skenario a blok 6

29
SKENARIO A BLOK 6 Dr. Belagak, a popular neuron surgeon in America spent his vacation in Sekayu. Because of hot weather, he swim in the river for couple of hours. After swimming, around 12 am he felt hungry, but his grandma asked him to perform prayer in the mosque. When he back home, he smelt a nice aroma of “pindang patin” which was cooked by his aunty and he felt more hungry. Suddenly his salivary gland’s produced a lot of saliva. He ate the food as much and as fast as he could because he did not eat “pindang patin” for long time. Being too greedy made him chock and he has to drink lots a water. He asked you what happened to him. 1

Upload: kes25251

Post on 19-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wqwqwq

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario a Blok 6

SKENARIO A BLOK 6

Dr. Belagak, a popular neuron surgeon in America spent his vacation in

Sekayu. Because of hot weather, he swim in the river for couple of hours. After

swimming, around 12 am he felt hungry, but his grandma asked him to perform

prayer in the mosque. When he back home, he smelt a nice aroma of “pindang

patin” which was cooked by his aunty and he felt more hungry. Suddenly his

salivary gland’s produced a lot of saliva. He ate the food as much and as fast as he

could because he did not eat “pindang patin” for long time.

Being too greedy made him chock and he has to drink lots a water.

He asked you what happened to him.

1

Page 2: Skenario a Blok 6

I. Klarifikasi Istilah

1. Neuro surgeon : dokter yang mengkhususkan diri dalam ilmu bedah

saraf

2. Salivary Gland :

3. Saliva : secret kelenjar saliva yang mengandung enzim

4. Chock : gangguan respirasi yang disebabkan oleh obstruksi

dan kompresi

5. Hungry

II. Identifikasi Masalah

1. dr. Belagak berenang selama beberapa jam karena cuaca panas

2. dr. Belagak lapar

3. dr. Belagak mencium aroma pindang patin sehingga ia merasa lebih lapar

4. Kelenjar Saliva dr. Belagak memproduksi banyak air liur

5. dr. Belagak makan banyak dan cepat

6. dr. Belagak tersedak dan minum banyak air

III. Analisis Masalah

1. a. Bagaimana pengaruh cuaca panas terhadap tubuh ?

b. Bagaimana hubungan berenang dengan homeostatis ?

c. Bagaimana hubungan berenang dengan metabolisme tubuh ?

2. a. Bagaimana mekanisme lapar ?

b. Bagaimana hubungan berenang dengan rasa lapar ?

c. Bagaimana pengaruh rasa lapar terhadap metabolisme tubuh ?

3. a. Bagaimana pengaruh aroma makanan terhadap peningkatan rasa lapar ?

4. a. Bagaimana histologi kelenjar saliva ?

b. Bagaimana anatomi kelenjar saliva ?

c. Bagaimana fisiologi kelenjar saliva ?

d. Bagaimana pengaruh aroma makanan dengan produksi air liur ?

5. a. Mengapa dr. Belagak bisa makan banyak dan cepat setelah lama tidak

makan pindang ?

b. Bagaimana pengaruh makan banyak dan cepat ?

2

Page 3: Skenario a Blok 6

6. a. Bagaimana mekanisme menelan ?

b. Bagaimana respon tubuh terhadap diglusi yang tidak normal ?

c. Bagaimana mekanisme tersedak ?

d. Bagaimana pengaruh tersedak terhadap sistem organ yang lain ?

e. Bagaimana pengaruh minum air terhadap tersedak ?

