proposal skripsi pipin azrin,

Upload: pipin-azrin-screonietich

Post on 06-Jul-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    1/47

    HALAMAN PENGESAHAN

    Proposal Skripsi dengan judul :

    “Kaji Eksperimen Sistem Pendingin Adsorpsi Double Bed   Adsorber 

    Kapasitas Pendinginan 5000 BTU!r dengan Pasangan Kar"on Akti#$

    Metano% se"agai Adsor"en$Adsor"at&

    yang dipersiapkan dan disusun oleh :

    Pipin A'rin

    N(M) *+0,**-5,+

    Program Studi Teknik Mesin S1, Fakultas Teknik Universitas Riau,

    Telah diseminarkan di hadapan Tim Pembanding pada tanggal 1 Maret !"1#

    SUSU$%$ T&M P'M(%$)&$*

     $%M%+$&P P%R%F

    .om/ ST) M)Eng

     $&P# 1-."-!/ !""."1 1 ""1

    (1an K2rnia1an ST) MT

     $&P# 1-".!/ !""."1 1 ""!

    Menyetujui,

    Pembimbing Utama

    3r) A1a%2din Martin ST) MT

     $&P# 1-!"0"1 !""""0 1 ""0

    Mengetahui,

    Program Studi Teknik Mesin S1

    etua,

    3odi So#/an Arie# ST) MT

      $&P# 1-21!"! !""2"1 1 ""-

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    2/47

    .(NGKASAN

    )alam penelitian ini, sistem pendingin adsorpsi dengan karbon akti3 sebagai

    adsorben dan metanol sebagai adsorbat, dan per3orma sistem diteliti se4ara

    eksperimental dalam berbagai kondisi kerja# Sistem pendingin adsorpsi terdiri dari

    dua adsorber u-tube  dengan struktur  finned tube, evaporator, kondensor, satu

     pemanasan dan satu pendinginan, dan dilengkapi dengan alat ukur dan komponen

    sistem tambahan# )alam kondisi operasi standar, suhu masuk air pendingin

    adsorber sekitar !.4!˚5, suhu desorpsi 2. 65, suhu evaporasi 1" 65 dan 7aktu

    adsorpsi ." menit, desorpsi 12 menit# )engan beban pendinginan 1,/- k8#

    Kata K2ni 6 %dsorpsi, )esorpsi, Two Bed , %dsorben9arbon %kti3, %dsorbat9

    Metanol

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    3/47

    3A7TA. (S(

    alaman

    %;%M%$ P'$*'S%%$##################################################################################i

    R&$*%S%$##########################################################################################################ii

    )%FT%R &S##########################################################################################################iii

    )%FT%R *%M(%R##############################################################################################iv

    )%FT%R T%(';###################################################################################################vi

    1#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    4/47

    3A7TA. GAMBA. 

    alaman

    *ambar #1 Perbandingan arakteristik %dsorpsi dengan Pasangan %dsorpsi#####-

    *ambar #! Struktur arbon %kti3########################################################################2

    *ambar #0 arbon %kti3 Untuk 'ksperimen#######################################################

    *ambar #/ Parameter arbon %kti3#####################################################################

    *ambar #. Pemilihan Si3at Fisik pada Silika *el##############################################1"

    *ambar # Silika *el##########################################################################################11

    *ambar #- Susunan Si=/ dalam Silika *el#######################################################11

    *ambar #2 ristal Cell  

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    5/47

    *ambar #!2 Pengaruh Suhu Inlet  %ir Pendingin pada S5P dan 5=P##################!2

    *ambar #! Pengaruh ;aju %liran Massa %ir Pendingin S5P dan 5=P#############!

    *ambar #0" Pengaruh Suhu @'vaporasiA Inlet %ir yang )idinginkan#################0"

    *ambar #01 Pengaruh ;aju %liran Massa %ir )idinginkan S5P dan 5=P#########0"

    *ambar #0! Pro3il 'ksperimen Suhu Perpindahan alor Fluida#########################01

    *ambar #00 Scheatic of Basic Adsorption Cycle##############################################0!

    *ambar #0/ Basic Adsorption !efrigeration Cycle#############################################0!

    *ambar -#1 Temperatur 'vaporasi Pasang erja Sistem Pendingin %sorpsi######00

    *ambar -#! 5=P untuk Pasangan erja Sistem Pendingin %dsorpsi##################00

    *ambar -#0 )iagram %lir Penelitian Tugas %khir###############################################0.

    *ambar -#/ Skema %lat Sistem Pendingin %dsorpsi Double Bed Adsorber #######0

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    6/47

    3A7TA. TABEL

    alaman

    Tabel 2#1

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    7/47

    *) 82d2%

    aji 'ksperimen Sistem Pendingin %dsorpsi  Double Bed    Adsorber 

    apasitas Pendinginan .""" (TU+hr dengan Pasangan arbon %kti39Metanol

    sebagai %dsorben9%dsorbat#

    +) Latar Be%akang

    Pembangunan berkelanjutan adalah pen4arian umum bagi orang9orang di

    seluruh dunia dan peman3aatan energi merupakan unsur utama# Umumnya, energi

    akan dikonsumsi dalam jumlah besar karena ekonomi masyarakat berkembang

     pesat, dan pen4emaran lingkungan terjadi di mana9mana# (agaimana untuk 

    mengkoordinasikan keseimbangan antara peman3aatan energi, pengembangan

    ekonomi, dan perlindungan lingkungan, ini merupakan salah satu strategi yang

     paling penting bagi pembangunan berkelanjutan# (erkaitan dengan perlindungan

    lingkungan, "#on Depletion Potential @=)PA oleh chlorofluorocarbons   @5F5sA,

    yang menyebabkan sinar ultraviolet dari matahari yang kurang diblok dan dengan

    demikian mengan4am kehidupan di bumi, telah laBim diakui di seluruh dunia#

    5F5s adalah Bat yang sangat penting dalam re3rigerasi kompresi# Sebagai jenis Bat

     pengganti, 5F5s @hydrochlorofluorocarbonA hanya dapat diman3aatkan

    sementara karena 5F5s juga memiliki pengaruh negati3 pada penipisan lapisan

    oBon tersebut#

    5F5s menghasilkan e3ek rumah ka4a menjadi lebih banyak, akibatnya

     panas bumi meningkat# Menemukan teknologi yang hanya mengkonsumsi sedikit

    listrik yang dapat digunakan dalam %5 @ Air Conditioning A sangatlah penting, ini

     berkaitan dengan peme4ahan masalah yang disebabkan oleh teknologi re3rigerasi

    kompresi tradisional# Permintaan untuk peningkatan listrik sebagai masyarakat

     berkembang# Menurut data oleh departemen energi %S antara !""0 dan !""/,

    listrik yang dikonsumsi oleh %5 dimusim panas adalah 1.,/C dari total

     pemakaian listrik# )i 5ina juga, misalnya, di ota Shanghai, di musim panas

     pemakaian listrik oleh %5 men4apai /.9. C menurut data yang dikumpulkan

    dari tahun !"1"#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    8/47

    2

    listrik hanya sekitar /"9."C, dan ada sejumlah besar energi lainnya yang

    dilepaskan ke lingkungan sebagai limbah panas pada suhu sekitar -"9!"" ˚5#

    Mengembangkan teknologi re3rigerasi yang dikendalikan oleh panas

    energi surya merupakan solusi untuk penghematan energi# Teknologi penyerapan

     pendinginan yang dikendalikan oleh panas kelas rendah dan meman3aatkan  green

    refrigerant , dikoordinasikan dengan persyaratan berkelanjutan energi saat ini dan

     perkembangan lingkungan# Pertama, teknologi  sorption  memerlukan sedikit

    listrik# edua, re3rigeran untuk re3rigerasi sorption umumnya adalah Bat pada air,

    amonia, dan metanol, dan sebagainya# $reen refrigerants adalah re3rigeran yang

    nilainya nol untuk "#onosphere Depletion Potential  @=)PA dan nol untuk *8P

    @$reenhouse %aring Potential A#

    Sebagai jenis teknologi penyerapan, adsorpsi re3rigerasi telah menjadi

     perhatian lebih sejak 1-"9an#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    9/47

