kajian atas gereja pentakosta-kharismatik di jawa, …
TRANSCRIPT
SUSANNE RODEMEIER
31GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA1
Sebuah Tantangan
SUSANNE RODEMEIER*
Abstract
Usingarecentcasestudy,Iamgoingtoshowwhichrealitiesmightdemandadjusting
researchmethodsduringeverystepofethnographicfieldresearch.Iamgoingtoshow
thatonecannotbeequippedwithallresearchmethodsinadvance.Iwilldemonstratevia
theprogressionofmyownresearchwhyitisnecessarytocontinuouslyadjustresearch
methods to thebroadersituationeven if itmightbequitedifficult.Thecase Ipresent
is taken frommy most recent research amongst members in charismatic Pentecostal
churches on Java, Indonesia. The relationship between my informants and me is
evaluated.Inmycasestudy,itwasnecessarytorecognizetheimportanceofthecultural
peculiaritiesoftheJavaneselanguage,inspiteofthefactthatIndonesianwasspoken.
Also the urban research field demanded specialmethodology.And last, but not least,
thepressureinformantsputonmebytreatingmeasapossibleproselytedemandedan
unexpectedsensitiveapproach.
Keywords: research methodology, Charismatic Christians, Pentecostal Church,
proselytizing,spiritualhealing,Java,Indonesia.
*Dr.Phil.SusanneRodemeier, etnologist, menyelesaikan studinyadiMunichdan sejak tahun1989kembalimelakukanpenelitianetnologidiIndonesia,khususnyadiJawa,Alor,danPantar.DiamelakukanpenelitianterhadapKristenProtestan,Islam,kearifanlokal,dantradisilisan.PadabeberapatahunterakhirinidiaadalahstafpadaInstitutEtnologidariUniversitasHeidelberg.DiaikuttimakademisdarinegaraJermandanPrancisdalamproyekpenelitiandari Lembaga Penelitian Jerman-Perancis Mengenai Tradisi Lokal dan Agama-agama Dunia di Asia Tenggara(LOTWOR)yangdidukungolehYayasanPenelitianJerman(DFG)danOrganisasiNationalNegaraPerancisuntukRiset (ANR).Salah satu proyekpenelitiannya adalah tentang “Orang-orangKristen sebagaiKelompokMinoritasdi Jawa”. Untuk publikasinya dapat dilihat di: https://uni-heidelberg.academia.edu/SusanneRodemeier. Email:[email protected].
© SUSANNERODEMEIER|DOI:10.21460/gema.2016.11.210ThisworkislicensedunderaCreativeCommonsAttribution-NonCommercial4.0InternationalLicense.
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
32 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
Abstrak
Melaluistudikasusbaru-baruini,sayaakanmenunjukkanrealitasyangmungkinmemerlukan
penyesuaianlangkahdemilangkahdarimetodepenelitianetnografidilapangan.Seseorang
tidakdapatmenggunakan seluruhmetodepenelitianyangada.Sayaakanmenunjukkan
melalui penelitian yang saya lakukan mengapa perlu untuk terus menyesuaikan metode
penelitiandalamsituasiyang lebih luasbahkan jika itumungkincukupsulit.Kasus ini
saya sajikan dari penelitian terbaru saya terhadap anggota di gereja-gereja Pantekosta
Karismatik di Jawa, Indonesia.Hubungan antara narasumber saya dan saya dievaluasi.
Dalam studi kasus saya, perlu untuk mengetahui pentingnya kekhasan budaya dari bahasa
Jawa, terlepasdarikenyataanbahwahal ini telahdibicarakandi Indonesia.Jugabidang
penelitian perkotaan menuntut metodologi khusus. Dan terakhir, namun tidak sedikit,
tekananinformanterhadappenelitidenganmemperlakukansayasebagaiseseorangyang
tidakberagamamenuntutdarisayapendekatanyangsensitifsekali.
Kata-kata kunci: metodologi penelitian, Kristen Kharismatik, Gereja Pantekosta,
penyebaranagama,penyembuhanspiritual,Jawa,Indonesia.
PENGANTAR2
Pada tahun 2011 sampai dengan 2014 saya melakukan sebuah penelitian etnologi terhadap
kelompok minoritas Kristen di Pulau Jawa, Indonesia. Untuk alasan itulah, mengingat saya
berasaldariEropa,sayamemperlengkapidiridengannilai-nilaiKristendemikepentinganpara
informan saya. Karena saya dari Eropa, orang sering berpikir bahwa saya beragama Kristen,
tanpasebuahpertimbanganlain.BegitujugabanyakorangMuslimyangmengidentikkanseorang
Eropa tentulah beragama Kristen, karena Eropa sering dihubungkan dengan misi kekristenan
di zamankolonialmaupundenganduniakekristenan saat ini.Pemikiran serupa jugaadapada
orang-orangKristenIndonesiadalambeberapatahunterakhirini,ketikakelompokMuslimradikal
mencaripembenaranatasperilaku-perilakukekerasanmereka.Sebaliknyapemikirankebanyakan
masyarakat Jawaberkaitandenganhubunganantaragama lebihbersifat terbuka.OrangKristen
danMuslimtidakhanyahidupberdampingantetapidilingkunganmerekaterdapatjugakeluarga
yanganggotakeluarganyaberagamabaikKristenmaupunIslam.Sikapmenghargaiagamalain
SUSANNE RODEMEIER
33GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
ditunjukkanmelaluicaramerekayangjarangberbicaratentangagamamerekadanartiaktivitas
agamamerekadankemudiandikomentariolehanggotakeluargayanglain.Bagimerekaagama
adalahurusanpribadi.Bahkanketikasebuahkeluargamengadakanperayaanyangberhubungan
denganagamanya,merekamemisahkandengan jelas antaraperayaanyangbersifat agamadan
perayaanyangbersifatumumatausekulerdantraditional.KebanyakanorangKristendanMuslim
yangsayajumpaimemilikipemikiranterbukasepertiini.Meskipunprasyarat-prasyaratpenelitian
bersifat ideal, saya tetap memiliki kesulitan untuk melakukan penelitian terhadap kehidupan
KristendariwargagerejaPentakosta-Kharismatik.3Selanjutnyasayaakanmemaparkanalasan-
alasanyangberkaitandengankesulitan-kesulitanyangdialamidalampenelitianinidanberefleksi
apakah dan bagaimana kesulitan-kesulitan ini memengaruhi baik sikap penelitian maupun hasil
penelitiansaya.
BerdasarkanpengamatansayaterhadapgerejaPentakosta-Kharismatikjelaslahbagisaya
bahwabagiparainformanpengalamanYesusdanRohKudusmemilikiartiyangsangatpenting.
Dalam khotbah-khotbahnya pendeta-pendeta berbicara tentang pengalaman-pengalaman yang
khususini.Tetapiwargagerejatidakpernahberbicaratentangpengalamannya.Olehkarenaitu,
metode penelitian antropolog “participant observation” (melihat seperti seorang anggota) tidak
bisadipakai(tidakberfungsi).Sayahanyamendapatinterpretasiteologis,tetapicarapenelitian
wawancara tidakmemberikanwawasan baru atau pengertianmendalam.Kekhasan lain dari
gereja Pentakosta-Kharismatik—yang tidak hanya ditemukan di Indonesia—adalah setiap
anggota gereja diharuskan untuk membantu menyembuhkan orang yang “sakit”, baik yang
sakit jasmani ataumental. Saya sendiri tidak ingin disembuhkan karena saya rasanya cukup
sehat.Sayapernahmenolakbantuanspiritualdariinformansaya.Jelassekaliantarasayadan
informansayatimbuljarakdaninidapatmemengaruhipenelitiansaya.Padasatusisi,halini
berhubungandenganajarangerejaKharismatikdan,disisilain,sayatidakinginterbawaoleh
ajaraninidanjugapengaruhnya.Antarasayadanparainformandisatusisiadajarakyangbesar,
selamasayatidakmemilikipengalamanimantentangYesus.Olehkarenaitu,didalampikiran
merekasayasepertiorangyang“hilang”.Disisiyanglain,parainformanmelihatsayasebagai
orangyangperlumendapatperhatiankhususkarenakelemahanimansaya.Selamamasihada
harapanuntuksayasuatuwaktumenjadiorangpercaya,merekasenangjikasayamembangun
kedekatan dengan-Nya. Keterbukaan ini memungkinkan saya untuk melakukan pengamatan
terhadapkegiatan-kegiatanyangbersifatgerejawimaupunnon-gerejawidariparawargagereja.
Percakapan-percakapan tentang apa yang saya amati memungkinkan dan menolong saya untuk
memahamidenganlebihbaikkehidupansehari-haridariwargagereja.Seandainyasayasendiri
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
34 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
menjadi anggota dari salah satu gereja Pentakosta, mungkin jarak dengan apa yang saya amati
akanmenjadi lebih kecil. Setidaknya sebagian dari data yang saya kumpulkan akan bersifat
pasti,meskipunmungkin tanpa sadar hanyamewakili satu sisi saja. Saya berpikir tidak ada
jalanuntukkeluardaridilemainikepadakedekatanyanglebihterbatasatauyanglebihbesar.
Ini semua penting untukmengenali harapan-harapan saya sendiri dan juga harapan-harapan
para informan danmerefleksikan serta memodifikasi lebih lanjut metode-metode penelitian.
Dengan begitu setidaknya dapat mengurangi hambatan yang mungkin terjadi dan disebabkan
olehprasangka-pransangkadarikeduabelahpihak.
Dalam pembahasan selanjutnya saya akan menjelaskan proses perubahan dari penelitian
ini agar lebih bisa dimengerti. Melalui penelitian ini, saya ingin mengetahui mengapa orang
Jawa memilih menjadi anggota gereja-gereja Kharismatik dan apakah keanggotaan gerejanya
itu mengubah kehidupan keluarganya. Saya secara khusus tertarik meneliti keluarga-keluarga
Jawa-IslamyanghanyasatuorangdarianggotakeluarganyamenjadianggotagerejaKharismatik.
