pengaruh electronic word of mouth nilai terhadap keputusan …
TRANSCRIPT
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408
197
PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN PERSEPSI
NILAI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA SITUS LAZADA
Oleh: 1Trinik Susmonowati,
2Husnul Khotimah
Fakultas Ilmu Administrasi Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
(Jl Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat)
Email: [email protected],
ABSTRACT
As technology develops, people begin to change their lifestyle in shopping transactions
that previously had to go out of home to buy necessities, nowadays only need gadgets that
have internet networks to shop through online markets. This study aims to determine the
effect of Electronic Word of Mouth and perceived value on purchasing decisions on
Lazada. The population in this research is all North Jakarta people who have made a
purchase through the Lazada with total sample 150 respondent. The data collection
techniques in this study were nonprobability sampling techniques with accidental sampling
techniques. This study used a quantitative approach and questionnaires as a primary data.
Testing the hypothesis in this study using a single linear regression and multiple linear
regression using software spss 24. The results showed that there was a positive and
significant effect between electronic word of mouth regarding purchasing decisions on
Lazada. There is a positive and significant effect between perceived values of purchasing
decisions on Lazada. And together there is a positive and significant effect between
electronic word of mouth and perceived value of purchasing decisions on the Lazada at
53.9% while the remaining 46.1% is determined by other variables not included in this
study.
Keyword: Electronic Word of Mouth, Perceived Value, Purchasing Decisions.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi
mengalami kemajuan yang pesat,
Kehadiran teknologi internet memberi
manfaat komunikasi tanpa batasan pada
pengguna internet. Menurut Asosiasi
Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia
(APJII) menyebutkan penetrasi pengguna
internet di Indonesia pada tahun 2018
telah mencapai angka 143,26 juta jiwa,
atau setara dengan 54,7% populasi
Indonesia. Dari angka tersebut, 79% di
antaranya merupakan pengguna aktif
yang mengakses internet setiap hari.
Banyaknya jumlah pengguna
internet yang dihadapkan dengan
kecanggihan teknologi membuat
beberapa kalangan mengubah kebiasaan
hidup mereka dalam berbelanja.
Masyarakat modern mulai meninggalkan
cara berbelanja secara tradisional dan
beralih pada model belanja yang lebih
efektif dan efisien seperti online
shopping. Dimulai dari produk yang
paling diminati di pasaran hingga produk
yang sulit untuk didapatkan kini telah
tersedia.
Berdasarkan hasil riset statista
(https://databoks.katadata.co.id), setiap
tahun nilai transaksi e-Commerce
Indonesia mengalami kenaikan pada
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408
198
tahun 2016 tercatat 5.8 Miliar US$, tahun
2017 tercatat 7.1 Miliar US$, dan pada
tahun 2018 tercatat 8.6 Miliar US$.
Melihat kondisi masyarakat saat ini
perusahaan mulai berlomba-lomba untuk
mengembangkan strategi bisnis mereka
untuk masuk ke dunia digital. Salah satu
cara untuk mengembangkan bisnis yang
dimiliki yaitu dengan cara mengetahui
kebutuhan dan keinginan konsumen atau
pasar serta memberikan kepuasan yang
diharapkan oleh konsumen. Dalam hal ini
strategi-strategi sangatlah penting.
E-WOM (Electronic Word of
Mouth) adalah salah satu cara promosi
yang digunakan oleh perusahaan. Ketika
seseorang konsumen merasa puas dalam
membeli/memakai jasa atau produk di
suatu tempat, ia cenderung akan
membagikan pengalamannya tersebut
kepada orang lain. Saluran komunikasi
melalui internet ini bukan saja menjadi
metode promosi yang efektif karena
dapat menjadi iklan perusahaan,
melainkan juga metode ini tidak
membutuhkan biaya yang besar karena
melalui pelanggan yang puas, rujukan
atau referensi terhadap produk/jasa
perusahaan akan lebih mudah tersebar
kepada konsumen-konsumen lainnya. E-
WOM sekarang dianggap sebagai faktor
yang paling dominan yang
mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Hal ini serupa dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh
Novita sari, dkk (2016) dengan judul
“Pengaruh Electronic Word of Mouth
Terhadap Keputusan Pembelian Pada
Toko Online Bukalapak.com”. hasil
penelitian menunjukkan bahwa
Electronic Word of Mouth berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Lazada adalah situs belanja online
yang menawarkan berbagai macam jenis
produk, mulai dari elektronik, buku,
mainan anak dan perlengkapan bayi, alat
kesehatan dan produk kecantikan,
pakaian, peralatan rumah tangga, serta
perlengkapan traveling dan olahraga.
Berdasarkan uraian diatas ada
fenomena yang terjadi yaitu adanya
kenaikan jumlah pengguna internet di
Indonesia setiap tahun mengalami
peningkatan, meningkatnya pembelian
masyarakat Indonesia secara online yang
ditunjukkan dengan hasil riset statista
yang menunjukkan terjadinya kenaikan
penjualan ritel e-commerce di Indonesia,
dan penurunan jumlah kunjungan pada
situs Lazada. Dari latar belakang
tersebut, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut tentang faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian
yang terjadi di situs Lazada. penulis akan
menuangkannya ke dalam penelitian
yang berjudul “Pengaruh Electronic
Word of Mouth dan Persepsi Nilai
Terhadap Keputusan Pembelian Pada
Situs Lazada”.
Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mempermudah penelitian
dikarenakan adanya keterbatasan dana
dan waktu maka penulis akan membatasi
ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup
dan batasan masalah pada penulisan ini
yaitu pada Electronic Word of Mouth,
persepsi nilai dan keputusan pembelian
pada situs online Lazada di Jakarta Utara.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh
Electronic Word of Mouth terhadap
keputusan pembelian pada situs
Lazada.
2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi
nilai terhadap keputusan pembelian
pada situs Lazada.
3. Untuk menganalisis pengaruh
Electronic Word of mouth dan
persepsi nilai terhadap keputusan
pembelian pada situs Lazada.
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:
199
KAJIAN LITERATUR
Pengertian Administrasi Bisnis
Menurut Harbani Pasolong
(2011:3) menyatakan bahwa
Administrasi adalah usaha untuk
mencapai hasil secara efektif, efisien dan
berdaya guna. Sedangkan pengertian
administrasi yang dikemukakan oleh
Daryanto (2011:7) yaitu administrasi
ialah aktifitas-aktifitas untuk mencapai
suatu tujuan, atau proses
penyelenggaraan kerja untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pemasaran Menurut Kotler & Armstrong
dalam Abdurrahman (2015:2) pemasaran
didefinisikan sebagai suatu fungsi
organisasi dan seperangkat proses yang
menciptakan, mengkomunikasikan dan
menyampaikan pada pelanggan dan
untuk mengelola kerelasian pelanggan
untuk mencapai benefit bagi organisasi.
Menurut Hasan (2013:4)
“Pemasaran adalah proses
mengidentifikasi, menciptakan dan
mengkomunikasikan nilai, serta
memelihara hubungan yang memuaskan
pelanggan untuk memaksimalkan
keuntungan perusahaan.
Menurut Stanton dalam Sunyono
(2015:191) pemasaran adalah suatu
sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, promosi dan
mendistribusikan barang-barang yang
dapat memuaskan keinginan dan
mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan.
Pengertian E-Commerce E-commerce merupakan suatu
istilah yang sering digunakan atau
didengar saat ini yang berhubungan
dengan internet, dimana tidak seorang
pun yang mengetahui jelas pengertian
dari e-comerece tersebut.
Menurut Jony Wong (2010:33)
pengertian dari electronic commerce
adalah pembelian, penjualan dan
pemasaran barang serta jasa melalui
sistem elektronik. Seperti radio, televisi
dan jaringan computer atau internet.
Berikut ini terdapat empat jenis e-
commerce berdasarkan karaktristik nya
menurut Kotler & Armstrong (2012):
Business to Business (B2B), Business to
Consumer (B2C), Consumer to
Consumer (C2C), Consumer to Business
Pengertian Word of Mouth
Menurut WOMMA (Word of
Mouth Marketing Association) dikutip
oleh Ratna Dwi Kartika Sari (2012) Word
of Mouth adalah suatu aktifitas di mana
konsumen memberikan informasi
mengenai suatu merek atau produk
kepada konsumen lain.
Menurut Kotler dan Armstrong
(2014:258) Word of Mouth sebagai suatu
komunikasi personal tentang produk
diantaranya pembeli dan orang-orang di
sekitarnya. Word of Mouth merupakan
bentuk promosi yang paling efektif.
Pelanggan yang terpuaskan akan menjadi
juru bicara produk perusahaan secara
lebih efektif dan meyakinkan
dibandingkan dengan iklan dalam jenis
apapun.
Jenis-jenis Word of Mouth
Menurut Sernovitz dalam Sumardi
(2011:68), Word of Mouth terdiri dari dua
jenis, yaitu:
1) Organic Word of Mouth adalah
pembicaraan yang bersemi secara
alami dari kualitas positif dan
perusahaan anda.
2) Amplified Word of Mouth adalah
pembicaraan yang dimulai oleh
kampanye yang disengajakan untuk
membuat orang-orang berbicara.
Electronic Word Of Mouth (EWOM) Menurut Henning-Thurau et al.
dalam Donni juni priansa (2018:351)
menyatakan bahwa electronic word of
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408
200
mouth merupakan pernyataan negative
atau positif yang dibuat oleh konsumen
aktual, potensial, atau konsumen
sebelumnya yang membicarakan
mengenai produk atau perusahaan dan
informasi ini tersedia bagi orang-orang
ataupun institutsi melalui media internet.
Electronic word of mouth dianggap
menjadi evolusi dari komunikasi
tradisional tatap muka sehingga menjadi
lebih modern dengan bantuan
cyberspace, atau sebuah media elektronik
dalam jaringan computer yang banyak
dipakai untuk keperluan komunikasi satu
arah maupun timbal-balik secara online.
Perbedaan word of mouth tradisional
dengan Electronic Word of Mouth
(EWOM)
Perbedaan antara word of mouth
tradisional dengan Electronic Word of
Mouth (EWOM) antara lain sebagai
berikut:
1. Word of Mouth (WOM) dilakukan
dengan bertatap muka secara
langsung, sedangkan Electronic Word
of Mouth (EWOM) secara online.
