umj kuliah geh smv 19092012

76
KULIAH KULIAH PARASITOLOGI PARASITOLOGI Sistem GEH Parasit Usus dan Hepar Oleh Tjahaja Haerani S FKK UMJ

Upload: fathin-rahmani-salman

Post on 13-Aug-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

geh

TRANSCRIPT

Page 1: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

KULIAH KULIAH

PARASITOLOGIPARASITOLOGI

Sistem GEH

Parasit Usus dan Hepar

Oleh

Tjahaja Haerani S

FKK UMJ

Page 2: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Parasit pada Usus dan Hepar

Parasit pada Usus

Helmintologi : Nematoda Usus

: Trematoda usus

Protozoa : Rhizopoda

Parasit pada Hepar

Protozoa : Rhizopoda

Page 3: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Parasit pada Usus

Helmintologi

Nematoda Usus

Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura Ancylostoma duodenale Necator americanus Strongyloides stercoralis

Oxyuris vermicularis

Page 4: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Helmintologi

Trematoda usus:Fasciolopsis buski

Protozoa

Rhizopoda :Entamoeba histolytica

Parasit pada Hepar

Protozoa

Rhizopoda : Entamoeba histolytica

Page 5: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Ascaris lumbricoides Hospes : manusia

Penyakit : askarisisPenyebaran : kosmopolit

Morfologi:Cacing betina : p. 22-35 cm, ekor runcing Cacing jantan : p 10-30 cm, ekor melingkar mempunyai spikulum

Page 6: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Ascaris lumbricoidesTelur td dari :

telur tidak dibuahi : 90x40 utelur dibuahi : 60 x 45 u telur decorticatedtelur matang (berisi larva=bentuk infektif)

C.betina bertelur 100-200.000 butir/hari/ekorTd dari telur dibuahi dan tidak dibuahi

Telur dibuahi bila pada lingkungan yg sesuai dapat berkembang menjadi bentuk infektif.

Page 7: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 8: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Ascarias lumbricoidesDaur hidup

Telur bentuk infektif tertelan,netas di usus halus larva menembus dinding usus pembuluh darah jantung paru-paruke ddng, rongga alveolusbronchiolus bronchustracheafaring (nimbulkn rangsanganpenderita batuklarva tertelan ke osefaguske usus halus cacing dewasa

Sejak telur matang tertelan spi cacing dewasa bertelur dibutukan waktu ± 2 bulan

Page 9: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 10: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Gejala klinis: ok

Larva : sindrom Loeffler larva di paru-paru batuk, demam,eosinofilia Foto thoraks: tampak infiltrat menghilang dalam 3 minggu

Cacing dewasa:Infeksi ringan: mual,anoreksia,diare/konstpasiInfeksi berat tu pd anak dpt terjadi malabsorsi

memperberat keadaan malnutrisi.

Efek serius bila cacing ini menggumpal dlm usus obstruksi usus (ileus)

Page 11: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 12: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Pada keadaan tertentu cacing dewasa dapat ke: saluran empedu, apendiks nimbulkan keadaan gawat darurat perlu tindakan operatif

Cara infeksiMenelan telur matang berisi larva(bentuk infektif)

Diagnosis- menemukan telur,cacing dewasa dlm tinja- cacing dewasa dari mulut,hidung

Prognosis: baik

Page 13: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Epidemiologi

Di Indonesia prevalensi askariasis tinggi,tu anak.

Kurangnya pemakaian jambanpencemarn tanah

dengan tinja.

Di Negara tertentu terdapat kebiasaan memakai

tinja sebagai pupuk.

Tanah liat dengan kelembaban tinggi suhu

25 C-30 C dalam waktu 3 minggu, telur yg telah dibuahitelur matang, telur berisi larva

(bentuk infektif).

Page 14: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Trichuris trichiura(Trichocephalus dispar, cacing cambuk)

Hospes : manusiaPenyakit : trikuriasisPenyebaran : kosmopolit tu di darah panasdan lembab seperti Indonesia

Morfologi

C.dewasa :anterior langsing=cambuk,posterior >gemuk Cacing betina : ± 5 cm, posterior bulat, tumpul Cacing jantan : ± 4 cm,posterior melingkar terdapat spikulumTelur : 50-54 x 32 u, menyerupai tempayan penonjolan pada kedua kutub

Page 15: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 16: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Daur hidupC.dewasa hidup di colon ascenden,tu sekumC.betina bertelur 3.000-10.000 butir/hari.

Telur dibuahi keluar bersama tinja ->matang 3-6 mgg di lingkungan sesuai, tertelan, menetas di usus halus larva dewasa, ke usus bagian distalke colon,tu sekum.