Selama penelitian ini dilakukan tampak bahwa pertumbuhan gereja-gereja Kharismatik, baik
di luargerejamaupunkeluarga,bersifat sangatdinamis. Jumlah iniberpotensiuntukmemberi
wajahbarubagipluralismeetnisdiIndonesia.Munculnyagereja-gerejaPentakosta-Kharismatik
barusejakakhir tahun1980-anyangkebanyakanberasaldariorang-orang IndonesiaTionghoa
dapatmemicugerakanmassatanpamenghiraukanperbedaan-perbedaanetnisyangada.Situasi
inimemungkinkanteratasinyarasaantipatiantaraorangJawadanTionghoasebagaimanayang
tampakdalamsejarahIndonesiabelakanganini.
Selanjutnya saya akan membuat sebuah kesimpulan singkat tentang situasi khusus
dari minoritas Kristen di Jawa dengan perhatian khusus pada gereja Pentakosta-Kharismatik
KeluargaAllah4diSurakarta,JawaTengah.Kemudiansayaakanmerefleksikantatanan-tatanan
Jawa dalam berinteraksi dan perubahan-perubahan aktualnya, sejauh itu memengaruhi proses
penelitiansaya.Fokuspemikiransayaadalahpadaanalisa-analisaataskekhasan-kekhasanyang
saya peroleh melalui komunikasi dengan para informan, termasuk di dalamnya situasi-situasi
khususberhubungandenganpelajaranbahasaJawadanjugaupayauntukmengambiljarakyang
lebihdekatdengantempattinggalwargagereja.Keduasituasikhususinimempunyairelevansi
yangtidakterduga,karenadisatusisiorang-orangKristenyangterlibatdalampenelitiansayadi
SurakartadalamberkomunikasisatudenganyanglainhampirtidakmenggunakanbahasaJawa
melainkanbahasaIndonesia.Disisiyanglainwarga-wargagerejainitinggalmenyebardiseluruh
kotaSurakarta.
SUSANNE RODEMEIER
35GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA
Dalamkurunwaktusepuluhtahunterakhiriniadakuranglebihempatgerejayangbisadikategorikan
sebagai Mega Church5‘GerejaMegah’,danituberartibahwapadasetiaphariMingguadalebihdari
5.000orangyangdatangkegereja.Inimerupakanperkembanganyangmenakjubkan,bukanhanya
karena90%pendudukyangtinggaldisekitargerejaitumayoritasnyaadalahMuslim,melainkanjuga
karenadiJawasangatlahsulitmendapatkanizinpemerintahuntukmembagungereja(Crouch,2007:
106).Sebaliknyatidakditemukan“Mega Church”diwilayah-wilayahdimanaterdapatlebihbanyak
orangKristen.MeskipundemikiankelompokKharismatikmengalamipertumbuhansecarakuantitas.
Di semuawilayahdi Indonesiamunculnyagereja-gerejabarumerupakandampakdaripecahnya
gereja-gerejaPentakosta.Begitupulagereja-gereja“Mega Church”yangadadiJawamerupakan
sebuahrepresentasigerejayangmandiridilingkungangereja-gerejaPentakosta-Kharismatik.Cuma
Gereja Reformed Injili Indonesia diJakartaadalahsebuahperkecualian.Gerejainimerupakangereja
KharismatikyangmerasamemilikiakarnyapadagerejareformasiCalvin.KesamaangerejaMega
Churchadalah,semuadidirikansejaktahun1980-andandidirikanolehorang-orangIndonesiayang
berlatarbelakangetnisTionghoa.Meskipundemikiandilingkungangereja-gerejaKharismatiksaat
initerlihatbahwayangberperandalamgerejabukanhanyaorang-orangyangseetnisdenganpara
pendirigereja,melainkanjugaanggota-anggotadarietnisyanglain.Dansayajugatidakmenemukan
pemikiranyangmenolakpendapatini.Sebaliknya,jumlahorangJawayangmenjadianggotagereja
KharismatiksetidaknyasebandingdenganyangberasaldarietnisTionghoa.
FokuspenelitianterhadaporangKristensejakawalmerupakansebuahtantangan,karena
sayasudahmelakukanpenelitianlebihdari20tahundiIndonesia,beberapatahuntinggaldiJawa
BaratdanmempunyaibanyaktemanKristenyangkebanyakanberasaldarilatarbelakangetnis
Tionghoa,tetapitidakpernahberurusandenganaktivitasagamamereka.Sebelumsayamemulai
penelitian saya hanya tahu sedikit tentang di mana teman-teman saya ini bergereja dan alasan
merekabergerejadisitu.Olehkarenaitu,sayamembatasipersiapanpenelitiansayahanyapada
studi literatur, seperti tulisan Joel Robbins (2011: 59) yang memberikan sebuah kesimpulan yang
berguna terkait dengan kemiripan dari gereja-gereja Pentakosta-Kharismatik untuk penelitian-
penelitansayaselanjutnya.
Digereja-gerejainipuji-pujiandalamibadahbisaberlangsungselamakuranglebihsatujam.
Ketikabernyanyijemaatberdiridanmengangkattangannya.Kadangkalamerekabertepuktangan
ataumengatakan“Haleluya”danmenyatakankerinduanmerekakepadaTuhan.Musikyangsering
dimainkandengankeyboard,drum,dangitarlistrikterdengarmemekiktelinga.Diatasdandidepan
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
36 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
panggung para penarimenyanyi danmenari dalamkostumberwarna-warni danmembawa serta
mengayunkanpanji-panjisertamemukultamborin.
Selain itu, juga ada layar proyektor yangmelalui programPowerpoint ditampilkan teks-
teks lagudangambar-gambar yangberhubungandengankekristenan.Sementara itu seringpada
bagianakhirdari laguorangmengucapkan“lalalala”dengandurasiyangsangatpanjang.Hal ini
diartikan sebagai berbicara dalam bahasa lidah atau bahasa Roh6 yang dipahami seperti bahasa ibu
dari RohKudus. Kemudian ada yangmengucapkan “lalalala”, dan langsung diikuti oleh orang
banyaklainnya.Tetapisituasiinitidakterjadidisetiapibadah.Yangselaluterjadiadalahorangyang
berteriak,menangis,atautertawaterus-menerusselamabeberapamenit.
Seringkaliorang-orangyangberibadahsecaraemosionaldisorotikameradanditayangkan
dilayarproyektorsehinggaterlihatolehyanglain.BagiorangJawainihalyangtidakbiasa(aneh),
karenamerekasejakkecilbelajarbahwaorangharusmerasamalumengekspresikanperasaannya
secara terbuka.Sebaliknyadikalangangereja-gerejaKharismatikorangharusmemahamibahwa
apayangmenjadikeinginanwargagerejaharusdipenuhidanRohKudushadirdalamgereja.Roh
Kudusdapatsetiapsaatmasukdalamdirimerekayanghadirdanorangyangmerasakankehadiran
RohKudusiniakansegeramengalamipenyembuhan.TetapiorangyangmengalamikehadiranRoh
Kudusakantetapdiliputiperasaangembirameskipuntidakmengalamikuasapenyembuhan.Bagi
wargagerejayanghadirmerekasemakindiperkuatdalamkeyakinanbahwaYesushadirdiantara
manusia.Orangsemakinyakin,bahwamelaluisuasanaemosisepertiiniataumelaluipengalaman
trans (seperti kehilangan kesadaran) Yesus memperlihatkan bahwa Dia selalu menuntun dan
melindungimereka.Keinginan untukmerasakan beradaanAllah dan selalu dilindungi oleh-Nya
memperlihatkanmengapagerejasaatinibanyakdipenuhiorangJawa.PadahariMinggukebanyakan
orangpercayapergikegerejayangsamabeberapakali.Tetapisayatidakbisamenjelaskanapakah
mereka melakukan hal ini karena mereka tidak dapat menghentikan perasaan kepenuhan itu ketika
pertamakalimemperolehnyaataukahmereka inginkembalimerasakanperasaan tersebut.Tetapi
yang jelas setidaknya ada banyak gadis yang masih dalam masa puber selalu ingin merasakan
pengalamanemosionalyangdiharapkannya,yaitupenyembuhanolehRohKudusmelalui“baptisan”
RohKudus.Gadisinimempersiapkandiridenganberpuasaseharisebelumibadahyangdiikutinya
danhanyatidakbanyaktidurpadamalamsebelumnya.
Orang bisa saja berpikir bahwa orang-orang yang merasakan pengalaman seperti ini
dan mengartikannya sebagai pengalaman iman dengan Yesus ingin menolong orang lain agar
jugamengalamipengalaman serupa.Setiaporangdengandemikianharus ikut ambilbagiandan
disembuhkan dari hal-hal yang buruk, yangmenyakitkan, dan yangmengekang.Dengan begitu
SUSANNE RODEMEIER
37GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
setidaknyamerekamemahamibahwatugasgerejaadalah“menghadirkankasihdidalamdunia”.7
Bagi saya mandat ini memunculkan di satu rasa keingintahuan tetapi di sisi lain rasa ingin membatasi
diri.Sayatersinggungdenganpemikiranparainformansayabahwamerekainginmenolongsaya
agar mengalami penyembuhan melalui Yesus atau Roh Kudus. Dengan beberapa arahan tidak
langsung mereka berupaya untuk membuat saya memahami bahwa saya harus mempersiapkan
diri untuk diubah olehYesus. Pengalaman-pengalaman iman lainnya nanti akan datang sendiri.
Harapan-harapan tersembunyi yang ditujukan kepada saya ini membuat saya ragu-ragu untuk terus
membangunkontakdanpendekatandenganparainforman.Padasisiyanglain,sayaberharapbahwa
pengalaman-pengalaman yang baik melalui penelitian-penelitian yang saya lakukan sebelumnya
dapatmembantumengembangkanpenelitiansayayangbaruini.Karenaitu,sayaberupayadengan
sabar dan tekunmembangun rasa percaya dan terlibat aktif sebanyakmungkin dalam kegiatan-
kegiatanparaanggotagerejanya.
