skripsi kafein

5
Pengaruh Kafein Nurdiana Binti T Daswin E Jurnal FK-USU Volume 1 No. 1 Tahun 2013 Pengaruh Kafein Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Caffeine Effects Toward Sleep Quality of Students of Faculty of Medicine Universitas Sumatera Utara Nurdiana Binti T Daswin¹, Nelly E. Samosir² ¹Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2009 / email: [email protected] ²Staff Pengajar Departemen Patologi Klinis Fakultas Kedokteran USU Abstrak Kafein merupakan zat psikoaktif yang paling sering digunakan dalam masyarakat. Kopi, teh, soda dan coklat merupakan antara sumber kafein yang tersedia. Efek farmakologi yang utama adalah sebagai antagonis reseptor adenosin yang dapat mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat serta dapat menganggu kualitas tidur. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kafein terhadap kualitas tidur mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental dengan desain parallel. Sampel pada penelititan ini adalah mahasiswa semester VII yang bersedia dan memenuhi criteria inklusi, dipilih secara consecutive sampling. 30 subyek penelitian dibagi kepada dua kelompok, yaitu orang yang mendapat kopi berkafein (15 orang) dan yang mendapat kopi dekafein (15 orang). Kemudian diukur kualitas tidur malamnya dengan menggunakan Kuesioner Kualitas Tidur. Analisis data dilakukan dengan uji hipotesis Kolmogrov- smirnov. Hasil menunjukkan bahwa kualitas tidur 53,3% orang yang mendapat kopi berkafein berkualitas sedang dan 73,3% orang yang mendapat kopi dekafein berkualitas baik. Setelah dilakukan uji hipotesis, didapati bahwa terjadi perburukan yang signifikan kualitas tidur pada orang yang mendapat kopi berkafein (p= 0,003) Disarankan pada masyarakat terutama mahasiswa agar tidak sering menggunakan kafein terutama pada malam hari kerana kafein terbukti dapat mengakibatkan perburukan kualitas tidur yaitu dari aspek jumlah jam tidur yang berkurang, onset tidur yang lebih lama, kepuasan dan kedalaman tidur yang menurun serta dapat menyebabkan gangguan untuk beraktivitas pada pagi hari. Kata kunci: Kafein, Kualitas tidur, Kopi dekafein Abstract Caffeine is a psychoactive substances most commonly consumed in the community. Intake of caffeine occurs from ingesting coffee, tea, soda, chocolate and others. Its pharmacological effects are predominantly due to its function as antagonist of adenosine receptor which can alter the function of central nervous system and can interfere with sleep quality. Sleep quality includes both quantitative and qualitative aspects of sleep. The purpose of this study is to determine the effect of caffeine on sleep quality in Semester VII students of Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara 2012. This study is an experimental research with a parallel design. The samples in this study were students who are willing and meet the inclusion criteria, selected using consecutive sampling. 30 subjects were divided into two different groups, those who got caffeinated coffee (15 people) and who got decaffeinated coffee (15 people). Their quality of sleep was then measured using Sleep Quality Questionnaire. The data was analyzed using Kolmogrov-smirnov hypothesis test. The results shows that 53.3% who received caffeinated coffee experienced medium quality of sleep and 73.3% of students who received decaffeinated coffee experienced good quality of sleep.. Thus, the end results of the hypothesis test shows that those who got caffeinated coffee had worse quality of sleep (p = 0.003). It is recommended to public, especially students to decrease the usage of caffeine, especially at night cause its proven to worsen the quality of sleep. Caffeine reduced hours of sleep, prolonged sleep onset, reduce sleep satisfaction and can cause weakness in the morning. Key Words: Caffeine, Quality of sleep, Decaffeinated coffee.

