peranan giro dalam menghimpun dana pihak ke iii
TRANSCRIPT
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/333078343
PERANAN GIRO DALAM MENGHIMPUN DANA PIHAK KE III Studi Kasus pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Thesis · August 2014
DOI: 10.13140/RG.2.2.11005.00487
CITATIONS
0READS
2,043
2 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Management Research View project
Muhammad Arifin
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan, Indonesia, Bogor
32 PUBLICATIONS 48 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Muhammad Arifin on 14 May 2019.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
PERANAN GIRO DALAM MENGHIMPUN DANA PIHAK KE III
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor
TUGAS AKHIR
Oleh:
PRIA DINALMUTTAQIN
NPM : 011011082
PROGRAM DIPLOMA III
STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN
BOGOR
2014
PERANAN GIRO DALAM MENGHIMPUN DANA PIHAK KE III
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor
Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya pada Program Studi Keuangan dan Perbankan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Oleh:
PRIA DINALMUTTAQIN
NPM : 011011082
PROGRAM DIPLOMA III
STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN
BOGOR
2014
PERANAN GIRO DALAM MENGHIMPUN DANA PIHAK KE III
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor
TUGAS AKHIR
Telah diujikan dan disetujui pada sidang Ahli Madya
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan pada,
Hari : --------------------------
Tanggal : --------------------------
Mengetahui,
Ketua STIE Kesatuan Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan STIE Kesatuan
Nusa Muktiadji, Ir., MM. Ratih Puspitasari, SE., MBA.
PERANAN GIRO DALAM MENGHIMPUN DANA PIHAK KE III
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor
TUGAS AKHIR
Telah disetujui oleh Pembimbing
H. Moch. Ariffin, Drs., MM.
Telah diujikan pada sidang Ahli Madya dan
dinyatakan LULUS pada tanggal
seperti tertera di bawah ini
Bogor, .................. 2014
Penguji I Penguji II
Ratih Puspitasari, SE., MBA. Yoyon Supriadi, SE.,MM.
v
ABSTRAK
Promosi merupakan hal yang paling penting untuk meningkatkan atau memperoleh sumber dana dari nasabah, karena promosi merupakan faktor utama untuk mengenalkan produk Bank penghimpun dana dan dapat meningkatkan sumber pendanaan Bank tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia untuk mengetahui seberapa besar sumber pendanaan yang berasal dari Giro. Penelitian yang dilakukan penulis adalah di PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia untuk meningkatkan produk Giro BRI dalam menghimpun sumber dana yaitu dengan cara Multiplier Efek, memperkenalkan Giro BRI melalui promosi dan memberikan kemudahan.
Hasil evaluasi dalam penelitian ini menunjukan bahwa PT. Bank Rakyat
Indonesia memasarkan produk Giro BRI melalui promosi yang merupakan strategi pemasaran di dalam Bank.
Kata Kunci : Promosi, Sumber Dana Pihak Ketiga
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Peranan Giro
dalam Menghimpun Dana Pihak ke III” dengan studi kasus pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor ini.
Tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Keuangan dan
Perbankan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.
Keberhasilan penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan terwujud dan
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan
serta yang tak terhingga nilainya dari berbagai pihak baik secara material
maupun spiritual. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penulisan Tugas Akhir ini, diantaranya :
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dorongan, semangat, serta do’a
yang tiada henti kepada penulis.
2. Bapak Nusa Muktiadji, Ir., MM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kesatuan Bogor.
3. Ibu Ratih Puspitasari, SE., MBA. selaku Ketua Program Studi Keuangan dan
Perbankan Sekolah Tinggil Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.
4. Bapak H. Moch. Ariffin, Drs., MM. selaku Dosen Pembimbing Seminar dan
Tugas Akhir.
5. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Dewi Sartika
Bogor sebagai tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan
penelitian.
vii
6. Rekan – rekan pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor
Cabang Dewi Sartika Bogor, yakni : Ibu Susi, Ibu Mella, Mas Herul, Ibu Vero,
Mas Indra, Ibu Titi, Mba Nanda, Mba Bery, Mba Hana, Mba Selly, Mba Anit.
7. Sahabat, rekan, serta teman-teman penulis yang selalu memberikan
semangat dan motivasi selama proses penyusunan Tugas Akhir.
8. “Putri Danianur Zulianti” yang selalu memberi smangat, dukungan, kasih
sayang, doa serta bantuannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu yang juga
telah memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan
pembahasan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap
pembaca sebagai tambahan pengetahuan di masa mendatang. Akhir kata,
semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Bogor, Agustus 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Sampul Tugas Akhir .............................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ............................................................................................ iii
Halaman Pernyataan Lulus Ujian.......................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Identifikasi Pembahasan ............................................................. 2 1.3 Maksud dan Tujuan Pembahasan ............................................... 3 1.4 Kegunaan Penulisan TA............................................................... 3 1.5 Waktu dan Tempat Praktek Kerja ................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Perbankan .............................................................. 5 2.2 Pengertian Bank .......................................................................... 6 2.3 Dana Bank .................................................................................. 7
2.4 Jenis-jenis Sumber Dana Pihak Ketiga ..................................... 12 2.5 Strategi pemasaran bank .......................................................... 33
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sejarah singkat PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk .......... 44 3.1.1 Visi dan Misi BRI .............................................................. 48 3.1.2 Budaya Perusahaan ......................................................... 49 3.2 Struktur Organisasi .................................................................... 50 3.3 Sumber Daya Manusia ............................................................... 51 3.4 Sarana dan Prasarana ............................................................... 52 3.5 Uraian Singkat Kegiatan Magang ............................................... 54 3.6 Perbandingan Antara Teori dan Praktek .................................... 55 3.6.1 Besarnya Sumber Pendanaan dari Giro ........................... 56 3.6.1.1 Perkembangan Jumlah Dana Giro ....................... 59 3.6.1.2 Perkembangan Rekening Giro ............................. 61 3.6.2 Upaya Meningkatkan Sumber Pendanaan ....................... 62 3.6.3 Kendala Dalam Menghimpun Dana .................................. 65 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ................................................................................ 68
4.2 Saran ......................................................................................... 68
x
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
2.1 Perbedaan Deposito berjangka dengan sertifikat deposito ........................................ 31 3.1 Struktur Organisasi ................................................................................................... 50 3.2 Penghimpunan Jumlah Dana Pihak Ketiga ............................................................... 56 3.4 Perkembangan Jumlah Dana Giro ............................................................................ 59 3.6 Pertumbuhan Rekening Giro ..................................................................................... 61
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
3.3 Grafik Penghimpunan Jumlah Dana Pihak Ketiga ............................................. 59 3.5 Grafik Perkembangan Jumlah Dana Giro .......................................................... 60 3.7 Grafik Pertumbuhan Jumlah Rekening Giro ...................................................... 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1 Surat Pernyataan PembuatanTugas Akhir ........................................................... 1 2 Surat Persetujuan Magang .................................................................................. 2 3 Surat Keterangan Magang ................................................................................... 3 4 Absensi Magang .................................................................................................. 4 5 Laporan Aktivitas Magang Mingguan ................................................................... 5 6 Lembar Penilaian Magang ................................................................................. 14 7 Laporan Bimbingan Tugas Akhir ........................................................................ 15 8 Formulir Aplikasi Rekening Perorangan ............................................................. 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya perkembangan dunia usaha peranan
lembaga keuangan semakin menonjol. Maka bank berperan aktif dalam
meningkatkan pembangunan nasional dengan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dengan cara menarik dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat. Sumber dana perbankan sebagian besardihimpun
dari dana masyarakat dan merupakan sumber dana yang paling diandalkan oleh
bank. Hampir 80% sampai 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank
merupakan dana pihak ketiga baik berasal dari pemerintah, dunia usaha maupun
masyarakat pada umumnya, sedangkan sisanya merupakan modal sendiri dan
cadangan modal. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya dalam
bentuk giro, tabungan dan deposito. Dana tersebut disalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit.
Agar menarik minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank, maka
pihak perbankan harus memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan
diberikan kepada nasabah. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil,
hadiah, pelayanan, atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang
diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh
karena itu pihak perbankan harus memberi berbagai rangsangan dan
kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya.
Usaha bank untuk menghimpun dana dalam bentuk simpanan (deposit) sangat
menentukan pertumbuhan bank, sebab volume dana yang berhasil dihimpun
atau disimpan tentunya akan menentukan pula volume dana yang dapat
2
dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang
menghasilkan, yaitu berupa bunga, sehingga dari selisih bunga tersebut bank
memperoleh keuntungan.
Selain itu Bank juga menjual beberapa produk yang bersifat jasa berupa
Kiriman uang/transfer dalam dan luar negeri, Inkaso/penagihan
piutang/collection, Safe deposito box (loket penyimpanan barang berharga),
Automated Teller Machine (ATM).
Setiap produk funding yang ada dalam pos dana pihak ketiga memiliki
karakteristik masing-masing. Karakteristik produk ini biasanya paling mudah
dilihat dari sisi biaya dana (cost of fund) dan masa pengendapan dana (maturity).
Dari ke 3 jenis simpanan yang ada di bank maka giro merupakan simpanan yang
biaya dananya (cost of fund) yang paling murah.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas
mengenai Peranan Giro Dalam Menghimpun Dana Pihak ke III pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Dewi Sartika Bogor
1.2 Identifikasi Pembahasan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
pengindentifikasian dari masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berapakah besarnya sumber pendanaan pihak ke III yang berasal dari giro ?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan bank untuk meningkatkan sumber
pendanaan yang berasal dari giro ?
3. Kendala apa sajakah yang di hadapi bank dalam meningkatkan sumber
pendanaan yang berasal dari giro dan bagaimana alternatif penyelesaiannya?
3
1.3 Maksud dan Tujuan Pembahasan
Adapun maksud dan tujuan pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya sumber pendanaan pihak ke III yang berasal dari
giro.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan bank untuk meningkatkan sumber
pendanaan yang berasal dari giro.
3. Untuk mengetahui kendala apa sajakah yang di hadapi bank dalam
meningkatkan sumber pendanaan yang berasal dari giro beserta alternatif
penyelesaiannya.
1.4 Kegunaan Penulisan Tugas Akhir
a. Kegunaan Ilmiah
1. Sebagai referensi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
perbankan tentang peranan GIRO,
2. Sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
b. Kegunaan Praktis
1. Bagi penulis, penulisan Tugas Akhir ini berguna sebagai
pengetahuan dan bahan perbandingan antara teori dan praktek
mengenai peranan giro dalam dunia perbankan.
2. Bagi pihak Bank BRI, penulisan Tugas Akhir ini berguna sebagai
bahan perbandingan dalam praktek penyelenggaraan giro di bank
yang sebenarnya.
3. Bagi pihak lain, diharapkan penulisan Tugas Akhir ini dapat
digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan pembahasan
lebih lanjut tentang peranan giro dalam dunia perbankan.
4
1.5 Waktu dan Tempat Praktek Kerja
Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor yang beralamat di Jl.
Dewi Sartika No. 6, Bogor. Jangka waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yaitu selama 2 bulan mulai tanggal 1 April s.d 30 Mei 2014. Jam kerja yang
berlaku yaitu hari Senin - Jum’at, mulai pukul 08.00 s.d 17.00 WIB
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar-Dasar Perbankan
Pemahaman tentang bank di negara berkembang seperti Indonesia ini
masih sangat lah kurang, di negeri ini baru setengah kemungkinan yang paham
tentang bank. Sebagian masyarakat hanya memahami bank sebatas tempat
meminjam dan menyimpan uang saja. Bahkan terkadang sebagian masyarakat
sama sekali belum memahami bank secara utuh, sehingga pandangan tentang
bank sering di artikan secara keliru. Selebihnya banyak masyarakat yang tidak
paham sama sekali tentang dunia perbankan. Semua ini tentu dapat dipahami
karena pengenalan dunia perbankan secara utuh terhadap masyarakat sangatlah
minim, sehingga tidak mengherankan keruntuhan dunia perbankanpun tidak
terlepas dari kurang pahamnya pengelola perbankan di tanah air dalam
memahami dunia perbankan secara utuh.
Dalam dunia modern sekarang ini, peran perbankan dalam memajukan
perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang
berhunbungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa
bank. Oleh karena itu saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan
lepas dari dunia perbankan.
Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank
merupakan “nyawa” untuk menggerakan roda perekonomian suatu negara.
