Report Re-Alignment Culture

PT. Danareksa Investment Management

AND Learning & Coaching

Overview

Sehubungan dengan tindaklanjut dari pelatihan Strategic Leadership yang dilaksanakan

pada tanggal 29 – 30 Mei 2015, maka dilakukan evaluasi terhadap budaya organisasi

sebagai dasar untuk melakukan pengembangan organisasi yang strategis dan

penyusunan training need analysis (TNA) yang dipersiapkan untuk meningkatkan

kompetensi kepala divisi untuk memiliki kompetensi yang lebih advance.

Untuk melakukan kajian terhadap budaya organisasi dilakukan focus group discussion

untuk seluruh team manajemen, untuk menentukan behavior dan system yang perlu di

kembangkan, sehingga mendorong munculnya perubahan budaya yang lebih sesuai

dengan tantangan yang dihadapi oleh PT. Danareksa Investment Management.

Konsep evaluasi budaya organisasi menggunakan metode organization culture

assessment instrument (OCAI) dari Competing Values Framework by Kim S. Cameron &

Robert E. Quinn yang telah diadopsi kedalam budaya Indonesia untuk mendapatkan

gambaran empat budaya organisasi yaitu : Clan, Adhocracy, Hirarchy dan Market.

Berdasarkan hasil matrix budaya organisasi bisa diperoleh framework yang diharapkan

oleh PT. Danareksa Investment Management di masa depan.

Organizational Culture Framework

The Hierarchy Culture•Organisasi yang sangat formal dan terstruktur.• Semua diatur berdasarkan prosedur kerja.• Pemimpin berperan sebagai koordinator yang

baik dan efisien.

The Market Culture•Terfokus pada hasil.

•Kompetitif dan berorientasi pada sasaran.•Pemimpin dipandang sebagai orang yang

tegas dan penuh tuntutan.

The Adhocracy Culture•Tempat kerja yang dinamis dan kreatif.

• Pengambilan risiko dan inovasi.• Pemimpin merupakan inovator dan berani

mengambil risiko.

The Clan Culture• Tempat kerja yang sangat menyenangkan.• Pemimpin dipandang sebagai mentor dan

senior.•Dipersatukan dengan loyalitas dan

komitmen.

Stability and Control

Flexibility and Discretion

Exte

rnal Fo

cus a

nd

Diffe

ren

tiatio

n

Competing Values Framework by Kim S. Cameron & Robert E. Quinn

Improvement Corporate Culture PT. DIM

-10

-12

+9

+13

Improvement Corporate Culture PT. DIM

Berdasarkan analisa OCAI maka terdapat pergeseran kebutuhandari budaya clan dan budaya hirarcy yang di persepsikan saat inisebagai budaya yang ada menjadi budaya adhoracy dan budayamarket.

Budaya clan yang kental dengan relationship yang hangat antaranggota, disatu sisi akan mengembangkan iklim kerja yang salingsupport. Selain itu, budaya hirarcy yang lebih mengandalkansystem sebagai mesin pengerak organisasi.

Budaya baru yang akan dituju adalah budaya adhocracy yang lebihberadaptasi terhadap perubahan-perubahan internal dan eksternaldan berupaya untuk selalu berinovasi secara berkesinambungan.Budaya market lebih mendorong organisasi untuk selalu melihatpeluang pasar sebagai backbone organisasi.

Perubahan ini diharapkan akan lebih selaras dengan tantanganyang dihadapi oleh PT DIM.

Re Alignment Culture

Current :Hierarchy CultureClan Culture

Preffered :Market Culture

Adhocracy Culture

Aspek Organization Culture Analysis

Adhocracy CultureMarket Culture

Market Culture

1. Marketing Opportunity

2. Customer Focus

3. Proactivity

4. Competitive

5. Result

Oriented

Dalam Market Culture terdapat 5(lima) aspek yang membentukbudaya market yang menjadiharapan. Masing- masing aspektersebut, membentuk fondasi baikperilaku maupun sistem yang perludikembangkan.Pada halaman-halaman berikutakan diperoleh hasil FGD yangmerupakan analisa dari seluruhteam yang diharapkan menjadidasar perubahan-perubahan yangakan dilakukan.

1. Market Opportunity

Kompetensi Asuransi.

Agresif.

Inovatif.

Standar Kerja Internasional.

Mengikuti Perkembangan Teknologi.

