revisi eveprog
DESCRIPTION
eveprogTRANSCRIPT
-
5/19/2018 revisi eveprog
1/31
1
Bab I
Pendahuluan
1.1Latar Belakang
Menurut World Health Organization ( WHO ) , Kekurangan Vitamin A ( KVA )
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi 19 juta wanita hamil dan
190 juta anak bawah lima tahun ( Balita ) terutama dinegara-negara berkembang dengan
prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika.1
Kebutuhan vitamin A untuk bayi dan anak balita lebih tinggi untuk pertumbuhan
dan melawan segala jenis infeksi. Bayi secara umumnya lahir dengan cadangan vitamin A
yang rendah dan sangat bergantung terhadap sumber dari luar terutama air susu ibu
( ASI ) untuk memenuhi kebutuhan vitamin A . Di negara negara berkembang ,
kebanyakan bayi yang menyusui tidak mendapatkan vitamin A yang adekuat dari ASI
karena status nutrisi ibu yang kurang baik . Oleh karena itu , WHO telah menetapkan
suatu program suplementasi vitamin A buat bayi, balita dan ibu nifas di negara-negara
yang masih mengalami masalah KVA. 1
Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan
Makanan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006 diperoleh gambaran prevalensi
xeropthalmia 0.13% dan Indeks Serum Retinol pada balita kurang dari 20 g/dl adalah
sebesar 14.6%. Keadaan ini sudah jauh membaik jika dibandingkan dengan kondisi tahun
1992 bahwa ada 50% balita dengan serum retinol < 20g/dl . Namun demikian apabila
diperhitungkan dengan jumlah balita yang ada saat ini , diperkirakan masih ada 26.000
balita menderita xeropthalmia dan sekitar 2.920000 balita mempunyai serum retinol
-
5/19/2018 revisi eveprog
2/31
2
dampak akibat kekurangan vitamin A , pemerintah menganjurkan suplementasi vitamin A
kepada bayi , balita dan ibu nifas . 3,4,5,6
Saat ini masih belum diketahui hasil pencapaian program distribusi kapsul vitamin
A bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok , Kabupaten Karawang periode Januari
2014 sampai dengan Agustus 2014 , maka dilakukan evaluasi program dengan metode
membandingkan cakupan terhadap tolok ukur melalui pendekatan sistem .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , maka dapat dirumuskan masalahnya
adalah :
1.2.1
Menurut WHO , 19 juta wanita hamil dan 190 juta anak Balita mengalami
Kekurangan Vitamin A terutama di negara-negara berkembang dengan prevalensi
tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika.
1.2.2 Di negara-negara berkembang , bayi yang menyusui tidak mendapatkan vitamin
A yang adekuat dari ASI karena status nutrisi ibu yang kurang baik.
1.2.3 Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi
dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2006 diperoleh gambaran
prevalensi xeropthalmia 0.13% dan Indeks Serum Retinol pada balita kurang dari
20 g/dl adalah sebesar 14.6%.
1.2.4 Menurut Riskesdas 2007 , cakupan suplementasi vitamin A telah mencapai 71.5%
, namun kesenjangan antar propinsi variasinya masih cukup tinggi , yang terendah
51.0% dan yang tertinggi 84.7% .
1.2.5 Di Kabupaten Karawang tahun 2011, didapatkan 9 kematian bayi dan di
Puskesmas Rengasdengkok sendiri mencatat 1 kematian bayi pada tahun 2013
dan penyebab kematian adalah infeksi.
1.2.6 Belum diketahuinya tingkat keberhasilan program distribusi kapsul Vitamin A
bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok , Kabupaten Karawang periode
Januari sampai Agustus 2014.
-
5/19/2018 revisi eveprog
3/31
3
1.3Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian Program Distribusi
Vitamin A bagi ibu nifas supaya dapat menyelesaikan masalah yang terdapat dalam
unsur-unsur sistem agar dapat meningkatkan mutu dan jangkauan di Puskesmas
Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang Barat periode Januari 2014
sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1Diketahuinya perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A di Puskesmas
Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2.2Diketahuinya mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A di Puskesmas
Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2.3
Diketahuinya pendistribusian kapsul vitamin A di Puskesmas Rengasdengklok
periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
1.3.2.4Diketahuinya cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas di
Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan Agustus
2014.
1.3.2.5
Diketahuinya cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di
Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan Agustus
2014.
1.3.2.6Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan suplementasi vitamin A bagi ibu
nifas di Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014 sampai dengan
Agustus 2014.
1.4Manfaat Evaluasi
1.4.1 Bagi Evaluator
1.4.1.1Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah dan
membandingkan dengan keadaan sebenarnya di lingkungan masyarakat.
1.4.1.2
Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program distribusi
kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas di wilayah kerjanya.
