implementasi program kegiatan ekstrakurikuler …digilib.unila.ac.id/54392/3/tesis tanpa bab...

97
IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DALAM MEMBENTUK KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DI SMP AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG (Tesis) Oleh: Rudiyanto PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: trinhkhue

Post on 01-Jul-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATANEKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR)DALAM MEMBENTUK KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

DI SMP AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

(Tesis)

Oleh:

Rudiyanto

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPSFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF YOUTH RED CROSSEXTRACURRICULAR PROGRAM ACTIVITIES IN SHAPING

STUDENTS' SOCIAL SKILLS IN AL KAUTSAR SECONDARY SCHOOLOF BANDAR LAMPUNG

By

RUDIYANTO

This study aims to describe and analyeze the Youth Red Cross activities in shapethe social skills of Al Kautsar Secondary School students and the dimension ofsocial skills are formed during through joining the Youth Red Cross activities.This research used case study method with qualitative approach. The data werecollected through interview and observation and reinforced by documentation.This research was conducted at Al Kautsar Secondary School of Bandar Lampung(Indonesia) in the academic year 2017/2018. The results of this study indicate thatthe Youth Red Cross extracurricular program in Al Kautsar Secondary School ofBandar Lampung developed by providing real experiences to students throughsocial activities, school health care, first aid and fire fighting can shape andimprove the students’ social skills in some aspects such as to be a good speaker,social care and be attentive to friends, appreciate friends' opinions, have ateamwork, and be discipline. The dominant social skills indicators developed arecaring, cooperative and discipline.

Keywords: Youth Red Cross Extracurricular, Social Skills, Students

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATANEKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DALAM

MEMBENTUK KETERAMPILAN SOSIAL SISWADI SMP AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

Oleh

RUDIYANTO

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kegiatan Palang

Merah Remaja dalam membentuk keterampilan sosial siswa di Sekolah

Menengah Pertama Al Kautsar Bandar Lampung dan dimensi keterampilan sosial

yang terbentuk selama siswa mengikuti kegiatan Palang Merah Remaja. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan

kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara

dan observasi serta diperkuat dengan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di

Sekolah Menengah Pertama Al Kautsar Bandar Lampung (Indonesia) tahun

pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di Sekolah Menengah Pertama Al Kautsar

Bandar Lampung dikembangkan dengan memberikan pengalaman nyata kepada

siswa melalui kegiatan bakti sosial, usaha kesehatan sekolah, pertolongan pertama

pada kecelakaan dan pemadaman api dapat membentuk dan meningkatkan

keterampilan sosial menjadi pembicara yang baik, peduli sosial dan perhatian

terhadap teman, menghargai pendapat teman, kerjasama kelompok, dan disiplin.

Indikator keterampilan sosial yang dominan berkembang adalah sikap peduli,

kerjasama dan disiplin.

Kata kunci: Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja, Keterampilan Sosial, Siswa

IMPLEMENTASI PROGRAM KEGIATANEKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR)DALAM MEMBENTUK KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

DI SMP AL KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

OlehRudiyanto

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN

PadaProgram Pascasarjana Magister Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Goras Kecamatan Bekri Kabupaten

Lampung Tengah 12 Januari 1975, anak keenam dari

delapan bersaudara merupakan buah hati Bapak Yutijo

dan Ibu Lasmi. Jenjang pendidikan yang pernah

ditempuh oleh penulis untuk pertama kali pada Sekolah

Dasar Negeri Goras Kecamatan Bekri Kabupaten

Lampung Tengah dan diselesaikan pada tahun 1988. Setelah itu penulis

melanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama PGRI Kesumadadi Kecamatan Bekri

Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 1991. Kemudian penulis

menempuh pendidikan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri Terbanggi

Besar Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 1994. Pada tahun

1995 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

dan diselesaikan pada Tahun 1999. Penulis mengabdikan ilmu sebagai guru mata

pelajaran IPS pada tahun 2000 di SMP Al Kautsar Bandar Lampung sampai dengan

saat ini. Tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di Prodi Magister Pendidikan

IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

vi

MOTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua(Aristoteles)

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yangtelah dilaksanakan/diperbuatnya

(Ali Bin Abu Thalib)

Kesuksesan adalah hasil dari perjuangan, kesabaran,ketekunan dan doa

(Rudiyanto)

vii

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasihlagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dan mengucap syukurkepada Allah SWT.

Dengan segala kerendahan hati, serta penuh cinta dan kasihsayang, kupersembahkan karyaku ini untuk:

Kedua orang tuaku terima kasih untuk semua doa,motivasi serta mengiringi setiap langkahku.

Istriku tercinta Hera Susanti, yang telah setiamendampingiku, terima kasih untuk doa dan semangat

serta motivasi untuk menyelesaikan studi, aku akanselalu mencintaimu.

Anakku tersayangMuhammad Sultan Hafiz yangtelah menjadi semangat hidupku.

Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukunganuntuk keberhasilanku.

Almamater tercinta Universitas Lampung. tempat kubelajar tentang pengetahuan dan kehidupan

viii

SANWACANA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan karunia yang tercurah sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“Implementasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)

Dalam Membentuk Keterampilan Sosial Siswa di SMP Al Kautsar Bandar

Lampung”. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan motivasi, dan saran yang

diberikan dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Pd. selaku WR 1 Bidang Akademik

Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Lampung.

4. Para wakil Rektor Universitas Lampung dan seluruh stap rektorat

5. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

ix

7. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan

Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

8. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak Drs. Zulkarnain, M.S., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS

10. Ibu Dr. Trisnaningsih, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung sekaligus pembimbing II. Terimakasih atas bimbingannya dalam

menyelesaikan tesis ini. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku

pembimbing I. Terimakasih atas bimbingannya dalam menyelesaikan

tesis ini. Bapak Dr. Pargito, M.Pd., selaku pembahas I dan penguji.

Terimakasih atas masukan dan sarannya. Ibu Dr. Pujiati, M.Pd., selaku

pembahas II dan penguji. Terimakasih atas masukan dan sarannya.

14. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengampu matakuliah di Program Studi

Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

15. Istriku tercinta Hera Susanti. terimakasih atas, dukungan motivasinya dalam

penulisan tesis ini.

16. Anakku tersayang Muhammad Sultan Hafiz sebagai penyemangat dan

motivasi dalam penulisan tesis ini.

17. Ibundaku tercinta (ibu Lasmi) dan Bapak tercinta Yutijo (almarhum) yang

telah mendahului kami semua, semoga selalu dalah rahmat Allah SWT.

18. Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta terimakasih atas dukungannya.

x

19. Dra Hj. Sri Purwaningsih (Kepala SMP Al Kautsar) , dewan guru, stap TU,

dan Siswa/i SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

20. Bapak Ade Ardiansyah, M.Pd Selaku Pembina PMR SMP Al Kautsar Bandar

Lampung terimakasih atas dukungannya.

21. Bapak Wagiso, SE., M.M (Ketua Yayasan Al Kautsar) terimakasih atas

Dukungannya.

22. Ibu Dra. Mariana, M.Pd (Sekertaris Yaayasan Al Kautsar). Terimakasih atas

dukungannya

23. Ibu Yossi ( staf TU) Pascasarjana Prodi Magister Pendidikan IPS, atas

pelayanan prima dan bantuannya selama penulis menempuh pendidikan

hingga selesai.

24. Sahabatku tercinta pak Puji Waras, Didi Sudarmansyah, Made Desi, Nungky,

Rika Warnita, Dania , Mas Azizah, Ayu Reza Ningrum, Maria, Ika Surya

dan seluruh mahasiswa MP.IPS angkatan 2016 yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu. Terimakasih atas persahabatan, dan kerjasama selama ini.

25. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan

penulisan tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Demikian semoga karya ini bermanafaat bagi semua, akhir kata dengan

kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 16 Agustus 2018Penulis

Rudiyanto

xi

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI...............................................................................................xiDAFTAR TABEL...................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR................................................................................. xivDAFTAR LAMPIRAN.................................................................... .......... xv

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah................................................................... 11.2 Identifikasi Masalah........................................................................111.3 Fokus Penelitian.............................................................................. 121.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 121.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 121.6 Manfaat Penelitian .......................................................................... 131.7 Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 14

II. TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN YANGRELEVAN DAN KERANGKA PIKIR2.1 Keterampilan Sosial........................................................................ 16

2.1.1 Pengertian Keterampilan Sosial........................................... 162.1.2 Arti Penting Keterampilan Sosial........................................ 212.1.3 Dimensi Keterampilan Sosial.............................................. 232.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial.... 242.1.5 Mengukur Keterampilan Sosial........................................... 28

2.2 Program Ekstrakurikuler................................................................ 292.3 Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR).............................. 31

2.3.1 Pengertian Palang Merah Remaja........................................ 312.3.2 Visi Misi Palang Merah Remaja ......................................... 332.3.3 Keanggotaan Palang Merah Remaja.................................... 332.3.4 Tri Bakti Palang Merah Remaja.......................................... 352.3.5 Bentuk Pembinaan Palang Merah Remaja........................... 36

2.4. Penelitian yang Relevan ............................................................... 372.5. Kerangka Berpikir.......................................................................... 48

III. METODE PENELITIAN3.1. Jenis Penelitian............................................................................... 503.2. Kehadiran Peneliti...........................................................................533.3. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 533.4. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian..........................................54

3.4.1 Subjek Penelitian.................................................................54

xii

xi

3.4.2 Objek Penelitian.................................................................. 563.5. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 56

3.5.1. Wawancara.......................................................................... 573.5.2. Observasi............................................................................. 593.5.3. Dokumentasi....................................................................... 59

3.6. Pengecekan Keabsahan Temuan.................................................... 613.7. Teknik Analisis Data.................................................................... 63

3.7.1. Reduksi Data....................................................................... 643.7.2. Display Data........................................................................ 653.7.3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................. 66

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum SMP Al Kautsar Bandar Lampung.................... 69

4.1.1 Sejarah Berdirinya SMP Al Kautsar.................................... 694.1.2 Letak Geografis SMP Al Kautsar Bandar Lampung............. 754.1.3 Kondisi Guru dan Staf SMP Al Kautsar Bandar Lampung.. 764.1.4 Kondisi Siswa SMP Al Kautsar Bandar Lampung............... 784.1.5 Kondisi Sarana SMP Al Kautsar Bandar Lampung.............. 79

4.2 Gambaran Umum Ekstrakurikuler PMR di SMP Al Kauutsar....... 834.2.1 Sejarah Berdirinya PMR di SMP Al Kautsar....................... 834.2.2 Tujuan Ekstrakurikuler PMR di SMP Al Kautsar ............... 854.2.3 Program Kerja PMR di SMP Al Kautsar ............................ 884.2.4 Orang orang yang Terlibat dalam kegiatan PMR................. 89

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian...................................................... 1044.3.1 Keterampilan Sosial Siswa Pada Kegiatan Bakti Sosial......1064.3.2 Keterampilan Sosial Siswa Pada Kegiatan UKS................. 1134.3.3 Keterampilan Sosial Siswa Pada Kegiatan Pemadaman

Kebakaran............................................................................ 1204.3.4 Keterampilan Sosial Siswa Pada Kegiatan P3K................. 127

4.4. Pembahasan.................................................................................... 1384.4.1 Keterampilan Sosial Siswa Pada Kegiatan Bakti Sosial......1384.4.2 Keterampilan Sosial Siswa Pada Kegiatan UKS................. 1454.4.3 Keterampilan Sosial Siswa Pada Kegiatan Pemadaman

Kebakaran............................................................................ 1524.4.4 Keterampilan Sosial Siswa Pada Kegiatan P3K.................. 160

4.5 Keterbatasan Penelitian...................................................................169

V. SIMPULAN, SARAN, REKOMENDASI, DAN IMPLIKASI5.1 Simpulan.......................................................................................... 1715.2 Saran................................................................................................ 1725.3 Rekomendasi....................................................................................1735.4 Implikasi Penelitian......................................................................... 173

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 175LAMPIRAN................................................................................................. 180

xiii

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jenis Ekstrakurikuler di SMP Al Kautsar Bandar Lampung....... 41.2 Data Observasi Pra-Penelitian keterampilan sosial siswa ..........83.1 Pedoman Wawancara Penelitian...............................................584.1 Periodisasi Ketua Yayasan Al Kautsar Lampung ..................... 744.2 Kondisi Guru SMP Al Kautsar Bandar Lampung ..................... 764.3 Kondisi Karyawan SMP Al Kautsar Bandar Lampung

Berdasarkan Pendidikan.............................................................. 774.4 Jumlah Data Siswa SMP Al Kautsar Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2017/2018......................................................... 784.5 Sarana Penunjang Kegiatan Belajar SMP Al Kautsar

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018........................... 804.6 Jadwal Kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar PMR SMP

Al Kautsar Bandar Lampung Tahun 2017.................................... 974.7 Matrik Hasil Temuan Pada Kegiatan Bakti Sosial ..................... 1124.8 Matrik Hasil Temuan Pada Kegiatan UKS.................................. 1184.9 Matrik Hasil Temuan Pada Kegiatan Pemadaman Kebakaran... 1254.10 Matrik Hasil Temuan Pada Kegiatan P3K.................................. 135

xiv

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan kerangka pikir penelitian ................................................. 493.1 Uji Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif ....................... 613.2 Pola Interaktif Data Penelitian..................................................... 644.1 Struktur Organisasi SMP Al Kautsar Bandar Lampung ............. 744.2 Denah Lokasi Yayasan Al Kautsar Lampung ............................. 754.3 Kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR)............ 984.4 Upacara Pelantikan Anggota PMR...............................................994.5 Struktur Organisasi PMR SMP Al Kautsar Bandar Lampung.... 1014.6 Penyerahan Paket Sembako Kepada Tukang Becak ................... 1094.7 Siswa Siaga Kesehatan Saat Upacara Bendera .......................... 1174.8 Latihan Kegiatan Memadamkan Api........................................... 1244.9 Usaha Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ............................ 131

xv

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran 1 Agenda Kegiatan Observasi dan Wawancara ................. 180Lampiran 2 Lembar Observasi Pra Penelitian...................................... 181Lampiran 3 Data Observasi Pra Penelitian........................................... 182Lampiran 4 Data Observasi Pra Penelitian........................................... 184Lampiran 5 Data siswa SMP Al Kautsar Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2017/2018...................................................... 186Lampiran 6 Daftar siswa berprestasi SMP Al Kautsar Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017......................... 187Lampiran 7 Kepemimpinan SMP Al Kautsar Bandar Lampung......... 188Lampiran 8 Periodisasi Pembina PMR................................................ 189Lampiran 9 Struktur Organisasi PMR SMP Al Kautsar 2017/2018....190Lampiran 10 Daftar Wawancara Tentang Proses Perencanaan Dan

Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler.............................. 191Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Tentang

Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan PMR..... 193Lampiran 12 Hasil Wawancara dengan Kabid Pendidikan Tentang

Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan PMR..... 196Lampiran 13 Hasil Wawancara dengan Waka Kesiswaan Tentang

Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan PMR..... 199Lampiran 14 Hasil Wawancara dengan Pembina PMR Tentang

Proses Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan PMR..... 202Lampiran 15 Instrumen Wawancara Tentang Keterampilan Sosial .....205Lampiran 16 Hasil Wawancara dengan Pembina PMR, Pembina

OSIS, Kepala Sekolah Tentang Keterampilan SosialPada kegiatan Bakti Sosial............................................... 206

Lampiran 17 Hasil Wawancara dengan Siswa Tentang KeterampilanSosial Pada kegiatan Bakti Sosial...................................... 209

Lampiran 18 Hasil Wawancara dengan Pembina PMR, PembinaOSIS, Kepala Sekolah Tentang Keterampilan SosialPada kegiatan UKS........................................................... 211

Lampiran 19 Hasil Wawancara dengan Siswa Tentang KeterampilanSosial Pada kegiatan UKS................................................. 214

Lampiran 20 Hasil Wawancara dengan Pembina PMR, WakaKesiswaan Pembina OSIS, Tentang KeterampilanSosial Pada kegiatan Pemadaman Kebakaran.................. 217

Lampiran 21 Hasil Wawancara dengan Siswa, Tentang KeterampilanSosial Pada kegiatan Pemadaman Kebakaran................... 220

Lampiran 22 Hasil Wawancara dengan Pembina PMR, WakaKesiswaan, Pembiana OSIS, Tentang KeterampilanSosial Pada kegiatan P3K................................................. 223

Lampiran 23 Hasil Wawancara dengan Siswa TentangKeterampilan Sosial Pada kegiatan P3K......................... 227

xvi

Lampiran 24 Surat Izin Penelitian dari FKIP Universitas Lampung..... 231Lampiran 25 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SMP

Al Kautsar Bandar Lampung............................................ 232

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya

sebagai modal dasar pembangunan, dengan modal sumber daya manusia

yang berkualitas diharapkan dapat mengelola dan memanfaatkan kekayaan

dan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Pendidikan tidak hanya

mengembangkan pengetahuan anak tetapi juga mengembangkan

keterampilan sosial. Sebagai generasi penerus bangsa diharapkan peserta

didik selain memiliki nilai akademik yang tinggi, juga memiliki

keterampilan sosial.