Pengelolaan SDM Yang Siap Bersaing.

Kompensasi Yang Menarik.

Reward .

Behavior

System

Digital marketing.

Full electronik pelayanan nasabah.

Ambil Asuransi.

Kerjasama dengan foreign MI for sophisticated product in

country.

Penjualan produk di LN (grap Market LN).

Infrastructur Product.

Online product.

Investor retail high.

Potensi investor.

Cross border fund (MEA & globalisation).

Offshore investee.

Bermitra dengan onlineshop sebagai cross sell.

Mencari peluang agar dapat menjual produk ke luar negeri.

Pengelolaan dana haji.

Pengelolaan portofolio asuransi.

ETF.

EBA.

Kemudahan dalam bertransaksi.

Financial planning.

TKW.

Diaspora.

Produk terstruktur.

Produk tematik.

Penduduk usia produktif tinggi.

Yang sesuai dengan kebutuhan para investor untuk saat ini.

2. Customer Focus

Menguasai Perencanaan Keuangan.

Memberi Kemudahan Memperoleh

Informasi.

Dukungan Teknologi.

Access Ke Data Riset (Kepelanggan)

Behavior

System

Lebih dekat dengan client melalui bantuan untuk

memenuhi/memberikan solusi kepada investor.

Memberikan info terkait dengan kondisi pasar & peluang-

peluangnya.

Talk show investasi.

Iklan di MRT/ Subway.

Folder investment program(customized).

Mengadakan acara/seminar ke luar negeri.

Menemui investor secara rutin.

Membuat event gathering melibatkan publik figure & CEO.

Lebih mendekatkan dengan para customer berapapun jumlah

yang di investasikan oleh nasabah tersebut.

Tidak memilih-milih nasabah (hal ini dikhususkan untuk

nasabah retail).

Pelayanan nasabah secara elektronik.

Kemudahan akses informasi.

Insurance-linked fund.

Pengelolaan produk valas.

Advice perencanaan keuangan secara lengkap.

Advice lifestyle bagi HNW clients.

“UANGKU UANGKU”.

Apresiasi untuk customer jalankan “wow marketing”.

Relationship untuk client.

Health is investment.

Investment is healty.

Suprise-suprise untuk investor terkait pelayanan investor

bilang “wow”.

Form feed back investor.

Fully informative.

Full service/always avalible.

Full access.

3. Proactivity

Tekun, Teliti

Lebih Dekat Dengan Klien & Mengerti

Kebutuhan.

Selalu Mencari Target Pasar Baru.

Sifat Ingin Tahu Yang Tinggi.

Proaktif

Sistem CRM.

Behavior

System

Gathering informasi untuk benchmark & evaluasi.

Mempertahankan/maintain & meningkatkan performance

product.

Melakukan marketing intelligence, product apa yang populer

disetiap siklus ekonomi.

Program investor get investor.

Data mini investor yang lebih kuat, melihat intelligence.

Menyampaikan informasi real time.

Menyampaikan laporan semua SLA masing-masing divisi.

Otomatisasi proses yang masih manual.

Mempercepat ketersediaan sistem informasi untuk decision

support.

Product yang lebih flexibel & competitive.

Cara penawaran dengan asuransi.

Membuat produk offshore (jika regulasi memungkinkan).

Go branding dengan company diluar asset management

(competition).

Buka branch di KL & Brunai Darusallam.

Peningkatan relationship membantu kebutuhan “personal”

client level .

Sigap menggali kebutuhan costumer terkait investasi.

Mencari/identifikasi tren, kebutuhan, kesiapan pasar.

Netwoking.

Mengetahui kondisi pasar yang diinginkan oleh

nasabah/investor.

Mendalami peraturan-peraturan baru yang

berkaitan/berhubungan pada kondisi pasar saat ini.

4. Competitive

Persistent .

Dicipline.

Semangat / passion.

Proaktif.

Akuntabilitas.

Carrot & Stick.

Monitoring & Review.

Behavior

System

Agresif dalam menangkap peluang yang ada & menuangkannya

dalam rencana kerja.

Tidak memilih-milih nasabah, dalam hal ini untuk nasabah retail.

Mengikuti training/pelatihan untuk menghadapi adanya

persaingan yang semakin ketat.

Menguasai teknis produk & market.

Menjadi “sahabat” investor/client.

Jangan berkata “tidak”.

Positive thinking.

