laporan fix tutorial kelompok 3 skenario d.doc

Upload: muh-anugerah-yusro

Post on 14-Apr-2018

352 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    1/43

    Skenario D Blok 15 Tahun 2012

    Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri pungung bawah yang persisten setelah berusaha

    mengangkat beban berat 4 bulan yang lalu.

    Pasien dalam keadaan sehat seperti biasa hingga kira-kira 4 bulan yang lalu dia merasakan gejala yang

    akut nyeri pungung bawah.Pasien sedang mengangkat beban berat dengan mebungkuk ke depan ketika tiba-tiba

    ia merasakan nyeri yang tajam,seperti terbakar dan menyebar di punggung bagian bawah dan kaki kanan.Upaya

    pengobatan awal seperti penggunaan analgetik,kompres panas dan pijatan hanya sedikit manfaatnya.Sejak saat

    itu,pasien mengkonsumsi asetaminofen oral dan menggunakan krim analgesik topikal secara rutin.Nyeri

    dirasakan didaerah punggung bagian bawah dan sebagian dari kaki,punggul dan bokong kanan dan terkadang

    disertai ras lemah di tungkai bawah sebelah kanan.Nyeri bertambah buruk dengan aktivitas seperti

    duduk,membungkuk ke depan,berjalan dan bersin.Keluhan-keluhan tersebut menyebabkan hambatan bagi

    kehidupan rutinya yang aktif.Rasa nyerinya dirasakan berkurang sampai batas waktu tertentu bila ia

    berdiri,berbaring lurus dan setelah istirahat beberapa saat.pasien menyangkal akan adanya riwayat cedera

    punggung,sesak nafas,palpitasi,nyeri dada,penurunan berat badan abnormal,penyakit lain atau tindakan

    pembedahan masa lalu.

    Tambahan Informasi pasien

    Daftar obat yang sedang digunakan : Asetaminofen,krim analgesik topikal,tidak ada riwayat penggunaan

    antiepilepsi,kortikosteroid,obat-obat asma atau obat lain,tidak mengonsumsi suplemen kalsium,besi atau

    vitamin.

    Aktivitas dan olahraga : bermain tenis secara teratur sejak remaja,berolahraga dipusat kebugaran secara

    teratur dan melakukanlatihan beban setidaknya dua kali seminggu.

    Riwayat pekerjaan : eksekutif bisnis,sering berpergian .

    Pemeriksaan Fisik

    Vital Sign : Nadi : 80 x/menit.RR : 20 x/menit,suhu : 36.70 C,TD : 130/80 mmHg.

    Pemeriksaan Neurologis

    Ekstremitas

    Tidak ada deformitas atau nyeri tekan,tidak ada varises edem kaki bilaterl

    Lasseques sign ( + ) pada pengangkatan kaki kanan dengan sudut 45 derajat.

    Kekuatan dan fleksibilitas lutut dan pergelangan kaki normal

    Range of movement ( ROM ) penuh di semua sendi,

    1

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    2/43

    Otot-otot bilateral simestris dan kekuatan otot +4/5 semua kelompok otot,tidak ada penurunan ukuran

    otot

    Refleks tendon dalam +2/4 daerah atas dan bawah bilateral

    Sensorik : utuh terhadap sentuhan ringan/tusukan jarum diseluruh dermatom

    Cara berjalan : normal

    Pemeriksaan Penunjang

    Lab : darah rutin dan urin rutin dalam batas normal, BSN : 100 mg/dl,BSPP : 160 mg/dl,hs-

    CRP < 0,1 mg/dl

    Foto X-ray vetebra lumbalis/sakralis ( AP/lateral) : berkurangnya ketebalan diskus

    intervertebralis dan adnya osteofit di lapisan vetebra lumbosakral.Penonjolan isi diskus

    nonfokal yang minimal,broad-based,simetris dab sirkumferensial pada ketinggian L4-

    L5,tidak terlihat adanya ekstrusi.

    MRI vetebra lumbosakral : herniasi dan degenerasi diskus lumbalis

    CT-scan vetebra lumbosakral : herniasi diskus setinggi L4-L5

    I. Klarifikasi Istilah

    Nyeri punggung bawah persisten :

    Nyeri akut : nyeri yang terjadi < dari 6 bulan

    Sumber (IT dr. HHD)

    analgesik : Obat penghilang rasa nyeri

    Asetaminofen :Analgesik dan antipiretik yang empunyai efek serupa dengan

    aspirin , tetapi efek anti randangnya lemah

    Sumber :(Kamus kedokteran dolan edisi 29)

    lasseque's Sign : Pada sciatika , fleksi sendi panggul bersifat nyeri bila lutut di

    ekstensikan tetapi tidak nyeri bila lutuk fleksi

    sumber :(Kamus kedokteran dolan edisi 29)

    Palpitasi : Perasaan berdebar-debar atau bunyi jantung tidak teratur (dorlan)

    Osteofit : Tonjolan tulang

    sumber :(Kamus kedokteran dolan edisi 29)

    2

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    3/43

    Ekstrusi : nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di bawah ligamentum

    longitudinal posterior

    broad-based : herniasi yang melibatkan 25%-50% lingkaran

    sirkumferensial : lingkaran diskus invertebralis

    Herniasi : Penonjolan organ atau struktur lainnya melalui cacat atau lubang

    alamiah dalam selaput pembungkus, membran, otot, atau tulang

    sumber :(Kamus kedokteran dolan edisi 29)

    Dermatom : daerah kulit yang dipersarafi oleh serabut saraf aferen dengan 1

    cornu posterior sumsum tulang belakang

    II. Identifikasi masalah

    1. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung bawah yang persisten setelah

    berusaha mengangkat beban berat 4 bulan yang lalu.

    2. 4 bulan yang lalu:

    - nyeri akut punggung bawah

    - saat mengangkat beban berat dengan membungkuk ke depan merasakan nyeri yang tajam seperti

    terbakar dan menyebar ke punggung bagian bawah dan kaki kanan.

    - upaya pengobatan awal dengan analgesik, kompres panas, dan pijat hanya sedikit manfaat.

    - nyeri dirasakan di daerah punggung bagian bawah dan sebagian daari kaki, punggung dan bokong

    kanan dan terkadang disertai rasa lemah di tungkai bawah sebelah kanan.

    - nyeri bertambah buruk dengan aktifitas seperti duduk, membungkuk kedepan, berjalan, dan bersin.

    - nyeri berkurang bila ia berdiri, berbaring, lurus dan setelah istirahat beberapa saat.

    3. Informasi tambahan

    4. pemeriksaan fisik

    5. pemeriksaan tambahan

    III. Analisis Masalah

    1. Bagaimana neuroanatomi Columna Vertebralis dan pinggang bawah ?

    Jawab :

    Anatomi Columna Vertebralis

    Permukaan poeterior truncus dimulai dari cranium sampai ujung-ujung coccygis.

    Pilar utama tubuh yaitu columna vertebralis yang berfungsi menyanggah cranium, gelang

    bahu, extremitas superior dan dinding thorax serta melalui gelang panggul meneruskan berat

    badan ke extremitas inferior.

    Di dalam rongganya terdapat :

    3

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    4/43

    1. Medulla spinalis

    2. Radix nervi spinalis

    3. Lapisan penutup meningen

    Komposisinya : terdiri dari 33 vertebrae yaitu :

    1. 7 vertebra cervicalis

    2. 12 vertebra thoracicus

    3. 5 vertebra lumbalis

    4. 5 vertebra sakralis ( bersatu membentuk os sacrum )

    5. 4 vertebra coccygis ( 3 dibawah umumnya bersatu )

    Columna vertebralis bersifat fleksibel karena bersegmen-segmen dan tersusun dari :

    1. Vertebra Ketiganya membentuk

    2. Sendi-sendi diskus invertebratalis, yang

    3. Bantalan fibrocartilago membentuk panjang columna

    Ciri-ciri vertebra Lumbalis Tipikal

    1. Corpus besar dan berbentuk ginjal

    2. Pediculus kuat & mengarah ke belakang

    3. Lamina tebal

    4. Foramina vertebrae berbentuk segitiga

    5. Processus spinossus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah ke

    belakang.

