simpo 10 - clinical management of acute intoxication - dr rizka sppd-kpti

62
1 dr. Rizka Humardewayanti Asdie, Sp.PD-KPTI Clinical Management of Acute Intoxication Internal Medicine Department Faculty of Medicine Gadjah Mada University Simposium 10

Upload: vitria

Post on 18-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

terakhir

TRANSCRIPT

  • 1

    dr. Rizka Humardewayanti Asdie, Sp.PD-KPTI

    Clinical Management of Acute Intoxication

    Internal Medicine Department Faculty of Medicine Gadjah Mada University

    Simposium 10

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Clinical MANAGEMENT OF acute INTOXICATION

    Rizka Humardewayanti AInfectious and Tropical Disease Division of Internal Medicine Department

    Faculty of MedicineGadjah Mada University

    Maret 2015

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    PENDAHULUAN

    Manifestasi keracunan dapat memiliki berbagai macam gejala

    klinis seperti nyeri perut, muntah, tremor, gangguan kesadaran,

    kejang, aritmia, dan depresi nafas.

    Diagnosis keracunan bisa menjadi sulit karena mungkin gejala

    yang muncul itu satu-satunya petunjuk pada saat penilaian dan

    manajemen awal.

    Diagnosis menjadi lebih sulit jika keracunan beberapa macam

    obat.

    Prognosis dan perjalanan klinis pasien keracunan tergantung

    pada perawatan yang diberikan dalam jam pertama di unit gawat

    darurat.

    3

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    PENDAHULUAN

    Pada beberapa kasus keracunan dapat mudah

    diidentifikasi dengan cepat dengan anamnesis secara

    teliti dan hati-hati, pemeriksaan fisik yang cermat, dan tes

    laboratorium yang umum.

    Sambil megidentifikasi kemungkinan racun penyebab,

    maka tidak boleh menunda life-saving supportive care.

    Begitu pasien stabil, dokter harus memikirkan bagaimana

    meminimalkan bioavaibilitas toksin yang belum diserap,

    antidotum mana yang harus diberikan, dan apakah

    memerlukan percepatan eliminasi.

    4

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    EPIDEMIOLOGI Di USA lebih dari 2,4 juta manusia terpapar racun.

    >75% terjadi di rumah; 15% dari fasilitas kesehatan

    2/3 terjadi pada anak anak (

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    What is it that is not a poison? All things are

    poison and nothing is without poison. Solely, the

    dose determines that a thing is not a poison.

    Paracelsus (14931541), the Renaissance Father of Toxicology, in his Third

    Defense

    Setiap substansi harus dipertimbangkan memiliki potensi

    racun tergantung pada dosis dan lama paparan.

    6DEFINISI TOKSIN

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Setiap gejala yang ada pada pasien dapat merupakan

    manifestasi dari overdosis.

    Misal: flu like illness keracunan CO; kelainan jantung intrinsik

    overdosis digitalis

    Sebagai diagnosis banding keracunan, dokter juga

    harus mempertimbangkan agen yang mirip.

    Misal : acetaminophen - salicylat, methanol - ethylene glycol,

    digitalis - beta blockers calcium channel blocker

    7DIAGNOSIS BANDING

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    PENDEKATAN UMUM A irways B reathing C irculation D ont/ D econtamination E nhanced elimination F ocus therapy G et tox help

    Pasien keracunan

    A namnesis P emeriksaan Fisik P engenalan Toxidrome D iagnosis test

    Pasien Keracunan

    Pemeriksaan Kesadaran

    ASSESSMENT & THERAPY

    harus dijalankan secara

    paralel

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    9

    Tanda o

    bstr

    uksi

    jala

    n n

    afa

    s

    Gelisah

    Adanya suara tambahan (wheezing, stridor, gurgling)

    Nila

    i fa

    kto

    r pate

    nsi

    jala

    n n

    afa

    s

    Trauma wajah, mandibula dan laryngeal

    Trauma cervical spine

    Menelan spontan

    Bebaskan jala

    n

    nafa

    s

    head tilt

    chin lift

    jaw thrust

    AIRWAYS

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    lemah,

    terlihat lelah,

    nafas pendek,

    nyeri dada,

    takipnea,

    perubahan status mental

    suara tambahan

    sianosisTanda oksigenasi dan ventilasi tidak adekuat

    Ekstensi leher danmengangkatmandibula keanterior akanmengangkat tulanghyoid ke anterior

    Kepala miring jikamuntah.