Kurikulum 2013 terdapat Kompetenti Inti dan Kompetensi Dasar.

Kompetensi Inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai Kompetensi

Dasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus

dipelajari dan dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi Dasar merupakan

2

kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas. Kompetensi Inti harus

menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan

soft skills.

Keterampilan yang perlu dikembangkan dan dimiliki siswa diera milenial

atau era industri 4.0 menurut Fasli Jalal (2008) adalah critical thinking skills,

century skills dan literacies, basic skills teknology skills, problem solving

skills, communication skills. Critical and creative skills, information/digital

skills, inquiri/reasoning skills interpersonal skills, multi cultural and

multilingual skills,. (Fasli Jalal dalam Muhammad Alfarizqi, 2: 2018).

Keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang dibutuhkan siswa di

abad 21 sebagai senjata dan benteng menghadapi arus perubahan yang cepat,

sehingga tidak begitu saja percaya terhadap informasi yang diperoleh tetapi

mampu menyaring dengan keterampilan yang dimiliki. Keterampilan

tersebut meliputi keterampilan pemecahan masalah, keterampilan teknologi,

keterampilan komunikasi, keterampilan kritis dan kreatif, informasi/

keterampilan digital, keterampilan penalaran, keterampilan interpersonal dan

keterampilan multukultural/bahasa.

Era milenial merupakan tantangan bagi para guru. Saat ini bukan lagi era

transfer of Knowledge yang ditandai dengan pembelajaran searah dengan

memosisikan peserta didik sebagai konsumen, saat ini pemerintah sedang

mengimplementasikan kurikulum yang bisa menjawab perubahan tersebut,

ada empat aspek keterampilan yang harus dikembangkan yaitu 4C (Critical

Thinking, communication skill, collaboration, creativity and inovation).

3

(Anita, dkk; 2017). Perubahan yang harus terjadi dalam pembelajaran

adalah menguatkan kemampuan olah pikir/berpikir kritis, olah rasa, olah hati

dan olah ragawi, kemampuan komunikasi, kerjasama dan sikap kreatif dan

inofatif pada setiap anak. Selanjutnya dijelaskan James Banks (1990) bahwa

Pembelajaran hendaknya dapat mempersiapkan peserta didik agar mereka

punya knowledge, skills, attitudes, values dan citizen action. (James Banks

dalam Parji, 2: 2016). Tercapainnya pendidikan yang diinginkan dan sesuai

dengan era milenial tidak terlepas dari faktor lingkungan dan keluarga

sebagai faktor utama dalam membentuk kepribadian siswa. Keterampilan

sosial juga erat kaitannya dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

dalam belajar IPS di kelas siswa perlu dibiasakan bagaimana berinteraksi

dan bekerjasama dengan orang lain, hal ini di perkuat berikut ini bahwa:

“Perkembangan karakter siswa tentu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

mata pelajaran IPS, dimana pendidikan IPS merupakan sebuah program

pendidikan yang komprehensif, yang mencakup empat dimensi, yaitu:

dimensi pengetahuan (knowledge), dimensi keterampilan (skills), dimensi

nilai dan sikap (values and attitudes), dan dimensi tindakan (actions)”.

(Sapriya, 2009: 48).

Melalui dimensi yang ada pada pembelajaran IPS tersebut, peserta didik

diharapkan tidak hanya mampu memahami apa yang dipelajarinya secara

konsep saja tetapi juga dapat mengimplementasikannya dalam bentuk

tindakan. Upaya mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 dan pendidikan

era milenial maka Palang Merah Remaja (PMR) merupakan salah satu

wadah yang dapat digunakan dalam pembentukan dan mengembangkan

4

keterampilan sosial siswa, diantaranya kemampuan berkomunikasi,

bekerjasama, pemecahan masalah, sikap sosial, kreativitas, sebagai wahana

menanamkan sikap dan nilai-nilai. Ekstrakurikuler PMR merupakan

kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman

kepada siswa secara langsug maupun tidak langsung. Ekstrakurikuler PMR

dapat mendukung kegiatan intrakurikuler dengan mengembangkan

pengetahuan maupun keterampilan sosial melalui hobi dan minat

siswa.Berikut ini kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di SMP Al Kautsar

Bandar Lampung.

Tabel 1.1 Jenis Ekstrakurikuler di SMP Al Kautsar Bandar Lampung

NO JENIS EKSTRAKURIKULER JUMLAH

ANGGOTA

1 Pramuka 305

2 Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) 90

3 Olahraga 52

4 Seni 50

5 Drumband 42

6 Palang Merah Remaja (PMR) 60

7 Wirausaha 27

8 Rohis 20

Sumber: Standar Isi SMP Al Kautsar Bandar Lampung Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 1.1 Terlihat bahwa keberagaman keterlibatan siswa dalam

mengikuti ekstrakurikuler di SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

Ekstrakurikuler PMR di SMP Al Kautsar selama ini berjalan cukup aktif

dalam setiap kegiatanya baik di dalam maupun di luar sekolah. Bentuk

5

kegiatan meliputi pelatihan kepalang merahan, donor darah, orientasi

pembinaan, pelatihan gabungan Palang Merah Remaja, Jumpa Bakti

Gembira (Jumbara) antarsekolah serta keikutsertaan dalam ajang perlombaan

kepalangmerahaan.

Keterampilan sosial sangatlah penting bagi peserta didik untuk bekal hidup

bermasyarakat, keterampilan sosial yang diharapkan bagi peserta didik

seperti mampu menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain,

mampu berbagi tugas dan pekerjaan dengan orang lain, mampu bekerjasama

sebagai anggota kelompok, mampu mengambil berbagai peran dalam

kelompok, mampu bertindak sesuai norma dan aturan, berempati terhadap

teman serta dapat menerima kritik dan saran dari orang lain.

Beberapa keterampilan sosial yang perlu diajarkan oleh guru meliputi:

1. Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadaporang lain

2. Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain3. Berbagi tugas dan pekerjaan dengan orang lain4. Berbuat efektif sebagai anggota kelompok5. Mengambil berbagai peran kelompok6. Menerima kritik dan saran7. Menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan(Sapriya, 2009: 53)

Keterampilan sosial juga diperlukan siswa sebagai bekal agar mampu

mengatur sikap dengan baik, misalnya ketika berkumpul dengan orang lain

atau kelompok masyarakat, ketika menghadapi suatu permasalahan, dan

ketika bekerja, dengan bekal keterampilan sosial maka dapat menyesuaikan

diri dengan baik di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Kenyataanya

berdasarkan pengamatan saat proses pembelajaran IPS di kelas VIII masih

6

banyak siswa SMP Al Kautsar Bandar Lampung yang belum sepenuhya

memahami dan dapat mempraktikan keterampilan sosial dengan baik, seperti

terdapatnya siswa yang masih mengucapkan kata-kata yang menyinggung

temannya, siswa masih memilih milih dengan siapa siswa bekerja sama sulit

berbagi tugas maupun melaksanakan tugas kelompok meskipun sudah

sesuai kesepakatan kelompok, siswa masih pasif dalam kerja kelompok,

belum mampu mengambil berbagai peran dalam kelompok, hal tersebut

menunjukkan belum terbangunnya bekerjasama dalam kelompok dengan

baik. Kemampuan siswa dalam berkomunikasi masih belum terbentuk dan

berkembang, terlihat ketika mengadakan diskusi, pembicara atau salah

seorang siswa sedang berpendapat kemudian siswa lain menyela

pembicaraannya sehingga siswa belum terbiasa menghormati siswa lain dan

tidak menjadi pendengar yang baik. Gejala yang lainnya adalah kemampuan

atau sikap tanggung jawab dan kedisiplinan yang merupakan indikator

keterampilan sosial belum terbentuk terlihat ketika upacara hari senin sedang

dilaksanakan terlihat beberapa yang tidak bisa berbaris dengan baik, sikap

hormat bendera yang sempurna.

Gejala lain juga tampak pada kemampuan berempati dengan siswa yang

sedang sakit terlihat kurang, siswa lebih sibuk dengan urusan masing-

masing karena tidak ada perintah dari wali kelas, sehingga rasa kepedulian

sosial terhadap sesama tidak terlihat. Sebagian besar siswa juga masih sulit

menerima kritik dan saran dari siswa lain, hal tersebut dapat terlihat pada

saat diskusi kelompok, ketika ada kelompok lain memberi sanggahan atau

7

kritikan terhadap pernyataan atau jawaban maka kelompok yang mendapat

kritik sering tidak dapat menerima dengan baik.

Berdasarkan observasi pra-penelitian 25-26 Oktober 2017 data yang

diperoleh tentang keterampilan sosial siswa SMP Al Kautsar Bandar

Lampung tahun 2017 bahwa siswa memiliki keterampilan sosial yang

rendah. Kondisi tersebut terlihat ketika siswa dalam berdiskusi kelompok

yang selalu ingin diperhatikan setiap perkataannya, tetapi saat temannya

berbicara justru tidak memperhatikan bahkan sibuk dengan bermain.

Kehidupan seseorang memerlukan keterampilan sosial antara lain;

menghargai orang lain, berkomunikasi dengan sopan, bekerjasama dengan

penuh tanggung jawab, berempati pada penderitaan orang lain, membantu

orang yang sedang kesulitan dan sebagainya. (Muchlas, 2007; 81).

Keterampilan sosial itu meliputi keterampilan berkomunikasi , menjalin

hubungan dengan orang lain, menghargai orang lain, mendengarkan

pendapat orang lain, memberi atau menerima kritik dan bertindak sesuai

norma yang berlaku”. (Com dan Slaby dalam Gimpel dan Merrell; 44)

Berdasarkan rujukan tiga teori tersebut maka aspek keterampilan sosial yang

di amati dalam penelitian ini meliputi keterampilan berkomunikasi,

keterampilan berempati, keterampilan rasa hormat pada orang lain,

keterampilan kerjasama, dan keterampilan bertindak sesuai norma.

8

Tabel 1.2 Data Observasi Pra-Penelitian Keterampilan Sosial Siswa SMPAl Kautsar Bandar Lampung Semester Satu Tahun 2017

No Aspek yangdi amati

Harapan Kenyataan KeterampilanSosial Siswa (%)

1 Keterampilanberkomunikasi

Semua siswa dapatmelakukan komunikasidengan baik saatberdiskusi

Pada saat diskusi masih lebihdari 50% siswa kurang baikdalam berkomunikasi, sepertisiswa suka menceletuk danbicara dengan teman bukantentang tema diskusi

2 Keterampilanberempatidengan oranglain

Semua siswa peduliterhadap musibah yangsedang di alami temanmaupun orang lain

Hanya teman-teman dekat sajayang menengok saat ada siswayang sakit, itupun jika sudah adaperintah dari pembina ekskulatau wali kelas

3 Keterampilanrasa hormat danperhatian padaorang lain

Semua siswa memilikirasa saling hormatmenghormati sesamateman

Pada saat diskusi masih banyaksiswa yang melontarkan kata katayang tidak sopan , sepertimembentak temannya jika adatemannya yang belum puasterhadap jawaban yang diberikan

4

Keterampilankerjasama

Semua siswa mampumenyelesaikan tugaskelompok secarabersama sama

Pada saat diskusi kelompok, hanyasebagian kecil saja yangmenyelesai kan tugas kelompok,sedangkan siswa lainnya hanyanumpang nama saja

5 Keterampilanbertindak sesuainorma danaturan

Semua siswa dapatberdisiplin danmematuhi semuaperaturan sekolah

Masih banyak siswa yangmelakukan pelanggaran terhadapperaturan sekolah sepertiterlambat datang dan membuangsampah sembarangan

Sumber: Observasi pada SMP Al Kautsar Bandar Lampung Tahun 2017

Berdasarkan observasi pra-penelitian yang telah dilakukan di SMP Al

Kautsar Bandar Lampung, bahwa peserta didik masih banyak yang memiliki

keterampilan sosial yang rendah. Keterampilan sosial yang terdapat pada

Tabel 1.2 merupakan kompetensi yang sangat penting dan harus dimiliki

oleh siswa dalam menyonsong pembelajaran abad 21. Siswa yang mampu

bertahan di abad 21 adalah siswa yang mampu berkomunikasi secara efektif

9

baik lisan maupun tertulis, mampu bekerjasama dalam kelompok dengan

memelihara hubungan sosial secara positif, mengembangkan sikap empati,

menghormati perspektif yang berbeda, disiplin dan bertanggungjawab

dengan taat terhadap aturan yang berlaku. Keterampilan sosial siswa dapat

berkembang melalui proses interaksi, kemudian proses interaksi tersebut

menghasilkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari berbagai

kegiatan dan situasi kondisi yang dialaminya dengan demikian maka

semakin berkembang keterampilan sosial yang dimilikinya.

Salah satu pengalaman-pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan

sosial dalam kegiatan di sekolah adalah ikut berpartisipasi dalam kegiatan

ekstrakurikuler. Salah satu ekstrakurikuler di SMP Al Kautsar adalah PMR.

Keterlibatan peserta didik dalam kegiatan ekstrakulikuler PMR diharapkan

dapat membentuk peserta didik agar memiliki keterampilan sosial yang

baik. Hal tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 62 Tahun

2014 tentang ekstrakurikuler pasal 2 dan 3 bahwa: Pasal 2) Kegiatan

ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan

potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian

peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Pasal 3) (1) Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas: a)

Kegiatan ekstrakurikuler wajib; dan b) Kegiatan ekstrakurikuler pilihan. (2)

Kegiatan ekstrakurikuler wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan

pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. (3) Kegiatan

ekstrakurikuler wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berbentuk

10

pendidikan kepramukaan. (4) Kegiatan ekstrakurikuler pilihan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang

dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan

minat peserta didik. (5) Kegiatan ekstrakurikuler pilihan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat berbentuk latihan olah-bakat dan

latihan olah-minat.

Kegiatan ekstrakurikuler sangat berperan dalam penanaman nilai-nilai

karakter melalui berbagai kegiatan dengan menanamkan nilai-nilai atau

budaya luhur bangsa Indonesia. Kegiatan ekstrakurikuler juga

mengembangkan pengalaman bersifat nyata yang dapat membawa siswa

pada kesadaran atas pribadi, sesama manusia , dan Tuhan–Nya, dengan kata

lain bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan aspek kecerdasan

sosial atau kompetensi sosialnya, serta membangun dan mengembangkan

karakter siswa.

Dipilihnya kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja sebagai kajian

penelitian karena memiliki persamaan dengan dimensi IPS serta memiliki

program kegiatan yang banyak melibatkan peserta didik dalam kerjasama

kelompok yang memungkinkan dapat meningkatkan keterampilan sosial

peserta didik.

Ekstrakurikuler PMR adalah sebuah kegiatan yang selalu menanamkan sikap

tanggung jawab, kepedulian sosial yang tinggi, dan memiliki rasa kerja sama

yang tinggi, seperti dalam tujuan pelaksanaan kegiatan Palang Merah

Remaja yaitu mendidik dan melatih generasi muda dalam kegiatan positif

11

untuk penguatan kualitas remaja serta pembentukan karakter dan

keterampilan individu yang salah satunya keterampilan sosial, melalui

berbagai kegiatan seperti bakti sosial penanganan medis, usaha kesehatan

sekolah bagaimana berperilaku hidup sehat, siaga bencana (pemadaman

kebakaran), P3K, diharapkan dapat memupuk rasa kerja sama yang tinggi,

sikap solidaritas, empati, rasa tanggung jawab, ketulusan, kedisiplinan,

komunikasi yang baik.

