rancangan proposal

Upload: rifqie-hidayat

Post on 13-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Berisi rancangan proposal

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    1/25

    PENERAPAN ALAT PELINDUNG DIRI DI UNIT ()

    PT. ADARO INOINESIA Tbk

    KABUPATEN TABALONG

    TAHUN 2013

    Proposal guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh

    Predikat Ahli Madya

    Oleh :

    Muhammad. Al- Fajar

    PO7133111208

    KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

    JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

    TAHUN 2013

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    2/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangKeselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang tidak

    terpisahkan dalam sistem ketenagaan kerja dan sumber daya manusia. K3

    tidak saja penting dalam meningkatkan jamina sosial dan kesejahteraan para

    pekerjaanya akan tetapi K3 juga berdapmpak pisitif atas keberlanjutan

    produktifitas kerjanya. Dengan kata lain pada saat ini K3 bukan semata

    kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekrja dan

    bagi setiap bentuk pekerjaan. Menurut hirarki upaya pengendalian

    (controlling), alat pelindung diri sesungguhnya merupakan hirarki terakhir

    dalam melindungi K3 tenaga kerja dari potensi bahaya yang memungkinkan

    terjadi pada waktu melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik dan

    administratif lagi tidak mungkin. Namun beberapa jenis alat pelindung diri

    harus mutlak dikenakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan.

    Alat pelindung diri jenis ini antara lain seperti topi keselamatan, sepatu

    pelindung, sarung tangan, sabuk keselamatan, dikenakan pekerja pada saat

    bekerja, saat menghadapi potensi bahaya karena pekerjaannya. Jenis alat

    pelindung diri yang digunakan, baik yang merupakan hirarki terakhir maupun

    yang selalu dikenakan, harus sesuai dengan potensi bahaya yang dihapadapi

    serta sesuai dengan bagian tubuh yang perlu dilindungi (Depkes RI, 2002).

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    3/25

    Bahaya yang disebabkan lingkungan kerja baik bahaya fisik

    maupun bahaya kimiawi yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit

    akibat kerja, perlu dikendalikan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

    lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat, adapun salah satu upaya

    pengendalian tersebut adalah dengan menggunakan APD. Alat pelindung diri

    adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi

    sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi atau bahaya arau

    kecelakaan kerja (A.M Sugeng Budianto, 2005)

    Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia

    dan mengurangi sumber kecelakaan, cedera dan stress akibat dari pekerjaan.

    Namun demikian, kemajuan teknologi juga membawa sumber-sumber stress

    kerja dan cidera baru. Kompleknya teknologi modern, perubahan bentuk

    kerja, organisasi kerja dan sistem produksi menempatkan suatu tuntutan yang

    tinggi pada daya kerja. Sebagai akibatnya, tingkat dan bentuk potensi bahaya

    di tempat kerja yang harus dihadapi pekerja juga akan berubah. Hal ini

    terjadi karena SDM yang ada tidak bisa mengimbangi peralatan dan atau

    metode kerja yang digunakan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka

    implementasi peningkatan kinerja K3 dan ergonomi adalah merupakan suatu

    keharusan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin agar setiap pengembangan

    dan penggunaan teknologi dapat diterima dan menguntungkan semua pihak

    yang melakukan transfer teknologi itu sendiri (Tarwaka, 2008).

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    4/25

    PT Adaro Indonesia adalah salah satu perusahaan batubara terbaik

    di Indonesia, kiprahnya sebagai perusahaan pengelola tambang batubara

    sejak tahun 1982. PT Adaro Indonesia telah melakukan kegiatan eksplorasi

    dan penambangan batu bara di Kalimantan Selatan, serta pemasaran hasil

    produksinya berdasarkan perjanjian Karya pengusahaan Pertambangan

    Batubara (PKP2B)no J2/J.i.DU/52/82 tanggal 16 November 1982. Dalam

    Kontrak ini, PT Adaro Indonesia berhak melakukan eksplorasi ,

    pengembangan dan pemasaran barubara untuk jangka waktu 30 tahun

    pertama produksi komersial. Saat ini, PT Adaro Indonesia mengoperasikan

    tambang terbuka (open it) di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan.

