laporan tutorial 6 skenario b blok 7 (fix)
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
1/53
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO C BLOK 7
Tutorial 6
Tutor : dr. Astri Sriwidyastuti
Resdiana 70 2009 006
Ayu Fitriani 70 2009 016
Muhammad Diah Sunarno 70 2009 025Agus Subhan 70 2009 033
Chika Virlita 70 2009 043
Wisman Agustian 70 2009 049
Wike Yulianita 70 2009 052
Mayasari Rizki Utami 70 2009 054
Berliani Lutfi 70 2009 056
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus-B
13 Ulu Telp. 0711-7780788
PALEMBANG
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
2/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial
Kasus Skenario C sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu
tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.3. dr. Astri Sriwidyastuti4. Teman-teman seperjuangan5. Semua pihak yang membantu penulis.Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan turotial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, Juli 2010
Penulis
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
3/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBlok Imunitas dan Infeksi adalah Blok 7 pada Semester 2 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan
pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada kesempatan yang
akan datang. Penulis kali ini memaparkan kasus yang diberikan mengenai Nona S
datang ke Rumah Sakit dengan keluhan utama yaitu perdarahan dari hidung (+) 2
kali 2 hari dan riwayat perjalanan penyakit 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
timbul bintik-bintik merah di kaki dan di tangan dan panas ada sejak 1 minggu
yang lalu.
1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari tutorial kali ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari systempembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metodeanalisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsepdari skenario ini.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
4/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Praktikum
TUTORIAL SKENARIO C
Tutor : dr. Astri Sriwidyastuti
Moderator : Muhammad Diah Sunarno
Notulen : Ayu Fitriani
Sekretaris : Wike Yulianita
Waktu : Selasa, 6 Juli 2010 (TISC)
Kamis, 8 Juli 2010 (T2SC)
Rule tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu.
3. Boleh membawa makanan dan minuman pada saat
proses tutorial berlangsung (jika perlu)
2.2 Skenario KasusNona S, umur 17 tahun datang ke RS Muhammadiyah dengan keluhan utama
perdarahan dari hidung (+) 2 kali 2 hari yang lalu dan riwayat perjalanan penyakit
2 minggu sebelum masuk rumah sakit timbul bintik-bintik merah di kaki dan di
tangan dan panas ada sejak 1 minggu yang lalu.
Satu tahun yang lalu penderita sering mengeluh nyeri sendi terutama pada jari
tangan dan kaki, nyeri hilang timbul, penderita juga mengeluh demam yang tidak
terlalu tinggi, demam hilang timbul, rambut sering rontok, sariawan yang sering
timbul dilangit-langit mulut tanpa sebab dan tidak nyeri, muka kemerahan terutama
daerah pipi bila terkena matahari. Nona S telah minum obat nyeri bila keluhan
muncul tetapi tidak ada perubahan.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
5/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 5
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang, sensorium : kompos mentis, HR : 100x/menit
regular, RR : 24x/menit, Temp : 38,5oC, TD : 130/80 mmHg.
Keadaan Spesifik : Didapatkan ptikie di kaki dan di tangan, stomatitis (+),
kemerahan di pipi (malar rash) (+), bengkak di sendi tangan dan kaki (+).
Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran pansitopenia (Hb : 8,5 gr%, WBC : 2600/mm3, trombosit : 40.000),
Rt : 7%, LED : 105 mm/hour, ureum : 36 mg/dl, kreatinin : 1,2 mg/dl, dan RF (+)
2.3 Paparan
I.Klarifikasi Istilah
Perdarahan dari hidung : Epistaksis = Perdarahan pada hidung akibat pecahnyapembuluh darah kecil yang terletak dibagian anterior septum nasal kartilaginosa.
Bintik-bintik merah : Ptikie = Suatu keadaan kulit dimana terjadi perdarahan dibawah kulit di bagian subkutan.
Panas : Demam = Suhu tubuh lebih tinggi dari pada biasanya ( > 37,5oC) Nyeri sendi : Atralgia = Suatu rasa sakit disambungan ruas-ruas tulang Nyeri hilang timbul : Intermitten Pain = Suatu perasaan Sakit yang terkadang ada
dan juga terkadang tidak ada yang selalu berganti.
Demam hilang tibul : Intermitten Fever = Suhu tubuh yang lebih dari normal yangtiba tiba muncul dan tiba tiba juga tidak muncul yang selalu berganti.
Rambut sering rontok : Alopsia = Keadaan hilangnya rambut dari kulit kepala yangpada keadaan normalnya mempunyai rambut.
Sariawan : Stomatitis = Penyakit pada selaput lender di mulut dan lidah tampakmerah/putih dan melepuh
Muka kemerahan di pipi : Malar rash = Keadaan muka terutama di daerah pipidimana tidak seperti biasanya.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
6/53
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
7/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 7
6. Pada pemeriksaan laboratorium Nona S, gambaran pansitopenia (Hb : 8,5gr%,WBC : 2600/mm3, trombosit : 40.000), Rt : 7%, LED : 105 mm/hour, ureum : 36
mg/dl, kreatinin : 1,2 mg/dl, dan RF (+)
III. Analisis Masalah dan Jawaban
1.a. Bagaimana anatomi dan fisiologi hidung ?Jawab :
Fungsi hidung adalah sebagai jalan nafas, pengatur kondisi udara, sebagai
penyaring dan pelindung, indra penciuman, dan resonansi suara.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
8/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 8
b. Apa penyebab epistaksis ?
Jawab :
Pada umumnya penyebab epistaksis adalah
- Trauma - Kelaianan jantung
- Infeksi - Kelainan darah
- Neoplasma - Perubahan tekanan atsmosfer
- Kelainan kongenital - Gangguan endokrin
- Reaksi autoimun - Obat-Obatan
Jadi, dalam skenario ini penyebab epistaksis yang dialami Nona S adalahreaksi autoimun.
c. Bagaimana mekanisme epistaksis ?
Jawab :
Reaksi autoimun
Defosit
globulin
Epistaksis
Pembuluh darah di mukosa
nasalis mudah pecah
Akibat adanya Limfosit T yangmenyerang antigennya sendiri
dimana jaringan yang terkena
akan dihancurkan oleh sel T di
organisme tersebut.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
9/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 9
2. a. Apa penyebab timbul bintik-bintik merah di kaki dan tangan ?
Jawab :
Pada umumnya penyebab timbul bintik-bintik merah di kaki dan tangan adalah
- Kelaianan darah- Reaksi Alergi- Infeksi- Reaksi autoimun
Jadi, dalam skenario ini penyebab timbul bintik-bintik merah di kaki dan
tangan adalah reaksi autoimun.
b.Bagaimana mekanisme bintik-bintik merah dikaki dan tangan?Jawab :
Reaksi autoimun defosit globulin kelaianan darah kerusakan pada darah
aktivitas fibrinolitik pada darah terutama di daerah perifer yang memiliki pembuluh
darah yang kecil/halus Timbul bintik-bintik merah terutama di kaki dan tangan
(ptikie)
c. Bagaimana histologi dan fisiologi kulit?Jawab :
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
10/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 10
Fungsi dari kulit itu sendiri bermacam-macam, yaitu sebagai Proteksi, Absorpsi,
Ekskresi, Pengindra (Sensori), Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi),
Pembentukan Pigmen (Melanogenesis), Keratinisasi, dan Produksi Vitamin D.