IV. Hipotesis

dr. Belagak tersedak setelah ia makan banyak dan cepat karena ia

kelaparan akibat pengaruh cuaca dan aktivitasnya

V. Kerangka Konsep

3

Cuaca Panas

Dr. Belagak kepanasan

Homeostatis (suhu tubuh turun)

Keinginan Berenang

V metabolisme meningkat

Glulosa dan glikogen dalam tubuh menurun

Kelaparan

Makan cepat dan banyak

Chock

Minum banyak air

Memori tentang pindang patin

Reaksi kimia

Saliva berlebih

Page 4: Skenario a Blok 6

VI. Learning Issue

Pokok Bahasan

What I Know What I don’t Know What I Have to Prove

How I will Learn

1. Diglusi

2. Chock

3. Lapar

4. Autonom Neuro

5. Kelenjar Saliva

6. Saliva

Definisi

Definisi Penyebab

chock

Definisi

Definisi

Definisi Jenis Kelenjar

Saliva

Definisi

Mekanisme diglusi

Mekanisme chock Hubungan dengan

diglusi tidak normal

Mekanisme lapar Penyebab lapar

Proses yng terjadi

Mekanisme sekresi saliva

Komposisi saliva

Diglusi tidak normal menyebabkan tersedak

Terjadi karena diglusi secara banyak dan cepat

Terjadi karena kurangnya glukosa dalam darah

Saraf autonom memepengaruhi lapar dan produksi saliva

Produksi saliva dipengaruhi oleh rasa lapar

Textbook, internet and

journals

VII. SINTESIS

4

Page 5: Skenario a Blok 6

6.1. Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis,

submandibularis, dan sublingualis. Sekresi saliva general sehari-hari

berkisar antara 800-1500 mililiter dengan pH sekitar 6 sampai 7. Saliva

terutama mengandung sejumlah besar ion kalium dan ion bikarbonat,

kebalikan dari plasma dimana lebih banyak mengandung ion natrium dan

klorida.

Saliva mengandung 2 tipe sekresi protein yang utama:

1. sekresi serosa yang mengandung ptialin (suatu a-amilase), sebuah enzim

untuk mencernakan serat.

2. sekresi mukosa yang mengandung musin, sebuah glikoprotein yang

melubrikasi makanan dan memproteksi mukosa vocal. Musin pitcher

mengandung IgA, sistem imun yang pertama menghadang bakteri dan

virus; lisozim, berfungsi menghacurkan dinding bakteri; laktoferin,

mengikat zat besi; dan protein kaya akan prolin, memproteksi gigi. Oleh

karena itu pada keadaan defisit saliva (xerostomia) ronga mulut menjadi

berulserasi, terinfeksi, dan karies gigi akan meluas.

Masing-masing kelenjar menghasilkan tipe sekresi yang berbeda.

Kelenjar Tipe sekresi Sifat sekresi Persentase dari total

saliva * (1,5 L)

Parotis Serosa Berair 20

Submandibularis Serosa dan mukosa Agak kental 70

Sublingualis mukosa kental 5

*5% volume saliva all-out dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar minor di

rongga mulut.

Kelenjar submaksilaris mengandung asinus mukosa maupun asinus

serosa. Sekresi primer dihasilkan oleh kedua asinus ini yang berupa ptialin

dan/atau musin. Sewaktu sekres primer mengalir melalui duktus, terjadi

dua proses transpor aktif utama yang memodifikasi komposisi ion saliva.

1. ion-ion natrium secara aktif direabsorbsi dari semua duktus salivarius

(interkalatus), dan ion-ion natrium disekresi secara aktif sebagai pengganti

5

Page 6: Skenario a Blok 6

natrium. Oleh karena itu, konsentrasi natrium dari saliva sangat berkurang,

sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Karena reabsorbsi ion

natrium melebihi sekresi ion kalium, menyebabkan konsentrasi ion klorida

turun menjadi sangat rendah, menyesuaikan penurunan pada konsentrasi

ion natrium.

2. ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus ke dalam lumen duktus.

Hal ini sedikitnya sebagian disebabkan oleh pertukaran ion bikarbonat

dengan ion klorida.

Hasil akhir dari transpor aktif adalah pada kondisi istirahat,

konsentrasi masing-masing ion natrium dan klorida dalam saliva hanya

sekitar 15 mEq/liter, ion kalium 30 mEq/liter, ion bikarbonat 50-70

mEq/liter. Selama salivasi maksimal, konsentrasi ionik saliva berubah.

