pemanfaatan olie bekas sebagai modifier pada lapisan aspal …
TRANSCRIPT
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 1
PEMANFAATAN OLIE BEKAS SEBAGAI MODIFIER PADA
LAPISAN ASPAL BUTON BERAGREGAT (LASBUTAG)
CAMPURAN PANAS UNTUK PERKERASAN JALAN
Alik Ansyori Alamsyah, Hari Eko Meiyanto
Fakultas Teknik – Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang
Kontak Person: Alik Ansyori Alamsyah, Hari Eko Meiyanto
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang
Email : [email protected]
Abstrak LASBUTAG (Lapisan Aspal Buton Beragregat) adalah campuran dari bahan asbuton, modifier dan tambahan agregat yang
dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Untuk memperoleh kualitas yang baik dari campuran diperlukan modifier
untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki oleh asbuton yang merupakan salah satu bahan campuran dari LASBUTAG.
Berdasarkan hasil uji Oli Bekas merupakan salah satu jenis minyak berat yang bisa digunakan sebagai modifier. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas campuran perkerasan LASBUTAG dengan sistem hotmix menggunakan modifier oli
bekas secara bervariasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammadiyah Malang. Kualitas
campuran perkerasan Lasbutag dengan menggunakan modifier oli bekas ini dapat diketahui melalui hasil tes Marshall
(stabilitas, kelelehan plastis, hasil bagi Marshall, serta VIM. Asbuton yang digunakan adalah jenis B-20. Modifier yang digunakan adalah oli bekas kendaraan bermotor serta aspal minyak yang menggunakan variasi 3%, 3,2%, 3,4%, 3,6%,
3,8%, 4% dengan komposisi 70% asmin 30% oli bekas, 65% asmin 35% oli bekas, dan 60% asmin 40% oli bekas.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan modifier oli bekas memberikan pengaruh terhadap campuran
perkerasan LASBUTAG dengan sistem hotmix, hal ini dapt diketahui bedasarkan uji hipotesis terhadap tes marshall, sedangkan penggunaan modifier terbaik dari penelitian berdasarkan spesifikasi dari Bina Marga untuk campuran
perkerasan lasbutag untuk lalu lintas tinggi menurut hasil tes marshall adalah campuran dengan menggunkan modifier 3,6%
dimana komposisi modifiernya 65% aspal minyak dan 35% oli bekas
Kata Kunci : Modifier oli bekas, Lasbutag campuran panas
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
LASBUTAG (Lapisan Aspal Buton Beragregat) adalah campuran dari bahan Asbuton,
modifier dan tambahan agregat yang dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. LASBUTAG
ini juga dikenal dengan istilah AHAS (Agregat Hot Asbuton Sheet) yang merupakan campuran panas
dan ACAS (Agregat Cold Asbuton Sheet) yang merupakan campuran dingin. Penggunaan
LASBUTAG sebagai bahan perkerasan jalan masih mempunyai banyak kelemahan terutama pada
LASBUTAG campuran dingin karena campuran ini hanya memadai bagi jalan raya dengan lalu lintas
yang ringan, sedangkan yang mempunyai kualitas lebih baik adalah LASBUTAG campuran panas
Untuk memperoleh kualitas yang baik dari campuran diperlukan bahan tambah untuk memeperbaiki
kelemahan yang dimiliki oleh asbuton yang merupakan salah satu bahan campuran dari LASBUTAG.
Penggunaan bahan tambah diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang dimiliki asbuton yaitu
penetrasi yang rendah
Bahan tambah tersebut dikenal sebagai modifier, dengan komposisi yang biasa digunakan
yaitu bunker oil, aspal minyak, serta minyak ringan (kerosene) dan anti striping atau additive dengan
komposisi tertentu, tetapi dalam LASBUTAG campuran panas minyak ringan tidak digunakan karena
minyak ringan hanya digunakan sebagai pengencer sedangkan untuk campuran panas pengencer tidak
diperlukan karena sudah diganti dengan pemanasan.. Berbagai penelitian mengenai penambahan
modifier atau bahan peremaja pada LASBUTAG dilakukan untuk mendapatkan hasil jenis
perkerasan jalan bermutu tinggi. Selain modifier yang telah disebutkan di atas bahan lain yang
pernah dicoba sebagai modifier adalah bunker oil yang dicampur dengan karet alam dengan tujuan
untuk memperbaiki sifat bitumen asbuton. Bahan modifier tersebut berfungsi untuk meremajakan
bitumen yang terkandung dalam asbuton agar menghasilkan campuran perkerasan LASBUTAG yang
berkualitas baik
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 2 SENTRA 2016
Studi yang dilakukan kebanyakan menggunakan minyak berat seperti MFO, Bunker Oil atau
Link Residu dengan tambahan lain sebagai modifier dalam LASBUTAG. Selain beberapa jenis
minyak berat diatas ada salah satu bahan minyak berat lain yang mungkin dapat digunakan dalam
membuat modifier campuran asbuton, misalnya oli bekas kendaraan bermotor atau mesin yang
jumlahnya cukup banyak dan dapat diperoleh dengan mudah dan dengan harga yang murah. Maka
dalam penelitian ini dicoba menggunakan oli bekas sebagai modifer, oli bekas yang digunakan sebagai
modifier harus memenuhi persyaratan dari modifier minyak berat dari Bina Marga. Oli bekas tersebut
diharapkan dapat menggantikan fungsi minyak berat sebagai modifier, serta dapat menghasilkan
campuran perkerasan LASBUTAG yang berkualitas baik dan dengan harga yang murah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan masalah yang
akan diteliti yaitu:
a. Bagaimanakah hubungan penggunaan modifier oli bekas pada perkerasan Lasbutag campuran panas
terhadap test Marshall (Marshall Stability, Flow, Air Void dan Marshall Quotient)?
b. Berapakah komposisi modifier oli bekas yang dapat menghasilkan kualitas campuran perkerasan
Lasbutag terbaik berdasarkan test Marshall?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan modifier oli bekas
terhadap mutu Lasbutag dengan sistem Hotmix berdasarkan test Marshall (Marshall Stability, Flow,
Air Void dan Marshall Quotient).
