tren sukubunga di indonesia

18
 i , i l ,I \ TREN SUKUBUNGA DI INDONESIA Oleh: Saibani  A bs tr ac t Interest-rate is one of important macroeconomic variable. Interest-ra te can be influenced by many other  macroeconomic variables. At the beg inni ng of eco nomi c crises in Indo nesi a inte rest -rate was velY hig h, about 50  %. Now inter est-r at e is about 10  %.  This rese arch i s to describe in tere st-rate tren d in Indone sia during ten yea rs after crise s, and to eximine significancy of influences of some macroeconomic indica tor , such as infl atio n, mone y sup ply, stock price inde x, and exchangerate. Ke y words:  inte rest -rate , influ ences, significancy , inflation , money supply, stock price index, and e xchange rate.  http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Upload: ratna-yulistiana

Post on 11-Jul-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 1/18

 

i

, i l,I \ 

TREN SUKUBUNGA DI

INDONESIA

Oleh:

Saibani

Abstract

Interest-rate is one of important  

macroeconomic variable. Interest-rate can be influenced by many other  macroeconomic variables. At the 

beginning of economic crises in Indonesia interest-rate was velY high, about 50  %.

Now interest-rate is about 10  %. This research is to describe interest-rate trend in Indonesia during ten years after crises,and to eximine significancy of influences of 

some macroeconomic indicator, such as inflation, money supply, stock price index,

and exchangerate.

Key words: interest-rate, influences,

significancy, inflation, money supply, stock price index, and exchange rate.

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 2: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 2/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh perkembangan pasar barang dan

pasar uang. Geliat pasar barang dapat dilihat diantarnya dari perkembangan sektor konsumsidan investasi. Sedangkan geliat di pasar uang dapat dilihat dari perkembangan perbankan dan

pasar modal.

Sektor konsumsi dan investasi dapat dipengaruhi oleh sukubunga. Dan perkembangansukubunga itu sendiri merupakan salah satu indikator untuk menilai perkembangan

perekonomian suatu Negara. Suku bunga yang menurun, misalnya, mengindikasikan bahwaperekonomian sedang membaik. Suku bunga yang menurun mencerminkan biaya investasi

yang menurun. Ketika biaya investasi menurun, gairah investasi meningkat. Investasi yang

meningkat tersebut akan mendorong sisi permintaan (aggregate demand). Selain berdampakpada peningkatan investasi, suku bunga juga berdampak pada peningkatan konsumsi.Rendahny~ suku bunga dapat menggairahkan kredit barang-barang konsumsi, seperti rumah

dan kendaraan bermotor.

Sebagai salah satu indikator perekonomian, suku bunga berkaitan dengan variabelekonomi lainnya, seperti inflasi, tabungan, kurs dan harga saham. Suku bunga nominalberkaitan dengan inflasi. Ketika inflasi tinggi, suku bunga nominal juga akan tinggi, dansebaliknya. Ada hubungan negatif antara kurs Dollar dengan suku bunga. Perkiraan akanterus menguatnya Dollar akan disertai dengan pengalihan asset dalam bentuk Rupiah ke bentukDollar. Pengalihan asset tersebut akan menurunkan suku bunga Rupiah. Demikian halnya

dengan kaitan antara harga saham dan suku bunga. Ketika pasar saham diperkirakan terusbergairah, investor akan mengalihkan assetnya ke bentuk saham daripada tabungan Rupiah.Pengalihantersebut akan menurunkan suku bunga. Ada hubungan negatif antara harga saham

dan suku bunga.

Pada beberapa tahun terakhir tampak bahwa suku bunga mengalami penurunan. Jika

pada periode awal krisis sukubunga (deposito 1 bulan) pernah mencapai angka tertinggi (61,76%) pada September 1998, pada beberapa tahun terakir sukubunga cenderung menurun ballkanberada pada kisaran di bawah 10 % pada tahun 2003, 2004 dan 2005. Pada tahun 2006,sukubunga kembali mengalami peningkatan, namun masih berada pada kisaran di bawah 12 %.

1.2 Perumusan MasalahPerumusan masalah pada penelitian ini adalah:1. Bagaimanaperkembangan suku bunga di Indonesia?2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi suku bunga di Indonesia?

1.3 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan suku bunga di Indonesia.2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi suku bunga di

Indonesia.

1.4 Pembatasan MasalahPembatasanmasalah pada penelitian ini adalah:1. Sukubunga yang dilihat perkembangannya terutama adalah sukubunga deposito

Rupiah 3 bulan, dan sukubunga investasi. Penggunaan sukubunga rupiah 3 bulandimaksudkan terutama untuk membandingkan perkembangan sukubunga deposito dan

sukubunga investasi.2. Penelitian ini menggunakan data bulanan periode tahun 1999-2006

26 JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli 2007

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 3: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 3/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

3. Variabel-variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini, sesuai dengan model yangdigunakan, adalah jumlah uarig beredar, indeks harga konsumen, harga saham, kursDollar dan,sukubunga periode sebelumnya.

2. METODE DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Jenis PeneiittanJenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan sebab-akibat (causal-effect).

Penelitian deskriptif digunakan untuk menjelaskan perkembangan variabel yang digunakan.

Variabel yang akan dijelaskan pada penelitian ini adalahvariabel sukubunga, terutama

sukubunga deposito satu bulan. Penelitiansebab-akibat digunakan untuk menjelaskan pengaruh

variabel bebas yang digunakan, yaitu jumlah uang beredar, harga saham, Indeks Harga

Konsumen dan kurs Dollar, terhadap va~iabletak bebas, yaitu sukubunga.

2.2 Jenis dan Sumber Data , I

Data yang digunakan padalpenelitian ini adalah data sekunder. Data sekundertersebut diataranya adalahdata sukubunga deposito, sukubunga kredit, jumlah uang beredar,kurs, harga saham, dan Indeks Harga Konsumen. Data sekunder tersebut berasal dari

laporan-Iaporan Bank Indonesia.

