sgd peritonitis revisi(2)
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
1/28
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPeritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput organ perut
( peritonieum ). Peritonieum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut
dan dinding perut sebelah dalam (Fauci et al , 2008).
ebagaimana dalam penelitian !arigan pada tahun 20"2, peritonitis didefenisikan suatu
proses inflamasi membran serosa yang membatasi rongga abdomen dan organ#organ yang
terdapat didalamnya. Peritonitis dapat bersifat lokal maupun generalisata, bakterial ataupun
kimia$i. Peradangan peritoneum dapat disebabkan oleh bakteri, %irus, jamur, bahan kimia
iritan, dan benda asing. &emudian disebutkan juga bah$a peritonitis merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada penderita bedah dengan mortalitas sebesar "0#'0 .
Peritonitis difus sekunder yang merupakan 0 penderita peritonitis dalam praktek bedah
dan biasanya disebabkan oleh suatu perforasi gastrointestinal ataupun kebocoran. (!arigan,
*.+, 20"2).
Peradangan peritoenum yang meluas atau peritonitis generalisata merupakan satu#
satunya penyebab kematian yang paling sering. Pada kebanyakan kasus, kecuali kalau
penderitanya benar#benar sudah berada dalam keadaan akan meninggal, tindakan membuka
abdomen segera atau kemudian harus dilakukan demi tujuan drainase.
+asil sur%ey pada tahun 2008 ngka kejadian peritonitis di sebagian besar $ilayah
-ndonesia hingga saat ini masih tinggi. i -ndonesia, jumlah pasien yangmenderita
penyakit peritonitis berjumlah sekitar / dari jumlah penduduk di-ndonesia atau sekitar
"/ .000 orang ( epkes, - 2008).
ari uraian tersebut dapat disimpulkan jika kasus peritonitis merupakan komplikasi
ga$at yang membutuhkan penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat
memberikan pelayanan yang tepat terhadap pasien.
1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
2/28
etelah proses pembelajaran, diharapkan mahasis$a mampu melakukan asuhan
kepera$atan sistem integumen pada klien dengan Peritonitis.
1.2.2 Tujuan Khusus
*ahasis$a mampu memahami1a natomi Fisiologi istem Pencernaan b efinisi Peritonitisc tiologi Peritonitisd &lasifikasi Peritonitise Patogenesis Peritonitisf *anifestasi &linis Peritonitisg Pencegahan Peritonitish 345 Peritonitisi Pemeriksaan Penunjang Peritonitis
j Penatalaksanaan Peritonitis
k &omplikasi Peritonitis
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anat m! "an #!s! l g!
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
3/28
Peritoneum merupakan membran yang terdiri dari satu lapis sel mesothel yang dipisah
dari jaringan ikat %askuler diba$ahnya oleh membrane basalis. -a membentuk kantong
tertutup dimana %isera dapat bergerak bebas didalamnya. Peritoneum meliputi rongga
abdomen sebagai peritoneum parietalis dan melekuk ke organ sebagai peritoneum %iseralis
(*arshall, 2006). Peritonium terdiri atas peritoneum parietal dan peritoneum %isceral.
Peritoneum parietal melapisi dinding kapitas abdomen dan kapitas pel%is, sedangkan
peritoneum %isceral meliputi organ#organ. ongga potensial di antara peritoneum parietal
dan %isceral yang berfungsi sebagai bagian dalam dari balon dinamakan ka%itas
peritonealis. Pada laki#laki ka%itas peritonealis merupakan ruang tertutup, tetapi pada
perempuan terdapat hubungan dengan dunia luar melalui tuba uterine, uterus, dan %agina
( nell, 2007) .
Pada rongga peritoneum de$asa sehat terdapat "00cc cairan peritoneal yang
mengandung protein 6 g9dl. ebagian besar berupa albumin. :umlah sel normal adalah
669mm6 yang terdiri dari '; makrofag, '; sel !, 8 sisanya terdiri dari 2. =ila terjadi
peradangan jumlah P*< dapat meningkat sampai ? 60009mm 6 (*arshall, 2006).
alam keadaan normal, "96 cairan dalam peritoneum di drainase melalui limfe
diafragma sedang sisanya melalui peritoneum parietalis ( %ans, 200").
elaksasi diafragma menimbulkan tekanan negatif sehingga cairan dan partikel termasuk
bakteri akan tersedot ke stomata yaitu celah di mesothel difragma yang berhubungan
dengan lacuna limfe untuk bergerak le limfe substernal. &ontraksi diafragma menutup
stomata dan mendorong limfe ke mediastinum (+au, 2006). 4leh karena itu, sangat pentingmenjamin berlangsungnya pernapasan spontan yang baik agar clearance bakteri
peritoneum dapat berlangsung ( %ans, 200").
