(sukawarsini djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur...

19
NITA ANDRIANTI Berita Kunjungan Diplomatik sebagai Media Event di The Jakarta Post ABSTRACT This study is about content analysis of diplo- matic visits news as media event in The Jakarta Post. The approach in this research is quantitative descriptive with content analysis method. Content analysis method is known as a research method which is systematic and objective, and it tends to be more quantitative. The result indicates that mass media is a means of international communi- cation in public diplomacy. Mass media as an instrument of public diplomacy has increased the positive image of Indonesia, supported the national objectives (eg: comprehensive partner- ship with the US), and supported the common goals for world establishment which is based on freedom, lasting peace, and social justice. However, this effort has not yet been accompa- nied by comprehensive understanding of mass media function as a medium of public diplomacy in political interaction and international communi- cation, for example, a tendency of certain news that indicates mass media support towards the officials who visis Indonesia not the substance of bilateral relationship (advantages and disadvan- tages of the cooperation). Keywords: Diplomatic Visits, Media Agenda, The Jakarta Post, Content Analysis ABSTRAK Penelitian ini mengenai analisis isi berita kunjungan diplomatik sebagai media event di The Jakarta Post, pendekatan dalam penelitian ii menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode analisis isi (content analysis), metode analisis isi ini dikenal sebagai sebuah metode penelitian yang sistematik, obyektif dan cenderung kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media massa merupakan alat komunikasi internasional dalam diplomasi publik. Media massa sebagai instrumen diplomasi publik telah memberikan peningkatan citra positif Indonesia, peningkatan tujuan nasional (misalnya comprehensive partner- ship with US); dan peningkatan tujuan bersama untuk melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Namun hal ini belum disertai dengan pemahaman komprehensif fungsi media massa sebagai media diplomasi publik dalam interaksi politik dan komunikasi internasional, misalnya kecenderungan berita pro yang mengarah pada dukungan media massa terhadap pejabat yang berkunjung bukan substansi hubungan bilateral (keuntungan dan kerugian kerjasama). Kata Kunci: Kunjungan Diplomatik, Agenda Media, The Jakarta Post, Analisis Isi PENDAHULUAN Diplomasi merupakan komunikasi internasional yang mewakili tekanan politik, ekonomi, militer kepada negara-negara yang terlibat dalam aktivitas diplomasi, yang diformulasikan dalam pertukaran permintaan dan konsesi antara para pelaku negosiasi. Untuk mencapai kepentingan nasional, keterampilan dalam berdiplomasi merupakan syarat utama sebagai sarana pencapaian kesepakatan, kompromi, dan penyelesaian masalah dimana tujuan-tujuan pemerintah saling bertentangan (Djelantik, 2008: 4). Perkembangan diplomasi publik menjelaskan bahwa aktor diplomasi tidak hanya negara/ pemerintah (diplomat), tetapi diplomasi publik merupakan diplomasi yang melibatkan Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta Jl. Raya Janti Karangjambe Banguntapan Banguntapan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Email: [email protected]

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

NITA ANDRIANTI

Berita KunjunganDiplomatik sebagaiMedia Event di TheJakarta Post

ABSTRACTThis study is about content analysis of diplo-

matic visits news as media event in The JakartaPost. The approach in this research is quantitativedescriptive with content analysis method. Contentanalysis method is known as a research methodwhich is systematic and objective, and it tends tobe more quantitative. The result indicates thatmass media is a means of international communi-cation in public diplomacy. Mass media as aninstrument of public diplomacy has increased thepositive image of Indonesia, supported thenational objectives (eg: comprehensive partner-ship with the US), and supported the commongoals for world establishment which is based onfreedom, lasting peace, and social justice.However, this effort has not yet been accompa-nied by comprehensive understanding of massmedia function as a medium of public diplomacyin political interaction and international communi-cation, for example, a tendency of certain newsthat indicates mass media support towards theofficials who visis Indonesia not the substance ofbilateral relationship (advantages and disadvan-

tages of the cooperation).Keywords: Diplomatic Visits, Media Agenda,

The Jakarta Post, Content Analysis

ABSTRAKPenelitian ini mengenai analisis isi berita

kunjungan diplomatik sebagai media event di TheJakarta Post, pendekatan dalam penelitian iimenggunakan deskriptif kuantitatif dengan metodeanalisis isi (content analysis), metode analisis isi inidikenal sebagai sebuah metode penelitian yangsistematik, obyektif dan cenderung kuantitatif.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mediamassa merupakan alat komunikasi internasionaldalam diplomasi publik. Media massa sebagaiinstrumen diplomasi publik telah memberikanpeningkatan citra positif Indonesia, peningkatantujuan nasional (misalnya comprehensive partner-ship with US); dan peningkatan tujuan bersamauntuk melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dankeadilan sosial. Namun hal ini belum disertaidengan pemahaman komprehensif fungsi mediamassa sebagai media diplomasi publik dalaminteraksi politik dan komunikasi internasional,misalnya kecenderungan berita pro yang mengarahpada dukungan media massa terhadap pejabatyang berkunjung bukan substansi hubunganbilateral (keuntungan dan kerugian kerjasama).

Kata Kunci: Kunjungan Diplomatik, AgendaMedia, The Jakarta Post, Analisis Isi

PENDAHULUANDiplomasi merupakan komunikasi

internasional yang mewakili tekanan politik,ekonomi, militer kepada negara-negara yangterlibat dalam aktivitas diplomasi, yangdiformulasikan dalam pertukaran permintaandan konsesi antara para pelaku negosiasi.Untuk mencapai kepentingan nasional,keterampilan dalam berdiplomasi merupakansyarat utama sebagai sarana pencapaiankesepakatan, kompromi, dan penyelesaianmasalah dimana tujuan-tujuan pemerintahsaling bertentangan (Djelantik, 2008: 4).Perkembangan diplomasi publik menjelaskanbahwa aktor diplomasi tidak hanya negara/pemerintah (diplomat), tetapi diplomasipublik merupakan diplomasi yang melibatkan

Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta Jl. RayaJanti Karangjambe Banguntapan Banguntapan BantulDaerah Istimewa Yogyakarta. Email:[email protected]

Page 2: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

2Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

beberapa aktor dalam proses diplomasi, yaitu:aktor pemerintah, kalangan profesional danaktor dalam penyelesaian konflik, pengusaha,masyarakat, aktor peneliti dan akademisi,kalangan aktivis, kalangan agamawan, kalanganpemodal, yang terdesain dalam skematerlampir:

Model di atas menunjukan posisi sembilanaktor yang terlibat dalam diplomasi publik,jalur kesembilan (media massa) merupakanaktivitas komunikasi internasional yangmemiliki fungsi strategis karena menyatukansemua aktor diplomasi publik, melalui fungsiyang dilakukan media massa. Penyatuan aktordalam arti bahwa media massa mengakomodirpandangan dari aktor tersebut, misalnyakunjungan diplomatik membahas agendadiplomasi ekonomi tentu idealnya mediamassa juga harus memberitakan pandangan-pandangan aktor bidang ekonomi, sepertiakademisi, pemilik modal, pengusaha, danlainnya (Djelantik, 2008: 73). Sehingga denganmenghadirkan beberapa pandangan aktordiplomasi publik melalui komunikasiinternasional dengan jalur media massa dapatmembangun budaya politik pembacanya(Muhtadi, 2008:152).

Peranan media massa yang sangat besardalam diplomasi publik terlihat dengan adanya“media event” yang memberitakan beritakunjungan diplomatik secara komprehensif,salah satu diantaranya media massa The JakartaPost, pandangan Nunung Prajarto bahwa

pemanggul beban yang lebih tepat dalamkomunikasi internasional (diplomasi: penulis)adalah media massa asing atau media massaIndonesia yang berbahasa asing, dan TheJakarta Post adalah media massa nasional yangmenggunakan berbahasa Inggris (internasional)(2003:4).

The Jakarta Post dalam memberitakan beritakunjungan diplomatik tentunya memilikistandar penilaian kelayakan berita sebagaimedia event, penilaian media massa dapatdilacak dari koverasi surat kabar yangmemenuhi kelayakan berita, serta terkaitdengan kelengkapan berita, nilai berita, dankedalaman berita (Wahyuni, 2006:3). Terkaitdengan hal ini, liputan kunjungan diplomatikpejabat negara lain ke Indonesia memilikipenilaian standar kelayakan dan kedalamanberita yang menunjukan adanya kecenderunganpentingnya berita kunjungan diplomatik,konteks pentingnya berita sebagai peristiwamenjadi media event mengarah pada pencapaiankepentingan nasional Indonesia yang lebihbaik, dan penataan hubungan antar negarayang saling menguntungkan.

