efektivitas kegiatan ceramah dan kegiatan …

EFEKTIVITAS KEGIATAN CERAMAH DAN KEGIATAN PENGAJIANDALAM MEMELIHARA SILATURAHMI Dl KALANGAN PESERTA PENGAJIAN

YAYASAN KARIM OEI BANDUNG JAWA BARAT

Nia Kurniati Syam*

@Dosen Tetap Fakultas Ushuluddin Unisba

Abstract

The research was done due to the effort of the Karim Oei Foundation as the institution of "Islamic Awamess"among "The Chinese community to establish Amar Ma'ruf Nahi Munkar". One of the efforts to achieve their aims isthrough the religious preaching acitivity in Maintaining the Silaturrahmi among the Members of Qoranic reading inKarim Oei Foundation, Bandung West Java".

The method used in this research is Analytic Descriptive Method, which tried to describe the events andconditions. By using the data collection techniques in the form of Literature Study, Field Survey involvies interview andquestbnaire, to the target respondents who participating the Preaching and Qoranic reading in Karim Oei FoundationBandung. Where as, the research population is the member of Qoranic reading groups and groups of religiouspreaching in Karim Oei Foundation Bandung. In which the total number is 45 people the data is proceeded by usingpercentage formula, that is deviding the score obtained by a certain option with the total score.

The result of the research shows that essentially the silaturrahmi among the members of the preaching andQoranic reading activity can be the tringger (can motivate) to achieve a good communication good communication.This shows that those activities are consideered effective in maintaining the silaturrahmi.

Kevwords: The effectiveness of Preaching and Silaturrahmi

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah mahluk komunikasi, KarenaTuhanlah yang mengajari kita berkomunikasi, denganmenggunakan akal dan kemampuan berbahasa yangdianugerahkan-Nya kepada kita. Al-Qur'anmengatakan, "Tuhan yang Maha Pemurah, yang telahmengajarkan Al-Qur'an. Dia menciptakan manusia,yang mengajarinya pandai berbicara" (Ar-Rahman:1-4). Hal ini mengandung pengertian bahwa di dalammemenuhi berbagai kebutuhan baik bagi diri sendirimaupun sosialnya, faktor komunikasi merupakan halyang tidak bisa dihindari. Pemenuhan kebutuhan inibeiiangsung terns selama manusia berada di dunia ini,sehingga ia juga berusaha untuk meningkatkan mutuhidupnya ke arah yang lebih baik melalui komunikasidengan lingkungannya, tetapi lingkungan seialumembuat manusia dihadapkan kepada masalah-masalah yang hams dipecahkan.

Sebagai mahluk sosial, setiap manusia tidakakan terlepas dari kegiatan komunikasi, baikkomunikasi persona, komunikasi kelompok maupunkomunikasi massa.

Komunikasi bagi kehidupan manusia sangatpenting dan merupakan suatu alat untuk mencapaisuatu tujuan hidupnya. Baik tujuan individu, maupuntujuan yang lebih luas, yakni tujuan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.

Setiap muslim tentu menyadari, bahwa ia hidup ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu ia tidakdapat melepaskan dirinya dari ikatan dan hubungandengan sesamanya, bahkan segala keperluanhidupnya banyak bergantung kepada bantuan danpertolongan orang lain. Setiap muslim berusahamenciptakan pergaulan yang baik dalam berinteraksisosial di masyarakat, yakni pergaulan yang rukun-damai dan sejahtera, terhindar dari kekacauan danpermusuhan. Pergaulan yang baik hanya dapatdiciptakan dengan menunjukkan akhlak budi pekerti

42TEL~tt\O S Volume I No. 1 Januari - Juni 2003 :42 - 58

yang luhur seperti yang dituntunkan dalam agamaIslam.

Seiring dengan semakin majunya peradaban,dalam berinteraksi satu sama lainya setiap muslimdihadapkan pada perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi (Iptek) yang temyata telah membawadampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia.

Di satu pihak, perkembangan Iptek telahmelahirkan kemudahan-kemudahan yang bermanfaatbagi kehidupan. Rahasia-rahasia alam yang dahuluterpendam dan merupakan teka-teki rumit kinitersingkap (walaupun belum secara keselumhan) olehkemajuan zaman. Di lain pihak, kemajuan Iptek telahmembawa keresahan-keresahan sehingga sebagianmanusia tidak lagi menganggap penting untukbersilaturrahmi dengan tatap muka tetapi cukupdengan menggunakan media telekomunikasi. Adanyapergeseran pada norma-norma sosial, terjadinyadegradasi pada nilai-nilai moral, merosotnya akhlakmanusia dan luntumya kesadaran beragamamerupakan dampak lain dari kemajuan Iptek.

Dalam kaitan inilah, umat Islam sendiri berupayauntuk meng-counter arus globalisasi dengan berbagaikegiatan dan berbagai cara, baik oleh paracendekiawan, ulama, dosen, maupun lembaga-

lembaga sosial keislaman lainnya seperti salahsatunya yayasan Karim Oei.

Secara moral, upaya meng-counter arus tersebutmerupakan kewajiban seluruh umat Islam yang sadarakan eksistensi dari identitas dirinya tanpamembedakan suku, golongan, dan budaya.

Salah satu masalah umat yang selalu pentinguntuk diperbincangkan dan direnungkan aplikasi danpenerapannya adalah masalah ukhuwah Islamiyah.Karena disadari, masalah ini sungguh sangat besarmaknanya, cakupan, dan dampaknya bagi kehidupanumat maupun perwujudannya, masih jauh darikenyataan kehidupan umat.

Perbedaan adalah sunnatullah. Segala perbedaanhanya mempererat persatuan dan salingmembutuhkan. Rasul meletakkan asas masyarakat

Islam, yang mempersaudarakan diantara kaummuslimin. Persaudaraan yang dilakukan Rasululahialah persaudaraan antara kaum Muhajirin dengankaum Muhajirin, orang-orang Anshar dengan orangAnshor orang Muhajirin dengan orang Anshor.Mereka terdiri dari berbagai etnis serta berbeda latarbelakang baik pendidikan, ekonomi, sosial, danbudaya.

Dengan persaudaraan itu Rasulullah bermaksudhendak mempererat hubungan persaudaraan dansilaturrahmi antara suku Aus dan Khazraj yang selaluberperang sebelum beliau hijrah ke Madinah.

Allah swt. telah menyinggung tentangpersaudaraan (QS. 8 : 72) yang artinya: "Bahwasesungguhnya orang-orang yang beriman danberhijrah, serta berhijrah dengan harta dan nyawa dijalan Allah, dan orang-orang yang melindungi danmenolong (orang Anshor) mereka itu masing-masingmemperkokoh persaudaraan)"

Rasulullah SAW. Bersabda; "Wahai manusia,sebarkanlah salam, berikanlah makanan, jalinlahhubungan silaturrahmi, shalatlah pada malam hah(shalat tahajud) ketika manusia tertidur lelap " (HR.Turmudzi)

Dengan adanya usaha memperkokoh talipersaudaraan diantara kaum muslimin, makagolongan-golongan, suku-suku dan kabilah-kabilahtelah dilebur oleh Islam dalam sebuah ruangan yangkemudian menghasilkan bentuk baru, yaitu 'KeluargaIslam'. Keluarga ini hidup dalam suasana rukun dandamai, cinta mencinta dan sokong-menyokong.

Untuk menjalin tali persaudaraan yang baik,setiap orang harus mengucapkan perkataan yangmenggugah timbulnya semangat persatuan. Orangyang selalu berdisiplin dalam berbicara menyebabkankomunikasi selalu efektif dan tindakannya tidakberiebihan, sehingga terjadilah rasa persaudaraanyang baik dan kokoh.

Yayasan Karim Oei sebagai suatu lembaga"penyadar Islam", khususnya di kalangan EtnisTionghoa berusaha menegakkan amar Ma'ruf Nahimunkar (mengajak kepada kebaikan, mencegahperbuatan buruk) yang diperintahkan oleh Al-Qur'an(QS. 3:104,110 dan QS. 16:125)

Tujuan yang paling utama dari yayasan ini yaituberlandaskan surat Al-Hujurat ayat 10, yang artinya:"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalahbersaudara karena itu damaikanlah antara keduasaudaramu dan bertakwalah kepada Allah supayakamu mendapat rahmaf, dan tujuan lainnya untukmenjalin hubungan di kalangan etnis Tionghoa yangberagama Islam khususnya dan non Islam padaumumnya, selain itu untuk membina kaum Mualafyang dapat dikatakan masih kurang pengetahuanIslamnya. Berusaha mengumpulkan orang-orang darimasyarakat luas dari etnis Tionghoa yang beragamaIslam agar dapat bersilaturrahmi di dalam kelompokpengajian ini. Sehingga dibutuhkan suatu lembaga

Efektivitas Kegiatan Ceramah Dan Kegiatan Pengajian Dalam Memelihara Silaturahmi Di Kalangan PesertaPengajian Yayasan Karim Oei Bandung Jawa Barat (Nia Kurniati Syam)

43

yang mampu membimbing dan membina merekamengenai pengetahuan Islam danmengaktualisasikan/ berinteraksi dirinya dalam

masyarakat.

