pengaruh financing to deposit ratio dan capital …
TRANSCRIPT
PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO DAN CAPITALADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET DENGAN NON
PERFORMING FINANCING SEBAGAI VARIABEL MODERASIPADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
Muhammad TaufikForum Studi Ekonomi Islam Universitas Sumatera Utara
Abstract
The aim of this research was the influenced of financing to deposit ratioand capital adequacy ratio to return on asset that non performing financing asmoderating variable on sharia commercial bank in Indonesia. This type ofresearch is causality. The research sample using purposive sampling the shariacommercial bank which have annuall report containing the FDR, CAR, NPF, andROA, it have sample 6 of sharia commercial bank begin in 2010 s.d 2015 resulted36 observations. The analytical method used consisted of descriptive statisticalanalysis, classic assumption test, multiple linear regression test, hyphotesis tets,and test the moderating variables was interaction test. The results showed that allhypothesis is rejected. FDR negative effect and doesn`t significant on ROA. NPFdoes not moderate influence of FDR to ROA. CAR negative effect and doesn`tsignificant on ROA. NPF does not moderate influence of CAR to ROA. Theresults of this research have relevance to the data in the introduction section whichdescribing condition of Islamic Banking.
Keywords: Return on Asset, Financing to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio,Non Performing Financing
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh financing todeposit ratio dan capital adequacy ratio terhadap return on asset dengan nonperforming financing sebagai variabel moderasi pada bank umum syariah diIndonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah kausalitas. Sampel penelitianmenggunakan purposive sampling yakni BUS yang memiliki laporan keuangantahunan berisikan FDR, CAR, NPF, dan ROA dengan memiliki sampel enamBUS dimulai 2010 s.d 2015, menghasilkan 36 amatan. Metode analisis yangdigunakan terdiri dari analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresilinear berganda, uji hipotesis dan uji variabel moderasi yaitu uji interaksi. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa seluruh hipotesis ditolak. FDR berpengaruhnegatif dan tidak signifikan terhadap ROA. NPF tidak memoderasi pengaruh FDRterhadap ROA. CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.NPF tidak memoderasi pengaruh CAR terhadap ROA. Hasil penelitian inimemiliki keterkaitan terhadap data-data pada pendahuluan yang menggambarkankondisi perbankan syariah.
Kata Kunci: Return On Asset, Financing To Deposit Ratio, Capital AdequacyRatio, Non Performing Financing
171 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
171
Pendahuluan
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan yang diolah, bank syariah
Pada tahun 2000 hanya memiliki dua buah bank. kemudian saat ini, pada
Desember 2016 telah memiliki 13 Bank Umum Syariah dan 21 Unit Usaha
Syariah. Aset bank syariah tumbuh sebesar 36% dari periode 2002 s.d 2015.
Sedangkan menurut penuturan Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, CAGR
(Compounded Average Growth Rate) Bank Syariah pada tahun 2000 s.d 2014
mampu pada titik pertumbuhan 43,16%, sedang diperiode yang sama Bank
Konvensional tumbuh pada titik 12,4%. Sehingga, peran dari Bank Syariah
menjadikannya sebuah institusi keuangan yang sangat penting di Indonesia untuk
menjaga stabilitas keuangan.
Tabel 1. Perbandingan Asset Perbankan Konvensional dengan PerbankanSyariah
Sumber: OJK, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2015, denganpengubahan
Berdasarkan data-data diatas, sejak 2002 s.d 2015 menunjukkan bahwa
CAGR Perbankan Syariah lebih tinggi dibanding Perbankan Konvensional,
namun jika diteliti pada beberapa tahun terakhir, CAGR yang tinggi tidak
mempengaruhi secara signifikan atas porsi asset perbankan syariah atas porsi asset
perbankan konvensional, bahkan mengalami pertumbuhan yang selalu menurun
sejak 2013, dengan penurunan yang lebih tinggi dibanding perbankan
konvensional.
Pada tingkat profitabilitas dengan pengukuran atas Return on Asset, (1)
mengalami penurunan sejak 2013 dan (2) lebih rendah sejak 2014 s.d 2015
dibanding Perbankan Konvensional. Hal ini terjadi dengan kondisi bahwa Return
on Asset pada tahun sebelumnya memiliki kondisi yang lebih baik.