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah membahas pengaruh penggunaan Oli Bekas sebagai
modifier pada cmpuran perkerasan Lasbutag dengan menggunakan sistem hotmix. dengan subyek
penelitian sebagai berikut :
a. Penelitian dilakukan melalui percobaan di laboratorium Teknik Sipil UMM, tanpa percobaan di
lapangan.
b. Penelitian hanya membahas pengaruh penggunaan modifier Oli Bekas pada campuran perkerasan
Lasbutag dengan menggunakan sistem hotmix berdasarkan tes Marshall.
c. Hasil penelitian didasari pada data primer yaitu hasil test marshall dan data sekunder yaitu literatur.
d. Variasi komposisi modifier yang digunakan adalah varian A (70%:30%), varian B (65%:35%) dan
varian C (60%:40%) dengan prosentase total modifier adalah :3%, 3.2%, 3.4%,3.6%, 3.8% dan 4%
e. Modifier yang digunakan adalah campuran aspal minyak Pen 80/100 dengan Oli Bekas dari
kendaraan bermotor.
f. Aspal yang digunakan adalah asbuton jenis B-20.
2. Metode Penelitian
Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian, mulai dari studi pendahuluan, pemeriksaan material sampai pengujian
benda uji dilaksanakan di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.
Material
Material yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Agregat kasar yang dibuat dari batu pecah.
b. Agregat halus yang dibuat dari pasir alam dan abu batu.
c. Aspal Buton (asbuton) dengan ukuran butir maksimum 12,7 mm
d. Bahan peremaja yang merupakan campuran dari Oli Bekas mesin kendaraan bermotor dan
aspal minyak penetrasi 80-100
Tahap Studi
Adapun tahap dari penelitian ini seperti pada gambar 1
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 3
Gambar 1 Diagram alur penelitian
Penjelasan diagram alur tahapan studi tersebut adalah sebagai berikut :
Penyediaan Material
Menyediakan material yang digunakan untuk kegiatan ini adalah agregat kasar, agregat halus,
aspal buton (asbuton) dan bahan peremaja yang merupakan campuran dari oli bekas dan aspal minyak.
Pemeriksaan material.
Pemeriksaan material adalah kegiatan untuk mengetahui kualitas material yang akan dipakai
sebagi bahan penyusun dan masuk dalam peryaratan yang telah ditentukan. Jika secara kualitas
material tidak memenuhi persyaratan, maka material tersebut diganti dengan material lain yang sesuai
Mulai
Penyediaan Material :
1. Agregat halus
2. Agregat kasar
3 Asbuton
4. Modifier (Asmin, Oli bekas,)
Pembuatan Modifier:
Aspal minyak dan
Oli Bekas
Pemeriksaan material
Memenuhi
syarat
Pengujian campuran aspal
Kesimpulan
Selesai
Pembahasan
Pembuatan benda uji menggunakan modifier oli
bekas dengan komposisi yang bervariasi
Pencampuran
agregat dengan
Asbuton
Uji statistik
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 4 SENTRA 2016
dengan persyaratan untuk campuran aspal jenis Lasbutag (Lapisan Asbuton Beragregat). Material
yang diperiksa adalah agregat kasar, agregat halus, asbuton, aspal dan oli bekas.
Pembuatan modifier dan pencampuran agregat dengan asbuton.
a. Pembuatan Modifier
Dalam studi ini, penyusun modifier adalah aspal minyak dan Oli bekas dari mesin kendaraan
bermotor Variasi yang digunakan dalam pembuatan modifier seperti dalam tabel 1
Tabel 1 Perbandingan bahan modifier
Variasi Aspal Minyak (%) Oli bekas (%)
A
B
70
65
30
35
Prosentase modifier dalam benda uji campuran perkerasan adalah 3, 3.2%,3.4%,3.6%,3.8% dan
4% dengan demikian jumlah total tiap penyusun modifier dapat dihitung,.berat 1 benda uji dibuat
sekitar 1200 gram dengan asumsi seberat itu dapat ditentukan berat tiap bahan modifier tersebut.
b. Campuran agregat dengan asbuton
Sebelum melakukan pencampuran seluruh bahan pertama kali dilakukan pencampuran agregat
dengan asbuton terlebih dahulu kemudian baru mencampurnya dengan modifier. jumlah prosentase
agregat ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan dari asbuton dan jumlah modifier yang digunakan,
jadi:
Pembuatan benda uji.
Perhitungan pembuatan campuran lasbutag dilakukan berdasarkan perhitungan berat, dalam
campuran ini kadar bitumen yang digunakan adalah 5,5% karena berdasarkan hasil penelitian
terdahulu (Ramdani, 2000) hasil pengujian menunjukkan kecenderungan semakin baik jika kadar
bitumen diturunkan dan diperkirakan kadar bitumen optimal di bawah 6,5 %. Pembuatan campuran
aspal secara bervariasi bertujuan untuk mengetahui variasi mana yang memiliki kualitas yang paling
baik. Variasi komposisi modifier yang digunakan adalah 3 variasi yaitu varian A dan B sedangkan
prosentase total modifier yang digunakan adalah 6 yaitu 3%, 3,2%, 3,4% ,3,6%, 3,8% dan 4% dan
setiap variasi dibuatkan 3 benda uji, jadi total dari seluruh benda uji adalah 6 x 3 x 3 = 54 benda uji
Pengujian campuran aspal
Melakukan pemeriksaan campuran aspal dengan menggunakan alat Marshall yang bertujuan
untuk menentukan sifat-sifat campuran (Marshall Stability, Flow, Air Void dan Marshall Quotient).