Jadi, dalam skenario ini lapisan kulit yang terlihat bintik-bintik merah terutama
dikaki dan tangan adalah di daerah subkutan karena disana terdapat pembuluh
darah kapiler yang kecil-kecil dan halus.
d.Apa penyebab panas ?Jawab :
Pada umumnya, panas terjadi karena
- infeksi - toksemia
- imunisasi - keganasan
- menurunnya imunitas tubuh - pemakaian obat obatan
- dehidrasi - faktor psikogenik
Jadi, dalam skenario ini penyebab panas yang dialami oleh Nona S adalah
reaksi autoimun.
e. Bagaimana mekanisme panas pada tubuh ?Jawab :
Reaksi autoimun inflamasi merangsang hipotalmus (termolegulator)
pelepasan asam arakidonat sintesis PGE2 panas/demam
f. Apa saja tipe tipe demam ?Jawab :
Tipe demam menurut suhunya ada 3 macam, yaitu subfebris (37,2 37,5oC),
febris (37,539,9oC), dan hiperpireksia (40oC) sedangkan menurut gejalanya yang
timbul ada 5, yaitu Demam septik, Demam remiten, Demam intermitten, Demam
kontinyu, dan Demam siklik.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
11/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 11
g.Apa dampak panas sejak 1 minggu yang lalu ?Jawab :
Pada umunya dampak dari panas adalah
- 4L (letih, lesu, lemah, lelah) - Menggigil
- Sakit kepala - Kejang
- Batuk pilek - Nafsu makan menurun
Jadi, dalam skenario ini dampak dari panas yang dialami oleh Nona S adalah
gejalanya sudah tidak dikeluhkannya lagi.
h.Mengapa bintik-bintik merah hanya timbul pada kaki dan tangan ?Jawab :
Karena ada reaksi autoimun akan menyerang pembuluh darah kecil terlebih
dahulu yang mudah pecah terutama di daerah perifer terutama akral extreminatas
superior atau inferior.
i. Bagaimana pandangan Islam tentang perjalanan suatu penyakit ?Jawab :
Proses perjalanan penyakit secara umum dapat dibedakan atas ;
1. Tahap Pre PatogenesisPada tahap ini (stage opf susceptibility) terjadi interaksi antara host (pejamu),
bibit penyakit, lingkungan, interaksi di luar tubuh manusia.
2. Tahap InkubasiPada tahap ini (stage of presymtomatic disease) bibit penyakit sudah masuk
ke dalam tubuh host (melalui pintu masuk : port dentre), namun gejala (syntom)
belum tampak.
3. Tahap Penyakit Dini- Tahap ini bila pejamu memerlukan perawatan, maka cukup dengan obat
jalan.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
12/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 12
- Dampak atau bahaya lainnya adalah membahayakan masyarakat luas, yangdapat menularkan kepada orang lain dan menimbulkan wabah atau Kejadian
Luar Biasa (KLB) bila penyakit tersebut penyakit infeksi.
4.
Tahap Penyakit LanjutPada tahap ini, penyakit bertambah berat, penderita tidak dapat melakukan
pekerjaan (di tengah - tengah masyarakat, penderita di sebut sakit), dan sudah
memerlukan perawatan (bedrest) atau rawat inap. Sesuai dengan hadist dibawah
ini (HR. Imam Ahmad dan Hakim)
Setiap penyakit pasti ada obatnya. Apabila obat telah menyentuh penyakit,
niscaya penyakit itu dapat disembuhkan dengan izin Allah
5. Tahap Akhir Penyakit- Sembuh sempurna, baik bentuk maupun fungsi tubuh kembali seperti semula- Sembuh dengan cacat, penderita sembuh dengan kesembuhan yang tidak
sempurna, sehingga pejamu dapat mengalami cacat fisik, fungsional dan
sosial.
- Karier, Perjalanan penyakit seolah - olah terhenti, karena gejala penyakittidak tampak padahal dalam diri pejamu masih terdapat bibit penyakit
sehingga suatu saat penyakit dapat timbul kembali karena daya tahan tubuh
- Kematian
3.a. Apa penyebab nyeri sendi terutama pada jari tangan dan kaki ?Jawab :
Pada umunya, penyebab nyeri sendi adalah
- Peradangan
- Reaksi autoimun
- Hiperuresemia
- Osteoporosis
- Neoplasma
- Menapause
Jadi, pada skenario ini penyebab nyeri sendi terutama pada jari tangan dan
kaki adalah reaksi autoimun
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
13/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 13
b. Bagaimana mekanisme nyeri sendi terutama pada jari tangan dan kaki ?
Jawab :
Reaksi autoimun inflamasi daerah sendi kerusakan mikrovaskuler edema
jaringan subsinovial proriferasi sel bengkak nyeri sendi terutama padajari
kaki dan tangan
c. Apa penyebab nyeri hilang timbul ?
Jawab :
Penyebab nyeri hilang timbul yang dialami oleh Nona S adalah adanya inflamatorik
(selama masa penyakit aktif) atau sekunder akibat pengobatan (obat nyeri)
d. Bagaimana mekanisme nyeri hilang timbul ?
Jawab :
e. Apa penyebab demam hilang timbul ?
Jawab :
Penyebab demam hilang timbul yang dialami oleh Nona S adalah adanya inflamatorik
(selama masa penyakit aktif)
Reaksi autoimun
InflamasiSedang tidak
terjadiSedang terjadi
Nyeri hilangNyeri timbul
Obat nyeri
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
14/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 14
f. Bagaimana mekanisme demam hilang timbul ?
Jawab :
g. Apa penyebab rambut sering rontok ?
Jawab :
Pada umumnya, penyebab rambut yang sering rontok adalah
- Ketidaknormalan tyroid - Diet berlebihan
- Ketidakseimbangan hormone - Gangguan emosional
- Kelainan darah - Pemakaian produk rambut (kandungan kimia )
- Reaksi autoimun - Mengkonsumsi vitamin A yang banyak
Jadi, dalam skenario ini penyebab rambut yang sering rontok yang dialami
oleh Nona S adalah reaksi autoimun.
h. Bagaimana mekanisme rambut rontok ?
Jawab :
Reaksi autoimun folikel rambut dianggap benda asing bagi system imun tubuh
tubuh membentuk antibody siklus pertumbuhan folikel rambut terganggu
rambut rontok
InflamasiSedang tidak
terjadiSedang terjadi
Demam hilangDemam timbul
Reaksi autoimun
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
15/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 15
i. Apa penyebab dari sariawan ?
Jawab :
Pada umunya, sariawan disebabkan oleh
- Trauma- Mengkonsumsi makanan atau minuman panas- Alergi- Infeksi- Reaksi autoimun- Imunitas - Kekurangan vitamin C dan Zat besi- Faktor psikologis
Jadi, penyebab sariawan yang dialami oleh Nona S adalah reaksi autoimun.
j.Mengapa sariawan sering timbul dilangit-langit mulut tanpa sebab dan tidak nyeri?Jawab :
Karena adanya reaksi autoimun yang belum diketahui secara pasti penyebabnya
jadi belum diketahui secara pasti sariawan tersebut sering timbul dilangit-langit dan
rasa tidak nyeri ini kemungkinan karena tidak mengenai saraf.
k. Bagaimana mekanisme sariawan ?
Jawab :
Reaksi autoimun ulserasi local (kerusakan local dipermukaan organ atau jaringan
yang ditimbulkan oleh terkelupasnya jaringan nekrotik radang) di selaput lendir mulut
terutama pada palatum durum sariawan
l.Apa penyebab muka kemerahan dipipi ?Jawab :
Pada umunya, penyebab muka kemerahan di pipi adalah
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
16/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 16
- Rasa malu - Kelaianan darah- Reaksi autoimun - Faktor kulit- Infeksi - Panas-
Sinar matahari -
Jadi, dalam skenario ini penyebab muka kemerahan di pipi yang dialami oleh
Nona S adalah reaksi autoimun dan paparan sinar matahari
m.Mengapa timbul kemerahan di pipi bila terkena sinar matahari ?Jawab :
Karena kemungkinan kulit Nona S sensitive terhadap sinar ultraviolet dari
matahari yang disebabkan oleh reaksi autoimun.
n.Bagaimana mekanisme malar rash ?Jawab :
Reaksi autoimun Sensitive terhadap sinar matahari ruam kulit (di daerah
facialis) tampak bercak eritem yang udematus yang tertutup oleh sisik keratin dan
penyumbatan folikel malar rash
o.Mengapa setelah minum obat nyeri tetap tidak ada perubahan pada Nona S ?Jawab :
Karena obat nyeri hanya mengurangi rasa nyeri (simtomatis) yang bersifat
sementara dan bukan mengobati penyebabnya (kausal).
p.Apa saja obat-obat nyeri itu ?Jawab :
Pada umunya, obat nyeri ada 2 macam, yaitu analgetik (misal : paracetamol) dan
golongan steroid (misal : prednison).
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
17/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 17
q.Apa dampak penggunaan obat nyeri ?Jawab :
Dampak positifnya berupa menghilangkan nyeri yang bersifat sementara
sedangkan dampak negatifnya adalah membuat nyeri pada lambung bila dikonsumsi
terus menerus dan mungkin bisa lebih parah dari itu.