2.2 De$!n!s! Per!t n!t!sPeritonitis adalah peradangan peritoneum yang merupakan komplikasi berbahaya
akibat penybaran infeksi dari organ#organ abdomen (apendiksitis, pankreatitis, dan lain#
lain) ruptur saluran cerna dan luka tembus abdomen.(Padila, 20"2).
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
4/28
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum dan mungkin disebabkan oleh bakteri ( misalnya
dari perforasi usus ) atau akibat pelepasan iritan kimia$i,misalnya empedu, asam lambung,
atau en@im pancreas (=rooker, 200 ).
Peritonitis adalah suatu keadaan yang mengancam ji$a yang sering bersamaan dengan
kondisi bakteremia dan sindroma sepsis. ( ahlan.*, 200')
2.% Et! l g! Per!t n!t!sPenyebab peritonitis menurut +ughes, 20"2 adalah 1
a. -nfeksi bakteri
") *ikroorganisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal.
2) ppendisitis yang meradang dan perforasi .
6) !ukak peptik (lambung9dudenum).
') !ukak thypoid.
;) !ukan disentri amuba9 colitis
7) !ukak pada tumor
/) alpingitis
8) i%ertikulitis (radang usus)
&uman yang paling sering ialah bakteri coli, streptokokus A dan = hemolitik,
stapilokokus aurens, enterokokus dan yang paling berbahaya adalah clostrdium$echii.
b. ecara langsung dari luar " 4perasi yang tidak steril
") !ercontaminasi talcum %enetum, lycopodium, sulfonamide, terjadi Peritonitis
yang disertai pembentukan jaringan granulomatosa sebagai responterhadap
benda asing, disebut juga Peritonitis granulomatosa serta merupakan Peritonitis
local.
2) !rauma pada kecelakaan seperti ruptur limpa, ruptur hati
6) *elalui tuba fallopius seperti cacing enterobius %ermikularis.!erbentuk pula
peritonitis granulomatos.
c. ecara hematogen sebagai komplikasi beberapa penyakit akut seperti radang
saluran pernapasan bagi atas, otitis media, mastoiditis, glomerulonepritis.Penyebab
utama adalah streptokokus atau pnemokokus.
2.& Klas!$!kas! Per!t n!t!s
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
5/28
a. Peritonitis Primer
Peritonitis primer disebabkan oleh infeksi monomikrobial. umber infeksi
umumnya ekstraperitonial yang menyebar secara hematogen. itemukan pada
penderita serosis hepatis yang disertai asites, sindrom nefrotik, metastasis
keganasan, dan pasien dengan peritoneal dialisis.
b. Peritonitis ekunder
Peritonitis sekunder sering disebabkan oleh proses patologis yang berkaitan dengan
organ dalam ( visceral ). 5ontoh peritonitis sekunder adalah peritonitis yang
disebabkan oleh perforasi organ dalam dan trauma. Peritonitis sekunder adalah
jenis peritonitis yang paling banyak ditemui.
c. Peritonitis !ersier Peritonitis tersier adalah peritonitis yang tidak secara langsung berkaitan dengan
proses patologis organ dalam. 5ontoh peritonitis tersier adalah pasienperitonitis
primer atau sekunder post-operative yang sudah dira$at beberapa hari dan tidak
menunjukkan tanda#tanda resolusi klinis (proses pengurangan gejala dan
penyembuhan). =iasanya pada peritonitis tersier, terapi antibiotik dan operasi sudah
tidak memberikan respon.2.' Pat genes!s Per!t n!t!s
$alnya mikroorganisme masuk kedalam rongga abdomen adalah steril tetapi
dalam beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri.akibatnya timbul edema jaringan dan
pertambahan eksudat. 5airan dalam rongga abdomen menjadi keruh dengan bertambahnya
sejumlah protein, sel#sel darah putih, sel#sel yang rusak dan darah. espon yang segera dari
saluran intestinal adalah hipermotilitas, di ikuti oleh ileus paralitik dengan penimbunan
udara dan cairan didalam usus besar.