Standart pengujian campuran aspal yang digunakan adalah AASHTO T245 – 74 dan ASTM D1550 -
62T.
Uji statistik
Uji ini digunakan untuk menguji hipotesa dari penelitian yaitu dengan menggunakan teknik
analisa varian dua arah dengan interaksi (uji F), analisa varian akan memberikan gambaran tentang
pengaruh penggunaan modifier oli bekas pada campuran perkerasan Lasbutag terhadap nilai variabel
tak bebas.
Pengamatan dilakukan dari hasil perencanaan campuran yang telah di buat dan dilakukan test
Marshall. Variabel yang akan diukur adalah sebagai berikut :
1. Variabel tidak bebas, yaitu nilai-nilai :
- Stabilitas
- Flow
- Rongga Udara
- Hasil Bagi Marshall
Variabel bebas, variasi penggunaan modifier Oli Bekas. Pada penelitian ini akan dicoba
dibuktikan hipotesis sebagai berikut :
Ho : µ1 = 0
H1 : µ1 ≠ 0
Ho = Hipotesa nol, yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 5
penggunaan modifier oli bekas terhadap nilai variabel tak bebas.
H1 = Hipotesa alternatif, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
terhadap penggunaan modifier oli bekas nilai variabel tak bebas.
µ1 = Nilai rata- rata variabel tak bebas dalam suatu kelompok perlakuan.
Kesimpulan :
a. Fhitung > Ftabel : Maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini membuktikan bahwa penggunaan
modifier oli bekas memberikan pengaruh terhadap nilai variabel tak bebas.
b. Fhitung < Ftabel : Maka Ho diterima dan H1 ditolak, hal ini membuktikan bahwa penggunaan
modifier oli bekas tidak memberikan pengaruh terhadap nilai variabel tak bebas.
Pembahasan
Merupakan laporan studi dari hasil-hasil pemeriksaan campuran aspal, yaitu pengaruh
penggunaan modifier Oli bekas pada perkerasan Lasbutag berdasarkan tes Marshallnya. Kemudian
dari parameter Marshall yang ada selanjutnya dikontrol dengan menggunakan batasan-batasan
spesifikasi campuran aspal Lasbutag (Lapis Asbuton Beragregat), sehingga dapat diketahui variasi
modifier oli bekas mana yang memiliki kualitas yang paling baik
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil Pemeriksaan Material
Agregat Kasar
a. Analisa Saringan Agregat Kasar
Pada penelitian ini, agregat kasar yang dipakai untuk campuran aspal adalah berasal dari
mesin pemecah batu (Stone Crusher). Hasil pemeriksaan saringan pada agregat kasar dapat dilihat
pada Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1 Hasil pemeriksaan analisa saringan agregat kasar (batu pecah)
UKURAN
SARINGAN
%
LOLOS
SPESIFIKASI
LASBUTAG
¾ “ 100 100
½ “ 34.36 30 – 100
3/8 “ 31.68 0 – 55
No. 4 9 0 – 10
No. 200 0.28 0 – 1
PAN 0.04
Sumber : Hasil pemeriksaan
Dari pemeriksaan analisis saringan agregat, agregat kasar (batu pecah) masuk dalam
spesifikasi Lasbutag (Lapis Asbuton Beragregat)
b. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Dari pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar didapatkan hasil yang dapat dilihat
pada Tabel. 2 berikut ini
Tabel 2 Hasil pemeriksaan berat jenis & penyerapan agregat kasar (batu pecah)
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
Berat Jenis Bulk (atas dasar kering oven) 2.62
Berat Jenis Bulk (atas dasar kering permukaan) 2.67
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 6 SENTRA 2016
Berat Jenis Semu
2.76
Berat Jenis Effektif
2.69
Penyerapan Air 1.54
Sumber : Hasil Pemeriksaan
Syarat yang harus dipenuhi agregat dalam pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat
kasar adalah berat jenis agregat semu minimal 2,50; peresapan agregat terhadap air maksimal 3%.
Dari hasil pemeriksaan peresapan agregat terhadap air didapat nilai 1.54 % < 3 %, sementara dari
hasil pemeriksaan berat jenis semu atau apperen agregat didapatkan nilai 2,76 > 2,50. Maka material
memenuhi syarat.
c. Keausan Agregat Kasar
Hasil dari pemriksaan keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles menghasilkan
keausan agregat sebesar 18,04 %, lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pemeriksaan pengujian keausan agregat kasar (batu pecah)dengan mesin Los Angeles
Sumber : Hasil Pemeriksaan
Syarat yang harus dipenuhi agregat dalam pemeriksaan keausan agregat kasar maksimal 40
%. Dari hasil pemeriksaan didapatkan nilai keausan agregat 18,02 % < 40 %. Maka material
memenuhi syarat.
Agregat Halus
Pada pemeriksaan agregat halus, ada dua jenis agregat halus yang diperiksa, yaitu: Pasir Alam
dan Abu Batu.
d. Analisa Saringan Agregat Halus
Pemeriksaan saringan pada agregat halus ada dua jenis agegat halus yang diperiksa, yaitu:
Pasir Alam dan Abu Batu. Prosentase tertahan dan prosentase lolos akan berhenti sampai pada lolos
saringan nomor 200, Hasil pemeriksaan saringan pada agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4 dan
Tabel 5 berikut ini.
