidak tidur (Sadock,2010).

d. Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,walaupun jumlah tidurnya tatap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal. Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan,plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidurbangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami peregseran.

e. Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadi pada orang tg secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga akan mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupa pola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur fase REM

f. Non 24 Hour Sleep Wake Type :Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat insomnia atau mengantuk berat yang berhubungan dengan sinkronisasi abnormal antara siklus terang-gelap 24 jam dengan irama sirkadian endogen. Gejala yang ditunjukkan biasanya berupa periode insomnia, mengantuk berat, atau keduanya, yang bergantian dengan periode asimtomatik yang singkat. Fase tidur individu yang mengalami akan bergeser ke arah siang hari. Mulai dari fase asimtomatik, ketika fase tidur mulai bergeser dan tidak sinkron dengan siklus terang-gelap, pasien akan mengalami insomnia. Ketika fase tidur terus bergeser sampai siang hari, pasien akan sulit terjaga di siang hari dan mengeluhkan mengantuk berat.

g. Advanced Sleep Phase Type :Gangguan fase tidur lebih awal ditandai dengan waktu tidur dan terjaga yang lebih awal dari yang diinginkan atau waktu konvensional. Individu yang mengalami gangguan ini mempunyai waktu inisiasi tidur dan waktu bangun yang lebih awal

Page 11: Jenis Jenis Gangguan Tidur

(biasanya lebih dari 2 jam). Bila individu dengan gangguan ini dibiarkan membuat jadwal sendiri, biasanya mereka bisa tidur dengan baik.

h. Irregular Sleep-Wake Type :Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat gejala insomnia di malam hari (selama waktu tidur biasa) dan mengantuk berlebihan pada siang hari. Karakteristiknya adalah tidak adanya irama sirkadian yang bisa diidentifikasi. Tidak ditemukan adanya periode tidur yang utama, dan tidur biasanya terbagi-bagi menjadi setidaknya 3 fragmen dalam 24 jam.

13. Periodic Limb Movement Disorder (PLMD) (Gangguan gerakan tungkai berkala)Sindrom ini dulunya bernama nocturnal myoclonus, terjadi ketika orang memiliki masalah yang timbul dengan adanya gerakan anggota tubuh mereka secara berulang-ulang selama tidur. Misalnya meninju, menendang, dan gerakan lainnya. Dan ini terjadi secara berlebihan jumlah dan keparahan gerakannya. PLMD tidak akan masalah kalau kamu tidur sendirian, tapi kalau bersama teman atau pasangan.: Orang dengan kelainan ini - disingkat PLMS - akan mengalami gerakan tubuh berkala pada malam hari yang bertepatan dengan gangguan gairah dan tidur. Dalam kebanyakan kasus, gerakan diisolasi ke tungkai bawah. Pasien seringkali tidak menyadari gerakan atau gairah tidur. Gangguan tidur ini dapat terjadi pada dua waktu yang berbeda:a. Gerakan tungkai berkala saat Anda tidur atau Periodic limb movements while you

sleep (PLMS)b. Gerakan anggota tubuh secara berkala saat Anda bangun atau Periodic limb

movements while you are awake (PLMW)14. Sleep Apnea

Henti napas tidur (sleep apnea) adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dimana terjadinya penghetian napas disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi. Tidur apnea bisa muncul pada segala kelompok usia dan jenis kelamin, namun lebih umum menimpa kaum pria. Sleep Apnea terjadi ketika sebagian salran pernapasan bagian atas tersumbat dan menghalangi proses pernapasan sesaat. Hal itu membuat penderita sleep apnea akan sering terjaga saat tidur dan akan sangat merasa mengantuk di siang hari. Gangguan tidur lainnya yang bisa saja terjadi adalah sleep apnea. Gangguan ini biasanya terjadi dikarenakan saluran pernapasan yang ada di bagian atas mengalami penyumbatan.  Sehingga pernapasan menjadi terhambat dan membuat anda dapat terbangun dari tidur. Gangguan ini biasanya bisa terjadi berulang ulang kali dan tentunya berdampak pada aktivitas di siang hari. Orang yang mendengkur akan memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami sleep apnea ini. Untuk mengatasinya, bisa dilakukan dengan menurunkan berat badan bila berlebih, mengubah posisi tidur dengan tidak tidur terlentang, dan juga berhenti mengkonsumsi obat tidur.a. Obstructive Sleep Apnea/Hypopnea Syndrome (Osash)