Dalam berita kunjungan diplomatikterdapat kecenderungan berita yang dianggapsangat penting dan layak, selain itu terdapatberita kunjunga1n diplomatik yang kurangdianggap penting dan layak. Hal tersebutmemunculkan problem bahwa berita sebagaimedia event tidak memiliki standar penilaiankelayakan berita, hal ini tentunya disebabkan

SKEMA 1.THE NINE TRACKS OF MULTI-TRACK DIPLOMACY

(Sukawarsini Djelantik, 2008:73)

Page 3: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

3Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

oleh agenda media massa yang kurang merujukpada pemahaman media event dalam konteksdiplomasi, artinya media event kurangmemperhatikan standarisasi pedoman“diplomasi dengan media massa” yangmengarah pada agenda pencapaian kepentingannasional/publik, dalam bahasa Mc Combs andShaw (1984) kecenderungan isi media atauagenda media mengarah pada kecenderunganagenda publik. Berdasar pada ilustrasi di atas,penelitian ini mengkaji masalah bagaimanakecenderungan The Jakarta Post dalammemberitakan kunjungan diplomatik pejabatnegara lain ke Indonesia?

Sebagai kerangka pemikiran, makapenelitian ini mengangkat tentang komunikasiinternasional dalam media event terutama yangberkaitan dengan diplomasi. Komunikasiinternasional merupakan komunikasi yangdilakukan komunikator yang mewakili suatunegara untuk menyampaikan pesan-pesan yangberkaitan dengan negara lain dan bertujuanuntuk memperoleh dukungan, bantuan,kerjasama, melalui berbagai media komunikasiatau media massa internasional. Dalamkomunikasi internasional, media massamerupakan komunikator paling intens dalammelakukan penyebaran informasi, diusung darifakta maupun isu internasional danpembentukan opini publik. Subjek ditelaahbukanlah sekedar arus itu sendiri, melainkanjuga struktur arus yang terbentuk, aktor-aktordi dalamnya, sarana, efek, serta motivasi yangmendasarinya. Kesemuanya bertujuan untukmemperoleh dukungan, bantuan, kerjasama,melalui berbagai media komunikasi atau mediamassa internasional (Shoelhi, 2009:27).

Media event merupakan peristiwa menarik(journalistic point of view) yang menjadi sorotanmedia untuk dijadikan sebagai agenda media,yang dalam hal ini peristiwa tersebutdirencanakan atau spontan, pada akhirnyadiseleksi apabila menarik cakupan beritatersebut, maka media massa khususnya televisidan surat kabar baik dalam edisi cetak maupunelektronik, dimana di dalamnya ada unsurkedekatan, sehingga berita tersebut layak

menjadi agenda media. Dalam pandanganHermin Indah Wahyuni, bahwa peristiwasebagai media event setidaknya memiliki basispenilaian yang dilakukan mengenai nilai beritayang dipilih, beberapa nilai berita diantaranyaadalah signifikan, keterkenalan, kedekatan,kemanusiaan dan lainnya (2006:5).

Diplomasi publik (public diplomacy)didefinisikan sebagai upaya mencapaikepentingan nasional suatu negara melaluiunderstanding, informing, and influencing foreignaudiences. Dengan kata lain, jika prosesdiplomasi tradisional dikembangkan melaluimekanisme government to government relations,maka diplomasi publik lebih ditekankan padagovernment to people, government to non governmentorganization, people to people relations (Roy,1985:20). Penyelenggaraan diplomasi yangsalah satunya di implementasikan melaluikunjungan diplomatik merupakan upayadiplomasi secara langsung yang dilakukan olehpejabat negara. Kunjungan diplomatikmerupakan peristiwa politik, sehingga dalamperspektif politik bahwa kunjungandiplomatik tersebut sangat terkait dengankedekatan-kedekatan negara lain secara politik,ekonomis atau geografis dengan Indonesia.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kuantitatif dengan metode analisisisi (content analysis), metode analisis isi inidikenal sebagai sebuah metode penelitian yangsistematik, obyektif dan cenderung kuantitatifdengan fokus utama isi pesan di surat kabar(Flournoy, 1989: 12; Wimmer and Dominick,1997). Karakter sistematik tercermin daripemberlakuan prosedur yang sama untuksemua isi (content) yang di analisis, sepertipenggunaan kategori, unit, dan klasifikasi yangdiatur secara konsisten dan dipersiapkansedemikian rupa serta diseleksi untukmemotret isi pesan yang di analisis danpengkodean data agar tidak bias, selanjutnyaobjektifitas metode analisis isi dicapai darilevel prosedural yang diterapkan dan mampumemberi hasil maupun kesimpulan sama bila

Page 4: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

4Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

dilakukan oleh peneliti yang berbeda. Sifatkuantitatif lebih dikaitkan pada dasar analisisdengan hasil perhitungan atau bilangan, yangbiasanya dilakukan dengan melihat frekuensipemunculan, durasi pemunculan, dan luaspemunculan di dalam isi pesan yang ada dimedia massa yang diteliti (Prajarto, 2010: 4-5).

Menurut Holsti, metode analisis isi adalahsuatu teknik untuk mengambil kesimpulandengan mengidentifikasi berbagai karakteristikkhusus suatu pesan secara objektif, sistematis,dan generalis, maksud generalis artinyapenemuan harus memiliki atribut lain daridokumen dan mempunyai relevansi teoritisyang tinggi. Dengan melihat karakter danfungsi analisis isi di atas, upaya untuk melihatkoverasi The Jakarta Post terhadap peristiwakunjungan diplomatik sangat tepat dilakukandengan metode analisis isi.

Objek penelitian ini merupakan isi beritadi The Jakarta Post, sebagai media massa yangconcern terhadap permasalahan duniainternasional. Populasi dalam penelitian iniadalah keseluruhan item-item berita kunjungandiplomatik di The Jakarta Post edisi 1 Juli 2010- 31 Desember 2010 yang diteliti.Pengumpulan data dalam penelitian inidilakukan dengan pengumpulan data utamadan pengkodingan terhadap item-item beritayang diteliti ke dalam coding sheet, untuk dilihatkecenderungan dan perhitungan statistik

dalam program SPSS.Unit analisis merupakan satuan terkecil

yang dianalisis dapat berupa paragraf, unitanalisis dalam penelitian ini adalah teks-teksberita kunjungan diplomatik pejabat negaralain ke Indonesia pada The Jakarta Post, adapundetail unit analisis/ kajian dan kategorisasilihat tabel 1:

Analisis data dalam penelitian ini dilakukandengan beberapa kegiatan, yaitu pengkodingan,reliabilitas, dan validitas. Untuk melakukan tesrealibilitas ditunjuk dua orang pengkodinguntuk menggunakan tingkat kesamaan ataskategori dalam bentuk pengkajian dan sumberdata pada berita di The Jakarta Post yang telahditentukan dalam standar reliabilitas. Dalampenelitian ini menggunakan dua orangpengkoding untuk memperoleh reliabilitasnyatetap tinggi, dalam proses penelitianmenggunakan kriteria Laswell yang menyatakanbahwa suatu data atau informasi dikatakanmempunyai reliabilitas yang mencukupiapabila jumlah prosentase / kesesuaian antarapemberi koding mencapai 70% sampai 80%.Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakanrumus yaitu:

CR = 2M N1 + N2

Dengan CR adalah coefficient of reliabilityatau reabilitas koefisien adalah rasio dari coding

TABEL 1.UNIT ANALISIS DAN KATEGORI

Page 5: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

5Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

agreement terhadap jumlah keputusan yangdiberikan oleh para coder, M adalah jumlahpernyataan yang disetujui oleh pengkoding danperiset, sedangkan N1 dan N2 adalah jumlahpernyataan yang di kode oleh pengkoding danperiset.

Validitas dilakukan dengan menganalisissejauh mana ketepatan dan kecermatan suatualat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya danvaliditas dibatasi sebagai tingkat kemampuansuatu alat ukur untuk mengungkapkan hal halyang menjadi sasaran pokok pengukuran padaalat ukur yang digunakan.

PEMBAHASANUJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Dalam perspektif kuantitas berita di TheJakarta Post, pada tahun 2010 terdapat ratusanberita kunjungan diplomatik, namunpenelitian ini membatasi pada beritakunjungan diplomatik pejabat negara lain keIndonesia dalam kurun waktu 1 Juli 2010hingga 31 Desember 2010, dan pemilihandalam jangka waktu selama enam bulan karenapertama adanya homogenitas dari jenis itemberita, kedua dapat memecahkan persoalansesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.Dari 86 (delapan puluh enam) beritakunjungan diplomatik yang dianalisis dipilih 1berita kunjungan diplomatik dipilih untukdiuji reliabilitasnya oleh dua orang pengkoder.Hal ini merujuk pada pandangan NunungPrajarto bahwa dalam pengujian reliabilitassesunguhnya cukup dilakukan denganmengambil beberapa item informasi, sebabakan menimbulkan kesalahan jika ujireliabilitas diterapkan pada keseluruhan itemyang dikaji, 2 (dua) item berita kunjungandiplomatik yang dipilih berjudul: “Indonesia,Austria move toward broader cooperation” danIndonesia is part of me, Obama Says (Prajarto,2010:65).