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI YANG BERUBAH
Ada beberapa alasan yang menyebabkan tidak mudah melakukan penelitian ini. Kunjungan-
kunjungan saya sebelumnya ke Pulau Jawa pada masa pemerintahan Suharto membuat saya
mengenalPulauJawa.WaktudatangdiJawasayamengharapkansebuahkomunitasasing.Sekarang
saya bertemu sebuah komunitas yang tampaknya modern dan bebas dari tingkatan sosial seperti
komunitasdiJerman.ApayangsayapikirkantentangbudayaJawadalamkenyataantidaksesuai.
Tetapisetidaknyasayapercayabahwadalamperjumpaandenganbudayaasingaturanyangpenting
menurut saya adalah kepercayaan. Pada sisi yang lain, saya merasa asing dengan kekristenan
sebagaimana tampak dalam gereja-gereja Pentakosta-Kharismatik dan tidak seperti yang saya
duga. Kehidupan di beberapa kota di Jawa juga mengalami perubahan dalam beberapa dekade
terakhir ini.Perkembangan inimerupakandampakdarimundurnyaPresidenSuhartopada tahun
1998 danmerupakan sebuah dinamika yang tidak terduga. Perubahan ini terutama terlihat dari
adanya pemilihan umum yang demokratis, kebebasan beragama, dan desentralisasi di sejumlah
leveladministrasi.Sensoratasmediayangtidaklagiseketatdulujugamemilikidampakyangluas
terhadapperubahanmasyarakat.MasalahSARA(Suku,Agama,Ras,danAntargolongan)bukanlagi
masalahyangtabuuntukdidiskusikansecaraterbuka.Selainitu,kota-kotayangmasihberpegang
padatatakemasyarakatanatauhierarkiyangtradisional,sepertikotaSurakartayangmenjaditempat
penelitiansaya,secarahierarkisosialmenjadikurangpenting.
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
38 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
Perubahan sosial berdampak pada kesepakatan-kesepakatan dalam melakukan kontak dan
percakapan.Misalnyaanak-anakmudadiJawasekarangdalamberkomunikasi lebihterbukadan
langsung, dibandingkan 20 tahun lalu.Tetapi saya terkejut karena situasinya tampak seperti era
sebelumterjadireformasiditahun1998,dimanaorangdapatdenganmudahdiserangsecarapribadi.
Halyangberlawanan saya temukanpada rekanbicara sayadimanamereka selalubereaksi dan
merasasensitifjikasayamemintamerekamenjelaskanperilaku-perilakuataupandangan-pandangan
tertentu.Keinginan saya ini denganmudah dianggap sebagai kritik.Kelanjutan percakapan dari
waktukewaktumenjadiberisiko.SayakemudianteringatpadaCliffordGeertz,yangmenulistentang
adu ayam dalam artikelnya yang terkenal, di mana tidak seorang pun mau berbicara dengan dia
danistrinyapadaawalpenelitiannya.Baginyaorangsepertimengelakdari“hembusananginyang
tidakdiinginkan”(Geertz,1999:203).Sayajugakhawatirbahwadisisapenelitianinisayadapat
diperlakukanjugasepertihembusananginyangtidakdiinginkan.Berulangkalirekanbicarasaya
menarikdiriataumengelakmemberikanalasanyangjelasterkaitdengantemayangdibicarakan.
Dalamsituasiseperti itusayaharusberusaha lagiuntukmembangunhubungan.Berbedadengan
Geertzsayaberhadapandenganbahayalaten,walaupunsayamerasaketikakamisedangberbicara
secara langsung dan terbuka, mereka sering kali secara tiba-tiba berhenti berbicara sama sekali atau
menggantitopikpembicaraan.Sayatidakmengertimengapamerekatidakmempedulikansaya,di
manatidakadaketerbukaanyangspontandikebanyakanpertemuan-pertemuanawal.Sayakemudian
menyimpulkan bahwa hanya bentuk komunikasi yang perlu diubah. Norma-norma kesopanan
tertentudansistemtingkatansosialdalamtradisiJawa(Mulder,1983;Magnis-Suseno,1981)masih
dipegang.
Alasanuntukasumsiiniadalahbahwawarga-wargagerejaKharismatikdiSurakartadalam
aktivitasbergerejanyamenggunakanbahasaIndonesiaketikaberbicarasatudenganyanglain.Bagi
merekainimemperlihatkanbahwamerekaadalahbagiandarimasyarakatyangmoderndanegaliter.
MerekadengantidaksengajamemposisikandiridalamtradisiSukarno,pendirinegaraIndonesia,
yangmencanangkankesatuanbangsadengansemboyan:satunegara,satubangsa,dansatubahasa.
Semboyaninimenjadidasaruntukdapatmembangunkomunikasitanpamemandangperbedaanetnis
danbahasadiseluruhIndonesia.DibawahpemerintahanSuhartobahasaIndonesiamenempatiposisi
tertinggimengambilalihposisiratusanbahasalokal.Meskipundemikian,selamamasapenelitian,
sayamelihatbahwabanyakkeluargasetidaknyamasihberbicaradalambahasaJawangoko.Karena
itu,sayaberasumsibahwaorang-orangKristenJawamasihpercayapadahierarkiyangtercermin
dalam kosakata dan tata bahasa Jawa.8Dengan berbicara dalam bahasa Indonesiamereka ingin
meniadakan hierarki ini dan pada saat yang sama ingin memberi penekanan pada gagasan egaliter
SUSANNE RODEMEIER
39GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
dalamajarankekristenandimanasetiapmanusiaadalahsamadihadapanTuhan.Orang-orangdi
lingkungangereja-gerejaKharismatikbahkanmemilikipemahamanbahwasetiapmanusiamungkin
sajaMesias.Karenaitu,orangharusmembebaskandiridarikriteria-kriteriayangbiasanyadihormati
dalammasyarakat Jawa, seperti: keturunan,pendidikan, ataupendapatan (Rodemeier,2012:52).
Ketaatan terhadap hierarki bahasa Jawa ini bisa saja menjadi penghalang dalam mewujudkan
idealismetersebut.
Penekananpadakesederajatanyangbaruiniberdampakpadapercakapandalampenelitian.
Dalampercakapankhususjarangadakesempatanuntukmempertahankanjarak.Penggunaankata
kamu dulu merupakan sebuah penanda jelas baik berhubungan dengan kedekatan emosi maupun
jarak sosial. Orang hanya menggunakan kamu ketika berbicara dengan anak-anak atau dengan
orang-orang yang secara hierarki lebih rendah atau dengan teman-teman yang memiliki hubungan
yangsangaterat.Miripdengan(penggunaan)kamupadagenerasi1968diJerman,sekarangyang
orangtekankanadalahkesederajatandanpemikiranyangsejalan.Ketikasayameresponnyadengan
bersikap terbuka, sebagaimana yang saya lakukan juga ketika menggunakan bahasa Jerman, rekan
sayatampakmenjagajarak.Setelahbeberapakesulitanyangterjadidiawalsayamulaihati-hatidan
belajar mengatasi kedekatan dan jarak ini dengan lebih baik, yaitu mencampurkan pendekatan gaya
IndonesiamoderndenganjarakdalammasyarakatJawakuno.Hal iniharusdiujimelaluisebuah
analisa percakapan secara perlahan-lahan, mana yang sesungguhnya merupakan penyebab-penyebab
darigangguandalampercakapan.Tanpamelakukanprosesinisecarasistematis,sayaakanberasumsi
bahwajaraksebagaimanayangditunjukkandalambahasaJawa krama inggil berpengaruh dalam
percakapanyangmenggunakanbahasaIndonesia.Meskipundemikiansensitivitasbeberapaorang
Jawatidakmengubahketerbukaandantransparansiyangmutlakyangmerekaharapkandarisaya.
Merekamisalnyamenanyakanmotivasisayamenetapuntukkeperluanpenelitiansampaiinidalam
perspektifmerekatampaklogis,dapatdipahami,danbermanfaatataudengankatalainpentinguntuk
diketahui.
Menjelangakhirpenelitian,sayamengujisejauhmanakahmasyarakatsesungguhnyatelah
berubah.Denganmenggunakanpertanyaan-pertanyaanyangberhubungandenganiman,sayaingin
mengetahuiseberapabesarkahketerbukaandantoleransisaatini.Beberapainformanyangmemiliki
hubungankomunikasiyangeratdengansayamenjelaskanbahwasayatidakpercayakepadaAllah.
Kenyataaniniterlihatjelasmenjadihalyangmengganggubagimerekadanberpengaruhkurangbaik
padakelanjutankomunikasi kami.Sayakemudianmenjadi takut jikamengingatperistiwa tahun
1965dimanadengandidukungolehkaumMuslimdankomunisorang-orangyangtidakberagama
dibunuhkarenamenjadipengikutalirankomunisataudituduhsebagaikomunis(Oppenheimer,2012).
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
40 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
Pengujiansayainimemperlihatkanhasil-hasilyangtidakdidugatetapidapatdimengerti.Ternyata
ketakutan saya yang dihubungkan dengan peristiwa komunis di tahun 1965 tidaklah beralasan.
Malahankomentarsayatentangkesamaankamimenjadiancamanyangmenyingkirkandasar-dasar
yangada.Sayamemilihtidakberimandengankejelasanyangtidakmerekapikirkan,meskipunbagi
rekan-rekanbicarasaya,imanmerupakanhalyangpentingdalamkehidupanmereka.Masalahini
merekaselesaikandengandatangdanmenjelaskannyakepadasayabahwasayalebihmenyenangkan
bagi orang-orangKristen Jawa ketimbang kebanyakanMuslim Jawa. Seorang informan bahkan
memperlihatkanlebihjauhbahwasayamemilikinilai-nilaiKristendankasihkepadasesamayang
lebihkuatdibandingkandenganteman-temanMuslimmereka.Pernyataaninitentusajamerupakan
rasasimpatikepadasaya.Tetapimerekajugamenunjukkanbahwakesamaanagamadanetnissaling
bertentangansatudenganyanglain.
