the bond (yamada ryosuke fan fiction)
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
1/27
The Bond
Yamada Ryosuke Fanfiction 2012
Hey! Say! JUMP Lounge Production
Full Credit to the Author Ninit Rahawidha/Satsuki Yukizora
Edited by Amel Chan
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
2/27
Tittle : The Bond
Categories : Fanfiction-oneshoot
Genre : Family-Angst
Rating : GTheme song: Itoshii Hito e Tainaka Sachi
Only Human - K
Author : Ninit Rahawidha
Address : Belan RT 09/RW 04, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah
Phone number : 087734875969
Reason why you join this competition: To celebrate Yama-chans
birthday!
Cast : 1. Yamada Ryosuke
2. Morimoto Ryutaro
3. Member JUMP
Synopsis:
Setiap hari kita memang selalu bertengkar. Tapi tidakkah kau sadarYama-chan, kita sudah ditakdirkan bersama! Mautpun tidak akan bisamemisahkan kita! Kita ditakdirkan untuk bersama sampai kapanpun! Tapikali ini aku benar-benar ingin menitipkan harapanku padamu!.
Urusai yo Ryutaro! Jangan bercanda, aku kan sudah pernahmeberitahumu. Hanya kau sendiri yang bisa mewujudkan harapanmu! karenaitu kau harus bertahan.
Kita seperti gunung dan hutan. Gunung dan hutan tidak akan pernahberpisah. Hutan menjadi bagian dari gunung, begitu sebaliknya. Kau tidak
perlu khawatir Yama-chan.Urusai na teme!.Aku sudah melakukan apa yang semua Yamada-sensei katakan. Untuk
berjalan bersama yang lain, untuk melakukan yang terbaik sampai akhir, danuntuk mewujudkan harapan dengan tangan sendiri. Tapi karena aku tetaptidak bisa melawan waktu, kumohon kali ini izinkan aku menitipkanharapanku padamu. Harapanku untuk melihatmu meneruskan hidup denganlebih baik. Harapanku untuk melihat lagi Yama-chan yang kami kagumi dulu
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
3/27
Ketika semuanya menjadi redup dan padam
Hari ini sudah cukup lelah bagiku. Dari pagi hingga siang terus melatihkoreo untukautumn concert1. Giliran semua member sudah bisa pulang dan
beristirahat, aku masih harus berurusan dengan pelatih koreo kami, Fujiwara-
san. Beginilah konsekuensi seorang leader, harus ikut mempertanggung
jawabkan kesalahan jika ada member yang melakukan kesalahan.
Yamada-kun, kau kan leadernya! Seharusnya kau bisa mengatur
anggotamu sebaik mungkin. Kau juga harus memberitahu mereka untuk tidak
mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Autumn concert
sudah dekat, ini sudah akhir musim panas. Kita baru melakukan latihan awal
saja sudah terjadi kekacauan semacam ini pada Morimoto-kun. Bicaralah
padanya. Hanya dia yang tidak memiliki lagu solo, bagaimanapun dia harus
melakukan solo dance perform. Gerakannya kali ini benar-benar kacau raut
wajah kesal dan kecewa menggantung, lekat diwajah Fujiwara-san.
Gomennasai2 Fujiwara-san, saya akan berbicara dengan Morimoto.
Maaf atas segala kekacauan ini, saya berjanji akan memperbaikinya. Mohon
bantuannya kataku penuh rasa bersalah sambil ber ojigi3 ria. Fujiwara-san
melangkah pergi meninggalkanku yang masih ber ojigi, dengan perasaan yang
tidak menentu aku hanya bisa menatap punggung pelatih koreo itu
meninggalkan ruangan. Baru kali ini dia terlihat sekecewa itu.
Dengan langkah berat aku berjalan menuju halte bus terdekat, aku
sangat lelah. Di dalam bus saat perjalanan pulang aku terus termenenung
memikirkan apa yang salah dengan Ryutaro. Itu bukan dia, aku sudah
bertahun-tahun bekerja bersamanya dan aku tahu betul seberapa jauh
kemampuannya. Mana mungkin dia tidak sanggup mengikuti koreo kami.
Tentu ada yang salah. Dia pasti tidak latihan dengan serius. Anak itu memang
tiada hari tanpa berulah. Ah! Tiba-tiba kepalaku sakit memkikirkanya.
Sudahlah, aku akan berbicara dengannya besok. Setelah turun dari bus,
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
4/27
kulanjutkan perjalananku dengan berjalan kaki karena rumahku masih
beberapa blok lagi dari halte tempatku turun. Jalanan sudah begitu sepi, tapi
aku tetap menunggu sampai
lampu lalu lintas berubahwarna menjadi hijau baru
aku akan menyeberang.
Lama sekali aku menunggu.
Aku tidak mengerti kenapa
lampu lalu lintas tidak juga
berubah warna bahkan sampai lima menit. Akhirnya aku berjalan menuju pos
polisi di dekat halte dan memberitahukan kerusakan yang mungkin terjadi
pada lampu lalu lintas itu.
Konbanwa4, pak lampu lalu lintas didepan rusak. Warnanya tidak
berubah. Aku tidak tahu kapan aku bisa menyeberang kataku tidak sabar.
Petugas yang kulapori segera keluar bersamaku untuk memeriksa lampu
lalulintas itu. Aku sedikit merasa risih saat petugas melihatku dengan tatapan
aneh.
Lihatkan, warna lampunya tidak juga berubah kataku menegaskan
sambil menunjuk lampu laulintas itu.
Tuan, apa kau mempermainkanku? Aku tahu kau ini seorang artis
terkenal. Tapi kau juga bisa terkena hukuman jika membuat laporan palsu. Ini
sudah malam jangan bercanda. Lihat lampunya sudah hijau, menyeberanglah!
