penyisihan besi dan zat organik dari air tanah...

42
D D A A F F T T A A R R P P U U S S T T A A K K A A 1. Bader, H., Hoig, J. (1981), Determination of Ozone In Water By The Indigo Method, Wat. Res. 15, 449-456. 2. Benefield, L. D., Randall (1980), Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment, Prentice Hall Inc., Englewood Cliff, New Jersey, 1-5. 3. Blatchley, Ernest R., Thompson, John E. (1998), Groundwater Contaminants, dalam The Handbook of Groundwater Engineering, Chapter 13, Delleur, Jacques W., Editor, CRC Press LLC. 4. Camel, V., Bermond, A. (1998), The Use of Ozone and Associated Oxidation Processes in Drinking Water Treatment, Wat. Res. 32, 3208-3222. 5. Contreras, Iglesias Sandra (2002), Degradation and Biodegrability Enhancement of Nitrobenzene and 2,4 Dichlorophenol by Means of AOP Based on Ozone, Thesis of Ingeniería Química, University of Barcelona. 35- 42. 6. Djaendi (2005), Selamatkan Air tanah Bandung, Pikiran Rakyat online 01 Desember 2005. 7. Hoign, J. (1994), Characterization of Water Quality Criteria for Ozonation Processes. Part I: Minimal Set of Analytical Data, Ozone Science & Eng. 10, 377-386. 8. Hoign, J., Bader, H. (1976), The Role of Hydroxyl Radical Reactions in ozonation Processes in Aqueous Solutions, Wat. Res. 10, 377-386. 9. Jansen, R. H. S.et al (2005), Holow Fiber Membrane Contactors - A Means to Study the Reaction Kinetics of Humic Substance Ozonation, J. Mem. Sci. 257, 48-59. 10. Keller, Michael C. (1994) Iron Removal, Sybron Chemical Inc., download Juli 2007. 11. Leap, Darrel I. (1998), Geological Occurance of Groundwater, dalam The Handbook of Groundwater Engineering, Chapter 1, Delleur, Jacques W., Editor, CRC Press LLC. 12. Lenntech, 1998. The Ozone, 37-59., download 28 Juni 2006. 13. Lenntech, 1998. Ozone Transfer Mechanism. download Februari 2008

Upload: lamhuong

Post on 17-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA

1. Bader, H., Hoigẻ, J. (1981), Determination of Ozone In Water By The Indigo

Method, Wat. Res. 15, 449-456.

2. Benefield, L. D., Randall (1980), Process Chemistry for Water and

Wastewater Treatment, Prentice Hall Inc., Englewood Cliff, New Jersey, 1-5.

3. Blatchley, Ernest R., Thompson, John E. (1998), Groundwater Contaminants,

dalam The Handbook of Groundwater Engineering, Chapter 13, Delleur,

Jacques W., Editor, CRC Press LLC.

4. Camel, V., Bermond, A. (1998), The Use of Ozone and Associated Oxidation

Processes in Drinking Water Treatment, Wat. Res. 32, 3208-3222.

5. Contreras, Iglesias Sandra (2002), Degradation and Biodegrability

Enhancement of Nitrobenzene and 2,4 Dichlorophenol by Means of AOP

Based on Ozone, Thesis of Ingeniería Química, University of Barcelona. 35-

42.

6. Djaendi (2005), Selamatkan Air tanah Bandung, Pikiran Rakyat online 01

Desember 2005.

7. Hoignẻ, J. (1994), Characterization of Water Quality Criteria for Ozonation

Processes. Part I: Minimal Set of Analytical Data, Ozone Science & Eng. 10,

377-386.

8. Hoignẻ, J., Bader, H. (1976), The Role of Hydroxyl Radical Reactions in

ozonation Processes in Aqueous Solutions, Wat. Res. 10, 377-386.

9. Jansen, R. H. S.et al (2005), Holow Fiber Membrane Contactors - A Means to

Study the Reaction Kinetics of Humic Substance Ozonation, J. Mem. Sci. 257,

48-59.

10. Keller, Michael C. (1994) Iron Removal, Sybron Chemical Inc., download Juli

2007.

11. Leap, Darrel I. (1998), Geological Occurance of Groundwater, dalam The

Handbook of Groundwater Engineering, Chapter 1, Delleur, Jacques W.,

Editor, CRC Press LLC.

12. Lenntech, 1998. The Ozone, 37-59., download 28 Juni 2006.

13. Lenntech, 1998. Ozone Transfer Mechanism. download Februari 2008

14. MRWA, 1999 Iron and Manganese Removal, download Juli 2007

15. National Drinking Water Clearinghouse, 1998, Iron and Manganese

Removal, Tech Brief Nine, September download 17 Juli 2007.

16. Ozone Information (2008).Solubility of Ozone in Water, download Februari

2008.

17. Ozone Solution (2008), Ozone Solubility, download Februari 2008.

18. Rahmat, Adi (2006), Kinetika Kimia, download Mei 2007.

19. Robinson, James A. (1996), Ozone Generation in the Electrical Discharge

From a Water Surface, Thesis Master of Engineering Science, The University

of Western Ontario, 1-14.

20. Rohmatun (2006), Studi Penurunan Kandungan Besi Organik dalam Air

Tanah dengan Oksidasi H2O2-UV, Thesis Program Master, Institut Teknologi

Bandung

21. Savant, Gourav (2003), Combined Ozone and Ultraviolet Inactivation of

Escherichia Coli, Thesis Master Degree of Science in Civil Engineering,

faculty of Missisippi state University. 29-33.

22. Sawyer, C.N, McCarty, P.L., Parkin, GF. (1994), Chemistry for

Environmental Engineering, McGraw-Hill International Edition.

23. Siddiqui, Mohamed S., Amy, Gary L., Murphy, Brian D. (1997), Ozone

Enhanced Removal of Natural Organic Matter From Drinking Water Sources,

Wat. Res. 31, 3098-3106.

24. Standar Methods for The Examination of Water and Wastewater 20th Edition,

American Public Health Association, Washington DC, USA (1998).

25. US EPA, 1999, Alternative Disinfectants and Oxidants. Guidance Manual,

download April 2008.

26. Wikipedia, 2007. Iron, download November 2007

27. Wikipedia, 2007. Ozone, download November 2007

Lampiran A

Lampiran A Metode Analisis Ozon Di

Udara

A.1 Analisis Ozon di Udara Menurut Standar Method

Prinsip Pengukuran:

Ozon direaksikan dengan potassium iodida membentuk potassium triiodida

yang selanjutnya dianalisa dengan sptekrofotometer pada panjang gelombang

352 nm.