Sleep apnea obstruktif adalah gangguan tidur yang menyebabkan otot tenggorokan mengendur dan menyempit. Obstructive Sleep Apnea adalah gangguan tidur yang serius, berbahaya, dan sudah sering terjadi di seluruh dunia. Disebut berbahaya karena pasien yang menderita OSA terkadang bisa langsung meninggal karena kekurangan napas. OSA tidak hanya memengaruhi tidur nyenyak tapi juga merupakan gangguan tidur yang mengancam jiwa. Amerika Serikat memiliki lebih dari 12 juta orang yang terkena OSA. Sleep Apnea disebabkan karena gaya hidup tidak sehat seperti kurang tidur, pola tidur, stres, merokok, obesitas dan tekanan darah yang tidak tepat. Kelainan ini serius dan pada tahap awal gangguan ini dapat diobati dengan mengikuti diet sehat, tidur dan latihan. Perawatan lainnya mungkin termasuk memasukkan perangkat agar saluran napas tetap terbuka dan ada metode pembedahan untuk menghilangkan penyumbatan tenggorokan. Obstructive slee

Page 12: Jenis Jenis Gangguan Tidur

apnea merupakan gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur. Pengidap OSA akan mengalami napas berhenti sesaat, baik secara total maupun parsial, hal ini disebabkan oleh obstruksi. OSA sangat berbahaya karena pengidap dapat kekurangan oksigen ketika tidur dan berkali-kali terjaga. Selain itu, pengidap akan merasakan sensasi tercekik ketika tidur.

b. Sleep apnea sentral adalah gangguan tidur yang disebabkan karena otak tidak bisa mengirim sinyal ke otot pengatur pernapasan.

c. Sleep apnea kompleks adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh gabungan antara sleep apneaobstruktif dan sleep apnea sentral.

15. sleep state misperception (jumlah waktu tidur berbeda dari yang diduga), 16. natural short sleeper (tidur lebih sedikit tapi tanpa gangguan),17. Behavioral Insomnia of Childhood

Behavioral Insomnia of Childhood (BIC) dialami oleh anak-anak. BIC Dibagi menjadi 3 tipe lagi. Pertama BIC sleep-onset yang berhubungan dengan kebiasaan tidur tertentu, seperti menonton televisi sambil tertidur. Kedua, BIC limit-setting. Jenis BIC ini melibatkan penolakan anak untuk tidur. Perilaku untuk menunda tidur termasuk meminta minum, pergi ke kamar mandi, atau meminta orang tua membacakan cerita untuk mereka. Ketiga, kombinasi dari 2 tipe BIC tersebut. BIC gabungan terjadi ketika waktu tidur anak diasosiasikan dengan hal negatif. Biasanya terjadi karena kurangnya penetapan batas oleh orang tua atau pengasuh. BIC biasanya dapat diatasi dengan beberapa perubahan perilaku, seperti menciptakan rutinitas tidur yang sehat, belajar teknik menenangkan diri atau relaksasi pada anak. (Ventriana Berlyanti)

18. Chronic Fatigue Syndrome (Sindrom Kelelahan Kronis) Kelelahan adalah hal yang pernah kita rasakan. Namun pada gangguan tidur yang satu ini kondisi kelelahannya tidak bisa dijelaskan. Dalam kondisi ini seseorang dapat megalami kerugian karena berdampak pada penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kelelahan yang dialami tidak dapat diatasi dengan beristirahat seperti biasa. Bahkan aktivitas yang dilakukan secara fisik dan beban pikiran justru dapat memperburuk kondisi individu.

19. NokturiaNokturia adalah gangguan yang terjadi saat tidur malam berupa dorongan untuk membuang air kecil dalam frekuensi yang sangat sering. Hal semacam ini tentu akan mengganggu karena dapat mengurangi waktu tidur. Apabila hal ini terus terjadi, maka rasa kantuk akan kembali terjadi pada siang hari. Ada beberapa penyebab terjadinya hal ini, salah satunya yaitu gaya hidup yang tak baik. Seperti alkohol dan minum kopi.

20. Gangguan tidur lain yang dicetuskan oleh zatSomnolen yang berkaitan dengan toleransi atau putus zat akibat stimulan sistem saraf pusat lazim terjadi pada orang-oarng dengan putus zat amfetamin, kokain, kafein, dan zat terkait.Somnolen dapat dikaitkan dengan depresi berat, yang kadang-kadang mencapai proporsi bunuh diri. Penggunaan depressan sistem saraf pusat yang berlangsung lama seperti alkohol, dapat menyebabkan somnolen (Sadock,2010).

21. Breathing Related Sleep Disorder Sleep related brathing disorders, merupakan gangguan tidur berupa kesulitan bernapas saat tidur. Individu dengan breathing-related sleep disorders memiliki kantuk di siang hari atau tidur malam yang terganggu memiliki alasan. Diantaranya adalah masalah dengan pernapasan saat tidur. Dalam DSM-IV TR masalah ini didiagnosis sebagai gangguan tidur terkait pernapasan.

22. Sleep movement disorders, yaitu gangguan tidur berupa gerakan saat atau sebelum tidur yang membuat seseorang sulit tidur, sulit mempertahankan tidur, atau tidur tidak nyenyak.