    3

    akti39metanol# Selain itu, karbon akti39R10/a juga telah dianggap sebagai

     pasangan kerja adsorpsi 3isik# emudian pasangan kerja adsorpsi kimia yang khas

    adalah 5a5l! amonia yang memiliki kapasitas adsorpsi yang besar# Untuk 

     pasangan senya7a adsorpsi salah satu 4ontoh adalah 4ampuran karbon akti3 dan

    5a5l! @5hen, et al, !"".A#

    (erdasarkan penelitian hali3a @!"11A, dengan melakukan penelitian

    e&periental study on two beds adsorption chiller with regeneration  dengan

    menghasilkan e3ek pendinginannya dapat tetap berlanjut# Temperatur evaporator 

    " o5, temperatur kondensor /" o5, temperatur air !. o5, dan temperatur air 

     panas adalah -"o59 1""o5, sehingga menghasilkan 5=P "#/"0#

    Penelitian assan @!"10A, dengan melakukan penelitian untuk pasangan

    karbon akti3+methanol untuk pembuatan es menggunakan sistem pendingin

    adsoprsi dengan temperatur evaporator 9.  o5, temperatur kondensor 0.  o5,

    temperatur regenerasi mulai dari -/#. o591!" o5# )i mana tekanan di evaporator 

    adalah !#1 kPa dan tekanan di kondensor !-#- kPa# asil yang diperoleh adalah

    5=P dari sistem ini adalah "#1 dan dapat menghasilkan es sebesar !- kg per 

    siklus pada temperatur evaporator 9. o5 dan temperatur air !. o5#

    (erdasarkan penelitian (ahrami, et al @!"1.A, dengan melakukan

     penelitian tentang adsorption cooling syste  dengan menggunakan wol'erine

    tube 0+/ in4i dan plain tube 0+/ in4i menghasilkan temperatur air yang keluar dari

    evaporator 1/D 5 dengan lamanya 7aktu """ detik# Penelitian yang sedang

    dilakukan penulis tentang kaji eksperimen sistem pendingin adsorpsi double bed 

    adsorber  kapasitas .""" btu+hr pasangan karbon akti39metanol sebagai adsorben9

    adsorbat dengan menggunakan tube stainless steel   0+2 in4i dengan tipe ss 0"/dengan 7aktu adsorpsi ." menit dan menghasilkan temperatur air yang keluar 

    dari evaporator 1" D5#

    Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh %li, et al @!"1.A, dengan

    melakukan penelitian tentang e&periental in'estigation on adsorption capacity

    of a 'ariety of acti'ated carbon(refrigerant pairs  dengan menggunakan tabung

    adsorber dari material  gal'ani#ed steel dengan u-tube structure  menggunakan

    copper  dan fin and tube alumanium persegi panjang# Sedangkan penelitian yang

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    10/47

    4

    dilakukan penulis, tabung adsorber yang digunakan dari material stainless steel  1"

    in4i tipe ss 01; dengan u-tube structure menggunakan stainless steel  01; dan

     fin tube stainless steel circle# )alam penelitian ini hanya saja proses desorpsi

    untuk heat source tidak bisa melebihi dari temperatur 1"" ˚5#

    Untuk double bed adsorber   siklusnya hampir sama dengan siklus single

    bed adsorber , hanya disaat terjadinya adsorpsi juga sekaligus terjadi desorpsi#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    11/47

    5

    !# Metanol yang digunakan adalah metanol berkadar 2C#

    0# alor yang disalurkan untuk memanaskan adsorben pada saat desorpsi

    adalah air panas dari heater dengan temperatur 2. ˚5, suhu desorpsi harus

    2. ˚5# Untuk mendinginkan adsorben pada saat adsorpsi adalah air yang

    dalam temperatur lingkungan yaitu !-4!˚5#

    /# 8aktu adsorpsi pada double bed  adsorber ." menit @8ang, et al, !"1/A#

    8aktu desorpsi double bed  adsorber 12 menit @%tiya, et al, !"1/A#

    .# Eariasi 7aktu desorpsi pada adsorber adalah .. menit, -. menit, . menit

    @?, et al, !"1/A#

    # Eariasi air pada evaporator adalah 1# kg+min, 0# kg+min, .# kg+minṁ

    @?, et al, !"1/A#-# ;aju aliran massa air panas @ṁhot A adalah -#. kg+min @?, et al, !"1/A#

    2# ;aju aliran massa air pendingin adsorber @ṁcool ad A adalah - kg+min @?, et al,

    !"1/A#

    # ;aju aliran massa air dingin kondensor @ṁcool konA adalah . kg+min @?, et al,

    !"1/A#

    1"# Pengujian dilakukan di ;aboratorium onversi 'nergi

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    12/47

    6

    ke dalam adsorben bed# Sementara adsorber dipanaskan dalam siklus berikutnya,

    adsorbat ini akan desorpsi pada suhu tinggi ke kondensor#  Pressure 'essel   dan

    check 'al'es  yang digunakan untuk meningkatkan nilai tekanannya# Sisa dari

    sistem pendingin tetap sama seperti sistem kompresi uap yang berisikan perangkat

    evaporator, kondensor dan ekspansi @*hose, et al, !"1.A#

    :)+) Adsor"en dan Adsor"at

    (eberapa pasangan kerja untuk adsorpsi padat# Untuk pengoperasian

    keberhasilan sistem adsorpsi padat, ketepatan memilih media kerja merupakan

    sangat penting# Untuk aplikasi pendingin, adsorben harus memiliki kapasitasserap tinggi pada suhu lingkungan dan tekanan rendah tetapi kurangnya kapasitas

    serap pada suhu tinggi dan tekanan tinggi# %dsorben ditandai dengan si3at

     permukaan seperti luas permukaan dan polaritas#

    Menurut )as dan Sur @!"1"A, besarnya luas permukaan spesi3ik lebih baik 

    untuk menyediakan kapasitas adsorpsi besar, tetapi pada area permukaan internal

    yang besar dengan volume terbatas pasti menimbulkan sejumlah besar pori9pori

     berukuran ke4il antara permukaan adsorpsi# )istribusi ukuran pori pori pada

    mikro yang menentukan aksesibilitas molekul adsorbat ke permukaan adsorpsi

    internal, ini penting untuk karakteristik kapasitas pengisapan adsorben# Material

    seperti saringan molekul Beolit dan karbon bisa direkayasa khusus untuk distribusi

    ukuran pori yang tepat dan karenanya disetel untuk pemisahan tertentu,

    (erdasarkan pembahasan di atas, pilihan untuk adsorben akan tergantung

    terutama pada 3aktor93aktor berikut :

    1# %dsorpsi tinggi dan kapasitas desorpsi, untuk men4apai e3ek pendinginan

    yang tinggi#

    !# onduktivitas termal baik, agar dapat mempersingkat 7aktu siklus#0# apasitas spesi3ik panas rendah#

    /# Cheical  sesuai dengan re3rigeran yang dipilih#

    .# (iaya rendah dan tersedia luas#

    )i sisi lain, adsorbat yang dipilih, yang merupakan re3rigeran atau 3luida

    kerja harus memiliki sebagian besar termodinamika yang diinginkan dan si3at

     perpindahan kalor :

