klasifikasi gingivitis

Upload: milton7777

Post on 17-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pembagian-pembagian gingivitis

TRANSCRIPT

  • Page | 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Definisi Penyakit Periodontal

    Penyakit periodontal adalah suatu inflamasi kronis pada jaringan

    pendukung gigi (periodontium). 9 Penyakit periodontal dapat hanya mengenai

    gingiva (gingivitis) atau dapat menyerang struktur yang lebih dalam

    (periodontitis). Gambaran klinis yang membedakan antara gingivitis dan

    periodontitis adalah ada tidaknya kerusakan jaringan periodontal destruktif

    umumnya dihubungkan dengan keberadaan dan atau meningkatnya jumlah

    bakteri patogen spesifik seperti Phorphyromonas gingivalis (P.g), prevotella

    intermedia (P.i), bacteriodes forsytus (Bi) dan actinobacillus

    actinomycetemcomitans (A.a).2

    II.2. Etiologi Penyakit Periodontal

    II.2.1 Faktor Primer

    Penyebab primer dari penyakit periodontal adalah iritasi bakteri.

    Menurut teori non-spesifik murni bakteri mulut terkolonisasi pada leher

    gingiva untuk membentuk plak pada keadaan tidak ada kebersihan mulut

    yang efektif. Semua bakteri plak dianggap mempunyai beberapa faktor

    virulensi yang menyebabkan inflamasi gingival dan kerusakan periodontal

    keadaan ini menunjukkan bahwa plak akan menimbulkan penyakit tanpa

  • Page | 8

    tergantung komposisinya. Namun demikian, sejumlah plak biasanya tidak

    mengganggu kesehatan gingiva dan periodontal dan beberapa pasien

    bahkan mempunyai jumlah plak yang cukup besar yang sudah berlangsung

    lama tanpa mengalami periodontitis yang merusak walaupun mereka

    mengalami gingivitis.5

    II.2.2.Faktor Sekunder

    Faktor sekunder dapat lokal atau sistemik. Beberapa faktor lokal

    pada lingkungan gingiva merupakan predisposisi dari akumulasi deposit plak

    dan menghalangi pembersihan plak. Faktor ini disebut sebagai faktor retensi

    plak.5

    II.2.3. Faktor Lokal

    1. Restorasi yang keliru

    2. Kavitas karies

    3. Tumpukan sisa makanan

    4. Geligi tiruan sebagian yang desainnya tidak baik

    5. Pesawat ortodonti

    6. Susunan gigi geligi yang tidak teratur

    7. Kurangnya seal bibir atau kebiasaan bernapas melalui mulut

    8. Merokok tembakau

    9. Groove perkembangan pada enamel servikal atau permukaan akar

  • Page | 9

    II.3. Riwayat Alami Penyakit Periodontal

    II.3.1 Gingivitis

    Karena plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio

    interdental yang terlindungi, inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah

    papilla interdental dan menyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi.5

    Histopatologi dari gingivitis kronis dijabarkan dalam beberapa

    tahapan: lesi awal timbul 2-4 hari diikuti gingivitis tahap awal, dalam waktu 2-

    3 minggu akan menjadi gingivitis yang cukup parah.5

    1. Lesi awal

    Perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva

    yang kecil disebelah apikal dari epitelium jungtional. Pembuluh ini mulai bocor

    dan kolagen perivaskuler mulai menghilang, digantikan dengan beberapa sel

    inflamasi, sel plasma dan limfosit terutama limfosit T cairan jaringan dan

    protein serum.

    2. Gingivitis tahap awal

    Bila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal

    akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva dan

    migrasi Polymorphonuclear Neutrophils (PMN). Perubahan yang terjadi baik

    pada epithelium jungsional maupun pada epithelium krevikular merupakan

    tanda dari pemisahan sel dan beberapa proliferasi dari sel basal.

  • Page | 10

    3. Gingivitis tahap lanjut

    Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah.

    Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasma

    terlihat mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag

    meningkat. Pada tahap ini sel mast juga dapat ditemukan. Gingiva sekarang

    berwarna merah, bengkak, dan mudah berdarah.

  • Page | 11

    Gambar 1: generalized marginal and papillary gingivitis

    II.3.2 Periodontitis

    Periodontitis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai

    dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang

    dan resorpsi tulang alveolar. Pada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan

    kedalaman probing, perdarahan saat probing (ditempat aktifnya penyakit)

    yang dilakukan dengan perlahan dan perubahan kontur fisiologis. Dapat juga

    ditemukan kemerahan, pembengkakan gingiva dan biasanya tidak ada rasa

    sakit.1

    II. 4. Periodontitis Kronis

    Periodontitis kronis merupakan penyakit dengan tipe progresif yang

    lambat. Dengan adanya faktor sistemik, seperti diabetes, perokok, atau

    stress, progres penyakit akan lebih cepat karena faktor tersebut dapat

    merubah respon host terhadap akumulasi plak.10

  • Page | 12

    Gambar 2: Tanda klinis periodontitis kronis pada pasien usia 45 tahun dengan kesehatan oral yang kurang dan tidak ada perawatan gigi sebelumnya.

    Periodontitis kronis adalah hasil dari respon host pada agregasi bakteri

    di permukaan gigi. Mengakibatkan kerusakan irreversibel pada jaringan

    perlekatan, yang menghasilkan pembentukan poket periodontal dan

    kehilangan tulang alveolar pada akhirnya. Sementara gingivitis dikenal

    kondisi yang sangat umum di antara anak-anak dan remaja, periodontitis

    jarang terjadi pada anak-anak dan remaja. Terjadinya periodontitis severe

    pada orang dewasa muda memiliki dampak buruk terhadap gigi mereka tapi

    dalam beberapa perawatan kasus penyakit periodontal dapat berhasil.11

    Diagnosis periodontitis dan identifikasi individu yang terkena kadang-

    kadang menjadi sulit karena tidak ada gejala yang dilaporkan. Oleh karena itu

    dianjurkan dokter harus memahami kerentanan pasien pada periodontitis

    dengan mengevaluasi eksposur mereka terhadap faktor risiko yang terkait

    sehingga deteksi dini dan manajemen yang tepat dapat dicapai. Kerusakan

  • Page | 13

    periodontitis telah digambarkan sebagai konsekuensi dari interaksi antara

    faktor genetik, lingkungan, mikroba dan faktor host.2

    II.4.1. Faktor Resiko Terjadinya Periodontitis Kronis

    Periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa

    faktor. Faktor utama terjadinya periodontitis adalah terdapatnya akumulasi

    plak pada gigi dan gingiva.

    Ada beberapa faktor yang ikut berkontribusi dalam peningkatan

    resiko terjadinya penyakit, antara lain:12

    1. Faktor lokal. Akumulasi plak pada gigi dan gingiva pada dentogingiva

    junction merupakan awal inisiasi agen pada etiologi periodontitis kronis.

    Bakteri biasanya memberikan efek lokal pada sel dan jaringan berupa

    inflamasi.

    2. Faktor sistemik. Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada pasien

    yang memiliki penyakit sistemik yang mempengaruhi keefektivan respon

    host. Diabetes merupakan contoh penyakit yang dapat meningkatkan

    keganasan penyakit ini.

    3. Lingkungan dan perilaku merokok dapat meningkatkan keganasan

    penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih banyak kehilangan attachment

    dan tulang, lebih banyak furkasi dan pendalaman poket. Stres juga

    dapat meningkatkan prevalensi dan keganasan penyakit ini.

  • Page | 14

    4. Genetik. Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi di dalam satu

    keluarga, ini kemungkinan menunjukkan adanya faktor genetik yang

    mempengaruhi periodontitis kronis ini.