Hasil pengamatan awal pada tanggal 25-26 Oktober 2017 ada beberapa

gejala yang diduga bahwa siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR di

SMP Al Kautsar Bandar Lampung berjalan cukup aktif di setiap kegiatanya

baik di dalam maupun di luar sekolah. Bagaimanakah Implementasi Program

Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Dalam Membentuk

Keterampilan Sosial Siswa di SMP Al Kautsar Bandar Lampung?

Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Program Kegiatan

Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Dalam Membentuk

Keterampilan Sosial Siswa di SMP Al Kautsar Bandar Lampung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Keterampilan sosial siswa tergolong masih rendah

2. Selama ini keterampilan sosial siswa kurang mendapat perhatian

12

3. Pembelajaran keterampilan sosial tak dilakukan melalui kegiatan

pembelajaran langsung dengan melakukan aktifitas keterampilan sosial

4. Selama ini belum dilakukan kegiatan evaluasi tentang dampak positip

setiap kegiatan ekstrakurikuler

1.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah: “Implementasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler

PMR Dalam Membentuk Keterampilan Sosial Siswa di SMP Al Kautsar

Bandar Lampung “.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian, maka permasalahan yang muncul dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah kegiatan PMR dapat membentuk keterampilan sosial siswa SMP

Al Kautsar Bandar Lampung?

2. Dimensi keterampilan sosial manakah yang terbentuk selama siswa

mengikuti kegiatan akstrakurikuler PMR?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kegiatan PMR dalam

membentuk keterampilan sosial siswa di SMP Al Kautsar Bandar

Lampung

13

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis dimensi keterampilan sosial yang

terbentuk selama siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR

1.6 Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya dan

mengembangkan konsep ilmu pengetahuan sosial berkenaan dengan upaya

pembentukan keterampilan sosial siswa. Penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan referensi dan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu

pendidikan, khususnya dalam bidang IPS

2. Kegunaan Praktis

a. Memberi kontribusi bagi SMP Al Kautsar Bandar Lampung dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan agar tujuan yang diharapkan

dapat tercapai dengan maksimal

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi sekolah

dalam rangka meningkatkan kemampuan perserta didik untuk

bermasyarakat, berkomunikasi, bekerja sama, bergaul, memiliki

tanggung jawab yang baik dan dapat diterima di kehidupan sosial .

c. Sebagai sumber informasi bagi peneliti dan pihak yang

berkepentingan

d. Memberikan pemikiran lebih lanjut kepada peneliti selanjutnya di

bidang ekstrakurikuler untuk meninggkatkan keterampilan sosial

14

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler PMR dalam

membentuk keterampilan sosial di SMP Al Kautsar Bandar Lampung tahun

2017/2018. Kajian yang diteliti meliputi keterampilan sosial siswa selama

mengikuti kegiatan PMR di SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

Penelitian ini termasuk dalam lingkup konsep-konsep pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang termuat di dalam lima tradisi social studies, yaitu:

“IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (social studies as citizenshiptransmission), IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (social studies as socialsciences), IPS sebagai penelitian mendalam (social studies as reflectiveinquiry), IPS sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as socialcriticism) dan IPS sebagai pengembangan pribadi individu (social studiesas personal development of the individual). (Sapriya, 2009: 13-14).

Penelitian ini terfokus pada IPS sebagai pengembangan pribadi individu

supaya memiliki keterampilan sosial. Kajian penelitian yang difokuskan

pada implementasi program ekstrakurikuler untuk membentuk keterampilan

sosial siswa, menjadikan siswa menjadi pribadi yang mampu

berkomunikasi dengan baik, mampu menunjukkan rasa hormat dan

perhatian pada orang lain, mampu bekerja sama, mampu berbagi tugas dan

pekerjaan dengan orang lain, dalam hal ini dimana IPS berperan sebagai

media untuk menanamkan keterampilan sosial yang tepat sebagai dasar

mengambil keputusan dalam kehidupan yang dianggap sebagai tradisi IPS

yang paling relevan dengan penelitian ini.

Tradisi IPS sebagai pengembangan pribadi individu memiliki dua

tujuan pokok, yaitu menanamkan kepada anak didik suatu komitmen

15

dasar tentang nilai-nilai kemasyarakatan serta membantu anak didik

mengembangkan kemampuannya untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut

terhadap masalah yang dihadapi bangsa.

Berkaitan dengan hal tersebut, IPS sebagai sarana pengembangan pribadi

seseorang secara nyata tidak langsung tampak hasilnya, setidaknya

pendidikan IPS dapat membekali kemampuan seseorang dalam

pengembangan diri melalui berbagai keterampilan sosial dalam

kehidupannya. Keterangan di atas juga sama seperti pernyataan berikut;

“Pendidikan IPS disini harus dapat membekali siswa tentang pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai sehingga semua itu dapat membentuk citra diri

siswa menjadi manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup ditengah

masyarakat dengan damai dan dapat menjadikan contoh teladan serta

memberikan kelebihannya pada orang lain” (Pargito, 2010:54).

Tujuan pokok dari tradisi IPS sebagai pengembangan pribadi individu ini

dianggap merupakan tradisi yang paling relevan terhadap penelitian ini,

dimana penelitian ini memfokuskan pada impementasi program kegiatan

ekstrakurikuler PMR dalam membentuk keterampilan sosial siswa,

diharapkan siswa mampu memiliki keteramplan sosial dan mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan serta mampu

berkontribusi dalam memperbaiki permasalahan yang dihadapi bangsa ini.

16

II. TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN YANGRELEVAN DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Keterampilan Sosial (Social Skill)

2.1.1 Pengertian Keterampilas Sosial

Keterampilan sosial adalah “kemampuan berinteraksi dengan orang lain

dalam konteks sosial maupun nilai-nilai dan disaat yang sama berguna bagi

dirinya dan orang lain. Keterampilan sosial itu meliputi keterampilan

berkomunikasi , menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai orang

lain, mendengarkan pendapat orang lain, memberi atau menerima kritik dan

bertindak sesuai norma yang berlaku”. (Com dan Slaby dalam Gimpel dan

Merrell; 44).

Keterampilan yang digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan

orang lain sesuai peran dalam struktur sosial yang ada. Cara berkomunikasi

tersebut diciptakan, dikomunikasikan, serta dilakukan secara verbal dan non

verbal dalam kompleksitas sosial untuk mengetahui tingkat kecerdasan

emosi seseorang. Adanya proses pembelajaran keterampilan ini dinamakan

sosialisasi.

Dalam kehidupan seseorang memerlukan kecakapan antara lain;toleransi atas perbedaan, menghargai orang lain, berkomunikasidengan sopan, bekerjasama dengan penuh tanggung jawab, berempati

17

pada penderitaan orang lain, membantu orang yang sedang kesulitandan sebagainya. Kecakapan tersebut disebut sebagai keterampilansosial (social skill) yaitu kecakapan yang diperlukan untukberinteraksi dengan orang lain. (Muchlas, 2007; 81).

Hal tersebut juga dinyatakan sebagai berikut:

Keterampilan sosial adalah bagaimana berinteraksi dan bekerjasamadengan orang lain. Keahlian bekerja dalam kelompok sangat pentingkarena dalam kehidupan bermasyarakat begitu banyak orangmenggantungkan hidup melalui kelompok beberapa ketrampilansosial yang perlu dibelajarkan oleh guru meliputi:1. Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan

terhadap orang lain2. Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain3. Berbagi tugas dan pekerjaan dengan orang lain4. Berbuat efektif sebagai anggota kelompok5. Mengambil berbagai peran kelompok6. Menerima kritik dan saran7. Menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan(Sapriya, 2009: 53)

Keterampilan sosial merupakan kemampuan berinteraksi, dengan orang lain

dalam satu konteks sosial dengan suatu cara yang spesifik yang secara sosial

dapat diterima atau dinilai dan menguntungkan orang lain. Bentuk-bentuk

keterampilan antara lain:

1. Kemampuan berkomunikasi2. Kemampuan bekerjasama,3. Menjalin hubungan dengan orang lain atau bergaul,4. Kemampuan berempati dengan orang lain menghargai diri sendiri

dan orang lain,5. Mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain,6. Memberi atau menerima feedback,7. Memberi atau menerima kritik,8. Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. (Sjamsudin

dan Maryani, 2008:6)

‟Keterampilan sosial adalah keahlian memelihara hubungan dengan

membangun jaringan berdasarkan kemampuan untuk menemukan titik temu

serta membangun hubungan baik ” . (Osland, 2002: 372). Selanjutnya

18

Bentuk-bentuk keterampilan sosial antara lain: kemampuan berkomunikasi,

kemampuan bekerjasama, berpatisipasi dalam kelompok masyarakat.

(Seefeld dan Barbour, 1994: 158-159).

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kekhasan atau keunikan, yaitu

bahwa keberadaannya itu eksis jika berada ditengah-tengah manusia lain.

(Sudjarwo, 2015; 109). Selanjutnya supaya manusia dapat diterima di

tengah masyarakat atau kelompok maka harus terampil dalam berinteraksi

sosial yaitu memiliki kecerdasan sosial yang dapat menjalin hubungan

dengan orang lain dengan cukup lancar. Hal itu didukung oleh pendapat

bahwa keterampilan sosial sebagai:

a. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan ataumengkomunikasikan kepentingan-kepentingan dan keinginan-keinginan kepada orang lain

b. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatifdalam konteks interpersonal tanpa menderita kerugian akibat daripenguatan sosial

c. Kemampuan berinteraksi untuk memilih d iantara perilakukomunikatif yang tersedia dalam rangka mencapai tujuannyasendiri secara interpersonal

d. Proses menghasilkan perilaku terampil yang diarahkan ke suatutujuan. Segrin and Gilvertz (dalam Goleman, 2007: 30)

Keterampilan sosial juga dapat didefinisikan dalam konteks pembelajaran

sosial dan emosional, mengenali dan mengelola emosi kita,

mengembangkan perhatian dan kepedulian terhadap orang lain, membangun

hubungan positif, membuat keputusan yang bertanggung jawab. (Zins,

Weissbert, Wang, & Walberg, 2004 dalam Steedly dkk, 2008: 5).

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak pemalu dapat

menjadi lebih percaya diri, anak-anak yang agresif bisa belajar

19

pengendalian diri, dan anak-anak yang cenderung menutup diri dapat

diajarkan bagaimana bergaul dengan teman-teman. Tidak ada yang

meragukan bahwa anak-anak dengan keterampilan sosial yang lebih baik

memiliki keuntungan yang signifikan dalam kehidupan. Mereka tidak hanya

mengalami manfaat hubungan yang positif, tapi mereka berbuat lebih baik

di sekolah. Ini adalah keterampilan yang dibutuhkan saat berinteraksi

dengan orang lain. Ada cara jika kita ingin disenagi dan dihargai orang lain

yang berada di sekitar kita. Sebagai contoh, kita harus bergiliran, berbagi,

bersabar, menghormati, mendengarkan, berbicara positif tentang orang lain

dan bersikap ramah.

Berinteraksi dengan orang-orang yang tidak menggunakanketerampilan sosial adalah sulit. Bayangkan seseorang yang tidakakan berbagi, marah dengan mudah dan menolak untuk bermainsesuai aturan. Apakah itu terdengar seperti situasi yang sulit? ApakahAnda telah dikenal orang untuk bertindak seperti itu sebelumnya?Tidak jika Anda bertindak dengan cara ini karena kita semua membuatkesalahan. Kegiatan dalam bagian ini akan mengajarkan Andaketerampilan sosial (Wayne, 2006: 6)

Keterampilan sosial merupakan suatu yang harus di ajarkan. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat berikut:

Banyak aspek pembangunan sosial tampaknya menjadi bagian bawaandari temperamen anak, tapi kami juga tahu bahwa lingkungan dapatmemainkan peranan penting dalam membentuk perkembangan sosialanak. Dalam sepuluh tahun terakhir, psikolog telah menjadi semakinsadar bahwa keterampilan sosial dapat, dan harus, diajarkan. Banyakpenelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak pemalu dapat menjadilebih keluar, anak-anak yang agresif bisa belajar pengendalian diri,dan anak-anak yang cenderung isolat sosial dapat diajarkan bagaimanamembuat teman-teman. (Shapiro, 2004: 2).

Keterampilan sosial dapat meliputi hidup dan bekerjasama, bergiliran,

respek dan sensitif terhadap hak orang lain, belajar mengontrol diri dan tahu

20

diri, berbagi ilmu dan pengalaman dengan orang lain. (Jorolimek dalam

Maryani, 2011:18)

Selanjutnya (Maryani, 2011:19) menjelaskan mengenai pentingnya

keterampilan sosilal di dalam kelas. Keterampilan sosial dapat

dikelompokkan menjadi empat bagian, namun saling berkaitan, yaitu:

1. Keterampilan dasar berinteraksi: berusaha untuk saling mengenal, ada

kontak mata, berbagi informasi atau material;

2. Keterampilan komunikasi: mendengar dan berbicara secara bergiliran,

melembutkan suara (tidak membentak), meyakinkan orang lain untuk

mengemukakan pendapat, mendengarkan sampai orang tersebut

menyelesaikan pembicaraannya;

3. Keterampilan membangun tim/ kelompok: mengakomodasi pendapat

orang, bekerja sama, saling menolong, saling memperhatikan;

4. Keterampilan menyelesaikan masalah: mengendalikan diri, empati,

memikirkan orang lain, taat terhadap kesepakatan, mencari jalan keluar

dengan berdiskusi, respek terhadap pendapat yang berbeda. Sehingga

peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan sosial sebuah alat yang yang

memiliki indikator keterampilan berinteraksi, keterampilan

berkomunikasi, keterampilan membangun tim/ kelompok, dan

keterampilan menyelesakan masalah secara efektif baik secara verbal

maupun nonverbal, kemampuan untuk dapat menunjukkan perilaku yang

baik, serta kemampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain

digunakan seseorang untuk dapat berperilaku sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh sosial. (Laura Calder, 2006 dalam Maryani, 2011:19)

21

Faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial dalam kehidupan remaja,

yaitu: keluarga, lingkungan, kepribadian, pergaulan, pendidikan,

persahabatan dan partisipasi siswa dalam kelompok. (Davis dan Forsythe

dalam Syamsul Bakhri Thalib, 2013; 159)

2.1.2 Arti Penting Keterampilan sosial

Keterampilan sosial (social skills) merupakan bagian penting dari

kemampuan hidup manusia. Tanpa memiliki keterampilan sosial manusia

tidak dapat berinteraksi dengan orang lain yang ada dilingkungannya karena

keterampilan sosial dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat. Arti penting

dari keterampilan sosial, yaitu:

1. Perkembangan kepribadian dan identitas hasil, pertama adalah

perkembangan kepribadian dan identitas karena kebanyakan dari

identitas masyarakat dibentuk dari hubungannya dengan orang lain.

Sebagai hasil dari berinteraksi dengan orang lain, individu mempunyai

pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri. Individu yang rendah

dalam keterampilan interpersonalnya dapat mengubah hubungan dengan

orang lain dan cenderung untuk mengembangkan pandanagn yangtidak

akurat dan tidak tepat tentang dirinya.

2. Mengembangkan kemampuan kerja, produktivitas, dan kesuksesan karir

keterampilan sosial juga cenderung mengembangkan kemampuan kerja,

produktivitas, dan kesuksesan karir, yang merupakan keterampilan umum

yang dibutuhkan dalam dunia kerja nyata. Keterampilan yang paling

penting, karena dapat digunakan untuk bayaran kerja yang lebih tinggi,

22

mengajak orang lain untuk bekerja sama, memimpin orang lain,

mengatasi situasi yang kompleks, dan menolong mengatasi permasalahan

orang lain yang berhubungan dengan dunia kerja

3. Meningkatkan kualitas hidup

Meningkatkan kualitas hidup adalah hasil positif lainnya dari

keterampilan social karena setiap individu membutuhkan hubungan yang

baik, dekat, dan intim dengan individu lainnya.