!imbulnya peritonitis Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler
dan membran mengalami kebocoran. :ika defisit cairan tidak dikoreksi secara cepat dan
agresif, maka dapat menimbulkan kematian sel. Pelepasan berbagai mediator, seperti
misalnya interleukin, dapat memulai respon hiperinflamatorius, sehingga memba$a ke
perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ. &arena tubuh mencoba untuk
mengkompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal, produk buangan juga
ikut menumpuk. !akikardi a$alnya meningkatkan curah jantung, tapi ini segera gagal
http://dokumen.tips/documents/11-peritonitis-tersier-dr.htmlhttp://dokumen.tips/documents/11-peritonitis-tersier-dr.html
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
6/28
begitu terjadi hipo%olemia.
4rgan#organ didalam ca%um peritoneum termasuk dinding abdomen mengalami
oedem.4edem disebabkan oleh permeabilitas pembuluh darah kapiler organ#organ tersebut
meninggi.Pengumpulan cairan didalam rongga peritoneum dan lumen#lumen usus serta
oedem seluruh organ intra peritoneal dan oedem dinding abdomen termasuk jaringan
retroperitoneal menyebabkan hipo%olemia.+ipo%olemia bertambah dengan adanya
kenaikan suhu, masukan yang tidak ada, serta muntah.!erjebaknya cairan di ca%um
peritoneum dan lumen usus, lebih lanjut meningkatkan tekana intra abdomen, membuat
usaha pernapasan penuh menjadi sulit dan menimbulkan penurunan perfusi.=ila bahan
yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila infeksi menyebar,
dapat timbul peritonitis umum. engan perkembangan peritonitis umum, akti%itas
peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitikB usus kemudian menjadi atoni dan
meregang.5airan dan elektrolit hilang kedalam lumen usus, mengakibatkan dehidrasi,
syok, gangguan sirkulasi dan oliguria.Perlekatan dapat terbentuk antara lengkung#lengkung
usus yang meregang dan dapat mengganggu pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan
obstruksi usus. Peritonitis adalah komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat
penyebaran infeksi. eaksi a$al peritoneum terhadap in%asi oleh bakteri adalah keluarnya
eksudat fibrinosa.&antong#kantong nanah (abses) terbentuk diantara perlekatan fibrinosa
yang menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi.(Padila, 20"2).
2.( )an!$estas! Kl!n!s Per!t n!t!sa.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
7/28
2.* Pen+egahan Per!t n!t!s5ara pencegahan peritonitis utamanya adalah menghindari semua penyebabnya, baik
penyebab utama maupun penyebab sekundernya.1. *enghindari konsumsi alkohol
lkoholisme1 konsumsi alkohol yang berlebihan adalah salah satu faktor yang dapatmenyebabkan sirosis. &arena alkohol memiliki efek yang toksik terhadap organ
li%er dan dapat merusak sel#sel pada li%er.2. *enghindari appendicitis dan di%erticulitis (memakan makanan banyak serat dan
makan#makanan yang bersih).%. *enghindari salpingitis dengan cara berhubungan badan yang sehat.&. *enghindari peritonitis dan abses yang disebabkan pascaoperasi dengan memakai
alat#alat operasi yang bersih dan septis, tidak meninggalkan DsisaE pada operasi, dll
2., Pemer!ksan Penunjang Per!t n!t!sa. Pemeriksaan Caboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya lekositosis, hematokrit yang
meningkat dan asidosis metabolik. Pada peritonitis tuberculosa cairan peritoneal
mengandung banyak protein (lebih dari 6 gram9"00 ml) dan banyak limfositB basil
tuberkel diidentifikasi dengan kultur. =iopsi peritoneum per kutan atau secara
laparoskopi memperlihatkan granuloma tuberkuloma yang khas, dan merupakan
dasar diagnosa sebelum hasil pembiakan didapat. b. Pemeriksaan # ay
-leus merupakan penemuan yang tidak khas pada peritonitisB usus halus dan usus
besar berdilatasi. Adara bebas dapat terlihat pada kasus#kasus perforasi.
Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan penunjang untuk pertimbangan
dalam memperkirakan pasien dengan abdomen akut. >ambaran radiologis pada
peritonitis secara umum yaitu adanya kekaburan pada ca%um abdomen,
preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma
atau intra peritoneal.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
8/28
c.
2.- Penatalaksanaan Per!t n!t!s
d. *anagement peritonitis tergantung dari diagnosis penyebabnya. +ampir
semua penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi
eksplorasi). Pertimbangan dilakukan pembedahan 1". Pada pemeriksaan fisik didapatkan defans muskuler yang meluas, nyeri tekan
terutama jika meluas, distensi perut, massa yang nyeri, tanda perdarahan (syok,
anemia progresif), tanda sepsis (panas tinggi, leukositosis), dan tanda iskemia
(intoksikasi, memburuknya pasien saat ditangani).2. Pada pemeriksaan radiology didapatkan pneumo peritoneum, distensi usus,
eGtra%asasi bahan kontras, tumor, dan oklusi %ena atau arteri mesenterika.
6. Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran cerna dan perdarahan salurancerna yang tidak teratasi.
'. Pemeriksaan laboratorium.e. Pembedahan dilakukan bertujuan untuk 1
". *engeliminasi sumber infeksi.2. *engurangi kontaminasi bakteri pada ca%um peritoneal6. Pencegahan infeksi intra abdomen berkelanjutan.
f. pabila pasien memerlukan tindakan pembedahan maka kita harus
mempersiapkan pasien untuk tindakan bedah 1". *empuasakan pasien untuk mengistirahatkan saluran cerna.2. Pemasangan ! untuk dekompresi lambung.6. Pemasangan kateter untuk diagnostic maupun monitoring urin.'. Pemberian terapi cairan melalui -.H.;. Pemberian antibiotic.
g. !erapi bedah pada peritonitis 1". &ontrol sumber infeksi, dilakukan sesuai dengan sumber infeksi. !ipe dan luas
dari pembedahan tergantung dari proses dasar penyakit dan keparahan infeksinya.2. Pencucian ronga peritoneum1 dilakukan dengan debridement, suctioning,kain
kassa, la%ase, irigasi intra operatif. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan
pus, darah, dan jaringan yang nekrosis.6. ebridemen 1 mengambil jaringan yang nekrosis, pus dan fibrin.'. -rigasi kontinyu pasca operasi.
h. !erapi post operasi 1". Pemberian cairan -.H, dapat berupa air, cairan elektrolit, dan nutrisi.2. Pemberian antibiotic6. 4ral#feeding, diberikan bila sudah flatus, produk ngt minimal, peristaltic usus
pulih, dan tidak ada distensi abdomen.
2.1 K m/l!kas! Per!t n!t!s
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
9/28
i. &omplikasi yang dapat terjadi dari peritonitis adalah1 gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, sesak napas akibat desakan distensi abdomen ke paru,
pembentukan luka dan pembentukan abses. (+aryono, 20"2)
j. ua komplikasi pasca operasi paling umum adalah e%iserasi luka dan pembentukan abses. &omplikasi pembedahan dengan laparatomi eksplorasi memang
tidak sedikit. ecara bedah dapat terjadi trauma di peritonium, fistula enterokutan, dan
peritonitis yang berulang jika pembersihan kuman tidak adekuat.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
10/28
bagian perut sebelah kanan dan menjalar ke pinggang.demam, mual, muntah,
bising usus menurun bahkan hilang, takikardi, takipnea.'. i$ayat Penyakit ahulu
ad. i$ayat kesehatan dahulu adalah ri$ayat penyakit yang merupakan
predisposisi terjadinya penyakit saat ini.Pada klien dengan peritonitis
mempunayai ri$ayat ruptur saluran cerna, komplikasi post operasi, operasi
yang tidak steril dan akibat pembedahan, trauma pada kecelakaan seperti
ruptur limpa dan ruptur hati.;. i$ayat &esehatan &eluarga
ae. itanyakan apakah keluarga pernah menderita penyakit yang sama atau
penyakit yang lainnya.af.
ag.ah.ai.aj. Pemer!ksaan #!s!k
• =" ( Breathing )
ak. Pola napas iregular ( ?20G9menit), dispnea, terdapat retraksi otot
bantu pernapasan
• =2 ( Blood ) 1al. &lien mengalami takikardi karena mediator inflamasi. idapatkan
irama jantung iregular akibat pasien shock (neurogenik, hipo%olemik, atau
septik). kral dingin, basah, pucat.• =6 ( Brain )
am. &lien dengan peritonitis tidak mengalami gangguan pada otak
namun hanya mengalami penurunan kesadaran.• =' ( Bladder )
an. ! e r j ad i pe n u r un a n pr od u k s i u r i ne .