Di Bandung masyarakat etnis Tionghoa tersebardi hampir seluruh kelurahan di perkotaan, untukmenyatukan mereka yang beragama Islam yayasanKarim Oei ini mengupayakan untuk mengadakankegiatan rohani yaitu pengajian rutin dalammemelihara silaturrahmi dikalangan etnis Tionghoa

A/VNI keturunan.

Frekuensi kegiatan pengajian di masjid yayasanKarim Oei ini cukup padat dan jumlah pesertapengajian pada tahun yang lalu sampai 100 pesertatetapi sekarang turun, (karena yang dulunya aktifisadalah mahasiswa yang kemudian sekarang sudahpada selesai). Selain digunakan untuk shalat jugauntuk ceramah keagamaan, baca tulis Al-Qur'an,diskusi keagamaan yang hanya diikuti oleh jema'ahKarim Oei setiap hari Minggu subuh, pengajian umumpada hari Minggu akhir bulan, dan diskusi kristologi

setiap dua bulanan.

Peserta pengajian ini umumnya warga negaraIndonesia keturunan dan sebagian besar generasimuda yang relatif memiliki minat dan perhatian yangbesar terhadap agama Islam. Mereka yang masukIslam ini memiliki motif yang berbeda-bedadiantaranya ada yang karena ingin diakui oleh wargapribumi karena kebanyakan warga pribumi merasakancemburu sosial yang kian meruncing pada akhir-akhirini. Misalnya melihat kemajuan bisnis wargaketurunan, toko yang mentereng dan ramai, rumahdan mobil mewah, belum lagi perilaku wargaketurunan yang lebih senang bergaul dengan sesamaetnisnya dengan memakai bahasa etnisnya sendiriyang tidak dipahami warga pribumi. Sedangkan wargapribumi yang merasa memiliki tanah, air, dan udaraserta kekayaan yang ada didalamnya merasakankalau warga keturunanlah yang malah berjaya, selainitu juga warga pribumi terperosok di gang-gangsempit, pinggir kali, dan pemukiman kumuh lainnya.

Kondisi demikian makin menyulitkan wargaketurunan untuk berbaur dengan pribumi. Ada usulanganti nama dengan nama yang meng-lndonesia,

menikah dengan pribumi, membentuk partai Tionghoadan Iain-Iain. Hanya saja Islam di mata orang-orangketurunan masih termasuk agama 'kumuh" akibatperilaku penganutnya yang tak menunjukkankeagungan Islam.

Motivasi lain dari warga Indonesia keturunanbenar-benar mempelajari, menghayati danmenjalankan ajaran Islam pada kehidupan sehari-haridengan baik dan benar, karena menurut merekabahwa agama yang diterima di sisi Allah SWT.hanyalah Islam.

Dilihat dari status sosial warga Indonesiaketurunan ada yang tidak mampu, sementara merekamempunyai semangat yang tinggi untuk belajaragama Islam lebih mendalam. Hal ini antara laindisebabkan, timbulnya masalah-masalah yang fatal,karena mereka berpindah agama yang mengakibatkanwarga negara keturunan Indonesia tersebut dikucilkan,diasingkan bahkan tidak diakui sebagai anggotakeluarga oleh orang tua mereka, sehingga merekadiusir dari keluarganya tanpa biaya untuk meneruskanhidupnya.

Melihat kenyataan seperti itu, untuk sementarapembinaan yang dilakukan sekarang oleh yayasanKarim Oei, sementara banyak yayasan atau organisasimasyarakat Islam lain yang sudah lama berdiri, tapimereka-organisasi Islam lainnya seperti kurangmemberikan perhatian khusus yang serius untukmembina mereka. Salah satu wadah untuk pembinaanmereka, dan untuk mempererat silaturrahmi diantaraetnis Tionghoa adalah menghadiri pengajian. Denganmenghadiri pengajian rutin diharapkan dapatmemelihara silaturahmi dan meningkatkanpersaudaraan dikalangan etnis Tionghoa yang adapada yayasan Karim Oei khususnya dan di luarYayasan tersebut pada umumnya.

Pengajian rutin yang diselenggarakan olehyayasan Karim Oei adalah sebagai salah satu bentukkomunikasi, pengajian ini diharapkan akan mampumeningkatkan pengetahuan keislaman pada pesertapengajian pada yayasan Karim Oei, sehingga nantinyadengan meningkatnya pengetahuan keislaman danakan menumbuhkan kesadaran peserta pengajianuntuk bersikap dan perilaku sesuai dengan ajaranIslam

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dibuatrumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah frekuensi kegiatan belajar mengaji (al-Qur'an) efektif memelihara silaturrahmi dikalangan etnis Tionghoa.

44F ̂t In O S Volume I No. 1 Januari - Juni 2003 : 42 - 58

2. Apakah mendengarkan ceramah keagamaanefektif memelihara silaturrahmi di kalangan etnisTionghoa.

3. Apakah kredibilitas komunikator dalam halpengajar efektif memelihara silaturrahmi dikalangan etnis Tionghoa.

4. Apakah kredibilitas komunikator dalam halpenceramah efektif memelihara silaturrahmi dikalangan etnis Tionghoa.

5. Apakah isi pesan pengajian efektif memeliharasilaturrahmi di kalangan etnis Tionghoa

6. Apakah isi pesan ceramah keagamaan efektifmemelihara silaturrahmi di kalangan etnisTionghoa.

1.3 MaksudDan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini yaitu untuk melihatsejauhmana efektivitas pengajian rutin dalammemelihara silaturrahmi di kalangan etnis Tionghoa.

Berdasarkan pada makud penelitian di atasmaka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektivitas frekuensi kegiatanbelajar mengaji (Al-Qur'an) dalam memeliharasilaturrahmi di kalangan Tionghoa.

2. Untuk mengetahui efektivitas frekuensi kegiatanmendengarkan ceramah keagamaan dalammemelihara silaturrahmi di kalangan Tionghoa.

3. Untuk mengetahui efektivitas kredibilitas pengajardalam memelihara silaturrahmi di kalangan etnisTionghoa.

4. Untuk mengetahui efektivitas kredibilitaspenceramah dalam memelihara silaturrahmi dikalangan etnis Tionghoa.

5. Untuk mengetahui efektivitas isi pesan pengajiandalam memelihara silaturrahmi di kalangan etnisTionghoa.

6. Untuk mengetahui efektivitas isi pesan ceramah

keagamaan dalam memelihara silaturrahmi dikalangan etnis Tionghoa.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkandapat memberikan manfaat untuk menanganimasalah-masalah komunikasi kelompokkhususnya di kalangan etnis Tionghoa yang

tergabung pada yayasan Karim Oei Bandung,maupun masyarakat etnis lainnya.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkandapat memberikan sumbangan ilmiah dalamrangka pengembangan llmu Komunikasi padaumumnya dan pengembangan proses KomunikasiKelompok atau Komunikasi Dakwah padakhususnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini berjudul Efektivitas Pengajian Rutindalam Memelihara Silaturrahmi di kalangan PengajianYayasan Karim Oei di Bandung. Melihat komponenvariabel yang akan diteliti, ada dua variabel utamayaitu: efektivitas pengajian rutin dan memeliharasilaturrahmi di kalangan pengajian Yayasan Karim Oei.

Teori-teori yang mendasari penelitian ini adalahsebagai berikut.

Q.S. Annisa: 1

" Hai sekalian manusia, bertakwalah kepadaTuhanmu yang telah menciptakan kamu dari yangsatu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya;dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki da n perempuan yang banyak. Danbertakwalah kepada Allah yang dengan(mempergunakan) nama-Nya kamu saling memintasatu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim.Sesungguhnya Allah selalu menjaga danmengawasimu".

1.5.1 Teori Tindakan Sosial ((Max Weber)

Realitas Sebagai Wacana Simbolik

Dunia sosial adalah suatu pola hubungan danmakna simbolik yang ditopang lewat suatu prosestindakan dan interaksi manusia. Meskipun suatuderajat tertentu kontinuitas dipelihara lewatbeiiangsungnya kegiatan-kegiatan yang menyerupaiaturan (rule-like activities) yang menentukan suatulingkungan sosial tertentu, pola tersebut selaluterbuka bagi reformasi atau perubahan melaluipenafsiran dan tindakan individu. Karakter dasardunia sosial tertanam dalam jaringan makna subjektifyang menopang tindakan-tindakan yang menyerupaiaturan (rule-like actions) yang memberi dunia sosialtersebut suatu bentuk yang tahan lama. Realitasterletak bukan pada aturan atau kepatuhan atasaturan, namun dalam sistem tindakan bermakna yang

Efektivitas Kegiatan Ceramah Dan Kegiatan Pengajian Dalam Memelihara Silaturahmi Di Kalangan PeserfaPengajian Yayasan Karim Oei Bandung Jawa Barat (Nia Kurniati Syam)

45

menampilkan dirinya sendiri kepada seorangDenqamat sebagai menyerupai aturan.