4.Bagaimana interpretasi keadaan umum dari pemeriksaan fisik Nona S,- Sakit sedang = Tidak normal (normal : tampak sehat)- Temperatur : 38,5oC = Suhu tubuh Nona S tinggi (normal = 36,537,2oC
5.Bagaimana interpretasi keadaan spesifik dari pemeriksaan fisik Nona S,- Ptikie di kaki dan tangan = Tidak normal (normal : tidak terdapat ptikie di kaki
dan tangan)
- Stomatitis (+) = Tidak normal (normal : negative)- Malar rash (+) = Tidak normal (normal : negative)- Bengkak di sendi tangan dan kaki (+) = Tidak normal (normal : negative)
6.a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium Nona S ?Jawab :
Hb : 8,5 gr% = Tidak normal (normal : 11,516,5 gr/dl)
WBC : 2600/mm3 = Tidak normal (normal : 500010.000/mm3)
Trombosit : 40.000 = Tidak normal (normal : 150.000400.000/mm3)
Rt : 7% = Tidak normal (normal : 0,51,5 %)
LED : 105 mm/hour = Tidak normal (normal : 020 mm/hour)
Ureum : 36 mg/dl = Normal (17,12 - 42,8 mg/dl)
Kreatinin : 1,2 mg/dl = Tidak normal (0,61 mg/dl)
RF (+) = Tidak normal (normal : negative)
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
18/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 18
b. Bagaimana mendiagnosis penyakit pada kasus ini ? (anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, diagnosis banding, dan diagnosis)
Jawab :
Anamnesis
Nona S, 17 tahun, mengalami perdarahan dari hidung 2 kali 2 hari yang lalu
dan riwayat perjalanan penyakitnya 2 minggu sebelumnya timbul bintik-bintik
merah di kaki dan di tangan, panas ada sejak 1 minggu yang lalu , dan 1 tahun
yang lalu sering mengeluh dengan kondisi tubuhnya yang salah satunya adalah
malar rash serta telah minum obat nyeri bila keluhan muncul tetapi tidak ada
perubahan.
Pemeriksaan fisik
- Sakit sedang- Demam (38,5oC)- Ptikie- Stomatitis- Malar RashPemeriksaan laboratorium
- Pansitopenia (anemia sedang, leukositopenia, trobositopenia, retikulositosis)- Penyakit kronis- Rhematoid arthritis- Tanda awal gangguan fungsi ginjalDiagnosis banding
- Systemic Lupus Erythematosus- Rheumatoid arthritis-
Endokarditis- Septikemia- Leukemia- SarkoidosisDiagnosis
Nona S, 17 tahun menderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE) karena telah
memenuhi 4 atau lebih dari 11 kriteria ARA (American Rheumatism Association)
berupa fotosensitifitas, ulkus pada mulut, arthritis, pansitopenia, dan RF (+).
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
19/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 19
c. Bagaimana komplikasi penyakit dari kasus ini ?
Jawab :
Pada umunya, komplikasi dari SLE adalah
- Myocarditis- Pleuritis
- Gagal ginjal
- Gangguan system saraf pusat
- Diare
- Hepatitis
Jadi, dalam skenario ini komplikasi dari penyakit yang diderita oleh Nona S
adalah tidak ada komplikasinya tapi ada tanda awal gangguan fungsi ginjal yang
bisa dilihat dari hasil pemeriksaan laboratoriumnya, yaitu kreatininnya abnormal.
d. Bagaimana penatalaksanaan penyakit dari kasus ini ?
Jawab :
Penatalaksanaan dari SLE dibagi dalam 5 golongan, yaitu
1. Konseling dan tindakan supportif2. Pengobatan simtomatis3. Kortikosteroid4. Imunosupresif5. Pengobatan komplikasi
Jadi, pada scenario ini penatalaksanaan yang paling tepat adalah konseling
dan tindakan suportif dan kortikosteroid
e. Bagaimana prognosis penykit pada kasus ini ?Jawab :
Prognosis penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) untuk kasus di
scenario ini adalah DUBIA. Bila ada komplikasi berati DUBIA at Malam
(memburuk) terutama pada ginjal dan susunan saraf pusat mendekati 95% sedangkan
bila kondisinya membaik berarti DUBIA at Bonam tapi kemungkinan besar orang
yang menderita Systemic Lupus Erythematosus prognosisnya yaitu Dubia At Malam.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
20/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 20
f. Bagaimana kompetensi dokter pada kasus scenario ini ?Jawab :
Pada scenario ini kompetensi dokter yang tepat adalah tingkat kemampuan 3a, yaitu :
Mampu membuat diagnostic klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana
atau x-ray). Dokter dapar memutuskan dan member terapi pendahuluan, serta
merujuk ke spesialis yang relavan (bukan kasus gawat darurat).
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
21/53
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
22/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 22
VI. Learning Issue
No Pokok
Bahasan
What I
know
What I dont
know
I have to prove How will I
learn
1. Systemic Lupus
Erythematosus
Definisi,
Penyabab,
Gejala
Epidemiologi,
Patofisiologi,
Pemeriksaan Fisik
& Laboratorium,
Diagnosis
Banding,
Diagnosis,
Komplikasi,
Penatalaksanaan,
Prognosis
Patofisiologi,
Pemeriksaan Fisik
& Laboratorium,
Penatalaksanaan
- Text book
- Internet
2. Demam Definisi,
Penyabab,
Dampak,
Jenis-Jenis
Mekanisme,
Penatalaksanaan
Mekanisme - Text book
- Internet
3. Hidung Fisiologi Anatomi Anatomi - Text book
- Internet
4. Kulit Histologi Fisiologi Fisiologi - Text book
- Internet
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
23/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 23
SINTESIS
1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)Definisi
Lupus adalah suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan akut
dan kronis bermacam-macam jaringan tubuh. Penyakit autoimun adalah penyakit-
penyakit yang terjadi jika jaringan tubuh diserang oleh sistem imunnya sendiri.
Sistem imun adalah sistem yang kompleks di dalam tubuh yang didisain untuk
melawan agen-agen infeksi, seperti bakteri dan mikroba-mikroba asing lain. Salah
satu cara sistem imun melawan infeksi adalah dengan memproduksi antibodi yang
mengikat mikroba. Penderita lupus menghasilkan antibodi abnormal di dalam
darahnya dimana jaringan targetnya adalah lebih ke tubuhnya sendiri daripada
agen infeksi asing. Karena antibody-antibodi bersama sel-sel inflamasi dapat
mempengaruhi jaringan manapun di dalam tubuh, yang berpotensi mempengaruhi
berbagai area tubuh.
Jika organ dalam terlibat, maka disebut systemic lupus erythematosus (SLE).
Sistemik lupus erytematosus adalah penyakit otoimun kronis yang di tandai dengan
berbagai antibodi yang membentuk kompleks imun dan menimbulkan inflamasipadaa berbagai organ. Oleh karena bersifat sistemik maka manifestasinya sangat
luas tergantung organ yang terkena mulai dari manifestasi klinis yang ringan
berupa ruam atau sampai pada manefestasi klinis yang berat misalnya lupus nefritis
lupus cerebral, (lupus neuropsikiatrik) pnemonitis, perdarahan paru. Perjalanannya
penyakitnya bersifat fluktuatif yang di tandai dengan periode tenang dan
eksaserbasi.
SLE lebih banyak di jumpai pada wanita umur antara 13-40 th dengan
perbandingan perempuan : laki 9:1 diduga ada kaitan faktor hormon dengan
patogenensis. Dari berbagai lapora penelitian prevalensi masing masing suku
berbeda di perkirakan 15-50 kasus per 100.000 penduduk. Pada suku2 di asia
diperkirakan prevalensi paling tinggi terdapat pada suku cina jepang dan Filipina
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
24/53
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
25/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 25
mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang wanita.
Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan/atau selama
kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) mungkin
berperan dalam timbulnya penyakit ini. Meskipun demikian, penyebab yang pastidari lebih tingginya angka kejadian pada wanita dan pada masa pra-menstruasi,
masih belum diketahui.