Adanya kemajuan teknologi merubah
jenis komunikasi langsung dengan
tatap muka menjadi komunikasi pada
dunia maya.
2. Word of mouth (WOM) dilakukan
secara terbatas sedangakan Electronic
Word of Mouth (EWOM)
aksesbilitasnya tinggi. Electronic
Word of Mouth (EWOM) dapat
menjangkau semua orang yang
mengakses internet.
3. Electronic Word of Mouth (EWOM)
memungkinkan pengguna website
mengembangkan hubungan virtual
dengan konsumen ataupun kelompok
lain.
4. Electronic Word of Mouth (EWOM) di
posting atau diakses anonim secara
online ataupun orang yang tidak
dikenal, sedangkan word of mouth
(WOM) tradisional memiliki tingkat
kredibilitas yang tinggi, percakapan
langsung dengan orang yang dikenal.
5. Tingkat kepercayaan penerima
informasi word of mouth (WOM) lebih
tinggi karena didukung dengan bahasa
tubuh dan intonasi suara, sedangkan
Electronic Word of Mouth (EWOM)
tidak.
Persepsi Nilai Menurut Kotler & Keller
(2016:216) persepsi nilai konsumen
adalah selisih antara penilaian pelanggan
prospektif atas semua manfaat dan biaya
dari suatu penawaran terhadap
alternatifnya. Jadi, produk dikatakan
memiliki nilai yang tinggi jika sesuai
dengan kebutuhan, keinginan, dan
permintaan pelanggan. Menurut Durianto
(2014:69) menyatakan ada 5 dimensi
yang dapat menjadi penggerak utama
pembentukan persepsi nilai terkait
dengan kepuasan pelanggan, adalah:
Kualitas, harga, layanan, hubungan
emosional, kemudahan.
Persepsi nilai atau perceived value
suatu produk akan menjadi pertimbangan
konsumen dalam menentukan produk
mana yang akan dibeli. Jika persepsi nilai
suatu produk tinggi maka konsumen akan
tertarik untuk membeli produk tersebut.
Untuk menghasilkan persepsi nilai atau
perceive value yang tepat bagi
konsumen, perusahan hendaknya
memperhitungkan kriteria evaluasi
kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan.
Keputusan Pembelian Menurut Buchari Alma (2014:96),
“keputusan pembelian adalah suatu
keputusan konsumen yang dipengaruhi
oleh ekonomi keuangan, teknologi,
politik, budaya, produk, harga, lokasi,
promosi, physical evidence, people dan
process. Sehingga membentuk suatu
sikap pada konsumen untuk mengelola
segala informasi dan mengambil
kesimpulan berupa respons yang muncul
produk apa yang akan dibeli. Menurut
Kotler dan Keller (2016:195)
mengemukakan keputusan pembelian
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:
201
memiliki indikator sebagai berikut :
Pilihan produk, pilihan merek, pilihan
tempat penyalur, jumlah pembelian atau
kuantitas, waktu pembelian, metode
pembayaran.
Proses Keputusan Pembelian
Proses keputusan pembelian pasti
akan melalui beberapa tahap yang
dilakukan oleh konsumen. Tahap-tahap
tersebut yang akan menghasilkan
keputusan apakah membeli atau tidak,
dan setelah membeli apakah konsumen
akan puas atau tidak, jika puas konsumen
akan melakukan pembelian ulang atau
jika tidak puas, kosumen akan beralih ke
barang atau jasa lain yang sejenis
Menurut Thamrin Abdullah, dkk
(2012:129), “Konsumen akan melawati
lima tahap dalam proses pembelian:
pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku purna beli”.
Berikut merupakan lima tahap proses
pembelian konsumen :
Model Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Thamrin Abdullah,dkk (2012:129)
Kerangka Teori
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiono (2016:2), Metode kuantitatif
adalah pendekatan ilmiah yang
memandang suatu realitas itu dapat
diklarifikasikan, konkrit, teramati dan
terukur, hubungan variabelnya bersifat
sebab akibat dimana data penelitiannya
berupa angka-angka dan analisisnya
menggunakan statistik. Dalam hal ini,
peneliti menggunakan survey dengan
kuesioner yang disebar untuk
mendapatkan data primer.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang mutlak sangat
diperlukan dalam setiap penelitian,
karena data merupakan segala fakta atau
jangka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun hasil penelitian. Bila dilihat
dari segi cara atau teknik pengumpulan
data, maka teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data primer yang efisien
dengan cara merumuskan seperangkat
pertanyaan tertulis sesuai dengan
variabel – variabel yang akan diukur
untuk dijawab responden. Kuesioner
ini menggunakan skala pengukuran
skala likert dengan penilaian sebagai
berikut : Tabel 1
Skor Penilaian
2. Penelitian Kepustakaan (Library
Research)
Studi kepustakaan dilakukan untuk
memperoleh data sekunder dengan
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408
202
cara mempelajari, meneliti dan
mengkaji beberapa buku literatur,
jurnal, makalah, situs, web, dan
penelitian-penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan permasalahan
yang sedang diteliti dan selanjutnya
diolah kembali. Studi kepustakaan ini
bertujuan untuk memperoleh sebanyak
mungkin teori yang diharapkan akan
dapat menunjang data yang
dikumpulkan.