1.4.1.3Mengembangkan kemampuan minat dan bakat dalam mengevaluasi program
Puskesmas dan berpikir secara ilmiah.
-
5/19/2018 revisi eveprog
4/31
4
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
1.4.2.1Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2
Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
1.4.3 Bagi Puskesmas
1.4.3.1
Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas dan
pemecahan masalahnya.
1.4.3.2Memperoleh masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat khususnya pada program distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas.
1.4.4 Bagi Masyarakat
1.4.4.1
Mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari Puskesmas.
1.4.4.2Memperoleh pelayanan dan pembinaan mengenai program distribusi kapsul
vitamin A bagi ibu nifas sehingga meningkatkan peran serta masyarakat dan
ikut melaksanakan program distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas.
1.5Sasaran
Seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok periode
Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
-
5/19/2018 revisi eveprog
5/31
5
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan bulanan mengenai
distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok, periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014, mengenai :
1.
Perencanaan kebutuhan kapsul vitamin A
2. Mekanisme penyimpanan kapsul vitamin A
3. Pendistribusian kapsul vitamin A
4.
Sosialisasi suplementasi vitamin A
5. Suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas
6.
Sistem pencatatan dan pelaporan
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan cakupan program distribusi
kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok periode Januari 2014
sampai Agustus 2014 terhadap tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan
pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, analisis data dan interpretasi data
dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada
dari pelaksanaan program distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas
Rengasdengklok kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah
tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
-
5/19/2018 revisi eveprog
6/31
6
Bab III
Kerangka Teoritis dan Tolok Ukur
3.1. Kerangka Teori
Kegiatan ini dilakukan dengan metode pendekatan sistem. Pendekatan sistem adalah
prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada waktu menyelenggarakan
pekerjaan administrasi. Yang dimaksud sistem ialah kumpulan elemen atau komponen
yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain serta memiliki tujuan yang
jelas, terdiri dari input, process, output, dan feedback.
Bagan 1: Skematik pendekatan sistem yang saling berhubungan menurut Ryan
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan
dalam enam unsur, yakni:
1. Masukan ( input)
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
(tools) dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.Terdiri dari
sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya: Man
(staf),Money(dana operasional),Material (logistic, obat, vaksin, alat medis),Method
(ketrampilan/cara, prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).
2. Proses (process)
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai
dari perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
-
5/19/2018 revisi eveprog
7/31
7
3. Keluaran (output)
Keluaran ( output ) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feed back)
Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.Merupakan
hasil dari keluaran yang digunakan sebagai bahan untuk perbaikan pada satu siklus
mendatang.
5.
Lingkungan (environment)
Lingkungan (environment) adalah sesuatu yang berada di luar sistem dan tidak
dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
6. Dampak (impact)
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
3.2 Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan terdiri atas variabel - variabel : Masukan, Proses, Keluaran,
Lingkungan, Umpan balik dan Dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target
yang harus dicapai dalam Program Distribusi Kapsul Vitamin A bagi ibu nifas. Data
lebih lengkap lihat di Lampiran I.
-
5/19/2018 revisi eveprog
8/31
8
Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini berupa data sekunder yang berasal dari Laporan
Bulanan distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok
periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014.
Data pendukung yang digunakan adalah :
1. Laporan Bulanan Program Gizi Puskesmas Rengasdengklok tahun 2014.
2.
Laporan Bulanan Pelayanan Nifas Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Puskesmas Rengasdengklok tahun 2014.
3.
Profil Puskesmas Rengasdengklok tahun 2013.
4.2. Data Umum
4.2.1 Data Geografi (Lampiran II)
4.2.1.1.Puskesmas Rengasdengklok merupakan puskesmas induk yang berada di
wilayah kecamatan Rengasdengklok, mulai Januari 2009 dipecah menjadi
dua yaitu Puskesmas Rengasdengklok dan Puskesmas Kalang Sari.
4.2.1.2.
Batas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok adalah berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Medang Asem
Kecamatan Jayakerta.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Puskesmas Kalangsari Kecamatan
Rengasdengklok.
Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Citarum Kabupaten Bekasi.
Sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Kutawaluya Kecamatan
Kutawaluya
4.2.1.3.Wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok meliputi 6 (enam) desa dengan
luas wilayah 1,575 Ha terdiri dari tanah darat dengan luas 315 ha dan tanah
sawah dengan luas 1,260 ha,dimana 6 (enam) desa tersebut, sebagai berikut:
a. Desa Dewisari dengan jarak 3 km dari puskesmas, dapat dicapai semua
jenis kendaraan .
b.
Desa Kertasari dengan jarak 2 km dari puskesmas, dapat dicapai semua
jenis kendaraan .
-
5/19/2018 revisi eveprog
9/31
9
c.
