jurnal fina - aphakia correction by injection of foldable intra ocular in the anterior chamber

12
PENELITIAN ORIGINAL KOREKSI APAKHIA DENGAN PEMASANGAN FOLDABLE INTRA-OCULAR LENS DI RUANG ANTERIOR (COA) Kagmeni Giles1,2,*, Moukouri Ernest1,2, Domngang Christelle3, Nguefack-Tsague Georges2, Cheuteu Raoul1, Ebana Mvogo Come2 and Peter Wiedemann4 1University Teaching Hospital Yaounde (UTHY), Cameroon. 2University of Yaoundé I, Faculty of Medicine and Biomedical Sciences, Cameroon. 3Mountains University Baganté, Cameroon. 4Eye Hospital of Leipzig University, Germany. *Corresponding author email: [email protected] Abstrak : Peneliti menilai hasil dari penggunaan lensa foldable (yg dapat dilipat) pada ruang anterior (anterior chamber) untuk koreksi aphakia unilateral di University Teaching Hospital di Yaounde. Pada penelitian retrospektif, non-comparativ, dan serial kasus kosekutif, peneliti meninjau reka medis pasien yang melakukan oeprasi untuk koreksi aphakia dengan injeksi pada angular yang didukung dengan pemakaian foldable lens antara Januari 2009 dan Desember 2011 di University Teaching Hospital Yaounde. Uji T berpasangan dilakukan pada penelitian ini unjuk membandingkan visual acuity (VA [Ketajaman Penglihatan]) dan intraocular pressure (IOP [Tekanan intra-okular/TIO]). Nilai P yang kurang dari 0.05 akan dipertimbangkan sebagai hasil yang bermakna secara statistik. 21 pasien dimasukkan dalam penelitian ini; 12 pasien pria (57.1%) dan 9 pasien wanita (42.9%). Nilai rata- rata usia adalah 55.38 ± 17.67 tahun (berkisar dari 9-75 tahun). Nilai rata-rata untuk durasi follow-up adalah 5.95 ± 3.14 bulan (berkisar dari 2-12 bulan). Nilai rata-rata logMAR

Upload: marmutkupluk1396920

Post on 02-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ghjk

TRANSCRIPT

PENELITIAN ORIGINALKOREKSI APAKHIA DENGAN PEMASANGAN FOLDABLE INTRA-OCULAR LENS DI RUANG ANTERIOR (COA)Kagmeni Giles1,2,*, Moukouri Ernest1,2, Domngang Christelle3, Nguefack-Tsague Georges2, Cheuteu Raoul1, Ebana Mvogo Come2 and Peter Wiedemann41University Teaching Hospital Yaounde (UTHY), Cameroon. 2University of Yaound I, Faculty of Medicine and Biomedical Sciences, Cameroon. 3Mountains University Bagant, Cameroon. 4Eye Hospital of Leipzig University, Germany.*Corresponding author email: [email protected]

Abstrak : Peneliti menilai hasil dari penggunaan lensa foldable (yg dapat dilipat) pada ruang anterior (anterior chamber) untuk koreksi aphakia unilateral di University Teaching Hospital di Yaounde. Pada penelitian retrospektif, non-comparativ, dan serial kasus kosekutif, peneliti meninjau reka medis pasien yang melakukan oeprasi untuk koreksi aphakia dengan injeksi pada angular yang didukung dengan pemakaian foldable lens antara Januari 2009 dan Desember 2011 di University Teaching Hospital Yaounde. Uji T berpasangan dilakukan pada penelitian ini unjuk membandingkan visual acuity (VA [Ketajaman Penglihatan]) dan intraocular pressure (IOP [Tekanan intra-okular/TIO]). Nilai P yang kurang dari 0.05 akan dipertimbangkan sebagai hasil yang bermakna secara statistik. 21 pasien dimasukkan dalam penelitian ini; 12 pasien pria (57.1%) dan 9 pasien wanita (42.9%). Nilai rata-rata usia adalah 55.38 17.67 tahun (berkisar dari 9-75 tahun). Nilai rata-rata untuk durasi follow-up adalah 5.95 3.14 bulan (berkisar dari 2-12 bulan). Nilai rata-rata logMAR visual acuity adalah 1.26 0.46 sebelum operasi dan 0.78 0.57 setelah operasi (P = 0.003). Perubahan pada tekanan intra-okular tidak menunjukkan kemaknaan dalam statistik. Komplikasi yang terjadi termasuk hipertensi intra-okular (di atas 21 mmHg) pada 3 pasien (14.3%) dan edema makula, ovalisasi pupil, dan ablasio retina pada setiap satu pasien untuk setiap komplikasi. Hasil ini menunjukkan bahwa injeksi pada bagian angular di foldable lens pada ruang anterior (Camera Occuli Anterior [COA]) merupakan teknik yang berguna untuk koreksi aphakia pada mata tanpa bantuan penggunaan kapsul. Namun, follow-up yang lebih panjang, serta jumlah pasien yang lebih banyak dibutuhkan untuk memastikan tingkat efektifitas dan keamanan dari prosedur ini.

