tgs ergonomi

28
ERGONOMI Dalam Dunia Kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic. Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri. Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini

Upload: cahya-septia

Post on 26-Sep-2015

260 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tgs Ergonomi

TRANSCRIPT

ERGONOMI Dalam Dunia Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic.

Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek.Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.

Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomic dan penerapannya

B.Rumusan masalah

Rumusan masalah yang kiranya dapat di susun dalam topic kali ini antara lain:

1.Apakah yang dimaksud dengan ergonomi ditempat kerja?

2.Apakah tujuan dari ergonomi di tempat kerja?

3.Bagaimana metode dan pengembangan ergonomi ditempat kerja?

4.Apa saja masalah yang ditimbulkan di tempat kerja?

5.Apa manfaat pelaksanaan dari ergonomi ditempat kerja?

C.Tujuan

1.Untuk mengetahui definisi dari Ergonomi

2.Untuk mengetahui tujuan, manfaat dan ruang lingkup ergonomi.

3.Untuk mengetahui metode-metode ergonomi.

4.Untuk mengetahui masalah ditempat kerja.

D.Manfaat

1.Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai masalah ergonomi ditempat kerja.

2.Sebagai sarana informasi bagi pekerja dan perusahaan untuk lebih memperhatikan tentang masalah ergonomi ditempat kerja.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Ergonomi

Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan factor manusia seoptimal-optimalnya. (Dr. Sumamur P.K, M.Sc : 1989 hal 1 ). Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbale balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.

Sebagai contoh penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:Bila posisi kerja anda lebih banyak duduk, maka menurut Sanders & Mc. Cormick :

Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik

Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun. Duduklah dengan posisi bersandar.

Ketinggian landasan kerja tak memerlukan menekuk tulang belakang yang berlebihan

Jika pekerjaan anda menuntut diskriminasi penglihatan dan koordinasi tangan atau mata (contoh: mengetik dengan komputer) maka posisi pekerjaan perlu di dekat daerah mata, sedikit di bawah ketinggian bahu, untuk menstabilkan tangan diberi bantalan siku/pergelangan yang nyaman dengan tujuan mengurangi beban otot bahu

Sesekali lakukan disguised pauses, istirahat sekedar untuk mengurangi konsentrasi pada pekerjaan misalnya: merubah posisi duduk, berdiri sebentar dari kursi atau berjalan-jalan sebentar

Bila posisi kerja anda lebih banyak berdiri maka:

Bekerjalah dengan posisi tegak ke depan. Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak, kepala agak ke depan

Kurangi gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin

Manfaatkan waktu istirahat semaksimal mungkin agar kerja dan istirahat seimbang.

Hindari postur tubuh yang tidak berubah/statis, sesekali regangkan otot-otot anda

Apabila anda memerlukan aktivitas menjangkau barang-barang tertentu, maka letakkan barang-barang tersebut dalam posisi yang minimal atau terdekat dan mudah dijangkau dan mudah terlihat

Bila posisi kerja anda dinamis (duduk dan berdiri bergantian) maka:

Usahakan benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja

Tinggi landasan kerja dengan kisaran antara 90cm-120cm, merupakan ketinggian yang paling tepat dan baik untuk posisi duduk maupun berdiri

Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk fitting the job to the worker. Ergonomi juga bertujuansebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.(ILO)

Penggunaan ergonomi yang tidak benar akan menimbulkan ganguan dalamsystemkerja. Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomi:

Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan

Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan

Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)

Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang

Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja

Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang

Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok

Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup

Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan

Komitmen kerja yang rendah

Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan

B.Tujuan Ergonomi

Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.

Adapun tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja

2. Meningkatkan kesejahteraan social dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesame pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system kebersamaan dalam tempat kerja.

3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

C. Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:

1. Tehnik

2. Fisik

3. Pengalaman psikis

4. Anatomi,utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian

5. Sosiologi

6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot

7. Desain, dll

D. Manfaat Ergonomi

1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.

2. Menurunnya kecelakaan kerja.

3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.

4. Stress akibat kerja berkurang.

5. Produktivitas membaik.

6. Alur kerja bertambah baik.

7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.

8. Kepuasan kerja meningkat

E. Metode-metode Ergonomi

1.Diagnosis

Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja, penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.

2.Treathment

Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai, Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja

3.Follow up

Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahudan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.

Ada delapan bidang yang menjadi garapan ergonomi, yaitu:

1.masalah kekuatan/kontraksi otot

manusia bekerja tidak lain terdiri dari proses memanjang dan memendeknya otot-otot tubuh. Proses itu menjadi salah satu kajian ergonomi. Semakin pendek otot itu dikerutkan akan semakin besar daya kerjanya. Dengan demikian tujuannya adalah agar pemanfaatan tenaga otot dapat diwujudkan secara maksimal dan efisien.