Pengkodingan ini dilakukan untuk mengujikeandalan dan keterpercayaan unit analisisdalam penelitian ini, maka dilakukan ujireliabilitas terhadap kategori yang telahditetapkan, dengan menggunakan rumus

Holsti, yaitu:CR= 2M N1 + N2

Hasil keseluruhan 6 unit analisis yangditerapkan pada 2 (dua) item berita yang dipilih adalah dua orang pengkoder telahmenyepakati 9 point unit analisis, dan 3 pointyang tidak disepakati. Hasil ini diterapkanpada rumus Holsti di atas:

CR= 2 (9) 12 + 12CR= 2M N1 + N2CR= 0.75CR= 18 24

Hasil uji reliabilitas diperoleh adalah 0,75jika dipersentasekan maka diperoleh 0,75X100= 75%, dari hasil uji reliabilitas tersebut dapatdisimpulkan bahwa tingkat keterpercayaanunit analisa penelitian telah mencukupi.Merujuk pada kriteria Laswell bahwa param-eter tingkat reliabilitas antar pengkoder tidakharus 100% kesamaannya, kesamaan nilai ujireliabilitas 70%-80% dapat dikategorikansebagai keterpercayaan yang cukup. Artinya75% merupakan nilai uji reliabilitas yangdapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

ANALISISLiputan kunjungan diplomatik pejabat

negara lain ke Indonesia di The Jakarta Posttentu memiliki warna tersendiri dalam wacanaperpolitikan nasional maupun internasional,kecenderungan berita politik antar satu mediadengan media lainnya tentu tidak sama.Meminjam bahasa Ibnu Hamad (2004:163)bahwa terdapat cerita di belakang teks “setiapmedia memiliki orientasinya sendiri dalamberita-berita politik yang dibuatnya”, mediamemiliki maksud dan orientasi tertentu dalamberita politik yang disajikannya, ada yang lebihmengutamakan kepentingan ideologis, politik,ekonomis, sementara disisi lain memilih visiidealis berbangsa.

Page 6: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

6Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Kepentingan yang tertuang dalam teks TheJakarta Post dapat dilihat dari kecenderunganberita yang disajikan, kecenderungan kuantitasberita tentu memiliki alasan dan orientasi yangakan dicapai, meliputi:

• POSISI BERITAKecenderungan posisi berita yang dianalisis

adalah posisi berita dalam kategori: (1) Head-line news, adalah posisi berita yang letaknyapada halaman depan dan menjadi kepala beritadan berada diposisi utama (headline); (2) NonHeadline news adalah posisi berita yang letaknyapada halaman depan dan bukan beradadiposisi utama (headline); (3) Berita padahalaman dalam adalah berita-berita yangditempatkan pada halaman dalam surat kabar(selain halaman depan). Ketiga kategoritersebut di atas untuk mengukurkecenderungan pentingnya media event dalamkunjungan diplomatik, kecenderungannyameliputi:

TABEL. 2POSISI BERITA

Sumber: data primer yang sudah diolah.

Kecenderungan posisi berita kunjungandiplomatik di The Jakarta Post terlihat padatabel di atas menunjukkan frekuensi beritaterbanyak pada halaman dalam surat kabaryang memiliki 76 (88.4%) item berita,dibandingkan dengan headline news dan nonheadline news yang hanya berjumlah 5 itemberita. Berita kunjungan diplomatik yangberada pada halaman dalam surat kabar,merupakan berita yang posisinya diletakanpada halaman selain halaman pertama (headlinenews dan non headline news), baik dalam rubrikinternasional (world) sebagai kelaziman berita-berita politik, ekonomi, hukum, yang terkaitdunia internasional, maupun rubrik lainnya,

seperti nasional, dan lainnya. Berita inimerupakan kategori berita yang penting,karena menempati frekuensi berita palingbanyak, dan semakin besar kuantitas beritayang disajikan akan semakin memberikankontribusi bagi hubungan Indonesia dengannegara yang berkunjung.

Untuk headline news menempati posisiberita sama dengan non headline news sebanyak5 item berita dan presentase 5.8 %, inimembuktikan bahwa dalam melakukan settingterhadap agenda publik, penempatan beritapada halaman tertentu denganmempertimbangkan nilai penting informasibagi masyarakat pembacanya, Namunseyogyanya tidak menghilangkan kaidahpenulisan pada posisi yang memiliki beritadinilai lebih penting dan menarik akanditempatkan pada halaman-halaman yangkemungkinan memudahkan pembacamengaksesnya.

Kuantitas terbesar berita kunjungandiplomatik pada halaman dalam inimerupakan bukti bahwa pada dasarnya isimedia tersebut sudah dicacah-cacah untukberagam muatan, isi cacah-cacahannyatergantung pada peristiwa yang dianggap layakdan sangat penting oleh media massa. Dalamhal ini media massa menentukan kelayakanpesan yang disampaikan dan bukan pihak lainyang merasa memesan isi media massa(kepentingan publik), dalam arti bahwa mediamassa memiliki kewenangan mutlak untukmelaporkan dan tidak melaporkan peristiwakunjungan diplomatik tersebut, dan meletakanberita pada posisi headline news, non headlinenews, maupun berita pada halaman dalam yangdikehendaki oleh media massa. Hal inimembuktikan bahwa media massa sebagaipemberi informasi, belum merambah padafungsi edukasi (Prajarto, 2003:3).

Desain The Jakarta Post yang menjadikanberita pada halaman dalam dengan kuantitasberita terbanyak terkait dengan diplomasipublik, salah satunya diperankan media massamengenai agenda kunjungan diplomatik bagiIndonesia adalah kontribusi negara lain di

Page 7: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

7Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

berbagai bidang guna pembangunanmasyarakat, bangsa dan negara. Sehingga pointterpenting adalah adanya kebijakan luar negerinegara lain yang memberikan kontribusi bagiIndonesia. Pandangan penulis terkait dengankuantitas terbesar berita pada halaman dalamdi atas, terdapat hal yang menarik dalamhubungan luar negeri yang dijalin Indonesiadengan tidak melihat kedudukan negara yangberkunjung maupun isu yang sedang naikdaun, tetapi lebih mengutamakan harapan danmemberikan manfaat besar dari hubunganIndonesia dengan negara yang berkunjung.Penempatan berita pada halaman dalam tidakmengurangi derajat pentingnya beritakunjungan diplomatik dalam perspektif mediamassa, tetapi lebih menekankan pada substansikunjungan diplomatik yang mengarah padakepentingan nasional dan manfaat bagi publikIndonesia. Nuansa nasionalisme The JakartaPost juga terlihat dalam kategori headline news,dalam bahasa kualitas berita headline newsmerupakan berita yang sangat menarik danmenjadi perhatian publik sehinggamemudahkan pembaca mengaksesnya,misalnya kunjungan Presiden Amerika SerikatBarack Obama, yang beritanya berjudul:“Bakso, nasi goreng…semuanya enak”, judultersebut merupakan ungkapan Presiden BarackObama pada saat jamuan makan denganPresiden SBY, yang isi beritanya mengulashubungan diplomatik Indonesia Amerika,termasuk latar belakang Barack Obama yangpernah tinggal di Indonesia (sekolah di SDNMenteng), tentunya berita yang berkaitandengan pribadi Barack Obama tersebut tidakberkaitan dengan substansi kunjungandiplomatik, namun berita yang disajikandipandang memiliki nilai penting bagimasyarakat Indonesia “pembangunan karakterbangsa”.

• NILAI BERITAHakikatnya unsur nilai berita harus

dipenuhi dalam setiap peristiwa sebelumdijadikan berita (Abrar, 1994:5). Penggunaannilai berita sangat berkaitan dengan parameter

penafsiran peristiwa, pendapat, masalah, untukdapat diangkat menjadi berita. Nilai beritamerupakan seperangkat kaidah yang dapatdijadikan pedoman pemilihan kebijakan,terutama dalam pemilihan berita denganurutan yang paling penting dan yang palingtidak penting. Unit kategori nilai berita yangdianalisis meliputi: (1) signifikan (significance)merupakan nilai berita yang menunjukkanpentingnya suatu peristiwa yang terjadi danmemberikan pengaruh terhadap kehidupanmasyarakat; (2) keterkenalan (Prominence), nilaiberita kunjungan diplomatik yangmenunjukkan keterkenalan pejabat (Presiden,dan lainnya) atau negara (negara Adikuasa); (3)kedekatan (Proximity), merupakan nilai beritakunjungan diplomatik yang menunjukkankedekatan pejabat negara lain (psikologis/emosional) maupun negara (geografis) yangberkunjung ke Indonesia; (4) kemanusiaan(human interest) merupakan nilai berita yangmenunjukan sisi-sisi humanis peristiwa yangdiberitakan; (5) lainnya adalah nilai berita yangmenarik dalam isi berita selain nilai-nilai beritadi atas.