    Lokasi Cadangan lainnya, yaitu Tambang Paringin berada di kabupaten

    Balangan ,dan Tambang Wara di Kabupaten Tabalong yang akan di

    kembangkan untuk meningkatkan kebutuhan produksi batu bara PT Adaro

    Indonesia (Fadjar Widijanta 2011)

    Dinas Pertambangan (Distam) Kalsel menyebutkan, bahwa selama

    periode tahun 2001 sampai 2007, terdapat 54 korban kecelakaan kerja yang

    terdiri 42 korban mengalami cedera berat dan 12 korban dinyatakan fatal atau

    meninggal dunia dalam dunia kerja tambang di perusahaan yang memiliki

    base camp di Dahai, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, tersebut.

    Perinciannya, tahun 2001 teridentifikasi 4 korban cedera berat, 2002 ada 7

    cedera berat, 2003 bertambah menjadi 3 cedera berat dan 2 fatal, sedang 2004

    terus meningkat sebanyak 7 cedera berat dan 5 fatal, lalu 2005 terdapat 11

    cedera berat tapi hanya 1 korban yang dinyatakan meninggal dunia. 2006

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    5/25

    didapati 10 korban yang cedera berat dan 2 korban berakibat fatal, kemudian

    untuk tahun 2007 sudah ada 2 korban yang meninggal dunia. Kecelakaan

    kerja tersebut sangat berkaitan dengan penggunaan alat pelindung diri (

    WALHI KalSel 2007)

    Berdasarkan uraian, menarik untuk dilakukan penelitian di PT.

    Adaro Indonesia mengenai Alat Pelindung Diri ( APD ).

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah yaitu

    Bagaimana Penerapan Alat Pelindung Diri di PT. Adaro Indonesia

    Kabupaten Tabalong Tahun 2013

    C. Tujuan Penelitian

    1) Tujuan Umum

    Untuk mengetahui penerapan alat pelindung diri pada PT. Adaro Indonesia

    2) Tujuan Khusus

    a. Mengetahui karakteristik karyawan di PT. Adaro Indonesia yang

    meliputi pendidikan, umur, lama kerja dan masa kerja

    b. Mengetahui faktor resiko keselamatan kerja di PT. Adaro Indonesia yang

    meliputi faktor fisik, kimia, biologis dan mekanis

    c. Mengetahui ketersediaan APD pada PT. Adaro yang meliputi jumlah,

    jenis dan kondisi APD

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    6/25

    d. Mengetahui pengaturan dan pengawasan di PT. Adaro Indonesia

    D. Manfaat Penelitian

    1) Bagi PenelitiPenelitian ini merupakan media belajar dalam rangka menerapkan ilmu yang

    diperoleh selama pendidikan.

    2) Bagi PT Adaro IndonesiaPenelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak PT. Adaro, agar dapat

    menjadi bahan penimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah

    yang berkaitan dengan alat pelindung diri pada karyawan PT. Adaro

    E. Keaslian Penelitian

    Penelitian sejenis yang telah dilakukan adalah

    1. Penggunaan alat pelindung diri dipekerja Bengkel las dan Deko di KotaBanjarbaru tahun 2012. ( Machfud Fajrin 2012 )

    2. Penggunaan alat pelindung diri pada tenaga kerja di Pelabuhan FerryPelindio III Batu Licin tahun12 (Refan Rahmadilah Utama 2012)

    Perbedaan dengan penelitian terlebih dahulu adalah terletak pada

    lokasi, pada penelitian terlebih dahulu dilakukan alat pelindung diri pada

    pekerja di Bengkel Las dan Pelabuhan. Sedangkan penelitian ini dilakukan

    penelitian penerapan alat pelindung diri pada karyawan batubara.