Desa Rengasdengklok Utara dengan jarak 1 km dari puskesmas, dapat
dicapai semua jenis kendaraan.
d. Desa Rengasdengklok Selatan dengan jarak 150 m dimana lokasi
puskesmas berada di wilayah desa Rengasdengklok Selatan, dapat
dicapai semua jenis kendaraan.
e. Desa Amansari dengan jarak 4 km dari puskesmas, dapat dicapai semua
jenis kendaraan .
f. Desa Dukuh Karya dengan jarak 4 km dari puskesmas, dapat dicapai
semua jenis kendaraan .
4.2.2 Data Demografi (Lampiran III Tabel 1, 2, 3)
4.2.2.1. Berdasarkan data proyeksi tahun 2013 Puskesmas Rengasdengklok memiliki
77,489 penduduk terdiri dari laki-laki 39,944 dan perempuan 37,545, jumlah
KK 21,342 dengan jumlah bayi (0-11 bulan) 2,092, anak balita (12-59 bulan)
5,148, ibu hamil 2,279 dan neonatus 2,198 dengan jumlah rumah sebanyak
26,533 rumah.
4.2.2.2. Penduduk miskin 33,24% dari jumlah penduduk wilayah Puskesmas
Rengasdengklok yaitu sebanyak 25,757. KK miskin 6,439 dengan jumlah
bayi (0-12 bulan) 695, anak balita (12-59 bulan) 1,711, ibu hamil 758, ibu
menyusui 718, ibu melahirkan 731, neonatus 731, pasangan usia subur (PUS)
5,544 dan wanita usia subur (WUS) 6,868.
4.2.2.3. Tingkat pendidikan terbanyak penduduk wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok adalah Sekolah Menengah Pertama (46,79%).
4.2.2.4. Mata pencarian terbanyak penduduk wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok adalah pedagang (72,43%).
4.2.2.5. Agama Islam dianuti mayoritas penduduk wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok (96,30%).
.
-
5/19/2018 revisi eveprog
10/31
10
4.2.3 Jenis Sarana Kesehatan (Lampiran III, Tabel 4)
Jenis sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok,
antara lain : 1 Puskesmas, 1 RS Swasta, 2 Klinik 24 Jam, 10 orang praktek dokter
umum, 2 orang praktek drg, 14 orang praktek bidan, 2 BP Sore, 10 Apotik, 7
Posbindu dan 57 Posyandu.
4.3 Data Khusus
No Variabel Keterangan
I 4.3.1 Masukan
A. Tenaga (Man)
Dokter umum
Bidan Puskesmas
Bidan desa
Perawat
Petugas laboratorium
Petugas gizi
Asisten apoteker
Kader
3 orang
12 orang
10 orang
16 orang
1 orang
1 orang
2 orang
5 orang/ posyandu (285 orang)
B. Dana (Money)
BOK Tersedia
C. Sarana (Material)
I ) Medis
Stetoskop
Tensimeter
Stadiometer
Termometer
Kapsul Vitamin A
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Ada
-
5/19/2018 revisi eveprog
11/31
11
II ) Non-Medis
Ruang pendaftaran
Ruang pemeriksaan
Ruang tunggu
Ruang obat
Lemari obat
Buku panduan
manajemen
suplementasi vitamin A
Kartu status, buku, alat
tulis
Tempat tidur
Alat penyuluhan
( Leaflet dan Poster )
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
D. Metode (Method)
1. Perencanaan kebutuhan
kapsul vitamin A
2. Penyimpanan kapsul
vitamin A
Kebutuhan kapsul vitamin A dihitung secara
saksama karena akan mempengaruhi proses
pengadaan .Sasaran kegiatan suplementasi
vitamin A adalah ibu nifas yang jumlahnya harus
diketahui secara tepat .
Penyimpanan kapsul vitamin A sebaiknya
menghindari tempat yang panas dan sinar
matahari langsung karena dapat merusak
kandungan vitamin A di dalam kapsul.
Kapsul vitamin A disimpan di gudang farmasi
dengan prosedur yang telah ditetapkan . Cara
penyimpanan kapsul vitamin A yang benar
adalah :
a. Jauhkan dari sinar matahari langsung
b.
Simpan di tempat sejuk , kering dan tidak
lembab
-
5/19/2018 revisi eveprog
12/31
12
3.
Distribusi kapsul vitamin A
4. Sosialisasi suplementasi
vitamin A
5. Pemberian kapsul vitamin A
c. Vitamin A tidak perlu disimpan dalam
lemari es / freezer
d. Tutup rapat botol kemasan . Vitamin A
dalam botol kemasan yang belum dibuka
dapat bertahan selama 2 tahun . Bila
kemasan sudah dibuka , kapsul di
dalamnya harus digunakan paling tidak
dalam jangka waktu 1 tahun .