Tabel 2. Perbandingan ROA Perbankan Konvesional dengan PerbankanSyariah
TahunROA
NasionalKonvensional Syariah
Jumlah Jumlah
Jumlah Pertumbuhan Porsi (%) Jumlah Pertumbuhan Porsi (%)2011 3.709 3.560,01 - 95,98% 148,99 - 4,02%2012 4.330 4.130,29 0,16 95,39% 199,71 0,34 4,61%2013 5.032 4.783,89 0,16 95,07% 248,11 0,24 4,93%2014 5.705 5.426,10 0,13 95,11% 278,90 0,12 4,89%2015 6.234 5.930,00 0,09 95,12% 304,00 0,09 4,88%
TahunNasional
Aset (Rp Triliun)SyariahKonvensional
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 172
2011 3,03% 1,24% 1,79%2012 3,11% 0,97% 2,14%2013 3,08% 1,08% 2,00%2014 2,85% 2,44% 0,41%2015 2,32% 1,83% 0,49%
Sumber: OJK, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2015, denganpengubahan
Tabel diatas, memberikan pertanyaan, apa penyebab pertumbuhan asset
dan ROA pada Perbankan Syariah mengalami penurunan hingga lebih rendah
dibanding Perbankan Konvensional? Sehingga, hal ini menarik untuk diteliti
untuk mengkaji kebenaran dari angka-angka yang tersaji.
Return on Asset (ROA) merupakan suatu rasio untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu bank. Menurut Harahap (2013 : 305), ROA menunjukkan
berapa besar laba bersih diperoleh diukur dari nilai asset. Sedangkan menurut
Syafruddin (2003 : 107), likuiditas adalah suatu istilah yang dipakai untuk
menunjukkan persediaan uang tunai atau aset lain yang dengan mudah dijadikan
uang tunai atau aset lainnya, untuk memungkinkannya memenuhi kewajiban
pembayaran dan komitmen keuangan lain pada saat yang tepat. Dalam perbankan,
likuiditas merupakan kemampuan bank memenuhi kewajiban terhadap deposan
dengan asset yang dimiliki oleh bank. Sehingga, ada suatu gambaran bahwa
likuiditas bank akan ada hubungan pada ROA. ROA dan likuiditas ada indikasi
yang sama-sama dipengaruhi asset / aktiva bank.
Asset Bank Syariah, menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah dan PSAK 101 bahwa, isi dari asset salah satunya
adalah Piutang dan Pembiayaan. Piutang dan pembiayaan, menurut beberapa ahli
merupakan pinjaman yang disalurkan bank dengan sebutan yang dikenal dengan
pembiayaan (financing).
Bank Syariah dalam menyalurkan pembiayaannya akan menghadapi
sepuluh risiko yang telah disebutkan dalam Peraturan Bank Indonesia
No.13/23/PBI/2011. Seluruh risiko tersebut akan menyebabkan Non Performing
Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah, dengan kriteria kurang lancar
(substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss).
Tabel 3. Rasio ROA dan Nilai NPF BUS dan UUSTahun ROA Pertumbuhan NPF Pertumbuhan2008 1,42 -31% 3,96 2%2009 1,48 4% 4,01 -1%
173 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
173
2010 1,67 13% 3,02 25%2011 1,79 7% 2,52 17%2012 2,14 20% 2,22 12%2013 2,00 -7% 2,62 -18%2014 0,41 -80% 4,33 -65%2015 0,49 20% 4,34 0%2016 0,63 29% 4,15 4%
Sumber : OJK, Statistik Perbankan Syariah 2007 s.d 2016Non Performing Financing (NPF) merupakan bagian perhitungan dalam
mencari Pembiayaan Bersih (Net Financing), yang tercatat sebagai asset, dan
sebagai dasar dalam perhitungan rasio likuiditas.
Dari fenomena diatas, peneliti tertarik meneliti tentang “Pengaruh
Financing To Deposit Ratio Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On
Asset Dengan Non Performing Financing Sebagai Variabel Moderasi Pada Bank
Umum Syariah Di Indonesia”.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Financing to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Return on Asset .
2. Non Performing Financing memoderasi pengaruh Financing to Deposit
Ratio terhadap Return on Asset.
3. Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap Return on Asset.
4. Non Performing Financing memoderasi pengaruh Capital Adequacy Ratio
terhadap Return on Asset.
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh FDR dan CAR terhadap ROA.