Tabel 4 Hasil pemeriksaan analisa saringan agregat halus (pasir alam)
UKURAN
SARINGAN
%
LOLOS
SPESIFIKASI
LASBUTAG
3/8 “ 100.00 100
No. 4 99.33 90-100
No. 8 93.2 93-100
No. 16 80.27 76-100
No. 200 3.33 0-8
PAN 0.67
Sumber : Hasil pemeriksaan
Tabel 5 Hasil pemeriksaan analisa saringan agregat halus (abu batu)
Nomor Contoh I II
Keausan 18.28 17.76
Keausan Rata-rata 18.02%
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 7
UKURAN
SARINGAN
%
LOLOS
SPESIFIKASI
LASBUTAG
3/8 “ 100 100
No. 4 100 90-100
No. 8 93.7 93-100
No. 16 77.97 76-100
No. 200 4.13 0-8
PAN 0.07
Sumber : Hasil pemeriksaan
Dari hasil pemeriksaan analisa saringan agregat, agregat halus (pasir alam, abu batu) masuk
dalam spesifikasi Lasbutag (Lapis Asbuton Beragregat).
e. Sand Equivalent Agregat Halus
Dari pemeriksaan Sand Equivalent agregat halus didapatkan hasil yang dapat dilihat pada
Tabel. 6 berikut ini
Tabel 6 Hasil pemeriksaan sand equivalent agregat halus
Jenis Agregat Nilai Sand Equivalent
Pasir Alam 82.82
Abu Batu 81.05
Sumber : Hasil Pemeriksaan
Pada hasil pemeriksaan sand equvalent syarat yang harus dipenuhi agregat dalam pemeriksaan
sand equivalent minimal 50%. Dari nilai hasil pemeriksaan diatas menunjukkan bahwa material
memenuhi syarat.
f. Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus
Dari pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus didapatkan hasil yang dapat dilihat
pada Tabel 7 berikut ini :
Tabel 7 Hasil pemeriksaan berat jenis & penyerapan agregat halus
Jenis Pemeriksaan Pasir
Alam Abu Batu
Berat Jenis Bulk (atas dasar kering
oven) 2.78 2.73
Berat Jenis Bulk (atas dasar kering
permukaan) 2.80 2.74
Berat Jenis Semu
2.83 2.76
Berat Jenis Effektif 2.77 2.77
Penyerapan Air 0.61 0.40
Sumber : Hasil Pemeriksaan
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 8 SENTRA 2016
Pada hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus, syarat yang harus dipenuhi
agregat dalam pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus adalah : berat jenis agregat semu
minimal 2,50; peresapan agregat terhadap air maksimal 3%. Dari nilai hasil pemeriksaan diatas
menunjukkan bahwa material memenuhi syarat.
Asbuton
Material aspal yang digunakan adalah aspal Asbuton (aspal Buton) jenis B-20 karena
mempunyai kandungan bitumen 17% - 23%. Pemeriksaan dari asbuton meliputi berat jenis bitumen
asbuton, berat jenis mineral asbuton, kadar air asbuton serta analisa saringan asbuton.
a. Berat Jenis Bitumen Asbuton
Dari pemeriksaan berat jenis bitumen asbuton didapatkan hasil yang dapat dilihat pada Tabel.
8 berikut ini:
Tabel 8 Hasil pemeriksaan berat jenis bitumen asbuton
Nomor Contoh I II
Berat contoh 179.7 185.1
Berat jenis 1.84 1.8
Berat jenis rata-rata 1.82
Sumber : Hasil Pemeriksaan
b. Berat Jenis Mineral Asbuton
Dari pemeriksaan berat jenis mineral asbuton didapatkan hasil yang dapat dilihat pada pada
Tabel 9 berikut ini :
Tabel 9 Hasil pemeriksaan berat jenis mineral asbuton
Jenis Pemeriksaan Asbuton
Berat jenis bulk (atas dasar kering oven) 2.60
Berat jenis (atas dasar kering permukaan) 2.63
Berat jenis semu 2.69
Berat jenis efektif 2.65
Sumber : Hasil Pemeriksaan
c. Kadar Air Asbuton
Pemeriksaan kadar air asbuton harus memenuhi persyaratan yang digunakan, syarat yang
harus dipenuhi asbuton untuk nilai kadar air yang baik adalah kurang dari 6%. Hasil pemeriksaan
berat jenis mineral asbuton dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini
Tabel 10 Hasil pemeriksaan kadar air asbuton
Pengujian I II
Berat contoh basah 117,1 96,4
Berat contoh kering 111,4 90,3
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 9
Kadar air rata-rata 4.3%
Sumber : Hasil Pemeriksaan
Dari hasil pemeriksaan nilai kadar air dari asbuton memenuhi persyaratan yaitu 4.3% < 6%.
d. Analisa Saringan Asbuton
Asbuton yang digunakan dalam campuran harus memenuhi gradasi dari persyaratan.
Pemeriksaan analisa saringan gradasi asbuton dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11 Hasil pemeriksaan analisa saringan asbuton
UKURAN
SARINGAN
%
LOLOS
SPESIFIKASI
LASBUTAG
½ “ 100.00 100
No. 4 100 90-100
No. 30 39.33 35-100
Sumber : Hasil pemeriksaan
Dari hasil pemeriksaan analisa saringan diatas, asbuton masuk kedalam spesifikasi Lsbutag
(Lapis Asbuton Beragregat).
Modifier
Modifier yang digunakan dalam campuran lasbutag ini adalah oli bekas dan aspal minyak. Oli
bekas dan aspal minyak harus memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai modifier dalam
campuran lasbutag.
a. Oli bekas
Pemeriksaan oli bekas terdiri dari pemeriksaan titik nyala, titik bakar, berat jenis dan kadar air,
berdasarkan hasil pemeriksaan oli bekas bisa digunakan sebagai modifier untuk campuran perkerasan
lasbutag sistem hotmix. Hasil dari pemeriksaan oli bekas dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12 Hasil pemeriksaan oli bekas.
NO JENIS
PEMERIKSAAN
HASIL
PEMERIKSAAN SATUAN SYARAT
1. Titik Nyala
2. Titik Bakar
3. Berat Jenis
4. Kadar Air
5. Viscosits
160
265
0,95
0.14
117
0C
0C
Kg/lt
%
cps
> 100
> 250
> 0,9
< 2
100 - 300
Sumber : Hasil pemeriksaan
b. Aspal Minyak
Pada pemeriksaan aspal ini, material aspal harus memenuhi persyaratan umum aspal minyak
penetrasi 80/100. berdasarkan hasil pemeriksaan, aspal minyak yang digunakan memenuhi persyaratan
untuk digunakan sebagai modifier campuran lasbutag. Hasil pemeriksaan aspal minyak dapat dilihat
pada Tabel 13.