    6. Processus transversus panjang dan langsing

    7. Facies articularis processus articularis superior menghadap medial dan facies

    articularis processus articularis inferior menghadap lateral.

    Catatan : Vertebra lumbaris tidak punya facies articilaris untuk bersendi dengan costae dan tidak

    ada foramina pada processus transversus.

    Discus Invertebralis

    o Menyusun seperempat panjang columna vertebralis

    o Tebal pada daerah cervic dan lumbal, tempat banyaknya terjadi gerakan.

    o Dapat dianggap ductus semielastis, yang terletak antara corpus vertebrae yang

    berdekatan dan bersifat kaku.

    o Karena ciri fisiknya tersebut maka fungsinya sebagai peredam benturan bila beban pada

    columna vertebralis mendadak bertambah. Kelenturannya memungkinkan vertebrae

    yang kaku dapat bergerak satu dengan yang lain. Namun seiring bertambahnya usia,

    daya pegas ini berangsur menghilang.

    4

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    5/43

    o Setiap discus terdiri dari :

    Bagian pinggir

    Anulus fibrosus, merupakan jaringan fibrocartilago yang di dalamnya terdapat

    ssusunan serabut-serabut kolagen.

    Bagian tengah, nucleus pulposus.

    Prolapsed Nucleus Pulposus

    o Nucleus pulposus berada dalam tekanan dan terletak sedikit lebih dekat ke pinggir

    posterior daripada pinggir anterior discus.

    o Permukaan atas dan bawah corpus vertebra yang berdekatan yang menempel pada

    discus diliputi cartilago hyalin yang tipis

    o Sifat nucleus pulposus yang setengah cair memungkinkannya berubah bentuk dan

    vertebra dapat menjungkit ke depan atau ke belakang di atas yang lain, seperti pada

    gerakan fleksi dan ekstensi columna vertebralis.o Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada columna vertebralis menyebabkan

    nucleus pulposis yang semicair ini menjadi gepeng. Dukungan keluar dari nucleus dapat

    ditahan oleh daya pegas anulus fibrosus di sekelilingnya. Kadang-kadang dorongan

    keluar ini terlalu kuat bagi anulus, sehingga menjadi robek dan nucleus pulposus keluar

    dan menonjol ke dalam canalis vertebralis, tempat nucleus ini dapat menekan radix

    nervus spinalis, nervus spinalis, atau bahkan medula spinalis. Peristiwa ini disebur

    Prolapsed Nucleus Pulposus.

    o

    Dengan bertambahnya umur, kandungan air di dalam nucleus pulposus berkurang dandigantikan oleh fibrocartilago. Serabut-serabut kolagen anulus berdegenerasi dan

    sebagai akibatnya anulus tidak lagi berada dalam tekanan.

    Anatomi Otot Belakang

    6 otot besar di punggung :

    trapezius, aksi meluruskan skifosis bagian torakal columna vertebralis.

    teres major, aksi adduksi, ekstensi, dan rotasi lengan ke medial.

    Psoas, aksi fleksi femur atau badan.

    latissimus dorsi, aksi menarik scapula dan lengan ke medial dan ke bawah. quadratus lumborum, aksi fleksi tubuh ke lateral

    sacrospinalis

    Musculus pada dorsum

    Musculus pada dorsum dapat dibagi 3 yaitu :

    1. Musculus superfisial yang berhubungan dangan cingulum membri superior.

    M. trapezius, fungsi untuk meluruskan skifosis bagian torakal columna vertebralis.

    5

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    6/43

    M. latissimus dorsi, fungsi untuk menarik scapula dan lengan ke medial dan ke

    bawah.

    M. levator scapulae, fungsi untuk ekstensi bagian cervikal columna vertebralis kalau

    bahu difiksasi.

    M. rhomboideus major dan minor, menarik scapula ke medial dan ke atas, bersama-

    sama dengan m. serratus anterior menfiksasi scapula pada badan.

    2. Musculus intermedia yang berhubungan dengan respirasi.

    M. serratus posterior superior, untuk mengangkat iga 1-4 ( inspirasi ).

    M. serratus posterior inferior, untuk menarik iga 9-12 ke bawah (ekspirasi)

    M.levatores costarum, untuk mengangkat iga, fleksi lateral dan rotasi columna

    vertebralis.

    3. Musculus profunda ( postvertebralis) dimiliki oleh columna vertebralis.

    Klasifikasi musculus dorsum1. Musculus superfisial yang berjalan vertikal (M. erector spinae)

    M. illiocostalis, fungsi untuk persarafan unilateral, fleksi lateral dan persarafan

    bilateral, ekstensi.

    M. longissimus, fungsi untuk fleksi lateral dan ekstensi

    M. Spinalis, fungsi untuk fleksi lateral dan ekstensi

    2. Musculus intermediate yang berjalan miring ( M. transversospinalis )

    M. semispinalis, fungsi untuk rotasi columna vertebralis dan kepala ke arah

    kontralateral dan ekstensi.

    M. multifidus, fungsi untuk fleksi lateral segmental, rotasi, dan ekstensi segmental.

    Mm. rotatores, fungsi untuk fleksi lateral segmental, rotasi, dan ekstensi segmental.

    3. Musculus profunda

    Mm. Interspinalis, fungsi untuk ekstensi segmental.

    Mm. Intertransversarii ( cercic, thorax, dan lumbar ), fungsi untuk fleksi lateral dan

    ekstensi.

    4. Musculus splenius, fleksi lateral, rotasi bagian servikal columna vertebralis dan kepala

    ke arah ipsilateral, ekstensi bagian servikal columna vertebralis.

    M. splenius cavitis.

    M. splenius cervicis

    6

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    7/43

    ANATOMI DAN FISIOLOGI PINGGANG BAWAH

    Tulang belakang (vertebra) merupakan bangunan yang kompleks dan dapat dibagi dalam 2

    bagian. Bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh diskus

    intervertebralis dan ditahan satu sama lain oleh ligamen longitudinalis anterior dan posterior.

    7

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    8/43

    Sedangkan bagian dorsal tidak begitu kokoh dan masing-masing terdiri atas arkus vertebra

    dengan lamina dan pedikel yang diikat satu sama lain oleh berbagai ligamen, di antaranya

    ligamen interspinalis, ligamen intertransversa, dan ligamen flavum. Pada prosesus spinosus dan

    transversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan me-

    lindungi kolumna vertebralis. Seluruh bangunan kolumna vertebralis dan sekitarnya mendapat

    persarafan dari cabang-cabang nervus spinalis yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis

    vertebralis melalui foramen intervertebralis dan sebagian

    dari ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus intervertebralis dan nukleus

    pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel, meskipun berbatasan langsung dengan ligamen

    longitudinalis yang mengandung serabut-serabut sensibel. Pada pergerakan normal, biasanya

    terjadi rangkaian harmonisasi gerak antara otot dan ligamen. Bagian lumbal merupakan bagian

    yang mempunyai kebebasan gerak terbesar sehingga mempunyai kemungkinan cedera yang

    lebih besar, biarpun tulag-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang lebih. Pada tulang

    belakang, 75% pergerakan, khususnya fleksi berasal dari daerah lumbosakral, dan 20--25%

    berasal dari segmen L4-5

    . Walaupun demikian, fleksi di daerah ini saja tidak memungkinkan fleksi penuh dalam gerakan

    meraih. Kira-kira 50% dari gerakan semacam ini juga berasal dari rotasi panggul

    (pelvis). Pergerakan ini disebut irama lumbo-pelvis, yaitu fleksi Cermin Dunia Kedokteran No.