2. Kebutuhan energi

setiap otot memanjang atau memendek akan membutuhkan energi; energi berasal dari simpanan energi dalam tubuh. Simpanan energi tersebut berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Manusia bekerja dengan tugas berat akan membutuhkan energi lebih besar dibandingkan dengan bekerja dengan tugas ringan. Laki-laki untuk pekerjaan yang sama memerlukan energi lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Untuk itu pemberian makanan harus sesuai dengan besarnya pengeluaran kalori saat bekerja. Tanpa memperhatikan keseimbangan kalori itu maka akan terjadi masalah kelebihan berat atau kekurangan berat.

3. Kondisi lingkungan

aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja manusia. Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban tambahan bagi tubuh; pada hal tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu tugas yang sedang dilaksanakan. Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban relatif, penipisan kadar oksigen, adanya zat pencemar dalam udara semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja manusia. Itulah yang menjadi fokus kajian ergonomi. Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi dan lingkungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas kerja.

4. Kondisi informasi

kompleknya dunia kerja mengharuskan manusia pekerja menguasai pekerjaannya secara efisien. Dalam hubungan itulah maka sistem informasi dunia kerja harus dapat ditampilkan dalam layar atau sudut pandang manusia pekerja. Misalnya manusia dengan memakai peralatan mesin, maka mesin yang berputar dapat diwujudkan dalam bentuk layar pandang manusianya. Maka dikenallah sistem display. Contohnya tanda mesin hidup bisa dengan

tanda tombol yang ditekan atau tombol yang diangkat ke atas. Sebaliknya untuk mematikan mesin. Menekan kembali tombol atau membuat arah terbalik dari proses menghidupkan tadi. Hal ini diperlukan terutama bila jenis pekejaan yang dilakukan melebihi kapasitas dan kemampuan manusia pekerjanya.

5. Kondisi waktu

lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah adanya kelelahan berlebihan. Berapa jam per minggu seorang tenaga kerja harus bekerja. Kaitan jam kerja dengan jam istirahat, untuk 8 jam kerja sehari. Demikian pula hubungan antara berat ringanya pekerjaan sangat menentukan lama jam kerja. Dalam dunia kerja dikenal kerja bergilir. Ada dengan sistem bergilir dua giliran siang dan malam dengan jam kerja 12 jam; atau tiga giliran kerja pagi, sore dan malam.

6. Kondisi sosial

termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam melaksanakan tugas-tugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya menghadapi teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya akan menimbulkan stress psikologis dan problema kesehatan. Karenanya kondisi sosial ini banyak seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan tempat kerja untuk membina dan membangkitkan motivasi kerja, seperti sistem penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang salah dan lalai bekerja.

7. Sikap kerja

sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan kelelahan dan cedera otototot. Dalam sikap yang tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal itu akan menimbulkan strain dan cedera otot-otot.

8. Interaksi manusia-mesin/peralatan kerja

tujuannya untuk menentukan keserasian antara manusia dengan mesin/peralatan kerjanya. Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin-mesin melalui display dan control. Ketidakserasian antara kedua faktor tersebut akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan tubuh.

F. Pengembangan penerapan ergonomi

1. Pengorganisasian kerja

Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari. Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.

Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi ketepatan kerjadan ketrampilan aktivitas tangan.

Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn kemungkinan duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.

Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila hanya satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.

Frekuensi pergerakan diminimalisasi

Jarak mengangkat beban dikurangi

Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.

2. Bangku atau meja kerja

Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin adalah penyebab kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang benar adalah sebagai berikut :

Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan jarak optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat optimal dan makin tinggi area kerja.

Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering dilakukan dalam keadaan fleksi.

Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian penunjang siku, lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan lembut dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.

3. Sikapkerja

Tempat duduk

Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.

Meja kerja

Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada saat bekerja.

Luas pandangan

Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata adalah 0-30 vertical kebawah, dan 0-50 horizontal ke kanan dan ke kiri

4. Proses kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

5. Tata letak tempat kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

6. Mengangkat beban

Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

-Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah sebagai berikut :

1. Beban yang diperkenakan,jarak angkut dan intensitas pembebanan.

2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.

3. Keterampilan bekerja

4. Peralatan kerja beserta keamanannya

-Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu :

1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan

2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

c. Metode mengangkat beban

Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :-Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung-Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :

1. Posisi kaki yang benar

2. Punggung kuat dan kekar

3. Posisi lengan dekat dengan tubuh

4. Mengangkat dengan benar

5. Menggunakan berat badan

Penerapan :

1.Pegangan harus tepat

2. Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus

3. Punggung harus diluruskan

4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan

5.Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat

6. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat grafitas tubuh.

7.Menjinjing beban

Tabel 1 beban yang diangkaat tidak melebihi aturan yang ditetapkan

Jenis kelamin

Umur(th)

Beban yang disarankan (kg)

Laki-laki

16-18

15-20

>18

40

wanita

16-18

12-15

>18

15-20

G. Keluhan-keluhandi tempat kerja yang berkaitan dengan ergonomi

Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :

1. Pemeriksaan sebelum bekerjaBertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya.

2. Pemeriksaan berkalaBertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.

3. Nasehat Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.

Kelelahan fisikKelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.

a.Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual)

Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.

b.Kebisingan

Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:

Kerusakan pada indera pendengaran

Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian

Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom

Efek psikologis

Kelelahan yang patologisKelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.

