wrap up pbl biomedik ii skenario 1

Upload: azizah-f-andyra

Post on 02-Jun-2018

245 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    1/16

    WRAP UP SKENARIO I

    BLOK BIOMEDIK II

    Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam

    Kelompok : A7

    Ketua : Ayu Retno Bashirah (1102014053)

    Sekretaris : Azura Syahadati (1102014056)

    Anggota : Arif Rahman (1102014038)

    Arly Fadhillah Arief (1102014039)

    Arya Nugraha Karya (1102014040)

    Azizah Fitriayu Andyra (1102014055)

    Bella Bonita (1102014057)

    Aulia Anjasari (1102013048)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS YARSI

    Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

    Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21. 424457

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    2/16

    1

    Daftar Isi

    Daftar Isi...................................................................................................................................... 1

    Skenario....................................................................................................................................... 2

    Penentuan Kata-Kata Sulit........................................................................................................ 3

    Pertanyaan................................................................................................................................... 3

    Jawaban....................................................................................................................................... 3Hipotesis....................................................................................................................................... 4

    Sasaran Belajar........................................................................................................................... 5

    LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Oksigen untuk Tubuh................................................... 6

    LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Oksigen ................................................... 6

    LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Peran dan Fungsi .................................................. 6

    LI. 2. Memahami dan dan Menjelaskan Hemoglobin............................................................. 8

    LO. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi dan Struktur Hemoglobin ....................... 8

    LO. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Peran dan Fungsi Hemoglobin ............................. 9

    LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia .......................................................................... 10

    LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Hipoksia .................................................. 10

    LO. 3.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Hipoksia ............................................ 10LO. 3.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis dan Penyebab Hipoksia ....................... 12

    LO. 3.4. Memahami dan Menjelaskan Gejala-gejala Hipoksia ......................................... 13

    LO. 3.5. Memahami dan Menjelaskan Dampak-dampak Hipoksia ................................... 13

    LO. 3.6. Memahami dan Menjelaskan Penanganan dan Pencegahan Hipoksia ................. 13

    Daftar pustaka ............................................................................................................................. 15

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    3/16

    2

    LANGKAH 1

    1) Skenario

    Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam

    Anto, 19 tahun adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta.

    Pekan lalu Anto mengikuti pelatihan tehnik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh

    instruktur, bahwa untuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam

    kondisi kesehatan yang prima. Disamping itu untuk mendaki gunung diperlukan

    latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan oksigen yang semakin berkurang

    seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl). Pada ketinggian

    tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Oleh

    karena itu diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan

    hipoksia selular yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    4/16

    3

    2) Kata Sulit

    Hipoksia seluler: Kekurangan oksigen pada sel

    Sungkup oksigen: Alat bantu napas yang berisikan oksigen

    Kesehatan yang prima: kondisi tubuh dalam keadaan stabil dan sehat

    Kelelahan otot: kondisi ketidakstabilan otot karena kekurangan oksigen sebagaipenghasil energy

    Kematian sel: keadaan dimana sel tidak dapat menjalankan fungsinya lagi

    3) Pertanyaan sementara

    1. Bagaimana mekanisme Hipoksia ?

    2. Apa guna nya oksigen dalam tubuh ?

    3. Apa penyebab Hipoksia ?

    4. Apa bentuk pencegahan Hipoksia ?

    5. Mengapa tekanan oksigen mempengaruhi tubuh ?

    6.

    Apa saja gejala Hipoksia ?

    7.

    Jenis jenis dari Hipoksia ?

    8. Bagaimana cara tubuh beradaptasi dengan tekanan udara yang berbeda ?

    4) Jawaban Sementara

    1.

    Suhu menurunkebutuhan oksigen bertambahhemoglobin sulit mengikat

    oksigenhipoksia.

    2. Untuk proses metabolisme dalam tubuh.

    3.

    Tekanan, suhu, kondisi kesehatan seseorang

    4.

    Adaptasi terhadap lingkungan, latihan fisik atau banyak olahraga agar kuat bilaada adaptasi lingkungan dan udara.

    5.

    Karena metabolisme dalam tubuh memerlukan oksigen dan apabila oksigen

    dalam tubuh kurang, metabolisme akan terhambat.

    6.

    Kurangnya kesadaran, sesak napas, timbul pegal di otot, dan sakit kepala.