Tabel 13 Hasil pemeriksaan aspal
No. JENIS
PEMERIKSAAN
HASIL
PEMERIKSAAN SATUAN SYARAT
1. Penetrasi
2. Titik lembek
3. Titik nyala
4. Titik bakar
5. Daktilitas
96
47.5
318
295
126,7
0.1 mm
C
C
C
cm
89 -99
46 – 54
<225
-
100
Sumber : Hasil pemeriksaan
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 10 SENTRA 2016
Campuran Lasbutag Dengan Menggunakan Modifier Oli Bekas
Karena berdasarkan hasil penelitian terdahulu (Ramdani, 2000) hasil pengujian menunjukkan
kecenderungan semakin baik jika kadar bitumen diturunkan dan diperkirakan kadar bitumen optimal
di bawah 6,5 %. Maka seluruh penelitian ini menggunakan prosentase kadar bitumen 5,5 % . Variasi
campuran adalah penggunan modifier yaitu Varian A, dan B
Campuran Lasbutag Menggunakan Modifier Varian A
a. Komposisi Modifier
Varian A adalah Lasbutag yang menggunakan perbandingan modifier 70% aspal minyak dan
30% oli bekas, dengan jumlah total modifier 3%, 3,2%, 3,4%, 3,6%, 3,8% dan 4% Dari perhitungan
didapatkan hasil seperti pada tabel 14.
Tabel 14 Komposisi modifier varian a
Total
Modifier
%
Modifier % Berat
benda
uji
%
modifier (gr) total
(gr)
Modifier %
asmin oli bekas asmin oli bekas Asmin Oli
Bekas
3 70 30 1200 100 25.2 10.8 36 2.1 0.9
3.2 70 30 1200 100 26.88 11.52 38.4 2.24 0.96
3.4 70 30 1200 100 28.56 12.24 40.8 2.38 1.02
3.6 70 30 1200 100 30.24 12.96 43.2 2.52 1.08
3.8 70 30 1200 100 31.92 13.68 45.6 2.66 1.14
4 70 30 1200 100 33.6 14.4 48 2.8 1.2
Sumber : Hasil perhitungan
b. Prosentase Komposisi Masing – masing Bahan Pencampur
Dari perhitungan didapatkan nilai prosentase masing – masing komposisi bahan untuk
campuran dengan menggunakan modifier varian A dapat dilihat pada tabel 15
Tabel 15 Prosentase komposisi masing – masing bahan pencampur varian a
Modifier%
Bitumen
Rencana
% selisih Kadar
Bitumen %
Asbuton.
Rencana
oli
bekas %
% %
Aggregat Asmin selisih
Bitumen
Asbuton
Mineral
Asbuton
3 5.5 2.1 3.4 17 0.9 3.40 13.6 80.00
3.2 5.5 2.24 3.26 16.3 0.96 3.26 13.0 80.50
3.4 5.5 2.38 3.12 15.6 1.02 3.12 12.5 81.00
3.6 5.5 2.59 2.91 14.55 1.08 2.91 11.6 81.78
3.8 5.5 2.66 2.84 14.2 1.14 2.84 11.4 82.00
4 5.5 2.8 2.7 13.5 1.2 2.70 10.8 82.50
Sumber : Hasil perhitungan
c. Pengujian Dengan Alat Marshall
Setelah membuat benda uji, dilanjutkan dengan pengujian Marshall. Pengujian dilakukan
untuk mendapatkan nilai stabilitas dan kelelehan (flow) benda uji sebagai parameter kualitas suatu
campuran. Hasil pemeriksaan Marshall pada campuran aspal jenis Lasbutag sistem hotmix dengan
menggunakan modifier oli bekas Varian A dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Hasil pemeriksaan campuran dengan menggunakan modifier oli
bekas varian a dengan metode marshall
Modifier
(%)
VIM
(%)
Stabilitas
Marshall
(Kg)
Flow
(mm)
Marshall Quotient
(KN/mm)
3
10.233
9.861
10.211
1331.37
1365.57
1103.87
2.05
2.15
2
6.49
6.35
5.52
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 11
3.2
11.067
10.419
9.94
1604.15
1578.22
1157.93
2.8
2.6
2.34
5.73
6.07
4.95
3.4
10.266
11.728
11.541
1352.67
1440.60
1648.94
3.02
2.88
2.9
4.48
5.00
5.69
3.6
10.94
11.766
9.84
1559.22
1766.25
1378.62
3.6
3.8
3.54
4.33
4.65
3.89
3.8
10.897
8.405
9.068
1678.38
1609.34
1282.11
4.54
4.12
4
3.70
3.91
3.21
4
10.509
10.205
10.359
1241.82
1395.50
1354.34
3.89
3.9
4
3.19
3.58
3.39
Sumber : Hasil pemeriksaan
Campuran Lasbutag Menggunakan Prosentase Modifier Varian B
a. Komposisi Modifier
Varian B adalah Lasbutag yang menggunakan perbandingan modifier 65% aspal minyak dan
35% oli bekas, dengan jumlah total modifier 3%, 3,2%, 3,4%, 3,6%, 3,8% dan 4%. Dengan cara
perhitungan yang sama seperti varian A maka komposisi modifier varian B dapat dilihat pada table 17
Tabel 17 Komposisi modifier varian B
Total
Modifier
%
Modifier % Berat
benda
uji
%
modifier (gr) Tota
l
(gr)
Modifier %
Asmin
Oli
bekas Asmin oli bekas Asmin
Oli
Bekas
3 65 35 1200
10
0 23.4 12.60 36 1.95 1.05
3.2 65 35 1200
10
0 24.96 13.44 38.4 2.08 1.12
3.4 65 35 1200
10
0 26.52 14.28 40.8 2.21 1.19
3.6 65 35 1200
10
0 28.08 15.12 43.2 2.34 1.26
3.8 65 35 1200
10
0 29.64 15.96 45.6 2.47 1.33
4 65 35 1200
10
0 31.2 16.8 48 2.6 1.4
Sumber : Hasil perhitungan
b. Prosentase Komposisi Masing – masing Bahan Pencampur
Dari perhitungan maka didapatkan prosentase masing – masing bahan pencampur untuk tiap –
tiap persen modifier varian B dapat dilihat pada tabel 18
Tabel 18 Prosentase komposisi masing – masing bahan pencampur varian B
Modifier
%
Bitumen
Rencana
.