4. Meningkatkan kesehatan fisik

Hubungan yang baik dan saling mendukung akan mempengaruhi

kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan hubungan yang berkualitas

tinggi berhubungan dengan hidup yang panjang dan dapat pulih dengan

cepat dari sakit.

5. Meningkatkan kesehatan psikologis penelitian menunjukkan bahwa

kesehatan psikologis yang kuat dipengaruhi oleh hubungan positif dan

dukungan dari orang lain. Ketidakmampuan mengembangkan dan

mempertahankan hubungan yang positif dengan orang lain dapat

mengarah pada kecemasan, depresi, frustasi, dan kesepian. Telah

dibuktikan bahwa kewmampuan membangun hubungan yang positif

dengan orang lain dapat mengurangi distress psikologis, yang

menciptakan kebebasan, identitas diri, dan harga diri.

6. Kemampuan mengatasi stress

Hasil lain yang tidak kalah pentingnya dari memiliki keterampilan sosial

adalah kemampuan mengatasi stress. Hubungan yang saling mendukung

telah menunjukkan berkurangnya jumlah penderita stress dan

23

mengurangi kecemasan. Hubungan yang baik dapat membantu individu

dalam mengatasi stress dengan memberikan perhatian, informasi, dan

feedback. . (Johnson dan Johnson, 1999; 201-2010)

2.1.3 Dimensi Keterampilan Sosial

Lima dimensi paling umum yang terdapat dalam keterampilan sosial,

yaitu:

1. Hubungan dengan teman sebaya (Peer relation), ditunjukkan melalui

perilaku yang positif terhadap teman sebaya seperti memuji atau

menasehati orang lain, menawarkan bantuan kepada orang lain, dan

bermain bersama orang lain.

2. Manajemen diri (Self-management), merefleksikan remaja yang

memiliki emosional yang baik, yang mampu untuk mengontrol

emosinya, mengikuti peraturan dan batasan-batasan yang ada,dapat

menerima kritikan dengan baik.

3. Kemampuan akademis (Academic), ditunjukkan melalui pemenuhan

tugas secara mandiri, menyelesaikan tugas individual, menjalankan

arahan guru dengan baik.

4. Kepatuhan (Compliance), menunjukkan remaja yang dapat mengikuti

peraturan dan harapan, menggunakan waktu dengan baik, dan

membagikan sesuatu.

5. Perilaku assertive (Assertion), didominasi oleh kemampuan kemampuan

yang membuat seorang remaja dapat menampilkan perilaku yang tepat

24

dalam situasi yang diharapkan. (Caldarella dan Merrell dalam Gimpel

& Merrell, 1998; 60)

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial dalam kehidupan remaja,

yaitu:

1) Keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam

kandungan. Kepuasan psikis yang diperoleh anak dalam keluarga akan

sangat menentukan bagaimana ia akan beraksi terhadap lingkungan.

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis

(broken home) di mana anak tidak mendapatkan kepuasan psikis yang

cukup maka anak akan sulit mengembangkan keterampilan sosialnya.

Hal inilah yang paling penting untuk diperhatikan oleh orang tua agar

menjaga komunikasi yang baik dengan anak, sehingga akan

menimbulkan kenyamanan dan keterbukaan bagi anak. Sabaliknya

apabila komunikasi yang kaku dan terbatas hanya akan memunculkan

konflik dan ketidaknyamanan yang dialami anak.

2) Lingkungan

Sejak dini anak harus diperkenalkan dengan lingkungannya, baik

lingkungan keluarga, sekolah, tempat bermain, maupun lingkungan

masyarakat yang luas. Dengan anak mengenal lingkungan sedari awal,

anak akan mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial yang luas,

25

tidak hanya terbatas pada lingkungan keluargayang setiap hari mereka

berama-sama.

3) Kepribadian

Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari

kepribadian seseorang, tetapi sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil

tidak selalu menggambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang

sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak

menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang

yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan.

Disinilah pentingnya orang tua memberikan penanaman nilai-nilai yang

menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada

hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.

4) Rekreasi

Rekreasi merupakan kebutuhan sekunder yang sebaiknya dapat

terpenuhi. Dengan rekreasi seseorang akan merasa mendapat kesegaran

baik fisik maupun psikis, sehingga terlepas dari rasa capai, bosan,

monoton serta mendapatkan semangat baru.

5) Pergaulan dengan Lawan Jenis

untuk dapat menjalankan peran menurut jenis kelamin, maka anak dan

remaja seyogyanya tidak dibatasi pergaulannya hanya dengan teman-

teman yang memiliki jenis kelamin yang sama. Pergaulan dengan

lawan jenis akan memudahkan anak dalam mengidentifikasi sex role

behavior yang menjadi sangat penting dalam persiapan berkeluarga

maupun berkeluarga.

26

6) Pendidikan

Pada dasarkan sekolah mengajarkan berbagai ketrampilan kepada anak.

Salah satu ketrampilan tersebut adalah ketrampilan-ketrampilan sosial

yang dikaitkan dengan cara-cara belajar yang efisien dan berbagai

teknik belajar sesuai dengan jenis pelajarannya. Dalam hal ini peran

orang tua adalah menjaga agar keterampilan-keterampilan tersebut

tetap dimiliki oleh anak atau remaja dan dikembangkan terus-menerus

sesuai tahap perkembangannya.

7) Persahabatan dan Solidaritas Kelompok

Pada masa remaja peran kelompok dan teman-teman amatlah besar.

Seringkali remaja bahkan lebih mementingkan urusan kelompok

dibandingkan urusan dengan keluarganya. Hal tersebut merupakan

suatu yang normal sejauh kegiatan yang dilakukan remaja dan

kelompoknya bertujuan positif dan tidak merugikan orang lain. Dalam

hal ini orang tua perlu memberikan dukungan sekaligus pengawasan

agar remaja dapat memiliki pergaulan yang luas dan bermanfaat bagi

perkembangan psikososialnya.

8) Lapangan Kerja

Cepat atau lambat, setiap orang pasti akan menghadapi dunia kerja.

Keterampilan sosial untuk memilih lapangan kerja sebenarnya telah

disiapkan sejak anak masuk sekolah dasar. Melalui berbagai pelajaran

disekolah mereka telah mengenal berbagai lapangan pekerjaan yang ada

dalam masyarakat. Setelah masuk SMU mereka mendapat bimbingan

karier untuk mengarahkan karier masa depan. Dengan memahami

27

lapangan kerja dan ketrampilan- ketrampilan sosial yang dibutuhkan

maka remaja yang terpaksa tidak dapat melanjutkan sekolah ke

Perguruan Tinggi akan dapat menyiapkan untuk bekerja.

9. Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri (Adaptasi)

Untuk membantu tumbuhnya kemampuan penyesuaian diri, maka sejak

awal anak diajarkan untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelebihan

dan kekurangannya) agar ia mampu mengendalikan dirinya sehingga

dapat bereaksi secara wajar dan normatif. Agar anak dan remaja mudah

menyesuaikanan diri dengan kelompok, maka tugas orang tua/pendidik

adalah membekali diri anak dengan membiasakannya untuk menerima

dirinya, menerima orang lain, tahu dan mau mengakui kesalahannya.

Dengan cara ini, remaja tidak akan terkejut menerima kritik atau umpan

balik dari orang lain/kelompok, mudah membaur dalam kelompok dan

memiliki solidaritas yang tinggi sehingga mudah diterima oleh orang

lain/kelompok. (Davis dan Forsythe dalam Syamsul Bakhri Thalib

(2013: 159-160)

Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial merupakan suatu kemampuan yang diperoleh individu melalui

proses belajar mengenai kemampuan kita dalam mengatur pikiran,

emosi, perilaku untuk memelihara hubungan atau interaksi dengan

lingkungan sosial secara efektif dengan mempertimbangkan norma dan

kepentingan sosial serta tujuan pribadi.

28

2.1.5 Mengukur Keterampilan Sosial

Meningkatnya keterampilan sosial dapat diketahui dengan menggunakan

beberapa alat misalya, angket, lembar observasi, self report checklist, dan

rating scale. Semua instrumen ini disusun berdasarkan dimensi

keterampilan sosial. ( Brener dan Smith, 2004: 1)

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional, untuk mengukur tingkat

keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan

dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan

kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu. Penilaian

keberhasilan tersebut dilakukan melalui langkah-langkah berikut: a)

Mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan dan disepakati.

Menyusun berbagai instrumen penilaian. b) Melakukan pencatatan

terhadap pencapaian indikator. c) Melakukan analisis dan evaluasi. d)

Melakukan tindak lanjut. Instrumen . (Kemendiknas, 2011:18).

Penelitian ini dalam mengukur keterampilan sosial siswa dengan

melakukan wawancara dan pengamatan langsung, diantaranya dengan

beberapa hal di bawah ini:

1. Keterampilan berkomunikasi dapat dilihat dengan cara sudah atau

belum siswa memperhatikan lawan bicara dan berpartisipasi dalam

pembicaraan

2. Keterampilan sosial dapat dilihat apakah siswa sudah mampu atau

belum dalam melakukan kerjasama dengan kelompoknya, misalnya

mudah marah dan tenang dalam melakukan tugasnya

29

3. Keterampilan sosial dapat dilihat pada siswa apakah dapat menjadi

pendengar yang baik dan responsif dan tegas dalam mengajukan

pertanyaan

4. Keterampilan sosial dapat dilihat pada siswa apakah sudah dapat

melaksanakan peraturan yang sudah disepakati atau peraturan yang

berlaku

5. Keterampilan sosial dapat dilihat pada siswa apakah dapat berempati

kepada teman dan ataupun orang lain

6. Keterampilan sosial dapat dilihat pada siswa apakah dapat

bekerjasama dalam kelompok

2.2 Program Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk menyalurkan minat dan

bakat peserta didik yang dilaksanakan diluar jam sekolah. Bentuk kegiatan

ekstrakurikuler wajib adalah kepramukaan, sedangkan bentuk kegiatan

ekstrakurikuler pilihan misalnya dibidang olahraga, keagamaan, kelompok

ilmiah, PMR dan kegiatan lainnya. Kegiatan ekstrakurikuler dapat

dilakukan di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Hal

tersebut juga sesuai dengan pendapat beikut ini,”Kegiatan ekstrakurikuler

merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki manfaat bagi

pembentukan keterampilan siswa’’. (Suryo Subroto; 2009: 287).

Pendapat tersebut juga dinyatakan sebagai berikut: “Ekstrakurikuler harus

dikembangkan dengan harapan yang sama tingginya yang berlaku untuk

30

setiap fase dalam kehidupan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki

dampak besar terhadap budaya moral sekolah”. (Thomas Likona; 2012: 95)

Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin atau berkelanjutan,yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terusmenerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satuprogram kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yanglama. 2) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat,yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktutertentu saja. ( Suryosubroto; 2009:290),

Sesuai peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia

No. 62 tahun 2014 pasal 2 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan

dasar dan menengah yaitu: Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan

dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,

kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam

rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kegiatan

ekstrakurikuler harus memiliki fungsi pengembang, sosial, rekreatif dan

persiapan karir.

(a) Fungsi pengembangan, maksudnya kegiatan ekstrakurikuler berfungsi

untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui

perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan

untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

(b) Fungsi sosial, bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta

didik.

(c) Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam

suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga

31

menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan

ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer

sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.

(d) Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi

untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui

pengembangan kapasitas.

2.3 Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)

2.3.1 Pengertian Palang Merah Remaja (PMR).

Palang Merah Remaja adalah bagian dari Palang Merah Indonesia (PMI)

yang merupakan salah satu wadah untuk melakukan pembinaan dan

pengembangan kepalangmerahaan kepada siswa”. (Gunawan,2012: 274),

Ekstrakurikuler PMR merupakan salah satu ekstrakurikuler yang bergerak

dibidang kepalangmerahan dimana ekstrakurikuler PMR adalah wadah

pembinaan dan pengembangan anggota remaja dengan tujuan membangun

dan mengembangkan karakter anggota PMR yang berpedoman pada

Tribakti PMR dan 7 Prinsip Kepalangmerahan untuk menjadi relawan masa

depan. (1) Kemanusiaan, (2) Kesamaan, (3) Kenetralan, (4) Kemandirian,

(5) Kesukarelaan, (6) Kesatuan (7) Kesemestaan, prisip tersebut

bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang baik secara langsung kepada

peserta didik.

Keterampilan sosial dapat ditingkatkan dengan kegiatan ekstrakurikuler

PMR. Selain dengan kegiatan ekstrakurikuler PMR, keterampilan sosial

32

dapat ditingkatkan dengan kedisiplinan siswa. “ Palang Merah Remaja

adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI dengan

tujuan membangun dan mengembangkan karakter anggota PMR yang

berpedoman pada Tri Bakti PMR dan prinsip kepalangmerahan untuk

menjadi relawan masa depan”. (Suparlan, 2012: 206).

Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan ketua bidang penguatan sumber

daya PMR dan relawan, mengatakan bahwa:

Palang Merah Remaja adalah wadah pembinaan dan pengembangananggota remaja Palang Merah Indonesia (PMI), yang selanjutnyadisebut PMR. Palang Merah Indonesia (PMI) kota diseluruhIndonesia, dengan anggota lebih dari 3 juta orang, anggota PalangMerah Remaja (PMR) merupakan salah satu kekuatan PMI dalammelaksanakan kegiatan–kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dansiaga bencana, mempromosikan prinsip–prinsip dasar gerakan palangmerah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkankapasitas organisasi PMI. (Ulla Nuchrawaty Usman. 2007: 1)

Palang Merah Remaja adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota

remaja dengan tujuan membangun dan mengembangkan karakter anggota

PMR yang berpedoman pada Tribakti PMR . Tribakti PMR tersebut adalah:

a. Mengabdi dan Berbakti pada masyarakat adapun penerapannyalebih mengarah kepada individu anggota Palang Merah Remajayang bersangkutan (personal).

b. Mempertinggi mutu kebersihan, kesehatan dan keterampilanadapun penerapannya lebih mengarahkan kepada peran sertaanggota Palang Merah Remaja kepada masyarakat khususnya dikalangan remaja (komunitas).

c. Mempererat tali persatuan Nasional dan Internasional adapunpenerapannya lebih mengarahkan pada proses anggota PalangMerah Remaja menjalin persahabatan terhadap sesamanya(persahabatan). ( Susilo dkk. 2008:23).

33

2.3.2 Visi dan Misi Palang Merah Remaja (PMR)

Visi dan misi PMR yang tercantum di dalam Manajemen PMR yaitu

sebagai berikut:

a. Visi PMR

PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap menjalankan

kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar

Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

b. Misi PMR

1) Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan prinsip dasar

gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta

Tri Bhakti PMR

2) Menanamkan jiwa sosial kemanusiaan.

3) Menanamkan rasa kesukarelaan.

2.3.3 Keanggotaan Palang Merah Remaja

Indonesia dikenal ada tiga tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan

atau usianya. Menurut Susilo dkk (2008), anggota PMR meliputi:

1) Anggota remaja PMI berusia 10-12 tahun atau setingkatSD/MI/sederajat dapat bergabung sebagai PMR Mula.

2) Anggota remaja PMI berusia 12-15 tahun atau setingkatP/MTs/sederajat dapat bergabung sebagai PMR Madya.

3) Anggota remaja PMI berusia 15-17 tahun atau setingkatA/MA/sederajat dapat bergabung sebagai PMR Wira. (PMR)(Susilo dkk. 2008:23)

Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler harus memberikan sumbangannya dalam

rangka penanaman nilai moral sosial. Nilai moral sosial yaitu terkait

34

hubungan manusia dengan manusia yang lain dalam kehidupan

bermasyarakat.