Anggapan ini tentu tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan
sangatlah vital,misalnya dalam penciptaan uang, mengedarkan uang,
menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan
uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainya. (Kasmir ,2002)
6
2.2 Pengertian Bank
Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah sebagai berikut :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berikut ada beberapa pengertian bank :
1. Pengertian Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Pengertian bank menurut para ahli :
a. Kashmir (2003) mengatakan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
bank lainnya kepada masyarakat.
b. Dendawijaya (2005) mengatakan bahwa bank adalah suatu badan usaha
yang tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial
intermediaries).
7
2.3 Dana Bank
Sebagai lembaga keuangan maka sumber dana dari pihak-pihak terkait
merupakan pendapatan bank yang paling utama. Karena tanpa dana, bank tidak
dapat berfungsi.
Pengertian dana bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2005:84),
mengatakan bahwa :
Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang
dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan.
Uang tunai yang dimiliki ataupun yang dikuasai bank tidaklah berasal dari
uang milik bank itu sendiri, tapi juga berasal dari uang orang lain (masyarakat),
uang yang dititipkan pada bank dan sewaktu-waktu atau pada suatu saat
tertenttu akan diambil kembali baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur.
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005:84), mengatakan bahwa :
Dana-dana yang digunakan sebagai modal operasional bersumber dari :
1. Dana dari modal sendiri (sering disebut juga dana dari pihak I, yaitu dana
dari modal bank itu sendiri yang berasal dari pihak para pemegang saham)
2. Dana pinjaman dari pihak luar (sering disebut dengan dana dari pihak ke II)
3. Dana dari masyarakat (sering disebut dengan dana dari pihak ke III).”
Penjelasan dari sumber modal bank diatas adalah sebagai berikut :
a. Dana Pihak Kesatu
Dana pihak kesatu merupakan sumber dana bank yang berasal dari
pemegang saham bank yang bersangkutan, baik itu pemegang saham
pendiri atau pemegang saham publik. Jika bank tersebut telah go public.
8
Menurut Lukman Dendawijaya (2005:47), mengatakan bahwa :
Dana dari bank sendiri adalah dana yang berasal dari pemilik bank atau para
pemegang saham pendiri (yang pertama kalinya ikut mendirikan bank
tersebut) maupun pihak pemegang saham yang ikut dalam usaha bank
tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham public (jika
bank tersebut sudah go public atau merupakan suatu badan usaha terbuka).
Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan (2005:85), mengatakan
bahwa :
Dana dari modal sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang
saham bank, yakni pemilik bank.
Dalam neraca bank, dana modal sendiri tertera dalam rekening modal
dan cadangan yang tercantum pada sisi pasiva (liabilities).
Menurut Lukman Dendawijaya (2005:47), mengatakan bahwa :
Dana modal sendiri terdiri atas beberapa bagan (pos), yaitu :
1) Modal disetor
2) Agio saham
3) Cadangan-cadangan
4) Laba ditahan.”
Penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagai berikut :
a) Modal disetor adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang
saham pada saat bank didirikan. Pada umumnya , dari setoran
pertama modal pemilik bank (pemegang saham) dipergunakan bank
untuk menyediakan sarana perkantoran seperti tanah atau gedung,
peralatan kantor, dan promosi untuk menarik minat masyarakat.
9
b) Agio saham adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh
pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham.
c) Cadangan-cadangan adalah sebagian laba bank yang disisihkan
dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan
untuk menutup kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari.
d) Laba ditahan adalah laba milik para pemegang saham yang
dipergunkan oleh mereka sendiri melalui rapat umum pemegang
saham untuk tidak dibagikan sebagai deviden, tetapi dimasukkan
kembali kedalam modal kerja untuk operasional bank.
b. Dana Pihak kedua
Sumber dana kedua ini merupakan tambahan jika bank kesulitan dalam
pencarian sumber dana pertama. Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih
mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Kemudian dana yang
diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar
transaksi-transaksi tertentu.
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005:86), mengatakan bahwa:
Dana pihak kedua yaitu pihak yang memberikan pinjaman dana (uang) pada
bank terdiri dari 4 pihak, yaitu :
1) Pinjaman dari bank lain
2) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan diluar negeri
3) Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank
4) Pinjaman dari bank sentral (BI).”
10
Penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagai berikut :
a) Pinjaman dari bank lain
Yang dikenal call money yaitu pinjaman harian antar bank. Pinjaman
ini biasanya diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan
bank. Jangka waktu call money ini biasanya tidak lama, yaitu sekitar
satu bulan dan bahkan hanya beberapa hari saja. Kadang kala ada
yang meminjam hanya satu malam saja dan itu satu biasanya disebut
dengan overnight call money.
b) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain diluar negeri
Biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah panjang. Realisasi
pinjaman ini (dari bank atau lembaga keuangan Internasional) harus
melalui persetujuan Bank Indonesia dimana secara tidak langsung
Bank Indonesia selaku bank sentral ikut serta mengawasi pelaksanaan
pinjaman tersebut demi menjaga solvabilitas bank yang bersangkutan.
c) Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank
Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank ini kadangkala tidak
benar-benar berbentuk pinjaman atau kredit, tapi lebih banyak
berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum tanggal
jatuh tempo. Misalnya berbentuk sertifikat bank atau deposito on call
dengan jangka waktu melebihi 3 bulan, dan dapat diperpanjang
kembali tanpa mengeluarkan sertifikat baru.
d) Pinjaman dari bank sentral (Bank Indonesia)
Pinjaman dari bank sentral (Bank Indonesia) ini adalah untuk
membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas apalagi
yang berprioritas sesuai dengan petunjuk pelita (misalnya pertanian,
pangan, perhubungan, industri penunjang , tekstil, dan sebagainya),
kredit produksi, dan modal kerja dan kredit kecil lainnya, maka BI
11
memberikan bantuan dana yang dikenal dengan nama : Kredit
Likuiditas.
c. Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga ini adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat
dan bertindak selaku perantara bagi keuangan masyarakat oleh karena itu,
bank harus selalu berada ditengan masyarakat agar arus uang dari
masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan kembali
kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank dan
keyakinan masyarakat bahwa bank akan menyelesaikan permasalahan
keuangan dengan sebaik-baiknya merupakan suatu keadaan yang
diharapkan oleh semua bank. Untuk itu, bank selalu berusaha memberikan
pelayanan (service) yang memuaskan masyarakat.
Pengertian Dana Pihak Ketiga
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasinya dari sumber dana ini.
Pengertian dana pihak ketiga menurut Indra Bastian dan Suhardjono
(2006:29), mengatakan bahwa :
Simpanan pihak ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
(diluar bank) kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa simpanan pihak ketiga
adalah dana yang bersumber dari masyarakat baik individu maupun badan
usaha dan baik itu dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing.
Dana dari masyarakat ini merupakan pendapatan paling utama dalam bank,
12
dan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank
sebagai penghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana dalam
masyarakat.
Sesuai dengan yang telah dikemukakan diatas bahwa dana pihak ketiga
merupakan salah satu pendapatan yang paling utama dalam bank. Jika
pihak bank tidak memliliki strategi yang baru maka para nasabah tidak akan
bertambah, dan berdampak pada berkurangnya dana pihak ketiga. Dan
apabila pihak bank selalu memiliki strategi dan ide baru untuk meningkatkan
para nasabahnya, maka dengan sendirinya dana pihak ketiga akan
meningkat. Salah satu untuk meningkatkan dana pihak ketiga pada bank
yaitu dengan melakukan promosi, penjualan produk baru, iklan, publisitas
bank itu sendiri, dan lain-lain.
2.4 Jenis-Jenis Sumber Dana Dana Pihak Ketiga
A. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Pengertian simpanan giro atau yang biasa disebut rekening giro menurut
Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998
adalah :
“Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara
pemindahbukuan.”
Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2007:413), giro adalah :
“Simpanan masyarakat dalam rupiah atau valuta asing pada bank yang
transaksinya (penarikan dan penyetoran) dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah bayar lainnya dan atau
dengan cara pemindahbukuan.”
13
Berdasarkan beberapa pengertian giro diatas maka dapat disimpulkan
bahwa giro adalah simpanan masyarakat dalam rupiah atau valuta asing pada
bank yang transaksinya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, kartu ATM, dan cara pembayaran lainnya.
Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat, Artinya adalah
bahwa uang yang disimpan di rekening giro dapat diambil setiap waktu setelah
memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan misalnya waktu jam kantor,
keabsahan dan kesempurnaan cek serta saldonya yang tersedia, maka sumber
dana dari rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek yang
jumlahnya relatif lebih dinamis atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Dengan
kata lain giro ini sebagai dana yang sensitif atau peka terhadap perubahan
sehingga disebut pula sebagai dana yang labil yang sewaktu waktu dapat ditarik
atau disetor oleh nasabah. Bagi nasabah pemegang rekening giro (giran), sifat
penarikan tersebut sangat membantu dalam membiayai nasabah secara lebih
efisien. Biasanya simpanan giro ini digunakan untuk kepentingan bisnis, yaitu
untuk menampung hasil penerimaan dan untuk pembayaran dari dan kepada
para relasi bisnis.
Penarikan uang direkening giro dapat menggunakan sarana penarikan
yaitu cek dan bilyet giro. Apabila penarikan yang dilakukan secara tunai maka
sarana penarikannya adalah dengan menggunakan cek. Sedangkan untuk
penarikan non tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro. Disamping itu jika
kedua penarikan sarana tersebut hilang maka nasabah dapat menggunakan
sarana penarikan lainnya, seperti surat pernyataan atau surat kuasa yang
ditandatangani diatas materai.
Menurut Kasmir (2006:67) bahwa dalam pelaksanaannya, setiap pemilik
giro (giran) akan memperoleh buku cek dan bilyet giro sebagai instrumen untuk
melakukan penarikan dana atau pembayaran atas suatu transaksi.
14
1) Cek dapat digunakan untuk suatu pembayaran transaksi secara tunai.
Cek dapat ditarik atas unjuk atau atas nama dan tidak dapat dibatalkan
oleh penarik, kecuali cek tersebut hilang, atau dicuri dengan
dibuktikannya oleh laporan hilang dari kepolisian. Jangka waktu
pengunjukan agar mendapatkan pembayaran dari bank atas cek tersebut
adalah selama 70 hari sejak tanggal penarikannya. Cek merupakan surat
perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Artinya bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke
bank yang memelihara rekening nasabah untuk diuangkan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai atau secara
pemindahbukuan.
Adapun jenis-jenis cek yang dimaksud :
a) Cek atas nama
Merupakan cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan
hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut
b) Cek atas unjuk
Cek atas unjutk merupakan kebalikan dari cek atas nama. Di dalam
cek atas unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum
tertentu. Jadi siapa saja dapat menguangkan cek atau dengan kata
lain cek dapat diuangkan oleh pembawa cek.
c) Cek silang
Cek silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas
diberi dua tanda silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi
cek yang semula tunai berubah menjadi non tunai atau sebagai
pemindahbukuan.
15
d) Cek mundur
Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang.
Hal ini biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek
denga penerima cek.
e) Cek kosong
Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak
tersedia di dalam rekening giro.
2) Pada dasarnya sifat bilyet giro merupakan perintah kepada bank untuk
memindahbukukan sejumlah tertentu uang atas beban rekening penarik
pada tanggal yang ditentukan kepada pihak yang tercantum namanya
dalam warkat bilyet giro tersebut. Bilyet giro dapat dibatalkan secara
sepihak oleh penarik disertai dengan alasan pembatalan. Bilyet giro
merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah uang
dari rekening yang bersangkutan kaepada pihak penerima yang
disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.
Pemindahbukuan pada rekening bank yang bersangkutan artinya
dipindahkan dari rekening nasabah si pemberi Bilyet Giro kepada
nasabah penerima Bilyet Giro. Sebaliknya jika dipindahbukukan ke
rekening di bank yang lain, maka harus melalui proses kliring ke bank
lain.
3) Alat pembayaran lainnya
Adalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada
kertas yang ditandatangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang
sama atau bank lain. Surat kuasa ini haruslah memenuhi beberapa
persyaratan, seperti tandatangan kedua belah pihak, si pemberi kuasa
16
dan si penerima kuasa. Bukti diri dan materai. Pemberian kuasa ini
disebabkan pemberi kuasa berhalangan karena sesuatu hal.
Bank yang dapat menerima simpanan berupa giro adalah bank umum.
Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat dilarang menerima simpanan berupa giro
dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut Veithzal Rivai (2007:414) , jenis rekening giro pada bank dibagi
dalam tiga golongan, yaitu rekening atas nama suatu badan, rekening
perorangan, dan rekening gabungan (joint account).
1) Rekening atas nama suatu badan adalah rekening atas nama :
a) Instansi-instansi pemerintah/lembaga-lembaga negara negara dan
organisasi masyarakat yang tidak merupakan perusahaan.
b) Semua badan hukum yang diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang atau peraturan perundang-undangan lainnya.
c) PT, Fa, CV, Koperasi, Yayasan dan lain-lain.
2) Rekening perorangan adalah rekening atas nama pribadi
Dalam golongan rekening ini termasuk pula rekening yang tidak termsuk
dalam golongan rekening atas nama bdan, tetapi menggunakan nama
dagang seperti : Kongsi, toko, restoran, bengkel, warung, dan
sebagainya.
3) Rekening gabungan
Pengertian rekening gabungan (joint account) adalah rekening atas nama
beberapa orang (pribadi), beberapa badan, dan atau campuran
keduanya.
Pembukaan Rekening Giro
Asisten Customer Service menjelaskan syarat-syarat serta ketentuan-
ketentuan umum tentang pembukaan rekening giro kepada calon nasabah,
antara lain mengenai; pengertian umum, hak dan kewajiban bagi pemegang
17
rekening koran/giro, ketentuan saldo rekening, tandatangan, transaksi
penyetoran dan penarikan, serta ketentuan-ketentuan umum lainnya.
Setoran pertama untuk pembukaan giro sesuai dengan ketentuan bank
yaitu sebesar Rp 1.000.000,00. Asisten Customer Service juga meminta calon
nasabah melengkapai data-data sebagai berikut:
1. Perorangan
a. Photo copy KTP/SIM/Paspor dan KITAS untuk WNA atau identitas
lainnya dengan memperlihatkan yang aslinya.
b. Photo copy NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dengan memperlihatkan
yang aslinya.
c. Referensi tertulis dari pihak ketiga yang dikenal baik oleh Bank atau dari
Pejabat Bank yang mengenal calon nasabah sebagai data pelengkap.
2. Badan Usaha/Perusahaan
a. Photo copy Akte Pendirian dan Akte Perubahan lainnya yang telah
disahkan Departemen Kehakiman (jika ada) dengan memperlihatkan
yang aslinya.
b. Photo copy NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dengan memperlihatkan
yang aslinya.
c. Surat kuasa kepada calon nasabah yang mewakili perusahaan.
d. Photo copy KTP/SIM atau identitas lain pengurus yang mewakili
perusahaan dengan memperlihatkan aslinya.
e. Referensi tertulis dari pihak ketiga yang dikenal baik oleh Bank atau dari
Pejabat Bank yang mengenal calon nasabah.
f. Bukti-bukti tentang usaha yang dilakukan oleh calon nasabah, antara lain:
Tanda Daftar Perusahaan, Surat Keterangan Domisili Usaha, Surat Izin
Usaha Perdagangan, dan surat pendukung lainnya.
18
3. Yayasan atau Koperasi
a. Photo copy Anggaran Dasar serta perubahannya yang terakhir (jika ada)
dengan memperlihatkan aslinya.
b. Photo copy susunan kepengurusan dengan memperlihatkan yang aslinya.
c. Photo copy NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dengan memperlihatkan
yang aslinya.
d. Photo copy KTP/SIM atau identitas lain pengurus yang mewakili
Yayasan/Koperasi, dengan memperlihatkan aslinya.
e. Keterangan/Izin domisili terakhir Yayasan/Koperasi dari pemerintah
setempat.
4. Dinas atau Proyek Pemda
a. Photo copy SK/DIPDA dengan dilampiri keterangan atasan langsungnya.
b. Photo copy KTP/SIM atau identitas lainnya dengan memperlihatkan
aslinya.
Kemudian periksa apakah nama calon nasabah tercantum dalam Black List
Bank Indonesia. Jika nama calon nasabah tercantum dalam daftar tersebut,
permohonannya untuk menjadi nasabah harus ditolak dan disampaikan
alasannya.
Jika nama calon nasabah tidak tercantum dalam Black List Bank Indonesia,
maka minta calon nasabah melengkapi dokumen pembukaan rekening giro
tersebut, Kemudian lakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen pembukaan
rekening dengan mencocokan dengan form checklist, jika dokumen belum
lengkap minta nasabah untuk melengkapi, hal yang perlu mendapat perhatian
dalam proses pemeriksaan antara lain:
1. Kelengkapan pegisian dokumen pembukaan Giro.
2. Cocokkan data nasabah pada Aplikasi Pembukaan Rekening
Perorangan/Lembaga dengan persyaratannya.
19
3. Tanda tangan dalam Kartu Contoh Tanda Tangan harus sama dengan tanda
tangan pada formulir permohonan dan identitas diri calon nasabah
(KTP/SIM/Paspor dan KITAS). Untuk nasabah Badan Usaha, tanda tangan
harus sama dengan tanda tangan Surat Kuasa.
Bubuhkan stempel “Sesuai Asli” pada photo copy identitas diri serta
bubuhkan paraf sebagai bukti verifikasi. Lakukan proses pendaftaran pada
sistem computer :
1. Pendaftaran CIF (Customer Information File)
a. Sudah memiliki rekening di Bank yang bersangkutan, lakukan
pemantauan pada aplikasi Customer Service File (CIF) di sistem. Tulis
nomor CIF pada Aplikasi Pembukaan Rekening.
b. Belum memiliki CIF di Bank yang bersangkutan, berdasarkan Aplikasi
Pembukaan Rekening, input pendaftaran nomor CIF yang baru. Catat
nomor CIF pada formulir Pembukaan Rekening Giro.
2. Input proses pembukaan master rekening Giro pada sistem. Catat nomor
rekening Giro ke dalam Aplikasi Pembukaan Rekening dan Tanda Bukti
Setoran.
3. Lakukan scanning Kartu Contoh Tanda Tangan ke dalam aplikasi Signature
Verification System. Pastikan bahwa kolom Authorized pada kolom Signature
telah ditandai (checklist). Catat keterangan pada Kartu Contoh Tanda Tangan
bahwa proses scanning telah dilakukan, kemudian bubuhkan paraf.
Serahkan berkas pembukaan rekening Giro serta persyaratannya kepada
Pemimpin Seksi Customer Service untuk dilakukan proses otorisasi/persetujuan.
Pemimpin Seksi Customer Service menerima berkas pembukaan rekening Giro
dan memeriksa kembali data kebenaran dan kecocokkan berkas pembukaan
Giro dan kebenaran pengisian data pada aplikasi CIF dan aplikasi Master Giro.
20
Kemudian melakukan otorisasi pembukaan CIF dan transaksi pembukaan
rekening Giro pada sistem.
Pemimpin Seksi Customer Service membubuhkan paraf pada setiap
berkas pembukaan rekening Giro dan Kartu Contoh Tanda Tangan sebagai bukti
pemeriksaan dan persetujuan serta diteruskan ke Pemimpin Bagian untuk
memperoleh persetujuan (contrasign).
Bila berdasarkan kewenangan yang telah ditetapkan, persetujuan harus
diteruskan kepada Pemimpin Bagian atau Pemimpin Cabang maka Pemimpin
Seksi Pelayanan Nasabah membubuhkan paraf sebagai tanda mengetahui
pembukaan tersebut.
Berkas pembukaan rekening Giro yang telah disetujui Pemimpin Seksi
Pelayanan Nasabah tadi dikembalikan kepada Asisten Customer Service dan
menyerahkan Tanda Bukti Setoran kepada nasabah untuk melakukan setoran
pertama di Teller.
Seluruh dokumen pembukaan rekening Giro diserahkan kepada Seksi
Administrasi Dana dan Jasa untuk di file dan Kartu Contoh Tanda Tangan ke Unit
Kerja Teller untuk disimpan oleh teller.
Asisten Administrasi Dana dan Jasa mengarsipkan semua berkas nasabah
yang berkaitan dengan pembukaan rekening Giro urut berdasarkan nomor
rekening. Dan Teller mengarsipkan Kartu Contoh Tanda Tangan.
Penutupan Giro
1. Penutupan Atas Permintaan Nasabah
Ketentuan saldo minimum untuk penutupan rekening giro harus 0 dengan
biaya administrasi Rp 5.000,00. Asisten customer service menerima permohonan
penutupan rekening giro dari nasabah. Kemudian melakukan pengecekan
persyaratan penutupan rekening:
21
a. Nasabah menyerahkan kartu identitas, apabila penutupan rekening dilakukan
oleh orang yang diberi kuasa, minta surat kuasa (yang dibubuhi materai
cukup) dan identitas yang diberi kuasa.
b. Meminta nasabah untuk menyerahkan buku cek/bilyet giro yang belum
digunakan.
c. Lakukan verifikasi tanda tangan pada permohonan penutupan rekening giro
melalui kartu contoh tanda tangan maupun melalui signature verification
system.
d. Pastikan tidak ada sisa Cek/Bilyet Giro yang outstanding. Jika ada, minta
nasabah membuat surat pernyataan bahwa sisa cek/giro yang masih
outstanding adalah menjadi tanggung jawab nasabah.
Lakukan proses penutupan rekening pada sistem sehingga mendapatkan
saldo akhir setelah dikurangi biaya-biaya penutupan rekening, catat jumlah saldo
rekening yang masih bisa ditarik oleh nasabah. Siapkan kwitansi pencairan saldo
atau counter cek yang dapat ditarik oleh nasabah, Serahkan permohonan
penutupan rekening giro dan berkas penutupan rekening giro kepada pemimpin
seksi customer service.
Pemimpin seksi customer service menerima berkas penutupan giro dari
asisten customer service. Kemudian meneliti dan memastikan kebenaran dan
kecocokan permohonan penutupan rekening giro dengan berkas penutupan
rekening giro, bubuhkan tandatangan persutujuan pada permohonan penutupan
rekening giro dan berkas penutupan. Selain itu melakukan proses override/
otorisasi pada sistem. Tandatangani kwitansi pencairan saldo nasabah atau
counter cek. Menyerahkan kembali permohonan penutupan rekening giro dan
berkas penutupan rekening giro kepada asisten customer service.
Asisten customer service menerima permohonan penutupan rekening giro
dan berkas penutupan rekening giro yang telah disetujui pemimpin seksi
22
customer service. Menyerahkan kwitansi pencairan atau counter cek, kemudian
persilahkan nasabah menghubungi teller untuk melakukan panarikan saldo. Pada
akhir hari, pastikan saldo rekening giro pada sistem telah nihil. Membubuhkan
stempel “Rekening Ditutup tgl…” pada berkas/file rekening giro. Melakukan
proses penghapusan tanda tangan pada sistem. Menyerahkan berkas penutupan
rekening yang telah dibubuhi stempel rekening ditutup kepada pemimpin seksi
customer service.
Pemimpin seksi customer service menerima berkas penutupan rekening
kemudian memastikan bahwa berkas penutupan telah distempel “Rekening
Ditutup tgl…”. Melakukan pengecekan pada sistem untuk memastikan bahwa
saldo rekening giro telah nihil dan rekening telah berstatus rekening tutup.
Malakukan persetujuan penghapusan tanda tangan pada sistem. Menyerahkan
kembali berkas penutupan rekening kepada asisten customer service.
Asisten customer service menerima berkas penutupan rekening dari
pemimpin seksi customer service. Memastikan bahwa proses penutupan
rekening dan penghapusan tanda tangan pada sistem telah mendapat
persetujuan. Menyerahkan seluruh berkas penutupan rekening giro kepada seksi
administrasi dana dan jasa.
Seksi administrasi dana dan jasa menerima dan menyimpan seluruh
berkas penutupan rekening giro pada tempat penyimpanan rekening giro ditutup.
2. Penutupan Karena Ketentuan BI ( Black List )
Ketentuan saldo minimum untuk penutupan rekening giro harus 0 dengan
biaya administrasi Rp 5.000,00. Asisten customer service menerima daftar black
list dari Bank Indonesia (BI). Mengadministrasikan daftar black list yang diterima
dari BI secara hard copy atau dengan cara input ke dalam sistem komputer
(apabila sudah tersedia). Melakukan monitoring terhadap rekening giro, apabila
23
terdapat giran yang terdaftar (termasuk dalam daftar black list) harus dilakukan
penutupan rekening.
Melakukan pemeriksaan fasilitas yang terkait dengan rekening giro
bersangkutan:
a. Apakah giran mempergunakan fasilitas autodebet
b. Apakah rekening giro tersebut dalam status blokir,
c. Apakah ada plafond kredit pada rekening giro tersebut.