2.3 Model yang Digunakan dan Metode Analisis

2.3.1 Model yang DigunakanA. Keseimbangan Pasar Barang

Pembentukkan keseimbangan pasar barang adalah sebagai berikut:

• y = C+I+G+X-M

y Aggregate Output

C KonsumsiI : Investasi qX Ekspor

., I

M Impor I !,

Konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan; investasi dipengaruhi oleh sukubunga dan net-ekspordipengaruhi oleh kurs. Dengan membuang. variabel pengeluaran pemerintah, persamaan

keseimbangan pasar barang di atas dapat diubah menjadi:

y = Po +PIY+P2r+P3KlJRS+~t

y =   _~~O_+_~_2_r+_~~3-KURS+-I-E

(I-PI) (I-PI) (I-PI) (I-PI) t

B. Keseimbangan Pasar Uang ' , i , I

, I I

Pembentukkan keseimbangan pasar uang adalah sebagai berikut:J : ~

• md = a 0 + a I Y + < i 2 r + a 3IHSG + a 4 KURS + ~t

•MS

P=md

JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edis i Ju li 2007 27

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 4: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 4/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

•MS

P

;

: 1

=  a 0 + a 1 y + a 2 r + a 3IHSG +  a 4 KURS + ~I

c. Keseimbangan Sukubunga (IS-LM)

Pembentukkan kesei lnbangan sukubunga ( IS-LM) adalah sebagai ber ikut :

i i

o .2(1-P1) 1r = - (. ) (_1_)( a 0 ) + (-----)

0.2

-o.2P

1+o.

1P

2(12 0.2 -o.2p 1 +o.1P2)

o .2(1-P

1)

(a  I- Po)'1 + (---~--) (_1 )(MS/P )I 0.

2-o.2p 1

+o.1P 2(12

o.2(1-P1) u~

  _(, )( I 3 + ~)KURS

0.2-0.2/31+0.1/32 u2(1-~1) u2

u2(l-P) _(II 1 )( ~ )IHSG

(u2: u2P1

+ U1(2) u2

u u2(l-P1

) 1_(, 1 )6 - (---~-)(-)S"

u2 -u2J 31

+u1(3 2) u2 -u2J3

1+U1(3 2

) u2

Secara sederhana Pfrsamaan di atas dapat diubah menjadi: .

,

Atau menjadi:

r = 00 + 01 MS ~ 02 P + 0 J IHSG + 04 KURS + 04 r , 1 + iiJ 

28 JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Jul i 2007

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 5: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 5/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia

D. Bagan Model Keseimbangan Sukubunga (IS-LM)

Bagan keseimbangan sukubunga adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan keseimbangan sukubunga

Suku Bunga Kredit

Sulm Bunga Deposito

iSuku Bungo SBI atoll BI Rate

Y alau GDP

Indeks Harga alau Tingkat Harga Unmm

Aggregate Supply (AS)

• Y atau GDP

• lndeks Harga atau Tingkat Harga

Umum

Keseimbang8l1 Ekol1omi

P8SorUong

1. pellllopotal1 l1a510nal2. suku bungo

3. Horgo sobom

4. Kurs Dollar

• I1IS = I1Id

• Permintaan uang riil sebagai fungsi

dati:

Pasar Barang

• GDP=C+I+G+X-M

• Fungsi dati Pendapatan Nasional.

Sulm Bunga dan Kurs Dollar

Aggregate Del1l8lul (AD)

2.3.2 Metode AnalisisMetode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode regresi Iinier

berganda. Metode ini digunakan untuk melihat pengaruh jumlah uang beredar, Indeks Harga

Konsumen, kurs, harga saham dan sukubunga periode sebelumnya. Yang dilihat daripengaruh variable-variabel tersebut adalah bentuk pengaruhnya (positif atau negative),

seberapa besar pengaruhnya (angka koeflSien masing-masing variabel), si~nifikansipengaruhnya dan besarnya sumbangan model terhadap variasi variabel terpengaruh (R ).

Berdasarkanmodel yang digunakan, persamaanregresi Iinier berganda yang digunakan

adalah:

A

r,= 00 + O J LOGJUB l+ 02 LOGIHK , + 03 LOGIHSG ,+ 04 LOGKURS ,+ 05 ft-l + 00,

29

: Tingkat suku bunga (%)

: Logarltma jumlah uang beredarLogaritma Indeks Harga Konsumen

Logaritma Kurs Dollar

JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Ju li 2007

rt

L O G J U BLOG IHKLOG KURS :

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 6: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 6/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

LOGIHSG

rt-l

Logaritma Indeks Harga saham Gabungan: Tingkat suku bunga periode sebelumnya

2.4 Hipotesa PenelitianHipotesa pada penelitian ini adalah:

• Hipotesa Pengaruh Pertumbuhan Uang BeredarHo: 81~

0 ; Jumlah uang beredar tidak berpengaruh negatif terhadap suku bungaHI: 81< 0 ; Jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap suku bunga• Hipotesa Pengaruh Indeks Harga Konsumen

Ho: 02 ~ 0 Indeks Harga Konsumen tidak berpengaruh positif terhadap sukubunga

HI: <52> 0 ; Indeks Harga Konsumen berpengaruh positif terhadap suku bunga

• Hipotesa Pengaruh Indeks Harga saham

Ho: 83 = 0 ; Harga saham tidak berpengaruh terhadap suku bunga

HI: <53'"0 ; Harga saham berpengaruh terhadap suku bunga• Hipotesa Pengaruh Kurs DollarHo: 04 =0 ; Kurs Dollar tidak berpengaruh terhadap suku bunga

H1: <54'" 0 ; Kurs Dollar berpengaruh terhadap suku bunga• Hipotesa Pengaruh Sukubunga Periode 5ebelumnyaHo; 1 55 =0 ; Sukubunga periode sebelumnya tidak berpengaruh terhadap suku bunga