    54, 1989 29di daerah lumbal yang diikuti dengan fleksi pelvis. Hal yang sebaliknya akan terjadi

    pada pergerakan dari membungkuk ke posisi tegak; akan terjadi rotasi pelvis ke depan yang

    diikuti dengan ekstensi tulang belakang. Pada keadaan fleksi tulang belakang, beban pergerakan

    dari fleksi 90 ke 45 akan ditanggung oleh ligamen, sedangkan beban dari fleksi 45 ke posisi

    tegak akan ditanggung oleh otot .Tekanan intradiskus di daerah lumbal pada posisi tidur

    terlentang: 20 kg, tidur miring: 75 kg, duduk tegak: 175 kg, duduk membungkuk: 190 kg, berdiri

    tegak: 100 kg, berdiri sambil membungkuk: 150 kg. Jadi tekanan intradiskus pada posisi berdiri

    tegak lebih rendah daripada posisi duduk, dan tekanan intradiskus yang terkecil adalah pada

    posisi berbaring.

    Persarafan Punggung

    Kulit dan otot-otot punggung doprsarafi secara segmental oleh rami posteriores 31

    pasang saraf spinalis. Rami posterior C1, 6, 7, dan 8 serta L4 dan 5 mempersarafi otot punggung

    profunda, tetapi tidak mempersarafi kulitnya. Ramus posterior C2 (n. occipitalis major) berjalan

    ke atas melalui tengkuk dan mensarafi kulit kepala.

    Rami posteriores berjalan kebawah dan lateral dan mempersarafi sebagian kulit, sedikit

    di bawah tempat keluarnya dari foramen intervertebralis. Persarafan kulit yang tumpang tindih

    menyebabkan pmotongan satu saraf mengakibatkan berkurangnya sensasi kulit, tetapi tidak

    8

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    9/43

    menghilangkan secara total. Setiap ramus posterior terbagi menjadi dua, yaitu cabang medial

    dan lateral.

    Medulla Spinalis

    Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada medula oblongata,

    menjulur kearah kaudal melalui foramen magnum dan berakhir di antara vertebra lumbalis

    pertama dan kedua. Disini medulla spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudian

    sebuah sambungan tipis dari pia meter yang disebut filum terminale, yang menembus kantong

    dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang yang berukuran panjang sekitar

    45 cm ini, pada bagian depannya dibelah oleh sebuah fissura anterioryang dalam, sementara

    bagian belakang dibelah oleh sebuah fissura anterioryang dalam, sementara bagian belakang

    dibelah oleh sebuah fisua sempit.

    Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan

    penebalan lumbal. Dari penebalan ini, plexus-plexus saraf bergerak guna melayani anggota

    badan atas dan bawah; dan plexus daerah torax membentuk saraf-saraf interkostalis.

    Seraput irisan melintang pada sumsum tulang belakang memperlihatkan susunan

    substansi kelabu yang membentuk huruf H. kanalis sinalis berikut isinya yaitu cairan

    serebrospinal, melintas persis di tengah-tengah huruf H tersebut.

    Kauda Equina. Disebut demikian karena kemiripannya dengan ekor kuda; Kauda = ekor,

    dan Equina = kuda. Kauda equine ini merupakan berkas yang terdiri dari akar-akar saraf

    spinalis yang bergerak turun dari tempat kaitannya pada sumsum tulang belakang, melalui

    kanalis spinalis, untuk kemudian muncul melalui foramina intervertebrales.

    9

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    10/43

    Jalur saraf motorik. Impuls berjalan dari kortex serebri menuju sumsum tulang belakang,

    melalui jalur-jalur menurun yang disebut traktus serebrospinalis atau traktus piramidalis.

    Neuron pertama, yaitu neuron motorik atas, memiliki badan-badan sel dalam daerah pre-Ronaldi

    pada kortex serebridan serabut-serabutnya berpadu erat pada saat mereka melintas antara

    nucleus-kaudatus lentiformis dalam kapsula interna.

    Neuron motorik bawah, yang bermula sebagai badan sel dala kornu anterior sumsum

    tulang belakang. Keluar, lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu didistribusikan ke

    periferi, dan berakhir pada organ motorik, misalnya otot.

    Jalur saraf sensorik. Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktus yang terdiri dari tiga

    neuron.

    Yang pertama, atau neuron yang paling tepi, memiliki badan sel dalam ganglion

    sensorik, pada akar posterior sebuah saraf spinalis; lantas dendron, yang merupakan sebuah

    cabangnya, bergerak menuju periferi dan berakhir dalam satu organ sensorik, misalnya kulit.

    Sementara itu Axon, yang merupakan cabangnya yang lain, masuk kdalam sumsum tulang

    belakang, lantas naik menuju kolumna posterior dan berakhir pada sekeliling sebuah nukleus

    dalam medulla oblongata.

    Sel neuron yang kedua timbul dalam nukleus tersebut, kemudian melintasi garis tengah

    dalam cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk dekusasio sensorik,

    naik melalui pons dan diensafalon guna mencapai thalamus.

    Neuron yang ketiga dan terakhir, bermula dalam thalamus, bergerak melalui kapsula

    interna untuk mencapai daerah sensorik kortex serebri.

    Traktus menaik ini menghantarkan impuls sentuhan, kedudukan sendi-sendi dan getaran;

    sementara yang lainnya mengahantarkan impuls sentuhan, rasa sakit dan suhu.

    Anatomi dan Brances Plexus-Plexus

    Serabut primer anterior pada saraf spinalis, kecuali yang timbul pada daerah torokal dan

    membentuk saraf-saraf interkostal, tersusun dalam empat plexus (jalinan) utama.

    Plexus Servikalis dibentuk oleh keempat saraf servikal pertama. Letaknya dalam leher

    dibawah otot-otot sterno-mastoid. Dari plexus servikais ini timbul banyak cabang yang berfungsi

    untuk melayani beberapa otot leher. Saraf frenikus yang melayani diafraghma muncul dari

    plexus ini.

    Plexus Brakialis dibentuk oleh empat saraf servikal yang lebih rendah dengan saraf

    torakal pertama. Letaknya dalam segitiga posterior leher, di belakang klapikula dan di dalam

    axila. Mula-mula terbentuk tiga batang, yang kemudian membelah dan lantas bergabung lagi

    guna membentuk tiga urat yaitu, lateral, medial, dan posterior. Dari tiga urat ini muncul lima

    saraf utama yang melayani lengan dan beberapa otot leher dan dada.

    10

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    11/43

    Plexus Lumbo-Sakralis menyalurkan saraf-saraf yang utam untuk anggota bawah

    Plexus Lumbalis yang berasal dari keempat akar saraf lumbal yang pertama, terletak

    dalam ototpsoas. Plexus lumbalis melayani otot itu bercabang dua yaitu, nervus femoralis yang

    bergerak dibawah ligamentum inguinale menuju segitiga Scarpa untuk melayani otot-otot

    sebelah depan pahadan nervus obturatorius yang masuk paha melaui foramen obturator guna

    melayani otot disebelah dalamnya.

    Plexus Sakralis terdiri dari saraf lumbal ke-empat dank ke-lima dan saraf-saraf sakralis

    yang bergabung untuk membentuk nervus iskhiarikus yang besar, dan masuk ke dalam paha

    melaui celah sakrum yang lebar guna melayani otot paha. Kemudian nervus iskhiarikus ini

    bercabang menjadi nervus popliteus medialis dan lateralis yang melayani otot sebelah belakang

    dan depan di bawah lutut.

    Radix Nervus Spinalis

    Disepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang nervus spinalis melalui radix anterior

    dan motorik, dan radix posterior atau sensorik. Masing-masing radix melekat pada medulla

    spinalis melalui sederetan radices (radix kecil), yang terdapat disepanjang segmen medulla

    spinalis yang sesuai. Setiap radix mempunyai sebuah ganglion radix posterior, yang axon sel-

    selnya memberikan serabut-serabut saraf perifer dan pusat.