Teknik Sampling
Populasi dan Sampel
a. Populasi
Dalam penelitian ini yang dijadikan
populasi adalah Mayarakat yang ada
di wilayah Jakarta utara yang pernah
melakukan pembelian minimal 2 kali
transaksi pada situs Lazada yang
jumlahnya tidak bisa dipastikan atau
selalu berubah-ubah (infinit).
b. Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan
sampel dilakukan dengan
pertimbangan populasi yang ada
jumlahnya tidak diketahui atau
sering berubah sehingga metode
yang sesuai dengan penelitian ini
menggunakan pendapat dari
Hair.et.al (2010:112), maka
diperoleh hasil perhitungan sampel
sebagai berikut:
Jumlah sampel = 30 x 5 = 150
sampel
Jadi untuk sampel yang diambil
dalam penelitian ini ada 150 orang
pelanggan Lazada yang pernah
melakukan transaksi atau membuat
keputusan pembelian minimal 2 kali
di wilayah Jakarta utara.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh penulis dalam
penelitian ini adalah data yang bersifat
kuantitatif. Analisis secara kuantitatif
dengan bantuan alat statistik, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan alat
bantu statistik software SPSS versi 24.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari hasil pengisian kuesioner
melalui goggle form yang terdiri dari
beberapa pernyataan-pernyataan
indikator yang diukur dengan
menggunakan skala ordinal berdasarkan
skala Likert
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Untuk mencari validitas instrumen,
peneliti melakukan uji product
moment dari pearson. Bila korelasi
antar skor item pertanyaan dengan
skor total ini signifikan menurut
statistik, maka dapat dikatakan alat
ukur tersebut adalah valid. Berikut
rumus korelasi product moment.
r = n ∑xy- (∑x)(∑y)
√ (n ∑x2 – (∑y2) – (∑y)2)
Dimana :
r = korelasi antara variabel X dengan Y
X = variabel X
Y = variabel Y
Kriteria penilaian uji validitas adalah:
1) Apabila Signifikan variabel >
Signifikan 0,05, maka kusioner
tersebut tidak valid.
2) Apabila Signifikan variabel <
Signifikan 0,05, maka kuesioner
tersebut dikatakan valid.
b. Uji Reabilitas
Cara yang digunakan untuk
menguji reliabilitas kuesioner
dalam penelitian ini dengan uji
statistic Cronbach. Apabila hasil
koefisien α (Alpha) lebih besar dari
taraf signifikansi 60% atau 0,600
maka kuesioner tersebut reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:
203
normalitas, uji multikolonieritas dan
uji heteroskedestisitas.
3. Analisis Deskriptif
Data-data yang diperoleh melalui
kegiatan penelitian ini kemudian di
sederhanakan kedalam bentuk
keterangan yang lebih mudah
diinterpretasikan. Untuk
menyederhanakan data-data
tersebut,peneliti menggunakan rumus.
Rumus yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rumus Weigh
Means Score (WMS):
Keterangan :
M : Memperoleh Angka Penafsiran
f : Frekuensi
x : Pembobotan
n : Jumlah Responden
Besarnya interval penilaian =
diinginkanyangkriteria
terkecilbobotterbesarbobot
Besarnya interval penilaian =
Maka tingkatan kategori jawaban yang
diperoleh untuk variabel adalah
sebagai berikut :
1) Sangat Tidak Baik : 1,00 – 1,79
2) Tidak Baik : 1,80 – 2,59
3) Cukup Baik : 2,60 – 3,39
4) Baik : 3,20 – 4,19
5) Sangat Baik : 4,20 – 5,00
4. Uji Hipotesis
a. Uji Analisis Regresi
Analisis regresi sederhana digunakan
untuk mengetahui masing-masing
pengaruh variabel bebas pertama
yaitu, Electronic Word of Mouth (X1)
terhadap keputusan pembelian (Y),
dan variabel kedua adalah Persepsi
Nilai (X2) terhadap Keputusan
Pembelian (Y). Analisis regresi
berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel
terikat yaitu pengaruh electronic word
of mouth (X1) dan persepsi nilai (X2)
terhadap keputusan pembelian (Y).
Model hubungan variabel-variabel
tersebut dapat disusun dalam fungsi
atau persamaan sebagai berikut
(Sugiyono, 2010:275):
Ket : Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta dari keputusan regresi
b = Koefisien regresi
b1 = Koefisien regresi variabel X1
(EWOM)
b2 = Koefisien regresi variabel X2
(Persepsi Nilai)
X1 = E-wom
X2 = Persepsi Nilai
b. Uji Korelasi (R) Analisis korelasi digunakan untuk
melihat hubungan antara variabel
Electronic Word of Mouth (X1),
persepsi nilai (X2) dan keputusan
pembelian. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknis korelasi
tata jenjang atau sering disebut dengan
uji korelasi spearman rank.
