the bond (yamada ryosuke fan fiction)

Upload: amel-chan

Post on 05-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    1/27

    The Bond

    Yamada Ryosuke Fanfiction 2012

    Hey! Say! JUMP Lounge Production

    Full Credit to the Author Ninit Rahawidha/Satsuki Yukizora

    Edited by Amel Chan

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    2/27

    Tittle : The Bond

    Categories : Fanfiction-oneshoot

    Genre : Family-Angst

    Rating : GTheme song: Itoshii Hito e Tainaka Sachi

    Only Human - K

    Author : Ninit Rahawidha

    Address : Belan RT 09/RW 04, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah

    Phone number : 087734875969

    Reason why you join this competition: To celebrate Yama-chans

    birthday!

    Cast : 1. Yamada Ryosuke

    2. Morimoto Ryutaro

    3. Member JUMP

    Synopsis:

    Setiap hari kita memang selalu bertengkar. Tapi tidakkah kau sadarYama-chan, kita sudah ditakdirkan bersama! Mautpun tidak akan bisamemisahkan kita! Kita ditakdirkan untuk bersama sampai kapanpun! Tapikali ini aku benar-benar ingin menitipkan harapanku padamu!.

    Urusai yo Ryutaro! Jangan bercanda, aku kan sudah pernahmeberitahumu. Hanya kau sendiri yang bisa mewujudkan harapanmu! karenaitu kau harus bertahan.

    Kita seperti gunung dan hutan. Gunung dan hutan tidak akan pernahberpisah. Hutan menjadi bagian dari gunung, begitu sebaliknya. Kau tidak

    perlu khawatir Yama-chan.Urusai na teme!.Aku sudah melakukan apa yang semua Yamada-sensei katakan. Untuk

    berjalan bersama yang lain, untuk melakukan yang terbaik sampai akhir, danuntuk mewujudkan harapan dengan tangan sendiri. Tapi karena aku tetaptidak bisa melawan waktu, kumohon kali ini izinkan aku menitipkanharapanku padamu. Harapanku untuk melihatmu meneruskan hidup denganlebih baik. Harapanku untuk melihat lagi Yama-chan yang kami kagumi dulu

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    3/27

    Ketika semuanya menjadi redup dan padam

    Hari ini sudah cukup lelah bagiku. Dari pagi hingga siang terus melatihkoreo untukautumn concert1. Giliran semua member sudah bisa pulang dan

    beristirahat, aku masih harus berurusan dengan pelatih koreo kami, Fujiwara-

    san. Beginilah konsekuensi seorang leader, harus ikut mempertanggung

    jawabkan kesalahan jika ada member yang melakukan kesalahan.

    Yamada-kun, kau kan leadernya! Seharusnya kau bisa mengatur

    anggotamu sebaik mungkin. Kau juga harus memberitahu mereka untuk tidak

    mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Autumn concert

    sudah dekat, ini sudah akhir musim panas. Kita baru melakukan latihan awal

    saja sudah terjadi kekacauan semacam ini pada Morimoto-kun. Bicaralah

    padanya. Hanya dia yang tidak memiliki lagu solo, bagaimanapun dia harus

    melakukan solo dance perform. Gerakannya kali ini benar-benar kacau raut

    wajah kesal dan kecewa menggantung, lekat diwajah Fujiwara-san.

    Gomennasai2 Fujiwara-san, saya akan berbicara dengan Morimoto.

    Maaf atas segala kekacauan ini, saya berjanji akan memperbaikinya. Mohon

    bantuannya kataku penuh rasa bersalah sambil ber ojigi3 ria. Fujiwara-san

    melangkah pergi meninggalkanku yang masih ber ojigi, dengan perasaan yang

    tidak menentu aku hanya bisa menatap punggung pelatih koreo itu

    meninggalkan ruangan. Baru kali ini dia terlihat sekecewa itu.

    Dengan langkah berat aku berjalan menuju halte bus terdekat, aku

    sangat lelah. Di dalam bus saat perjalanan pulang aku terus termenenung

    memikirkan apa yang salah dengan Ryutaro. Itu bukan dia, aku sudah

    bertahun-tahun bekerja bersamanya dan aku tahu betul seberapa jauh

    kemampuannya. Mana mungkin dia tidak sanggup mengikuti koreo kami.

    Tentu ada yang salah. Dia pasti tidak latihan dengan serius. Anak itu memang

    tiada hari tanpa berulah. Ah! Tiba-tiba kepalaku sakit memkikirkanya.

    Sudahlah, aku akan berbicara dengannya besok. Setelah turun dari bus,

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    4/27

    kulanjutkan perjalananku dengan berjalan kaki karena rumahku masih

    beberapa blok lagi dari halte tempatku turun. Jalanan sudah begitu sepi, tapi

    aku tetap menunggu sampai

    lampu lalu lintas berubahwarna menjadi hijau baru

    aku akan menyeberang.

    Lama sekali aku menunggu.

    Aku tidak mengerti kenapa

    lampu lalu lintas tidak juga

    berubah warna bahkan sampai lima menit. Akhirnya aku berjalan menuju pos

    polisi di dekat halte dan memberitahukan kerusakan yang mungkin terjadi

    pada lampu lalu lintas itu.

    Konbanwa4, pak lampu lalu lintas didepan rusak. Warnanya tidak

    berubah. Aku tidak tahu kapan aku bisa menyeberang kataku tidak sabar.

    Petugas yang kulapori segera keluar bersamaku untuk memeriksa lampu

    lalulintas itu. Aku sedikit merasa risih saat petugas melihatku dengan tatapan

    aneh.

    Lihatkan, warna lampunya tidak juga berubah kataku menegaskan

    sambil menunjuk lampu laulintas itu.

    Tuan, apa kau mempermainkanku? Aku tahu kau ini seorang artis

    terkenal. Tapi kau juga bisa terkena hukuman jika membuat laporan palsu. Ini

    sudah malam jangan bercanda. Lihat lampunya sudah hijau, menyeberanglah!

