rancangan teknis penambangan batukapur pada wiup op 412 …

14
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4, No. 3 233 Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 Ha di PT Semen Padang Sugiono 1* and Dedi Yulhendra 1** 1 Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang *[email protected] **[email protected] Abstract. Mining technical design is a design process that is technically very important to do before the start of mining activities. In Indonesia, the government policy on mining engineering is regulated in the Minister of Energy and Mineral Resources Decree No. 1827K/30/MEM/2018 concerning Good Code of Practice for Mining Engineering. In this study, the author discusses the technical design of limestone mining at PT Semen Padang. The purpose of this technical design of mining is to get an overview of the stages of work in the limestone mining process to achieve the production target. Work starts from the geological modeling process in the form of block models. Furthermore, the work continued to the stage of making the ultimate pit limit design. Production scheduling is only for 2019, with proposed mining of 10,839,515 tons. With the provisions of the mining production target per three months, then the push back design is carried out. Next is the calculation of tool productivity. With known production targets and mining equipment productivity, mine scheduling can be done last . Keywords: Block model, ultimate pit limit, production scheduling, push back, and mine scheduling 1 Pendahuluan PT Semen Padang merupakan sebuah perusahaan persemenan tertua di Indonesia yang berperan sebagai produsen sekaligus pedagang semen dengan produksi semen sebesar 7,5 juta ton/tahun. Dimana, status perusahaan adalah anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Semen Padang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dan dinasionalisasi dari Pemerintah Belanda pada tanggal 5 Juli 1958 serta berbadan hukum Perseroan Terbatas pada tanggal 10 Februari 1973. Penambangan batukapur di PT Semen Padang dilakukan dengan sistem tambang terbuka dengan metoda penambangan quarry. Dimana, metode penambangan quarry yang diterapkan adalah side hill type quarry. Side hill type quarry adalah sistem penambangan yang diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri yang letaknya di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit. Dalam penerapannya, metode penambangan quarry yang terapkan di PT Semen Padang dibuat dalam bentuk jenjang dengan tinggi jenjang (bench height) 30 m, lebar jenjang (bench width) 10 m, dan kemiringan lereng untuk single slope 75°. Pada penambangan batukapur, PT Semen Padang memiliki dua WIUP OP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi) besar, yaitu WIUP OP dengan luas 206,96 Ha dan WIUP OP dengan luas 329,89 Ha. Dimana, WIUP OP 206,96 Ha berada di Bukit Karang Putih. Sedangkan, WIUP OP 329,89 Ha berada di Bukit Tajarang. Pada WIUP OP 206,96 Ha, terdapat dua blok penambangan, yaitu: Blok Existing dan Blok Pit Limit. Dimana, cadangan batukapur pada WIUP OP 206,96 Ha di Blok Existing diprediksi akan habis pada bulan September tahun 2019. Sedangkan, ketersediaan cadangan batukapur di Blok Pit Limit masih ada untuk penambangan beberapa tahun ke depan. WIUP OP 329,89 Ha atau sering disebut dengan Area 412 Ha, dengan jenis izin SIPD adalah lokasi penambangan batukapur yang baru. Dimana, kegiatan penambangan batukapur pada area ini masih berada pada tahap development. Pada proses development berlangsung, juga diperoleh produksi batukapur. Namun, sayangnya sumberdaya batukapur yang ada di area ini tidak dapat dieksploitasi secara maksimal sesuai dengan luasan IUP OP. Hal ini dikarenakan batas IUP OP,

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 4, No. 3

233

Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP412 Ha di PT Semen Padang

Sugiono1* and Dedi Yulhendra1**

1Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

*[email protected]**[email protected]

Abstract. Mining technical design is a design process that is technically very important to dobefore the start of mining activities. In Indonesia, the government policy on mining engineering isregulated in the Minister of Energy and Mineral Resources Decree No. 1827K/30/MEM/2018concerning Good Code of Practice for Mining Engineering. In this study, the author discusses thetechnical design of limestone mining at PT Semen Padang. The purpose of this technical designof mining is to get an overview of the stages of work in the limestone mining process to achievethe production target. Work starts from the geological modeling process in the form of blockmodels. Furthermore, the work continued to the stage of making the ultimate pit limit design.Production scheduling is only for 2019, with proposed mining of 10,839,515 tons. With theprovisions of the mining production target per three months, then the push back design is carriedout. Next is the calculation of tool productivity. With known production targets and miningequipment productivity, mine scheduling can be done last.

Keywords: Block model, ultimate pit limit, production scheduling, push back, and mine scheduling

1 PendahuluanPT Semen Padang merupakan sebuah perusahaanpersemenan tertua di Indonesia yang berperan sebagaiprodusen sekaligus pedagang semen dengan produksisemen sebesar 7,5 juta ton/tahun. Dimana, statusperusahaan adalah anak perusahaan Badan Usaha MilikNegara (BUMN). PT Semen Padang didirikan padatanggal 18 Maret 1910 dan dinasionalisasi dariPemerintah Belanda pada tanggal 5 Juli 1958 sertaberbadan hukum Perseroan Terbatas pada tanggal 10Februari 1973.

Penambangan batukapur di PT Semen Padangdilakukan dengan sistem tambang terbuka denganmetoda penambangan quarry. Dimana, metodepenambangan quarry yang diterapkan adalah side hilltype quarry. Side hill type quarry adalah sistempenambangan yang diterapkan untuk menambang batuanatau endapan mineral industri yang letaknya di lerengbukit atau endapannya berbentuk bukit. Dalampenerapannya, metode penambangan quarry yangterapkan di PT Semen Padang dibuat dalam bentukjenjang dengan tinggi jenjang (bench height) 30 m, lebar

jenjang (bench width) 10 m, dan kemiringan lerenguntuk single slope 75°.

Pada penambangan batukapur, PT Semen Padangmemiliki dua WIUP OP (Wilayah Izin UsahaPertambangan Operasi Produksi) besar, yaitu WIUP OPdengan luas 206,96 Ha dan WIUP OP dengan luas329,89 Ha. Dimana, WIUP OP 206,96 Ha berada diBukit Karang Putih. Sedangkan, WIUP OP 329,89 Haberada di Bukit Tajarang. Pada WIUP OP 206,96 Ha,terdapat dua blok penambangan, yaitu: Blok Existing danBlok Pit Limit. Dimana, cadangan batukapur pada WIUPOP 206,96 Ha di Blok Existing diprediksi akan habispada bulan September tahun 2019. Sedangkan,ketersediaan cadangan batukapur di Blok Pit Limit masihada untuk penambangan beberapa tahun ke depan.

WIUP OP 329,89 Ha atau sering disebut denganArea 412 Ha, dengan jenis izin SIPD adalah lokasipenambangan batukapur yang baru. Dimana, kegiatanpenambangan batukapur pada area ini masih berada padatahap development. Pada proses developmentberlangsung, juga diperoleh produksi batukapur. Namun,sayangnya sumberdaya batukapur yang ada di area initidak dapat dieksploitasi secara maksimal sesuai denganluasan IUP OP. Hal ini dikarenakan batas IUP OP,

Page 2: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

234

berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung.Batasan area penyelidikan mengacu pada Izin PinjamPakai Kawasan Hutan Lindung berdasarkan KeputusanMenteri P14 Tahun 2013 seluas area 242 Ha denganpenyediaan lokasi Bufferzone minimal sejauh 500 mterhadap kawasan HSAW seluas 125,5 Ha.