2. Untuk mengetahui pengaruh NPF dalam memoderasi hubungan pengaruh
FDR dan CAR terhadap ROA.
Tinjauan Pustaka
Return on Asset (ROA)
Beberapa analisis yang digunakan dalam performance analysis adalah
salah satunya melalui analisis rasio. Salah satu rasio yang diperhitungkan adalah
Return on Asset (ROA). Peneliti berasalan memilih ROA sebab menurut Kasmir
(2008 : 236), ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen menghasilkan income dari pengelolaan asset. Sehingga ROA menjadi
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 174
salah satu variabel penelitian sebab peneliti menjadikan pula rasio FDR sebagai
variabel penelitian. Dimana, ROA dan FDR sama-sama menggunakan bagian-
bagian dari aset bank dalam perhitungan rasionya.
Return on Asset merupakan perbandingan antara pendapatan bersih (net
income) dengan Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh
bank bila diukur dari nilai asset. Setiap kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan
laba bersih. ROA = Laba BersihTotal Asset × 100%Rasio Likuiditas
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 bahwa, penilaian
tingkat keseh atan bank umum berdasarkan prinsip syariah mencakup penilaian
terhadap faktor-faktor tertentu, salah satunya yaitu likuiditas. Menurut Syafruddin
(2003 : 107), likuiditas adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan
persediaan uang tunai atau aset lain yang dengan mudah dijadikan uang tunai atau
aset lainnya, untuk memungkinkannya memenuhi kewajiban pembayaran dan
komitmen keuangan lain pada saat yang tepat. Menurut Dendawijaya (2005 :
114), analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban
yang sudah jatuh tempo. Menurut Kasmir (2008 : 217), rasio likuiditas bertujuan
untuk mengukur seberapa likuid suatu bank dalam melayani nasabahnya. Rasio
likuiditas yang diamati peneliti adalah Financing to Deposit Ratio (FDR).
Financing to Deposit Ratio (FDR)
Secara teoritis, terdapat kesama antara FDR dengan LDR (Loan to Deposit
Ratio). Financing to Deposit Ratio (FDR) menurut Dendawijaya (2005 : 116)
adalah pernyataan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana
yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuidasinya. FDR merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Sedangkan menurut Rivai
dkk (2007 : 242), Loan to Deposit Ratio yang merupakan salah satu rasio
likuiditas yang menyatakan seberapa jauh kemampuan dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan mengandalkan pembiayaan
175 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
175
yang diberikan sebagai sumber likuidasinya. Artinya, seberapa jauh pemberian
pembiayaan kepada customer pembiayaan dapat mengimbangi kewajiban untuk
dapat segera memenuhi permintaan nasabah yang ingin menarik kembali dananya
yang telah digunakan untuk memberikan pembiayaan.FDR = Total PembiayaanTotal Dana Pihak Ketiga + Modal Inti × 100%Rasio Solvabilitas
Menurut Dendawijaya (2005 : 120), analisis rasio solvabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah)
dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek atau jangka panjang)
serta sumber-sumber lain diluar modal bank sendiri dengan volume penanaman
dana tersebut pada berbagai jenis asset yang dimiliki bank. Salah satu jenis dari
rasio ini adalah capital adequacy ratio.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio menurut Dendawijaya (2005 : 121) adalah rasio
yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aset bank yang mengandung risiko
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana
modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar
bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain,
capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang asset yang mengandung atau
menghasilkan risiko.CAR = × 100%Pembiayaan
Pada umumnya, kegiatan operasional yang dilakukan oleh perbankan
Islam dapat dibagi menjadi tiga bagian besar. Tiga bagian besar itu berkaitan
dengan produk yang ada didalam dunia perbankan Islam (Karim, 83 : 2003).
Lebih terperinci, Rivai dkk (2007 : 116) menyatakan bahwa konsep
pembiayaan Bank Islam terbagi atas tiga yakni : bagi hasil (profit and loss
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 176
sharing), jual beli (sale and purchase), dan pembiayaan lain (other financing).