Apabila rekening giro tersebut terkait dengan fasilitas lainnya lakukan
koordinasi dengan unit kerja yang bersangkutan. Ambil berkas giro dari dalam
arsip/file seksi administrasi dana dan jasa. Bubuhi cap/stempel ‘Rekening Ditutup
tanggal…’ pada seluruh berkas tersebut. Melakukan proses penghapusan tanda
tangan pada sistem. Melakukan proses penutupan rekening pada sistem.
Membuat surat pemberitahuan penutupan rekening kepada nasabah atas
penutupan rekening tersebut dengan tujuan agar nasabah segera
mengembalikan sisa Cek/Bilyet Giro dan mengambil saldo rekening.
Menyerahkan seluruh berkas yang telah distempel tersebut kepada pemimpin
seksi customer sevice untuk dimintakan persetujuan dan otorisasi pada sistem.
Pemimpin seksi customer service menerima berkas penutupan giro dari
asisten customer service, meneliti dan pastikan kebenaran dari seluruh berkas
penutupan rekening giro, membubuhkan tandatangan persetujuan disamping
stempel penutupan, menandatangani surat pemberitahuan penutupan rekening
dan lakukan proses override/otorasi pada sistem. Menyerahkan kembali berkas
penutupan rekening giro kepada asisten customer service.
Asisten customer service menerima berkas penutupan rekening dari
pemimpin seksi customer sevice. Memastikan bahwa proses penutupan rekening
dan penghapusan tanda tangan pada sistem telah mendapat persetujuan.
Menyerahkan seluruh berkas penutupan rekening giro kepada seksi administrasi
24
dana dan jasa. Asisten administrasi dana menerima dan menyimpan seluruh
berkas penutupan rekening giro pada tempat penyimpanan rekening giro ditutup.
B. Simpanan Tabungan (Save Deposit)
Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 adalah :
“Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.”
Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2007:415), tabungan adalah :
“Simpanan pihak ketiga dalam rupiah dan atau valuta asing pada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu dari masing-
masing bank penerbit, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.”
Berdasarkan beberapa pengertian tabungan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa tabungan adalah simpanan dari masyarakat dalam rupiah
maupun valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilkukan menurut syarat
yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat
pembayaran lain yang dipersamakan dengan itu.
Tabungan ini dikatakan pula sebagai dana yang sensitif atau peka
terhadap perubahan sehingga disebut pula sebagai dana yang labil yang
sewaktu-waktu dapat ditarik atau disetor oleh nasabah, meskipun frekuensi
pengambilannya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan giro. Akibatnya
adalah dana tabungan ini dapat mengendap di bank dalam waktu yang relatif
lebih lama dari dana giro.
Cara penarikan rekening tabungan yang paling banyak digunakan saat ini
adalah dengan buku tabungan, cash card, atau kartu ATM, dan kartu debet.
25
Persaingan ketat dalam penghimpunan dana melalui tabungan antar bank telah
banyak memunculkan cara-cara baru untuk menarik nasabah tabungan.
Tabungan dapat ditarik dengan cara-cara dan dalam waktu yang lebih
relatif fleksibel dibandingkan dengan deposito berjangka, namun masih kalah
fleksibel apabila dibandingkan dengan rekening giro. Ditinjau dari sisi bank,
penghimpunan dana melalui tabungan termasuik lebih murah daripada deposito
tapi lebih mahal dibandingkan giro.
Menurut Veithzal Rivai (2007:416) keuntungan tabungan bagi bank, antara lain :
1) Nasabah tabungan umumnya berasal dari masyarakat golongan ekonomi
menengah ke bawah yang menjadikan tabungan sebagai salah satu
sumber pemupukan dana untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang.
2) Fluktuasi penarikan relatif lebih stabil, dalam artinya secara umum
penarikan dalam jumlah yang relatif kecil yang ditujukan untuk kebutuhan
hidup sehari-hari.
3) Jumlah penabung cenderung meningkat dari waktu ke waktu
4) Mengingat masyarakat penabung merupakan masyarakat menengah ke
bawah, janji-janji pemberian hadiah akan dapat mempengaruhi minat
nasabah untuk menabung dan meningkatkan jumlah tabungan.
Sedangkan kendala tabungan bagi bank, antara lain :
1) Biaya relatif tinggi mengingat untuk menjaring nasabah dan jumlah dana
baru, bank harus melakukan promosi dengan janji-janji hadiah yang
menarik.
2) Mengingat nasabah pada umumnya merupkan masayarakat menengah
ke bwah yang penarikan dananya melalui mesian ATM, bank banyak
menerima keluhan karena mesin ATM yang rusak, belum tersebar, dana
yang kosong, kartu ATM yang tidak bisa diakses, dan lain-lain.
26
Bunga tabungan pada dasarnya merupakan kompensasi (bagi hasil untuk
bank syariah) yang diberikan oleh bank kepada nasabah atas sejumlah saldo
dana yang mengendap di bank. Perhitungan bunga tabungan pada setriap bank
tidak sama. Perhitungan tabungan yang digunakan antara lain berdasarkan saldo
harian, saldo rata-rata per bulan (rata-rata harian).
Menurut Kasmir (2007:74), alat yang sering digunakan untuk menarik
dana yang ada di rekening tabungan adalah sebagai berikut :
a. Buku tabungan
Merupakan buku yang dipegang oleh nasabah. Buku tabungan berisi catatan
saldo tabungan, transaksi penarikan, transaksi penyetoran dan pembebanan-
pembebanan yang mungkin terjadi pada tanggal tertentu.
b. Slip penarikan
Merupakan formulir untuk menarik sejumlah uang dari rekening tabungan.
Formulir penarikan ini disebut juga slip penarikan biasanya digunakan
bersamaan dengan buku tabungan.
c. Kwitansi
Merupakan formulir penarikan dan juga merupakan bukti penarikan yang
dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip penarikan.
d. Kartu yang terbuat dari plastik
Sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk
menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik bank maupun di mesin
Automated Teler Machine (ATM).
C. Simpanan Berjangka (Time Deposit)
Simpanan berjangka merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan
oleh bank simpanan berjangka mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo)
lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari.
27
Kepada setiap deposan (pemilik deposito) akan diberikan imbalan bunga
atas depositonya. Bagi bank bunga yang diberikan kepada para deposan
merupakan bunga tertinggi, jika dibandingkan dengan simpanan giro dan
tabungan, sehingga deposito oleh sebagian bank dianggap sebagai dana mahal.
Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah
uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka
waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan
demikian bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut
untuk keperluan penyaluran kredit.
Pengertian deposito menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah :
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah menyimpan dengan pihak bank.
Persaingan yang ketat dalam penghimpunan dana antar bank telah
memunculkan produk produk baru dalam penghimpunan dana. Produk-produk
baru tersebut antara lain :
1) Deposito berjangka
Menurut Veithzal Rivai (2007:417), bahwa :
Deposito Berjangka adalah Simpanan pihak ketiga (rupiah dan valuta
asing) yang diterbitkan atas nama nasabah pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan
dengan bank yang bersangkutan.
Ketentuan umum deposito berjangka adalah :
a) Waktu penyimpanan tergantung dari jangka waktu yang dipilih nasabah (1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan, atau 24 bulan) dan dapat
diperpanjang secara otomatis (ARO).
28
b) Atas simpanan ini, nasabah memperoleh bukti simpanan berupa bilyet
deposito.
c) Tingkat bunga yang diberikan juga berbeda menurut jumlah dan jangka
waktunya (bahkan untuk prime customer mungkin saja akan
mendapatkan prime rate).
d) Deposito berjangka dapat berupa deposito berjangka biasa atau deposito
berjangka otomatis (Automatic Roll Over=ARO), yaitu perpanjangan
otomatis dan tingkat bunga yang berlaku sesuai saat perpanjangan.
e) Bunga dibayar setiap bulan sesuai dengan tanggal jatuh tempo.
f) Khusus deposito yang telah jatuh tempo dan tidak segera dicairkan oleh
nasabah, umumnya bank tidak memberikan bunga kepada nasabah atas
keterlambatan penarikan tersebut (melewati batas waktu penempatan),
meskipun bank mendapatkan keuntungan dari keterlambatan pencairan
oleh nasabah.
g) Bagi deposan yang meninggal dunia, depositi dapat dibayarkan kepada
ahli waris yang tertera dalam aplikasi permohonan.
h) Untuk pencairan deposito sebelum jatuh tempo, umumnya oleh bank
dibebankan biaya denda penalti (kebijakan setiap bank tidak sama)
Penerimaan setoran deposito berjangka adalah sebagai berikut :
a) Setoran secara tunai
b) Setoran dengan warkat bank yang bersangkutan
c) Setoran dengan warkat bank lain
Penarikan/pengambilan bunga/pokok deposito berjangka, antara lain :
a) Dapat ditarik secara tunai.
b) Dipindahbukukan ke rekening lain yang diadministrasikan di kantor
cabang penerbit
29
c) Dipindahbukukan ke rekening lain yang diadministrasikan di luar kantor
cabang penerbit.
d) Ditambahkan pada pokok deposito saat perpanjangan.
e) Ditransfer pada rekening bank lain.
Keuntungan deposito berjangka bagi bank adalah :
a) Mudah dalam perencanaan, terutama dalam pengalokasian dana.
b) Mudah dalam memelihara hubungan dengan nasabah.
c) Mudah dalam menyusun cash flow projection.
d) Untuk deposito yang jatuh tempo tidak dicairkan oleh nasabah
merupakan dana murah.
e) Tergolong jenis dana yang stabil, karena pencairan dimungkinkan terjadi
ketika jatuh tempo.
f) Mudah dalam memonitor karena mengetahui tanggal jatuh tempo.
g) Jenis dana yang relatif stabil.
h) Untuk deposito yang belum jatuh tempo, tetapi dicairkan oleh nasabah,
bank memperoleh pendapatan berupa denda penalti yang harus dibayar
nasabah (tergantung kebijakan bank).
i) Perpanjangan dapat dilakukan dengan ARO sehingga menghemat biaya
administrasi, waktu dan tenaga.
j) Biaya pengelolaan, termasuk biaya administrasi, relatif lebih murah
(mengingat simpanan dana untuk deposito ini umumnya pada setiap bank
membatasi minimal Rp. 500.000,00 atau Rp. 1.000.000,00) serta dalam
penempatan dalam jumlah yang relatif besar dibandingkan dengan
tabungan.
Sedangkan keuntungan deposito berjangka bagi nasabah, antara lain :
a) Lebih tenang karena ada program penjamin dari pemerintah.
30
b) Dapat dilakukan secara ARO (Automatic Turn Over) artinya dapat
diperpanjang secara otomatis ketika jatuh tempo.
c) Dapat dijadikan jaminan kredit.
d) Khusus untuk penempatan pada sertifikat deposito, dapat disesuaikan
dengan kebutuhan cash flow.
Selain keuntungan yang bisa didapatkan dari deposito berjangka, ada juga
kelemahannya bagi bank, antara lain :
a) Setiap terjadi perubahan suku bunga, bank tidak dapat mengubah suku
bunga untuk deposito yang telah diterbitkan sebelumnya.
b) Biaya dana relatif lebih mahal dibandingkan dengan jenis dana lain
seperti giro dan tabungan.
c) Pencairan dalam jumlah besar (bila dicairkan sebelum jatuh tempo) akan
mengganggu likuiditas bank.
d) dana deposito merupakan dana termahal dari semua jenis dana.
Sedangkan kelemahan bagi nasabah, adalah :
a) Setiap terjadi perubahan suku bunga, nasabah tidak dapat segera
mencairkannya.
b) Bila dicairkan sebelum jatuh tempo, nasabah dibebankan denda penalti
c) Terikat dengan kontrak karena tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu.
2) Sertifikat Deposito
Menurut Veithzal Rivai (2007:419), bahwa :
Sertifikat deposito atau negotiable Certifikat of Deposito atau sering
disingkat dengan CD adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperdagangkan atau surat berharga atas unjuk rupiah yang merupakan surat
pengakuan utang dari bank dan lembaga keuangan bukan bank yang dapat
diperjualbelikan dalam pasar uang.”