Palang Merah Remaja yang dituliskan dalam buku manajemen Palang

Merah Remaja dan AD/ART Palang Merah Indonesia (2008) adalah :

a. Anggota Palang Merah Indonesia terdiri dari anggota remaja, biasa,

luar biasa, dan kehormatan (AD Bab VI, Pasal 11).

b. Yang dapat diterima sebagai anggota remaja adalah mereka yang

berusia 10 – 17 tahun atau mereka yang seusia sekolah lanjutan tingkat

atas dan belum menikah (ART Bab VI, Pasal 11, Ayat (1)).

c. Hak dan kewajiban anggota remaja dilaksanakan melalui wadah

Palang Merah Remaja, disingkat Palang Merah Remaja (ART Bab VI,

Pasal 13, Ayat (1)

d. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan Palang Merah Remaja

ditetapkan oleh Pengurus Pusat (ART Bab VI, Pasal 13, Ayat (2)

e. Anggota Remaja mendaftarkan diri kepada unit Palang Merah Remaja

di wilayah domisili yang bersangkutan (ART Bab VI, Pasal 15).

f. Palang Merah Remaja adalah wadah pembinaan anggota remaja Palang

Merah Indonesia.

g. Palang Merah Remaja berada di sekolah atau luar sekolah, dan disebut

kelompok Palang Merah Remaja. Tiap kelompok Palang Merah Remaja

terdiri dari minimal 10 orang.

h. Tingkatan dalam Palang Merah Remaja: Mula, Madya, Wira.

i. Kelompok Palang Merah Remaja terdiri dari:

35

1. Kelompok Palang Merah Remaja berbasis sekolah, disebut kelompok

Palang Merah Remaja sekolah.

2. Kelompok Palang Merah Remaja berbasis masyarakat, disebut

kelompok Palang Merah Remaja luar sekolah.

j. Penjenjangan anggota Palang Merah Remaja terdiri dari:

1. Anggota Remaja Palang Merah Indonesia berusia 10-12 tahun atau

setingkat SD/MI/sederajat dapat bergabung sebagai anggota Palang

Merah Remaja Mula.

2. Anggota Remaja Palang Merah Indonesia berusia 12 –15 tahun atau

setingkat SMP/MTS/sederajat dapat bergabung sebagai anggota

Palang Merah Remaja Madya.

k. Anggota Remaja Palang Merah Indonesia berusia 15 – 17 tahun atau

setingkat SMU/SMK/MA/sederajat dapat bergabung sebagai anggota

Palang Merah Remaja Wira.

2.3.4 Tri Bakti Palang Merah Remaja

Palang Merah Indonesia berkomitmen untuk menyebarluaskan dan

mendorong aplikasi secara konsisten prinsip-prinsip dasar gerakan Palang

Merah Indonesia, melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan

bencana yang berbasis masyarakat, memberikan bantuan dalam bidang

kesehatan umum yang berbasis masyarakat, pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K), serta berperan aktif dalam penanggulangan bahaya

HIV/AIDS dan menyalahgunaan narkotika, juga menggerakkan generasi

muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan. Amanat ini

36

menjadi bagian tugas dan peran anggota remaja Palang Merah Indonesia,

yang tercakup dalam Tri Bhakti Palang Merah Remaja yaitu :

a. Mengabdi dan berbakti pada masyarakat adapun penerapannya lebih

mengarah kepada individu anggota Palang Merah Remaja yang

bersangkutan (personal).

b. Mempertinggi mutu kebersihan, kesehatan dan keterampilan adapun

penerapannya lebih mengarahkan kepada peran serta anggota Palang

Merah Remaja kepada masyarakat khususnya di kalangan remaja

(komunitas).

c. Mempererat tali persatuan Nasional dan Internasional adapun

penerapannya lebih mengarahkan pada proses anggota Palang Merah

Remaja menjalin persahabatan terhadap sesamanya (persahabatan).

(PMI, 1991: 59).

2.3.5 Bentuk Pembinaan Palang Merah Remaja

Bentuk pembinaan PMR dalam buku manajemen Palang Merah Remaja

dan AD/ART Palang Merah Indonesia (2008) adalah antara lain :

a. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan Palang Merah Remaja,

mencakup: perekrutan, pelatihan, pengembangan individu,

pengembangan organisasi, Tri Bhakti Palang Merah Remaja, pelaporan,

monitoring, dan evaluasi.

b. Pembinaan Palang Merah Remaja diarahkan pada pengembangan

karakter kepalangmerahan.

37

c. Pengembangan karakter kepalangmerahan yaitu mengarahkan anggota

Palang Merah Remaja agar mengetahui, memahami, dan berperilaku

sesuai prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Pembinaan berbasis pengembangan karakter dilaksanakan dengan

pendekatan ketrampilan hidup yang mencakup social skills atau

keterampilan sosial, yaitu proses pembinaan interaktif yang bertujuan

memaksimalkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anggota Palang

Merah Remaja sehingga terjadi perubahan positif.

2.4 Penelitian yang Relevan

Berikut ini terdapat beberapa referensi penelitian yang relevan dengan kajian

yang dilakukan oleh peneliti mengenai implementasi program

ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dalam membentuk

keterampilan sosial siswa di SMP Al Kautsar Bandar Lampung”. Adapun

penelitian yang relevan sebagai penunjang dalam penelitian ini

diantaranya sebagai berikut :

1. Regina G. Danganan, Ph.D, Alvin V. Nuqui, Ph.D, 2015 dalam World

Journal of Educational Research. Vol. 2, No. 2, yang berjudul

pengembangan pribadi dan perkembangan akademik siswa dan

partisipasi mereka dalam kegiatan co dan ekstrakurikuler untuk program

peningkatan siswa. Penelitian ini bertujuan memberikan kontribusi

terhadap "keterlibatan dalam kegiatan co dan ekstrakurikuler terhadap

perkembangan akademik dan pengembangan pribadi siswa. Penelitian

ini menggunakan dua metode penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif,

38

dimana total dua ratus dua belas (212) siswa diambil sebagai sampelnya,

kemudian wawancara dilakukan terhadap pembina, pelatih, dan siswa

lainnya. Analisis hubungan korelasi dan deskriptif di alam serta

fenomenologis (Manusia sebagai sebagai sebuah fenomena). Penelitian

ini menghasilkan hipotesis bahwa keterlibatan dalam kegiatan co dan

ekstrakurikuler secara signifikan berhubungan dengan prestasi akademik

dan perkembangan pribadi siswa. Secara khusus, keterlibatan siswa

dalam kegiatan yang berhubungan dengan akademis, seni pertunjukan

dan olahraga secara signifikan berhubungan dengan perkembangan

pribadi siswa "ditunjukkan dalam kepuasan, kepercayaan diri,

manajemen emosional dan kepemimpinan. Konsekuensinya, masukan

dari pelatih dan pembina layak dipertimbangkan kembali dalam sebuah

program kegiatan.

2. Wing Sze Mak, 2014 dalam SS Student E-jurnal.Vol. 3, yang berjudul

evaluasi kelompok pendidikan moral dan karakter untuk siswa sekolah

dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keefektifan

pendidikan moral dan karakter dengan sepuluh kelompok siswa terdiri

dari empat cluster. yang dilakukan oleh pekerja sosial di sebuah sekolah

dasar. Melalui observasi di sekolah dan wawancara dengan peneliti,

peneliti mengidentifikasi adanya kebutuhan pendidikan moral pada

siswa.

Pendidikan moral didasarkan pada psikologi positif, teori pembelajaran

sosial Bandura, model pengembangan moral Kohlberg, teori kebutuhan

39

moral moral Beck dan teori interaksi sosial Berkowitz. Tugas, observasi

dan sesi umpan balik digunakan sebagai penilaian kualitatif. Karena

aktivitasnya berbasis alam, interaksi anggota berperan penting dalam

mengajarkan pendidikan moral. Pra-tes dan pasca tes digunakan sebagai

data kuantitatif untuk mendukung evaluasi hasil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara sebelum dan

sesudah uji peringkat dari delapan langkah-langkah secara statistik

signifikan dengan kepercayaan 95% (p-value <0,05). Perubahan itu

bukan karena kebetulan. Semua siswa menunjukkan peningkatan dalam

pemahaman mereka tentang pentingnya penghargaan, rasa syukur, rasa

hormat dan kebaikan hati, serta kemauan untuk mempraktikkannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ini menyiratkan bahwa dengan

menggunakan berbagai aktivitas dan permainan dapat meningkatkan

minat siswa dan mendorong interaksi. Dengan menjadi bagian dari

kelompok, anggota dapat mempelajari perilaku dan sikap sosial yang

baik dari perilaku siswa, anggota lain dan pengalaman kelompok.

Berdasarkan bukti yang ada dapat dikembangkan untuk merancang

pendidikan karakter yang dibuat khusus dan interaktif untuk siswa

sekolah dasar China.

3. Erine Nurmaulidya, 2013 dalam jurnal Pendidikan Vol 1, No 1 yang

berjudul kegiatan ekstra kurikuler dan pembentukan Soft skill peserta

didik di SMA negeri 6 Bandar Lampung . Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pendidikan Soft Skill (di SMA Negeri 6 Bandar

40

Lampung. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif, Peneliti melakukan observasi lapangan dengan

mengumpulkan dokumentasi, wawancara, dan mengamati kegiatan

ekstra kurikuler peneliti harus bisa bertanya, menganalisis, dan

mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Berdasarkan

hasil data peneliti menemukan bahwa persepsi guru, stakeholder, orang

tua peserta didik dan peserta didik tentang pendidikan Soft Skill melalui

ekstrakurikuler dan prilaku siswa telah memunculkan atribut Soft Skill

yang mulai membudaya.

Temuan pada analisis dalam situs, guru berpendapat atribut Soft Skill yang

mulai membudaya pada siswa melalu ekstra kurikuler adalah kemauan

belajar, fleksibel, kerja dalam tim dan dapat berargumen secara logis. hal ini

terlihat pada setiap kesempatan seluruh peserta diklat tampak sadar akan

tepat waktu untuk berkumpul, beribadah, dan guru juga meiliki pengaruh

terhadap perkembangan prilaku peserta didik. Stakeholder dapat dilihat dari

aktivitas keseharian siswa dengan menggunakan waktu istirahat untuk

melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kedisiplinan, bersosialisasi dapat

bekerja dalam tim.

Orang tua peserta didik memberikan pendapat bahwa nilai Soft Skill

kemauan belajar, fleksibel, kerja dalam tim dan berargumen logis pada

siswa yang mengikuti ekstra kurikuler dapat dilihat dari ketepatan untuk

masuk sekolah, tidak membolos, tidak membuat masalah dan melakukan hal

yang baik. Peserta didik juga berpendapat mulai membudayanya kemauan

belajar, fleksibel, kerja dalam tim dan berargumen logis diri pada siswa

41

setelah mengikuti ekstra kurikuler seperti kerja mandiri, tidak mencontek,

menyibukan waktu dengan kegiatan yang positif dan gemar mendatangi

perpustakaan, dapat penulis tarik kesimpulan dari persepsi guru,

stakeholder, orang tua peserta didik dan peserta didik atribut Soft Skill yang

mulai membudaya (MM) pada siswa yang mengikuti ekstra kurikuler adalah

kemauan belajar, fleksibel, kerja dalam tim dan berargumen logis. Setelah

ditemukan atribut Soft Skill kemauan belajar, fleksibel, kerja dalam tim dan

berargumen logis pada peserta didik yang mengikuti ekstra kurikuler yang

sudah membudaya, peneliti juga menemukan atribut yang mulai terlihat

(MT) yaitu atribut meliputi inisiatif, motivasi, manajemen diri pada siswa,

dan menemukan mulai berkembangnya (MB) atribut Soft Skill mandiri,

tangguh, dan manajemen waktu.

Dampak pendidikan Soft Skill melalui ekstra kurikuler yang telah peneliti

lakukan observasi selama bulan September sampai pada bulan November

yaitu hasil dari pendidikan Soft Skill melalui ekstra kurikuler menunjukkan

peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi, mulai terlihat

(MT) prilaku inisitaif siswa, etika dan motivasi. Peserta didik yang secara

komprehensif terlibat dalam pendidikan Soft Skill menunjukkan penurunan

drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan

akademik yaitu terlihat mulai berkembangnya (MB) mulai berkembang

sikap mandiri, pribadi tangguh, manajemen waktu juga mulai

membudayanya (MM) kemampuan menyelesaikan persoalan, fleksibel,

kerja dalam tim, dan dapat berargumen secara logis.

42

4. Rochman Mahfurianto, 2015, dalam e-journal.unipma.ac.id yang

berjudul pengaruh kegiatan ekstrakurikuler PMR dan kedisiplinan

terhadap keterampilan sosial siswa SMK N 1 geneng tahun pelajaran

2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh

ekstrakurikuler PMR dan kedisiplinan terhadap keterampilan sosial siswa

SMKN 1 Geneng. Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Geneng,

Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi. Metode dalam penlitian ini

menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan

pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau pengesahan suatu

konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan suatu subjek penelitian pada saat ini (Hamid

Darmadi, 2011: 7). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pada

penelitian ini, variabel independen (X1) adalah ekstrkurikuler PMR dan

(X2) adalah kedisiplinan serta variabel dependen (Y) adalah

keterampilan sosial. Populasinya adalah seluruh siswa anggota PMR

berjumlah 55 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan sampling jenuh.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket atau kuesioner

dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrakurikuler

PMR dan kedisiplinan mempunyai pengaruh tehadap keterampilan sosial

siswa SMKN 1 Geneng. Hal ini menunjukan bahwa dengan kegiatan

ekstrakurikuler PMR dan kedisiplinan yang baik dapat meningkatkan

keterampilan sosial.

43

5. Eka Rochmawati, 2013 dalam Journal of Education, Society and

Culture. Vol 2 No 2, yang berjudul Palang Merah Remaja sebagai wadah

pengembangan perilaku menolong di kalangan siswa SMA N 9

Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan

kegiatan Palang Merah Remaja di kalangan siswa SMA Negeri 9

Semarang dan juga mengetahui kegiatan Palang Merah Remaja dalam

mendorong perilaku menolong siswa SMA N 9 Semarang. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Validitas data yang digunakan adalah

teknik triangulasi data. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan Palang Merah Remaja SMA

Negeri 9 Semarang dapat mendorong perilaku menolong siswa SMA

Negeri 9 Semarang.

6. Prawidya Lestari dan Sukanti, 2016 dalam Jurnal Penelitian Vol 10

No.1, yang berjudul membangun karakter siswa melalui kegiatan

intrakurikuler ekstrakurikuler, dan hidden curriculum (di SD Budi Mulia

dua Pandeansari Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana konsep pendidikan karakter di SD Budi Mulia

Dua Pandeansari, bagaimana implementasi pendidikan karakter melalui

kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan hidden curriculum, dan

faktor pendukung serta penghambat dari implementasi tersebut. Metode

penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, konsep pendidikan

karakter di SD Budi Mulia Dua Pandeansari pada hakikatnya masuk ke

44

dalam hidden curriculum yang didasarkan pada visi, misi, dan delapan

basis pembelajaran. Kedua, implementasi pendidikan karakter di SD

Budi Mulia Dua Pandeansari diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler,

kegiatan ekstrakurikuler, dan budaya sekolah. Di dalam kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler terdapat hidden curriculum yang

merupakam kurikulum yang menyertai kurikulum verbal atau kurikulum

tertulis pada umumnya. Ekstrakurikuler berfungsi membantu

mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,

dan minat. Melalui ekstrakurikuler, peserta didik dapat memantapkan

pengembangan kepribadian siswa yang cenderung berkembang untuk

memilih jalan tertentu.

7. Ascosenda Ika Rizqi, 2014, dalam jurnal Harmoni Sosial, Volume 1

Nomor 1, yang berjudul implementasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan

palang merah remaja di sekolah Bina PMI. Penelitian ini bertujuan:

mengimplementasikan nilai karakter dalam kegiatan PMR tingkat wira di

sekolah binaan PMI Kota Malang. Jenis penelitian deskriptif kualitiatif

yang dilaksanakan bulan Februari sampai April 2013 di SMAN 5

Malang, SMA Frateran Malang, SMKN 2 Malang, dan MAN Malang I.

Teknik pengambilan data terdiri atas: wawancara, dokumentasi, dan

observasi.