    Ada-ada saja! ujar petugas itu kesal sambil berlalu meninggalkanku. Dia

    mengatakan lampu lalu lintas sudah hijau, tapi kenapa warna yang kulihat

    masih sama? Merah. Beberapa saat kemudian ada seseorang yang

    menyeberang dan aku segera menyusul berjalan dibelakangnya meski lampu

    yang kulihat masih merah. Apa ada yang salah dengan mataku? Ah, mungkin

    karena hari ini aku terlalu lelah. Setelah bangun tidur aku yakin semuanya

    akan kembali normal.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    5/27

    Pagi hari ini cerah, musim panas yang sempurna dengan penyinaran

    matahari penuh sepanjang hari. Setelah semalaman tidur seperti orang mati

    aku bangun dengan tubuh yang sangat segar. Bahkan mataku sudah kembali

    normal, syukurlah. Aku bisa melihat dedaunan hijau di halaman rumahkuyang semalam juga berubah warna menjadi merah. Sudah kuduga, latihan

    untuk autumn concert memang cukup melelahkan. Ketika matahari mulai

    merangkak naik kami sudah berkumpul kembali untuk latihan. Kami

    memulainya dengan pemanasan

    seperti biasa. Kemudian kami

    melakukan latihan dari segmen

    ke segmen. Tibalah segmen

    dimana Ryutaro harus

    melakukan solo dance perform,

    belum berapa lama Fujiwara-san

    sudah kembali berkoar.

    Stop!stop!stop! Morimoto-kun, cobalah lebih serius. Ada apa

    denganmu? Belum ada satu menit kau sudah melakukan lebih dari 10kesalahan. Gerakanmu begitu lemah. Tambahkan lebih banyak power.

    Astaga, rupanya emosi Fujiwara san belum juga turun. Aku tidak

    mengharapkan hal yang lebih buruk dari kemarin. Ayolah Ryutaro, jangan

    membuatku berada di posisi sulit. Aku menahan napas sesaat ketika Fujiwara-

    san menatap kearahku. Aku hanya bisa melihat wajah Ryutaro yang selalu

    terlihat tanpa dosa itu terus menunduk memohon maaf. Dia kembali

    mengulangi gerakannya dari awal. Aku sempat memberikan isyarat padanya

    untuk terus bersemangat. Dia terlihat berusaha keras untuk tidak melakukan

    kesalahan. Kalau dilihat dari keringat yang bercucuran sudah jelas dia

    berusaha dengan serius, tapi kenapa dia tak kunjung melakukannya dengan

    benar? Begitu serius aku memperhatikannya sampai tidak memperhatikan

    gerakanku sendiri. Dan ketika Fujiwara-san kembali berteriak aku langsung

    terjatuh karena terkejut.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    6/27

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    7/27

    dengan lebih bagus. Selama ini mungkin dia sakit, sehingga tidak bisa menari

    dengan bagus. Tapi ternyata setelah sembuh sekalipun gerakan Ryutaro tetap

    sama, bahkan lebih buruk. Malam itu setelah latihan selesai kami pulang

    bersama karena rumah kami searah. Kami naik kereta dan dudukberdampingan.

    Kurasa aku lebih berbakat menjadi pelukis daripada harus menari kata

    Ryutaro tiba-tiba sambil mengeluarkan buku gambarnya, lalu

    memperlihatkan lukisan gunung dan hutannya yang tak lebih bagus dari

    gambar anak TK.

    Masukkan kembali! Mataku sakit melihatnya! ujarku setelah melirik

    lukisan Ryutaro sesaat. Mungkinkah itu bentuk dari keputus asaannya?

    entahlah.

    Kalau kau memang tidak berbakat, bukankah seharusnya sejak awal

    Johnny-sama tidak menerimamu bergabung dengan agensinya? Sudahlah

    Ryutaro, kau tidak perlu seperti itu hanya karena omelan Fujiwara-sama

    kataku mencoba meyakinkannya. Namun Ryutaro malah memandang keluar,tatapannya hampa.

    Yama-chan, meski kau itu pendek dan tidak setampan diriku tapi kau

    sungguh beruntung ya! katanya dengan nada dan wajah tanpa dosa. Kadang

    aku tidak bisa membedakan kapan Ryutaro sedang berbicara serius atau

    hanya bercanda. Dia tidak pernah mengungkapkan perasaanya secara jelas.

    Kukerutkan keningku dan menjulurkan lidah kepadanya.

    Siapa bilang kau lebih tampan dariku? protesku.

    Kau punya banyak waktu Yama-chan, kau bisa membayangkan masa

    depan yang kau inginkan dan kau juga punya waktu untuk mewujudkannya.

    Rasa sakit saat tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan sesuatu yang

    diinginkan adalah yang paling sakit bagiku. Bolehkah aku menitipkan

    harapanku padamu? Bagiku autumn concert itu seperti harapan semu! Kautau jika aku masih terus seperti ini mungkin aku akan segera dikeluarkan dari

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    8/27

    JUMP! ujarnya dengan mata yang masih menerawang jauh. Meskipun aku

    sedikit tidak mengerti arah pembicaraan Ryutaro, namun aku mencoba

    menanggapinya sebaik mungkin.

    Apa maksudmu? Kita berjuang bersama-sama, kita juga memiliki

    kesempatan yang sama. Harapanmu, mimpimu, hanya kau sendirilah yang

    mampu mewujudkannya, kau tidak bisa menitipkannya pada siapapun.

    Autumn concert adalah milik kita bersama, termasuk kau!. Ryutaro

    tersenyum kecut padaku.

    Kau tidak mengerti Yama-chan. Aku sudah tidak seperti dulu lagi,

    berlatih sekeras apapun hasilnya akan tetap sama.

    Apapun masalahmu, meski kau tidak mau menceritakannya padaku,

    tapi ingatlah kau tidak sendiri! Semenjengkelkan apapun dirimu kau tetap

    bagian dari JUMP! Ryutaro jika kau masih menganggap aku dan yang lain

    adalah temanmu maka jangan berjalan sendiri! Berjalan bersama-sama maka

    akan lebih ringan ucapku penuh keyakinan menatap lurus kemata Ryutaro

    yang masih hampa.

    Aku akan datang kerumahmu setiap hari setelah pulang sekolah untuk

    melihat latihanmu dirumah! lanjutku.

    Tapi... belum sempat Ryutaro mengelak aku sudah memotongnya.

    Kau masih menganggapku teman kan? maka berjalanlah bersamaku!

