pengaruh kualitas produk, harga dan brand …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/b1b113265_sitedi... ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN BRAND IMAGE
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK TUPPERWARE
(STUDI KASUS DI MASYARAKAT DI KELURAHAN MANDONGA)
Husni Aprilianti Wulandari
B1B1 13 265
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusam Manajemen
ABSTRACT
This research aims to understand the influence of product quality, prices
and band image of the buyer on tupperware products (a case study in urban
village society Mandonga) Sample in this research 57 respondents consisting of
urban village society Mandonga who use the Tupperware. The analysis used is
used is linear regression multiple and use data sourced from respondens and
urban village society documentation Mandonga who use the Tupperware. The
result of the linear regression multiple obtained that product quality, price and
brand image of simultan eously significant of the decision the purchase of
products Tupperware Mandonga in urban village community. In partial quality
products, prices and the brand image of significant of the decision the purchase of
products Tupperware Mandonga in urban village community
Keywords: Quality Products, Price, Brand Image, Decision Making.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh kualitas produk, harga
dan brand image terhadap keputusan pembeli pada produk Tupperware (Studi
kasus di masyarakat di kelurahan Mandonga). Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 57 responden yang merupakan masyarakat di kelurahan Mandonga yang
menggunakan produk Tupperware. Analisis yang digunakan adalah regresi linear
berganda dan menggunakan data yang bersumber dari responden dan dokumentasi
masyarakat di kelurahan Mandonga yang menggunakan produk Tupperware.
Hasil uji regresi linier berganda diperoleh bahwa Kualitas Produk, Harga dan
Brand Image secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Produk Tupperware pada Masyarakat Kelurahan Mandonga. Secara
parsial Kualitas Produk, Harga dan Brand Image berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware pada Masyarakat
Kelurahan Mandonga.
Kata Kunci: Kualitas Produk, Harga, Brand Image, Pengambilan Keputusan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kotler & Keller (2009:346)
menyatakan citra merek ialah persepsi
dan keyakinan yang dilakukan oleh
konsumen, seperti tercermin dalam
asosiasi yang terjadi dalam memori
konsumen. Citra akhirnya akan
menjadi baik, ketika konsumen
mempunyai pengalaman yang cukup
dengan realitas baru. Penelitian ini di
fokuskan pada masyarakat di
Kelurahan Mandonga pernah membeli
dan memakai produk Tupperware
dalam kehidupan sehari-hari.
Segmentasi dari Tupperware
berdasarkan dari usia yaitu mencakup
semua kalangan baik bayi, balita,
remaja, dewasa, dan tua masih bisa
menggunakan produk Tupperware ini
dan pada segmentasi demografi berupa
jenis kelamin Tupperware lebih
mengarah pada wanita khususnya ibu-
ibu. Adapun beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan
pembelian yaitu (1) Kualitas produk,
ukuran atau penilain yang ditetapkan
mengenai suatu produk yang
didasarkan atas kepuasaan yang
dirasakan konsumen. (2) Harga, jumlah
uang (ditambah beberapa barang jika
mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya. (3)
Brand Image, citra produk dengan
kombinasi atribut-atribut produk
lainnya yang diharapkan dapat
memberikan identitas dan di ferensiasi
terhadap produk pesaing.
Mengapa saya tertarik meneliti
keputusan pembelian pada produk
tupperware karena dalam lingkungan
tempat saya tinggal dikelurahan
Mandonga banyak ibu rumah tangga,
pedagang kaki lima, dan PNS, baik
berjenis kelamin perempuan maupun
laki-laki yang menggunakan
tupperware, tetapi dalam segmentasi
pasar produk tupperware ini lebih
mengarah ke ibu-ibu. Dilihat dari cara
mempertimbangkan keputusan
pembelian produk Tupperware,
seseorang akan melihat kualitas dan
citra merek dari produk itu sendiri,
kualitas produk adalah totalitas fitur
dan karateristik yang ada dalam suatu
produk yang memiliki fungsi dan
kegunaan nomor satu untuk
memuaskan kebutuhan. Jika kita
mendengar kata produk tupperware
yang muncul dalam benak kita produk
ini adalah salah satu produk yang
mempunyai keunikan, ketahanan,
manfaat, terpercaya, memiliki atribut
seperti model yang selalu up to
date/tidak ketinggalan jaman, warna
yang menarik, desain yang cantik/unik
dan produknya mudah dikenali oleh
konsumen. Walaupun terbilang
harganya agak mahal tetapi produk ini
bisa dijangkau oleh banyak masyarakat
karena dapat dicicil dalam jangka
waktu yang lama, dan selalu promo
dalam setiap pembeliannya.
Disisi lain produk tupperware
terkadang tidak sesuai dengan harapan
konsumen salah satu contoh biasanya
sebagian produknya tidak bisa tertutup
dengan rapat hal ini, membuat
makanan dalam wadah tersebut akan
cepat lembab, basi ataupun tumpah
masalah seperti ini akan mengurangi
kepercayaan konsumen terhadap
kualitas produk dan akan berpengaruh
dengan Brand image dari tupperware
tersebut, apalagi munculnya pesaing-
pesaing baru seperti Tulipware yang
bisa membuat para costumer bisa
perpindah produk.
Rumusan Masalah
1. Apakah kualitas produk, harga,
dan brand image berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga?
2. Apakah kualitas produk,
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian produk
Tupperware di Kelurahan
Mandonga?
3. Apakah harga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga?
4. Apakah brand image berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan
menjelaskan pengaruh signifikan
kualitas produk, harga, dan brand
image terhadap keputusan
pembelian produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga.
2. Untuk mengetahui dan
menjelaskan pengaruh signifikan
kualitas produk terhadap
keputusan pembelian produk
Tupperware di Kelurahan
Mandonga.
3. Untuk mengetahui dan
menjelaskan pengaruh signifikan
harga terhadap keputusan
pembelian produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga.
4. Untuk mengetahui dan
menjelaskan pengaruh signifikan
brand image terhadap keputusan
pembelian produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga.
Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi
atau masukan bagi perkembangan
ilmu manajemen pemasaran dan
untuk mengetahui bagaimana
strategi kreatif dan inovatif yang
diterapkan dalam keputusan
pembelian customer pada produk
Tupperware di Kel.Mandonga
2. Secara praktis
a. Bagi seluruh distributor
tupperware di Indonesia, Hasil
dari penelitian ini diharapkan
dapat membantu distributor
tupperware di Indonesia untuk
mengetahui seberapa besar
pengaruh atribut produk yang
termasuk kualitas produk, harga
dan brand image terhadap
keputusan pembelian pada
produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga
b. Bagi Peneliti, Penelitian ini
diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan
mengenai ilmu manajemen
pemasaran serta memperoleh
pengalaman dalam meneliti
pengaruh kualitas produk, harga
dan brand image terhadap
keputusan pembelian pada
produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga.
Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dari
penelitian ini, untuk variabel Kualitas
Produk diadopsi dari (Kotler, 2008)
yang menyatakan bahwa kualitas
produk diukur berdasarkan: Kinerja
(Performance), Keandalan (Reliability,
Daya Tahan (durability,
Keindahan/seni (Aesthetic, Kesesuaian
produk (conformance), Fitur/ manfaat
tambahan (fiture), Kualitas yang
dirasakan (perceive quality), dan
Pelayanan (serviceability).
Sedangkan harga diadopsi dari
Arief Rahman (2010:34) yang
menyatakan bahwa harga dapat dilihat
dari 4 indikator yaitu; Terjangkau,
Jangka waktu cicilannya lama,
pembayaran cash, dan Cash back.
Namun dalam penelitian ini hanya
menggunakan 2 indikator yaitu;
Terjangkau dan pembayaran cash. Hal
tersebut dikarenakan tidak semua
indikator dapat diterapkan dalam
penelitian ini.
Adapun Brand Image diadopsi
dari pendapat Aaker (1996;160) yang
menguraikan lima kriteria brand image
yaitu: Dapat digunakan dengan baik,
Design yang mengikuti jaman, Akrab di
benak konsumen, Garansi, dan
Terpercaya.
Keputusan Pembelian diadopsi dari
Kotler dan Armstrong (2008:179)
terdiri dari urutan kejadian berikut:
pengenalan masalah kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku
pasca pembelian.
TINJAUAN PUSTAKA
Mulyadi (2007:42) Kualitas produk
merupakan masalah yang berkaitan
dengan atribut yang perlu diperbaiki,
atau berkaitan dengan bagaimana
menyingkirkan produk yang perlu
atributnya menyimpang dari atribut
yang diinginkan produk yang baik,
yang atributnya memenuhui syarat.
Menurut Kotler &Amstrong
(2008) menyatakan bahwa kualitas
produk adalah kemampuan sebuah
produk dalam memperagakan
fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoperasian
dan reparasi produk juga atribut produk
lainnya. Berdasarkan berbagai definisi
diatas maka ditarik kesimpulan bahwa
kualitas produk adalah keseluruhan ciri
serta sifat yang terdapat dalam barang
dan jasa yang berpengaruh pada
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
Husen Umar (2005:37) bagian
dari kebijakan produk adalah perihal
kualitas produk. Kualitas suatu produk
baik berupa barang mapun jasa perlu
ditentukan melalui dimensi-
dimensinya. Dimensi kualitas produk
ada delapan dimensi seperti yang
dipaparkan berikut ini.
a. Performance, hal ini berkaitan
dengan aspek fungsional suatu
barang dan merupakan
karakteristik utama yang
dipertimbangkan pelanggan dalam
membeli barang tersebut.
b. Features, yaitu aspek performansi
yang berguna untuk menambah
fungsi dasar, berkaitan dengan
pilihan-pilihan produk dan
pengembangnnya.
c. Reliability, hal yang berkaitan
dengan probabilitas atau
kmungkinan suatu barang berhasil
menjalankan fungsinya setiap kali
digunakan dalam periode waktu
tertentu dan dalam kondisi tertentu
pula.
d. Conformance, hal ini berkaitan
dengan tingkat kesesuaian
terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya
berdasarkan keinginan pelanggan.
Konfirmasi merefleksikan derajat
ketepatan antara karakteristik
desain prduk dengan karakteristik
kualitas standar yang telah
ditetapkan.
e. Durability, yaitu suatu refleksi
umur ekonomis berupa ukuran
daya tahan atau masa pakai barang.
f. Serviceability, yaitu karakteristik
yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan, dan
akurasi dalam memberikan
layanan untuk perbaikan barang.
g. Aesthetics, merupakan
karakteristik yang bersifat
subyektif mengenai nilai-nilai
estetika yang berkaitan dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi
dari preferensi induvidual.
h. Fit and Finish, sifat subyektif,
berkaitan dengan perasaan
pelanggang mengenai keberadaan
produk tersebut sebagai produk
yang berkualitas. Arief Rahman Kurniawan (2013:34)
yang menyatakan bahwa harga dapat
dilihat dari; Terjangkau, Jangka waktu
cicilannya lama, pembayaran cash, dan
Cash back.
M. Suyanto (2007:81)
menjelaskan citra merek merupakan
jenis asosiasi yang muncul di benak
konsumen ketika mengingat sebuah
merek tertentu. Asosiasi tersebut dapat
muncul dalam bentuk citra atau
pemikiran tertentu yang dikaitkan
dengan suatu merek. Asosiasi ini dapat
di konseptualkan berdasarkan jenis,
dukungan, kekuatan dan keunikan.
Jenis asosiasi merek meliputi atribut,
manfaat dan sikap. Atribut terdiri dari
atribut yang berhubungan dengan
produk misalnya desain, warna, ukuran
dan atribut yang tidak berhubungan
dengan produk, misalnya harga,
pemakai dan citra penggunaan. Adapun
manfaat mencakup manfaat secara
fungsional, manfaat secara simbolis
dan manfaat berdasarkan pengalaman.
Pengertian asosia merek
menurut Aaker (1996;160) yang
dikutip pada Freddy Rangkuti
(2008:43) “adalah segala hal yang
berkaitan dengan ingatan mengenai
merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis,
namun juga memiliki suatu tingkat
kekuatan. Keterkaitan pada suatu
merek akan lebih kuat apabila dilandasi
pada banyak pengalaman atau
penampakan untuk mengkomu
nikasikannya. Berbagai asosiasi yang
di ingat konsumen dapat dirangkai
sehingga membentuk citra tentang
merek atau brand image di dalam
benak konsumen. Secara sederhana,
pengertian brand image adalah
sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk di benak konsumen.