Meningkatkan komunikasi 2 (dua) arah atasan & bawahan.

Rutin benchmarking.

Monitoring performance.

Rajin baca Koran.

Saling update informasi dengan teman-teman sales.

Update informasi.

Inovasi product.

Meningkatkan pemahaman produk & kebutuhan customer.

Penyempurnaan sytem & service.

Know your competitor.

Immediate competitor.

Target.

Melakukan evaluasi.

Sikap kritis terhadap perubahan.

Cepat tanggap terhadap kesempatan & peluang yang ada.

Mengambil risk yang measurable/risk taker.

Mencari ide-ide investasi baru.

Meningkatkan kompetensi SDM.

Meningkatkan sistem informasi.

Layanan prima & menepati janji.

Kedekatan profesional investor.

Eksekusi yang akurat.

Aggresivitas team sales ditingkatkan.

Proactive.

5. Result Oriented

Discipline.

Time Management.

Komitmen.

Integrity.

Perfeksionis.

Team Work.

Integrated System.

Task Force.

Behavior

System

Daily Activity.

Gelar si turtle buat yang lambat.

Kerja keras, kuat mental.

Selalu selesaikan tugas /target/masalah.

Sederhanakan proses.

Meng-update posisi achievement saat ini.

Management by objective mengetahui prioritas, benefit/cost ratio.

Bekerja dengan semangat agar tercapainya hasil.

Jangan berhenti untuk belajar.

Lebih berusaha untuk menjadi yang terbaik.

Meningkatkan efesiensi kerja.

Menyusun kegiatan berdasarkan skala prioritas.

Evaluasi hasil kerja dan menutupi kelemahan yang ada, dalam

proses kerja serta menyusun strategi yang tepat untuk mencapai

target.

Kerja lebih cepat.

Hindari penundaan.

SOP yang jelas dipampang di board.

Efektivitas kerja.

Disiplin dengan target yang hendak dicapai.

Bekerja secara professional.

Disiplin pada monitoring untuk merubah prospect jadi sales.

Keberanian menyampaikan pendapat / ber-argument dengan

atasan.

Berani ambil risiko dengan terukur.

Otomatisasi /perbaikan sistem perndukung .

Meningkatkan daya saing yang tinggi.

Menurunkan kadar resiko ketakutan.

Sistem pengendalian terhadap semua aktifitas.

Adhocracy Culture

6. Visioner

7. Change Agent

8. Dynamic9. Creative

10. Risk Oriented

11. Innovation

Dalam Adhocracy Culture terdapat6 (enam) aspek yang membentukbudaya Adhocracy yangdiharapkan. Masing- masing aspektersebut membentuk fondasi, baikperilaku maupun sistem yang perludikembangkan.Pada halaman-halaman berikutakan diperoleh hasil FGD yangmerupakan analisa dari seluruhteam, yang diharapkan menjadidasar perubahan-perubahan yangakan dilakukan.

6. Visioner

Komunikasi.

Networking.

Adventur.

Passionate.

Jeli.

Otomatisasi.

Slim Organization.

Matrix Communication.

Comprehensive Study.

Behavior

System

Asset management yang world dass, menguasai market lokal &

South East Asia.

Mengurangi mentalitas BUMN.

Aktif join forum internasional.

Responsive dan waspada pada competitor.

Berorientasi pada teknologi.

Selalu harus di depan dibandingkan competitor.

Selalu inovasi dengan kreasi yang baru, yang berbeda dengan

sebelumnya.

Terlibat di dalam forum-forum industri pasar modal, baik dalam

negeri maupun internasional.

Mengikuti kegiatan-kegiatan berskala internasional dalam

industry.

Perbanyak baca-baca buku.

Menulis untuk koran.

Lebih banyak berinteraksi dengan kompetitor dan forum-forum

terkait bisnis perusahaan.

Aktif berinteraksi dengan rekan-rekan industri diluar perusahaan.

Berusaha menjadi problem solver dari setiap perubahan pasar

yang ada.

Internship pada MI di LN/Foreign MI.

Direksi /kadiv harus dikenal baik di industry.

Eksposal perusahaan sebagai handling manager global.

Bergaul dengan perusahaan / investor.

Mendapatkan informasi terkini dengan banyak membaca.

Networking dengan high profile.

Banyak baca buku.

Tidak menentang perubahan ketika menyampaikan ide-ide.

Mempunyai perencanaan master plan & blue print.