Reaksi yang terjadi:

O3 + 3KI + H2O KI3 + 2KOH + O2

Range : 0.01 ppm – 10 ppm

Sensitifitas : 1 – 10 µL O3 (dalam 10 mL midget impinger)

Interferensi : SO2, H2S, debu, halogen, H2O2, organik, oksidan

Presisi : 5% deviasi dari rata – rata

Peralatan:

1. Midget Impinger

2. Pompa

3. Volume meter

4. Termometer

5. Manometer

6. Stopwatch

7. Spektrofotometer dengan cuvette

Thesis 25305020 A-1

Lampiran A

8. Gelas ukur

Reagen:

1. Purity (standar ACS)

2. Double distilled water

3. Absorbing reagent, yaitu 1% KI dalam 0.1 M buffer phosfat, dengan prosedur

pembuatan :

a. larutkan 13.61 gram potasium dihidrogen posfat (KH2PO4)+ 14.2 gram

Na2HPO4 atau 35.82 gram Na2HPO4.12H2O + 10.00 gram KI dengan

double distilled water hingga volume 1 liter

b. Simpan pada temperatur ruang selama 1 hari sebelum digunakan.

Larutan dapat disimpan hingga beberapa minggu di dalam botol kaca

berwarna coklat di dalam lemari pendingin. Penyimpanan di

temperatur ruang memperpendek masa penggunaan.

4. Larutan Iodine Standar, 0.025 MI2 (0.05N), prosedur pembuatan:

a. Larutkan 16.0 g potassium iodida dan 3.1370 g iodin dengan double

distilled water hingga volume tepat 500 ml.

b. Simpan pada temperatur ruang selama 1 hari sebelum digunakan

c. Lakukan standarisasi sesaat sebelum digunakan dengan 0.025 M

Na2S2O3. Sodium tiosulfat yang digunakan distandarisasi dengan

standar bi-iodat, KH(IO3)2 atau potassium dikromat, K2Cr2O7.

Prosedur

a. Bersihkan semua peralatan yang akan digunakan, peralatan berbahan gelas

dibersihkan menggunakan larutan pembilas dikromat dilanjutkan dengan air

kran dan air distillasi.

b. Pengambilan dan pengukuran sampel:

1. Pipet 10 ml absorbing reagen ke dalam midget impinger

Thesis 25305020 A-2

Lampiran A

2. Hubungkan impinger (melalui tabung absorbsi) ke pompa vakum dan

pre-filter (jika diperlukan) dengan sambungan fleksibel (bukan

berbahan karet). Penggunaan sambungan sesedikit mungkin sehingga

tidak ada rongga antara impinger dengan tabung yang akn dilalui

udara sebelum masuk ke impinger.

3. Nyalakan pompa dan lakukan pemompaan sampel. Hitung debit,

waktu dan/ atau volume sampel seakurat mungkin. Debit

pemomompaan sampel berkisar antara 0.2 – 1 lpm. Jika temperatur

dan tekanan udara sampel sangat berdeviasi dari 25˚C dan 760 Torr,

ukur dan catat nilainya.

4. Pemompaan sampel dilakukan hingga kandungan ozon yang terserap

antara 0.5 – 10 μl dalam waktu kurang dari 30 menit. Unutk debit 2

lpm selama 30 menit harus mendapatkan sensitifitas 0.01 ppm.

Hindarkan absorbing reagent dari sinar matahari langsung.

5. Sesudah pengambilan sampel, stem impinger dapat dilepas dan

dibersihkan. Keluarkan sisa reagen di dalam stem dengan cara

mengetukkan stem ke dinding impingerperlahan- lahan. Bilas stem

dengan sedikit larutan absorber (< 1ml) danmasukkan bilasan ini ke

dalam impinger. Tutup impinger dengan bahan padat yang tidak

reaktif (disarankan dari bahan teflon). Jangan menggunakan bahan dari

karet.

6. Larutan sampel harus dianalisa tidak lebih dari 60 menit setelah

sampling.

7. Buat blangko menggunakan impinger dengan perlakukan sama dengan

sampel, tetapi jangan ada udara yang masuk ke dalam impinger.

c. Analisis:

1. Catat volume total laruan sampel yang terdapat di dalam impinger

(biasanya 10 ml).

2. Masukkan larutan dari impinger ke dalam kuvet.

Thesis 25305020 A-3

Lampiran A

3. Ukur absorbansi pada panjang gelombang 352 nm, gunakan air

destilasi seabagai referensi. Pengukuran harus dilakukan dalam waktu

antara 30 – 6 0 menit setelah sampling.

4. Gunakan blanko serta larutan standar untuk mendapatkan kurva

standar hubungan antara konsentrasi ozon dengan absorbansi

5. Jika warna sampel terlalu pekat, lakukan pengenceran.

Perhitungan

Konsentrasi ozon yang terukur dapat diekspresikan sebagai ppm dengan rumus:

Ppm, O3 = Vs

mol 24.45 O 3 ×μ , dimana:

Vs = volume sampel udara.

Thesis 25305020 A-4

Lampiran A

A.2 Analisis ozon di Udara dengan Gastec Ozone Meter

Thesis 25305020 A-5

Lampiran A

Thesis 25305020 A-6

Lampiran B

Lampiran B Analisis Konsentrasi Ozon

di Dalam Air B.1 Metode Indigo

Reagen

1. Larutan Stok Indigo, pembuatan:

a. Tambahkan 1 ml asam fosfat pekat ke dalam 500 ml air destilasi pada labu

1 L.

b. Kemudian sambil diaduk tambahkan 770 mg Potassium indigo trisulfonat,

C16H7N2O11S3K3, lalu tambahkan air destilasi hingga volume larutan tepat

1 L. Simpan larutan di tempat gelap.

2. Reagen I Indigo, pembuatan:

a. Masukkan 20 ml larutan stok indigo ke dalam labu 1 L, kemudian

tambahkan 10 g sodium dihidrat pasfat (NaH2PO4) serta 7 ml asam posfat

pekat. Larutkan dengan air destilasi hingga volume tepat 1 L.

b. Larutan sebaiknya disiapkan pada saat akan digunakan, sehingga

absorbansinya tidak kurang dari 80% dari nilai awal. Nilai ini biasanya

masih diperoleh hingga penyimpanan 1 minggu.

3. Reagen II Indigo

a. Masukkan 100 ml larutan stok indigo ke dalam labu 1 L, kemudian

tambahkan 10 g sodium dihidrat pasfat (NaH2PO4) serta 7 ml asam posfat

pekat. Larutkan dengan air destilasi hingga volume tepat 1 L.

b. Larutan sebaiknya disiapkan pada saat akan digunakan, sehingga

absorbansinya tidak kurang dari 80% dari nilai awal. Nilai ini biasanya

masih diperoleh hingga penyimpanan 1 minggu.