    Posisi pasien

    Oksigenasi

    Orophayngeal atau nasopharyngeal airway,

    Supraglottic airway : Laryngeal mask airway

    Suction

    Penanganan

    10BREATHING

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    11CIRCULATION

    Cek tekanan darah dan denyut serta irama jantung

    Jika tidak ada puls,lakukan ACLS untukaritmia dan syok.

    Hati-hati. Ada obat ACLSyang berbahaya untukkeracunan tertentu.

    Misal : procainamid kontraindikasi untuk intoksikasiantidepresan trisiklik.

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Jika ada sarana lebih

    Monitor Irama Jantung

    Pasang iv line, ambil darah untuk pemeriksaan lab, beri cairan intravena

    Pasang folley catheter jika diperlukan

    Pasien Stabil rujuk

    12SIRKULASI

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    U

    Unresponsive

    Tidak respon sama sekali

    PPainfull

    Respon terhadap rangsang nyeri

    V

    Verbal

    Respon terhadap rangsang verbal

    A

    Alert

    Sadar

    13

    GCS memiliki peran terbatas untuk memprediksikan prognosis dari pasien dengan keracunan.

    PENILAIAN KESADARAN

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Sebagai bagian dari bantuan stabilisasi dasar (seperti

    pemberian oksigen, monitoring jantung dan

    pemasangan iv line), petugas emergensi diharapkan

    melakukan tindakan sesedikit mungkin jika jarak ke

    rumah sakit itu dekat.

    14PENATALAKSANAAN PRE-HOSPITAL

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Pada anamnesis semua informasi harus dikumpulkan

    seperti tipe racun, waktu terpapar, jumlah racun, dan

    rute racun, saat paparan (apakah kecelakaan,

    kecenderungan bunuh diri, euforia, atau kesalahan

    terapi), apakah ada riwayat sakit psikiatri atau usaha

    bunuh diri sebelumnya.

    Ditanyakan juga semua obat yang diminum (baik

    diresepkan oleh dokter, atau membeli sendiri, vitamin

    dan obat-obat herbal).

    15ANAMNESIS

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Anamnesis dapat diperoleh dari siapa saja, baik

    alloanamnesis maupun heteroanamnesis, baik dari

    orang yang mengantar, orang disekitarnya, teman

    temannya, paramedis atau tenaga darurat medis.

    Dalam kasus paparan kerja, harus mendapatkan

    deskripsi dari lingkungan kerja dan kontak orang-orang

    di situs untuk informasi yang relevan.

    Harus ditanyakan juga sifat dan perkembangan tanda

    dan gejala.

    16ANAMNESIS

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Informasi mengenai racun tertentu mungkin berguna,

    contoh:

    Batuk berlarut-larut -- ingestions hidrokarbon

    Tidak mampu menelan air liur -- ingestions kaustik

    Hematemesis -- ingestions besi

    Kejang intractable -- overdosis isoniazid

    Kehilangan kesadaran -- karbon monoksida

    17ANAMNESIS

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Pada kondisi emergensi, melakukan pemeriksaan fisik

    secara detil merupakan prioritas yang lebih rendah

    dibandingkan dengan menstabilkan pasien, meskipun

    pemeriksaan dapat memberikan petunjuk diagnostik.

    Begitu pasien stabil, maka pemeriksaan fisik yang

    lebih komprehensif dapat memberikan petunjuk

    tambahan untuk memperkirakan racun penyebab.