Sebagai area penambangan yang baru, WIUP OP329,89 Ha atau sering disebut dengan Area 412 Ha,memerlukan rancangan desain batas akhir penambangan(ultimate pit limit) untuk memaksimalkan cadanganbatukapur yang dapat dieksploitasi. Dalam pembuatandesain ultimate pit limit, diperlukan data topografikemajuan tambang dan hasil pemodelan geologi daribatukapur beserta kajian geoteknik untuk menentukandimensi bukaan tambang. Selain itu, yang sangat pentingadalah batas WIUP OP. Dimana, topografi yangdigunakan adalah topografi kemajuan tambang padabulan Maret 2019. Data geologi yang digunakan adalahdata hasil pemodelan geologi batukapur dalam bentukblock model yang diperoleh dari perusahaan. Blockmodel dibuat dengan dimensi blok panjang 10 m, lebar10 m, dan tinggi 10 m. Sedangkan, data geoteknik yangdiperlukan adalah data hasil uji laboratorium dari sifatfisik dan sifat mekanik batuan untuk menentukanparameter desain tambang.

Pada proses pembuatan rancangan desain ultimate pitlimit, digunakan data block model dari hasil estimasipenyebaran kadar batukapur menggunakan metodepenaksiran IDS (Inverse Distance Squared). Kemudian,data block model yang sudah ada dibuat dalam bentukgrade shells (batas blok) berdasarkan nilai cut off gradebatukapur menggunakan Vulcan Mining Software.Tujuannya adalah agar hasil dari desain lebih rapi danmeringankan kerja komputer.

Setelah desain batas akhir penambangan ditentukan,selanjutnya dilakukan estimasi terhadap jumlahcadangan tertambang dari batukapur. Estimasi jumlahcadangan dilakukan terhadap material yang berada didalam desain batas akhir penambangan. Dengandiketahuinya jumlah cadangan tertambang daribatukapur yang dapat dieksploitasi, maka berdasarkanperencanaan target produksi lamanya umur tambangdapat dihitung. Oleh sebab itu, penjadwalan produksi(production scheduling) sangat penting dilakukan agarproses produksi menjadi lebih efektif dan efisien,sehingga target produksi penambangan dapat tercapai.

Setelah penjadwalan produksi dilakukan, pekerjaanselanjutnya yang perlu dilakukan adalah pembuatanrancangan desain pentahapan penambangan (push back).Push back adalah bentuk-bentuk desain penambangan(mineable geometries) yang menunjukkan bagaimanasuatu pit akan ditambang dari titik masuk awal hingga kebentuk akhir pit berdasarkan volume material yang digalisesuai perencanaan produksi. Push back dapat dijadikantolok ukur sebagai patokan kemajuan tambang dalamsuatu periode penambangan sesuai perencanaan. Olehsebab itu, perlu dilakukan pembuatan push back, untukmemudahkan proses penambangan.

Untuk mencapai target produksi penambanganbatukapur sesuai perencanaan, salah satunya adalahdengan merencanakan penjadwalan peralatan

penambangan yang baik. Penjadwalan peralatanpenambangan perlu mendapatkan perhatian khusus.Dalam proses produksi batukapur, PT Semen Padangmemiliki beberapa unit alat gali-muat dan alat angkut.Dimana, terdapat tiga unit alat gali-muat berupaexcavator, yaitu: Hitachi EX 2500, Caterpillar 6030 FS,dan Komatsu PC 1.800. Kemudian, terdapat tiga seri alatangkut, yaitu: HDT Komatsu 785-7, HDT Caterpillar777 C, dan HDT Caterpillar 777 D. Dengandiketahuinya spesifikasi peralatan tambang yang ada,maka produktivitas peralatan tambang tersebut dapatdihitung. Setelah produktivitas peralatan diketahui,selanjutnya dapat dilakukan penjadwalan terhadapperalatan sesuai kebutuhan produksi. Sehingga, denganadanya rencana target produksi yang telah dibuat danproduktivitas peralatan penambangan telah diketahui,maka perlu dilakukan penjadwalan penambangan (minescheduling).

2 Kajian Pustaka

2.1 Lokasi Penelitian

Gambar 1. Area Tambang PT Semen Padang[1]

Secara administrasi, PT Semen Padang terletak diKelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, KotaPadang, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis dapatdilihat pada Gambar 1, PT Semen Padang terletak padakoordinat 100°27’20” BT sampai 100°32’12” BT dan00°57’47” LS sampai 01°00’48” LS. Sedangkan, untuklokasi penambangan batukapurnya terletak di BukitKarang Putih, yang secara geografis terletak padakoordinat 100°24’31” BT sampai 100°25’04” BT dan00°57’47” LS sampai 01°00’48” LS. Dimana, membujurdari arah Utara ke Selatan dengan puncak perbukitantertinggi 554 m dan puncak terendah 400 m di ataspermukaan air laut.

Letak geografis Kota Padang berada pada koordinat00°44’00” sampai 01°08’35” LS dan 100°05’05” BTyang mengarah ke Laut Hindia dengan batas-bataswilayah sebagai berikut:- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Padang

Pariaman.

Page 3: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

235

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Solok danKabupaten Solok.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten PesisirSelatan.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Lautan Hindia.

2.2 Kajian Teori

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapankegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, danpengusahaan mineral atau batubara yang meliputipenyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,pengangkutan dan penjualan, serta kegiatanpascatambang[2]. Penambangan adalah ekstraksi mineralberharga dari kerak bumi oleh manusia untuk memenuhikebutuhan dasarnya, seperti: perumahan, panas, cahaya,makanan, dalam masyarakat modern termasuk jugamobilitas dan komunikasi[3]. Proses ekstraksi mineralberharga tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapanusaha pertambangan secara sistematis. Hal inimenjadikan proses untuk mendapatkan mineral berhargamembutuhkan strategi khusus dalam praktiknya.

2.2.1 Perencanaan Tambang

Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi danpembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan dimasayang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatanyang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuanyang telah ditetapkan sebelumnya[4]. Perencanaantambang merupakan suatu perencanaan yang secarasistematis dilakukan untuk mengoptimalkan targetproduksi penambangan yang telah direncanakan, denganmemanfaatkan sumberdaya yang ada dan biaya yangseminimal mungkin. Perencanaan tambang benar-benartentang mencari solusi optimal untuk tiga masalah yangdigabungkan, yaitu: pengurutan blok tambang,diskriminasi limbah bijih oleh nilai cut off danmenentukan tingkat produksi[5]. Berdasarkan sudutpandang jangkaun waktu pelaksanaannya, perencanaantambang dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: perencanaanjangka pendek (< 1 tahun), perencanaan jangkamenengah (≥ 1 tahun dan ≤ 5 tahun), dan perencanaanjangka panjang (> 5 tahun).

2.2.2 Metode Penambangan

Pemilihan sistem penambangan atau tambang terbukabiasa diterapkan untuk bahan galian yangketerdapatannya relatif dekat dengan permukaan bumi [6].Terdapat beberapa faktor-faktor yang harusdipertimbangkan dalam pemilihan metodepenambangan, meliputi: karakteristik spasial dariendapan, kondisi geologi dan hidrologi, sifat-sifatgeoteknik (mekanika tanah dan batuan), pertimbanganekonomi, faktor teknologi, dan perhatian lingkungan[7].