    Radix nervus spinalis berjalan dari masing-masing segmen medulla spinalis ke foramn

    intervertebralis yang sesuai, tempat keduanya menyatu membentuk nervus spinalis. Di sini

    serabut-serabut motorik dan sensorik bercampur, sehingga setiap saraf spinal terdiri atas

    campuran serabut motorik dan sensorik. Karena pertumbuhan memanjang columna vertebralis

    tidak sebanding dengan pertumbuhan medulla spinalis, panjang radix n. spinalis bertambah

    panjang dari atas ke bawah. Di daerah cervical atas, radix nervus spinalis pendek dan berjalan

    hampir horizontal, tetapi dibawah ujung medulla (pada orang dewasa setinggi pinggir bawah

    vertebra L1) membentuk seberkas saraf vertical di sekitar filum terminale. Berkas saraf vertical

    ini disebut cauda equine.

    Sumber:

    Snell, Richard S.2006.Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6.Jakarta:EGC.

    2. Apa saja macam-macam nyeri ?

    Jawab:

    Berdasarkan waktunya :

    Perbedaan Nyeri Akut Nyeri Kronik

    Pengalaman Satu kejadian Atu situasi, status eksistensi

    Sumber Sebab eksternal atau peyakit dari Tidak diketahui atau pengobatan

    11

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    12/43

    dalam yang terlalu lama

    Waktu Sampai 6 bulan timbul

    mendadak

    Lebih dari 6 bulan bahkan

    bertahun-tahun

    Pernyataan Nyeri Daerah nyeri tidak diketahui Daerah nyeri sulit ditentukan

    sehingga sulit dievaluasi

    Gejala-gejala klinis Pola respon yang khas dengan

    gejala yang lebih khas

    Pola respon yang bervariasi

    dengan sedikit gejala

    Pola Terbatas Berlangsung terus menerus dan

    dapat bervariasi

    Perjalanan Berkurang bila beristirahat

    beberapa saat

    Nyeri meningkat setelah

    beberapa saat

    Jenis-jenis nyeri :

    1. Nyeri nosiseptik / nyeri inflamasi

    Nyeri yang timbul dari berbagai stimuli dan mengakibatkan kerusakan jaringan. Contohnya

    adalah nyeri sendi pada OA, nyeri karena inflamasi, nyeri akibat fraktura.

    2. Nyeri neuropatik

    Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer sistem saraf. Contohnya

    postherpatic nuralgia, trigeminal neuralgia, diabetic peripheral neuropathy.

    3. Nyeri psikogenik

    Nyeri di mana faktor psikogenik dominan, tanpa kerusakan jaringan atau patofisiologik sebagai

    penyebab.

    4. Nyari campuran

    Nyari yang merupakan gabungan dari nyeri nosiseptik dan nyeri neuropati. Contohnya low back

    pain dengan radiculopathy, nyeri kanker, carpal tunnel syndrome.

    Sumber :

    Snell, Richard S.2007.neuroanatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 5. Jakarta:EGC.

    3. Bagaimana farmakokinetik dari asetaminofen oral?

    Jawab:

    Asetaminofen

    12

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    13/43

    Asetaminofen, adalah salah satu obat yang terpenting untuk pengobatan nyeri ringan sampai sedang,

    bila efek antiinflamasi tidak diperlukan. Fenasetin, suatu prodrug yang dimetabolisme menjadi

    asetaminofen, lebih toksik daripada metabolit aktifnya dan tidak mempunyai indikasi yang rasional.

    Asetaminofen adalah metabolit fenasetin yang bertanggung jawab atas efek analgesiknya. Obat ini

    adalah penghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek

    antiinflamasi yang bermakna.

    Farmakokinetik

    Asetaminofen diberikan per oral. Absorpsi terganting pada kecepatan pengosongan lambung, dan

    kadar puncak di dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit. Asetaminofen sedikit

    terikat dengan protein plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah

    menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida, yang secara farmakologi tidak aktif. Kurang dari 5%

    diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Suatu metabolit minor tetapi sangat aktif (N-asetil-p-

    aminobenzokuinon), penting pada dosis besar, karena toksisitasnya terhadap hati dan ginjal. Waktu

    paruh asetaminofen 2-3 jam dan relatif tidak dipengaruhi oleh fungsi ginjal. Pada jumlah toksik atau

    adanya penyakit hati, waktu paruhnya bisa meningkat dua kali lipat atau lebih.

    Indikasi

    Walaupun efek analgesik dan antipiretiknya setara dengan aspirin (Styrt, 1990), asetaminofen

    berbeda karena tidak adanya efek antiinflamasi. Obat ini tidak mempengaruhi kasdar asam urat dan

    tidak mempunyai sifat menghambat trombosit. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang

    seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri pascapersalinan, dan keadaan lain, di mana aspirin efektif sebagai

    analgesik. Asetaminofen sendiri tidak adekuat untuk terapi keadaan peradangan seperti artritis

    rematoid, walaupun dapat digunakan sebagai analgesik tambahan pada terapi antiinflamasi. Untuk

    analgesia ringan, asetaminofen merupakan obat yang lebih disukai pada penderita yang alergi

    dengan aspirin atau jika salisilat tidak dapat ditoleransi. Obat ini lebih disukai daripada aspirin untuk

    penderita hemofilia atau dengan riwayat tukak lambung dan pada penderita yang mendapat

    bronkospasme yang dicetuskan oleh aspirin. Tidak seperti aspirin, asetaminofen tidak

    mengantagonis efek obat urikosurik; dapat diberikan bersama dengan probenesid pada pengobatan

    gout. Pada anak-anak, aspirin lebih disukai pada infeksi virus.

    Efek Samping

    Pada dosis terapi, kadang-kadang timbul peningkatan ringan enzim hati tanpa ikterus; keadaan ini

    reversibel bila obat dihentikan. Pada dosis yang lebih besar, dapat timbul pusing, mudah terangsang,

    dan disorientasi. Pemakaian 15 gram asetaminofen bisa berakibat fatal; kematian disebabkan oleh

    13

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    14/43

    hepatotoksisitas yang berat dengan nekrosis lobulus sentral, kadang-kadang berhubungan dengan

    nekrosis tubulus ginjal akut. Gejala dini kerusakan hati meliputi mual, muntah, diare, dan nyeri

    abdomen. Pengobatan sangat tidak memuaskan dibandingkan terapi kelebihan dosis aspirin. Di

    samping terapi suportid, tindakan yang terbukti menggembirakan adalah sifat gugusan sulfhidril

    yang dapat menetralisasi metabolit toksik. Untuk tujuan ini digunakan asetilsistein.

    Fenasetin yang dilaporkan dapat menimbulkan anemia hemolitik dan metemoglobinemia, jarang

    ditemukan pada asetaminofen. Nefritis interstisialis dan nekrosis papiler, yang merupakan

    komplikasi berat fenasetin tidak terjadi, walaupun diantisipasi dengan pemakaian asetaminofen yang

    luas dan menahun, meskipun kenyataannya 80% fenasetin cepat dimetabolisme menjadi

    asetaminofen. Tidak terjadi perdarahan saluran cerna. Harus hati-hati pada penderita penyakit hati.

    Dosis

    Nyeri akut dan demam dapat ditanggulangi dengan 325-500 mg 4 kali sehari dan untuk anak-anak

    dalam dosis lebih kecil yang sebanding. Kadar mantap dalam darah dicapai dalam satu hari.

    Sumber:

    Katzung BG. 1994. Basic and Clinical Pharmacology. Edisi 6. Terjemahan oleh: Staf Dosen

    Farmakologi Universitas Sriwijaya. EGC, Jakarta, Indonesia.