    Perubahan klinis yang terjadi dari waktu ke waktu

    dapat menjadi petunjuk yang lebih penting daripada

    temuan pada satu pemeriksaan.

    18PEMERIKSAAN FISIK

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Ada presentasi klasik yang terjadi pada kelas obat

    tertentu

    Presentasi ini klasik mungkin tidak selalu dapat dilihat,

    tergantung pada

    1. dosis yang telah dikonsumsi,

    2. kondisi premorbid pasien,

    3. zat lain yang mungkin telah diberikan

    4. dan komplikasi yang mungkin terjadi dalam proses

    keracunan (yaitu, aspirasi pneumonia, rhabdomyolysis,

    dan cedera otak anoxic).

    19PEMERIKSAAN FISIK

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Dalam banyak kasus, dokter mungkin dapat

    menyimpulkan penyebab kelas obat/toksin hanya

    dengan mengatasi tanda-tanda vital pasien.

    Mnemonik dan frase dapat membantu mempersempit

    diagnosis diferensial ketika pasien memiliki tanda-

    tanda seperti takikardia, hipertermia, atau hipotensi.

    20TANDA VITAL

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    21TANDA VITAL

    Bradikardi

    PropanololPoppies (opiate)

    Propoxyphene

    Physostigmine

    Anticholinesterase

    Antiaritmia

    ClonidinCCB

    Ethanol ataualkohol

    Digoxin

    Takikardi

    Free base or other form

    Coccaine, freon

    AnticholinergicAntihistamin

    Antipsikotik

    Amfetamin Alcohol withdrawl

    SimpatomimetikTeofilin

    Tiroid hormon

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    22TANDA VITAL

    HipotermiCO

    Opiat

    OHO/insulin

    Liquor (alkohol)

    Sedatif-hipnotik

    HipertermiNikotin

    Antihistamin, alcohol withdrawl

    Salisilat, sympatomimetik, sindrom serotonin

    Antikolinergik, antidepresan,

    antipsikotik

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    A-B-C

    Karena nadi kurang dari 10x/menit dan lemah, lakukan evaluasi jantung secara hati-hati sebelum menentukan bahwa pasien dalam kondisi cardiac arrest.

    Jangan lakukan terapi bardikardi karena akan membaik dengan penghangatan.

    23HIPOTERMI

    1

    2

    3

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Tatalaksana HipertermiSegera dinginkan untuk mencegah

    kerusakan otak atau kematian

    A-B-C

    Beri cairan i.v. yang mengandungglukosa dan bolus dextrose jika pasienhipoglikemia

    Kontrol kejang, agitasi, rigiditas ototsecara cepat.

    Mulai dengan pendinginan eksternal.

    Menggigil sering terjadi dengan pada pendinginan eksternal secara cepat dan akan menyebabkan lebih panas

    lagi.

    Beberapa ahli merekomendasikanchlorpromazine untuk mencegahmenggigil tetapi dapat menyebabkanhipotensi, menghambat berkeringat.Gunakan benzodiazepine sepertidiazepam, 0.10.2 mg/kg IV; lorazepam,0.050.1 mg/kg IV; atau midazolam,0.050.1 mg/kg IV atau IM

    Yang paling efektif adalah denganparalisis otot nondepolarizing agentseperti pancuronium, 0.1 mg/kg IV, atauvecuronium, 0.1 mg/kg IV

    24

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    25TANDA VITAL

    HipotensiClonidin, CCB

    Rodenticide (mengandungarsenic, sianida)

    Antidepresan, aminofilin, antihipertensi

    Sedatif-hipnotik

    Heroin/opiate lain

    HipertensiCocain

    Thyroid supplement

    Sympatomimetik

    Caffeine

    Antikolinergik, amfetamin

    Nikotin

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    26MANAJEMEN HIPOTENSI

    1 A-B-C

    2 Terapi aritmia jantung yang berkontribusi terhadap hipotensi

    (HR < 4050/menit atau > 180200/menit)

    3 Hipotensi karena hipotermia : lakukan penghangatan dengan

    target Tekanan sistoli 80-90 mmHg saat suhu tubuh 32C

    4 Beri fluid challenge dengan NS, 1020 mL/kg atau cairan

    kristaloid lainnya

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    5 Jika CVP atau tekanan baji paru rendah, beri

    cairan intravena

    6 Jika curah jantung rendah, beri dopamin atau

    dobutamin.