Metode penambangan dengan cara quarry biasadigunakan untuk bahan-bahan galian industri [6]. Padadasarnya, metode penambangan quarry sama denganmetode penambangan secara open pit. Dimana, yang

membedakannya adalah jenis bahan galian yangditambang. Secara umum, metode penambangan open pitlebih banyak diterapkan pada penambangan minerallogam atau bijih (ore). Sedangkan, metode penambangankuari lebih banyak diterapkan pada penambanganmineral non logam atau batuan. Berdasarkan kondisigeologi batuan yang akan ditambang, terdapat beberapajenis bahan galian yang umum ditambang denganmetode penambangan quarry, seperti: endapan sekunder(batukapur), batuan metamorf (marmer), dan batuanbeku (andesit).

Berdasarkan letak endapan bahan galian yang akandigali, metode penambangan quarry dapat dibagimenjadi dua golongan, yaitu:

2.2.2.1 Side Hill Type

Side hill type merupakan bentuk penambangan untukbatuan atau bahan galian industri yang terletak dilereng-lereng bukit.

2.2.2.2 Pit Type (Subsurface Type)

Pit type adalah sistem penambangan yang diterapkanuntuk menambang mineral atau batuan yang terletakpada suatu daerah yang relatif datar. Permukaan kerja(front) digali ke arah bawah sehingga membentukcekungan (pit).

2.2.3 Vulcan Mining Software

Saat ini, perusahaan tambang dapat menggunakansoftware terbaik di dunia, yaitu Vulcan Mining Softwaretanpa harus mengeluarkan biaya yang besar, hanyamembeli modul yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaanproject di lapangan. Vulcan Mining Software adalahmining software yang user friendly, dapat digunakanuntuk mengerjakan dua data hanya dengan satu softwaresaja (coal dan ore), dan mempunyai toolkit utama untukmining engineer, geologist, dan surveyor yangterintegrasi dengan tampilan 3D yang kuat untukresource modeling, mine planning, dan production[8].

2.2.4 Block Modeling

Gambar 2. Tampilan Diagram dari Matriks Blok 3D yangBerisi Badan Bijih[9]

Dasar penerapan teknik komputer untuk estimasi kadardan tonase adalah visualisasi deposit sebagai kumpulan

Page 4: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

236

blok seperti terlihat pada Gambar 2. Sebagai aturanpraktis, ukuran minimum sebuah blok tidak boleh kurangdari empat kali dari interval lubang bor rata-rata.Katakanlah, blok 50 ft untuk grid pengeboran 200 ft danblok 200 ft untuk grid pengeboran 800 ft. Ketinggianblok sering kali disesuaikan dengan tinggi jenjang yangakan digunakan dalam penambangan. Selain itu, lokasiblok tergantung pada berbagai faktor. Misalkan,ketinggian, kontak bijih dengan batuan penutup, jenismineralisasi (oksida dan sulfida), zona kelas tinggi dankelas rendah, dan lain-lain[9].

Gambar 3. Algoritma Grade Shells[10]

Setelah adanya hasil visualisasi deposit dalam bentukblock model, selanjutnya model visualisasi deposittersebut dapat dibuat dalam bentuk grade shells (batasblok) dengan algoritma seperti terlihat pada Gambar 3.Model visualisasi grade shells digunakan untuk melihatarea block model di atas nilai cut off grade tertentu.

2.2.5 Sumberdaya dan Cadangan

2.2.5.1 Pengertian Sumberdaya dan Cadangan

Definisi sumberdaya dan cadangan diambil dari SNI4726:2011, yang memuat tentang Pedoman Pelaporan,Sumberdaya, dan Cadangan Mineral. Sumberdayamineral (mineral resource) adalah suatu konsentrasi atauketerdapatan dari material yang memiliki nilai ekonomipada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas,dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yangberalasan yang pada akhirnya dapat diekstraksi secaraekonomis. Sedangkan, cadangan mineral (mineralreserve) adalah bagian dari sumberdaya mineral terukuratau tertunjuk sebagai suatu cebakan bahan galian yangtelah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kualitas, dankuantitasnya dan secara ekonomi, teknik, hukum,lingkungan, dan sosial dapat ditambang pada saatperhitungan dilakukan[11].

2.2.5.2 Estimasi Sumberdaya dan Cadangan

Estimasi sumberdaya berperan penting dalammenentukan kuantitas dan kualitas dari suatuendapan[12]. Estimasi sumberdaya dan cadangan mineraldilakukan atas dasar klasifikasi berdasarkan SNI4726:2011. Estimasi sumberdaya dan cadangan mineralbukanlah hasil kalkulasi yang presisi, tergantung padainterpretasi atas informasi yang terbatas mengenailokasi, bentuk, dan kemenerusan dari keterdapatanmineral dan hasil analisa percontoh yang tersedia[13].

2.2.6 Desain Tambang (Mine Design)

Desain tambang (mine design) adalah gambaran dimensibukaan tambang berdasarkan pemodelan geologi bahangalian dari data hasil kegiatan eksplorasi dengan kriteriatertentu. Dimana, desain tambang tersebutmenggambarkan metode penambangan yang digunakanuntuk mengeksploitasi bahan galian yang ada. Desaintambang dibuat berdasarkan rekomendasai dari beberapamasukan data penting, seperti: topografi, pemodelangeologi (data bor) yang telah dibuat dalam bentuk blockmodel, rekomendasi geoteknik (geometri lereng), ukuranperalatan tambang, dan beberapa masukan data lain yangdibutuhkan. Perancangan desain harus memperhatikankemampuan dan ketersediaan alat dan lahan yang akandilakukan pembongkaran[14]

Ada tiga faktor yang terlibat dalam pembuatan desaintambang[7]:- Faktor alam dan geologi, yaitu: kondisi geologi, tipe

bijih, kondisi hidrogeologi, topografi, dankarakteristik metalurgi.

- Faktor ekonomi, yaitu: kelas bijih, tonase bijih,stripping ratio, cut off grade, biaya operasional, biayainvestasi, laba yang diinginkan, tingkat produksi, dankondisi pasar.

- Faktor teknologi, yaitu: peralatan, lereng pit, tinggijenjang, kemiringan jalan, properti, dan batas pit.Proses desain terdiri dari empat langkah utama,

sebagai berikut[15]: Menentukan pit shell pamungkas untuk menentukan

penjadwalan semesta. Menemukan urutan ekstraksi blok yang menghasilkan

nilai bersih sekarang (NPV) terbaik sambil memenuhikendala kemiringan geoteknis.

Merancang fase tambang praktis yang dapatditambang (pushback) yang secara kasar didasarkanpada urutan blok optimal.

Mengoptimalkan jadwal penambangan dan nilai cutoff grade (CoG) dalam serangkaian kendala bisnisdan operasional. NPV dari jadwal optimal inidianggap sebagai kriteria utama kelayakan ekonomisproyek.Penentuan ultimate pit limit (batas akhir

penambangan) adalah suatu bagian dari prosespembuatan desain tambang untuk mendapatkangambaran bukaan tambang secara keseluruhan. Lubangyang ada pada akhir penambangan disebut lubang finalatau ultimate[9]. Setelah batas pit ditentukan denganaturan yang telah ditetapkan, dan juga pengklasifikasian

Page 5: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

237

material dalam pit telah dilakukan, maka dapat dilakukanperhitungan terhadap cadangan bijih (tonase dan grade)yang dapat dieksploitasi secara ekonomis. Sehingga,dengan rencana target produksi yang telah ditetapkan,maka lamanya umur tambang dapat dihitung.