Selanjutnya untuk mengetahui
keeratan atau derajat hubungan antara
Electronic Word of Mouth (X1),
persepsi nilai (X2) dengan keputusan
pembelian (Y), dapat diukur dengan
menggunakan rumus Spearman
melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408
204
Dimana :
ρ = koefisien korelasi Spearman Rank
Σ = notasi jumlah
bi = perbedaan rangking antara pasangan
data
n = banyaknya pasangan data
Koefisien korelasi menunjukan
seberapa besar hubungan yang terjadi
antara dua variabel. Menurut Sugiyono
(2012:231) pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai
berikut: Tabel 2
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
c. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Analisis R² (R square) atau koefisien
determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar presentase
sumbangan pengaruh variabel
independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara
nol sampai satu (0-1). Jika nilai R²
mendekati 1 (satu) maka dapat
dikatakan semakin kuat model
tersebut dalam menerangkan variabel
independen terhadap variabel
dependen. Sebaliknya, jika R²
mendekati 0 (nol) maka semakin
lemah variasi variabel indepeden
menerangkan variabel dependen
(Priyatno, 2012:55). Koefisien
determinasi dengan rumus :
Keterangan : r = koefisien korelasi
pearson
d. Uji t (Parsial)
Uji t (Parsial) digunakan untuk
mengetahui apakah pengaruh masing
masing variabel bebas terhadap
variabel terikat apakah bermakna atau
tidak. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan antara nilai thitung
masing-masing variabel bebas dengan
nilai ttabel dengan derajat kesalahan
5%dalam arti (α = 0,05). Apabila nilai
thitung > ttabel, maka variabel bebasnya
memberikan pengaruh bermakna
terhadap variabel terikat (Agus Tri
Basuki & Nano Prawoto, 2016:88).
Uji t (parsial) ini dapat diperoleh
dengan rumus sebagai berikut:
Kriteria pengujian hipotesis secara parsial
adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh variabel E-wom terhadap
variabel keputusan pembelian.
Tidak terdapat pengaruh
antara variabel Electronic Word of
Mouth terhadap variabel keputusan
pembelian secara parsial.
Terdapat pengaruh antara
variabel Electronic Word of Mouth
terhadap variabel keputusan
pembelian secara parsial.
2) Pengaruh variabel persepsi nilai
terhadap variabel keputusan
pembelian.
Tidak terdapat pengaruh
antara variabel persepsi nilai
terhadap variabel keputusan
pembelian secara parsial.
Terdapat pengaruh antara
persepsi nilai terhadap keputusan
pembelian secara parsial.
e. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah seluruh variabel bebasnya
secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap
variabel terikat. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan fhitung dengan
ftabel pada derajat kesalahan 5% dalam
arti (α = 0,05). Apabila nilai fhitung >
dari nilai Ftabel, maka berarti variabel
bebasnya secara bersama-sama
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:
205
memberikan pengaruh yang bermakna
terhadap variabel terikat atau hipotesis
pertama sehingga dapat diterima.
Pengujian dilakukan Hipotesis
pengujian secara statistik adalah:
1) Dasar pengambilan keputusan
dengan menggunakan angka
probabilitas signifikan, yaitu:
a. Apabila probabilitas
signifikansi > 0.05, maka
diterima dan ditolak, maka
tidak terdapat pengaruh secara
bersama-sama Electronic Word
of Mouth dan Persepsi nilai
terhadap keputusan pembelian.
b. Apabila probabilitas
signifikansi < 0.05,
maka ditolak dan
diterima, terdapat pengaruh
secara bersama-sama
Electronic Word of Mouth dan
persepsi nilai terhadap
keputusan pembelian
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Objek Penelitian
Lazada Indonesia diluncurkan pada
bulan maret 2012 dan berkembang pesat
hingga saat ini. Lazada merupakan
destinasi belanja dan berjualan online
nomor satu di Asia Tenggara – hadir di
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
Thailand dan Vietnam. Sebagai pelopor
ekosistem eCommerce di Asia Tenggara,
melalui platform marketplace yang
didukung oleh berbagai macam layanan
pemasaran yang unik, layanan data, dan
layanan jasa lain, Lazada telah membantu
lebih dari 135.000 penjual lokal dan
internasional, serta 3.000 brand untuk
melayani 560 juta konsumen di kawasan
Asia Tenggara. Dengan lebih dari 300
juta SKU yang tersedia.
Lazada merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang layanan jual beli
online dan ritel e-commerce, Lazada
sebagai perusahaan yang bergerak
dibidang ritel e-commerce di Indonesia
berharap dapat memberikan kemudahan
bagi masyarakat dalam membeli berbagai
macam jenis produk dari berbagai
kategori.
Lazada tak hanya berfungsi sebagai
marketplace semata, namun juga
memiliki affiliate program atau kemitraan
kerja sama antara penjual dan pemasar
memalui website. Umumnya para
pemasar akan mendapatkan link khusus
yang telah dilengkapi oleh
tracking/pelacak. Bahkan dalam setiap
transaksinya akan terdeteksi oleh sistem
afiliasi penjual.
Profil Responden
Jumlah responden dalam penelitian
ini sebanyak 150 responden yang
merupakan masyarakat Jakarta utara yang
pernah melakukan pembelian di situs
Lazada Indonesia.