Kenapa? Karena sekresi primer oleh sel-sel asini meningkat 20 kali lipat

[misal saat mengkonsumsi asam]. Oleh karena sekresi saliva bertambah,

konsentrasi natrium klorida akan meningkat sekitar setengah sampai dua

pertiga konsentrasi dalam plasma, sedangkan konsentrasi kalium turun

hanya empat kali konsentrasi dalam plasma.

Sekresi saliva berada dibawah kontrol saraf. Rangsangan pada (1)

saraf parasimpatis dari nukleus salivatorius superior(bagian dari nervus

fasialis dan berlokasi di pontine tegmentum) menyebabkan sekresi liur cair

dalam jumlah besar dengan kandungan bahan organik yang rendah.

Sekresi ini disertai oleh vasodilatasi mencolok pada kelenjar, yang

disebabkan oleh pelepasan VIP (vasoactive intestine polipeptide).

Polipeptida ini adalah co-transmitter dengan asetilkolin pada sebagian

neuron parasimpatis pascaganglion. Rangsangan (2) saraf simpatis

menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang akan bahan

organik dari kelenjar submandibulais.

Makanan dalam mulut menyebabkan refleks sekresi saliva, juga

rangsangan serat-serat vagus eferen di ujung esofagus yang dekat dengan

gaster. Faktor-faktor yang menyebabkan rangsang sekresi saliva adalah:

melihat, mencium dan mengkonsumsi makanan yang meningkatkan nafsu

makan. Daerah nafsu makan pada otak, terletak di daerah pusat

6

Page 7: Skenario a Blok 6

parasimpatis hipotalamus anterior, dan berfungsi sebagai respon terhadap

sinyal dari daerah pengecapan dan penciuman dari korteks serebral dan

amigdala.

6.2. Diglusi (Menelan)

Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring

membantu fungsi pernapasam dan menelan. Faring diubah hanya dalam

beberapa detik menjadi traktus untuk mendorong masuk makanan.

VI.2.1. Proses Diglusi

Pada umumnya, menelan dapat dibagi menjadi:

1. Tahap Volunter (yang mencetuskan proses menelan)

Bila makanan sudah siap untuk ditelan “secara sadar” makanan

ditekan atau digulung kea rah posterior ke dalm faring oleh tekanan

lidah ke atas dan e belakang terhadap palatum. Dari sini

proses menelan menjadi seluruhnya-atau hamper seluruhnya

berlangsung secara otomatis dan umumnya tidak dapat dihentikan.

2. Tahap Faringeal (yang bersifat involunter dan membantu

jalannya makanan melalui faring ke dalam esophagus)

Sewaktu bolus makanan memasuki bagian posterior mulut dan

faring, bolus merangsang daerah epitel reseptor manelan

disekeliling pintu faring, khususnya pada tiang-tiang tonsil, dan

sinyal-sinyal dari sini berjalan ke batang otak untuk mencetuskan

serangkaian kontraksi otot faringeal secara otomatis sebagai

berikut:

a. Palatum mole tertarik ke atas untuk menutupi nares

posterior, untuk mencegah refluks makanan ke rongga

hidung

b. Lipatan palatofaringeal pada setiap sisi faring tertarik ke

arah medial untuk saling mendekat satu sama lain. Dengan

cara ini, lipatan-lipatan tersebut membentuk celah sagital

yang harus dilewati oleh makanan untuk masuk ke dalam

faring posterior. Celah ini melakukan kerja selektif,

7

Page 8: Skenario a Blok 6

sehingga makanan yang telah cukup dikunyah dapat lewat

dengan mudah. Karena tahap penelanan ini berlangsung

kurang dari 1 detik, setiap benda besar apapun biasanya

sangat dihalangi untuk berjalan masuk ke esophagus.