2.2.7 Jalan Angkut (Haul Road) Tambang

Perencanaan geometri jalan angkut sangatlah pentingdilakukan sebelum kegiatan penambangan dilakukan.geometri jalan angkut yang harus diperhatikan samaseperti jalan raya pada umumnya, yaitu: lebar jalanangkut, jari-jari tikungan dan superelevasi, kemiringanjalan, dan cross slope[16].

2.2.7.1 Lebar Jalan Angkut

2.2.7.1.1 Lebar Jalan Angkut pada Jalan Lurus

Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajurganda atau lebih, menurut AASTHO (AmerianAssociation of State Transportation Highway Officials)Manual Rural Highway Design, harus ditambah dengansetengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dankanan jalan. Lebar jalan angkut pada jalan lurus dapatdirumuskan sebagai berikut[16]:

Lmin = n . Wt +( n + 1) (1/2 . Wt) (1)

Keterangan:

Lmin= Lebar jalan angkut minimum (m)

n = Jumlah lajurWt = Lebar alat angkut (m)

2.2.7.1.2 Lebar Jalan Angkut pada Belokan

Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikunganatau belokan dapat menggunakan rumus[17]:

W = n (U + Fa + Fb + Z) + C (2)

C = Z = ½ (U + Fa + Fb) (3)

Keterangan:W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m)

n = Jumlah lajur

U = Jarak jejak roda kendaraan (m)Fa = Selisih lebar jejak ban depan dan belakang saat

tikungan dilihat dari depan (m) dikoreksi dengansudut penyimpangan (α) x Ad)

Fb = Selisih lebar jalan ban depan dan belakang saattikungan dilihat dari belakang (m) dikoreksidengan sudut penyimpangan (α) x Ab)

Ad = Lebar juntai depan atau jarak as roda depandengan bagian depan truk (m)

Ab = Lebar juntai belakang atau jarak as roda belakangdengan bagian belakang truk (m)

α = Sudut penyimpangan (belok) roda depanC = Jarak antara dua truk yang akan bersimpangan (m)Z = Jarak sisi luar truk ke tepi jalan (m)

2.2.7.2 Jari-Jari Tikungan dan Superelevasi

2.2.7.2.1 Jari-Jari Tikungan

Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengankonstruksi alat angkut yang digunakan, khususnya jarakhorizontal antara poros roda depan dan belakang. Jari-jari belokan dapat dihitung dengan rumus sebagaiberikut[16]:

R = W/(Sin β) (4)

Keterangan:R = Jari-jari belokan jalan angkut (m)W = Jarak poros roda depan dan belakang (m)β = Sudut penyimpangan roda depan (°)

2.2.7.2.2 Superelevasi

Bagian tikungan jalan perlu diberi superelevasi, yaitudengan cara meninggikan jalan pada sisi luar tikungan.Hal tersebut bertujuan untuk menghindari atau mencegahkendaraan tergelincir keluar jalan atau terguling. Secaramatematis, superelevasi dirumuskan sebagai berikut[17]:

e = V2/127R (5)

Keterangan:Tg ѳ = e = SuperelevasiV = Kecepatan rencana (km/jam)

R = Radius tikungan (m)

2.2.7.2.3 Kemiringan Jalan Angkut

Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalampersen (%). Dalam pengertiannya, kemiringan (α) 1%berarti jalan tersebut naik atau turun (y) 1 m atau 1 ftuntuk setiap jarak mendatar (x) sebesar 100 m atau 100ft. Kemiringan (grade) dapat dihitung denganmenggunakan rumus sebagai berikut[17]:

Grade (α) = (∆h/∆x) x 100% (6)

Keterangan:∆h = Beda tinggi antara dua titik yang diukur (m)∆x = Jarak datar antara dua titik yang diukur (m)

2.2.7.2.4 Cross Slope

Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisipermukaan jalan terhadap bidang horizontal.

2.2.8 Penjadwalan Produksi (ProductionScheduling)

Setelah diketahui berapa jumlah cadangan yang ada,maka dapat dilakukan penjadwalan peroduksipenambangan. Penentuan target produksi per bulandilakukan berdasarkan jumlah unit yang berfungsi, sertakeuntungan yang akan didapat[18]. Salah satu pendukungkeberhasilan tambang adalah pencapaian target produksi[19].

Page 6: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

238

2.2.9 Pentahapan Penambangan (Push Back)

Sequence penambangan merupakan bentuk-bentukpenambangan yang menunjukkan bagaimana suatu pitakan ditambang dari tahap awal hingga tahap akhirrancangan tambang (pit limit)[20]. Sequencing memilikiefek signifikan terhadap profitabilitas usahapertambangan[21]. Rancangan sequence sebaiknyamemenuhi kriteria-kriteria tertentu, diantaranya[4]:- Harus cukup lebar agar peralatan tambang dapat

bekerja dengan baik. Lebar sequence minimum10-100 m.

- Memperhatikan sekurang-kurangnya memiliki satujalan angkut untuk setiap sequence denganmemperhitungkan jumlah material yang terlibat danmemungkinkannya akses keluar. Jalan angkut iniharus menunjukkan pula akses ke seluruh permukaankerja.

- Penambahan jalan pada suatu sequence akanmengurangi lebar daerah kerja.

- Tambang tidak akan pernah sama bentuknya denganrancangan tahap-tahap penambangan, karena dalamkenyataannya beberapa sequence dapat sajadikerjakan secara bersamaan.

2.2.10 Penjadwalan Peralatan

Manajemen peralatan adalah salah satu tahapan pentingdalam perencanaan[4]. Banyaknya jumlah alat angkutyang dibutuhkan setiap fleet penambangan dihitungberdasarkan waktu edar (cycle time)[22]. Manajemenperalatan diperlukan agar penggunaan peralatan dapatefektif dan efisien.

2.2.10.1 Produktivitas Alat Gali-Muat HydraulicExavator

Secara umum, rumus produksi alat gali-muat hydraulicexcavator adalah[23]:

Q = q x 3600/Cm x E (7)

Keterangan:Q = Produksi perjam (m3/jam)q = Produksi persiklus (m3)Cm = Waktu siklus (detik)E = Efisiensi kerja

2.2.10.2 Produktivitas Alat Angkut

Secara umum, rumus produksi alat angkut highwaydump trucks adalah[23]:

P = C x 60/Cmt x Et (8)

Keterangan:P = Produksi perjam (m3/jam)C = Produksi persiklus (m3)Cmt = Waktu siklus dari dump truck (menit)Et = Efisiensi kerja dari dump truck

3 Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang pernahditempuh dilakukan dalam mencari kebenaran[24]. Jikadilihat dari sudut pandang pengukuran dan analisis datapenelitian, maka jenis penelitian yang akan dilakukanadalah penelitian dengan pendekatan secara kuantitatif.Penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanyadinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknikstatistic[24]. Sedangkan, jika dilihat dari sudut pandangtujuan penggunaan hasil penelitian, maka jenis penelitianyang akan dilakukan adalah penelitian terapan.Penelitian terapan, yaitu penelitian yang hasilnyadipergunakan untuk keperluan praktis, seperti pembuatankebijakan, dan lain-lain[24]. Sehingga, jika kedua sudutpandang tersebut digabungkan, maka dapat disimpulkanbahwa jenis penelitian yang akan dilakukan adalahpeneletian kuantitatif terapan.