Ada-ada saja! ujar petugas itu kesal sambil berlalu meninggalkanku. Dia
mengatakan lampu lalu lintas sudah hijau, tapi kenapa warna yang kulihat
masih sama? Merah. Beberapa saat kemudian ada seseorang yang
menyeberang dan aku segera menyusul berjalan dibelakangnya meski lampu
yang kulihat masih merah. Apa ada yang salah dengan mataku? Ah, mungkin
karena hari ini aku terlalu lelah. Setelah bangun tidur aku yakin semuanya
akan kembali normal.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
5/27
Pagi hari ini cerah, musim panas yang sempurna dengan penyinaran
matahari penuh sepanjang hari. Setelah semalaman tidur seperti orang mati
aku bangun dengan tubuh yang sangat segar. Bahkan mataku sudah kembali
normal, syukurlah. Aku bisa melihat dedaunan hijau di halaman rumahkuyang semalam juga berubah warna menjadi merah. Sudah kuduga, latihan
untuk autumn concert memang cukup melelahkan. Ketika matahari mulai
merangkak naik kami sudah berkumpul kembali untuk latihan. Kami
memulainya dengan pemanasan
seperti biasa. Kemudian kami
melakukan latihan dari segmen
ke segmen. Tibalah segmen
dimana Ryutaro harus
melakukan solo dance perform,
belum berapa lama Fujiwara-san
sudah kembali berkoar.
Stop!stop!stop! Morimoto-kun, cobalah lebih serius. Ada apa
denganmu? Belum ada satu menit kau sudah melakukan lebih dari 10kesalahan. Gerakanmu begitu lemah. Tambahkan lebih banyak power.
Astaga, rupanya emosi Fujiwara san belum juga turun. Aku tidak
mengharapkan hal yang lebih buruk dari kemarin. Ayolah Ryutaro, jangan
membuatku berada di posisi sulit. Aku menahan napas sesaat ketika Fujiwara-
san menatap kearahku. Aku hanya bisa melihat wajah Ryutaro yang selalu
terlihat tanpa dosa itu terus menunduk memohon maaf. Dia kembali
mengulangi gerakannya dari awal. Aku sempat memberikan isyarat padanya
untuk terus bersemangat. Dia terlihat berusaha keras untuk tidak melakukan
kesalahan. Kalau dilihat dari keringat yang bercucuran sudah jelas dia
berusaha dengan serius, tapi kenapa dia tak kunjung melakukannya dengan
benar? Begitu serius aku memperhatikannya sampai tidak memperhatikan
gerakanku sendiri. Dan ketika Fujiwara-san kembali berteriak aku langsung
terjatuh karena terkejut.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
6/27
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
7/27
dengan lebih bagus. Selama ini mungkin dia sakit, sehingga tidak bisa menari
dengan bagus. Tapi ternyata setelah sembuh sekalipun gerakan Ryutaro tetap
sama, bahkan lebih buruk. Malam itu setelah latihan selesai kami pulang
bersama karena rumah kami searah. Kami naik kereta dan dudukberdampingan.
Kurasa aku lebih berbakat menjadi pelukis daripada harus menari kata
Ryutaro tiba-tiba sambil mengeluarkan buku gambarnya, lalu
memperlihatkan lukisan gunung dan hutannya yang tak lebih bagus dari
gambar anak TK.
Masukkan kembali! Mataku sakit melihatnya! ujarku setelah melirik
lukisan Ryutaro sesaat. Mungkinkah itu bentuk dari keputus asaannya?
entahlah.
Kalau kau memang tidak berbakat, bukankah seharusnya sejak awal
Johnny-sama tidak menerimamu bergabung dengan agensinya? Sudahlah
Ryutaro, kau tidak perlu seperti itu hanya karena omelan Fujiwara-sama
kataku mencoba meyakinkannya. Namun Ryutaro malah memandang keluar,tatapannya hampa.
Yama-chan, meski kau itu pendek dan tidak setampan diriku tapi kau
sungguh beruntung ya! katanya dengan nada dan wajah tanpa dosa. Kadang
aku tidak bisa membedakan kapan Ryutaro sedang berbicara serius atau
hanya bercanda. Dia tidak pernah mengungkapkan perasaanya secara jelas.
Kukerutkan keningku dan menjulurkan lidah kepadanya.
Siapa bilang kau lebih tampan dariku? protesku.
Kau punya banyak waktu Yama-chan, kau bisa membayangkan masa
depan yang kau inginkan dan kau juga punya waktu untuk mewujudkannya.
Rasa sakit saat tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan sesuatu yang
diinginkan adalah yang paling sakit bagiku. Bolehkah aku menitipkan
harapanku padamu? Bagiku autumn concert itu seperti harapan semu! Kautau jika aku masih terus seperti ini mungkin aku akan segera dikeluarkan dari
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
8/27
JUMP! ujarnya dengan mata yang masih menerawang jauh. Meskipun aku
sedikit tidak mengerti arah pembicaraan Ryutaro, namun aku mencoba
menanggapinya sebaik mungkin.
Apa maksudmu? Kita berjuang bersama-sama, kita juga memiliki
kesempatan yang sama. Harapanmu, mimpimu, hanya kau sendirilah yang
mampu mewujudkannya, kau tidak bisa menitipkannya pada siapapun.
Autumn concert adalah milik kita bersama, termasuk kau!. Ryutaro
tersenyum kecut padaku.
Kau tidak mengerti Yama-chan. Aku sudah tidak seperti dulu lagi,
berlatih sekeras apapun hasilnya akan tetap sama.
Apapun masalahmu, meski kau tidak mau menceritakannya padaku,
tapi ingatlah kau tidak sendiri! Semenjengkelkan apapun dirimu kau tetap
bagian dari JUMP! Ryutaro jika kau masih menganggap aku dan yang lain
adalah temanmu maka jangan berjalan sendiri! Berjalan bersama-sama maka
akan lebih ringan ucapku penuh keyakinan menatap lurus kemata Ryutaro
yang masih hampa.
Aku akan datang kerumahmu setiap hari setelah pulang sekolah untuk
melihat latihanmu dirumah! lanjutku.
Tapi... belum sempat Ryutaro mengelak aku sudah memotongnya.
Kau masih menganggapku teman kan? maka berjalanlah bersamaku!