Konsumen yang terbiasa menggunakan
merek tertentu cenderung memiliki
konsistensi terhadap brand image atau
hal ini disebut juga dengan kepribadian
merek atau (brand personality). ”
Selanjutnya apabila para konsumen
beranggapan merek tertentu secara fisik
berbeda dari merek pesaingin citra
merek tersebut akan melekat secara
terus menerus sehingga dapat
membentuk kesetiaan terhadap merek
tertentu, yang disebut dengan (brand
loyalty).
Proses keputusan pembelian
yang spesifik menurut Kotler dan
Armstrong (2008:179) terdiri dari
urutan kejadian berikut: pengenalan
masalah kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku
pasca pembelian. Secara rinci tahap-
tahap ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Pengenalan masalah, yaitu
konsumen menyadari akan adanya
kebutuhan. Konsumen menyadari
adanya perbedaan antara kondisi
sesungguhnya dengan kondisi yang
di harapkan.
2. Pencarian informasi, yaitu
konsumen ingin mencari lebih
banyak konsumen yang mungkin
hanya memperbesar perhatian atau
melakukan pencarian informasi
secara aktif.
3. Evaluasi alternatif, yaitu
mempelajari dan mengevaluasi
alternatif yang diperoleh melalui
pencarian informasi untuk
mendapatkan alternatif pilihan
terbaik yang akan digunakan untuk
melakukan keputusan pembelian.
4. Keputusan membeli, yaitu
melakukan keputusan untuk
melakukan pembelian yang telah
diperoleh dari evaluasi alternatif
terhadap merek yang akan dipilih.
5. Perilaku sesudah pembelian, yaitu
keadaan dimana sesudah pembelian
terhadap suatu produk atau jasa
maka konsumen akan mengalami
beberapa tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan.
Gambar Kerangka Pikir
Konsumen Tupperware
Keputusan Pembelian
(Y)
Pengenalan Masalah
Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca
Pembelian
Regresi Linear Berganda
Kesimpulan Dan Saran
Kualitas Produk (X1):
1. Kinerja (Performance)
2. Keandalan (Reliability)
3. Daya Tahan (durability)
4. Keindahan/seni (Aesthetic)
5. Kesesuaian produk (conformance)
6. Fitur/ manfaat tambahan (fiture)
7. Kualitas yang dirasakan (perceive
quality)
8. Pelayanan (serviceability)
Harga (X2)
1. Terjangkau
2. Pembayaran cash
Brand Image (X3)
1. Dapat digunakan dengan baik
2. Design yang mengikuti jaman
3. Akrab di benak konsumen
4. Garansi
5. Terpecaya
H1
H4
H3
H2
Hipotesis
Berdasarkan uraian latar
belakang, kerangka konseptual, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Kualitas produk, harga, dan brand
image berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
produk Tupperware di Kelurahan
Mandonga
2. Kualitas produk berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga
3. Harga, berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
produk Tupperware di Kelurahan
Mandonga
4. Brand image berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Tupperware di
Kelurahan Mandonga.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di
Kelurahan Mandonga di jalan Laute III
Mandonga Kota Kendari. Penelitian
dilaksanakan mulai bulan November
sampai bulan Desember 2016.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh Masyarakat di Kelurahan
Mandonga yang sudah menggunakan
produk Tupperware.
Sampel
Penelitian ini mengambil
sampel pada Masyarakat kelurahan
Mandonga Pengambilan sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan rumus:
n = N
1 + ( N xe ²)
n = Ukuran sampel
N = Populasi
e = Presentase kelonggaran
karena kesalahan
pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir (5%)
Berdasarkan data dari
Masyarakat di Kelurahan Mandoga
per-Desember 2015 sejumlah 133
rumah di kelurahan Mandonga
khususnya di bagian jalan Laute 3,
maka sampel yang kita ambil dalam
penelitian ini menggunakan rumus
slovin dengan tingkat kepercayaan
95%, dan tingkat eror 5% adalah :
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
maka sampel dalam penelitian ini
ditetapkan sebanyak 57 orang
pelanggan
Jenis Dan Sumber Data
1. Data primer, yakni adalah data dan
informasinya yang diperoleh
secara langsung dari lapangan
terkait dengan kebutuhan
penelitian, baik yang dikumpulkan
melalui kuesioner maupun hasil
wawancara dengan responden
dalam penelitian ini terutama yang
berkaitan dengan semua indikator
variabel yang diamati oleh peneliti,
baik variabel kualitas produk,
harga, brand image, maupun
variabel keputusan pembelian.
Sumber data primer dari pelanggan
tupperware di kelurahan Mandoga
Kendari.
2. Data sekunder, yakni merupakan
data yang diperoleh tidak secara
langsung dari responden,
melainkan melalui bahan
dokumentasi yang tersedia pada
penelitian ini berupa, profil dan
struktur organisasi obyek
penelitian dan visi dan misi serta
strategi yang digunakan. Sumber
data sekunder dari distribusi
tupperware di kota Kendari
Metode Pengumpulan Data
1. Angket; Merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat
pernyataan atau pernyataan tertulis
kepada responden utuk
menjawabnya. Kuesioner juga
merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan di
ukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.
Sugiyono (2014;142) Metode ini
dilakukan dengan mengajukan
daftar pertanyaan kepada
responden. Pertanyaan-pertanyaan
diukur dengan menggunakan skala
interval 1-5, yaitu sangat tidak
setuju, tidak setuju, ragu-ragu,
setuju, dan sangat setuju.
2. Wawancara; Dalam wawancara
peneliti akan mendapatkan
beberapa jawaban dari hasil Tanya
jawab kepada pihak-pihak yang
bersangkutan mengenai masalah
pengunaan produk tupperware.
Adapun cara yang dilakukan yaitu
menemui 57 pelanggan di
Kelurahan Mandonga di jalan Laute
III Mandonga Kota Kendari yang
menggunakan tupperware, lalu
memberikan kuesioner pernyataan,
lalu peneliti menerima kembali
hasil jawaban pelanggan dan diolah
menggunakan alat analisis.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan dan kuesioner
mampu untuk mengungkap sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2011). Sebelum data
dianalisis, data terlebih dahulu
dilakukan uji dengan menggunakan uji
veliditas dan reliabilitas.
Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel
Penelitian Indikator
Koefisien
Korelasi
(r)
Sign. Hasil
Kualitas
Produk
(X1)
Performance 0,888 0,000 Valid
Reliability 0,635 0,000 Valid
Durability 0,599 0,000 Valid
Aesthetic 0,843 0,010 Valid
Conformance 0,658 0,000 Valid
Fiture 0,687 0,000 Valid
Perceive Quality 0,761 0,000 Valid
Serviceability 0,693 0,000 Valid
Harga
(X2)
Terjangkau 0,802 0,000 Valid
0,690 0,000 Valid
Pembayaran cash 0,528 0,000 Valid
0,797 0,000 Valid
Brand
Image
(X3)
Dapat digunakan dengan
baik 0,947 0,000 Valid
Design yang mengikuti
jaman 0,947 0,000 Valid
Akrab di benak konsumen 0,389 0,000 Valid
Garansi 0,438 0,000 Valid
Terpecaya 0,943 0,000 Valid
Keputusan
Pembelian
(Y)
Pengenalan Masalah 0,553 0,000 Valid
Pencarian Informasi 0,884 0,000 Valid
Evaluasi Alternatif 0,627 0,000 Valid
Keputusan Pembelian 0,779 0,000 Valid
Perilaku Pasca Pembelian 0,823 0,000 Valid
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan tabel diatas
menunjukan bahwa semua item yang
mengukur masing-masing variabel
indikator menghasilkan angka
koefisien validitas yang lebih dari 0,3
(r ≤ 0,30). Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa instrumen
pengumpulan data digunakan dalam
penelitian ini adalah valid.
Uji Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara
one shot atau pengukuran sekali saja.
Disini pengukuran hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain atau mengukur
reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha (α). variabel dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha (α) >
0,6 (Ghozali, 2011).
Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Penelitian Cronbach'h
Alpha Hasil
Kualitas Produk (X1) 0,861 Reliabel
Harga (X2) 0,657 Reliabel
Brand Image (X3) 0,786 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0,767 Reliabel
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan tabel 3.2 diatas
tersebut dapat disimpilkan bahwa item
indikator yang digunakanuntuk
mengukur masing-masing variabel
memiliki angka koefisien yang lebih
besar dari 0,60. Karena itu instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan
data dapat dinyatakan reliable pada
taraf kepercayaan 95%.
Definisi Operasional Variabel
1. Keputusan pembelian, Adalah
persepsi pelanggan terhadap
perilaku konsumen untuk
memutuskan apakah ia akan
membeli atau tidak produk
Tupperware setelah mengevaluasi
berbagai macam faktor. Indikator
yang digunakan dalam penelitian
ini diadopsi dari Kotler dan
Armstrong (2008:179) terdiri dari
urutan kejadian berikut:
pengenalan masalah kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian
dan perilaku pasca pembelian.
Indikator ini diukur dengan
pernyataan:
- Saya membeli tupperware
karena saya percaya dengan
kualitasnya
- Saya mencari informasi
tentang tupperware sebelum
melakukan pembelian.
- Saya mengevaluasi dan
mempertimbangkan manfaat
tupperware sebelum
melakukan pembelian
- Saya percaya dan memutuskan
membeli tupperware karena
lebih baik dari barang sejenis
- Saya merasa puas dengan
tupperware yang saya beli dan
akan melakukan pembelian
ulang
2. Kualitas Produk, Adalah
tanggapan pelanggan yang
menyeluruh atas evaluasi kebaikan
kinerja barang/produk. Indikator
yang digunakan dalam penelitian
ini diadopsi dari pengukuran
Kotler (2008) yakni; durabilitas,
reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi produk
juga atribut produk lainnya.
Indikator ini diukur dengan
pernyataan:
- Tupperware memiliki kinerja
yang praktis dalam
penggunaannya
- Tupperware dapat di andalkan
dalam setiap moment
- Tupperware memiliki daya
tahan produk yang kuat.
- Tupperware mempunyai
tampilan yang menarik.
- Semua produk tupperware
memiliki design yang bagus.
- Tupperware memiliki
kelebihan dan fungsi yang
tidak dimiliki produk lain.
- Kualitas produk sesuai dengan
dengan yang dijanjikan.
- Pelayanan garansi seumur
hidup (apabila produknya
rusak/pecah akan diganti
dengan produk yang baru)
3. Harga, Adalah persepsi pelanggan
terhadap nilai tukar untuk
mendapatkan barang berupa
tupperware ataupun jasa yang
dikeluarkan oleh seorang atau
kelompok pada waktu dan tempat
tertentu yang dinyatakan satuan
moneter. Indikator yang digunakan
dalam penelit ian ini diadopsi
dari pengukuran Arief Rahman
(2010:34) yakni: a) Terjangkau, b)
Pembayaran cahs. Indikator ini
diukur dengan pernyataan:
- Harga tupperware terjangkau
dalam masyarakat.
- Harga Tupperware sesuai
dengan keinginan masyarakat.
- Diskon yang besar untuk
pembayaran chas.
- Mendapatkan activitiy dan star
card dalam setiap pembelian
tupperware.
4. Brand Image: adalah persepsi
pelanggan yang berkaitan dengan
ingatan mengenai merek. Indikator
yang digunakan dalam penelitian
ini diadopsi dari pengukuran
Low and Lamb (2004) yang
dikutip dari (Noryiyanti, 2012)
yakni: (a) Useful/not: dapat
digunakan dengan baik, (b)
Moderen/outdate: memiliki model
up to date/ tidak ketinggalan
jaman, (c) Friendly/Unfriendly:
Kemudahan dikenali konsumen,
(d) Trustworthy: terpercaya, (e)
Warranty: Bergaransi. Indikator
ini diukur dengan pernyataan:
- Semua produk-produk
Tupperware tidak memiliki
kendala dalam penggunaannya.
- Design Tupperware mengikuti
jaman
- Banyak masyarakat yang
menggunakan Tupperware.
- Konsisten untuk garansi
produk.
- Mempercayai Tupperware
dalam segala aspek.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dapat
diklasifikasikan berdasarkan jenis
kelamin, usia, masa kerja dan jenis
pendidikan, sebanyak 57 kuesioner
yang diberikan kepada responden
semuanya dikembalikan. Dengan
demikian tingkat pengembalian
kuesioner responden yang diperoleh
adalah 100% Adapun gambaran
mengenai responden penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan kepada 57 responden
yang merupakan konsumen
Tupperware, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin
yang disajikan pada Tabel berikut.