H I : 85", 0 ; Sukubunga periode sebe/umnya berpengaruh terhadap suku bunga

3. TINJAUAN TEORlTIS

Ada dua kelompok besar teori sukubunga, yaitu kelompok moneter (monetary theories)

dan kelompok non-moneter (non-moneta1Y tlleoJies). Menurut Oster, G L (2003), kelompokmoneter, seperti Schumpeter dan Bohm-Bawerk, mengembangkan model penentuan sukubungatanpa memasukan variabel kuantitas dan kecepatan uang beredar. Dengan begitu, kelompokmoneter tidak secara eksplisit menggunakan analisa pasar uang da/am penentuan sukubunga.Sebaliknya, kelompok moneter secara langsung atau secara eksplisit menggunakan analisapasar uang pada penentuan sukubunga, seperti pada liquiddy preferer1l..-e theory. Denganmengutip pernyataan Schumpeter, Oster, G L (2003) mengemukakan dua tradisi besar dalamteori penentuan sukubunga. Pembedaan kedua tradisi besar tersebut tidak terlepas daripembedaan dua kelompok besar seperti yang telah disebutkan di alas. Kedua tradisi besartersebut adalah tradisi analisa riil (the tradition of real analysis) dan tradisi analisa moneter (the 

tradition of monetary analysis).

Dalam tradisi analisa riil dinyatakan bahwa esensi fenomena kehidupan ekonomi hanya

dapat dijelaskan melalui kaitannya dengan barang dan jasa, dan uang hanya berperan secarateknik sebagai alat transaksi, atau bersifat netral (the neutrality of monc}1. Sedangkantradisi

analisa moneter meletakan elemen uang dalam peran yang sangat penting dalarnperekonomian, dan mengabaikan pandangan bahwa semua esensi kehidupan ekonomiditemukan melalui model "bartel'.

Pengelompokkan-pengelompokkan di atas; kelompok non.rnoneter dan tradisi analisa riil,maupun kelompok moneter dan tradisi analisa moneter, berkaitan dengan aliran-aliran besardalam ilmu ekonomimakro: aliran yang berbau Klasik dan aliran yang berbau Keynesian.Perbedaan aliran tersebut menyebabkan perbedaan pandangan dalam analisa penentuansukubunga.

30JURNAL EKUBANK,Volume 2 Edisi Juli 2007

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 7: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 7/18

 

Tren Sukubunga d i Indonesia 

3.1 Teori Keseimbangan Sukubung~ IS-LM (Kesembangan PasarBarang).. . 1 ! !

h.. Teori keseimbangan sukubunga i1 IS -LM dimaksudkan untuk menjelaskan perekonomian

secara keseluruhan dengan menggunak~m model ekonomi Keynesian. Secara sederhana

perekonomian secarakeseluruhan dibagi menjadi pasar barang dan pasar uang.

Keseimbangan pasar barang terjadi pada saat aggregate output  sama denganaggregate expenditure, atau dalam bentuk persamaan matematik:

y=AE • • • • • • • • . , i • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • !••,••••••••••••••-•••••••••.•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• (3.1.1)

yang mana y: Aggregate Output dan AE: Aggregate Expenditure.Aggregate Expenditure itu sendiri adalah penjumlahan konsumsi, investasi, pengeluaran

pemerintah, dan ekspor- bersih, atau

(3.1.2). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i l

i

 AE =C +

 I + G+

 NX 

yang mana:C : Konsumsi,

1 : Investasi,G : Pengeluaran Pemerintah, dan

NX : Ekspor-Bersih.

Melalui penggantian AE pada'persamaan 3.1.1 dengan AE pada persamaan 3.1.2

diperoleh persamaan keseimbangan pasa~barang sebagai beriku:

F

y = C + I + G +NX :~ : . (3.1.3)

Dengan mengganti konsumsi (C) sebagai fungsi pendapatan nasional dan investasi (I) sebagaiJungsi dari suku bunga, maka diperoleh bentuk lain persamaan keseimbangan pasar barang

. sebagai berikut: .

(3.1.4)y = C o + C1Y + 1 0 o f - ilf  + G o + N X o . 11..............................•••••••••..•••••......... , .

l I:~ I . : "I _ :~ I ;

Co : KonsumsiAutonomous ' . ! '

C 1 : Kecenderungan KonsumsiMarjinal. :10 : Investasi Autonomousi1 : Koefisien investasi. ii

Dari persamaan 3.1.4 di atas diperoleh hubungan antara Aggregate Output (y) dan suku bunga

(r) pada keseimbangan pasar barang sebagai berikut:

Co + 10+Go'+ NXo it ,;

Y =-------+--fI-c] I-c]

(3.1.5)

iDengan h < 0 dan 0 < C1 < 1, mak~ _1- < O . Dengan kata lain ada hubungan negatif

l-cl

antara pendapatan nasional (y) dan su~u~unga(r). j

J U R NA L E K U BA N K , V o lu m e 2 E d i si J u li 2 0 07 31

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 8: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 8/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

;

3.2 Keseimbangan Pasiir UangKeseimbangan pasar uang pada ekonomi makro terjadi pada saat penawaran uang

sama dengan-permintaan oang, atau dalam bentuk persamaan matematik adalah:

ms =Ind :......... (3.2.1)

yang mana ms: penawaran uang riil dan md: permintaan uang riil.