Upload: fitri-amelia-rizki

Post on 26-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi kafein

Pengaruh Kafein Nurdiana Binti T Daswin

E – Jurnal FK-USU Volume 1 No. 1 Tahun 2013

Pengaruh Kafein Terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Caffeine Effects Toward Sleep Quality of Students of Faculty of Medicine Universitas Sumatera Utara

Nurdiana Binti T Daswin¹, Nelly E. Samosir²

¹Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2009 / email: [email protected] ²Staff Pengajar Departemen Patologi Klinis Fakultas Kedokteran USU

Abstrak

Kafein merupakan zat psikoaktif yang paling sering digunakan dalam masyarakat. Kopi, teh, soda dan coklat merupakan antara sumber kafein yang tersedia. Efek farmakologi yang utama adalah sebagai antagonis reseptor adenosin yang dapat mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat serta dapat menganggu kualitas tidur. Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kafein terhadap kualitas tidur mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental dengan desain parallel. Sampel pada penelititan ini adalah mahasiswa semester VII yang bersedia dan memenuhi criteria inklusi, dipilih secara consecutive sampling. 30 subyek penelitian dibagi kepada dua kelompok, yaitu orang yang mendapat kopi berkafein (15 orang) dan yang mendapat kopi dekafein (15 orang). Kemudian diukur kualitas tidur malamnya dengan menggunakan Kuesioner Kualitas Tidur. Analisis data dilakukan dengan uji hipotesis Kolmogrov-smirnov.

Hasil menunjukkan bahwa kualitas tidur 53,3% orang yang mendapat kopi berkafein berkualitas sedang dan 73,3% orang yang mendapat kopi dekafein berkualitas baik. Setelah dilakukan uji hipotesis, didapati bahwa terjadi perburukan yang signifikan kualitas tidur pada orang yang mendapat kopi berkafein (p= 0,003)

Disarankan pada masyarakat terutama mahasiswa agar tidak sering menggunakan kafein terutama pada malam hari kerana kafein terbukti dapat mengakibatkan perburukan kualitas tidur yaitu dari aspek jumlah jam tidur yang berkurang, onset tidur yang lebih lama, kepuasan dan kedalaman tidur yang menurun serta dapat menyebabkan gangguan untuk beraktivitas pada pagi hari. Kata kunci: Kafein, Kualitas tidur, Kopi dekafein

Abstract

Caffeine is a psychoactive substances most commonly consumed in the community. Intake of caffeine occurs from ingesting coffee, tea, soda, chocolate and others. Its pharmacological effects are predominantly due to its function as antagonist of adenosine receptor which can alter the function of central nervous system and can interfere with sleep quality. Sleep quality includes both quantitative and qualitative aspects of sleep.

The purpose of this study is to determine the effect of caffeine on sleep quality in Semester VII students of Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara 2012. This study is an experimental research with a parallel design. The samples in this study were students who are willing and meet the inclusion criteria, selected using consecutive sampling. 30 subjects were divided into two different groups, those who got caffeinated coffee (15 people) and who got decaffeinated coffee (15 people). Their quality of sleep was then measured using Sleep Quality Questionnaire. The data was analyzed using Kolmogrov-smirnov hypothesis test.

The results shows that 53.3% who received caffeinated coffee experienced medium quality of sleep and 73.3% of students who received decaffeinated coffee experienced good quality of sleep.. Thus, the end results of the hypothesis test shows that those who got caffeinated coffee had worse quality of sleep (p = 0.003).

It is recommended to public, especially students to decrease the usage of caffeine, especially at night cause its proven to worsen the quality of sleep. Caffeine reduced hours of sleep, prolonged sleep onset, reduce sleep satisfaction and can cause weakness in the morning. Key Words: Caffeine, Quality of sleep, Decaffeinated coffee.

Page 2: skripsi kafein

Pengaruh Kafein Nurdiana Binti T Daswin

E – Jurnal FK-USU Volume 1 No. 1 Tahun 2013

Pendahuluan Kafein merupakan zat antagonis reseptor

adenosin sentral yang bisa mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat dan mengakibatkan gangguan tidur. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Drapeau et al (2006) meneliti efek penggunaan kafein 200mg sebelum tidur menunjukkan hasil peningkatan dari onset tidur (p<0,01), penurunan jumlah jam tidur (p<0,02) dan perburukan kualitas tidur (p<0,09). Anak yang mengkonsumsi minuman berkafein sekurang-kurangnya sekali sehari, mempunyai jumlah tidur mingguan 3 jam 30 minit kurang berbanding anak yang tidak mengkonsumsi kafein (Kirchheimer, 2004). Mahasiswa merupakan antara golongan yang sering memanfaatkan kafein untuk mempengaruhi kualitas tidur. Oleh itu, dilakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kafein pada kualitas tidur mahasiswa. Metode

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain paralel dan tujuan klinis pragmatis. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 dan diambil selama bulan Juli 2012 hingga November 2012 dengan menggunakan metode Consecutive Sampling. Metode pengumpulan data adalah wawancara dimana data kualitas tidur diambil dari 30 mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan Kuesioner Kualitas Tidur.