Berbagai gen di duga berperan pada SLE. Sehingga manifestasi klinis SLE
sangat heterogen. Perbedaan gen berperan pada manifestasi SLE. HLA DR2 lebih
menunjukkan gejala lupus nefritis yang menonjol, sedangkan pada HLA-DR3
lebih menunjukkan gejala muskuloskeletal.
Gejala
Orang dengan SLE dapat mengalami kombinasi yang berbeda dari gejala-
gejala dan organ-organ yang terkena. Keluhan dan gejala tersering meliputi
keletihan, demam ringan, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, radang sendi, ulkus
pada mulut dan hidung, rash di wajah butterfly rash, sensitifitas yang berlebihan
thd sinar matahari (photosensitivity), peradangan selaput paru-paru (pleuritis) dan
selaput jantung (pericarditis), dan sirkulasi darah yang buruk pada jari2 dan jempol
kaki jika terpapar dingin (fenomena Raynaud). Komplikasi dari organ-organ yang
terkena dapat menyebabkan gejala-gejala lanjut yang tergantung pada organ-organ
yang terkena dan beratnya penyakit.
Kebanyakan orang yang menderita SLE akan mengalami radang sendi
(arthtritis) selama perjalanan penyakitnya. Arthritis pada SLE sering terdapat
pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan bahkan perubahan bentuk sendi-sendi kecil
pada tangan, pergelangan tangan dan kaki. Kadang-kadang arthritis pada SLE
dapat mirip dengan rheumatoid arthtritis (salah satu penyakit autoimun juga)
Organ-organ yang lebih serius dapat mengalami peradangan seperti otak, hati
dan ginjal. Sel darah putih dan faktor pembekuan darah juga dapat menurun pada
SLE, dikenal dengan sebutan berturut-turut lekopeni dan trombositopeni. Lekopeni
dapat meningkatkan resiko infeksi dan trombositopeni dapat meningkatkan resiko
perdarahan.
Peradangan otot (myositis) dapat menyebabkan nyeri otot dan kelemahan.Ini dapat menyebabkan peningkatan kadar enzim otot dalam darah. Peradangan
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
26/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 26
pembuluh darah (vasculitis) yang mensuplai oksigen ke jaringan dapat
menyebabkan perlukaan pada saraf, kulit, atau organ dalam. Pembuluh darah
terdiri dari arteri yang dilalui darah yang kaya akan oksigen menuju jaringan tubuh
dan vena yang mengembalikan darah yang kehabisan oksigen dari jaringan keparu-paru. Vasculitis dicirikan oleh peradangan dengan kerusakan dinding
berbagai pembuluh darah. Kerusakan tersebut menghalangi sirkulasi darah dan
dapat menyebabkan perlukaan pada jaringan yang seharusnya disuplai oksigennya
oleh pembuluh darah tersebut.
Peradangan selaput paru-paru (pleuritis) dan selaput jantung (pericarditis)
dapat menyebabkan nyeri dada yang tajam. Nyeri dada tersebut diperburuk oleh
batuk, menarik nafas dalam dan perubahan tertentu posisi tubuh. Otot jantung
sendiri jarang mengalami peradangan (carditis). Seorang wanita muda dengan SLE
mempunyai resiko yang meningkat signifikan terhadap serangan jantung akibat
penyakit arteri koroner.
Peradangan ginjal pada SLE dapat menyebabkan kebocoran protein ke dalam
urin, retensi cairan, tekanan darah tinggi, dan bahkan gagal ginjal. Ini dapat
menyebabkan keletihan berlebihan dan pembengkakan tungkai dan kaki. Dengan
terjadinya gagal ginjal, mesin diperlukan untuk membersihkan darah dari racun2
yang prosesnya disebut dialisis.
Terlibatnya otak dapat menyebabkan perubahan kepribadian, gangguan
pikiran (psikosis), seizure, dan bahkan koma. Kerusakan saraf dapat menyebabkan
mati rasa, rasa menggelenyar, dan kelemahan bagian tubuh atau ekstremitas yang
terlibat. Keterlibatan otak disebut dengan lupus celebritis.
Banyak orang yang menderita SLE mengalami kerontokan rambut (alopesia).
Sering ini terjadi bersama-sama dengan peningkatan aktifitas penyakitnya.
Kerontokan rambut dapat sebagian atau menyebar dan tampak lebih seperti
penipisan rambut.
Epidemiologi
Lupus Eritematosus Sistemik merupakan penyakit yang jarang terjadi. Di
seluruh dunia diperkirakan terdapat 5 juta orang mengidap lupus eritematosus.
Penyakit lupus ditemukan baik pada wanita maupun pria, tetapi wanita lebihbanyak dibanding pria yaitu 9:1, umumnya pada usia 18-65 tahun tetapi paling
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
27/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 27
sering antara usia 25-45 tahun, walaupun dapat juga dijumpai pada anak usia 10
tahun.
Insidensi lupus tidak diketahui, tetapi bervariasi menurut lokasi dan etnis.
Tingkat prevalensi 4-250/100, 000 telah dilaporkan, dengan penurunan prevalensiputih dibandingkan dengan penduduk asli Amerika, Asia, Latin, dan Amerika.
Walaupun awal awitan sebelum usia 8 tahun tidak biasa, lupus telah di diagnosis
selama 1 tahun kehidupan. Dominasi perempuan bervariasi dari kurang dari 4:1
sebelum pubertas ke 8:1 sesudahnya.
Insidens LES pada anak secara keseluruhan mengalami peningkatan,
sekitar 15-17%. Penyakit LES jarang terjadi pada usia di bawah 5 tahun dan
menjelang remaja. Perempuan lebih sering terkena dibanding laki-laki, dan rasio
tersebut juga meningkat seiring dengan pertambahan usia. Prevalensi penyakit LES
di kalangan penduduk berkulit hitam ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan
penduduk berkulit putih.
SLE ditemukan lebih banyak pada wanita keturunan ras Afrika-Amerika,
Asia, Hispanik, dan dipengaruhi faktor sosioekonomi. Sebuah penelitian
epidemiologi melaporkan insidensi rata-rata pada pria ras kaukasia yaitu 0,3-0,9
(per 100.000 orang per tahun); 0,7-2,5 pada pria keturunan ras Afrika-Amerika;
2,5-3,9 pada wanita ras Kaukasia; 8,1-11,4 pada wanita keturunan ras Afrika-
Amerika. Menelusuri epidemiologi SLE merupakan hal yang sulit karena diagnosis
dapat sukar dipahami.
Patofisiologi
Ada empat faktor yang menjadi perhatian bila membahas patofisiologi SLE,
yaitu : faktor genetik, lingkungan, kelainan sistem imun dan hormon.
1.Faktor geneticFaktor genetic memegang peranan pada banyak penderita lupus dengan
resiko yang meningkat pada saudara kandung dan kembar monozigot. Studi lain
mengenai faktor genetik ini yaitu studi yang berhubungan dengan HLA (Human
Leucocyte Antigens) yang mendukung konsep bahwa gen MHC (Major
Histocompatibility Complex) mengatur produksi autoantibodi spesifik. Penderita
lupus (kira-kira 6%) mewarisi defisiensi komponen komplemen, seperti C2,C4,
atau C1q dan imunoglobulin (IgA), atau kecenderungan jenis fenotip HLA (-
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
28/53
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
29/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 29
terlihat sebagai sitopenia autoimun. Ada pula autoantibodi tertentu yang
bersifat membahayakan karena dapat berinteraksi dengan substansi
antikoagulasi, diantaranya antiprotrombin, sehingga dapat terjadi trombosis
disertai perdarahan. Antibodi antinuklear telah dikenal pula sebagai pembentukkompleks imun yang sangat berperan sebagai penyebab vaskulitis.
Autoantibodi pada lupus tidak selalu berperan pada patogenesis ataupun
bernilai sebagai petanda imunologik penyakit lupus. Antibodi antinuklear dapat
ditemukan pada bukan penderita lupus, atau juga dalam darah bayi sehat dari
seorang ibu penderita lupus. Selain itu diketahui pula bahwa penyakit lupus
ternyata tak dapat ditularkan secara pasif dengan serum penderita lupus.