    II.4.2. Karakteristik Umum Periodontitis Kronis

    Karakteristik yang ditemukan pada pasien periodontitis kronis yang

    belum ditangani meliputi akumulasi plak pada supragingiva dan subgingiva,

    inflamasi gingiva, pembentukan poket, kehilangan periodontal attachment,

    kehilangan tulang alveolar, dan kadang-kadang muncul supurasi.12

    Pada pasien dengan oral hygiene yang buruk, gingiva membengkak

    dan warnanya antara merah pucat hingga magenta. Hilangnya gingiva

    stippling dan adanya perubahan topografi pada permukaannya seperti

    menjadi tumpul dan rata (cratered papila).12

    Pada banyak pasien karakteristik umum seringkali tidak terdeteksi,

    dan inflamasi hanya terdeteksi dengan adanya pendarahan pada gingiva

    sebagai respon dari pemeriksaan poket periodontal.12

    Kedalaman poket bervariasi, dan kehilangan tulang secara vertikal

    maupun horizontal dapat ditemukan. Kegoyangan gigi terkadang muncul

    pada kasus yang lanjut dengan adanya perluasan hilangnya attachment dan

    hilangnya tulang.12

  • Page | 15

    Periodontitis kronis dapat didiagnosis dengan terdeteksinya

    perubahan inflamasi kronis pada marginal gingiva, adanya poket periodontal

    dan hilangnya attachment secara klinis.12

    Gambar 3: Perdarahan saat probing dari derajat 1, derajat 2,

    derajat 3, hingga derajat 4

    II.4.3.Patogenesis Periodontitis Kronis

    Penyakit periodontal yang disebabkan karena reaksi inflamasi lokal

    terhadap infeksi bakteri gigi, dan dimanifestasikan oleh rusaknya jaringan

    pendukung gigi. Gingivitis merupakan bentuk dari penyakit periodontal

    dimana terjadi inflamasi gingiva, tetapi kerusakan jaringan ringan dan dapat

    kembali normal. Periodontitis merupakan respon inflamasi kronis terhadap

    bakteri subgingiva, mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal

    irreversible sehingga dapat berakibat kehilangan gigi. Pada tahap

    perkembangan awal, keadaan periodontitis sering menunjukkan gejala yang

  • Page | 16

    tidak dirasakan oleh pasien. Periodontitis didiagnosis karena adanya

    kehilangan perlekatan antara gigi dan jaringan pendukung (kehilangan

    perlekatan klinis) ditunjukkan dengan adanya poket dan pada pemeriksaan

    radiografis terdapat penurunan tulang alveolar. Penyebab periodontitis adalah

    multifaktor, karena adanya bakteri patogen yang berperan saja tidak cukup

    menyebabkan terjadi kelainan. Respon imun dan inflamasi pejamu terhadap

    mikroba merupakan hal yang juga penting dalam perkembangan penyakit

    periodontal yang destruktif dan juga dipengaruhi oleh pola hidup, lingkungan

    dan faktor genetik dari penderita.13

    Pada periodontitis, terdapat plak mikroba negative gram yang

    berkolonisasi dalam sulkus gingiva (plak subgingiva) dan memicu respon

    inflamasi kronis. Sejalan dengan bertambah matangnya plak, plak menjadi

    lebih patogen dan respon inflamasi pejamu berubah dari keadaan akut

    menjadi keadaan kronik. Apabila kerusakan jaringan periodontal, akan

    ditandai dengan terdapatnya poket. Semakin dalamnya poket, semakin

    banyak terdapatnya bakteri subgingiva yang matang. Hal ini dikarenakan

    poket yang dalam terlindungi dari pembersih mekanik (penyikatan gigi) juga