c. Pita suara laring menjadi sangat berdekatan dan laring

tertarik ke atas dan anterior oleh otot-otot leher. Hal ini,

digabung dengan adanya ligament yang mencegah

pergerakan epiglottis bergerak ke belakang di atas

pembukaan laring. Seluruh efek ini bekerja bersama

mencegah masuknya makanan ke dalam hidung dan

trakea. Yang paling penting adalah sangat berdekatannya

pita suara, namun epiglottis membantu mencegah makanan

agar sejauh mungkin jauh dari pita suara. Kerusakan pita

suara atau otot-otot yang membuatnya berdekatan dapat

menyebabkan strangulasi.

d. Gerakan laring ke atas juga menarik dan melebarkan

pembukaan ke esophagus. Pada saat yang bersamaan, 3-

4cm diatas dinding otot esophagus, yang dinamakan

‘sfingter esophagus atas juga disebut sfingter

faringoesofageal) berelaksasi, sehingga makanan dapat

bergerak dengan mudah dan bebas dari faring posterior ke

dalam esophagus bagian atas. Di antara penelanan, sfingter

ini tetap berkontraksi dengan kuat, sehingga mencegah

udara masuk ke esophagus selama respirasi. Gerakan laring

k atas juga mengangkat glottis keluar dari jalan utama

makanana, sehingga makanan terutama hanya melewati

setiap sisi epiglottis dan bukan melintas di atas

permukaanya; hal ini menambah pencegahan terhadap

masuknya makanan ke dalam trakea.

e. Setelah laring terangkat dan sfingter faringoesofagus

mengalami relaksasi, seluruh otot dinding faring

berkontraksi, mulai dari bagian superior faring, lalu

8

Page 9: Skenario a Blok 6

menyebar ke bawah melintasi daerah faring media dan

inferior, yang mendorong makanan ke dalam esophagus

melalui proses peristaltic.

Sebagai ringkasan mekanika tahapan penelanan dari faring:

trakea tertutup, esophagus terbuka, dan suatu gelombang

peristaltic cxepat dicetuskan oleh system saraf faring

mendorong bolus makanan ke dalam esophagus bagian

atas, seluruh proses terjadi dalam waktu kurang dari 2

detik.

3. Tahap esophageal (fase involunter lain yang mengangkut

makanan dari faring ke lambung)

Esofagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan

secara cepat dari faring ke lambung, dan gerakannya diatur secara

khusus untuk fungsi tersebut.

Normalnya,esophagus memperlihatkan dua tipe gerakan

peristaltic: peristaltic primer dan peristaltic sekunder. Peristaltik

primer hanya merupakan kelanjutan dari gerakan peristaltic yang

dimulai di faring dan menyebar ke esophagus selama tahap

faringeal dari proses menelan. Gelombang ini berjalan dari faring

ke lambung dalam waktu sekitar 8 sampai 10 detik. Makanan yang

ditelan seseorang pada posisi tegak biasanya dihantarkan ke ujung

bawah esophagus bahkan lebih cepat daripada gelombang

peristaltic itu sendiri, sekitar 5 sampai 8 detik, akibat adanya efek

gravitasi tambahan yang menarik makanan ke bawah.

Jika gelombang peristaltic primer gagal mendorong semua

makanan yang telah masuk esophagus ke dalam lambung, terjadi

gelombang peristaltic sekunder yang dihasilkan oleh peregangan

esophagus oleh makanan yang tertahan, gelombang ini terus

berlanjut sampai semua makanan dikosongkan ke dalam lambung.

Gelombang peristaltic sekunder ini sebagian dimulai oleh sirkuit

saraf intrinsic dalam system saraf mienterikus dan sebagian oleh

refleks-refleks yang dimulai pada faring lalu dihantarkan ke atas

9

Page 10: Skenario a Blok 6

melalui serabut-serabut aferen vagus ke medulla dan kembali lagi

ke esophagus melalui serabut-serabut saraf eferen glosofaringeal

dan vagus.