    Ayo turun kita sudah sampai! ujarku kemudian sambil menyeret Ryutaro

    untuk segera turun. Begitu keluar dari kereta aku kembali merasakan

    keanehan pada mataku. Seperti saat aku pulang latihan dulu. Kali ini warna

    yang bisa kulihat hanya hitam dan putih. Aku berhenti sesaat, kemudian

    menutup kedua kelopak mataku dan membukanya lagi. Masih sama,

    semuanya jadi berwarna hitam putih bahkan perlahan-lahan pandanganku

    kabur.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    9/27

    Yama-chan? Apa kau baik-baik saja? tanya Ryutaro yang melihatku

    mengusap-usamp mataku beberapa kali.

    Ryu, ada yang salah dengan mataku! Tiba-tiba saja aku hanya bisa

    melihat warna hitam dan putih jelasku.

    Kau jangan bercanda! Tadi kau baik-baik saja! kata Ryutaro tidak

    percaya. Namun sesaat kemudian Ryutaro mulai khawatir setelah melihat

    reaksiku yang tidak menunjukkan sedang bercanda.

    Kalau begitu ayo kita kerumah sakit! katanya seketika.

    Tidak-tidak, kurasa aku hanya terlalu lelah. Hal ini sering terjadi padaku.

    Setelah ini aku akan membeli obat mata diapotek , lalu istitahat. Bangun pagi

    besok pasti semuanya sudah normal aku bersi keras menolak karena aku

    benci rumah sakit.

    Jangan abaikan hal itu Yama-chan. Periksakan matamu sebelum

    terlambat. Akan kusuruh ibuku untuk menelfon Nyonya Yamada nanti untuk

    memastikan apa kau sudah kerumah sakit atau belum katanya dengan nadakhawatir.

    Jangan berlebihan seperti itu. Hey! Kau sendiri tidak pernah

    memperhatikan dirimu sendiri. Sejak tadi aku lihat berjalanmu itu tidak

    normal. Nanti aku juga akan menelfon Nyonya Morimoto apa setelah keluar

    rumah sakit kau minum obat dengan benar kataku balik menasehatinya.

    Yama-chan aku tidak bergurau. Aku minum obat dengan benar. Akuberlatih dance dengan keras makanya kakiku jadi seperti ini. Aku hanya tidak

    ingin terjadi sesuatu yang buruk. Jika terjadi sesuatu dan kau terlambat

    memeriksakannya rasanya akan sangat tidak enak Yama-chan. Dengarkan

    aku! omelnya.

    Ryutaro, kau bahkan lebih cerewet dari nenekku Sudah ayo kita pulang!.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    10/27

    Rumah berdesain modern ala barat dengan pagar tinggi yang

    mengelilinginya itu selalu tampak

    sepi setiap kali aku datang kemari.

    Temboknya yang tinggi dan bercatputih menambah kesan dingin. Aku

    yakin saat ini hanya ada seorang

    anak berumur 17 tahun yang sedang

    asyik bermain game didalam rumah

    itu. Tidak memerlukan waktu yang

    lama bagiku untuk mencapai rumah ini, hanya beberapa menit berjalan

    karena hanya 3 blok dari rumahku. Setelah sampai tepat didepan gerbang, aku

    segera menelfon si pemilik rumah agar segera membukakan pintu untukku.

    Bagaimanapun juga aku tidak pernah sanggup memencet bel dirumah ini yang

    tingginya sungguh membuatku tersinggung. Sesaat kemudian pintu terbuka

    secara otomatis dan aku segera masuk kedalam.

    Sumimasen, konnichiwa8! ucapku sopan meski aku tahu hanya ada

    Ryutaro dirumah ini. Sesaat kemudian seperti dugaanku, kutemukan Ryutarosedang asyik bermain niintendo DS di sofa. Segera saja aku menceramahinya.

    Kau ini, kan sudah kubilang setelah pulang sekolah aku akan memeriksa

    latihanmu, kenapa masih main game? Kau sebut ini latihan keras? Ayo cepat

    singkirkan mainan anak-anak itu! ucapku tanpa spasi sambil merampas

    niintendo DS berwarna pink norak kesayangannya.

    Mendou kusaina9, aku kan baru pulang sekolah. Seharusnya kau

    biarkan aku istirahat sebentar. Tahu begitu tadi tidak kubukakan pintu!

    gerutu Ryutaro. Meskipun begitu dia beranjak juga, dan memulai latihannya.

    Bagus, seperti itu terus! Kau pastibisa! kataku menyemangatinya. Ryu,

    apa kakimu itu tidak apa-apa? Sejak kemarin gaya berjalanmu itu aneh. Kau

    berjalan dengan kaku dan menjadi sedikit lambat kataku saat aku merasa

    tidak nyaman melihat gerakan kaki Ryutaro.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    11/27

    Aku kan sudah bilang, aku berlatih keras sampai kakiku seperti ini

    jawab Ryutaro.

    Kalau memang seperti itu yang terjadi, kau tetap perlu

    memeriksakannya. Kakimu itu sangat penting. Kau tidak akan pernah bisa

    menari tanpa kaki itu. Aku akan menemanimu ke rumah sakit setelah ini

    kataku dengan keras kepala.

    Yama-chan panggil Ryutaro tiba-tiba.

    Ya,kenapa? aku berbalik menghadap kearahnya. Aku sedikit terkejut

    melihat raut wajahnya yang tiba-tiba berubah.

    Kenapa kau begitu peduli padaku? Semua orang menyalahkanku karena

    aku menghambat latihan autumn concert. Tapi kenapa kau malah mau

    menolongku seperti ini? tanyanya.

    Karena kita adalah teman satu tim. Bukankah sudah seharusnya saling

    membantu? Gunung dan hutan akan saling memberi hidup, begitu katamu

    kan? jawabku mengulang kata-kata yang sering dipakainya untukmenggodaku.

    kau juga berpikiran seperti itu? tanyanya.

    Tidak. Uso da yo10. Semuanya akan melakukan hal yang sama jika

    mereka ada diposisiku. Sudahlah Ryu. Yang perlu kau lakukan adalah menari

    dengan bagus dan buktikan pada mereka bahwa kau bukanlah orang yang

    menyusahkan mereka. Aku percaya padamu! kataku tulus sambil menepukpundaknya.

    Baik. Yamada-sensei! katanya penuh semangat. Aku sedikit terkejut,

    tapi kemudian aku segera tertawa geli melihat raut serius diwajah Ryutaro.