Permintaan uang!riil adalah penjumlahan permintaan uang untuk transaksi, berjaga-

  jaga dan spekulasi.

ms =mdT +mdp +mdsI

( 3 . 2 . 2 )

yang mana:

mdT : permintaan uang riil j motif transaksi

mdp : permintaan uang riil motif trimsaksi

mds : permintaan uang riil motif transaksiI

Permintaan uand motif transaksi plus berjaga-jaga dipengaruhi oleh pendapatannasional riil. Dalam bentuk persamaan matematik, permintaan uang transaksi plus berjaga-jaga

adalah: '

(3.2.3)

(3.2.4)......................................................................................................,

yang mana:

ko : Permintaan uang motif transaksi plus berjaga-jaga autonomous

k1:Kecenderungan permitltaan uang motif transaksi dan berjaga-jaga terhadap pendapatan

ko > 0 dan k1> 0 '

' I ' •

Sedangkan permintaan uang riil motif spekulasi dipengaruhi oleh suku bunga:i i ,

I

yang mana:

10: permintaan uang motif spekulasi autonomous

i1: kecenderungan permintaan uang motif spekulasi terhadap suku bunga

1 1 < 0

Dengan eara meilggailti mdT plus mdp pada persamaan 3.3.2.2 dengan mdT plus mdp

pada persamaan 3.3.2.3, dan mengganti mds pada persamaan 3.3.2.2 dengan mds pada

persamaan 3.3.2.4 diperoleh persamaan keseimbangan pasar uang baru sebagai berikut:

i

ms = k o + kty + 10 + l;r (3.2.5)

(3.2.6)ms-k -1

y = 0 0

kt

Dari persamaan 3.3.2.5 di atas diperoleh hubungan antara pendapatan nasional (y)

dan suku bunga (r) pada keseimbangan pasar uang sebagai berikut:I

Ii

V-f

kt'

32 JURNAl EKUBANK, Volume 2 Edisi Jul i 2007

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 9: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 9/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

1Dengan k1> 0 dan 11< 0, maka _I > O . Dengan kata lain, ada hubungan positif antara

k ,

pendapatan nasional (y) dan sukubunga (r).

3.3 Sukubunga Keseimbangan

Pembentukan persamaan matematik sukubunga keseimbangan adalah sebagai berikut:

• Persamaan keseimbangan pasar barang adalah:

Co + 10 +Go +NXo i,y =-------+ --r (3.1.5)

l-c, l-c,

• Persamaan keseimbangan pasar uang adalah:

atau:

ms-k -1r= 0 0

1 1

(3.2.6)

(3.3.1)

• Mengganti y pada persamaan 3.3.1 dengan y pada persamaan 3.1.5 diperoleh:

4. PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Sukubunga RupiahPada masa-masa awal krisis ekonomi, sukubunga, seperti halnya beberapa indikator

ekonomi makro lainnya, mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Sukubunga deposito tiga

bulan misalnya, jika pada semester pertama tahun 1997 berkisar antara 15,8 - 17 %, pada awal

krisis ekonomi meningkat cepat dari 15,84 % pada bulan Juli 2007, menjadi 21,73 % pada

Agustus 1997, dan kemudian mencapai puncaknya pada angka 54,67 % di bulan Oktober

1998. Alasan sederhana mengapa sukubunga tersebut melambung tinggi adalah ketatnya

Iikuiditas Rupiah akibat apresiasi Dollar yang terus-menerus. Apresiasi Dollar telah

meningkatkan inflasi, melemahkan kepercayaan terhadap sektor perbankan, dan memunculkankebijakan pengetatan Rupiah. Seperti diketahui, apresiasi Dollar atau depresiasi Rupiah

merupakan penyebab krisis ekonomi di Indonesia, dan apresiasi tajam Dollar terhadap Rupiah

tersebut pada awalnya adalah "contagion effect" dari apresiasi Dollar terhadap Baht di Thailand.

Perkembangan sukubunga (deposito 1 bulan) selanjutnya pada perode tahun 2001-

2006 secara umum adalah cenderung menurun sampai di bawah 10 % pada tahun 2003-2005.

Secara mendetil, perkembangan sukubunga sejak tahun 2000 sampai tahun 2006 dapat dilihat

pada Gambar 4.1 berikut ini:

J U R N AL E K U BA N K , V o lu m e 2 E d is i J ul i 2 00 7 33

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 10: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 10/18

 

Tren SukubungiJ di IndonesiiJ 

Gambar4.1

Perkembangan Sukubungan Deposito dan Investasi di IndonesiaTahun 2000-2006

14,00

12,00

10,00 -

8,00 tI

I

6,00 1 - - 0 581~ -

4,00 f {-SBDEP1BLN

2,00 t -

-- _- - 5BI1BLN

0,00

Sumber: Diolah berdasarkan lampiran

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa setelah mengalami penurunan

tajam pada periode sebelumnya, ternyata sukubunga (deposito 1 bulan) mengalami

peningkatan, walaupun tidak tajam, selama periode yang cukup panjang, yaitu Agustus 2000sampai Desember 2001. Peningkatan sukubunga tersebut disebabkan oleh kebijakan uang ketat

untuk mencapai sasaran uang primer melalui penyerapan likuiditas, dan untuk mendorongpeningkatan sukubunga deposito agar sejalan dengan peningkatan sukubunga SBl. Sepertidiketahui bahwa selama krisis ekonomi berlangsung, sukubunga deposito cenderung lebih

rendah dibandingkan dengan sukubunga SBI; sebuah kecenderungan yang tidak diharapkan.Kecenderungantersebut disebabkan oleh lemahnya fungsi intermediasi perbankan. Dan adanyaperbedaan negatif sukubunga deposito dan sukubunga SBI tersebut dimanfaatkan olehperbankan untuk memaksimumkan keuntungan. Dalam rangka membalikkan kecenderungantersebut Bank Sentral berupaya meningkatkan sukubunga deposito, yang diantaranya denganmeningkatkan margin sukubunga penjamin sebanyak dua kali pada Januari dan Agustus 2001,

masing-masing sebesar 100 bp di atas sukubunga deposito bank anggota JIBOR. Selain itu,

untuk menarik sukubunga deposito ke atas, Bank 5entral juga mengubah system penentuan

sukubunga penjaminan dari seminggu sekali menjadi sebulan sel<ali.

Sukubunga kemudian kembali menurun sejak awal tahun 2002 sampai dengan April2004. Penurunan sukubunga deposito pada periode tersebut disebabkan meningkatnya eksesIikuiditas, menurunnya sukubunga instrument rnoneter dan menurunnya sukubungapenjaminan. Suku bunga sukubunga penjaminan deposito turun sampai 14,44 pada akhir2002 dan 6,78 % pada akhir 2003. Penurunan sukubunga deposito tersebut juga disebabkanoleh penurunan rata-rata sukubunga bank JIBOR dan penurunan margin sebesar 100 bp selamadua kali pada tahun 2002, dan penurunan sebesar 200 bp pada tahun 2003. Penurunansukubunga berlanjut sampai April 2004, namun denga penurunan yang melambat, walaupun

dengan sebab penurunan yang sama.