Sukarelawan dilakukan skrining awal menggunakan Kuesioner Kualitas tidur untuk memenuhi kriteria inklusi yaitu berusia antara 18-23 tahun, memiliki kualitas tidur baik, bukan peminum kopi rutin, tidak merokok, dan tidak mengambil obat-obatan yang mempengaruhi tidur. 30 mahasiswa dibagi menjadi kelompok yang mendapat kopi berkafein dan kelompok yang mendapat kopi dekafein. Subjek dalam penelitian diberikan kopi yang harus diminum pada jam 7 malam. Pemantauan subjek dilakukan sesuai aturan. Setelah itu, dilakukan penilaian kualitas tidur setelah perlakuan, yaitu pada keesokan harinya. Data kemudian dianalisis melalui perhitungan statistik untuk dilakukan uji hipotesis dan menilai hubungan kebermaknaan dengan metode uji hipotesis Kolmogrov-Smirnov.

Hasil dan pembahasan

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran USU 2012. Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 30 responden yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi.

Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1. jumlah responden adalah 30 orang dimana laki-laki 7 orang (23,3%) dan perempuan 23 orang (76,7%). Frekuensi umur responden terbanyak adalah 21-23 tahun yaitu 22 orang (73,3%). Responden dibagi menjadi 2 kelompok dengan frekuensi sama rata yaitu 15 orang (50%) mendapat kopi berkafein dan 15 orang (50%) mendapat kopi dekafein.

Berdasarkan hasil dari tabel 2 , sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi jumlah jam tidur terbanyak adalah kurang dari 5 jam yaitu 10 orang (66,7%) dan pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi terbanyak adalah di antara 6-7 jam yaitu 7 orang (46,7%). Ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah jam tidur yang signifikan pada sampel yang mendapat kopi berkafein (p=0,028).

Frekuensi onset tidur terbanyak bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, adalah lebih dari 60 menit yaitu 6 orang (40,0%) dan pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi terbanyak adalah kurang dari 15 menit yaitu 9 orang (60,0%). Ini menunjukkan adanya terjadi perpanjangan dari onset tidur yang signifikan pada sampel yang mendapat kopi berkafein. (p=0,028).

Pada sampel yang mendapat kopi berkafein banyak yang mengeluhkan frekuensi terbangun pada malam hari adalah antara 1 hingga 2 kali yaitu 10 orang (66,7%) dan pada sampel yang mendapat kopi dekafein, kebanyakan mereka tidak mengeluhkan terbangun pada malam hari yaitu 10 orang (66,7%). Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dari frekuensi terbangun pada malam hari pada sampel yang mendapat kopi berkafein (p= 0,009).

Pada sampel yang mendapat kopi berkafein frekuensi kedalaman tidur terbanyak adalah mereka yang tidur dan kemudian terbangun yaitu 7 orang (46,7%) dan pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi terbanyak adalah mereka yang tidur yang sangat nyenyak yaitu 11 orang (73,3%). Ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang signifikan dari kedalaman

Page 3: skripsi kafein

Pengaruh Kafein Nurdiana Binti T Daswin

E – Jurnal FK-USU Volume 1 No. 1 Tahun 2013

tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein (p=0,003).

Pada sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi kepuasan tidur terbanyak adalah mereka yang sedikit puas yaitu 7 orang (46,7%) dan pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi terbanyak adalah cukup puas yaitu 11 orang (73,3%). Ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang signifikan dari kepuasan tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein (p=0,009).

Pada sampel yang mendapat kopi berkafein, banyak yang mengeluhkan mereka merasa sedikit lemah untuk beraktivitas pada pagi hari yaitu 9 orang (60,0%) dan pada kebanyakan sampel yang mendapat kopi dekafein, mereka tidak merasa lemah untuk beraktivitas pada pagi hari yaitu 9 orang (60,0%). Ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang signifikan dalam beraktivitas pada pagi hari pada sampel yang mendapat kopi berkafein (p=0,028).

