ppok printing
DESCRIPTION
PPOKTRANSCRIPT
-
Penyakit Paru ObstruktifKronis
Ns. Ika Setyo Rini, S.Kep,M.Kep
-
PREVALENSI DI DUNIA Th. 2020
Ke 5 beban masyarakat dunia(Magfiret 2006)
Ke 3 penyebab utama kematian WHO.(Kara, 2005)
Ke 4 penyebab kematian 16 juta/thn di Amerika(ATS, 1995)Ke 4 penyebab kematian 16 juta/thn di Amerika(ATS, 1995)
Ke 3 kematian di Uni Eropa (ATS, 2004)
2,5 3 juta dan terus meningkat di Turki(ATS, 2004)
-
Prevalensi di IndonesiaDEPKES RI, 2008
SKRT, 1995 Ke 5 Penyebab
kematian diIndonesia
Dirjen PPM & PLDepkes RI, 2004Angkakesakitan PPOK 35 % Asma 33% Ca Paru 30% Lainnya 20%
SUSENAS, 2001Perokok 54,5%: laki-laki 1,2%: wanita Dose respon
Polusi Udara 70-80%: gas
buangkendaraan
20-30%: gasindustri
SKRT, 1995 Ke 5 Penyebab
kematian diIndonesia
Dirjen PPM & PLDepkes RI, 2004Angkakesakitan PPOK 35 % Asma 33% Ca Paru 30% Lainnya 20%
SUSENAS, 2001Perokok 54,5%: laki-laki 1,2%: wanita Dose respon
Polusi Udara 70-80%: gas
buangkendaraan
20-30%: gasindustri
-
Pengertian PPOK
Irreversible
Penyempitan, hilangnyarecoil paru, obstruksi
saluran udara
Penyempitan, hilangnyarecoil paru, obstruksi
saluran udara
Dispnea, batuk,produksi dahak
meningkat, wheezing
Dispnea, batuk,produksi dahak
meningkat, wheezing
PPOK (Smeltzer& Bare, 2000)
PPOK (Smeltzer& Bare, 2000)
IrreversibleIrreversibleDispnea, batuk,produksi dahak
meningkat, wheezing
Dispnea, batuk,produksi dahak
meningkat, wheezing
-
PPOK
EmfisemaAsma
BronkhitisEmfisema
-
PPOK
Emfisema paru
AsmaBronkitis kronis
Batuk kronis danpembentukan mukus mukoid
ataupun mukopurulensedikitnya 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-
turut.
Hipersensitifitas cabang-cabang trakeobronkial
terhadap berbagai jenisrangsangan, sebagai
manifestasi daripenyempitan saluran-saluran nafas secara
periodik dan reversibleakibat bronkospasme,oedem mukosa danhipersekresi mukus
Perubahan anatomi parenkinparu yang ditandai oleh
pembesaran alveolus danduktus alveolaris, serta
destruksi dinding alveolar.
Batuk kronis danpembentukan mukus mukoid
ataupun mukopurulensedikitnya 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-
turut.
Hipersensitifitas cabang-cabang trakeobronkial
terhadap berbagai jenisrangsangan, sebagai
manifestasi daripenyempitan saluran-saluran nafas secara
periodik dan reversibleakibat bronkospasme,oedem mukosa danhipersekresi mukus
Perubahan anatomi parenkinparu yang ditandai oleh
pembesaran alveolus danduktus alveolaris, serta
destruksi dinding alveolar.
-
Asma Tidak Termasuk PPOK
Asma merupakan sumbatan saluran napas yang intermitten danmempunyai penanganan berbeda dengan PPOK.
Hiperresponsif bronkial didefinisikan sebagai perubahan periodikpada Forced Expiratory Volume dalam waktu 1 detik (FEV1)
Asma merupakan obstruksi saluran napas reversible Peradangan akut asma dari hasil produksi eosinofil (WHO) Geneva (2004) dalam International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problem (ICD-10), yang menyampaikanbahwa asma tidak termasuk dalam PPOK kecuali asma karena obstruktif.
Serangan asma akut, asma karena alergi dan non alergi, ataupun statusasmatikus merupakan chronic lower respiratory disease yang berdirisendiri diluar PPOK.
Asma merupakan sumbatan saluran napas yang intermitten danmempunyai penanganan berbeda dengan PPOK.
Hiperresponsif bronkial didefinisikan sebagai perubahan periodikpada Forced Expiratory Volume dalam waktu 1 detik (FEV1)
Asma merupakan obstruksi saluran napas reversible Peradangan akut asma dari hasil produksi eosinofil (WHO) Geneva (2004) dalam International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problem (ICD-10), yang menyampaikanbahwa asma tidak termasuk dalam PPOK kecuali asma karena obstruktif.
Serangan asma akut, asma karena alergi dan non alergi, ataupun statusasmatikus merupakan chronic lower respiratory disease yang berdirisendiri diluar PPOK.