    1# 'vaporasi suhu di ba7ah " D5#

    !# Panas laten tinggi per satuan volume#

    0# )imensi molekul harus 4ukup ke4il untuk memungkinkan adsorpsi mudah#

    /# onduktivitas termal yang tinggi#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    13/47

    7

    .# Stabilitas termal baik#

    # Eiskositas rendah#

    -# Panas spesi3ik rendah#2# non9bera4un, non9terbakar, non9korosi3#

    # Stabil se4ara kimia dalam rentang suhu kerja#

    (erdasarkan kriteria di atas, beberapa pasangan kerja yang sesuai adalah

    Beolit9air, pendingin Beolit9organik, silika gel9air, dan karbon akti39metanol dalam

    sistem adsorpsi padat#

    *ambar #1 Perbandingan arakteristik %dsorpsi dengan Pasangan %dsorpsi

    @%hmed, et al, !"10A

    :)+)*) Adsor"en

    a# arbon %kti3 

    arbon akti3 diproduksi oleh bahan seperti kayu, tanah gambut,

     batubara, minyak 3osil, tulang, tempurung kelapa, batu biji9bijian, dan

    sebagainya# Mikrokristal untuk karbon akti3 adalah enam unsur karbon

    atom 4in4in, dan umumnya ukuran mikrokristal adalah !,0 G ", nm# ;uas

     permukaan karbon akti3 umumnya antara ."" dan 1."" m!+g# arbon akti3 

    akan berbeda jika bahan berkarbon asli atau teknik produksi yang berbeda,

    yang akan mempengaruhi per3orma adsorpsi#

    Misalnya, karbon akti3 yang dihasilkan oleh sisa minyak bumi atau

     batubara hangus memiliki pori mikro ke4il, area permukaan besar, dan

    densitas tinggi, sedangkan karbon akti3 yang dihasilkan dari batubara

    4oklat memiliki pori mikro besar, luas permukaan ke4il, dan densitas

    rendah# inerja adsorpsi karbon akti3 dipengaruhi oleh kelompok9

    kelompok 3ungsional yang dihubungkan ke 4in4in carboatoic# Misalnya,

    kelompok alkena meningkatkan kinerja adsorpsi, sedangkan kelompok 

    sul3onik akan menguranginya# elompok 3ungsional asam akan

    meningkatkan adsorpsi selektivitas @8ang, et al, !"1/A#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    14/47

    8

    *ambar #! Struktur arbon %kti3 

    @8hite * !"1!A

    Struktur bersih pada pori9pori karbon akti3 tersusun atas saluran yang

    tidak teratur yang memiliki luas pori yang lebih besar di permukaan

     butiran, dan daerah pori sempit di dalam butiran# Perbedaan antara karbon

    akti3 dan jenis adsorben lainnya adalah 4iri94iri permukaan# Penyerapan

     panas pasangan karbon akti3 lebih rendah dibandingkan jenis lain dari

     pasangan adsorben 3isik# Pori9pori dikarbon akti3 diklasi3ikasikan menjadi

    tiga jenis: mikropori @diameter pori kurang dari !" nmA, mesopori diameter 

     pori !"9!"" nm dan pori makro di atas !"" nm @8hite, !"1!A#

    *ambar #0 arbon %kti3 'ksperimen

    @%stina, !"10A

    Per3orma adsorpsi pendingin pada serat karbon akti3 dengan karbon

    akti3, umumnya 5=P dapat meningkat 1"9!"C, dan jumlah siklus adsorpsi

    dapat ditingkatkan dengan dua sampai tiga kali# erugian dari serat karbon

    akti3 adalah konduktivitas termal anisotropik, dan ketahanan panas lebih

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    15/47

    9

    tinggi antara serat dan dinding adsorber, bila dibandingkan dengan karbon

    akti3 granular# )ensitas rendah juga merupakan kelemahan dari serat

    karbon karena akan menurunkan kuantitas pengisian adsorben dalam

    adsorber yang akan menyebabkan volume besar dalam sistem adsorpsi

    @8ang, et al, !"1/A#

    *ambar #/ Parameter arbon %kti3 

    @8ang, et al, !"1/A

    Per3orma adsorpsi pendingin pada serat karbon akti3 dengan karbon

    akti3, umumnya 5=P dapat ditingkatkan 1"9!"C, dan jumlah siklus

    adsorpsi dapat ditingkatkan dengan dua sampai tiga kali# erugian dari

    serat karbon akti3 adalah konduktivitas termal anisotropik, dan ketahanan

     panas lebih tinggi antara serat dan dinding adsorber, bila dibandingkan

    dengan karbon akti3 granular# )ensitas rendah juga merupakan

    kelemahan dari serat karbon karena akan menurunkan kuantitas

     pengisian adsorben dalam adsorber yang akan menyebabkan volume

     besar dalam sistem adsorpsi @8ang, et al, !"1/A#

     b# Silika *el

    Silika gel telah menjadi objek dari banyak penelitian pendinginan

    adsorpsi dalam beberapa tahun terakhir# al ini disebabkan kemampuan

     penyerapan uap air karena struktur berpori 3isik pada silika gel dan luas

     permukaan yang besar# Silika gel memiliki kemampuan adsorpsi dengan

    menyerap ."C dari massa uap tanpa mengubah massa @8hite, !"1!A#

    Silika gel merupakan jenis silika sintetis aorf , dan bersi3at kaku# Terdiri

    dari biji9bijian yang sangat ke4il Si=/ terhidrasi# idroksil dalam struktur 

    merupakan komponen penting untuk adsorpsi karena polar dan dapat

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    16/47

    10

    membentuk ikatan hidrogen dengan polar oksida, seperti air dan alkohol#

    emampuan adsorpsi silika gel meningkat ketika polaritas meningkat#

    Satu hidroksil dapat menyerap satu molekul air#

    *ambar #. Pemilihan Si3at Fisik pada Silika *el@8ang, et al, !"1/A

    Setiap jenis silika gel hanya memiliki satu jenis pori, yang biasanya

    terbatas dalam saluran yang sempit# )iameter pori silika gel umumnya

    adalah ! nm, 0 nm @jenis %A, dan ",- nm @

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    17/47

    11

    *ambar #- Susunan Si=/ dalam Silika *el

    @8ang, et al, !"1/A

    4# Heolite

    Heolit adalah bahan adsorben yang sangat berpori, yang termasuk 

    kelompok silikat alumina# %dsorben ini ditandai dengan struktur pori tiga

    dimensi# Struktur kristalogra3i yang sesuai dibentuk oleh kristal @%l=/A

    dan @Si=/A# ristal ini adalah konstruksi dasar untuk berbagai Beolit

    seperti Beolit % dan >, adsorben yang biasa digunakan dalam penerapan

    adsorpsi sistem pendingin# Porositas Beolit antara ",! dan ",.# %da sekitar 

    /" jenis Beolit alam#

    *ambar #2 ristal Cell  

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    18/47

    12

    %dsorbat merupakan substansi yang mampu untuk menempel+melekat

    atau teradsorpsi pada permukaan adsorben#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    19/47

    13

     b# %ir 

    %ir merupakan re3rigeran yang ideal karena memiliki kalor laten

    spesi3ik yang tinggi dan tidak bera4un# %ir dapat digunakan sebagai

     pasangan Beolit dan silika gel, tapi tekanan penguapan yang rendah

    merupakan keterbatasan air sebagai 3erigeran#

    4# %monia

    (esarnya panas laten spesi3ik amonia adalah setengah lebih rendah

    dari panas laten spesi3ik air, pada temperatur "˚5 dan memiliki tekanan

     penguapan yang tinggi# %monia memiliki keuntungan yang ramah

    lingkungan dan dapat digunakan sebagai re3rigeran sampai 9/"˚5 dan

    dapat dipanaskan sampai !""˚5# %monia memiliki beberapa kerugian

    sebagai berikut :