3.2 Jenis Data

Ada dua jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini,antara lain:- Data primer, yaitu data yang diperolah dan disusun

melalui kegiatan pengukuran secara langsung.- Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung atau dari sumber yang sudah ada.

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian inibersumber dari Unit Perencanaan dan PengawasanTambang PT Semen Padang.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data baik data primer maupun datasekunder dilakukan secara kolektif melalui UnitPerencanaan dan Pengawasan Tambang PT SemenPadang. Dalam pelaksanaannya, perusahaan memberikanizin pengambilan data dengan memberikan formulirpengambilan data penelitian. Formulir pengambilan datapenelitian tersebut memuat: nama peneliti, NIM, judulpenelitian, unit kerja penelitian, jenis data yangdibutuhkan, unit kerja, nama dan tanda tangan pejabatyang memberikan data, serta ditandatangani olehmahasiswa sebagai peneliti dan diketahui olehpembimbing lapangan.

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh, yaitu: data hasil pemodelan geologidalam bentuk block modeling, data geoteknik (hasilpengujian sifat fisik dan mekanik batuan), spesifikasiperalatan tambang yang digunakan oleh perusahaan, dandata jam kerja alat. Data hasil pemodelan geologi dalambentuk block modeling kemudian diubah ke dalam

Page 7: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

239

bentuk grade shells sesuai nilai cut off grade litologibatuan penyusun menggunakan program komputer, yaituVulcan Mining Software. Tujuan pengolahan datatersebut adalah untuk membuat pemodelan geologi darilitologi batuan penyusun di sekitar daerah penelitianhingga ke tahap pembuatan desain tambang (minedesign). Pemodelan geologi dibuat dalam bentuk blockmodel 3D. Untuk estimasi kadar bahan galian, olehperusahaan digunakan salah satu metode estimasi yangdisebut dengan IDS (Inverse Distance Squared). Datageoteknik merupakan data yang sangat penting dalampembuatan rencana desain tambang. Data geoteknikyang diperlukan di sini adalah nilai dari beberapaparameter geometri lereng tambang. Kemudian, dataspesifikasi peralatan tambang sangat diperlukan dalampembuatan desain jalan tambang, serta data jumlah jamkerja alat tidak kalah penting untuk menentukanpenjadwalan alat pada proses produksi.

4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Metode Penambangan

Gambar 4. Kondisi Lapangan[1]

Penambangan batukapur di PT Semen Padang dilakukandengan sistem tambang terbuka menggunakan metodapenambangan quarry serta metoda penggalianpengeboran dan peledakan (drilling and blasting).Dimana, metode penambangan quarry yang diterapkanadalah side hill type quarry dengan jalan masuk ke blokpenambangan berbentuk zig-zag seperti terlihat padaGambar 4. Pada saat ini, kegiatan penambanganbatukapur di PT Semen Padang sudah mulai memasukiarea penambangan yang baru, tepatnya di IUP OP329,89 Ha atau lebih dikenal dengan Area 412 Ha.

4.2 Kondisi Topografi

Kondisi topografi Bukit Karang Putih dan BukitTajarang serta daerah sekitarnya terdiri atas perbukitanbergelombang, dengan elevasi terendah 175 mdpl dibagian Utara sampai elevasi tertinggi 750 mdpl di bagianSelatan. Dimana, kemiringan lereng bukit berkisar 35°sampai 70° dan pada tempat tertentu sampai 85° hingga

90°. Pada Gambar 5, dapat dilihat gambaran topografisituasi kemajuan tambang PT Semen Padang akhirpenambangan bulan Maret 2019. Dimana, peta topografipada tersebut, dibuat menggunakan skala peta 1:5.000dengan interval kontur 5 m dan indeks kontur 50 m.Dimana, untuk mempermudah memahami topografisituasi kemajuan tambang, perbedaan ketinggian padapeta diberikan perbedaan warna dengan intervalketinggian 100 m.

Gambar 5. Kondisi Lapangan

Dari ketiga blok penambangan yang ada, kemajuantambang masing-masing blok berada pada elevasi yangberbeda. Kemajuan tambang pada Blok Existing, yaitu dibagian Utara sudah mencapai elevasi 185 mdpl, dapatdilihat pada peta dengan zona berwarna biru. Pada BlokPit Limit, yaitu di bagian tengah kemajuan tambangsudah mencapai elevasi 470 mdpl, dapat dilihat padapeta dengan zona berwarna hijau muda. Sedangkan,kemajuan tambang pada Blok Tajarang, yaitu di bagianSelatan sudah mencapai elevasi 705 mdpl, dapat dilihatpada peta dengan zona berwarna hijau tua.

4.3 Jalan dan Sarana Pengangkutan

Situasi jalan tambang pada area penambangan batukapurPT Semen Padang dapat dilihat pada Gambar 6. Jalanmasuk ke area tambang dapat melalui jalur Barat danjalur Timur yang ada di bagian Utara IUP OP 206,96 Ha.Untuk jalan tambang atau jalan produksi pada prosespengangkutan setiap blok-blok penambangan dibuatdalam bentuk zig-zag, dikarenakan medan kerja yangekstrim. Dimana, untuk kemiringan jalan tambang padabagian-bagian yang eksrim, rata-rata berada di atas 12%.Untuk jalan produksi, dibuat dua arah berdasarkandimensi alat angkut terbesar yang digunakan pada prosespengangkutan. Pada proses pengangkutan material hasilpenambangan, PT Semen Padang mempunyai sepuluhunit alat angkut. Kesepuluh unit alat angkut tersebutterdiri atas enam unit HDT Komatsu 785-7, dua unitHDT Caterpillar 777 C, dan dua unit HDT Caterpillar777 D. Dimana, untuk HDT Komatsu diberi kode DKdan HDT Caterpillar diberi kode DC.

Page 8: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

240

Gambar 6. Situasi Jalan Tambang[1]

4.4 Pemodelan Geologi

Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data berupahasil pemodelan geologi dari perusahaan dalam bentukblock model. Pemodelan geologi dibuat dalam bentukblock model dengan dimensi blok panjang 10 m, lebar 10m, dan tinggi 10 m. Block model yang diperolehmerupakan block model yang telah diestimasi olehperusahaan menggunakan metode penaksiran IDS(Inverse Distance Squared).

Untuk perhitungan cadangan bahan galian, dilakukanberdasarkan parameter kadar pada litologi batuan yangdapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Kadar Litologi Batuan[25]

Litologi CaO MgO SiO2 Al2O3

Batukapur ≥ 48%dan

< 60%

< 1% < 10% < 6 %

Basal ≥ 1%Batusilika < 48% < 1% ≥ 55%

dan< 70%

≥ 2%

Tanah < 48% < 55% ≥ 12%

Tufa < 48% < 1% ≥ 70% ≥ 2%

Gambar 7. Pemodelan Geologi Area Tambang PT SemenPadang

Cross section A-A’ adalah cross section yang dibuatmelintang dari arah Barat Laut ke Tenggara dengan jaraktitik A ke titik A’ sejauh 2.820,714 m seperti terlihatpada Gambar 8. Dimana, section A-A’ memotongsecara vertikal dengan titik A berada pada koordinat663649 E dan 9893154 N, untuk titik A’ berada padakoordinat 665657 E dan 9891173 N. Berdasarkan crosssection A-A’, dapat dilihat bahwa untuk elevasi terendahlapisan batukapur pada WIUP OP 206,96 Ha beradapada elevasi 200 mdpl. Sedangkan, untuk elevasitertinggi lapisan batukapur berada pada elevasi 494mdpl. Dari section tersebut, juga terlihat adanya intrusibasal di bagian Barat Laut pada IUP OP 206,96 Ha yangdapat dilihat pada rentang koordinat 663700E/9893250N sampai 664000 E/9892550 N. Selain itu, dibagian Selatan masuk ke dalam WIUP OP 329,89 Hajuga terlihat litologi basal dengan rentang elevasi 300mdpl sampai 700 mdpl dan lapisan batukapur padarentang elevasi 300 mdpl sampai 680 mdpl.