31
Ketentuan umum sertifikat deposito adalah sebagai berikut :
a) Dapat diterbitkan setiap bank dn lembaga keuangan.
b) Nilai nominal sertifikat hanya dapat diterbitkan dengan nilai nominal
sekurang-kurangnya Rp. 1.000.000 (tergantung kebijakan yang berlaku
ketika itu, demikian pula kemungkinan penerbitan dalam mata uang
valuta asing).
c) Jangka waktunya adalah sekurang-kurangnya 30 hari dan selamanya 24
bulan. Bunga ditetapkan oleh masing-masing bank atau lembaga
keuangan, tergantung dari perkembangan pasar.
Hal lain yang menjadi ciri sertifikat deposito adalah dalam hal
pembayaran bunganya. Apabila deposito berjangka bunga dibayarkan setelah
dana mengendap, maka bunga dari sertifikat deposito ini dibayarkan dimuka
yaitu pada saat nasabah menempatkan dananya dalam bentuk deposito.
Tabel 2.1
Perbedaan Deposito berjangka dengan sertifikat deposito
NO Perbedaan Deposito Berjangka Sertifikat Deposito
1 Kepemilikan Atas nama Atas unjuk
2 Karakter Tidak dapat
dipindahtangankan
Tidak dapat
diperjualbelikan
Dapat
dipindahtangankan
Dapat diperjualbelikan
3 Jangka Waktu Jangka waktu
(1,3,6,12,18,atau 24
bulan)
Dapat disesuaikan dengan
kebutuhan usaha (hari,
minggu, bulan, tahun)
32
4 Pembayaran
Bunga
Setiap tanggal jatuh
tempo bunga/pokok
Pada saat pembukuan
rekening
Pada saat jatuh tempo
(pokok ditambah bunga)
5 Perhitungan
Bunga
Tidak Discount Discounted
Persamaan
1 Sifat Surat Berharga Surat Berharga
2 Kewajiban Berisi kewajiban untuk
membayar
Berisi Kewajiban untuk
membayar
Sumber : Veithzal Rivai (2007:418)
3) Deposit On Call
Menurut Sigit Triandaru (2006:99), bahwa:
Deposit On Call adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan kesepakatan antara pihak dengan nasabah.”
Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2007:420) bahwa ;
Deposit On Call adalah simpanan atas nama bank (atau pihak ketiga
bukan bank) dalam jumlah yang besar, tetap berada di bank selama deposan
belum menggunakannya, dan penarikannya hanya dapat dilakukan dengan
syarat pemberitahuan sebelumnya.”
Pemberitahuan nasabah kepada bank untuk penarikan tersebut dapat
dilkukan misalnya sehari, tiga hari, seminggu atau jangka waktu lainnya yang
disepakati atau bank meminta skedul keperluan uang tunai kepada nasabah agar
bank dapat menyediakan tepatwaktu sesuai kebutuhan nasabah. Semakin besar
33
dana yang akan ditarik biasanya semakin lama pula jangka waktu pemberitahuan
sebelumnya yang diinginkan oleh pihak bank.
Instrumen penghimpunan dana ini pada prisnsipnya merupakan
perpaduan antara rekening giro dengan deposito berjangka. Tingkat bunganya
relatif lebih rendah dibandingkan dengan deposito, tetapi lebih tinggi dari giro.
Perbedaan antara deposit on call dengan deposito berjangka terletak pada
penarikan simpanannya. Bila nasabah deposito menguangkan depositonya
sebelum jatuh tempo, deposan akan dikenakan penalti/denda. Sementara itu,
untuk deposit on call, apabila ingin menguangkan simpanan berjangkanya,
deposan memberitahukan terlebih dahulu.
2.5 Strategi Pemasaran Bank
Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik perusahaan yang
berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu
produk atau jasa. Pemasaran akan menjadi semakin penting dengan semakin
meningkatnya pengetahuan masyarakat. Kemudian juga dalam rangka
menghadapi para pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Kasmir (2005:66) menyatakan bahwa tujuan dari Pemasaran Bank secara
umum adalah untuk:
Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk
yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
34
Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan tentu memiliki
beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan kegiatan
pemasaran antara lain :
1. Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa.
2. Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.
3. Memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya
4. Meningkatkan penjualan dan laba.
5. Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing Dewasa ini kegiatan
pemasaran tidak hanya monopoli perusahaan yang berorientasi profit
saja, bahkan usaha badan sosial sudah mulai menggunakan
pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuh-an dan keinginan
konsumen.
Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi
profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama. Tanpa
kegiatan pemasaran, jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya
akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia perbankan perlu mengemas kegiatan
pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar.
Pemasaran harus dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan
pelanggan akan segera terpenuhi. Pengelolaan pemasaran bank yang
professional inilah yang disebut dengan pemasaran bank.
Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak banyak berbeda dengan
konsep pemasaran untuk sektor bisnis yang lain, seperti sektor industri
manufaktur, sektor bisnis jasa dan lain-lain. Perbankan merupakan salah satu
jenis industri jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti
35
konsep untuk produk jasa, yang membedakan perbankan dari industri jasa
lainnya adalah banyaknya ketentuan dan peraturan pemerintah yang membatasi
penggunaan konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan
merupakan industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan
masyarakat.
Strategi pemasaran bank biasanya dilandaskan pada bauran pemasaran
atau marketing mix yang terdiri atas 4 P, (Product, price, place, promotion) yaitu
:
a. Strategi Produk
Produk perbankan adalah instrumen/perangkat yang dibeli dan
dijual oleh bank. Produk yang dibeli oleh bank sangat banyak
jumlahnya, karena bank dapat menciptakan berbagai jenis produk
sesuai dengan keinginan nasabah. Jasa bank yang diberikan
hendaknya memperhatikan kualitas dan kuantitas bankir, kualitas yang
disajikan oleh para bankir termasuk waktu pelayanan, teknologi atau
peralatan yang digunakan dalam melayani nasabah, kemasan atau
bentuk jasa yang diberikan, merek bagi setiap jasa yang ditawarkan dan
adanya jaminan terhadap jasa yang diberikan.
Di Indonesia, produk yang dibeli bank antara lain :
1) Simpanan giro
2) Deposito berjangka
3) Sertifikat deposito
4) Tabungan (tabungan nasional, tabungan khusus dan lain-lain)
5) Wesel, surat tagih, promes dan lain-lain
6) Setoran ongkos naik haji
36
7) Perdagangan valas/mata uang asing
8) Dan lain-lain
Produk yang dijual oleh bank pun berbagai ragam bentuk/jenisnya.
Bank dapat menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan
masyarakat/pasar. Adapun produk yang dijual bank antara lain :
1) Kredit perdagangan besar, menengah dan kecil
2) Kredit jangka pendek, menengah dan panjang
3) Kredit untuk industri, pertanian, perkapalan dan sektor lainnya
4) Kredit usaha kecil, kredit frofesi dan lain-lain
5) Kredit sindikasi
6) L/C dalam dan luar negeri
7) Perdagangan surat-surat berharga/efek-efek
8) Dan lain-lain
Di samping itu, bank juga menjual beberapa produk yang bersifat
jasa/servis. Produk yang bersifat jasa/servis adalah sebagai berikut :
1) Kiriman uang/transfer dalam dan luar negeri
2) Inkaso/penagihan piutang/collection
3) Safe deposito box (loket penyimpanan barang berharga)
4) Automated Teller Machine (ATM)
Strategi produk yang dilakukan oleh perbankan dalam
mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut :
1) Penentuan logo dan motto
Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan motto
merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank
37
dalam melayani masyarakat. Baik logo maupun motto harus
dirancang dengan benar.
2) Menciptakan merek
Untuk berbagai jenis jasa bank ada yang perlu dberikan merek
tertentu. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa
yang ditawarkan
3) Menciptakan kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia
perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan
atau jasa kepada para nasabah di samping juga berbagai
pembungkus untuk beberapa jenis jasanya.
4) Keputusan label
Label merupakan suatu yang dilengketkan pada produk yang
ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan.
b. Strategi Harga
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk
diperhatikan mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk
dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat
fatal terhadap produk yang ditawarkan. Bagi perbankan terutama bagi
bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya
administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya
sewa, biaya iuran dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan harga bagi bank
yang berdasakan prinsip syariah adalah bagi hasil.
Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional, pengertian
harga berdasarkan bunga terdapat 3 macam yaitu harga beli, harga jual
dan biaya yang dibebankan ke nasabahnya. Harga beli adalah bunga
38
yang ditawarkan kepada para nasabah yang memiliki simpanan,
sedangkan harga jual merupakan biaya yang dibebankan kepada
penerima kredit. Kemudian biaya ditentukan kepada berbagai tujuan
yang hendak dicapai. Tujuan penentuan harga secara umum adalah
untuk bertahan hidup, untuk memaksimalkan laba, untuk memperbesar
market share, untuk mengangkat mutu produk, membandingkan
dengan harga pesaing
c. Srategi Lokasi
Kegiatan pemasaran yang ketiga adalah penentuan lokasi kantor
cabang bank, baik untuk cabang utama, cabang pembantu atau kantor
kas. Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung
menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah
menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Demikian pula sarana dan
prasarana yang harus memberikan rasa yang aman kepada seluruh
nasabahnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan
lokasi suatu bank adalah pertimbangan, yaitu dekat dengan kawasan
industri atau pabrik, dekat dengan lokasi perkantoran, dekat dengan
lokasi pasar, dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat serta
mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi.
Dalam bisnis perbankan, salah satu jenis bisnis yang menawarkan
jasa, rangkaian yang ada sedikit berbeda. Pada bisnis perbankan
tradisional, jaringan pemasaran lebih dititik beratkan pada perbedaan
fungsi kontrol terhadap pelaksanaan perdagangan jasa perbankan dan
ditentukan berdasarkan pertimbangan struktur organisasi, pembagian
wilayah serta kewenangan dalam pengambilan keputusan. Dengan
39
demikian, dalam bisnis perbankan dikenal adanya kantor pusat, cabang
utama cabang pembantu, kantor kas dan seterusnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan
telekomuni-kasi, banyak diperkenalkan metode-metode pemasaran
bisnis perbankan yang menggunakan teknologi tersebut untuk lebih
meningkatkan fungsi pelayanan bank bagi kepuasan konsumen.
Misalnya kini hampir semua bank yang besar telah memanfaatkan
penggunaan automated teller machine (ATM) sehingga nasabah dapat
melakukan berbagai transaksi, seperti pengambilan uang tunai,
pembayaran rekening listrik, telepon dan lain-lain. Selain itu, dengan
diperkenalkannya direct banking dan telephon banking, nasabah dapat
memanfaatkan pelayanan perbankan tanpa harus men-datangi kantor-
kantor cabang dari suatu bank yang dipilihnya
d. Strategi promosi
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga
kegiatan dalam marketing mix, baik produk, harga dan lokasi. Dalam
kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk
dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.
Tanpa promosi, jangan diharapkan nasabah dapat mengenal
bank. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh
untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan
promosi bank adalah untuk menginformasikan segala jenis produk yang
ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Paling
tidak ada empat sarana promosi yang digunakan oleh setiap bank dalam
mempromosikan baik produk maupun jasanya. Keempat macam sarana
40
promosi yang dapat di-gunakan adalah periklanan, promosi penjualan,
publisitas serta penjualan pribadi.
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna
meng-informasikan, menarik dan mempengaruhi calon nasabahnya.
Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai
media seperti surat kabar, radio, telvisi dan lain sebagainya.
Promosi lainnya dapat dilakukan melalui promosi penjualan.
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatan penjualan atau
untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dilakukan
untuk menarik nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa
yang ditawarkan. Tentu saja agar nasabah tertarik untuk membeli,
maka perlu dibuatkan promosi penjualan yang semenarik mungkin.
Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas merupakan
kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti
pameran, bakti sosial serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat
meningkatkan pamor bank di mata para nasabahnya. Oleh karena itu
kegiatan publisitas perlu diperbanyak lagi.
Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualan pribadi. Dalam
dunia perbankan penjualan pribadi lebih banyak dilakukan oleh petugas
customer service. Dalam hal ini customer service memegang peranan
sebagai pembina hubungan dengan masyarakat atau public relations.
Customer service bank dalam melayani para nasabahnya selalu
berusaha menarik calon nasabah menjadi nasabah bank yang
bersangkutan dengan berbagai cara.
Dalam pemilihan strategi promosi yang mempergunakan iklan,
pihak bank dapat memilh cara dan media yang akan dipergunakan.
Apakah promosi yang akan dilakukan menggunakan media cetak,
41
elektronik ataukah keduanya. Bilamanakah iklan ditayangkan dan
berapa lama jangka waktunya. Hal ini harus dijawab dengan baik oleh
para eksekutif bank agar promosi yang dilakukan dapat berjalan sesuai
rencana.