4. Reagen Asam Malonik, diperoleh dengan cara melarutkan 5 g asam malonik

ke dalam air, lalu encerkan hingga volume 100 ml.

Thesis 25305020 B-1

Lampiran B

5. Reagen Glisin, dibuat dengan melarutkan 7 g glisin ke dalam air, encerkan

hingga volume larutan 100 ml.

Prosedur

1. Untuk konsentrasi ozon antara 0.01 – 0.1 mg/l :

a. Tambahkan 10 ml reagen 1 pada labu 100 ml. Isi salah satu labu dengan

air destilasi dan labu lainnya dengan sampel.

b. Ukur absorbansi mengunakan kuvet 10 cm segera (tidak lebih dari 4 jam

setelah sampling)

2. Untuk konsentrasi ozon antara 0.05 – 0.5 mg/l: Gunakan reagen II serta

pegukuran absobansi meggunakan kuvet 4 – 5 cm

3. Untuk konsentrasi besar dari 0.3 mg/l: gunakan reagen II dengan volume

sampel yang lebih kecil. Kemudian larutkan dengan air destilasi hingga

volume menjadi 100 ml.

Pengontrolan Interferensi

Jika terdapat kandugan klor < 0.1 mg/l, tambahkan 1 ml asam malonik pada

labu sebelum penambahan sampel. Lakukan pengukurna secepatnya, paling

lambat 60 detik setelah penambahan sampel.

Jika terdapat kandungan mangan, gunakan sampel untuk membuat blanko.

Kemudian tambahkan 0.1 ml glisin ke dalam labu 100 ml blanko lalu

tambahkan 10 ml reagen II pada masing – masing labu. Masukkan volume

sampel yang sama ke dalam masing – masing labu. Jika masih terjadi

penurunan internsitas warna pada labu kedua secara signifikan, dosis daapt

disesuaikan hingga maksimal 80 ml. Pastikan pH glisin yang digunakan tidak

lebih kecil dari 6.

Perhitungan

Thesis 25305020 B-2

Lampiran B

vbfAOL

mg××Δ×

=100

3

Dimana:

a = perbedaan absorbansi antara blanko dan sampel Δ

b = ukuran kuvet yang digunakan

v = volume sampel (biasanya 90 ml)

f = 0.42

Gunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm (± 10 nm)

B.2 Metode Ozone Meter

Alat yang digunakan: Dissolved Ozone Meter O3-2Z

Produksi : Kasahara Chemical Instruments Corp. Jepang

Spesifikasi Alat:

Measurement principle The absorptiometry by the coloration reagent

Measuring object Dissolved ozone density

Measurement object Dissolved ozone such as clean water

Indication LCD 3 column

Measuring range 0.00~5.00mg/L

Resolution 0.01mg/L

Illuminant LED

Automatic power source

stopping/deciding

Automatic power off after the measurable quantity hold

indicatory 5 second

Water finding quantity 5mL

Coloration reagent Powder pack reagent 1 type (OZ-K-1)

Power source Alkaline dry cell LR03 (single 4) ×4 (DC6V)

Use temperature 5˚C~35˚C

Thesis 25305020 B-3

Lampiran B

Substance external size 75 (W) ×180(D)×38 (H)

Standard accessory The meter itself (the dry cell battery you attach) the

measurement cell: 2, reagent (OZ-K-1): 50 batches and

dropper 5mL: 1, portable case: 1

Accessory outside standard Reagent for dissolved ozone (OZ-K-1): 100 batches

Interferensi: sisa asam kuat misalnya klor

Prosedur Pengukuran:

Masukkan satu sachet reagen ke dalam kuvet, kemudian pipet 5 ml air

destilasi.

Tutup kuvet dan aduk sekitar 10 detik, kemudian ukur konsentrasi ozon. Jika

nilai blanko tidak nol, set ulang hingga blanko menujukkan nilai konsentrasi

ozon nol

ke dalam kuvet yang lain masukkan sampel sebagai ganti air destilasi

kemudian ukur konsentrasi ozon.

Thesis 25305020 B-4

Lampiran C

LLaammppiirraann CC Analisa Kadar Besi C.1 Uji Fe Total dengan Metode Fenantrolin

Prinsip

Didihan asam dan hidroksilamin serta penggabungannya dengan 1.1 fenatrolin akan

mengubah semua senyawa besi menjadi Fe(II) yang terlarut. Tiga molekul fenantrolin

bergabung dengan satu molekul Fe(II) membentuk ion kompleks berwarna merah-

orange. Warna ini akan terbaca pada spektrofotometer.

Pereaksi

a) HCl pekat pro analis

b) NH2OH.HCl (Hidroksilamin): 10 gram NH2OH.HCl dilarutkan dalam 100 ml

aquades

c) Bufffer Amonium asetat: 250 gram NH4C2H3O2 dilarutkan dalam 700 ml

asam asetat glacial

d) Natrium asetat: 200 gram NaC2H3O2.3H2O dilarutkan dalam 800 ml aquades

e) Fenantrolin: larutkan 100 mg C12H8N2. H2O ke dalam 80 ml aquades di

dalamlabu 10 ml. Tambahkan 2 tetes HCl pekat kemudian tambahkan

awuades hingga volume larutan tepat 100 ml.

Prosedur Analisa

a. Tentukan panjang gelombang spektrofotometer yang sesuai dengan

menggunakan larutan standar besi. Serta buat kurva kalibrasi.

b. Masukkan 50 ml sampel ke dalam gelas erlenmeyer kemudian tambahkan 2

ml HCl pekat dan 1 ml hidroksil amin. Tambahkan juga beberapa batu didih.

c. Panaskan larutan hingga volumenya tersisa sekitar 20 ml, kemudian dinginkan

dan pindahkan ke labu 50 ml.

Thesis 25305020 C-1

Lampiran C

d. Tambahkan10 ml buffer amonium asetat, 4 ml fenantrolin dan aquades hingga

volume larutan menjadi 50 ml. Aduk dan biarkan diamkan selama 15 menit

kemudian ukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang yang telah

ditentukan.

Larutan standar besi ( 1 ml = 0.2 mg/l )

Masukkan 50 ml H2SO4 pekat, 50 ml aquades, 1.404 4 Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O

dan beberapa tetes larutan KMnO4 1 N ke dalam labu 1000 ml hingga warna

larutan menjadi ungu.

Kemudian encerkan dengan aquades hingga tanda batas.