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    7/25

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. PertambanganMenurut UU No. 4 Tahun 2009 yang dimaksud pertambangan adalah

    sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan,

    dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,

    eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan

    pemurnian,pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

    Sedangkan penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk

    memproduksi mineral dan/ atau batubara. Metode penambangan batubara

    sangat tergantung pada keadaan geologi daerah (lapisan batuan penutup,

    batuan dasar batubara, dan struktur geologi), keadaan lapisan batubara, dan

    bentuk deposit. Pada dasarnya dikenal dua metode penambangan batubara

    yaitu metode tambang bawah tanah dan metode tambang terbuka. Metode

    tambang bawah tanah dilakukan dengan jalan membuat lubang menuju ke

    lapisan batubara yang akan ditambang dan membuat lubang bukaan pada

    lapisan batubara. Metode tambang terbuka dilakukan dengan mengupas

    material penutup batubara (Sukandarrumidi, 2010).

    Kegiatan penambangan batubara dapat berdampak pada rusaknya

    ekosistem. Ekosistem yang rusak diartikan sebagai suatu ekosistem yang tidak

    dapat lagi menjalankan fungsinya secara optimal, seperti perlindungan tanah,

    tata air, pengatur cuaca, dan fungsi-fungsi lainnya dalam mengatur

    perlindungan alam lingkungan (Suprapto, 2010).

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    8/25

    B. Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan Kerja adalah suatu ilmu yang penerapannya untuk

    mengetahui, menilai dan mengendalikan faktor-faktor bahaya lingkungan

    kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan maupun penyakit akibat

    kerja. (Tim Penyusun Majalah Keselamatan Kerjadan Hiperkes, 2009).

    keselamatan kerja mengacu pada kondisi yang aman dari resiko

    mengalami sakit, cedera, atau kehilangan/kerugian di tempat kerja, dan istilah

    kesehatan kerja mengacu pada kondisi bebas dari gangguan fisik, emosi,

    mental atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja( Mangkunegara,

    2002)

    Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), dapat meliputi hal-hal

    berikut ini ( Anoraga 2005 ):

    1. Lingkungan kerja

    Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau

    keryawan dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini

    menyangkut kondisi kerja, suhu, penerangan, dan situasinya

    2. Alat kerja dan bahan

    Alat kerja dan bahan merupakan hal yang pokok dibutuhkan oleh

    perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang alat-

    alat kerja sangatlah vital digunakan oleh para pekerja dalammelakukan

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    9/25

    kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah bahan-bahan utama

    yang akan dijadikan barang.

    3.

    Cara melakukan pekerjaan

    Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara melakukan pekerjaan

    yang berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya

    dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktifitas pekerjaan.

    C. Kecelakaan KerjaDalam Permenaker No. Per 03/Men/1994 pengertian kecelakaan kerja

    adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja,

    termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula

    kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju

    tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui. Dalam

    pengertian lain menjelaskan bahwa kecelakaan kerja merupakan suatu

    kejadian yang tidak diinginkan yang dapat berakibat cidera, gangguan

    kesehatan hingga kematian pada manusia, kerusakan properti, gangguan

    terhadap pekerjaan (kelancaran proses produksi) atau pencemaran (Suardi,

    2005)

    Pada tahun 1931, edisi pertama dalam buku Industrial Accident

    Prevention, oleh H.W.Heinrich (Dan Petersen,1997) menjelaskan tentang

    metode yang paling bernilai dalam pencegahan kecelakaan adalah analog

    dengan metode yang dibutuhkan untuk pengendalian mutu, biaya dan kualitas

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    10/25

    produksi. Dalam risetnya Heinrich menemukan teori yang dinamai Teori

    Domino. Teori ini menjelaskan bahwa setiap kecelakaan yang menimbulkan

    cedera, terdapat lima faktor secara berurutan yang digambarkan sebagai lima

    domino yang berdiri sejajar, yaitu kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan

    dan kondisi tidak aman (hazard), kecelakaan serta cedera (loss). Sehingga 30

    untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut kuncinya adalah memutuskan

    rangkaian sebab-akibat tersebut. (Suardi, 2005)

    Analisis penyebab kecelakaan yang terdiri dari penyebab dasar dan

    penyebab langsung.