    • (era4un, sehingga penggunaannya dibatasi#

    • Tidak dapat ditampung pada instalasi yang terbuat dari tembaga atau

    4ampurannya#

    :)-) Pasangan Adsor"en$Adsor"at

    a# arbon %kti39%monia

    Menurut penelitian %hmed dan Shehata @!"1!A, karbon akti3 yang

    terbuat dari  pyroly#ing   dan karbonisasi, bahan sumber seperti batu bara,

     batu bara muda, kayu, kulit ka4ang dan polimer sintetik, pada suhu tinggi

    @-""92""65A# karbon akti3 tersedia dalam berbagai bentuk antara lain

    serbuk, mikro berpori, butiran, molekul saringan dan serat karbon#

    Umumnya, karbon akti3 dalam bentuk serbuk @1. sampai !. mm partikelA

    digunakan untuk adsorpsi 4airan dan granular @butiran diayak dengan

    esh dari / sampai !" atau sekitar 0 mm untuk diameter ",2 mmA# serat

    karbon akti3 @diameter serat dari - sampai 1.ImA yang dibuat oleh

    karbonisasi serat sintetis#

    %monia memiliki panas laten yang relati3 tinggi sekitar 10. k< + kg

     pada 90" 65 dan jumlah adsorpsi maksimum karbon akti3 adalah ",! g+g#

    %monia memiliki kelemahan toksisitas+ra4un dan korosi3# Panas adsorpsi

    untuk pasangan karbon9amonia di kisaran !"""9!-"" k

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    20/47

    14

    sistem karbon akti3 amonia dan mempersingkat 7aktu adsorpsi dan

    kemudian S5P @Specific Cooling Power A pada sistem meningkat @8ang,

    !"1"A#

    Menurut 5hritoph dan Met4al3 @!""/A, meneliti pendingin adsorpsi

    menggunakan monolitik pasangan karbon9amonia# asil per4obaan

    menunjukkan bah7a maksimum S5P, 5=P " 8+kg dan ",1! @Tamainot,

    !""A# Penelitian pasangan karbon9amonia untuk aplikasi adsorpsi

     pendinginan# asil simulasi dari ! variasi karbon akti39amonia untuk tiga

    siklus @ single bed , double bed , dan jumlah bed   yang tak terbatasA#

    %dsorben karbon diteliti terutama batok kelapa dan batu bara berdasarkan

    tipe dalam berbagai bentuk: monolitik, granular, granular dipadatkan,

    serat+ fiber , serat dipadatkan, kain, kain dipadatkan dan bubuk dan

    temperatur bervariasi dari 2" 65 sampai !"" 65# Siklus double bed 

    adsorber   yang terbaik per3orma termal berdasarkan densitas daya

    diperoleh dengan karbon monolitik, dengan operasi temperatur dari 1""

    65, pendinginan yang dihasilkan sekitar M

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    21/47

    15

    dikendalikan terendah untuk silika gel9air# Suhu diambil dari per4obaan

    sekitar .. ˚5# Suhu desorpsi rendah sangat 4o4ok untuk peman3aatan

    energi surya# Salah satu kelemahan dari pasangan kerja silika gel9air 

    adalah kuantitas adsorpsi rendah, yaitu sekitar ",! kg+kg# erugian lain

    adalah ketidakmungkinan menghasilkan suhu penguapan di ba7ah " D5

    @8ang, et al, !"1/A#

    4# Heolit dan %ir 

    Untuk pasangan kerja Beolit9air, adsorpsi isoter yang datar# Panas

    laten air jauh lebih besar dari metanol atau re3rigeran tradisional lainnya

    karena suhu desorpsi tinggi# Suhu sistem ini lebih tinggi dari -"65#

    %dsorber bisa langsung dipanaskan oleh limbah panas seperti panel surya#

    =leh karena itu, sistem Beolit9air lebih sederhana dikendalikan oleh air 

     panas# Suhu desorpsi lebih tinggi dari !"" 65 tetapi suhu adsorpsi

    mungkin lebih rendah dari 2" 65# Tegangan termal dari logam adsorber 

    akan sulit untuk melepaskan, terutama ketika adsorber tersebut hanya

     beralih antara pemanasan dan pendinginan# =leh karena itu, ada biaya

    manu3aktur yang lebih tinggi untuk adsorben bed karena risiko kebo4oran

     bed#

    *ambar #1" Zeolite

    @8hite, !"1!A

    Sistem Beolit9air hanya 4o4ok untuk %5 karena air tidak dapat

    menguap pada suhu di ba7ah "65# Tekanan penguapan rendah dari air 

    menyebabkan proses adsorpsi lambat, dan suhu desorpsi tinggi

    meningkatkan panas yang masuk ke adsorber# =leh karena itu S5P sistem

    Beolit air tidak terlalu tinggi# al ini telah menunjukkan bah7a per3orma

     perpindahan massa dalam sistem adsorpsi pendingin Beolit9air merupakan

    3aktor utama untuk mempengaruhi peningkatan per3orma @8hite, !"1!A#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    22/47

    16

    d# arbon %kti39Metanol

    arbon akti3 dan metanol adalah salah satu dari pasangan kerja yang

     paling umum karena besarnya jumlah adsorpsi dan panas adsorpsi rendah,

    yaitu sekitar 12""9!""" k

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    23/47

    17

    *ambar #1! Perbandingan Pasangan erja %dsorpsi

    @%hmed, et al, !"1!A

    :)9) Prinsip Kerja Sistem Pendingin Adsorpsi Double Bed Adsorber 

    *ambar #10 Siklus Two Adsorber Bed  %5S

    @*hose, et al, !"1.A

    *ambar di atas menunjukkan ! adsorber %5S# omponen utama dari %5S

    terdiri dari adsorber bed , kondensor, katup ekspansi, dan evaporator#  Adsorber 

     Bed  pengganti dari kompresor# Sistem pendingin adsorpsi @%5SA didasarkan dua

    langkah utama : pemanasan9desorpsi9kondensasi dan pendinginan9adsorpsi9

    evaporasi#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    24/47

    18

    *ambar #1/ Skematik ! Adsorber Bed  Sistem %5S

    @Shara3ian, !"1/A

    )engan menggunakan langkah  Adsorption Cooling Syste  @%5SA

    menghasilkan e3ek pendinginan @Shara3ian, !"1/A# Siklus termodinamika terdiri

    dari empat proses sebagai berikut :