DIM sebagai pionir dalam produk Reksa Dana, sehingga punya

peluang untuk melahirkan produk yang lebih focus pada

kebutuhan infrastructure.

7. Change Agent

Memberikan Contoh :

Credible.

Tegas.

Berani ambil resiko/tanggung jawab.

Komunikasi & Keterbukaan :

Open minded.

Good listening/skill.

Tegas.

Coaching :

Credible.

Well structured.

Objective.

Memberikan Contoh :

Competency Model.

Performance.

Appraisal.

Komunikasi & Keterbukaan :

Alur komunikasi yang dipahami bersangkutan

(menerapkan model komunikasi).

Coaching :

Jadwal yang terstruktur.

Alur komunikasi yang jelas.

Menerapkan cara pengukuran keberhasilan.

Behavior

System

Profesional, mengajak bawahan untuk lebih profesional dalam

bekerja.

Menjaga kredibilitas dan bisa menjadi contoh.

Tidak terlalu birokrasi /menjaga jarak.

Memberi contoh kepada bawahan.

Cepat beradaptasi.

Memperkaya referensi agar lebih kreatif.

Menerima segala tantangan dalam pekerjaan meski diluar

kemampuan.

Komunikasi, disiplin, bekerja dengan efektif & efesien.

Mengkomunikasikan perubahan.

Memberi contoh dengan lebih dulu melakukan.

Meningkatkan coaching kepada Ka.Div dan Ka. Unit.

Meningkatkan komunikasi/ alignment dengan seluruh team

marketing.

Keterbukaan informasi.

Memberikan coaching untuk mencapai target.

Merubah paradigma berpikiran bawahan.

Memberikan contoh sebagai panutan yang harus diikuti.

Memonitor dengan membimbing bawahan/rekan kerja.

Menjadi Fasilitator.

Lebih terbuka.

Tidak emosional.

Lebih memahami dan mengerti lingkungan disekitar.

Menjelaskan kepada bawahan rencana dan strategi divisi dan

bagaimana cara mewujudkannya.

Memberi contoh perubahan.

Komunikasi horizontal dan vertikal ditingkatkan.

Memberi contoh terlebih dahulu tentang perubahan.

Memberikan compliment / reward kepada tim yang bersedia

berubah.

8. Dynamic Komunikasi yang tidak terlalu birokrasi.

Mencari anggota divisi yang sudah punya data base client.

Proaktif.

Berani ambil keputusan.

Mempercepat ritme kerja tim dan meninggalkan pola kerja yang

Memutar role kerja temporary.

Mendengarkan keluhan bawahan.

Memilih karyawan yang bersemangat.

Memberikan kepercayaan kepada bawahan didalam menangani

strategis secara bertahap dan berkesinambungan.

Kurangi birokrasi.

Right man in the right place.

Memfasilitasi jalur komunikasi yang berjenjang.

Rekrut yang sesuai dengan karakter pekerjaan.

Proaktif memberi masukan dan usulan perbaikan.

Inovasi.

Kepala divisi lebih proaktif mencari peluang/mencari solusi

Management forum (diskusi bebas seluruh Ka. Divisi dan direksi).

Rekrutment yang lebih cepat dan fleksibel.

Dinamika mengantisipasi perubahan pasar, misal product yang

Dinamika komunikasi atasan bawahan ( no border).

Matrix communication between division / directorate.

Lebih memahami tugas/ job desc dari masing-masing.

Komunikasi lebih ditingkatkan.

Setiap marketing mengerti tentang market movement.

Dapat berdiskusi lebih terarah dengan FM (Fund Manager).

Matrix/ Alur Communication :• Sifat keterbukaan.

Mendengarkan.

Menerima pendapat orang lain.

Pemahaman Atas SOP / Job Desk :

Berusaha menaati/mematuhi.

Menerima dan menjalankan tanggung jawab.

Delegasi Wewenang Yang Jelas :

Melakukan mentoring.

Matrix / Alur Coordination :

Pedoman.

SOP.

Pemahaman Atas SOP / Job Desk :

Tersedia SOP / Job Desk yang jelas.

Arahan dari management/ atasan.

Delegasi Wewenang Yang Jelas :

Menetapkan batasan suatu pekerjaan.

Behavior

System

9. Creative Berani dalam mengambil keputusan.

Berani approach client secara mandiri. Lebih bebas menyampaikan pendapat.