Ayo turun kita sudah sampai! ujarku kemudian sambil menyeret Ryutaro
untuk segera turun. Begitu keluar dari kereta aku kembali merasakan
keanehan pada mataku. Seperti saat aku pulang latihan dulu. Kali ini warna
yang bisa kulihat hanya hitam dan putih. Aku berhenti sesaat, kemudian
menutup kedua kelopak mataku dan membukanya lagi. Masih sama,
semuanya jadi berwarna hitam putih bahkan perlahan-lahan pandanganku
kabur.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
9/27
Yama-chan? Apa kau baik-baik saja? tanya Ryutaro yang melihatku
mengusap-usamp mataku beberapa kali.
Ryu, ada yang salah dengan mataku! Tiba-tiba saja aku hanya bisa
melihat warna hitam dan putih jelasku.
Kau jangan bercanda! Tadi kau baik-baik saja! kata Ryutaro tidak
percaya. Namun sesaat kemudian Ryutaro mulai khawatir setelah melihat
reaksiku yang tidak menunjukkan sedang bercanda.
Kalau begitu ayo kita kerumah sakit! katanya seketika.
Tidak-tidak, kurasa aku hanya terlalu lelah. Hal ini sering terjadi padaku.
Setelah ini aku akan membeli obat mata diapotek , lalu istitahat. Bangun pagi
besok pasti semuanya sudah normal aku bersi keras menolak karena aku
benci rumah sakit.
Jangan abaikan hal itu Yama-chan. Periksakan matamu sebelum
terlambat. Akan kusuruh ibuku untuk menelfon Nyonya Yamada nanti untuk
memastikan apa kau sudah kerumah sakit atau belum katanya dengan nadakhawatir.
Jangan berlebihan seperti itu. Hey! Kau sendiri tidak pernah
memperhatikan dirimu sendiri. Sejak tadi aku lihat berjalanmu itu tidak
normal. Nanti aku juga akan menelfon Nyonya Morimoto apa setelah keluar
rumah sakit kau minum obat dengan benar kataku balik menasehatinya.
Yama-chan aku tidak bergurau. Aku minum obat dengan benar. Akuberlatih dance dengan keras makanya kakiku jadi seperti ini. Aku hanya tidak
ingin terjadi sesuatu yang buruk. Jika terjadi sesuatu dan kau terlambat
memeriksakannya rasanya akan sangat tidak enak Yama-chan. Dengarkan
aku! omelnya.
Ryutaro, kau bahkan lebih cerewet dari nenekku Sudah ayo kita pulang!.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
10/27
Rumah berdesain modern ala barat dengan pagar tinggi yang
mengelilinginya itu selalu tampak
sepi setiap kali aku datang kemari.
Temboknya yang tinggi dan bercatputih menambah kesan dingin. Aku
yakin saat ini hanya ada seorang
anak berumur 17 tahun yang sedang
asyik bermain game didalam rumah
itu. Tidak memerlukan waktu yang
lama bagiku untuk mencapai rumah ini, hanya beberapa menit berjalan
karena hanya 3 blok dari rumahku. Setelah sampai tepat didepan gerbang, aku
segera menelfon si pemilik rumah agar segera membukakan pintu untukku.
Bagaimanapun juga aku tidak pernah sanggup memencet bel dirumah ini yang
tingginya sungguh membuatku tersinggung. Sesaat kemudian pintu terbuka
secara otomatis dan aku segera masuk kedalam.
Sumimasen, konnichiwa8! ucapku sopan meski aku tahu hanya ada
Ryutaro dirumah ini. Sesaat kemudian seperti dugaanku, kutemukan Ryutarosedang asyik bermain niintendo DS di sofa. Segera saja aku menceramahinya.
Kau ini, kan sudah kubilang setelah pulang sekolah aku akan memeriksa
latihanmu, kenapa masih main game? Kau sebut ini latihan keras? Ayo cepat
singkirkan mainan anak-anak itu! ucapku tanpa spasi sambil merampas
niintendo DS berwarna pink norak kesayangannya.
Mendou kusaina9, aku kan baru pulang sekolah. Seharusnya kau
biarkan aku istirahat sebentar. Tahu begitu tadi tidak kubukakan pintu!
gerutu Ryutaro. Meskipun begitu dia beranjak juga, dan memulai latihannya.
Bagus, seperti itu terus! Kau pastibisa! kataku menyemangatinya. Ryu,
apa kakimu itu tidak apa-apa? Sejak kemarin gaya berjalanmu itu aneh. Kau
berjalan dengan kaku dan menjadi sedikit lambat kataku saat aku merasa
tidak nyaman melihat gerakan kaki Ryutaro.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
11/27
Aku kan sudah bilang, aku berlatih keras sampai kakiku seperti ini
jawab Ryutaro.
Kalau memang seperti itu yang terjadi, kau tetap perlu
memeriksakannya. Kakimu itu sangat penting. Kau tidak akan pernah bisa
menari tanpa kaki itu. Aku akan menemanimu ke rumah sakit setelah ini
kataku dengan keras kepala.
Yama-chan panggil Ryutaro tiba-tiba.
Ya,kenapa? aku berbalik menghadap kearahnya. Aku sedikit terkejut
melihat raut wajahnya yang tiba-tiba berubah.
Kenapa kau begitu peduli padaku? Semua orang menyalahkanku karena
aku menghambat latihan autumn concert. Tapi kenapa kau malah mau
menolongku seperti ini? tanyanya.
Karena kita adalah teman satu tim. Bukankah sudah seharusnya saling
membantu? Gunung dan hutan akan saling memberi hidup, begitu katamu
kan? jawabku mengulang kata-kata yang sering dipakainya untukmenggodaku.
kau juga berpikiran seperti itu? tanyanya.
Tidak. Uso da yo10. Semuanya akan melakukan hal yang sama jika
mereka ada diposisiku. Sudahlah Ryu. Yang perlu kau lakukan adalah menari
dengan bagus dan buktikan pada mereka bahwa kau bukanlah orang yang
menyusahkan mereka. Aku percaya padamu! kataku tulus sambil menepukpundaknya.
Baik. Yamada-sensei! katanya penuh semangat. Aku sedikit terkejut,
tapi kemudian aku segera tertawa geli melihat raut serius diwajah Ryutaro.