    Berminggu-minggu setiap pulang sekolah aku selalu menyempatkan diri

    untuk datang kerumah Ryutaro untuk berlatih bersama. Dan setiap kali itu

    pula dia selalu memanggilku Yamada-sensei. Meskipun perkembangan

    gerakan Ryutaro menjadi lambat, namun dia berusaha keras dan dia sudah

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    12/27

    bisa menari dengan lebih baik dari pada sebelumnya. Mendekati autumn

    concert aku semakin memperhatikan gerakan Ryutaro. Tidak hanya soal

    latihan, tapi sampai makanan. Aku selalu menceramahinya panjang lebar

    setiap kali dia makan terlalu banyak, atau mengingatkanya untuk kembalimemeriksakan kakinya yang kian terlihat ganjil saat berjalan. Meskipun

    perhatianku hampir terkuras untuk Ryutaro, namun aku melakukannya

    dengan senang hati. Tentang gunung dan hutan yang saling memberi hidup

    itu mungkin ada benarnya.

    Kami sedang berlatih dance bersama saat mataku kembali terasa tidak

    nyaman. Rasanya sakitnya mulai menjadi-jadi, dan bayanganku dipantulan

    cermin menjadi kabur. Dan lagi-lagi semuanya menjadi hitam putih. Hal yang

    tidak kuharapkan disaat seperti ini. Aku tetap meneruskan gerakan bersama

    yang lain karena aku sudah mulai terbiasa dengan kondisi mataku yang sering

    seperti ini. Selain itu aku tidak ingin membuat yang lain khawatir. Aku

    mencoba mengabaikannya dan tetap fokus pada gerakanku. Namun tiba-tiba

    ditengah musik aku terjatuh dan rasanya lampu tiba-tiba padam. Aku paling

    tidak suka gelap. Oleh karena itu aku segera berteriak sejadinya memintaseseorang untuk segera membawakan lilin atau apa yang penting aku bisa

    melihat.

    Seseorang, bawakan aku lilin! Aku tidak suka ini, cepat! teriakku.

    Seketika itu pula aku bisa mendengar langkah kaki yang mendekatiku.

    Yama-chan kau kenapa? Kau baik-baik saja? tanya Yuto yang sudah

    ada disampingku.

    Yuto, nyalakan ponselmu! Ini gelap sekali pintaku.

    Yama-chan? Lampunya tidak mati. Jangan-jangan kau....Kau tidak bisa

    melihat Yama-chan?. Pertanyaan Yuto ditelingaku hanya terdengar seperti

    lelucon. Bagaimana mungkin aku tidak bisa melihat? Aku baik-baik saja, aku

    tidak buta. Aku tidak ingin mempercayai Yuto begitu saja.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    13/27

    Yama-chan, apa yang terjadi! kini Dai-chan yang menghampiriku,

    juga member lain.

    Dai-chan, lelucon macam apa ini? Hey! Aku tidak sedang ulang tahun.

    Ayo cepat nyalakan lampunya! Ini tidak lucu, ayolah! kataku mulai tak sabar.

    Tapi kemudian tak ada reaksi. Semua diam. Dan aku semakin tidak mengerti.

    Yama-chan, tenangkan dirimu. Semuanya akan baik-baik saja Ryutaro

    berdiri dibelakangku dan memegangi pundakku. Aku mulai sadar sesuatu

    yang buruk sedang terjadi padaku. Mungkinkah aku... buta?

    Tanda terimakasih untukku

    Yama-chan, percayalah padaku ujar Ryutaro kemudian menghela

    nafas sesaat. Kau pasti bisa melihatku menari dengan sangat keren! Pasti bisa.

    Kau harus percaya padaku! Aku ini genius, semua hal yang kukatakan benar

    lanjutnya menggebu-gebu seperti biasanya.

    Setiap hari usai latihan dia selalu mengunjungiku, entah untuk sekedar

    mengajakku bertengkar atau mengejekku. Tapi aku tahu itu semua

    dilakukannya untuk menghiburku. Menghiburku yang frustasi kehilangan

    pengelihatan secara total setelah dengan kejam dokter memvonisku sebagai

    penderita acute angle closure glaucoma11. Sebuah penyakit mata yang

    menyerang syaraf mata hingga aku harus mengalami kebutaan secara

    permanen. Bayangkan saja jika kau harus kehilangan pengelihatanmu secara

    permanen sementara sebentar lagi kau harus mengadakan sebuah

    pertunjukkan yang sudah dipersiapkan sejak lama. Dunia rasanya berakhir

    hari itu juga. Rasa bersalah karena tidak bisa melaksanakan tugas sebagai

    leader, rasa bersalah kepada semua member, dan rasa putus asa membuatku

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    14/27

    ingin bunuh diri saja. Aku tidak sanggup jika harus menanggung beban

    seberat ini.

    Kau sanggup Yama-chan. Ini tidak seburuk yang kau pikirkan, kau

    pasti bisa melewati ini semua. Aku akan mencarikan donor mata untukmu!

    Aku berjanji tukas Ryutaro yang bisa dengan tepat membaca pikiranku.

    Sudahlah Ryutaro, jangan hiraukan aku. Berlatihlah lebih keras, jangan

    sampai mengecewakan fans di autumn concertnanti. Menarilah dengan bagus

    jika kau memang ingin membuatku bahagia. Mencari donor mata bukan

    perkara mudah. Kau tak perlu menghabiskan waktumu untuk itu. Aku baik-

    baik saja kataku berbohong dengan suara yang semakin berat seiring

    meluruhnya semangat hidupku bersama dengan meluruhnya warna-warna

    dunia yang akhirnya kini menjadi hitam tanpa celah. Aku takut gelap, tapi hal

    yang kutakutkan itu kini malah terus memelukku erat. Seringkali ingin

    rasanya aku berteriak dan menangis. Sungguh, AKU TAKUT GELAP!

    Aku serius Yama-chan. Bagiku tidak ada autumn concertjika kau tidak

    melihatku tampil. Aku lebih suka melihatmu menangis bahagia karena akubisa menari dengan bagus, daripada melihatmu tersenyum dalam kepura-

    puraan seperti ini. Aku tidak akan pernah bisa bangun jika kau tidak

    membantuku berdiri! Arigatou12Yamada sensei! Percayalah padaku ucap

    Ryutaro penuh keyakinan. Sementara Ryutaro terus berbicara, member lain

    hanya bisa diam. Mungkin mereka sedang menatapku iba. Perasaanku

    semakin sakit saat aku mendengar isak tangis yang samar-samar. Aku tidak

    mau semuanya menjadi seperti ini. Aku merasa sangat bersalah.