Manusia Sebagai Aktor Sosial

Manusia adalah aktor sosial yang menafsirkanlingkungan mereka dan mengerahkan tindakanmereka dengan cara yang bermakna bagi mereka.Dalam proses ini mereka menggunakan bahasa, label,dan rutinitas untuk pengelolaan kesan, dan mode-mode lain tindakan yang spesifik secara kultural.Dengan begitu mereka memberi sumbangan kepadapembentukan realitas; manusia hidup dalam suatudunia signifikansi simbollik, menafsirkan danmelibatkan din dalam hubungan yang bermaknadengan dunia tersebut. Manusia adalah aktor yangmempunyai kemampuan untuk menafsirkan,mengubah, dan kadang-kadang menciptakan naskahyang mereka mainkan di atas panggung kehidupan.(Pace & Faules, editor Deddy Mulyana, Komunikasi

Oraanisasi, 1993:7)

1.5.2 Teori Sosiometris dari Moreno (diambil dansalah satu teori komunikasi kelompok)

Sosiometris dapat diartikan sebagai pendekatanteoretis dan metodologis terhadap kelompok-kelompokyang diciptakan mula-mula oleh Moreno dan kemudiandikembangkan oleh Jenning. Pada dasamya teori iniberhubungan dengan 'daya tank' (attraction) dan'penolakan' (repulsions) yang dirasakan oleh individu-individu terhadap satu sama lain serta implikasiperasaan-perasaan ini bagi pembentukan dan strukturkelompok (Alvin A. Goldberg, 1985:55). Suatu uji-cobapada umumnya mencakup pertanyaan-pertanyaanyang meminta anggota-anggota kelompok untuk salingmenentukan peringkat mereka berdasarkan efektivitasdalam melaksanakan tugas dan daya tank antarpribadi. Suatu analisis dari hasil uji-coba memberikangambaran tentang berbagai konfigurasi sosial ataustruktur yang telah dikembangkan oleh anggota

kelompok.

Meskipun sosiometrik tidak langsungberkepentingan dengan komunikasi, struktursosiometris dari suatu kelompok tidak dapat disangkalberhubungan dengan beberapa hal yang terjadi dalamkomunikasi kelompok. Nampaknya cukup masuk akaluntuk menganggap bahwa individu-individu yangmerasa tertarik satu sama lain dan yang salingmenempatkan diri pada peringkat yang tinggi, akanlebih suka berkomunikasi sedemikian rupa sehingga

membedakan mereka dari berkomunikasi anggota-anggota kelompok yang saling membenci. Halserupapun terjadi diantara kelompok pengajian yangdiselenggarakan oleh yayasan Karim Oei.

Keefektifan suatu kelompok adalah (menurutBemard,1938:55 dalam Rakhmat:19%:160) anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapaitujuan : melaksanakan tugas kelompok danmemelihara moral anggota-anggotanya. Tujuanpertama diukur dari hasil kerja kelompok - disebutprestasi (performance). Tujuan kedua dilihat daritingkat kepuasan (satisfaction). Jadi bila kelompokdimaksudkan untuk berbagi informasi (misalnya hal inidalam pengajian atau ceramah keagamaan), makakeefektifannya dapat dilihat dari seberapa banyakinformasi yang diperoleh anggota kelompok dansejauhmana anggota kelompok dapat memuaskankebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Pengajian termasuk dalam komunikasi kelompok,yaitu komunikasi yang dilakukan satu orang atausekelompok orang dengan tujuan menyamakan suatumakna dalam situasi tatap muka.

Komunikasi dalam pengajian ini adalah suatuhubungan yang baik dengan tujuan membina,memelihara, meningkatkan tali persaudaraan danberbuat kebaikan kepada sesama manusia, baikkepada kerabat dekat atau keluarga dekat.

Salah satu bentuk kegiatan keagamaan yangdiselenggarakan oleh yayasan Karim Oei yaitu tentangajaran Islam baik kegiatan membaca Al-Qur'an(tadarusan), diskusi keagamaan, maupunmendengarkan ceramah keagamaan. Tujuan daripengajian ini dalam mempengamhi komunikan sesuaidengan Al-Qur'an, yaitu dengan teknik persuasi,proses mempengaruhi sikap, pandangan, dan perilakuseseorang dalam bentuk kegiatan membujuk,mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran

sendiri.

Pesan harus memuat upaya bagaimana dapatmemenuhi kebutuhan pribadi dan harus pula tidaklepas dari lingkungan budayanya. (Assegaf, 1982:42)

Kredibilitas sumber, kepercayaan, keyakinan, danpengakuan penerima terhadap segala perkataan dantindakan komunikator (Gibson, dkk, 1990:442) ataumerupakan seperangkat persepsi komunikanmengenai sifat-sifat yang dimiliki komunikator(Rakhmat. 1991:257).

46T^.-t-V-i c^ Volume I No. 1 Januari - Juni 2003 : 42 - 58

1.5.6 Komunikasi dalam Dakwah

Dakwah pada esensinya merupakan prosespenyampaian pesan-pesan agama Islam, maka iaakan selalu terkait kuat dengan kegiatan komunikasi.Dakwah merupakan kegiatan yang memiliki minimaldua prinsip komunikasi: transformatif dan adaptif(Subandi, 1994: 118). Disebut kegiatan yang bersifattransformatif, karena ia selalu berupayamentransformasikan ajaran agama untuk kemudiandipahami, disikapi dan diwujudkan ke dalam perilakukeseharian para pemeluk agama itu. Sedang disebutadaptif, karena dakwah pada prakteknya harus selalumemperhatikan kondisi di mana dakwah ituberlangsung.

Beberapa pengertian mengisyaratkan bahwadakwah, secara praktis, merupakan prosespenyampaian, penerangan, dan penjelasan segalapetunjuk llahiyah tentang hidup dan kehidupanmanusia, yang terhimpun dalam wahyu-Nya, baik yangdisampaikan dalam bentuk firman al-Qur'an maupunyang disampaikan melalui sabda-sabda utusan-NyaNabi Muhammad SAW., konsepsi inilah yangkemudian menjadi akar kegiatan dakwah dalam setiapbentuknya. Melalui dakwah ini pula diharapkan dapatmembangun satu tatanan kehidupan yang bahagia,baik dunia kini maupun di akhirat kelak.

Dakwah merupakan upaya seseorang atausekelompok orang atau lembaga dalam rangkamengajak orang dan atau orang-orang untukmeyakinkan dan mengamalkan aqidah dan syari'ahIslam, akhlak, dan sikapnya sebagaimana disiratkandalam al-Qur'an. Ayat-ayat yang merupakan tuntunandan cahaya Allah bagi semua umat manusia, sehinggamereka dapat berjalan menunaikan kehidupannyadengan penuh pengertian, kesadaran, dan keyakinanbahwa "Inilah jalan (agama)-ku dan orang-orang yangmengikutiku mengajak (kamu) menuju Allah, denganhujjah yang nyata. Maha suci Allah, dan aku tiadatermasuk orang-orang yang musyrik" sepertidikehendaki Allah lewat firmannya (QS. Yusuf:108).

Sebagai proses komunikasi yang cukupkompleks, proses penyampaian pesan-pesan Islamyang seringkali dianggap sensitif, maka dakwahdilakukan dengan pendekatan multidisipliner, yaitusuatu pendekatan yang melibatkan berbagai disiplinilmu yang secara fungsional berkaitan.

Untuk penelitian ini maka peneliti mengambilsalah satu dari cabang - cabang ilmu dakwah yaituPsikologi Dakwah.

Psikologi Dakwah

Al-Qur'an menerangkan bahwa jiwa manusiamempunyai persiapan ke arah baik dan persiapan kearah buruk. Sebagaimana dalam ayat Al-Qur'andinyatakan:

Artinya: Demi jiwa serta penyempurnaannya.Maka (Allah) mengilhaminya kejahatan dan kebajikan.Sungguh bahagianya orang yang mensucikannya. Dangagallah orang yang mencemarkannya (Q.S: Asy-Syamsu: 7-10).