Susunan otot dinding faring dan sepertiga bagian atas

esophagus adalah otot lurik. Karena itu, gelombang peristaltic di

daerah ini diatur oleh sinyal saraf rangka dari saraf glosofaringeal

dan saraf vagus. Pada dua pertiga bagian bawah esophagus,

susunan ototnya merupakan otot polos, namun bagian esophagus

ini juga secara kuat diatur oleh saraf vagus yang bekerja melalui

perhubungan dengan system saraf mienterikus esophageal.

Sewaktu saraf vagus yang menuju esophagus dipotong, setelah

beberapa hari pleksus saraf mienterikus esofegeal. Sewaktu saraf

vagus yang menuju esophagus dipotong, setelah beberapa hari

pleksus saraf mienterikus esophagus menjadi cukup terangsang

untuk menimbulkan gelombang peristaltic sekunder yang kuat

bahkan tanpa bantuan dari refleks vagal. Karena itu, bahkan setelah

paralysis refleks penelanan batang otak, makanan yang

dimasukkan melalui selang atau dengan cara lain ke dalam

esophagus tetap siap memasuki lambung..

VI.3. Lapar

Menurut sejarah, berbagai teori tentang rasa lapar dibicarakan

berdasarkan komponen biologi. Cannon dan Washburn mengemukakan

teori kontraksi perut yang menyatakan bahwa rasa lapar diketahui dengan

adanya kontraksi perut.Dalam percobaan balon yang sangat terkenal,

Washburn melatih dirinya sendiri untuk menelan sebuah balon yang

dihubungkan dengan suatu pipa, lantas balon tersebut dipompakan ke

dalam perutnya. Ketika balon telah menggembung, dia tidak merasa lapar.

Teori ini terbantahkan dengan adanya kenyataan bahwa orang yang

lambungnya telah diangkat, ternyata masaih merasa lapar. Kemudian,

muncul teori gula darah yang menyatakan bahwa manusia merasa lapar

ketika tingkat gula dalam darah menjadi rendah.

10

Page 11: Skenario a Blok 6

Bash melakukan percobaan mentranfusi darah dari anjing kenyang

ke anjing lapar. Transfusi itu menyebabkan kontraksi lambung anjing lapar

berhenti, sehingga hal ini mendukung teori gula darah. Namun, LeMagnen

mengemukakan bahwa tingkat gula darah dalam darah tidaklah berubah

banyak dalam keadaan normal.

Adapun teori insulin menyatakan bahwa rasa lapar terjadi pada saat

tingkat insulin dalam tubuh tiba-tiba naik. Namun, teori seperti ini

sepertinya menunjukkan bahwa kita harus makan untuk meningkatkan

tingkat insulin tubuh agar merasa lapar. Lain lagi teori asam lemak yang

menyebutkan bahwa tubuh punya reseptor yang mencium adanya kenaikan

tingkat asam lemak. Kegiatan reseptor karena adanya perubahan asam

lemak inilah yang memicu rasa lapar.

Teori produksi panas yang dikemukakan oleh Brobeck menyatakan

bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik lagi, rasa

lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita

cenderung lebih banyak makan di waktu musim hujan/dingin.

6.3.1. Aspek Psikologis  

Rasa lapar tidak dapat sepenuhnya hanya dijelaskan melalui

komponen biologis. Sebagai manusia, kita tidak dapat

mengesampingkan bagian prikologis kita, komponen belajar dan

kognitif (pengetahuan) dari lapar. Tak seperti makhluk lainnya,

manusia menggunakan jam dalam rutinitas kesehariannya,

termasuk saat tidur dan makan. Penanda waktu ini juga memicu

rasa lapar.

Bau, rasa, dan tekstur makanan juga memicu rasa lapar.

Warna makanan juga memperngaruhi rasa lapar. Banyak orang

makan berdasarkan pengetahuan tentang makanan yang baik bagi

mereka. Contohnya, makanan yang rendah lemak, kalori, gula, dan

garam dikatakan baik. Akhirnya, manusia belajar untuk mengubah

kesukaannya dan hanya ingin memakan makanan yang baik.