Psikologis dan emotional fatiqueKelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.

H. Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi pekerja

a.Lama bekerja

Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 8 jam sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan.

b.Istirahat

Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :

oIstirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan

oIstirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja.

oIstirahat yang ditetapkanadalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan

oIstirahat oleh karena proses kerjatergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau prosedur-prosedur kerja

I.Upaya kesehatan kerja

Gizi dan produktivitas

Dalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan kalori makanan yang cukup demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik bagi pekerja adalah sebagai berikut :

a. Makanan pokok, yakni :

1.Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga diharapkan dapat menjamin tenaga (kalori) yang besar pula

2.Bahan makanan setempat, yang mudah didapatkan atau yang sesuai dengan selera keluarga

3.Bahan-bahan ini berupa beras, jagung, sagu, ubi, dll

b. Lauk pauk, yakni :

1.Bahan makan yang lazim dapat menjamin pertumbuhan tubuh atau mengganti bagian badan yang aus dan rusak

2.Bahan-bahan ini berupa kedelai, kacang, tempe, tahu, dll

c. Sayuran, yakni :

1. Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan sehat atau mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit

2. Sayuran yang berwarna lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat, dll

d.Buah yakni;

1. Bahan makan yang gunya hampir seperti sayuran

2. Di Indonesia buah terkenal sebagai pencuci mulut

3. Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan extra diluar waktu-waktu makan. Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih murah

Penerangan dan dekorasi

Penerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan kegairahan atas dasar faktor kejiwaan.

a.Intensitas penerangan

Tabel 2 Pedoman intensitas penerangan

Pekerjaan

Contoh-contoh

Tingkat penerangan yang perlu

Tidak teliti

Penimbunan barang

80 - 70

Agak teliti

Pemasangan (tidak teliti)

170 350

Teliti

Membaca, menggambar

350 700

Sangat teliti

Pemasangan(teliti)

700 10.000

b.Warna di tempat kerja

Warna yang dipakai di tempat kerja sangat berpengaruh karena menimbulkan penciptaan kontras warna agar tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang optimal.

Pemeliharaan pendengaran dan penggunaan musik

a.Kebisingan,efek dan pencegahannya

Adapun pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:

Kerusakan pada indera pendengaran

Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian

Pengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek-efek saraf otonom

Efek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidaksenangan

b.Music dan pekerjaan

Musik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran, tetapi musik tidak dapat dipergunakan dalam pekerjaan yang memiliki kebisingan tinggi, karena pada keadaan seperti itu music menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan pada saat sebelum bekerja, Ketika bekerja, pada waktu istirahat atau ketika pulang menurut keperluan.

Olahraga dan kesegaran jasmani

Mengingat pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas maka pembinaan kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, sungguh-sungguh baik berupa pelaksanaan, pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui berbagai kegiatan olahraga. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilaksanakan sejak seleksi karyawan yang berupa tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper.

Upaya lainnya adalah :

a. Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia.

b. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang.

c. Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.

d. Tempo kegiatan tidak harus terus menerus.

e. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan.

f. Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.

g. Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.

h. Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja

i. Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;Pekerja remaja,Wanita hamil dan menyusui,Pekerja yang telah berumur,Pekerja shift,Migrant.

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomisecara tehnis merupakan bagian dari hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik masyarakat industry maupun tradisional agar ergonomic diterapkan secara luas. Program demikian meliputi kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut :

1. Kegiatan penyuluhan yang ditujukan kepada kelompok yang penerapan ergonominya adalah khusus

2. Evaluasi dan koreksi keadaan ergonomi di tempat-tempat kerja melalui kunjungan-kunjungan perusahaan oleh tim-tim teknis.

3. Standarisasi dalam ergonomi atas dasar data-data yang diperoleh dari evalusi dan perbaikan

Kegiatan-kegitan tersebut ditingkatkan dari tahun ketahun secara bertahap dalam program jangka pendek dan jangka menengah.Dengan terciptanya program ini bagian terpenting program jangka pendek telah terselesaikan. Setelah program jangka menengah dilalui, pembudayaan ergonomic lebih lanjut dapat diselenggarakan antara lain melalui pendidikan masyarakat dan pendidikan formal. Bagi pengembangan ergonomic, penelitian memegang peranan penting. Untu pelaksanaannya, perlu kerja sama interdisipliner antar lembaga-lembaga seperti perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian dan badan-badan lainnya. Hasil-hasil penelitian tersebut perlu disebarluaskan dan dituangkan dalam standar-standar bagi penyelenggaran praktik selanjutnya.

B. Saran

Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin. Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja) dengan tugas-tugas yang manusiawi.

Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.

http://oursince.blogspot.com/2013/02/ergonomi-dalam-dunia-kerja.html

Kondisi Kerja Dan Psikologi Kerekayasaan

A.Pengertian Psikologi Kerekayasaan atau Ergonomi

Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaituErgos(kerja) danNomos(hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,engineering, manajemen dan perancangan atau desain. Ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras atauhardware(mesin, peralatan kerja) dan perangkat lunak atausoftware(metode kerja, sistem).