Dua hal yang terdapat di dalam jiwa manusia,yaitu kecenderungan untuk berbuat onar dan berbuatsaleh, selalu dapat muncui akibat pengaruh-pengaaihdari luar yang merangsang jiwanya. Pergaulan,lingkungan, pendidikan, dan tontonan yang memberipengaruh terhadap perkembangan sisi-sisi yang jahatdan sisi-sisi yang baik dari jiwa seorang manusia.

Psikologi dakwah adalah ilmu pengetahuan yangbertugas membahas gejala-gejala hidup kejiwaanyang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.Karena sasaran dakwah adalah manusia yang akandiubah sikap dan pandangannya, dari sifat menentangagama menjadi taat, dari kufur rnenjadi mukmin, darianti pati menjadi simpati, maka Rasulullah telahmemberi suatu pedoman tentang cara mempengaruhijiwa seseorang. Cara-cara ini disebutkan dalamtekhnik dakwah: mudahkan dan jangan mempersulit,perbanyak kawan dan mengelak bermusuhan, menariksimpati dan menolak anti pati, bertahap dan tidak terusmenerus.

1.6 Metoda Penelitian

1.6.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif(untuk memperoleh data aktual), yaitu metode yangtidak hanya mengungkapkan data saja tetapi jugadisertai dengan pengetahuan, penafsiran sertapenarikan kesimpulan berdasarkan data yang ada(Surachmad, 1989:190).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini, yaitu:

1. Angket

Teknik pengumpulan data dengan menggunakandaftar isian pertanyaan yang telah dipersiapkandan disusun sedemikian rupa untuk diisi olehresponden (Sudjana, 1996:8)

Efektivitas Kegiatan Ceramah Dan Kegiatan Pengajian Dalam Memelihara Silaturahmi Di Kalangan PesertaPengajian Yayasan Karim Oei Bandung Jam Barat (Nia Kurniati Syam)

47

2. Literatur

Literatur yaitu suatu penelitian melalui buku-buku,guna memperoleh data secara teoretis yang eratkaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.

3. Wawancara

Interview atau wawancara yang dimaksuddalam penelitian ini adalah teknis dalam upayamenghimpun data yang akurat untuk keperiuanmeleksanakan proses pemecahan masalahtertentu yang sesuai dengan data. (Bachtiar :

1997:72)

1.7 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah semua totalitas nilai yangmungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran,kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentumengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelasyang ingin dipelajari sifat-sifatnya. (Sujana dalam

Bachtiar, 1997:83)Sampel adalah percontohan yang diambil dari

populasi percontohan mempunyai karakteristik yangmencenminkan karakteristik populasi. Karena itusampel merupakan perwakilan dari populasi (sampelharus representatif). (Sujana dalam Bachtiar, 1997:83)

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 48 orangatau seluruh peserta pengajian rutin dan ceramahpada yayasan Karim Oei yang diselenggarakan padasetiap hari Rabu mulai dari selesai shalat Asharkurang lebih dua jam. Pada tahun-tahun sebelumnyapeserta pengajian rutin sampai 100 orang hal inikarena pada tahun-tahun sebelumnya masih banyakmahasiswa yang aktif selain orang tua/bapak-bapakdan ibu-ibu di pengajian ini. Pada tahun 2002 merosotdrastis karena orang-orang yang aktif sudah banyakyang lulus dan bekerja, sehingga sibuk dengankegiatan-kegiatan mereka. Pengambilan sebesar itudidasarkan kepada pendapat Suharsimi pada bukunyayang berjudul Prosedur Penelitian yang menyatakan:

Untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknyakurang dari 100, lebih baik diambil semua sehinggapenelitiannya merupakan penelitian populasi.Sefanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara10 - 15% atau 20-25% atau lebih tergantungkemampuan peneliti, sempit luasnya wilayahpenelitian, besar kecilnya risiko yang diambil peneliti.(Suharsimi, 1989:107).

1.8 Operasionalisasi variabel

48"F^-t l-| o S Volume I No 1 Januari - Juni 2003 :42 - 58

NO1

2

Variabel

EfektivitasCeramah

Memelihara

Silaturahmi

Subvariabel

1.Frekuensi

kegiatan

Komunikator

3.Kejelasan

IsiPesan

Indikator

3. Lama

pertemuanpengajiandanceramah

3. Dayatarik

3. Kemudahanisipesan

5. Bekerjasamadan tolongmenolong

2. HASH PENELITIANAnalisa Deskriptif Data Responden

Identitas responden yang akan dianalisis meliputijenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaanresponden. Data ini sangat penting untuk digunakansebagai bukti pendukung penelitian.

2.1 Jenis Kelamin Responden

Sumber: Angket Penelitian (n=48)

Hasil angket menunjukkan dari 48 respondendiperoleh data bahwa prosentase jumlah jenis keiaminterbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 31responden (64,6%), sedangkan sisanya adalahperempuan sebanyak 17 responden (35,5%). Dalampemberian materi ceramah keagamaan dan mengajiwalaupun didominasi oleh kaum laki-laki tidak adaperbedaan periakuan.

2.2 Usia Responden

Sumber: Angket Penelitian (n = 48)

Hasil angket menunjukkan dari 48 respondendiperoleh data bahwa prosentasi jumlah usiaresponden yang terbanyak adalah kelompok usia 25 -34 th yaitu sebanyak 28 responden (58,3%), usia 15 -24 th sebanyak 18 responden (37,5%), usia antara 35- 44 th dan 45 - 54 th masing-masing 1 responden.

Dilihat dari segi usia yang masih relatif mudamasih memungkinkannya dibina ke arah yang lebih

baik lagi dalam berinteraksi sosial (hablumminannas).Oleh karena itu pihak yayasan Karim Oei merasa periuterus untuk meningkatkan ilmu pengetahuan agamaIslam secara intens guna menciptakan generasi mudayang islami.

2.3 Pekerjaan Responden


Dari tabel di atas terlihat bahwa yangmendominasi peserta pengajian dan ceramah diYayasan Karim Oei adalah pegawai swasta sebanyak17 responden (35,41%) dan ibu rumah tanggasebanyak 14 responden (29,17%), pedagangsebanyak 8 responden (16,67%), pegawai negrisebanyak 6 responden (12,50%) sedangkan Iain-Iainsebanyak 3 responden (6,25%).

2.4 Pendidikan Terakhir


Efektivitas Kegiatan Ceramah Dan Kegiatan Pengajian Dalam Memelihara Silaturahmi Di Kalangan PesertaPengajian Yayasan Karim Oei Bandung Jawa Barat (Nia Kumiati Syam)

49

Tabel1JenisKelaminResponden

No

1

2

Golongan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

FL 31

17

48

%64,6

35,5

100

No

12

345

TabeKeadaanUsia

Usia

15-24tahun

25-34tahun

35-44tahun

45-54tahun

55tahunkeatas

Jumlah

2Responden

F18

28110

48

%37,3

58,3

220

100

Tabel 3PekerjaanResponden

No

1

234

5

6

StatusPekerjaan

Pedagang

Petani

PegawaiNegeri

PegawaiSwasta

IbuRumahTangga

Lain-lain

Jumlah

F8

0617

14348

%16,67

012,50

35,41

29,17

6,25

100

label4PendidikanResponden

No

12

3

4

567

PendidikanTerakhir

TidaktamatSDTamatSDatausederajat

Tamat SLTP atausederajat

Tamat SLTA atausederajat

TamatDiploma

Perguruantinggi(SI)Spesialisasi(S2)Jumlah

F

00

2

9

1715548

%0

04,1

18,7

35,41

31,25

10,41

100

Pada tabel 4 dapat dilihat secara keseluruhanbahwa tingkat pendidikan responden cukup tinggi,yakni 17 responden (35,41%) adalah tamatan diploma,15 responden (31,25%) adalah lulusan Perguruantinggi, 9 responden (18,75%) adalah tamatanSLTA/sederajat, 5 responden (10,41%) adalah lulusanPascasarjana, dan 2 responden (4,16%) adalahtamatan SLTP/sederajat.

Sesuai dengan keadaan jaman modem yangsangat dibutuhkan SDM-SDM yang baik. Dalam hal initingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat berpikirdan lingkup pengalaman serta pemahaman terhadapmateri yang diberikan dengan tingkat pendidikanresponden. Atau dengan kata lain, "Dalammerumuskan pesan-pesan ceramahnya pihakkomunikator harus menyesuaikan dan mengarahkanpesan-pesan tersebut sesuai dengan tingkat berpikirdan lingkup pengalaman dari komunikannya"(Tasmara 1986:72).