    1.Penyebab dasar terbagi menjadi dua yaitu faktor individu dan faktor

    pekerjaan. Faktor Individu atau pekerja seperti kurang kemampuan (Secara

    fisik maupun secara mental), kurang pengetahuan, kurang ketrampilan,

    stress secara fisik maupun mental dan motivasi keliru/kurang baik.

    Sedangkan faktor Pekerjaan, seperti standar kerja yang kurang baik,

    kepemimpinan dan pengawasan kurang, rekayasa kurang, pemeliharaan

    kurang, material, perkakas, dan peralatan kurang, pengadaan kurang, salah

    penggunaan dan kerusakan.

    2.Penyebab langsung terbagi menjadi dua, yakni tindakan tidak aman dan

    kondisi tidak aman. Tindakan tidak aman (un safe act) terdiri dari

    mengoperasikan alat tanpa izin, mengoperasikan alat diluar batas kecepatan

    maksimal, menggunakan alat yang tidak lengkap, menggunakan alat yang

    rusak, tidak memakai APD, merokok ditempat terlarang, membuat peralatan

    keselamatan tidak berfungsi, tidak memasang kembali pelindung, bekerja

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    11/25

    dengan posisi tidak benar, bekerja dibawah pengaruh alkohol, melayani

    mesin yang sedang bergerak, menggunakan alat dengan tidak tepat, terlalu

    memforsir tenaga, bercanda sambil bekerja, berjalan meniti pipa tanpa alat

    keselamatan yang sesuai, tidak mengikuti prosedur kerja dan mengabaikan

    perintah/peraturan/larangan.Sedangkan Kondisi Tidak Aman (un safe

    condition) terdiri dari Perkakas atau peralatan rusak, pengaman/pelindung

    mesin tidak lengkap, peringatan/rambu-rambu tidak lengkap, tatapapan

    (Housekeeping) tidak baik, prosedur penggembokan (lock out) tidak sesuai,

    batu menggantung tidak digugurkan, penerangan kurang, kebisingan

    tinggi,ventilasi tidak memadai, temperatur rendah atau tinggi, berdebu atau

    berasap, tali keselamatan tidak sesuai, bagian benda kerja atau material yang

    tajam, kebakaran dan peledakan, penyanggaan tidak memadai, dan sistem

    drainage tidak baik ( Suardi 2005)

    Penyebab kecelakaan secara umum dapat dibagi menjadi 2 yaitu

    a). Sebab dasar atau asal mula

    Sebab dasar merupakan sebab atau faktor yang mendasari secara

    umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar

    kecelakaan kerja di industri antara lain meliputi faktor :

    1) Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinanperusahaan dalam upaya penerapan K3 di perusahaan

    2) Manusia atau pekerja sendiri

    3) Kondisi tempat kerja, saran kerja dan lingkungan.

    b) Sebab utama

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    12/25

    Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor

    dan persyaratan K3 yang belum benar. Sebab utama kecelakaan kerja

    meliputi :

    1)Faktor manusia atau tindakan tidak aman ( Unsafe Action) yaitumerupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin

    dilator belakangi oleh berbagai sebab antara lain :

    (a) Kekurangan pengetahuan dan keterampilan.

    (b) Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal.

    (c) Ketidak fungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak.

    (d) Kelelahan dan kejenuhan.

    (e) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.

    (f) Kebingungan dan stress karena prosedur kerja yang baru belum

    dapat dipahami.

    (g) Penurunan konsentrasi dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan.

    (h) Sikap masa bodoh dari tenaga kerja.

    (i) Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja.

    (j) Kurang adanya kepuasan kerja.

    (k) Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri.