    4. Bagaimana fisiologi nyeri?

    Jawab :

    Nyeri dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe cepat dan lambat. Nyeri tipe cepat

    dirasakan dalam waktu sekitar 0.1 detik setelah stimulus sedangkan tipe lambat dirasakan 1 detik

    atau lebih setelah stimulasi. Nyeri cepat dideskripsikan sebagai nyeri tajam, nyeri akut, atau

    nyeri seperti ditusuk jarum dan terbatas pada kulit. Nyeri lambat dideskripsikan seperti rasa

    terbakar, nyeri menyakitkan, nyeri yang berdenyut, dan terjadi bila terdapat destruki jaringan.

    Nyeri cepat dihantarkan di dalam saraf-saraf tepi dengan akson delta A dengan

    kecepatan 6-30 m/detik. Nyeri tipe lambat di hantarkan oleh serabut saraf C dengan kecepatan

    0,5-2 m /detik.

    Hantaran nyeri di susunan saraf pusat di mulai pada saat serabut aferen nyeri masuk kemedulla spinalis dan berakhir di lapisan superisial cornu grisea posterior. Neurotransmitter

    eksitasi utama yang dilepaskan serabut saraf A dan C adalah asam amino glutamat, serta

    substansi P yang merupakan neuropeptida dari serabut saraf C juga dilepaskan secara lambat dan

    meluas di cornu posterior dan dapat mempengaruhi banyak neuron.

    Nyeri awal yang dirasakan tajam, menusuk, dan bekerja cepat merangsang neuron

    tingkat kedua tractus spinothalamicus lateralis dan akan segera menyilang ke sisi kontralateral di

    14

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    15/43

    medulla spnalis dan naik ke talamus lalu diteruskan ke gyrus sensorik postcentralis.

    Nyeri seperti terbakar bekerja lambat dan menstimulus neuron tingkat kedua tractus

    spinothalamicus lateralis di cornu grisea posterior medulla spinalis dan naik bersama akson

    serabut nyeri yang bekerja cepat. Namun, diduga sebagian serabut saraf yang menuju ke medula

    spinalis memberikan impuls tambahan pada beberapa neuron di cornu posterior sebelum naik di

    dalam medulla spinalis.

    Sumber:

    Snell, Richard S. Neuroanatomi Klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 2002.

    5. Mengapa nyeri bertambah berat saat aktifitas dan berkurang saat berdiri , berbaring lurus dan istirahat ?

    Jawab:

    Pengaruh dari aktivitas TN.X (sering olahraga dan latihan mengangkat beban) serta pengaruh

    umur (40 tahun) nukleus pulposus mengalami bulging ke luar (nukleus pulposus mengadung

    asam hialuronat dan kolagen tipe II serta air. Dengan semain bertambahnya umur nuleus

    pulposus menjadi lebih keras atau tidak elastis lagi) terjadilah herniasi dari nukleus pulposus

    menekan saraf ipsilateral dimana tempat keluarnya saraf-saraf dari kantong durameter yaitu

    L4 dan L5 gejala radikuler dimana penjalaran persarafan tersebut nyeri sampai kaki kanan

    bawah (sesuai jaras dermatomnya).

    6. Mengapa nyeri dirasakan di daerah punggung bawah, sebagian kaki, punggung dan kebokong kanan?

    Jawab:

    15

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    16/43

    Terdapat nyeri yang sifatnya menjalar dari paha bagian belakang, lutut sampai tungkai kanan

    bagian dalam. Hal ini menjadi sifat khas nyeri radikular yang penjalaran nyeri sesuai dengan

    daerah yang di persarafi. Dimungkinkan nyeri akibat tertekannya radiks dorsalis pada lumbal

    bawah (L-L).

    Pada daerah lumbal tersebut terdapat pleksus lumbalis (T-L) dan pleksus sacralis (L-S).Sedangkan daerah kemungkinan lesi terletak pada L-L yang merupakan letak persarafan

    nervus femoralis (L-L) dan nervus ischiadikus (L-S). Nervus iskhiadikus biasanya mengenai

    salah satu sisi tubuh. Nyeri biasanya tajam, rasa terbakar dan kesemutan atau diikuti dengan

    kejutan nyeri intemitten mulai dari bokong ke belakang atau samping paha/kaki.

    Nyeri terjadi pada bokong dan menjalar ke bagian posterolateral paha, tungkai bawah,

    dan tumit karena pada kasus ini terjadi penekanan n.ischiadicus akibat herniasi nukleus

    pulposus di mana saraf ini mempersarafi regio cruralis dan pedis serta otot-otot bagian di

    bagian dorsal regio femoris, seluruh otot pada crus dan pedis, serta seluruh persendian

    pada extremitas inferior.

    16

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    17/43

    Penjalaran nyeri pada L5 Penjalaran nyeri pada L4

    17

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    18/43

    Sumber:

    Snell, Richard S.2006.Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6.Jakarta:EGC.

    7. Bagaimana cara pemeriksaan lasseques sign?

    Jawab:

    Pemeriksaan Lasegue dilakukan dengan cara berikut: pasien yang sedang berbaring diluruskan

    (ekstensi) kedua tungkainya. Kemudian satu tungkai diangkat lurus, dibengkokkan (fleksi) pada

    persendian panggulnya. Tungkai yang satu lagi harus selalu berada dalam keadaan ekstensi.

    Pada keadaan normal, kita dapat mencapai sudut 70 derajat sebelum timbul rasa sakit dan

    tahanan. Bila sudah timbul rasa sakit dan tahanan sebelum kita mencapai 70 derajat, maka

    disebut tanda Lasegue positif. Namun demikian, pada pasien yang sudah lanjut usianya diambil

    patokan 60 derajat.

    Tanda Lasegue positif dijumpai pada kelainan berikut: rangsang selaput otak, ischialgia, dan

    iritasi pleksus lumbosakral (misalnya pada hernia nukleus pulposus lumbalis).

    (Sumber: Lumbantobing SM. 2011. Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental. Balai

    Penerbit FKUI, Jakarta, Indonesia.)

    8. Apa Intepretasi pemeriksaan fisik dan neurologis?

    Jawab:

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan Fisik Hasil Nilai Normal InterpretasiNadi 80 X per menit 60-100 X per menit Normal

    RR 20 X per menit 16-24 X per menit Normal

    Suhu 36,7C 36,5-37,2C Normal

    TD 130/80 mmHg 120/80mmHg Normal

    Pemeriksaan Neurologis

    Pemeriksaan Interpretasi

    18

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    19/43

    Tidak ada deformitas atau nyeri tekan, tidak ada

    varisedem kaki bilateral

    Normal

    Lasseques sign (+) pada pengangkatan kaki kanan

    dengan sudut 45 derajat

    Tidak normal terjadi gangguan pada saraf

    Kekuatan dan fleksibilitas lutut dan pergelangan

    kaki normal

    Normal

    Rangge of movement (ROM) penuh di semua sendi Normal

    Otot-otot bilateral simetris dan kekuatan otot +4/5

    semua kelompok otot, tidak ada penurunan ukuran

    otot

    pasien pasien hanya dapat menahan sebagian

    tahanan

    Refleks tendon dalam +2/4 daerah atas dan bawah

    bilateral

    Normal

    Sensorik : utuh terhadap sentuhan ringan/tuukan

    jarum di seluruh dermatom

    Normal

    Cara berjalan : normal Normal

    9. Apa intepretasi pemeriksaan penunjang ?

    Jawab :

    Pasien Normal Keterangan

    BSN 100 mg/dl

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    20/43

    Gambaran X-ray MRI L4-L5

    10. Apa saja DD pada kasus ini?

    Jawab:

    20

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    21/43

    Gejala

    DD

    40

    thn

    Setelah

    mengangk

    at barang

    berat

    Nyeri

    bokong

    menjalar

    posterolateral

    extr. Bawah

    Nyeri

    duduk,

    berdiri/

    jalan

    Sensoris

    sisi lateral

    ext bawah,

    kaki,3 jari

    lateral

    Reflex

    Achilles

    Herniasi Nukleus

    Pulposus+ + + + + +

    Spondilolisis + - + + - -

    Spondilolistesis + - + + - -

    Meralgia

    Paresthetica+ - + - - -

    11. Adakah dan sebutkan (jika ada) pemeriksaan tambahan yg lain (selain pada kasus) ?

    Jawab:

    Pemeriksaan tambahan yang bisa dilakukan selain dari pemeriksaan yang telah disebutkan pada

    kasus antara lain

    a. Elektromiografi (EMG)

    bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana gangguannya, masih

    dalam tahap iritasi atau tahap kompresi

    b. Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP)

    Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati

    c. Mielografi

    Mielografi adalah suatu pemeriksaan radiologis dengan tujuan melihat struktur kanalis spinalis

    dengan memakai kontras.