    Malam itu aku terduduk sendiri di beranda kamar tempatku dirawat.

    Sejak pagi tidak ada seorangpun yang mengajakku bicara bahkan tidak ada

    telfon untukku. Hari ini Ryutaro juga tidak datang bersama bualannya yang

    barang sebentar bisa membuatku lupa akan rasa frustasiku. Aku mengerti,

    karena ini adalah minggu terakhir sebelum autumn concert berlangsung.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    15/27

    Semuanya pasti sedang bekerja keras melakukan reheseal13. Semuanya pasti

    sedang melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Sementara aku,

    hanya bisa berdiam disini menjadi orang tidak berguna.

    Minggu ini seharusnya aku ada bersama mereka. Minggu ini seharusnya

    aku melakukan fitting costum yang nanti akan kukenakan saat konser.

    Minggu ini seharusnya aku sudah bisa merasakan atmosfer Tokyo Dome yang

    menakjubkan. Seharusnya tinggalah menjadi seharusnya yang tak akan

    pernah terjadi. Ini sulit bagiku. Bahkan aku tidak bisa membayangkan lagi

    tentang masa depan, semuanya menjadi sama seperti apa yang kulihat. Gelap

    dan semakin gelap. Beginikah rasa sakit yang dialami Ryutaro? Aku baru

    mengerti rasanya sesakit ini.

    Aku tahu mereka semua, teman-temanku yang kini masih dengan

    semangat berapi-api selalu mendukungku dan menyemangatiku tidak akan

    bisa terus melakukan hal itu untukku. Suatu ketika mereka akan lelah

    melakukan itu pada orang yang sama sekali tidak memiliki harapan sepertiku.

    Mereka tidak akan bisa selamanya mendukungku dari belakang. Aku tahu,

    lama-kelamaan hidup inipun juga akan mencampakkanku. Aku tidak mampu

    melakukan apapun, dan keberadaanku hanya akan menyusahkan orang-orang

    disekitarku.

    Keputus asaan yang semakin besar menyeruak begitu saja dari dalam

    pikiranku ketika aku harus sendiri seperti ini. Sekalipun aku berteriak tentang

    ketakutanku terhadap gelap, tidak akan ada lagi yang memperdulikanku. Aku

    hanya akan sendiri terjebak dalam ketakutan, terkurung dalam rasa sakit.

    Angin malam dengan ganas menampar-nampar wajahku.

    Perlahan namun pasti ikut membuat asaku untuk hidup melebur

    sampai titik terendahnya. Telapak kakiku yang dingin terpapar lantai tiba-tiba

    saja menghentak tubuhku untuk berdiri dari kursi tanpa perintah dariku.

    Perlahan-lahan terus melangkah sampai pagar pembatas balkon. Kini giliran

    tangan-tanganku yang berkeringat memegang erat pagar pembatas balkon.Tubuhku condong kedepan dan semakin condong kedepan melampaui pagar

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    16/27

    pembatas. Aku bisa mencium bau udara bebas yang sedari tadi menampar-

    namparku. Aku ingin ikut bersama mereka. Bergerak bebas entah kemana tak

    perlu resah memikirkan apapun. Tubuhku kembali menyondong dan kakiku

    sudah berjingkat hampir tak menyentuh lantai. Aku akan pergi, ikut bersamamereka.

    Angin yang tampak lebih bahagia. Pelan-pelan kulepaskan

    genggamanku pada pagar besi pembatas. Tubuhku mulai berayun hampa

    mengikuti gravitasi. Aku, lepas. Tapi tiba-tiba saja sesuatu yang hangat

    kurasakan menggenggam erat pergelangan tanganku, menahanku. Sesuatu

    yang bersinar sangat terang, yang mampu membuat dunia gelapku merasakan

    silaunya. Sesuatu itu mungkin yang bernama... ketulusan.

    Yama-chan!!!!!!!!!! serunya sedetik kemudian. Pegang tanganku!

    Pegang tanganku! Jangan lepaskan!. Ryutaro. Genggaman tangannya

    semakin kuat, mengkonduksikan harapan dan keyakinan. Tak berapa lama

    aku dengar banyak derap langkah tergesa-gesa mendekat. Teman-teman yang

    lain. Keito, Chinen, Yuto, Yabu-chan, Inoo-chan, Dai-chan, Yuya, Hikaru-kun,

    semuanya datang tepat disaat aku jatuh. Disaat aku kehilangan akal sehat dan

    hampir bunuh diri. Mereka semua kemudian membantu Ryutaro

    mengangkatku kembali keatas. Aku tertunduk. Diam. Tak berkata-kata.

    Kenapa? Kau ini kenapa Yama-chan? ujar Ryutaro dengan suara

    bergetar sambil menggoyang-goyangkan bahuku.

    Ini bukan kau! Sadar Yama-chan, sadarlah! ujarnya lagi kali ini

    dengan suara tangis yang sudah pecah.

    Kau pikir dengan bunuh diri semuanya akan selesai? Iya? Kalau kau

    bunuh diri kau hanya akan semakin menyusahkan kami! lanjutnya.

    Ryutaro benar! Kau egois Yama-chan! Kalau kau pergi siapa yang akan

    memimpin JUMP? tambah Chinen.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    17/27

    Seharian ini kami break latihan untuk mencarikanmu donor mata,

    kami semua ingin kau ada di autumn concertbersama kami. Tapi kau malah

    mau bunuh diri! Aku kecewa padamu! kata Dai-chan. Mereka, peduli

    padaku?

    Hanashite14 Yama-chan! Bicaralah! Katakan jika kau bersedih. Kami

    semua temanmu. Berbagilah kesedihan dengan kami. Bukankah kau yang

    memintaku untuk tidak berjalan sendiri! ujar Ryutaro sambil berlutut

    dihadapanku.