Ergonomi dikenal juga dengan istilah Psikologi Kerekayasaan, kerekayasaan faktor manusia, kerekayasaan manusia, biomekanika, psikoteknologi, psikologi eksperimen terapan.

Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.

Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1.Perancangan produk.

2.Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.

3.Meningkatkan produktivitas kerja.

Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram. Mengapa Perlu Ergonomi ? Manusia adalah mahluk pekerja. Dengan bekerja mereka akan menghasilkan suatu hasil kerja. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya itu manusia bisa saja memakai peralatan kerja dan berada dalam lingkungan kerja tertentu. Peralatan kerja harus sesuai dengan manusia pemakai, lingkungan kerjanya harus mendukung fungsi tubuh yang sedang bekerja. Hal itulah yang dituju dalam pelaksanaan ergonomic di tempat kerja.

Ada beberapa bidang yang menjadi garapan ergonomi, yaitu:

1.Kondisi lingkungan

Yaitu aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja manusia. Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban tambahan bagi tubuh; pada hal tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu tugas yang sedang dilaksanakan. Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban relatif, penipisan kadar oksigen, adanya zat pencemar dalam udara semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja manusia. Itulah yang menjadi fokus kajian ergonomi. Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi dan lingkungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas kerja dan karyawan pun akan merasa kurang nyaman sehingga dapat menimbulkan stress kerja dan membuat lebih banyak kesalahan.

2.Kondisi waktu

Yaitu lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah adanya kelelahan berlebihan. Berapa jam per minggu seorang tenaga kerja harus bekerja. Jika dibebankan dengan waktu yang lama maka efeknya adalah pekerjaan terbengkalai dan emosi terkuras.

3.Kondisi sosial

Termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam melaksanakan tugas-tugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya menghadapi teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya akan menimbulkan stress psikologis dan problema kesehatan. Karenanya kondisi sosial ini banyak seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan tempat kerja untuk membina dan membangkitkan motivasi kerja, seperti sistem penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang salah dan lalai bekerja.

4.Sikap kerja

Sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan kelelahan dan cedera otot-otot. Dalam sikap yang tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal itu akan menimbulkan strain dan cedera otot-otot.

5.Interaksi manusia-mesin atau peralatan kerja

Tujuannya untuk menentukan keserasian antara manusia dengan mesin atau peralatan kerjanya. Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin-mesin melalui display dan control. Ketidakserasian antara kedua faktor tersebut akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan tubuh.

B.Pengaruh Kondisi Kerja dalam Perilaku Manusia

Kondisi kerjasecarafisik, Rancangan kantor memberikan pengaruh pada produktivitas. Masalah yang biasa dihadapi selain masalah perparkiran, lokasi, ruang kantor, tampaknya perlu juga diperhatikan faktor-faktor lingkungan spesifik seperti penerangan atau iluminasi, warna, kebisingan dan musik.

1.Iluminasi (penerangan)

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam iluminasi ialah kadar (intensity) cahaya, distribusi cahaya dan sinar yang menyilaukan. Pengaturan yang ideal adalah jika cahaya dapat didistribusikan secara merata pada keseluruhan lapangan visual. Memberikan cahaya penerangan pada suatu daerah kerja yang lebih tinggi kadar cahayanya daripada daerah yang mengelilinginya akan menimbulkan kelelahan mata setelah jangka waktu tertentu. Pada daerah yan terang pupil mata mengecil. Kalau melihat sekeliling yang lebih gelap (hal yang wajar dilakukan) pupil mata membesar. Kegiatan pupil mata ini yang menyebabkan timbulnya kelelahan mata.

Sinar yang menyilaukan merupakan faktor yang mengurangi efisiensi visual dan meningkatkan ketegangan mata. Sinar dirasakan sebagai silau karena intensitas cahaya melebihi dari intensitas cahaya yang biasa diterima oleh mata. Sinar yang menyilaukan dapat ditimbulkan langsung oleh sumber cahayanya atau oleh bidang-bidang yang memiliki pemantulan sinar yang tinggi.

Silau juga dapat meningkatkan kesalahan dalam kerja rinci selama waktu 20 menit. Selain ketegangan mata, silau juga dapat mengaburkan pandangan. Silau ditempat kerja dapat diatasi dengan berbagai cara. Sumber cahaya yang sangat terang dapat ditutupi dengan pelindung, atau diletakkan di luar bidang pandang pekerja. Cara lain ialah dengan memberikan semacam kelep topi (visor) atau pelindung mata (eyeshader).