Kurva Kalibrasi

Tabel C-1 Data Untuk Mencari Panjang Gelombang Maksimum Untuk Uji Besi

λ A

450 0.04

460 0.05

470 0.056

480 0.059

490 0.057

500 0.061

510 0.073

520 0.06

530 0.054

Thesis 25305020 C-2

Lampiran C

.

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

440 450 460 470 480 490 500 510 520 530 540

Panjang Gelombang (nm)

Abso

rban

si

Gambar C-1 Kurva Untuk Mementukan Panjang Gelombang Pengujian Besi

Tabel C-2 Data Untuk Membuat Kurva Kalibrasi mg/l Fe Absorbansi

0.8 0.4 1 0.5 2 1 3 1.5 4 2 5 2.5 6 3 7 3.5 8 4

kurva standar Phenanthroline

y = 0.146xR2 = 0.9844

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 2 4 6 8 1[Fe] mg/L

Abs

orba

nsi,

510

nm

0

Gambar C-2 Kurva Kalibrasi Uji Besi dengan Fenantrolin

Thesis 25305020 C-3

Lampiran C

C.2 Uji Fe 2+ dengan Metode Fenantrolin

Cara pengujian : 25 ml sampel air ditambah dengan 2 ml fenantrolin dan 5 ml buffer

asetat. ukur absorbansi warna dengan spektrofotometer dalam waktu 5 10 menit.

Usahakan jangan sampai terkena cahaya.

C.3 Uji Fe3+ dengan Metode KCNs

Reaksi:

( )merahCNsFeCnsFe 33 )(3 →++

Pereaksi:

a. Larutan H2SO4 4 N : 111 ml H2SO4 pekat diencerkan dengan aquades hingga

volume 1000 ml.

b. Larutan KCNs 20%: 200 g KCNs dilarutkan dan diencerkan dengan aquades

hingga volume 1000 ml.

Prosedur Analisis:

Masukkan 50 ml sampel air ke dalam gelas erlenmeyer, tambahkan 2.5 ml H2SO4 dan

2.5 ml KCNs. Baca nilai absiorbansi dengan spektrofotometer.

Kurva Kalibrasi Uji Besi dengan KCNs

Tabel C-3 Data Untuk Menentukan Panjang Gelombang Pengukuran Besi dengn

KCNs

400 0.03410 0.036420 0.042430 0.043440 0.048450 0.049460 0.05470 0.049480 0.049490 0.046500 0.044

Thesis 25305020 C-4

Lampiran C

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

400 420 440 460 480 500 520

Panjang Gelombang (nm)

Abs

orba

nsi

Gambar C-3 Penentuan Panjang Gelombang Optimum Pengukuran Konsenstrasi

Besi dengan Metode KCNs

kurva Standar KCNs

y = 0.0884xR2 = 0.9949

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 2 4 6 8

[Fe] mg/L

Abs

orba

nsi,

460

nm

10

Gambar 2-4 Kurva Kalibrasi Besi Metode KCNs

Thesis 25305020 C-5

Lampiran D

LLaammppiirraann

4224424224

DD Analisa Zat Organik

D.1 Zat Organik Sebagai Angka Permanganat

Metode: Titrasi Permanganometri

Prinsip :

Zat organik dioksidasi olehg KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas.

Kelebihan KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat

dititrasi kembali oleh larutan KMnO4

Reaksi:

22berlebih 4

102352KMnO Organik

SOKCOMnSOSOHOCHKMnOOHCOZat

++→+++→+

Pereaksi

1. Larutan KMnO4 0.1 N :

a. Larutkan 3.16 g KMnO4 dengan aquades, lalu ecerkan hingga volumenya

tepat 1 L. Didihkan selama 10 menit.

b. Tambahkan aquades untuk menggantikan cairan yang hilang hingga volume

larutan kembali 1 L. Biarkan di tempat gelap selama 3 hari.

c. Saring denga saringan gelas wool dan simpan di dalam botol coklat.

2. Larutan KMnO4 0.01 N: Pipet 100 ml larutan KMnO4 0.1 N kemudian encerkan

denga aquades hingga volumenya tepat 1 L.

3. Larutan Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O) 0.1 N : timbang 6.3 g garam oksalat

dega teliti kemudian larutkan dengan aquades. Masukkan ke dalam labu ukur 1

L, lalu tambahkan 50 ml H2SO4 pekat, dan encerkan dengan aquades hingga

tanda batas.

4. Larutan H2SO4 4 N Bebas Zat Organik:

Thesis 25305020 D-1

Lampiran D

a. Encerkan 111 ml H2SO4 pekat dengan aquades hingga volumenya tepat 1L.

Tambahkan tetes deni tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna

merah muda.

b. Didihkan selama 10 – 15 menit, jika warna merah hilang selama pendidihan

teruskan penambahan KMnO4 0.01 N sampai warna tidak hilang.

Prosedur Analisis

1. Pembebasan Labu Erlenmeyer dari Zat Organik:

a. Masukkan 100 ml air kran ke dalam labu erlenmeyer, tambahkan beberapa

batu didih.

b. Tambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna

merah muda. Panaskan di atas hot plate dan biarkan mendidih selama 10

menit.

c. Jika selama pendidihan warna merah muda menghilang, tambahkan lagi

larutan KMnO4 0.01 N sampai warna tidak hilang lagi. Buang cairan dalam

erlenmeyer.

2. Pemeriksaan Zat Organik

a. Masukkan 100 ml cotoh air ke dalam labu erlenmeyer bebas zat organik.

b. Tambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna

merah muda. Panaskan di atas hot plate sampai hampir mendidih.

c. Tambahkan 10 ml larutan KMnO4 0.01 N, pemanasan diteruskan selama 10

menit tepat.

d. Jika selama pemanasan warna merah muda menghilang, tambahkan lagi

larutan KMnO4 0.01 N sampai warna tetap ungu.

e. Setelah pemanasan selesai tambahkan 10 ml asam oksalat 0.01 N (warna

KMnO4 akan menghilang). Titrasi dengan larutan KMnO4 0.01 N sampai

berwarna erah muda. Catat ml KMnO4 yang digunakan.

3. Penentuan Faktor Ketelitian KMnO4 Zat Organik

a. Masukkan 10 ml larutan asam oksalat 0.01N ke dalam labu erlebmeyer

bebas zat organik.

Thesis 25305020 D-2

Lampiran D

b. Titrasi dengan larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna merah muda.

Catat ml KMnO4 yang digunakan.