Berminggu-minggu setiap pulang sekolah aku selalu menyempatkan diri
untuk datang kerumah Ryutaro untuk berlatih bersama. Dan setiap kali itu
pula dia selalu memanggilku Yamada-sensei. Meskipun perkembangan
gerakan Ryutaro menjadi lambat, namun dia berusaha keras dan dia sudah
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
12/27
bisa menari dengan lebih baik dari pada sebelumnya. Mendekati autumn
concert aku semakin memperhatikan gerakan Ryutaro. Tidak hanya soal
latihan, tapi sampai makanan. Aku selalu menceramahinya panjang lebar
setiap kali dia makan terlalu banyak, atau mengingatkanya untuk kembalimemeriksakan kakinya yang kian terlihat ganjil saat berjalan. Meskipun
perhatianku hampir terkuras untuk Ryutaro, namun aku melakukannya
dengan senang hati. Tentang gunung dan hutan yang saling memberi hidup
itu mungkin ada benarnya.
Kami sedang berlatih dance bersama saat mataku kembali terasa tidak
nyaman. Rasanya sakitnya mulai menjadi-jadi, dan bayanganku dipantulan
cermin menjadi kabur. Dan lagi-lagi semuanya menjadi hitam putih. Hal yang
tidak kuharapkan disaat seperti ini. Aku tetap meneruskan gerakan bersama
yang lain karena aku sudah mulai terbiasa dengan kondisi mataku yang sering
seperti ini. Selain itu aku tidak ingin membuat yang lain khawatir. Aku
mencoba mengabaikannya dan tetap fokus pada gerakanku. Namun tiba-tiba
ditengah musik aku terjatuh dan rasanya lampu tiba-tiba padam. Aku paling
tidak suka gelap. Oleh karena itu aku segera berteriak sejadinya memintaseseorang untuk segera membawakan lilin atau apa yang penting aku bisa
melihat.
Seseorang, bawakan aku lilin! Aku tidak suka ini, cepat! teriakku.
Seketika itu pula aku bisa mendengar langkah kaki yang mendekatiku.
Yama-chan kau kenapa? Kau baik-baik saja? tanya Yuto yang sudah
ada disampingku.
Yuto, nyalakan ponselmu! Ini gelap sekali pintaku.
Yama-chan? Lampunya tidak mati. Jangan-jangan kau....Kau tidak bisa
melihat Yama-chan?. Pertanyaan Yuto ditelingaku hanya terdengar seperti
lelucon. Bagaimana mungkin aku tidak bisa melihat? Aku baik-baik saja, aku
tidak buta. Aku tidak ingin mempercayai Yuto begitu saja.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
13/27
Yama-chan, apa yang terjadi! kini Dai-chan yang menghampiriku,
juga member lain.
Dai-chan, lelucon macam apa ini? Hey! Aku tidak sedang ulang tahun.
Ayo cepat nyalakan lampunya! Ini tidak lucu, ayolah! kataku mulai tak sabar.
Tapi kemudian tak ada reaksi. Semua diam. Dan aku semakin tidak mengerti.
Yama-chan, tenangkan dirimu. Semuanya akan baik-baik saja Ryutaro
berdiri dibelakangku dan memegangi pundakku. Aku mulai sadar sesuatu
yang buruk sedang terjadi padaku. Mungkinkah aku... buta?
Tanda terimakasih untukku
Yama-chan, percayalah padaku ujar Ryutaro kemudian menghela
nafas sesaat. Kau pasti bisa melihatku menari dengan sangat keren! Pasti bisa.
Kau harus percaya padaku! Aku ini genius, semua hal yang kukatakan benar
lanjutnya menggebu-gebu seperti biasanya.
Setiap hari usai latihan dia selalu mengunjungiku, entah untuk sekedar
mengajakku bertengkar atau mengejekku. Tapi aku tahu itu semua
dilakukannya untuk menghiburku. Menghiburku yang frustasi kehilangan
pengelihatan secara total setelah dengan kejam dokter memvonisku sebagai
penderita acute angle closure glaucoma11. Sebuah penyakit mata yang
menyerang syaraf mata hingga aku harus mengalami kebutaan secara
permanen. Bayangkan saja jika kau harus kehilangan pengelihatanmu secara
permanen sementara sebentar lagi kau harus mengadakan sebuah
pertunjukkan yang sudah dipersiapkan sejak lama. Dunia rasanya berakhir
hari itu juga. Rasa bersalah karena tidak bisa melaksanakan tugas sebagai
leader, rasa bersalah kepada semua member, dan rasa putus asa membuatku
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
14/27
ingin bunuh diri saja. Aku tidak sanggup jika harus menanggung beban
seberat ini.
Kau sanggup Yama-chan. Ini tidak seburuk yang kau pikirkan, kau
pasti bisa melewati ini semua. Aku akan mencarikan donor mata untukmu!
Aku berjanji tukas Ryutaro yang bisa dengan tepat membaca pikiranku.
Sudahlah Ryutaro, jangan hiraukan aku. Berlatihlah lebih keras, jangan
sampai mengecewakan fans di autumn concertnanti. Menarilah dengan bagus
jika kau memang ingin membuatku bahagia. Mencari donor mata bukan
perkara mudah. Kau tak perlu menghabiskan waktumu untuk itu. Aku baik-
baik saja kataku berbohong dengan suara yang semakin berat seiring
meluruhnya semangat hidupku bersama dengan meluruhnya warna-warna
dunia yang akhirnya kini menjadi hitam tanpa celah. Aku takut gelap, tapi hal
yang kutakutkan itu kini malah terus memelukku erat. Seringkali ingin
rasanya aku berteriak dan menangis. Sungguh, AKU TAKUT GELAP!
Aku serius Yama-chan. Bagiku tidak ada autumn concertjika kau tidak
melihatku tampil. Aku lebih suka melihatmu menangis bahagia karena akubisa menari dengan bagus, daripada melihatmu tersenyum dalam kepura-
puraan seperti ini. Aku tidak akan pernah bisa bangun jika kau tidak
membantuku berdiri! Arigatou12Yamada sensei! Percayalah padaku ucap
Ryutaro penuh keyakinan. Sementara Ryutaro terus berbicara, member lain
hanya bisa diam. Mungkin mereka sedang menatapku iba. Perasaanku
semakin sakit saat aku mendengar isak tangis yang samar-samar. Aku tidak
mau semuanya menjadi seperti ini. Aku merasa sangat bersalah.