Cacing betina bertelurketelur luar bersama tinja.

Dalam siklus hidup parasit ini tidak melalui paru.

Waktu dibutuhkn mulai tertelan telur sampai cacing dewasa ± 30-90 hari.

Page 17: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 18: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Gejala klinikPenderita tu anak:

Pada infeksi berat, menahun,gejala sbb:- diare sering diselingi sindrom disentri

- anemia- berat badan menurun- kadang terjadi prolapsus rectum

Infekasi berat: sering disertai infeksi cacing lain.

Infeksi ringan: biasanya tanpa gejala.

Parasit ini ditemukan pada pem.tinja secara rutin.

Page 19: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 20: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Cara infeksiMenelan telur matang=bentuk infektif

DiagnosisMenemukan telur/cacing dewasa dalam tinja

PrognosisUmumnya prognosis baik

EpidemiologiPenting untuk penyebaran penyakit adalahKontaminasi tanah dengan tinja

Telur : tumbuh di tanah liat,di tempat lembab teduh dengan suhu kira-kira 30 C

Pemakain tinja sebgai pupuk kebun mrupakn sumber infeksiFrekwensi di Indonesia tinggi, 30-90 %

Page 21: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Didaerah yg sangat endemic

Infeksi dapat dicegah dengan:

- pengobatan penderita trikuriasis- pembuatan jamban yang baik- pendidikan tentang sanitasi- penyuluhan mengenai kebersihan perorangan tu anak

-cuci tangan sebelum makan -cuci baik sayuran yg dimakan mentah

Page 22: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Cacing tambang (hookworm)Ada 2 spesies yg terdapat pd manusia

- Ancylostoma duodenale - Necator americanus

Ancylostoma duodenaleParasit ini diberi nama“cacing tambang”ok awalnyacacing ditemukn pd pekerja prtambangn di Eropah

Hospes : manusiaPenyakit : ankilostomiasisPenyebaran : daerah khatulistiwa,

: daerah pertambangan

Page 23: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

MorfologiCacing dewasa: bentuk badan

sperti huruf C Mempunyai 2 pasang gigiCacing betina : ± 1 cm, posterior

meruncingCacing jantan : ± 0,8 cm,mempunyai

bursa kopulartiksTelur : berukuran : ± 60x40 uLarva rhabditiform : ± 250 uLarva filariform : ± 600 u

Page 24: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Daur hidupC.dewasa hidup di rongga usus halus, mulut

melekat pd mukosa usus halus

C.betina mengeluarkn telur ±10.000 btr/hari.

Telur keluar bersama tinja, di tanah sesuai menetas, dalam 1-11/2 harilarva rhabditiform,3 hari kmdn larva filariform(bentuk infektif)dapat menembus kulit.

Hidup di tanah7-8 minggu

Page 25: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 26: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Skema daur hidup pd manusiaLarva filariform -> nembus kulit->kapiler darah->jantung kanan->paru-paru->bronkus->trakea-> laryng->usus halus-> menjadi c.dewasa->bertelur-> telur keluar bersama tinja

Di dalam tanah: telur->larva rhabditiform->Larva filariform

Gejala klinikStadium larvaBila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit, dapat menyebabkan:perubhan pd kulit dsbt:”ground itch”perubahan pd paru umumnya ringan

Page 27: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Gejala klinikStadium larva:Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulitperubhan pd kulit t:”ground itch”perubahan pd paru umumnya ringan

Stadium dewasaGejala tergantung jumlah cacing dan keadaan gizi penderita(Fe dan protein )

Tiap cacing ngisap darah 0,08-0,34 cc/hari

Umumnya terjadi anemia hipokrom mikrositer

Terdapat eosinofilia

Page 28: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Cara infeksiLarva filariform(bentuk infektif) menembus kulit

DiagnosisMenemukan telur/cacing dalam tinja segarDalam tinja lama mungkin ditemukan larva

Untuk bedakn spesies larva A.duodenale dan N.americanus dilakukan biakan tinja dengan cara Harada-Mori

Page 29: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

EpidemiologiDi Indonesia tu dipedesaan di perkebunanUmumnya pekerja perkebunan yg langsungberhubungan dg tanah mdpt infeksi >70 %

Kebiasaan defikasi di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun penting dalampenyebaran infeksi.