2.Warna

Erat kaitannya dengan iluminasi ialah penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja. Penggunaan warna dan kombinasi warna yang tepat dapat meningkatkan produktivitas, menurunkan kecelakaan dan kesalahan dan meningkatkan semangat kerja. Namun pandangan diatas tidak didukung oleh hasil penelitian. Hal ini tidaklah berarti bahwa warna tidak mempunyai makna dalam pekerjaan. Warna dapat digunakan sebagai:

a.Alat sandi atau sebagai pencipta kontras warna. Misalnya pada alat pemadan kebakaran yang berwarna marah.

b.Upaya untuk menghindari timbulkanya ketegangan mata. Pantulan cahaya dapat berbeda-beda tergantung dari warna yang digunakan.

c.Alat untuk menciptakan ilusi tentang besar dan suhu ruangan kerja.

Warna

Efek Jarak

Efek Suhu

Efek Psikis

Biru

Jauh

Sejuk

Menenangkan

Hijau

Jauh

Sangat sejuk

Sangat menenangkan sampai netral

Merah

Dekat

Panas

Sangat mengusik dan terkesiap

Orange

Sangat dekat

Sangat panas

Merangsang

Kuning

Dekat

Sangat panas

Merangsang

Coklat

Sangat dekat netral

Merangsang

Menenangkan

Lembayung

Sangat dekat sejuk

Agresif terkesiap

Melesukan

3.Bising

Bising biasanya dianggap sebagai bunyi atau suara yang tidak diinginkan, yang mengganggu, yang menjengkelkan. Namun batasan tersebut kurang memuaskan karena tidak ada dasar yang jelas untuk menyatakan kapan suatu bunyi tidak diinginkan.

Burrows dalam Mc Cormick berpendapat bahwa dalam rangka teori informasi, maka bising ialahthat auditory stimulus or stimuli bearing no informational relationship to the presence or completion of the immediate task.McCormick selanjutnya menggabungkan aspek bunyi yang tidak diinginkan dengan batasan dari Burrows dengan mengatakan bahwa tampaknya masuk nalar dengan mengatakan bahwa bunyi atau suara yang tidak diinginkan ialah bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan.

Bising dalam lingkungan kerja membuat kita menjadi mudah marah, gelisah dan tidak bisa tidur, bahkan dapat membuat kita menjadi tuna rungu. McCormick membedakan antara tuna rungu syarat (nerve deafness) dan tuna rungu konduksi (conduction deafness). Kehilangan pendengaran pada tuna rungu syaraf pada umumnya terjadi karena frekuensi yang tinggi hingga besar daripada frekuensi yang rendah. Pengurangan normal pendengaran pada proses menua biasa merupakan tuna rungu syaraf. Hal tersebut juga terkait dengan akibat dari seringnya individu secara intensif berada pada tingkat kebisingan yang tinggi. Tuna rungu syaraf jarang dapat disembuhkan. Tidak demikian dengan tuna rungu konduksi yang merupakan tuna rungu sementara.

Berikut ini akibat-akibat lain dari tingkat kebisingan yang tinggi:

a.Timbulnya perubahan fisiologis

Penelitian menunjukkan bahwa pada orang-orang yang mendengarkan bising pada tingkat 95-110 desibel, terjadi penciutan dari pembuluh darah, perubahan detak jantung, dilatasi dari pupil-pupil mata. Penyempitan dari pembuluh darah tetap berlangsung beberapa waktu setelah tidak ada bising lagi dan mengubah persediaan darah untuk seluruh tubuh. Satu paparan (exposure) yang bersinambungan terhadap bising yang keras dapat meningkatkan tekanan darah dan dapat ikut mengakibatkan tekanan darah dan dapat ikut mengakibatkan sakit jantung. Bising yang keras juga meningkatkan ketegangan otot.

b.Adanya dampak psikologi

Bising dapat mengganggu kesejahteraan emosional. Mereka bekerja dalam lingkungan yang ekstrem bising lebih agresif, penuh curiga dan cepat jengkel dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam lingkungan yang sepi.

Bising yang konstan atau tetap berbeda pengaruhnya dengan bising yang tidak tetap. Dengan situasi bising yang konstan atau kebisingan yang tidak tetap namum teratur, kita dapat menyesuasikan diri. Misalnya orang yang tinggal di dekat rel kereta api. Tetapi perlu diperhatikan bahwa penyesuaian hanya berlangsung pada taraf sadar, sedangkan dampak fisiologis tetap berlangsung. Meskipun pekerja tidak merasa secara sadar akan kebisingan, tetapi pendengarannya menderita (secara mendadak mengetahui ketajaman pendengarannya berkurang), pembuluh darah menyempit dan lebih banyak tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan tempo kerja yang sama (sehingga marasa sangat lelah dan lekas marah).

Ciri-ciri bising lain yang memiliki potensi mengganggu ialah kenalan (familiarity), nada dan keharusan adanya bising pada pekerjaan. Bunyi yang tidak dikenal lebih mengganggu dari pada bunyi-bunyi yang telah dikenal. Nada yang sangat tinggi dan nada yang sangat rendah leibh mengganggu dan menjengkelkan daripada nada-nada dari rentang tengah. Bunyi menjadi tidak mengganggu jika merupakan bagian dari pekerjaan yang harus dilakukan.

Berdasarkanpenjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi kerja berpengaruh secara signifikan pada perilaku manusia (dalam hal ini adalah para pekerja dalam organisasi atau perusahaan). Kondisi kerja yang kondusif, aman, dan nyaman dapat membuat perilaku manusia sesuai apa yang prioritaskan organisasi atau perusahaan. Dan hal ini berkontribusi terhadap kemajuan organisasi atau perusahaan.

C.Manfaat Psikologi Kerekayasaan

Manfaat psikologi kerekayasaan dalam membuat kondisi kerja yang kondusif, aman, dan nyaman merupakan salah satu manfaat yang terlihat

http://rokokdankorek.blogspot.com/2013/01/kondisi-kerja-dan-psikologi-kerekayasaan.html

ERGONOMI

(Friday, 08 August 2008) - Contributed by astika

ERGONOMIOleh:Nyoman Adiputra Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Disampaikan dalam:Pelatihan

Upaya Kesehatan Kerja Tenaga KesehatanKabupaten/Kota dan Puskesmas Propinsi Bali Tahun 2004.23-27 Maret dan

29 Maret - 2 April 2004.Di Denpasar.

Pendahuluan Ergonomi adalah suatu cabang ilmu bersifat multi-disipliner yang lahirnya setelah perang dunia II. Ergonomi berasal dari kata: ergon dan nomos. Ergon berarti kerja, nomos berarti aturan atau hukum. Dengan demikian ergonomic diartikan sebagai aturan dalam bekerja. Implikasinya dalam kehidupan ialah bahwa di dalam melaksanakan pekerjaan itu hendaknya manusia selalu menyadari bahwa ada aturan kerja yang harus dituruti. Menurut difinisi tadi prinsip dasar dalam ergonomi ialah menyesuaikan manusia dengan pekerjaannya. Kalau hal itu tidak dapat dipenuhi barulah menyesuaikan pekerjaan dengan manusianya. Manusia bukan hanya harus mendapatkan pekerjaan, tetapi pekerjaan yang diperoleh itu harus mampu memelihara harkat dan harga dirinya sebagai manusia. Dengan lain kata pekerjaannya harus manusiawi. Di dalamnya terkandung pengertian adanya jaminan keselamatan, keamanan dan kenyamanan selama bekerja 8 jam sehari dan sepanjang hayat dikandung badan. Mengapa Perlu ErgonomiManusia adalah mahluk pekerja. Dengan bekerja mereka akan menghasilkan suatu hasil kerja yang nantinya akan dipakai untuk membiayai segala kebutuhan hidupnya, yaitu memperoleh bahan makanan, sandang dan perumahan. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya itu manusia bisa saja memakai peralatan kerja dan berada dalam lingkungan kerja tertentu. Peralatan kerja harus sesuai dengan manusia pemakai, lingkungan kerjanya harus mendukung fungsi tubuh yang sedang bekerja. Hal itulah yang dituju dalam pelaksanaan ergonomic di tempat kerja. Dengan ergonomi akan dijamin manusia bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Hasil akhirnya ialah manusia mampu berproduksi optimal, selama umur produktipnya tanpa harus mengorbankan keselamatan dan kesehatannya. Di mana Ergonomi DimanfaatkanErgonomi sebagai suatu cabang ilmu akan sangat bermanfaat bagi manusia bekerja, dimana saja dan kapan saja. Ergonomi dipergunakan oleh setiap manusia bekerja. Ergonomi sebagai suatu pendekatan yang memungkinkan manusia bekerja secara optimal dan efisien. Apakah ia bekerja di pagi sampai siang, sore dan malam hari. Bekerja di permukaan bumi, bawah laut, di bawah tanah atau di udara sekalipun. Jenis tugasnya dapat dilaksanakan secara invidual, atau berkelompok, pekerjaan ringan, sedang, dan berat; di situlah ergonomi akan berperan. Bidang Garapan Ergonomi.

Ada delapan bidang yang menjadi garapan ergonomi, yaitu:

1.masalah kekuatan/kontraksi otot; manusia bekerja tidak lain terdiri dari proses memanjang dan memendeknya otot-otot tubuh. Proses itu menjadi salah satu kajian ergonomi. Semakin pendek otot itu dikerutkan akan semakin besar daya kerjanya. Dengan demikian tujuannya adalah agar pemanfaatan tenaga otot dapat diwujudkan secara maksimal dan efisien.

2. Kebutuhan energi; setiap otot memanjang atau memendek akan membutuhkan energi; energi berasal darisimpanan energi dalam tubuh. Simpanan energi tersebut berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Manusia bekerja dengan tugas berat akan membutuhkan energi lebih besar dibandingkan dengan bekerja dengan tugas ringan. Laki-laki untuk pekerjaan yang sama memerlukan energi lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Untuk itu pemberian makanan harus sesuai dengan besarnya pengeluaran kalori saat bekerja. Tanpa memperhatikan keseimbangan kalori itu maka akan terjadi masalah kelebihan berat atau kekurangan berat.

3. Kondisi lingkungan; aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja manusia. Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban tambahan bagi tubuh; pada hal tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu tugas yang sedang dilaksanakan. Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban relatif, penipisan kadar oksigen, adanya zat pencemar dalam udara semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja manusia. Itulah yang menjadi fokus kajian ergonomi. Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi dan lingkungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas kerja.