4KMnO ml10 KetelitianFaktor =

Perhitungan

( ){ }[ ] 4KMnO mg/l..... 6.3101.010100

1000 organik zat Kandungan =×××+×= Fa

a = ml KMnO4 saat dititrasi

F = faktor ketelitian

31.6 = berat ekivalen KMnO4

D.2 Zat Organik Sebagai TOC Nama Alat: TOC Automatic Analyzer

Model : TOC 100

Produksi : Toray Engineering Co., Ltd.

Gambar D:1 TOC Meter

Thesis 25305020 D-3

Lampiran D

Operation Manual

Thesis 25305020 D-4

Lampiran D Lampiran D

Thesis 25305020 D-5

Thesis 25305020 D-5

Lampiran D

Thesis 25305020 D-6

Lampiran E

Lampiran E Baku Mutu Air Minum KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI

Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002

Tanggal : 29 Juli 2002

Persyaratan Kualitas Air Minum

1. Bakteriologis

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

a. Air MinumE.Coli atau fecal coli

Jumlah per 100 ml sampel

0

b. Air yang masuk sistem distribusi

E.Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel

0

Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel

0

c. Air pada sistem distribusi

E.Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel

0

Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel

0

2. Kimiawi

2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan.

A. Bahan Anorganik

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Antimon (mg/liter) 0.005

Air Raksa (mg/liter) 0.001

Arsenic (mg/liter) 0.01

Thesis 25305020 E-1

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Barium (mg/liter) 0.7

Boron (mg/liter) 0,3

Kadmium (mg/liter) 0,003

Kromium (Valensi 6) (mg/liter) 0,05

Tembaga (mg/liter) 2

Sianida (mg/liter) 0.07

Fluorida (mg/liter) 1,5

Timbal (mg/liter) 0.01

Molybdenum (mg/liter) 0.07

Nikel (mg/liter) 0.02

Nitrat (sebagai N03) (mg/liter) 50

Nitrit (sebagai NO2) (mg/liter) 3

Selenium (mg/liter) 0.01

B. Bahan Organik

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Chlorinated alkanes

Carbon tetrachloride (µg/liter) 2

Dichloromethane (µg/liter) 20

1,2-dichloroethane (µg/liter) 30

1,1,1-trichloroethane (µg/liter) 2000

Chlorinated ethenes

Vinyl chloride (µg/liter) 5

1,1-dichloroethene (µg/liter) 30

1,2-dichloroethene (µg/liter) 50

Trichloroethene (µg/liter) 70

Tetrachloroethene (µg/liter) 40

Aromatic hydrocarbons

Benzene (µg/liter) 10

Toluene (µg/liter) 700

Thesis 25305020 E-2

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Xylenes (µg/liter) 500

Benzo[a]pyrne (µg/liter) 0,7

Chlorinated benzenes

Monochlorobenzene (µg/liter) 300

1,2-dichlorobenzene (µg/liter) 1000

1,4-dichlorobenzene (µg/liter) 300

Trichlorobenzenes (togal) (µg/liter) 20

Lain-lain

Di(2-ethyl hexy)adipate (µg/liter) 80

Di(2-ethylhexyl) phthalate (µg/liter) 8

Acrylamide (µg/liter) 0,5

Epichlorohydrin (µg/liter) 0,4

Hexachlorobutadiene (µg/liter) 0,6

Edetic acid (EDTA) (µg/liter) 200

Tributyltin oxide (µg/liter) 10

C. Pestisida

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Alachlor (µg/liter) 20

Aldicarb (µg/liter) 10

Aldrin/dieldrin (µg/liter) 0,03

Atrazine (µg/liter) 2

Bentazone (µg/liter) 30

Carbofuran (µg/liter) 5

Chlordane (µg/liter) 0,2

Chlorotoluron (µg/liter) 30

DDT (µg/liter) 2

1,2-dibromo - (µg/liter)

3-chloropropane (µg/liter) 1

2,4-D (µg/liter) 30

Thesis 25305020 E-3

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

1,2-dichloropropane (µg/liter) 20

1,3-dichloropropene (µg/liter) 20

Heptachlor and (µg/liter)

Heptachlor epoxide (µg/liter) 0,03

Hexachlorobenzene (µg/liter) 1

Isoproturon (µg/liter) 9

Lindane (µg/liter) 2

MCPA (µg/liter) 2

Methoxychlor (µg/liter) 20

Metolachlor (µg/liter) 10

Molinate (µg/liter) 6

Pendimethalin (µg/liter) 20

Pentachlorophenol (µg/liter) 9

Permethrin (µg/liter) 20

Propanil (µg/liter) 20

Pyridate (µg/liter) 100

Simazine (µg/liter) 2

Trifluralin (µg/liter) 20

Chlorophenoxy (µg/liter)

Herbicides (µg/liter)

selain 2,4D dan MCPA (µg/liter)

2,4-DB (µg/liter) 90

Dichlorprop (µg/liter) 100

Fenoprop (µg/liter) 9

Mecoprop (µg/liter) 10

2,4,5-T (µg/liter) 9

D. Desinfektan dan hasil sampingannya

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Monochloramine (mg/liter) 3

Thesis 25305020 E-4

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Chlorine (mg/liter) 5

Bromate (µg/liter) 25

Chlorite (µg/liter) 200

Chlorophenol (µg/liter)

2,4,6-trichlorophenol (µg/liter) 200

Formaldehyde (µg/liter) 900

Trihalomethanes

Bromoform (µg/liter) 100

Dibromochloromethane (µg/liter) 100

Bromodichloromethane (µg/liter) 60

Chloroform (µg/liter) 200

Chlorinated acetic acids

Dichloroacetic acid (µg/liter) 50

Trichloroacetic acid (µg/liter) 100

Chloral hydrate (µg/liter)

(trichloroacetaldehyde) (µg/liter) 10

Halogenated acetonitriles

Dichloroacetonitrile (µg/liter) 90

Dibromoacetonitrile (µg/liter) 100

Trichloracetonitrile (µg/liter) 1

Cyanogen chloride

(sebagai CN) (µg/liter) 70

2.2 Bahan Kimia yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada

konsumen

A. Bahan Anorganik

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Ammonia mg/l 1,5

Alumunium mg/l 0,2

Thesis 25305020 E-5

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Klorida mg/l 250

Tembaga mg/l 1

Kesadahan mg/l 500

Hidrogen Sulfida mg/l 0.05

Besi mg/l 0.3

Mangan mg/l 0.1

pH - 6,5-8,5

Sodium mg/l 200

Sulfat mg/l 250

Total zat padat terlarut mg/l 1000

Seng mg/l 3

B. Bahan Organik, Desinfektan dan hasil sampingannya

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Organik

Toluene (µg/l) 24-170

Xylene (µg/l) 20-1800

Ethylbenzene (µg/l) 2-200

Styrene (µg/l) 4-2600

Monochlorobenzene (µg/l) 10-120

1,2-dichlorobenzene (µg/l) 1 -10

1,4-dichlorobenzene (µg/l) 0,3-30

Trichloorbenzenes (total) (µg/l) 5-50

Deterjen (µg/l) 50

Desinfektan dan hasil sampingannya

Chlorine (µg/l) 600-1000

2-chlorophenol (µg/l) 0.1 -10

2,4-dichlorophenol (µg/l) 0,3-40

Thesis 25305020 E-6

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

2,4,6-trichlorophenol (µg/l) 2-300

3. Radioaktifitas

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Gross alpha activity (Bq/liter) 0,1