    Bolehkah seperti itu? Bisakah aku membagi ketakutanku dengan

    mereka juga? Aku bertanya-tanya dalam hati. Tapi aku tak segera temukan

    jawaban. Kegelapan sepertinya benar-benar telah menutup hatiku. Aku

    merasa kegelapan ini telah menjadi dinding besar, memisahkanku dengan

    mereka. Mereka tidak akan mampu menembus kegelapan yang kurasakan.

    Bicaralah Yama-chan! Ryutaro terus mendesakku berbicara. Mereka

    tidak mengerti. Tiba-tiba air mataku tumpah.

    Yamete yo15 Ryutaro!

    Kau tidak akan pernah

    mengerti! Biarkan aku sendiri!

    Kalian tidak akan pernah bisa

    menembus kegelapan yang

    kurasakan, kalian tidak akan

    pernah mengerti rasa sakitnya,

    tidak akan pernah. Berhentilah

    memperhatikanku. Jangan

    buang waktu kalian untukku

    yang membayangkan masa depan pun sudah tak bisa! Berhentilah!. Tiba-tiba

    saja kurasakan pukulan keras diwajahku. Perih, dan bisa kurasakan rasa asin

    darah yang keluar dari sudut bibirku. Aku terengah-engah menahan rasa sakit.

    Kau yang tidak mengerti!!! ujar Dai-chan keras.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    18/27

    Kau pikir hanya kau sendiri yang menderita karena ini? Setiap detik

    kami mengkhawatirkan keadaanmu. Setiap menit kami ikut sakit memikirkan

    rasa takut akan gelap yang kau rasakan. Jika sebegitu putus asanya dirimu

    akan hal ini, kau boleh mengambil mataku! Ambil mataku! Aku tidak akankeberatan! kata Dai-chan tersedu-sedu.

    Ambil juga mataku! Kalau dengan ini kau bisa menjadi Yama-chan

    yang kami kagumi seperti dulu, aku rela! sahut Yuto dengan isaknya. Semua

    orang menangis, semua menagis karenaku. Kenapa? Heningnya malam ini

    terasa lebih menyakitkan mendengar tangisan teman-temanku.

    Ambil juga mata kami! Kami akan melakukan apapun sekalipun harus

    membawa seribu lentera untuk membebaskanmu dari kegelapan! kata

    Ryutaro. Sedahsyat inikah sebuah ikatan yang disebut persahabatan? Mereka

    ikut merasakan apa yang aku rasakan. Sakit, gelap, dan keputus asaan.

    Mereka merasakannya.

    Arigatou,... ucapku lirih ditengah air mata yang masih deras mengalir.

    Arigatou minna! Maafkan aku! Aku benar-benar bodoh, aku tidak pernahmemikirkan betapa aku memiliki teman yang berharga seperti kalian. Cahaya

    dalam kegelapan sekalipun tidak lebih berharga dibanding kalian!

    Terimakasih telah berjalan bersamaku Hontou ni arigatou15... mengecil dan

    semakin mengecil suara isak tangis yang bisa kudengar. Sampai akhirya hilang

    dan aku tidak bisa mendengar apapun setelah itu.

    Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidak mendengar suara, tidak

    tahu sudah berapa lama aku terbaring disini. Setelah beberapa saat

    mengumpulkan kembali kesadaran

    yang hilang, aku mencoba membuka

    kedua kelopak mataku. Tapi aneh

    kurasakan pada mata sebelah kiriku.

    Seperti ada sesuatu yang

    menutupinya. Kuraba-raba, bisa

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    19/27

    kurasakan mataku terbalut perban dan kasa. Apa yang terjadi? Tak lama pintu

    kamarku terbuka.

    Majide16! Yama-chan kau sudah sadar? Yokatta17!. Itu suara Ryutaro.

    Aku segera menyela.

    Ryutaro! Apa yang terjadi denganku? Kenapa mata kiriku diperban

    seperti ini? tanyaku tak sabar.

    Aaa, tebak apa yang terjadi? sahut Chinen dari belakang dengan suara

    riang.

    Apa seseorang mendonorkan salah satu matanya untukku? tanyaku

    agak ragu.

    Tentu saja! Kau beruntung Yama-chan! Bergembiralah! Beberapa saat

    lagi kau akan bisa melihat kembali wajah jeniusku! ujar Ryutaro konyol

    seperti biasanya. Seseorang mendonorkan matanya untukku, bukankah

    seharusnya aku senang? Bukankah hal ini yang kuharapkan? Sebentar lagi aku

    akan bisa melihat cahaya yang kurindukan. Tapi kenapa rasanya lain. Akutidak merasakan senang barang sedikitpun. Justru rasa khawatir yang tiba-

    tiba menggelayut dalam hatiku. Bagiku ini semua terasa aneh. Bahkan operasi

    transplatasi mata tidak meminta persetujuanku lebih dulu. Terlebih kejadian

    malam itu sebelum akhirnya aku pingsan dan tak sadarkan diri. Aku semakin

    curiga dan khawatir.

    Apakah orang yang telah mendonorkan mata ini untukku adalah salah

    seorang dari kalian? tanyaku tegas pada siapapun yang berada diruangan ini.

    Anoo itu... aku mendengar suara ragu-ragu Chinen hendak menjawab.

    Namun segera dipotong oleh Ryutaro.

    Hey Yama-chan! Kalau dari awal salah satu dari kami memang berniat

    mendonorkan mata untukmu, untuk apa sebelumnya kami susah-susah

    mencarikan donor mata? Lagipula, mata kami bersembilan tidak akan cocok

    ditransplatasikan dengan matamu. Mata kami semua normal, sementara

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    20/27

    matamu itu mata keranjang! Kau tahu betapa sulitnya perjuangan kami

    menemukan mata keranjang yang cocok untukmu?. Kontan seisi ruangan

    tertawa keras, menertawakan ejekan Ryutaro yang lagi-lagi memancing emosi.

    Ryutaroooo!!! teriakku kesal. Belum juga sembuh dia sudah

    mengajakku bertengkar lagi. Bagiku, tiada hari tanpa bertengkar dengan

    Ryutaro. Namun syukurlah, aku sedikit lega mengetahui bahwa donor mata

    yang kuterima ini bukan dari salah satu teman-temanku. Tentu aku tidak akan

    rela salah satu dari mereka mendonorkan matanya untukku. Aku lebih

    memilih terkurung dalam kegelapan selamanya daripada harus merusak masa

    depan temanku.