Permintaan dan pengeluaran vitamin A dari
gudang farmasi sesuai dengan prosedur
pengeluaran / permintaan obat lainnya .
Kegiatan pembagian kapsul vitamin A dari
puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepat
jumlah dan dosisnya .
Penyebarluasan informasi khususnya tentang
vitamin A dan program suplementasi vitamin A
dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan
pemberian kapsul vitamin A yang melibatkan
unsur masyarakat termasuk ibu nifas .
Kapsul Vitamin A merah ( 200.000 SI ) diberikan
pada masa nifas sebanyak 2 kali yaitu :
1 ( satu ) kapsul vitamin A diminum
segera setelah saat persalinan
1 ( satu ) kapsul vitamin A kedua
diminum 24 jam sesudah pemberian
kapsul pertama .
Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak
mendapat vitamin A , maka kapsul vitamin A
dapat diberikan :
Pada kunjungan ibu nifas atau
-
5/19/2018 revisi eveprog
13/31
13
6. Pencatatan dan pelaporan
Pada KN 1 ( 6-48 jam ) atau saat
pemberian imunisasi hepatitis B ( HB0 )
Pada KN 2 ( bayi berumur 3-7 hari ) atau
Pada KN 3 ( bayi berumur 8-28 hari )Sebelum dilakukan pemberian kapsul ,
ditanyakan pada ibu apakah setelah melahirkan
sudah menerima kapsul vitamin A , jika belum :
Kapsul vitamin A merah diberikan segera
setelah melahirkan dengan cara meminum
langsung 1 ( satu ) kapsul
Kemudian minum 1 ( satu ) kapsul lagi 24
jam setelah pemberian kapsul pertama
Ibu nifas yang menerima kapsul vitamin A dicatat
pada buku KIA dan dicatat kembali dalam buku
kohort ibu termasuk pemberian kapsul vitamin A
yang dilakukan pada pelayanan praktek swasta.
Hasil rekapitulasi tingkat puskesmas dilaporkan
ke kabupaten / kota oleh pengelola program gizi
setelah berkoordinasi dengan pengelola program
KIA .
Dilaporkan ke Dinas Kesehatan pada tiap bulan
dalam bentuk laporan bulanan.
-
5/19/2018 revisi eveprog
14/31
14
No. Variabel Keterangan
II 4.3.2 Proses
A.Perencanaan (Planning)
1. Perencanaan kebutuhan
kapsul vitamin A
2. Penyimpanan kapsul
vitamin A
3.
Distribusi kapsul vitamin
A
4.
Sosialisasi suplementasi
Akan dihitung kebutuhan kapsul vitamin A secara
saksama setiap 1 tahun sekali dengan
menggunakan data jumlah sasaran riil .Sasaran
kegiatan suplementasi vitamin A adalah ibu nifas
yang jumlahnya harus diketahui secara tepat
Akan dilakukan penyimpanan kapsul vitamin A
yang sebaiknya menghindari tempat yang panas
dan sinar matahari langsung karena dapat merusak
kandungan vitamin A di dalam kapsul.
Akan disimpan kapsul vitamin A di gudang
farmasi Puskesmas Rengasdenglok dengan
prosedur yang telah ditetapkan :
a. Jauhkan dari sinar matahari langsung
b.
Simpan di tempat sejuk , kering dan tidak
lembab
c. Vitamin A tidak perlu disimpan dalam
lemari es / freezer
d. Tutup rapat botol kemasan . Vitamin A
dalam botol kemasan yang belum dibuka
dapat bertahan selama 2 tahun . Bila
kemasan sudah dibuka , kapsul di dalamnya
harus digunakan paling tidak dalam jangka
waktu 1 tahun .
Akan dilakukan kegiatan pembagian kapsul
vitamin A dari puskesmas ke kelompok sasaran
dengan tepat jumlah dan dosisnya .
Akan dilakukan sosialisasi secara berkala / rutin
-
5/19/2018 revisi eveprog
15/31
15
vitamin A
5.
Pemberian kapsul vitamin
A
6. Pencatatan dan pelaporan
setiap satu bulan sekali di tiap desa melalui
kegiatan kelas ibu hamil atau posyandu oleh bidan
desa masing-masing .
Akan diberikan Kapsul Vitamin A merah ( 200.000
SI ) pada masa nifas sebanyak 2 kali yaitu :
1 ( satu ) kapsul vitamin A diminum segera
setelah saat persalinan
1 ( satu ) kapsul vitamin A kedua diminum
24 jam sesudah pemberian kapsul pertama .
Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak
mendapat vitamin A , maka kapsul vitamin A
dapat diberikan :
Pada kunjungan ibu nifas atau
Pada KN 1 ( 6-48 jam ) atau saat pemberian
imunisasi hepatitis B ( HB0 )
Pada KN 2 ( bayi berumur 3-7 hari ) atau
Pada KN 3 ( bayi berumur 8-28 hari )
Sebelum dilakukan pemberian kapsul , ditanyakan
pada ibu apakah setelah melahirkan sudah
menerima kapsul vitamin A , jika belum :
Kapsul vitamin A merah diberikan segera
setelah melahirkan dengan cara meminum
langsung 1 ( satu ) kapsul
Kemudian minum 1 ( satu ) kapsul lagi 24
jam setelah pemberian kapsul pertama.
Akan dilakukan pencatatan Ibu nifas yang
menerima kapsul vitamin A pada buku KIA dan
dicatat kembali dalam buku kohort ibu termasuk
pemberian kapsul vitamin A yang dilakukan pada
pelayanan praktek swasta.
Hasil rekapitulasi tingkat puskesmas akan
-
5/19/2018 revisi eveprog
16/31
16
dilaporkan ke kabupaten / kota oleh pengelola
program gizi setelah berkoordinasi dengan
pengelola program KIA .
Akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan pada tiap
bulan dalam bentuk laporan bulanan.
B.Pengorganisasian
(Organizing)
1. Penanggung Jawab Program-program
kesehatan di Puskesmas:
Didi Elya, SKM,MM.Kes
(Kepala Puskesmas)2.
Koordinator program dan Petugas
Operasional Program Gizi:
Hj. Nani Mulyani
3.
Pelaksana program
Bidan dan bidan desa
(Struktur organisasi Puskesmas
Rengasdengklok dan struktur organisasi
Program Distribusi kapsul vitamin A di
Lampiran IV dan V)
C. Pelaksanaan (Actuating)
1. Perhitungan kebutuhan
kapsul vitamin A
2. Penyimpanan kapsul
vitamin A
Dihitung kebutuhan kapsul vitamin A secara
saksama setiap 1 tahun sekali dengan
menggunakan data jumlah sasaran riil .Sasaran
kegiatan suplementasi vitamin A adalah ibu nifas
yang jumlahnya harus diketahui secara tepat.
Dilakukan penyimpanan kapsul vitamin A yang
sebaiknya menghindari tempat yang panas dan
sinar matahari langsung karena dapat merusak
kandungan vitamin A di dalam kapsul.
Kapsul vitamin A disimpan di gudang farmasi
-
5/19/2018 revisi eveprog
17/31
17
3. Distribusi kapsul vitamin
A
4.
Sosialisasi suplementasi
vitamin A
5. Pemberian kapsul vitamin
A
Puskesmas Rengasdengklok dengan prosedur yang
telah ditetapkan seperti :
a. Jauhkan dari sinar matahari langsung
b. Simpan di tempat sejuk , kering dan tidak
lembab
c. Vitamin A tidak perlu disimpan dalam
lemari es / freezer
d.
Tutup rapat botol kemasan . Vitamin A
dalam botol kemasan yang belum dibuka
dapat bertahan selama 2 tahun . Bila
kemasan sudah dibuka , kapsul di dalamnya
harus digunakan paling tidak dalam jangka
waktu 1 tahun .
Dilakukan kegiatan pembagian kapsul vitamin A
dari puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepat
jumlah dan dosisnya .
Dilakukan sosialisasi secara berkala setiap satu
bulan sekali melalui kegiatan kelas ibu hamil atau
posyandu oleh bidan desa masing-masing. Namun
sosialisasi masih belum optimal .Kelas ibu hamil
tidak dijalankan setiap bulan .
Bila ada warga desa yang akan melahirkan , bidan
akan dipanggil untuk membantu persalinan.
Diberikan Kapsul Vitamin A merah ( 200.000 SI )
sebanyak 2 kali yaitu :
1 ( satu ) kapsul vitamin A diminum segera
setelah saat persalinan
1 ( satu ) kapsul vitamin A kedua diminum
24 jam sesudah pemberian kapsul pertama .
Bila setelah melahirkan ibu belum mendapat
-
5/19/2018 revisi eveprog
18/31
18
6. Pencatatan dan pelaporan
vitamin A , maka kapsul vitamin A dapat diberikan
:
Pada kunjungan ibu nifas atau
Pada KN 1 ( 6-48 jam ) atau saat pemberianimunisasi hepatitis B ( HB0 )
Pada KN 2 ( bayi berumur 3-7 hari ) atau
Pada KN 3 ( bayi berumur 8-28 hari )
Sebelum dilakukan pemberian kapsul , ditanyakan
pada ibu apakah setelah melahirkan sudah
menerima kapsul vitamin A , jika belum :
Kapsul vitamin A merah diberikan segera
setelah melahirkan dengan cara meminum
langsung 1 ( satu ) kapsul
Kemudian minum 1 ( satu ) kapsul lagi 24
jam setelah pemberian kapsul pertama
Dilakukan pencatatan Ibu nifas yang menerima
kapsul vitamin A pada buku KIA dan dicatat
kembali dalam buku kohort ibu .