Lebih sering acara fun bareng.

Kreativitas dalam menciptakan pengerjaan sistem yang baru.

Berani mengungkapkan pendapat secara personal. Inisiatif untuk melihat kesempatan pengembangan bisnis.

Berani melakukan sesuatu diluar kebiasaan.

Ajang ” Innovation Awards” (penghargaan atas tiap kreativitas).

Berani menyampaikan ide-ide baru.

Berani ambil keputusan.

Berani mencoba.

Memberikan reward yang menantang.

Mendorong pegawai untuk menentukan cara menyelesaikan

masalah.

Berpikir Out Of The Box.

Berani mengemukakan pendapat dengan atasan dalam hal ini

direksi.

Tidak perlu takut untuk menghadapi para direksi.

Creative opinion

Creative communication with direction.

Kreativitas dalam menyampaikan ide-ide baru, misal menyikapi

kondisi pasar.

Kreatif dalam menyampaikan ide dan bisa di terima dengan baik.

Menembus batasan-batasan kaku menjadi lebih fleksibel.

Berani bermain dengan ide.

Selalu berusaha menyelesaikan masalah dan cara-cara baru dalam

memberikan solusi.

Memberikan kesempatan kepada semua personil di divisi untuk

mengajukan ide dan inovasi di dalam mencapai target kerja.

Kesempatan Dan Kebebasan Berpendapat :

Berani memberikan pendapat.

Creative Problem Solving :

Curious.

Open minded.Creativity Reward / Award :

Creative menyampaikan ide-ide yang baru.

Behavior

System

Kesempatan Dan Kebebasan Berpendapat :

Komunikasi yang lancar antara atasan dan

bawahan / sesama kolega pada organisasi

yang tepat.

Creative Problem Solving :

Komunikasi yang smooth.

Informasi dapat bergulir dengan lancer.

Creativity Reward / Award :

Ide-ide creatif yang digunakan diberi point

lebih positif.

10. Risk Oriented Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, oleh karena

itu diharapkan tidak takut untuk menghadapinya.

Resiko yang terukur dan konsep exit strategi yang disepakati.

Keberanian mengambil risiko tetapi terukur.

Keputusan yang di ambil berimplikasi dan dalam batas risiko yang

dapat diterima serta bertanggung jawab terhadap resiko tersebut.

Resiko di marahin atasan.

Resiko mempertanggung jawabkan keputusanya.

Bisa mengidentifikasi benefit risk untuk perubahan.

Berani mengambil resiko yang terukur (calculated risk).

Mengambil keputusan dengan cepat dengan resiko seminimal

mungkin.

Eksekusi langsung dengan keyakinan.

Memerlukan keberanian mengambil resiko dalam penetrasi pasar.

Berani ambil risiko meningkatkan performa produk dengan

pemanfaatan aturan pengelolaan.

Lebih berani hire orang-orang berkualitas walau dengan

remunerasi lebih tinggi.

Merekrut tim yang capable.

Mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

Berani investasi dalam biaya pengembangan.

Menerima resiko dan melakukan mitigasi resiko.

Berani untuk mengambil keputusan terutama dalam solving

problem related costumer/client.

Menetapkan resiko yang terukur seperti peraturan yang berlaku.

Mendorong pegawai untuk menerima delegasi pekerjaan yang

lebih banyak.

Bisa menimbang risiko dan return lebih sistematis .

Risiko itu bukan berarti tidak boleh di ambil.

Berani Mengambil Resiko Yang Terukur :

Risk Taker.

Kompeten.

Berani Merekrut SDM Yang Unggul :

Open mindedBerani Melakukan Eksekusi Setelah Keputusan Di Ambil :

Risk Taker

Berani Mengambil Resiko Yang Terukur :

Risk managemet yang kuat.

Berani Merekrut SDM Yang Unggul :

Proses recruitment .

Sistem remunerasii yang baik (best market).

Berani Melakukan Eksekusi Setelah Keputusan Di ambil :

Risk managemet yang kuat.

Behavior

System

11. Innovation Memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendukung

proses kerja yang efektif dan efesien terutama untuk pekerjaan

yang bersifat rutin.

Mendorong pegawai untuk melakukan riset & observasi.

Menyiapkan kompetensi pegawai.

Penghematan biaya kertas / printer.

Bekerja lebih efektif dan efisien.

Inovasi transformasi total birokrasi internal.