2.5 Pekerjaan Responden

Tabel 5

Pekerjaan Responden


Dari tabel di atas terlihat bahwa yangmendominasi peserta pengajian dan ceramah diYayasan Karim Oei adalah pegawai swasta sebanyak17 responden (35,41%) dan ibu rumah tanggasebanyak 14 responden (29,17%), pedagangsebanyak 8 responden (16,67%), pegawai negrisebanyak 6 responden (12,50%) sedangkan Iain-Iainsebanyak 3 responden (6,25%)

2.2 Analisis Deskriptif Data Penetitian

Setelah memaparkan latar belakang responden,selanjutnya pada bagian ini akan dipaparkanmengenai data penelitian hasil angket yang telahdisebarkan.

Supaya memudahkan dalam memberikanqambar-an secara jelas mengenai data-data penelitian

tersebut, maka selanjutnya akan disajikan dalambentuk tabel.

2.2.1 Intensitas Pelaksanaan Ceramah danpengajian Al-Qur'an

Tabel 6Frekuensi Mengikuti Ceramah Keagamaan

dan Pengajian (membaca Al-Qur'an)


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwadari 48 responden yang "selalu hadir" mengikuticeramah adalah sebanyak 14 (29,1%) dan respondenyang mengikuti pengajian adalah 15 (31,2%),responden yang menyatakan "sering" mengikuticeramah dan responden yang mengikuti pengajianmasing-masing sebanyak 16 (33,3%), respondenceramah yang menyatakan "kadang-kadang"sebanyak 17 (35,4%) dan responden pengajiansebanyak 16 (33,3%), responden yang menyatakan"jarang" mengikuti ceramah dan yang mengikutipengajian masing-masing sebanyak 1 responden(2,1%) sedangkan yang menyatakan "tidak pemah"baik responden yang mengikuti ceramah maupun yangmengikuti pengajian masing-masing tidak ada.

Dengan seringnya responden mengikuti kegiatanceramah dan pengajian secara rutin daharapkanpeserta akan lebih memahami tentang artisilaturrahmi.

Tabel 7Mengikuti Ceramah Keagamaan dan Pengajian(membaca Al-Qur'an) sampai dengan selesai


50"FT.-f-.l-i O 5i Volume I No. 1 Januari - Juni 2003 :42 - 58

No

12

_3_|

456

StatusPekerjaan

PedagangPetaniPegawaiNegeri

PegawaiSwasta

IbuRumahTangga

Lain-lain

Jumlah

F8061714348

%16,67

06,25

35,41

29,17

6,25

100

ItemNo.1

a.Selaluhadirb.Seringc.Kadang-kadangd.Jarang

e.TidakPernahJumlah

Ceramah

F14161710

48

%29,133,335,4

0100

PengF1516161048

ajian%

31,233,333,32,1

0100

Itemno2

a.Selalub.Seringc.Kadang-kadang

e.TidakPernah

Jumlah

CeramahF328630

48

%66,616,612,56,30

100

Penc

F3211410

48

ajian%

66,622,98,332,08

0

100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahuikebiasaan responden dalam mengikuti ceramah danmengiku pengajian Al Qur'an masing-masingberjumlah 32 responden (66,6%) "selalu" mengikutiacara sampai dengan selesai, 8 respondenmenyatakan "sering" dari kegiatan ceramah sebanyak8 responden (16,6%) dan yang mengikuti kegiatanpengajian yaitu sebanyak 11 responden (22,9%),responden yang menyatakan "kadang-kadang" dalammenngikuti ceramah sampai dengan selesai sebanyak6 responden (12,5%) dan yang mengikuti pengajiansebanyak 4 responden (8,33%), responden yangmenyatakan "jarang" mengikuti acara ceramah sampaiselesai yaitu 3 (3,63%) dan responden pengajian 1responden (2,08%) sedangkan yang menyatakan"tidak pernah" mengikuti acara sampai selesai tidakada. Dari keterangan di atas pada umumnya pesertayang hadir mengikuti ceramah dan pengajianmengikutinya sampai selesai.

Tabel 8Ketepatan Waktu dalam Mengikuti Ceramah

Keagamaan dan Pengajian (membaca Al-Qur'an)


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwadari 48 responden yang menyatakan "selalu hadirtepat waktu" yang mengikuti ceramah sebanyak 14responden (29%) dan yang mengikuti pengajiansebanyak 15 responden (31,2%). Responden yangmenyatakan "sering tepat waktu" mengikuti ceramahmaupun pengajian masing-masing sebanyak 16responden (33,3%). Responden yang menyatakan"kadang-kadang tepat waktu" mengikuti ceramah 17responden (35,4%) dan yang mengikuti pengajian 16responden (33,3%). Responden yang menyatakan"Jarang tepat waktu" baik mengikuti ceramah maupunpengajian masing-masing 1 responden (2,1%)sedangkan responden yang menyatakan "tidak pernahtepat waktu" baik peserta ceramah maupun pengajiantidak ada.

Dari data tabel di atas kebanyakan respondenyang mengikuti ceramah menyatakan kadang-kadangtepat waktu 17 (35,4%) begitu pun dalam mengikutipengajian sebanyak 16 (33,3%). Dengan demikianfrekuensi mengikuti kegiatan tersebut tergolong tinggi.

Kredibilitas Komunikator

Tabel 9Keahlian Komunikator Berkaitan dengan Topik yang

Dibicarakan dalam Ceramah dan Pengajian


Tabel di atas dapat diketahui bahwa 16responden (33,3%) memilih "sangat ahli"menyampaikan topik yang dibicarakan dalam ceramahdan sebanyak 17 responden (35,41%) dalammenyampaikan pengajian. 26 responden (54,2%)menyatakan "ahli" dalam menyampaikan topik yangdibicarakan dalam ceramah dan 25 responden(52,1%) menyatakan "ahli dalam menyampaikanmateri pengajian. Responden yang menyatakan "cukup ahli" dalam menyampaikan topik baik dalamceramah maupun dalam pengajian masing-masing 6responden (12,49%), sedangkan responden yangmenyatakan "kurang ahli dan tidak ahli" baik dalammenyampaikan topik ceramah maupun topik pengajianmasing-masing tidak ada.

Dari hasil angket tersebut dapat diketahui bahwasebagian besar responden menyatakan penceramahdan guru mengaji (pengajian) ahli dibidangnya masing-masing sebanyak 54,1% untuk penceramah dan52,1% untuk pengajian hal ini berarti bahwaresponden memahami pesan yang disampaikan baikoleh penceramah atau guru mengaji. DijelaskanOnong U. Effendy dalam bukunya Kamus Komunikasibahwa : Sifat yang hams dimiliki oleh komunikatoryaitu apa yang dikatakannya baik secara tulisanmaupun lisan, oleh komunikan dianggap benar danmemang benar adanya. (Effendy: 1989:54). Hal inipun

Efektivitas Kegiatan Ceramah Dan Kegiatan Pengajian Dalam Memelihara Silaturahmi Di Kalangan PesertaPengajian Yayasan Karim Oei Bandung Jawa Barat (Nia Kumiati Syam) 51

Itemno3

a.Selaluhadir

b.Sering

c.Kadang-kadang

d.Jarang

e.TidakPernah

Jumlah

Ceramah

F14

16141

048

%29

33,3

35,4

2,1

0100

Pengajian

F1516161

048

%31,2

33,3

33,3

2,2

0100

(membacaAl-Quran

Itemno4

a.SangatAhli

b.Ahli

c.CukupAhli

d.KurangAhli

e.Tidak Ahli

Jumlah

Ceramah

F1626

600

48

%33,3

54,2

12,5

00

100

Pengajian

f1725

60

048

%35,41

52,1

12,49

0

0100

dikemukakan oleh mar'at dalam penjelasannyamenyatakan bahwa: "Disamping melihat keahliandalam suatu bidang, lebih penting lagi adalahkepercayaan dan pendengamya tertiadap maksud daritujuan komunikator" (Mar'at: 1984:59

Tabel 10Pengusaan komunikator gaya bicara yang komunikatif

sehingga dapat dipahami secara baik

Tabel 11Penampilan dan daya tank Penceramah dan

Guru Mengaji


Dan tabel di atas dapat diketahui bahwa 13responden (27,1%) menyatakan bahwa komunikator"sangat menguasai" gaya bicara yang komunikatifdalam ceramah dan 15 responden (31,2%) dalammengajar. 19 responden (39,6%) menyatakankomunikator "menguasai" gaya bicara komunikatordalam ceramah dan 20 responden (41,7%) dalammengajar ngaji, 15 responden (31,2%) menyatakankomunikator "cukup menguasai" gaya bicara dalamceramah dan 13 responden (27,1%) dalam mengajarngaji, 1 responden (2,1%) menyatakan komunikator"kurang menguasai" gaya bicara komunikatif dalamceramah dan dalam mengajar tidak ada yangmenyatakan bahwa komunikator kurang menguasai,sedangkan responden yang menyatakan komunikator"tidak menguasai" gaya bicara komunikatif dalamceramah maupun dalam pengajian 0 (tidak ada).