% selisih
Kadar
Bitumen %
Asbuton Rencana
oli bekas
%
% %
Aggregat.
Asmin selisih Bitumen
Asbuton.
Mineral
Asbuton
3 5.5 1.95 3.55 17.75 1.05 3.55 14.2 79.25
3.2 5.5 2.08 3.42 17.1 1.12 3.42 13.7 79.70
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 12 SENTRA 2016
3.4 5.5 2.21 3.29 16.45 1.19 3.29 13.2 80.15
3.6 5.5 2.34 3.16 15.8 1.26 3.16 12.6 80.60
3.8 5.5 2.47 3.03 15.15 1.33 3.03 12.1 81.05
4 5.5 2.6 2.9 14.5 1.40 2.90 11.6 81.50
Sumber : Hasil perhitungan
c. Pengujian Dengan Alat Marshall
Setelah membuat benda uji, dilanjutkan dengan pengujian Marshall. Pengujian dilakukan
untuk mendapatkan nilai stabilitas dan kelelehan (flow) benda uji sebagai parameter kualitas suatu
campuran. Hasil pemeriksaan Marshall pada campuran aspal jenis Lasbutag sistem homix dengan
menggunakan modifier oli bekas Varian B dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Hasil pemeriksaan campuran dengan menggunakan modifier oli
bekas varian b dengan metode marshall
Modifi
er
(%)
VIM
(%)
Stabilita
s
Marshal
l
(Kg)
Flow
(mm)
Marshall
Quotient
(KN/mm)
3
11.545
11.803
10.91
1308.38
1338.57
1673.71
2.78
3.11
3
4.71
4.30
5.58
3.2
9.847
11.561
10.14
1593.54
1471.53
1563.54
3.05
3.15
3.3
5.22
4.67
4.74
3.4
11.487
10.1
10.518
1618.54
1721.99
1663.66
3.85
3.35
4
5.31
5.47
5.04
3.6
9.776
11.56
10.479
1974.01
1898.10
1988.74
3.97
3.8
4
4.97
5
4.97
3.8
9.767
11.41
9.553
1867.01
1736.76
1646.50
4.01
3.9
4.4
4.66
4.45
3.74
4
10.213
10.137
9.142
1529.80
1398.03
1517.42
4.08
4.15
3.6
3.75
3.37
4.22
Sumber : Hasil perhitungan
Uji Statistik
Dari hasil data yang telah didapat, diadakan pengujian hipotesis secara statistik yang
menggunakan distribusi uji F. Adapun prinsip yang digunakan uji hipotesis dengan uji F ini yaitu
membandingkan varian yang dihitung berdasarkan nilai rata-rata antar kelompok sampel dengan
varian yang dihitung berdasarkn data pengamatan dari seluruh sampel.
Stabilitas
Data pengujian hipotesis ini diperoleh dari keseluruhan data untuk stabilitas yang tiap variasi
modifier terdiri dari 3 sampel yang berbeda, seperti pada tabel 20.
Tabel 20 data jumlah stabilitas campuran lasbutag
Variasi Modifier (%) Jumlah
3 3,2 3,4 3,6 3,8 4
Varian
A 1331.37
1365.57
1604.15
1578.22
1352.67
1440.60
1559.22
1766.25
1678.38
1609.34
1241.82
1395.5 25848.9
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 13
1103.87 1157.93 1648.94 1378.62 1282.11 1354.34
Varian
B
1308.38
1338.57
1673.71
1593.54
1471.53
1563.54
1618.54
1721.99
1663.66
1974.01
1898.10
1988.74
1867.01
1736.76
1646.50
1529.8
1398.03
1517.42
29879.4
Jumlah 8121.47 8968.91 9446.40 10564.94 9820.10 8436.91 55358.73
Sumber : Hasil pemeriksaan
Dari tabel diatas dapat diketahui : r = 3, c = 6, n = 3 dan T = 55358.73, kemudian dengan
analisa statistik akan didapatkan nilai F hitung dan Nilai F tabel untuk mengetahui kebenaran hipotesa,
dari perhitungan analisa statistik didapatkan nilai – nilai seperti pada Tabel 24.
Tabel 21 Sidik ragam dan uji simpangan model untuk nilai stabilitas
Sumber
Keragaman
DK JK KT F hitung F tabel
0.05
Antar Baris 2 62788.3 313894.15 3.78 3.26
Antar Kolom 5 587927.9 117585.58 1.42 2.48
Interaksi 10 103746.96 1206454 14.54 2.10
Galat 36 2985979.8 82943.88
Jumlah 53
3740442.96
Sumber : Hasil Perhitungan
Untuk taraf signifikan α = 0,05 dengan V1 = 2, V1 = 5, V1 = 10 dan V2 = 36, maka dari
tabel distribusi F didapat nilai F tabel antar baris = 3,26, F tabel antar kolom = 2,48 dan F tabel interaksi = 2,10.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa:
1. F hitung antar baris = 3,78 > F tabel antar baris = 3,26 maka Ho ditolak, berarti ada pengaruh yang nyata
pada penggunaan modifier oli bekas terhadap nilai stabilitas pada campuran.