Malam itu aku terduduk sendiri di beranda kamar tempatku dirawat.
Sejak pagi tidak ada seorangpun yang mengajakku bicara bahkan tidak ada
telfon untukku. Hari ini Ryutaro juga tidak datang bersama bualannya yang
barang sebentar bisa membuatku lupa akan rasa frustasiku. Aku mengerti,
karena ini adalah minggu terakhir sebelum autumn concert berlangsung.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
15/27
Semuanya pasti sedang bekerja keras melakukan reheseal13. Semuanya pasti
sedang melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Sementara aku,
hanya bisa berdiam disini menjadi orang tidak berguna.
Minggu ini seharusnya aku ada bersama mereka. Minggu ini seharusnya
aku melakukan fitting costum yang nanti akan kukenakan saat konser.
Minggu ini seharusnya aku sudah bisa merasakan atmosfer Tokyo Dome yang
menakjubkan. Seharusnya tinggalah menjadi seharusnya yang tak akan
pernah terjadi. Ini sulit bagiku. Bahkan aku tidak bisa membayangkan lagi
tentang masa depan, semuanya menjadi sama seperti apa yang kulihat. Gelap
dan semakin gelap. Beginikah rasa sakit yang dialami Ryutaro? Aku baru
mengerti rasanya sesakit ini.
Aku tahu mereka semua, teman-temanku yang kini masih dengan
semangat berapi-api selalu mendukungku dan menyemangatiku tidak akan
bisa terus melakukan hal itu untukku. Suatu ketika mereka akan lelah
melakukan itu pada orang yang sama sekali tidak memiliki harapan sepertiku.
Mereka tidak akan bisa selamanya mendukungku dari belakang. Aku tahu,
lama-kelamaan hidup inipun juga akan mencampakkanku. Aku tidak mampu
melakukan apapun, dan keberadaanku hanya akan menyusahkan orang-orang
disekitarku.
Keputus asaan yang semakin besar menyeruak begitu saja dari dalam
pikiranku ketika aku harus sendiri seperti ini. Sekalipun aku berteriak tentang
ketakutanku terhadap gelap, tidak akan ada lagi yang memperdulikanku. Aku
hanya akan sendiri terjebak dalam ketakutan, terkurung dalam rasa sakit.
Angin malam dengan ganas menampar-nampar wajahku.
Perlahan namun pasti ikut membuat asaku untuk hidup melebur
sampai titik terendahnya. Telapak kakiku yang dingin terpapar lantai tiba-tiba
saja menghentak tubuhku untuk berdiri dari kursi tanpa perintah dariku.
Perlahan-lahan terus melangkah sampai pagar pembatas balkon. Kini giliran
tangan-tanganku yang berkeringat memegang erat pagar pembatas balkon.Tubuhku condong kedepan dan semakin condong kedepan melampaui pagar
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
16/27
pembatas. Aku bisa mencium bau udara bebas yang sedari tadi menampar-
namparku. Aku ingin ikut bersama mereka. Bergerak bebas entah kemana tak
perlu resah memikirkan apapun. Tubuhku kembali menyondong dan kakiku
sudah berjingkat hampir tak menyentuh lantai. Aku akan pergi, ikut bersamamereka.
Angin yang tampak lebih bahagia. Pelan-pelan kulepaskan
genggamanku pada pagar besi pembatas. Tubuhku mulai berayun hampa
mengikuti gravitasi. Aku, lepas. Tapi tiba-tiba saja sesuatu yang hangat
kurasakan menggenggam erat pergelangan tanganku, menahanku. Sesuatu
yang bersinar sangat terang, yang mampu membuat dunia gelapku merasakan
silaunya. Sesuatu itu mungkin yang bernama... ketulusan.
Yama-chan!!!!!!!!!! serunya sedetik kemudian. Pegang tanganku!
Pegang tanganku! Jangan lepaskan!. Ryutaro. Genggaman tangannya
semakin kuat, mengkonduksikan harapan dan keyakinan. Tak berapa lama
aku dengar banyak derap langkah tergesa-gesa mendekat. Teman-teman yang
lain. Keito, Chinen, Yuto, Yabu-chan, Inoo-chan, Dai-chan, Yuya, Hikaru-kun,
semuanya datang tepat disaat aku jatuh. Disaat aku kehilangan akal sehat dan
hampir bunuh diri. Mereka semua kemudian membantu Ryutaro
mengangkatku kembali keatas. Aku tertunduk. Diam. Tak berkata-kata.
Kenapa? Kau ini kenapa Yama-chan? ujar Ryutaro dengan suara
bergetar sambil menggoyang-goyangkan bahuku.
Ini bukan kau! Sadar Yama-chan, sadarlah! ujarnya lagi kali ini
dengan suara tangis yang sudah pecah.
Kau pikir dengan bunuh diri semuanya akan selesai? Iya? Kalau kau
bunuh diri kau hanya akan semakin menyusahkan kami! lanjutnya.
Ryutaro benar! Kau egois Yama-chan! Kalau kau pergi siapa yang akan
memimpin JUMP? tambah Chinen.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
17/27
Seharian ini kami break latihan untuk mencarikanmu donor mata,
kami semua ingin kau ada di autumn concertbersama kami. Tapi kau malah
mau bunuh diri! Aku kecewa padamu! kata Dai-chan. Mereka, peduli
padaku?
Hanashite14 Yama-chan! Bicaralah! Katakan jika kau bersedih. Kami
semua temanmu. Berbagilah kesedihan dengan kami. Bukankah kau yang
memintaku untuk tidak berjalan sendiri! ujar Ryutaro sambil berlutut
dihadapanku.
