the special gift of strawberry (yamada ryosuke fan fiction)

Upload: amel-chan

Post on 20-Jul-2015

830 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kedua orangtuaku adalah seorang pengusaha besar. Mereka berdua sukses mendirikan beberapa perusahaan besar. Aku menikmati semua hasil yang di berikan orangtuaku dan aku tidak menikmatinya sendirian tapi bersama adikku, Yamada Mika. Sampai pada akhirnya Ibu ku jatuh sakit. Dan tidak tahu kenapa perusahaan yang Ibu tangani ikut jatuh dan Ayahku stres akan hal ini. Sampai aku harus meninggalkan rumah.

TRANSCRIPT

The Special Gift Of Strawberry

Yamada Ryosuke Fanfiction 2012 Hey! Say! JUMP Lounge Production Full Credit to the Author Alba Layla-chan Edited by Amel Chan

Title

: The Special Gift Of Strawberry

Categories : Fanfiction - OneShoot Genre Rating : AU, Family, dan Humor :G

Theme Song : Score - Hey! Say! Best Author : Alba Layla-chan

Adress : Jl. Pemda Karadenan Kaumpandak Lebak, RT. 01 RW. 12 No. 53, Kel. Karadenan, Kec. Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat. Phone Number : 083899228817 Age : 15 Reason join this competition : Ingin merayakan ultah Yama yg ke 19 tahun dan ingin mengembangkan mungkin keahlianku yang terpendam ini walaupun sebenarnya gak yakin dengan hasilnya. Cast : 1. Yamada Ryosuke 2. Yamada Mika 3. Chinen Yuuri 4. Daiki Arioka

Synopsis : Kedua orangtuaku adalah seorang pengusaha besar. Mereka berdua sukses mendirikan beberapa perusahaan besar. Aku menikmati semua hasil yang di berikan orangtuaku dan aku tidak menikmatinya sendirian tapi bersama adikku, Yamada Mika. Sampai pada akhirnya Ibu ku jatuh sakit. Dan tidak tahu kenapa perusahaan yang Ibu tangani ikut jatuh dan Ayahku stres akan hal ini. Sampai aku harus meninggalkan rumah. -------ooooOOOOoooo-------

Di pinggiran kota Tokyo

Hosh, hosh, hosh.. Nampak dengan jelas seorang pemuda yang sedang berlari di dinginnya tengah malam. Dinginnya malam itu terbukti dari hembusan nafas pemuda itu mengeluarkan embun dingin seperti asap. Pemuda itu terus berlari menentang dinginnya malam. Kemudian pemuda itu berhenti sebentar. Dia menggosok-gosokan kedua telapak tangannya untuk sekedar menghangatkan tubuh. Walaupun dia menggunakan sweater yang cukup tebal tetap saja dinginnya malam begitu menusuk kulit. Dan bisa dibilang juga sweater yang dipakai pemuda itu tidak layak pakai. Bagaimana tidak? Banyak terdapat lubang-lubang kecil di sweater yang ia kenakan. Mungkin itu juga yang menyebabkan dingin malam menusuk kulitnya. Penampilannya pun tidak bisa dibilang rapi. "Arrgghh, dingin sekali," gumam pemuda itu. Sweater yang tak layak pakai, rambut pirang yang tertutupi topi musim dingin yang juga terdapat lubang-lubang, celana jeans panjang yang kebesaran, dan sepatu ket hitam yang rusak pada bagian bawahnya. Sudah merasa cukup hangat, pemuda itu berlari kembali. Dan tibalah di tempat dekat taman yang jauh dari keramaian. Lingkungan yang terlihat sangat kumuh, kotor, maka dari itu tidak ada orang-orang yang melewati tempat itu. Melihatnya saja sudah malas. Tepat di tempat itu terdapat gubuk kecil yang terbuat dari kardus yang dibuat sedemikian rupa agar terbentuk seperti rumah. Pemuda yang berlari tadi segera masuk ke dalam gubuk itu. "Mika, Mika, Mikachan!" panggil pemuda itu kepada seorang gadis yang tengah tertidur. Tanpa menunggu lama, gadis yang dipanggil Mika itu membuka perlahan kelopak matanya dan segera bangun dari tidur mengubah posisinya dengan duduk menghadap pemuda yang memangginya. "Kak Ryo?! Dari mana saja kau? tengah malam begini baru pulang? Ibu kita tidak pernah mengajarkan seperti ini. Keluyuran entah kemana." Mika menghujani Ryo dengan pertanyaan mengintrogasi. "Tapi keadaan kita sudah beda. Aku pergi kesana kemari hanya ingin mencari uang untuk kita membeli makan. Apakah aku salah?" jawab Ryo lirih.