    2) Faktor lingkungan atau kondisi tidak aman merupakan kondisi tidak

    aman dari mesin, peralatan, pesawat, bahan, lingkungan dan tempat

    kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan system kerja. Lingkungan dalam

    arti luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga faktor-

    faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    13/25

    yang berlalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi

    kerja, hubungan sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa

    mengganggu konsetrasi ( Tarwaka, 2008)

    D. Penyakit Akibat Kerja

    Penyakit akibat kerja adalah penyakit atau gangguan kesehatan

    yang diakibatkan oleh pekerjaannya atau lingkungan kerjanya, dan diperoleh

    pada waktu melakukan pekerjaan dan masyarakat umum biasanya tidak akan

    terkena. Berat ringannya penyakit dan cacat tergantung dari jenis dan tingkat

    sakit. Cara menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja agak berbeda dengan

    diagnosa penyakit-penyakit umum karena untuk penyakit ini tidak cukup

    hanya dengan pemeriksaan klinis dan laboratoris. Akan tetapi, harus pula

    diperiksa tempat, cara, dan syarat-syarat kerja. Selain itu sebagai tambahan

    bagi anamnesis yang biasa, harus pula dipertanyakan riwayat pekerjaan dari si

    penderita.(Basuki Kristiawan, 2009)

    Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau

    bersumber dari berbagai faktor, antara lain (Tarwaka, 2008) :

    1. Faktor teknisyaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan

    kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.

    2.

    Faktor lingkungan yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di

    dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk

    bahan baku, baik produk maupun hasil akhir.

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    14/25

    3. Faktor manusia yaitu dimana manusia adalah merupakan ataumengandung potensi bahya yang cukup besar terutama apabila manusia

    yang melakukan pekerjaan tidak berada dalam kondisi kesehatan yang

    prima, baik fisik maupun psikis.

    Potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat

    dikelompokan antara lain sebagai berikut (Tarwaka, 2008):

    1. Potensi bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan

    gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar.

    2. Potensi bahaya kimia yaitu potensi yang berasal dari bahan-bahan kimia

    yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat

    mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui cara inhalation (melalui jalan

    pernafasan), ingestion (melalui mulut kesaluran percernaan), atau skin

    contac(melaui kulit). Terjadinya pengaruh potensi bahan kimia ini

    terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari : jenis bahan kimia atau

    kontaminan, bentuk potensi bahaya (debu, gas, uap, asap), daya racun

    bahan (toksisitas), cara masuk kedalam tubuh.

    3. Potensi bahaya biologis yaitu potensi bahaya yang bersal atau ditimbulkan

    oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara, yang berasal dari atau

    bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu.

    4. Potensi bahaya dari proses mekanis yaitu potensi bahaya yang berasal atau

    ditimbulkan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan dalam proses

    produksi, yang sangat tergantung dari bahan dan peralatan yang dipakai,

    kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    15/25

    Penyakit akibat kerja akan timbul apabila potensi bahaya yang

    mengenai tenaga kerja berada dalam waktu dan kadar yang melebihi nilai

    ambang batas yang diperkenankan. Tergantung jenis dan bentuk potensi

    bahaya yang ada, maka dikenal berbagai pengaruh potensi bahaya terhadap

    kesehatan tenaga kerja yang terpapar, yaitu (Tarwaka, 2008) :

    1.Secara Fisik

    Potensi bahaya fisik yang ada akan menyebabkan gangguan-gangguan atau

    kerusakan pada bagian-bagian tubuh tertentu, misalnya :

    a.Kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas (>85dBA), bisa

    menyebabkan kerusakan pada telinga sehinnga timbul ketulian yang

    bersifat sementara maupun tetap setelah terpapar untuk jangka waktu

    tertentu dan tanpa proteksi yang memadai.

    b.Iklim kerja yang terlalu panas, bisa menyebabkan meningkatnya

    pengeluaran cairan tubuh melalui keringat sehingga bisa terjadi dehidrasi

    dan gangguan kesehatan lainnya yang lebih berat.

    c.Getaran yang kuat dan terus menerus bisa menyebabkan gangguan atau

    kerusakan pada otot, tulang dan syaraf.

    d.Penerangan yang tidak baik (kurang terang, silau) bisa menyebabkan

    kelelahan dan kerusakan pada mata.

    e.Radiasi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan jaringan-jaringan

    tubuh, dan bila berlangsung untuk waktu yang lama dan terus-menerus

    bisa menyebabkan timbulnya kanker.