    terdapat aliran cairan sulkus gingiva yang lebih konstan pada poket yang

    dalam dari pada poket yang diangkat.13

  • Page | 17

    II.4.4. Klasifikasi Periodontitis Kronis

    Klasifikasi periodontitis adalah sebagai berikut:7

    1. Periodontitis dewasa kronis

    Tipe ini adalah tipe periodontitis yang berjalan lambat, terjadi

    pada 35 tahun keatas. Kehilangan tulang berkembang lambat dan

    didominasi oleh bentuk horizontal. Faktor etiologi utama adalah faktor

    lokal terutama bakteri gram negatif. Tidak ditemukan kelainan sel darah

    dan disertai kehilangan tulang

    Gambar 4: Gambaran klinis periodontitis dewasa kronis

    Gambar 5: Gambaran radiografi periodontitis dewasa kronis: terlihat kehilangan tulang horizontal ringan-sedang dan terlokalisasi

  • Page | 18

    2. Early Onset Periodontitis (EOP)

    a) Periodontitis prepubertas, Tipe ini adalah tipe yang terjadi setelah

    erupsi gigi sulung. Terjadi dalam bentuk yang terlokalisir dan

    menyeluruh. Tipe ini jarang terjadi dan penyebarannya tidak begitu

    luas.

    b) Periodontitis juvenil (periodontosis), Localised Juvenil Periodontitis

    (LJP) adalah penyakit peridontal yang muncul pada masa pubertas.

    Gambaran klasik ditandai dengan kehilangan tulang vertikal yang

    hebat pada molar pertama tetap, dan mungkin pada insisif tetap.

    Biasanya, akumulasi plak sedikit dan mungkin tidak terlihat atau

    hanya sedikit inflamasi yang terjadi. Predileksi penyakit lebih

    banyak pada wanita dengan perbandingan wanita:pria 3:1. Bakteri

    yang terlibat pada tipe ini adalah Actinobacillus

    actinomycetemcomittans. Bakteri ini menghasilkan leukotoksin

    yang bersifat toksis terhadap leukosit, kolagenase, endotoksin, dan

    faktor penghambat fibroblas. Selain bentuk terlokalisir, juga

    terdapat bentuk menyeluruh yang mengenai seluruh gigi-geligi.

    c) Periodontitis yang berkembang cepat adalah penyakit yang

    biasanya dimulai sekitar masa pubertas hingga 35 tahun. Ditandai

    dengan resorbsi tulang alveolar yang hebat, mengenai hampir

    seluruh gigi. Bentuk kehilangan yang terjadi vertikal atau horizontal,

    atau kedua-duanya. Banyaknya kerusakan tulang nampaknya tidak

  • Page | 19

    berkaitan dengan banyaknya iritan lokal yang ada. Penyakit ini

    dikaitkan dengan penyakit sistemik (seperti diabetes melitus,

    sindrom down, dan penyakit-penyakit lain), tetapi dapat juga

    mengenai individu yang tidak memiliki penyakit sistemik. Keadaan

    ini dibagi dalam dua subklas:

    a. Tipe A: terjadi antara umur 14-26 tahun. Ditandai dengan

    kehilangan tulang dan perlekatan epitel yang cepat dan

    menyeluruh.

    b. Tipe B: ditandai dengan kehilangan tulang dan perlekatan epitel

    yang cepat dan menyeluruh pada usia antara 26-35 tahun.

    c. Nekrosis ulseratif gingivo-periodontitis (NUG-P) adalah bentuk

    periodontitis yang biasanya terjadi setelah episode berulang

    dari gingivitis ulseratif nekrosis akut dalam jangka waktu lama,

    yang tidak dirawat atau dirawat tetapi tidak tuntas. Pada tipe ini

    terjadi kerusakan jaringan di interproksimal, membentuk lesi

    seperti kawah, baik pada jaringan lunak mapun tulang alveolar.