Gambar 8. Cross Section Vertikal A-A’ dari Block Model

Sama dengan cross section A-A’, cross section B-B’juga dibuat melintang dari arah Barat Laut ke Tenggaradengan jarak titik B ke titik B’ sejauh 2.801,617 mseperti terlihat pada Gambar 9. Dimana, section B-B’memotong secara vertikal dengan titik B berada padakoordinat 663422 E dan 9893027 N, untuk titik B’berada pada koordinat 665416 E dan 9891059 N.Berdasarkan cross section B-B’, juga terlihat adanyaintrusi basal pada di IUP OP 206,96 Ha dengan rentangkoordinat yang tidak jauh dari section A-A’. Dari crosssection B-B’, dapat dilihat bahwa untuk elevasi terendahlapisan batukapur pada WIUP OP 206,96 Ha beradapada elevasi 200 mdpl. Sedangkan, untuk elevasitertinggi lapisan batukapur berada pada elevasi 480mdpl. Dimana, melalui section tersebut juga dapat dilihat

Page 9: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

241

bahwa pada WIUP OP 206,96 Ha terdapat lapisanbatusilika dan tufa pada rentang elevasi 400 mdpl sampai550 mdpl. Sehingga, untuk dapat mengambil batukapuryang ada di bawah material tufa membutuhkan prosesdevelopment yang cukup lama. Untuk lapisan batukapurpada WIUP OP 329,89 Ha, berada pada rentang elevasi300 mdpl sampai 680 mdpl.

Gambar 9. Cross Section Vertikal B-B’ dari Block Model

Dari hasil pemodelan geologi dalam bentuk blockmodel, kemudian dilakukan pembuatan grade shells.Tujuan dibuatnya grade shells adalah untukmempermudah pekerjaan pada tahap pembuatanrancangan desain batas akhir penambangan. Grade shellsdibuat berdasarkan nilai cut off grade dari litologi batuanyang ada seperti terlihat pada Gambar 9. Padapembuatan rancangan desain batas akhir penambangan,nantinya digunakan grade shells dari batukapur (48% ≤CaO < 60%)

Gambar 10. Grade Shells (Batas Blok) Berdasarkan Cut offGrade

4.5 Rencana Geoteknik

Pada Kepmen ESDM RI No. 1827 K/30/MEM/2018,dijelaskan bahwa “Kajian geoteknik adalah kegiatanpenyelidikan di laboratorium dan atau di lapangan untukmengetahui sifat fisik dan mekanik batuan dan atautanah yang diperlukan dalam rangka perencanaan dandesain tambang”. Dari pengertian tersebut, artinyapenyelidikan geoteknik perlu dilakukan untukmengetahui karakteristik dan perilaku batuan yang ada.Oleh sebab itu, penyelidikan geoteknik sangat pentingdilakukan untuk merencanakan kemantapan kestabilanlereng tambang.

Salah satu dari beberapa faktor yang harusdiperhatikan dalam penambangan terbuka adalah

geoteknik pada litologi batuan di area penambangan[26].Kestabilan lereng penambangan ditentukan olehparameter geoteknik antara lain: sifat fisik danmekanik batuan, tinggi muka air tanah, getaranpeledakan atau gempa bumi, ground pressure alat-alatberat, struktur massa batuan, dan sebagainya[27].Berdasarkan analisis kestabilan lereng tambang yangtelah dilakukan oleh pihak perusahaan PT SemenPadang, rekomendasi geoteknik yang diberikan untukparameter desain tambang dapat dilihat pada Gambar11.

Gambar 11. Rekomendasi Geoteknik

4.6 Rencana Geometri Jalan Tambang

Dari hasil perhitungan geometri jalan tambang yangtelah dilakukan, maka berdasarkan dimensi alat angkutterbesar yang melalui jalan tersebut, yaitu HDT Komatsu785-7 diperoleh lebar jalan angkut pada jalan lurusadalah 24,098 m, lebar jalan angkut pada belokan 24,512m, kemiringan jalan 10%, dan cross slope 0,48 m. Untukdesain penampang jalan dapat dilihat pada Gambar 12,13, dan 14.

Gambar 12. Penampang Melintang Desain Jalan Angkut padaJalan Lurus

Gambar 13. Desain Jalan Angkut pada Belokan

Page 10: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

242

Gambar 14. Kemiringan Jalan Angkut

4.7 Batas Akhir Penambangan (Ultimate PitLimit)

Parameter rancangan desain batas akhir penambangan(ultimate pit limit) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Parameter Rancangan Desain Batas AkhirPenambangan

Hasil rancangan batas akhir penambangan dapatdilihat pada Gambar 15, dengan jalan masuk ke areapenambangan menggunakan jalan yang telah ada, yaituterdapat di sisi sebelah Barat dan Timur WIUP OP206,96 Ha bagian Utara. Berdasarkan hasil rancangandesain batas akhir penambangan yang dimulai darielevasi terendah 180 mdpl sampai dengan elevasitertinggi 745 mdpl, diperoleh jumlah jenjangkeseluruhan sebanyak 19 jenjang. Pada IUP OP 206,96Ha, batas akhir penambangan berada pada elevasi 180mdpl dengan jumlah jenjang sebanyak 7 jenjang ke arahSelatan. Sedangkan, pada IUP OP 329,89 Ha, batas akhirpenambangan berada pada elevasi 210 mdpl untukpengambilan blok cadangan dari desain block model IUPOP 206,96 Ha. Namun, untuk pengambilan blokcadangan dari desain block model IUP OP 329,89 Habatas akhir penambangannya sampai elevasi 300 mdpl,dengan jumlah jenjang sebanyak 15 jenjang ke arahTimur.

Gambar 15. Batas Akhir Penambangan

Pada Gambar 16, dapat dilihat topografi kemajuanbulan Maret 2019 dan block model dalam Tampilan 2D.Kemudian, pada Gambar 17 ditampilkan cross section

A-A’ dan B-B’ untuk melihat section vertikal dari desainbatas akhir penambangan. Section A-A’ dan B-B’ dibuatmelintang dari arah Barat Laut ke Tenggara. Dimana,koordinat titik A berada pada 663649 E dan 9893154 N,untuk titik A’ berada pada koordinat 665657 E dan9891173 N. Untuk section B-B’, koordinat titik B beradapada 663422 E dan 9893027 N, untuk titik B’ beradapada koordinat 665416 E dan 9891059 N.

Gambar 16. Topografi Kemajuan Bulan Maret 2019 dan BlockModel dalam Tampilan 2D

Gambar 17. Cross Section Vertikal A-A’ dan B-B’ dariDesain Batas Akhir Penambangan

Dari hasil rancangan batas akhir penambangan,diperoleh bukaan tambang seluas 221,69 Ha denganvolume sebesar 386.844.569,59 m3. Perolehan cadangantertambang berdasarkan desain batas akhir penambangandapat dilihat pada Tabel 3.