"Aku tidak tahan kak, aku takut," ucap Mika dengan menundukan kepala. Ryo yang nama aslinya Yamada Ryosuke yang menyadari bahwa adiknya ketakutan, langsung menarik tubuh adiknya itu kedalam pelukannya. Dengan perlahan Ryo mengelus-ngelus rambut adiknya dengan sayang. "Semua akan baik-baik saja," ucap Ryo seraya melepaskan pelukannya. "Semua akan baik-baik saja. Aku akan mencari pekerjaan yang layak dan mendapatkan uang yang banyak. Kalau kita kumpulkan uangnya dan kita bisa membeli rumah. Mengerti?" jelas Ryo panjang lebar menengkan adiknya. "Hiks, hiks, hiks.. Ta.. Tapi aku tidak tega denganmu kak. Kak Yama yang selalu mencari uang," ucap Mika sambil menangis. Yama tertunduk. "Kyyaaa, Mika..!!" Tiba-tiba Ryo berteriak histeris. "Ada apa kak?!" Mika sangat terkejut. Ya tentu saja, tiba-tiba Ryo berteriak seperti itu. "I.. Itu..." Tunjuk Ryo sesuatu di sebelah kanan Mika. "Apa sih?!" Pandangan Mika mengikuti apa yang Yama tunjuk. Gubrak.... "Iiihhh, sudah aku mau tidur lagi!!" Ucap Mika kesal dan mengubah posisi berbaring membelakangi Ryo. "Mika, kau jahat. Kenapa Strawberry ku kau makan? Dan cuma kau makan setengah pula. Itu kan sudah ku simpan dari 6 bulan yang lalu." Yap, yang ditunjuk Ryo adalah satu buah Strawberry miliknya. Yang ia simpan semenjak kejadian 6 bulan yang lalu. "Mika, Mikachan!" rengek Ryo dengan mengguncang-guncangkan tubuh Mika yang sedang tertidur. "Mika jahat, weee!" lanjut Ryo seraya menjulurkan lidahnya dan langsung berbaring di samping Mika dengan ikut membelakanginya. "Selamat malam," ucap Ryo memejamkan mata dan tertidur. ----------ooooOOOOoooo----------

Paginya di tengah kota Tokyo~

"Hey bocah, berhenti kau!" Teriak seseorang yang tengah mengejar seorang pemuda di gang-gang sempit. "Dasar gelandangan, berhenti!" Teriak seseorang lagi. Pemuda yang diteriaki masih terus berlari melewati tikungan-tikungan gang yang sempit. Dibelakangnya dua orang polisi muda tengah mengejarnya dan beiteriak agar pemuda itu berhenti. "Aku bukan pencuri!!" Teriak pemuda itu kesal. "Hey kau bocah, berhenti!" Teriak polisi itu bersamaan. "Aku bukan bocah! Usiaku 18 tahun!" Jawab Ryo tidak terima dan terus berlari. Yap, pemuda itu Yamada Ryosuke. Srreettt... Dengan cara elit ke 2 polisi itu berhenti. Mereka saling menatap.

Hening...

Ryo yang menyadari seperti tidak di ikuti lagi, menoleh ke belakang, dan ikut berhenti pula. Dia menatap heran ke 2 polisi yang sedang bertatapan itu. "Chii, apa kau mendengar apa yang tadi ia bicarakan?" Tanya salah satu polisi. "Hey kau, telingaku berstandar Internasional tau. Tentu saja aku mendengarnya," jawab polisi yang di panggil Chii. "Hemm, apakah yang kau pikirkan sama denganku?" Tanya polisi di sebelah Chii. "Ternyata kalian," gumam Ryo tiba-tiba. Ke 2 polisi itu perlahan melangkah mendekati ryo. Yang dihampiri hanya diam berdiri di tempat. Tap, tap, tap.. Langkah mereka berhenti 1 meter di depan Ryo, menatap Ryo dengan heran.