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)
Pria
Wanita
12
45
21
79
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer (diolah), 2017
Berdasarkan pada Tabel. diatas
dapat diketahui bahwa responden
penelitian yang berjenis kelamin wanita
memiliki jumlah yang lebih banyak
yaitu 45 orang atau 21% dibandingkan
dengan pria yang berjumlah 45 orang
atau 79%. Artinya konsumen yang
paling banyak membeli produk
Tupperware pada masyarakat
Kelurahan Mandonga didominasi oleh
wanita.
Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan kepada 57 responden
yang merupakan konsumen produk
Tupperware, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan usia yang
terendah adalah usia diatas 20 - 30
tahun sedangkan yang tertinggi adalah
diatas 50 tahun yang disajikan pada
Tabel berikut:
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Frekuensi (orang) Presentase (%)
21 – 30
31 – 40
41 – 50
Di atas 50 tahun
20
17
15
5
35
30
26
9
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer (diolah), 2017
Berdasarkan Tabel diatas
menunjukkan bahwa berdasarkan
karakteristik responden menurut usia,
diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini
memiliki tingkatan usia antara 21 - 30
tahun yakni sebanyak 20 orang atau
35%. Usia 31 – 40 tahun yakni
sebanyak 17 orang atau 30%. Usia 41 –
50 tahun yakni sebanyak 15 orang atau
26%. Dan usia diatas 50 tahun keatas
sebanyak 5 orang atau 9%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden yang membeli produk
Tupperware di masrakat Kelurahan
Mandonga berada pada usia produktif,
dan tidak kesulitan dalam memahami
setiap pernyataan yang diberikan.
Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan kepada 57 responden
yang merupakan konsumen produk
Tupperware pada masyarakat
Kelurahan Mandonga, diperoleh
karakteristik responden berdasarkan
jenis pendidikan. Adapun tingkat
pendidikan terendah adalah
berpendidikan SMP/Sederajat
sedangkan tingkat pendidikan tertinggi
adalah S.1, yang disajikan pada Tabel
berikut.
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir Frekuensi (orang) Persentase (%)
SMP
SMU/Sederajat
Sarjana (S-1)
15
17
25
26
30
44
Jumlah 57 100
Sumber: Data primer diolah 2017
Berdasarkan pada Tabel 4.3
menunjukkan bahwa mayoritas
responden memiliki tingkat pendidikan
Sarjana (S-1) yaitu sebesar 25 orang
atau 44%. Disusul tingkat
SMU/Sederajat sebanyak 17 orang atau
30%. Dan yang terendah adalah
pendidikan SMP sebanyak 15 orang
atau 26%. Hal ini menunjukkan bahwa
dari 57 responden yang menjadi
konsumen produk Tupperware, lebih
didominasi oleh konsumen yang
tingkat pendidikannya pada Sarjana (S-
1). Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa responden layak untuk
memberikan jawaban atas pernyataan
yang diberikan.
Hasil Analisis Regresi Linier
Berganda
Pengujian dan pembuktian
secara empiris pengaruh antar variabel
penelitian ini selain menggunakan
analisis statistika deskriptif juga
digunakan analisis statistika inferensial
yaitu analisis regresi linear berganda
untuk melakukan pengujian terhadap
hipotesis yang diajukkan dalam
penelitian ini.
Menguji pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
digunakan uji t. Dasar pengambilan
keputusan adalah apabila tsig < α0,05
maka variabel bebas tersebut
berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat. Demikian pula sebaliknya,
apabila tsig > α0,05 maka variabel bebas
tersebut berpengaruh tidak signifikan
terhadap variabel terikat.
Hasil analisis regresi linear
berganda yang menguji pengaruh
variabel kualitas produk (X1), harga
(X2) dan brand image (X3) terhadap
variabel keputusan pelanggan (Y) pada
produk Tupperware di masyarakat di
kelurahan Mandonga, dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini.
Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
No. Variabel Bebas
(X)
Koefisisen
Regresi (β) tsig Ket.
1
2
3
Kualitas Produk (X1)
Harga (X2)
Brand Image (X3)
0,950
0,195
0,218
0,000
0,022
0,000
Signifikan
Signifikan
Signifikan
R
R Square
SEE
0,978
0,956
0,40593
Sumber: Lampiran 5.
Berdasarkan hasil pengujian
model regresi tersebut, maka model
regresi yang menyatakan pengaruh
kualitas produk, harga dan brand image
terhadap keputusan pembelian dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Y = 0,950 X1 + 0,195X2 +
0,218X3 Dimana: Y = Keputusan
Pembelian
X1 = Kualitas Produk;
X2 = Harga; X3= Brand Image
b1 = 0,950; b2=
0,195; b3= 0,218
Dijelaskan bahwa: Koefisien
regresi (b) beta (X1) Kualitas Produk
sebesar 0,950 bertanda positif, artinya
semakin baik kualitas produk
Tupperware maka semakin tinggi
keputusan pembelian konsumen pada
masyarakat Kelurahan Mandonga.
Koefisien regresi (b) beta (X2)
harga sebesar 0,195, bertanda positif,
artinya semakin baik harga produk
Tupperware maka semakin tinggi
keputusan pembelian konsumen.
Koefisien regresi (b) beta (X3) brand
image sebesar 0,218, bertanda positif,
artinya semakin baik brand image
produk Tupperware maka semakin
tinggi keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan hasil perhitungan,
nilai koefisien korelasi yang diperoleh
sebesar 0,978. Ini menunjukan bahwa
keeratan hubungan langsung antara
variabel kualitas produk, harga dan
brand image terhadap keputusan
pembelian adalah sebesar 0,978.
Berdasarkan hasil perhitungan
nilai koefisien determinasi yang
diperoleh sebesar 0,956. menunjukan
bahwa kontribusi kualitas produk (X1),
harga (X2), brand image (X3), dapat
menerangkan variasi perubahan
keputusan pembelian sebesar 95,6%
dan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini sebesar 4,4%. Kontribusi variabel
bebas tersebut cukup besar, sehingga
dapat menggambarkan pengaruh
kualitas produk, harga, dan brand
image terhadap keputusan pembelian
Tupperware di kelurahan Mandonga.