-
Klasifikasi PPOKA. Klasifikasi Tingkat Keparahan PPOK Berdasarkan Spirometri
Tahap Keterangan
Tahap I : Mild FEV1/FVC < 0,70FEV1 80% predicted
Tahap II : Moderate FEV1/FVC < 0,7050% FEV1 < 80% predicted
Tahap III : Severe FEV1/FVC < 0,7030% FEV1 < 50% predicted
Tahap III : Severe FEV1/FVC < 0,7030% FEV1 < 50% predicted
Tahap IV: Very Savere FEV1/FVC < 0,70FEV1 < 30% predictedor FE1 < 50%predicted plus chronic respiratoryfailure
Ket: FEV1: Forced Expiratory Volume dalam 1 detik.FVC: Forced Vital CapacitySumber : Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (2006)
-
B. Tahapan penyakit PPOK (WHO)
Tahap KeteranganTahap I : Mild Keterbatasan aliran udara ringan FEV1/FVC < 0,70
FEV1 80% Gejala batuk kronis Sputum produktif Pasien tidak menyadari adanya penurunan fungsi
paru
Tahap II : Moderate Keterbatasan aliran udara buruk FEV1/FVC < 0,70;50% FEV1 < 80%
Batuk kronis Sputum produktif Sesak nafas saat aktifitas Pasien mulai mencari pelayanan kesehatan karena
keluhannya
Tahap II : Moderate Keterbatasan aliran udara buruk FEV1/FVC < 0,70;50% FEV1 < 80%
Batuk kronis Sputum produktif Sesak nafas saat aktifitas Pasien mulai mencari pelayanan kesehatan karena
keluhannya
Sumber: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (2006).
-
Tahap Keterangan
Tahap III : Severe Keterbatasan aliran udara buruk FEV1/FVC < 0,70; 30% FEV1 < 50%
Batuk kronis Sputum produktif Sesak nafas sangat berat Mengurangi aktifitas, kelelahan Eksaserbasi berulang Mengurangi kualitas hidup
Tahap IV: Very Savere Keterbatasan aliran udara sangat buruk FEV1/FVC < 0,70;30% FEV1 < 50% ditambah kegagalan nafas kronis
Gagal nafas (PaO2:
-
Faktor Risiko Genetik
Kekurangan -1-antitripsin (AAT) autosom resesif, gen S / Z Transforming Growth Faktor Beta 1 (TGF-1), Microsomal Epoxide
Hydrolase 1 (mEPHX1) dan Tumor Necrosis Faktor Alpha (TNF) Partikel
Asap tembakau Hyperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran
pernapasandan bronkokonstriksi akut. Menyebabkan inhibisi aktifitas sel rambut getar, makrofag alveolar dan
surfaktan Debu (Debu organik, non organik) Polusi didalam rumah
Biomassa termasuk batu bara, kayu, kotoran hewan, dan sisa tanamanyang dibakar dalam api terbuka di dalam tempat tinggal dengan ventilasiyang buruk.
Genetik Kekurangan -1-antitripsin (AAT) autosom resesif, gen S / Z Transforming Growth Faktor Beta 1 (TGF-1), Microsomal Epoxide
Hydrolase 1 (mEPHX1) dan Tumor Necrosis Faktor Alpha (TNF) Partikel
Asap tembakau Hyperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran
pernapasandan bronkokonstriksi akut. Menyebabkan inhibisi aktifitas sel rambut getar, makrofag alveolar dan
surfaktan Debu (Debu organik, non organik) Polusi didalam rumah
Biomassa termasuk batu bara, kayu, kotoran hewan, dan sisa tanamanyang dibakar dalam api terbuka di dalam tempat tinggal dengan ventilasiyang buruk.
-
Lanjutan
Polusi diluar rumah Pembakaran bahna bakar kendaraan Zat pereduksi seperti O2, zat pengoksidasi N2O, hidrokarbon, aldehid
dan ozon Pertumbuhan dan perkembangan paru terdapat Hubungan positif antara
berat lahir dan fungsi paru yang akan berdampak pada saat seseorangsetelah dewasa
Stress Oksidasi Paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan
anti elastase supaya tidak ada kerusakan jaringan. Sumber elastase yang penting adalah pankreas, sel-sel PMN
(Polymorphonuclear) dan makrofag alveolar (PAM (PulmonaryAlveolar Macrophage).
Rokok Aktifitas sistem anti elastase yaitu sistem ensim a-1protease-inhibitor terutama ensim a-1 anti tripsin (a-1 globulin),menjadi menurun.
Perubahan cuaca udara dingin
Polusi diluar rumah Pembakaran bahna bakar kendaraan Zat pereduksi seperti O2, zat pengoksidasi N2O, hidrokarbon, aldehid
dan ozon Pertumbuhan dan perkembangan paru terdapat Hubungan positif antara
berat lahir dan fungsi paru yang akan berdampak pada saat seseorangsetelah dewasa
Stress Oksidasi Paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan
anti elastase supaya tidak ada kerusakan jaringan. Sumber elastase yang penting adalah pankreas, sel-sel PMN
(Polymorphonuclear) dan makrofag alveolar (PAM (PulmonaryAlveolar Macrophage).
Rokok Aktifitas sistem anti elastase yaitu sistem ensim a-1protease-inhibitor terutama ensim a-1 anti tripsin (a-1 globulin),menjadi menurun.