"Daichan, apakah kau dengar yang dia katakan?" Tanya Chii kepada teman di sebelahnya. "Walaupun dia memakai masker, tetap terdengar jelas apa yang dia katakan," jawab yang dipanggil Daichan. Perlahan Ryo membuka maskernya. Tali yang terpasang di telinga kanannya pertama di lepas dan juga telinga kirinya secara perlahan. Ke 2 polisi yang memiliki postur tubuh yang cukup pendek atau bisa dibilang chibi itu memerhatikannya dengan seksama.

Perlahan hidungnya mulai terlihat. 2 polisi chibi itu menatap dengan pandangan penasaran. Sedikit lagi... Mereka sampai memasang mata berbinar-binar. Dan... "HEH??!!" Mata ke 2 polisi chibi itu sukses membulat sempurna. "Tampannya," gumam Chii. Gubrak... Daichan dan Ryo jatuh dengan tidak elit. "Kau ini," kata Daichan-alias Daiki sambil memukul kepala Chii. "Iya iya, baiklah. Soalnya aku terkejut sekali," ucap Chii membela diri. "Kalian masih mengenalku?" Tanya Ryo memastikan. "Oh itu ya?.." Ucap Daiki dan Chii terpotong. "Tidak.." Lanjut mereka.

Gubrak..

Dan lagi-lagi Ryo jatuh dengan tidak elit. "Lalu kenapa kalian kaget melihatku?" Tanya Ryo yang berhasil berdiri kembali. "Eeemm, karna kau tampan," jawab Chii dengan polosnya dan mendapatkan kembali pukulan dari Daiki. "Hahahaha, kalian ternyata tetap saja bertingkah bodoh ya?" Kata Ryo disertai tawa lepas. Ke 2 polisi itu tetap masih bingung. Ryo yang menyadarinya berhenti tertawa dan tertunduk. "Baru kutinggal 6 bulan saja, kalian sudah tidak mengenaliku? Apa karna penampilanku?" Tanya Ryo lirih. "Trio chibi," kata Ryo lagi menatap ke 2 polisi itu. "Emm, tampan?" Tanya Chii tampak berfikir. "6 bulan?" Tanya Daiki berfikir juga. "Trio chibi?" Tanya Chii.

Ryo hanya membalas dengan anggukan saja.

"Aha!" Ucap Chii dan Daiki bersamaan. "Lalu...?" Tanya Ryo penasaran. "Kenapa bisa? Benarkah ini kau?" Tanya Daiki memastikan. "Ya ini aku," jawab Ryo. "Yamada Ryosuke?" Ucap Daiki yang sontak membuat Chii dan Ryo menoleh ke arahnya. "Bagaimana bisa?" Tanya Chii yang cukup terkejut. "Eemm itu..."

#Flashback# Malam hari~ Bbrraaakkk.... "Hentikan! Kami bisa mengeluarkannya sendiri!" Ucap seorang pemuda dengan amarahnya. Dibelakangnya terlihat seorang gadis yang ketakutan terus memegangi belakang baju pemuda itu. Pemuda itu-Yamada Ryosuke. Apa yang terjadi?

~Ryo POV~ Bagaimana ini? Ayah, Ibu dimana kalian? Ada sesuatu dibelakangku yang bergetar? Mika? "Mika, tenanglah," ucapku dengan menarik Mika kedalam pelukan. "Kak, aku.." Kata Mika lirih. Ssrreett.. Bbrraaakk.. Apa-apaan ini? "Mika, tenanglah. Kenapa kau bergetar begini?" Ucapku melepaskan pelukan dan memegang kedua pundaknya.

Ku lihat Mika menangis sesegukan. Kenapa bisa jadi begini? Kedua orangtuaku adalah seorang pengusaha besar. Mereka berdua sukses mendirikan beberapa perusahaan besar. Aku menikmati semua hasil yang di berikan orangtuaku. Tapi, aku tidak menikmatinya sendirian. Aku anak pertama dari keluarga Yamada dan aku memiliki adik perempuan bernama Yamada Mika. Walaupun kehidupanku bergelimang harta, tapi aku tidak merasa bahagia tanpa ada orangtua yang selalu mendampingi kami. Orangtuaku terlalu sibuk.