    Lalu kalau bukan kalian, siapa yang mendonorkan mata ini untukku?

    aku kembali bertanya. Bagaimanapun juga aku harus mengetahui orang itu

    untuk berterimakasih.

    Maaf Yama-chan, orang yang mendonorkan matanya untukmu tidak

    mau diketahui identitasnya, dia berpesan agar kau meneruskan hidupmu. Dan

    jangan pernah putus asa dalam keadaan apapun jelas Dai-chan. Akumengangguk tanda mengerti. Tak habis pikir kenapa dia ingin merahasiakan

    identitasnya dariku. Lalu bagaimana caranya aku berterimakasih? Mungkin

    orang itu adalah malaikat yang dikirim tuhan untukku.

    Siapapun dia, aku sungguh berterimakasih padanya. Semoga dia selalu

    mendapatkan keberuntungan. Aku akan menjaga mata ini baik-baik. Akan

    kugunakan untuk melihat hal-hal yang baik. Dan aku akan meneruskan

    hidupku sebaik mungkin. Ya, aku berjanji. Aku berjanji akan meneruskan

    hidupku dengan sangat baik. Karena bagiku mata ini adalah kesempatan

    kedua, dan aku tidak akan pernah menyia-nyiakanya.

    Autumn concerttelah tiba. Meskipun aku sudah bisa melihat kembali,

    namun aku tidak bisa tampil secara penuh karena aku belum diizinkan

    bergerak terlalu banyak setelah transplatasi mata. Walaupun begitu aku tetap

    senang, setidaknya bisa merasakan euphoria Tokyo Dome kembali, menyapa

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    21/27

    fans yang berminggu-minggu ikut menghawatirkanku, dan melihat teman-

    teman tampil dengan semangat adalah hal yang paling membahagiakan lebih

    dari apapun.

    Aku duduk di seat VVIP paling depan saat tiba giliran Ryutaro

    melakukan solo dance. Sebelumnya, di back stage aku sudah memberikanya

    semangat. Aku sempat melihat wajahnya yang begitu pucat tidak seperti

    biasanya. Meski begitu senyum jahil tetap membingkai diwajahnya. Kurasa itu

    karena dia sedang mencoba menuntupi rasa gugupnya yang berlebihan.

    Belum sempat tampil bulir-bulir keringat sebesar jagung sudah menetes dari

    keningnya tana henti. Aku paham betapa gugupnya dia. Namun aku percaya

    dia mampu melakukannya.

    Tanpa sadar aku juga merasa gugup. Segera kualihkan pandanganku ke

    stage begitu mendengar giliran Ryutaro telah tiba. Musik pengiring mulai

    berdentum, lighting pun meredup. Sesaat kemudian spotlight menyorot

    kearah Ryutaro yang telah berada diatas panggung. Entah mengapa aku

    merasa bangga melihat dia berdiri seperi itu. Fans berteriak riuh membelah

    langit-langit Tokyo Dome, begitu pula

    denganku yang ikut terkesima dengan

    gerakannya. Sesuai dengan dugaanku. Kali

    ini kuakui anak itu memang jenius! Bahkan

    kalau boleh jujur dia sudah melampauiku.

    Dia melakukan lebih dari yang kuajarkan.

    Selama beberapa menit penonton dibuat

    terkesima oleh solo dance nya. Dia tidak

    pernah sebagus ini sebelumnya. Akhirnya

    naga hutan itu telah terbangun dari tidur

    panjangnya. Dia menari dengan sempurna tanpa celah. Semua orang

    meneriakkan namanya. Sungguh pertunjukkan yang sempurna. Setelah dia

    mengakhiri tariannya dengan sangat memukau aku segera berlari ke back

    stage untuk memberinya selamat. Aku terus tersenyum memikirkan kata-kata

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    22/27

    apa yang akan kuucapkan padanya nanti. Namun sampai di back stage

    senyumku luntur. Aku melihat Ryutaro terbaring lemah dikelilingi member

    lain dan juga petugas kesehatan. Selang oksigen telah terpasang dimulutnya.

    Apa yang terjadi? Apa aku salah lihat. Itu pasti bukan Ryutaro.

    Beberapa detik yang lalu aku masih melihatnya berdiri dipanggung dengan

    sangat keren. Namun kini dia terbaring seperti itu. Bahkan aku bisa melihat

    Chinen menangis disampingnya. Sedetik kemudian aku segera berlari

    membelah kerumunan.

    Ada apa ini? Ryutaro kenapa? tanyaku penuh kekhawatiran.

    Semuanya diam. Tidak ada yang menjawab pertanyaanku. Sesuatu yang buruk

    telah terjadi! Wajah mereka semua redup, kelam penuh kesedihan. Sementara

    petugas kesehatan sedang berusaha memberikan pertolongan pada Ryutaro.

    Ada apa? Kenapa hanya aku yang tidak tahu? air mataku mengalir

    begitu saja. Tiba-tiba Ryutaro menggenggam tanganku erat dengan susah

    payah. Tangannya dingin dan terus gemetaran . Wajahnya sudah sangat pucat,

    kedua mata innocence18

    nya menatapku lekat. Kemudiam dia tertawa danterbatuk-batuk.

    Uhuk, uhuk!!! Yama-chan kau memalukan! Kenapa menangis?

    Bagaimana tadi? Aku kerenkan? tanyanya dengan nafas tersengal dibalik

    masker oksigen.

    Kenapa masih bisa mengatakan hal semacam itu dalam keadaan

    seperti ini? Kau tetap bodoh! ujarku parau.

    Tapi aku keren kan? tanyanya keukeuh.

    Kau jenius Ryutaro! Aku bangga padamu, aku sangat bangga padamu!

    kataku sambil menggenggam tangannya yang terasa semakin dingin. Tiba-tiba

    saja rasa takut kehilangannya menyeruak.

    Haha, akhirnya kau mengakuiku! Kita memang jodoh Yama-chan

    katanya tersengal-sengal.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    23/27

    Sudah! Jangan banyak bicara, ambulan akan segera datang sebaiknya

    kau menghemat tenagamu! Tetaplah bertahan. Bulu kudukku mendadak

    merinding dengan suasana ini. Aku tidak bisa melihat Ryutaro yang seperti itu.