• =; ( Bowel )ao. &lien akan mengalami anoreksia dan nausea. Homit dapat muncul
• =7 ( Bone )
ap. Penderita peritonitis mengalami letih, sulit berjalan, nyeri perutdengan akti%itas. &emampuan pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot
mengalami kelelahan, dan turgor kulit menurun akibat kekurangan %olume
cairan.aI.
B. D!agn sa Ke/era5atan
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
11/28
1.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
12/28
au. N
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
13/28
• Pantau hasil laboratorium yang rele%an dengan keseimbangan cairan• Pantau status hidrasi• Pertaruhkan keakuratan catatan asupan dan haluaran
•
=erikan terapi -H, sesuai program• =erikan cairan sesuai kebutuhan• Pasang kateter urin, jika perlua@.
&. Ket!"ake$ekt!$an / la na$as 8." /enurunan ke"alaman /erna$asan sekun"er
"!stens! a8" men "!tan"a! "engan /as!en mengeluh sesak9 a"a retraks!
tulang /erna/asan9 na/as +u/!ng h!"ung.8a. N ,
sputum, dan sebagainya, jika perlu dan sesuai protkol• =erikan terapi nebuli@er ultrasonic dan udara atau oksigen yang
dilembabkan sesuai program• !enangkan pasien selama periode ga$at napas• njurkan napas dalam melalui abdomen selama periode ga$at napas• Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanul nasal, masker atau
sungkup,bc.bd.be.
8$.8g.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
14/28
8h. STUDI KASUS8!. PE IT bernama n. masuk ke ruang ra$at inap anak pada
hari sabtu "" pril 20"7 jam 08.60 $ib diantar oleh keluarga dengan keluhan nyeri pada
daerah perut yang dirasakan sejak ' hari yang lalu dan diiringi pembengkakan pada
daerah perut serta mual dan muntah setiap harinya, makan tidak pernah dihabiskan. . etelah dilakukan pemeriksaan
darah dan pemeriksaan # ay, ternyata pasien didiagnosa positif menderita
Peritonitisc) i$ayat &esehatan Calu bp. &eluarga pasien mengatakan anaknya belum pernah mengalami penyakit
seperti ini sebelumnya, dan belum pernah diopname sebelumnya. bI. br.
d) i$ayat &esehatan &eluarga bs. &eluarga pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang mengalami
penyakit seperti ini. bt.
8u. Pemer!ksaan #!s!k Per=S!stembv. B1 (Breath) :
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
15/28
b$. Pola napas reguler, tidak ada retraksi pernapasan dan napas cuping hidung
"7G9menitbx. B2 (Blood) :
by. !L""0980
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
16/28
dj. = L +b 1 "0 gr9dCdk. lbumin 1 6, gr9dCdl. 5 L *ata co$ong, &onjungti%a anemis,muntah
dm. L makan habis M porsidn.
dp.dI. 1dr. &eluarga mengatakan anaknya sangat re$el,keluarga selalu menanyakan kapan anaknya boleh
pulangds. 4 1dt. &lien gelisah dan sering menangis, keluargaikut gelisah melihat anaknya menangis terus
du. 5emas
"7."5. DIA>N
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
17/28
5. elera makanB keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau sedang
menjalani pengubatan6. Pembentukan pola menyusu1 bayiB bayi melekat ked an menghisap dari payudara
ibu untuk memperoleh nutrisi selama tiga minggu pertama menyusui7. tatus gi@iB tingkat ketersediaan @at gi@i untuk memenuhi kegiatan metabolic8. tatus gi@i1 pengukuran biokimiaB komponen dan kimia cairan yang
mengindikasikan status nutrisi9. tatus gi@i1 asupan makanan dan cairanB jumlah makanan dan cairan yang
dikonsumsi tubuh dalam $aktu 2' jam10. tatus gi@i1 asupan gi@iB keadekuatan pola asupan @at gi@i yang biasanya
ee.