2. F hitung antar kolom = 1,42 < F tabel antar kolom = 2,48 maka Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh
yang nyata pada penggunaan varian modifier terhadap nilai stabilitas pada campuran.
3. F hitung interaksi = 14,54 > F tabel nteraksi = 2,10 maka Ho ditolak, berarti ada interaksi. antara
penggunaan variasi modifier oli bekas terhadap prosentase total modifier pada campuran
Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan campuran aspal dan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui pengaruh
penggunaan modifier oli bekas terhadap Parameter Marshall (Stability, Flow, Marshall Quotient dan
VIM) pada campuran perkerasan Lasbutag, dan juga dapat menggambarkan grafik hubungan antara
prosentase modifier dan parameter Marshall.
Stabilitas
Dari analisa statistik pada tabel 24. dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan variasi
penggunaan modifier oli bekas akan mempengaruhi nilai stabilitas marshall. Hal tersebut ditunjukkan
dengan F hitung = 3,78 > F tabel = 3,26 pada taraf probabilitas 0,05. Kemudian dapat digambarkan grafik
hubungan antara prosentase modifier dengan stabilitas marshall
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 14 SENTRA 2016
Gambar 1 grafik hubungan prosentase modifier dengan stabilitas marshall
Dalam spesifikasi Bina Marga untuk campuran Lasbutag ditetapkan nilai stabilitas marshall
minimal 750 kg. Dari hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai stabilitas marshall
masih memenuhi persyaratan Bina Marga, walaupun nilai dari stabilitas marshall tersebut mengalami
kenaikan dan penurunan. Dari gambar kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai stabilitas untuk seluruh
varian masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi Bina Marga. Nilai stabilitas terbesar terdapat pada
penggunaan modifier 3,6% dengan komposisi varian B sebesar 1953.62 Kg. Dalam penelitian ini nilai
stabilitas marshall terbaik terdapat pada prosentase modifier 3,6% dengan komposisi modifier varian
B sebesar 1953.62 Kg.
Flow
Dari analisa statistik dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan variasi prosentase
modifier oli bekas akan mempengaruhi nilai kelelehan plastis. Hal tersebut ditunjukkan dengan F hitung
= 45,63 > F tabel = 3,26 pada taraf probabilitas 0,05. Kemudian dapat digambarkan grafik hubungan
antara prosentase modifier dengan nilai flow
Gambar 2 Grafik hubungan prosentase modifier dengan flow
Dari gambar kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai kelelehan plastis cenderung mengalami
kenaikan pada prosentase modifier 3% - 3,8% pada komposisi modifier varian A dan varian B tetapi
0
1
2
3
4
5
6
7
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2
Modifier (%)
Flow (mm)
Varian A
Varian B
0
500
1000
1500
2000
2500
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2
Modifier (%)
Stabilitas (Kg)
Varian A
Varian B
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 15
kenaikan tersebut masih memenuhi persyaratan dari Bina Marga. Sedangkan nilai flow terendah
terdapat pada penggunaan modifier varian A dengan prosentase modifier 3% sebesar 2,06 mm. Dalam
penelitian ini nilai flow terbaik terdapat pada prosentase modifier 3,6% dengan komposisi modifier
varian B sebesar 3,92 mm.
Marshall Quotient
Dari analisa statistik dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan variasi penggunaan
modifier oli bekas akan mempengaruhi nilai hasil bagi marshall. Hal tersebut ditunjukkan dengan F
hitung = 12,69 > F tabel = 3,26 pada taraf probabilitas 0,05, sehingga H0 ditolak. Kemudian dapat
digambarkan grafik hubungan antara prosentase modifier dengan nilai marshall quotient
Gambar 3 Grafik hubungan prosentase modifier dengan marshall quotient
Dari gambar kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai hasil bagi marshall cenderung turun pada
variasi penggunaan modifier 3% - 4% baik itu varian A maupun B tetapi penurunan tersebut masih
dalam taraf spesifikasi Bina Marga yaitu minimum 2 Kn/mm. Dan dalam penelitian ini nilai hasil bagi
marshall optimum pada variasi modifier 3% dengan variasi perbandingan modifier varian A yaitu
sebesar 6,49 Kn/mm, sedangkan penggunaan modifier terbaik terdapat pada penggunaan modifier
varian B dengan prosentase modifier 3,6%.yaitu sebesar 4,98 (Kn/mm) Dari hasil pengujian benda uji
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai hasil bagi marshall masih memenuhi nilai persyaratan.
VIM
Dari analisa statistik dapat ditunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan variasi penggunaan
modifier oli bekas tidak berpengaruh terhadap nilai rongga dalam campuran. Hal tersebut ditunjukkan
dengan F hitung = 0,12 < F tabel = 3,26 pada taraf probabilitas 0,05, sehingga H0 diterima. Kemudian
dapat digambarkan grafik hubungan antara prosentase modifier dengan nilai VIM
0
1
2
3
4
5
6
7
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 Modifier (%)
Marshall Quotient (Kn/mm)
Varian A
Varian B
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 16 SENTRA 2016
Gambar 4 Grafik hubungan prosentase modifier dengan VIM
Dari gambar kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai rongga didalam campuran mengalami
kenaikan dan juga penurunan. Dari spesifikasi Bina Marga untuk campuran Lasbutag ditetapkan nilai
rongga pada campuran sebesar 3% sampai dengan 5%. Dan dari pengujian benda uji campuran
lasbutag dengan menggunakan modifier oli bekas sistem hotmix menunjukkan bahwa nilai rongga
dalam campuran tidak memenuhi nilai yang disyaratkan, maka dapat dipastikan campuran diatas
kurang padat sehingga tidak kedap terhadap air sehingga menyebabkan aspal menjadi rapuh dan tidak
awet. Untuk mengetahui kebenaran hipotesa dilakukan analisa statistik.Dalam penelitian ini nilai VIM
terbesar terdapat pada penggunaan modifier 3% dengan komposisi varian B yaitu % 11,42%.