Dalam penelitian ini, pembahasannya adalah seluruh jenis penyaluran dana.Total Pembiayaan = Bagi Hasil + Jual Beli + P. LainNon Performing Financing
Berdasarkan peratuan Bank Indonesia No.13/23/PBI/2011 tentang
Penerapan Manajemen Risiko untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah, terdapat 10 macam jenis risiko :
1. Risiko kredit
2. Risiko pasar
3. Risiko likuiditas
4. Risiko operasional
5. Risiko hukum
6. Risiko reputasi
7. Risiko strategik
8. Risiko kepatuhan
9. Risiko imbal hasil
10. Risiko investasi
Seluruh risiko diatas, menyebabkan pembiayaan bermasalah, atau biasa
disebut Non Performing Financing. Pembiayaan bermasalah dalam jumlah besar
akan menurunkan tingkat operasi bank tersebut. Apabila penurunan pembiayaan
dan profitabilitas sudah sangat parah maka akan mampu mempengaruhi likuiditas,
solvabilitas, yang pada akhirnya mempengaruhi kepercayaan pihak eksternal.
Dalam artian kata lain, Non Performing Financing (NPF) semakin tinggi maka
profitabalitas akan semakin rendah dan begitu pula sebaliknya. Menurut Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.5 Tahun 2015, pembiayaan bermasalah atau
Non Performing Financing dapat dihitung sejak :
1. Kurang lancar (substandard)
2. Diragukan (doubtful)
3. Macet (loss)
Non Performing Financing akan digunakan dalam penelitian ini sebagai
variabel moderasi, dengan tujuan untuk melihat pengaruh moderasi FDR dan
CAR terhadap ROA. Perhitungan NPF didasarkan atas NPF Gross, karena
177 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
177
berdasarkan pembiayaan bermasalah dengan catatan kurang lancar, diragukan,
dan macet.NPF Gross = ℎ (3 − 5) 100%Hipotesis Penelitian
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif dan siginifikan terhadap
Return on Asset .
H2 : Non Performing Financing akan signifikan memoderasi pengaruh
Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset.
H3 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return on Asset.
H4 : Non Performing Financing akan siginifikan memoderasi pengaruh
Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kasualitas dengan data sekunder serta
dengan metode dokumentasi, populasi penelitan pada bank umum syariah (BUS),
dengan tekhnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria :
(1) bank syariah berstatus bank umum, (2) mempublish laporan keuangan secara
lengkap periode 2010 s.d 2015, dan (3) laporan keuangan yang melampirkan
catatan tentang data-data untuk perhitungan rasio likuiditas, Non Pemforming
Financing, total pembiayaan yang disalurkan, dan total laba bank . Akhirnya,
dengan tekhnik diatas menghasillkan enam sampel : Bank Muamalat Indonesia,
177 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
177
berdasarkan pembiayaan bermasalah dengan catatan kurang lancar, diragukan,
dan macet.NPF Gross = ℎ (3 − 5) 100%Hipotesis Penelitian
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif dan siginifikan terhadap
Return on Asset .
H2 : Non Performing Financing akan signifikan memoderasi pengaruh
Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset.
H3 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return on Asset.
H4 : Non Performing Financing akan siginifikan memoderasi pengaruh
Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kasualitas dengan data sekunder serta
dengan metode dokumentasi, populasi penelitan pada bank umum syariah (BUS),
dengan tekhnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria :
(1) bank syariah berstatus bank umum, (2) mempublish laporan keuangan secara
lengkap periode 2010 s.d 2015, dan (3) laporan keuangan yang melampirkan
catatan tentang data-data untuk perhitungan rasio likuiditas, Non Pemforming
Financing, total pembiayaan yang disalurkan, dan total laba bank . Akhirnya,
dengan tekhnik diatas menghasillkan enam sampel : Bank Muamalat Indonesia,
177 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
177
berdasarkan pembiayaan bermasalah dengan catatan kurang lancar, diragukan,
dan macet.NPF Gross = ℎ (3 − 5) 100%Hipotesis Penelitian
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif dan siginifikan terhadap
Return on Asset .
H2 : Non Performing Financing akan signifikan memoderasi pengaruh
Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset.
H3 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return on Asset.
H4 : Non Performing Financing akan siginifikan memoderasi pengaruh
Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kasualitas dengan data sekunder serta
dengan metode dokumentasi, populasi penelitan pada bank umum syariah (BUS),
dengan tekhnik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria :
(1) bank syariah berstatus bank umum, (2) mempublish laporan keuangan secara
lengkap periode 2010 s.d 2015, dan (3) laporan keuangan yang melampirkan
catatan tentang data-data untuk perhitungan rasio likuiditas, Non Pemforming
Financing, total pembiayaan yang disalurkan, dan total laba bank . Akhirnya,
dengan tekhnik diatas menghasillkan enam sampel : Bank Muamalat Indonesia,
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 178
Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, Bank BCA Syariah, Bank Mega
Syariah, dan Bank Syariah bukopin.