TABEL. 3NILAI BERITA

Sumber: Data primer yang sudah diolah

Nilai berita dari kategori signifikanmemiliki kecenderungan paling tinggi yaitu 69item berita (80,2%), dibanding dengan nilaiberita keterkenalan 6 item berita (7,0%),kedekatan 5 item berita (5,8%), kemanusiaan4 item berita (4,7%), dan lainnya sebanyak 2item berita (2,3%). Skema kecenderungan nilaiberita terkait signifikan tersebut,memunculkan informasi baru tentang kejadianyang baru, penting, dan bermakna (signifikan),serta berpengaruh pada para pembacanya yang

Page 8: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

8Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

relevan dan layak dinikmati berita tersebut.Melalui berita-berita yang ditampilkan,

media massa selain menyajikan informasi jugamemberikan pemahaman kepada khalayak,terutama yang kurang memiliki media literacyatau tingkat melek media yang tinggi. Tanpamemilah-memilah dan memahami lebih dalamapa yang disajikan dalam berita, khalayak bisaterbawa dalam arahan konstruksi yangdibangun oleh media. Oleh karena itu mediamassa terutama media cetak sebaiknya lebihmenekankan asas keberimbangan dalampembuatan suatu berita serta melihat sisimakna penting yang terkandung dalam liputankunjungan diplomatik, sehingga membuktikanbahwa perolehan signifikan lebih besarpresentasenya dibanding unit varian yang lain.

Meskipun nilai berita pada keterkenalanmemiliki sisi yang menarik dengan perolehan 6item berita dengan frekuensi 7,0%, ini sebagaiperbandingan kunjungan pejabat Amerikalebih besar kuantitasnya di bandingkan pejabatdari Malaysia, padahal Malaysia merupakantetangga terdekat negara Indonesia dalamkategori kedekatan geografis dapat memilikinilai berita yang tinggi, namun nilai beritaketerkenalan tidak hanya dari sudut pandanggeografis, tetapi juga psikologis (kedekatanemosional). Kedekatan emosional pejabat yangberkunjung dalam perolehan 5 item berita(5,8%), hal ini dilihat pada kuantitas pejabatyang kurang atau tidak terkenal atau pejabatnegara lain yang memiliki kedekatan emosionaldengan masyarakat Indonesia tentu berbedadengan pejabat yang tidak memiliki hubunganemosional. Misalnya Presiden Amerika SerikatBarack Obama dengan Presiden Austria HeinzFischer tentu memiliki derajat kedekatan yangberbeda bagi masyarakat dan institusi media diIndonesia, kontribusi serta kedekataan denganmasyarakat yang berbeda pula, sehingga liputankunjungan diplomatik memilikikecenderungan berita pada Presiden BarackObama. Untuk sisi kemanusiaan (humaninterest) nilai berita yang menunjukan sisi-sisihumanis peristiwa yang diwartakan (Shoe-maker dan Reese, 1996:110-111; Prajarto,

2010:91), berusaha meyakinkan pembacanyadalam mengedepankan sisi kemanusiaanketerbukaan, meninggalkan pengkotakan latarbelakang suku, agama, ras dan golongan sertatidak berada di bawah pengaruh kepentinganpihak tertentu dalam memunculkan berbagaiwacana terkait dengan kunjungan diplomatik,yang mengarah kepada perwujudan masyarakatyang lebih demokratis.

• KECENDERUNGAN BERITAMedia massa tidak bisa hidup dalam situasi

yang vakum, struktur dan penampilan mediaditentukan oleh banyak hal, di antaranyakecenderungan pro, netral dan kontra,meliputi: (1) kecenderungan pro merupakan isiberita yang berupa dukungan atau berita yangpositif terhadap pihak atau kegiatan tertentu;(2) kecenderungan netral merupakankecenderungan isi berita yang berimbang(netral) dalam memberitakan suatu realitas,atau berita yang tidak menunjukkankecenderungan keberpihakan ke pihaktertentu; dan (3) kecenderungan kontramerupakan isi berita yang mengkritik dancenderung berita negatif ke pihak tertentu(negara atau pejabat yang berkunjung).

TABEL 4KECENDERUNGAN BERITA

Sumber: Data primer yang sudah diolah

Media massa memiliki caranya sendiridalam menuliskan dan menyampaikan sebuahberita kepada khalayak. Tampak pada hasiltabel menunjukkan netral lebih dominan,dengan frekuensi berita sebanyak 72 danpresentase 83,7%, karena isi berita tersebutmelihat sejauh mana sisi kenetralan wartawanketika meliput kunjungan diplomatik.Sehingga kualitas atau bobot produk beritayang merujuk pada sisi yang netral dari

Page 9: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

9Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

peristiwa tertentu apa adanya, harusmemenuhi prosedur yang jelas denganmembatasi masuknya opini pribadi wartawandalam proses produksi berita. Tidakdipungkiri bahwa proses produksi berita yangnetral adalah mustahil, karena setiap beritaditulis oleh manusia yang memilki muatanemosi, maka kewajiban setiap personil dalamsebuah institusi media massa adalahmengupayakan obyektivitas yang kenetralandalam suatu berita dapat disajikan kepadakhalayak.

Dalam melakukan penghimpunan,pencarian dan pelaporan berita membutuhkanwartawan atau pekerja media harusindependen, artinya memberitakan peristiwaatau fakta sesuai dengan suara hati nuranitanpa campur tangan, paksaan, dan intervensidari pihak lain termasuk pemilik perusahaanpers. Selain itu, wartawan harus menghasilkanberita yang akurat, berarti dipercaya benarsesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi,berimbang berarti semua pihak mendapatkesempatan setara, dan tidak beritikad burukberarti tidak ada niat secara sengaja dansemata-mata untuk menimbulkan kerugianpihak lain atas berita yang dipublikasikan.

The Jakarta Post telah meletakkan beritatentang kehidupan politik dalam kerangkamenciptakan makna (generating of meaning) yangutuh dan sehat melalui keberimbangan beritayang disajikan, hal ini terkait denganperkembangan demokratisasi yangmenyediakan ruang bebas bagi publik (publicsphere) yang bersifat netral. Menurut AshadiSiregar (2000:190) bahwa fakta publik,kebenaran dan media massa merupakan bagiantak terpisahkan dari kehidupan demokrasi,dalam kondisi ini masyarakat dapatmenghadirkan diri secara rasional dalamkehidupan publik. Logikanya sederhana,dengan informasi tentang fakta publik yangbenar dan disampaikan oleh media jurnalismesecara objektif, maka warga masyarakat akandapat memproses diri secara rasional dalammembentuk pendapat masalah publik,akumulasi dari proses pembentukan pendapat

secara rasional inilah yang menjadi landasanbagi kehidupan publik warga masyarakat.Melalui media massa, masyarakat akanberperan aktif (aktor aktif) dalam proseskomunikasi politik, yang dalam banyak halsekaligus merupakan usaha nyata pendidikanpolitik bangsa, khususnya dalam usahameningkatkan apresiasi masyarakat terhadapkegiatan politik sebagai wahana untukmengukur eksistensi dirinya sebagai warganegara Indonesia yang ikut bertanggungjawabterhadap kelangsungan negara dan bangsaIndonesia.

• AKTOR KUNJUNGAN DIPLOMATIKAktor atau pejabat yang melakukan

kunjungan diplomatik adalah pejabat negaralain yang melakukan kunjungan diplomatik keIndonesia, meliputi Presiden dan PerdanaMenteri (termasuk Wakil Presiden dan WakilPerdana Menteri), Menteri Negara, Duta Besar,dan lainnya dari beberapa pejabat di ataskecenderungan dari item berita yang telah diproses dan menghasilkan point presentasedapat di lihat pada tabel dibawah ini:

TABEL 5AKTOR KUNJUNGAN

Sumber: Data Primer yang sudah diolah

Kecenderungan berita kunjungandiplomatik terhadap aktor atau pejabat yangberkunjung, memiliki kecenderungan tertinggiadalah pejabat yang berkedudukan sebagaiPresiden atau Perdana Menteri negara laindengan kecenderungan 43 item berita (50,0%), dibandingkan dengan Menteri Negarasebesar 31 item berita (36,0%), dan DutaBesar sebesar 6 item berita (7,0%), sertakategori lainnya. Hal ini wajar jika dilihat dari

Page 10: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

10Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

perspektif agenda media bahwa pejabat yangmemiliki jabatan lebih tinggi akanmempengaruhi media, sehingga kuantitasliputannya lebih banyak di bandingkan denganpejabat yang lebih rendah jabatannya.

Presiden dan Perdana Menteri adalahpemimpin tertinggi eksekutif (pelaksanapemerintahan) yang banyak melahirkanberbagai kebijakan, kebijakan-kebijakantersebut sebagai fokus utama dalam bertindak,termasuk berbagai kebijakan politik diplomasi.Hal apa yang dilakukan oleh Presiden atauPerdana Menteri baik kebijakan maupunkehidupan pribadi selalu menjadi isu yangmenarik bagi media massa. Menurut Severindan Tankard (2009:278-279) bahwa PresidenAmerika Serikat memberikan pengaruh padamedia, Presiden adalah pembuat berita nomorsatu di negara tersebut, yang menentukanagenda dan dibahas dalam berita media massatersebut, isu-isu yang disampaikan olehPresiden keesokan harinya akan menjadi isunasional dan harus dipublikasikan oleh mediamassa.