    7. Hifosik,iskemik,histotoksik,anemic,dll.

    8. Dengan cara bertahap adaptasinya.

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    5/16

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    6/16

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    7/16

    6

    LI.1. Memahami dan Menjelaskan Oksigen untuk Tubuh

    LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi oksigenOksigen adalah unsur kimia dengan nomor atom 8. Unsur ini menyusun sekitar 20%

    udara atmosfer. Oksigen merupakan unsur penting dalam pernapasan tumbuhan dan

    hewan, dan diperlukan untuk mendukung pembakaran. (Kamus saku kedokteranDorland, edisi 28)

    Oksigen adalah gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang mengisi 20%

    dari udara yang kita hirup (dan setidaknya setengah dari berat seluruh kerak bumi yang

    padat). Oksigen bergabung dengan sebagian besar unsur-unsur lain untuk membentuk

    oksida. Oksigen sangat penting untuk manusia, hewan, dan tumbuhan.

    (kamuskesehatan.com)

    LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Fungsi dan Peran oksigenSel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kelangsungan

    metabolisme sel dan menyelamatkan nyawa. Oksigen merupakan suatu komponen yangsangat penting di dalam memproduksi molekul Adenin Trifosfat (ATP) secara normal.

    ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal.

    Dalam tubuh manusia, oksigen diserap oleh aliran darah di paru-paru, kemudian

    diangkut ke sel-sel dimana proses metabolism terjadi. Oksigen memainkan peran

    penting dalam proses respirasi dan metabolism organisme hidup. Senyawa nutrisi

    dalam sel dioksidasi melalui proses enzimatis kompleks.

    Ada empat langkah dalam proses respirasi, yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,

    siklus krebs, dan rantai transport elektron.

    1. Glikolisis

    Berlangsung di sitosol, yaitu proses pemecahan molekul glukosa yang memiliki 6

    atom C menjadi 2 asam piruvat yang memiliki 3 atom C. Reaksi ini menghasilkan

    2 NADH dan 2 ATP. Apabila tidak ada oksigen, asam piruvat ini mengalami

    reaksi anaerob (fermentasi). Apabila terdapat oksigen yang cukup, asam piruvat

    masuk ke siklus krebs yang terjadi di mitokondria.

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    8/16

    7

    2.

    Dekarboksilasi oksidatif

    Berlangsung di matriks mitokondria, sebenarnya merupakan langkah awal untuk

    memulai langkah ke tiga, yaitu siklus krebs. Pada langkah ini asam piruvat yang

    terbentuk dari proses glikolisis masing-masing diubah menjadi Asetil KoA dan

    menghasilkan 2 NADH.

    3.

    Siklus krebs

    Berlangsung di matriks mitokondria. Pada akhir siklus ini menghasilkan 6 NADH,

    2 FADH, dan 2ATP.

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    9/16

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    10/16

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    11/16

    10

    LI.3. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia

    LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi hipoksiaHipoksia merupakan keadaan defisiensi oksigen yang mengakibatkan kerusakan sel

    akibat penurunan respiratif oksidatif aerob sel. Menurut kamus kedokteran dorland,

    merupakan penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai kebawah fisiologimeskipun perfusi jaringan oleh darah memadai.

    Hipoksia merupakan jaringan tidak teroksigenasi dengan baik atau tidak memadai.

    Biasanya karna oksigen tidak cukup dalam darah. Kekurangannya darah dapat memiliki

    efek samping tubuh yang perlu untuk melakukan proses biologis yang sangat penting.

    LO. 3.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme HipoksiaKetika kita berpergian kedaerah yang tinggi, tubuh kita membentuk respon fisiologi

    yang inefsien. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat karena jantung memompa

    lebih kuat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen.

    Kemudian sel tubuh membentuk respon efisien secara normal, yaitu aklimatisasi. Sel

    darah merah dan kapiler lebih banyak diproduksi untuk membawa oksigen lebih

    banyak. Paru-paru akan bertambah ukurannya untuk memfasilitasi osmosis oksigen dan

    karbondioksida lebih banyak. Terjadi pula peningkatan vaskularisasi otot atau kontraksi

    otot pernafasan untuk memperkuat transfer gas.

    Akan tetapi, perubahan fisiologi kini hanya berlangsung singkat .Dalam beberapa

    minggu tubuh akan kembali pada kondisi normal setelah kembali dari ketinggian.