Sampai pada akhirnya Ibuku jatuh sakit. Dan tidak tau kenapa perusahaan yang Ibu tangani ikut jatuh. Lalu Ayahku stres akan hal itu dan ikut perusahaannya pun jatuh. Hutang dimana-mana. Setelah Ibuku sehat, entahlah Ayah membawa Ibu pergi, aku dan adikku di tinggalkan. Jahat? Menurut adikku iya, tapi menurutku tidak. Aku tau sebab mereka pergi. "Kak, aku..." Tiba-tiba Mika membuyarkan lamunanku. "Tenang Mika, tenang," ucapku menenangkan Mika dan mengiringnya menuju bangku taman tak jauh dari tempat kami berdiri.

Braakk.. Braakk.. Brak..

Terdengar jelas benda-benda yang di lempar dengan kasar. Ya, rumahku di SITA karna orangtuaku belum bisa membayar hutang-hutang. Orang-orang pesuruh itu mengambil barang-barang berharga dan meninggalkan barang-barang yang tak berguna. Hiks, hiks, hiks, Mika menangis. Aku? Tidak, karna aku sudah memprediksikan ini sebelumnya. Hebat bukan? Hahahaha. Stop, suasana sedih malah tertawa. "Mika, kau harus menerima semua ini ya. Tenang," berkali-kali aku menenangkan Mika. "Aku tau, tapi..." Ucap Mika terputus. "...Aku lapar. Makannya tubuhku bergetar," lanjut Mika sambil terus menunduk semakin dalam.

"Oh, begita," kuambil sesuatu di dalam kantung celanaku dan... Ttaarrraaa... "Ini,"ku sodorkan ke adikku. "Strawberry?" Tanya Mika heran. "Ya," jawabku tersenyum manis. "Tapi, aku tak mungkin kenya dengan satu buah Strawberry saja," ucap Mika lesu.

"Yasudah," kembali ku masukan ke dalam kantung celanaku. Kembali ku ambil sesuatu di kantong sebelahnya lagi dan... Ttaarraa.. "Roti?!" Ucap Mika girang. Hanyaku jawab dengan anggukan dan senyum. "Terima kasih kak!" Ucap Mika bahagian dan sekilas dia mencubit pipiku. Ku perhatikan Mika sedang memakan roti itu dengan lahap. Aku senang melihatnya. Sesekali dia melihatku sekilas dengan senyum manis. Brraakk... "Ini yang terakhir!" Ucap salah satu pesuruh. Semua pesuruh yang mengeluarkan barang-barangku dengan tidak sopan, berdiri didepan pintu dengan melipatkan tangannya didepan dada. "Mika, kita harus pergi sekarang," kataku saat melihat Mika yang sudah menghabiskan rotinya. "Baiklah," ucapnya tegas. Kurasa dia sudah menerima semuanya. Aku dan Mika segera mengambil beberapa barang yang perlu kami bawa. Perlahan kami menginggalkan rumah dan menuju taman kota untuk menenangkan diri. Kemudian kami menulusuri sekitar taman yang jauh dari keramaian.

Dan akhirnya aku membuat sebuah rumah dari kardus. Ku bentuk sedemikian ruda dan...

Ttaarraaa... "Sudah jadi! Ayo kita tidur." Yap, akhirnya jadi juga rumah buatanku. Walaupun tidak bagus. Mika, tidak memberi komentar sama sekali. Ku yakin dia lelah. Huh, tenagaku terkuras hampir 3 jam. Bentuk rumah buatanku ini tidak terlalu jelek. Ukuran kira-kira 2,5 x 2,5 meter.

Ku yakin, tak akan lama lagi kami akan hidup tenang seperti dulu lag. ~Ryo POV END~

#Flashback END#

"Hiks, hiks, Ryochan ceritamu membuatku terharu," ucap Chii yang terharu. "Hehehe, sudahlah jangan menangis seperti itu. Kau itu kan polisi," kata Ryo menenangkan. "Oh ya, apa yang kau lakukan ditoko buah tadi? Kau mengintip-ngintip lewat gang seperti mau mencuri? Maka dari itu kami mengejarmu," tanya Daiki mengubah topik pembicaraan. "Oh itu ya, aku mau membeli Strawberry," ucap Ryo dengan mata yang menerawang. "Ahh, dasar kau maniak Strawberry," kata Chii dengan menyikut lengat Ryo. "Hahahaha," mereka bertiga tertawa lepas. "Maaf Ryo, sepertinya kami harus pergi. Kita masih ada tugas," ucap Daiki tiba-tiba saat melihat jam tangannya. "Baiklah kalau begitu. Semangat?!" Kata Chii mengakhiri pembicaraannya dan memberi semangat.