Inovasi teknologi dalam semua lini divisi.

Perbaikan cara pengelolaan portofolio.

Perbaikan cara memaintanance client.

Menciptakan metode / cara pendekatan client / mendapatkan

client baru dalam ranah yang berbeda.

Perkuat brand syariah.

Masuk ke Bank Syariah.

Memberikan layanan informasi dan transaksi yang cepat, akurasi

dan aman.

Sistem disempurnakan agar dapat membantu proses pekerjaan

lebih efisien dan cepat.

Training inovasi secara berkala dan berjenjang.

Menggunakan teknologi.

Menyederhankan proses.

Product yang ada dikembangkan.

Methode/proses investasi di explore lebih dalam melalui inovasi

metode untuk memperoleh hasil yang optimal.

Berani mengemukakan saran-saran untuk perubahan system.

Memanfaatkan dengan adanya kemajuan teknologi saat ini.

Produk dibuat mudah untuk ditransaksikan melalui smartphone

chanel distribusi yang luas.

Bersikap terbuka dan tidak “judge” atas ide-ide awal, atau tidak

langsung marah ketika inovasi tidak deliver.

Penggunaan Teknologi Untuk Mempermudah :

Paham teknologi.

Mau belajar / menerima perubahan teknologi.

Penyederhanaan Proses :

Open minded.

Memperbaiki Metode Cara Pendekatan Client :

Agresif.

Focus.

Kuat mental.

Networking.

Penggunaan Teknologi Untuk Mempermudah :

Tim IT yang kuat.

System user friendly.Penyederhanaan Proses :

Approval proses lebih cepat.

Set up limit.

Memperbaiki Metode Cara Pendekatan Client :

Punishment and reward.

Budget yang memadai.

Behavior

System

No Behavior Hasil

1 Open Minded 6

2 Menerima Perubahan Teknologi 3

3 Networking 3

4 Agresif 2

5 Credible 2

6 Discipline 2

7 Risk Taker 2

8 Tegas 2

9 Sifat Ingin Tahu Yang Tinggi 2

10 Good Listening/Skill 2

11 Akuntabilitas 2

12 Creative 2

13 Persistent 2

14 Tekun dan Teliti 2

HASIL FGD ASPEK BEHAVIOR

Berdasarkan hasil FGD pada aspek behavior maka diperolehhasil bahwa ada 14 (empat belas) aspek yang secara khususperlu di kembangkan dan ditingkatkan, baik secara formaldengan menetapkan behavior dalam bentuk code of conductatau dengan cara informal yaitu dengan menetapkan beberapabehavior sebagai pola perilaku yang baru.Perilaku Open Minded muncul sebagai prioritas pertama yangharus segera di laksanakan, misalnya dengan melibatkankepala divisi dalam pertemuan yang lebih strategis untukmendiskusikan peluang-peluang yang lebih progresif.

DEFINISI ASPEK BEHAVIORNo Behavior Definisi

1 Open MindedMemahami dan mempelajari secara terbuka sesuatu hal tanpa dibatasi oleh aturan, norma maupunkebiasaan dan dapat menerima pemikiran orang lain tanpa adanya prasangka.

2 NetworkingMemperluas kesempatan untuk bertukar pikiran dengan orang lain dalam rangka menambah wawasanpengetahuan, relasi maupun aktualisasi diri.

3 Agresif (semangat)Dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk dengan cepat mengarahkan energinya dalamrangka mencapai tujuan atau target (goal) yang telah ditetapkan.

4 CredibleMampu untuk menyelesaikan setiap tugas dan tantangan secara cepat, tepat dan tuntas, baikterhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab diri sendiri maupun ketika membantu orang lain.

5 DisciplineSikap menghormati, patuh dan taat terhadap nilai-nilai yang dipercaya yang diwujudkan dalamtindakan yang konsisten dan bertanggungjawab.

6 Risk TakerSikap berani menghadapi risiko yang mungkin terjadi dalam proses mencapai tujuan (goal) atau targetkerja dengan mempertimbangkan /memperhitungkan dampak secara tepat.

7 TegasKemampuan untuk menyampaikan dan mengarahkan informasi kepada orang lain, secara tepatdengan tidak membuat orang lain merasa tersinggung (menghargai perasaan orang lain).