Bolehkah seperti itu? Bisakah aku membagi ketakutanku dengan
mereka juga? Aku bertanya-tanya dalam hati. Tapi aku tak segera temukan
jawaban. Kegelapan sepertinya benar-benar telah menutup hatiku. Aku
merasa kegelapan ini telah menjadi dinding besar, memisahkanku dengan
mereka. Mereka tidak akan mampu menembus kegelapan yang kurasakan.
Bicaralah Yama-chan! Ryutaro terus mendesakku berbicara. Mereka
tidak mengerti. Tiba-tiba air mataku tumpah.
Yamete yo15 Ryutaro!
Kau tidak akan pernah
mengerti! Biarkan aku sendiri!
Kalian tidak akan pernah bisa
menembus kegelapan yang
kurasakan, kalian tidak akan
pernah mengerti rasa sakitnya,
tidak akan pernah. Berhentilah
memperhatikanku. Jangan
buang waktu kalian untukku
yang membayangkan masa depan pun sudah tak bisa! Berhentilah!. Tiba-tiba
saja kurasakan pukulan keras diwajahku. Perih, dan bisa kurasakan rasa asin
darah yang keluar dari sudut bibirku. Aku terengah-engah menahan rasa sakit.
Kau yang tidak mengerti!!! ujar Dai-chan keras.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
18/27
Kau pikir hanya kau sendiri yang menderita karena ini? Setiap detik
kami mengkhawatirkan keadaanmu. Setiap menit kami ikut sakit memikirkan
rasa takut akan gelap yang kau rasakan. Jika sebegitu putus asanya dirimu
akan hal ini, kau boleh mengambil mataku! Ambil mataku! Aku tidak akankeberatan! kata Dai-chan tersedu-sedu.
Ambil juga mataku! Kalau dengan ini kau bisa menjadi Yama-chan
yang kami kagumi seperti dulu, aku rela! sahut Yuto dengan isaknya. Semua
orang menangis, semua menagis karenaku. Kenapa? Heningnya malam ini
terasa lebih menyakitkan mendengar tangisan teman-temanku.
Ambil juga mata kami! Kami akan melakukan apapun sekalipun harus
membawa seribu lentera untuk membebaskanmu dari kegelapan! kata
Ryutaro. Sedahsyat inikah sebuah ikatan yang disebut persahabatan? Mereka
ikut merasakan apa yang aku rasakan. Sakit, gelap, dan keputus asaan.
Mereka merasakannya.
Arigatou,... ucapku lirih ditengah air mata yang masih deras mengalir.
Arigatou minna! Maafkan aku! Aku benar-benar bodoh, aku tidak pernahmemikirkan betapa aku memiliki teman yang berharga seperti kalian. Cahaya
dalam kegelapan sekalipun tidak lebih berharga dibanding kalian!
Terimakasih telah berjalan bersamaku Hontou ni arigatou15... mengecil dan
semakin mengecil suara isak tangis yang bisa kudengar. Sampai akhirya hilang
dan aku tidak bisa mendengar apapun setelah itu.
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidak mendengar suara, tidak
tahu sudah berapa lama aku terbaring disini. Setelah beberapa saat
mengumpulkan kembali kesadaran
yang hilang, aku mencoba membuka
kedua kelopak mataku. Tapi aneh
kurasakan pada mata sebelah kiriku.
Seperti ada sesuatu yang
menutupinya. Kuraba-raba, bisa
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
19/27
kurasakan mataku terbalut perban dan kasa. Apa yang terjadi? Tak lama pintu
kamarku terbuka.
Majide16! Yama-chan kau sudah sadar? Yokatta17!. Itu suara Ryutaro.
Aku segera menyela.
Ryutaro! Apa yang terjadi denganku? Kenapa mata kiriku diperban
seperti ini? tanyaku tak sabar.
Aaa, tebak apa yang terjadi? sahut Chinen dari belakang dengan suara
riang.
Apa seseorang mendonorkan salah satu matanya untukku? tanyaku
agak ragu.
Tentu saja! Kau beruntung Yama-chan! Bergembiralah! Beberapa saat
lagi kau akan bisa melihat kembali wajah jeniusku! ujar Ryutaro konyol
seperti biasanya. Seseorang mendonorkan matanya untukku, bukankah
seharusnya aku senang? Bukankah hal ini yang kuharapkan? Sebentar lagi aku
akan bisa melihat cahaya yang kurindukan. Tapi kenapa rasanya lain. Akutidak merasakan senang barang sedikitpun. Justru rasa khawatir yang tiba-
tiba menggelayut dalam hatiku. Bagiku ini semua terasa aneh. Bahkan operasi
transplatasi mata tidak meminta persetujuanku lebih dulu. Terlebih kejadian
malam itu sebelum akhirnya aku pingsan dan tak sadarkan diri. Aku semakin
curiga dan khawatir.
Apakah orang yang telah mendonorkan mata ini untukku adalah salah
seorang dari kalian? tanyaku tegas pada siapapun yang berada diruangan ini.
Anoo itu... aku mendengar suara ragu-ragu Chinen hendak menjawab.
Namun segera dipotong oleh Ryutaro.
Hey Yama-chan! Kalau dari awal salah satu dari kami memang berniat
mendonorkan mata untukmu, untuk apa sebelumnya kami susah-susah
mencarikan donor mata? Lagipula, mata kami bersembilan tidak akan cocok
ditransplatasikan dengan matamu. Mata kami semua normal, sementara
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
20/27
matamu itu mata keranjang! Kau tahu betapa sulitnya perjuangan kami
menemukan mata keranjang yang cocok untukmu?. Kontan seisi ruangan
tertawa keras, menertawakan ejekan Ryutaro yang lagi-lagi memancing emosi.
Ryutaroooo!!! teriakku kesal. Belum juga sembuh dia sudah
mengajakku bertengkar lagi. Bagiku, tiada hari tanpa bertengkar dengan
Ryutaro. Namun syukurlah, aku sedikit lega mengetahui bahwa donor mata
yang kuterima ini bukan dari salah satu teman-temanku. Tentu aku tidak akan
rela salah satu dari mereka mendonorkan matanya untukku. Aku lebih
memilih terkurung dalam kegelapan selamanya daripada harus merusak masa
depan temanku.