    1#  Isosteric heating   @ihA: proses 19!, pasangan adsorben9adsorbat melalui

     proses isosteric, menyerap panas sebesar Lih dari sumber panas eksternal#

    Pada langkah ini, suhu dan tekanan dari adsorber bed meningkat karena

    desorpsi adsorbat dari partikel adsorben# Proses ini berlanjut sampai

    tekanan dari adsorber bed  men4apai tekanan pada kondensor# Pada saat

    ini, pintu masuk katup ke kondensor terbuka#

    !#  Isobaric  desorpsi @ibdA: proses !90, sumber panas eksternal terus

    memanaskan adsorber bed   @LibdA selama proses desorpsi isobaric  dan

    adsorbat meninggalkan adsorber bed   dan terkondensasi di dalam

    kondensor selama proses pendinginan isobarik, uap yang terserap ini

    di4airkan dalam kondensor @langkah !90A

    0#  Isosteric cooling  @i4A : setelah pemanasan adsorber bed sampai titik 0 yang

    merupakan suhu maksimum pada siklus, katup antara adsorber bed   dan

    kondensor ditutup dan selama proses pendinginan isosteric @proses 09/A,

    adsorben kehilangan panas @Li4A dalam kontak dengan panas yang

    meresap# Pada langkah 09/, adsorbat dalam kondensor le7at melalui katup

    ekspansi dan masuk ke evaporator#

    /#  Isobaric adsorption  @ibaA, selama proses /91, adsorbat menyerap panas

    sebesar Levap dari lingkungan sekitarnya dan dikonversi menjadi uap# Pada

    7aktu yang bersamaan, pintu masuk katup ke adsorber bed dibuka dan

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    25/47

    19

    adsorben mengadsorpsi uap adsorbat selama proses adsorpsi isobarik 

    @langkah /91A dan melepaskan panas pada @L ibdA#

    Sistem ini terdiri dari double bed adsorber* kondensor, evaporator, cooler ,

    dan sumber panas# Sumber panas dan katup digunakan untuk memanaskan

    adsorpsi bed , dan proses pendinginan dapat di4apai melalui cooler  dan katup yang

    saling berhubungan# Proses pengendalian pada sistem energi yang digunakan

    untuk menggambarkan sistem adsorpsi kontinyu dengan proses pemulihan panas

    seperti yang ditunjukkan pada *ambar #1.# Proses untuk kontrol dapat dibagi

    menjadi dua bagian# (agian pertama adalah untuk pengendalian proses

     pemanasan dan pendinginan, dan bagian lainnya adalah untuk keseimbangan

    kapasitas pendinginan pada sistem dan permintaan dari kapasitas pendinginan

    eksternal#

    *ambar #1. )iagram Sistem Re3rigerasi %dsorpsi

    @8ang, et al, !"1/A

    (agian pertama dari kontrol, terutama men4akup kontrol pemanasan dan

    media pendingin untuk adsorpsi adsorber  serta kontrol pada adsorpsi, desorpsi,

    dan katup yang berhubungan# Untuk pengoperasian sistem, dalam tujuan untuk 

    mendinginkan dan memanaskan dua adsorber   adsorpsi, masing9masing, serta

    mengalihkan sistem untuk kerja se4ara kontinyu, sejumlah katup  shut-off 

    terpasang pada tube) Melalui koordinasi tersebut 'al'e  ditutup, pemanasan,

     pendinginan, dan proses pemulihan panas dapat dilanjutkan# %da sepuluh katup

    untuk pemanasan, pendinginan, dan proses pemulihan panas, dan posisi

     pemasangannya di tunjukkan pada gambar #1.#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    26/47

    20

    *ambar #1 Status erja 1" atup Pengontrol dan )ua %dsorber 

    @8ang, et al, !"1/A

    Tiga kondisi yang bekerja akan di4apai dengan katup ini# Pertama ada

    adalah proses yang ditunjukkan pada *ambar #1a, adsorber bed  1 dipanaskan

    dan  adsorber bed   ! didinginkan# Pada gambar #1b, untuk proses kedua,

    adsorber bed   ! dipanaskan, dan adsorber bed   1 didinginkan# *ambar #14,

     proses terakhir adalah proses pemulihan panas antara dua adsorber bed #

    ontrol sistem tergantung pada kontrol pemanasan, pendinginan, dan

    7aktu pemulihan panas, serta proses adsorpsi dan desorpsi, yang dapat

    memastikan keluaran kapasitas pendinginan yang normal# %dsorpsi bed   harus

    terhubung dengan kondensor ketika dipanaskan, dan harus dihubungkan dengan

    evaporator ketika didinginkan# Tetapi pada a7al ketika adsorpsi bed   mulai

    dipanaskan maka tidak bisa menghubungkan adsorber   dan kondensor sampai

    tekanan di dalam adsorber  men4apai tekanan kondensasi# )emikian pula tidak 

    dapat terhubung ke adsorber   dengan evaporator pada a7al proses pendinginan

    sampai tekanan di dalam adsorber menurun sampai tekanan evaporasi# Untuk 

    sistem dua adsorber   empat katup yang diperlukan untuk mengendalikan

     pemanasan, pendinginan, desorpsi, dan proses adsorpsi, masing9masing# Posisi

     pemasangan empat katup ditunjukkan pada gambar #1.#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    27/47

    21

    *ambar #1- ondisi erja atup %, (, 5, ) dan %dsorpsi Bed 

    @8ang, et al, !"1/A

    Pada saat katup %, (, 5, ) semua ditutup# etika adsorber  1 dipanaskan

    dan desorpsi, adsorber ! didinginkan dan adsorpsi, kondisi katup ditunjukkan

     pada gambar #1-a# etika adsorber ! dipanaskan dan didesorpsi, adsorber   1

    didinginkan dan diadsorpsi, kondisi katup ditunjukkan pada gambar #1-b# Sistem

    kontrol dapat mengontrol adsorpsi bed  untuk menghubungkan atau memutuskan

    dengan kondensor atau evaporator sesuai dengan status kerja dari adsorpsi bed ,

    tekanan dalam adsorber , tekanan kondensasi, dan tekanan evaporasi#

    (agian kedua adalah penyesuaian energi pada unit yaitu, untuk 

    memastikan bah7a beban panas eksternal yang dibutuhkan dan kapasitas

     pendinginan dari sistem di4o4okkan# %dsorpsi chiiller   kontinyu dengan proses

     pemulihan panas sebagai 4ontoh mengontrol suhu air dingin yang dibutuhkan#

    Misalnya, laju aliran dari sumber panas perlu dikurangi @misalnya dengan

    mengurangi aliran uap atau air panasA ketika suhu keluar dari air dingin di ba7ah

    nilai yang diinginkan# Sedangkan laju aliran dari sumber panas perlu ditingkatkan

     jika suhu air dingin lebih besar dari nilai yang dibutuhkan#

    :)5) Per!it2ngan ;

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    28/47

    22

    •  Qevap=msorbent ∫ adorptiontime (hsat,vapor @T evap−hsat,liquid @T cond)

    dt   dt 

    @

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    29/47

    23

    *ambar #1 '3ek Suhu Inlet  %ir Panas

    @%lkhair, et al, !"1.A

    *ambar #!" Suhu Inlet  %ir Pendingin

    @%lkhair, et al, !"1.A

    *ambar #!" menunjukkan kapasitas pendinginan meningkat karena suhu

    air pendingin menurun, hal ini disebabkan bah7a jumlah etanol banyak terserap

    dan diserap selama proses adsorpsi dan desorpsi# Untuk nilai 5=P meningkat

    karena suhu menurun, men4apai nilai ",.0 pada suhu !/D5# edua e3ek ini harusmengarah pada 5=P optimal# 5=P menurun untuk suhu lebih rendah dari !! D5#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    30/47

    24

    *ambar #!1 Suhu Masuk %ir yang )idinginkan

    @%lkhair, et al, !"1.A

    *ambar #!1 menunjukkan pengaruh suhu inlet   air yang didinginkan

    terhadap kapasitas pendinginan dan 5=P# asil dari pemodelan dan simulasi, nilai

    kapasitas pendinginan meningkat disebabkan meningkatnya suhu inlet   air yang

    didinginkan, men4apai nilai maksimum sekitar ", pada suhu maksimum inlet  air 

    yang didinginkan di mana nilai tertinggi dari kapasitas pendinginan terjadi# al ini

    disebabkan ketika meningkatnya suhu air yang didinginkan, 5=P meningkat#

    )engan kata lain, tekanan rendah operasi lebih tinggi, dan akibatnya jumlah siklus

    etanol meningkat, menyebabkan 5=P dan kapasitas pendinginan yang tinggi#

    *ambar #!! menunjukkan pengaruh laju aliran air panas pada kapasitas

     pendinginan dan 5=P diperoleh bah7a nilai maksimum untuk kapasitas

     pendinginan adalah /,! k8, sedangkan nilai 5=P maksimum adalah ",. tapi

    dengan nilai9nilai ini, kapasitas pendinginan tertinggi mengarah ke 5=P terendah#