LANGKAH-LANGKAH MENGATASI JARAK
Meskipunataumungkinhanyakarenakesamaanyangdiasumsikanolehparainformanadajarakantara
sayadanparainforman.9 Jarak ini mengganggu saya dan saya selalu berusaha kembali membangun
kedekatandanmendapatkepercayaan.Padabagianselanjutnyasayaakanmenggambarkanapayang
saya lihat dalam situasi seperti ini sebagai prasyarat penelitian yang ideal dan bagaimana saya berusaha
memenuhiprasyaratini.Sayamemulaiproyekpenelitianinidenganpertanyaan:Bagaimanasaya
bisamendapatkankepercayaan?Padaakhirnyakepercayaanbagisetiappenelitianetnologiterlepas
dariapakahkepercayaanitulebihbersifatketerlibatanpribadiatausepertidalampenelitiansayasaat
inidimanajaraksangatdihargai.
1. Kemampuan Bahasa
Dalamsetiappenelitianetnologiperbedaanbahasadansosialantarapenelitidanparainforman
berakibat pada adanya jarak. Agar jarak ini dapat segera dijembatani maka, jauh sebelum
penelitian,upayaawalyangharusdilakukanpenelitiadalahmempelajariliteraturyangberkaitan
dengan studi dan belajar bahasa. Mempelajari bahasa lokal sangat membantu mengantisipasi
pemikirandanbentuk-bentuktindakanatauperilaku.Tetapisetelahberadadi tempatpenelitian
selamabeberapawaktupenelitiakantahubagaimanadiasendiridapatmenyesuaikandiridanjuga
metodepenelitiannyadapatdisesuaikandengansituasiyangada.Ketikasayamemulaipenelitian
sayatentangkekristenanditahun2011,pengetahuansayatentangJawamasihdaritahun1990-
SUSANNE RODEMEIER
41GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
andanjugadarisebuahproyekpenelitian tentangorang-orangJawa-Islamdi tahun2009-2011
(Rodemeier,2014:133-153).BahansayasecaraumumbisaberbahasaIndonesia.Melaluibeberapa
kursus sayaberupayamempelajari bahasa Jawa, tetapi sebelumpenelitiandimulai sayabelum
bisa menguasai pengetahuan dasarnya. Oleh karena itu, saya senang ketika saya mengetahui
bahwakebanyakanorangKristendiSurakartadalambercakap-cakapsatudenganyanglaintidak
menggunakanbahasaJawamelainkanbahasaIndonesia.Diskusi-diskusitentangtema-temayang
rumitsetiapsaatdapatberlangsungtanpapenerjemah.Semuaterlihatsejalandenganprasyarat-
prasyaratyangideal.
Tetapi,sebagaimanatelahdikemukakandiatas,setelahmenyadaribahwameskipunmereka
berbicara dalam bahasa Indonesia cara bertindak dan berpikir mereka sangat “jawani”. Saya
mencaridiantaraanggotagerejaKharismatikyangdapatmengajarisayabahasaJawa.Beberapa
kejadianyangtidakdisengajamembuatsayabertemudenganseorangpengkhotbahawamdarigereja
Keluarga Allah.DiamengorganisasisebuahibadahberbahasaJawasetiapduaminggusekalidihari
Jumatuntukkuranglebih60orang.Diamenjadipengkhotbahdalamibadahini.Duludiamerupakan
anggotaGerejaReform,GerejaKristenJawa yangsudahadasejakerakolonialBelanda.Karena
itu dia mengakui adanya perbedaan organisasi dan teologi antara gereja arus utama dan gereja
Kharismatik. Saya kemudian berperan sebagaimurid dan dia tidak hanya sekadarmengajarkan
bahasaJawamelainkanjugamenjelaskanperbedaanantaragerejaKharismatikdanGerejaKristen
Jawadanperbedaandiantarakeduagereja inidengan tradisi Jawa.Selain itupercakapandalam
pelajaran itu mengarahkan saya pada ketertarikan terhadap budaya lokal dan pada penjelasan-
penjelasansertaundanganuntukmasukdalamlingkunganJawa-Kristen.Karenagurusayaberasal
dari lingkungankeratonSurakarta,melaluinya sayabisamasukdalam lingkungankelompokelit
tradisionaldiSurakarta.Diatidaklagimelihatdirinyasebagaigurusajatetapijugasebagaimediator
danperantarayangmembantu.Sebagaiseorangpengkhotbahdiajugamempunyaiakseslangsungke
parapemimpingereja.Diamenggunakanrelasiiniuntukmengorganisasisebuahwawancara10 antara
sayadenganpendirigereja“KeluargaAllah”,ObajaSetiawan.Sayatidakpernahmengungkapkan
keinginansayauntukmelakukanwawancaraseperti ini.Tetapimenurutnyahal inipentinguntuk
penelitiansaya.Karenaitudiatidakpernahbertanyakepadasayaapakahdiaharusmembantusaya
melakukankontaktersebut,melainkanyangsayatahudiamengorganisasiwawancaratersebut.Dia
danistrinyaikutambilbagiandalamwawancara.Ketikasayamenyampaikanrasaterimakasihsaya
diajugamenyampaikanrasaterimakasihnyakarenadiajugatelahmempelajaribanyakhalbaru.
Dialahyangmerasabahwa itupenting, sementarabagi saya tidakadaalasanuntuksayamerasa
bahwadiatelahberhutangsesuatu.
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
42 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
2. Jarak yang Berhubungan dengan Tempat Tinggal
Di samping menjembatani jarak sehubungan dengan bahasa, hal penting lain yang perlu diatasi
dalammembangunkepercayaanadalahkedekatan.Sepanjanginitidakadamasalahterkaithalini
karenasayaikutterlibatdalamkegiatansosialyangdiorganisasiolehatauuntukgereja.Kegiatan
inikebanyakandilakukandidalamgedunggereja.Tetapiketikasayamencariakseskelingkungan
yangpribadidaripara informansayamunculkesulitan-kesulitanyangtidakdipikirkan.Pertama,
hampirtidakpernahadakunjungankepadawargagereja.Meskipunwargagerejaseringsetiaphari
ada di gereja untuk bersama-sama melakukan sesuatu, mereka jarang tahu alamat tempat tinggal
wargayanglain.Kedua,merekatinggalmenyebardihampirseluruhwilayahkotaSurakarta.Hal
ini adalahdampakdariperkembangankota.Perkawinandanmigrasi (baikkedalammaupunke
luar)adalahalasanmengapawilayah-wilayahyangtadinyamerupakanwilayahtempattinggalorang
Kristenpadaerakolonialberubahmenjadiwilayahdimanaadaberbagaipenganutagama.Kurang
lebihadasekitar30%-40%orangKristendiSurakarta(BadanPusatStatistik,2010;Budijanto,2009:
167;Rodemeier,2012:45)danmenyebardisemuawilayahkotaSurakarta.Karenaituseringkali
kegiatan-kegiatangerejaberfungsimenjagakomunikasidiantarawargagereja.
Bagisayakeberadaanwilayahtinggalparainformanmembuatsayaharusbanyakberkeliling
kota untuk mengunjungi para informan. Tetapi ada masalah dengan kunjungan ini. Saya tidak
melakukanapayangmenjengkelkanparainforman.DiJawaorangbiasanyamelakukankunjungan
hanya di antara kerabat atau tetangga atau karena ada situasi khusus. Orang-orang Kristen
mengorganisasisemuapertemuanmingguandirumah-rumahwargagereja,dimanamerekaberdoa
danbernyanyibersama-sama.Pertemuaninimembuatadanuansasakraldirumahtersebutsaatitu.
Dalampertemuanini,anggotagereja-gerejaKharismatikjugadiperlengkapidenganlaporantentang
beberapa pengalaman terakhir ini yang membuat orang merasa dekat denganYesus. Saya juga
diterimadengansukacitadalampertemuan-pertemuanini.Tetapijugadalamkunjungan-kunjungan
khusus orang tampaknya senang dengan keakraban saya, atau mungkin juga karena saya sebagai
perempuanEropamemberikanperhatiankhususkepadakeluarga-keluargaJawa.Meskipuntidakada
kunjunganbalasandarimerekakepadasaya,kunjungansayaberfungsiseperti“pembukapintu”.Tak
lama kemudian saya diundang menghadiri perayaan pernikahan dan juga ibadah penghiburan untuk
orangyangmeninggaldunia.Denganbegituterbukakemungkinanuntukmengadakanpertemuandi
luaraktivitasgerejaataudidalampertemuaninternalkeluargaataujugadiluarpertemuankeluarga.
Yangkhasdaripertemuan-pertemuaniniadalahkamimendiskusikantema-temayangberhubungan
dengangerejadankeluarga.Itubisaterjadikarenasayasudahmengenalteman-temandankeluarga-
keluarganya sebelumnya. Hal-hal yang didiskusikan berkisar antara agama dan gereja dalam
SUSANNE RODEMEIER
43GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
kehidupan bersama di tengah-tengah keluarga sampai ke soal ketidakpuasan terhadap organisasi
gereja.Begitupulamasalahdalamkeluargadapatdibicarakandenganmenggunakanajarangereja.
YangmenjadimasalahutamaadalahlarangangerejauntukberdoakepadaorangJawa-Muslimyang
meninggal.Gereja-gerejaKharismatiksangattegasdanketatterhadapajaranini.Oranghanyadapat
danharusberdoakepadaorangyangmasihhidup.Orangakhirnyapercayabahwaorangpercaya
dalamhidupnyasudahdiangkatmenjadibagiandariYesus.Karenaituberdoapadahari-haritertentu
setelahseseorangmeninggalsebagaimanadalamtradisiJawadianggaptentusajasebagaihalyang
berlebihan.Sudahterlambatmemberikanbantuankepadaorangyangsemasahidupnyatidakberiman
KristenKharismatik.KetidakterlibatananggotakeluargaKristendalamtradisidoaorangJawatentu
sajamenimbulkanpertentangandalamkeluarga.Topikpembicaraanlainyangsensitifdiantarasaya
danparainformanadalahtentangtidakadanyatransparansipenggunaanuangpersembahan.Tetapi
topikinijugasewaktu-waktudibahas.