Perubahan cuaca udara dingin
-
Lanjutan
GenderPrevalensi dan kematian pada PPOK lebih besar terjadi pada laki-lakidaripada perempuan
Infeksi Infeksi oleh virus dan bakteri, dari atas ke bawah Haemophilus Influenzae dan Streptococcus Pneumonia
Status sosial ekonomiRisiko PPOK berkembang berbanding terbalik dengan status sosialekonomi
Nutrisi Komorbiditas
The Tucson Epidemiological Study of Airway Obstructive Disease padaorang dewasa menyebutkan seorang pasien asma mempunyai risiko 12kali lebih tinggi tertular PPOK setelah merokok dibandingkan denganseseorang yang tidak mempunyai riwayat asma
GenderPrevalensi dan kematian pada PPOK lebih besar terjadi pada laki-lakidaripada perempuan
Infeksi Infeksi oleh virus dan bakteri, dari atas ke bawah Haemophilus Influenzae dan Streptococcus Pneumonia
Status sosial ekonomiRisiko PPOK berkembang berbanding terbalik dengan status sosialekonomi
Nutrisi Komorbiditas
The Tucson Epidemiological Study of Airway Obstructive Disease padaorang dewasa menyebutkan seorang pasien asma mempunyai risiko 12kali lebih tinggi tertular PPOK setelah merokok dibandingkan denganseseorang yang tidak mempunyai riwayat asma
-
Patofisiologi1. Keterbatasan aliran udara dan air trapping
Peradangan, fibrosis, dan luminal eksudat di saluran pernapasan kecilberkorelasi dengan pengurangan di FEV1 dan rasio FEV1/FVC, dankemungkinan dipercepat oleh penurunan FEV1 yang merupakan karakteristikPPOK.
Udara semakin terperangkap pada saluran pernapasan perifer yangmenyebabkan obstruksi selama ekspirasi.
Meskipun emfisema berhubungan dengan pertukaran gas yang abnormaldibandingkan dengan FEV1 yang berkurang, hal ini berkontribusi pada udarayang terperangkap pada saat ekspirasi
Selanjutnya akan menyebabkan alveolar menjadi rusak ketika penyakitmenjadi semakin parah.
Hiperinflasi menurunkan kapasitas inspirasi meningkatkan kapasitas residufungsional, khususnya selama latihan (hiperinflasi dinamis) yang menyebabkandipsnue dan keterbatasan kapasitas latihan.
Hiperinflasi berkembang lebih awal pada penyakit diketahui sebagiamekanisme utama untuk penyebab dipsnue
1. Keterbatasan aliran udara dan air trapping Peradangan, fibrosis, dan luminal eksudat di saluran pernapasan kecil
berkorelasi dengan pengurangan di FEV1 dan rasio FEV1/FVC, dankemungkinan dipercepat oleh penurunan FEV1 yang merupakan karakteristikPPOK.
Udara semakin terperangkap pada saluran pernapasan perifer yangmenyebabkan obstruksi selama ekspirasi.
Meskipun emfisema berhubungan dengan pertukaran gas yang abnormaldibandingkan dengan FEV1 yang berkurang, hal ini berkontribusi pada udarayang terperangkap pada saat ekspirasi
Selanjutnya akan menyebabkan alveolar menjadi rusak ketika penyakitmenjadi semakin parah.
Hiperinflasi menurunkan kapasitas inspirasi meningkatkan kapasitas residufungsional, khususnya selama latihan (hiperinflasi dinamis) yang menyebabkandipsnue dan keterbatasan kapasitas latihan.
Hiperinflasi berkembang lebih awal pada penyakit diketahui sebagiamekanisme utama untuk penyebab dipsnue
-
Lanjutan
2. Kelainan pertukaran gas Pertukaran gas yang tidak normal menyebabkan hipoksemia dan
hiperkapnia. Secara umum pertukaran gas menjadi memburuk ketika penyakit
berlangsung. Emfisema yang berat berhubungan dengan ketidakseimbangan PaO2
arteri dan tanda perfusi ventilasi lainnya (VA/Q). Obstruksi pada jalan nafas perifer juga menyebabkan
ketidakseimbangan VA/Q, Hal ini diperberat dengan gangguan fungsi pada otot-otot pernapasan
menurunkan ventilasi, dan menyebabkan retensi karbon dioksida. elainan pada ventilasi alveolar dan penurunan sirkulasi pada
pembuluh darah paru akan semakin memperburuk VA/Q
2. Kelainan pertukaran gas Pertukaran gas yang tidak normal menyebabkan hipoksemia dan
hiperkapnia. Secara umum pertukaran gas menjadi memburuk ketika penyakit
berlangsung. Emfisema yang berat berhubungan dengan ketidakseimbangan PaO2
arteri dan tanda perfusi ventilasi lainnya (VA/Q). Obstruksi pada jalan nafas perifer juga menyebabkan
ketidakseimbangan VA/Q, Hal ini diperberat dengan gangguan fungsi pada otot-otot pernapasan
menurunkan ventilasi, dan menyebabkan retensi karbon dioksida. elainan pada ventilasi alveolar dan penurunan sirkulasi pada
pembuluh darah paru akan semakin memperburuk VA/Q
-
Lanjutan
3. Hipersekresi mukus Hipersekresi lendir ditemukan pada batuk kronis produktif, yang
merupakan karakteristik dari bronkitis kronis dan tidak terkait denganketerbatasan aliran udara.
Sebaliknya, tidak semua pasien dengan PPOK memiliki gejalahipersekresi mukus.