Adanya keterlibatan kompleks imun dalam patogenesis LES didasarkan
pada adanya kompleks imun pada serum dan jaringan yang terkena
(glomerulus renal, tautan dermis-epidermis, pleksus koroid) dan aktivasi
komplemen oleh kompleks imun menyebabkan hipokomplemenemia selama
fase aktif dan adanya produk aktivasi komplemen. Beberapa kompleks imun
terbentuk di sirkulasi dan terdeposit di jaringan, beberapa terbentuk insitu
(suatu mekanisme yang sering terjadi pada antigen dengan afinitas tinggi,
seperti dsDNA). Komponen C1q dapat terikat langsung pada dsDNA dan
menyebabkan aktivasi komplemen tanpa bantuan autoantibodi.
4.HormonMeskipun hormon steroid (sex hormone) tidak menyebabkan LES, namun
mempunyai peran penting dalam predisposisi dan derajat keparahan penyakit.
Penyakit LES terutama terjadi pada perempuan antara menars dan menopause,
diikuti anak-anak dan setelah menopause. Namun, studi oleh Cooper
menyatakan bahwa menars yang terlambat dan menopause dini juga dapat
mendapat LES, yang menandakan bahwa pajanan estrogen yang lebih lama
bukan risiko terbesar untuk mendapat LES.
Adanya defisiensi relatif hormon androgen dan peningkatan hormon
estrogen merupakan karakteristik pada LES. Anak-anak dengan LES juga
mempunyai kadar hormon FSH (Follicle-stimulating hormone), LH (Luteinizing
hormone) dan prolaktin meningkat. Pada perempuan dengan LES, juga terdapat
peningkatan kadar 16 alfa hidroksiestron dan estriol. Frekuensi LES meningkat
saat kehamilan trimester ketiga dan postpartum. Pada hewan percobaan hormon
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
30/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 30
androgen akan menghambat perkembangan penyakit lupus pada hewan betina,
sedangkan kastrasi prapubertas akan mempertinggi angka kematian penderita
jantan.
Pemeriksaan Fisik & Laboratorium
Pemeriksaan fisik untuk SLE dapat dilakukan dengan melihat gejala-gejala
yang timbul dan beberapa cara lain, yang paling penting adalah pemeriksaan vital
signnya terlebih dahulu. Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat
membantu dokter untuk membuat diagnosa SLE, antara lain :
1. Pemeriksaan anti-nuclear antibodi (ANA), yaitu pemeriksaan untukmenentukan apakah auto-antibodi terhadap inti sel sering muncul di dalam
darah.
2. Pemeriksaan anti ds DNA ( Anti double stranded DNA ), yaitu untukmenentukan apakah pasien memiliki antibodi terhadap materi genetik di
dalam sel.
3. Pemeriksaan anti-Sm antibody, yaitu untuk menentukan apakah ada antiboditerhadap Sm (protein yang ditemukan dalam sel protein inti).
4. Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan immune complexes (kekebalan) didalam darah
5. Pemeriksaan untuk menguji tingkat total dari serum complement (kelompokprotein yang dapat terjadi pada reaksi kekebalan) dan pemeriksaan untuk
menilai tingkat spesifik dari C3 dan C4 dua jenis protein dari kelompok
pemeriksaan ini.
6. Pemeriksaan sel LE (LE cell prep), yaitu pemeriksaan darah untuk mencarikeberadaan jenis sel tertentu yang dipengaruhi membesarnya antibodi terhadap
lapisan inti sel lain pemeriksaan ini jarang digunakan jika dibandingkan
dengan pemeriksaan ANA, karena pemeriksaan ANA lebih peka untuk
mendeteksi penyakit Lupus dibandingkan dengan LE cell prep.
7. Pemeriksaan darah lengkap, leukosit, thrombosit8. Urine Rutin9. Antibodi Antiphospholipid10. Biopsy Kulit11. Biopsy Ginjal
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
31/53
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
32/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 32
1. Artritis, arthritis nonerosif pada dua atau lebih sendi perifer disertai rasa
nyeri, bengkak, atau efusi dimana tulang di sekitar persendian tidak
mengalami kerusakan
2. Tes ANA diatas titer normal = Jumlah ANA yang abnormal ditemukan
dengan immunofluoroscence atau pemeriksaan serupa jika diketahui tidak
ada pemberian obat yang dapat memicu ANA sebelumnya
3. Bercak Malar / Malar Rash (Butterfly rash) = Adanya eritema berbatas tegas,
datar, atau berelevasi pada wilayah pipi sekitar hidung (wilayah malar)
4. Fotosensitif bercak reaksi sinar matahari = peka terhadap sinar UV /
matahari, menyebabkan pembentukan atau semakin memburuknya ruam
kulit
5. Bercak diskoid = Ruam pada kulit
6. Salah satu Kelainan darah;
- anemia hemolitik,
- Leukosit < 4000/mm,
- Limfosit
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
33/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 33
11. Salah satu Kelainan Imunologi
- Sel LE+
- Anti dsDNA diatas titer normal
- Anti Sm (Smith) diatas titer normal
- Tes serologi sifilis positif palsu
Komplikasi
Pada umunya komplikasi yang ditimbulkan oleh SLE adalah
- Artritis rheumatoid- Endokarditis- Septikemia- Reaksi terhadap obat- Limfoma- Leukemia- Trombotik trombositopenik purpura- Sarkoidosis-
Lues II- Sepsis bacterial
Dan pada anak-anak komplikasi yang ditimbulkan oleh SLE adalah
- Hipertensi (41%)- Gangguan pertumbuhan (38%)- Gangguan paru-paru kronik (31%)- Abnormalitas mata (31%)- Kerusakan ginjal permanen (25%)- Gejala neuropsikiatri (22%)- Kerusakan muskuloskeleta (9%)- Gangguan fungsi gonad (3%).
Penatalaksanaan
Obat-obat yang sering digunakan pada penderita SLE
1. Kortiko-steroid : Prednison dosis harian (1 mg/kg/hari); prednison dosis
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
34/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 34
alternate yang lebih tinggi (5 mg/kg/hari, tak lebih 150-250 mg);
prednison dosis rendah harian (0.5 mg/kg)/hari yg digunakan bersama
methylprednisolone dosis tinggi intermitten (30 mg/kg/dosis, maksimum
mg) per minggu.2. Obat imuno-supresif : Siklofosfamid500-750 mg/m2 IV 3 kali sehari
selama 3 minggu. maksimal 1 g/m2. Harus diberikan IV dengan infus
terpasang, dan dimonitor. Monitor lekosit pada 8-14 hari mengikuti setiap
dosis (lekosit dimaintenance > 2000-3000/mm3). Azathioprine 1-3
mg/kg/hari PO 4 kali sehari.
3. Non-steroidal anti-inflam-matory drugs (NSAIDs)Naproxen 7-20 mg/kg/hari PO dibagi 2-3 dosis maks 500-1000 mg/hari
Tolmetin 15-30 mg/kg/hari PO dibagi 2-3 dosis maks 1200-1800 mg/hari
Diclofenac
< 12 tahun : tak dianjurkan
> 12 tahun : 2-3 mg/kg/hari PO digagi 2 dosis maksimal 100-200 mg/hari
5. Suplemen Kalsium dan vitamin D
Kalsium karbonat
< 6 bulan : 360 mg/hari
6-12 bulan : 540 mg/hari
1-10 bulan : 800 mg/hari
11-18 bulan : 1200 mg/hari
Calcifediol
< 30 kilogram : 20 mcg PO 3 kali/minggu
> 30 kilogram : 50 mcg PO 3 kali/minggu
6. Anti-hipertensi
Nifedipin 0.25-0.5 mg/kg/dosis PO dosis awal, tak lebih dari 10 mg,
diulang tiap 4-8 jam.
Enalapril0.1 mg/kg/hari PO 4 kali sehari atau 2 kali sehari bisa
ditingkatkan bila perlu, maksimum 0.5 mg/kg/hari
Propranolol0.5-1 mg/kg/hari PO dibagi 2-3 dosis, dapat ditingkatkan
bertahap dalam 3-7 hari dengan dosis biasa 1-5 mg/kg/hari 2,3,4
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
35/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 35
Prognosis
Prognosis lupus sangat tergabtung pada organ yang terlibat, bila organ yang
vital yang terlibat maka mortalitasnya sangat tinggi. Tetapi dengan kemajuan
pengobatan lupus, mortalitas ini jauh lebih baik di banding pada 2-3 dekade lalu.