    7 Jika resitensi vaskuler sistemik rendah, beri

    norepinefrin 48 mcg/menit atau

    8 Jika curiga insufisiensi adrenal beri kortikosteroid

    (hydrocortisone, 100 mg IV tiap 8 jam

    27

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Hipertensi tanpa takikardi/takikardi ringan phentolamine, 0.020.1 mg/kg atau nitroprusside, 210 mcg/kg/menit iv

    Hipertensi dengan takikardi

    Tambahkan terapi diatas dengan propranolol 0.020.1 mg/kg iv atau esmolol 0.0250.1 mg/kg/menit iv atau labetalol 0.20.3 mg/kg

    Jangan gunakan propranolol atau esmolol tanpa vasodilator untuk mengobati krisis hipertensi

    Hipertensi dengan Neurologis Abnormal Fokal

    28MANAJEMEN HIPERTENSI

    Lakukan scan kepala secepat mungkin

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    29TANDA VITAL

    BradipneuSedatif hipnotik (barbiturat,

    benzodiazepin)

    Liquor (alcohol)

    Opioid

    Weed (mariyuana)

    Takipneu

    Paraquat

    Asam salisilat

    Non cardiogenic pulmonary edema, nerve agent

    Toxine induced metabolic acidosis

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    30TANDA VITAL : KESADARAN

    L : lead, lithium

    E : Ethanol, ethylene glycol

    T : trisiklikantidepresan,

    thalium, toluene

    R : rohypnol(sedative hipntik),

    risperidone

    A : arsenik, antidepresan,

    anticonvulsant, antipsikotik, antihistamin

    H : heroin, hipoglikemik agent,

    hidrogen sulfidaG : GHB

    I : isoniasid, insulin

    C: CO, cyanida, clonidin

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Evaluasi neurologis sistematis penting, terutama pasien dengan

    perubahan status mental.

    Berbeda dengan pasien yang memiliki cedera otak struktural,

    pasien dengan koma penyebab toksik-metabolik dapat

    menunjukkan gangguan neurologis.

    Racun penyebab koma jarang menyebabkan defisit neurologis

    fokal.

    Adanya koma, hilangnya fungsi otak tengah papiler, dan

    deserebrasi atau dekortikasi, seharusnya mendorong dokter untuk

    mengevaluasi proses intrakranial

    Kejang merupakan penemuan yang sering ditemukan pada kasus

    intoksikasi.

    31PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    32

    ABC Beri nalokson jika

    dipertimbangkan hipoksia akibat depresi nafas karena opioid

    Cek hipoglikemia dan beri

    dekstrose dan tiamin pada pasien koma

    MANAJEMEN KEJANG

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Manajemen kejang

    33

    Antikonvulsan :

    a. Diazepam, 0.10.2 mg/kg IV

    b. Lorazepam, 0.050.1 mg/kg IV

    c. Midazolam, 0.10.2 mg/kg IM (berguna jika akses iv sulit) atau0.050.1 mg/kg IV

    d. Phenobarbital, 1015 mg/kg IV infus lambat selama 1520menit

    e. Pentobarbital, 56 mg/kg IV; infus lambat selama 810 menit,kemudian infus kontinyu 0.53 mg/kg/jam dosis titrasi untukmendapatkan efek

    f. Propofol, 22.5 mg/kg IV (anak: 2.53.5 mg/kg); perinfus,dinaikkan bertahap (40 mg pada dewasa) iv setiap 10-20 detikhingga mendapatkan efek yang diinginkan

    g. Phenytoin, 1520 mg/kg IV; infus lambat selama 2530 menit

    Cek suhu tubuh rectal/timpani segera, dinginkan jikahipertermia (diatas 40C).