Perkembangan sukubunga yang sebaliknya terjadi sejak Mei 2004 sampai Januari

2006. Suku bunga kembali meningkat. Kemudian sejak Februari 2006 sukubunga kembali

34 JURNAl EKUBANK,Volume 2 Edisi Juli 2007

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 11: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 11/18

 

TrenSukubungadi Indonesia 

menurun. Pada April 2004 sukubunga berada pada angka 6,01 %, dan kemudian meningkat

dan terus meningkat setiap bulannya sampai mencapai angka 12,01 % pada Januari 2996.

Peningkatan sukubunga tersebut disebabkan oleh kondisi moneter yang ketat. Pada semesterkedua tahun 2004 sukubunga meningkat akibat adanya peningkatan permintaan uang dalam

rangka Pemilu, puasa, hari raya dan tutup tahun. Disamping itu, Laporan Tahunan 61 2004

menjelaskan episode moneter yang ketat pada Juni-Desember 2004 yang ditandai olehkelebihan penyerapan Iikuiditas melalui 561, yaitu 111,5 % dari target yang diumumkan.

Peningkatan sukubunga berlanjut setiap bulannya pada tahun 2005. Berikut ini adalah

kutipan dari Laporan Bank Indonesia Tahun 2005 yang mencerminkan upaya mengetatkankondisi moneter tahun 2005: "Dalam rangka mengendalikan dan pencapaian sasaran innasi 

  jangka menengah panjang, Bank Indonesia menempuh kebijakan yang cenderung ketat'~ Kebijakan yang cenderung ketat ini dilakukan melalui pengendalian likuiditas secara terukur

dengan mempertimbangkan momentum pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas system

keuangan. Ditengah tekanan eksternal dan masih sukup tingginya ekses Iikuiditas perbankan,kebijakan moneter cenderung ketat tercermin pada kenaikan sukubunga secara bertahap dan

kemudian lebih intensif khususnya pada triwulan III dan IV- 2005. 5ukubunga instrumentmoneter yang di akhir tahun 2004 tercatat 7,43 % perlahan meningkat menjadi 8,25 % di akhir

Juni dan 12,75 % di akhir 2005".

Padatahun 2006, seperti terlihat pada Gambar 4.1, sukubunga mengalami penurunan

sejak bulan Februari. Penurunan sukubunga tersebut konsisten dengan strategi kebijakanmoneter yang dilakukan Bank Indonesia untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan

pemerintah. Berkaitan dengan strategi kebijakan moneter tersebut, Laporan BI Tahun 2006membagi kondisi perekonomian Indonesia ke dalam dua fase: fase kebijaka moneter ketat,

Januari-April 2006, untuk menjaga kestabilan ekonomi akibat inflasi lanjutan dari kenaikan BBM;dan fase cautious easing, Mei-Desember, dalam kondisi perekonomian stabil dan optimismemencapai sasaran inflasi. 5eiring dengan membaiknya perekonomian pada fase kedua, Mei-

Desember 2006, Bank Indonesia kembali menerapkan kebijakan penurunan sukubunga.

4.2 Hasil Regresi4.2.1 Sukubunga Deposito 3 Bulan

Berdasarkan hipotesa yang digunakan, sukubunga deposito 3 bulan dipengaruhi olehuang beredar, harga saham, inflasi, kurs, dan lag sukubunga deposito 3 bulan. Berikut iniadalah print-out hasil pengolahan data pengaruh uang beredar, harga saham, inflasi, kurs, dan

lag sukubunga deposito 3 bulan terhadap sukubunga deposito 3 bulan:

JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Ju li 2007 35

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 12: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 12/18

 

Tren Sukubunga d i Indonesia 

TabeI4.2.1.1

Prin-Out Pengaruh Uang Beredar, Saham, Inflasi, Kurs, dan Lag Sukubunga Deposito3 Bulan terhadap Sukubunga Deposito 3 Bulan

Dependent Variable: SBDEP3BLN

Method: Least SquaresSBDEP3BLN==C(1)+C(2)*LOG(JUB)+C(3)*LOG(IHK)+C(4)*LOG(IHSG)

+C(5)*LOG(KURSDOL)+C(6)*SBDEP3BLN(-1)

Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C(l) 20.50060 14.51477 1.412396 0.1619

C(2) -6.046425 1.768636 -3.418694 0.0010

C(3) 4.991729 1.845557 2.704728 0.0084

C(4) 0.689237 0.192650 3.577657 0.0006

C(5) 3.717544 0.480626 7.734795 0.0000

C(6) 0.975256 0.013387 72.85272 0.0000

R-squared 0.991906 Meandependent 'Jar 11.41301

Adjusted R-squared 0.991380 S.D. dependent var 3.468514

Berdasarkan table 4.2.1.1 dapat diketahui bahwa yang berpengaruh secara nyata

(signifikan) terhadap sukubunga deposito 3 bulan (SBDEP3BLN)adalah jumlah uang beredar,indeks konsumen, indeks harga saham, kurs Dollar dan lag sukubunga deposito 3 bulan.Jumlah Uang beredar berpengaruh negatif terhadap sukubunga deposito 3 bulan. Setiap

peningkatan jumlah uang beredar akan menurunkan sukubunga deposito 3 bulan dansebaliknya, setiap penurunan jumlah uang beredar akan meningkatkan sukubunga deposito 3bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap satu persen peningkatan jumlah uangberedar akan menyebabkan sukubunga deposito 3 bulan menurun sebesar 6,05 %, dan

sebaliknya, setiap penurunan satu persenjumlah uang beredar akan menyebabkan sukubungadeposito3 bulan meningkat sebesar 6,05 %. Signifikansi pengaruh jurnlah uang beredartersebut dapat dilihat dari besarnya angka signifikansi sebesar 0,001. Dengan signifikannyapengaruh jumlah uang beredar tersebut, maka hasil penelitian ini menerima Hipotesa Satu yangmenyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh negatif sukubunga deposito 3 bulan.