Pengujian Hipotesis
Pembuktian apakah variabel
kualitas produk, harga dan brand image
mempunyai pengaruh terhadap
keputusan pembelian, baik secara
simultan maupun secara parsial.
Pembuktian hipotesis ini menggunakan
uji F dengan tujuan untuk melihat
pengaruh variabel bebas yang meliputi
kualitas produk, harga dan brand image
terhadap keputusan pembelian secara
simultan. Sedangkan uji t digunakan
untuk melihat pengaruh variabel bebas
kualitas produk, harga dan brand image
terhadap keputusan pembelian secara
parsial.
A. Uji F (Pengujian Hipotesis
Secara Serempak)
Pengujian secara serempak (uji
F) dilakukan untuk membuktikan
hipotesis pertama yang menyatakan
“kualitas produk, harga dan brand
image secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian (studi kasus pada
masyarakat Kelurahan Mandonga)
apakah diterima atau ditolak.
Hasil pengujian hipotesis yang
menyatakan bahwa kualitas produk,
harga dan brand image berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian pada produk Tupperware,
dapat dibuktikan dengan nilai
signifikansi F (Fsig) sebesar = 0,000
yang berarti lebih kecil dari α = 0,05
(Fsig 0,000< 0.05). Hasil ini dapat
diinterpretasikan bahwa variabel
Kualitas Produk (X1), Harga (X2) dan
Brand Image (X3) berpengaruh secara
simultan terhadap keputusan pembelian
pada produk Tupperware, sehingga
dengan demikian hipotesis pertama
yang diajukan diterima.
B. Uji-t (Pengujian Hipotesis
Secara Parsial)
Pengujian secara parsial (Uji t)
dilakukan dengan membandingkan nilai
signifikansi t (t sign) dengan nilai alpha
(α = 0,05) pada tingkat kepercayaan
95%.
Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa:
1. Kualitas Produk berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan
Pembelian yang ditunjukkan nilai
signifikan 0,000 < 0,05, sehingga
hipotesis yang diajukan dapat
diterima. Atas dasar ini pula
variabel Kualitas Produk dapat
dimasukkan sebagai salah satu
variabel yang signifikan
pengaruhnya terhadap Keputusan
Pembelian pada produk
Tupperware.
2. Harga, berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian
yang ditunjukkan nilai signifikan
0,022 < 0,05, sehingga hipotesis
yang diajukan dapat diterima. Atas
dasar ini pula variabel Harga dapat
dimasukkan sebagai salah satu
variabel yang signifikan
pengaruhnya terhadap Keputusan
Pembelian pada produk
Tupperware.
3. Brand Image berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan
Pembelian yang ditunjukkan nilai
signifikan 0,000 < 0,05, sehingga
hipotesis yang diajukan dapat
diterima. Artinya variabel Brand
Image dapat memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
Keputusan Pembelian pada produk
Tupperware.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Kualitas Produk, Harga
dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil pembahasan
maka ditemukan bahwa Kualitas
Produk, Harga dan Brand Image
berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian produk
Tupperware pada masyarakat
Kelurahan Mandonga. Dimana kualitas
produk Tupperware yang tercermin
melalui apa yang dirasakan konsumen
terhadap produk Tupperware yang
dinilai dari durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoperasian
dan reparasi produk juga atribut produk
lainnya dianggap telah mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen pada
masyarakat Kelurahan Mandonga.
Harga produk Tupperware yang
ditawarkan kepada konsumen sangat
memuaskan konsumennya sehingga
dapat dikatakan bahwa harga produk
Tupperware sudah baik dan terjangkau
sehingga mempengaruhi keputusan
konsumen yaitu masyarakat Kelurahan
Mandonga untuk melakukan pembelian
produk ini. Brand Image nampak dari
penilaian yang baik di mata
konsumennya karena mereka percaya
dengan dengan segala macam
kelebihan produk ini. Dengan
demikian, hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa konsumen
yang membeli produk Tupperware
merasa puas dengan semua keunggulan
yang ditawarkan produk ini karena
telah memenuhi standar kualitas
produk yang baik, harga yang
terjangkau, mempunyai nilai merek
tinggi dan berbagai macam keunggulan
lainnya. Sehingga, dapat
diinterprestasikan bahwa semakin baik
kualitas produk, harga dan brand image
akan semakin tinggi pula keputusan
pembelian konsumen terhadap produk
Tupperware di masyarakat Kelurahan
Mandonga.
Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yudhi
Soewito (2011) dengan judul “Kualitas
Produk, Merek Dan Desain
Pengaruhnya Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha
Mio”. Hasil uji F menyatakan bahwa
Ho ditolak berarti Ha diterima, artinya
faktor-faktor kualitas produk, merek,
dan desain berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sepeda motor
Yamaha Mio oleh konsumen pengguna
sepeda motor Mio di kecamatan
Singkil Manado.
Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Nugroho (2003:38) tentang keputusan
pembelian adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasi
sikap pengetahuan untuk mengevaluasi
dua atau lebih perilaku alternatif, dan
memilih salah satu diantaranya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas
maka dapat disampaikan bahwa
keputusan pembelian adalah suatu
keputusan seseorang dimana dia
memilih salah satu dari beberapa
alternatif pilihan yang ada dan proses
integrasi yang mengkombinasi sikap
pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu diantaranya.
Pengaruh Kualitas Produk
Terhadap Keputusan
Pembelian
Berdasarkan hasil pembahasan
maka ditemukan bahwa kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Dengan
demikian, dapat diinterpretasikan
bahwa semakin baik kualitas produk
maka akan semakin besar pula
keputusan pembelian terhadap produk
Tupperware pada masyarakat
Kelurahan Mandonga.
Kualitas produk Tupperware
yang dimaksud diantaranya nampak
dari kinerja produk tersebut yang
begitu praktis karena dapat digunakan
secara langsung oleh konsumen untuk
berbagai keperluan seperti piknik
maupun untuk mengamankan segala
macam kebutuhan dapur para
konsumen, produk ini juga mempunyai
daya tahan yang kuat, tahan karat dan
tidak mudah pecah, tampilan produk
Tupperware terlihat menarik karena
warna dan bentuknya sangat bervariasi
sehingga menarik perhatian para
konsumen, memiliki design yang bagus
sehingga menarik konsumen untuk
membelinya. Khususnya pada penutup
yang beraneka ragam bentuk namun
dengan tujuan sama yaitu agar
makanan/minuman yang disimpan
tetap higienis dan kualitas isi bertahan
lebih lama, produk Tupperware
memang berbeda dengan produk
lainnya baik dari segi kualitas produk
maupun fungsinya yang dapat
digunakan untuk aktivitas apapun,
kualitas produk yang ditawarkan sesuai
dengan yang dijanjikan yaitu
kualitasnya sangat baik mampu
memenuhi fungsinya secara tepat dan
juga produk ini memberikan pelayanan
garansi seumur hidup (apabila
produknya rusak/pecah akan diganti
dengan produk yang baru).