• AGENDA KUNJUNGAN DIPLOMATIKAgenda kunjungan diplomatik yang

dilakukan oleh pejabat tinggi negara, melaluikegiatan atau upaya untuk membina rasa salingpercaya atau untuk memperteguh suatukeyakinan akan gagasan melalui komunikasiinternasional yang dijalin, denganmenggunakan berbagai saluran diantaranya,memperluas jaringan, menanggulangiperbedaan dan salah paham, meningkatkankerjasama, serta penyelesaian konflik, yangkeikutsertaan ini dapat dilakukan dalamberbagai bentuk. Bentuk dari agenda,meliputi: dialog, dan penandatanganankerjasama (Memorandum of Understanding (NotaKesepahaman), Agreement (Persetujuan), Protocol(Protokol), Exchange of Letters (NotaPersetujuan)), dan lainnya.

Berdasarkan hasil dari data di tabel 6menunjukkan agenda kunjungan diplomatikyang lebih banyak dilakukan oleh para pejabatnegara asing berkunjung ke Indonesia dengan

agenda dialog. Pemunculan frekuensi beritasebanyak 63 item (73,3%), hal ini bertujuanagar dialog yang dilakukan secara langsungmelalui desain komunikasi yang telah dibentukoleh para jajaran pejabat tinggi negara tersebut,dapat menelisik pemerintah dalammensosialisasikan program yang telah disusununtuk di didiskusikan dan memperolehkesepakatan antara kedua belah pihak.Sehingga metode berdialog dalam beritakunjungan diplomatik yakni agenda kunjunganberupa dialog, seperti berita yang berjudul“BDF seeks to promote peace and stability”, adalahmengedepankan proses diplomasi dalammengatasi dan menangani berbagaipermasalahan bilateral. Dominasi dialogkunjungan diplomatik senada denganpandangan Pemerintah Indonesia, yang sudahmenegaskan bahwa dalam politik diplomasiuntuk mencapai tujuan hubungan diplomatik,langkah yang diambil antara lain adalahpenguatan mekanisme kerja sama bilateraldengan berbagai negara sahabat. Penguatantersebut dilakukan dengan menggairahkan ataumenghidupkan kembali mekanisme yang telahada atau menciptakan mekanisme dialog baru,sehingga terbentuk suatu dialog dan konsultasibilateral yang reguler.

TABEL 6AGENDA KUNJUNGAN

Sumber: Data Primer yang sudah diolah

Proses selanjutnya, melalui penandatangankerjasama yang dilakukan antara kedua negara,didasari oleh landasan hukum yang kuat danlandasan hukum tersebut biasanya diimplementasi oleh Kementerian Negara dalammembidangi program yang disepakati, danwaktu penandatanganan kerjasama biasanyadilakukan pada awal kerjasama dan akandibuat landasan kerjasama lagi jika adapeningkatan atau perubahan kerjasama.

Page 11: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

11Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Sedangkan dalam kategori lainnya yang tidakmemiliki arah agenda yang jelas, baik dialog,kunjungan ke lapangan maupunpenandatanganan memorandum of understanding.Kategori lainnya ini merupakan pelengkapkunjungan diplomatik, karena hanya mengulaskehidupan pribadi dan sosial pejabat negarayang berkunjung ke Indonesia

• MATERI BERITA KUNJUNGANDIPLOMATIKMateri kunjungan diplomatik yang

dilakukan oleh pejabat tinggi negaramerupakan program yang dikemas oleh mediamassa dalam bentuk materi berita dandisampaikan dalam bentuk pesan secara lugasdan dinamis. Program yang akan disajikan kekhalayak dilakukan melalui kemasan beritayang berbeda. Materi berita kunjungandiplomatik yang ditampilkan dari berbagaiperistiwa yang menarik dapat dilihat padatabel dibawah ini:

TABEL 7MATERI BERITA KUNJUNGAN

Sumber: Data Primer yang sudah diolah

Materi berita kunjungan diplomatik

mengenai ekonomi dan pembangunannasional sedikit menonjol dengan frekuensiberita sebanyak 25 dan presentase 29,1%. Halini berbanding tipis dengan materi beritaberkategori lainnya sebanyak 23 pemunculanberita dengan indeks presentase 26,7%,sehingga memunculkan bahwa dalampenulisan isi berita tersebut telahmelaksanakan fungsi diplomasi secara nyatadengan menjalankan “people-to-people contact”,yakni menangani hubungan ekonomi denganbeberapa kegiatan secara langsung denganmemonitor hubungan ekonomi bilateral, jugadikombinasikan dengan tugas tugas lainnya.

Selain itu, untuk dapat lebih dalammenganalisa kecenderungan berita kunjungandiplomatik sebagai media event pada suratkabar The Jakarta Post periode 1 Juli 2010 – 31Desember 2010, maka dilakukan tabulasisilang, hasil tabulasi silang meliputi:

• TABULASI SILANG POSISI BERITADENGAN MATERI BERITAKUNJUNGANTerwujudnya Indonesia yang aman dan

damai merupakan upaya untuk menciptakansuatu kondisi bebas dari bahaya dan segalabentuk ancaman baik dari luar negeri maupundari dalam negeri serta melihat dari aspekpemerintah dalam berkunjung ke berbagaimanca negara demi membahas permasalahanbangsa, di samping itu media massa sebagaimata dan telinga masyarakat dalammemandang serta memberi cermin bagipemerintah dituangkan dalam berbagai materiberita kunjungan diplomatik, yang kesemuanyadapat di uji tabulasi silang dengan posisi

TABEL 8TABULASI SILANG POSISI BERITA DENGAN MATERI BERITA KUNJUNGAN

Sumber: data primer yang sudah diolah

Page 12: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

12Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

berita. Hal ini diperlukan untuk melihatkecenderungan atau kemenarikan isu / materiperistiwa kunjungan diplomatik dari sudutposisi berita, yang dikaji dalam sub bab inidan hasil tabulasi silang Materi BeritaKunjungan Diplomatik dengan Posisi Beritadapat dilihat dari tabel 8.

Dari tabel 8 terlihat jelas bahwa beritahalaman dalam menempati posisi pertamadengan jumlah kuantitas terbesar (76 berita) diseluruh bidang kunjungan diplomatik, baikpertahanan dan keamanan; ekonomi danpembangunan; hukum dan hak asasi manusia;politik dan demokrasi; budaya, agama danilmu pengetahuan dan teknologi, maupunkategori lainnya yang di dalamnya terkandungcomprehensive partnership.

Analisis penulis mengenai tabulasi silangantara materi berita kunjungan diplomatikdengan posisi berita, yang akan penulis awalidengan jumlah kuantitas materi beritakunjungan diplomatik yang paling besarkuantitasnya dalam perspektif diplomasiIndonesia di berbagai bidang, meliputi:

• DIPLOMASI EKONOMI DANPEMBANGUNANDiplomasi ekonomi dan pembangunan

menempati posisi yang utama dalam beritakunjungan diplomatik (25 item berita),dengan kecenderungan pada posisi berita padahalaman dalam (24 item berita) dan 1 beritapada halaman non headline news. Hal inimenunjukan bahwa isu diplomasi ekonomidan pembangunan lebih menekankan padasubstansi dan kepentingan nasional dan kurangmenghiraukan penempatan berita dengan akseshalaman depan. Diplomasi ekonomi sebagaiprioritas utama dalam hubungan bilateraltentu dilatarbelakangi oleh hubunganekonomi dan perdagangan internasional suatunegara berperan penting dalam hubungan luarnegeri. Bahkan, hubungan internasionalkontemporer menunjukkan kebutuhan politikluar negeri (necessity of foreign policy) yangmeningkat dalam rangka pertumbuhanekonomi dan pencapaian pembangunan

kesejahteraan bangsa dan negara.

• DIPLOMASI “LAINNYA”Kategori diplomasi lainnya adalah

diplomasi yang materinya merupakangabungan dari beberapa isu atau bidang dalamhubungan bilateral, dalam kategeori ini tidakdiutamakan bidang tertentu, tetapi dari duaatau lebih bidang yang dijalinkan kerjasamajuga mendapat posisi yang sama. Salah satuyang masuk dalam kategori ini adalah compre-hensive partnership merupakan “barangdagangan” dalam melakukan diplomasi yangdibawa oleh Presiden Amerika Serikat BarackObama, dibawah kepemimpinan PresidenBarack Obama, politik diplomasi AmerikaSerikat mengarah pada comprehensive partnership(kerjasama menyeluruh) di berbagai bidang.

• DIPLOMASI DALAM BIDANG POLITIKDAN DEMOKRASI; SERTA HUKUMDAN HAK ASASI MANUSIAKecenderungan kuantitas berita kunjungan

diplomatik dalam kategori materi beritapolitik dan demokrasi sebesar 12 item berita,11 berita pada halaman dalam dan 1 beritapada halaman headline news, sementara materihukum dan hak asasi manusia memilikikuantitas kecenderungan sebesar 11 itemberita, 10 item berada pada posisi berita padahalaman dalam dan 2 berita pada halamanheadline news. Isu politik, demokrasi, hukumdan hak asasi manusia ini saling beriringan,karera keempat hal tersebut merupakan cirinegara modern. Perubahan mendasar dalampolitik internasional adalah munculnya isu-isubaru hubungan internasional pascaberakhirnya perang dingin, masyarakatinternasional tidak hanya tertarik padamasalah-masalah yang terkait dengan keamanandan militer, tetapi juga meningkatkanperhatian pada terhadap isu-isu kemanusiaanseperti Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi,perlindungan hukum.