8Sifat Ingin Tahu YangTinggi

Berupaya mencari informasi ataupun melakukan klarifikasi terhadap data-data yang diperoleh, untukmenjawab pertanyaan dan memenuhi hasrat diri dalam melakukan pengembangan ataupunperbaikan terhadap sesuatu hal, maupun didalam penyelesaian suatu masalah.

9 Good Listening/SkillSikap diri yang bersedia untuk mendengarkan keluhan/pendapat/informasi dari orang lain denganmemberikan respon positif.

10 AkuntabilitasMampu mempertanggungjawabkan hasil kerja, laporan, program atau situasi yang dialami secaraefektif dan efisien.

11 CreativeMelakukan cara-cara yang lain/berbeda dari pada umumnya/cara yang baru, didalam menghadapisuatu situasi/kondisi atau ketika menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul.

12 PersistentKeseriusan dalam berupaya/berusaha, yang dilakukan secara terus menerus meskipun menghadapikegagalan untuk mencapai tujuan (goal) atau target kerja.

13 Tekun, TelitiSikap kerja yang secara teratur memperhatikan detail dan akurasi yang tinggi untuk mendapatkankualitas hasil yang dapat diandalkan.

Berdasarkan hasil FGD berkaitan dengansystem, maka diperoleh hasil prioritasimprovement yang diperlukan dibeberapa area, yaitu :

System ValuePengelolaan SDM 8

Monitoring & rev iew 8

Communicat ion Issues 7

Technology Support 6

Compensat ion 5

Risk Management 2

HASIL FGD ASPEK SISTEM

Berdasarkan hasil evaluasi terhadapsystem apa yang perlu menjadi prioritasuntuk dilakukan improvement, yaituaspek :1. Pengelolaan SDM2. Monitoring dan ReviewKedua hal tersebut perlu dikaji lebihmendalam sehingga managementmemiliki informasi yang akurat berkaitandengan perubahan system yang akandilakukan.

Re-Aligment Plan

Berdasarkan hasil Analisa Behavior maka dilakukan rencana tindak lanjut berupa :

1. Menyusun Code of Conduct berdasarkan 14 perilaku yang diharapkan bisa bersinergi

dengan sasaran jangka panjang perusahaan.

2. Mengimplementasikan budaya kerja baru sesuai dengan hasil evaluasi perilaku dengan

membuat program perubahan budaya kerja PT. DIM.

3. Mempersiapkan pelatihan workshop yang lebih berfokus pada pengembangan diri dan

managerial skill yang akan mendukung perubahan budaya kerja baru kearah Adhocracy

Culture dan Market Culture. Pelatihan-pelatihan yang disarankan berdasarkan analisa yang

diperoleh adalah :

1. Change Management in Competitive Business

2. Strategic Execution

3. Problem Solving & Decision Making

4. Advanced Communication Skills Workshop

Gambaran Syllabus Advance Training

Training Objective Duration

Change Management in

Competitive Business

• Peserta mampu dengan efektif mengelola perubahan baik internal maupuneskternal.

• Mengetahui sistematika pengelolaan perubahan dengan mengendalikanfactor-factor yang penting.

• Peserta mampu mempersiapkan mental untuk menghadapi perubahandengan beberapa perubahan persepsi terhadap perubahan itu sendiri.

2 hari

Strategic Execution

• Pelaksanaan menjadi hal utama dari suatu proses setelah perencanaan,sehingga bagaimana mensiasati suatu proses eksekusi menjadi sangatpenting.

• Mengevaluasi kinerja pelaksanaan dengan sistematis dan konsisten untukpencapaian hasil yang optimal.

• Memahami tools untuk mensukseskan eksekusi dengan baik.

2 hari

Problem Solving & Decision Making

• Mengembangkan pola berpikir yang berorientasi pada penyelesaianmasalah.

• Membangun sikap yang terbuka, kritis dan kreatif terhadap berbagaimasalah dalam pekerjaan.

• Memahai berbagai tools untuk menyelesaikan masalah.

2 hari

Advanced Communication Skills Workshop

• Membangun komunikasi yang saling terbuka dan saling percaya.• Mengukur komunikasi sebagai alat untuk mencapai tujuan dan mampu

melakukan perbaikan komunikasi yang dibutuhkan untuk menghasilkanproduktivitas yang optimal.

2 hari

Gd City Square C-22 Jl Abdulrahman Saleh BandungTel : 022 6125446 / 447 Email : and.learningcoach@gmail.com

www.and-lc.com