Lalu kalau bukan kalian, siapa yang mendonorkan mata ini untukku?
aku kembali bertanya. Bagaimanapun juga aku harus mengetahui orang itu
untuk berterimakasih.
Maaf Yama-chan, orang yang mendonorkan matanya untukmu tidak
mau diketahui identitasnya, dia berpesan agar kau meneruskan hidupmu. Dan
jangan pernah putus asa dalam keadaan apapun jelas Dai-chan. Akumengangguk tanda mengerti. Tak habis pikir kenapa dia ingin merahasiakan
identitasnya dariku. Lalu bagaimana caranya aku berterimakasih? Mungkin
orang itu adalah malaikat yang dikirim tuhan untukku.
Siapapun dia, aku sungguh berterimakasih padanya. Semoga dia selalu
mendapatkan keberuntungan. Aku akan menjaga mata ini baik-baik. Akan
kugunakan untuk melihat hal-hal yang baik. Dan aku akan meneruskan
hidupku sebaik mungkin. Ya, aku berjanji. Aku berjanji akan meneruskan
hidupku dengan sangat baik. Karena bagiku mata ini adalah kesempatan
kedua, dan aku tidak akan pernah menyia-nyiakanya.
Autumn concerttelah tiba. Meskipun aku sudah bisa melihat kembali,
namun aku tidak bisa tampil secara penuh karena aku belum diizinkan
bergerak terlalu banyak setelah transplatasi mata. Walaupun begitu aku tetap
senang, setidaknya bisa merasakan euphoria Tokyo Dome kembali, menyapa
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
21/27
fans yang berminggu-minggu ikut menghawatirkanku, dan melihat teman-
teman tampil dengan semangat adalah hal yang paling membahagiakan lebih
dari apapun.
Aku duduk di seat VVIP paling depan saat tiba giliran Ryutaro
melakukan solo dance. Sebelumnya, di back stage aku sudah memberikanya
semangat. Aku sempat melihat wajahnya yang begitu pucat tidak seperti
biasanya. Meski begitu senyum jahil tetap membingkai diwajahnya. Kurasa itu
karena dia sedang mencoba menuntupi rasa gugupnya yang berlebihan.
Belum sempat tampil bulir-bulir keringat sebesar jagung sudah menetes dari
keningnya tana henti. Aku paham betapa gugupnya dia. Namun aku percaya
dia mampu melakukannya.
Tanpa sadar aku juga merasa gugup. Segera kualihkan pandanganku ke
stage begitu mendengar giliran Ryutaro telah tiba. Musik pengiring mulai
berdentum, lighting pun meredup. Sesaat kemudian spotlight menyorot
kearah Ryutaro yang telah berada diatas panggung. Entah mengapa aku
merasa bangga melihat dia berdiri seperi itu. Fans berteriak riuh membelah
langit-langit Tokyo Dome, begitu pula
denganku yang ikut terkesima dengan
gerakannya. Sesuai dengan dugaanku. Kali
ini kuakui anak itu memang jenius! Bahkan
kalau boleh jujur dia sudah melampauiku.
Dia melakukan lebih dari yang kuajarkan.
Selama beberapa menit penonton dibuat
terkesima oleh solo dance nya. Dia tidak
pernah sebagus ini sebelumnya. Akhirnya
naga hutan itu telah terbangun dari tidur
panjangnya. Dia menari dengan sempurna tanpa celah. Semua orang
meneriakkan namanya. Sungguh pertunjukkan yang sempurna. Setelah dia
mengakhiri tariannya dengan sangat memukau aku segera berlari ke back
stage untuk memberinya selamat. Aku terus tersenyum memikirkan kata-kata
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
22/27
apa yang akan kuucapkan padanya nanti. Namun sampai di back stage
senyumku luntur. Aku melihat Ryutaro terbaring lemah dikelilingi member
lain dan juga petugas kesehatan. Selang oksigen telah terpasang dimulutnya.
Apa yang terjadi? Apa aku salah lihat. Itu pasti bukan Ryutaro.
Beberapa detik yang lalu aku masih melihatnya berdiri dipanggung dengan
sangat keren. Namun kini dia terbaring seperti itu. Bahkan aku bisa melihat
Chinen menangis disampingnya. Sedetik kemudian aku segera berlari
membelah kerumunan.
Ada apa ini? Ryutaro kenapa? tanyaku penuh kekhawatiran.
Semuanya diam. Tidak ada yang menjawab pertanyaanku. Sesuatu yang buruk
telah terjadi! Wajah mereka semua redup, kelam penuh kesedihan. Sementara
petugas kesehatan sedang berusaha memberikan pertolongan pada Ryutaro.
Ada apa? Kenapa hanya aku yang tidak tahu? air mataku mengalir
begitu saja. Tiba-tiba Ryutaro menggenggam tanganku erat dengan susah
payah. Tangannya dingin dan terus gemetaran . Wajahnya sudah sangat pucat,
kedua mata innocence18
nya menatapku lekat. Kemudiam dia tertawa danterbatuk-batuk.
Uhuk, uhuk!!! Yama-chan kau memalukan! Kenapa menangis?
Bagaimana tadi? Aku kerenkan? tanyanya dengan nafas tersengal dibalik
masker oksigen.
Kenapa masih bisa mengatakan hal semacam itu dalam keadaan
seperti ini? Kau tetap bodoh! ujarku parau.
Tapi aku keren kan? tanyanya keukeuh.
Kau jenius Ryutaro! Aku bangga padamu, aku sangat bangga padamu!
kataku sambil menggenggam tangannya yang terasa semakin dingin. Tiba-tiba
saja rasa takut kehilangannya menyeruak.
Haha, akhirnya kau mengakuiku! Kita memang jodoh Yama-chan
katanya tersengal-sengal.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
23/27
Sudah! Jangan banyak bicara, ambulan akan segera datang sebaiknya
kau menghemat tenagamu! Tetaplah bertahan. Bulu kudukku mendadak
merinding dengan suasana ini. Aku tidak bisa melihat Ryutaro yang seperti itu.
Aku tidak perlu ambulan. Aku baik-baik saja. Tetaplah disini sampai
aku sembuh! ujarnya setengah berbisik.