Hal ini karena metaplasia mukosa dengan meningkatkan jumlah selgoblet dan pembesaran kelenjar submukosa sebagai respon dari iritasisaluran napas oleh asap rokok dan zat berbahaya lainnya.
Beberapa mediator dan protease merangsang hipersekresi mukus danmengaktifasi Epidermal Growth Faktor Receptor (EGFR) (GOLD, 2006).
3. Hipersekresi mukus Hipersekresi lendir ditemukan pada batuk kronis produktif, yang
merupakan karakteristik dari bronkitis kronis dan tidak terkait denganketerbatasan aliran udara.
Sebaliknya, tidak semua pasien dengan PPOK memiliki gejalahipersekresi mukus.
Hal ini karena metaplasia mukosa dengan meningkatkan jumlah selgoblet dan pembesaran kelenjar submukosa sebagai respon dari iritasisaluran napas oleh asap rokok dan zat berbahaya lainnya.
Beberapa mediator dan protease merangsang hipersekresi mukus danmengaktifasi Epidermal Growth Faktor Receptor (EGFR) (GOLD, 2006).
-
Tanda dan gejala Dipsnue
Dipsnue digambarkan sebagai usaha bernafas yang meningkat, berat,kelaparan udara atau gasping.
Medical Research International (2007) pengkajian pada pasien PPOK yangmengalami sesak nafas dengan menggunakan kuestioner MedicalResearch Council Dipsnue Scale (GOLD, 2006).
Batuk Pink puffers
Pink puffers adalah timbulnya dipsnue tanpa disertai batuk dan produksi sputumyang berarti.
Biasanya dispnue timbul antara usia 30-40 tahun dan semakin lama semakin berat. Pada penyakit yang sudah lanjut pasien akan kehabisan nafas sehingga tidak lagi
dapat makan dan tubuhnya bertambah kurus. Selanjutnya akan terjadi gangguan keseimbangan ventilasi dan perfusi minimal,
sehingga dengan hiperventilasi, pasien pink puffers dapat mempertahankan gasdalam darah dalam batas normal sampai penyakit ini mencapai tahap lanjut
Dipsnue Dipsnue digambarkan sebagai usaha bernafas yang meningkat, berat,
kelaparan udara atau gasping. Medical Research International (2007) pengkajian pada pasien PPOK yang
mengalami sesak nafas dengan menggunakan kuestioner MedicalResearch Council Dipsnue Scale (GOLD, 2006).
Batuk Pink puffers
Pink puffers adalah timbulnya dipsnue tanpa disertai batuk dan produksi sputumyang berarti.
Biasanya dispnue timbul antara usia 30-40 tahun dan semakin lama semakin berat. Pada penyakit yang sudah lanjut pasien akan kehabisan nafas sehingga tidak lagi
dapat makan dan tubuhnya bertambah kurus. Selanjutnya akan terjadi gangguan keseimbangan ventilasi dan perfusi minimal,
sehingga dengan hiperventilasi, pasien pink puffers dapat mempertahankan gasdalam darah dalam batas normal sampai penyakit ini mencapai tahap lanjut
-
Lanjutan
Blue blaters Blue blaters yaitu kondisi batuk produktif dan berulang kali mengalami
infeksi pernapasan yang dapat berlangsung selama bertahun-tahunsebelum tampak gangguan fungsi paru.
Awitan penyakit biasanya dimulai dari usia 20-30 tahun yang akan diikutimunculnya dipsnue pada saat melakukan aktifitas fisik.
Tampak gejala berkurangnya nafas sehingga mengalami hipoventilasimenjadi hipoksia dan hiperkapnia.
Hipoksia kronis ini akan merangsang ginjal untuk eritropoietinmeningkatkan produksi sel darah merah sehingga terjadi polisitemiasekunder. Kadar Hb dapat mencapai 20 g/ 100 ml atau lebih dan sianosismudah tampak karena hemoglobin yang tereduksi mudah mencapaikadar 5g/100 ml, walaupun hanya sebagian kecil dari hemoglobin yangtereduksi.
Blue blaters adalah gambaran khas pada bronkitis kronis, dimana pasiengemuk sianosis, terdapat oedema tungkai dan ronki basah di basal paru,sianosis sentral dan perifer
Blue blaters Blue blaters yaitu kondisi batuk produktif dan berulang kali mengalami
infeksi pernapasan yang dapat berlangsung selama bertahun-tahunsebelum tampak gangguan fungsi paru.
Awitan penyakit biasanya dimulai dari usia 20-30 tahun yang akan diikutimunculnya dipsnue pada saat melakukan aktifitas fisik.
Tampak gejala berkurangnya nafas sehingga mengalami hipoventilasimenjadi hipoksia dan hiperkapnia.
Hipoksia kronis ini akan merangsang ginjal untuk eritropoietinmeningkatkan produksi sel darah merah sehingga terjadi polisitemiasekunder. Kadar Hb dapat mencapai 20 g/ 100 ml atau lebih dan sianosismudah tampak karena hemoglobin yang tereduksi mudah mencapaikadar 5g/100 ml, walaupun hanya sebagian kecil dari hemoglobin yangtereduksi.