11

Page 12: Skenario a Blok 6

Hipotalamus mempunyai proses penyimpanan energy

melalui kerja leptin, yaitu suatu hormone peptide yang dilepaskan

dari sel-sel lemak (adiposit). Bila jumlah jaringan lemak meningkat

(yang mengisyaratkan adanya kelebihan simpanan energi), adiposit

akan menghasilkan leptin lebih banyak lagi, yang akan dilepaskan

ke dalam darah. Leptin kemudian bersikulasi ke otak, yang

selanjutnya menembus sawar darah otak melalui difusi terfasilitasi

dan menempati reseptor leptin pada berbagai tempat di

hipotalamus, terutama neuron proopiomelanokortin (POMC) di

nucleus arkuatus dan neuron di paraventrikular.

Stimulasi reseptor leptin di nucleus hipotalamus tersebut

akan memulai berbagai peristiwa yang akan mengurangi

penyimpanan lemak, meliputi:

1. Penurunan produksi zat parangsang nafsu makan seperti

NPY dan AGRP

2. Aktivasi neuron POMC, yang menimbulkan pelepasan -

MSH dan aktivasi reseptor melanokortin

3. Peningkatan produksi zat di hipotalamus seperti

corticotrophin-releasing hormone, yang kan mengurangi asupan

makanan

4. Peningkatan akitivitas saraf simpatis (melalui jaras saraf

dari hipotalamus ke pusat vasomotor), yang akan meningkatkan

kecepatan metabolisme dan pengeluaran energi

5. Penurunan sekresi insulin dari sel beta pancreas, yang akan

mengurangi simpanan energi.

Jadi, leptin mungkin berperan penting dengan cara

mengirimkan sinyal dari jaringan lemak ke otak bahwa energi telah

disimpan dalam jumlah yang cukup dan asupan makanan tidak lagi

diperlukan saat itu. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ketika

simpanan energi tubuh turun di bawah normal, pusat makan di

hipotalamus (nucleus perifornikal, badan mamilaria, area

12

Page 13: Skenario a Blok 6

hipotalamik lateral) dan di area otak yang lain akan sangat

teraktivasi, sehingga orang tersebut akan sangat lapar.

NB :

Nukleus perifornikal ( rasa lapar, peningkatan tekanan drah, rasa

marah/mengamuk)

Nukleus ventromedial (rasa kenyang)

Nukleus dorsomedial (perangsangan gastrointestinal)

Badan mamilaria (refleks makan) ex: menjilat2 bibir & menelan

Area hipotalamik lateral (rasa haus & lapar)

6.3.2. Hubungan aktivitas fisik (berenang) dengan lapar

6.4. Tersedak

13

Berenang(otot-otot utama dan otot-otot besar

di tubuh terus berkontraksi dan menguat)

Kebutuhan energi meningkat

metabolisme glukosa meningkat

Penurunan kadar glukosa dalam tubuh

Peningkatan bangkitan neuron glukosensitif di pusat lapar

hipotalamus lateral

Penurunan bangkitan neuron glukoreseptor di pusat kenyang di nucleus ventromedial

& paravetrikular hipotalamus

Menimbulkan rasa lapar

Page 14: Skenario a Blok 6

Tersedak adalah tersumbatnya trakea seseorang oleh benda asing,

muntah, darah, atau cairan lain. Tersedak merupakan keadaan darurat

medis. Pertolongan pertama untuk tersedak adalah menghubungi rumah

sakit atau puskesmas setempat menggunakan nomor telepon darurat, lalu

membebaskan obstruksi saluran nafas menggunakan perasat Heimlich

dan/atau pernafasan buatan. Intubasi adalah prosedur medis lanjutan yang

diindikasikan untuk tersedak, yang dapat dilakukan oleh paramedis dalam

bidang ini.