    12. Bagaimana penegakan diagnosis dan diagnosis pada kasus ini?

    Jawab:

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum, pemeriksaan neurologik

    dan pemeriksaan penunjang.

    1. Anamnesis

    - Mula timbul nyeri: apakah didahului trauma atau aktivitas fisik, ataukah spontan.

    - Sifat nyeri: nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersumber dari sendi, tulang

    dan ligamen; sedangkan pegal, biasanya berasal dari otot.

    21

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    22/43

    - Lokasi nyeri: nyeri yang disertai penjalaran ke arah tungkai menunjukkan

    keterlibatan radiks saraf.-

    - Hal-hal yang meringankan atau memprovokasi nyeri: bila berkurang setelah

    melakukan tirah baring mungkin HNP tetapi bila bertambah, mungkin disebabkan

    tumor; bila berkurang setelah berjalan jalan mungkin tumor dalam kanalis

    vertebralis; nyeri dan kaku waktu bangun pagi dan berkurang setelah melakukan

    gerakan tubuh mungkin disebabkan spondilitis ankilopoetika; batuk, bersin dan

    mengejan akan memprovokasi nyeri pada HNP.

    - Klaudikasio intermitens dibedakan atas jenis vaskuler dan neurogenik, jenis

    neurogenik memperlihatkan pulsasi pembuluh darah perifer yang normal dan nyeri

    berkembang menjadi parestesia dan kelumpuhan.

    - Adanya demam selama beberapa waktu terakhir menyokong adanya infeksi,

    misalnya spondilitis.

    - Nyeri bersifat stasioner mungkin karena gangguan mekanik kronik; bila progresif

    mungkin tumor.

    - Adakah gangguan fungsi miksi dan defekasi, fungsi genitalia, siklus haid,

    penggunaan AKDR (IUD), fluor albus, atau jumlah anak.

    - Nyeri berpindah-pindah dan tidak wajar mungkin nyeri psikogenik.

    - Riwayat keluarga dapat dijumpai pada artritis rematoid dan osteoartritis.

    2. Pemeriksaan Fisik umum

    Posisi berdiri:

    - Perhatikan cara penderita berdiri dan sikap berdirinya.

    - Perhatikan bagian belakang tubuh: adakah deformitas, gibus, skoliosis,

    lordosis lumbal (normal, mendatar, atau hiperlordosis), pelvis yang miring

    tulang panggul kanan dan kiri tidak sama tinggi, atrofi otot.

    - Derajat gerakan (range of motion) dan spasmus otot.

    - Hipersensitif denervasi (piloereksi terhadap hawa dingin).

    - Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada sendi sakroiliaka,

    dan lain-lain.

    - Perhatikan cara penderita berjalan/gaya jalannya.

    Posisiduduk:

    - Perhatikan cara penderita duduk dan sikap duduknya.

    - Perhatikan bagian belakang tubuhnya.

    Posisi berbaring :

    - Perhatikan cara penderita berbaring dan sikap berbaringnya.

    22

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    23/43

    - Pengukuran panjang ekstremitas inferior.

    - Pemeriksaan abdomen, rektal, atau urogenital.

    3. Pemeriksaan neurologik,

    a. Pemeriksaan sensorik

    b. Pemeriksaan motorik dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau fasikulasi otot

    c. Pemeriksaan tendon

    d. Pemeriksaan yang sering dilakukan

    - Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard, tes Sicard)

    - Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava)

    - Tes Patrick dan Tes Contra Patrick

    - Tes Distraksi dan Tes Kompresi

    4. Pemeriksaan penunjang

    a. Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari: Elektromiografi (EMG)

    Bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana gangguannya,

    masih dalam tahap iritasi atau tahap kompresi

    b. Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP)

    Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati

    c. Myelogram

    Berguna untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi

    dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat

    protrusi diskus. Juga digunakan untuk membedakan kompresi radiks dari

    neuropati perifer.

    d. MRI tulang belakang

    Bermanfaat untuk diagnosis kompresi medulla spinalis atau kauda

    equina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi

    gangguan radiks saraf. MRI merupakan standar baku emas

    untuk HNP.

    e. Pemeriksaan Radiologi

    - Foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau

    memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata

    dan pembentukan osteofit.

    23

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    24/43

    f. Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP

    g. pemeriksaan Laboratorium klinik

    h. Pemeriksaan lain,misalnya; biopsi, termografi,zygapophyseal joint block

    (melakukan blok langsung pada sendi yang nyeri atau pada saraf yang

    menuju ke sana).

    24

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    25/43

    Diagnosis : HNP

    13. Apa etiologi dan faktor resiko pada kasus ini?

    Jawab :

    ETIOLOGI

    Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :

    Degenerasi diskus intervertebralis

    Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi

    Trauma berat atau terjatuh

    Mengangkat atau menarik benda berat

    FAKTOR RISIKO

    Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :

    1. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi

    2. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita

    3. Riawayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

    Faktor risiko yang dapat dirubah :

    1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik barang-

    barang berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung, latihan fisik

    yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.

    25

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    26/43

    2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan

    yang berat dalam jangka waktu yang lama.

    3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan

    diskus untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.

    4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat

    menyebabkan strain pada punggung bawah.

    5. Batuk lama dan berulang

    Sumber :

    Nuarta B., 2004. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III,

    Jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius.

    14. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini?

    Jawab :

    1. HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada decade ke-4 dan ke-5.

    2. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk

    dan mengangkat.

    3. Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian

    tengahnya, maka protrusi discus cenderung terjadi kearah postero lateral, dengan kompresi

    radiks saraf.

    4. HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 S1 kemudian pada C5-C6 dan paling jarang

    terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tapi kejadiannya

    meningkat dengan umur setelah 20 tahun.

    5. HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 S1 kemudian pada C5-C6 dan paling jarang

    terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tetapi kejadiannya

    meningkat setelah umur 20 tahun. Dengan insidens hernia lumbosakral lebih dari 90%

    sedangkan hernia servikalis sekitar 5-10% (Ratih astarida, 2009).

    15. Bagaimana patofisiologi pada kasus?

    Jawab:

    Mengankat barang berat dan proses degenerative protusi/ruptur nucleus

    26

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    27/43

    kehilangan protein polisakarida menurunnya kadar air pada nucleus pulposus trauma diskus

    invertebralis sobeknya anulus fibrosus bersifat sirkumferensial (adanya gaya traumatik )

    nucleus keluar menonjolmencapai korpus tulang belakang menekan kanalis spinal HNP

    16. Apa saja manifestasi pada kasus ini?

    Jawab :

    Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat terjadi

    kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah

    postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda

    sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena (pada kasus ini). Berikutnya ke arah

    postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina.

    Gejala klinis yang paling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler sepanjang perjalanan

    nervus iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar

    sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang besar (A beta) terkena akan timbul gejala

    kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya.

    Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah :

    Nyeri punggung bawah.