Pencatatan masih belum lengkap karena tidak
mencakup ibu yang melahirkan di rumah dengan
pertolongan dukun/ paraji , ibu yang melahirkan di
praktek swasta atau yang melahirkan di luar
wilayah kerja puskesmas.
Hasil rekapitulasi tingkat puskesmas akan
dilaporkan ke kabupaten / kota oleh pengelola
program gizi setelah berkoordinasi dengan
pengelola program KIA .
Akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan pada tiap
bulan dalam bentuk laporan bulanan.
D. Pengawasan (Controlling) Didapatkan dari hasil pencatatan dan pelaporan
-
5/19/2018 revisi eveprog
19/31
19
Pertemuan/Rapat yang lengkap dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Tiap bulan diadakan 1 kali rapat di Puskesmas
Rengasdengklok dan dipimpin oleh kepala
Puskesmas untuk mengetahui apakah program
berjalan sesuai dengan rencana (12 kali per tahun).
Penilaian mengenai seluruh hasil kegiatan
digunakan untuk menentukan program tahun
depan, diadakan 1 tahun sekali.
-
5/19/2018 revisi eveprog
20/31
20
4.3.3 Keluaran (Output)
A. Cakupan kebutuhan kapsul vitamin A
Perhitungan kebutuhan suplementasi vitamin A untuk ibu nifas
Data dari Puskesmas Rengasdengklok tahun 2013 dimana jumlah sasaran ibu
nifas riil yaitu sebanyak 1930 orang .
Target sasaran ibu nifas = 100% x 1930
= 1930 ibu nifas
Jumlah kapsul vitamin A merah yang dibutuhkan ibu nifas selama 1 tahun
= 2 x jumlah ibu nifas + ( 10% kebutuhan tak terduga )
= 4246 kapsul vitamin A merah
B. Pendistribusian kapsul vitamin A
Pendistribusian dilakukan berdasarkan jumlah sasaran ibu bersalin / nifas
masing-masing desa dengan dikalikan 2 kapsul dan ditambah 10% kebutuhan
tak terduga .
Tabel 1 : Distribusi kapsul vitamin A pada setiap desa
Nama desa Jumlah sasaran ibu
bersalin / nifas
Jumlah kapsul
vitamin A merah
yang diterima
Dukuh karya 140 308
Amansari 256 564
Rengasdengklok selatan 529 1164
Rengasdengklok utara 505 1111
Kertasari284 625
Dewisari 216 475
C. Cakupan suplementasi vitamin A bagi ibu nifas
=
= 62.12 %
-
5/19/2018 revisi eveprog
21/31
21
Tabel 2 : Ibu nifas yang mendapatkan kapsul vitamin A
Waktu Ibu nifas yang mendapatkan vitamin A
Januari 165
Februari 143
Maret 145
April 150
Mei 161
Juni 164
Juli 132
Agustus 139
Total 1199
D. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A ( Penyuluhan kelompok )
=
= 50%
No Variabel Keterangan
IV Umpan balik Didapat dari rapat kerja yang membahas laporan
kegiatan setiap bulannya untuk mengevaluasi program
yang telah dijalankan.
V Lingkungan
A. Fisik
1. Lokasi Puskesmas
2. Transportasi
3. Fasilitas dan sarana
kesehatan lain
Strategis dan mudah terjangkau
Mudah , terdapat sarana transportasi seperti kenderaan
umum .
Tidak ada kerjasama antara bidan desa atau paraji
dalam melaksanakan program gizi yaitu distribusi
-
5/19/2018 revisi eveprog
22/31
22
B. Non-Fisik
1. Tingkat pendidikan
2.
Sosial ekonomi
3. Budaya
kapsul vitamin A bagi ibu nifas setelah persalinan.
Pendidikan mayoritas adalah tingkat SMP yaitu sebesar
46,79%.
Menjadi hambatan, jumlah penduduk miskin yaitu
33,24% dari jumlah penduduk.
Penduduk masih bersalin di rumah dan dibantu oleh
paraji karena merasa lebih percaya dengan pengalaman
paraji.
VI Dampak Menurunnya prevalensi kurang vitamin A pada ibu
nifas
: Masih belum dapat dinilai
Meningkatnya kesejahteraan ibu dan bayi
: Masih belum dapat dinilai
-
5/19/2018 revisi eveprog
23/31
23
Bab V
Pembahasan
No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah
I Keluaran
1. Cakupan suplementasi
kapsul vitamin A bagi ibu
nifas
2. Cakupan sosialisasi
suplementasi vitamin A
66.67 %
66.67 %
62.12 %
50 %
(+);6.82%
(+);25.0%
II Masukan
Sarana (Material)
1.