Mengapa kita bisa tersedak? Gampangnya, tersedak terjadi jika

makanan atau benda lain yang seharusnya masuk ke kerongkongan

(saluran makanan), nyasar ke tenggorokan (saluran pernafasan) dan masuk

ke saluran yang menuju ke paru-paru. Akibatnya kerja saluran pernafasan

pun terganggu atau tersumbat, sehingga tubuh anak membuat reaksi

dengan tersedak. Tak jarang benda-benda itu tidak dapat dikeluarkan lagi

sehingga anak pun kehabisan nafas dan meninggal

Ada dua saluran di leher kita, yaitu

Esofagus sebagai saluran makanan dari

mulut ke lambung, dan Trakea sebagai

saluran udara dari mulut/hidung ke paru-

paru.

Barangkali guru di sekulolah kamu

ada yang membedakannya menjadi kerongkongan untuk “jalur”

makanan dan tenggorokan untuk “jalur” udara.

 Diantara kedua saluran tersebut terdapat “katub”

yang disebut epiglotis, yang berupa jaringan

tulang rawan di “puncak” saluran pernafasan.

Katub ini akan secara otomatis dan akurat

menutup saluran udara, saat kita menelan sesuatu.

Katub akan membuka saat kita bernafas, atau

berbicara.

Dalam kondisi tertentu bisa saja terjadi

”makanan” masuk ke saluran udara. Tentu saja ini bisa berakibat fatal. Ini terjadi

14

Page 15: Skenario a Blok 6

saat katub menutupi jalur udara sewaktu kita menelan makanan, sekonyong-

konyong katub itu membuka karena kamu berbicara. Akibatnya bisa jadi ”secuil”

makanan menyelinap masuk ke saluran udara.

 

Namun tubuh memiliki mekanisme yang

”menolak” benda asing masuk ke saluran

udara, yaitu dengan mekanisme BATUK, atau

juga TERSEDAK. Mungkin kamu pernah

merasakan ”tersedak” dan mengakibatkan

sebutir nasi terlempar keluar lewat hidung.

6.4.1. Minum banyak air

Fungsi dan Kebutuhan Air

Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh

manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh manusia tanpa

jaringan lemak (lean body mass). Dengan perkataan lain, jumlah

air yang terdapat dalam tubuh manusia adalah:

Sekitar 80% dari berat badan (untuk bayi dengan low birth

weight)

Sekitar 70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus)

Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak),dan

Sekitar 55-60% dari berat badan (untuk orang dewasa).

Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:

1. Pelarut dan alat angkut. Air dalam tubuh berfungsi sebagai

pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak,

vitamin dan mineral.

2. Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai

reaksi biologik dalam sel. Air diperlukan untuk memecah atau

menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih

sederhana.

3. Pelumas.

15

Page 16: Skenario a Blok 6

4. Fasilitator pertumbuhan. Dalam hal ini berperan sebagai zat

pembangun.

5. Pengatur suhu. Karena kemampuan air menyalurkan panas,

air memegang peranan dalam mendistribusikan panas di dalam

tubuh.

6. Peredam benturan. Air dalam mata, jaringan saraf tulang

belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ

dari benturan.

Kebutuhan air dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah

energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata.

Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 ml/kkal,

sedangkan untuk bayi 1,5 ml/kkal.

6.5.Autonom Neuro

6.5.1. Pengaturan sekresi saliva oleh saraf

Kelenjar saliva terutama dikontrol oleh sinyal saraf

parasimpatis sepanjang jalan dari nukleus salivatorius superior dan

inferior pada batang otak.

Nukleus salivatorius terletak kira-kira pada pertemuan

antara medula dan pons dan akan tereksitasi oleh rangsangan taktil

dan pengecapan dari lidah dan daerah rongga mulut dan faring

lainnya. Beberapa rangsangan pengecapan, terutama rasa asam,

merangsang sekresi saliva dalam jumlah sangat banyak-seringkali

8 sampai 20 kali kecepatan sekresi basal. Juga rangsangan taktil

tertentu, seperti adanya benda halus dalam mulut, menyebabkan

salivasi yang nyata, sedangkan benda yang kasar kurang

menyebabkan salivasi dan kadang menghambat salivasi.