Beberapa tahun terakhir ini prognosis penderita lupus semakin membaik,
banyak penderita yang menunjukkan penyakit yang ringan. Wanita penderita
lupus yang hamil dapat bertahan dengan aman sampai melahirkan bayi yang
normal, tidak ditemukan penyakit ginjal ataupun jantung yang berat dan
penyakitnya dapat dikendalikan. Angka harapan hidup 10 tahun meningkat sampai
85%. Prognosis yang paling buruk ditemukan pada penderita yang mengalami
kelainan otak, paru-paru, jantung dan ginjal yang berat.
SLE memiliki angka survival untuk masa 10 tahun sebesar 90%. Penyebab
kematian dapat langsung akibat penyakit lupus, yaitu karena gagal ginjal,
hipertensi maligna, kerusakan SSP, perikarditis, sitopenia autoimun. Data dari
beberapa penelitian tahun 1950-1960, menunjukkan 5-year survival rates sebesar
17.5%-69%. Sedangkan tahun 1980-1990, 5-year survival rates sebesar 83%-93%.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa 76%-85% pasien LES dapat hidup selama 10
tahun, sebesar 88% dari pasien mengalami sedikitnya cacat dalam beberapa organ
tubuhnya secara jangka panjang dan menetap.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
36/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 36
2. DemamDemam adalah symptom (gejala) umum jika terserang sakit. Demam atau
dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut melebihi dari suhu tubuh
normal.
Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah mesin khusus pengatur suhu yang
terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus tepatnya dibagian pre optik
anterior (pre = sebelum, anterior). Hipotalamus sendiri merupakan bagian dari
diencephalon yang merupakan bagian dari otak depan kita (prosencephalon).
Hipotalamus dapat dikatakan sebagai mesin pengatur suhu (termostat tubuh)
karena disana terdapat reseptor (penangkap, perantara) yang sangat peka
terhadap suhu yang lebih dikenal dengan nama termoreseptor. Dengan adanya
termorespetor ini, suhu tubuh dapat senatiasa berada dalam batas normal yakni
sesuai dengan suhu inti tubuh.
Suhu inti tubuh merupakan pencerminan dari kandungan panas yang ada
di dalam tubuh kita. Kandungan panas didapatkan dari pemasukan panas yang
berasal dari proses metabolisme makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada
umumnya suhu inti berada dalam batas 36,5-37,5C. Dalam berbagai aktivitas
sehari-hari, tubuh kita juga akan mengelurakan panas misalnya saat berolahraga.
Bilamana terjadi pengeluraan panas yang lebih besar dibandingkan dengan
pemasukannya, atau sebaliknya maka termostat tubuh itu akan segera bekerja
guna menyeimbangkan suhu tubuh inti.
Bila pemasukan panas lebih besar daripada pengeluarannya, maka
termostat ini akan memerintahkan tubuh kita untuk melepaskan panas tubuh yang
berlebih ke lingkungan luar tubuh salah satunya dengan mekanisme berkeringat.
Dan bila pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan
berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot
rangka kita untuk berkontraksi (bergerak) guna menghasilkan panas tubuh.
Gerakan cepat secara tidak sadar oleh otot merupakan mekanisme dari
menggigil. Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang
hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil).
Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
37/53
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
38/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 38
Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini
ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan
suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami
gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.
Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik
(akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut
dengan kejang demam) Dengan memahami mekanisme sederhana dari proses
terjadinya demam diatas, maka salah satu tindakan pengobatan yang sering kita
lakukan adalah mengompres kepala dan meminum obat penurun panas misal
yang sangat familiar adalah parasetamol.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas
diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri
kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot.
Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang
mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti
tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
Tipe Tipe Demam
1.Demam SeptikPada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal
pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga
demam hektik.
2.Demam RemitenPada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat
dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
pada demam septic.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
39/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 39
3.Demam IntermitenPada demam intermiten, suhu bdan turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam sehari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua kali
sehari disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua
serangan demam disebut kuartana.
4.Demam KontinyuPada tipe demam kontinyu, variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda
lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
5.Demam Siklik
Pada tipe demam siklik, terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa
hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti lagi oleh kenaikan suhunseperti semula.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
40/53
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
41/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 41
dari A. Maksilaris interna, cabang dari A. Karotis interna), dan A. Angularis
(cabang dari A. Fasialis)
Adapun pensarafannya, yaitu Cabang dari N. Oftalmikus (N.
Supratroklearis, N. Infratroklearis), Cabang dari N. Maksilaris (ramus
eksternus N. Etmoidalis anterior)
2.Cavum NasiDengan adanya septum nasi maka kavum nasi dibagi menjadi dua
ruangan yang membentang dari nares sampai koana (apertura posterior).
Kavum nasi ini berhubungan dengan sinus frontal, sinus sfenoid, fossa kranial
anterior dan fossa kranial medial.
Adapun pembuluh darah yang terdapat di di dalamnya, yaitu Arteri yang
paling penting pada perdarahan kavum nasi adalah A.sfenopalatina yang
merupakan cabang dari A.maksilaris dan A. Etmoidale anterior yang
merupakan cabang dari A. Oftalmika. Vena tampak sebagai pleksus yang
terletak submukosa yang berjalan bersamasama arteri.
Dan juga ada saraf yang mensarafinya, yaitu Anterior kavum nasi
dipersarafi oleh serabut saraf dari N. Trigeminus yaitu N. Etmoidalis anteriordan Posterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari ganglion
pterigopalatinum masuk melalui foramen sfenopalatina kemudian menjadi N.
Palatina mayor menjadi N. Sfenopalatinus.
3.Mukosa Hidung
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan
fungsional dibagi atas mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. Mukosa
pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya
dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya
terdapat sel sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara
mukosanya lebih tebal dan kadang kadang terjadi metaplasia menjadi sel
epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan
selalu basah karena diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) pada
permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel
goblet.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
42/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 42
Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang
penting. Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi
akan didorong ke arah nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya
untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan bendaasing yang masuk ke dalam rongga hidung. Gangguan pada fungsi silia akan
menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung
tersumbat. Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara
yang berlebihan, radang, sekret kental dan obatobatan.
Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan
sepertiga bagian atas septum. Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu
dan tidak bersilia (pseudostratified columnar non ciliated epithelium).Epitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel
reseptor penghidu. Daerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.
Fisiologi hidung
1. Sebagai jalan nafasPada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas
setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring,
sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi,
udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti
udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian
lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran
dari nasofaring.
2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk
mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini
dilakukan dengan cara :
a. Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Padamusim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini
sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
b. Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluhdarah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
43/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 43
luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan
demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37o C.
3. Sebagai penyaring dan pelindungFungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteridan dilakukan oleh :
a.Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
b.Silia
c. Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut
lendir dan partikel partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks
bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.
d.Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.
4. Indra penghirup
Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa
olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian
atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi
dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat.
5. Resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan
hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga
terdengar suara sengau.
6. Proses bicara
Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng)
dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle
turun untuk aliran udara.
7. Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan
saluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung
menyebabkan refleks bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu
menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
44/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 44
4. KulitIntegumen atau kulit merupakan jaringan yang menutupi permukaan tubuh,
yang terdiri atas 2 lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis berasal dari
ectoderm dan dermis berasal dari mesoderm. Dibawah kulit terdapat lapisan
jaringan pengikat yang lebih longgar disebut hypodermis yang pada beberapa
tempat banyak mengandung jaringan lemak.
Pada beberapa tempat kulit melanjutkan menjadi tunica mucosa dengan
suatu perbatasan kulit-mukosa (mucocutaneus junction). Perbatasan tersebut dapat
ditemukan pada bibir, lubang hidung, vulva, preputium, dan anus.Kulit merupakan
bagian dari tubuh yang meliputi daerah luas dengan berat sekitar 16% dari berat
tubuh.Fungsi kulit selain menutupi tubuh, juga mempunyai beberapa fungsi lain;
maka selain struktur epitel dan jaringan pengikat tersebut masih dilengkapi
bangunan tambahan yang disebut apendix kulit, dimana meliputi : glandula
sudorifera (kelenjar keringat), glandula sebacea (kelenjar minyak), folikel rambut,
dan kuku.