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    16/25

    f.Pelaksanaan pekerjaan yang tidak benar dan tidak sesuai dengan norma-

    norma ergonomi, bisa menyebabkan kelelahan dengan segala akibatnya

    2.Secara Psikis

    Potensi bahaya lingkungan kerja yang mempengaruhi tenaga kerja

    secara psikologis yang menyebabkan rasa tidak aman dan rasa takut dalam

    melaksanakan pekerjaannnya. Keadaan ini menyebabkan penurunan

    produktivitas kerja, juga akan dapat menyebabkan gangguan psikologis bagi

    tenaga kerja, misalnya terjadinya konflik dalam diri tenaga kerja yang bila

    tidak segera diatasi dapat menyebabkan timbulnya stress kerja, baik

    perorangan ataupun kelompok.

    3.Secara Lokal

    Dimana potensi bahaya yang mengenai bagian-bagian tubuh tertentu

    akan menyebabkan gangguan atau perubahan pada bagian tersebut, misal

    gangguan paru akibat inhalasi debu yang ada dalam udara, sesak nafas

    sebagai akibat inhalasi bahan-bahan yang bersifat asfiksia, kerusakan

    jaringan secara local sebagai akibat kecelakaan kerja, sindrom saluran

    karpal pada operator komputer.

    4.Secara Sistematik

    Dimana potensi bahaya yang ada akan masuk kedalam aliran darah dan akan

    menyebabkab kerusakan jaringan atau organ tubuh bagian dalam sehingga

    terjadi gangguan kesehatan secara umum, misalnya : bahan kimia beracun,

    bahan dalam bentuk gas, uap, kuman0kuman penyakit yang terdapat di

    udara, bisa masuk kedalam aliran darah tubuh melalui saluran pernafasan

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    17/25

    maupun pencernaan dan bisa menyebabkan gangguan atau perubahan pada

    berbagai organ tubuh sehingga terjadi gejala-gejala secara umum.

    5.Secara Khusus

    Beberapa jenis bahan berbahaya dapat menyebabkan gangguan khusus pada

    bagian tubuh tertentu, seperti merusak saraf, merusak jaringan otak,

    menyebabkan kelainan darah (pembentukan dan pematangan sel-sel darah).

    E. Alat Pelindung DiriAlat pelindung diri adalah peralatan yang harus disediakan oleh

    instansi, pengusaha untuk setiap pekerjanya (karyawan). Alat pelindung diri

    merupakan peralatan yang harus digunakan oleh tenaga kerja apabila berada

    dalam lingkungan kerja yang berbahaya. Tujuan dari penggunaan alat

    pelindung diri adalah untuk melindungi tenaga kerja dan risiko cedera

    dengan menciptakan penghalang dari bahaya ditempat kerja, alat pelindung

    diri, tidak untuk menukar Good Engineering atau administrasi atau praktek

    kerja yang baik berdasarkan biosafety information / safety manuals / oasis

    home. ( Cahyono,2004).

    Pemilihan Alat Pelindung Diri Setiap tempat kerja mempunyai

    potensi bahaya yang berbeda-beda sesuai dengan jenis, bahan dan proses

    produksi yang dilakukan. Dengan demikian, sebelum melakukan pemilihan

    alat pelindung diri mana yang tepat digunakan, diperlukan adanya suatu

    investarisasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja masing-masing.

    Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri harus memperhatikan aspek-

    aspek sebagai berikut (Tarwaka, 2008) :

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    18/25

    1) Aspek Teknis, meliputi

    a)Pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya. Jenis dan bentuk alat

    pelindung diri harus disesuaikan dengan bagian tubuh yang dilindungi.

    b)Pemilihan berdasarkan mutu atau kualitas. Mutu alat pelindung diri akan

    menentukan tingkat keparahan dan suatu kecelakaan dan penyakit akibat

    kerja yang mungkin terjadi. Semakin rendah mutu alat pelindung diri,

    maka akan semakin tinggi tingkat keparahan atas kecelakaan atau

    penyakit akibat kerja yang terjadi. Adapun untuk menetukan mutu suatu

    alat pelindung diri dapat dilakukan melalui uji laboratorium untuk

    mengetahui pemenuhan terhadap standar.

    c)Penentuan jumlah alat pelindung diri. Jumlah yang diperlukan sangat

    tergantung dari jumlah tenaga kerja yang terpapar potensi bahaya di

    tempat kerja. Idealnya adalah setiap pekerja menggunakan alat pelindung

    diri sendiri-sendiri atau tidak dipakai secara bergantian.

    d)Teknik penyimpanan dan pemeliharaan. Penyimpanan investasi untuk

    penghematan dari pada pemberian alat pelindung diri.

    2) Aspek Psikologis

    Di samping aspek teknis, maka aspek psikologis yang menyangkut masalah

    kenyamanan dalam penggunaan alat pelindung diri juga sangat penting

    untuk diperhatikan. Timbulnya masalah baru bagi pemakai harus

    dihilangkan, seperti terjadinya gangguan terhadap kebebasan gerak pada

    saat memakai alat pelindung diri. Penggunaan alat pelindung diri tidak

    menimbulkan alergi atau gatal-gatal pada kulit, tenaga kerja tidak malu

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    19/25

    memakainya karena bentuknya tidak cukup menarik. Ketentuan pemilihan

    alat pelindung diri meliputi (Tarwaka, 2008) :

    1)Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang kuat

    terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh

    tenaga kerja.

    2)Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak

    menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.

    3)Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.

    4)Bentuknya harus cukup menarik.

    5)Alat pelindung tahan lama untuk pemakaian yang lama.

    6)Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya,

    yang dikarenakan bentuknya yang tidak tepat atau karena salah dalam

    penggunaanya.

    7)Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.

    8)Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris

    pemakaiannya.

    9)Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya

    Jenis APD menurut bagian tubuh yang dilindungi ( Atjo Wahyu, 2003).

    1. Alat Pelindung Kepala, berdasarkan fungsinya dibagi:

    a. Topi Pengaman (helmet), melindungi kepala dari kemungkinan benturan

    atau pukulan dan kejatuhan benda.

    b. Tudung atau topi, melindungi dari api, ketel uap dan korosif

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    20/25

    c. Tutup Kepala, menjaga kebersihan kepala atau rambut dan mencegah

    rambut terlilit bagian mesin yang berputar,

    2. ALat Pelindung Mulut dan Hidung

    APD ini biasa juga disebut masker yg berfungsi melindungi bagian

    dalam tubuh melalui pernafasan hidung dan mulut dari pengaruh oksigen

    yang hidung dan mulut dari pengaruh oksigen yang terkontaminasi dengan

    partikel debu dan gas yg dapat merusak atau setidaknya menggaggu

    pernafasan.

    3. Alat Pelindung Telinga

    APD telinga terdiri dari 2 jenis, yaitu ear plug yangg dapat

    menurunkan pajanan sebesar 6-30 dB, dan ear muff yang dapat menurunkan

    20 - 40 dB.

    4. ALat Pelindung Mata

    APD mata biasanya disebut kaca mata, fungsinya selain

    melindungi mata, juga melindungi muka atau wajah yg terdiri dari berbagai

    bentuk disesuaikan dengan sumber bahaya yg dihadapi seperti bahaya

    dengan sumber bahaya yang dihadapi , seperti bahaya lemparan benda-

    benda kecil dan lemparan benda-benda lainnya.

    5. Alat Pelindung Tangan

    APD ini disebut dengan sarung tangan atau kaos tangan.

    Fungsinya untuk melindungi tangan dari bahaya benda tajam, panas dan

    dingin, radiasi, arus listrik serta bahan kimia elektromagnetik listrik, serta

    bahan kimia elektromagnetik.