Salivasi juga dapat dirangsang atau dihambat oleh sinyal-

sinyal saraf yang tiba pada nukleus salivatorius dari pusat-pusat

sistem saraf pusat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, bila seseorang

mencium atau memakan makanan yang disukainya, pengeluaran

16

Page 17: Skenario a Blok 6

saliva lebih banyak daripada bila ia mencium atau memakan

makanan yang tidak disukainya. Daerah nafsu makan pada otak,

yang mengatur sebagian efek ini, terletak di dekat pusa

parasimpatis hipotalamus anterior, dan berfungsi terutama sebagai

respons terhadap sinyal dari daerah pengecapan dan penciuman

dari korteks serebral atau amigdala.

Salivasi juga dapat terjadi sebagai respons terhadap refleks

yang berasal dari lambung dan usus halus bagian atas-khususnya

saat menelan makanan yang sangat mengiritasi atau bila seseorang

mual karena adanya beberapa kelainan gasrointestinal. Saliva,

ketika ditelan, akan membantu menghilangkan faktor iritan pada

traktus gastrointestinal dengan cara mengencerkan atau

menetralkan zat iritan.

Faktor sekunder yang juga memengaruhi sekresi saliva

adalah suplai darah ke kelenjar karena sekresi selalu membutuhkan

nutrisi yang adekuat dari darah. Sinyal-sinyal saraf parasimpatis

yang sangat merangsang salivasi, dalam derajat sedang juga

melebarkan pembuluh-pembuluh darah, sehingga menyediakan

peningkatan nutrisi kelenjar saliva seperti yang juga dibutuhkan sel

penyekresi.

Fungsi saliva :

Merubah KH menjadi maltosa oleh enzim 17tyalin (17tyalin)

Melicinkan / melumasi bolus mudah ditelan

Menetralkan/mengencerkan bolus

Faktor yg mempengaruhi sekresi saliva :

a. f. mekanik : adanya bolus dalam mulut

b. f. psikhis : mencium/memikirkan makanan

c. f. kimiawi : bolus yang asam atau asin

6.6. Hubungan berenang dengan homeostatis

Air memiliki panas khusus beberapa kali lebih besar dari pada

udara, sehingga setiap unit bagian air yang berdekatan ke kulit dapat

mengabsorbsi jumlah panas yang lebih besar daripada udara. Demikian

17

Page 18: Skenario a Blok 6

Olahraga (Berenang)

Menghasilkan panas dalam tubuh

Panas dihantarkan dari jaringan ke kulit

Panas dibuang ke udara dan lingkungan sekitar

Penurunan suhu tubuh

juga konduktivitas panas di dalam air lebih besar dibandingkan dengan di

udara. Oleh karena itu, kecepatan kehilangan panas ke air biasanya lebih

besar daripada kecepata kehilangan panas di udara.

Jadi, dr. Belagak berenang saat cuaca panas untuk mengurangi atau

menghilangkan panas yang dirasakan oleh tubuhnya sehingga tubuh dr.

Belagak bisa kembali normal.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: Skenario a Blok 6

Anonim.Flatulensi. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=479&idktg=7&idobat=&UID= 20080428173720125.161.48.165. (28 April 2008)

Ganong, William F. Review of Medical Physiology. 2001. USA: McGraw-Hill

Guyton, Arthur C & John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 1997. Jakarta: EGC

Silverthorn, Dee Unglaub. Human Physiology: An Integrated Approach. USA: Prentice Hall

Wiliarsih, Sefti. Lapar & Kenyang. http://akuasih.wordpress.com/2008/02/24/rasa-lapar/. (28 April 2008)

http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/pola-makan-1.html

19