Page 13: Jenis Jenis Gangguan Tidur

23. Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur ditandai dengan peningkatan pernafasan selama apnea, peningkatan usahas otot dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masuk melalui obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM. Gangguan saluran nafas ini ditandai dengan nafas megap-megap atau mendengkur pada saat tidur. Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian menghilang dan berulang setiap 20-50 detik. Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur. Akibat hipoksia atau hipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang diaktifkan oleh formasi retikularis dan pusat respirasi medula, dengan akibat pasien terjaga danrespirasi kembali normal secara reflek.

24. Bruksisme terkait tidur: Bruksisme terkait tidur menyebabkan orang menggertakkan gigi saat tidur. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan nyeri rahang yang berlebihan, keausan gigi yang tidak normal, dan efek samping lainnya. Banyak penderita bruxism yang merawat kondisinya dengan corong anti-dengkuran atau pelindung mulut, seperti alat bantu rahang bawah yang secara fisik menggerakkan rahang ke depan atau alat penahan lidah yang menahan lidah di tempatnya. Bruxism adalah kondisi dimana seseorang seringkali menggemeretakkan, menekan, atau menggesekkan giginya ke atas dan ke bawah maupun ke kanan dan ke kiri secara tidak sadar. Bruxism tahap awal tidak membutuhkan pengobatan khusus, namun jika bruxism sudah menjadi kebiasaan, hal itu bisa menimbulkan dampak yang lebih besar, seperti kerusakan gigi, sakit kepala, gangguan pada rahang, dan masalah lainnya.

25. Gangguan Makan NokturnalOrang dengan gangguan makan yang terkait dengan gangguan tidur terus makan di malam hari. Keesokan paginya bisa ingat sedikit atau tidak ingat sama sekali tentang kejadian itu. Gangguan ini bisa membahayakan diri sendiri dengan memotong bahan masakan, menyalakan kompor, atau menelan bahan baku mentah. Kelainan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, tetapi, terjadinya selama masa tidur non REM.

26. Mendengkur (snoring)Biasanya hal ini sering dialami orang dewasa, namun tak menutup kemungkinan hal ini juga dialami oleh anak kecil lainnya. Suara dengkuran ini berasal dari udara yang masuk dan kemudian menggetarkan jaringan halus yang ada di tenggorokan. Selain menganggu, mendengkur juga dapat pertanda jika terdapat masalah utama pada tidur  yang lebih serius.

27. Sleep Talking (berbicara saat tidur)Berbicara saat tidur sebenarnya adalah gangguan tidur yang dikenal sebagai somniloquy. Dokter tidak tahu banyak tentang bicara saat tidur, seperti mengapa hal itu terjadi atau apa yang terjadi di otak saat seseorang berbicara saat tidur. Pembicara tidur tidak menyadari bahwa mereka sedang berbicara dan tidak akan mengingatnya pada hari berikutnya. Jika Anda adalah seorang pembicara saat tidur, Anda dapat berbicara dalam kalimat lengkap, berbicara omong kosong, atau berbicara dengan suara atau bahasa yang berbeda dari yang Anda gunakan saat bangun. Berbicara saat tidur tampaknya tidak berbahaya. Berbicara saat tidur ditentukan oleh tahapan dan tingkat keparahan:Tahapan 1 dan 2: Pada tahap ini, pembicara tidur tidak tidur nyenyak seperti tahap 3 dan 4, dan ucapannya lebih mudah dipahami. Seorang pembicara tidur di tahap 1 atau 2 dapat memiliki seluruh percakapan yang masuk akal.Tahap 3 dan 4: Orang yang berbicara saat tidur akan tidur lebih nyenyak, dan ucapannya biasanya lebih sulit untuk dipahami. Ini mungkin terdengar seperti rintihan atau omong kosong. Tingkat keparahan bicara saat tidur ditentukan oleh seberapa sering hal itu terjadi:Ringan: Pembicaraan saat tidur terjadi kurang dari sebulan sekali.

Page 14: Jenis Jenis Gangguan Tidur

Sedang: Pembicaraan tentang tidur terjadi seminggu sekali, tetapi tidak setiap malam. Pembicaraan tidak terlalu mengganggu tidur orang lain di ruangan itu. Parah: Berbicara saat tidur terjadi setiap malam dan dapat mengganggu tidur orang lain di dalam ruangan.

28. Sindrom hipoventilasi / hipoksemik terkait tidura. Hipoventilasi / hipoksemia terkait tidur akibat obstruksi saluran napas bagian bawahb. Hipoventilasi / hipoksemia terkait tidur akibat gangguan neuromuskuler atau dinding

dadac. Hipoventilasi / hipoksemia terkait tidur karena patologi parenkim paru atau vaskular.