4. Kondisi informasi; kompleknya dunia kerja mengharuskan manusia pekerja menguasai pekerjaannya secara efisien. Dalam hubungan itulah maka sistem informasi dunia kerja harus dapat ditampilkan dalam layar atau sudut pandang manusia pekerja. Misalnya manusia dengan memakai peralatan mesin, maka mesin yang berputar dapat diwujudkan dalam bentuk layar pandang manusianya. Maka dikenallah sistem display. Contohnya tanda mesin hidup bisa dengan

tanda tombol yang ditekan atau tombol yang diangkat ke atas. Sebaliknya untuk mematikan mesin. Menekan kembali tombol atau membuat arah terbalik dari proses menghidupkan tadi. Hal ini diperlukan terutama bila jenis pekejaan yang dilakukan melebihi kapasitas dan kemampuan manusia pekerjanya.

5. Kondisi waktu; lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah adanya kelelahan berlebihan. Berapa jam per minggu seorang tenaga kerja harus bekerja. Kaitan jam kerja dengan jam istirahat, untuk 8 jam kerja sehari. Demikian pula hubungan antara berat ringanya pekerjaan sangat menentukan lama jam kerja. Dalam dunia kerja dikenal kerja bergilir.Adadengan sistem bergilir dua giliran siang dan malam dengan jam kerja 12 jam; atau tiga giliran kerja pagi, sore dan malam.

6. Kondisi sosial; termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam melaksanakan tugas-tugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya menghadapi teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya akan menimbulkan stress psikologis dan problema kesehatan. Karenanya kondisi sosial ini banyak seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan tempat kerja untuk membina dan membangkitkan motivasi kerja, seperti sistem penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang salah dan lalai bekerja.

7. Sikap kerja; sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan kelelahan dan cedera otototot. Dalam sikap yang tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal itu akan menimbulkan strain dan cedera otot-otot.

8. Interaksi manusia-mesin/peralatan kerja; tujuannya untuk menentukan keserasian antara manusia dengan mesin/peralatan kerjanya. Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin-mesin melalui display dan control. Ketidakserasian antara kedua faktor tersebut akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan tubuh.

Tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut:

- meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja , dan meningkatkan kepuasan kerja;

- meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja;

- berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkakan efisiensi sistem manusia-mesin. Bagaimana Ergonomi DiterapkanUntuk memenuhi tujuan yang dimaksud agar manusia efektif dan efisien maka ergonomi mengajarkan beberapa pendekatan yang harus diterapkan. Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

- dengan teknologi tepat guna; artinya dengan memanfaatkan teknologi yang dapat dimengerti serta diterapkan oleh pemakainya. Dengan demikian tidaklah benar bahwa pendekatan ergonomi memerlukan biaya tinggi. Syarat teknologi tepat guna harus terpenuhi, yaitu: secara ekonomis murah biayanya, secara kesehatan tidak menimbulkan penyakit, secara teknik dapat dikuasai, secara sosio-budaya tidak ada benturan dengan budaya lokal, dan ramah lingkungan dan tidak boros sumber daya alam. Suatu contoh: ruangan kerja yang ternyata suhunya panas, dapat diatasi dengan ergonomi kuratif, berupa membobol tembok dan mengganti dengan jendela yang lebar. Demikian pula bila dalam ruang kerja gelap (misalnya ruangan di tengah-tengah bangunan besar), dapat diatasi dengan memanfaatkan genteng kaca sehingga sinar dapat masuk melalui atap. Banyak contoh lainnya yang sejenis dengan yang ditulis di atas, dapat

dikerjakan dengan biaya murah.

- pendekatan partisipatorik; yang dimaksud ialah melakukan suatu perbaikan dengan melibatkan si pemakai secara dini. Mau diapakan, bagaimana caranya semuanya itu dimintakan pendapat kepada yang akan memakai nantinya. Demikian pula kalau rencananya sudah pasti dimintakan lagi apakah masih ada masukan dan pendapat dari si pemakai. Dalam upaya ini diusahakan agar ada komitmen dan rasa ikut memiliki sehingga rasa tanggung jawab untuk secara bersamasama

ikut menjaga keberlanjutannya.