    Nyeri daerah bokong.

    Rasa kaku atau tertarik pada punggung bawah.

    Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang

    dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,

    tergantung bagian saraf mana yang terjepit.

    Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan,

    terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.

    Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat, batuk,

    bersin akibat bertambahnya tekanan intratekal.

    Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota

    badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai

    bawah dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan achilles (APR).

    Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi

    dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang

    memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.

    Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada

    sisi yang sehat.

    27

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    28/43

    17. Bagaimana dan apa tatalaksana pada kasus ini?

    Jawab:

    a. Obat

    Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma (seperti

    kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat berat) dan segera diikuti dengan nyeri hebat

    di punggung dan kaki, obat pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan dianjurkan (MIS : fentanyl)

    Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot, biasanya

    diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam bentuk pil atau langsung ke dalam

    darah lewat intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan analgesik disertai zat

    antispasmodik seperti diazepam. NSAID Nebumeton yang merupakan pro drugs dan efek

    sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek

    samping terhadap saluran cerna, dengan dosis 1 gram / hari. Pemakaian jangka panjang biasanya

    terbatas pada NSAIDS, tapi adakalanya narkotika juga digunakan (jika nyeri tidak teratasi oleh

    28

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    29/43

    NSAIDS). untuk orang yang tidak dapat melakukan terapi fisik karena rasa nyeri, injeksi steroid

    di belakang pada daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa sakit untuk beberapa

    bulan.

    Dan disertai program terapi rutin. Muscle relexant diberikan parenteral dan hampir

    selalu secara iv.

    D-tubokurarin klorida

    Metokurin yodida

    Galamin trietyodida

    Suksinilkolin klorida

    Dekametonium

    Derajat relaksasi otot dapat diatur dengan kecepatan infus

    Transkuilizer

    b. Fisioterapi

    Tirah baring (bed rest) 3 6 minggu dan maksud bila anulus fibrosis masih utuh (intact),

    sel bisa kembali ke tempat semula.

    Simptomatis dengan menggunakan analgetika, muscle relaxan trankuilizer.

    Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan nyeri.

    Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan neurologis, indikasi operasi.

    Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi, jangan mengangkat benda berat, tidur

    dengan alas keras atau landasan papan.

    Fleksi lumbal

    Pemakaian korset lumbal untuk mencegah gerakan lumbal yang berlebihan.

    Jika gejala sembuh, aktifitas perlahan-lahan bertambah setelah beberapa hari atau lebih dan

    pasien diobati sebagai kasus ringan.

    29

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    30/43

    c. Operasi

    Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya gangguan

    neurologis. Penderita yang telah didiagnosa HNP. Maka terapi konservatiplah yang harus

    diselenggarakan. Bilamana kasus HNP masih baru namun nyerinya tidak tertahan atau defisit

    motoriknya sudah jelas dan mengganggu, maka pertimbangan untuk operasi atau tidak

    sebaiknya diserahkan kepada dokter ahli bedah saraf. Faktor sosio ekonomi yang ikut

    menentukan operasi secepatnya atau tidak ialah profesi penderita. Seorang yang tidak dapat

    beristirahat cukup lama karena persoalan gaji dan cuti sakit, lebih baik menjalani tindakan

    operatif secepat mungkin daripada terapi konservatif ynag akan memerlukan cuti berkali-kali.

    Bilamana penderita HNP dioperasi yang akan memerlukan harus dibuat penyelidikan mielografi.Berdasarkan mielogram itu dokter ahli bedah saraf dapat memastikan adanya HNP serta lokasi

    dan ekstensinya. Diskografi merupakan penyelidikan diskus yang lebih infasif yang dilakukan

    bilamana mielografi tidak dapat meyakinkan adanya HNP, karena diskrografi adalah

    pemeriksaan diskus dengan menggunakan kontras, untuk melihat seberapa besar diskus yang

    keluar dari kanalis vertebralis.

    Diskectomy dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan general

    anesthesia. Hanya sekitar 2 3 hari tinggal di rumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan padahari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah.

    Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus

    ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang lebih ekstensif mungkin

    diperlukan. Dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery).

    30

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    31/43

    Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur memindahkan fragmen of nucleated

    disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan ray dan chemonucleosis.

    Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke dalam herniasi diskus

    untuk melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini merupakan salah satu alternatif

    disectomy pada kasus-kasus tertentu.

    Kapan kita boleh melakukan latihan setelah cidera diskus? Biasanya penderita boleh memulai

    latihan setelah 4 s/d 6 minggu setelah ia diperbolehkan bangun atau turun dari tempat tidur.

    18. Apa saja komplikasi pada kasus ini?

    Jawab:

    1) Kelemahan dan atropi otot

    2) Trauma serabut syaraf dan jaringan lain

    3) Kehilangan kontrol otot sphinter

    4) Paralis / ketidakmampuan pergerakan

    5) Perdarahan

    6) Infeksi dan inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal

    19. Apa prognosis pada akasus ini?

    Jawab:

    Quo at vitam : bonam

    Quo at fungsionam : dubia at bonam

    Quo at sanationam :(kekambuhan) dubia at bonam

    31

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    32/43

    20. Bagaimana prefentif pada kasus ini?

    Jawab:

    PENCEGAHAN (Yulvitrawasih, 2011)

    Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya herniasi nucleus

    pulposus yaitu mengurangi aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat barang yang berat atau

    selalu membungkuk terutama bagi orang lanjut usia.

    Bila terjadi fraktur atau dislokasi harus ditangani sesegera mungkin untuk menghindari

    komplikasinya terhadap diskus intervertebralis yang pada akhirnya memperbesar kemungkinan

    untuk mengalami herniasi nukleus pulposus.

    Cara-cara mengangkat dan mengangkut yang baik :

    Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot tulang

    belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan.

    Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

    Hal-hal yang harus diperhatikan sbb :

    Pegangan harus tepat.

    Lengan harus berada sedekat mungkin dengan badan dan dalam posisi lurus.

    Punggung harus diluruskan.

    Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi pada permulaan gerakan. Dengan

    mengangkat kepala dan sambil menarik dagu, seluruh tubuh belakang diluar.

    Mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat.

    Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk gerakan dan

    perimbangan.

    Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat gravitasi

    tubuh.

    Untuk menerapkan kedua prinsip kinetik itu setiap kegiatan mengangkat dan

    mengangkut harus dilakukan sebagai berikut:

    32

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    33/43

    Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi momentum yang terjadi

    dalam posisi mengangkat.

    Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk gerakan dan

    perimbangan.

    Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap geris vertikal yang melalui pusat gravitasi

    tubuh.

    Hal yang patut diingat untuk efisiensi kerja dan kenyamanan kerja, yaitu hindari

    manusia sebagai alat utama untuk kegiatan mengangkat dan mengangkut.

    33

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    34/43

    K

    21. Apa KDU pada kasus ini?

    Jawab : 3A

    IV. HIPOTESISSeorang laki-laki 40 tahun mengeluhkan nyeri punggung sampai tungkai kanan karena HNP sejak 4 bulan yang

    lalu.

    V. KERANGKA KONSEP

    34

    Laki-laki 40tahun

    Hernia dan degranulasi di sakus

    lumbalis

    Mengangkatbeban berat

    Radiks lumbalis

    tertekan

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    35/43

    SINTESIS

    HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus

    melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan medulla spinalis atau

    mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.

    35

    aktifitasnyeri

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    36/43

    Pada prinsipnya penanganan LBP dapat mencakup :

    1. Medikamentosa

    Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk jangka waktu pendek disertai

    dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle

    relaxan karena memiliki efek depresan. Pada tahap awal, apabila didapati pasien dengan depresi

    premorbid atau timbul depresi akibat rasa nyeri, pemberian anti depresan dianjurkan. Untuk

    pengobatan simptomatis lainnya, kadang-kadang memerlukan campuran antara obat analgesik,

    antiinflamasi, OAINS, dan penenang.