Blue blaters adalah gambaran khas pada bronkitis kronis, dimana pasiengemuk sianosis, terdapat oedema tungkai dan ronki basah di basal paru,sianosis sentral dan perifer
-
Lanjutan
SputumBronkitis kronis Batuk kronis dan pembentukan sputum mukoid ataumukopurulen selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya 2tahun berturut-turut
Wheezing dan sesak dada Percabangan trakeobronkial melebar dan memanjang selama inspirasi, tetapi
sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkiolus yang sempit (mengalamioedem dan berisi mukus), yang dalam kondisi normal akan berkontraksisampai pada tingkat tertentu pada saat ekspirasi.
Udara terperangkap pada bagian distal tempat penyumbatan sehingga terjadihiperinflasi progresif paru.
Sewaktu pasien berusaha memaksakan udara keluar akan timbul mengiekspirasi memanjang yang merupakan ciri khas asma.
Sedangkan sesak dada adalah kondisi yang buruk sebagai konstraksi isometrikotot-otot interkostal
Perubahan bentuk dadaBarrel chest dimana diafragma terletak lebih rendah dan bergerak tidak lancar,kifosis, diameter antero-posterior bertambah, jarak tulang rawan krikotiroiddengan lekukan suprasternal kurang dari 3 jari, iga lebih horizontal dan sudutsubkostal bertambah
SputumBronkitis kronis Batuk kronis dan pembentukan sputum mukoid ataumukopurulen selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya 2tahun berturut-turut
Wheezing dan sesak dada Percabangan trakeobronkial melebar dan memanjang selama inspirasi, tetapi
sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkiolus yang sempit (mengalamioedem dan berisi mukus), yang dalam kondisi normal akan berkontraksisampai pada tingkat tertentu pada saat ekspirasi.
Udara terperangkap pada bagian distal tempat penyumbatan sehingga terjadihiperinflasi progresif paru.
Sewaktu pasien berusaha memaksakan udara keluar akan timbul mengiekspirasi memanjang yang merupakan ciri khas asma.
Sedangkan sesak dada adalah kondisi yang buruk sebagai konstraksi isometrikotot-otot interkostal
Perubahan bentuk dadaBarrel chest dimana diafragma terletak lebih rendah dan bergerak tidak lancar,kifosis, diameter antero-posterior bertambah, jarak tulang rawan krikotiroiddengan lekukan suprasternal kurang dari 3 jari, iga lebih horizontal dan sudutsubkostal bertambah
-
Pemeriksaan Diagnostik Thorak paru Pemeriksaan Faal Paru
FEV1 dan rasio FEV1 /FVC PPOK derajat sedang < 60%. Kultur sputum Bronkogram EKG
Deviasi aksis kanan, gelombang P tinggi (asma berat/ bronkitis), gel. Ppada lead II, III tinggi dan lebih panjang (bronkitis dan empisema) , axisvertikal ( emfisema).
Pemeriksaan Laborat Analisa Gas Darah Darah lengkap: Eritrositkronis sekunder , HB dan HT yang tinggi
hipoksemia kronis Kimia darah diteksi -1-antitripsin (AAT)
Thorak paru Pemeriksaan Faal Paru
FEV1 dan rasio FEV1 /FVC PPOK derajat sedang < 60%. Kultur sputum Bronkogram EKG
Deviasi aksis kanan, gelombang P tinggi (asma berat/ bronkitis), gel. Ppada lead II, III tinggi dan lebih panjang (bronkitis dan empisema) , axisvertikal ( emfisema).
Pemeriksaan Laborat Analisa Gas Darah Darah lengkap: Eritrositkronis sekunder , HB dan HT yang tinggi
hipoksemia kronis Kimia darah diteksi -1-antitripsin (AAT)
-
Komplikasi Insufisiensi pernapasan
Struktur paru mengalami kerusakan secara irreversible. Tekanan oksigen arteri kurang dari 50 mm Hg (hipoksia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) Atelektasis
Obstruksi bronkial oleh sekresi merupakan penyebab utama terjadinya kolappada alveolus, lobus, atau unit paru yang lebih besar.
Sumbatan akan mengganggu alveoli yang normalnya menerima udara daribronkus.
Udara alveolar yang terperangkap menjadi terserap kedalam pembuluh darahtetapi udara luar tidak dapat menggantikan udara yang terserap karenaobstruksi.
Akibatnya paru menjadi terisolasi karena kekurangan udara dan ukurannyamenyusut dan bagian sisa paru lainnya berkembang secara berlebihan
Insufisiensi pernapasan Struktur paru mengalami kerusakan secara irreversible. Tekanan oksigen arteri kurang dari 50 mm Hg (hipoksia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) Atelektasis
Obstruksi bronkial oleh sekresi merupakan penyebab utama terjadinya kolappada alveolus, lobus, atau unit paru yang lebih besar.
Sumbatan akan mengganggu alveoli yang normalnya menerima udara daribronkus.
Udara alveolar yang terperangkap menjadi terserap kedalam pembuluh darahtetapi udara luar tidak dapat menggantikan udara yang terserap karenaobstruksi.