Promosi tersebut dipergunakan untuk :
1) Mempromosikan banknya sebagai suatu image, misalnya memper-
kenalkan berdirinya Bank Mega, dibentuknya bank campuran antara
bank swasta nasional dengan bank asing dan sebagainya.
2) Mempromosikan salah satu produk unggulan dari bank yang
bersang-kutan.
Lovelock dan Wright (2004:13-15) mengembangkan bauran pemasaran
(marketing mix) menjadi integrated service management dengan menggunakan
pendekatan 8P yaitu sebagai berikut :
1. Product elemenst.
Semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi
pelanggan. Yang penting diperhatikan dalam desain dan produk jasa perbankan
adalah atribut yang menyertai, seperti: sistem, prosedur dan pelayanannya.
Desain produk dan jasa bank juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan
ukuran bentuk, dan kualitas.
2. Price and other user outlays.
Pengeluaran uang, waktu, dan usaha pelanggan untuk menikmati produk
yang ditawarkan. Pengertian harga dalam produk dan jasa bank, berupa kontra
prestasi dalam bentuk suku bunga, baik untuk produk simpanan maupun
pinjaman, serta fee untuk jasa-jasa perbankan atau biaya administrasi.
3. Promotion and education.
Aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi
pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan
42
berikan. Kegiatan promosi pada produk dan jasa bank pada umumnya dilakukan
melalui iklan di media masa, atau televisi. Konsep kegiatan promosi secara
menyeluruh meliputi advertising, sales promotion, public relation, sales trainning,
marketing research & development.
4. Place, cyberspace and time.
Keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana
menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan. Atau disebut juga saluran
distribusi. Saluran distribusi produk dan jasa perbankan, berupa Kantor Cabang,
yang secara langsung menyediakan produk dan jasa yang ditawarkan. Dengan
semakin majunya teknologi, saluran distribusi dapat dilakukan melalui saluran
telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet.
5. People.
Adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan pemasaran.
Ciri bisnis bank adalah dominannya unsur personal approach, baik dari jajaran
front office, back office sampai tingkat manajerial. Para pekerja bank dituntut
untuk melayani nasabah secara optimal.
6. Process.
Meliputi sistem dan prosedur, termasuk persyaratan ataupun ketentuan
yang diberlakukan oleh bank terhadap produk dan jasa bank. Sistem dan
prosedur akan merefleksikan penilaian, apakah pelayanan cepat atau lambat.
Pada umumnya nasabah lebih menyenangi proses yang cepat, walaupun bagi
bank akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi. Penggunaan teknologi yang
tepat guna serta kreativitas yang prima diperlukan, untuk suatu proses yang
cepat namun aman.
7. Productivity and Quality.
Produktivitas adalah sejauh mana efisiensi masukan-masukan layanan
ditransformasikan kedalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi
43
pelanggan. Sedangkan Kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat
memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan
harapan.
8. Physical Evidence.
Perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata
kualitas produk dan layanan.
44
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sejarah singkat PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Pada tanggal 16 Desember 1875, Raden wiriatmaja dan kawan-kawan
mendirikan “De poerwokerto Hulp-en spaarbank Der inlandshe Hoofden” (Bank
penolong dan tabungan bagi priyayi poerwokerto) atau disingkat menjadi Bank
priyayi poerwokerto dengan akta otentik dibuat oleh E.siendbrugh Asisten
Residen.
Tahun 1896 W.P.D De worlf Van Westerrode Asisten Residen poerwokerto
yang menggantikan E. siedburg bersama AL Schieff, mendirikan “De
poerwokerto Hulf Spaar-en Land Bouwcrediet Bank” sebagai kelanjutan “de
poerwokerto Hilf-en Spaar Bannk Der inlandesche Hoofden” .
Pada tahun 1898 dengan bantuan dari pemerintah belanda didirikan
Volksbanken atau Bank Rakyat. Daerah kerjanya meliputi wilayah adminitrasi
atau Afdeling kabupaten sehingga , kemudian Volksbanken disebut pula sebagai
Afdeling Bank.
Ternyata Volksbanken saat ini menjalani kesulitan, sehingga pemerintah
Hindia Belanda turut ikut campur tangan dalam perkreditan rakyat. Dengan
mendrikan Diens der Volkscredietwesen (Dinas Perkreditan Rakyat) pada tahun
1904 yang membantu Volksbanken secara immaterial dengan tambahan modal
bimbingan, pembinaan dan pengawasan. Dengan demikian perkreditan rakyat
sejak tahun 1904 menjadi Engeringzorg (tugas pemerintah).
Pada tahun 1912 pemerintah Hindia belanda mendirikan lembaga
berbadan hukum dengan nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai Bank
Sentral bagi Volksbanken tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk mengatasi
45
kesulitan tersebut, maka pada tahun 1934 didirikan Algemeene Volksbanken
Bank (AVB) yang berstatus badan hukum Eropa. Modal pertama berasal dari
likuidasi Centerale Kas ditambah dengan kekayaan bersih dari Volksbanken.
Pada jaman kedudukan Jepang AVB di pulau jawa diganti namanya
menjadi Syoomin Ginko (Bank Rakyat) berdasarkan Undang-undang Nomor 39
tanggal 3 Okteber 1942.
Setelah proklamasi kemerdekan RI tanggal 17 Agustus tahun 1945
dengan peraturan pemerintah Nomor 1 tahun 1946, Maka ditetapkan berdirinya
Bank rakyat Indonesia sebagai sebagai Bank Pemerintah yang semula berturut-
turut benama Algemeene Volksbanken Bank (AVB) Syoomin Ginko.
Dengan surat keputusan Mentri kemakmuran RIS tanggal 16 maret 1959,
Direksi Bank Rakyat Indonesia dari Negara bagian RI 1945 dipindahkan dari
yogyakarta ke Jakarta Direksi BARRIS, akan tetapi surat keputusan tersebut
mendapat protes dari para federalis sebab secara nyata kantor besar BARRIS
belum ada, sehingga mentri kemakmuran RIS meralatnya dengan menamakan
Direksi baru itu dengan nama Direksi baru itu dengan nama Direksi AVB/Bank
Rakyat meskipun pada tanggal 17 agustus 1950 Negara RIS dengan UNDS
1959 Negara RI dijadikan Negara kesatuan, akan tetapi Algemeene Volkscrediet
Bank baru dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 menjadikan Bank
menengah.
Dengan dikeluarkannya Dekrit presiden yang menyatakan kembali kepada
UUD 1945 maka peraturan pemerintah pengganti undang-undang (PERPU)
Nomor 41 tahun 1960 dibentuk Bank koperasi, Tani dan nelayan yang disingkat
BKTN Dalam Bank itu seterusnya berturut-turut dilebur dan diintergrasikan
menjadikan :
1. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPU Nomor 43 tahun 26
Okteber 1960.
46
2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU Nomor 43 tahun 26
Oktober 1960.
3. Nedelandsche Hendaj dinasionasikan (NHM) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 44 tahun 1960 dan bedasarkan peraturan Menteri
keuagan Nomor 261-161/BUM II tanggal 30 November 1960 diserahkan
kepada Bank Koperasi, Tani dan Nelayan.
Namun sampai integrasi ketiga Bank pemerintah ini terlaksana, semua Bank
Umum Negara serta Bank tabungan Pos berdasarkan Penpres Nomor 8 tahun
1965 disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu langkah kebijaksanaan
pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal. BKTN diintegrasikan pula
kedalam Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan berdasarkan
Penpres Nomor 42 tahun 111965 dan Nomor 7 tahun 1965. Ketika Penspres
tersebut beru berjalan satu bulan, keluarlah Penpres Nomor 17 tahun 1965
tentang pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia
Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (ex. BKTN) diintegrasikan dengan nama
Bank Negara Indonesia Unit II.
Selanjutnya Bank Negara Indonesia Unit II (ex. Peleburan Bank Rakyat
Indonesia dan Bank Tani serta Nelayan) dalam sehari-hari berkerja dengan
nama Bank Negara Indonesia Unit II bidang Eksim.
Pada akhir 1968 berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1968
tentang Undang-undang Bank sentral dikembalikan dan Bank Negara Indonesia
Unit II bidang Rural/Eksim dijadikan bank-bank milik Negara dengan nama :
1. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hal dan kewajiban
serta kekayaan dan perlangkapan Bank Rakyat Indonesia dibidang rural
dengan undang-undang Nomor 21 tahun 1968.
47
2. Bank Ekspor-impor yang menampung segala hak dan kewajiban serta
kekayaan ddan perlengkapan Bank Negara Indonesia Unit bidang Eksim
dan Ungdang-undang Nomor 22 tahun 1968.
Pada akhirnya Surat Keputusan Direksi BRI No. Kep.S.67-DIR/12/1982,
Direksi BRI menetapkan bahwa hari jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal
16 Desember 1985.
Bedasarkan UU No.7/1992 tentang perbankan dan
No.kep.603/M/IV/12/1962 pada tanggal 25 Maret 1992 dan pada pasal 21 ayat
UU No.7tahun 1992 tersebut maka suatu bank umum di Indonesia harus
berbentuk salah suatu Badan Hukum yang ada dibawah ini:
1. Perusahaan perseroan
2. Perusahaan daerah
3. Koperasi
4. Perusahaan terbatas
Sehubungan dengan hal itu Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum
baru menyesuaikan bentuk hukumnya menurut undang-undang perbankan yang
baru tersebut.sebagai dasar peralihan bentuk badan hukum tersebut adalah
PERPU No. 31 tahun 1992 tentang penyesuaian bentuk hukum Bank Rakyat
Indonesia menjadi perusahaan perseroan (PERSERO) dimana peralihan bentuk
hukum menjadi Persero ini tidak merubah statusnya sebagai Badan Usaha Milik
Negara.
Pelaksanaan pendirian perseroan (PERSERO) tersebut telah dilaksanakan
dengan akte notaris No.133 pada tanggal 31 Juli 1992 yang dibuat oleh dan
dihadapkan Muhani Salim SH.Notaris di Jakarta.
Sesuai dengan penjelasan Mentri Keuangan RI No. S-940/MK.01/1992
tertanggal 31 Juli 1992 penyesuaian berbentuk hukum tersebut tidak didahului
48
dengan cara pembubaran Bank Rakyat Indonesi (bentuk badan sesuai hukum
lama).
Selanjutnya sebutan Bank Rakyat Indonesia pun secara otomatis berubah
menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia pun secara otomatis berubah menjadi
PT.Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) dan ini berlaku bagi cabang-cabangyang
berdiri.Anggaaran dasarnya beserta perubahan-perubahannya yang terakhir
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 4
Nopember 2003 Nomor 88 Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor
11053.
3.1.1 Visi dan Misi BRI
1. Visi BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
kepuasan nasabah.
2. Misi BRI
a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan
mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan
menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi
masyarakat.
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui
jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber
daya manusia yang profesional dengan melaksanakan
praktek good corporate governance.
c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
49
3.1.2 Budaya Perusahaan
Budaya Kerja BRI merupakan Tuntunan Perilaku Insan BRI, terdiri
dari :
1. Empat Nilai Budaya Kerja
a. Profesionalisme
b. Integritas
c. Orientasi Pelanggan
d. Keteladanan SDM
2. Nilai Perilaku Utama Insan BNI
a. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
b. Jujur, Tulus, dan Ikhlas
c. Disiplin, Konsisten, dan Bertanggungjawab
d. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang
Sinergis
e. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
f. Kreatif dan Inovatif
BRI sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional
bank maupun pasar modal. Hal tersebut telah mendorong BRI untuk
selalu mengutamakan prudential banking dan kepentingan stakeholders.
Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan
sebagai berikut:
• Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan
kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja
• Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit
kerja
50
• Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai
perusahaan ke dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat
dipertanggung jawabkan oleh setiap unit kerja
• Menerapkan kebijakan reward dan punishment yang tegas dan
adil
3.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Pemimpin
Cabang
Priority
Banking
Manager
Area Sales
Manager
Manajer
Pemasaran
Manajer
Bisnis Mikro
Manajer
Operasional dan
Layanan
Kantor
Cabang
Pembantu
Spv. Penunjang
Operasional
Spv. Penunjang
Bisnis
Asisten Manajer
Operasional &
Layanan
Spv. Layanan
Operasional
• Senior Customer Service
• Customer Service
• Junior Customer Service
• Pelaksana Senior
• Pelaksana
• Pelaksana Junior
Spv. Kantor Kas
• Senior Customer Service
• Customer Service
• Junior Customer Service
Spv. Layanan Kas
• Senior Customer Service
• Customer Service
• Junior Customer Service
51
Uraian Tugas (Job Description)
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Bogor memiliki
pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai bagiannya
masing-masing sebagai berikut :
1. Pimpinan Cabang :
Mengkoordinasikan dan memonitor kegiatan pembinaan dan
pengawasan operasional serta pelayanan administrasi di Kanca dan
Unit Kerja dibawahnya sesuai kewenangan bidang tugasnya
berdasarkan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan guna
mewujudkan pelayanan prima bagi nasabah untuk mencapai target
yang telah ditetapkan.