Permukaan bebas kulit tidaklah halus, tetapi ditandai adanya alur alur
halus yang membentuk pola tertentu yang berbeda pada berbagai tempat. Demikian
pula permukaan antara epidermis dan dermis tidak rata karena adanya tonjolan
tonjolan jaringan pengikat ke arah epidermis. Walaupun batas antara epidermis
dengan jaringan pengikat /corium dibawahnya jelas, tetapi serabut jaringan
pengikat tersebut akan bersatu dengan serabut jaringan pengikat di bawah kulit.
Ketebalan kulit tidaklah sama pada berbagai bagian tubuh. Tebalnya kulit
tersebut dapat disebabkan karena ketebalan dua bagian kulit atau salah satu bagian
kulit. Misalnya pada daerah intraskapuler kulitnya sangat tebal sampai lebih dari
0,5 cm, sedangkan di kelopak mata hanya setebal 0,5 mm. Rata rata tebal kulit
adalah 1-2 mm.
Berdasarkan gambaran morfologis dan ketebalan epidermis, kulit dibagi
menjadi kulit tebal dan kulit tipis
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
45/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 45
KULIT TEBAL
Kulit tebal ini terdapat pada vola manus
dan planta pedis yang tidak memiliki folikel
rambut. Pada permukaan kulit tampak garisyang menonjol dinamakan crista cutis yang
dipisahkan oleh aluralur dinamakan sulcus
cutis.
Pada mulanya cutis tadi mengikuti
tonjolan corium di bawahnya tetapi kemudian
dari epidermis sendiri terjadi tonjolan ke bawah sehingga terbentuklah papilla corii
yang dipisahkan oleh tonjolan epidermis. Pada tonjolan epidermis antara dua
papilla corii akan berjalan ductus excretorius glandula sudorifera untuk menembus
epidermis
Epidermis
Dalam epidermis terdapat dua sistem :
1. Sistem malpighi, bagian epidermis yang sel selnya akan mengalamikeratinisasi.
2. Sistem pigmentasi, yang berasal dari crista neuralis dan akan memberikanmelanosit untuk sintesa melanin. Disamping selsel yang termasuk dua sistem
tersebut terdapat sel lain, yaitu sel Langerhans dan sel Markel yang belum jelas
fungsinya.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
46/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 46
Pada epidermis dapat dibedakan 5 stratum, yaitu:
1. Stratum basaleLapisan ini disebut pula sebagai stratum pigmentosum atau strarum
germinativum karena paling banyak tampak adanya mitosis sel-sel. Sel-sel lapisan ini berbatasan dengan jaringan pengikat corium dan berbentuk
silindris atau kuboid. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir butir
pigmen.
2. Stratum spinosumLapisan ini bersama dengan stratum basale disebut pula stratum
malpighi atau stratum germinativum karena sel selnya menunjukkan
adanya mitosis sel. Selsel dari stratum basale akan mendorong selsel
di atasnya dan berubah menjadi polihedral. Sratum spinosum ini terdiri
atas beberapa lapisan sel sel yang berbentuk polihedral dan pada
pemeriksaan dengan mikroskop cahaya pada tepi sel menunjukkan
tonjolantonjolan seperti duriduri. Semula tonjolantonjolan tersebut
disangka sebagai jembatan interseluler dengan di dalamnya terdapat
tonofibril yang menghubungkan dari sel yang satu ke sel yang lain.
3. Stratum granulosumLapisan ini terdiri atas 2-4 sel yang tebalnya di atas stratum
spinosum. Bentuk sel seperti belah ketupat yang memanjang sejajar
permukaan. Sel yang terdalam berbentuk seperti sel pada strarum
spinosum hanya didalamnya mengandung butirbutir.
Butir butir yang terdapat sitoplasma lebih terwarna dengan
hematoxylin (butir butir keratohialin) yang dapat dikelirukan dengan
pigmen. Adanya butir butir keratohyalin semula diduga berhubungan
dengan proses keratinisasi, tetapi tidak selalu dijumpai dalam proses
tersebut, misalnya pada kuku. Makin ke arah permukaan butir butir
keratin makin bertambah disertai inti sel pecah atau larut sama sekali,
sehingga sel-sel pada stratum granulosum sudah dalam keadaan mati.
4. Stratum lucidumTampak sebagai garis bergelombang yang jernih antara stratum
granulosum dan stratum corneum. Terdiri atas beberapa lapisan sel yang
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
47/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 47
telah gepeng tersusun sangat padat. Bagian yang jernih ini mengandung
zat eleidin yang diduga merupakan hasil dari keratohialin.
5. Stratum KorneumPada vola manus dan planta pedis, lapisan ini sangat tebal yang
terdiri atas banyak sekali lapisan sel sel gepeng yang telah mengalami
kornifikasi atau keratinisasi. Hubungan antara sel sebagai duriduri pada
stratum spinosum sudah tidak tampak lagi. Pada permukaan, lapisan
tersebut akan mengelupas (desquamatio) kadang-kadang disebut sebagai
stratum disjunctivum
Dermis
Terdiri atas 2 lapisan yang tidak begitu jelas batasnya, yaitu :
1. Stratum papilareMerupakan lapisan tipis jaringan pengikat di bawah epidermis yang
membentuk papilla corii. Jaringan tersebut terdiri atas sel sel yang
terdapat pada jaringan pengikat longgar dengan serabut kolagen halus.
2. Stratum reticulareLapisan ini terdiri atas jaringan pengikat yang mengandung serabut
serabut kolagen kasar yang jalannya simpang siur tetapi selalu sejajar
dengan permukaan. Di dalamnya selain terdapat sel sel jaringan
pengikat terdapat pula sel khromatofor yang di dalamnya mangandung
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
48/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 48
butir-butir pigmen. Di bawah stratum reticulare terdapat subcutis yang
mengandung glandula sudorifera yang akan bermuara pada epidermis
serta banyak kapiler darah yang kecil dan halus.
KULIT TIPIS
Menutupi seluruh bagian tubuh
kecuali vola manus dan planta pedis yang
merupakan kulit tebal. Epidermisnya
tipis, sedangkan ketebalan kulitnya
tergantung dari daerah di tubuh.
Pada dasarnya memiliki susunan
yang sama dengan kulit tebal, hanya
terdapat beberapa perbedaan :
- Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.- Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.- Tidak terdapat stratum lucidium.- Stratum corneum sangat tipis.- Papila corii tidak teratur susunannya.- Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.- Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.
Subkutismerupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan dari dermis.
Demikian pula serabut-serabut kolagen dan elastisnya melanjutkan ke dalam
dermis.Pada daerah-daerah tertentu terdapat jaringan lemak yang tebal sampai
mencapai 3cm atau lebih,misalnya pada perut. Didalam subcutis terdapat anyaman
pembuluh dan syaraf.
Epidermis tidak mengandung pembuluh darah,hingga nutrisinya diduga
berasal dari jaringat pengikat di bawahnya dengan jalan difusi melui cairan
jaringan yang terdapat dalam celah-celah di antara sel-sel stratum Malphigi.
Dengan M.E sel-sel dalam stratum Malphigi banyak mengandung ribosom
bebas dan sedikit granular endoplasmic reticulum.Mitokhondria dan kompleks
Golgi sangat jarang.Tonofilamen yang terhimpun dalam berkas sebagai tonofibril
didalam sel daerah basal masih tidak begitu pada susunannya.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
49/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 49
Di dalam stratum spinosum lapisan teratas, terdapat butir-butir yang di
sekresikan dan nembentuk lapisan yang menyelubungi membran sel yang dikenal
sebagai butir-butir selubung membran atau keratinosum dan mengandung enzim
fosfatase asam di duga terlibat dalam pengelupasan stratum corneum.
Sel-sel yang menyusun stratum granulosum berbeda dalam selain dalam
bentuknya juga karena didalam sitoplasmanya terdapat butir-butir sebesar 1-5
mikron di antara berkas tonofilamen,yang sesuai dengan butir-butir keratohialin
dalam sediaan dasar. Sel-sel dalam stratum lucidium tampak lebih panjang,inti dan
organelanya sudah hilang, dan keratohialin sudah tidak tampak lagi. Sel-sel
epidermis yang terdorong ke atas akan kehilangan bentuk tonjolan tetapi tetap
memiliki desmosom.