Hasil penelitian menunjukkan: Nilai Kemanusiaan keempat sekolah

dengan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan dan donor darah; Nilai

Kemanusiaan di MAN Malang I lebih kepada kegiatan bakti sosial, di

45

SMK Negeri 2 Malang memperingati hari AIDS dengan membagikan

stiker, di SMA Negeri 5 Malang mengimplemntasikan kegiatan yang

bersifat kemasyarakatan, dan di SMA Katolik Frateran pelaksanaannya

lebih ditujukan kepada anggota yang niat mengikuti kegiatan PMR.Nilai

Kesamaan MAN I dan SMKN 2 menerapkan jiwa corsa, SMAN 5

menghilangkan batas senioritas, dan SMA Frateran melaksanakan

outing; Nilai Kenetralan MAN I tidak membela organisasi manapun,

SMKN 2 dan SMAN 5 memberikan santunan kepada siapapun, dan

SMA Frateran boleh mengikuti ekstrakurikuler lain; Nilai Kemandirian

MAN I dan SMAN 5 mengurus administrasi secara mandiri, SMKN 2

menerapkan disiplin waktu, SMA Frateran mengumpulkan kas; Nilai

Kesukarelaan keempat sekolah dengan memberikan pertolongan tanpa

imbalan; Nilai Kesatuan keempat sekolah dengan mempererat

silaturahmi dengan warga sekolah; Nilai Kesemestaan MAN I berupa

penyuluhan kesehatan, SMKN 2 dan SMA Frateran PMR selalu hadir di

kegiatan sekolah, SMAN 5 mengirimkan duta untuk kegiatan nasional

dan Internasional.

8. Chiara Pataro, 2016 dalam Italian Journal of Sociology of Education,

Vol 8, No 1. berjudul pendidikan karakter: Sebuah tinjauan pustaka

tentang pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pendidikan karekter, untuk mengidentifikasi tren utama

dalam literatur akademik internasional yang memaknai bahwa topik

utama adalah cara mengeksplorasi isu-isu ini berkembang dalam hal

penelitian empiris dari teori dan menganalisis keterkaitan satu dengan

46

yang lainnya. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, judul dan abstrak dari

dari 261 artikel yang diterbitkan di 145 jurnal akademik selama periode

2005-2014 dipilih sebagai literatur yang ditinjau secara berpasangan .

Literatur Pendidikan, ERIC, Psikologi & Perilaku dan database

SocINDEX. Judul dan abstrak artikel dianalisis melalui perangkat lunak

T-Lab, dengan menggunakan teknik analisis konten yang berbeda.

Meskipun banyak ambivalensi dan ambiguitas mempengaruhi makna

yang dikaitkan dengan pendidikan karakter, beberapa kecenderungan

utama muncul dari tinjauan literatur ini dan studi yang dipertimbangkan

tampaknya setuju bahwa pendidikan karakter dapat memainkan peran

penting dalam pembangunan moral anak-anak dan remaja dan dapat

menjadi pedoman untuk pendidikan dan pembelajaran pemuda .

9. Anis Fauzi, 2016 dalam Jurnal Lentera Pendidikan. Vol 19 No 2, yang

berjudul implementasi pendidikan karakter dalam membentuk perilaku

sosial dan keagamaan siswa. Penelitian ini bertujuan mengetahui

program dan implementasi pendidikan karakter dalam membentuk

perilaku sosial dan keagamaan siswa di SMP Negeri 1 Cimanuk

Kabupaten Pandeglang. Metode penelitian deskriptif kualitatif diguna-

kan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada saat ini

mengenai implementasi pendidikan karakter dalam membentuk perilaku

sosial dan keagamaan siswa studi di SMP Negeri 1 Cimanuk Kabupaten

Pandeglang. Hasil penelitian ini adalah (1) Program pendidikan karakter

merupakan bagian dari pembinaan siswa yang telah diprogramkan; (2)

Implementasi pendidikan karakter berupa membaca do’a bersama,

47

membaca surat-surat pendek; (3) Siswa suka mengobrol, saling

membantu, menengok siswa yang sakit, suka bersalam-salaman,

melaksanakan piket dan suka bekerja sama.

10. Santi Dwi Isro’Diyah, 2017 dalam Jurnal Kajian Moral dan

Kewarganegaraan Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 288-302.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepedulian sosial

siswa, antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Palang Merah

Remaja dan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler Palang Merah

Remaja. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif

eksperimen dengan menggunakan desain statistic group comparasion

design. Sampel pada penelitian ini adalah 40 siswa yang terdiri atas 20

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Palang Merah Remajasebagai

kelompok eksperimen dan 20 siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler

Palang Merah Remaja sebagai kelompok kontrol. Data dikumpulkan

dengan menggunakan instrument angket tertutup berupa tes skala sikap

yang terlebih dahulu diuji validitasnya dan angket persepsi siswa tentang

kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja yang berpengaruh dalam

menumbuhkan kepedulian sosial siswa.Data dianalisis menggunakan

rumus uji-t.Berdasarkan analisis data yang dilakukan hasilnya sebagai

berikut : nilai t hitung (47,5) > t tabel (1,68) menunjukkan bahwa siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler Palang Merah Remaja memiliki

kepedulian sosial lebih baik dari pada siswa yang tidak mengikuti

ekstrakurikuler Palang Merah Remaja. Berdasarkan persepsi siwa yang

mengikuti ekstrakurikuler Palang Merah Remaja kagiatan yang paling

48

berpengaruh dalam menumbuhkan kepedulian sosial siswa yaitu :

Kesiapsiagaan dengan skor 90, dan pertolongan pertama dengan skor 89.

2.5 Kerangka Berpikir

Ekstrakurikuler merupakan wadah untuk proses belajar dan pembinaan

serta pengembangan bakat dan minat siswa dengan tujuan untuk

memberikan bekal keterampilan kepada siswa. Ekstrakurikuler Palang

Merah Remaja merupakan ekstrakurikuler yang memberikan pengalaman

belajar dengan melakukan aktivitas secara langsung supaya siswa

mengalami atau melakukan secara langsung berbagai kegiatan yang dapat

membentuk keterampilan sosial mereka, seperti dengan melakukan kegiatan

bakti sosial, kegiatan kesehatan sekolah, pemadaman kebakaran, dan

pertolongan pertama pada kecelakaan.

Kegiatan ekstrakurikuler PMR tersebut diharapkan mampu membentuk

pribadi siswa yang memiliki rasa empati seperti sikap saling tolong

menolong sesama manusia, rasa tanggungjawab, disiplin dengan mematuhi

aturan yang berlaku, mampu berkomunikasi baik verbal maupun non verbal,

dapat bekerjasama dalam kelompok dan memiliki sikap menghormati orang

lain dengan baik.

49

Bagan kerangka pikir berfungsi sebagai panduan berpikir/jalan berpikir

dalam melakukan penelitian. Berikut bagan kerangka pikir dalam penelitian

ini:.

Keterangan

= Bidang Kegiatan Ekstrakurikuler PMR

= Implementasi Program Ekstrakurikuler PMR

= Perkembangan Keterampilan Sosial Siswa

Gambar 2.1. Bagan kerangka pikir penelitian Implementasi KegiatanEkstrakurikuler PMR dalam Membentuk Ketrampilan Sosial Siswa

EkstrakurikulerPalang MerahRemaja (PMR)

Program KegiatanEkstrakurikuler PalangMerah Remaja (PMR)

Pelaksanaan ProgramKegiatan EkstrakurikulerPalang Merah Remaja (PMR)

KetrampilanSosial Siswa

50

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriftif dengan pendekatan

kualitatif, penelitian kualitatif merupakan metode-metode yang

mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau

sekelompok orang dianggap dari masalah sosial atau kemanusiaan.

(Cresswell, 2012: 4).

Berdasarkan pemikiran di atas maka pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, adapun alasan dasar bagi peneliti

adalah penggunaan pendekatan kualitatif merupakan metode untuk

mengeksporasi dan memahami makna dari masalah sosial atau kemanusiaan.

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode yang mengeksplorasi dan

memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang

dianggap dari masalah sosial atau kemanusiaan. Dalam penelitian ini peneliti

akan menyelidiki peristiwa atau proses aktivitas Palang Merah Remaja dalam

membentuk keterampilan sosial siswa di SMP Al Kautsar Bandar Lampung,

maka berdasarkan tujuan penelitian pendekatan yang dipilih adalah studi

kasus.

“Studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimanadidalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa,aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Sehubungan dengan ituBogdan dan Biklen (1998) menjelaskan ciri-ciri penelitian kualitatif

51

meliputi; (1) mempunyai latar belakang alami sebagai sumber data ataupada konteks dari sesuatu yang utuh, (2) peneliti sendiri merupakaninstrument utama dalam usaha pengumpulan data, (3) lebihmementingkan proses dari pada hasil, (4) cenderung menganalisa daninduktif, (5) sangat mementingkan makna yang terkandung dalamsuatu tindakan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam situasi sosial.Cresswell (2012: 20)

Jenis pendekatan kasus ini sering disebut dengan case study yaitu pola

penelitian dengan cara detail dari suatu kasus tertentu. Sedangkan kesimpulan

yang diperoleh tidak untuk generalisasi kepada semua populasi atau variabel

lain yang memiliki kedudukan sama. (Sudjarwo, 2011: 98).

Langkah penelitian ini melalui tiga proses yaitu perencanaan, pelaksanaan

dan laporan, hal ini sesuai dengan pendapat bahwa “penelitian dipandang dari

sudut proses terdiri dari tiga bagian, (1) perencanaan penelitian, (2)

pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian dan, (3) pelaporan

penelitian.” (Mukhtar, 2013: 43).

Data dan informasi yang peneliti kumpulkan dalam implementasi kegiatan

ekstrakurikuler dalam membentuk ketrampilsan sosial siswa di SMP Al

Kautsar Bandar Lampung lebih banyak berupa keterangan-keterangan dan

penjelasan tentang aktivitas siswa dalam ekstrakurikuler Palang Merah

Remaja. Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

paradigma interpretif. Paradigma interpretif digunakan sebagai panduan

bagaimana cara memandang penelitian dan penyelesaian penelitian tersebut.

“Secara umum dalam ilmu sosial termasuk di dalamnya humaniora) terdapat

dua paradigma besar, yakni paradigma positivistik dan paradigma interpretif”.

(Poerwandari dalam Salim. 2006: 5). Temuannya merupakan gambaran gejala

52

dalam masyarakat yang diidentifikasikan. Paradigma interpretif lebih bersifat

subjektif, temuan-temuannya adalah gambaran gejala yang teridentifikasi di

lapangan, dan tidak dapat digeneralisasikan untuk keseluruhan populasi.

Paradigma interpretif lebih bersifat subjektif, temuan-temuannya adalah

gambaran gejala yang teridentifikasi di lapangan, dan tidak dapat

digeneralisasikan untuk keseluruhan populasi. “Paradigma interpretif dan

konstruktivis yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang

holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala yang

bersifat interaktif ” (Sugiyono, 2011: 8).

Penelitian kualitatif ini mengutamakan data deskriftif utuh dari fenomena

yang diteliti. Peneliti bertindak sebagai alat atau instrumen dalam

pengumpulan data. Penelitian ini juga tidak hanya berhenti hingga

pendeskripsian suatu fenomena, tetapi terus berlanjut dngan melibatkan

proses interpretasi dan memaknai apa yang terkandung di dalamnya.

Merujuk pendapat Creswell, bahwa penelitian ini menekankan pada

pendekatan kualitatif dengan strategi deskriftif naratif (Creswell, 2012: 1).

Lebih lanjut Creswell mengungkapkan bahwa:

Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting sepertimengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,mengumpulkan data yang spesifik dan para partisipan, menganalisisdata secara induksi mulai dari tema-tema yang khusus ketema-temayang umum dan menafsirkan makna data. Laporan akhir penelitian inimemiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibatdalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitianyang bergaya induksi, berfokus pada makna individual danmenerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (Creswell, 2012: 4-5)

53

Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan peristiwa, aktivitas dan

proses yang muncul tentang keterampilan sosial pada kegiatan ekstrakurikuler

Palang Merah Remaja di SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

3.2 Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti memiliki dua fungsi. Pertama, peneliti berfungsi sebagai

instrumen. Kedua, peneliti berfungsi sebagai evaluator. Peneliti sebagai

instrumen atau alat penelitian dari awal hingga akhir penelitian. Peneliti

memiliki fungsi penuh atau terlibat aktif dalam kegiatan penelitian yang

dilakukan mulai dari pengumpulan data, analisis data dan diskusi hasil hingga

sampai menulis dan menyajikan diskusi hasil temuan penelitian sampai

dengan penyimpulan.

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Al Kautsar jalan Sukarno Hatta No. 37

Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Dipilihnya SMP Al Kautsar

Bandar Lampung sebagai tempat penelitian karena merupakan sekolah yang

memiliki visi dan misi kearah pendidikan karakter. Memiliki berbagai macam

kegiatan untuk menunjang kegiatan pembelajaran siswa, baik melaui

kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai wadah untuk

mengmbangkan potensi diri siswa seperti kepemimpinan bakat dan minat.

SMP Al Kautsar memiliki jumlah siswa banyak yang berasal dari berbagai

macam daerah di Provinsi Lampung dengan latar belakang keluarga dan

sosial budaya yang berbeda sehingga terjadinya berbagai bentuk interaksi

54

sosial siswa. Kegiatan ekstrakurikuler PMR di SMP Al Kautsar sudah

berjalan dengan aktif serta memiliki berbagai bentuk kegiatan yang dapat

membentuk keterampilan siswa seperi kegiatan bakti sosial, UKS,

pemadaman kebakaran, pertolongan pertama, jumbara, pendidikan dan

latihan dasar. Selain itu, ekskul PMR juga didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan

ekskul PMR, dari kondisi tersebut sehingga peneliti ingin melihat bagaimana

proses kegiatan ekstrakurikuler PMR dalam membentuk keterampilan sosial

siswa. Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan peneliti untuk

melaksanakan proses penelitian. Proses ini mencakup keseluruhan kerja

mulai dari penetapan judul sampai pada proses pelaporan hasil penelitian.,

untuk memperoleh data yang akurat dan memenuhi kriteria dari sebuah tujuan

penelitian, maka penelitian dilakukan selama dua bulan, dimulai pada tanggal

3 November 2017 – 31 Januari 2018.

3.4 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

3.4.1 Subjek Penelitian

Informan adalah orang yang bisa memberikan informasi dan yang dijadikan

sebagai subjek penelitian. Sedangkan untuk menentukan sampel/informan

digunakan pusposive sampling.“Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sebagai sumber data dengan pertimbangan tertentu”

(Sugiyono. 2016: 218-219). Adapun informan kunci (key informan) dalam

penelitian ini ialah:

1. Informan 01 Ibu Sri Purwaningsih selaku Kepala SMP Al Kautsar Bandar

Lampung. Selama penggalian data, informan memberikan keterangan

55

bahwa kegiatan PMR merupakan ekstrakurikuler yang memiliki banyak

kegiatan. Kegiatan yang dilakukan diarahkan mampu menjawab

perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju, hal itu

merupakan tantangan besar bagi guru dan siswa, upaya terus dilakukan

sekolah dalam rangka membekali siswa dengan pengetahuan (knowledge)

dan kecakapan hidup dengan berbagai kegiatan baik intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler.

2. Informan 02 bapak Ade Ardiansyah. selaku pembina PMR SMP Al

Kautsar Bandar Lampung. Selama penggalian data, informan memberikan

keterangan bahwa tidak semua mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa

yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan yang tidak cenderung

memiliki keterampilan sosial yang berbeda. Kegiatan ekskul PMR

memiliki berbagai bentuk kegiatan yang didukung oleh dana, sarana dan

prasarana yang memadai, selama ini kegiatan PMR banyak memberikan

pengetahuan dan keterampilan kepada siswa.

Informasi dari dua orang informan kunci tersebut, peneliti mendapatkan

informasi untuk mendapat informasi orang-orang yang dapat dijadikan

informan tentang bagaimana implementasi kegiatan ekstrakurikuler PMR

dalam membentuk keterampilan sosial siswa seperti keterampilan

berkomunikasi, berempati, bekerjasama, rasa hormat dan perhatian pada

orang lain, dan bertindak sesuai norma dan aturan. Berdasarkan petunjuk

informan kunci, maka penelitian ini berjumlah 9 informan tambahan

yakni:

56

1. Informan 03 bapak Arismun (waka kesiswaan)

2. Informan 04 ibu Mariana (guru IPS)

3. Informan 05 bapak Joko Triyantoro (pembina OSIS)

4. Informan 06 Rifka Aisy ( kelas VIII C)

5. Informan 07 Mahisal Aziz (kelas VIII A)

6. Informan 08 Hadayah Tsania H. (kelas VIII C)

7. Informan 09 Nurafiatul Laila (kelas VIII C)

8. Informan 10 Ale Wicaksana kelas (kelas VIII E)

9. Informan 11 M. Mayreza (kelas VII D)

Informan 01 sampai dengan informan 11 merupakan sumber informasi

untuk mendapatkan data tentang perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

PMR, serta sebagai sumber informasi untuk memperoleh data

keterampilan sosial siswa selama mengikuti kegiatan PMR di SMP Al

Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018.