Perhatian masyarakat internasional semakinmeningkat karena pemerintah di banyak negaraseringkali terlibat dengan pelanggaran hak asasimanusia, negara yang otoriter, dan penegakan

Page 13: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

13Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

hukum yang tidak berkeadilan. Isu-isu tersebutsampai saat ini masih menjadi citra burukIndonesia di mata internasional, misalnyaIndonesia masing dipandang sebagai negarapelanggar hak asasi manusia paling besar danpenegakan hukum di Indonesia cenderungtidak adil banyak korupsi, politik dandemokrasi belum tumbuh secara matang.Misalnya terkait dengan diplomasi Hak asasimanusia, Rein Mullerson mendefenisikandiplomasi HAM sebagai pemakaian instrumen-instrumen politik luar negeri dan upayamempromosikan HAM, selain pemakaian isu-isu HAM untuk memperoleh tujuan-tujuanpolitik luar negerinya. Artinya bahwa kuantitasberita ini dilatarbelakangi bahwa media ikutturut serta dalam peningkatan dalamdiplomasi tersebut yang bertujuan untukmengadakan perubahan-perubahan positif yangkonkrit dalam kondisi polutik, demokrasi,hukum dan hak asasi manusia di Indonesia.

• DIPLOMASI PERTAHANAN DANKEAMANANKonteks diplomasi ini menilai bahwa

politik diplomasi tidak akan pernahmeninggalkan isu dan kekuatan tradisionalpertanahan dan keamanan, dinilai sebagai isutradisional sebab isu pertahanan dankeamanan adalah isu lama yang sangat terkaitdengan nuansa saling mendominasi negara dankekuasaan negara terhadap negara lain, konteksdiplomasi ini memfokuskan perhatian padastrategi pertanahan dan keamanan suatu

negara, pengerahan kekuatan untukmengadakan pendekatan sambil mempercayaibahwa kekuasaan adalah komoditas yang perludiperjuangkan, sehingga semakin banyak yangdimiliki oleh satu pihak dan menyebabkanberkurangnya pemilikan pihak lain. Diplomasipertahanan dan keamanan tetap menjadi isumenarik, sekalipun isu ini sudah mulai eredupdibandingka isu ekonomi dan politik.

• DIPLOMASI BUDAYA, PENDIDIKANDAN AGAMAMisi diplomatik budaya, agama dan

pendidikan merupakan isu yang seringdisatukan dalam kerjasama yang dilakukanoleh Indonesia dengan negara lain, isu inimenempati urutan terkahir dalam urutanpentingnya diplomasi Indonesia, sebab isu inimenyangkut pemahaman budaya bangsa yangberbeda-beda, dan isu ini muncul karenaadanya konflik berlatar belakang agama diberbagai belahan dunia, namun tetap saja isuini kurang bernilai strategis bagi dunia luar,khususnya negara-negara barat.

• TABULASI SILANG AGENDAKUNJUNGAN DENGAN NILAI BERITAUji tabulasi ini diperlukan untuk melihat

kecenderungan agenda kunjungan diplomatikdalam perspektif nilai berita, sebab beragam-nya agenda kunjungan memiliki nilai beritayang beragam pula, dalam penentuan mediaevent lazimnya yang dijadikan dasar adalah nilaiberita dari agenda kunjungan diplomatik yang

TABEL 9TABULASI SILANG AGENDA KUNJUNGAN DENGAN NILAI BERITA

Sumber: data primer yang sudah diolah

Page 14: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

14Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

menarik, semakin menarik agenda kunjungandiplomatik maka akan semakin tinggi nilaiberitanya. Hasil tabulasi silang antara agendamedia dengan nilai berita, lihat tabel 9:

Dari tabel 9 terlihat bahwa nilai beritasignifikansi memiliki 69 item berita yangberkecenderungan pada kategori agendakunjungan baik penandatanganan kerjasamamaupun agenda dialog, sementara keterkenalan(6 item berita) dan kedekatan (5 item berita)lebih cenderung ke arah agenda kunjungandiplomatik kategori lainnya. Sementara nilaiberita kemanusiaan (4 item berita) dan nilaiberita lainnya (2 item berita) justru memilikikecenderungan pada agenda kunjungandiplomatik dalam kategori dialog. Pandanganpenulis terkait hal di atas, yaitu:

Pertama, Signifikansi penandatanganankerjasama dan dialog. Peranan media massadalam hubungan internasional, khususnyahubungan bilateral telah memunculkanparadigma bahwa media massa modern telahmenegaskan ide “diplomasi tanpa diplomat(diplomacy without diplomat)”, dalam hal inimedia massa ikut serta melakukan pengaturansetting dan mekanisme diplomasi. Idediplomasi tanpa diplomat menyebabkanperanan media massa yang besar dan dianggapseringkali sebagai penunjang bahkanpenghambat diplomasi, dalam konteks ujitabulasi silang ini bahwa media massa TheJakarta Post memiliki kecenderungan sebagaipenunjang diplomasi, sebab arah agendakunjungan diplomatik dilandasi nilai beritasignifikansi. Pandangan Prajarto (2010:90)bahwa nilai berita signifikansi dalam sebuahisu politik lebih menekankan pada pentingnyasuatu peristiwa politik yang terjadi.

Nilai berita agenda penandatanganankerjasama dan dialog merupakan langkah yangdiambil dalam diplomasi Indonesia melaluiperanan para diplomat senada dengandiplomasi tanpa diplomat, artinya perananmedia massa The Jakarta Post juga bertujuanuntuk penguatan mekanisme kerja samabilateral Indonesia dengan berbagai negarasahabat, kelebihannya adalah bahwa media

massa The Jakarta Post yang memiliki jangkauanluas menyentuh warga negara asing di belahandunia, dan melalui liputan tersebut diplomasimenjadi lebih efektif dan efesien. Nilaisignifikansi sebagai landasan media event dalamagenda penandatanganan kerjasama dan dialogsebagai inti diplomasi adalah bentukpenguatan dengan menggairahkan ataumenghidupkan kembali mekanisme yang telahada atau menciptakan mekanisme dialog baru,sehingga terbentuk suatu dialog dan konsultasibilateral yang regular. Dengan adanyamekanisme bilateral yang efektif melaluiliputan di media massa, yang intinya bahwaThe Jakarta Post telah mewujudkan setting danmekanisme diplomasi dalam hubunganbilateral, yaitu: pertama, media massa lebihmengedepankan proses diplomasi dalammengatasi dan menangani berbagaipermasalahan bilateral dengan melibatkanberbagai elemen pambaca berita, sehinggatujuan kepentingan nasional menjaditerwadahi dan diplomasi publik menjadi lebihtepat dan komprehensif. Permasalahan dalamhubungan diplomatik yang diliput akan dibacaoleh kalangan luas, sehingga dalam prosesdiplomasi akan melibatkan berbagai elemenbangsa, pemerintah sebagai corong diplomasi,masyarakat Indonesia maupun masyarakatnegara lain, kelompok non government organiza-tion, kalangan akademisi, yang kesemuanyatersebut merupakan aktor diplomasi yangharus ikut “urun rembuk” dalam mengatasiberbagai persoalan dalam hubungan bilateral.Dalam pandangan Sukawarsini Djelantik(2008:73) bahwa media massa memiliki fungsiyang sangat strategis karena menyatukan semuaaktor diplomasi publik melalui agendakomunikasi internasional yang dilakukan,berbagai liputan memiliki signifikansi dengankepentingan masyarakat, bangsa dan negara,sebab nilai berita signifikansi inilah sebagaitolok ukur bahwa agenda mediapenandatanganan kerjasama dan dialogmerupakan bentuk agenda diplomasi yangmenyentuh persoalan bangsa dan negara,sekaligus tentunya memberikan manfaat bagi

Page 15: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

15Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

masyarakat, bangsa dan negara.Kedua, dengan nilai berita signifikansi,

media massa The Jakarta Post sebagai salah satudari aktor diplomasi publik juga mampumengakomodir pandangan dari berbagai aktordiplomasi publik lainnya, baik aktor government(pemerintah), professional and conflict resolution(kalangan profesional dan aktor dalampenyelesaian konflik), business (pengusaha),private citizen (masyarakat), Research and Educa-tion (Aktor Peneliti dan Pendidik), Activism(kalangan aktivis), Religious (kalanganagamawan), Funding (kalangan pemodal)(Sukawarsini Djelantik, 2008:73). Kesembilanaktor tersebut yang menentukan signifikansihubungan bilateral, dan sekaligus kesembilanaktor dengan di gawangi oleh media massa TheJakarta Post mampu memonitor kemajuanimplementasi kesepakatan yang telah ada,memanfaatkan peluang-peluang kerjasama yangada dan mengidentifikasi kerjasama yang baru,serta mengembangkan kemitraan dalammenghadapi tantangan-tantangan global.