Non medis
Buku panduan
managemen
distribusi kapsul
vitamin A bagi ibu
nifas
Poster dan leaflet
100%
Tersedia
100%
Tidak tersedia
(-)
(+);100%
III Proses
Pelaksanaan (Actuating)
1.
Sosialisasi suplementasi
vitamin A
2. Pencatatan dan pelaporan
12 kali per tahun
100%, lengkap
6 kali
Data yang
dikumpulkan
masih kurang
lengkap karena
tidak mencakup
sebagian ibu yang
persalinan
(+);25.0%
(+)
-
5/19/2018 revisi eveprog
24/31
24
ditolong oleh
paraji , yang
melahirkan di
praktek swasta
atau yang
melahirkan di
luar wilayah kerja
puskesmas .
IV Lingkungan
Non Fisik
1. Tingkat pendidikan
2.
Sosial ekonomi
3. Budaya
Mempengaruhi
keberhasilan
program
Ekonomi
menengah ke
atas menunjang
keberhasilan
program
Tidak menjadi
faktor
penghambat
Menjadi
hambatan,
pendidikan
mayoritas adalah
tingkat SMP
yaitu sebesar
46,79%.
Menjadi
hambatan,
jumlah
penduduk miskin
yaitu 33,24% .
Masih ada
penduduk yang
bersalin di rumah
dan dibantu oleh
paraji
(+)
(+)
(+)
Keterangan : variabel selain yang tertera di atas, tidak memiliki masalah berdasarkan tolok
ukur keberhasilan.
-
5/19/2018 revisi eveprog
25/31
25
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1Masalah menurut keluaran:
A.
Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12% dari
target 66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.
B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50% dari
target 66.67% sehingga besar masalahnya 25.0% .
6.2Masalah (dari unsur lain) masalah penyebab:
Dari masukan :
Non medis : Tidak tersedianya poster dan leaflet sebagai sarana informasi bagi
ibu nifas atau keluarganya yang berkunjung di Puskesmas .
Dari proses (Pelaksanaan)
Sosialisasi suplementasi vitamin A : Sosialisasi suplementasi vitamin A
melalui kegiatan kelas ibu hamil atau posyandu di tiap desa masih belum
optimal .
Pencatatan dan pelaporan : Data yang dikumpulkan masih kurang lengkap
karena tidak mencakup sebagian ibu yang melahirkan di dukun/paraji ,yang
melahirkan di praktek swasta atau di luar wilayah kerja puskesmas .
Dari lingkungan:
Non fisik
46,79% penduduk mayoritas mempunyai pendidikan tingkat SMP.
33,24% penduduk dalam kemiskinan.
Masih ada penduduk yang melahirkan di rumah dengan pertolongan paraji
karena mempunyai kepercayaan bahwa pengalaman paraji lebih dari tenaga
kesehatan .
-
5/19/2018 revisi eveprog
26/31
26
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1Keterangan masalah:
A.
Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12% dari
target 66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.
B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50% dari
target 66.67% sehingga besar masalahnya 25.0%.
7.2Prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan metode sederhana:
No Parameter A B
1
2
3
4
5
Besarnya masalah
Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
Keuntungan sosial yang diperoleh
Teknologi yang tersedia
Sumber daya yang tersedia
4
3
4
4
5
4
2
4
4
5
Jumlah 20 19
7.3 Derajat masalah:
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
7.4. Berdasarkan parameter di atas, 2 masalah yang mejadi prioritas masalah adalah:
A.
Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12% dari
target 66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.
B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50% dari
target 66.67% sehingga besar masalahnya 25.0% .
-
5/19/2018 revisi eveprog
27/31
27
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Masalah 1:
Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12% dari target
66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.
Penyebab Masalah:
Dari Masukan:
1.
Tidak tersedianya poster atau leaflet terkait vitamin A bagi ibu nifas .
Dari Proses ( Pelaksanaan ):
1. Data yang dikumpulkan masih belum lengkap karena tidak mencakup pertolongan
persalinan oleh dukun bayi / paraji , yang bersalin di praktek swasta atau di luar
wilayah kerja puskesmas .
2. Tidak adanya pendataan dan pelaporan mengenai kunjungan rumah yang dilakukan
oleh bidan desa ke rumah ibu nifas yang melahirkan di praktek swasta , di luar
wilayah kerja puskesmas atau yang ditolong dukun bayi / paraji .
Penyelesaian Masalah:
1. Mengemukakan kepada pengelola gizi agar membuat usulan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang untuk mendapatkan poster atau leaflet terkait vitamin A bagi ibu
nifas .
2. Meningkatkan kerjasama antara bidan desa dan paraji agar dapat melibatkan bidan
desa dalam setiap persalinan .
3.
Melakukan kunjungan rumah oleh bidan desa pada setiap ibu nifas di desa wilayah
kerjanya untuk memberikan vitamin A bagi yang belum mendapatkannya.