Sedangkan milai VIM terendah terdapat pada penggunaan modifier varian A dengan prosentase
modifier 3,8% yaitu sebesar 9,45 %.
Campuran Terbaik
0
1 2
3
4
5 6
7
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 Modifier (%)
Flow (mm)
Varian A Varian B
0
500
1000
1500
2000
2500
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 Modifier (%)
Stabilitas (Kg)
Varian A Varian B Varian C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2
Modifier (%)
Varian A
Varian B
Rongga Udara (%)
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2016 II - 17
Gambar 5 Penentuan campuran lasbutag terbaik
Berdasarkan gambar 5 yaitu grafik hubungan hubungan antara prosentase modifier dan
parameter Marshall, maka dapat diketahui campuran mana yang mempunyai kualitas terbaik
berdasarkan spesifikasi dari Bina Marga. Campuran lasbutag yang terbaik adalah campuran lasbutag
yang menggunakan komposisi modifier varian B yaitu 65% asmin dan 35% oli bekas dengan
prosentase modifier 3,6% karena nilai stabilitas terbaik terdapat pada penggunaan komposisi modifier
varian B yaitu 2194,02 Kg, dengan nilai flow 3,96 mm, nilai marshall quotient 5,22 KN/mm dan nilai
VIM adalah 11,860 %, dengan besar komposisi bahan pencampur adalah sebagai berikut:
Agregat Kasar (CA) = 45,78 %
Agregat Halus (FA) = 34,82 %
Asbuton = 15,8 %
Modifier
a. Oli Bekas = 1,26 %
b. Aspal minyak = 2,34 %
4. Kesimpulan.
Dari hasil penelitaian dan uji hiopotesis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut
1. Pengaruh penggunaan modifier oli bekas pada campuran perkerasan Lasbutag dengan sistem
hotmix terhadap tes Marshall
a. Penggunaan modifier oli bekas memberikan pengaruh terhadap stabilitas campuran
hal ini dapat dilihat dari nilai stabilitas yang mengalami peningkatan mulai pada
penggunaan modifier 3% - 3,6%untuk varian A dn varian B, tetapi pada modifier
3,6% - 4% mengalami penurunan.
b. Nilai flow juga mengalami kenaikan pada penggunaan modifier 3% - 3,8% pada
komposisi modifier varian A dan varian B. Untuk nilai marshall quetiont cenderung
mengalami penurunan pada penggunaan modifier 3% - 4 % untuk varian A, dan B.
c. Untuk nilai VIM seluruh varian tidak memenuhi persyaratan, maka dapat dipastikan
campuran tersebut kurang padat sehingga tidak kedap terhadap air sehingga
menyebabkan aspal menjadi rapuh dan tidak awet.
2. Penggunaan modifier terbaik menurut spesifikasi dari Bina Marga untuk campuran perkerasan
lasbutag berdasarkan hasil tes marshallnya terdapat pada prosentase modifier 3,6% dengan
penggunaan komposisi modifier 65% aspal minyak 35% oli bekas.
Saran - saran
1. Perlu adanya variasi dari prosentase penggunaan kadar bitumen pada campuran
2. Perlu adanya variasi dari prosentase penggunaan modifier yang lebih banyak
3. Oli bekas bisa digunakan sebagai modifier alternatif pengganti minyak berat.
0
1
2
3
4
5
6
7
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 Modifier (%)
Marshall Quotient (Kn/mm)
Varian A Varian B
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2016
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
II - 18 SENTRA 2016
Referensi
[1] Ansyori Alamsyah, Alik, 2008, PenggunaanModifier Oli Bekas pada Campuran
Perkerasan Lasbutag Dengan Sistem HotMix Untuk Meningkatkan Mutu Jalan,
Proceeding dari FSTPT ke 11, Semarang.
[2] Bina Marga, 1998, Petunjuk Pelaksanaan Lapisan Asbuton Aggregat ( LASBUTAG), Report
No. 09/ PT/ B/ 1998
[3] Bina Marga, 1991, Manual Pemeriksaan Bahan Jalan , No. 01/ MN/ 1991, Departemen
Pekerjaan Umum.
[4] James, EM, 1987, Asbuton Modifier Selection, Designing and Spesification on Lasbutag
Mixes, Part I, Report No. 3, Asbuton Spesification Development Project, Direktorat
Jenderal Bina Marga.
[5] Tjitjik, S. & Sastramihardja, R., 1998, Karakteristik Bitumen Asbuton, Proceeding dari
Konferensi Tahunan Jalan ke - 1, Bandung.
[6] Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Cetakan Kelima, Nova, Bandung.
[7] Syahroni, N & Nugroho, B, 1997, Studi Peninjauan Penggunaan Aggregated Asbuton
Campuran Dingin dengan Kerosen untuk Perkerasan Jalan, Laporan Penelitian Jurusan
Teknik Sipil ITS, Surabaya.
[8] Suroso, TW, 2000, Pelapukan ( Ageing ) Asmin pada Perkerasan Jalan, Proceeding dari
Konferensi Tahunan Teknik Jalan ke 3, Bandung.
[9] Mochtar, Indra Surya B., dkk, 2003. Pengembangan Penggunaan Aspal Buton dan Karet
Alam pada Lasbutag Campuran Dingin dan Panas untuk Perkerasan Jalan Bermutu
Tinggi, Laporan Penelitian – Jurusan Teknik Sipil ITS, Surabaya.
[10] Rudianto, Heri, 2000, Penggunaan Modifier Campuran Kerosen dan Premium Pada
Lasbutag dengan Sistem Cold Mix, Laporan Penelitian - Jurusan Teknik Sipil ITS,
Surabaya