Kata Kunci : Aphakia Unilateral, Foldable lens, COA

PENDAHULUANAphakia unilateral yang belum dikoreksi merupakan salah satu kasus yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan monocular di beberapa negara bagian Afrika. Lensa Aphakic, lensa kontak, dan Intraocular lens (IOL) merupakan metode yang dianjurkan untuk rehabilitasi penglihatan setelah dilakukan operasi katarak. Penggunaan kacamata tergolong tidak praktis, karena berat dan tidak nyaman. Goresan pada lensa juga mudah terjadi sementara bingkai kacamata mudah patah. Penggantian kacamata yang rusak tergolong sulit di banyak negara bagian Afrika seperti Kamerun karena ketersediaan barang dan harganya yang tergolong mahal.Selain itu, kacamata juga tidak cocok untuk kasus monocular aphakia dan mempunyai fungsi terbatas untuk rehabilitasi penglihatan. Lensa kontak cukup mahal dan tidak mudah untuk dipakai. Kebanyakan populasi yang hidup di daerah pedesaan mempunyai standar hidup dibawah rata-rata dan kesulitan untuk mencari air bersih sehingga higienitas personal dan mata sulit untuk dicapai. Polymethylmetacrylate (PMMA) anterior chamber (AC) lens sudah lama dipertimbangkan sebagau metode standar untuk koreksi aphakia di Afrika. Metode ini dikaitkan dengan berbagai komplikasi termasuk bullous keratopathy, peningkatan tekanan intra-okular (TIO/IOP), dan kerusakan sel endotel, hingga kebutaan. Beberapa teknik termasuk posterior chamber sclera fixed lens dan anterior chamber iris claw lens dilaporkan menunjukkan hasil yang baik terkait penglihatan untuk penanganan mata dengan aphakia unilateral tanpa bantuan capsular. Kemajuan teknologi terkait rancangan lensa (angular support) dan bahan pembuatan lensa (Acrysoft) membuat metode pemasangan lensa ke COA lebih aman untuk koreksi gangguan refraksi pada pasien.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hasil dari penggunaan anterior chamber (AC) foldable lens untuk aphakia unilateral di University Teaching Hospital Yaounde (UTHY).

METODE DAN BAHASPasienPada penelitian restropektif, non-comparative (tanpa pembanding), dan serial kasus konsekutif (beruntun), rekam medis semua pasien yang melakukan operasi untuk koreksi aphakia dengan rata-rata metode injeksi angular support foldable lenst pada COA dari Januari 2009 dan Desember 2011 di University Teaching Hospital Yaounde akan ditinjau kembali. Persetujuan medis tertulis didapatkan setelah menjelaskan bagaiana prosedur penelitian pada semua pasien (atau wali yang sah) sebelum dilakukan pembedahan. Sebelum operasi, setiap pasien akan mendapatkan anamnesis ocular lengkap (untuk mengetahui penyebab aphakia) dan pemeriksaan mata standar termasuk pemeriksaan dari mata yang belum dikoreksi dan jarak pinhole serta ketajaman penglihatan, pengukuran tekanan intraokular (IOP/TIO) dengan menggunakan Goldmann apolanation tonometer, pemeriksaan slit lamp yang difokuskan pada bagian kornea, dan gonioskopi, fundus, dan pemeriksaan retina perifer. Biometri dan kedalaman COA akan diukur dengan Ocuscan (Alcon, Fort Worth, TX, USA). Diameter horizontal dari iris diukur secara manual dengan menggunakan caliper dari white-to-white (WTW).Kriteria inklusi adalah pasien dengan aphakia unilateral tanpa tanda klinis keratophaty, tidak ada bukti adanya glaukoma, open irido corneal angle, kedalaman CO lebih dari 3 mm, WTW lebih dari 11.5 mm, dan didapatkan perbaikan kejataman penglihatan dengan menggunakan pinhole.

Definisi Ketajaman PenglihatanPada penelitian ini, ketajaman penglihatan diukur dengan menggunakan huruf pada kartu Snellen dan akan dikonversikan ke dalam unit logMAR untuk tujuan penilaian statistik. Penglihatan non-numerical langsung dimasukkan ke dalam nilai logMAR, jadi counting finger (CF [Hitung Jari]) = logMAR 1.70, Hand Motion (HM [Lambaian Tangan]) = logMAR 2.00, persepsi cahaya normal = logMAR 2.30, gangguan persepsi cahaya = logMAR 2.70, dan No Light Perception (NLP, tidak ada respon persepsi cahaya) = logMAR 3.00.