Kedua, nilai berita keterkenalan dankedekatan dalam berita kunjungan diplomatik.Keterkenalan dan kedekatan memilikikcenderungan pada kategori lainnya dalamagenda kunjungan diplomatik, kategori lainnyaini pada dasarnya merupakan kategori yangdalam berita tersebut tidak disebutkan (tidakjelas) mengenai agenda yang dilaksanakan,berita nya hanya membahas kunjungan pejabatnegara lain ke Indonesia tetapi tidakmenguraikan agenda apa yang dilakukan olehpejabat negara di Indonesia tersebut.

Nilai keterkenalan seorang pejabat dankedekatan pejabat yang bersangkutan denganmasyarakat Indonesia atau negara Indonesia,ini juga menjadi daya dukung nilai signifikansi,sebab dalam praktik diplomasi keberadaanpejabat yang berkunjung juga ikut menentukanpolitik diplomasi negara nya. Nilaiketerkenalan dan kedekatan tersebut materinyaberisi profil atau hubungan historis maupunemosionalitas dengan negara dan bangsaIndonesia adalah nilai tambah perhargaanpemerintah terhadap aktor /pejabat yang

berkunjung. Nilai berita ini tidak membangunhubungan diplomasi melalui jalur formal,government to government, tetapi lebih mengarahpada government to people maupun people togovernment, hubungan yang terjalin antaramasyarakat Indonesia dengan pejabat negaralain atau sebaliknya akan memberikan nuansabaru dalam menjalin hubungan bilateralIndonesia dengan negara lain, misalnyahubungan Presiden Amerika Serikat BarackHussein Obama (government) denganmasyarakat Indonesia (people) akanmemberikan pengaruh pada kebijakan-kebijakan politik luar negeri Amerika Serikatyang terkait dengan dunia Islam, sebabmasyarakat Indonesia mayoritas beragamaIslam, yang kemudian politik luar negaraAmerika Serikat ini mengarah pada pelibatanIndonesia sebagai mitra Amerika Serikat dalampenyelesaian masalah konflik keagamaan diberbagai negara dan sebagai contoh demokrasidalam masyarakat yang plural.

Ketiga, nilai berita kemanusiaan dankategori nilai berita lainnya. Nilai kemanusiaan(4 item berita) dan kategori nilai berita lainnya(2 item berita) memiliki kecenderungan padakategori agenda dialog, nilai berita kemanu-siaan ini terkait dengan tema dialog pejabatnegara, sisi humanisme ditonjolkan dalamberita tersebut, sehingga sisi humanismetersebut yang menjadi isu utama dalamhubungan bilateral, semisal adanya bencanagunung meletus di Yogyakarta, tentumembawa nuansa humanisme pejabat negaralain untuk “urun rembuk” membantu penye-lesaian bencana tersebut. Sementara nilaiberita lainnya adalah nilai berita selain nilaiberita di atas, seperti nilai konflik, dan lainya.Artinya bahwa nilai berita kemanusiaan dankategori nilai berita lainnya ini merupakannilai berita yang terkait dengan tema dankondisional Indonesia dan fakta hubunganinternasional, sehingga hal ini berkecenderu-ngan pada mekanisme dialog, jika yangdiagendakan adalah dialog mengenai konflikperbatasan Indonesia-Malaysia, maka nilaiberita tersebut jelas akan mengarah pada nilai

Page 16: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

16Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

berita konflik, dan lainnya.

• AKTOR KUNJUNGAN DIPLOMATIKDENGAN KECENDERUNGAN BERITAUji tabulasi silang ini diperlukan untuk

melihat kecenderungan berita dalam kategoripro, netral dan kontra terhadap aktorkunjungan diplomatik, dalam arti melihatkeberpihakan media The Jakarta Post dalammenyusun media event yang mengarah padaaktor atau pejabat tertentu. Hasil uji tabulasisilang antara aktor atau pejabat yangberkunjung dengan kecenderungan beritadapat dilihat pada tabel 10.

Dari tabel 10 terlihat bahwa kecenderunganpro lebih mengarah pada aktor kunjunganyang berkedudukan sebagai Presiden atauPerdana Menteri dengan kuantitas beritakunjungan diplomatik sebesar 11 item berita(12,80%), sementara kategori netral memilikifrekuensi sebesar 72 item berita (83,70%) yangmemiliki kecenderungan pada aktor Presidenatau Perdana Menteri, Menteri Negara, DutaBesar dan Lainnya. Sedangkan kategori kontrajuga mengarah pada aktor Presiden / PerdanaMenteri sebesar 3 item berita (3,50%).Pandangan penulis terkait dengan tabulasisilang di atas yaitu :

Pertama, kecenderungan netral adalahkecenderungan yang memiliki kuantitas beritayang paling besar (72 item berita) yangmengarah pada keseluruhan aktor pejabatkunjungan diplomatik, baik Presiden danPerdana Menteri, Menteri Negara, Duta Besar,dan Lainnya. Hal ini menunjukkan bahwamedia massa dalam memberitakan kunjungan

diplomatik memiliki keberimbangan dalamberitanya, kecenderungan netral inimenandakan bahwa pada dasarnya berita-beritadi The Jakarta Post tidak memiliki keberpihakanpada negara atau pejabat negara lain.

Kecenderungan netral, seperti dalam beritayang berjudul “Malaysian Trade Minister visits RIMinister Hatta Rajasa”, berita ini terkait dengankunjungan Menteri Perdagangan Malaysia keIndonesia. Kunjungan ini merupakankunjungan untuk melakukan evaluasikerjasama atau perbaikan hubungan bilateral,sebab ketika itu Indonesia-Malaysia bermasalahdengan klaim-klaim budaya sepihak oleh ].Berita ini tidak memihak Indonesia dan tidakmengungkap berbagai kesalahan Malaysia (sisinegatif). Intinya berita ini tidak mempertajamkonflik yang terjadi antara Indonesia-Malaysiapada saat kunjungan Menteri PerdaganganMalaysia ke Indonesia, sebab jika media massaberpihak kepada Indonesia tentu akan menilainegatif setiap kunjungan pejabat negara dariMalaysia, namun dalam berita ini terlihatbahwa netralitas dilakukan demi pengutamaankunjungan diplomatik dan pengutamaanhubungan yang stabil Indonesia-Malaysia, yangisi beritanya meliputi: I come here to improve thetwo countries’ ties and hold personal talks,” DatukMustapa said as quoted by kompas.com. There wereseven key points on trade and investment, labor,communication, fisherie’s, forestry, education, andtourism to be discussed by the two ministers...” ( (TheJakarta Post, 3 Agustus 2010), dengankecenderungan netral tersebut, bahwa TheJakarta Post dalam memberitakan kunjungan

TABEL 10TABULASI SILANG AKTOR KUNJUNGAN DENGAN KECENDERUNGAN BERITA

Sumber : Data Primer yang sudah diolah.

Page 17: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

17Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

diplomatik “apa adanya” yang tidak beratsebelah, sesuai dengan realitas, tidak memihakIndonesia atau negara yang berkunjung, apalagimemiliki keberpihakan pada pejabat yangberkunjung. Hal ini merupakan bukti bahwamedia massa dalam memberitakan kunjungandiplomatik secara independen serta tidakterpengaruh oleh faktor tertentu, misalnyafaktor negara adikuasa Amerika Serikat.Kecenderungan netral ini jika ditelaah lebihlanjut, beritanya akan mengarah padapenekanan aspek relevansi (relevance) beritakunjungan diplomatik dengan kepentinganpublik, berita kunjungan diplomatikbermanfaat bagi masyarakat khususnyamasyarakat Indonesia, dan terdapat substansiberita sebagai sarana berdiplomasi. Intinyabahwa kecenderungan netral berita kunjungandiplomatik memiliki keberpihakan pada aspekkemanfaatan bagi pembangunan masyarakat,bangsa dan negara atau sesuai dengan tujuandiplomasi publik.

Kedua, kategori kecenderungan-pro adalahberita kunjungan diplomatik yang memilikikeberpihakan pada aktor kunjungandiplomatik, bahwa media memberikanpenilaian yang mendukung kunjungan pejabattersebut. Kecenderungan pro beritanya tidakmembahas hubungan bilateral Indonesiadengan negara lain, tetapi lebihmenitikberatkan pada materi yang bersifatpribadi pejabat negara lain yang berkunjung keIndonesia, atau profil pejabat, latar sosiologis,historis dan emosionalitas pejabat yangberkunjung dengan masyarakat Indonesia.

Dalam kategori kecenderungan pro mediamassa memberikan informasi yang baikmengenai pejabat yang berkunjung, latarbelakang sejarah kehidupan pejabat danhubungan pejabat yang bersangkutan denganmasyarakat, bangsa dan negara Indonesia.Misalnya berita yang berjudul “Indonesia awardsUS president’s late mother, materi beritanya:“Stanley Ann Dunham, the mother of US PresidentBarack Obama, who crisscrossed villages for herresearch, was presented the highest state award byPresident Susilo Bambang Yudhoyono, a gesture

which “deeply moved” the visiting president..”(Rangga Dian Fadhilah, The Jakarta Post, Edisi10 November 2010:16).