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    34UKURAN PUPIL

    COPS Cholinergic, Clonidin, carbamat

    Opiat, organofosfat

    Phenotiazin, pilocarpine

    Sedative hipnotik

    SAW Simpatomimetik

    Antikolinergik

    Withdrawl

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Pemeriksaan yang saksama dari kulit harus dilakukan.

    Pakaian pasien harus dibuka dan dinilai kulitnya untuk warna, suhu,dan adanya kekeringan atau diaphoresis.

    Tidak adanya diaforesis adalah sebuah perbedaan klinis yangpenting antara keracunan antikolinergik dan simpatomimetik

    Adanya tanda gigitan di kulit -- keracunan akibat binatang laba-labaatau ular.

    Adanya tanda bekas suntikan (tracks) -- penyalahgunaan kokain atauopiat

    Warna kebiruan -- methemoglobinemia atau hipoksia

    Kulit kemarahan -- paparan niacin atau asam borak.

    Harus dicari pula pharmaceutic patches, seperti fentanyl, dimana patchini biasa ditemukan pada lokasi yang tidak semestinya seperti vaginadan scrotum

    35KULIT

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    36BAU NAFAS

    Bau nafas Kemungkinan Penyebab

    Carrots Circtoxin

    Fruity Diabetic ketoacidosis,

    isopropanolol

    Garlic Organofosfat, selenium

    Gasoline Petroleum distilates

    Mothballs Naphthalen

    Pears Cloral Hydrate

    Bitter almonds Cyanida

    Bau nafas dapat membantu menentukan jenis racun, seperti di bawah ini

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Sering berlebihan karena tidak tahu penyebabnya

    Cek kadar elektrolit, blood urea nitrogen, kreatinin, glukosa

    serum, kadar bikarbonat, analisis gas darah (AGD), diatesa

    hemorrhagik (gigitan ular)

    37TES LABORATURIUM

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Kristal kalsium oksalat menunjukkan adanya keracunan etilen

    glikol.

    Lampu Woods dapat digunakan menunjukkan fluoresensi urine

    setelah ingesti etilen glikol

    Adanya perdarahan tersembunyi tanpa ada bukti sel darah merah

    dapat disebabkan karena myoglobinuria atau hemolisis.

    pH urin berguna untuk memonitor terapi bikarbonat pada

    intoksikasi salisilat

    Warna urin dapat membantu menegakkan diagnosis

    warna merah-oranye -- phenazopyridine, rifampisin,

    deferoxamine, merkuri, atau keracunan timbal kronis

    warna pink -- ampisilin atau sefalosporin

    warna coklat -- klorokuin atau karbon tetraklorida

    warna biru kehijauan -- tembaga sulfat atau metilen biru

    38URIN RUTIN

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Secara klinis, tidak begitu penting karena

    waktu penyelesaian lab sering bisa lebih lama dari perjalanan

    waktu intervensi kritis overdosis;

    biaya dan dukungan pemeliharaan instrumen, pelatihan staf, dan

    tenaga kerja khusus terlibat dalam beberapa analisis yang

    mahal,

    bagi banyak racun tidak ada nilai cut off dikatakan toksik

    sehingga membuat interpretasi hasil yang sulit

    39PEMERIKSAAN SKRINING TOKSIKOLOGI

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Beberapa agen yang mungkin

    terlihat pada pemeriksaan foto

    polos abdomen

    Pasien tachypnea, hipoksia,

    obtundation, atau koma harus

    dilakukan rontgen dada dilakukan

    untuk mencari penyebab potensial

    dari hipoksemia: pneumonitis kimia

    atau aspirasi, edema paru

    kardiogenik atau noncardiogenic

    dan atelektasis.