Dari jawaban diatas dapat ketahui bahwa jawabanresponden bervariasi namun sebagian besarresponden menyatakan memiliki penguasaan gayabicara yang komunikatif sehingga dapat dipahamisecara baik. Sebagaimana dikatakan oleh Onong U.Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi :"Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orangyang terlibat terdapat kesamaan makna mengenaisuatu hal yang dikomunikasikan. Dengan lainperkataan, hubungan antara mereka itu bersifatkomunikatif". (Effendy:2000:4)


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwaresponded yang menyatakan "sangat menarik" untukpenampilan dan daya tank penceramah sebanyak 19responden (39,6%) dan 15 responden (31,2%) untukpenampilan dan daya tank guru mengaji. 20responden (41,7%) menyatakan "menarik" untukpenampilan dan daya tank penceramah, dan 19responden (39,6%) menyatakan penampilan dandaya tank guru mengaji menarik. 9 responden (18,7%)menyatakan "cukup menarik" untuk penampilan dandaya tank penceramah dan 14 responden (29,2%)penampilan daya tank guru mengaji, sedangkan yangmenyatakan "kurang menarik dan tidak menarik"untuk penampilan daya tarik penceramah dan gurumengaji masing-masing 0 (tidak ada).

Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwajawaban responden amat bervariasi namun yangpaling banyak 41,7% responden yang menyatakanmenarik penampilan dan daya tarik penceramah , dansebanyak 39,6% responden menyatakan penampilandan daya tarik guru mengaji menarik, hal inimenunjukkan bahwa kredibilatas komunikator baik.Seorang komunikator akan mempunyai kemampuanuntuk melakukan perubahan sikap melalui mekanismedaya tarik, jika pihak komunikator merasa bahwakomunikator ikut serta dengan mereka dalamhubungannya dengan opini secara memuaskan.

(Effendy: 1993:44)Mengenai penampilan dan daya tarik (source

attractiveness) ini merupakan hal yang paling pentingpada komunikator, seorang komunikator akan suksesdalam komunikasinya dengan the image darikomunikan, yaitu memahami kepentingannya,kebutuhannya, kecakapannya, pengalamannyakemampuan berpikirnya, kesulitan dan sebagainya.Sinakatnva komunikator hams dapat menjaga

52XELttTO S Volume I No. 1 Januari - Juni 2003:42 - 58

itemno5

a.Sangatjelas

b.Jelas

c.Cukupjelas

d.Kurangjelas

e.Tidakjelas

Jumlah

Ceramah

F13~

1915

1

048

%27,1

39,6

31,2

2,1

0

100

Pengajian

f

152013

00

48

%31,2

41,7

27,1

00

100

Itemno6

a.Sangatmenarik

b.Menarik

c.Cukupmenarik

d.Kurang menarik

e.TidakPemah

Jumlah

Ceramah

F19209

0048

%39,6

41,7

18,7

00

100

Pengajian

F15

1914

0048

%31,2

39,6

29,2

00

100

kesemestaan alam mental yang terdapat padakomunikan, yang oleh Prof. Hartley disebut "the imageof otter* (Eflendy: 1993:45)

Kejelasan Isi Pesan

Tabel 12Daya Tank Materi yang Disampaikan Penceramah dan

Guru Mengaji


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 20responden (41,7%) menyatakan "sangat menarik"terhadap materi yang disampaikan oleh penceramah,dan 18 responden (37,5%) terhadap materi yangdisampaikan guru mengaji, 19 responden (39,6%)menyatakan materi yang disampaikan penceramah"menarik" dan 16 responden (33,3%) untuk materiyang disampaikan guru mengaji, 9 responden (18,7%)menyatakan "cukup menarik" untuk materi yangdisampaikan penceramah dan 14 responden(29,25%) cukup menarik untuk materi yangdisampaikan guru mengaji. Sedangkan yangmenyatakan "kurang menarik" dan "tidak menarik" 0(tidak ada).

Bila kita lihat daya tank materi yang disampaikanpenceramah dan guru mengaji sangat menarikresponden. Hal demikian menunjukkan bahwa dayatank isi pesan yang disampaikan oleh penceramahdan guru mengaji sangat baik. Walaupun bila dilihatdari matrik pengajian responden yang menyatakancukup menarik lumayan cukup "baik. Inimengindikasikan bahwa Stimulus atau pesan yangdisampaikan kepada komunikan mungkin diterimaatau ditolak.komunikasi akan berlangsung jika adaperhatian dari komunikan. Proses berikutnyakemudian komunikan mengerti. Kemampuankomunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.(Effendy:1993:255)

Wilbur Schramm dalam karyanya "How toCommunication Work" menyatakan dengan ringkasbahwa komunikasi akan sukses bila: Pesan dirancangdan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapatmenarik perhatian sasaran yang dimaksud (Effendy :2000:33)


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 22responden (45,8%) yang menyatakan "sangat jelas"terhadap isi pesan ceramah dan 18 responden(37,5%) terhadap pengajian, 17 responden (35,4%)menyatakan "jelas" terhadap isi pesan ceramah dan15 (31,2%) terhadap pengajian, 9 responden (18,7%)menyatakan "cukup jelas" terhadap ini pesan yangdisampaikan dalam ceramah dan 11 responden(22,9%) terhadap isi pesan pengajian. Sedangkanyang menyatakan "kurang jelas" dalam menyampaikanisi pesan yang disampaikan waktu mengaji sebanyak 4responden (8,33%) hal ini menurut data di lapangandikarenakan mereka baru masuk Islam (muallaf) danbam belajar mengaji. Jadi yang dimaksud kurang jelasdisini dikarenakan belum paham sepenuhnyamembaca Al-Qur'an sedangkan responden yangmenyatakan "tidak jelas" 0 (tidak ada). Namun biladilihat secara keseluruhan bahwa respondenkebanyakan menyatakan sangat jelas atas isi pesanyang disampaikan baik dalam ceramah maupunpengajian hal demikian menunjukkan bahwa isi pesandapat diterima tanpa hambatan yang berarti.

"Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasisecara efektif. Ada banyak hambatan yang bisamerusak komunikasi yaitu berupa gangguan mekanikdan semantik" (Effendy : 1993:46) namunsebagaimana terlihat dalam tabel menunjukkan bahwaisi pesan dapat dimengerti oleh responden dan hal iniberarti tingkat komunikasi cenderung efektif.

Efektivitas Kegiatan Ceramah Dan Kegiatan Pengajian Dalam Memelihara Silaturahmi Di Kalangan PesertaPengajian Yayasan Karirn Oei Bandung Jawa Barat (Nia Kumiati Syam)

53

Itemno7

a. Sangatmenarik

b.Menarik

c.Cukupmenarik

d.Kurangmenarik

e.Tidakmenarik

Jumlah

Ceramah

F

2019900

48

%41,7

39,6

18,7

00

100

Pengajian

f181614

0048

%37,5

33,3

29,2

00

100

Tabel 13KejelasanIsiPesanCeramahdanMengaji

Itemno8

a.Sangatjelas

b.Jelas

c.Cukupjelas

d.Kurangjelas

e.Tidakjelas

Jumlah

Ceramah

F2217

90

048

%45,8

35,4

18,7

00

100

Pengajian

F181511

40

48

%37,5

31,2

22,9

8,33

0

100


Dari hasil penelitian diperoleh jawaban 13responden (27,1%) menyatakan "selalu" mendapatkaninformasi penting yang hams diketahui dari matericeramah dan 15 responden (31,2%) dari materipengajian, 19 responden (39,6%) menyatakan "sering"mendapatkan informasi penting yang hams diketahuidari materi ceramah dan 20 responden (41,7%) darimateri pengajian, 15 responden (31,2%) menyatakan"kadang-kadang" mendapatkan informasi penting yanghams diketahui dari materi ceramah dan 13 responden(27,1%) dari materi pengajian, 1 responden (2,1%)yang menyatakan "jarang" mendapatkan informasipenting yang hams diketahui dari materi ceramahsedangkan dari materi pengajian tidak ada, begitu jugaresponden yang menyatakan "tidak pemah" baikmendapatkan informasi penting yang hams diketahuidari materi ceramah maupun pengajian 0 (tidak ada).

Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwajawaban responden bervariasi, namun sebagian besarresponden menyatakan sering mendapatkan informasipenting yang hams diketahui dari materi ceramah danpengajian sebanyak 19 responden (39,5%) dan 20responden (41,7%). Dari data tersebut dapat ditarikkesimpulan bahwa isi informasi yang disampaikan olehpenceramah dan gum mengaji sesuai dengankeinginan responden.

Dinilai penting tidaknya sebuah pesandisampaikan oleh komunikator kepada komunikanakan didapat, jika komunikator mempelajarikarakteristik komunikator dan mencermati kejadian-kejadian penting.