Kualitas tidur diukur dari hasil total skor kuesioner. Nilai 0-6 menandakan kualitas tidur buruk, nilai 7-12 menandakan kualitas tidur sedang dan nilai 13-18 menandakan kualitas baik.

Dari tabel 3 didapatkan bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi kualitas tidur terbanyak adalah kategori sedang yaitu 8 orang (53,3%) dan pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi terbanyak adalah kategori baik yaitu 11 orang (73,3%).

Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value < 0,05 (nilai signifikansi adalah 0,003), ini menunjukkan terjadi perburukan yang signifikan kualitas tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein.

Berdasarkan hasil penelitian ini, sampel yang mendapat kopi berkafein banyak memiliki kualitas tidur sedang yaitu 8 orang (53,3%). Sedangkan bagi sampel yang mendapat kopi dekafein, banyak memiliki kualitas tidur baik yaitu 11 orang (73,3%). Pada hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan kafein dengan kualitas tidur pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Sumatera Utara (p=0,003).

Pada penelitian ini, hasil perbandingan antar kedua kelompok menunjukkan bahwa terjadi perburukan pada jumlah jam tidur, onset tidur, frekuensi terbangun di malam hari, kedalaman tidur, kepuasan tidur dan disfungsi pada pagi hari pada kelompok yang mendapat kopi berkafein. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perburukan kualitas tidur pada kelompok yang mendapat kafein.

Hal ini berkaitan dengan mekanisme kerja utama kafein yaitu menghambat reseptor adenosin. Adenosin merupakan neurotransmitter yang efeknya mengurangkan aktivitas sel terutama sel saraf. Oleh sebab itu, apabila reseptor adenosin berikatan dengan kafein, efek yang berlawanan dihasilkan, lantas menjelaskan efek stimulans kafein (Allsbrook, 2008).

Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Brezinova (1974) menemukan pada sampel yang mendapat kopi berkafein terjadi penurunan dari jumlah jam tidur selama 2 jam (p<0,01), peningkatan onset tidur yaitu dengan nilai rata-rata 66 menit (p<0,01), peningkatan frekuensi terbangun pada malam hari (p<0,01) serta penurunan dari kepuasan dan kualitas tidur (p<0,02).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Drapeau et al (2006) meneliti efek penggunaan kafein 200mg sebelum tidur pada kelompok umur muda dan pertengahan. Hasil menunjukkan kafein memanjangkan onset tidur (p<0,01), mengurangkan kualitas tidur (p<0,09) dan menurunkan jumlah jam tidur (p<0,02), pada kedua kelompok.

Penelitian oleh Harrison dan Horne (2000) meneliti efek penggunaan kafein 350mg pada sampel dengan insomnia. Hasil t-test menunjukkan bahwa kafein menurunkan kualitas tidur (p<0,05) pada sampel dengan insomnia. Ini menunjukkan bahwa kafein menurunkan kualitas tidur bukan saja pada orang normal tetapi juga pada sampel dengan kondisi insomnia.

Hasil menunjukkan adanya kesesuaian antar hasil yang diperoleh dengan teori yang dikemukakan pada tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya bahwa penggunaan kafein 3-4 jam sebelum tidur dapat menyebabkan perburukan kualitas tidur.

Page 4: skripsi kafein

Pengaruh Kafein Nurdiana Binti T Daswin

E – Jurnal FK-USU Volume 1 No. 1 Tahun 2013

Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Sampel

Karakteristik Subjek (n=30) Frekuensi (n) Persentase (%)

Jenis kelamin

Laki-laki 7 23,3

Perempuan 23 76,7

Umur

18- 20 8 26,7

21-23 22 73,3

Jenis kopi

Berkafein 15 50

Dekafein 15 50

Tabel 2. Analisa Aspek Dalam Kuesioner Kualitas Tidur Berdasarkan Jenis Kopi Yang Diminum

Aspek dalam Kuesioner Kualitas Tidur Kopi

Berkafein Dekafein p-value n % n %

Jumlah jam tidur (jam)

< 5 10 66,7 2 13,3 0,028*

5-6 3 20 5 33,3

6-7 2 13,3 7 46,7

> 7 0 0 1 6,7

Onset tidur(menit)

> 60 6 40 1 6,7 0,028*

31-60 5 33,3 2 13,3

16-30 3 20 3 20

< 15 1 6,7 9 60

Frekuensi terbangun (kali)