    40PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Berbagai macam metode dekontaminasi harus dipertimbangkan

    pada setiap pasien dengan intoksikasi.

    Pemilihan metode dekontaminasi yang tepat harus didasarkan pada

    situasi klinis individu.

    Sekali penyebab keracunan teridentifikasi, metode eliminasi harus

    dipertimbangkan

    Fokus terapi termasuk pada pemberian antidotum apabila ada atau

    terapi suportif yang agresif disesuikan racun tersebut

    41

    DONT / DEKONTAMINASI(Dekstrose, Oksigen, Nalokson, Tiamin)

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    o Dekontaminasi Gastrointestinal

    Syrup ipecac untuk menginduksi muntah

    Bilas lambung

    Arang aktif

    Irigasi usus

    Pencahar

    Dilusi

    Pengeluaran melalui endoskopi atau tindakan bedah

    42PENCEGAHAN ABSORBSI LANJUTAN

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    1. Induksi muntah dengan syrup ipecac

    43PENCEGAHAN ABSORBSI LANJUTAN

    Indikasi

    Manajemen pra-rumah sakit awal (pd kasus

    keracunan oral berpotensi serius segera

    setelah konsumsi dan ketika tindakan

    lain tidak tersedia dan waktu transportasi

    ke fasilitas medis lama (misalnya lebih

    dari 1 jam).

    Berguna untuk mengangkat agen tertelan

    tidak terserap oleh arang aktif misalnya,

    besi, lithium, kalium.

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Kontra Indikasi

    Pasien obtunded, koma, kejang-kejang atau pasien.

    Menelan zat cenderungmenyebabkan timbulnya depresiSSP atau kejang dalam jangkawaktu klinis pendek (misalnyaopioid, agen sedatif-hipnotik,antidepresan trisiklik, kamper,kokain, isoniazid, atau strychnine).

    Menelan agen korosif (misalnyaasam, alkali, atau oksidator kuat).

    Menelan hidrokarbon alifatiksederhana .

    44PENCEGAHAN ABSORBSI LANJUTAN

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Teknik Berikan 30 mL sirup ipecac oral (15 mL untuk anak di bawah

    usia 5 tahun, 10 mL untuk anak di bawah usia 1 tahun, tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 6 bulan).

    Setelah 10-15 menit, berikan 2-3 gelas.

    Jika emesis belum terjadi setelah 20 menit, dosis kedua ipecac dapat diberikan.

    Ulangi pemberian cairan.

    Jika dosis kedua ipecac tidak menyebabkan muntah, gunakan metode alternatif dekontaminasi usus (misalnya, arang aktif).

    Rangsangan manual digital, tembaga sulfat, air garam, air mustard, apomorphine, dan muntah lainnya yang tidak aman dan tidak boleh digunakan

    45PENCEGAHAN ABSORBSI LANJUTAN

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    2. Bilas lambung Indikasi

    Untuk membuang cairan, obat-obatan padat atau racun yangtertelan dalam jumlah besar atau zat yang sangat beracun.

    efektif jika dimulai dalam 30-60 menit setelah konsumsi,, beberapa jamuntuk agen yang lepas lambat (misalnya, salisilat atau obatantikolinergik).

    Untuk pasien yang tidak mampu menelan arang aktif.

    Untuk mencairkan dan menghilangkan cairan korosif dari perut danmengosongkan perut untuk persiapan endoskopi --kontroversi.

    Kontra indikasi : Pasien obtunded, koma, kejang-kejang.

    Pasien menelan tablet lepas lambat atau salut enterik.

    Penggunaan lavage lambung setelah konsumsi zat korosif masihkontroversial

    46

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Jika pasien sangat obtunded, lindungi jalan napas dengan caraintubasi trakea dengan cuffed endotrachal tube.

    Tempatkan pasien pada posisi dekubitus lateral kiri. Ini membantumencegah bahan tertelan terdorong ke duodenum selama lavage.