Akibatnya paru menjadi terisolasi karena kekurangan udara dan ukurannyamenyusut dan bagian sisa paru lainnya berkembang secara berlebihan
-
Lanjutan
Pneumoni PPOK mendasari terjadinya pneumoni karena flora normal terganggu oleh
turunnya daya tahan hospes. Mendapat terapi kortikosteroid dan agen imunosupresan
Pneumotorak Pneumotorak terjadi apabila adanya hubungan antara bronkus dan alveolus
dengan rongga pleura, sehingga udara masuk kedalam rongga pleura melaluikerusakan yang ada
Pneumototak tertutup Pneumotorak spontaneous Hipertensi paru
Hipoksia yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah kecil paru perubahan struktural yang meliputi hiperplasia intimal dan hipertrophi atauhiperplasia otot halus.
Pada pembuluh darah saluran udara yang sama akan mengalami responinflamasi dan sel endotel mengalami disfungsi.
Hilangnya pembuluh darah kapiler paru pada emfisema memberikankontribusi terhadap peningkatan tekanan sirkulasi paru.
Hipertensi pulmonal yang progresif akan menyebabkan hipertrofi ventrikelkanan dan akhirnya menyebabkan gagal jantung kanan (cor pulmonale)
Pneumoni PPOK mendasari terjadinya pneumoni karena flora normal terganggu oleh
turunnya daya tahan hospes. Mendapat terapi kortikosteroid dan agen imunosupresan
Pneumotorak Pneumotorak terjadi apabila adanya hubungan antara bronkus dan alveolus
dengan rongga pleura, sehingga udara masuk kedalam rongga pleura melaluikerusakan yang ada
Pneumototak tertutup Pneumotorak spontaneous Hipertensi paru
Hipoksia yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah kecil paru perubahan struktural yang meliputi hiperplasia intimal dan hipertrophi atauhiperplasia otot halus.
Pada pembuluh darah saluran udara yang sama akan mengalami responinflamasi dan sel endotel mengalami disfungsi.
Hilangnya pembuluh darah kapiler paru pada emfisema memberikankontribusi terhadap peningkatan tekanan sirkulasi paru.
Hipertensi pulmonal yang progresif akan menyebabkan hipertrofi ventrikelkanan dan akhirnya menyebabkan gagal jantung kanan (cor pulmonale)
-
Lanjutan
Masalah sistemik Kakeksia sering dijumpai pada PPOK berat, hal ini
disebabkan karena kehilangan massa otot rangka dankelemahan sebagai akibat dari apoptosis yang meningkatdan atau otot yang tidak digunakan.
Pasien dengan PPOK juga mengalami peningkatanterjadinya osteoporosis, depresi dan anemia kronis.
Peningkatan konsentrasi mediator inflamasi, termasukTNF-, IL-6, dan turunan dari radikal bebas oksigenlainnya, dapat memediasi beberapa efek sistemik untukterjadinya penyakit kardiovaskular, yang berhubungandengan peningkatan Protein C-Reaktif (CRP)
Masalah sistemik Kakeksia sering dijumpai pada PPOK berat, hal ini
disebabkan karena kehilangan massa otot rangka dankelemahan sebagai akibat dari apoptosis yang meningkatdan atau otot yang tidak digunakan.
Pasien dengan PPOK juga mengalami peningkatanterjadinya osteoporosis, depresi dan anemia kronis.
Peningkatan konsentrasi mediator inflamasi, termasukTNF-, IL-6, dan turunan dari radikal bebas oksigenlainnya, dapat memediasi beberapa efek sistemik untukterjadinya penyakit kardiovaskular, yang berhubungandengan peningkatan Protein C-Reaktif (CRP)
-
Komplikasi PPOK Menurunkan Kualitas Hidup
Keterbatasan fisik untukmelakukan kegiatan
sehari-hari60%
Keterbatasan melakukankegiatan sosial
45%
National Institutesof Health National
Heart, Lung & BloodInstitute, 2004
Usia lebih 65 tahuntidak bisa bekerja
36%
Dirawat di RS dalam1 tahun terakhir
13%
National Institutesof Health National
Heart, Lung & BloodInstitute, 2004
-
Penatalaksanaan PPOK
Menghilangkan atau mengurangi obstruksiyang terjadi seminimal mungkin secepatnya
oksigenasi kembali normal.Keadaan ini diusahakan dan pertahankan untuk
menghindari perburukan penyakit
Menghilangkan atau mengurangi obstruksiyang terjadi seminimal mungkin secepatnya
oksigenasi kembali normal.Keadaan ini diusahakan dan pertahankan untuk
menghindari perburukan penyakit
-
PenatalaksanaanA. Penatalaksanaan umum
Pendidikan pada pasien dan keluarga Menghentikan merokok dan zat-zat inhalasi yang bersifat iritasi,
menciptakan lingkungan yang sehat, Mencukupi kebutuhan cairan, Mengkonsumsi diet yang cukup dan memberikan imunoterapi bagi
pasien yang punya riwayat alergi.B. Pemberian obat-obatan
Bronkodilator golongan 2 Agonis, Antikolinergik, Teofilin Antikolinergik Ipatropium Bromide Metilxantin meningkatkan kontraktilitas diafragma dan daya tahan