Keuntungan dari pertemuan khusus yang informal adalah sayamempunyai kesempatan
mengungkapkan kesan-kesan saya dan mengemukakan kesimpulan-kesimpulan yang bersifat
sementara. Saya mendorong rekan-rekan diskusi saya untuk melengkapi dan memperbaiki
kesimpulan-kesimpulan saya. Menjadi sangat jelas bagi saya bahwa kerja keras saya untuk
mengatasi jarak yang disebabkan oleh bahasa dan tempat tinggal benar-benar memperkuat
kepercayaanyangada.
3. Memilih Menghargai Jarak
Dapatdisimpulkanbahwasayabisaditerimaketikasayamengunjungirumahparainforman.Tetapi
sayaharusmenunjukkandenganjelasbahwasayamenghargaijarakyangada.Jarakinilebihdiapresiasi
ketimbangkedekatanataubahkanketerlibatansecarapersonal.Darisisisayakeberpihakanditolak
karenadianggapsebagaiikutcampur,sementaraempati-pengakuan—penekananpadapengakuan—
dilihat sebagai hal yangpositif.Ketika sayamenempatkandiri sebagai orangyangbelajar, saya
mengalamibanyakhalkhusus.Karenaitusayaberusahamemimpinpercakapansehinggasayadapat
meminta penjelasan atau bantuan dari pihak lain. Permintaan saya untukmembantumencarikan
tempatpenginapanuntuksayadipahamisebagaimemintatolong.Tentusajahaliniberfungsidengan
baik ketika saya mencari penginapan di pinggiran kota. Saya meminta beberapa warga gereja
untukmenyediakansatukamardirumahmereka.Ketikasayamemasukirumahtersebut,pemilik
rumahtersebutbenar-benarmerasaterhormat.Merekakhawatirkeberadaanrumahmerekaterlalu
sederhanabagi saya.Mereka sangat senangkarenabisaberbagidengan saya tidakhanya terkait
denganaktivitas-aktivitasgerejamelainkanjugaaktivitas-aktivitasmerekasendiri.Merekadengan
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
44 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
senanghatimenjelaskantentanggereja,imanmereka,danbanyaksisi-sisilainkehidupan.Situasi
dikotasangatberbeda.Permintaansayauntukmendapatkansebuahkamar tetap tidakmendapat
perhatian.Orangbersikap seakan-akan saya tidakpernahbertanya.Hanya seorangpendetayang
mengharapkanadaapresiasidarigerejakepadasaya.Beliaudengansenanghatimenawarkansaya
untuktinggaldirumahnya.Orangnyajugamenyenangkan.Jugakeluargadariseorangmahasiswa
yangstudidiJermanmenawarkantempattinggalkepadasaya,sebagaibalasanuntukorangJerman
yangtelahmembantukerabatnya.SayalebihsenangtinggaldirumahwargagerejaKeluargaAllah,
tetapisayangtidakadayangmenawarkantempattinggal.Akhirnyasayatinggaldengankeluarga
seorangpendetaketurunanTionghoa.BeliaumenjadipendetadisalahsatuGerejaKristenIndonesia,
sebuahgerejareformasicalvinisyangberlatarbelakangetnisTionghoa.Gerejainididirikanpada
masakolonial.Gerejainisejakbeberapatahunmengalamipersoalanyangdiakibatkanolehbanyak
wargagerejayangpindahkegerejaKharismatikKeluargaAllah.Sayamengenalpendetainidan
keluarganyaketikabersama-samastudidiJerman.Sayangnyasituasiinitidakmenolongsayauntuk
membangunhubunganyang erat denganpara informangerejaKharismatik.Meskipundemikian
keluarga ini memberikan kesempatan yang sangat berharga bagi saya untuk berdiskusi tentang
kehidupangerejadanorangKristendiIndonesiadankotaSurakartadenganseseorangyangdikenal
keluargainidanyangtahutentangtopik-topiktersebut.
Warga gereja Kharismatik membatasi topik-topik percakapan kami dan komunikasinya
dengansayahampirhanya terbataspadakegiatan-kegiatangereja.Merekamenjawabpertanyaan
saya,berkomunikasi,danmengizinkansayaikutsertadalampertemuan-pertemuankelompok.Dalam
salahsatupertemuanmingguandari“kelompoksel”kepadasemuayanghadirdiajukanpertanyaan
tentang kedekatan individual denganYesus: “Sudahkah kamu siapmelewati ujian dariYesus?”
Ketikasayamemberikesantidakbisamenjawab,sayadiyakinkanbahwaYesustelahmenjadikan
sayamilik-Nya.AlasannyaadalahkarenaYesustelahmenuntunsayauntukdatangkepadamereka.
Jawabaninisejalandengantingkatkedekatanyangmungkinsangattinggidimanaseoranganggota
gerejaKharismatikdapatbersikapmenerimaseseorang,baikyangbukanwargagerejamaupunyang
bukananggotakeluarganya.
PENDEKATAN DALAM BIDANG PENELITIAN MENGENAI KRISTEN KHARISMATIK
Sayamasihmerasa tidakpuasdengan situasi penelitian saya. Inimengganggu sayakarena saya
merasasulitmemahamiparainforman.Karenaitusayakembalibertanyaapakahbukansayasendiri
yang mencari masalah? Saya tidak mempunyai kesan bahwa inti persoalnya berkaitan dengan
SUSANNE RODEMEIER
45GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
keluarnyasayadarigereja.Halinitampaknyatidakmengganggu,bahwasayasendiritidakbegitu
aktifsepertimerekayangterlibatdalamkehidupankekristenan.Selainitu,sayajugasenangkarena
diterimasecara luas.Banyak informanyangberpikirbagaimanamerekadapatmenarikperhatian
sayaterhadapapayangmerekaketahuidanyangmenjadiketertarikanmereka.Karenabanyakorang
Kristenberupayauntukditerimaolehanggotakeluarganyayangnon-Kristen,merekamenunjukkan
perhatian yang positif melalui kehadiran saya. Yang lain memanfaatkan saya sebagai alasan
melakukan perkunjungan untukmenyegarkan kembali komunikasi dengan non-Kristen. Seorang
pendetaMennonitebersama-samadengansayamelakukankunjungankebeberapaorganisasiIslam
yangradikaldanliberal.Organisasi-organisasiinibersamadenganpendetatersebutmengorganisasi
program-program untuk menangkal radikalisasi dalam masyarakat. Guru bahasa Jawa saya
mengorganisasisebuahwawancanaantarasayadenganpendirigerejaKharismatikKeluargaAllah,
sebagaimana sudah dikemukakan sebelumnya.Banyak orangmengundang saya untuk ikut serta
dalamkegiatan-kegiatangerejamereka.Beberapaorangbenar-benarberharapdapatmenuntunsaya
menjadiorangpercaya.Ketikatujuaninitidaktercapai,apayangmenjadiketertarikankamidisatukan
dalamaksibersamadanmemberisayakesempatanuntukmelakukanpengamatanpartisipatif.
Ada ketidakpuasan saya terhadap hal yang lain. Saya jelas tidakmerasa nyaman dengan
ibadahdankegiatan-kegiatanmisinya.Sejaksebelumpenelitiandimulaisayasudahtahubahwaada
banyakdenominasiKristen,dandenganbantuanliteraturyangadaperbedaandiantaradenominasi
inidapatdiperlihatkan.Tetapikenyataanyangsesungguhnyabarusayaketahuiselamamelakukan
penelitian. Ketika mengunjungi Gereja Keluarga Allah gambaran saya tentang gereja Luteran
munculdanbenar-benarmembingungkan.Sayatidakpernahmendugabahwaituakanmengganggu
sayaketikasebuahibadahsecaranalartidaksesuaidengangambaranyangsayakenal.Gambaran
yangditampilkanmewakiligambaranmodernitasdankemewahan.PresentasiPowerpoint,ACyang
sangatdingin,eskalator,danliftmenghiasigedunggereja.Tentusajasayasadarbahwainimerupakan
sebuahupayauntukmenjembataniperasaanparapengunjung ibadahyang ingin terlihatmodern.