e$. NI6
• &aji elera makanB keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau
sedang menjalani pengubatan• &aji =erat badan dan tingkat kesesuaian berat badan• *anajemen nutrisiB tentukan dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gi@i jika
diperlukan jumlah kalori, dan jenis @at gi@i yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.• =uat perencanaan makan sesuai dengan selera pasien• ukung anggota keluarga untuk memba$a makanan kesukaan pasienJ• uapi pasien jika perlu• *anajemen nutrisi1 berikan pasien minuman dan kudapan bergi@i tinggi protein,
tinggi kaori yang siap dikonsumsi dan ajarkan pasien tentang cara membuat
jad$al makan jika perlu• =erikan obat antiemetic sesuai indikasi• :agalah hygiene mulut pasien
eg.
%. 6emas 8erhu8ungan "engan /r ses h s/!tal!sas!eh. Nunakan pendekatan yang menenangkan• :elaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur • !emani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut• =erikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis• orong keluarga untuk menemani anak • engarkan dengan penuh perhatian• -dentifikasi tingkat kecemasan• orong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
ej.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
18/28
ek. BAB &el. PENUTUP
em. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan
pembungkus %isera dalam rongga perut. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang
membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis yang terlokalisir
hanya dalam rongga pel%is disebut pel%ioperitonitis.
en. Penyebab peritonitis antara lain 1 penyebaran infeksi dari organ perut yang
terinfeksi, penyakit radang panggul pada $anita yang masih aktif melakukan kegiatan
seksual, infeksi dari rahim dan saluran telur, kelainan hati atau gagal jantung, peritonitis
dapat terjadi setelah suatu pembedahan, dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal),
iritasi tanpa infeksi.eo. Patofisologi peritonitis adalah reaksi a$al peritoneum terhadap in%asi
bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa. !erbentuk kantong#kantong nanah (abses)
diantara perlekatan fibrinosa, yang menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya
sehingga membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang,
tetapi dapat menetap sebagai pita#pita fibrinosa, yang kelak dapat menyebabkan
terjadinya obstruksi usus.
Prinsip umum terapi pada peritonitis adalaha Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara
intra%ena. b !erapi antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam
pengobatan infeksi nifas.c !erapi analgesik diberikan untuk mengatasi nyeri.d !indakan bedah mencakup mengangkat materi terinfeksi dan memperbaiki
penyebab.
ep. &.2 Saran
eI. &ita sebagai seorang pera$at dalam mengatasi masalah peritonitis di
masyarakat dapat memberikan berbagai cara untuk mencegah peritonitis dan diharapkan
mahasis$a dapat memberikan asuhan kepera$atan khususnya pada klien yang
mengalami peritonitis yang sesuai dengan apa yang dipelajari.
er.
es.
et. DA#TA PUSTAKA
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
19/28
eu. =rooker 5, 200 , nsiklopedia &epera$atan, >5, lih =ahasa +artonodkk, :akarta
e7. ahlan. *., :usi. ., jamsuhidajat. ., 200', >a$at bdomen dalam=uku jar -lmu =edah, disi e%isi, >5, :akarta
e5. epkes .-., 2008. Profil &esehatan -ndonesia. :akarta
eG. Fauci et al , 2008, $arrison%s &rincipal '" nternal edicine *olume 1 ,*c>ra$ +ill, Peritonitis halaman 808#8"0, " "7#" "/
ey. &o$alak. 20"0. =uku jar Patofisiologi. :akarta1 >5
e@. *arshall, :5. 2006. ntensive +are anagement o" ntra ,bdominal n"ection. 5ritical 5are *edicineB 6"(8) 1 2228#6/
fa. Padila. (20"2). =uku jar &epera$atan *edikal =edah. :ogjakarta1
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
20/28
".
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
21/28
7.
/.
8.
.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
22/28
"0.
"".
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
23/28
"2.
"6.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
24/28
14.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
25/28
15.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
26/28
16.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
27/28
17.
-
8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)
28/28
"8.
" .
20.
2".22.
26.
2'.
25.