Gross beta activity (Bq/liter) 1

4. Fisik

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Parameter Fisik

Warna TCU 15

Rasa dan bau _ _ tidak berbau dan berasa

Temperatur °C Suhu udara ± 3`C

Kekeruhan NTU 5

Thesis 25305020 E-7

Lampiran F

LLaammppiirraann FF Data Hasil Percobaan

F.1 Percobaan Pendahuluan

Tabel F-1 Kelarutan Ozon Pada Aquades, 0.5 lpm

depan belakang Waktu (mnt) [O3] pH T ('C) [O3] pH T ('C) 0 0 6.26 25 0 6.26 25 10 0.15 5.98 25.1 0.17 6.04 25.3 20 0.14 5.92 25.3 0.16 5.86 25.4 30 0.2 5.66 25.2 0.19 5.64 25.4 40 0.15 5.55 25.2 0.15 5.45 25.4 60 0.22 5.93 25.5 0.18 5.62 25.4 90 0.19 5.47 25.6 0.2 4.86 25.8 120 0.21 4.77 25.8 0.2 5.04 25.9

Tabel F-2 Kelarutan Ozon Pada Air Kran, 0.5 lpm

Waktu (mnt) [O3] pH T ('C)

0 0 7.1 25.4 10 0.05 7.48 25.3 20 0.06 7.03 25.4 30 0.07 7.17 25.7 40 0.08 7.29 26.4 60 0.12 7.2 26.6 90 0.15 7.04 26.8

120 0.14 7.3 26.6

Tabel F-3 Kelarutan Ozon Pada Air Sumur

t 0.5lpm t 1lpm t 2lpm 0 0 0 0 0 0

10 0.18 20 0.36 30 0.52 30 0.54 30 0.29 40 0.46 60 0.38 60 0.9 60 0.69 90 0.64 90 0.85 90 0.980 120 0.67 120 0.94 120 0.89

Thesis 25305020 F-1

Lampiran F

Tabel F-4 Produksi Ozon Generatpr

Debit Udara 2 Lpm 1 Lpm 0.5 Lpm 2 Lpm

Waktu 1.5 detik 3 detik 6 detik 1.5 detik Volume sampel 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL

Produksi ozon 66.67 ppm/detik 33.33 ppm/detik 16.67 ppm/detik 66.67 ppm/detik

F.2 Percobaan Utama

Tabel F-5 Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4

0 7.07 27.2 0.522 3.58 0.00 0.85 2.347 10 7.21 27.4 0.098 0.67 81.23 1.40 4.067 20 7.47 27.6 0.026 0.18 95.02 1.55 4.537 30 7.66 27.6 0.026 0.18 95.02 1.25 3.598 40 7.77 27.5 0.012 0.08 97.70 0.65 1.721 60 7.95 27.5 0.005 0.03 99.04 1.25 3.598 90 8.06 27.9 0.033 0.23 93.68 0.90 2.503

120 8.15 28.2 0.045 0.31 91.38 1.00 2.816

Tabel F-6 Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO40 7.26 28.4 0.522 3.58 0.00 0.85 2.347

10 7.29 28.1 0.091 0.62 82.57 1.40 4.067 20 7.53 28.4 0.046 0.32 91.19 2.78 8.369 30 7.64 28.5 0.005 0.03 99.04 2.00 5.945 40 7.86 28.7 0.003 0.02 99.43 1.14 3.254 60 7.98 28.7 0.01 0.07 98.08 2.45 7.352 90 8.08 28.9 0.013 0.09 97.51 2.75 8.291 120 8.27 29.1 0.03 0.21 94.25 1.10 3.129

Tabel F-7 Ozonasi Sumur 1, 1 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO40 7.42 27.4 0.454 3.11 0.00 0.75 2.034

10 7.63 27.4 0.035 0.24 92.29 1.60 4.693 20 7.83 27.3 0.008 0.05 98.24 1.40 4.067 30 7.98 27.6 0.005 0.03 98.90 1.90 5.632 40 8.11 27.7 0.007 0.05 98.46 2.45 7.352 60 8.2 27.7 0.011 0.08 97.58 1.90 5.632 90 8.32 28 0.039 0.27 91.41 2.00 5.945 120 8.36 28.1 0.04 0.27 91.19 1.95 5.788

Thesis 25305020 F-2

Lampiran F

Tabel F-8 Ozonasi Sumur 1, 1 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO40 7.59 27.7 0.454 3.11 0.00 0.75 2.034

10 7.79 27.6 0.05 0.34 88.99 1.00 2.816 20 7.99 28 0.005 0.03 98.90 1.10 3.129 30 8.09 28.2 0.007 0.05 98.46 0.95 2.659 40 8.15 28.2 0.002 0.01 99.56 1.85 5.475 60 8.23 28.3 0.054 0.37 88.11 2.10 6.257

Tabel F-9 Ozonasi Sumur 1, 2 lpm

t A (Fe) [Fe] A (Fe) [Fe] [Fe] Penyisihan 0 0.454 3.11 0.454 3.109589 3.109589041 0.00

10 0.028 0.19 0.045 0.342466 0.267123288 91.41 20 0.011 0.08 0.006 0.034247 0.054794521 98.24 30 0.0048 0.03 0.0062 0.047945 0.040410959 98.70 40 0.0056 0.04 0.0016 0.013699 0.026027397 99.16 60 0.009 0.06 0.043 0.369863 0.215753425 93.06

Tabel F-10 Ozonasi Sumur 2, 0.5 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan0 7.44 25.7 0.286 1.96 0.00 0 7.44 25.7 0.182 1.25 36.36

10 7.58 25.8 0.081 0.55 71.68 20 7.62 25.8 0.057 0.39 80.07 30 7.72 25.7 0.032 0.22 88.81 40 7.81 26 0.049 0.34 82.87 60 7.92 26.3 0.076 0.52 73.43 90 8.01 26.4 0.043 0.29 84.97