Temuan ini sekaligus
memperkuat penelitian Yudhi Soewito
(2011) dengan judul “Kualitas Produk,
Merek Dan Desain Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda
Motor Yamaha Mio”. Hasil uji t hitung
untuk variabel kualitas produk yaitu
kualitas produk berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Temuan ini sekaligus
memperkuat pernyataan Cannon, dkk
(2008:286) di kutip pada jurnal Asri
Fajar Sari (2015) “kualitas produk
adalah kemampuan produk untuk
memuaskan kebutuhan atau keinginan
pelanggan.” “Definisi lain kualitas
produk adalah karakteristik produk atau
jasa yang bergantung pada
kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan konsumen yang dinyatakan
atau diimplikasikan” (Kotler dan
Amstrong, 2008:272) di kutip pada
jurnal Asri Fajar Sari (2015). Menurut
Kotler dan Keller (2009:143), kualitas
produk adalah totalitas fitur dan
karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat.
Pengaruh Harga Terhadap
Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil pembahasan
maka ditemukan bahwa Harga
berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian. Dengan
demikian dapat diinterpretasikan
bahwa semakin baik pemberian harga
kepada konsumen, maka akan semakin
tinggi pula keputusan pembelian
konsumen terhadap produk
Tupperware pada masyarakat
Kelurahan Mandonga.
Harga produk Tupperware
yang dimaksud diantaranya harga-
harga yang ditawarkan oleh produk
Tupperware sangat terjangkau dan
sesuai dengan kualitas produknya.
Konsumen juga mampu membeli
produk Tupperware karena produk ini
memberikan jangka waktu yang cukup
lama untuk pembayaran cicilan
Tupperware yang dibeli secara kredit.
Memberikan diskon yang besar pada
konsumennya untuk setiap pembelian
produk yang dilakukan secara tunai.
Selain itu, dalam setiap produk
Tupperware konsumen selalu
mendapatkan chas back atau sesuatu
lainnya sehingga konsumen semakin
loyal untuk melakukan pembelian
produk ini.
Temuan ini sekaligus
memperkuat penelitian Steven Edbert,
Altje Tumbel, dan Willem Alfa
Tumbuan (2014) pada judul ´Pengaruh
Image, Harga, dan Iklan Produk
Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Pada Pasta Gigi Pepsodent
di Kota Manado”. Hasil analisis
menunjukkan harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian
Konsumen Pada Pasta Gigi Pepsodent
di Kota Manado.
Temuan ini sekaligus
memperkuat pernyataan Thomas
(2009:71) menjelaskan ketika
menetapkan harga, perusahaan harus
mempertimbangkan pesaing mereka,
tetapi sebaiknya tidak serta merta
menyamai atau menyerangnya.
Walaupun harga merupakan faktor
penting dalam memutuskan untuk
membeli, tetapi bukanlah satu-satunya
pertimbangan. Ada dua faktor penting
yang harus diingat ketika mempelajari
pengaruh persaingan dalam kebijakan
penetapan harga diperusahaan kecil;
lokasi pesaing dan sifat dasar dari
barang yang bersaing tersebut. Dalam
banyak kasus, kecuali jika perusahaan
dapat secara nyata memberi nilai
tambah pada kualitas dan kuantitas
produknya, harga untuk barang sejenis
harus ditetapkan sama dengan harga
pesaing terdekat.
Pengaruh Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil pembahasan
maka ditemukan bahwa Brand Image
berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian. Dengan
demikian dapat diinterpretasikan
bahwa semakin baik Brand Image
produk Tupperware, maka akan
semakin tinggi pula keputusan
pembelian konsumen terhadap produk
Tupperware pada masyarakat
Kelurahan Mandonga.
Brand Image produk
Tupperware yang dimaksud
diantaranya produk-produk
Tupperware tidak memiliki kendala
dalam penggunaannya sebab produk ini
sangat simpel dan mudah untuk
digunakan. Design produk ini selalu
berubah mengikuti zaman dan
kebutuhan konsumennya sehingga
masyarakat lebih memilih produk ini
dibandingkan produk lain. Selain itu,
produk Tupperware merupakan produk
yang banyak digunakan oleh
masyarakat untuk kebutuhan dapur
keluarganya. Adanya konsistensi
pemberian garansi yang tidak
mengalami perubahan sampai saat ini.
Serta adanya bentuk kepercayaan
konsumen terhadap produk
Tupperware dari segala aspek baik
kualitas maupun harganya dan aspek
lainnya.
Temuan ini sekaligus
memperkuat penelitian Ferdyanto Fure,
dkk (2015) dengan judul “Pengaruh
Brand Image, Kualitas Produk dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Di J.CO Manado. Hasil
penelitian menunjukan Brand Image
berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Di
J.CO Manado.
Penelitian ini sejalan dengan
pernyataan M. Suyanto (2007:81)
menjelaskan citra merek merupakan
jenis asosiasi yang muncul di benak
konsumen ketika mengingat sebuah
merek tertentu. Asosiasi tersebut dapat
muncul dalam bentuk citra atau
pemikiran tertentu yang dikaitkan
dengan suatu merek. Asosiasi ini dapat
di konseptualkan berdasarkan jenis,
dukungan, kekuatan dan keunikan.
Jenis asosiasi merek meliputi atribut,
manfaat dan sikap. Atribut terdiri dari
atribut yang berhubungan dengan
produk misalnya desain, warna, ukuran
dan atribut yang tidak berhubungan
dengan produk,misalnya harga,
pemakai dan citra penggunaan. Adapun
manfaat mencakup manfaat secara
fungsional, manfaat secara simbolis
dan manfaat berdasarkan pengalaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kualitas Produk, Harga dan Brand
Image secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian Produk
Tupperware pada Masyarakat
Kelurahan Mandonga. Artinya
semakin tinggi kualitas produk,
harga dan Brand Image
Tupperware, maka semakin tinggi
keputusan pembelian masyarakat
kelurahan Mandonga.