- dengan pertimbangan budaya pemakai; di atas dalam teknologi tepat guna telah diutarakan agar tidak bertentangan dengan budaya setempat. Yang dimaksud dengan budaya pemakai ialah agar secara khusus memanfaatkan budaya setempat dalam upaya pendekatan ergonomi tersebut. Termasuk dalam hal ini ialah beberapa norma, kebiasaan, kepercayaan, ketersediaan bahan alami, dan lain-lainnya sehingga nantinya dengan penerapan ergonomi hasilnya betulbetul menjadi milik masyarakat setempat, sehingga tidak asing dalam memakainya. Di samping itu dilihat dari sejak kapan ergonomi diterapkan, dikenal dua macam istilah pendekatan, yaitu: penerapan sejak perencanaan (disebut ergonomi konsepsional); sedangkan kalau diterapkan setelah muncul masalah di tempat kerja disebut pendekatan kuratif sehingga disebut sebagai ergonomi kuratif.Contohnya: gedung Balai HiperkesBali-Nusra (sekarang Balai Hiperkes Bali), dibangun dengan menerapkan ergonomi sejak perencanaan. Tampak gedungnya mempunyai ventilasi silang, siang hari tidak memanfaatkan lampu listrik untuk penerangan ruang kerja; dan suhu ruang kerja terasa nyaman untuk seluruh ruang kerjanya. Contoh lain dimana ergonomi kuratif dilaksanakan ialah gedung Departemen Keuangan di Renon, yang dibangung secara sentral memakai pola dari pusat.Adasatu tingkat di bawah tanah yang tidak nyaman dipakai ruang kerja; akhirnya dilakukan upaya perbaikan dengan memakai AC, siang hari memakai lampu listrik untuk penerangan kerja. Semuanya itu adalah biaya yang sudah tentu lebih mahal kalau dibandingkan dengan contoh di atas tadi. Contoh dalam Bidang KesehatanDi bawah ini diberikan beberapa contoh penerapan ergonomi di bidang kesehatan.

- peralatan kantor (mubiler). Tinggi meja kerja agar sesuai dengan si pemakai, demikian pula dengan kursi kerjanya. Meja ketik berbeda tingginya dengan meja kerja lainnya. Lebar dan panjang meja kerja agar seuai dengan jangkauan kedepan dan ke samping pekerjanya. Rak penyimpanan obat hendaknya tidak melebihi jangkauan ke atas pekerjanya. Demikian pula dengan tempat tidur penderita, yang menjadi titik tolak ialah dokter pemeriksanya. Dalam melakukan pemeriksaan penderita sikap kerja dokter tidak membungkuk.

- Lampu penerangan; untuk pekerjaan teliti diperlukan penerangan sebesar 500-700 luks. Gudang cukup di sekitar 150-200 luks. Bola lampu lebih panas efeknya dibandingkan dengan lampu neon. Untuk penerangan tempat kerja lebih baik memakai lampu neon.

- Penempatan peralatan kerja; di atas meja atau di dalam rak harus diatur barang-barang atau peralatan kerja sedemikian rupa, yang paling sering akan dipergunakan diletakkan paling dekat; yang paling jarang akan diambil diletakkan paling jauh dari jangkauan tubuh.

- Warna dinding tempat kerja; warna mengandung tiga arti (kesan), yaitu: kesan suhu, psikologis, dan jarak. Hendaknya http://www.balihesg.org - balihesg Powered by Mambo Generated: 10 October, 2009, 05:43 warna cat tembok, kordin, taplak meja disesuaikan dengan peruntukkan ruangan sesuai dengan arti warna sebagai dibawah ini. Warna Kesan jarak kesan suhu kesan psikisBiru jauh/luas dingin lembutHijau jauh/luas sangat dingin sangat lembutMerah dekat hangat menggangguJingga sangat dekat sangat hangat merangsangKuning dekat sangat hangat merangsangCoklat sangat dekat netral merangsangUngu sangat dekat dingin agresif

- informasi; pemasangan informasi untuk penderita dan keluarga penderita yang berkunjung ke puskesmas atau rsu hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga kelihatannya ergonomis. Besar huruf, pemilihan warna, serta pemasangan di papan/tembok supaya sesuai dengan jarak bacanya. Supaya huruf dapat berfungsi dengan baik, aturannya sebagai berikut: lebar huruf = 2/3 tinggitebal huruf = 1/6 tinggijarak 2 huruf = 1/5 tinggijarak 2 kata = 2/3 tinggi.Pemasangannya disesuaikan dengan sudut pandang subjek, jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah.Itulah sekedar contoh-contoh dalam bidang kesehatan. Keuntungan Melaksanakan ErgonomiKeuntungan pelaksanaan ergonomi dapat dirasakan pada tingkat individu dan organisasi. Kedua-duanya akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerjanya.Keuntungannya adalah sebagai berikut:

- menurunnya angka sakit akibat kerja

- menurunnya kecelakaan kerja

- biaya pengobatan dan kompensasi berkurang

- stress akibat kerja berkurang

- produktivitas membaik

- alur kerja bertambah baik

- rasa aman karena bebas dari gangguan cedera

- kepuasan kerja meningkat.

PenutupPelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Setelah itu baru pada tingkatan organisasi kerja yang lebih besar/luas yang melibatkan beberapa orang. Hal itu penting dilakukan untuk mencegah agar jangan kesan bahwa ergonomi itu mahal menjadi penghalang dalam pembudayaan ergonomi. Selaku masyarakat pekerja hendaknya menyadari bahwa dengan ergonomi kita dapat bekerja dengan aman, nyaman dan sehat sepanjang masa. Terimakasih.

Denpasar, 17 Maret 2004.

http://ergonomousforapk.blogspot.com/