terhadap kelelahan otot Glukokortikosteroid memperpendek waktu pemulihan, meningkatkan
fungsi paru
A. Penatalaksanaan umum Pendidikan pada pasien dan keluarga Menghentikan merokok dan zat-zat inhalasi yang bersifat iritasi,
menciptakan lingkungan yang sehat, Mencukupi kebutuhan cairan, Mengkonsumsi diet yang cukup dan memberikan imunoterapi bagi
pasien yang punya riwayat alergi.B. Pemberian obat-obatan
Bronkodilator golongan 2 Agonis, Antikolinergik, Teofilin Antikolinergik Ipatropium Bromide Metilxantin meningkatkan kontraktilitas diafragma dan daya tahan
terhadap kelelahan otot Glukokortikosteroid memperpendek waktu pemulihan, meningkatkan
fungsi paru
-
Lanjutan
Obat lainnya Vaksin - Vaksin Pneumokokkal Polisakarida dianjurkan untuk pasien
PPOK usia 65 tahun keatas Alpha-1 Antitripsin Antibiotik - Streptococcus Pneumonia, Haemophilus Influensa dan
Moraxella Catarrhlis. Mukolitik Agen antioksidan - N-Acetilsistein mengurangi frekuensi
eksaserbasi pada pasien Imunoregulator Antitusif - penggunaan antitusif secara rutin tidak direkomendasikan
pada PPOK stabil Vasodilator - Sehingga oksida nitrat merupakan kontraindikasi pada
PPOK stabil Narkotin (Morfin) - mengurangi dipsnue pada pasien PPOK pada tahap
lanjut, antidepresan sindrom paska merokok
Obat lainnya Vaksin - Vaksin Pneumokokkal Polisakarida dianjurkan untuk pasien
PPOK usia 65 tahun keatas Alpha-1 Antitripsin Antibiotik - Streptococcus Pneumonia, Haemophilus Influensa dan
Moraxella Catarrhlis. Mukolitik Agen antioksidan - N-Acetilsistein mengurangi frekuensi
eksaserbasi pada pasien Imunoregulator Antitusif - penggunaan antitusif secara rutin tidak direkomendasikan
pada PPOK stabil Vasodilator - Sehingga oksida nitrat merupakan kontraindikasi pada
PPOK stabil Narkotin (Morfin) - mengurangi dipsnue pada pasien PPOK pada tahap
lanjut, antidepresan sindrom paska merokok
-
C. Terapi O2 Hipoksemia progresif - pemberian terapi oksigen bertujuan untuk
mempertahankan hemodinamika paru. terapi oksigen jangka panjang dapat meningkatkan kelangsungan hidup 2
kali lipat pada hipoksemia pasien PPOK. Hipoksemia didefinisikan sebagai Pa O2 kurang dari 55 mmHg atau
saturasi oksigen kurang dari 90%. Gejala gangguan tidur, gelisah, sakit kepala mungkin merupakan petunjuk
perlunya oksigen tambahan. Terapi oksigen dengan konsentrasi rendah 1-3 liter/menit secara terus
menerus dapat memberikan perbaikan psikis, koordinasi otot, toleransibeban kerja dan pola tidur.
Terapi oksigen bertujuan memperbaiki kandungan oksigen arteri danmemperbanyak aliran oksigen ke jantung, otak serta organ vital lainnya,memperbaiki vasokonstriksi pulmonal dan menurunkan tekanan vaskularpulmonal.
Hipoksemia progresif - pemberian terapi oksigen bertujuan untukmempertahankan hemodinamika paru.
terapi oksigen jangka panjang dapat meningkatkan kelangsungan hidup 2kali lipat pada hipoksemia pasien PPOK.
Hipoksemia didefinisikan sebagai Pa O2 kurang dari 55 mmHg atausaturasi oksigen kurang dari 90%.
Gejala gangguan tidur, gelisah, sakit kepala mungkin merupakan petunjukperlunya oksigen tambahan.
Terapi oksigen dengan konsentrasi rendah 1-3 liter/menit secara terusmenerus dapat memberikan perbaikan psikis, koordinasi otot, toleransibeban kerja dan pola tidur.
Terapi oksigen bertujuan memperbaiki kandungan oksigen arteri danmemperbanyak aliran oksigen ke jantung, otak serta organ vital lainnya,memperbaiki vasokonstriksi pulmonal dan menurunkan tekanan vaskularpulmonal.
-
Bahaya O2 berlebihan
Terapi O2 >>> CO2 narkosis CO2 narkosis : keadaan hiperkapnia progresif dengan
asidosis yang disebabkan oleh penurunan stimulasi hipoksiauntuk pernafasan .
CO2 narkosis memberikan efek toksik sbg akibat langsungterbentuknya radikal bebas oksigen.
Dosis O2 yang tepat jumlah O2 tidak menyebabkan CO2narkosis, namun kebutuhan jaringan akan O2 terpenuhi.
Terapi O2 diberikan dengan tujuan mencapai Pa O2, sekitar60 mmHg: suatu keadaan diman O2 akan dapat diberikankedalam jaringan.
Terapi O2 >>> CO2 narkosis CO2 narkosis : keadaan hiperkapnia progresif dengan
asidosis yang disebabkan oleh penurunan stimulasi hipoksiauntuk pernafasan .
CO2 narkosis memberikan efek toksik sbg akibat langsungterbentuknya radikal bebas oksigen.
Dosis O2 yang tepat jumlah O2 tidak menyebabkan CO2narkosis, namun kebutuhan jaringan akan O2 terpenuhi.
Terapi O2 diberikan dengan tujuan mencapai Pa O2, sekitar60 mmHg: suatu keadaan diman O2 akan dapat diberikankedalam jaringan.