Tetapiapakahiniyangmengganggusaya?Denganikutsertadalamibadahdan“pertemuansel”serta
melalui penjelasan dan pengamatan saya berusaha mengatasi perasaan tidak suka terhadap ibadah
minggu.Ibadahselaludimulaidengankuranglebih60menitlagu-lagupujiankepadaYesusdalam
bahasaIndonesiadanInggristetapidinyanyikandengangayamusikpop-rockyangmemekakkan
telinga.Setelah itukantongpersembahandiedarkan.Menurutwarga jemaatmereka tidakpernah
merasabahwainisebuahkewajiban.Setelahitumerekaakanmendengarkankhotbahyangmudah
dipahami.Urutaninibagisayamemberikesanbahwaorangharusmembayarsebelumdiamenerima
sesuatu.Karenaitusayabertanya-tanyaapayangakandilakukansecarakhususdenganpersembahan
tersebut dan dapatkah persembahan itu memberi dampak positif? Tentu saja musik dan pujian
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
46 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
memilikiperanutamadalamibadah.Musikdanpujianinimembuatorangyanghadirdalamibadah
mengalami kondisi keadaan tak sadarkan diri yang dikatakan trans atau kesurupan, dan juga ada orang
tertawaterbahak-bahakdantidakbisaberhenti.Dengandemikianterpenuhiapayangdiharapkan
daripertemuanibadahtersebut,karenadipercayaituadalahtandadariRohKudusyangmasukke
tubuhnya.Setiaporangyangmengalamiperistiwapemenuhaninisangatbersyukurdantentusaja
memberikanpersembahannyadengansukacitadanhatiyangrela.Persembahaniniberkaitandengan
sepersepuluhdaripendapatannya.DemikianterpenuhiapayangdikatakandalamAlkitab.11Urutan
acaraibadahselanjutnyaadalahkesaksiandariwargagerejayangmengalamiperistiwapemenuhan
itu.Merekaakanbercerita tentangkapandanbagaimanamerekadatangkegerejadankaitannya
dengankariernyaataukapandiamenyadarikedekatannyadenganYesus.Khotbahyangdisampaikan
berbeda dengan yang banyak dijumpai di denomonasi lainnya di lingkungan gereja-gereja protestan
di Indonesia. Pendetamemakai jas yang elegan dan berdasi.Tidak adamimbar besar seperti di
gereja-gereja Protestan umumnya, melainkan hanya mimbar kecil untuk berkhotbah. Di Gereja
KeluargaAllahadatulisandalambahasaInggrispadamimbarkeciltersebut:“Save the lost at any
cost”(‘Selamatkanlahyanghilang,berapapunharganya’).Ketikaberkhotbah,pengkhotbahakan
berjalankesanakemaridanmemberikesansebuahkhotbahyangperformatif.Bahkanlebihjelas
ketimbang khotbahnya di internet di mana kata-katanya mudah diikuti sehingga mengingatkan orang
padapenampilannyadalamsebuahseminardanpelatihanbisnis.Diaberjalanketepipanggungdan
berbicara dengan jemaat yang duduk tepat di depan panggung dan mendorong mereka untuk selalu
beranimerespondengankuatdanenergik.Iamengutipayatalkitabuntukmenekankanbahwasikap
inidikehendakiAllah.KemudiansepertidalamteaterdiamengubahgayanyasepertigayaorangJawa
yang tenang, terkendali, dan tidak terburu-buru, seakan-akan gaya yang seperti ini tidak dikehendaki
AllahkarenaitutidakditemukandalamkutipanAlkitabyangdipilihnya.Setelahberlangsungselama
kuranglebihduajam,ritualibadahMingguinidiakhiridenganbertepuktangandanberjabattangan
dengan jemaat di sekelilingnya. Jikamelihat kembali ibadah ini bagi saya ada yang hilang dari
pengamatansayadisini,yaituDoaBapaKamiatauPengakuanImandanapayangmenjadilatar
belakangbudaya.Tentusajainitidakdilakukansebelumnya.Sebaliknyadoayangbersifatpribadi
yangdipanjatkankepadaYesus.Doapribadiinidiresponberulang-ulangolehsemuajemaatdengan
ucapan“amin”dandengansuarayanglantangataudengantepuktangan.Ibadahdiakhiridengan
beberapapujiandimanadalampujiantersebutnamaYesus,Allah,danRohKudusdisebut,kadang
hanyasalahsatuyangdisebuttetapijugakadangketiganyadisebut.Yesus,kasih,danrinduadalah
kata-katayangmenonjoldarilirikpujia-pujianyangdinyanyikan.
Setelahmelakukanpenelitianulangsayamemutuskanuntuktidakmembiarkandirisaya
terus dibatasi oleh apa yang saya rasa berusaha menemukan alasan-alasan khusus bentuk yang
SUSANNE RODEMEIER
47GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
sebenarnya dari ibadah tersebut. Di samping ikut serta danmengamati sayamenanyakan dan
mengarahkanpercakapanberkaitandenganhubungan-hubunganyangmasihbelumjelasbagisaya.
Sayabelajarbahwaalasan-alasanterpentinguntukorangdatangberibadahadalahlagu-laguyang
menarik dan mudah diingat, tema-tema khotbah yang menyenangkan, dan yang lebih utama lagi
adalahperasaan.Percakapaniniberlangsunglamasampaidengansayabisabertanyadandapat
mengarahkan percakapan, bahwa saya tidak lagimemperoleh jawaban tentang konsep-konsep
religiositas dan tujuan-tujuan dari religiositas kekristenan Pentakostal sebagaimana yang diajarkan
dengancarayangserupadiseluruhdunia.Isinyaselalubersangkutpautdengansatuataubeberapa
pernyataanberikutini:itutidakberpengaruhpadaapapunkarenapercayakepadaYesusdanYesus
selalumenuntundanmelindunginya.Ketikaorangkehilanganpegangan,diaharusberdoadan
membacaAlkitab.Penyakitdanpenderitaandisebabkanoleh“setan”yangtakutterhadapYesus
dan berkeliaran di sekitar orang percaya.Karena itu selama ibadah selalu ada situasi dimana
orang-orangyanghadirkerasukansetan.Merekayangsungguh-sungguhberimandanrajinberdoa
menolongdanmelindungidirinyadanjugayanglaindarikuasajahatini.Jawabandaripendiri
GerejaKeluargaAllahhampirserupa,meskipunjugalebihsedikitsulit.Tidakmudahmembuat
diamenjawabtanpamenggunakanjawaban-jawabanyangsudahstandarataubiasadipakai,yaitu
bahwasegalasesuatudiberikanolehAllah.DiasenangmenjawabdenganmengacupadaTuhan,
dimanapadasatusisiberhubungandenganbagaimanaTuhanakanbertindak.DisisilainTuhan
selalumemberikantantangan-tantanganbaru.Misisaatiniadalahmenyebarkankekristenanbukan
hanyadipulauJawamelainkandiseluruhdunia.SejaksaatituGerejaKeluargaAllah menyebar
sampaikeKalimantandanPapua.Ketikasayatidakmemerhatikandenganseriusdiamenjawab
setiap pertanyaan saya dengan pola seperti ini dan menegaskanmakna dari jawaban tersebut
sebagaimana biasa dalam gereja Pentakosta, yaitu dengan menyebut beberapa ayat Alkitab atau
salahsatuayatdarisalahsatukitabInjiltanpamengutipteksnya.
Saya harusmengubah pertanyaan-pertanyaan saya. Penjelasan-penjelasan tentang sejarah
kehidupan berfungsi dengan sangat baik. Para informan menjelaskan dengan penuh semangat
perbedaan-perbedaan pokok antara hidup yang sekarang dengan hidup yang dulu atau bagaimana
mereka memiliki pengetahuan yang lebih pasti. Penjelasan-penjelasan ini membuka sejumlah
kemungkinanuntukpertanyaanlebihlanjut.Tidakterbantahkanbahwaparainformanjugamerasakan
sesuatu yang berbeda ketika ditanyakan tentang gereja dan iman, karena mereka menceritakan
sejarahmerekasendiri.Merekajugaberbicaratentangaturan-aturanmanayangmempersulitdan
mempermudah hubunganmereka dengan para kerabat dan tetanggamereka.Kebanyakan gereja
KharismatikmenyesuaikanmasaberpuasadalamkekristenandenganwaktupuasakaumMuslimdan
membiarkanwargagerejauntukberpuasapadawaktutersebut.Atauwaktudoapagiyangdisejajarkan
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
48 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
dengandoa-doaorangMuslim.Dengandemikianmereka(KristendanMuslim)bersamaberdoadi
waktuyangsamameskipundibangunanyangberbeda.SebaliknyagerejaKharismatikmelarang
wargauntukmenyembahorangmatidimanadalampemahamanmerekatidakadagunanyaberdoa
untukorangyangsudahmeninggaldankarenaitu tidakperludilakukan.Sikapinimenimbulkan
konflik dalam hubungannya dengan kekerabatan di lingkunganmasyarakat Jawa.Di Jawa pada
hari-hari tertentu setelah orang meninggal dimakamkan, keluarga dan tetangga berdoa bersama di
rumahorangyangmeninggal.Penolakanorang-orangKristenKharismatikuntukikutambilbagian
dalam doa kepada orang yang sudah meninggal, baik di rumah orang yang sudah meninggal maupun
di rumahnya sendiri, merupakan sebuah penolakan secara terang-terangan terhadap tradisi dari
masyarakatmayoritasdanhal inidapatmembahayakanorang-orangKristenkarenamerekaakan
diasingkandarikomunitassosialmasyarakatJawa.
MISI MELALUI PENYEMBUHAN
Pemikiran-pemikiranyangadaberkaitandenganpenelitiansayamenunjukkanbahwapemikiran-
pemikiran yang berhubungan dengan soal jarak yang saya temukan sesungguhnya tergantung lokasi
tempattinggalsaya,apakahituditengahkotaataudipinggirankota.Sayajugakurangsenangdengan
jalannya ibadah yang tidak biasa untuk saya dan juga dengan penjelasan-penjelasan pengalaman-
pengalamandanpengamatan-pengamatanyangselalusama.Halyanglebihsedikitpentingdansulit
sebagaimanadidugaadalahtatabahasaJawaatauadanyajarakantarasayadengankekristenanatau
secarakhususgerejaKharismatik.Tetapiadaalasanlainyangsecarakhususberkaitandengansaya
sendiri. IniberkaitanjugadenganmisidarigerejaKharismatik.WargagerejaKharismatikdalam
hidupnyadiduniaharus“memilikikasih”danmembebaskanmanusiadari“yangjahat”.