    3. Periodontitis yang berkaitan dengan penyakit sistemik

  • Page | 20

    II.4.5. Pembentukan Poket Periodontitis Kronis

    Poket adalah pendalaman sulkus gingiva secara patologis karena

    penyakit periodontal. Poket periodontal mengandung debris terutama terdiri

    dari mikroorganisme dan produk-produknya (enzim, endotoksin, dan hasil

    metabolisme lainnya), cairan gingiva, sisa makanan, mucin salivari,

    desquamasi sel epitelial, dan leukosit. Plak atau kalkulus biasanya menutupi

    permukaan gigi. Pendalaman sulkus dapat terjadi karena tiga hal:7

    1. Pergerakan tepi gusi bebas ke arah koronal, seperti pada gingivitis

    2. Perpindahan epitel jungsional ke arah apikal, bagian koronal epitel

    terlepas dari permukaan gigi; dan

    3. Kombinasi keduanya.

    Gambar 6: Probing kedalaman poket periodontal

  • Page | 21

    Poket dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Poket gingiva (pseudopocket/poket semu) adalah pendalaman sulkus

    gingiva sebagai akibat dari pembesaran gingiva. Tidak terjadi migrasi

    epitel jungsional ke apikal atau resorpsi puncak tulang alveolar

    2. Poket supraboni adalah pendalaman sulkus gingiva disertai dengan

    kerusakan serabut gingiva di dekatnya, ligamen periodonsium, dan

    puncak tulang alveolar, yang dikaitkan dengan migrasi epitel

    jungsional ke apikal. Dasar poket dan epitel jungsional lebih koronal

    dibandingkan puncak tulang alveolar. Poket supraboni dihubungkan

    dengan resorpsi tulang horizontal, yaitu penurunan ketinggian puncak

    alveolar keseluruhan, umumnya puncak tulang dan permukaan akar

    membentuk sudut siku-siku.

    3. Poket infraboni adalah pendalaman sulkus gingiva dengan posisi

    dasar poket dan epitel jungsional terletak lebih ke apikal dibandingkan

    puncak tulang alveolar. Poket infraboni dihubungkan dengan resorpsi

    tulang vertical (resorpsi tulang angular), yaitu kehilangan tulang yang

    membentuk sudut tajam terhadap permukaan akar.

  • Page | 22

    Gambar 7: (A) Sulkus normal; (B) Poket supraboni;(C) Poket infraboni

    Baik poket supraboni maupun infraboni disebabkan oleh infeksi plak;

    akan tetapi terdapat perbedaan pendapat dalam menentukan faktor-faktor

    yang mempengaruhi terbentuknya poket infraboni. 7

    Mekanisme etiologi yang telah dikemukakan adalah:7

    1. Adanya pembuluh darah yang besar pada satu sisi alveolus mungkin

    mempengaruhi pembentukan poket infraboni.

    2. Desakan makanan yang kuat ke daerah interproksimal dapat

    menyebabkan kerusakan unilateral pada perangkat pendukung gigi

    dan rusaknya perlekatan epitel

    3. Trauma pada jaringan periodontal dapat menyebabkan kerusakan

    puncak ligamen periodonsium (trauma oklusi), yang jika sudah ada

    inflamasi, dapat mengakibatkan migrasi epitel jungsional ke arah

    daerah terjadinya kerusakan.

  • Page | 23

    4. Plak yang terdapat di daerah apikal gigi-gigi berdekatan yang maju

    dengan kecepatan berbeda-beda ke arah apikal dapat menyebabkan

    kerusakan tulang alveolar yang lebih cepat pada salah satu sisi dari

    dua gigi yang bersebelahan, sehingga menyebabkan resorpsi tulang

    yang berbentuk vertikal. Pada kehilangan tulang periodontal pada gigi

    berakar jamak, terjadi masalah khusus ketika terlibatnya bifurkasi atau

    trifurkasi.

    II.4.6. Resesi Gingiva pada Periodontitis Kronis

    Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat menyertai periodontitis

    kronis tetapi tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila terdapat resesi,

    pengukuran kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari

    jumlah kerusakan periodontal seluruhnya.5

    Gambar8: Posisi gingival posisi nyata dan posisi semu.

  • Page | 24

    Gambar 9: (1). Attachment loss through recession. (2). Roll test