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    12/16

    11

    Pada level seluler, hipoksia dapat mengakibat kan stres oksidatif pada sel. Sel

    menghasilkan energi melalui reduksi molekul Oksigen menjadi H2O. Dalam proses

    metabolisme normal, molekul-molekul oksigen reaktif yang tereduksi dihasilkan dalam

    jumlah kecil sebagai produk sampingan respirasi mitokondria. Molekul-molekul

    oksigen reaktif tereduksi dihasilkan dalam jumlah kecil sebagai produk sampingan

    respirasi mitokondrial. Molekul-molekul oksigen reaktif tereduksi ini dikenal sebagai

    spesies oksigen reaktif (ROS).

    Sel memiliki sistem pertahanan untuk mecegah kerusakan akibat moleku lini, yang

    dikenal sebagai antioksidan. Kesetimbangan antara proses pembentukandan eliminasi

    (scavenging) radikal bebas berakibat pada stres oksidatif.

    Efek hipoksia terhadap kinerja tubuh adalah perubahan pada sistem saraf pusat,

    khususnya di pusat-pusat otak yang lebih tinggi hipoksia akut akan mengakibatkan

    judgement, inkoordinasi motorik dan gangguan klinis yang menyerupai alkoholisme

    akut. Jika keadaan hipoksia berlangsung lama terjadi gejala keletihan, pusing, apatis,gangguan daya konsentrasi, kelambatan waktu reaksi dan penurunan kapasitas kerja.

    Jika telah mengenai batang otak maka akan menyebabkan kematian otak.

    Mula-mula hipoksia menyebabkan fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP oleh

    mitokondria. Penurunan ATP merangsang fruktokinase dan fosforilasi, menyebabkan

    glikolisis aerobic. Glikogen dapat menyusut, asam laktat dan fosfat anogranik terbentuk

    sehingga menurunkan pH intrasel.

    Pada saat istirahat rata-rata laki-laki dewasa membutuhkan kira-kira 225-250 ml

    oksigen permenit, dan meningkat sampai 10 kali saat beraktifitas. Jaringan akan

    mengalami hipoksia apabila aliran oksigen tidak kuat dalam memenuhi kebutuhan

    metabolism jaringan, hal ini dapat terjadi kira-kira 4-6 menit setelah ventilasi spontanberhenti.

    Berdasarkan mekanismenya, penyebab hipoksia jaringan dibagi dalam 3 kategori:

    1. Hipoksemia arteri

    2. Berkurangnya aliran oksigen karena adanya kegagalan transport tanpa adanya

    hipoksemia arteri.

    3.

    Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan

    Jika aliran oksigen ke jaringan berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di jaringan

    maka metabolisme akan berubah dari aerobik ke metabolisme untuk menyediakan

    energi yang cukup untuk metabolisme. Apabila ada ketidakseimbangan akan

    mengakibatkan produksi asam laktat berlebihan menimbulkan asidosis dengan cepat,metabolisme seluler terganggu dan mengakibatkan kematian sel.

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    13/16

    12

    Pemeliharaan okseginasi jaringan tergantung pada 3 sistem organ:

    1.

    Sistem kardiovaskular

    2. Hematologi

    3. Respirasi

    Walaupun pada hipoksema biasanya berhubungan dengan rendahnya PaO2 yang

    merupakan gangguan fungsi paru, namun kegagalan pengangkutan oksigen dapat

    disebabkan oleh kelainan system kardiovaskular atau system hematologi.

    LO. 3.3. Memahami dan Menjelaskan Jenis dan Penyebab Hipoksiaa. Hipoksia hipoksik

    Keadaan dimana kurangnya oksigen yang masuk kedalam paruparu. Sehingga,

    oksigen tidak dapat mencapai darah dan gagal masuk kedalam sirkulasi darah.

    b. Hipoksia anemia

    Keadaan hipoksia karena darah (hemoglobin) tidak dapat mengikat atau membawa

    oksigen yang cukup untuk metabolism seluler. Seperti, pada keracunan monoksida(CO), karena afinitas CO terhadap hemoglobin jauh lenbih tinggi dibandingkan

    afinitas oksigen dengan hemoglobin

    c. Hipoksia stagnan

    Keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak mampu

    membawa oksigen ke jaringan oleh karena kegagalan sirkulasi seperti pada heart

    failure/ embolisme, baik emboli udara vena maupun emboli lemak

    d.

    Hipoksia histotoksik

    Keadaan hipoksia yang disebabkan karena jaringan yang tidak mampu menyerap

    oksigen salah satu contoh adalah keracunan sianida. Sianida dalam tubuh akan

    menginaktifkan bebeapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara radikal terutama

    sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen yang di

    bawa darah.

    e. Overventilasi hipoksia

    Yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan

    penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya

    Pembagian hipoksia berdasarkan ketinggian. Gejala-gejala hipoksia yang timbul

    ditentukan oleh ketinggian tempat orang tersebut berada. Ketinggian ini dapat dibagi

    menjadi 4 golongan:

    1.

    The indifference stage

    Ketinggian dari sea level sampai ketinggian 10000 kaki. Biasanya yang tergangguoleh hipoksia di daerah ini adalah hanyalah penglihatan malam dengan adaptasi

    gelap terganggu. Pada umumnya gangguan ini sudah mulai nyata pada ketinggian

    diatas 5000 kaki. Oleh karena itu, pada latihan terbang mala para awak pesawat

    diharuskan memakai oksigen sejak di darat

    2.

    Compensatory stage

    Ketinggian dari 10000-50000 kaki. Pada daerah ini pelebaran darah dan pernafasan

    telah mengadakan perubahan dengan menaikan frekuensi nadi dan pernafasan,

    menaikan tekanan darah sistolik dan kardiak output untuk mengatasi hipoksia yang

    terjadi. Pda daerah ini system saraf telah terganggu, oleh karena itu tiap awak

    pesawat yang terbang di daerah ini harus meggunakan oksigen.

    3.

    Disturbance stage

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    14/16

    13

    Yaitu ketinggian dari 15000 kaki-20000 kaki. Pada daerah ini usaha tubuh untuk

    megatasi hipoksian angat terbatas waktunya, jadi pada dareah ini ornag tidak akan

    dapat lama tanpa bantuan oksigen. Biasanya tanda-tanda serangan hipoksia ini tidak

    terasa hanya kadang-kadang aja timbul rasa malas, ngantuk, euphoria dan

    sebagainya, sehingga tahu tahu orang tersebut menjadi pingsan. Gejala gejala

    obyektif Antara lain pandangan menjadi menyempit (tunnel vision), kepandaianmenurun, judgement terganggu. Oleh karena itu pada daerah ini merupakan

    keharusan mutlak seluruh awak pesawat mau pun penumpang untuk menggunakan

    oksigen.

    4. Critical stage

    Yaitu pada ketinggian 20000-23000 kaki.pada daerah ini dalam waktu 3-5 menit

    saja orang sudah tidak dapat menggunakan lagi pikiran dan judgement lain tanpa

    bantuan oksigen. Time of useful consciousness (TUC) adalah waktu yang masih

    dapat digunakan bila kita menderita serangan hipoksia pada tiap ketinggian ; di luar

    waktu itu kita akan kehilangan kesadaran . waktu itu berbeda beda pada setiap

    ketinggian , makin tinggi waktu itu makin pendek.

    LO. 3.4. Memahami dan Menjelaskan Gejala HipoksiaGejala-gejala dari hipoksia antara lain: cemas, gelisah, tidak mampu berkonsentrasi,

    euphoria, penurunan tingkat kesadaran, pusing, perubahan perilaku, rasa takut, ansietas,

    disorientasi, peningkatan keletihan, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan frekuensi

    dan kedalaman pernapasan, eningkatan tekanan darah, pucat, sianosis atau warna kulit

    mulai terlihat kebiruan.

    LO. 3.5. Memahami dan Menjelaskan Dampak Hipoksia

    Pada level selular, hipoksia dapat menginduksi mekanisme adpatasi kerusakan hingga

    kematian sel. Sel menghasilkan energi melalui reduksi molekul oksigen menjadi air.

    Dalam proses metabolisme normal, molekul-molekul oksigen reaktif yang tereduksi

    dihasilkan sedikit dari produk sampingan respirasi mitokondria yang dikenal sebagai

    ROS sel memiliki mekanisme pertahanan untuk mencegah kerusakan akibat molekul

    ini yaitu system antioksidan. Pada hipoksia gangguan hemeostasis antara proses

    pembentukan eliminasi radikal bebas dapat berakibat stress oksidatif, produksi spesies

    oksigen reaktif/ ROS juga meningkat.

    Efek hipoksia terhadap kinerja tubuh adalah perubahan pada sistem saraf pusat,

    khususnya di pusat-pusat otak yang lebih tinggi hipoksia akut akan mengakibatkan

    judgement, inkoordinasi motorik dan gangguan klinis yang menyerupai alkoholisme

    akut. Jika keadaan hipoksia berlangsung lama terjadi gejala keletihan, pusing, apatis,gangguan daya konsentrasi, kelambatan waktu reaksi dan penurunan kapasitas kerja.

    Jika telah mengenai batang otak maka akan menyebabkan kematian otak.

    LO. 3.6. Memahami danMenjelaskan Penanganan dan Pencegahan HipoksiaPertolongan pertama ketika menghadapi kondisi hipoksia tentunya dengan memberikan

    oksigen. Jika tabung oksigen belum cukup menolong, maka semua pakaian harus

    dilonggarkan agar pernapasan menjadi lebih lancar, sesegera mungkin pendaki yang

    mengalami hipoksia harus dibawa ke lokasi yang lebih rendah agar mendapat oksigen

    lebih banyak dari udara pernapasan.

    Melakukan pemeriksaan kesehatan dan kondisi tubuh secara keseluruhan terlebih

    dahulu merupakan upaya dini pencegahan hipoksia. (lampung.tribunnews.com)

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    15/16

    14

    Penanganan yang dapat dilakukan terhadap penderita hipoksia:

    1. Pemberian oksigen

    Tindakan memberikan oksigen ke dalam saluran pernafasan dengan alat bantu

    oksigen. \ Pemberian oksigen ini ditujukan untuk memenuhikebutuhan oksigen

    dan mencegah terjadinya hipoksia.

    2.

    Turun segeraApabila berada di ketinggian, maka turunlah dengan segera. Hal ini dapat

    menyembuhkan gejala dalam beberapa jam

    3. Istirahat di ketinggian yang sama

    Diharapkan terjadinya proses aklimatisasi (penyesuaian ketersediaan O2 yang

    menurun di dataran tinggi), namun gejala baru akan hilang dalam 24-48 jam.

    4. Istirahat dan minum Acetazolamide, atau Deksametason, atau keduanya

    Dengan Acetazolamide, gejala dapat hilang dalam 12-24 jam, namun ada efek

    samping obat. Sedangkan pada Deksametason dapat menghilangkan gejala

    dalambeberapa jam, namun hanya menyembunyikan gejala dan tidak terjadi

    prosesaklimatisasi.

    5.

    Terapi oksigen hiperbarikGejala akan hilang dalam beberapa menit, namun hanya dapat meningkatkan

    jumlahO2 yang larut dalam darah arteri, sehingga memberikan arti yang terbatas

    padahipoksia stagnan, anemik, histotoksik, dan hipoksik.

    Pencegahan hipoksia:

    1.

    Jangan menggunakan helikopter ketika menuju dataran tinggi dan usahakan jalan

    kepuncak mulai dari ketinggian dibawah 3000m2

    2. Hindari merokok, minum alkohol, obat anti depresan karena dapat memperlambat

    laju pernafasan.

    3.

    Menjaga asupan nutrisi, terutama zat besi, folat, vitamin B-12 dan B-6

  • 8/10/2019 Wrap Up PBL Biomedik II Skenario 1

    16/16

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad H, Asdie.1999.Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta : EGC

    Sherwoood,Lauralee2012.Fisiologi Manusia.Jakarta:EGC.

    Corwin, j elizaberh. 2009.Patofisiologi. Jakarta : EGC

    Murray Robert K,.et al.2003.Biokimia Harperedisi 25.Jakarta. EGCDawn b. Marks,.et al.2010.Biokimia Dasar Kedokteran.Jakarta:EGC

    Asmadi.2008.Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta:Salemba Medika.

    Brooker,Chriss.2008.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta:EGC.

    Sutresna,Nana.2008.KIMIA.Jakarta:Grafindo Media Pratama.

    2010.Dorland Kamus Kedokteran Edisi 31. Jakarta:EGC

    Guyton, Hall. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:EGC

    Sloane E. 2004.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:EGC

    http://repository.usu.ac.iddiakses pada kamis, 10 Desember 2014

    http://www.nlm.nih.gov(cerebral hypoxia: David C. Dugdale, 2012) diakses pada sabtu, 11

    Desember 2014

    http://jpck.zju.edu.cn/jcyxjp/files/ge/04/MT/0452.pdf (Pathophysiology and Clinical Effectsof Chronic Hypoxia: Pierson David J.) diakses pada sabtu, 11 Desember 2014

    .

    http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://www.nlm.nih.gov/http://www.nlm.nih.gov/http://jpck.zju.edu.cn/jcyxjp/files/ge/04/MT/0452.pdfhttp://jpck.zju.edu.cn/jcyxjp/files/ge/04/MT/0452.pdfhttp://jpck.zju.edu.cn/jcyxjp/files/ge/04/MT/0452.pdfhttp://www.nlm.nih.gov/http://repository.usu.ac.id/