Anjuraninisayaalamisendiriketikasayamengikuti ibadahMingguAdvendarisebuah
gerejaPentakostapadabulanDesember2011.Bagigerejatersebutyanghadirdalamibadahyang
diadakan secara khusus ini adalah orang-orang yang baru dibaptis dan dulu adalah anggota dari
jamaahMuslimAhmadiyyah.Melaluibaptisan,merekaakandilindungidaripenganiayaanyang
dilakukanolehkelompokMuslimfanatik.KelompokinitinggaldipesisirpantaiJawadandibawa
kegerejadenganmenggunakanbus.UntukmembuatmerekayangbarumenjadiKristeninilebih
beriman,adaduahalyangharusmendapatperhatiankhusus.Setiaporangharusbernyanyidengan
perasaan antusias danmengangkat tangan setinggi-tingginya.Orang, seperti saya, yang hanya
berdiri dan tidak bernyanyi dengan suara yang nyaring serta mengangkat tangan ke atas akan
didesakolehpemandupujiandiruangantersebutuntukterlibatdenganlebihaktif.Disamping
SUSANNE RODEMEIER
49GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
bernyanyi ada juga orang-orang yang secara sukarela ingin disembuhkan. Misalnya pendeta
memegangtanganseoranglaki-lakiyangmengeluhtentangsakitdibahunya.Laki-lakitersebut
harus menirukan apa yang dikatakan pendeta tersebut, yaitu bahwa dia akan segera berhenti
merokok. Tetapi lelaki tersebut menolak untuk menirukan kata-kata tersebut. Dia tidak ingin
berhentimerokok.Kemudianterjadidiskusidiantaramereka.Sangpendetamenekankanbahwa
penyembuhanmungkinterjadijikaapayangdikatakansangpendetadiikutidenganbenar.Mereka
kemudianmengulangihaltersebutsekalilagi.Disampingpendetaberdirijugaseorangperempuan
yangdisembuhkan.Kemudianpendetatersebutdengansingkatbertanyaapakahadadampakdari
upayapenyembuhanyangdilakukankepadanya.Perempuanitumengatakan“iya”dankemudian
bolehdudukkembali.Sekarang laki-lakiyangmerokok ituditanyabagaimanadengansakitdi
bahunya.Diadenganyakinmengatakanbahwasakitnyatelahhilang.Pendetatampaksenangdan
mengizinkan laki-laki tersebutuntukdudukdanmenjelaskankepada semuayanghadir bahwa
tanpa bantuannyamujizat yang semacam itu tidak akan sungguh-sungguh terjadi. Syarat satu-
satunyahanyalahpercayadengansungguhkepadaYesus.Padaakhirnyamerekayanghadirdiberi
makansiangdanuangsakudandiantarkembalikerumahmerekadenganbus.Sebagaimanasaya
duga dan berdasarkan percakapan saya setelah ibadah tersebut serta penelitian yang dilakukan
kemudian saya mendapat kepastian bahwa orang yang hadir tidak ada hubungannya dengan
Ahmadiyyah.Merekayanghadirdalamibadahtidakpernahsecaraaktifmempraktikkanagama
tertentudanjugatidakdibaptis.Merekamaudatangkekotakarenamerekadijanjikanakandiberi
uang.Ketikajanjitersebuttidakdipenuhisebagaimanayangmerekaharapkan,merekamelaporkan
kepolisi.Dengandemikianmenjadijelasbahwasemuayangberhubungandenganibadahyang
tidakmasukakalituharusditinjaukembali.
Berbedadengansaya,tidakseorangpunyangbersikapcanggungterhadaphaltersebut.Tetapi
menurut saya,para informansaya selamamerekaadalahanggotagerejaKharismatik, juga ingin
agar sayamengalamipenyembuhanspiritual-religius semacam itu.Tanpadipaksa,merekaselalu
berusahaagarsayamerasadanmemahamibahwaYesustelahmenjadikansayamilik-Nyadanmereka
selalumenolongsayasupayasayamenginterpretasitandaYesusdenganbenar.Seoranginforman
menjelaskanbagaimanapengalamannyamengalamisuatukekuatanistimewaketikamengucapkan
nama“Yesus”.Diasendiripernahkehilangankekuatannyauntukdisembuhkandengancaradihipnotis
dandiatidakpernahlagimenggunakannarkoba.Gerejanyamenyediakansebuahruangdoayang
dibukaselama24 jamuntukmerekayangmencaripertolongan.Dalamruang tersebutselaluada
anggota gereja yang hadir dan bermain gitar untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan
melaluipujiandandoa.Informansayamelaporkanbahwadiakadang-kadangmembantumereka
yangdatangkesitubisasangatmelelahkan.Dibutuhkanwaktukuranglebihduajamsampaidengan
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
50 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
merekapadaakhirnyamengucapkan“Yesus”diakhirpujianmereka.Tetapisekalinama“Yesus”ini
diucapkanadaperasaandibebaskandanorangmenangisdenganbebas.
Berdasarkansemualaporandanpengamatantersebutsayamenyimpulkanbahwakesediaan
untukmenolongorangmelalui doa adalah jugaberhubungan erat denganpenelitian saya.Tugas
misibagisemuawargagerejamembuatmerekamenganggapsayasebagaiorangyangharusdiinjili
dan atas dasar itu orang dapatmenerima bahwa orang-orang tersebut dapat diinjili. Saya sudah
siap untuk berhadapan dengan gereja. Sayamenghadiri ibadah-ibadah dan pertemuanmingguan
“kelompoksel”.Sayangnyasayatidakbisamemahamigejala-gejalayangadadenganbenar.Untuk
itumerekamemberikanwaktukepadasaya,sedapatmungkinmemenuhikeinginan-keinginansaya
dan termasuk membiarkan saya bersaat teduh dan kadang-kadang juga berdoa dengan suara yang
bisadidengar.Jarakyangsayarasakandapatsecaraesensialdidasarkanpadakenyataanbahwaorang
sangatbersediamerangkulsayauntukmemampukansayamemilikipengalamanimandenganYesus,
tetapitidakdengancaramemaksa.Dengandemikiansayaharusmenyimpulkanbahwasayalahyang
menginginkanadanyajarakagartidakdiinjil,tetapiparainformandengansenanghatiingintetap
membangunkedekatan.
REFLEKSI ATAS PENGALAMAN PENELITIAN
Sebelumsayamemulaibagianterakhirpenelitiansayapadaawaltahun2014,sayatelahberurusan
denganhal-halyangspesifik.Sayakemudiansampaikepadakesimpulanbahwaadanya jarak ini
bukandisebabkanolehbaikpribadisayamaupunkarenasayatidakberiman.Merekadenganjelas
memberisayawaktuuntukmenjadiorangberimandankarena itu tetapmembangunkomunikasi
dengansayasecarakhususdanmenerimasetiapusahasayauntukmembangunkomunikasi.Saya
menyadaribahwamerekatetapmenginginkansayamenjadiorangyangpercayakepadaYesus.
KelemahansayadalamberbahasaJawa tidakmempunyaipengaruhpenting.Upayauntuk
mendengarkandanmemahami informasiyangdiberikanpara informantidakmengalamikendala
karena disampaikan dalam bahasa Indonesia. Saya hanyamengalamimasalah berkaitan dengan
ketidakcocokkan antara gaya komunikasi dari budaya Barat dan yang berciri modern yang dicirikan
oleh pola komunikasi yang langsung, terbuka, dan setara dengan gaya komunikasi yang didasarkan
atas norma-norma Jawayangdicirikan oleh pola komunikasi yang tidak langsungdan sungkan.
UntukitusayaharusberlatihberbicaradalambahasaIndonesiadengangayaJawa.Berkaitandengan
lingkungantempattinggalyangidealdapatdisimpulkanbahwahaltersebutjelastergantungpada
apakah kebanyakanwarga gereja tinggal di sekitar gereja ataukahmenyebar di seluruhwilayah
SUSANNE RODEMEIER
51GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
kota.Berkaitandenganmasalahyangterakhir inipersoalanmemilih tempat tinggal tidakbanyak
berpengaruh pada penelitian ini. Berkaitan dengan persoalan yang pertama saya sangat dibantu
ketikatinggaldirumahsalahseorangwargagereja.Halinijugaselalumenolongdalammengatur
percakapandenganinformanyangsamaditempatyangberbeda.Dengandemikianlebihmudahjuga
untukmembuat topikpembicaraanyangbervariasi.Saya jugadenganbegitumemilikigambaran
yanglebihluastentangkehidupanorangKristendiJawa.Carayangserupainijugamembantudalam
menyampaikan penjelasan-penjelasan tentang sejarah kehidupan dan untuk menilai konsekuensi-
konsekuensidarinorma-normaagama.Sayajugadapatmengarahkanpercakapan-percakapanyang
bersifatpenjelasan,ketikadimungkinkanuntukmengambilperantersebutyangmiripsepertiseorang
pelajar.Orangjugasenangterusmembantusayabilaapayangsayasampaikandiformulasikanseperti
mengajukanpermohonanbantuan.Danhalitumungkinketikasayayakinbahwasayabisameminta
penjelasantentangsuatuhal.
Sebagaipenutupsayainginmembahasbeberapapertimbangandalammenulisartikelini.
Sayamulaidenganpemikiranbahwaparainformandansayamempunyaiide-ideyangcukupdi
manasetiaporangsejakawalmemilikigambaranyangjelastentangyanglain.Sulitbagikeduanya
untukmelepaskangambarantersebut.Padaawalnyasayayakinbahwaanggapan-anggapandari
satuterhadapyanglainadalahalasanbagikesulitanyangsayatemuidalampenelitianini.Tetapi
ketika saya menulis semua yang saya anggap sebagai gangguan dan mencari bukti-bukti untuk
alasan-alasanyangsayabuat,sayayakinbahwamasalah-masalahyangadadapatdikurangi.Saya
tidakingindiinjilidantetapmempertahankanjarak.Selainitu,dalamsemuaibadahdigereja-gereja
Kharismatik,dimanaribuanorang“di-mainstream-kan”didalamibadahdenganmengfokuskan
pada pemuliaanYesus, sayamerasa tidak nyaman dan harus berjuangmelawan tekanan ingin
melarikandiridarisituasiyangada.Semuainibagisayahanyamempunyaisedikitketerkaitan
denganharapan-harapandananggapan-anggapandariparainformansaya.Tetapilebihberkaitan
denganketakutan-ketakutansaya,bahwabisasajamenjaditidakpeduliterhadapsaya,bilasaya
tidakmaumenjadianggotagerejamereka.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya ingin berterima kasih kepada Yayasan Riset German (DFG) sebagai bagian dari fokus
penelitian Jerman-Perancis,LOTWOR (Local Traditions and World Religions—‘TradisiLokal
danAgama-agamaDunia’):The Appropriation of “Religion” in Southeast Asia and Beyond yang
mendukungterlaksananyapenelitianyangtertuangdalamtulisanini.Sayajugaberterimakasih
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
52 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
kepadasemuapesertaWorkshop“TempatEtnologidalamIlmuPengetahuan,DuniaKerja,dan
Publik”padaKonferensiPerhimpunanEtnologiJermantanggal2-5OktoberdikotaMainzdan
secarakhususkepadaparapenyelenggara,ErdmuteAlberdanTabeaHäberlein,untukkomentar-
komentarnyayangsangatberharga.Sayajugapadakesempataniniinginberterimakasihkepada
parainformansayadankepadapendetadanistrinyayangtelahmengizinkansayauntuktinggal
dirumahnyaselamamelakukanpenelitian.Merekatelahmenyambutsayadenganberbesarhati
dalam lingkungankeluarganyadan juga terlibat dalamdiskus-diskusi yang sangat bermanfaat.