    =leh karena itu, 7ajar nilai optimum untuk kapasitas pendinginan dan 5=P dapat

    di4apai pada laju alir air panas ",00 kg+s# (erdasarkan nilai ini, kapasitas pendinginan dan 5=P adalah / k8 dan ",/!#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    31/47

    25

    *ambar #!! Pengaruh ;aju %liran %ir Panas

    @%lkhair, et al, !"1.A

    *ambar #!0 menunjukkan pengaruh dari laju aliran air yang didinginkan

    terhadap kapasitas pendinginan dan 5=P, kapasitas pendinginan meningkat dari

    0,. ke /,. k8 dengan meningkatnya laju aliran dari ",! ke 1,/ kg+s# Peningkatan

    laju aliran air yang didinginkan juga meningkatkan nilai 5=P, dalam kisaran

    antara ",0 dan ",/# $ilai optimum untuk kapasitas pendinginan dan 5=P dapat

    di4apai pada laju aliran 1,/ kg+s#

    *ambar #!0 Pengaruh ;aju %liran %ir yang )idinginkan

    @%lkhair, et al, !"1.A

    Menurut hasil penelitian ?, et al, @!"1/A, dengan melakukan penelitian

     ,&periental In'estigation of a Double-Bed Adsorption Cooling Syste for 

     Application in $reen Buildings terdapat beberapa pengaruh temperatur, tekanan,

    laju aliran terhadap 5=P dan S5P @Specific Cooling Power A#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    32/47

    26

    *ambar #!/ Sistem Pendingin %dsorpsi Prototype

    @?, et al, !"1/A

    1: cooling water tank N !: isotheral water circulator N 0: chilled water tank 

    @e'aporator AN /:  Adsorber  1N .: Adsorber !N : hot water tank N -: condenser N 2:

    control syste#

    *ambar #!. Pengaruh Suhu )esorpsi terhadap S5P dan 5=P@?, et al, !"1/A

    Suhu desorpsi merupakan salah satu 3aktor utama yang mempengaruhi

     per3orma sistem pendingin adsorpsi# *ambar #!. menunjukkan pengaruh suhu

    desorpsi pada S5P dan 5=P# Se4ara teoritis, 5=P harus meningkat, seiring

    dengan suhu desorpsi, untuk suhu tertentu dan setelah itu tetap tidak berubah jika

    suhu terus meningkat# Seperti yang ditunjukkan pada *ambar #!0# 5=P

    meningkat ketika suhu desorpsi lebih rendah dari -" 6 5, tetapi menurun se4ara

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    33/47

    27

    signi3ikan untuk suhu desorpsi lebih tinggi dari -" 6 5# &ni dapat dikaitkan dengan

     peningkatan panas yang hilang pada suhu desorpsi lebih tinggi# Untuk suhu

    desorpsi lebih rendah, panas yang hilang lebih ke4il dibandingkan dengan suhu

    desorpsi lebih tinggi# asil dari S5P berada dalam nilai yang baik, dengan

    meningkatkan suhu desorpsi dari .. 65 hingga . 65# Sebab uap air diserap lebih

    4epat pada suhu desorpsi lebih tinggi, adsorben lebih kering sehingga kekuatan

     pendorong untuk adsorpsi lebih tinggi, memungkinkan uap air lebih banyak untuk 

    teradsorpsi selama proses adsorpsi berikutnya#

    *ambar #! Pengaruh 8aktu %dsorpsi+)esorpsi terhadap S5P dan 5=P

    @?, et al, !"1/A

    *ambar #! menunjukkan pengaruh 7aktu adsorpsi+desorpsi terhadap

    S5P dan 5=P per3orma pada sistem pendingin adsorpsi# Suhu desorpsi ditetapkan

    2. D5# Untuk S5P diketahui nilai pun4ak antara 1" dan 1. menit dan pada sekitar 

    1. menit untuk 5=P# Untuk pendeknya 7aktu 3ase adsorpsi+desorpsi, proses

    desorpsi belum sempurna menyebabkan pengurangan kapasitas adsorpsi untuk 

    adsorben silika gel# %kibatnya, S5P dan 5=P rendah pada 7aktu 3ase yang lebih

     pendek# Untuk lamanya 3ase 7aktu adsorpsi+desorpsi, S5P menurun karena

     penge4ilan yang 4epat pada kapasitas adsorpsi untuk adsorben silika gel selama

     beberapa menit terakhir# Singkatnya, 3ase 7aktu adsorpsi+desorpsi untuk sistem

     pendingin adsorpsi menggunakan silika gel sebagai adsorben adalah sekitar 1.

    menit karena tidak hanya menunjukkan S5P lebih tinggi, tetapi juga 5=P

    dimaksimalkan#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    34/47

    28

    *ambar #!- Pengaruh ;aju %liran Massa %ir terhadap S5P dan 5=P

    @?, et al, !"1/A

    %ir panas yang digunakan untuk memanaskan adsorben selama proses

    desorpsi# Semakin banyak panas yang ditrans3er ke adsorber selama durasi yangsama dengan laju aliran massa air panas yang lebih tinggi, memungkinkan uap air 

    yang lebih banyak untuk didesorpsi# =leh karena itu, laju aliran massa air panas

    yang lebih tinggi harus menghasilkan 5=P yang lebih tinggi dan S5P# Pada hasil

     per4obaan 5=P, menurun setelah 2 kg+min dalam hal laju aliran massa air panas

    seperti yang ditunjukkan pada gambar #!-# al ini banyak panas yang hilang ke

    lingkungan sekitar di ba7ah laju aliran massa air panas yang lebih tinggi#

    Pengaruh ini mirip dengan yang disebabkan oleh perubahan suhu desorpsi seperti

    yang dibahas sebelumnya# Untuk laju aliran air panas terendah / kg+min, 5=P

    menurun, karena adsorber tidak dapat desorpsi se4ara e3ekti3 di ba7ah laju aliran

    yang lambat# '3ek pada S5P juga ditunjukkan pada gambar #!-# ampir tidak 

    ada perubahan dalam S5P dan dapat disimpulkan bah7a laju aliran massa air 

     panas tidak memiliki e3ek jelas pada S5P# =leh karena itu, agar dapat

    mengoptimalkan nilai 5=P, 2 kg+min dipilih sebagai laju aliran massa air panas

    untuk sistem pendingin adsorpsi#

    *ambar #!2 Pengaruh Suhu Inlet  %ir Pendingin pada S5P dan 5=P

    @?, et al, !"1/A

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    35/47

    29

    Suhu inlet  air pendingin merupakan salah satu 3aktor yang menentukan

     per3orma dari sistem pendingin adsorpsi karena sangat berpengaruh, tidak hanya

     proses kondensasi tetapi juga proses adsorpsi# Suhu inlet  air pendingin yang tinggi

    menghasilkan penyuplaian suhu inlet yang tinggi ke ruang kondensor dan

    adsorpsi# %kibatnya, proses per3orma desorpsi dan adsorpsi memburuk, hilangnya

    daya pendinginan yang lebih banyak# *ambar #!2 menunjukkan e3ek suhu inlet 

    air pendingin terhadap S5P dan 5=P# Rendahnya suhu inlet   air pendingin,

    tingginya S5P dan 5=P sebab lebih banyak uap air diserap oleh adsorben silika

    gel pada suhu yang lebih rendah untuk 7aktu siklus tertentu# Untuk menghemat

    energi saat menghilangkan panas adsorpsi, menggunakan air pendingin pada suhu

    kamar# $amun, karena pengoperasian pompa air, rata9rata suhu inlet  air pendingin