Dalam konteks diplomasi publik, 2 beritadi atas memang layak untuk diakomodir dalamberita-berita kunjungan diplomatik, namunperlu adanya pembatasan terhadap kuantitasberita semacam itu yang disajikan oleh TheJakarta Post, kecenderungan kuantitas sebesar12,80% justru akan menimbulkan problemtersendiri bagi The Jakarta Post. Menurutpenulis, bahwa berita-berita sejenis idealnyadisatukan dengan berita yang mengandungsubstansi hubungan bilateral dengan negaralain (satu judul), intinya penulis sependapatjika aspek pribadi pejabat yang berkunjungjuga diberitakan, namun beritanya jangandilepaskan substansi pokok kunjungandiplomatik, yang materinya membahashubungan bilateral dengan negara lain. Intinyabahwa kecenderungan pro yang memilikikeberpihakan pada pejabat yang berkunjungmerupakan nilai tambah, namun yang harusdiutamakan adalah nilai pokok diplomasi,yang memiliki kriteria bahwa kecenderunganpro idealnya mengarah pada keberhasilanpejabat yang berkunjung dalam melakukankerjasama bilateral dengan Indonesia,kebijakan yang menguntungkan Indonesia, danlainnya. Ketiga, kecenderungan kontra merujukpada aktor Presiden sebesar 3 item berita(3,50%), kriteria kecenderungan ini adalahberita yang lebih menekankan pada aspeknegatif kunjungan pejabat negara, misalnyakunjungan negara yang tidak bersubstansi atauhanya sebatas kunjungan simbolik saja.

Dalam hubungan internasional mediamassa memiliki peranan dalam diplomasimelalui liputannya, yang liputannya tersebutberpijak pada pengutamaan kepentingannasional. Sebagai institusi kemasyarakatan,yang menjalankan fungsi imperatif darikepentingan warga dalam perspektif masyarakatkewargaan (civil society), untuk itu basiskeberadaan media massa adalah dari konsepkebebasan pers (press freedom) sebagai bagiandari norma untuk tatanan dalam kehidupan

Page 18: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

18Jurnal KOMUNIKATOR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

masyarakat dan negara. Norma kebebasan persmerupakan prasyarat bagi seluruh prosesdemokratis dalam masyarakat negara, persbebas bukan berarti pekerja jurnalisme danmedia pers boleh bertindak semaunya. Untukitu ada baiknya diingat hak-hak kebebasan yangmemiliki dua dimensi, yaitu “bebas dari” dan“bebas untuk”, dua hal yang pada hakekatnyatidaklah identik (Siregar, 2000:1882).

“Kebebasan dari” secara sederhana biasaditempatkan dalam berhubungan dengankekuasaan lain dalam sebuah negara, misalnyapemerintah, dunia usaha, tokoh politik, danlainnya. Pada sisi lain sebenarnya perlu dilihatraison d’etre bagi kebebasan itu yang tidak hanyadikaitkan dengan eksistensi media massa“bebas untuk” bertindak, namun bebas untukbertindak demi terpenuhinya hak masyarakat.Media massa sebagai institusi masyarakatdengan sendirinya bergerak atas dasar melayanikepentingan masyarakat untuk mendapatkaninformasi publik yang benar dan obyektif.Sebab fakta-fakta dan informasi independententang peristiwa kunjungan diplomatik akanjadi referensi bagi masyarakat dalam membuatkeputusan dan menciptakan suasana yangmembuat semua komponen bangsa bersikapaktif dan berfikir integratif. Kovachmengingatkan bahwa tujuan paling pentingbagi jurnalisme adalah menyediakan informasiyang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidupmerdeka dan mengatur diri sendiri, untuk ituindependensi media sangatlah penting.Independen dari otoritas politik, otoritassosial atau bisnis, dan tidak ada bias personal.Loyalitas jurnalis semestinya bukan loyalitaspada pemilik media tetapi loyalitas kepadawarga negara atau loyalitas pada kepentingannasional Indonesia.

Artinya bahwa tujuan utama jurnalismeterkait kunjungan diplomatik adalahmenempatkan kepentingan pihak yangberkuasa agar tetap berkorelasi danbertanggungjawab kepada kepentingan pubik,politik diplomasi merupakan kewenanganpemerintah namun dalam pengambilankeputusan politik diplomasi harus melibatkan

masyarakat dan hasilnya juga dilaporkankepada masyarakat melalui media massa.Senada dengan pandangan di atas bahwadalam diplomasi publik, pemerintah bukansatu-satunya aktor dalam diplomasi, tetapiterdapat 9 aktor dalam diplomasi publik,seperti lembaga swadaya masyarakat,masyarakat, kalangan profesional, pengusahadan pemilik modal, peneliti, akademisi,aktivis, kalangan agamawan, dan lainnya jugaikut melakukan komunikasi internasionaldengan caranya sendiri, bahkan melakukandiplomasi dengan caranya sendiri, misalnyamedia massa melakukan diplomasi denganberbagai liputannya. Dengan banyaknya aktoryang terlibat dalam diplomasi publikmemberikan implikasi adanyapengakomodiran informasi dari berbagai aktorguna menjembatani mekanisme diplomasigovernment to government, people to government,people to people, non government to non government,maupun people and non government to government,dan lainnya.

SIMPULANMedia massa merupakan alat komunikasi

internasional dalam diplomasi publik, melaluiliputan beritanya tujuan diplomasi denganperjuangan kepentingan nasional Indonesiadengan negara lain tercapai. Media massasebagai salah satu ujung tombak diplomasipublik telah memberikan angin segar bagiIndonesia, ruang diplomasi terbuka lebar, citrapositif dapat ditingkatkan, namun hal inibelum disertai dengan pemahaman fungsimedia massa sebagai media diplomasi publik,misalnya kecenderungan berita pro yangmengarah pada dukungan media massaterhadap pejabat yang berkunjung bukansubstansi hubungan bilateral.

Sebagai saran penelitian Media event TheJakarta Post harus mengacu pada agenda politikdiplomasi negara dengan memperhatikansuara-suara masyarakat, sehingga dalammenyajikan berita lebih mengutamakankepentingan nasional bangsa dan negaraIndonesia, sekaligus memberikan ruang

Page 19: (Sukawarsini Djelantik, 2008:73) · diplomasi publik melalui komunikasi internasional dengan jalur media massa dapat membangun budaya politik pembacanya (Muhtadi, 2008:152). Peranan

19Vol. 6 No.1 Mei 2014

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

terbuka bagi masyarakat sebagai cerminandemokrasi. Untuk itu The Jakarta Post perlumenata kembali pesan politik yang mengarahpada pembentukan masyarakat demokratis,dalam memberitakan kunjungan diplomatikThe Jakarta Post bukanlah corong kekuasaan,tetapi corong politik diplomasi yangmenekankan pada kepentingan masyarakat,bangsa dan negara.

DAFTAR PUSTAKADjelantik, Sukawarsini., (2008), Diplomasi: Antara

Diplomasi dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu).Flournoy, Don Michael., (1989), Analisa Isi Surat

Kabar-Surat Kabar Indonesia, (Yogyakarta: GadjahMada University Press).

Hamad, Ibnu., (2004), Konstruksi Realitas PolitikDalam Media Massa: Sebuah Studi CriticalAnalysis Discourses Terhadap Berita-Berita Politik,(Jakarta: Granit)

Holsti, Ole R. (1969), Content Analysis for the SocialSciences and Humanities, (Massachusetts:Addison)

Indah Wahyuni, Hermin., (2000), Relasi Media-Negara-Masyarakat dan Pasar Dalam EraReformasi, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Volume 4 Nomor 2.

———, (2007), Relasi Media – Politik DalamPerspektif Teori Sistem: Pendekatan AlternatifUntuk Kajian Sistem Media dan Sistem PolitikIndonesia, Jurnal Komunikasi “IKON” Vol.1 Nomor1.

McCombs, Maxwell & Reynolds, Amy, (2009), “NewsInfluence on Our Pictures of the World” dalamBryant, Jennings & Zillman, Dolf, (2009), MediaEffects: Advances in Theory and Research, ThirdEdition, (London: Lawrence Erlbaum Associates).

Muhtadi, Asep Saeful., (2008), Komunikasi PolitikIndonesia: Dinamika Islam Politik Pasca OrdeBaru, (Bandung: Remaja Rosda Karya).

Prajarto, Nunung., (2003), Media Massa danSosialisasi Politik Luar Negeri Indonesia, makalahpada Seminar Nasional Peran Media Massa danPengaruhnya Dalam Proses Pembuatan KebijakanLuar Negeri, (Departemen Luar Negeri danUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta 26 Juni2003).

———, (2010), Analisis Isi: Metode PenelitianKomunikasi, (Yogyakarta: Fisipol UGM).

Roy, Samendra., (1993), Diplomasi, (Jakarta: Rajawali

Pers)Shoelhi, Muhammad., (2009), Komunikasi

Internasional Perspektif Jurnalistik, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media)

Shoemaker, Pamela J., dan Stephen D. Reese, (1996),Mediating The Message, Second Edition, (NewYork: Longman Publisher)

Siregar, Ashadi., (2000), Media Pers dan Negara:Keluar Dari Hegemoni, Jurnal Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Volume 4, Nomor 2.

Wimmer, Roger D., dan Joseph R. Dominick., (2006),Mass Media Research, (California: Thomson)