Karakteristik lensaSemua IOL yang digunakan untuk penelitian merupakan foldable acylic angular support (dipasang di sudut). Hanya IOL ini yang merupakan lensa dengan diameter total 12.00-13.50 yang merupakan lensa sekali pakai di rumah sakit penelitian. Diameter keseluruhan dari lensa yang akan dipasang sudah dipastikan dengan nilai WTW plus 1 mm.

Prosedur PembedahanSemua operasi dilakukan dengan anestesi lokal. Injeksi retro atau para bulbar dilakukan dengan menggunakan xylocaine 2%. Sebuah 1-mm paracentesis dibuat pada posisi nasal superior dan satu insisi tunnel kornea berukuran 2.80-3.00 dibuat pada posisi temporal superior dengan keratoma. Substansi viscoelastic diunakan untuk membentuk ulang AC. Foldable lens angular support diinjeksikan secara pelan pada COA (Gambar 1. Dan 2), Substansi viscoelastic kemudian dibuang dari COA dengan menggunakan Sicoe cannula. Pasien yang mendapatkan iridectomy dari ICCE tidak membutuhkan iridectomy tambahan. Pada akhir prosedur, depot subkonjunctival berupa deksametason dan gentamisin diberikan pada pasien. Kunjungan follow-up dijadwalkan seperti berikut: hari pertama, 1 minggu setelahnya, 2 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun post-operasi. Pada setiap kunjungan follow-up, UCVA dan IOP dinilai dan status kornea juga akan dianalisa. Untuk setiap pasien, data dari kunjungan follow-up terakhir akan digunakan untuk analisa.

Analisa StatistikVariabel kuantitatif tidak menunjukkan perubahan bermakna dari nilai distribusi normal: dimana nilai yang dilaporkan mempunyai nilai rata-rata standar deviasi (SD). Sebagai akibatnya, semua hasil yang didapatkan bersifat parametrik. Variabel kualitatif digambarkan dalam nilai persen (%). Uji T berpasangan dilakukan untuk membandingkan ketajaman penglihatan (VA) dan tekanan intraokular (IOP/TIO) post-operatif dan pre-operatif. Analisis dilakukan dengan menggunakan software statistik Epi-info 7 dan IBM SPSS 19. Nilai P yang kurng dari 0.05 dipertimbangkan bermakna secara statistik.

HASIL21 pasien dimasukkan dalam penelitian ini. Karakteristik dasar dan demografis dari amt untuk setiap pasien ditampilkan di tabel 1. 12 pasien merupakan pria (12 mata, 57.10%) dan 9 pasien wanita (9 mata, 42.90%). Nilai rata-rata usia adalah 55.38 17.67 tahun (berkisar dari 9-75 tahun). Penyebab aphasia adalah: 11 direncakan ICCE (52.38%), 6 karena ruptur capsul posterior diseratai dengan hilangnya vitreous saat rencana pemasangan ECCE (28.57%), 3 karena subluksasi lensa post-traumatis (14.28%), dan 1 karena sinkin lens [lensa terbenam?/dislokasi lensa] (4.76%). Nilai rata-rata untuk durasi follow-up (Tabel 2) adalah 5.95 3.14 bulan (berkisar dari 2-12 bulan).

Gambar 1. Pemasangan Lensa COA melalui tunnel kornea 2-8 mm15 (71.40%) pasien menunjukkan peningkatan UCVA post-operatif sebanyak 1 garis atau lebih. Nilai rata-rata ketajaman pengoihatan dalam logMAR adalah 1.26 0.46 pre-operatif dan 0.78 0.57 post-operatif (P = 0.003). 3 pasien mempunyai VA post-operatif yang lebih rendah dibandingkan pre-operatif . Komplikasi post-operatif ditampilkan di Tabel 3. 3 pasien (14.30%) mengalami hipertensi intraokular post-operatif (diatas 21 mmHg). Perubahan tekanan intraokular tidak bermakna secara statistik (p = 0.32) dibandingkan IOP pre-operatif dengan nilai rata-rata IOP pre-operatif adalah 15.33 3.21 sementara rata-rata IOP post-operatif adalah 16.52 4.68 mmHg. Komplikasi lainnya termasuk edema makula, ovalisasi pupil (Gambar 3), dan ablasio retina dimana masing-masing kasus mengenai 1 pasien. Tidak ada catatan terkait masalah korena yang membutuhkan pelepasan lensa.