Analisa Statistik Deskriptif
Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji
dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data
yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain
ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus
data.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan Spss
dengan menggunakan uji-t dan uji-F menuntut suatu asumsi yang harus diuji,
yaitu populasi harus berdistribusi normal (Putrawan, 1990 : 133). Untuk
menafsirkan apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak, maka dapat
dilakukan dengan cara menggunakan uji one-sample kolmogorov-smirnov test.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas pertama sekali dikenalkan oleh Ragnar Frisch pada tahun
1934, yang mendefinisikan bahwa adalah hubungan linear yang perfect atau exact
diantara sebagian atau semua variabel bebas pada suatu model regresi, sehingga
akan menyulitkan mengidentifikasi variabel penjelas dan variabel yang dijelaskan.
Menurut Dalimunthe (2007 : 101), bahwa multikolinearitas dapat dilihat
dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Apabila mengunakan
pendekeatan Variance Inflation Factor (VIF) untuk menguji hipotesinya maka
kriteria atau ukuran yang akan digunakan adalah :
1. Apabila tolerance value <0,1 atau VIF >5 = terjadi multikolinearitas
2. Apabila tolerance value >0,1 atau VIF <5 = tidak terjadi multikolinearitas
Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi
residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan (Sudarmanto,
2005). Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi,
179 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
179
maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar
(Gujarati, 1997) dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat
(Rietveld dan Sunaryanto, 1993). Model regresi yang baik adalah yang
homoskodesitas atau tidak terjadi heteroskedasitas, yakni model tidak ada
perubahan untuk setiap amatan atau tidak dipengaruhi waktu. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji heterokedastisitas menurut Dalimunthe dkk (2007 : 68),
menggunakan Glejser Test yakni jika probabilitas signifikannya diatas tingkat
kepercayaan 5%, berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menurut Dalimunthe (2007 : 78) dapat didefinisikan
sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu (seperti dalam data deret waktu) atau ruang (seperti dalam data cros-
section). Uji autokorelasi ini menggunakan uji Runs. Hasil yang diharapkan dari
uji ini adalah terpenuhinya asumsi non autokorelasi. Kriteria pengambilan
keputusan uji runs adalah jika Asymp. Sig (2-tailed) diatas tingkat kepercayaan
5%, berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi
Uji Regresi Linear Berganda
Menurut Dalimunthe dkk (2007 : 109), regresi linear berganda ditujukan
untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas yang biasa
disebut X1, X2, X3, dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y.
Uji Hipotesis Penelitian
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ( 2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variable tak bebas
(Supranto, 2005 dan Gujarati, 2003). Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0
dan 1. Nilai koefsien determinasi 2 yang kecil (mendekati nol) berati
kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan
variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi 2 yang
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 180
mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.
Uji Statistik F
Pamungkas (2008 : 24) menyatakan Uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel
dependen secara simultan. Secara bebas dengan Signifikan sebesar 0,05, dapat
disimpulkan (Ghozali, 2011:98).
1. Jika nilai Signifikan > 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat.
2. Jika nilai Signifikan < 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel-variabel terikat
(Kuncoro, 2013 : 244). Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen secara parsial. Dasar pengambilan
keputusannya adalah Apabila Sig t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima.
Demikian pula sebaliknya jika Sig t lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak. Bila H0
ditolak ini berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011 : 101).