Parameter Desain Tambang NilaiElevasi minimum 180 mdplElevasi maksimum 745 mdplBench height 30 mBench Width 10 mSingle slope 75°Overall slope 70°Lebar bukaan jalan Angkut (Lebar jalan+ Lebar tanggul + Lebar parit)

28,65 m

Lebar bukan jalan perintis 10 mKemiringan jalan (grade) 10%

Page 11: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

243

4.8 Penjadwalan Produksi (ProductionScheduling)

Setelah jumlah cadangan tertambang dari bahan galianbatukapur diketahui, selanjutnya dilakukan penjadwalanproduksi penambangan. Penjadwalan produksipenambangan dilakukan berdasarkan perencanaan targetproduksi pada usulan penambangan batukapur tahun2019. Dimana, rencana target produksi penambanganbatukapur pada usulan penambangan tahun 2019 adalah10,8 juta ton dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 4.

4.9 Rencana Kemajuan Tambang

Pentahapan penambangan (push back) dibuat per tigabulan sampai akhir penambangan tahun 2019. Push backdibuat berdasarkan volume target produksi perkuarter.Selain itu, dalam pembuatan push back juga perlumemperhatikan topografi kemajuan tambang sertarancangan desain batas akhir penambangan. PadaGambar 18, dapat dilihat situasi kemajuan tambangakhir penambangan bulan Maret 2019. Dimana, situasikemajuan tambang tersebut merupakan data yang sangatpenting sebagai data acuan yang digunakan pada prosespembuatan rancangan push back. Pada akhirpenambangan bulan Maret 2019, kemajuan tambangpada Blok Existing mencapai elevasi 185 mdpl, Blok Pit

Limit mencapai elevasi 470 mdpl, dan pada BlokTajarang mencapai elevasi 705 mdpl.

Gambar 18. Situasi Kemajuan Tambang Bulan Maret 2019

3.9.1 Kemajuan Tambang Bulan April-Juni

Pada bulan April sampai Juni, perusahaan mempunyaitarget produksi penambangan batukapur sebesar2.495.133 ton. Dimana, 1.497.080 ton pada BlokExisting, 249.513 ton pada Blok Pit Limit, dan 748.540ton pada Blok Tajarang. Berdasarkan target produksitersebut, maka didapatkan rancangan desain kemajuantambang seperti terlihat pada Gambar 19. Perolehancadangan tertambang batukapur berdasarkan rencanadesain kemajuan tambang bulan April-Juni adalah1.210.368,95 ton. Pada Blok Existing, arahpenambangan dimulai dari Utara ke Selatan dengankemajuan tambang mencapai elevasi 185 mdpl. PadaBlok Pit Limit, arah penambangan dimulai dari TimurLaut ke Barat Daya dengan kemajuan tambang mencapaielevasi 460 mdpl. Sedangkan, untuk Blok Tajarang arahpenambangan dimulai dari Barat ke Timur dengankemajuan tambang mencapai elevasi 660 mdpl.

Gambar 19. Rencana Kemajuan Tambang Bulan April-Juni

Tabel 4. Rencana Penjadwalan Produksi PenambanganBatukapur Tahun 2019

Tabel 3. Perolehan Cadangan Tertambang Berdasarkan Desain Batas Akhir Penambangan

Page 12: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

244

3.9.2 Kemajuan Tambang Juli-September

Pada bulan Juli sampai September, perusahaanmempunyai target produksi penambangan batukapursebesar 3.076.375 ton. Dimana, 1.238.530 ton pada BlokExisting, 712.501 ton pada Blok Pit Limit, dan 1.125.344ton pada Blok Tajarang. Berdasarkan target produksitersebut, maka didapatkan rancangan desain kemajuantambang seperti terlihat pada Gambar 20. Perolehancadangan tertambang batukapur berdasarkan rencanadesain kemajuan tambang bulan April-Juni adalah2.375.849,71 ton. Pada Blok Existing, arahpenambangan dimulai dari Utara ke Selatan dengankemajuan tambang mencapai elevasi 180 mdpl. PadaBlok Pit Limit, arah penambangan dimulai dari TimurLaut ke Barat Daya dengan kemajuan tambang mencapaielevasi 450 mdpl. Sedangkan, untuk Blok Tajarang arahpenambangan dimulai dari Barat ke Timur dengankemajuan tambang mencapai elevasi 630 mdpl.

Gambar 20. Rencana Kemajuan Tambang Bulan Juli-September

4.10 Rencana Mine Scheduling dan PlottingKebutuhan Alat Tahun 2019

4.11 Perbandingan antara Target ProduksiPerusahaan, Desain, dan Kapasitas Alat

Produksi penambangan batukapur bulan April sampaiDesember 2019, diperoleh dari dua parameter, yaiturancangan desain dan kapasitas alat penambangan.Dalam hal ini, penulis membuat rancangan desain

3.9.3 Kemajuan Tambang Oktober-Desember

Pada bulan Oktober sampai Desember, perusahaanmempunyai target produksi penambangan batukapursebesar 3.024.548 ton. Dimana, 1.512.274 ton pada BlokPit Limit dan 1.512.274 ton pada Blok Tajarang.Berdasarkan target produksi tersebut, maka didapatkanrancangan desain kemajuan tambang seperti terlihat padaGambar 21. Perolehan cadangan tertambang batukapurberdasarkan rencana desain kemajuan tambang bulanOktober sampai Desember adalah 3.054.378,06 ton.Pada Blok Pit Limit, arah penambangan dimulai dariTimur Laut ke Barat Daya dengan kemajuan tambangmencapai elevasi 430 mdpl. Sedangkan, untuk BlokTajarang arah penambangan dimulai dari Barat ke Timurdengan kemajuan tambang mencapai elevasi 600 mdpl.

Gambar 21. Rencana Kemajuan Tambang Bulan Oktober-Desember

berdasarkan besarnya target produksi penambangan yangdirencanakan. Namun, penulis tidak mempunyai datayang lengkap dalam proses pemodelan geologi bahangalian. Sehingga, terdapat perbedaan yang signifikanantara target produksi dengan jumlah cadangantertambang yang diperoleh dari hasil rancangan desain.Perbandingan antara target produksi, desain, dankapasitas alat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5. Rencana Mine Scheduling dan Plotting Kebutuhan Alat Tahun 2019

Page 13: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

245

Tabel 6. Perbandingan antara Target Produksi, Desain, danKapasitas Alat

4 Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

- Rancangan ultimate pit limit pada WIUP OP 412 Hadidesain dengan parameter desain tambang, meliputi:bench height 30 m, single slope 75°, overall slope 70,bench width 10 m, lebar bukaan jalan produksi 28,65m, lebar bukaan jalan perintis 10 m, dan kemiringanjalan angkut produksi 10%. Dari rancangan ultimatepit limit hingga elevasi 300 mdpl, diperoleh cadangantertambang batukapur (48% ≤ CaO < 60%) sebesar249.804.238,12 ton.

- Production scheduling penambangan batukapurdibuat per tiga bulan. Dimana, production schedulingdilakukan dari bulan April sampaii bulan Desember.Target produksi untuk tahun 2019 direncanakan padabulan Januari-Maret 2.243.459 ton, bulan April-Juni2.495.133 ton, bulan Juli-September 3.076.375 ton,dan bulan Oktober-Desember 3.024.548 ton.Sehingga, total target produksi penambanganbatukapur tahun 2019 sebesar 10.839.515 ton.Dimana, 4.059.196 ton diperoleh dari blokpenambangan Tajarang pada WIUP OP 412 Ha.