Berdasarkan rekapan data dari 150
responden, dapat dilihat bahwa
responden yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 59 responden (39.9%) dan
perempuan berjumlah 91 responden
(60.7%). Usia responden di bawah 17
tahun berjumlah 2 responden (1,3%), usia
antara 17 sampai 21 tahun berjumlah 21
responden (14%), usia antara 22 sampai
dengan 25 tahun berjumlah 64 responden
(42.7%), usia antara 26 sampai dengan 30
tahun berjumlah 24 responden (16 %),
dan usia diatas 30 tahun berjumlah 39
responden (26%). Berdasarkan pekerjaan,
responden yang masih berstatus pelajar
berjumlah 5 responden (3.3%), responden
yang berstatus mahasiswa/mahasiswi
berjumlah 40 responden (26.7%),
responden yang bekerja sebagai pegawai
negeri/swasta berjumlah 65 responden
(43.3%), responden yang bekerja sebagai
Ibu rumah tangga berjumlah 17
responden (11.3%), dan responden yang
bekerja lain-lain diluar pelajar,
mahasiswa/I, pegawai negeri/swasta, Ibu
rumah tangga berjumlah 23 responden
(15.3%).
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408
206
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 1
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil olah data SPSS 24
Berdasarkan gambar diatas dapat
dilihat bahwa nilai residual berdistribusi
normal hal ini ditunjukan dengan adanya
titik yang menyebar sekitar garis dan
mengikuti garis diagonal.
b. Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan alat statistik Tolerance dan
VIF (Variance Inflantion Factor) untuk
menguji ada tidaknya gangguan
multikolinearitas. Jika tolerance > 0,1
dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Hasil olah data SPSS 24
Berdasarkan tabel diatas,
menunjukkan nilai tolerance untuk
variabel electronic word of mouth
(EWOM) dan persepsi nilai (PN) adalah
0,528, dengan demikian nilai tolerance
0,528 > 0,1, sementara nilai VIF untuk
variabel X1 dan X2 adalah 1.894, dengan
demikian nilai VIF 1,894 < 10,00. Maka
mengacu pada bagian dasar pengambilan
keputusan dalam uji multikolinearitas
dimana jika Tolerance > 0,1 dan VIF <
10 maka data dalam penelitian ini tidak
terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam uji Heteroskedastisitas
menggunakan scatterplots regresi.
Dengan pengambilan kesimpulan jika
titi-titik menyebar di atas atau dan di
bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak
membentuk suatu pola tertentu maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil olah data SPSS 24
Berdasarkan Gambar diatas,
menunjukkan bahwa nilai residual
terstandarisasi dengan nilai prediksi
terstandarisasi tidak membentuk suatu
pola tertentu.
Analisis Deskriptif
a. Hasil Rekapitulasi skor variabel
Electronic Word of Mouth
Berdasarkan hasil analisa yang
ditabulasi, berikut adalah rekapitulasi
indikator untuk variabel Electronic
Word of Mouth (X1).
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:
207
Tabel 3
Rekapitulasi skor variabel Electronic Word of
Mouth
Sumber: Kuisioner penelitian diolah
Berdasarkan tabel IV.16, hasil dari
rekapan diatas adalah, nilai prediksi skor
rata-rata sebesar 3,85 dan bila di
konsultasikan dengan kriteria kategori,
maka skor 3,85 berada pada rentang
dengan kategori “3,20 – 4,19” jadi
Electronic Word of Mouth pada situs
Lazada dinilai “Baik”.
b. Hasil Rekapitulasi Skor Variabel
Persepsi Nilai
Tabel 4
Rekapitulasi Skor Variabel Persepsi Nilai (X2)
Sumber: Kuisioner penelitian diolah
Berdasarkan tabel 4, nilai prediksi
skor rata-rata sebesar 4,03 dan bila di
cocokkan dengan kriteria kategori, maka
skor 4,03 berada pada rentang “3,20 -
4,19” maka persepsi nilai pada situs
Lazada dikategorikan “Baik”.
c. Hasil Rekapitulasi Skor Variabel
Keputusan Pembelian
Tabel 5
Rekapitulasi Skor Variabel Keputusan Pembelian
(Y)
Sumber: Kuisioner penelitian diolah
Berdasarkan tabel diatas, nilai
prediksi/interprestasi skor rata-rata
sebesar 3,88 dan bila di konsultasikan
dengan kriteria kategori, maka skor 3,88
berada pada rentang “3,20 - 4,19” dengan
kategori “Baik” Keputusan pembelian
pada situs Lazada “Baik”.