Gambar 2. Lensa COA setelah pemasangan

PEMBAHASANPenanganan dari mata dengan unilateral aphakia tanpa capsular support masih belum sering dilakukan di Kamarun. Foldable lens dengan angular support saat ini digunakan pada COA untuk koreksi gangguan refraksi. Pada penelitian ini, peneliti memasukkan foldable lens dengan angular support ke dalam COA untuk memperbaiki aphakia. Semua pasien mengalami aphakia unilateral tanpa capsular akibat berbagai macam penyebab. Rencana untuk dilakukannya intra-capsular cataract extraction [ICCE] (52.38%) merupakan penyebab paling banyak untuk aphakia pada serial penelitian ini. Teknik ini sudah lama dipertimbangkan sebagai metode standar untuk operasi katarak di Afrika. Peneliti tidak bisa menjelaskan perbedaan kecil antara jumlah pasien pria dan wanita. Hal ini mungkin disebabkan karena pasien pria lebih mudah untuk membayar biaya operasi dibandingkan wanita di Kamerun. 15 (71.40%) pasien menunjukkan peningkatan UCVA post-operatif sebanyak 1 garis atau lebih. Nilai rata-rata ketajaman penglihatan meningkat secara bermakna dari logMAR 1.26 0.46 pre-operatif menjadi logMAR 0.78 0.57 post-operaitf (P = 0.03).

Penelitian sebelumnya yang menggunakan iris claw lens untuk memperbaiki aphakia juga dilaporkan bermakna terkait perbaikan VA dan tingkat komplikasi yang rendah.

Namun, walapun hasil penglihatan tergolong baik, pemasangan teknik iris claw tergolong sulit dilakukan di Kamerun karena memubutuhkan peralatan khusus dan periode latihan yang lebih lama. Pemasangan foldable lens di COA merupakan prosedur yang sangat mudah dilakukan melalui tunnel kornea berukuran 2.80-3 mm. Pada penelitian ini, 3 mata mengalami peningkatan sementara IOP post-operatif, yang dapat ditangani dengan pemberian obat topikal. Peurbahan IOP ini tidak bermakna secara statistik (P = 0.32). Hal ini juga dilaporkan di penelitian lainnya, yang menggunakan pendekatan lain untuk koreksi aphakia. Kasus terjadiya ovalisasi pupil yang diobservasi dalam penelitian ini juga pernah terjadi di penelitian lain. Pertimbangan estetika tidak mempunyai pengaruh klinis dalam penelitian in. Ablasio retina menyebabkan ketajaman penglihatan yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya di penelitian ini. Pada kondisi praktik penelitian ini, penghitungan sel endotel tidak dapat dilakukan.

Namun di penelitian ini, tidak ada kasus bullous keratophaty yang diamati. Ada dua penjelasan terkait hal ini yaitu: (1) dalam penelitian ini, semua pasien mempunyai kedalaman COA lebih dari 3 mm. Hal ini menyediakan jarak yang cukup antara lensa dan endotel kornea, sehingga meminimalkan kehilangan sel endotel; (2) rancangan lensa (angular support) menyebabkan kontak yang lembut antara lensa dengan sudut irido-kornea. Pada salahs atu penelitian pada 30 mata, Omulecki et al. Memantau bahwa densitas sel endotel di korena akan berkurang secara bertahap sewaktu periode post-operatif setelah pemasangan fodable AC IOL.Persentase hilangnya sel endotel berkisar 8.96% setelah 6 bulan dan dilaporkan terjadi pada mata yang mendapatkan pemasangan iris claw intraocular lens. Nilai rata-rata durasi follow-up adalah 5.95 3.14 (berkisar 2-12 bulan) yang tergolong sebentar dan merupakan salah satu keterbatasan utama dalam penelitian ini. Kunjungan follow-up berkala ke klinik mata cukup sulit karena masalah biaya dan jarak perjalanan. Konseling yang adekuat pada pasien, orangtua, dan perawatnya akan membantu untuk memastikan follow-up yang lebih baik.

Gambar 3. Ovalisasi Pupil setelah pemasangan foldable angular support lensKESIMPULANPenelitian ini menyatakan bahwa pemasangan foldable IOL pada COA dapat meningkatkan ketajaman penglihatan; dimana komplikasi yang terjadi juga serupa dengan metode lainnya, berdasarkan ltieratur yang ada. Teknik ini cocok diterapkan di Afrika karena biayanya yang murah, periode pelatihan ahli yang tidak terlalu lama, dan ketersediaan angular support foldable intraouclar lenses. Walaupun hasil terkait ketajaman penglihatan tergolong baik pada pasien di penelitian ini, waktu follow-up yang diperpanjang dan jumlah pasien yang lebih luas dibutuhkan untuk memastikan efektifitas dan keamanan dari prosedur ini. Pencegahan aphakhia dengan melakukan operasi katarak moern seperti small incision cataract surgery dengan pemasangan IOL di bagian COP (Camera Oculi Posterior) tetap menjadi pilihan yang terbaik untuk kasus ini.