-
D. Rehabilitasi
1. Exercise training dan respiratory muscle trainingLatihan ditargetkan mencapai 60% dari beban maksimalselama 20-30 menit diulang 2-5 kali seminggu. Latihanmengacu pada otot-otot tertentu yang terlibat dalam aktifitaskesehariannya, terutama otot lengan dan otot kaki
2. Pendidikan kesehatan Konservasi energy dan penyederhanaan kerja Obat dan terapi lainnya Pendidikan kesehatan mempersiapkan akhir kehidupan
1. Exercise training dan respiratory muscle trainingLatihan ditargetkan mencapai 60% dari beban maksimalselama 20-30 menit diulang 2-5 kali seminggu. Latihanmengacu pada otot-otot tertentu yang terlibat dalam aktifitaskesehariannya, terutama otot lengan dan otot kaki
2. Pendidikan kesehatan Konservasi energy dan penyederhanaan kerja Obat dan terapi lainnya Pendidikan kesehatan mempersiapkan akhir kehidupan
-
3. Penatalaksanaan fisik
Fisioterapi Teknik utama pernapasan
1. Pursed lip breathing
Fisioterapi Teknik utama pernapasan
1. Pursed lip breathing
-
2. Diaphragmatic breathing
-
2. Diaphragmatic breathing
-
Lanjutan
Nutrisi
Protein 1,2-1,5 gr/BB Kkarbohidrat 40-55%
dari total kalori, Lemak mudah dicerna
30-40%, Cukup vitamin dan
mineral untukmemenuhi asupannutrisi
Protein 1,2-1,5 gr/BB Kkarbohidrat 40-55%
dari total kalori, Lemak mudah dicerna
30-40%, Cukup vitamin dan
mineral untukmemenuhi asupannutrisi
-
4. Penatalaksanaan psikososial
Cemas Depresi
Pendidikan kesehatan secaraindividu
Dukungan keluarga ataupun Dukungan kelompok sosial yang
berfokus pada masalah pasien
-
Asuhan Keperawatan
-
Barnettt (2007) Manajemen PPOK dengan menggunakanRoper Logan Tierny Framwork
12 kegiatan individu
Lingkungan yang aman Komunikasi Pernapasan Makan dan minum Eliminasi Kebersihan diri
Berpakaian Suhu Mobilisasi Bekerja dan bermain Seksualitas, tidur Persiapan kematian.
Lingkungan yang aman Komunikasi Pernapasan Makan dan minum Eliminasi Kebersihan diri
Berpakaian Suhu Mobilisasi Bekerja dan bermain Seksualitas, tidur Persiapan kematian.
-
Dx. Keperawatan Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pertukaran gas
membran kapiler dan alveoli, penurunan aliran udara, kelemahanotot pernapasan, dan peningkatan produksi mukus.
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan obstruksi udara,pendataran diafragma, kelemahan, dan penurunan energi.
Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan denganproduksi mukus yang belebihan, anoreksia, dan kelemahan.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, dispnue,ketidakseimbangan antara persediaan dan kebutuhan oksigen.
Kelemahan berhubungan dengan perubahan energi metabolikatau hipoksemia.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganpenurunan nafsu makan dan peningkatan kebutuhan energi.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pertukaran gasmembran kapiler dan alveoli, penurunan aliran udara, kelemahanotot pernapasan, dan peningkatan produksi mukus.
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan obstruksi udara,pendataran diafragma, kelemahan, dan penurunan energi.
Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan denganproduksi mukus yang belebihan, anoreksia, dan kelemahan.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, dispnue,ketidakseimbangan antara persediaan dan kebutuhan oksigen.
Kelemahan berhubungan dengan perubahan energi metabolikatau hipoksemia.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganpenurunan nafsu makan dan peningkatan kebutuhan energi.
-
Nursing Intervensi Classification (NIC)
Air management (airway manajemen) Cough enhancement (manajemen batuk) Oxigen therapy (terapi oksigen) Energy management (manajemen energi)
Air management (airway manajemen) Cough enhancement (manajemen batuk) Oxigen therapy (terapi oksigen) Energy management (manajemen energi)
- Penyakit Paru Obstruktif Kronis PREVALENSI DI DUNIA Th. 2020Prevalensi di Indonesia DEPKES RI, 2008Pengertian PPOK PPOK PPOK Asma Tidak Termasuk PPOK Klasifikasi PPOK B. Tahapan penyakit PPOK (WHO) Faktor Risiko Lanjutan Lanjutan Patofisiologi Lanjutan Lanjutan Tanda dan gejala Lanjutan Lanjutan Pemeriksaan Diagnostik Komplikasi Lanjutan Lanjutan Komplikasi PPOK Menurunkan Kualitas HidupPenatalaksanaan PPOKPenatalaksanaan Lanjutan C. Terapi O2 Bahaya O2 berlebihan D. Rehabilitasi 3. Penatalaksanaan fisik 2. Diaphragmatic breathing 2. Diaphragmatic breathingLanjutan 4. Penatalaksanaan psikososial Asuhan Keperawatan Barnettt (2007) Manajemen PPOK dengan menggunakan Roper Logan Tierny Framwork 12 kegiatan individu Dx. Keperawatan Nursing Intervensi Classification (NIC) Slide46