Uji Interkasi atau MRA (Moderated Regression Analysis) atas Variabel
Moderasi
Variabel moderasi menurut Sekaran (2014 : 119) adalah variabel yang
mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan
hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Salah satu cara untuk menguji
regresi dengan variabel moderating yaitu dengan menggunakan uji interaksi. Uji
181 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
181
Interaksi (Moderated Regression Analysis) yaitu aplikasi dari regresi linear
berganda dimana dalam persamaannya mengandung unsur interaksi (perkalian
dua/lebih variabel independen). Dalam penelitian ini, diperoleh rumus :Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + eHasil Dan Pembahasan
Analisa Statistik Deskriptif
Tabel 4. Statistik Deskriptif
Berdasarkan Tabel 4, diketahui nilai ROA berkisar antara -0,04 dan 3,81
dengan rata-rata (mean) 1,1269 dan standar deviasinya sebesar 0,77673. Diketahui
nilai FDR berkisar antara -68,92 dan 100,29 dengan rata-rata (mean) 88,7486 dan
standar deviasinya sebesar 7,40794. Diketahui nilai CAR berkisar antara -10,60
dan 76,39 dengan rata-rata (mean) 19,1553 dan standar deviasinya sebesar
12,42136. Diketahui nilai NPF berkisar antara 0,10 dan 7,11 dengan rata-rata
(mean) 3,1400 dan standar deviasinya sebesar 1,83045. Diketahui nilai ROA
berkisar antara -0,04 dan 3,81 dengan rata-rata (mean) 1,1269 dan standar
deviasinya sebesar 0,77673.
Grafik Pencar juga dapat digunakan dalam analisisa statistik deksriptif,
yakni sebagai berikut:
Gambar 2. Grafik Pencar, hubungan FDR dengan ROA
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 182
Grafik pencar di atas merupakan sebaran data antara FDR dan ROA.
Terlihat bahwa sebaran data cenderung menyebar dari kiri atas ke kanan bawah
(perhatikan garis regresi). Hal ini menandakan terdapat kecenderungan FDR yang
semakin meningkat, cenderung diikuti menurunnya ROA (korelasi negatif).
Terlihat bahwa pengaruh (linear) FDR terhadap ROA hanya sebesar 0,2%, yakni
sangat kecil.
Gambar 3: Grafik Pencar, hubungan CAR dengan ROA
Grafik pencar di atas merupakan sebaran data antara CAR dan ROA.
Terlihat bahwa sebaran data cenderung menyebar dari kiri atas ke kanan bawah
(perhatikan garis regresi). Hal ini menandakan terdapat kecenderungan CAR yang
semakin meningkat, cenderung diikuti menurunnya ROA (korelasi negatif).
Terlihat bahwa pengaruh (linear) CAR terhadap ROA hanya sebesar 1,4%, yakni
sangat kecil.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji one-sample kolmogorov-
smirnov test lebih dari 0,05. Hasil uji one-sample kolmogorov-smirnov test
ditampilkan pada tabel 5 berikut ini.
183 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
183
Tabel 5. One-Sample Kolmogorov Smirnov Test
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,551
> 0,05, maka memenuhi asumsi normalitas error ada tingkat signifikansi 5%. Hal
ini berarti data dalam model regresi berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Menurut Dalimunthe (2007 : 101) bahwa apabila tolerance value <0,1
atau VIF >5 = terjadi multikolinearitas, dan apabila tolerance value >0,1 atau VIF
<5 = tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 6. Uji MultikolinearitasCoefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.237 1.804 1.240 .224
X1_FDR -.010 .019 -.100 -.542 .591 .877 1.140
X2_CAR -.010 .011 -.152 -.828 .414 .877 1.140
a. Dependent Variable: Y_ROA
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, diketahui nilai VIF dari
FDR adalah 1,140 dan nilai VIF dari CAR adalah 1,140. Karena seluruh nilai VIF
tidak lebih dari 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .76796973
Most Extreme Differences Absolute .133
Positive .133
Negative -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .796
Asymp. Sig. (2-tailed) .551
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 184
Uji Heterokedastisitas
Tabel 7. Uji Heterokedastisitas dengan Uji GlejserCoefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.237 1.804 1.240 .224
X1_FDR -.010 .019 -.100 -.542 .591 .877 1.140
X2_CAR -.010 .011 -.152 -.828 .414 .877 1.140
a. Dependent Variable: Y_ROA
Berdasarkan hasil uji Glejser di atas:
Nilai Sig. Dari FDR berdasarkan hasil uji Glejser adalah 0,353 > 0,05, maka
asumsi tidak terjadai heteroskedastisitas dipenuhi pada tingkat signifikansi 5%.
Nilai Sig. Dari CAR berdasarkan hasil uji Glejser adalah 0,055 > 0,05, maka
asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dipenuhi pada tingkat signifikansi 5%.