3.4.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis

bagaimana keterampilan sosial siswa di SMP Al Kautsar Bandar Lampung

selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dilihat dari

dimensi keterampilan berkomunikasi, berempati, bekerjasama, rasa hormat

pada orang lain dan keterampilan bertindak sesuai norma dan aturan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Ujung tombak penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Jadi si peneliti

yang menjadi instrumen dalam penelitian ini (Sugiyono, 2011: 400).

57

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik,

yaitu:

3.5.1 Wawancara

Wawancara (interview) adalah alat utama dalam pengumpulan data. Dalam

buku Metode Penelitian Survei: “wawancara merupakan suatu proses

interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh

yaitu : pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar

pertanyaan dan situasi wawancara”. (Singarimbun, 2008:145) Menurut

Sudjono (2009), wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara

sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Bahri (2008), wawancara adalah komunikasi langsung

antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai (Purnomo, 2015: 71).

Tujuan wawancara sebagai berikut: 1) Untuk memperoleh informasi secara

langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu, 2)

Untuk melengkapi suatu penyelidikan/penelitian ilmiah, 3) Untuk

memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu (Zainal

dalam Purnomo, 2015: 72). Metode wawancara dilakukan dengan daftar

pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sebelum ke lokasi

penelitian, peneliti membuat kisi kisi pertanyaan seputar keterampilan sosial

dari dimensi keterampilan berkomunikasi, berempati, bekerjasama, rasa

hormat terhadap orang lain dan keterampilan keterampilan bertindak sesuai

norma dan aturan. Hal ini bertujuan agar pokok pembahasan tidak keluar dari

58

konteks. Penelitian ini dilakukan pada 3 November sampai dengan 31 Januari

2018.

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Penelitian

No

FokusPenelitian

Indikator Informan Waktu

1 SebelumPelaksanaanEsktrakurikulerPMR

1. Perencanaan Pelaksanaanekskul PMR

2. Tujuan pelaksanaanekskul PMR

3. Waktu Pelaksanaan ekskulPMR

4. Program kegiatan ekskulPMR

5. Sarana dan prasaranaekskul PMR

- Kepala Sekolah- Pembina PMR- Waka Kesiswaan- Kabid pendidikan Al

Kautsar)

25-26Oktober2017

2 Kegiatanbakti sosial

1. Keterampilanberkomunikasia. Menyampaikan

gagasan pada oranglain

b. Menerima kritik dansaran orang lain

2. Keterampilan berempatia. empatii terhadap orang

lain degan berperanaktif dalam kegiatansosial

b. Membantu teman danorang lain yangmembutuhkanpertolongan

3. Keterampilan rasa hormatterhadap orang laina. Berkata yang baik

kepada temanb. Menerima perbedaan

pendapat terhadaporang lain

4. Keterampilan bekerjasamaa. Kerjasama dalam

anggota kelompokb. Menyelesaikan tugas

dengan baik5. Keterampilan bertindak

sesuai norma dan aturanyang berlakua. Disiplin (tepat waktu)b. Menjaga kebersihan

lingkungan sekolah

- Kepala sekolah- Pembina PMR- Pembina OSIS- Rifka Aisy, VIII C- Mahisal Aziz, VIII A- Hadayah Tsania H,III C

9-11November2017

3 KegiatanUsahaKesehatanSekolah

- Kepala sekolah- Pembina PMR- Pembina OSIS- Rifka Aisy, VIII C- Mahisal Aziz, VIII A- Hadayah Tsania H,

III C

13-15November2017

4 KegiatanPemadamankebakaran

- Waka Kesiswaan- Pembina PMR- Pembina OSIS- Nurafiatul Laila,

VIII C- Ale Wicaksana VIII E- M. Mayreza, VII D

21-23November2017

5 Kegiatanpertolonganpertamapadakecelakaan

- Waka Kesiswaan- Pembina PMR- Pembina OSIS- Nurafiatul Laila,

VIII C- Ale Wicaksana VIII E- M. Mayreza, VII D

9-12Januari2018

59

3.5.2 Observasi

Penelitian ini menggunakan observasi berperan serta (Participant

Observation). Observasi participant adalah penelitian terlibat langsung dalam

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati. Sambil melakukan

pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data

dan ikut merasakan suka dukanya. Maka data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam dan mengetahuimsetiap perilaku yang tampak. (Sugiyono,

2016: 145). Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan dan

mencatat apa perilaku antara individu dan individu atau individu dengan

kelompok, lalu melakukan analisis dan dibuat kesimpulannya. Data yang

terkumpul berdasarkan hasil observasi pada 3 November sampai dengan 31

Januari 2018 kepada siswa yang melakukan kegiatan ekskul PMR. Siswa

berperan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler palang merah remaja di SMP

Al Kautsar Bandar Lampung selain itu ekskul PMR banyak memberikan

pelajaran berharga tentang bagaimana cara bekerjasama, disiplin tolong

menolong antar sesama.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life Histories), ceritera, biografi, peraturan kebijakan. Dokumen berbentuk

gambar, misalnya foto, gambar hidup dan sketsa. ( Sugiyono, 2016: 240)

60

Studi dokumentasi dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan dan

mempelajari buku-buku, gambar, dokumentasi kegiatan yang berhubungan

dengan penelitian ini. Kajian dokumen dalam penelitian ini dilakukan untuk

mempertajam dan melengkapi data tentang implementasi program kegiatan

ekstrakurikuler dalam membentuk keterampilan sosial siswa di SMP Al

Kautsar Bandar Lampung. Dalam hal ini, peneliti selama proses observasi

dan wawancara berlangsung, mengambil beberapa foto yang dirasa dapat

mendukung hasil temun di lapangan. Foto-foto yang diperoleh dari koleksi

peneliti saja, namun ada juga foto-foto yang diperoleh dari narasumber,

seperti foto kegiatan bakti sosial ketika siswa menyerahkan paket sembako

kepada tukang beca, foto pemadaman api, foto kegiatan siswa merawat

temannya yang sakit.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini guna mempermudah kegiatan

dokumentasi terutama pada proses kegiatan maka digunakan alat

dokumentasi seperti perekam gambar/video, lembar wawancara, serta catatan

harian. Dokumen-dokumen yang dikaji dalam penelitian ini berupa;

1) Rencana program kegiatan ekstrakurikuler secara umum

2) Jadwal kegiatan ekstrakurikuler PMR

3) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR

4) Keterampilan sosial dari hasil kegiatan ekstrakurikuler PMR

Untuk mempermudah kegiatan dokumentasi terutama pada proses

dokumentasi kegiatan maka digunakan alat misalnya alat perekam

gambar/video dan suara daftar hadir anggota, dan program kerja.

61

Kegiatan yang akan diamati dalam penelitian di antaranya sebagai berikut.

1. Kegiatan bakti sosial

2. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah

3. Kegiatan pemadaman kebakaran

4. Kegiatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Dimensi keterampilan sosial yang akan ditanamkan kepada siswa pada

penelitian ini sesuai dengan keadaan subjek penelitian yaitu:

1. Keterampilan berkomunikasi

2. Keterampilan berempati

3. Keterampilan rasa hormat dan perhatian pada orang lain

4. Keterampilan kerjasama

5. Keterampilan bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.

3.6 Pengecekan Keabsahan Temuan

Menurut Lincoln dan Guba dalam Bungin (2012: 59-62), dijelaskan bahwa

ada empat standar guna menjamin keabsahan hasil penelitian kualitatif., yaitu

(1) Uji Kredibilitas, (2) Uji transsferbilitas/keteralihan, (3) Uji dependebilitas

dan (4) Uji Konfirmabilitas.

Gambar 3.1. Uji Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif(Sugiyono, 2013:367)

Uji keabsahandata

Konfirmabilitas

Uji dependabilitas

Uji Transferbilitas

Uji kredibilitas data

62

Penelitian ini, uji keabsahan data yang digunakan ialah uji kredibilitas data,

untuk mencapai kredibilitas data penelitian, peneliti melakukan beberapa

upaya, antara lain dengan melakukan triangulasi. Sugiyono (2013: 370)

berpendapat bahwa triangulasi dalam upaya pengujian kredibilitas ini dapat

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis Miles dan Hubermen. Pemilihan

informan dilakukan menggunakan teknik snowball. Teknik snowball

dimaknai sebagai pencarian data yang dimulai dari informan pertama yang

dimintai informasi mengenai kegiatan PMR dalam membentuk

keterampilan sosial dari dimensi komunikasi, empati, rasa hormat terhadap

orang lain, kerjasama dan bertindak sesuai norma dan aturan. Setelah

informan pertama selesai dan peneliti berhasil mendapati data awal, maka

peneliti bertanya kepada informan pertama mengenai siapa orang

selanjutnya yang bisa memberikan informasi lain mengenai kegiatan

tersebut.

Teknik pemilihan informan dengan snowball juga digunakan sebagai

triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara

membandingkan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Sumber yang

dimaksud ialah informan 6 orang guru dan 6 0rang siswa yang memberikan

informasi mengenai keterampilan sosial. Caranya dengan, mengkonfirmasi

kembali data yang didapat dari informan pertama sampai informan

berikutnya. Cara ini dilakukan agar peneliti dapat memastikan data benar

dan dapat dipercaya setelah melakukan perbandingan (triangulasi sumber).

63

Informan pertama yang peneliti temui adalah ibu Sri Purwaningsih selaku

Kepala Sekolah Bandar Lampung. Kemudian peneliti disarankan menemui,

bapak bapak Ade Ardiansyah selaku pembina PMR, dari beliau diperoleh

informan-informan yang berasal dari siswa anggota PMR. Hal tersebut juga

sebagai bentuk pengecekan keabsahan data melalui triangulasi sumber.

Begitu seterusnya sampai informan yang ditemui memberikan informasi

yang hampir sama dengan informan sebelumnya. Barulah data penelitian

bisa dikatakan jenuh.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis interaktif dari Miles dan Hubermas, bahwa “Analisis interaktif

dilakukan secara mendalam dan berlangsung secara terus menerus.

(Sugiyono 2013: 337), Teknik analisis data pada dasarnya terdiri dari

reduksi data, (data reduction), penyajian data (data display), dan

(verification) atau penarikan serta pengujian kesimpulan.

64

Berikut komponen dalam skema analisis data (flow model) langkah-langkahnya.

Gambar 3.2 Pola Interaktif Data Penelitian Diadaptasi dari Miles &Huberman (1992: 20)

Setelah seluruh data terkumpul, peneliti meninggalkan lapangan dan mulai

membaca, memahami dan menganalisis lebih lanjut secara intensif.

Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut:

3.7.1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidakperlu. Reduksi data situasi sosial dalam penelitian ini difokuskan padahasil wawancara dengan informan, observasi dan dokumentasi. menyortirdata. Setiap topik yang terorganisir dalam satuan data diberi kodekesesuaian pada bagian pinggir lembar catatan lapangan. Selanjutnya semuacatatan lapangan di fotocopy dan catatan lapangan yang asli disimpansebagai arsip, sedangkan hasil fotocopy-nya dipotong-potong berdasarkansatuan datannya. Cara ini disebut pendekatan potong-simpan dalam map(the cup-up-and-put-in-folders approach). Selanjutnya memberi label padamap-map tersebut dengan nomor kode serta ungkapan yang sesuai (Bogdan& Biklen, 1998).

65

Guna memudahkan pencarian catatan lapangan asli pada bagian bawah

setiap satuan data diberi notasi. Dengan membaca notasi tersebut dari setiap

satuan data diambil dapat dilacak dengan mudah.

3.7.2. Display Data

Apabila data sudah direduksi maka langkah berikutnya adalah mendisplay

data, proses ini dengan menyajika data dalam bentuk pola sesuai dengan

fokus penelitian. Dengan mendisplay data akan memudahkan memahami

apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami tersebut, sehingga lebih mudah untuk ditarik kesimpulan.

Semua data yang terekam dalam catatan lapangan kembali dibaca dan

diteliti, untuk kemudian diidentifikasi topik-topik liputannya, dan

dikelompokan ke dalam kategori-kategori. Setiap kategori menggambarkan

cakupan makna topik.

Langkah display data atau data display adalah mengorganisasikan data,

yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan yang lain (kelompok)

data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan

dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya

beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data pada

umumnya diyakini sangat membantu proses analisis. Penarikan dan

pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya mengimplementasi prinsip

induktif dengan mengimbangkan pola-pola data yang ada dan atau

kecenderungan dari penjabaran/penguraian (display) data yang telah dibuat.

66

3.7.3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data, data hasil penelitian harus diuji

keabsahannya. Untuk menguji keabsahan data maka diperlukan pengecekan.

Teknik pemeriksaan keabsahan data dijelaskan sebagai berikut;

1) Perpanjangan keikutsertaan, yaitu keikutsertaan peneliti dalamjangka waktu yang lama dan kedalaman lokasi penelitian. Kegunaanutama teknik ini, yaitu untuk mencegah distorsi data, atau keterbukaanpeneliti terhadap pengaruh ganda, yaitu pengaruh-pengaruhkonstekstual dan pengaruh bersama pada peneliti. Caranya denganmemperlama waktu penelitian dan memperdalam area penelitian,sampai peneliti benar-benar yakin akan keaslian datanya. 2)Ketekunan pengamatan, yaitu menemukan ciri-ciri dan unsur-unsurdalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yangsedang dicari, dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebutsecara rinci. 3) Triangulasi, Denzin membedakan empat macamtriangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkanpenggunaan sumber, metode, penyidik dan teori yang lain. 4)Pemeriksaan sejawat dengan diskusi. Teknik ini biasanya dilakukandengan mengekspose hasil sementara atau hasil akhir yang diperolehmelalui diskusi analitik peneliti dengan rekan-rekannya yang memilikiprofesi atau latar belakang keilmuan yang sama. 5) Analisis kasusnegatif, yaitu mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuaidengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkandan digunakan sebagai bahan pembanding. 6) Kecukupan referensi,yaitu mengumpulkan data selain data terrtulis selengkap mungkin,misalnya dengan rekaman video, suara, foto, dsb. 7) Pengecekananggota, yaitu mengecek ulang hasil analisis peneliti dengan merekayang terlibat dalam penelitian, baik itu informan ataupun responden,atau dengan asisten peneliti, atau dengan tenaga lapangan, misalnyadengan mereka yang pernah membantu peneliti untuk wawancara,mengambil foto dan sebagainya. 8) Uraian rinci, teknik ini bergantungpada bagaimana peneliti menerjemahkan catatan lapangannya denganlaporan penelitian. Oleh karena itu peneliti dituntut seteliti dansecermat mungkin dalam menuliskan laporannya. 9) Auditing, yaitupemeriksaan terhadap seluruh data, mulai dari data mentah, data yangtelah diberi komentar, sampai data yang telah dianalisis (Moleongdalam Kuswarno, 2008: 66-67)

Merujuk pada kutipan di atas tentang tehnik pemeriksaan keabsahan data,

maka perpanjangan keikutsertaan pelaksanaan penelitian akan dilakukan

peneliti dengan menambah waktu penelitian lebih lama dari yang terjadwal.

67

Peneliti juga memperdalam pertanyaan wawancara terhadap informan,

sampai peneliti benar-benar yakin akan keaslian data. Kemudian data yang

diperoleh dikelompokan sesuai dengan urutan rumusan dan tujuan

penelitian. Mengenai ketekunan pengamatan dilakukan peneliti untuk

mengidentifikasi keterampilan sosial yang diharapkan. setelah itu data hasil

pengamatan peneliti narasikan sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian.