Ditegaskan oleh mar'at bahwa "mempelajarikarakteristik objek manusia atau kejadian-kejadianadalah penting dalam pembentukan suatu sikap yangdalam hal ini sebenarnya menyangkut segi konseptualdan faktor-faktor senang atau tidak senang terhadap

permasalahan. Isi permasalahan ini akanmenggambarkan ciri-cin tertentu atau periu di evaluasisehingga terbentuk sikap positif pula terhadap objektersebut"(Mar'at:1984:15)

Memelihara Silaturrahmi

Tabel 15Saling berkunjung bila salah satu diantara peserta

Ceramah atau Peserta Pengajian kena musibah


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 14responden (29%) menyatakan bahwa pesertaceramah "sangat sering" berkunjung bila salah satudiantara mereka ada yang terkena musibah dan 15responden (31,2%) dari peserta pengajian. 17responden (35,4%) dari peserta ceramah maupunpeserta pengajian menyatakan "sering" berkunjungbila salah satu di antara mereka ada yang terkenamusibah, demikian juga baik responden pesertaceramah maupun responden peserta pengajianmenyatakan "kadang-kadang" berkunjung bila salahsatu diantara mereka ada yang terkena musibahmasing-masing sebanyak 16 responden (33,3%). 1responden (2,1%) peserta pengajian menyatakan"jarang" berkunjung bila salah satu di antara merekaada yang terkena musibah sedangkan pesertapengajian yang menyatakan hal itu 0 (tidak ada),demikian pula responden yang menyatakan "tidakpemah" berkunjung bila salah satu diantara merekaada yang terkena musibah 0 (tidak ada).

Bila dilihat dari tabel di atas kita dapat mengetahuibahwa intensitas responden berkunjung bila salahsatu diantara mereka ada yang terkena musibahkebanyakan menyatakan sering 35,4% hal inimenunjukkan bahwa silaturrahmi diantara pesertaceramah dan pengajian cenderung baik. Hal demikianpun sesuai dengan firman Allah (QS:An-Nisa:1) yangartinya: " dan peliharalah hubungansilaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

54E-tttO S Volume I No. 1 Januari - Juni 2003:42 - 58

Tabel 14Informasipentingyangharusdiketahuiseluaihnya

Itemno9

a.Seialu

b.Sering

c.Kadang-kadang

d.Jarang

e.Tidakpernah

Jumlah

Ceramah

F

1319

151048

%27,1

39,6

31,2

2,1

0100

Pengajian

F15

20130048

%31,2

41,7

27,1

00

100 Itemno10

a.Sangatsering

b.Sering

c.Kadang-kadang

d.Jarang

e.TidakPemah

Jumlah

Ceramah

F141716

10

48

%29

35,4

33,3

2,1

0100

Pengajian

F151716

00

48

%31,2

35,4

33,3

00

100

mengawasi kamu." Dan (QS.AI-Maidah:2) yangartinya:" Dan tolong menolonglah kamu dalam(mengerjakan) kebajikan dan taqwa...."

Tabel 16Bila Diundang oleh Salah Satu Peserta Ceramah

dan Peserta Pengajian Al-Qur'an untuk Menghadiri

Acara maka saya:

Tabel 17Saling Berkunjung ke Rumah Salah Satu Diantara

Peserta Ceramah atau Peserta Pengajianuntuk bersilaturrahmi


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 16responden (33,3%) peserta ceramah dan pengajianmenyatakan "selalu hadir" bila diundang oleh salahsatu peserta ceramah dan peserta pengajian Al-Qur'anuntuk menghadiri acara. 24 responden (50%) pesertaceramah menyatakan "sering" hadir bila diundangoleh salah satu peserta ceramah dan pesertapengajian Al-Qur'an untuk menghadiri acara, dan 19responden (39,6%) peserta pengajian. 8 responden(16,7%) peserta ceramah menyatakan "kadang-kadang" hadir bila diundang oleh salah satu pesertaceramah dan peserta pengajian Al-Qur'an untukmenghadiri acara dan 13 responden (27,1%) untukpeserta pengajian. Sedangkan responden baik pesertaceramah maupun pengajian mereka menyatakan"jarang" dan menyatakan "tidak pernah" hadir biladiundang oleh salah satu peserta ceramah danpeserta pengajian Al-Qur'an untuk menghadiri acara0 (tidak ada)

Intensitas peserta ceramah 50% maupun pesertapengajian 39,6% umumnya sering hadir bila diundangoleh salah satu peserta ceramah dan pesertapengajian Al-Qur'an untuk menghadiri acara. Hal inimenunjukkan bahwa diantara peserta salingmenghormati satu sama lain dan berarti silaturrahmicenderung baik. Bila dikaitkan dengan sabda Nabisaw. bahwa hak muslim terhadap muslim lainnya ada6 diantaranya : ... {Idzaa da'aka faajibhu = apabiladiundang maka datanglah.... (HR. Bukhori) ternyatamereka mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 14responden (29%) peserta ceramah menyatakan"sangat seeing" saling berkunjung ke rumah salahsatu diantara peserta ceramah dan pesertapengajian untuk bersilaturrahmi dan 15 responden(31,2%) untuk peserta pengajian. 17 responden(35,4%) peserta ceramah menyatakan "sering" salingberkunjung ke rumah salah satu diantara pesertaceramah dan peserta pengajian untukbersilaturrahmi dan 16 (33,3%) untuk respondenpeserta pengajian. 16 responden masing-masing(33,3%) baik peserta ceramah maupun pesertapengajian saling berkunjung ke rumah salah satudiantara peserta ceramah dan peserta pengajianuntuk bersilaturrahmi. Selanjutnya responden pesertaceramah maupun peserta pengajian masing-masing 1responden (2,1%) menyatakan "jarang" salingberkunjung ke rumah salah satu diantara pesertaceramah dan peserta pengajian untukbersilaturrahmi.

Secara keseluruhan, pernyataan yang terbanyakadalah sering saling berkunjung ke rumah salah satudi antara peserta ceramah dan peserta pengajianuntuk bersilaturrahmi hal ini merupakan indikasisilaturrahmi satu dengan lainnya terjalin dengan baiksehingga memungkinkan komunikasi berjalan lancarkarena keterbukaan antara peserta satu denganlainnya dengan saling berkunjung ke rumah.

Hal ini berkenaan dengan pendapat De Vito(1989), menyatakan bahwa, "Adalah kesediaan untuksaling membuka diri pada diri komunikan maupunkomunikator sehingga menyebankan terjadinyapertukaran informasi" (De vito dalam Rahayu, 1994:13).

Efektivitas Kegiatan Ceramah Dan Kegiatan Pengajian Dalam Memelihara Silaturahmi Di Kalangan PesertaPengajian Yayasan Karim Oei Bandung Jawa Barat (Nia Kumiati Syam)

55

Itemno11

a.Selaluhadir

b.Sering

c.Kadang-kadang

d.Jarang

e.TidakPernah

Jumlah

Ceramah

F

1624

80048

%33,3

5016,7

0

0100

Pengajian

f

161913

0048

%33,3

39,6

27,1

00

100

Itemno12

a.Sangatsering

b.Sering

c.Kadang-kadang

d.Jarang

e.TidakPernah

Jumlah

Ceramah

F141716

10

48

%29

35,4

33,3

2,1

0100

Pengajian

F15

1616

10

48

%31,2

33,3

33,3

2,2

0100

Tabel 18 Tabel 19

Saling Menjaga dan Memelihara Komitmen denganSiapa Saja Di antara Peserta Ceramah dan Pengajian

Maupun Diluar Kegiatan

Bekerjasama Tolong-menolong DalamKegiatan Sosial Kemasyarakatan

Sumber: Angket Penelitian (n =48)

Tabel di atas memperiihatkan bahwa 17responden (35,4%) peserta ceramah menyatakan"sangat sering" saling menjaga dan memeliharakomitmen, dan 12 responden (24,10%) untuk pesertapengajian. Responden yang menyatakan "sering"sebanyak 25 responden (52,1%) untuk ceramah dan30 responden (62,50%) untuk pengajian dan pesertayang menyatakan "kadang-kadang" baik untukceramah maupun pengajian 6 responden (12,5%).

Berdasarkan tabel di atas umumnya respondenpeserta ceramah dan peserta pengajian menyatakansering saling menjaga dan memelihara komitmendengan siapa saja diantara peserta, yakni untukceramah 52,1% dan untuk pengajian 62,50%. Dengandemikian hampir sebagian besar hal ini menunjukkanbahwa diantara peserta ceramah dan pengajianadanya komunikasi dan silaturrahmi yang baik.

Sesuai dengan firman Allah (QS: An-Nisa:36)yang artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamumempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Danberbuat baiklah kepada dua orang ibu bapa, karibkerabat, anak-anak yatin, orang-orang miskin,tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, ibnusabil dn hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang sombong danmembangga - banggakan diri.