    !- D5# )alam kondisi ini, nilai S5P masih dapat di4apai sekitar 2 8+kg dengan

    5=P sekitar ",0#

    *ambar #!, air pendingin digunakan untuk mendinginkan adsorber 

    selama proses adsorpsi karena adsorpsi dari adsorbat @uap airA menghasilkan

     panas# %dsorber juga harus didinginkan setelah proses desorpsi pada suhu yang

    tinggi#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    36/47

    30

    *ambar #0" menunjukkan S5P dan 5=P, variasi yang berbeda pada suhu

    inlet  air yang didinginkan# edua S5P dan 5=P meningkat dengan meningkatnya

    suhu @evaporasiA inlet   air yang didinginkan# al ini disebabkan semakin tinggi

    suhu @evaporasiA inlet   air yang didinginkan, semakin tinggi tekanan evaporasi,

    menghasilkan jumlah yang lebih besar uap air yang akan diserap oleh adsorben

    silika gel# %kibatnya, S5P dan 5=P meningkat dengan suhu @evaporasiA inlet  air 

    yang didinginkan# Untuk sistem pendingin kompresi uap, suhu   inlet air yang

    didinginkan adalah sekitar 1/ D5# =leh karena itu, 1/ D5 terpilih sebagai suhu

    @evaporasiA inlet  air yang didinginkan untuk sistem pendingin adsorpsi#

    *ambar #0" Pengaruh Suhu @'vaporasiA Inlet  %ir yang )idinginkan

    @?, et al, !"1/A

    *ambar #01 Pengaruh ;aju %liran Massa %ir )idinginkan pada S5P dan 5=P

    @?, et al, !"1/A

    *ambar #01 menunjukkan pengaruh laju aliran massa air yang

    didinginkan# ;aju aliran meningkat, S5P pertama meningkat dan kemudian

    sedikit menurun# Penurunan disebabkan panas yang diperoleh pada laju alir yang

    lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya# Mengenai 5=P, hampir tidak ada

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    37/47

    31

     perubahan# Se4ara rin4i, variasi antara ",! dan ",0! disimpulkan bah7a laju

    aliran massa air yang didinginkan tidak sangat mempengaruhi 5=P, namun

    terdapat nilai pun4ak dari S5P# )isimpulkan, . kg+menit bisa dipilih sebagai laju

    aliran massa air yang didinginkan untuk sistem pendingin adsorpsi prototipe

    tertentu karena memberikan nilai tertinggi pada S5P#

    *ambar #0! menunjukkan pro3il suhu eksperimental dari inlet dan outlet 

     perpindahan kalor 3luida di lokasi yang berbeda, diperoleh pada kondisi kerja

    tertentu# )iketahui suhu outlet  air yang didinginkan selalu di ba7ah suhu inlet di

    seluruh siklus, menunjukkan bah7a proses pendinginan stabil dan berhasil dalam

    menghasilkan e3ek pendinginan# Perbedaan suhu air yang didinginkan adalah

    sekitar 65# Untuk kondisi kerja tertentu @suhu desorpsi 2. D5, laju aliran massa

    air panas - kg+menit, suhu inlet   air pendinginan !- D5, laju aliran massa air 

     pendinginan 2 kg+menit, laju aliran massa yang didinginkan 1# kg+min, 7aktu

    adsorpsi+desorpsi 1. menit, 7aktu pemulihan panas dan massa ." sA, nilai

    kapasitas pendinginan eksperimen sekitar ." 8, S5P adalah !,! 8+kg dan

    5=P adalah ",!#

    *ambar #0! Pro3il 'ksperimen Suhu Perpindahan alor Fluida@?, et al, !"1/A

    :),) Sik%2s 3asar Sistem Pendingin Adsorpsi

    Skema dasar dari sistem adsorpsi pendingin ditunjukkan pada gambar 

    #00# Siklus dasar sistem adsorpsi ada adsorber, evaporator, kondensor dan katup

    throttle# %dsorber diisi oleh bahan adsorben dan adsorpsi+desorpsi 3luida kerja

    @re3rigeranA mengalir disebabkan adanya perbedaan tekanan# %dsorben  bed 

    dipanaskan atau didinginkan sesuai dengan proses yang dilakukan#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    38/47

    32

    *ambar #00 Scheatic of Basic Adsorption Cycle

    @5aglar, !"1!A

    • 19! proses pemanasan isosteric: suhu adsorben bed meningkat dari T1 ke

    T! oleh pemanasan luar @surya, listrik atau limbah panasA#  Adsorber 

     bertekanan sampai dengan tekanan kondensor tanpa melakukan desorpsi#

    • !90 isobarik desorpsi: adsorben bed   terus dipanaskan dan proses desorpsi

    terjadi pada tekanan konstan# Re3rigeran terkondensasi di kondensor dan

    menuju ke evaporator dengan melalui katup throttle#

    • 09/ proses pendinginan isosteric: desorpsi berhenti dan adsorben  bed 

    didinginkan dari T0 ke suhu T/ tanpa melakukan adsorpsi# Tekanan di

    dalam bed  menurun sampai ke tekanan evaporasi akibatnya pendinginanisosteric#

    • /91 isobarik adsorpsi: adsorber   terus didinginkan dan proses adsorpsi

    terjadi pada tekanan konstan# Siklus ini selesai ketika suhu adsorber 

    menurun ke T1#

    *ambar #0/ Basic Adsorption !efrigeration Cycle

    @5aglar, !"1!A

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    39/47

    33

    ,) Metodo%ogi

    (erdasarkan re'iew working pairs adsorption cooling !"1! dan !"10

     pasangan kerja karbon akti39metanol untuk nilai maksimum temperatur evaporasi

    sekitar 1. ˚5 dan nilai maksimum 5=P @Coeficient of PerforanceA sekitar ",-2#

    *ambar -#1 Temperatur 'vaporasi Pasang erja Sistem Pendingin %sorpsi

    @%hmed, et al, !"1!A

    *ambar -#! 5=P untuk Pasangan erja Sistem Pendingin %dsorpsi

    @%skalany, et al, !"10A

    ,)*) A%at dan Ba!anSebelum melakukan pengujian pada alat pendingin adsorpsi dengan

    double bed aadsorber* perlu disiapkan beberapa peralatan pendukung dan bahan

    yang digunakan, yaitu :

    ) .eater    digunakan untuk memanaskan air yang akan disirkulasikan ke

    dalam tube yang berada di dalam adsorber untuk proses pre-heating   dan

     proses desorpsi#

    /) Pompa aOuarium untuk mengalirkan air pendingin @!- D5A#

    0) Pompa sentri3ugal untuk mengalirkan air panas @" D5A ke adsorber untuk 

     proses pre-heating dan proses desorpsi#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    40/47

    34

    1) Pompa vakum untuk menurunkan tekanan pada sistem, mendekati tekanan

    9- 4mg# Spesi3ikasi pompa vakum yang digunakan adalah sebagai

     berikut :