Pada tahap triangulasi peneliti akan memanfaatkan penggunaan berbagai

sumber baik buku-buku, artikel, sumber elektronik, dan sumber-sumber lain

yang berkaitan dengan subyek dan obyek penelitian. Peneliti juga

memanfaatkan metode penelitian sebaik mungkin baik dalam wawancara,

observasi maupun kajian buku-buku, selain itu peneliti menempatkan

dirinya sebagai instrumen pokok dalam penelitian.

Terkait dengan pemeriksaan sejawat peneliti berdiskusi dan wawancara

pada guru dan pembina Palang Merah Remaja. Terkait dengan kecukupan

referensi, selain mengumpulkan data tertulis, peneliti juga berusaha

melengkapi dengan data-data lain seperti foto sebagai dokumen yang

memperkuat data wawancara, pengecekan anggota dilakukan dengan cara

mengecek kembali hasil analisis peneliti dengan pihak yang terlibat secara

langsung seperti informan, responden, pihak yang merekam saat

pengumpulan data penelitian. Sedangkan uraian rinci peneliti berusaha

menerjemahkan berbagai catatan lapangan kedalam laporan penelitian.

Tahap auditing peneliti melakukan pemeriksaan terhadap seluruh data,

seperti data mentah, data yang telah diberi komentar, dan data yang telah

68

dianalisis. Membuat kesimpulan yang berupa temuan baru yang teruji dan

dikontruksikan dengan tema penelitian. Dirumuskan keterkaitan makna

satuan data untuk menarik kesimpulan temuan tentativ pada setiap situasi.

Hal ini dilakukan untuk memudahkan penarikan kesimpulan sebagai

temuan-temuan tentatif dibuat beberapa matriks dan bagan konteks

sebagaimana dikembangkan oleh Miles & Huberman (1992).

Langkah analisis data yang penulis lakukan adalah:

a. Mengorganisasi informasi

b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya

d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa

kategori

e. Peneliti melakukan interprestasi dan mengembangkan generalisasi

natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada

kasus yang lain

f. Menyajikan secara naratif

V. SIMPULAN, SARAN, REKOMENDASI DANIMPLIKASI PENELITIAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang

implementasi kegiatan Palang Merah Remaja dalam membentuk

keterampilan sosial siswa di SMP Al Kautsar Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2017/2018, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1. Kegiatan Palang Merah Remaja dapat meningkatkan keterampilan sosial

siswa dalam berkomunikasi, berempati rasa hormat dan perhatian pada

orang lain, kemampuan bekerjasama dan bertindak sesuai norma dan

aturan.

2. Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMP Al Kautsar Bandar

Lampung pada kegiatan bakti sosial dapat meningkatkan keterampilan

sosial sikap peduli dan perhatian terhadap teman maupun orang lain dan

kerjasama kelompok. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah dapat

meningkatkan keterampilan sosial peduli dan perhatian terhadap orang

lain, kerjasama kelompok dan disiplin lebih dominan. Kegiatan

pemadaman kebakaran dapat meningkatkan keterampilan sosial

kerjasama kelompok, tanggung jawab dan disiplin lebih dominan.

Kegiatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dapat meningkatkan

172

keterampilan sosial menghargai pendapat teman, peduli dan perhatian

terhadap teman, dan kerjasama kelompok lebih dominan

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada siswa anggota Palang Merah Remaja untuk dapat bersungguh

sungguh dalam mengikuti setiap proses kegiatan PMR guna

meningkatkan kemampuan dan keterampilan sosial, sehingga dapat

menjadi bekal untuk kehidupan yang lebih baik dimasa sekarang dan

akan datang

2. Kepada sekolah perlu upaya terus menerus untuk meningkatkan

keterampilan sosial siswa dengan memberikan dukungan sarana dan

prasarana sehingga dapat memaksimalkan setiap proses dalam kegiatan

Palang Merah Remaja agar keterampilan sosial dapat terbentuk dan

berkembang .

3. Kepada guru atau pembina kegiatan ekstrakurikuler sekolah, agar dapat

memaksimalkan latihan kegiatan PMR yang telah diprogramkan dengan

baik sehingga siswa dapat mengaplikasikan serta mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosialnya dalam kehidupan sehari-hari terutama

di lingkungan sekolah

173

4. Kepada orang tua siswa, keluarga dan masyarakat untuk senantiasa

membimbing dan menjadi teladan bagi siswa agar keterampilan sosial

siswa akan semakin terbentuk

5.3 Rekomendasi

1. Perlu adanya rancangan kegiatan PMR yang dapat memberikan peluang

yang sebesar-besarnya kepada siswa, dalam menyampaikan gagasan

dan pemikiran sehingga siswa dapat belajar untuk mengembangkan

keterampilan berkomunikasi.

2. Perlu adanya upaya dalam membudayakan sikap kritis dan percaya diri,

serta perlunya pemberian aprisiasi yang tinggi bagi siswa yang telah

menunjukkan prilaku yang positif dan saling menghargai pendapat

teman, sehingga dapat berkembangnya keterampilan saling

menghormati antarsiswa.

5.4 Implikasi Penelitian

1. Keterampilan sosial siswa pada kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah

Remaja di SMP Al Kautsar Bandar Lampung sudah mengalami

perkembangan yang baik. Hendaknya kegiatan ekstrakurikuler PMR

lebih menanamkan lagi pemahaman dan kesadaran siswa terhadap

budaya mentaati aturan yang berlaku serta konsekuensinya terhadap

setiap pelanggaran. Hal tersebut dapat membuat siswa mentaati norma

atau aturan yang berlaku di sekolah.

174

2. Kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMP Al Kautsar

Bandar Lampung melalui bakti sosial, UKS, pemadaman api, dan P3K

berdapak positif terhadap sikap empati siswa, munculnya jiwa sosial dan

kepedulian terhadap sesama manusia. siswa memahami tentang

keutamaan berbagi serta tolong menolong terhadap sesama manusia yang

membutuhkan, mulai berkembangnya kemampuan berkomunikasi secara

baik dengan orang lain dengan demikian semakin terjalinnya hubungan

sosial yang baik, keterampilan bekerjasama dalam kelompok juga

berkembang dengan baik. Oleh karena itu kegiatan PMR hendaknya

memiliki program kegiatan yang berkesinambungan serta memberikan

waktu seluas-luasnya kepada siswa dalam menyampaikan gagasan atau

pendapat. dengan demikian kegiatan PMR dapat mengambil bagian

dalam meningkatkan kesejahtran masyarakat serta dalam

mengembangkan keterampilan sosial siswa.

175

DAFTAR PUSTAKA

Anis Fauzi, 2016. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Membentuk PerilakuSosial Dan Keagamaan Siswa. Jurnal Lentera Pendidikan. Vol 19 No 2http://journal.uin-alauddin. ac.id /index. php/lentera pendidikan/article/view/2056.. Diakses pada 18 Juni 2017.

Anita Cahya Saputri, 2017. Strategi Pengembangan Pembelajaran dan PenelitianSains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21. Prosiding SeminarNasional Pendidikan Sains. 2017. http://journal.uns. ac.id /index.php/article/383. Diakses pada 13 September 2018.

Ascosenda Ika Rizqi, 2014. Implementasi Nilai-nilai Karakter dalam KegiatanPalang Merah Remaja di Sekolah Bina PMI. , jurnal Harmoni Sosial,Volume 1 Nomor 1, https://journal.uny.ac.id/sju/index.php/ articel.Diakses pada 8 Mei 2018.

Bremer dan Smith, 2004. Teaching Social Skill. International Center on SecondaryEducation and Transition Brief. October Vol 3 Issue 5.http://www.ncset.0rg/Publication/info/NCSETInfoBrief_3.5 PDF. Diaksespada 16 Oktober 2017

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif, Kencana Prenada Media Group,Jakarta.

_______.2012. Analisis Data PenelitianKualitatif.PT. RajaGrafindoPersada.Jakarta

Chiara Pataro, 2016. Character Education: Themes and Researches. AnAcademic Literature Review. Italian Journal of Sociology of Education,Vol 8, No 1. http://ijse.padovauniversitypress.it/2016/1/2. Diakses pada29 Maret 2017.

Creeswell, John, 2012. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative andQualitative Research, Fourth Edition.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dediknas. Jakarta

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2015. Tentang PanduanPenilaian Kurikulum 2013. Jakarta

176

Eka Rochmawanto, 2013, Palang Merah Remaja Sebagai Wadah PengembanganPerilaku Menolong Di Kalangan Siswa Sma Negeri 9 Semarang.Solidarity: Journal of Education, Society and Culture. Vol 2 No 2http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ solidarity . Diakses pada 18 Mei2017.

Erine Nurmaulidya, 2013. Kegiatan Ekstra Kurikuler Dan Pembentukan SoftSkill Peserta Didik Di SMA Negeri 6 Bandar Lampung. JurnalPendidikaan Vol 1, No 1 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSS/article/view/596/330.Diakses pada 28 Mei 2017.

Fauzi dan Dulhai Tabahasa, 2010. Statuta Yayasan Al Kautsar Lampung. AlKautsar Publisher

Gimpel, G.A. & Merrrell, K.W, 1998. Social Skill of Children and Adolescent:Conceptualization, Assessment, Treatment, NewJersey: LawrenceEelbaum Associates Publisher.

Goleman, Daniel. 2007. Social Intelligence. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gunawan, Heri, 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi.Bandung: Alfabeta.

Johnson, D. & Johnson, R, 1999. Learning Together and Alone: Cooperative,Competitive, and Individualistic Learning. Boston: Allyn & Bacon.

Kementrian Pendidikan Nasional, 2011, Panduan Pelaksanaan PendidikanKarakter. Kemendiknas Jakarta

Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Widya Padjadjaran. Bandung.

Mantja. W, 2005. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan ManajemenPendidikan, Wineka Media, Malang

Miles, BM., & Huberman, A.M, 1992. Analisis Data Kualitatif, PenerjemahRohadi, R.T., Universitas Indonesia, Jakarta

Muclas Samani, 2007. Menggagas Pendidikan Bermakna. Surabaya. SIC

Muhammad Alfarizqi Nizzammudin Ghifar.2018. Model Pembelajaran BerbasisBlanded Learning dalam Meningkatkan Critical Thinking Skills untukMenghadapi Era Revolusi Industri 4.0. http://Journal.stkip.andi.matappa.ac.id/index.php/SeamNas/article/view. Diakses Pada 13 September 2018.

Mukhtar, 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Referensi. Jakarta

Nana Syaodin Sukmadinata, 2007. Metode Penelitian Pendidikan.Pt RemajaRosda Karya.UPI

177

Osland, Joice. S, David Kolb dan Irwin Rubin, 2002. The OrganizationalBehavior Reader. New Jersey Prentice Hall.

Pargito. 2010. Dasar-Dasar Pendidikan IPS. Bandar Lampung : Program PascaSarjana Pendidikan IPS Universitas Lampung.

Parji dan Reni, 2016, Upaya Meningkatkan Keterampilan Siswa MelaluiPembelajaran Tradisional. Jurnal Studi Sosial. Vol 1. Avaliabel Online athttp://journal. ikippgrimadiun.ac.id/index.php/gulawentah. Diakses pada13 September 2018.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan DasardanPendidikan Menengah.

PMI, 1991. Materi Pendidikan PMR Madya. Jakarta: Markas Besar PMI.

PMI, 2008. Manajemen Palang Merah Remaja. Jakarta

Prawidya Lestari dan Sukanti, 2016, Membangun Karakter Siswa MelaluiKegiatan Intrakurikuler Ekstrakurikuler, Dan Hidden Curriculum (di SDBudi Mulia dua Pandeansari Yogyakarta). Jurnal Penelitian Vol 10 No. 1.http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/jurnalPenelitian/article/view/1367Diakses pada 17 Maret 2017.

Purnomo, Edi, 2015. Buku Ajar Dasar-Dasar dan Perancangan EvaluasiPembelajaran, Bandar lampung, Prodi Magister Pendidikan IPS, JurusanIlmu Pengetahuan sosial, FKIP, Universitas Lampung.

Regina G. Danganan, Ph.D, Alvin V. Nuqui, Ph.D, 2015. Personal DevelopmentAnd Academic Performance Of Students And Their Participation In CoAnd Extra Curricular Activities: Inputs To Students’ EnhancementProgram. World Journal of Educational Research. Vol. 2, No. 2,http://www.wjer.org/WJER_Vol.2 No2,June 2015/PERSONAL.pdf. Diaksespada 4 Juli 2017.

Rochman Mahfurianto, 2015. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pmr DanKedisiplinan Terhadap Keterampilan Sosial Siswa Smkn 1 Geneng TahunPelajaran 2014/2015. Dalam e-journal.unipma.ac.id/index.php/citizenship/article / view /1097/955. Diakses pada 2 Juni 2017.

Salim, Agus, 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Ilmu Sosial, edisi II, TiaraWacana. Yogyakarta.

Santi Dwi Isro’Dyah, 2017. Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja DalamMenumbuhkan Kepedulian Sosial Siswa Di Smp Negeri 2 Jombang. JurnalKajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 05.http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ solidarity . Diakses pada 20 Mei2017.

178

Sapriya, 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. PT Remaja RosdaKarya. Bandung.

Seefeldt, Carol dan Nita Barbour. 1994. Early Childhood Education AnIntruduction . Third Edition.New York: Macmillan College PublishingCompany.

Shapiro. Lawrenc E. 2004. 101 WAYS TO TEACH CHILDREN SOCIAL SKILLS.United States of America. A Brand of The Guidance Group

Singarimbun, Masri & Effendi Sofian. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta:LP3ES

Sjamsuddin, H dan Maryani, E, 2008. Pengembangan Program PembelajaranIPS untuk Meningkatkan kompetensi Keterampilan Sosial. Alfabeta,Bandung.

Standar Isi SMP Al Kautsar Bandar Lampung, 2017. Jenis Ekstrakurikuler diSMP Al Kautsar Bandar Lampung.

Standar Kelulusan SMP Al Kautsar Bandar Lampung, 2017. Struktur organisasiPMR SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Al Kautsar Bandar Lampung,2017. Kondisi Guru dan Karyawan SMP Al Kautsar Bandar Lampungberdasarkan tingkat pendidikan.

Standar Pengelolaan SMP Al Kautsar Bandar Lampung, 2017. StrukturOrganisasi SMP Al Kautsar Bandar Lampung.

Standar Sarana dan Prasarana SMP Al Kautsar Bandar Lampung, 2017. DenahLokasi Yayasan Al Kautsar Lampung.

Steedly, Kathlyn M.2008. Sociall Skill and Academic A chievement, WashingtonDC. National Dissemination Center for Children with Disabilities

Sudjarwo, 2011. Dinamika Kelompok.Mandar Maju. Bandung.

________, 2015. Proses Sosial dan Interaksi Sosial dalam Pendidikan. MandarMaju. Bandung.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta,Bandung.

________, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta,Bandung.

________, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta,Bandung.

179

Suparlan, 2012. Praktik-praktik Terbaik Terlaksanaan Pendidikan Karakter,Yogyakarta:Hikayat.

Suryosubroto, 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.Bandung

Susilo, Juliati, 2008. Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit MerahInternasional. Edisi I: Jakarta. PMI Pusat.

Syamsul Bachri Thalib, 2013. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis EmpirisAplikatif. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Syukran, Ahmad I Wayan Karta Muntari, 2015. Program EkstrakurikulerKepramukaan Pada Jenjang Pendidikan Menengah di Kabupaten LombokTimur. Volume 1 Number 1, Juli 2016 Jurnal Praktisi AdministrasiPendidikan (JPAP) . ttp://jpap.jurnal.unram.ac.id/index.php/jpap/article/view/7. Diakses pada 17 Maret 2017.

Thomas Lockona, 2012. Character Matters. Bumi Aksara. Jakarta

Ulla Nuchrawaty, Usman, 2007. Pendidikan remaja sebaya : Kesehatan dankesejahteeraan remaja untuk pendidik sebaya. Markas Pusat PMI : Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional .

Wayne Pettry I. Danny. 2006. Building Social Skills through ACTIVITIES.Certified Therapeutic Recreation Specialist

Wing Sze Mak, 2014, Evaluation of a Moral and Character Education Group forPrimary School Students. - SS Student E-jurnal.Vol. 3.http://dspace.cityu.edu.hk/handle/2031/7526. Diakses pada. 29 Maret2017.