    Aku tidak perlu ambulan. Aku baik-baik saja. Tetaplah disini sampai

    aku sembuh! ujarnya setengah berbisik.

    Setiap hari kita memang selalu bertengkar. Tapi tidakkah kau sadar

    Yama-chan, kita sudah ditakdirkan bersama! Mautpun tidak akan bisa

    memisahkan kita! Kita ditakdirkan untuk bersama sampai kapanpun! Kali ini

    aku benar-benar ingin menitipkan harapanku padamu!.

    Kamu berisik Ryutaro! Jangan bercanda, aku kan sudah pernah

    memberitahumu. Hanya kau sendiri yang bisa mewujudkan

    harapanmu!karena itu kau harus bertahan dengan air mata yang mengalir

    semakin deras aku mencoba memohon kepadanya.

    Kita seperti gunung dan hutan. Gunung dan hutan tidak akan pernah

    berpisah. Hutan menjadi bagian dari gunung, begitu sebaliknya. Kau tidak

    perlu khawatir Yama-chan.

    Diam lah!.

    Aku sudah melakukan apa yang semua Yamada-sensei katakan. Untuk

    berjalan bersama yang lain, untuk melakukan yang terbaik sampai akhir, dan

    untuk mewujudkan harapan dengan tangan sendiri. Tapi karena aku tetap

    tidak bisa melawan waktu, kumohon kali ini izinkan aku menitipkan

    harapanku padamu. Harapanku untuk melihatmu meneruskan hidup dengan

    lebih baik. Harapanku untuk melihat lagi Yama-chan yang kami kagumi dulu.

    Jangan bercanda kataku keras. Untuk kali ini aku tidak suka dengan

    lelucon yang dikatakan oleh Ryutaro. Dia selalu berisik dan mengatakan hal

    yang tidak-tidak, tapi seperti inilah jika kita bersama. Segala hal yang kita

    perdebatkan akan menjadi tontonan dan lelucon member lain. Ya, lelucon.

    Semula kupikir hanya lelucon sampai Ryutaro berhenti mengoceh. Baru aku

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    24/27

    menyadari bahwa ini semua bukan lelucon. Dia mengambil nafas panjang dan

    menghembuskannya dengan berat. Aku semakin gugup. Genggamannya pada

    tangankupun mulai mengendur.

    Ryutaro... lirihku.

    Yama-chan tolong...wujudkan harapanku. A-arigatou, Arigatou Ya-

    Yamada sensei! Kit- kita, tidak akan pernah, be-be-berpisah!.Genggamannya

    terlepas. Wajahnya tersenyum dengan damai.

    .....................................

    Salju pertama tahun ini berjatuhan diatas kepalaku yang masih merunduk.

    Kedua kelopak mataku mengatup, khusyuk berdoa untuk orang yangberbaring disana. Sesaat kemudian kubuka kelopak mataku, memperlihatkan

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    25/27

    mata onyx19 innocence milik orang yang berbaring disana yang kini telah

    berpindah dan menyatu denganku. Kedua mata onyx yang merupakan

    perwujudan dari harapan.

    Inikah yang disebut maut tak kan mampu memisahkan kita?

    Morimoto Ryutaro, adalah seseorang yang sangat berarti bagiku. Lebih

    dari sekedar rival, lebih dari sekedar sahabat, dia adalah takdirku. Seperti

    gunung dan hutan yang akan terus berhubungan. Seperti gunung dan hutan

    yang saling memberi hidup. Sekalipun penyakit ataksia20 telah mampu

    memishkan raga kami berdua. Namun jiwa kita akan tetap terikat.

    Berbaringlah dengan tenang disana dengan tenang.

    Suatu saat nanti kita pasti akan bertemu kembali, dan kita akan

    memulai pertengkaran lagi seperti dulu. Aku tidak akan menangisimu lagi,

    karena aku telah berjanji padamu untuk menggunakan mata ini sebaik

    mungkin. Karena aku telah berjanji untuk mewujudkan harapanmu. Aku tahu

    saat ini kau pasti sedang mengawasiku dari atas sana.

    Terimakasih untuk semuanya. Aku akan menjadi seseorang yang pantas

    kau banggakan. Mata ini, aku menjaganya baik-baik. Seperti aku menjaga

    ikatan kita!

    PROLOG

    Untuk Yamada-kun,

    Kekuatan tekhnologi kesehatan Jepang mungkin memang begitu hebat

    hingga mampu membuatku bertahan hidup sedikit lebih lama, namun

    kekuatan itu tidaklah sehebat kekuatan perasaan yang tulus yang

    membuatku berubah menjadi manusia yang tak perlu mengenal kata

    menyesal. Bukanlah kekuatan tekhnologi kesehatan yang mampu

    membuatku mewujudkan harapanku untuk ada di autumn concert sampai

    saat terakhirku, tapi kekuatan itu datang saat kau mengajakku untuk

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    26/27

    berjalan bersama. Ya, sekalipun waktuku tidak lama namun aku sama sekali

    tidak menyesal. Terimakasih Yamada-kun, telah mengajariku untuk

    memaknai hidup yang hanya sebentar ini. Terimakasih Yamada-kun telah

    memberitahuku tentang mimpi yang tak pernah mustahil untuk digapai.Terimakasih Yamada-kun untuk selalu mendampingiku dalam kesulitan.

    Kalau saja waktuku tidak sependek ini aku ingin belajar lebih banyak

    darimu, meskipun Glaukoma dan Disleksia berusaha menghancurkan

    masing-masing dari kita, namun hal itu tidak akan pernah terjadi karena

    kita adalah Gunung dan hutan yang saling memberi hidup.

    Glosarium:

    1. Konser musim gugur2. Maaf3. Salam khas jepang dengan

    membungkukan badan 90o

    4. Selamat malam5. Sakit6. Sakit7. Kamu berisik8. Permisi, selamat siang9. Malasnya10.Bohong11.Penyakit yang menyerang

    syafar mata dan

    menyebabkan kebutaan

    secara singkat

    12.Terimakasih13.Gladi bersih14.Bicaralah15.Sungguh-sungguh

    terimakasih16.Benarkah17.Syukurlah18.Tidak berdosa19.Seperti batu akik20. Penyakit yang

    menyerang syaraf otak,

    menyebabkan ketidak

    seimbangan tubuh,

    kelumpuhan, dan kematian.

  • 8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)

    27/27