"Eemm, selamat tinggal," ucap Daiki. Daiki dan Chii membungkukan badan 90 salam mengakhiri pertemuannya. Ryo pun membalasnya. Ryo pun segera lari menuju rumahnya. Sesampainya, dia langsung mengganti bajunya karna supaya tak di anggap gelandangan lagi dan memakai slayer. Dan dia pun langsung menuju toko buah yang sempat dia perhatikan tadi.

-----------ooooOOOOoooo-----------

Tepat jam 12 malam..

"Kak Ryo," panggil Mika membangunkan Ryo dari tidurnya. Setelah Mika memastikan Ryo sudah bangun, lalu dia mengambil sesuatu dibelakangnya. Ryo mengubah posisinya menjadi duduk. Heran melihat Mika. "Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun kak Ryo, selamat ulang tahun," Ryo kaget dan terharu. Mika memegang mangkuk kecil yang berisi 6 buah Strawberry dan menempatkan lilin ditengahnya. Itulah yang membuat Ryo terharu, sangat, sangat, terharu. Ryo tak dapat membendung air matanya. Dari sekian pesta ulang tahunnya yang mewah baru kali ini ia merasa sangat bahagia. Ia menarik Mika ke dalam pelukannya. Dieratkannya pelukan itu. Mika yang menyadari Yama menangis bahagia, dia pun ikut menangis bahagia. Mereka menangis bahagia campur haru. "Terima kasih, terima kasih Mika. Aku sangat bahagia. Tak pernah merasa sebahagia ini," ucap Ryo dan perlahan melepaskan pelukannya. "Mika, ini adalah hadia spesial yang pernah ku terima. Strawberry," ucap Ryo lagi dengan menyeka air matanya agar tak jatuh lagi membasih pipinya. "Aku tak tau lagi harus bicara apa. Karna melihat kak Ryo bahagia, aku pun ikut bahagia," ucap Mika yang juga menyeka air matanya.

"Kalau begitu tunggu sebentar," kata Ryo mengambil sesuatu di pojok kanan ruangan itu. "Ini! Ayo kita makan," kata Ryo sambil menyerahkan bungkusan putih ke Mika. Mika yang penasaran langsung mengambilnya. Dibukanya bungkusan itu. "Strawberry!" katanya girang. Malam semakin larut, tapi mereka tak mau mengakhiri momen yang sangat bahagia ini. Mereka memakan semua Strawberrynya. Walaupun hanya sebatas Strawberry tapi, inilah hadiah spesial untuk Ryo. -----------ooooOOOOoooo----------Tiga hari setelah ulang tahun Yama, ia mendapatkan kabar dari ke 2 teman polisinya bahwa orangtua Ryo dan Mika telah berhasil bangkit kembali. Dan ke 2 polisi itu pun mengabarkan kepada orangtua Yama kalau anak mereka baik-baik saja dan mereka pun membawa Yama dan Mika pulang kembali.

END

Kata dan pesan : Maaf semua, akhirnya ff buat Yama ini jadi dengan hasil gaje bin abal. Udah dari awal emang ragu buat bikin. Tapi, buat Yama gak apa-apa deh. Lagi pula emang gak ada kerjaan. Aku mebuat ff ini juga untuk ingin tau seberapa bisa aku membuatnya, ternyata ya beginilah hasilnya. Dan ini ke dua kali nya aku bikin ff,, masih baru bisa bikin~ > Pesan dari ff ini adalah bahwa harta takan bisa menggantikan kasih sayang keluarga. #bener gak ya? Sudahlah, Yama Otanjoubi Omedetou~ Cepet gede ya, ehh gak dehh, cepet tinggi,, #plak.. ^^ Dan,, arigatou semua yang udah mau baca,, maaf ceritanya kepanjangan,, ^^v