Uji Autokorelasi
Tabel 8. Uji Autokorelasi dengan Uji Runs
Runs Test
Unstandardize
d Residual
Test Valuea .02481
Cases < Test Value 18
Cases >= Test
Value
18
Total Cases 36
Number of Runs 16
Z -.845
185 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
185
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.398
a. Median
Berdasarkan hasil uji Runs di atas, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
adalah 0,398 > 0,05, maka memenuhi asumsi tidak terjadi autokorelasi pada
tingkat signifikansi 5%.
Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 9. Hasil Analisis RegresiCoefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.237 1.804 1.240 .224
X1_FDR -.010 .019 -.100 -.542 .591
X2_CAR -.010 .011 -.152 -.828 .414
a. Dependent Variable: Y_ROA
Dari Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui persamaan regresi linier
bergandanya, yaitu := 2,237 – 0,010X1 – 0,010X2 + e
Uji Hipotesis Penelitian
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 10. Uji Koefisien DetermininasiModel Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .150a .022 -.037 .79090
a. Predictors: (Constant), X2_CAR, X1_FDR
Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,022, yakni pengaruh FDR
dan CAR secara bersama-sama atau simultan terhadap ROA sebesar 2,2%, yang
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 186
bermakna pengaruh yang sangat kecil, dengan 97,8% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain.
Uji Statistik F
Tabel 11. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .474 2 .237 .379 .688a
Residual 20.642 33 .626
Total 21.116 35
a. Predictors: (Constant), X2_CAR, X1_FDR
b. Dependent Variable: Y_ROA
Berdasarkan hasil uji F, diketahui nilai Sig. 0,688 > 0,05, maka pengaruh
FDR dan CAR terhadap ROA secara simultan/bersama-sama tidak signifikan.
Uji Statistik t
Tabel 12. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.237 1.804 1.240 .224
X1_FDR -.010 .019 -.100 -.542 .591
X2_CAR -.010 .011 -.152 -.828 .414
a. Dependent Variable: Y_ROA
Berdasarkan hasil di atas, diketahui :
Nilai Sig. Dari FDR adalah 0,591 > 0,05, maka FDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Diketahui nilai koefisien regresi dari FDR adalah -
0,010, yakni memiliki hubungan negatif.
187 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
187
Nilai Sig. Dari CAR adalah 0,414 > 0,05, maka CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Diketahui nilai koefisien regresi dari FDR adalah -
0,010, yakni memiliki hubungan negatif.
Uji Regresi Variabel Moderasi dengan menggunakan MRA (Interaksi)Tabel 13. Uji Interaksi Mengukur NPF Memoderasi FDR terhadap ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .980 3.497 .280 .781
X1_FDR .007 .040 .064 .170 .866
Z_NPF .191 .980 .450 .195 .847
FDRxNPF -.004 .011 -.789 -.339 .737
a. Dependent Variable: Y_ROA
Berdasarkan hasil uji interaksi di atas, diketahui nilai Sig dari FDRxNPF
adalah 0,737 > 0,05, maka NPF tidak signifikan dalam memoderasi hubungan
antara FDR terhadap ROA. Diketahui nilai koefisien regresi dari FDRxNPF
adalah -0,004, yakni bernilai negatif, yang berarti memoderasi negatif.
Tabel 14. Uji interaksi Mengukur NPF Memoderasi CAR terhadap ROACoefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.401 .500 4.799 .000
X2_CAR -.030 .018 -.474 -1.640 .111
Z_NPF -.296 .201 -.697 -1.469 .152
CARxNPF .005 .012 .157 .386 .702
a. Dependent Variable: Y_ROA
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 188
Berdasarkan hasil uji interaksi di atas, diketahui nilai Sig dari CARxNPF
adalah 0,702 > 0,05, maka NPF tidak signifikan dalam memoderasi hubungan
antara CAR terhadap ROA. Diketahui nilai koefisien regresi dari CARxNPF
adalah 0,005, yakni bernilai positif, yang berarti memoderasi positif.
Pembahasan Hasil Penelitian
H1 : Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif dan siginifikan terhadap
Return on Asset
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien regresi (beta) adalah
sebesar -0,010 (tabel 12) yang menunjukkan arah negatif, kemudian nilai Sig.
adalah 0,591 yang bermakna lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan
(0,591 > 0,05). Oleh karena itu, FDR mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA
dan tidak signifikan. Sehingga, Hipotesis pertama ditolak.