Tabel F-11 Ozonasi Sumur 2, 1 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan0 7.12 26.4 0.44 3.01 0.00 0 7.12 26.4 0.305 2.09 30.68

10 7.46 26.5 0.092 0.63 79.09 20 7.66 26.5 0.069 0.47 84.32 30 7.76 26.4 0.029 0.20 93.41 40 7.85 26.5 0.069 0.47 84.32 60 7.92 26.5 0.043 0.29 90.23 90 8.03 26 0.029 0.20 93.41

Tabel F-12 Ozonasi Sumur 2, 2 lpm t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan0 7.47 26.8 0.327 2.24 0.00

Thesis 25305020 F-3

Lampiran F

0 7.47 27 0.225 1.54 31.19 10 7.64 27 0.042 0.29 87.16 20 7.78 27 0.043 0.29 86.85 30 7.94 27 0.01 0.07 96.94 40 8.03 27.1 0.011 0.08 96.64 60 7.98 27.3 0.026 0.18 92.05 90 8.1 27.4 0.019 0.13 94.19

Tabel F-13 Ozon/UV Sumur 1, 0.5 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.69 27.4 0.327 2.24 0.00 1.04 2.941

10 7.76 27.7 0.083 0.57 74.62 4.25 12.984 20 7.88 27.8 0.023 0.16 92.97 1.30 3.754 30 7.98 27.7 0.015 0.10 95.41 1.55 4.537 40 8.01 28.2 0.013 0.09 96.02 0.90 2.503 60 8.06 28.7 0.018 0.12 94.50 0.70 1.877 90 8.19 29.1 0.026 0.18 92.05 1.15 3.285 120 8.26 29.9 0.08 0.55 75.54 1.15 3.285

Tabel F-14 Ozon/UV Sumur 1, 1 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.85 26.7 0.203 1.39 0.00 1.15 3.285

10 7.93 26.7 0.045 0.31 77.83 1.20 3.442 20 8.05 26.7 0.022 0.15 89.16 1.10 3.129 30 8.17 27.2 0.015 0.10 92.61 1.20 3.442 40 8.21 27.3 0.03 0.21 85.22 1.25 3.598 60 8.26 27.6 0.017 0.12 91.63 1.00 2.816 90 8.29 28.3 0.026 0.18 87.19 0.95 2.659 120 8.35 28.6 0.019 0.13 90.64 3.00 9.073

Tabel F-15 Ozon/UV Sumur 1, 2 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.89 26.8 0.248 1.70 0.00 0 7.89 26.8 0.126 0.86 49.19 0.85 2.347 0 7.89 26.8 0.248 1.70 0.00

10 8.01 26.9 0.045 0.31 81.85 1.15 3.285 20 8.1 27 0.035 0.24 85.89 0.95 2.659 30 8.2 27.4 0.018 0.12 92.74 2.15 6.414 40 8.24 27.5 0.026 0.18 89.52 2.00 5.945 60 8.39 27.9 0.018 0.12 92.74 2.20 6.570 90 8.45 28.2 0.041 0.28 83.47 2.20 6.570 120 8.5 28.8 0.038 0.26 84.68 2.80 8.448

Thesis 25305020 F-4

Lampiran F

Tabel F-16 Ozon/UV Sumur 2, 0.5 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan0 7.8 26.8 0.243 1.66 0.00

10 7.91 27.8 0.115 0.79 52.67 20 8.03 27.8 0.048 0.33 80.25 30 8.08 27.9 0.059 0.40 75.72 40 8.15 28 0.06 0.41 75.31 60 8.23 28.3 0.055 0.38 77.37 90 8.22 29.2 0.105 0.72 56.79

Tabel F-17 Ozon/UV Sumur 2, 1 lpm

t pH A (%

eT Fe) [Fe] P nyisihan0 .7 7. .0 0.07 3 2 5 0.294 2 1 0

10 .8 7. .7 54 7 8 2 5 0.111 0 6 .3220 .9 7. .7 55 7 6 2 6 0.108 0 4 .5630 .2 7. .7 57 8 6 2 6 0.104 0 1 .2040 8.3 7. .7 542 5 0.111 0 6 .3260 .3 7. .8 47 8 3 2 6 0.127 0 7 .7490 .3 28 .9 41 8 6 0.143 0 8 .15

Tabel F-18 Ozon/UV Sumur 2, 2 lpm

t pH e) e hT A (F [F ] % Penyisi an0 7.73 27 0.00 .5 0.294 2.01

10 7.81 27.5 0.108 0.74 63.27 20 7.89 27.6 0.11 0.75 62.59 30 8.05 27.6 0.11 0.75 62.59 40 8.15 27.5 0.102 0.70 65.31 60 8.2 27.6 0.108 0.74 63.27 90 8.23 328 0.12 0.84 58.16

Tabel F-19 TOC

O3 saja o3 +uv t TOC Total TOC D Penyisihan t TOC Total TOC D Penyisihan Penyisihan 0 9 5 0 0 9 5 0 44.4 5 8 3 11.1 5 6 3 33.3 66.6 10 6 3 33.3 10 3 2 66.6 77.7 15 6 5 33.3 15 2 1 77.7 88.8 20 6 5 33.3 20 0 0 100 100 25 4 4 55.5 25 0 0 100 100

Thesis 25305020 F-5

Lampiran H

LLaammppiirraann HH Analisa Statistika

Uji ANOVA dilakukan terhadap penyisihan besi dari air. Sebelum dilakukan uji ANOVA

data terlebih dahulu perlu diuji aakah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas

data dilakukan dengan metode Chi-Kuadrat menggunakan program SPSS. Hasil uji

normalitas penyisihan besi dari air tanah ditampilkan pada tabel H-2 dan H-3 berikut:

Tabel H-1 Data Analisa Statistik

Level Faktor Efesiensi

Sumur Debit

Pemompaan, Lpm

UV watt R1 R2

Total

0.50 95.02 91.19 186.21 1.00 98.24 98.90 197.14 2.00

0.00 98.56 99.01 197.57

0.50 92.64 93.29 185.93 1.00 89.16 88.73 177.89

1.00

2.00 3x10

85.89 85.94 171.83 0.50 80.07 80.00 160.07 1.00 84.32 83.78 168.10 2.00

0.00 86.85 86.89 173.74

0.50 85.19 85.09 170.28 1.00 81.18 81.61 162.79

2.00

2.00 3x10

81.05 80.98 162.03 Total 1058.16 1055.41 2113.57

Tabel H-2 Hasil Uji Chi- Kuadrat

Tabel H-3 VAR00001 Chi-Square(a) ,000df 23Asymp. Sig. 1,000

a 24 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,0.