2. Supervisor Layanan Kas
Mensupervisi layanan transaksi pembukuan setoran dan
pengambilan uang, transaksi non tunai, pengecekan keaslian uang
nasabah dan keabsahan dokumen, serta pemberian informasi yang
dibutuhkan oleh nasabah sesuai ketentuan untuk memastikan
kelancaran transaksi terhadap nasabah.
3. Customer Service
Memberikan layanan pembukaan rekening dan fasilitas layanan
lainnya yang terkait dengan produk pinjaman, simpanan, investasi
dan jasa bank lainnya sesuai ketentuan untuk memenuhi kebutuhan
nasabah
3.3 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah tenaga kerja, buruh, atau pegawai yang
mendukung organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan seluruh kegiatan
operasionalnya. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk saat ini
52
mempekerjakan pegawai sebanyak 475 orang untuk wilayah Cabang Dewi
Sartika Bogor dengan tingkat pendidikan pegawai minimal D3.
3.4 Sarana dan Prasarana
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Dewi Sartika
Bogor berlokasi di Jl. Dewi Sartika No. 6, Bogor. Saat ini kondisi gedung kantor
dalam keadaan baik. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang
Dewi Sartika Bogor memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut :
1. Tiga mobil dinas
2. Dua motor dinas
3. Dua filing cabinet tahan api
4. Tiga filing cabinet biasa
5. Satu meja PBN
6. Satu meja PBY
7. Satu meja Penyelia CSO
8. Satu meja Penyelia teller
9. Sembilan meja CSO & Meja FA
10. Satu kursi kerja PBN
11. Satu kursi PBY
12. Satu kursi Penyelia CSO
13. Sembilan kursi CSO & FA
14. Sepuluh kursi teller
15. Satu kursi penyelia teller
16. Dua kursi hadap PBN
17. Dua kursi hadap Pemimpin Unit
18. Dua kursi hadap penyelia teller
19. Delapan belas kursi hadap CSO dan FA
53
20. Satu kursi Gicoter
21. Sepuluh bench
22. Satu stalenkas
23. Enam puluh empat PC Desktop
24. Dua puluh satu printer
25. Satu modem robotic
26. Satu modem SID
27. Tiga puluh mesin passbook
28. Sepuluh mesin hitung uang
29. Satu kulkas
30. Tiga Air Conditoner
31. Empat televisi
32. Satu mesin penghancur kertas
33. Satu mesin scanner
34. Satu alat deteksi dollar
35. Dua PC rakitan
36. Satu Air Conditoner Payment Point
37. Satu mesin antrian
38. Satu mesin absensi pegawai
39. Satu printer printonix
40. Satu mesin fax
41. Satu set sound system
42. Satu laptop
43. Satu LCD proyektor
44. Enam CCTV
45. Satu kamera
46. Satu proyektor
54
47. Satu server SVS
48. Satu PC server 1 Icon
49. Satu PC server 2 Icon
50. Satu AC Ruang Rapat
51. Satu LCD TV
52. Lima mesin tell struk
53. Satu mesin PABX
54. Satu mesin encoder
55. Satu forex board
56. Enam belas Unit Power Supply (UPS)
57. Sepulu netbook
58. Satu genset
59. Satu meja BAS, tiga kursi, dan satu PC desktop
60. Satu mesin fotokopi
61. Lima tablet Samsung
3.5 Uraian Singkat Kegiatan Magang
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor dimulai tanggal 1 April – 30
Mei 2014 dengan jadwal kerja dari hari Senin – Jum’at dari pukul 08.00 – 17.00
WIB. Pada saat PKL penulis ditempatkan dibagian umum dan diberikan tugas –
tugas untuk mengerjakan hal – hal sebagai berikut :
1. Memasukan data AR
2. Memberi stempel pada buku rekening tabungan
3. Melakukan register kartu
4. Melakukan stempel cek giro TNI
5. Memasukan data nilai QTY
55
6. Menilai pegawai bank
7. Melakukan print data kasda
8. Memasukan lembaran update uker lain
9. Mengetik lampiran Perjanjian Kerja Sama (PKS)
10.Fotokopy kas daerah
Bagi penulis kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor ini sangat
bermanfaat. Tugas-tugas yang diberikan selama penulis melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ini membuat penulis mendapatkan banyak pelajaran dan
pengetahuan baru yang belum pernah penulis dapatkan selama belajar di
bangku kuliah. Penulis menjadi lebih tahu unit-unit apa saja yang ada di bagian
Petugas QA dan mengerti bagaimana aktivitas kerja serta prosedur administrasi
di Bank BRI Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor.
3.6 Perbandingan antara Teori dan Praktek
Dalam melaksanakan kegiatan kerja praktek ini penulis mencoba
membuat perbandingan antara teori yang selama ini didapatkan pada
perkuliahan dengan praktek kerja selama penulis melakukan praktik pada bank
BRI Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor. Menurut hasil praktek kerja lapangan di
bank BRI Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor sudah sesuai dengan teori yang
ada.
56
3.6.1 Besarnya Sumber Pendanaan yang berasal dari giro
Tabel 3.2
Penghimpunan Jumlah Dana Pihak Ketiga
(dalam jutaan rupiah)
Adapun perhitungan presentase penghimpunan jumlah dana Pihak Ketiga
untuk tabungan sebagai berikut :
Tahun 2011 : %48,26167.263.1
%100462.334
x
Tahun 2012 : %69,25169.835.1
%100411.471
x
Tahun 2013 : %34,28962.826.1
%100845.517
x
Jumlah dana tabungan pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari
tahun 2011 sebesar 334.462 menjadi 471.411 dan mengalami penurunan pada
persentasenya yang dikarenakan jumlah produk yang lainnya mengalami
peningkatan dengan jumlah dana yang lebih besar. Pada tahun 2013 mengalami
peningkatan menjadi 517.845.
Untuk perhitungan Giro :
Tahun 2011 : %60,20167.263.1
%100204.260
x
Tahun 2012 : %18,20169.835.1
%100412.370
x
Tahun Tabungan Giro Deposito Total
Nominal % Nominal % Nominal % Nominal %
2011 334462 26,48% 260204 20,60% 668501 52,92% 1263167 100%
2012 471411 25,69% 370412 20,18% 993346 54,13% 1835169 100%
2013 517845 28,34% 188616 10,32% 1120501 61,33% 1826962 100%
Sumber : Laporan keuangan Bank BRI Cabang Dewi Sartika
57
Tahun 2013 : %32,10962.826.1
%100616,188
x
Jumlah dana giro pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun
2011 sebesar 204.260 menjadi 370.412 dan mengalami penurunan pada
persentasenya yang dikarenakan jumlah produk yang lainnya mengalami
peningkatan dengan jumlah dana yang lebih besar. Pada tahun 2013 kembali
mengalami penurunan menjadi 188.616.
Untuk perhitungan Deposito :
Tahun 2011 : %92,52167.263.1
%100501.668
x
Tahun 2012 : %13,54169.`835.1
%100346.993
x
Tahun 2013 : %33,61962.826.1
%100501.120.1
x
Jumlah dana dan presentase dari produk deposito pada setiap tahunnya
mengalami peningkatan (2011-2013). Pada tahun 2011 jumlah dana yang di
himpun sebesar 668.501 dengan persentase 52,92% dan ditahun 2012
mengalmi peningakatan menjadi 993.346 dengan persentase 54,23% dan
kembali meningkat pada tahun 2013 menjadi 1.120.501 dengan persentase
61,33%.
Berdasarkan hasil dari perhitungan dan tabel di atas dapat dipaparkan
sebagai
berikut:
Dana dari masyarakat yang berhasil dihimpun oleh PT Bank Rakyat
Indonesia baik dari tabungan, giro, maupun deposito selama 3 tahun terakhir
(2011-2013) sebagai berikut :
58
1. Selama 3 tahun terakhir (2011-2013) diketahui bahwa setiap tahunnya
jumlah dana deposito paling besar yang ditanggung oleh PT Bank
Rakyat Indonesia karena jumlah dana deposito yang dihimpun oleh PT
Bank Rakyat Indonesia lebih besar di bandingkan sumber dana pihak
ketiga yang lain. Sedangkan dari 3 tahun terakhir jumlah dana giro
paling sedikit.
2. Selama 3 tahun terakhir (2011-2013) nominal dari produk tabungan
dan deposito setiap tahunnya mengalami peningkatan. Nominal pada
produk giro ditahun 2011-2012 mengalami peningkatan. Sedangkan
pada tahun 2012-2013 nominal pada produk giro mengalami
penurunan.
Secara garis besar jumlah simpanan dana pihak ketiga PT. Bank Rakyat
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan kecuali untuk produk giro
yang mengalami penurunan. Hal ini di sebabkan karena prekonomian
masyarakat mulai bangkit dan sektor rill dapat berjalan kembali, dan
kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan mulai tertarik, sehingga
banyak masyarakat yang menyimpan dananya di bank.
Hal tersebut diatas menyebutkan bahwa masyarakat lebih meminati
produk deposito dibandingkan dengan tabungan dan giro. Sedangakan giro
merupakan penghimpun dana dari pihak ketiga yang paling sedikit di bandingkan
dengan tabungan dan deposito.
59
Gambar 3.3
Grafik Penghimpunan Jumlah Dana Pihak Ketiga
(dalam jutaan rupiah)
3.6.1.1 Perkembangan Jumlah Dana Giro
Selama tiga tahun tereakhir yaitu selama tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013 giro selalu mengalami pertumbuhan dari
jumlah dana yang berhasil dihimpun PT. Bank Rakyat Indonesia
seperti terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.4
Perkembangan Jumlah Dana Giro
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber : Laporan keuangan Bank BRI Cabang Dewi Sartika
Tahun Jumlah Kenaikan /
(Penurunan) %
2011
260.204
2012
370.412
110.208 42%
2013
188.616
(181.796) -49%
60
Adapun perhitungan presentase pertumbuhan giro sebagai
berikut :
Tahun 2012 : %42204.260
%100204.260412.370
x
Tahun 2013 : %)49(412.370
%100412.370616.188
x
Berdasarkan tabel di atas, giro pada tahun 2011 dengan
jumlah dana giro 260.204, kemudian pada tahun 2012 meningkat
sebesar (+/-) 42 % menjadi 370.412 dan pada tahun 2013
mengalami penurunan sebesar (+/-) 49 % menjadi 188.616 dari
tahun sebelumnya. Dari keterangan di atas dapat di simpulkan
bahwa setiap tahun jumlah dana giro mengalami fluktuasi.
Gambar 3.5
Grafik Perkembangan Jumlah Dana Giro
61
3.6.1.2 Perkembangan Rekening Giro
Selama tiga tahun yaitu pada tahun 2011 sampai 2012 giro
mengalami pertumbuhan yang positif dari jumlah dana yang
berhasil di himpun tetapi pada tahun 2013 giro BRI mengalami
penurunan yang signifikan. Seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.6
Pertumbuhan Rekening Giro
Tahun Jumlah
Rekening Kenaikan/(Penurunan) Pertumbuhan
2011 126
2012 178 52 41%
2013 237 59 33%
Dari data di atas :
1. Pada tahun 2011 rekening giro yang terdata sekitar 126
rekening, rekening giro ini mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya sebesar 41% yaitu sekitar 52
rekening.
2. Pada tahun 2012 rekening giro yang terdata sekitar 178.
Pada tahun 2013 rekening giro mengalami peningkatan
kembali sebesar 33% yaitu sekitar 59 rekening.
3. Dari data di atas dapat di lihat bahwa jumlah rekening
giro pada PT Bank Rakyat Indonesia tahun 2011 sampai
dengan 2013 mengalami peningkatan yang begitu baik.