Sumber: Angket Penelitian (n =48)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 4responden (8,33%) peserta ceramah dan pengajianmasing-masing menyatakan "sangat sering"bekerjasama tolong-menolong dalam kegiatan sosialkemasyarakatan. 28 responden (58,3%) pesertaceramah dan pengajian masing-masing menyatakan"sering" bekerjasama tolong-menolong dalam kegiatansosial kemasyarakatan. 13 responden (27,0%) pesertaceramah dan peserta pengajian masing-masingmenyatakan "kadang-kadang" bekerjasama tolong-menolong dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 7responden (14,5%) peserta ceramah dan pengajianmasing-masing menyatakan "jarang" bekerjasamatolong-menolong dalam kegiatan sosialkemasyarakatan, sedangkan peserta ceramah danpeserta pengajian yang menyatakan "tidak pemah" 0(tidak ada).

Melihat tabel di atas, peserta ceramah maupunpeserta pengajian hampir sebagian besar menyatakansering atau 58,3% hal ini menunjukkan bahwabesarnya rasa kebersamaan diantara mereka. Haldemikian menyebabkan komunikasi berjalan baik danlancar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakanDevito (1983) bahwa, "Kesediaan untuk bertanggungjawab terhadap hal-hal yang dirasakan dan dipikirkandan tidak berusaha menyalahkan orang lain" (DevitoRahayu,1994:18).

56 BEL tzl~ <I> S Volume I No. 1 Januari - Juni 2003 :42 - 58

Itemno13

a.Sangatsering

b.Sering

c.Kadang-kadang

d.Jarang

e.TidakPemah

Jumlah

Ceramah

F1725

60048

%35,4

52,1

12,5

00

100

Pengajian

F12

3060048

%24,10

62,50

12,5

00

100

Kernno14

a.Sangatsering

b.Sering

c.Kadang-kadang

d.Jarang

e.TidakPemah

Jumlah

Ceramah

F428137

048

%8,3

58,3

27,0

14,5

0100

Pengajian

F4

28137

048

%8,3

58,3

27,0

14,5

0100

Bila dilihat dari kegiatan mereka denganberinteraksi sosial (bekerjasama tolong-menolongdalam kegiatan sosial kemasyarakatan) mereka telahsesuai dengan Firman Allah (QS.AI-Baqarah: 110)yang artinya : "Dan dirikanlah shalat, dan tunaikanlahzakat. Dan kebaikan apasaja yang kamu usahakanbagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanyapada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Malihatapa-apa yang kamu kerjakan." Dan (QS.AI-Maidah: 2)yang artinya:" Dan tolong menolonglah kamudalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa "

3. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Efektivitas KegiatanCeramah dan Pengajian dalam MemeliharaSilaturrahmi di Kalangan Peserta Pengajian YayasanKarim Oei Bandung-Jawa Barat dapat disimpulkansebagai berikut:

Hasil penelitian yang dilakukan penulis baikmelalui angket maupun wawancara terungkap bahwa:

1. Pada umumnya peserta yang mengikuti belajarmengaji (Al-Qur'anj sering mengikuti kegiatanbelajar mengaji serta intensitas peserta mengajimengikuti kegiatan sampai selesai cukup tinggi.Dan ditunjang dengan sering tepat waktunya.Hal ini dapat dinilai sangat membantu respondenuntuk lebih memahami tentang kebersamaan-silaturahmi dikalangan etnis Tionghoa.

2. Pada umumnya peserta ceramah sering mengikutikegiatan ceramah serta intensitas pesertaceramah mengikuti kegiatan sampai selesaicukup tinggi.. Dan ditunjang dengan sering tepatwaktunya. Hal ini dapat dinilai sangat membanturesponden untuk lebih memahami tentangsilaturahmi dikalangan etnis Tionghoa.

3. Pada umumnya responden menilai bahwakredibilitas komunikator (dalam hal ini gurumengaji) dalam memberikan materi mengaji yangdihubungkan dengan kemasyarakatan memilikikeahlian dalam menyampaikan pesan-pesannyasehingga pesan dan isi materi mengenaikemasyarakatan yang disampaikannya dapatdipahami hal ini dapat meningkatkan hubungansilaturahmi kemasyarakatan dikalangan etnisTionghoa.

4. Pada umumnya responden menilai bahwakredibilitas komunikator (penceramah) dalammemberikan ceramahnya memiliki keahlian dalam

menyampaikan pesan-pesan ceramahnyasehingga pesan dan isi materi mengenaisilaturrahmi yang disampaikannya dapatdipahami, hal ini dapat meningkatkan hubungansilaturahmi dikalangan etnis Tionghoa.

5. Sebagian besar responden menilai bahwa materipesan belajar mengaji yang disampaikanmempunyai daya tarik tersendiri, jelas danaktual. Dari hasil penelitian ini bahwa materibelajar mengaji yang disampaikan guru mengajibaik segi tema, kejelasan pesan maupun dayatarik pesan dinilai tepat, sesuai dan aktualsehingga dapat dipahami oleh responden.

6. Sebagian besar responden menilai bahwa materipesan yang disampaikan mempunyai daya tariktersendiri, jelas dan aktual. Dari hasil penelitianini bahwa materi ceramah yang disampaikanpenceramah baik segi tema, kejelasan pesanmaupun daya tarik pesan dinilai tepat, sesuai danaktual sehingga dapat dipahami oleh responden.

Berdasarkan pembahasan isi penelitian ini penulisdapat menarik kesimpulan bahwa : Pada dasarnyasilaturahmi peserta kegiatan ceramah dan pesertakegiatan pengajian (belajar Al-Qur'an) dapat menjadipemicu terjadinya komunikasi yang baik yang berartibahwa kegiatan tersebut dinilai efektif.

3.2 Saran Saran

Saran-saran yang perlu penulis sampaikan yangberhubungan dengan kegiatan ceramah keagamaandan pengajian rutin yaitu:

1. Perlunya dilakukan upaya penyelenggaraansecara kontinyu kegiatan keagamaan dan belajarmengaji, sebab masa sekarang / akhir-akhir inidiperlukan untuk memupuk kebersamaan.Kegiatan diskusi lintas agama dan budayadigalakkan kembali seperti tahunan yang lalu dankegiatan itu tidak hanya di masjid Lautze tetapi diluar itu supaya eksistensinya tidak terkesaneksklusif.

2. Perlunya dilakukan evaluasi secara berkalaterhadap kegiatan kegiatan yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKAAl-Qur'an Karim

Ali, Mohammad, 1987. Penelitian Pendidikan Prosedurdan Strategi. Bandung, Angkasa

Efektivitas Kegiatan Ceramah Dan Kegiatan Pengajian Da/am Memelihara Silaturahmi Di Kalangan PesertaPengajian Yayasan Karim Oei Bandung Jawa Barat (Nia Kurniati Syam)

57

Arikunto, Ny. Suharsimi, 1996. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Prakiek. Jakarta, Bina Aksara.

Bachtiar, Wardi, 1997. Metodologi Penelitian llmuDakwah. Logos Jakarta.

De Vito Josep, 1997. Komunikasi Antar Manusia,Diterjemahkan. Maulana Agus, Yogyakarta,Profesional Books,

Effendi, Onong Uchyana, 1989. Human Relations danPublic Relations dalam Manajemen. Bandung.Mandar Maju.

, 2001, llmu Komunikasi,Teori dan Prakiek. Bandung. RemadjaRosdakarya

, 1981. Dimensi-DimensiKomunikasi. Bandung. Alumni.

2000. DinamikaKomunikasi. Bandung. Alumni.

Goldberg, A. Alvin, Larson, E. Carl, 1985. KomunikasiKelompok.. Unversitas Indonesia Press. SalembaJakarta.

Gibson, James, L. John W. Ivacevich dan James H.

Donnely Jr, Organisasi dan Manajemen. 1990.terjemahan Joerban Wahid. Jakarta. Erlangga

Mulyana, Deddy, 2001. llmu Komunikasi SuatuPengantar. Bandung. Rosdakarya.

Ma'at. 1981. Sikap Manusia Perubahan danPengaruhnya. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Nasrullah, dkk. 2001. Geliat Dakwah Era Baru. IzzahPress. Ciputat Jakarta.

Rakhmat, Jalluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. EdisiRevisi. Bandung. Remadja Rosdakarya.

2000. Mefocte PenelitianKomunikasi. Bandung. Remadja Rosdakarya.

Rogers M. Evveret and D. Kincaid Lawrence. 1981.Communication Network Toward a NewParadigma for Research. The Press, Collerhtarhmillan Publisher London.

58F ̂t: t" <T> S Volume I No. 1 Januari - Juni 2003 .42-58

efektivitas kegiatan ceramah dan kegiatan …

Documents