    Masukkan gastric tube ukuran besar melalui mulut atau hidungmasuk ke dalam perut (ukuran tube 36-40F pada orang dewasa).

    Periksa posisi tube dengan insuflasi udara dengan stetoskopditempatkan pada perut pasien.

    Tarik sebanyak mungkin isi perut. Jika racun tertelan adalah bahankimia beracun yang dapat mencemari petugas rumah sakit(sianida, insektisida organofosfat, dll), ambil langkah-langkah untukmengisolasi segera.

    Berikan arang aktif, 60-100 g (1 g/kg), melalui tube sebelummemulai lavage untuk memulai adsorpsi bahan yang dapat masukusus selama prosedur lavage.

    Alirkan melalui tube air hangat (suam-suam kuku) atau garamaliquot, 200 - 300 mL, dan keluarkan air tersebut dengan atausuction. Ulangi teknik tersebut hingga total aliquots 2 L.

    47TEHNIK

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    48

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    49

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    3. Arang aktif Berikan suspensi arang aktif (tanpa sorbitol),

    60-100 g (1 g/kg BB), secara oral atau

    dengan gastric tube.

    Satu atau dua dosis tambahan arang aktif

    dapat diberikan dengan interval 1-2 jam

    untuk memastikan dekontaminasi memadai,

    terutama setelah ingesti dalam jumlah besar.

    Bilas racun tertelan dalam lumen usus, akan

    membentuk charcoal-toxin-complex.

    50

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    4. Irigasi usus Teknik ini memanfaatkan cairan pembersih usus

    untuk bedah (polyethylene glycol nonabsorbable

    dalam larutan elektrolit yang seimbang)

    Cairan ini diberikan dengan kecepatan yang tinggi

    untuk memaksa isi usus keluar.

    Indikasi

    Ingesti tablet lepas lambat atau lapis enterik dalam jumlah

    besar yang mengandung asam valproik (misalnya

    Depakote), teofilin, aspirin, verapamil, diltiazem, atau

    obat-obatan berbahaya lainnya.

    Ingesti besi, lithium, atau obat lain dalam jumlah besar

    yang kurang terserap oleh arang aktif.

    Menelan benda asing atau paket isi obat

    51

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    4. Irigasi usus Kontraindikasi

    a. Ileus atau obstruksi usus.

    b. Obtunded, koma, kejang-kejang atau pasien kecuali jalan

    napas dilindungi

    Teknik

    Berikan cairan persiapan usus (misalnya CoLyte atau

    GoLYTELY), 2 L/jam dengan gastric tube (anak: 500

    mL/jam atau 35 mL/kg/jam), sampai limbah rektal jelas.

    Arang aktif 25- 50 g setiap 2-3 jam, disertai irigasi seluruh

    usus jika obat yang tertelan diserap oleh arang.

    Persiapkan commode untuk volume tinja dalam jumlah

    besar dalam 1-2 jam.

    Administrasi berhenti setelah 8-10 L (anak: 150-200 mL/kg)

    jika tidak ada limbah rektal.

    52

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    5. Pencahar Penggunaan pencahar untuk percepat pengeluaran racun dari

    GIT kontroversial.

    Indikasi Untuk mempercepat transit di GIT kompleks arang toksin.

    Untuk mempercepat berlalunya tablet besi dan ingesti lainnya tidak terserap oleh arang

    Kontraindikasi

    Ileus atau obstruksi usus.

    Sodium - dan magnesium yang mengandung cathartics tidak boleh digunakan pada pasien dengan overload cairan atau insufisiensi ginjal.

    Tidak ada peran untuk cathartics berbasis minyak (sebelumnya direkomendasikan untuk keracunan hidrokarbon).

    Teknik

    Berikan katarsis pilihan (magnesium sitrat 10% 3-4 mL/kgBB, atau sorbitol 70% 1 mL/kgBB) bersama dengan arang aktif atau dicampur bersama sebagai bubur.