SayajugainginberterimakasihkepadaJozefM.N.Hehanussayangmenerjemahkanartikelini
daribahasaJermankebahasaIndonesia.
Catatan
1 Artikel ini diterbitkan sebelumnya di dalam Bahasa Jerman: “Herausforderungen bei der Erforschung vonChristenaufJava”(ChallengesofEthnographicResearchAmongstMembersofCharismaticPentecostalChurchesonJava,Indonesia),Curare–Zeitschrift für Ethnomedizin und transkulturelle Psychiatrie,2015(April),38,h.134-146.
2 Tulisaninimerupakanrevisidaripaper:“WechselseitigeZuschreibungen:HerausforderungenbeiderErforschungvonChristenaufJava”yangdipresentasikandalamPanelke-22daripertemuanPerhimpunanPakarEtnologiJermandibawahtema:“Lokalitas.EtnologidalamSains,DuniaKerjadanRuangPublik”,yangdiselenggarakandiMainztanggal2-5Oktober2013.
3 Untukmemahamisituasiyangada,sayamenggunakanbeberapapublikasiyangberkaitandenganJawa,antaralain:tentangsejarahkekristenandiSurakarta(Budijanto,2009)atausecarakhususdalamhubunganantaragerejadanbisnis(KoningdanDahles,2009;Koning,2009;Kristanto,2006);karya-karyaklasikdariCliffordGeertz (1976) tentang agamaJawadanjugakaryaHildredGeertz(1989)yangmembahasmasalahnilai-nilaidannorma-normayanglebihtradisionaldalamkeluargaJawa;karyaNielsMulder (1983)tentangmistikJawadankaryaFranzMagnis-Suseno (1981)tentangetikaJawasebagaisebuahkonteksyangsangatberharga.
4 KristendanMuslimdiIndonesiasama-samamenggunakankataAllah.5 GerejayangterbesaradalahGereja“ReformedInjiliIndonesia”diJakarta,Gereja“Bethani”diSurabaya,Gereja
“MawarSaron”diSurabaya,Gereja“JemaatKristenIndonesia”diSemarang,danGereja“KeluargaAllah”diSurakarta.Gereja-gerejainijugamempunyaicabangyangtidakkalahbesarnyadibeberapakotalaindiJawa.
6 SuatuketikadalamkelompokdoadarisebuahgerejaCalvinissayamengatakanbahwasayaseringbergerejadigerejaKharismatikdanbelajarbahasaJawa,kemudiansayaditanyaiapakahsayajugaakanmempelajaribahasaRoh.RekanbicarasayakemudianmengatakanbahwabahasatersebutdapatdipelajaridandimengertisehinggasayanantidapatmenerjemahkanapayangdikatakandalamibadahKharismatik.
7 Tugasataumisigerejainidapatdibacadisitus-situsgereja-gerejaKharismatik.PendiriGerejaKeluargaAllahdiSurakartamenyebutpanggilaninisebagaitujuanutamadarikaryamisigerejanya(wawancaraPendeta,kepalaGereja,padatanggal18April2014).
8 KaryaWardKeeler(1983,1990)sangatmembantudalammemahamikehalusanpenggunaanbahasadilingkungankeluargadantetangga.BahasaJawamemilikibeberapatingkatandengankosakatadantatabahasanya.JamesSiegel memperlihatkan perbedaannya denganmembuat perbandingan dengan bahasa Ingris dan Jerman (Siegel, 1993: 4).Setiaporangdalamberkomunikasiakanmenggunakantingkatbahasayangberbedabergantungpadaposisinyadalam
SUSANNE RODEMEIER
53GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
masyarakat tetapi juga posisinya ketika berbicara dengan orang lain. Ekpresi bahasa dan perubahan bahasa selamapercakapanberlangsungmemperlihatkanhierarkisosialdanbagiorangJawayangmenjadiparameterpentingnyaadalahkedekatanhubungandanjugabentukkomunikasiyangformalatauinformal(Kistler,2003).
9 Bandingkan Susanne Schröter (2013) terkait penelitiannya terhadap konteks Katolik di Flores. Percakapan-percakapanyangterjadidiawalpenelitiannyasangatdipengaruhiolehkecurigaan-kecurigaanmerekaberkaitandengankeagamaanmereka.
10WawancaratersebutberlangsungpadahariJumatAgung,18April2014,disaatjedaibadah,yaitudiantarajam07.00dan09.00.
11Sayaheranbahwatidakadatransparansiberkaitandenganpersembahandalamhalpenerimaandanpengeluarannya.Sebagianbesarwargagerejatidakpernahmempersoalkanhalini,karenamerekaberpikirtelahmenyerahkanuangnyakedalamtanganTuhandanpemimpingerejamelakukanapayangmenjadikehendakAllah.RumahpribadidanmobilyangmahaluntukpemimpingerejadanpendetadimengertisebagaikehendakAllah.Kekayaanyangdipamerkaninimembuatorangtidakdengansungguh-sungguhpercayakepadaYesus.Merekaberharapsuatuwaktumerekajugabisakayasepertipendeta.Sayasecarakhususmerasaheranterhadappengelolaanpersembahankarenaselamabertahun-tahunkasuskorupsimerupakanberitayangdominandisuratkabar-suratkabarIndonesia.
DAFTAR PUSTAKA
BadanPusatStatistik.2010.“SensusPenduduk2010”,http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/index
(diakses15.04.2012).
Budijanto,B.2009.“EvangelicalsandPoliticinIndonesia:TheCaseofSurakarta”,dalamLumsdaine
D.H. (ed),Evangelical Christianity and Democracy in Asia, Oxford, NewYork: Oxford
UniversityPress,h.155-83.
Crouch,M.2007.“RegulatingPlacesofWorshipinIndonesia:UpholdingFreedomofReligionfor
ReligiousMinorities?”,Singapore Journal of Legal Studies,h.96-116.
Geertz,C.1976.The Religion of Java, UniversityofChicagoPress.
_____ .1973.“’DeepPlay’:BalineseCockfight”,dalamThe Interpretation of Cultures,NewYork,
NY:BasicBooks,h.412-453.
Geertz,H.1989.The Javanese Family: A Study of Kinship and Socialization,WavelandPress.
Keeler,W.1983.“ShameandStageFrightinJava”,Ethnos,11,3,h.152-65.
_____ .1990.“SpeakingofGenderinJava”,dalamAtkinsonJ.M.danErringtonS.(ed.),Power
and Difference: Gender in Island Southeast Asia,Stanford:StanfordUniversityPress,h.
127-152.
Kistler,P.2003.Die interaktive Produktion von Formalität und Informalität: Gespräche zwischen
KAJIAN ATAS GEREJA PENTAKOSTA-KHARISMATIK DI JAWA, INDONESIA:SEBUAH TANTANGAN
54 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
Deutschen und Indonesiern, Reihe interkulturelleKommunikation 6,München: Iudicium
Verlag.
Koning,J.2009.“SingingYourselfintoExistence:ChineseIndonesianEntrepreneurs,Pentecostal-
CharismaticChristianity,andtheIndonesianNationState”,dalamBautistaJ.danLimKhek
GeeF.(ed.),Christianity and the State in Asia: Complicity and Confl ict,London:Routledge,
h.115-130.
Koning, J. dan H. Dahles. 2009. “Spiritual Power: Ethnic Chinese Managers and the Rise of
CharismaticChristianityinSoutheastAsia”,The Copenhagen Journal of Asian Studies, 27,1,
h.5-37.
Kristanto,R.2006.Gereja Karismatik dan Bisnis Etnis Tionghoa. Studi Historis-Teologis Mengenai
Relasi gereja dan Bisnis di gereja Bethel Indonesia Keluarga Allah Solo, 1988-2006,Tesis,
Yogyakarta:UniversitasKristenDutaWacana.
Magnis-Suseno, Frans. 1981. Javanische Weisheit und Ethik: Studien zu einer östlichen Moral,
München,Wien:Oldenbourg.Edisidalambahasa Indonesia:Etika Jawa: Sebuah Analisa
Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa,Jakarta:PT.Gramedia,1984.
MulderN.1983.Mysticism and Everyday Life in Contemporary Java: Cultural Persistence and
Change,SingaporeUniversityPress.
Oppenheimer,J.2012.The Act of Killing,Film,www.theactofkilling.com.
Robbins,J.2011.“TheObviousAspectsofPentecostalism:RitualandPentecostalGlobalization”,
dalamLindhardtM.(ed.),Practicing the Faith: The Ritual Life of Pentecostal-Charismatic
Christians, NewYork,Oxford:Berghahn,h.49-67.
Rodemeier,S.2012.“Everyone isaPotentialLeader:AttractivenessofaCharismaticChurch in
Solo,Java(Indonesia)”,Economia/Economics,3,20,h.45-58.
_____ .2014.“Mubeng Beteng:AContestedRitualofCircumambulationinYogyakarta”,dalam
Gottowik V. (ed.),Dynamics of Religion in Southeast Asia: The Magic and Modernity,
Amsterdam:IIASundAmsterdamUniversityPress,h.133-153.
Schröter,S.2013.“Onethnographicself-fashioning”,dalamStreckerI.danLaToskyS.(ed.),Writing
in the fi eld: Festschrift for Stephen Tyler,Berlin:LIT,h.63-72.
Siegel,J.T.1993.Solo in the New Order: Language and Hierarchy in an Indonesian City, Princeton,
NJ:PrincetonUniversityPress.