Indeks harga konsumen (inflasi) berpengaruh positif terhadap sukubunga deposito 3

bulan. Setiap peningkatan indeks harga konsumen (inflasi) akan meningkatkan sukubungadeposito 3 bulan dan sebaliknya, setiap penurunan indeks harga konsumen (inflasi) akan

'menurunkan sukubunga deposito 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap satupersen peningkatan indeks harga konsumen (inflasi) akan menyebabkan sukubunga deposito 3bulan meningkat sebesar 4,99 %, dan sebaliknya, setiap penurunan satu persen indeks hargakonsumen (inflasi) akan menyebabkan sukubunga deposito3 bulan turun sebesar 4,99 %.

Signifikansi pengaruh indeks harga konsumen (inflasi) tersebut dapat dilihat dari besarnyaangka signifikansi sebesar 0,008. Dengan signifikannya pengaruh indeks harga kOllsumen(inflasi) tersebut, maka hasil penelitian ini menerima Hipotesa Satu yang menyatakan bahwaindeks harga konsumen (inflasi) berpengaruh positif terhadap sukubunga deposito 3 bulan.

Indeks harga saham berpengaruh positif terhadap sukubunga deposito 3 bulan.

Setiap peningkatan indeks harga saham akan meningkatkan sukubunga deposito 3 bulan dansebaliknya, setiap penurunan indeks harga saham akan menurunkan sukubunga deposito 3bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap satu persen peningkatan indeks harga sahamakan menyebabkan sukubunga deposito 3 bulan meningkat sebesar 0,69 %, dan sebaliknya,setiap penurunan satu persen indeks harga saham akan menyebabkan sukubunga deposito3bulan turun sebesar 0,69 %. Signifikansi pengaruh indeks harga saham tersebut dapat dilihat

dari besarnya angka signifikansi sebesar 0,0006. Dengan signifikannya pengaruh indeks harga

36 JURNAl EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli 2007

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 13: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 13/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

saham tersebut, maka hasil penelitian ini menerima Hipotesa Satu yang menyatakan bahwaindeks harga saham berpengaruh terhadap sukubunga deposito 3 bulan.

Kurs Dollar berpengaruh positif terhadap sukubunga deposito 3 bulan. Setiappeningkatan kurs Dollar akan meningkatkan sukubunga deposito 3 bulan dan sebaliknya,

setiap penurunan kurs Dollar akan menurunkan sukubunga deposito 3 bulan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa setiap satu persen peningkatan kurs Dollar akan menyebabkan sukubunga

deposito 3 bulan meningkat sebesar 3,72 %, dan sebaliknya, setiap penurunan satu persen

kurs Dollar akan menyebabkan sukubunga deposito3 bulan turun sebesar 3,72 %. Signifikansi

pengaruh kurs Dollar tersebut dapat dilihat dari besamya angka signifikansi sebesar 0,00.

Dengan signifikannya pengaruh kurs Dollar tersebut, maka hasil penelitian ini menerimaHipotesa Satu yang menyatakan bahwa kurs Dollar berpengaruh terhadap sukubunga deposito 3

bulan.

Lag sukubunga deposito 3 bulan berpengaruh positif terhadap sukubunga deposito 3

bulan. Setiap peningkatan lag sukubunga deposito 3 bulan akan meningkatkan sukubungadeposito 3 bulan, dan sebaliknya, setiap peningkatan lag sukubunga deposito 3 bulan akanmenurunkan sukubunga deposito 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap satupersen peningkatan lag sukubunga deposito 3 bulan menyebabkan sukubunga deposito 3 bulan

meningkat sebesar 0,98 %, dan sebaliknya, setiap penurunan satu persen lag sukubungadeposito 3 bulan menyebabkan sukubunga deposito3 bulan menurun sebesar 0,98 %.

Signifikansi pengaruh lag sukubunga deposito 3 bulan tersebut dapat dilihat dari besarnyaangka signifikansi sebesar 0,00. Dengan signifikannya pengaruh lag sukubunga deposito 3

bulan tersebut, maka hasil penelitian ini menerima Hipotesa Satu yang menyatakan bahwa lagsukubunga deposito 3 bulan berpengaruh terhadap sukubunga deposito 3 bulan.

Berdasarkan table 4.2.1.1 di atas juga dapat diketahui bahwa model yang digunakanmampu menjelaskan variasi sukubunga deposito 3 bulan sebesar 99 %. Kemampuan model

menjelaskan variasi sukubunga deposito tersebut juga dapat dilihat pada Gambar 4.2.1.1 dibawah ini:

Gambar 4.2.2.1

Nilai Sukubunga Deposito 3 Bulan:Aktual (Actual), Prediksl (Fitted) dan Residu (Residual)

1.5

1.0

0.5

0.0

-0.5

-1.0

01 02 03

18

16

14

12

10

8

6

4

--- Residual __  n_n Actual ----. Fitted I

JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli 2007 37

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 14: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 14/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

Berdasarkan Gambar 4.2.2.1 di atas dapat diketahui bahwa perbedaan antara

sukubunga deposito 3 bulan aktual dan prediksi tidak jauh berbeda

4.2.2 Sukubunga InvestasiBerdasarkan hipotesa yang digunakan, sukubunga investasi dipengaruhi oleh uang

beredar, harga saham, inflasi, kurs, dan lag sukubunga investasi. Berikut ini adalah print-outhasil pengolahan data pengaruh uang beredar, harga saham, inflasi, kurs, dan lag sukubunga

investasi terhadap sukubunga investasi:

Tabel4.2.2.1

Prin-Out Pengaruh Uang Beredar, saham, Inflasi, Kurs,dan Lag Sukubunga Investasi terhadap Sukubunga Investasi