Warna kulit sebagai hasil dari 3 komponen :
- Kuning disebabkan karena karoten- Biru kemerah-merahan karena oksihemoglobin- Coklat sampai hitam karena melanin.
Hanya melanin yang dibentuk di kulit. Melanin mempunyai tonjolan-tonjolan
yang terdapat di stratum Malphigi yang dinamakan melanosit.Melanosit terdapat
pada perbatasan epidermis-epidermis dengan tonjolan-tonjolan sitoplasmatis yang
berisi butir-butir ,melanin menjalar di antara sel Malphigi.melanosit tidak mamiliki
desmosom dengan sel-sel Malphigi.
Jumlah melanosit pada beberapa tempat berlipat seperti misalnya di dapat
pada genital,mulut,dan sebagainya. Warna kulit manusia tergantung dari jumlah
pigmen yang dihasilkan oleh melanosit dan jumlah yang di pindahkan ke
keratinosit.
Butir-butir melanin dibentuk dalam bangunan khusus dalam sel yang
dinamakan melanosom.Melanosom berbentuk ovoid dengan ukuran sekitar 0,2-0,6
mikron.
Apabila dalam epidermis tidak ditemukan melanin akan menyebabkan albino.
Melanin di duga berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap pengaruh sinar
ultraviolet. Melanin juga dapat ditemukan pada retina dan dalam melanosit dan
melanofor pada dermis.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
50/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 50
Sel Langerhans berbentuk bintang terutama ditemukan dalam stratum
spinosum dari epidermis. Sel langerhans merupakan makrofag turunan sumsum
tulang yang mampu mengikat, mengolah, dam menyajikan antigen kepada limfosit
T, yang berperan dalam perangsangan sel limfosit T.
Sel Merkel bentuknya mirip dengan keratinosit yang juga memiliki
desmosom biasanya terdapat dalam kulit tebal telapak tangan dan kaki.juga
terdapat di daerah dekat anyaman pembuluh darah dan serabut syaraf. Berfungsi
sebagai penerima rangsang sensoris.
Hubungan antara Epidermis dan Dermis adalah Epidermis melekat erat pada
dermis dibawahnya karena beberapa hal:
- Adanya papila corii- Adanya tonjolan-tonjolan sel basal kedalam dermis- Serabut-serabut kolagen dalam dermis yang berhubungan erat dengan sel basal
epidermis.
APENDIKS KULIT
Glandula Sudorifera
Bentuk kelenjar keringat ini tubuler simpleks. Banyak terdapat pada kulit
tebal terutama pada telapak tangan dan kaki tiap kelenjar terdiri atas pars sekretoria
dan ductus ekskretorius.
Pars secretoria terdapat pada subcutis dibawah dermis. Bentuk tubuler
dengan bergelung-gelung ujungnya. Tersusun oleh epitel kuboid atau silindris
selapis. Kadang-kadang dalam sitoplasma selnya tampak vakuola dan butir-butir
pigmen. Di luar sel epitel tampak sel-sel fusiform seperti otot-otot polos yang
bercabang-cabang dinamakan: sel mio-epitilial yang diduga dapat berkontraksi
untuk membantu pengeluaran keringat kedalam duktus ekskretorius
Ductus ekskretorius lumennya sempit dan dibentuk oleh epitel kuboid
berlapis dua. Kelenjar keringat ini bersifat merokrin sebagai derivat kelenjar
keringat yang bersifat apokrin ialah: glandula axillaris, glandula circumanale,
glandula mammae dan glandula areolaris Montogomery.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
51/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 51
Glandula Sebacea
Kelenjar ini bermuara pada leher folikel
rambut dan sekret yang dihasilkan berlemak
(sebum), yang berguna untuk meminyaki rambut
dan permukaan kulit. Glandula ini bersifat
holokrin. Glandula sebacea biasanya disertai
dengan folikel rambut kecuali pada palpebra,
papila mammae, labia minora hanya terdapat
glandula sebacea tanpa folikel rambut.
Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin
panjang yang berasal dari invaginasi epitel
epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh
kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir,
glans penis, klitoris dan labia
minora.pertumbuhan rambut pada daerah-
daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan
pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh
hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga
oleh hormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap
rambut berkembang dari sebuah invaginasi
epidermal, yaitu folikel rambut yang selama
masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut.
Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung
jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Pada jenis rambut kasar tertentu, sel-sel bagian pusat akar rambut pada
puncak papila dermis menghasilkan sel-sel besar, bervakuola, cukup berkeratin
yang akan membentuk medula rambut. Sel-sel yang terletak sekitar bagian pusat
dari akar rambut membelah dan berkembang menjadi sel-sel fusiform berkelompok
padat yang berkeratin banyak, yang akan membentuk korteks rambut. Lebih ke tepi
terdapat sel-sel yang menghasilkan kutikula rambut, sel-sel paling luar
menghasilkan sarung akar rambut dalam. Yang memisahkan folikel rambut dari
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
52/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
Copyraight FK UMP 09 Page 52
dermis ialah lapisan hialin nonseluler, yaitu membran seperti kaca (glassy
membrane), yang merupakan lamina basalis yang menebal. Sarung akar rambut
dalam ini memiliki 3 lapisan, pertama cuticula ranbut yang terdiri atas lapisan tipis
bangunan sebagai sisik dari bahan keratin yang tersusun dengan bagian yang bebaskearah papilla rambut. Lapisan kedua yaitu lapisan Huxley yang terdiri atas sel-sel
yang saling beruhubungan erat. Dibagian dekat papila terlihat butir-butir
trikhohialin di dalamnya yang makin keatas makin berubah menjadi keratin seperti
corneum epidermis. Lapisan ketiga adalah lapisan Henle yang terdiri atas satu
lapisan sel yang memanjang yang telah mengalami keratinisasi dan erat
hubungannya satu sama lain dan berhubungan erat dengan selubung akar
luar.selubung akar luar berhubungan langsung dengan sel epidermis dan dekat
permukaan sarung akar rambut luar memiliki semua lapisan epidermis.
Muskulus arektor pili tersusun miring, dan kontraksinya akan menegakan
batang rambut. kontraksi otot ini dapat disebabkan oleh suhu udara yang dingin,
ketakutan ataupun kemarahan. Kontraksi muskulus arektor pili juga menimbulkan
lekukan pada kulit tempat otot ini melekat pada dermis, sehingga menimbulkan
apa yang disebut tegaknya bulu roma. Sedangkan warna rambut disebabkan oleh
aktivitas melanosit yang menghasilkan pigmen dalam sel-sel medula dan korteks
batang rambut. Melanosit ini menghasilkan dan memindahkan melanin ke sel-sel
epitel melalui mekanisme yang serupa dengan yang dibahas bagi epidermis.
-
7/28/2019 Laporan Tutorial 6 Skenario B BLOK 7 (Fix)
53/53
Laporan Tutorial 6 Skenario C BLOK 7
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1997. Standar Pelayanan Medis. Jakarta : IDI
Isselbacher, dkk. 2000.Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13. Jakarta : EGC
Junqueira, dkk. 2007.Histologi Dasar. Jakarta : EGC
Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. 2002. Jakarta : EGC
Karnen, dkk. 2009.Imunologi Dasar Edisi 8. Jakarta : FK UI
Kumar, Vinay, dkk. 2007.Buku Ajar Patologi Robins Vol 2 Eds 7. Jakarta : EGC
Ganiswarna, dkk. 1995.Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FK UI
Ganong, W.F. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta : EGC
Guyton, AC, Hall JE. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Eds 11. Jakarta : EGC
McGlynn, dkk. 1995.Diagnosis Fisik. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A, Lorraine M. Wilson. 2006.Patofisiologi Volume 1. Jakarta : EGC
Ross dan Wilson.Anatomy and Physiologi in Health and Illness . Jakarta : EGC
Soedarmono, dkk. 2008.Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi 2. Jakarta : FK UI
Soeparman, dkk. 1987.Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI
Syahrurachman, dkk. 1994.Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Biranupa Aksara
Wasitaatmadja, dkk. 1987.Masalah Kerontokan Rambut. Jakarta : IDI
Watson, Roger. 2002.Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC