akuilah aku (yamada ryosuke fan fiction)

Upload: amel-chan

Post on 19-Jul-2015

457 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

“Apa gunanya dia selalu disampingku, tersenyum padaku. dan berkata cinta padaku… namun semua hanya ketika tiada orang disekitar kami. Ketika ditempat umum, seolah – olah kami adalah orang asing. Semua kutahan, kulakukan dengan sabar… dan dihari ulang tahunnya kali ini,,, aku hanya ingin dia mengakui ku… namun semua kesabaranku pada akhirnya sia – sia…”

TRANSCRIPT

Yamada Ryosuke Fanfiction 2012 Hey! Say! JUMP Lounge Production Full Credit to the Author Chisuke Arina (Aldina Gita Wahyuni) Edited by Amel Chan

Title Categories Genre Rating

: Akuilah Aku : OneShot : AU, Romance-Angst :G

Theme song : Rumor Butiran Debu Audrey ft Cantika Akuilah Aku Author : Chisuke Arina

Address : Jl. Rindang No. 1 Tangkerang Selatan, Pekanbaru Phone Number : 081266384438 Age : 18th

Reason join this competition: menyemarakkan ultah Yamada Ryosuke yang ke 19th, dan mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki

Cast

: 1. Yamada Ryosuke (OOC) 2. Nakajima Yuto (OOC) 3. Koizumi Asuka (OC) 4. Shida Mirai (OOC)

Quotes : Apa gunanya dia selalu disampingku, tersenyum padaku. dan berkata cinta padaku namun semua hanya ketika tiada orang disekitar kami. Ketika ditempat umum, seolah olah kami adalah orang asing. Semua kutahan, kulakukan dengan sabar dan dihari ulang tahunnya kali ini,,, aku hanya ingin dia mengakui ku namun semua kesabaranku pada akhirnya sia sia

*Asuka POV* Itu dia,,, itu Yamada-kun,,, dia berjalan kesini, apa yang harus kulakukan? Aku menggenggam erat surat bersampul merah muda dibelakang tubuhku sambil menghitung langkah prai itu mendekat. Bel pulang sudah berbunyi sejak dua jam yang lalu, namun aku masih disekolah menunggu pria itu untuk menunggu pria itu selesai dari kegiatan klubnya. Sudah dua tahun aku menaruh hati pada pria itu, pria yang selalu menjadi incaran gadis gadis disekolahku. Namun anehnya tidak ada satupun dari mereka yang berbalas perasaannya. Hanya tinggal setahun lagi, kami akan lulus dari SMP dan akan melanjutkan ke SMA. Setidaknya aku harus mengutarakan perasaanku sebelum semuanya terlambat. Dan akhirnya langkah kaki itu muncul di depanku. Entah dorongan dari mana, aku berhasil mengulurkan surat itu kearahnya. Prai itu berhenti sambil memandangku dengan bingung. Dan aku masih tidak berani untuk mengangkat wajahku dan menatapnya. Aku yakin pipiku kini sudah seperti kepiting rebus. Ini Love letter kata ku pelan. Pria itu mengambil surat itu dan membukanya kemudian membacanya. Aku menunggu dengan degup jantung yang sangat kencang ditempatku. Kemudian ku lihat, pria itu selesai membacanya dan kembali melipatnya kemudian dia memandangku. Dan kurasakan jantungku kembali berdegup dengan sangat kencang. Kau serius? tanya pria itu memecah keheningan. Eh? kataku sambil mendongak memandangnya. Dan kulihat sosok itu kini sedang tersenyum memandangku. Aku kembali merasakan kegugupan dan kembali menunduk. Kemudian aku mengangguk dengan pelan. Kalau boleh ku tau, kenapa kau bisa suka padaku? tanya pria itu. Aku kembali mengangkat kepalaku dan menatapnya sambil menyerit bingung. Kuusahakan membuka suaraku meski sedikit terbata. Kau berbeda jawabku. Berbeda? tanyanya lagi. Aku mengangguk dengan yakin. Kemudian aku mengenang semua yang kualami dua tahun ini ketika mengamatinya. Kau jago olahraga, dan berhasil membawa nama sekolah dengan sukses namun, bukan itu yang ku kagumi darimu, tapi kerja kerasmu yang berlatih lebih lama dibanding anggota lain, bahkan sampai larut untuk mencapai itu semua. Ketika ada yang membutuhkan bantuanmu, kau akan senantiasa membantu mereka Namun, bukan itu juga yang membuatku terkesan, tapi kau

menolong mereka tanpa pamrih ketika mereka ingin membalasmu, kau akan menolak semuanya dan tersenyum hangat pada mereka. Kau sangat tidak suka tomat,,, tapi demi menghargai teman yang sudah memberikannya padamu, kau menelan habis semuanya. Meski setelahnya kau akan berlari ke kamar mandi, dan muntah muntah hebat kemudian berlari ke ruang kesehatan untuk meminta obat mual. Kataku. Namun kemudian aku sadar bahwa aku sudah berbicara terlalu banyak, dan segera menutup mulutku. Sumimasen kataku. Tak kusangka, pria di depanku itu menyunggingkan seulas senyum dan sedetik kemudian dia tertawa dengan lebar. Aku hanya memandangnya dengan bingung. Namun melihat tawa dan senyuman itu, tak urung aku ikut tersenyum dengannya. Kau orang pertama yang memandangku dengan sisi yang berbeda kurasa aku bisa kata pria itu sambil tersenyum dan menggenggamm tanganku. Aku terkesiap sambil memandangnya dan tanganku yang kini berada di genggamannya dengan bingung. Apa artinya? Apakah dia menerimaku? Aku tau apa yang kau pikirkan katanya dengan pandangan lembut padaku. Ya, kita pacaran mulai sekarang katanya. Kini aku merasakan kembang api sedang meletus di dalam dadaku. Benarkah yang kudengar ini? Yamada Ryosuke menerima ku? Benarkah Tapi katanya lagi. Kali ini memandangku dengan serius. Kemudian aku memandangnya kembali dengan bingung. kuharap kau bisa merahasiakannya di depan teman teman yang lain. Termasuk dengan orang yang terdekat denganmu kata pria itu dengan tegas. *************************** *Author POV* Setahun berlalu sejak hari itu. Kini Asuka dan Yamada sudah menjadi siswa SMA. Dan mereka kembali masuk di SMA yang sama. Yamada yang meminta agar Asuka masuk ke sekolah yang sama dengannya. Meski artinya Asuka harus belajar mati matian selama setahun terakhir agar nilanya bagus dan bisa lulus ujian masuk SMA tersebut. Maski kini mereka berada di satu sekolah, namun mereka tidak berada dikelas yang sama. Yamada masuk di kelas 1-A karena nilainya yang sangat memuaskan itu, sekaligus dia adalah perwakilan siswa baru. Dan Asuka berada dikelas 1-D. kelas paling terakhir untuk kelas satu. Satu satunya cara agar dia selalu dekat dengan pria itu adalah menjadi manajer tim basket sekolah.

Di sekolah, gadis itu hanya bisa melihat Yamada dari kejauhan. Seperti yang selalu dilakukannya selama di SMP dahulu. Namun kini statusnya adalah kekasih pria itu. Jadi, meskipun disekolah seolah olah ada tembok besar diantara mereka berdua, tetapi sepulangnya akan ada sebuah pintu yang terbuka untuk keduanya bisa bertemu kembali. Koizumi-san panggil seseorang. Asuka berbalik dan mendapati Nakajima Yuto, ketua kelasnya, sedang berbicara padanya. Gadis itu tersenyum lembut dan memandang pria itu dengan pandangan bertanya. Ada apa? tanyanya. Bagini, kita kan satu kelompok belajar bagaimana kalau hari ini, aku dan yang lain kerumahmu, untuk memulai belajar kelompokk kita? tanya pria itu sambil menyandar ke tembok disamping Asuka yang juga sedang berdiri sambil melihat tim basket sekolah berlatih. Asuka mengangguk menyetujui dan tersenyum pada pria itu. Baiklah boleh saja katanya. Yosshaaa nanti pulang sekolah tunggu aku dulu yah.. kata pria itu kemudian kembali berlari menuju lapangan. Ditengah lapangan sana, Yamada melihat itu semua dalam diam. Pria itu lalu berlari meninggalkan gym. Namun ketika melewati Asuka, pria itu member isyarat agar gadis itu mengikutinya. Ada apa? tanya Asuka ketika mereka sudah berada di tempat sepi dan hanya berdua. Yamada kemudian memepet tubuh Asuka ke dinding dan memandang gadis itu dengan tajam. Apa yang kau bicarakan tadi dengan Nakajima itu? tanya pria itu. Aaku hanya membicarakan masalah belajar kelompok dia dan aku satu kelompok belajar jawab gadis itu dengan takut. Yamada tetap memandang gadis itu dengan tatapan tajam. Kemudian dia menjauh dari tubuh gadis itu dan melunakkan tatapannya. Aku percaya katanya kemudian. Dan berjalan menjauhi Asuka setelahnya, namun pria itu berhenti sebentar dan memandang Asuka seperti biasa. Lain kali jangan membuatku cemburu lagi, oke? katanya kemudian berjalan kembali meninggalkan gadis itu. *******************************

#3 tahun kemudian# Asuka duduk di bawah sebuah pohon sakura dihalaman kampusnya. Dan tentu saja sendiri. Sebuah kacamata berframe putih menghiasi wajah gadis tampak sibuk membaca sebuah buku psikologi itu. Hingga sesosok pria duduk disampingnya, namun gadis itu masih tampak sibuk membaca. Rajin bener sampai aku datang saja tidak sadar kata orang itu. Asuka mengangkat wajahnya dan melihat sosok disampingnya itu. Kemudian gadis itu tersenyum dan menurunkan bukunya. Nakajima-kun,,, sudah selesai kuliah? tanyanya pada pria berkacama frame hitam itu. Pria itu mengangguk. Kebetulan bertemu dengan kau disini ya sudah, ku sapa saja. Katanya. Apa yang kau lakukan di fakultas psikolog? Fakultas tekhnologi kan jauh dari sini tanya Asuka bingung. Yuto menunjuk ke fakultas Ekonomi yang berada tepat di depan fakultas psikolog. Ada urusan dengan Yamada disana eh, kau masih ingat Yamada Ryosuke bukan? Teman SMA kita itu? kata Yuto santai. Asuka tersenyum tipis dan mengangguk. Ada urusan apa kalau boleh tau? tanya gadis itu. Minggu depan Yamada ulang tahun dia mengundang seluruh teman teman SMA dan SMPnya. Dan karena statusku adalah teman SMAnya, tentu saja aku diundang mengundang orang sebanya itu, dia benar benar kaya yah kata pria itu sambil menunjukkan kartu undangan di tangannya. Kau dapat juga kan? tanyanya lagi. Asuka mengangguk dan menunjukkan kartu undangan yang tadi dia selipkan dalam bukunya. Yuto mengangguk melihat undangan itu. Dan tersenyum lagi pada Asuka. Ja sampai bertemu disana kalau begitu kata pria itu sambil berdiri. Asuka mengangguk dan melambai singkat begitu pria itu pergi. Gadis itu kembali melihat undangan ditangannya itu. Seorang kekasih yang mendapat undangan sama dengan yang lain, selalu seperti ini desis gadis itu. Tanpa dia sadari air matanya mengalir turun, namun dengan cepat dia menghapusnya. Kemudian gadis itu membereskan buku bukunya dan pergi dari sana.

#Pesta Ulang Tahun# *Asuka POV* Seperti dugaanku, pestanya megah celetuk Yuto yang tiba tiba saja sudah berada disampingku. Aku tersenyum mendengar ucapannya sambil meneguk fruit punch ditanganku. Yah,,, kuakui kali ini pestanya benar benar meriah dan besar. Selain teman teman SMP dan SMA, tamu undangan lainnya bukanlah orang biasa. Namun Terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang sudi hadir di acara ulang tahun anak kami Mendengar suara dari atas panggung, seluruh tamu undangan termasuk aku memandang kesana. Tampak sesosok wanita anggun berdiri disana bersama Yamada. Aku tersenyum memandangnya. Dan selain merayakan ulang tahun Ryo,,, kami juga ingin membuat pengumuman. Pada malam ini, saya ingin memperkenalkan seorang gadis istimewa kata wanita itu lagi. Aku menyerit bingung mendengarnya, namun aku melihat sosok seorang gadis yang tak kalah cantik dan anggun dibanding ibu Yamada naik keatas panggung dan tersenyum kepada seluruh tamu undangan. Gadis ini adalah Shida Mirai, putri pengusaha grup ST Corporation. Dan mulai malam ini, Shida-chan adalah tunangan Ryosuke Seperti petir yang menyambar. Dadaku kini terasa sesak melihat itu semua. Aku memandang kearah Yamada. Namun, aku tidak melihat ada raut wajah kaget disana aku hanya melihat senyuman, senyuman itu. Senyuman yang selalu dia berikan untuk ku. Kini aku melihatnya dia memberikan senyuman itu untuk wanita diatas sana. PRAAAAANNKK!! Tak kusadari gelas di tanganku terjatuh dari genggamanku. Dan hal itu menarik perhatian seluruh undangan disana. Kau kenapa Koizumi-san? tanya Yuto yang tampak heran disampingku. Sumimasen,,, gomennasai Aku membungkuk dalam dalam kepada seluruh tamu undangan dan mengabaikan pertanyaan Yuto. Kemudian aku mengambil langkah cepat untuk pergi dari sana. Aku berjalan menuju parkiran, namun langkahku terhenti. Aku sudah tidak kuat lagi berjalan dan akhirnya

aku terduduk lemas. Air mataku kini tak bisa kubendung lagi. Aku menangis sejadi jadinya. Kita bilang cinta ini milik kita Tapi mengapa tetap rahasia Kutahan kutahan (kutahan) Tak banyak yg aku mau Cuma ingin kau banggakan aku Biarpun ramai Aku tak peduli Biar mereka tahu smuanya (aah aah) Bila kau cinta (aah aahh) Akuilah aku (ah ah akuilah) Apa gunanya dia selalu disampingku, tersenyum padaku. dan berkata cinta padaku namun semua hanya ketika tiada orang disekitar kami. Ketika ditempat umum, seolah olah kami adalah orang asing. Semua kutahan, kulakukan dengan sabar dan dihari ulang tahunnya kali ini,,, aku hanya ingin dia mengakui ku namun semua kesabaranku pada akhirnya sia sia ASUKA!! panggil seseorang. Namun aku terlalu lelah untuk melihat siapa yang memanggilku. Sosok itu kini berdiri tepat di depanku dan menarik tubuhku agar bangun. Aku hanya menurut, tenaga ku sudah habis untuk melawan. Dan kini, ketika aku sudah berdiri, aku melihat dengan jelas sosok itu. Apa yang kau lakukan? tanya pria itu. Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan?? Aku kekasihmu sudah empat tahun, aku kekasihmu. Tapi apa sekalipun kau sama sekali tidak ingin mengakui aku di depan orang banyak! Dan sekarang,,, kau sudah punya tunangan lain aku seperti orang bodoh yang selalu bersabar, menahan semua karena aku tau, suatu saat aku pasti akan kau akui. Tapi, pada akhirnya aku bukan siapa siapa! kulepas kan semuanya pada pria itu di sela isak tangisku. Asuka! Ini didepan umum! Kenapa kau berteriak seperti itu? kata pria itu tampak marah. Mendengarnya aku makin merasakan sakit. Biar saja. Aku tidak peduli lagi. Biar saja mereka tau aku kekasihmu kataku lagi. Baiklah kalau itu memang maumu kata pria itu akhirnya. KITA PUTUS

Dan kali ini aku kembali merasakan petir sedang menyambar diatas kepalaku. Aku memandang nanar sosok yang kini sudah berbalik akan pergi. Namun seperti tersadar, aku berlari mengejarnya dan memeluk tubuhnya dari belakang. Jangan jangan katakan itu kataku disela isakku. Namun pelukanku di paksa lepas oleh tubuh itu. Sudah terlambat,,, aku sudah mengatakannya. Kita putus! kata pria itu tegas kemudian berjalan pergi. Air mataku kembali mengalir dengan deras. Namun sosok itu terus menjauh tanpa ada tanda tanda akan berbalik. Terus menjauhiku. Meninggalkanku. Koizumisan sebuah suara datang dan mendekatiku. Aku melihat sosok si pemilik suara. Yuto. Pria itu kemudian menarikku kedalam pelukannya. Aku tidak bisa menolaknya. Aku melepas semua tangisku dalam pelukan pria itu. Melepas semua kesedihan ini. Sudut mataku masih menangkap sosok Yamada di ujung sana. Merangkul gadis lain dengan mesra dan tersenyum padanya. Hati ini makin terasa pedih. Namaku cinta ketika kita bersama Berbagi rasa untuk selamanya Namaku cinta ketika kita bersama Berbagi rasa sepanjang usia Hingga tiba saatnya aku pun melihat Cintaku yang khianat, cintaku berkhianat **************************** *Nakajima POV* Aku menyukainya. Ya aku menyukainya. Sejak pertama kalinya kami berpapasan di lorong kelas ketika SMA dulu. Dia gadis pertama yang berhasil menarik perhatianku. Dan, aku menganganggapnya adalah sebuah takdir. Kami berada dikelas yang sama, dan dia menjadi manajer tim basket. Koizumi Asuka. Nama itu, mata itu, senyuman itu, semua yang ada didirinya. Dia terlihat sempurna dimataku. Dan aku dengan segala kerendahan hati berkata, aku menyukainya. Namun sepertinya dia menolak kehadiran laki laki disisinya. Dia seperti menjaga jarak. Dan semua pria yang menyatakan cinta padanya, selalu dia tolak. Sepertinya dia tidak ingin membina hubungan dengan pria manapun. Ada apa? Apakah dia mempunyai trauma masa lalu? Aku tidak tau

Tapi aku cukup bahagia berada disampingnya. Menahan perasaanku. Dan menjadi seorang teman dan sahabat untuknya. Mungkin dengan cara inilah aku bisa menjaganya. Nakajima-kun,,, ayo kita pulang ajak gadis itu ketika jam sekolah telah usai. Aku tersenyum dan mengangguk padanya. Yaaahhh dan mungkin juga sebuah takdir. Rumah kami searah. Dan itu membuat aku dan dia sering pulang bersama. Kami berbagi banyak cerita. Tentang keluarganya, tentang kesukaannya. Namun tidak pernah membahas kearah pria. Apakah dia benar benar memiliki trauma akan pria dimasa lalunya? Nakajima-kun,,, boleh kutanya sesuatu padamu katanya disuatu hari. Aku mengangguk dan memandangnya dengan penasaran. Boleh saja kataku. Apa kau punya gadis yang kau sukai? tanyanya. Aku sedikit terkesiap dengan pertanyaan itu. Namun aku berhasil menguasai diriku. Dan bertanya padanya. Ada sih,,, kenapa? Aku juga punya katanya. Dan hal itu membuatku semakin penasaran. Kemudian dia kembali melanjutkan ceritanya. Aku menyukainya,,, sangat menyukainya. Namun diantara kami ada sebuah tembok yang sangat besar. Berapa kalipun aku berusaha memecahkannya, semua sia sia. Tembok itu tetap berada disana, berdiri dengan kokoh membatasi kami berdua. Dan akhirnya aku hanya bisa menahan perasaanku agar dia bisa mengakui aku kulihat mata gadis itu berubah sendu. Aku hanya bisa terdiam. Jadi inikah permasalahannya. Dia telah memiliki orang yang dia sukai. Namun orang itu tidak membalas perasaannya. Begitukah? Demo,,, daijobu desu,,, aku baik baik saja akan hal itu. Karena aku tau, suatu saat nanti, tembok itu akan runtuh dengan sendirinya. Dan dia bisa mengakui aku kata gadis itu sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya dan mengangguk. Tentu saja jika perasaanmu tulus, suatu saat akan terbalas kata pria itu. Gadis itu kembali tersenyum dan memandang jalan dengan riang. Ne, Asuka taukah kau, itu juga yang sedang aku rasakan. Dan sekarang aku patah hati. Tapi seperti kataku tadi semoga suatu saat kau akan menyadari perasaanku dan membalasnya. Semoga saja Namun pada akhirnya Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan?? Aku kekasihmu sudah empat tahun, aku kekasihmu. Tapi apa sekalipun kau sama sekali tidak ingin

mengakui aku di depan orang banyak! Dan sekarang,,, kau sudah punya tunangan lain aku seperti orang bodoh yang selalu bersabar, menahan semua karena aku tau, suatu saat aku pasti akan kau akui. Tapi, pada akhirnya aku bukan siapa siapa! Kulihat deras tangisannya sambil membentak pria itu dibalik rimbunan dedaunan dekat parkiran. Ternyata pria itu adalah sahabatku sendiri. Jadi selama ini Asuka sudah menjadi miliknya. Namun pria itu sama sekali tidak mengakuinya. Jangan jangan katakana itu Tangisannya semakin deras. Namun pria itu malah melepaskan pelukannya dengan paksa dan meninggalkannya begitu saja. Baru kali ini aku melihat sosok Asuka yang begitu rapuh. Asuka yang bukan lagi seorang gadis yang tegar. Beginikah akhirnya? Beginikah balasan akan perasaan yang selama ini dia tahan? Entah dorongan dari mana. Kakiku melangkah menghampirinya. Kemudian membawanya kedalam pelukanku. Kurasakan tubuhnya bergetar dan isakan tangisnya sangat deras. Aku paham rasa sakit yang dirasakannya. Aku juga merasakannya. Namun itu bukan masalah,,, yang dirasakan Asuka jauh lebih sakit dibandingkan yang aku rasakan. ****************************** *Author POV* #5 tahun kemudian# Nakajima Yuto berjalan menyusuri sebuah koridor sambil memegang sebuah buket mawar biru. Menyusuri koridor itu sambil mencari sebuah kamar dilantai itu. Hingga dia menemukan sebuah kamar bernomor 905. Pria itu melangkah masuk ke kamar itu. Tampak diatas tempat tidur, seorang gadis sedang duduk sambil memandang keluar jendela dengan tatapan kosong. Pria itu berjalan dan mendekat kemudian membuang bunga di dalam vas yang berada diatas meja yang kini sudah layu dan menggantinya dengan mawar biru kesukaan gadis itu. Kemudian dia duduk di sisi tempat tidur dan memandang sosok gadis itu dengan pandangan lembut. Konnichiwa Asuka bagaimana keadanmu? tanya pria itu sambil menyingkirkan rambut yang menutup wajah gadis itu. Kau tau,,, sekarang sudah masuk musim semi. Diluar sana bunga sakura sedang bermekaran kau mau melihatnya? tanya pria itu lagi. Namun sama saja. Tidak ada jawaban dari gadis itu. Yuto tersenyum sedih sambil menggenggam tangan gadis itu. Pria itu kembali mengingat kejadian lima tahun terakhir sejak hari itu.

Asuka mengunci diri dari dunia luar sejak hari itu. Hari harinya hanya dilaluinya dengan kesedihan dan air mata. Berkali kali gadis itu melakukan percobaan bunuh diri namun semuanya gagal. Hingga yang terakhir, dia menabrakkan diri pada sebuah mobil yang sedang melaju dengan kencang. Yang membuatnya koma berminggu minggu. Namun ketika sadar. Gadis itu telah berubah menjadi seperti sekarang. Duduk diam dengan tatapan kosong. Dokter mendiagnosa bahwa Asuka mengalami depresi yang sangat besar dan sejak saat itu, Asuka tinggal disebuah Rumah Sakit Jiwa untuk mendapatkan perawatan. Asuka sudah saatnya. Kau akan kembali mendapatkan senyuman itu kembali kau akan menemukan kebahagiaanmu kembali. Aku akan mengembalikan senyuman dan tawamu bersabarlah sedikit lagi kata Yuto sambil mengelus pipi gadis itu dengan lembut. Namun sama saja. Tidak ada jawaban dari gadis itu. Asuka hanya memandang keluar jendela dengan pandangan kosong. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu saat itu. Aku pergi dulu ya kau istirahatlah kata Yuto lagi sambil mengecup lembut pelipis gadis itu kemudian berjalan keluar dari ruangan itu. Pria itu melangkah dengan yakin menyusuri koridor itu. Dia telah bertekad akan hal itu. Dan kali ini akan dia lakukan. Dia akan mengembalikan senyuman dan tawa gadis itu. -----------------------------------------------------*Yamada POV* Aku memandang kearah altar yang sebentar lagi akan aku lalui. Aku merasakan sesuatu mengganjal pada perasaanku. Benar benar tidak enak. Apakah ini hanya perasaan ketika seseorang akan menikah. Entahlah. Kurasa yang kurasakan saat ini lebih dari sebuah kegugupan. Aku melihat Shida kini sudah melangkah mendekat kearahku. Telah siap dengan pakaian pengantinnya dia tersenyum lembut padaku. Aku membalas senyumannya. Ayahnya berada disampingnya dan menepuk pundakku. Kemudian, aku berjalan duluan menuju altar. Tamu undangan ikut berdiri dan bertepuk tangan mengiringi langkahku. Berikut dengan music pernikahan yang dimainkan oleh seseorang disana dengan piano. Kemudian Shida dan ayahnya menyusul berjalan menuju altar pernikahan. Ketika mereka telah tiba di depanku, ayah Shida menyerahkan tangan putrinya kepadaku. Ku genggam tangan itu. Dan Shida tersenyum kepadaku yang kubalas juga dengan sebuah senyuman. Namun perasaanku kembali ragu katika menggenggam tangan itu.

Kita berkumpul ditempat ini, untuk menyatukan dua pasang insan manusia di hadapan tuhan. pastur sudah memulai acara. Aku mencoba memfokuskan diriku kedepan. Namun tiba tiba aku melihat sosok lain. Sosok yang tersenyum padaku. Namun aku segera menggeleng kepalaku untuk menepis sosok itu. Pengantin laki-laki, Yamada Ryosuke bersediakah kau menerima Shida Mirai sebagai pasangan hidupmu, dan berjanji untuk mencintainya dalam suka maupun duka, sakit maupun senang, hingga maut memisahkan kalian berdua? Aku tidak tau apa yang terjadi. Lidahku kini menjadi kelu untuk berbicara. Bahkan untuk menjawab pertanyaan itu saja, lidahku sulit digerakkan. Apa yang sebenarnya terjadi. Aku kembali melihat sosok itu kini berdiri dibelakang Shida. Sosok itu tersenyum padaku dengan tulus. Dan berbisik Omedetou Namun aku melihat sosok itu memandangku dengan tatapan sedih. Kemudian tiba tiba sosok itu menghilang begitu saja dari sana. Aku bingung dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kulihat Shida sedang memandangku dengan tatapan bingung. Tunggu!! Hentikan pernikahan ini!! terdengar suara dari pintu. Semua tamu undangan, aku dan tentu saja Shida kaget melihatnya. Sosok itu berjalan mendekati altar hingga akhirnya berhenti didepanku. Kenapa? ada apa dengan Yuto? Kenapa dia ingin menghentikan acara ini. Apa yang kau lakukan disini? tanyaku padanya. Pria itu memandangku dengan tajam kemudian meninju wajahku dengan keras hingga aku terjatuh tersungkur kelantai. Aku tidak habis pikir sahabatku memiliki jiwa pengecut seperti ini! Bersenang senang diatas penderitaan orang lain kau benar benar pria hebat, Yamada Ryosuke. Katanya tajam. Aku memandang sosok itu dengan marah. Aku tidak tau apa yang sedang dibicarakannya. Tapi, sahabatku sendiri memukulku di depan banyak orang seperti ini. Apa yang sedang dipikirkan olehnya. Aku tidak terima kau perlakukan aku seperti ini didepan umum. Apa maksudmu? Apa maksudmu aku berbahagia di atas penderitaan orang lain? tanya ku sambil mencengkram kerah bajunya. Namun cengkramanku dengan mudah bisa dia lepaskan dan kembali satu pukulan mendarat diwajahku dan aku kembali tersungkur kelantai.

Akan aku jelaskan kau tau, DIA kini sedang terbaring dirumah sakit dengan tak berdaya. Selama Sembilan tahun dihatinya hanya ada satu nama, Yamada Ryosuke. Dia sudah berkorban hatinya untuk mencintai pria itu selama Sembilan tahun. Menahan dan menekan rasa sakit akan perasaannya sendiri meski didepan umum dia sama sekali tidak diakui oleh pria itu. Namun dia terus dan tetap mencintai pria itu dengan tulus dan sepenuh hatinya. Dan sayangnya pria bodoh itu menyia nyiakan perasaan itu. Lima tahun lalu, pria bodoh malah menerima pertunangan dengan gadis lain dan secara sepihak memutuskan hubungan kemudian lari ke luar negeri selama lima tahun. Tanpa dia tau sudah berapa banyak air mata yang terbuang sia sia dari mata gadis itu. Dan sudah berapa kali maut hampir menjemput jiwa gadis itu dan saat ini, pria itu malah akan mengikat janji dengan gadis lain dan berusaha menghapus sosok gadis itu selamanya dari hidupnya!! kata Yuto dengan nada tajam. Seperti sebuah petir yang menyambar. Aku terdiam mendengar itu semua. Tiba tiba saja kenangan akan sosok itu kembali hadir. Sosoknya yang polos ketika menyerahkan surat cinta padanya. Wajah gadis itu yang mati matian belajar hanya agar mereka bisa masuk di sekolah yang sama. Senyuman dan wajah bahagia yang diberikan gadis itu ketika dia berhasil membawa nama sekolah pada pertandingan basket. Semua senyuman, pujian, dan wajah riang itu kini berubah menjadi wajah murung dan tertekan ketika dia mendengar sendiri bahwa aku telah bertunangan. Wajahnya yang berurai air mata ketika pada akhirnya dia melepas semua isi hatinya, dan tangisannya ketika dia menahan ku untuk tidak pergi dari sisinya. Ryo, doushita? Ada apa sebenarnya? tanya Shida yang tampak bingung kepadaku. Yuto kembali mencengkram kerah bajuku. Jika kau masih punya hati,,, temui dia. Jika kau tidak lagi menyukainya, lepaskan dia sebagaimana mestinya hanya kau, hanya kau yang bisa melepaskan dia dari hidup kelamnya saat ini. Temuilah dia bicaralah padanya kata pria itu dengan tegas. Tiba tiba ponsel Yuto berbunyi dengan nyaring. Pria itu melepaskan cengkramannya dan menjawab panggilan itu dengan segera. Moshimoshi, ini dengan saya sendiri. Eh? Asuka menghilang? Baik suster, saya akan segera kesana kata pria itu langsung kemudian segera berlari dari tempat itu tanpa mempedulikan apa pun lagi. Aku tidak tau apa yang terjadi. Namun aku menyerahkan segalanya pada kakiku dan suara hatiku. Ryosuke, kau mau kemana? tanya Shida sambil menggenggam lengan bajuku. Gomen na,,, aku harus pergi kataku. Dan kemudian aku berlari dari sana mengejar Yuto. Mengabaikan panggilan ibu dan yang lainnya dari dalam gereja. Aku segera masuk kedalam mobilku dan memacunya kejalan raya.

Eh? Asuka menghilang? suara Yuto kembali terngiang di kepalanya. Jika kau masih punya hati, temui dia bicaralah padanya... Asuka kemana kau? desisku sambil melihat kejalan. Hingga pada sebuah belokan aku melihat sosok seorang gadis dengan rambut panjang dan masih mengenakan seragam rumah sakit jiwa berjalan lunglai menyusuri kawasan pedestrian. Aku memarkirkan mobilku di tepi jalan dan segera keluar untuk mengejar sosok itu. Namun ramainya para pejalan kaki membuatku sulit untuk mengejarnya. Asuka! teriak ku. Namun sosok itu sepertinya sama sekali tidak mendengarnya. Aku terus berlari diantara para pejalan kaki dan mengejar sosok gadis itu. Hingga akhirnya kulihat dia berjalan menyebrang. Aku keluar dari kerumunan dan berjalan ditepi jalur khusus pedestrian itu untuk mengejarnya. Tiba tiba, lampu lalu lintas berubah menjadi merah bagi pejalan kaki. Dari kejauhan aku melihat sebuah truk melaju dengan kencang, namun Asuka masih berada ditengah jalan. Aku mempercepat langkah kakiku untuk berlari. Namun, ketika aku berhasil mencapai tubuhnya, truk itu sudah menghantam tubuh kami berdua dengan keras. Kemudian aku merasakan tubuhku sangat sakit. Tulang tulangku sepertinya patah dan aku tidak lagi bisa merasakan apapun. Namun yang kulihat sebelum aku kehilangan kesadaranku adalah, Asuka berada dipelukanku, juga dengan darah segar yang mengalir dari mulutnya. Tuhan tolong selamatkan dia doaku sebelum akhirnya kegelapan total meraihku. **************************** *Nakajima POV* Aku meletakkan dua buket mawar biru diatas dua makam di hadapanku. Aku tersenyum memandangnya. Dua orang yang berharga untukku kini sudah tidur dalam damai dibawah sana. Aku kembali mengenang kejadian beberapa bulan lalu. Seperti mimpi, aku mendapat sebuah telpon yang menyatakan bahwa Yamada dan Asuka kecelakaan dan kini dibawa dirumah sakit. Aku langsung memacu mobilku kerumah sakit. Ketika aku sampai, tubuh keduanya masih berusaha diselamatkan oleh dokter yang bertugas. Namun, sepertinya Tuhan berkehendak lain. Keduanya sama sekali tidak terselamatkan. Keduanya meninggal saat itu juga. Aku memejamkan mataku dan menahan air mataku untuk keluar. Namun, seorang perawat menghampiriku dan memberikan sebuah kertas dalam amplop kearahku. Kemudian berjalan pergi dari sana. Apa kabar kalian berdua? Semoga kalian bahagia disana kataku menyapa keduanya sambil memandang dua makam itu.

Aku mengeluarkan sebuah amplop biru muda dari balik saku jasku dan kembali membacanya. Ya ini adalah amplop yang diserahkan perawat dirumah sakit.

Aku melipat kembali kertas itu dan memasukkan kembali kedalam amplop. Kemudian tersenyum memandang makam dikiriku. Makam yang bertuliskan nama Asuka. Kau benar pada akhirnya kau diakui oleh orang yang sangat kau cintai. Pada akhirnya Yamada mengakui keberadaanmu kau berhasil Asuka. Kataku tulus. Aku menyimpan kembali amplop itu kesaku dalam jasku kemudian memasukkan kedua tanganku kedalam saku celanaku dan kembali memandang kearah dua makam itu. Mungkin jodoh kami tidak di dunia kalau begitu, aku berharap jodoh kami akan bersatu di surga nanti Aku tersenyum dan berbalik pergi dari makam itu. Sambil tersenyum memandang kearah langit cerah diatas sana. Omedetou semoga kalian bahagia diatas sana kataku tulus.

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi Aku tenggelam dalam lautan luka dalam Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang Aku tanpamu butiran debu -----------------------*TAMAT*-----------------------

Fiuuuuuhhhh. Pesan pesan terakhir dari penulis adalah =terima kasih buat para panitia yang bersedia membaca fanfic yang gak seberapa ini ^^ moga terhibur yaaaahhh=