2. Kualitas Produk secara persial
berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian Produk
Tupperware pada Masyarakat
Kelurahan Mandonga. Artinya
semakin tinggi kualitas produk
Tupperware, maka semakin tinggi
keputusan pembelian masyarakat
kelurahan Mandonga.
3. Harga secara persial berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Produk Tupperware
pada Masyarakat Kelurahan
Mandonga. Artinya semakin harga
Tupperware, maka semakin tinggi
keputusan pembelian masyarakat
kelurahan Mandonga.
4. Brand Image secara persial
berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian Produk
Tupperware pada Masyarakat
Kelurahan Mandonga. Artinya
semakin tinggi brand image
Tupperware, maka semakin tinggi
keputusan pembelian masyarakat
kelurahan Mandonga.
Dengan demikian dapat dijelaskan
bahwa semakin baik Kualitas Produk,
Harga dan Brand Image maka akan
semakin besar Keputusan Pembelian
konsumen produk Tupperware pada
Masyarakat Kelurahan Mandonga.
Saran
1. Bagi agen distributor Tupperware
agar memperhatikan kualitas
produk berupa keandalan
Tupperware, agar dapat diandalkan
di setiap moment. Demikian pula
dengan harga yang berhubungan
dengan jangka waktu cicilan, agar
dapat lebih diperpanjang waktu
penyicilannya, sehingga setiap
pelanggan yang membeli dengan
jalan cicilan, tidak merasa
terbebani dengan harga
tupperware yang cukup mahal.
Selanjutnya yang perlu
diperhatikan yaitu indikator brand
image yaitu akrab di benak
konsumen, agar pihak distributor
lebih banyak memperkenalkan
produk tupperware kepada
masyarakat, agar produk
tupperware dapat dikenal dan
digunakan oleh setiap lapisan
masyarakat.
2. Keputusan pembelian merupakan
variabel yang sangat
mempengaruhi seorang pelanggan
dalam membeli Tupperware.
Karena itu, disarankan kepada
agen distributor Tupperware agar
memperhatikan evaluasi alternatif
pelanggan, berupa pertimbangan
pelanggan sebelum membeli
produk Tupperware, sehingga
dapat dijadikan pertimbangan bagi
agen distributor Tupperware dalam
meningkatkan kualitas produk
dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Arief Rakhman Kurniawan. 2013.
Manager dan Supervisor.
Buku Pintar, Yogyakarta
Asri Fajar Sari. 2012. “Pengaruh
Harga, Kualitas Produk dan
Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian. Universitas
Pandanaran, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Vol 6. No1.
Duwi Priyanto, 2010. Analisa Statistik
Data Dengan SPSS.
Mediakom: Yogyakarta
Ferdyanto Fure, Joyee Lapian, Rita
Taroreh. 2015. Pengaruh
Brand Image, Kualitas Produk
dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian
Konsumen Di J.CO Manado.
ISSN 2303-1174. Jurnal Vol.
3 No.1 Maret 2015, Hal. 367-
377. ISSN 2303-1174
Fredy Rangkuti. 2006. Analisi Swot
Teknik Membedah Kasus
Bisnis. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS, Edisi. Keempat,
Penerbit Universitas
Diponegoro
------------------. 2011. “Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan
Program SPSS”. Semarang:
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Husein Umar. 2005. Riset Pemsaran
Perilaku Konsumen.Cetakan
Keempat. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Https://taniosutrisno.wordpress.com/20
14/09/
Joseph P.Canon, Willim D. Perreualt,
Jr., E. Jerome McCarthy 2008.
Pemasaran Dasar. Edisi 16,
Edward Tanujaya, Jakarta.
Kotler dan Amstrong, 2000, Prinsip-
prinsip Marketing, Edisi
Ketujuh, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
------------------ dan Keller. 2007.
Manajemen Pemsaran. Edisi
ke 12, jilid 1. PT Indeks.
Jakarta
------------------ dan Amstrong, Gary
2008. Prinsip – Prinsip
Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1,
Erlangga, Jakarta
------------------ dan Kevin Lane Keller.
2009. Alih Bahasa: Benyamin
Molan. Manajemen
Pemasaran. Edisi Keduabelas.
Jilid 1. Cetakan Keempat.
Jakarta. PT. Indeks.
M. Faud, Christin H., Nurlela.
Sugiarto, Paulus, Y.E.F. 2006.
Pengantar Bisnis. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
M. Suyanto, 2007. Strategi
Management : Yogyakarta,
CV Andi Offset
Machfoedz, M. 2010. Komunikasi
Pemasaran Modern. Cetakan
Pertama. Penerbit. Cakra Ilmu.
Jakarta
Mulyadi. 2007, Sistem Perencanaan
dan Pengendalian
manajemen, Edisi ketiga,
Jakarta: Salemba Empat
Nugroho, J. Setiadi, 2003, ”Perilaku
Konsumen Konsep dan
Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran”.
Jakarta: Kencana.
Peter, J. Paul & Jerry C. Olson. 1999.
Consumer Behavior, Perilaku
konsumen dan Strategi
Pemasaran. Jilid kedua, Edisi
Keempat. Terjemahan Damos
Sihombing dan Peter Remy
Yossi Pasla. Jakarta: Erlangga.
Setiadi, Nugroho J. 2010. Perilaku
Konsumen. Cetakan keempat.
Penerbit Kencana, Bandung.
Steven Edbert, Altje Tumbel, Willem
Alfa Tumbuan. 2014.
Pengaruh Image, Harga, Iklan
dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada
Pasta Gigu Pepsodent di Kota
Manado. ISSN 2303-1174.
Jurnal Vol.2 No.3 September
2014, Hal. 1035-1044.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D. PT Alfabeta. Jakarta
Thomas J. D’Zurilla. Alissa C, Bell.
2009. “The Influence of Social
Problem-Solving Ability on
the Relationship Between
Daily Stress and Adjustment”.
Original Article Cognitif
Therapy Res 33: 439-448.
Yudi Soewito. 2011. Kualitas Produk,
Merek dan Desain Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Yamaha Mio. ISSN
2303-1174. Jurnal Vol1 No.3 2013,
Hal.218-229.