4. Mencatat dan melaporkan setiap kunjungan rumah yang dilakukan bidan desa .
-
5/19/2018 revisi eveprog
28/31
28
Masalah 2 :
Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50 % dari target
66.67% sehingga besar masalahnya 25.0 % .
Penyebab Masalah:
Dari Masukan:
1.
Tidak tersedianya poster dan leaflet terkait vitamin A bagi ibu nifas .
Dari Proses ( Pelaksanaan ) :
1. Sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas melalui kelas ibu hamil belum
optimal .
Penyelesaian Masalah:
1. Mengemukakan kepada pengelola gizi agar membuat usulan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang untuk mendapatkan poster atau leaflet terkait vitamin A bagi ibu
nifas .
2. Melibatkan bukan saja kelas ibu hamil untuk sosialisasi suplementasi vitamin A ,
tetapi acara kemasyarakatan yang melibatkan beberapa atau banyak orang misalnya
perkumpulan keagamaan ( pengajian , kebaktian dll) , arisan , rapat RW/RT , acara
karang taruna dan kegiatan lain .
3.
Memberdayakan peran serta aktif masyarakat terutama ibu-ibu untuk saling
mengingatkan tentang suplementasi vitamin A bagi ibu nifas .
-
5/19/2018 revisi eveprog
29/31
29
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
9.1 Kesimpulan
Dari hasil penilaian Program Distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas yang
dilakukan dengan pendekatan sistem di Puskesmas Rengasdengklok untuk periode
Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014, didapatkan bahwa Program Distribusi
kapsul vitamin A bagi ibu nifas masih belum mencapai target karena masih ditemukan
beberapa masalah yang mempengaruhi keberhasilan program ini. Adapun dari hasil
evaluasi Program Distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas
Rengasdengklok untuk periode Januari 2014 sampai dengan Agustus 2014 didapatkan:
9.1.1 Program distribusi kapsul vitamin A bagi ibu nifas yang masih belum
mencapai target :
A. Cakupan suplementasi kapsul vitamin A bagi ibu nifas sebesar 62.12%
dari target 66.67% sehingga besarnya masalah 6.82%.
B. Cakupan sosialisasi suplementasi vitamin A bagi ibu nifas sebesar 50%
dari target 66.67% sehingga besar masalahnya 25.0%
-
5/19/2018 revisi eveprog
30/31
30
9.2 Saran
Saran untuk Kepala Puskesmas Rengasdengklok:
1. Mengemukakan kepada pengelola gizi untuk membuat usulan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang agar segera melengkapi sarana informasi ,
terutama poster dengan bahasa yang jelas , singkat, mudah dimengerti dan
menarik .
2.
Menyarankan bidan untuk meningkatkan kerjasama antara bidan desa dan
paraji agar setiap persalinan dapat melibatkan bidan desa
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektor / program untuk meningkatkan hasil
pencatatan dan pelaporan yang mencakup bukan sahaja di puskesmas , malah
di fasilitas kesehatan lainnya atau di fasilitas non kesehatan .
4. Mengusulkan kepada bidan desa agar dilakukan pencatatan dan pelaporan bagi
setiap kunjungan rumah bagi yang melahirkan di praktek swasta atau di luar
wilayah kerja puskesmas agar semua ibu nifas yang mendapatkan vitamin A
terdata dengan baik dan lengkap .
Apabila saran penyelesaian masalah ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh
petugas-petugas kesehatan, maka diharapkan dapat membantu keberhasilan program distribusikapsul vitamin A bagi ibu nifas di Puskesmas Rengasdengklok dan masalah-masalah yang
sama untuk program ini tidak akan terulang untuk periode berikutnya.
Daftar Pustaka
-
5/19/2018 revisi eveprog
31/31
31
1.
World Health Organisation. Guideline: Vitamin A Supplementation In Postpartum
Women. 2011.
2. Panduan manajemen suplementasi vitamin A . Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Departemen Kesehatan 2009 .
3. Vonny KD , Mohammad H, Agung S.Peran bidan desa dan cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada ibu nifas . Berita Kedokteran Masyarakat . Vol 26 , No. 2 Juni 2010 .
4.
Rebecca J, Mohammad H, Kevin WM. High dose vitamin A supplementation of
breast-feeding indonesian mothers . Community and International Nutrition.2011.
5. Sandjaja , Endi R . Cakupan suplementasi kapsul vitamin A pada masa ibu nifas dan
faktor-faktor yang mempengaruhi di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan .
Vol 15 No 1 Januari 2012:1-10.
6.
Vinutha B, Mehta MN. Vitamin a status of pregnant women and effect of post partum
vitamin supplementation . Indian Pediatrics . vol 37, No 11.2000.p1188-93.