Menurut PPDGJ III, gangguan tidur secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu dissomnia dan parasomnia.26 Dissomnia merupakan suatu kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan utama pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang terkait faktor emosional. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah insomnia, hipersomnia, dan gangguan jadwal tidur. Parasomnia merupakan peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama masa tidur. Termasuk dalam golongan ini adalah somnabulisme, teror tidur, dan mimpi buruk. Penggolongan gangguan tidur lain berdasarkan PPDGJ III adalah gangguan tidur organik, gangguan nonpsikogenik termasuk narkolepsi dan katapleksi, apneu waktu tidur, gangguan pergerakan episodik termasuk mioklonus nokturnal, dan enuresis.

Menurut DSM IV-TR, gangguan tidur dibagi menjadi insomnia primer, hipersomnia primer, narkolepsi, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernapasan, gangguan tidur irama sirkadian, gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, gangguan tidur berjalan, gangguan tidur terkait kondisi medis, dan gangguan tidur yang diinduksi zat.27

Sedangkan, Nelson et al membuat klasifikasi gangguan tidur spesifik pada anak dan remaja, karena pola gangguan tidur pada anak berbeda dengan pola gangguan tidur pada dewasa. Pola tidur mengalami perubahan yang progresif seiring bertambahnya usia; dari masa bayi, anak, hingga remaja; kearah pola tidur dewasa, yaitu durasi tidur yang berkurang, siklus tidur yang lebih panjang, dan berkurangnya waktu tidur siang.

Sleep Disturbancess Scale for Children (SDSC) mengemukakan enam kategori gangguan tidur yaitu (1) gangguan pernapasan waktu tidur (frekuensi mengorok, apnea saat tidur, dan kesulitan bernapas); (2) gangguan memulai dan mempertahankan tidur (awitan mulai tidur yang lama, bangun malam hari, dan lain-lain); (3) gangguan kesadaran (berjalan saat tidur, mimpi buruk, dan teror tidur), (4) gangguan transisi tidur-bangun (gerakan involunter saat tidur, restless legs, gerakan menganggukkan kepala, bicara saat tidur); (5) gangguan somnolen berlebihan (mengantuk saat pagi dan tengah hari, dan lain-lain); dan (6) hiperhidrosis saat tidur (berkeringat saat tidur).

Kriteria Diagnostik DSM-5, Gangguan tidur dalam DSM-5 mencakup beberapa kelompok gangguan, yang secara umum mencakup kelompok dissomnia (yang terkait dengan kualitas, kuantitas tidur, dan irama sirkadian), parasomnia (terkait dengan perilaku atau kejadian ketika tidur), dan gangguan pernafasan terkait tidur.

Diagnosis Gangguan TidurDokter akan mendiagnosis gangguan tidur dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:

Polisomnografi, yaitu studi tidur yang menilai kadar oksigen, pergerakan tubuh, dan gelombang otak untuk menentukan cara mereka mengganggu tidur. Polisomnografi atau sleep study, untuk menganalisis level oksigen, gerakan tubuh, dan gelombang otak ketika tidur.

Page 15: Jenis Jenis Gangguan Tidur

Electroencephalogram, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai aktivitas elektrik di dalam otak dan mendeteksi potensi masalah.Electroencephalogram (EEG), untuk mengukur aktivitas listrik di otak.

Tes darah, untuk mendiagnosis penyakit tertentu yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Pemeriksaan darah genetik, umumnya berguna untuk mendiagnosis narkolepsi dan kondisi kesehatan lainnya yang mungkin menyebabkan gangguan tidur.

CT scan, untuk melihat kemungkinan adanya kelainan di otak yang menyebabkan gangguan tidur.

Multiple Sleep Latency Test (MSLT), MSLT dilakukan setelah kamu melakukan pemeriksaan PSG. Tes ini dapat membantu dokter dalam menentukan diagnosis narkolepsi dan menilai tingkat rasa kantuk kamu di siang hari. MSLT bertujuan untuk mengukur seberapa cepat kamu tertidur dalam situasi tenang di siang hari. Selain itu, tes ini juga memonitor seberapa cepat dan seberapa sering kamu terlelap.

Polysomnography dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), Jenis sleep study ini dilakukan selama 2 malam. Pemeriksaan polysomnogram dengan CPAP sering kali dilakukan ketika hasil pemeriksaan PSG kamu menunjukkan bahwa kamu menderita sleep apnea. Setelah terdiagnosa menderita sleep apnea, kamu mungkin akan disarankan oleh dokter untuk menggunakan alat CPAP ketika tertidur agar kebutuhan oksigen kamu tercukupi. Nah, pemeriksaan polysomnogram yang dilanjutkan dengan uji CPAP ini bertujuan untuk menentukan pengaturan mesin CPAP yang cocok dan jumlah oksigen yang sesuai dengan kebutuhan kamu