H2 : Non Performing Financing akan signifikan memoderasi pengaruh
Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien regresi (beta) adalah
sebesar -0,004 (tabel 13) yang menunjukkan arah negatif, kemudian nilai Sig.
adalah 0,737 yang bermakna lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan
(0,737 > 0,05). Oleh karena itu, NPF menghasilkan penurunan nilai dan tidak
signifikan memoderasi pengaruh FDR terhadap ROA. Sehingga, hipotesis kedua
ditolak.
H3 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return on Asset
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien regresi (beta) adalah
sebesar -0,010 (tabel 12) yang menunjukkan arah negatif, kemudian nilai Sig.
adalah 0,414 yang bermakna lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan
(0,414 > 0,05). Oleh karena itu, FDR mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA
dan tidak signifikan. Sehingga, hipotesis ketiga ditolak.
H4 : Non Performing Financing akan siginifikan memoderasi pengaruh
Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset
189 At-Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017: 170-190
189
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien regresi (beta) adalah
sebesar 0,005 (tabel 14) yang menunjukkan arah positif, kemudian nilai Sig.
adalah 0,702 yang bermakna lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan
(0,702 > 0,05). Oleh karena itu, NPF menghasilkan peningkatan nilai namun
tidak signifikan memoderasi pengaruh FDR terhadap ROA. Sehingga, hipotesis
keempat ditolak.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian Pengaruh FDR dan CAR terhadap
BUS dengan NPF Sebagai Variabel Moderasi, dapat disimpulkan beberapa
informasi sebagai berikut.
1. FDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini
didasarkan atas koefisien regresi (beta) adalah -0,010 (tabel 12) yang
menunjukkan arah negatif, kemudian nilai Sig. adalah 0,591 yang
bermakna lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan (0,591 >
0,05).
2. NPF tidak memoderasi pengaruh FDR terhadap ROA. Hal ini didasarkan
atas koefisien regresi (beta) adalah -0,004 (tabel 13) yang menunjukkan
arah negatif, kemudian nilai Sig. adalah 0,737 yang bermakna lebih besar
dari nilai signifikansi yang ditetapkan (0,737 > 0,05).
3. CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini
didasarkan atas koefisien regresi (beta) adalah -0,010 (tabel 12) yang
menunjukkan arah negatif, kemudian nilai Sig. adalah 0,414 yang
bermakna lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan (0,414 >
0,05).
4. NPF tidak memoderasi pengaruh CAR terhadap ROA. Hal ini didasarkan
atas koefisien regresi (beta) adalah 0,005 (tabel 14) yang menunjukkan
arah positif, kemudian nilai Sig. adalah 0,702 yang bermakna lebih besar
dari nilai signifikansi yang ditetapkan (0,702 > 0,05).
Daftar Pustaka
Dalimunthe, Doli M J, SH Situmorang, I Muda, M Luthfi, dan Syahyunan. 2007.Analisis Data Penelitian. USU Press, Medan.
Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Capital (Muhammad Taufik) 190
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, 1997. Statistika Ekonometrika. Bumi Aksara, Jakarta.
Gujarati, Damodar, 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan : Sumarno Zain,Erlangga, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT RajaGrafindo, Jakarta
Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. PT RajaGrafindo, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Erlangga,Jakarta.
Pamungkas, Wihandaru S. 2008. Uji Asumsi Klasik Normalitas, Linearitas,Multikolinearitas, Heterokedastisitas, Autokorelasi. Magister ManajemenUMY. Yogyakarta.
Putrawan, I Made. 1990. Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-PenelitianSosial. Rineka Cipta, Jakarta.
Rietveld, P dan Sunaryanto, Lasmono. 1994. Masalah Pokok Dalam RegresiBerganda. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal, 2008. Islamic FinancialManagement : Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis untukLembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa, Edisi 1,Rajawali Press, Jakarta.
Sudarmanto, R Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS.Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Supranto, J. 2005. Ekonometrika. Ghalia Indonesia, Bogor.
Syafruddin, Alwi. 2003. Alat-Alat Analisis dalam Pembiayaan, Andi Offet,Yogyakarta.
Peraturan :
PBI Nomor13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi BankUmum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Surat Edaran OJK No.5 Tahun 2015 (SEOJK.5/2015) tentang Tingkat KesehatanKeuangan Perusahaan Pembiayaaan