- Rancangan push back dibuat dengan parameter desainsama dengan parameter desain ultimate pit limit.Dimana, dari rancangan push back diperolehgambaran situasi kemajuan tambang pada WIUP OP412 di Blok Tajarang Januari-Maret berada padaelevasi 700 mdpl, April-Juni berada pada elevasi 660mdpl, Juli-September berada pada elevasi 630 mdpl,dan kuarter Oktober-Desember berada pada elevasi600 mdpl.

- Untuk mine scheduling dilakukan secara bergantiandari tiga blok penambangan, yaitu: Existing, Pit Limit,dan Tajarang. Dimana, nilai keserasian kerja alatmuat dan alat angkut diperoleh < 1. Artinya, alatangkut bekerja penuh dan alat muat mempunyaiwaktu tunggu. Hal ini dikarenakan kemampuanproduksi alat muat yang besar dan keterbatasanjumlah alat angkut serta target produksi per blokpenambangan yang kecil. Sehingga, waktu tungguyang dimiliki alat muat dapat digunakan untukmemperbaiki posisi loading dan menyiapkan materialyang akan dimuat ke alat angkut serta prosesdevelopment. Namun, berdasarkan jumlah jam kerjayang tersedia, target produksi diharapkan dapattercapai.

4.2 Saran

- Pembuatan desain batas akhir penambangan padaWIUP OP 412 Ha, dapat didesain hingga elevasi 210mdpl untuk pengambilan blok cadangan dari blockmodel batukapur pada WIUP OP 206,96 Ha yangmeluas ke Area 412 Ha.

- Berdasarkan perhitungan produktivitas alat gali-muatdan alat angkut, target produksi penambanganbatukapur dapat ditingkatkan.

- Perlu dilakukan peurunan grade jalan angkutproduksi, untuk meminimalisir resiko danmeningkatkan produktivitas alat angkut.

Daftar Pustaka[1] Anonim. (2019). Area Tambang PT Semen

Padang. Padang: PT Semen Padang.[2] Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentangPertambangan Mineral dan Batubara.

[3] Drebenstedt, Carsten, and Raj Singhal, eds (2013).Mine Planning and Equipment Selection:Proceedings of the 22nd MPES Conference,Dresden, Germany, 14th–19th October 2013.Springer Science & Business Media.

[4] Arif, Irwandy. (2012). Manajemen Tambang.Bandung: ITB.

[5] Kumral, M. (2010). Robust Stochastic MineProduction Scheduling. EngineeringOptimization, 42 (6), 567- 579.

[6] Sudradjat, Nandang. (2010). Teori dan PraktikPertambangan Indonesia Menurut Hukum. PustakaYustisia.

[7] Hartman, H. L. (1987). Introductory MiningEngineering, John Wiley & Sons. New Jersey.

[8] Indonesia, Globecon. (2013). Maptek VulcanMining Software Conference in Jakarta onNovember 2013. [Internet]. Jakarta: PT GlobeconIndonesia.

[9] Hustrulid, William A., Mark Kuchta, and RandallK. Martin. (2013). Open Pit Mine Planning andDesign, Two Volume Set & CD-ROM Pack: V1:Fundamentals, V2: CSMine Software Package,CD-ROM: CS Mine Software. CRC Press.

[10] Maptek. (2014). Vulcan Mining Softare.[11] RI, Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018.[12] Mustika, R. (2015). Estimasi Sumberdaya Nikel

Laterit dengan Metode Inverse DistanceWeighting (Idw) Pada PT. Vale Indonesia,Tbk. Kecamatan Nuha Provinsi Sulawesi Selatan.Jurnal Geomine, 1(1).

[13] Nasional, B. S. (2011). Pedoman Pelaporan,Sumberdaya, dan Cadangan Mineral. SNI, 4726.

[14] Ersyad, F., Yulhendra, D., & Prabowo, H. (2018).Kajian Teknis dan Ekonomis Perancangan DesignKemajuan Penambangan Quarry Batukapur padaBulan April–Agustus 2017 di Front III B–IV BBukit Karang Putih PT. Semen Padang. BinaTambang, 3(3), 1185-1201.

Page 14: Rancangan Teknis Penambangan Batukapur pada WIUP OP 412 …

246

[15] Ramazan, S., & Dimitrakopoulos, R. (2018).Stochastic optimisation of long-term productionscheduling for open pit mines with a new integerprogramming formulation. In Advances in AppliedStrategic Mine Planning (pp. 139-153). Springer,Cham.

[16] Suwandhi, A. (2004). Diklat PerencanaanTambang Terbuka. Universitas Islam Bandung.

[17] Indonesianto, Y. (2015). Pemindahan TanahMekanis. Yogyakarta. Seri Tambang Umum.

[18] Gusmaningsih, K., Murad, M., & Yulhendra, D.(2018). Desain Pit Tambang Air Laya Barat UntukMemenuhi Target Produksi Tahun 2018 PT. BukitAsam (Persero) Tbk Sumatera Selatan. BinaTambang, 3(3), 963-973.

[19] Anaperta, Y. M. (2016). Evaluasi Keserasian(Match Factor) Alat Muat dan Alat AngkutDengan Metode Control Chart (Peta Kendali) PadaAktivitas Penambangan di Pit X PT Y. JurnalTeknologi Informasi dan Pendidikan, 9(1), 73-85.

[20] Kumral, M. (2012). Production Planning of Mines:Optimisation of Block Sequencing and Destination.International Journal of Mining, Reclamation andEnvironment, 26(2), 93-103.

[21] Aryanda, D., Ramli, M., & Djamaluddin, H.(2016). Perancangan Sequence PenambanganBatubara Untuk Memenuhi Target ProduksiBulanan. Jurnal Penelitian Geosains, 10(2).

[22] Putra, J., & Kasim, T. (2018). Optimasi KesesuaianAlat Gali-Muat dengan Alat Angkut untukMengatur Fuel Ratio dalam MenghematPemakaian Fuel pada Pengupasan Overburden diPit Jebak 1 PT. Nan Riang Kabupaten BatanghariProvinsi Jambi. Bina Tambang, 3(4), 1397-1408.

[23] Komatsu, Eds. 30. (2009). Specification andApplication Handbook. Japan: Komatsu.

[24] Alfianika, Ninit. (2018). Buku Ajar MetodePenelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.Deepublish.

[25] Kwadratama, Bestindo. (2013). LaporanEksplorasi Pemboran Inti Wilayah Izin UsahaPertambangan Eksploitasi Batukapur dan SilikaPT Semen Padang, Indarung, Padang, SumateraBarat. Jakarta: PT Bestindo Kwadratama.

[26] Rahim, A., Heriyadi, B., & Anaperta, Y. M.(2015). Analisis Kestabilan Lereng UntukMenentukan Geometri Lereng Pada AreaPenambangan Pit Muara Tiga Besar SelatanPT. Bukit Asam (Persero) Tbk, Tanjung Enim,Sumatera Selatan. Bina Tambang, 2(1), 271-284.

[27] Azizi, M. A., & Handayani, R. H. E. (2011).Karakterisasi Parameter Masukan untuk AnalisisKestabilan Lereng Tunggal (Studi Kasus di PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. TanjungEnim, Sumatera Selatan).