Dependent Variable: SBINVMethod: Least SquaresSBINV==C(1)+C(2)*LOG(JUB)+C(3)*LOG(IHK)+C(4)* LOG(IHSG)+C(5)

*LOG(KURSDOL)+C(6}*SBINV(-1}

Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C(l) 6.492572 9.086187 0.714554 0.4770

C(2) -2.320247 1.086494 -2.135536 0.0359

C(3) 2.615182 1.139390 2.295248 0.0244

C(4) -0.021667 0.146816 -0.147581 0.8831

C(5) 1.455537 0.307422 4.734653 0.0000

C(6) 0.974031 0.026400 36.89581 0.0000

R-squared 0.980683 Mean dependent var 16.17831

Adjusted R-squared 0.979429 S.D. dependent var 1.385738

Berdasarkan table 4.2.2.1 dapat diketahui bahwa yang berpengaruh secara nyata

(signifikan) terhadap sukubunga investasi (SBINV) adalah jumlah uang beredar, indekskonsumen, kurs Dollar dan lag sukubunga investasi. Jumlah Uang beredar berpengaruh ~

negative terhadap sukubunga investasi. Setiap peningkatan jumlah uang beredar akanmenurunkan sukubunga investasi dan sebaliknya, setiap penurunan jumlah uang beredar akanmeningkatkan sukubunga investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap satu persenpeningkatan jumlah uang beredar akan menyebabkan sukubunga investasi menurun sebesar2,32 %, dan sebaliknya, setiap penurunan satu persen jumlah uang beredar akanmenyebabkan sukubunga deposito3 bulan meningkat sebesar 2,32 %. Signifikansi pengaruh

  jumlah uang beredar tersebut dapat dilihat dari besarnya angka signifikansi sebesar 0,04.Dengan signifikannya pengaruh jumlah uang beredar tersebut, maka hasil penelitian inimenerima Hipotesa Satu yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh negatif

sukubunga investasi.

Indeks harga konsumen (inflasi) berpengaruh positif terhadap sukubunga investasi.

Setiap peningkatan indeks harga konsumen (inflasi) akan meningkatkan sukubunga investasi

dan sebaliknya, setiap penurunan indeks harga konsumen (inflasi) akan menurunkan sukubungainvestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap satu persen peningkatan indeks hargakonsumen (inflasi) akan menyebabkan sukubunga investasi meningkat sebesar 2,61 %, dansebaliknya, setiap penurunan satu persen indeks harga konsumen (inflasi) akan menyebabkansukubunga deposito3 bulan turun sebesar 2,61 %. Signifikansi pengaruh indeks hargakonsumen (inflasi) tersebut dapat dilihat dari besarnya angka signifikansi sebesar0,02. Dengansignifikannya pengaruh indeks harga konsumen (inflasi) tersebut, maka hasil penelitian inimenerima Hipotesa Satu yang menyatakan bahwa indeks harga konsumen (inflasi) berpengaruh

positif terhadap sukubunga investasi.

38JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Jul i 2007

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 15: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 15/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

Kurs Dollar berpengaruh positif terhadap sukubunga investasi. Setiap peningkatan

kurs Dollar akan meningkatkan sukubunga investasi dan sebaliknya, setiap penurunan kursDollar akan menurunkan sukubunga investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap satupersen peningkatan kurs Dollar akan menyebabkan sukubunga investasi meningkat sebesar

1,46 %, dan sebaliknya, setiap penurunan satu persen kurs Dollar akan menyebabkansukubunga deposito 3 bulan turun sebesar 1,46 %. Signifikansi pengaruh kurs Dollar tersebutdapat dilihat dari besarnya angka signifikansi sebesar 0,00. Dengan signifikannya pengaruhkurs Dollar tersebut, maka hasil penelitian ini menerima Hipotesa Satu yang menyatakan bahwa

kurs Dollar berpengaruh terhadap sukubunga investasi.

Lag sukubunga investasi berpengaruh positif terhadap sukubunga investasi. Setiappeningkatan lag sukubunga investasi akan meningkatkan sukubunga investasi, dan sebaliknya,setiap peningkatan lag sukubunga investasi akan menurunkan sukubunga investasi. HasHpenelitian menunjukkan bahwa setiap satu persen peningkatan lag sukubunga investasimenyebabkan sukubunga investasi meningkat sebesar 0,97 %, dan sebaliknya, setiap

penurunan satu persen lag sukubunga investasi menyebabkan sukubunga deposito3 bulan

menurun sebesar 0,97 %. Signifikansi pengaruh lag sukubunga investasi tersebut dapat dilihatdari besarnya angka signifikansi sebesar 0,00. Dengan signifikannya pengaruh lag sukubungainvestasi tersebut, maka hasil penelitian ini menerima Hipotesa Satu yang menyatakan bahwalag sukubunga investasi berpengaruh terhadap sukubunga investasi.

Berdasarkan table 4.2.3.1 di atas juga dapat diketahui bahwa model yang digunakan

mampu menjelaskan variasi sukubunga investasi sebesar 98 %. Kemampuan modelmenjelaskan variasi sukubunga investasi tersebut juga dapat dilihat pada Gambar 4.2.2.1 di

bawah ini:

Gambar 4.2.2.1

Nilai Sukubunga Investasi: Nyata (Actual), Prediksi (Fitted) dan Residu

1.0

0.5

0.0

-0.5

0/0

01

19

18

17

16

15

14

13

1-...-Residual ----.---.Actual

JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Jul i 2007 39

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 16: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 16/18

 

Tren Sukubunga di Indonesia 

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanBerdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Sejak awal krisis ekonomi, tahun 1997-1998, sampai tahun 2006, perkembangan

sukubunga Rupiah di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun. Sukubungamelambung tinggi dan mencapai puncaknya di atas 60 % pada pertengahan 1998,

kemudian menurun drastis sampai di bawah 15 % pada pertengahan 1999, lalu sedikit

menurun dan stabil pada kisaran sedikit di atas 10 % sampai pertengahan tahun 2000.

Sejak itu sukubunga kemudian cenderung meningkat cukup tajam kemudian menurun

cukup tajam pada tahun 2001-2003. Pada tahun 2004-2005 sukubunga relatif stabil

pada kisaran 6-8 %. Pada akhir tahun 2005 sampai tahun 2006, sukubunga meningkat

sehingga mencapai kisaran 8-10 %.

2. Bentuk dan Signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap sukubunga adalah sebagai

berikut:

' • . •m '~ Il . . Xll~ek$ Indek$ Kg•.s ....... S u k u b l l l 1 g al ' ang ff~r9a H~rga .0 6 1 1 .1 ' Petiode .. . . . . .

Beredar KOllsumel1 Saham SebelUmriya

Suk4buoga .•.• Negatif Positif Positif Positif Positif

O$poslto ••3. Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan

Bu lan

SUkubllnga Negatif Positif Negatlf> Positif Positif

Investasi Signifikan Signifikan Tidak . Signifikan Signifikan

. . . . . . . S jeU 1if lka nSumber: diolah dari uraian Bab 4

5.2 SaranBerdasarkan kesimpulan di atas disarankan:

1. Pemerintah perlu bemati-hati terhadap perkembangan sukubunga pada dua tahun

terakhir, yang cenderung mengalami peningkatan. Dengan kesanggupan menurunkan

sukubunga sampai di bawah 8 % pada tahun 2003-2005, seharusnya pemerintah

mampu menjaga kestabilan sukubunga disekitar 8 % pada tahun 2006 dan seterusnya.

Sukubunga dapat ditekan sampai sekitar 8 % dengan cara meningkatkan jumlah uang

beredar, menurunkan tingkat inflasi dan menjaga nilaitukar Rupiah terhadap Dollar.

2. Kepada para deposan dan investor dapat melakukan prediksi sukubunga dengan

memperhatikan terutama perkembangan kurs Dollar dan sukubunga periode

sebelumya. Selain itu deposan dan investor perlu juga memperhatikan perkembangan

  jumlah uang beredar dan indeks harga konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Allsopp, Christopher. 2002. macroeconomic Polil)' Rules in TI1eory and in Practice. Diambil

dari http://www .bankofengland.co. uk/publications/ externalmpcpapers/ extmpcpaper

OOlO.pdf 

Andolfatto, David. 2005. [\1acroeconomic Theory and Policy. Simon Fraser. Diambil dari

www.sfu.ca! ••.dandolfa

40 JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Juli 2007

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 17: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 17/18

 

Tren Sakubunga di Indonesia 

Bank Indonesia. Tinjauan KebijakanMoneter (Berbagai Bulan dan Tahun).

i i

Bank Indonesia. Laporan Perekononiian Indonesia (Berbagai Tahun).

'!IiBank Indonesia. Laporan Tahunan:(~erbagai Tahun) .

.~

Bank Indonesia .. Financial Statistic. Diambil dari http://www.bLgo.id/web/en/ 

Data+Statistik/ 

Bhattarai, Keshab R. 2005. Keynesian Models for Analysis of Macroeconomic Policy.

Diambil dari www.hull.ac.uk/php/ecskrb/MacromodeUSLM.pdf

Boianovsky, Mauro. The Making of Chapter 13 and 14 of Patinkin's Money,

Interest, and Prices. Diambil dari www.econJea.usp.br/seminarios/artigos2/ 

mauroboianovsky.pdf

Bordo, Michael D. dan Anna J. Schwartz 2003. IS-LM and Monetarism. Diambil darimuse. jhu .edu/journa Is/history _ oCpoliticaLeconomy /v036/36. 5bordo. pdf.

Brown, Ailliam S. 1988. Mcroeco~op1ics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

,I

Cespedes, Luis Felipe, Roberto Chang dan Andres Velasco. 2002. IS-LM-BP in the

Pampas. Diambil dari ksghome.harvard.edu/tvavelasco/Files/Research/ 

w9337.pdf' ' II } - ! I

I

Feric;jhanusetyawan, Tubagus dan M,ari Pangestu. Indonesia in Crisis:" A Macroeconomic Perspective C SIS Working Paper Series. Diambil d ari

ideas. repec. org/ p/ ea b/  macroe/63. h~mI

Good Friend, Marvin. 2003. The Monetary Policy Debate Since October 1979: Lessons

for Theory and Practice. Diambil dari http://business.tepper.cmu.edu/files/ 

goodfriend. Pdf

Hubbard, R. Glenn. 1994. Money, The Financial System, and The Economy.

USA: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Ii.

Kamerschen, David R. 1988. Money and Banking (ed. ke 3). Cincinnati, Ohio:

South-Western Publishing.'

LeRoy, M. R. 1985. Modern Money and Banking. USA: McGraw-Hili, Inc.

Lioui, Abraham dan Patrice poncet.:1 2002. General Equilibrium Real and Nominal

Interest Rates. Diambil dari www.hecJr/hec/fr/professeurs_recherche/upload/ 

seminaires/56.pdf \ . !I'~ 'I

Mishkin, Frederic S. Financial Market, Institution, and Money. New York:

HarperCollins College Publisher.

Oster, G L. 2003. Determinants of Short-terms interest Rates. Diambil dari

http://etd.unisa.ac.za/ETD-db/theses/available/  etd-0413200S-

120711/ unrestricted/O 1dis~ertation. PDFI,

JU R N A L E K U B A N K , V o lu m e 2 E d is i Jul i 2 0 0 7 41

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31

Page 18: Tren Sukubunga Di Indonesia

5/11/2018 Tren Sukubunga Di Indonesia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tren-sukubunga-di-indonesia 18/18

 

42

Tren Sukubunga d i . Indones ia  

i

. lWallace, Sally. 2005. The Effect of Money Supply and Government Expenditure Shock in

Indonesia: Symmmetric or Asymmetric? Diambil dari http://isp aysps.gsu.edu/ 

papers/ indonesia/vid..pdf! I

I

J I JURNAL EKUBANK, Volume 2 Edisi Ju li 2007

I

II ;

 

http://www.univpancasila.ac.id 7/31