Uji Hipotesis
Hipotesis menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan
secara stimultan electronic word of
mouth (X1) dan persepsi nilai (X2)
terhadap keputusan pembelian pada situs
Lazada. Pengujian hipotesis ketiga
menggunakan analisis regresi berganda
yang diperoleh dengan bantuan program
software SPSS 24 yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408
208
Tabel 6
Hasil regresi linier berganda antara electronic
word of mouth (EWOM) dan persepsi nilai (PN)
terhadap keputusan pembelian
Sumber : Hasil oleh data SPSS 24
Berdasarkan table diatas, diketahui
hasil perhitungan besar regresi electronic
word of mouth(EWOM) (X1) sebesar
0,378, persepsi nilai(PN) (X2) sebesar
0,553 dan bilangan konstanta (α) sebesar
17,435 yang disusun dalam persamaan
garis regresi linier berganda sebagai
berikut:
Y = 17,435+0,378X1+0,553X2
Persamaan regresi di atas memiliki
pengertian sebagai berikut:
1) Nilai α sebesar 17,435 merupakan
konstanta atau keadaan saat variabel
keputusan pembelian atau (Y) belum
dipengaruhi oleh variabel lainnya
yaitu variabel electronic word of
mouth (EWOM) (X1) dan keputusan
pembelian (X2). Jika semua variabel
independen tidak ada maka keputusan
pembelian tidak akan mengalami
perubahan.
2) b1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar
0,378 menunjukkan bahwa variabel
electronic word of mouth(EWOM)
mempunyai pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian, yang berarti
setiap kenaikan 1 satuan variabel
keputusan pembelian electronic word
of mouth akan mempengaruhi
keputusan pembelian sebesar 0,378
dengan asumsi bahwa variabel lainnya
yang tidak diteliti dalam penelitian ini
adalah konstan atau tetap.
3) b2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar
0,553 menunjukkan bahwa variabel
persepsi nilai (PN) mempunyai
pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian, yang berarti setiap
kenaikan 1 satuan variabel persepsi
nilai akan mempengaruhi keputusan
pembelian sebesar 0,553 dengan
asumsi bahwa variabel lainnya yang
tidak diteliti dalam penelitian ini
adalah konstan atau tetap.
Tabel 7
Hasil Koefisien Determinasi electronic word of
mouth (EWOM) dan persepsi nilai (PN) terhadap
keputusan pembelian
Sumber : Hasil olah data SPSS 24
Berdasarkan diatas, hasil
perhitungan diperoleh nilai korelasi (r)
sebesar 0,734 yang berarti tingkat
hubungan antar varaibel electronic word
of mouth (X1) dan persepsi nilai (X2)
terhadap keputusan pembelian pada situs
Lazada termasuk pada tingkat hubungan
yang kuat (0,734). Dari tabel diatas dapat
dilihat bahwa nilai R square
menunjukkan nilai 0,539 atau 53,9%
dimana hal ini menunjukkan bahwa
secara simultan besarnya kualitas
electronic word of mouth dan persepsi
nilai tehadap keputusan pembelian
pelanggan dengan hasil 53,9% sedangkan
sisanya 46,8% ditentukan oleh variabel
lainnya yang tidak ikut dihitung dalam
penelitian ini.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh electronic word of mouth
terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan, hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara
electronic word of mouth (X1)
terhadap keputusan pembelian (Y)
sebesar 0,393 atau 39,3%.
Kesimpulan yang dapat diambil
adalah electronic word of mouth
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:
209
berpengaruh positif dan signifikan
sebesar 39,3% terhadap keputusan
pembelian pada situs Lazada.
Kesimpulan tersebut sesuai dengan
kerangka teori penelitian bahwa
electronic word of mouth merupakan
salah satu faktor dalam meningkatkan
keputusan pembelian. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Sisca Eka Fitria & I Made
Dwijannanda (2016) dimana
electronic word of mouth berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan
pembelian. Jika perusahaan memiliki
electronic word of mouth yang positif
di kalangan masyarakat, maka akan
semakin meningkatkan antusiasme
calon konsumen lain untuk ikut
membeli produk atau jasa yang
diberikan oleh perusahaan.
2. Pengaruh persepsi nilai terhadap
keputusan pembelian Berdasarkan
penelitian yang sudah dilakukan, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara persepsi nilai (X2)
terhadap keputusan pembelian (Y).
Pengaruh persepsi nilai (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y) sebesar
0,502 atau 50,2%. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah persepsi nilai
berpengaruh positif dan signifikan
sebesar 50,2% terhadap keputusan
pembelian pada situs Lazada.
Kesimpulan tersebut sesuai dengan
kerangka teori penelitian bahwa
persepsi nilai merupakan salah satu
faktor dalam meningkatkan keputusan
pembelian. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Tesalonika Tiffany
Tilaar, et. al. (2017) dimana variable
persespi nilai berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Semakin tinggi persepsi nilai
barang/jasa bagi konsumen semakin
tinggi keinginan seseorang untuk
memakai jasa/ memiliki barang
tersebut.