     +odel  : E' 12" $

    2oltage : !0" E, ."9" B

     3ree Air Displaceent  : 5FM

    4ltiate 2acuu : 1." icron

     +otor  : 0+/ P

    "il Capacity : !." ml

     5et %eight  : 1/# kg

     Partial Pressure : ! Pa

    6) 3low eter ber3ungsi untuk mengatur debit air yang masuk#

    7) Teperature Controller yang digunakan untuk mengatur temperatur air 

    yang masuk ke adsorber pada saat proses pre-heating dan proses desorpsi#

    8) ompresor yang digunakan untuk mengetes kebo4oran yang terjadi pada

    koil dengan 4ara memasukkan tekanan ke dalam koil#

    9) Metanol dengan kadar kemurnian 2C yang ber3ungsi sebagai re3rigeran#

    :) arbon akti3 yang digunakan terbuat dari batu bara ber3rungsi sebagai

    adsorben yang diletakkan di dalam tabung adsorber dan digunakan untuk 

    menyerap metanol yang di uapkan dari evaporator#

    %dapun beberapa alat ukur yang yang diperlukan pada pengujian sistem

     pendingin adsorpsi ini, yaitu :

    ) 2acuu $auge

    (er3ungsi mengukur tekanan vakum yang diletakkan selama proses a7al

     pengujian dalam pengambilan data#

    !# Termokopel

    (er3ungsi untuk mengukur temperatur metanol dan air pada masing9

    masing komponen#

    0# )ata %kusisi

    (er3ungsi penghubung termokopel yang dipasang pada sistem pendingin

    adsorpsi dengan komputer sehingga data dapat ter4atat se4ara otomatis#

    ,)+) =akt2 dan Tempat

    Proses pengambilan data temperatur dan tekanan pada masing9masing

    komponen sistem pendingin adsorpsi dengan double bed adsorber di

    ;aboratorium onversi 'nergi Teknik Mesin Universitas Riau#

    ,)-) Metode Pene%itian

    Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen# Metode

    eksperimen ini dilakukan pada sistem pendingin adsorpsi dengan double bed 

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    41/47

    35

    adsorber   dengan karbon akti39metanol sebagai adsorben dan adsorbat untuk 

    mengetahui variasi 7aktu desorpsi dan variasi laju aliran massa terhadap nilai

    5=P# %dapun diagram alir penelitian dalam tugas akhir ini adalah seperti yang di

    tunjukkan pada gambar -#1#

    *ambar -#0 )iagram %lir Penelitian Tugas %khir 

    ,)9) Pengam"i%an 3ata

    )ata yang diambil berupa data kuantitati3 pada beberapa titik di setiap

    komponen yeng terukur oleh alat ukur selama 7aktu pengujian#

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    42/47

    36

    temperatur in  dan out   air pendingin, dan temperatur air panas# Pemba4aan

    temperatur menggunakan termokopel#

    Pengambilan data dilakukan dengan ! 4ara yaitu, se4ara otomatis melalui

    komputer yang memba4a input  data dari data akusisi untuk temperatur dan manual

    untuk pemba4aan tekanan pada evaporator, kondensor, adsorber , dan reser'oir #

    ,)5) Skema Sistem Pendingin Adsorpsi dengan Double Bed Adsorber 

    %dapun desain alat uji sistem pendingin dengan double bed adsorber 

    adalah sebagai berikut :

    *ambar -#/ Skema %lat Pengujian Sistem Pendingin %dsorpsi dengan Double

     Bed Adsorber 

    >) 8ad1a% Kegiatan

    Tabel 2#1

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    43/47

    37

    2 Seminar asil ;ab #' T#M UR  

    Sidang Skripsi ;ab #' T#M UR  

    ?) Bia/a

    Tabel #1 (iaya Penelitian Tugas %khir 

    No Nama A%at82m%a

    !Sat2an

    Harga Sat2an

    @.p

    Harga

    Tota% @.p

    * Adsorber Stainless

    Steel 01;

    ! (uah 1#!."#""",9 !#.""#""",9

    + 'vaporator 1 (uah 1#.""#""",9 1#.""#""",9

    - ondesnsor 1 (uah 1#"""#""",9 1#"""#""",9

    9  .eater  1 (uah 1#""#""",9 1#""#""",9

    5 Pompa Eakum 1 (uah !#"""#""",9 !#"""#""",9

    : Pompa Sentri3ugal ! (uah .""#""",9 1#"""#""",9

    , Pompa %kuarium ! (uah 1!.#""",9 !."#""",9

    > %ater Tank  / (uah 1."#""",9 ""#""",9

    ?  !eser'oir  1 (uah .""#""",9 .""#""",9Q

    *0 Therocouple (uah /!.#""",9 !#.."#""",9

    **Tube Stainless

    Steel 0"/0 Meter 0/#""",9 1#!!/#""",9

    *+ atup 1/ (uah 12#""",9 !.!#""",9

    *- arbon %kti3 1"ilogra

    m"#""",9 ""#""",9

    *9 Metanol 1! ;iter !.#""",9 0""#""",9

    Tota% Pene%itian T2gas Ak!ir1.#2-#""",

    9

    *0) 3a#tar P2staka

    %hmed, $, Shmroukh, %hmed, amBa, , %li, %li, , dan %bel9Rahman# !"10#

    %dsorption Re3rigeration 8orking Pairs: The State9o39the9%rt in the

    %ppli4ation#  International ;ournal of Cheical* +olecular* 5uclear*

     +aterials and +etallurgical ,ngineering* Eol# -, $o:11#

    %hmed, Salem, Mahmoud, dan Shehata, 'l9adee, %(), %hmed# !"1!# % revie7

    Future o3 the %dsorption 8orking Pairs in 5ooling# &nternational

    Me4hani4al 'ngineering Sohag University#

    %li, , amBa, %hmed, =ok7ara, S, Rahman, %bel, , %li, dan Shmroukh, $,

    %hmed# !"1.# 'Kperimental &nvestigation on %dsorption 5apa4ity o3 a

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    44/47

    38

    Eariety o3 %4tivated 5arbon+Re3rigerant Pairs#  International ;ournal of 

     ,ngineering !esearch and applications) &SS$ : !!/29!!#

    %lkhair, M, Sulaiman, ?, M, Sopian, , ;im, , 5, Salleh, ', Mat, S, dan Saha, (,

    (# !"1.# )esign and Modelling o3 =ne Re3rigeration Ton Solar %ssisted

    %dsorption %ir 5onditioning System#  ;ournal of Solar ,nergy

     ,ngineering # Eol : 10-#

    %mbarita, $ishio# !""2# Modi3ikasi Mesin Pendingin %dsorpsi pada omponen

    ondensor,  !eser'oir , atup 'kspansi dan 'vaporator# Skripsi Sarjana

    Program Studi Sarjana Teknik Mesin U

    %skalany, %, %hmed, Salem, M, &smael, M, &, %li, , , %, Morsy, *, M, dan

    Saha, (, (idyut# !"10# %n =vervie7 on %dsorption Pairs 3or 5ooling#

     International ;ournal ScienceDirect  1 : ..9.-!#

    %stina, Made, &, Purnomo,

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    45/47

    39

    5hen,

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    46/47

    40

    Tamainot, Telto# !""# 5arbon %mmonia Pairs 3or %dsorption Re3rigeration

    %ppli4ations: &4e Making, %ir 5onditioning and eat Pumping,

     International ;ournal of !efrigeration 0!: 1!1!1!!#

    8ang, ), 5) !"1"# % Revie7 on %dsorption Re3rigeration Te4hnology and

    %dsorption )eterioration in Physi4al %dsorption Systems# !enewable and 

    Sustainable ,nergy !e'iews 1/ 0//0.0#

    8ang, ;, 8# !""# The Per3orman4e o3 T7o %dsorption &4e Making Test Units

    Using %4tivated 5arbon and a 5arbon 5omposite as %dsorbents, Carbon

    //: !-1!2"#

    8ang, RuBhu, 8ang ;i7ei, dan 8u,

  • 8/17/2019 Proposal Skripsi Pipin Azrin,

    47/47

    41

      Mukti @)umai9RiauA

    • %lamat Sekarang : Soekarno9atta,