Tabel H-3Test Normalitas

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VAR00001 ,156 24 ,133 ,907 24 ,030 a Lilliefors Significance Correction

Thesis 25305020 H-1

Lampiran H

ANOVA

Tabel H-4 Berbagai Variasi Kondisi Oksidasi Besi Faktor Level 1 Level 2 Level 3

Sumber Air (A) Sumur 1 Sumur 2

Debit Pemompaan (B) 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm

UV (C ) 0 watt 3 x 10 watt

1. Hipotesis: H0 = α1 = α2 = 0

β1 = β2 = β3

γ1 = γ2 ;

(α β)11 = (α β)12 =….= (α β)23 = 0

(α γ)11 = (α γ)12 =….= (α γ)22 = 0

(β γ)11 = (β γ)12 =….= (β γ)32 = 0

(α β γ)111 = (α β γ)121 =….= (α β γ)232 = 0

Ha = nilai α, β, γ, (α β), (αγ), (β γ), (α β γ), dan ρ ≠ 0

Tingkat Kepercayaan,α =0.05 (5%) untuk seluruh pengujian.

2. Kriteria a = 2, b = 3, c = 2, r = 2

a. Untuk replikasi df-numerator = r-1 = 1

df-denumerator = (abc-1)(r-1) = 11

Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))

b. Untuk efek utama

Sumber Air (A) df-numerator = b-1 = 1

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11

Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))

Debit Pemompaan df-numerator = b-1 = 2

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11

Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))

Sinar UV df-numerator = c-1 = 1

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11

Thesis 25305020 H-2

Lampiran H

Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))

c. Untuk interaksi dua faktor

Sumber air- debit pemompaan (AB) df-numerator = (a-1)(b-1) = 2

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11

Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))

Sumber air- sinar UV(AC) df-numerator = (a-1)(c-1) = 1

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11

Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))

Debit pemompaan-Sinar UV (BC) df-numerator = (b-1)(c-1) = 2

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11

Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))

d. Untuk interaksi tiga faktor

Sumber Air-Debit Pemompaan-Sinar UV df-numerator = (a-1)(b-1)(c-1) = 2

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11

Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))

3. Perhitungan dengan ANOVA dua arah untuk penyisihan besi

Dari data pada tabel H-1 dilakukan perhitungan sebagai berikut:

a. 21,1861332232

2113,57 abcrT C

22

===xxx

b. [ ]∑ =+++=−= 937,81186133,21-98,80.....19,9195,02 C 2222ijxSST

c. [ ] 929.60 1862133,21-03,162...186,2121 C -T

r1 SS(Tr) 222

a =++== ∑

d. [ ] 0.32 1862133,21-41,10551058,16232

1 CTabc1 SSR 222

b =+=−= ∑ xx

e. SSE = SST - SSTr – SSR = 7.90

4. Selanjutnya SS(Tr) dipisah menjadi:

a. Efek utama = SSA, SSB, SSC

b. Interaksi dua faktor = SS(AB), SS(AC), SS(BC)

c. Interaksi tiga faktor = SS (ABC)

Thesis 25305020 H-3

Lampiran H

4.a Interaksi AB

Untuk mengatahui interaksi AB, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan

hanya memuat faktor A dan B saja seperti pada tabel H-5

Tabel H-5 Data Interaksi AB B

A 0.50 1.00 2.00 T 1.00 372.14 375.02 369.40 1116.56 2.00 330.35 330.89 335.77 997.01

T 702.49 705.92 705.17 2113.57 Dari data dihitung nilai dari:

[ ] 94,60321,186213377,335...02,37514,37222

1

cr1 SS(Tr)AB

222

2

=−+++=

−×

= ∑

x

Cxij

[ ]∑ =+=−= ,53955186133,21-01,9971116,56 223

1 C1 222

xxT

bxcxrSSA a

[ ] ,810186133,21-77,70592,705702,49 222

1

1

222

2

=++=

= ∑

xx

Taxcxr

SSB b

60,781,053,59594,603)()( =−−=−−= SSBSSAABTrSSABSS

4.b Interaksi AC

Untuk mengatahui interaksi AC, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan

hanya memuat faktor A dan C saja seperti pada tabel H-6

Tabel H-6 Data Interaksi AC C

A 0.00 3x10 T 1.00 580.91 535.65 1116.56 2.00 501.91 495.10 997.01

T 1082.83 1030.75 2113.57 Dari data dihitung nilai dari:

[ ] 13,77021,186213310,495...65,53591,58032

1

br1 SS(Tr)AC

222

2

=−+++=

−×

= ∑

x

Cxij

Thesis 25305020 H-4

Lampiran H

[ ] ,00113186133,21-75,10301082,83 223

1 C1 222 =+=−= ∑ xxT

bxaxrSSC b

60,6100,11353,59513,770)()( =−−=−−= SSCSSAACTrSSACSS

4.b Interaksi BC

Untuk mengatahui interaksi BC, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan

hanya memuat faktor B dan C saja seperti pada tabel H-7

Tabel H-7 Data Interaksi BC B

C 0.50 1.00 2.00 T 0.00 346.28 365.24 371.31 1082.83 3X10 356.21 340.68 333.86 1030.75

T 702.49 705.92 705.17 2113.57

Dari data dihitung nilai dari:

[ ] 85,26321,186213386,333...24,36528,38622

1

ar1 SS(Tr)BC

222

2

=−+++=

−×

= ∑

x

Cxij

04,15000,11381,085,263)()( =−−=−−= SSCSSBBCTrSSBCSS

[ ]02,1

)()(=

+++++−= SSBCSSACSSABSSCSSBSSATrSSABCSS

Rekapitulasi hasil perhitungan ANOVA tersebut di atas ditampilkan pada tabel H-8

Tabel H-8 Rekapitulasi ANOVA sumber variasi df SS MS F hit F HIPOTESIS

replikasi 1.00 0.32 0.32 0.44 4.84 diterima efek utama:

A 1.00 595.53 595.53 829.43 4.84 ditolak B 2.00 0.81 0.41 0.57 3.98 diterima C 1.00 113.00 113.00 157.38 4.84 ditolak

interaksi 2 faktor AB 2.00 7.60 3.80 5.29 3.98 ditolak AC 1.00 61.60 61.60 85.80 4.84 ditolak BC 2.00 150.04 75.02 104.48 3.98 ditolak

Thesis 25305020 H-5

Lampiran H

sumber variasi df SS MS F hit F HIPOTESIS interaksi 3 faktor

ABC 2.00 1.02 0.51 0.71 3.98 diterima error 11.00 7.90 0.72 total 23.00

Thesis 25305020 H-6