>5 1 6,7 0 0 0,009*

3-4 3 20 0 0

1-2 10 66.7 5 33,3

Tidak ada 1 6,7 15 66,7

Kedalaman tidur

Sebentar-bentar terbangun 3 20 1 6,7 0,003*

Tidur dan kemudian terbangun 7 46,7 2 13,3

Tidur tapi tidak nyenyak 4 26,7 1 6,7

Tidur sangat nyenyak 1 6,7 11 73,3

Kepuasan tidur Tidak sama sekali 5 33,3 1 6,7 0,009*

Sedikit 7 46,7 2 13,3 Cukup 3 20 11 73,3 Sangat 0 0 1 6,7 Aktivitas pagi hari Sangat lemah 0 0 0 0 0,028* Lemah 5 33,3 2 13,3 Sedikit lemah 9 60 4 26,7 Tidak lemah 1 6,7 9 60

Page 5: skripsi kafein

Pengaruh Kafein Nurdiana Binti T Daswin

E – Jurnal FK-USU Volume 1 No. 1 Tahun 2013

Tabel 3. Hasil Analisa Statistik Hubungan Antara Jenis Kopi Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Simpulan dan saran Kesimpulan dalam penelitian ini

menyatakan bahwa tidur orang yang mendapat kopi berkafein adalah 53,3% berkualitas sedang. Kualitas tidur orang yang mendapat kopi dekafein adalah 73,3% berkualitas baik. Kualitas tidur pada orang yang mendapat kopi berkafein adalah lebih buruk dari orang yang mendapat kopi dekafein Disaran pada masyarakat terutama mahasiswa

untuk tidak selalu mengkonsumsi minuman berkafein kerna dapat mempengaruhi kualitas tidur. Pada peneliti selanjutnya agar dapat memperbesar jumlah sampel serta lebih memperhatikan karakteristik sampel sehingga nantinya akan ada informasi yang baru lagi yang dapat dihasilkan dari penelitian terkait

Daftar pustaka

Allsbrook, J 2008. Properties of caffeine molecule. Available from: http://www.helium.com/items/1124489-caffeine-coffee-and-caffeine

[Accessed on 21 November 2012]. Buysse, D., Reynolds, C. F., Monk, T.H., Berman,

S. R., Kupfer, D. J., 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for Psychiatric Practice and Research. Psychiatric Research, 28 (2) : 193-213

Brezinova, V. 1974. Effects on caffeine on sleep:

EEG study in late middle age people. British Journal of Clinical Pharmacology, 1, 203-208

Chawla J, 2011. Neurologic Effects of Caffeine. Available from:

http://emedicine.medscape.com/articl e/1182710overview#aw2aab6b5 [Accessed on 10 July 2012]

Drapeau, Bert, Robillard, Selmaoui, Filipi N, Carrier, 2006. Challenging sleep in aging: the effects of 200 mg of caffeine during the evening in young and middle-aged moderate caffeine consumers. J Sleep Res, 15; 133-141

Ganong, William F, 2003 Perilaku Siaga, Tidur,

dan Aktivitas Listrik Otak. Dalam: Fisiologi Kedokteran,. Edisi 20. Jakarta : EGC.

Harrison, Horne, 2000. Sleep Loss and

Temporal Memory In The Quarterly Journal Of Experimental Psychology, 2000, 53A (1), 271-279

Karota-Bukit, 2003. Sleep Quality and Factors

Interfering with Sleep among Hospitalized elderly in Medical Units, Medan Indonesia. Master of Nursing Science thesis in Adult Nursing. Prince of Songkla University, Thailand.

Kirrcheimer, S 2004 Young Children Don’t Sleep

Enough. Available from: http://www.webmd.com/parenting/baby/news/20040329/young-children-dont-sleep-enough [Accessed on 23 JULY 2012]

Tortora, G.J. & Derrickson, B. 2009. Principle of Anatomy and Physiology.12

th ed.

John Wiley & Sons: USA.

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

Kualitas tidur Jenis kopi yang diminum Jumlah p-value

Berkafein Dekafein

n % n % n %

Baik 1 6,7 11 73,3 12 40,0 0,003*

Sedang 8 53,3 3 20,0 11 36,7

Buruk 6 40,0 1 6,7 7 23,3

Jumlah 15 100,0 15 100,0 30 100,0