    Ulangi dengan satu - setengah dosis awal jika tidak ada tinja-arang setelah 6-8 jam.

    53

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    6. Agent pengikat lainAgen pengikat dapat diberikan mengikat racun dalam usus,

    seperti kolestiramin, natrium bicarbonat, kayexalate.

    7. Dilusi/pengenceranMinum 5 ml/kg BB air/cairan jernih secepat mungkin setelah

    minum toksin

    8. Pengeluaran endoskopi/bedahJarang digunakan. Keracunan logam berat lethal arsenic,

    besi, mercury, thalium

    54

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Deko

    ntami

    nasi

    mata

    Deko

    ntami

    nasi

    kulitLepaskan semuapakaian

    Irigasi kulit yangterkena dengan airdan sabun yangringan

    Hindari air hangat dandetergen yang kuat

    Harus segeradilakukan tanpa harusmenunggu identifikasiracun

    Petugasmenggunakan gaun,sarung tangan,kacamata google danmasker

    Lepaskan kontak lensjika menggunakan

    Gunakan anestesilokal tetes

    Irigasi mata dengancairan normal salinebeberapa liter

    pH konjungtivadimonitor secaraketat sebelummemulai pengobatandan intervensidiagnosis

    Teruskan irigasihingga pH normal

    55

    Dekontaminasi inhalasi

    - Berikan oksigen humidified

    - Awasi tanda obstruksi saluran

    nafas, jika perlu intubasi

    - Bronkodilator

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Multiple dose arang aktif

    Diuresis paksa

    Mengubah pH urin

    Chelasi

    Pengeluaran extracorporal

    Dialisis peritoneal - Hemofiltrasi

    Hemodialisis - Plasmapherin

    Hemoperfusi - Transfusi tukar

    Oksigen Hiperbarik

    56MEMPERCEPAT ELIMINASI

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Dosis multiple arang aktif : 1 gr /kg BB setiap 2-4 jam

    57MEMPERCEPAT ELIMINASI RACUN

    Zat yang berespon terhadap pemberian arang aktif multipel

    Antimalaria

    Barbiturat (phenobarbital)

    Carbamazepine

    Dapsone

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    58

    Syarat dialisis BM rendah

    Kelarutan tinggi

    Prot. binding rendah

    Vol. Distribusi kecil

    Half-life panjang

    Indikasi

    penurunan kesadaran

    Kadar toksin lethal

    Gangguan detoksifikasi alami : gagal hati, ginjal

    PENGELUARAN RACUN SECARA EXTRACORPORAL

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Netralisasi dengan antibodi

    Netralisasi dengan bahan kimia

    Antagonis metabolik

    Antagonis fisiologis

    59PENGGUNAAN ANTIDOTUM

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    antidotum yang spesifik untuk Beberapa agen toksik

    Toxic Agent Specific Antidote

    Acetaminophen Acetylcysteine

    Anticholinergics (eg, atropine) Physostigmine

    Anticholinesterases (eg,

    organophosphate pesticides)

    Atropine and pralidoxime (2-PAM)

    Benzodiazepines Flumazenil

    Carbon monoxide Oxygen

    Cyanide Sodium nitrite, sodium thiosulfate

    Digitalis glycosides Digoxin-Specific fab antibodies

    Heavy metals (eg, lead, mercury,

    iron) and arsenic

    Specific chelating agents

    Isoniazid Pyridoxine (vitamin B6)

    Methanol, ethylene glycol Ethanol (ethyl alcohol)

    Or fomepizole (4-methylprazole)

    Opoids Naloxone, nalmefene

    Snake venom Specific antivenin

    60

  • Simposium Kedokteran Nasional Clinical Updates 2015|14-15 Maret 2015|FK UGM 1983 & 2009

    Pengarahan bagi orang dewasa

    Jauhkan dari jangkauan anak-anak

    Membaca cara penggunaan

    Rujukan Psikiatri

    61HINDARI PEMAPARAN ULANG

  • Terima Kasih62