    2. Rehabilitasi Medik

    a. High frequency current( HFC CFM)

    Arus kontinu elektromagnetik (CEM) berfrekuensi 27MHz dan panjang

    gelombang 11,06 m, dapat memberikan efek lokal antara lain :

    - Mempercepat resolusi inflamasi kronik

    - Mengurangi nyeri

    - Mengurangi spasme

    - Meningkatkan ekstensibilitas jaringan fibrous

    b. Traksi Mekanik

    Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling menjauh.

    Efek mekanis traksi pada tulang belakang adalah :

    - Mengulur otot-otot paravertebralis, ligamen dan kapsul sendi

    - Peregangan terhadap diskus intervertebralis

    36

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    37/43

    - Peregangan dan penambahan gerakan sendi apofisial pada prosesus

    - artikularis.

    - Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah diperoleh

    c. Bugnet Exercises

    Bugnet exercises (terapi tahanan sikap) adalah metode pengobatan berdasarkan kesanggupandan kecenderungan manusia untuk mempertahankan sikap badan melawan kekuatan dari luar.

    Kemampuan mempertahankan sikap tubuh melibatkan aktivitas sensomotorik dan mekanisme refleks

    sikap. Aktivitas motorik terapi ini bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi

    mempertahankan sikap tubuh. Tujuan terapi ini:

    - Memelihara dan meningkatkan kualitas postur tubuh dan gerakan tubuh

    - Mengoreksi sikap tubuh yang mengalami kelainan

    - Memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan fisik dan psikis sehingga tidak mudah

    lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan pernafasan.

    - Mengurangi nyeri

    Double knee-to-chest stretchPelvic tilt exercise

    Pelvic tilt exercise

    Curl-up exercise

    37

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    38/43

    Lower trunk rotation stretchCurl-up exercise

    Alternate arm-leg extension exercise

    Alternate leg extension

    Trunk flexion stretchAlternate arm-leg extension exercise

    Prone Lumbar ExtensionAlternate leg extension

    38

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    39/43

    Hamstring stretch while standing

    1. Pembedahan ; merupakan tindakan yang paling jarang di lakukan. Pada umumnya dilakukan

    bila nyeri karena tonjolan discus ( hernia nucleus pulposus HNP). Bila nyeri tidak teratasi dan

    kelemahan tungkai beranjak memburuk, karena tekanan pada saraf.

    Pencegahan

    Latihan Punggung Setiap Hari

    39

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    40/43

    1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut dan gerakkanlah

    menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan lagi pada kaki yang lain. Lakukanlah

    beberapa kali.

    2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai. Kencangkanlah

    perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks.

    Ulangi beberapa kali.

    3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di lantai. Lakukan sit up

    parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai.

    Lakukan beberapa kali.

    Berhati-Hatilah Saat Mengangkat

    1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum mengangkatnya.

    2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah

    3. Peganglah benda dekat perut dan dada

    4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda

    5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda

    Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri

    1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama

    2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa lutut sejajardengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjalan/bantalan kaki) jika memang diperlukan.

    3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki pada bantalan kaki secarabergantian. Berjalanlah sejenak dan mengubah posisi secara periodic.

    4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik tidak teregang.

    5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk dikursi

    Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat

    1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu berhak rendah

    2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi sayur dan buah

    untuk mencegah konstipasi.

    3. Tidurlah di kasur yang nyaman.

    4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma.

    40

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    41/43

    PROGNOSIS

    Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif.

    Sebagian kecil dapat berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.

    Pada pasin yang dioperasi: 90 % membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya

    kekambuhan adalah 5%.

    PROGRAM REHABILITASI MEDIK

    1. Fisioterapi.

    Evaluasi:

    - Nyeri punggung bawah

    - Kram-kram kedua telapak kaki sampai tungkai bawah bilateral

    - Spasme otot bagian punggung

    Program:

    - Micro Wave Diatermi (regio lumbal)

    - Back exercise

    - Proper back mechanism

    - Vibrator message punggung bawah

    2. Okupasi terapi.

    Evaluasi: Gangguan AKS.

    Program: Proper back mechanism

    3. Psikologis.

    Evaluasi: Kontak, komunikasi dan pengertian penderita baik.

    Program: Saat ini belum diperlukan.

    4. Terapi wicara.

    Evaluasi: Tidak ada gangguan dalam berbicara

    Program: Saat ini belum diperlukan

    5. Ortotik prostetik.

    Evaluasi: Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari meskipun tidak sama seperti

    sebelum mendapat nyeri punggung bawah. Penderita masih dapat berjalan tanpa alat bantu

    Program: Saat ini belum diperlukan.

    6. Sosial medik.

    Evaluasi:

    41

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    42/43

    - Penderita bekerja sebagai pensiunan

    - Biaya pengobatan ditanggung oleh ASKES.

    Program: Saat ini belum diperlukan.

    7. Edukasi

    - Menghindari mengangkat beban yang berat- Back exercise

    - Tempat tidur alas keras

    - Proper back mechanism

    REFLEK FISIOLOGI DAN PATOLOGI

    A. Pemeriksaan reflek

    Reflek motorik merupakan kontraksi yang tidak disadari dari respon otot atau kelompok otot yang

    meregang tiba-tiba dekat daerah otot yang di ransang. Tendon terpengaruh langsung dengan palu reflek atau

    secara tidak langsung melalui benturan pada ibu jari penguji yang ditempatkan rekat pada tendon. Uji reflek ini

    memungkinkan orang yang menguji dapat mengkaji lengkung reflek yang tidak disadari, yang bergantung pada

    adanya reseptor bagian aferen, sinap spinal, serabut eferen motorik dan adanya beberapa pengaruh perubahan

    yang bervariasi pada tingkat yang lebih tinggi. Biasanya reflek yang dapat diuji mencakup reflek bideps,

    brakhioradialis triseps, patela, dan pergelangan kaki (atau Achiles).

    B. Tehnik reflek

    Palu reflek digunakan untuk menimbalkan reflek tendon profunda (RTP). Batang palu dipegang longgar

    antara ibu jari dan jari telunjuk, yang memberikan getaran. Gerakan pergerakan tangan sama seperti pada saat

    digunakan selama perkusi. Ekstremitas diposisikan sehingga tendon sedikit meregang. Hal ini membutuhkan

    pengetahuan tentang lokasi otot, dan tendong yang melengkapinya. Tendon yang bergerak cepat yang

    berhubungan dengan reflek dibandingkan dengam sisi yang berlawanan.

    C. Derajat reflek

    Hilangnya reflek adalah sangat lah berarti, walaupun sentakanpergelangan kaki (reflek Achilles) yang

    tidak ada, terutama pada lansia. Respon reflek sering dikelaskan antara 0 sampai 4.

    4+-hiperaktif dengan klonus terus-menerus

    3+-hiperaktif

    2+-normal

    1+-hipoaktif

    0+-tidak ada reflek

    42

  • 7/29/2019 laporan fix tutorial kelompok 3 skenario D.doc

    43/43

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Snell, Richard S.2006.Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6.Jakarta:EGC.

    2. Sumber: Lumbantobing SM. 2011.Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental. Balai Penerbit

    FKUI, Jakarta, Indonesia.

    3. Katzung BG. 1994. Basic and Clinical Pharmacology. Edisi 6. Terjemahan oleh: Staf Dosen

    Farmakologi Universitas Sriwijaya. EGC, Jakarta, Indonesia.

    4. Snell, Richard S. Neuroanatomi Klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 2002

    5. nell, Richard S.2007.neuroanatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 5. Jakarta:EGC.

    6. Nuarta B., 2004. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III,

    Jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius.

    7. Smeltzer, C.S., Bare, G.B., (2001). Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner &Suddarth, Edisi

    8, Volume 3, Penerbit EGC: Jakarta.