3. Pengaruh Electronic Word of Mouth
dan Persepsi Nilai Terhadap
Keputusan Pembelian
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara simultan terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara
electronic word of mouth (X1) dan
persepsi nilai (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y). Pengaruh
electronic word of mouth dan persepsi
nilai secara simultan terhadap
keputusan pembelian sebesar 0,539
atau 53,9% variabel keputusan
pembelian pada situs Lazada
dipengaruhi oleh kedua variabel
bebas tersebut. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah electronic word
of mouth dan persepsi nilai secara
simultan berpengaruh positif dan
signifikan sebesar 53,9% terjadap
keputusan pembelian di Lazada,
sedangkan sisanya sebesar 46,1%
ditentukan oleh variable lainnya yang
tidak ikut dihitung dalam penelitian
ini seperti harga, kualitas pelayanan,
promosi, reting dan lain-lain. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian terdahulu menurut Ansir
Launtu (2018), Nur Laily Hidayati
(2018), Kurnia Ariyanti & Sri Setyo
Iriani (2014), dan Jorge Matute
(2016) yang menerangkan bahwa
electronic word of mouth dan persepsi
nilai merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keputusan
pembelian. Jika perusahaan mampu
menciptakan electronic word of
mouth yang positif di kalangan
masyarakat maka akan meningkatkan
jumlah pembelian terhadap
perusahaan tersebut. Demikian juga
dengan persepsi nilai, persepsi
menurut setiap orang berbeda-beda
dalam hal ini perusahaan harus
mampu memberikan persepsi nilai
yang tinggi terhadap produk/jasa yang
diberikan perusahaan dibandingkan
dengan pengorbanan dan biaya yang
harus dikeluarkan konsumen sehingga
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408
210
akan meningkatkan keputusan
pembelian.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
electronic word of mouth dan persepsi
nilai terhadap keputusan pembelian pada
situs Lazada maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan electronic word of
mouth tehadap keputusan
pembelian pada situs Lazada
sebesar 39,3%.
2. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan persepsi nilai terhadap
keputusan pembelian pada situs
Lazada sebesar 50,2%.
3. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan electronic word of
mouth dan persepsi nilai terhadap
keputusan pembelian pada situs
Lazada sebesar 53,9% sedangkan
sisanya sebesar 46,1% ditentukan
oleh variabel lainnya yang tidak
ikut dihitung dalam penelitian ini.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas,
maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Lazada harus meningkatkan
pemasarannya salah satunya dengan
cara memperbanyak diskon untuk
menarik lebih banyak konsumen, dan
sering melakukan gratis ongkos
kirim, jika hal ini dilakukan maka
banyak masyarakat yang tertarik
untuk mencari informasi mengenai
situs Lazada dan
merekomendasikannya kepada orang
lain.
2. Harga produk harus bisa bersaing
dengan kompotitor, dan kualitas
pelayanan harus lebih ditingkatkan
lagi seperti pelayanan customer
service tentang keluhan pelanggan
harus cepat respon, proses
pengembalian barang yang salah
kirim atau rusak harus lebih
dipermudah dan lebih menyaring para
penjual (pelapak) agar konsumen
terlindungi dari akun penjual yang
tidak amanah.
3. Pihak Lazada harus lebih
memperhatikan kualitas semua
produk yang di jual di LazMall,
karena yang menjadi ciri khas dari
Lazada adalah berbelanja menjadi
mudah melalui mall online yang ada
di Lazada.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin, dkk. 2012.
Manajemen Pemasaran. Depok: PT
RajaGrafindo Persada
Abdurrahman, N.H. 2015. Manajemen
Strategi Pemasaran, Bandung: CV.
Pustaka Setia
Ali, Hasan. 2013. Marketing. Cetakan
pertama, Pressdindo Yogyakarta.
Alma, Buchory., dan Saladin, Djaslim.
2010. Manajemen Pemasaran :
Ringkasan Praktis, Teori, Aplikasi
dan Tanya Jawab. Bandung: CV.
Linda Karya.
Anggara, Sahya, 2012, Ilmu Administrasi
Negara. Bandung. CV Pustaka
Setia.
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Buchari, Alma. 2009. Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa,
Cetakan kedelapan, Bandung:
Alfabeta.
Basuki, Agus Tri & Nano Prabowo,
2016. Analisis Regresi Dalam
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:
211
Penelitian Ekonomi & Bisnis.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Daryanto. 2011. Manajemen Pemasaran.
Bandung: PT Sarana Tutorial
Nurani Sejahtera.
Durianto, Darmadi, 2011, Strategi
Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek,
cetakan XX, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Ferrinadwi, Erna. 2010. Merek &
psikologi Konsumen. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Jony Wong. 2010. Internet Marketing for
Beginners. PT Elex Media
Komputindo.Jakarta.
Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2008.
Prinsip-prinsip pemasaran.Edisi
12. Jilid 1. Jakarta:Erlangga.
______, 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran.
Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
______, 2014. Principles of Marketing,
12th
Edi tion, Jilid 1 terjemahan Bob
Sabran Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller.
2016: Marketing Manajement, 15th
Edition New Jersey: Pearson
Pretice Hall. Inc.
Lovelock, Christopher, et al. 2011.
Pemasaran Jasa. Edisi 7. Jilid 1
terjemahan Dian Wulandari.
Elangga: Jakarta.
McLeod Pearson. 2008. Sistem Informasi
Manajemen. Salemba, Jakarta.
Pasolong, Harbani. 2011. Teori
Administrasi Publik, Alfabeta,
Bandung.
Purnomo, Serfianto D, dkk. 2013. Buku
Pintar Bisnis Online dan Transaksi
Elektronik.Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Priansa, Doni juni. 2018. Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Bandung: CV
Pustaka Setia
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sudaryono, 2018. Metode Penelitian.
Depok: PT RajaGrafindo Persada
Sunyoto, Danang. 2015. Strategi
Pemasaran. Jakarta: CAPS