Setiap hari kita memang selalu bertengkar. Tapi tidakkah kau sadar
Yama-chan, kita sudah ditakdirkan bersama! Mautpun tidak akan bisa
memisahkan kita! Kita ditakdirkan untuk bersama sampai kapanpun! Kali ini
aku benar-benar ingin menitipkan harapanku padamu!.
Kamu berisik Ryutaro! Jangan bercanda, aku kan sudah pernah
memberitahumu. Hanya kau sendiri yang bisa mewujudkan
harapanmu!karena itu kau harus bertahan dengan air mata yang mengalir
semakin deras aku mencoba memohon kepadanya.
Kita seperti gunung dan hutan. Gunung dan hutan tidak akan pernah
berpisah. Hutan menjadi bagian dari gunung, begitu sebaliknya. Kau tidak
perlu khawatir Yama-chan.
Diam lah!.
Aku sudah melakukan apa yang semua Yamada-sensei katakan. Untuk
berjalan bersama yang lain, untuk melakukan yang terbaik sampai akhir, dan
untuk mewujudkan harapan dengan tangan sendiri. Tapi karena aku tetap
tidak bisa melawan waktu, kumohon kali ini izinkan aku menitipkan
harapanku padamu. Harapanku untuk melihatmu meneruskan hidup dengan
lebih baik. Harapanku untuk melihat lagi Yama-chan yang kami kagumi dulu.
Jangan bercanda kataku keras. Untuk kali ini aku tidak suka dengan
lelucon yang dikatakan oleh Ryutaro. Dia selalu berisik dan mengatakan hal
yang tidak-tidak, tapi seperti inilah jika kita bersama. Segala hal yang kita
perdebatkan akan menjadi tontonan dan lelucon member lain. Ya, lelucon.
Semula kupikir hanya lelucon sampai Ryutaro berhenti mengoceh. Baru aku
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
24/27
menyadari bahwa ini semua bukan lelucon. Dia mengambil nafas panjang dan
menghembuskannya dengan berat. Aku semakin gugup. Genggamannya pada
tangankupun mulai mengendur.
Ryutaro... lirihku.
Yama-chan tolong...wujudkan harapanku. A-arigatou, Arigatou Ya-
Yamada sensei! Kit- kita, tidak akan pernah, be-be-berpisah!.Genggamannya
terlepas. Wajahnya tersenyum dengan damai.
.....................................
Salju pertama tahun ini berjatuhan diatas kepalaku yang masih merunduk.
Kedua kelopak mataku mengatup, khusyuk berdoa untuk orang yangberbaring disana. Sesaat kemudian kubuka kelopak mataku, memperlihatkan
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
25/27
mata onyx19 innocence milik orang yang berbaring disana yang kini telah
berpindah dan menyatu denganku. Kedua mata onyx yang merupakan
perwujudan dari harapan.
Inikah yang disebut maut tak kan mampu memisahkan kita?
Morimoto Ryutaro, adalah seseorang yang sangat berarti bagiku. Lebih
dari sekedar rival, lebih dari sekedar sahabat, dia adalah takdirku. Seperti
gunung dan hutan yang akan terus berhubungan. Seperti gunung dan hutan
yang saling memberi hidup. Sekalipun penyakit ataksia20 telah mampu
memishkan raga kami berdua. Namun jiwa kita akan tetap terikat.
Berbaringlah dengan tenang disana dengan tenang.
Suatu saat nanti kita pasti akan bertemu kembali, dan kita akan
memulai pertengkaran lagi seperti dulu. Aku tidak akan menangisimu lagi,
karena aku telah berjanji padamu untuk menggunakan mata ini sebaik
mungkin. Karena aku telah berjanji untuk mewujudkan harapanmu. Aku tahu
saat ini kau pasti sedang mengawasiku dari atas sana.
Terimakasih untuk semuanya. Aku akan menjadi seseorang yang pantas
kau banggakan. Mata ini, aku menjaganya baik-baik. Seperti aku menjaga
ikatan kita!
PROLOG
Untuk Yamada-kun,
Kekuatan tekhnologi kesehatan Jepang mungkin memang begitu hebat
hingga mampu membuatku bertahan hidup sedikit lebih lama, namun
kekuatan itu tidaklah sehebat kekuatan perasaan yang tulus yang
membuatku berubah menjadi manusia yang tak perlu mengenal kata
menyesal. Bukanlah kekuatan tekhnologi kesehatan yang mampu
membuatku mewujudkan harapanku untuk ada di autumn concert sampai
saat terakhirku, tapi kekuatan itu datang saat kau mengajakku untuk
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
26/27
berjalan bersama. Ya, sekalipun waktuku tidak lama namun aku sama sekali
tidak menyesal. Terimakasih Yamada-kun, telah mengajariku untuk
memaknai hidup yang hanya sebentar ini. Terimakasih Yamada-kun telah
memberitahuku tentang mimpi yang tak pernah mustahil untuk digapai.Terimakasih Yamada-kun untuk selalu mendampingiku dalam kesulitan.
Kalau saja waktuku tidak sependek ini aku ingin belajar lebih banyak
darimu, meskipun Glaukoma dan Disleksia berusaha menghancurkan
masing-masing dari kita, namun hal itu tidak akan pernah terjadi karena
kita adalah Gunung dan hutan yang saling memberi hidup.
Glosarium:
1. Konser musim gugur2. Maaf3. Salam khas jepang dengan
membungkukan badan 90o
4. Selamat malam5. Sakit6. Sakit7. Kamu berisik8. Permisi, selamat siang9. Malasnya10.Bohong11.Penyakit yang menyerang
syafar mata dan
menyebabkan kebutaan
secara singkat
12.Terimakasih13.Gladi bersih14.Bicaralah15.Sungguh-sungguh
terimakasih16.Benarkah17.Syukurlah18.Tidak berdosa19.Seperti batu akik20. Penyakit yang
menyerang syaraf otak,
menyebabkan ketidak
seimbangan tubuh,
kelumpuhan, dan kematian.
-
8/2/2019 The Bond (Yamada Ryosuke Fan Fiction)
27/27