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    21/25

    6. Alat Pelindung Kaki dan jari Kaki

    APD yang umum digunakan adalah sepatu, namun harus

    disesuaikan dengan tempat atau lingkungan kerja sesuai dengan risiko yang

    terjadi.

    7. Alat Pelindung Tubuh

    APD tubuh yang dimaksud adalah pakaian kerja yang berfungsi

    untuk melindungi badan atau tubuh. Terkadang ada pekerjaan tertentu

    dalam waktu singkat harus memakai pelindung yang bertujuan agar tenaga

    kerja terpapar suatu sinar panas dapat diperkecil atau diperhalus.

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    22/25

    F. KERANGKA KONSEP

    Karakteristik tenaga

    kerja :

    - Pendidikan- Umur- Lama kerja- Masasa kerja

    Ketersediaan APD

    - Macam- Jumlah

    Peraturan dan

    pengawasan alat

    pelindung diri

    ALAT PELINDUNG DIRI Kecelakaan

    kerja

    Kesesuaian yang

    APD digunakan

    Cara pemakaian Waktu pemakaian

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    23/25

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis PenelitianPenelitian bersifat deskriftif, yaitu menggambarkan penerapan APD

    oleh karyawan PT. Adaro Indonesia kemudian dianalisis berdasarkan teori-

    teori dan peraturan yang berlaku.

    B. Desain PenelitianPenelitian dilakukan dengan metode observasional yaitu mengetahui

    penerapan alat pelindung diri di PT. Adaro Indonesia. Wawancara dilakukan

    dengan pihak managemen untuk menggali informasi tentang identitas

    perusahaan, jumlah karyawan, dan informasi lain yang berkaitan dengan APD.

    Wawancara lebih rinci dilakukan kepada beberapa karyawan yang mewakili

    tenaga kerja kontrak, harian dan borongan untuk mendapatkan informai

    tentang karakteristik responden, aktifitas kerja dan penggunaan APD dengan

    menggunakan form wawancara. Dilakukan pula observasi di lokasi penelitian

    yang meliputi

    C. Tempat Dan Waktu Penelitian1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di PT. Adaro Indonesia Tbk di bagian

    ( unit ..)

    2. Waktu PenelitianPenelitian ini dilakasanakan dari bulan Januari sampai Februari 2014.

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    24/25

    D. Populasi dan Sampel Penelitian1. Populasi karyawan

    Populasi karyawan berupa jumlah karyawan yang berada di unit yang

    dimaksud.

    2. SampelE. Variabel penelitian dan Definisi Operasional

    a. Karakteristik karyawan di PT. Adaro Indonesia Tbk yang meliputipendidikan, umur, lama kerja dan masa kerja

    b.

    Faktor resiko dan keselamatan kerja di PT. Adaro Indonesia Tbk yang

    meliputi faktor fisik, kimia, biologis dan mekanis

    c. Ketersediaan APD pada PT. Adaro Indonesia yang meliputi jumlah, jenisdan kondisi APD

    d. Peraturan dan pengawasan di PT. Adaro Indonesiae. Penggunaan APD pada karyawan meliputi kesesuaian jenis APD dengan

    risiko tempat kerja, cara pemakaian, waktu pemakaian

    F. Metode Pengumpulan DataMelihat kondisi di perusahaan apakah ada faktor-faktor fisik, kimia,

    biologis dan mekanis yang mempengaruhi kesehatan karyawan, kebersihan

    disekitar lokasi,baik didalam,maupun diluar ruangan dan menilai prilaku

    karyawan saat bekrja dilapangan dan kesesuaian alat pelindung diri yang

    digunakan

  • 5/22/2018 Rancangan Proposal

    25/25

    G. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian yang digunakan, yaitu :

    a. Panduan wawancara berupa kuiseonerb. Panduan observasic. Alat tulisd. Alat perekame. Kamera.

    H. Pengolahan Data dan AnalisisData yang diperoleh dilapangan di olah secara manual kemudian di

    analisis secara deskriftif dan di bandingkan dengna Undang- Undang RI

    NO.13 tahun 2013 tentang ketenaga kerjaan pada pasal 86.