62
Gambar 3.7
Grafik Pertumbuhan Jumlah Rekening Giro
3.6.2 Upaya yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Dalam
Meningkatkan Sumber Dana Pihak Ketiga Melalui Produk Giro
Upaya yang dilakukan oleh PT.Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang
Dewi Sarika Bogor dalam menghimpun dana melalui produk giro diantaranya
dengan cara :
1. Dilakukan dengan cara multiplier efek yang memiliki arti sebagai akibat
berantai dari pelayanan yang terbaik yang diberikan oleh Bank BRI,
diantaranya adalah :
Memperkenalkan produk Giro BRI melalui promosi. Promosi
merupakan cara pemasaran yang terbaik yang dipergunakan suatu
produk kepada konsumen. Dimana promosi ini adalah alat untuk
kelangsungan komunikasi antara Bank dan nasabahnya, bahwa
komunikasi yang efektif adalah hasil dari pengertian bersama antara
63
komunikaor dan nasabah. Komunikator adalah bankir yang ingin
mempromosikan suatu produk tertentu atau seluruh Bank, sedangkan
nasabah adalah sasaran pasar atau umpan baliknya adalah informasi
dari sasaran pasar kembali ke Bank. Komunikasi pemasaran atau
promosi yang dilakukan oleh Bank BRI mempunyai maksud dan tujuan
yaitu :
a. Memperkenalkan Giro BRI pasar sasaran beserta kemudahan dan
keistimewaan yang dimilikinya dibandingkan dengan Bank pesaing
dan untuk mempengaruhi keputusan calon nasabah, terutama jika
calon nasabah menghadapi masalah dalam menghadapi masalah
dalam memilih alternatif penggunaan uang mereka.
b. Agar Bank dapat menghadapi persaingan yang semakin tajam dan
kompleks. Dalam hal ini Bank perlu mengamati kegiatan promosi
yang telah dilakukan oleh Bank pesaing, sebab persaingan Bank
dewasa ini sudah tidak pada persaingan harga lagi. Untuk itu Bank
menyusun program promosi yang agresif serta tepat guna.
Meskipun untuk itu perlu adanya dukungan dana yang cukup dari
pihak manajemen Bank.
c. Menjual image dan ide yang baik tentang Bank. Seperti kita
ketahui bahwa, Bank adalah bisnis kepercayaan dan petugas
bank atau banker bertugas menjual ide atau gagasan untuk
memecahkan problema keuangan calon nasabah. Untuk itu, citra
baik Bank dan kesan baik nasabah terhadap Bank perlu dijaga.
Kualitas system layanan Bank yang cepat dan akurat akan sangat
mendukung tujuan tersebut,
Dalam mempromosikan giro Bank BRI menggunakan dua
sarana komunikasi pemasaran, yaitu :
64
1) Sarana Manusia, yang terdiri dari :
Petugas lapangan/petugas luar atau Account officer. Melalui
petugas lapangan ini, mereka mencari nasabah-nasabah baru
dengan turun langsung ketempat calon nasabah.
2) Sarana Bukan Manusia, terdiri dari :
a) Melalui Brosur
Mempromosikan produk giro BRI melalui penyebaran
brosur kepada pasar sasaran.
b) Melalui Reklame
Mempromosikan produk giro BRI melalui pemasangan
reklame di tempat yang ramai di kunjungi, seperti didaerah
perkotaan.
c) Melalui Media
Mempromosikan produk giro BRI melalui alat media
seperti iklan, koran, dll.
d. Memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan pada setiap
nasabah dan penabung dan bekerja sama dengan nasabah lama
agar mereka memberitahukan kepada masyarakat lain yang
belum menjadi penabung untuk membuka rekening giro BRI.
3.6.3 Faktor-faktor Yang Menjadi Kendala Oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Dalam
Menghimpun Dana Giro BRI Beserta Alternatif Penyelesaian Yang
Dilakukan.
65
PT Bank Rakyat Indonesia di dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak
selalu berjalan lancar , ada beberapa kendala yang harus dihadapinya baik
kendala yang berasal dari internal maupun eksternal.
1. Kendala-kendala Yang Berasal Dari Internal, diantaranya :
a. Pada umumnya nasabah PT Bank Rakyat Indonesia dilayani
ditempat nasabah yang membutuhkan pelayanan. Sehingga Petuga
Account Officer BRI tersebut harus aktif mendatangi nasabah-
nasabahnya setiap hari, Pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia
memberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang besar kepada
petugas Account Officer tersebut. Petugas Account Officer harus
menjaga kepercayaan yang diberikan dan harus mau tanggung
jawab untuk menanggung risiko apabila terjadi sesuatu. Karena
keterbatasan kemampuan petugas dalam mencari nasabah dan
menghimpun dana, perlu diadakan pengembangan kemampuan.
b. Lokasi PT Bank Rakyat Indonesia yang letaknya di tengah
perkotaan sehingga agak sulit dijangkau oleh nasabah yang
profesional yang ada di daerah luar kota untuk membuka rekening
giro. Karena bank yang ada di daerah kecamatan tidak menerima
pembukaan rekening giro.
2. Sedangkan Kendala-kendala Yang Berasal Dari Eksternal, diantaranya
a. Adanya persaingan antara BRI dengan Bank Umum linnya dalam
menjaring nasabah dan menghimpun dana, Karena Bank Umum
lainnya memiliki ruang lingkup kegiatan usaha yang lebih luas dan
banyak memiliki jaringan yang luas.
b. Pandangan masyarakat bahwa giro di BRI memiliki tingkat risiko
yang cukup tinggi seperti dana yang sensitif dan rentan dengan
perubahan.
66
Alternatif penyelesaian yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia
pada masing-masing kendala atau hambatan adalah sebagai berikut :
1. Alternatif untuk penyelesaian faktor internal :
a. Untuk mencegah penyalah gunaan kepercayaan dan tanggung
jawab yang dilakukan oleh petugas Account Officer diharuskan
bekerja disiplin yang tinggi , jujur dan loyal terhadap pekerjaannya
dan PT Bank Rakyat Indonesia bertindak sangat selektif dalam
menerima pegawai baru dan memprioritaskan kejujuran.
Untuk meningkatkan pengembangan kemampuan untuk para
karyawannya, PT Bank Rakyat Indonesia sering mengikutsertakan
para karyawannya untuk mengikuti berbagai training dan seminar,
diantaranya :
1) Training yang diadakan oleh Bank Indonesia dan Institut
Bankir Indonesia minimal 6 (enam) bulan sekali.
2) Perbarindo bekerja sama dengan Debanas yaitu suatu
yayasan yang didirikan Bank-bank swasta, antara lain
memberikan bantuan kepada Bank dalam bentuk pelatihan-
pelatihan.
b. BRI Bertindak lebih pro aktif turun ke lapangan untuk menjaring
nasabah-nasabah yang profesional.
1) Karena BRI memiliki ruang lingkup kegiatan usahanya
terbatas, maka untuk menarik minat dan perhatian masyarakat
nasabah giro PT Bank Rakyat Indonesia memberikan bunga
giro yang cukup menarik untuk nasabah setiap bulannya dan
hadiah-hadiahnya yang lain.Untuk menghapus kekeliruan
masyarakat terhadap giro di BRI. PT Bank Rakyat Indonesia
68
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Akhir dari penulisan tugas akhir ini adalah kesimpulan dan saran yang
diperlukan.
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian penulis tugas akhir dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Selama 3 tahun terakhir (2011-2013) bahwa setiap tahunnya jumlah dana
deposito paling besar yang ditanggung oleh PT Bank Rakyat Indonesia
karena jumlah dana deposito yang dihimpun oleh PT Bank Rakyat Indonesia
lebih besar di banding sumber dana pihak ketiga yang lain. Sedangkan jumlah
dana giro paling sedikit dibandingkan denagan tabungan.
2. Memperkenalkan produk Giro BRI melalui promosi. Promosi merupakan cara
pemasaran yang terbaik yang dipergunakan suatu produk kepada konsumen.
3. Kendala yang dihadapi dalam menghimpun dana giro BRI berasal dari faktor
Internal dan eksternal, masing-masing dapat diatasi melalui altetrnatif
penyelesaian yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia.
3.2 Saran
Untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul dalam kegiatan Operasional
Bank, penulis memberikan beberapa saran yang mungkin bisa dipertimbangkan
oleh PT. Bank Rakyat Indonesia untuk mengembangkan perusahaanya.
1. Mempromosikan produk penghimpun dana khususnya Giro melalui media
elektronik seperti televisi atau radio. Sebaiknya perlu segera dilaksanakan
karena dengan radio atau televisi masyarakat Bogor yang ada di plosok-
plosok kota pun dapat mengetahui akan adanya produk-produk penghimpun
dana BRI beserta kelebihannya.
69
2. Mempromosikan Giro BRI melalui penyebaran melewati brosur sebaiknya
terus ditingkatkan lagi.
3. Sosialisasikan lagi langsung oleh karyawan kepada nasabah agar giro BRI
perlu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan s.p.,malayu.2004.Dasar-dasar Perbankan.jakarta:PT.Bumi Aksara.. Kasmir2007.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada. Kasmir.2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada. Kasmir.2009.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada. Kasmir.2010.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada. Kasmir.2011.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada. Kasmir.2012.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada. Rahardja, Pratama. 1990.Uang dan Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/084F0466-7207-4D08-A4E8-
CE14C80EAEEA/1467/MengenalRekeningGiro.pdf http://anakbungsu-kurniadi.blogspot.com/2011/04/pengertian-giro-tabungan-
deposito.html http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ShtqsSH25wwJ:elib.uni
kom.ac.id/download.php%3Fid%3D76803+definisi+giro+menurut+para+ahli+tahun+2005&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
Manurung, T.M.S. and Harni, B., 2008. Kajian Motivasi Kerja dan Produktivitas Karyawan. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 8(2), pp.103-114.
Cahyani, N. and Morita, M., 2009. Perbedaan Pengakuan Pendapatan Pada Bank Syariah Dan Bank Konvensional. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 11(1).
Nuruzzaman, M. and Arifin, M., 2008. EVALUASI ATAS AKUNTANSI PIUTANG DAN KAITANNYA ATAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Studi kasus pada PT. Sinar Sosro. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor, 10(69), p.1.
Herawati, H., 2001. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pengaruhnya Terhadap Laba Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 1(2), pp.87-99.
Hastoni, R.P. and Astuti, Y., 2009. Pengaruh Rekonsiliasi Fiskal terhadap perhitungan PPh Terutang pada PDAM Tirta Pakuan Bogor. Jurnal Ilmiah Rangga Gading, 9(1), pp.34-37.
Djanegara, H.M.S., Triandi, T. and Praktikno, S., 2009. Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Fungsi Pembelian pada PT. Organ Jaya. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 9(1), pp.1-8.
De Poere, D.B. and Setiawan, H., 2008. Evaluasi Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Pasal 21 Dalam Pencapaian Tingkat Efisiensi Keuangan Studi Kasus Pada PT Cahaya Boxindo Prasetya. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 10(2), pp.111-118.
Setiawan, H. and Edison, E., 2008. Penerapan perhitungan harga pokok produksi dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan pada PT Alas Seni Kreasi Industri. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 10(1), pp.20-25.
Soelehan, A. and Sukartaatmadja, I., 2009. Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja, dan Semangat Kerja terhadap Prestasi Kerja Warga SMP Perintis, Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 9(1), pp.61-69.
71
Pramiudi, U., 2013. Peranan InternalAudit Dalam Menuju Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 1(2).
Novianti, F., Sutarti, S. and Efrianti, D., 2013. Perlakuan Akuntansi Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada Job Pertamina Petrochina East Java. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 1(3).
Sutarti, S., 2010. Analisis Biaya Relevan Dalam Menentukan Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Pada UD. Sejati Mulia. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 12(2), pp.7-10.
Rosa, E.S. and Suharmiati, S., 2008. Peranan Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi Studi Kasus Pada PT. Super Glossindo Indah. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 10(1), pp.41-45.
Munawar, A. and Marpaung, B.S., 2008. Pengaruh Biaya Saluran Distribusi Terhadap Tingkat Volume Penjualan Pada PT. Winner Garments. J. Ilmiah Kesatuan, 1(10), pp.13-19.
Jaya, P.I.N.T.O., Fadillah, A.D.I.L. and Bawono, S., 2012. ANALISIS STRATEGI USAHA RITEL UKM DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING STUDI KASUS PADA UKM TOKO MOJANG FASHION. In 2012 Marketing Symposium, 1 (1).
Retna, D.W. and Sulistiono, A., 2014. PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 2(3).
View publication statsView publication stats