Tanah yg baik untuk prtumbuhan larva:-Tanah gembur, berpasir,berhumus-Suhu 23-25 C

Untuk menghindari infeksi gunakanSandal atau sepatu

Page 30: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Necator americanusHospes : manusiaPenyakit : nekatoriasisPenyebaran : di daerah khatulistiwa tu pertambangan,perkebunan

Morfologi:Cacing dewasa : bentuk badan = S benda chitin di mulutCacing betina : ± 1 cmCacing jantan : ± 0,8 cm, mempunyai bursa kopulatriks Telur : ± 60 x 40 uLarva rhabditiform : ±250 uLarva filariform : ± 600 u \\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

Page 31: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Daur hidup:Cacing dewasa hidup di rongga usus halus,mulut

melekat pd mukosa usus halus.Cacing betina ngeluarkan telur ± 9.000 btr/hr

Selanjutnya = Ancylostoma duodenale

Gejala klinisStadium larva = A.duodenaleStadium dewasa = A.duodenale kecuali kehilangan darah 0,005-0,1 cc/hr

Diagnosis = A.duodenale

Epidemiologi = A.duodenale, kecuali suhu optimum 23ºC – 25 ºC

Page 32: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Oxyuris vermicularis =Enterobius vermicularis

(cacing kremi,pinworm,seat worm)Hospes : manusiaPenyakit : oxyuriasis = enterobiasisPenyebaran : kosmopolit,>banyak di daerah dingin,pertambangan,perkebunan

Morfologi:Cacing dewasa : ujung anterior tdpt pelebaran kutiklum spti sayap disbt: alaeCacing betina : ± 8-13 mm x 0,4 mm ekor panjang dan runcing uterus penuh telur Cacing jantan: 2-5 mm,ekor melingkar spt ?Telur : lonjong asimetrik

Page 33: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 34: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Daur hidupCacing dewasa hidup: sekum, colon, usus

halus dekat sekum

Cacing betina mengandung: 11.000-15.000 telur. bermigrasi ke perianal untuk bertelur

Telur jarang dikeluarkan di usus/di tinja Telur matang 6 jam setelah dikeluarkan Kopulasi cacing ini mungkin di sekum Cacing jantan mati setelah kopulasi Cacing betina mati setelah bertelur

Page 35: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Cara infeksi:

- tertelan telur matang

- larva dari telur yang menetas di perianal bermigrasi kembali ke usus besar.

Telur matang yg tertelan, menetas di duodenum→larva rhabditiformberubah 2 kali sebelum menjadi dewasa di yeyenum dan bagian atas ileum

Page 36: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Waktu dibutuhkan mulai tertelan telur matangcacing gravid bermigrasi ke perianal : 2 minggu – 2 bulan.

Infeksi cacing ini dapat sembuh sendiri bila tidak ada reinfeksi, tanpa pengobatanpun infeksi dapat berakhir.

Page 37: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Patologi dan gejala klinisGejala klinis:

- pruritus ok iritasi cacing betina gravid migrasi ke anus,perineum dan vagina.

- insomnia, anoreksia, berat badan menurun, gigi menggeretak, masturbasi (sukar membuktikan hubungan sebab dengan cacing kremi).

Page 38: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Diagnosis Menemukan telur dan cacing dewasa

Telur: diambil dg alat “anal swab” (ditempelkan disekitar anus pagi hari sebelum anak bab,cebok.

Anal swab:

Alat dari batang gelas at spatel lidah, ujungnya dilekatkan “Scotch adhesive tape”,ditempelkan sekitar anus,telur cacing akan menempel pada perekatnya.

Page 39: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Epidemiologi Penularan dapat terjadi pd suatu kelurga,

asrama, rumah piatu.

Seluruh anggota keluarga, penghuni asrama dll diberi pengobatn bila ada yg trinfeksi parasit ini.

Telur cacing dpt diisolasi dari debu di ruangan sekolah,dpt ditemukan di lantai,meja,toilet seat, kasur,pakaian dll.

Page 40: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Penularan dari tangan kemulut sesudah menggaruk daerah perianal(auto infeksi), dapat menyebarkan ke orang lain ok memegang benda yang terkontaminasi

Debu merupakan sumber infeksi ok mudah diterbangkan oleh angin sehingga telur melalui debu dpt tertelan.

Retrofeksi melalui anus: larva dari telur yang menetas disekitar anus kembali masuk ke usus.

Page 41: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Strongyloides stercoralis Hospes : manusia Penyakit : strongyloidiasis Distrbusi geogrfik:di daerah tropik dn

subtropik

Morfologi dan Lingkaran hidup Hanya cacing betina hidup sbagai parasit

di vilus duodenum dan yeyenum. Bentuk filiform, halus, tidak berwarna, panjang kira-kira 2mm

Page 42: Umj Kuliah Geh Smv 19092012
Page 43: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Daur hidup

Berkembang biak diduga secara partenogenesis

Telur bentuk parasitik dimukosa usus→ netas→larva rhabditiformmasuk rongga usus→keluar bersama tinja.

Parasit ini mempunyai 3 macam daur hidup:

1. Siklus langsung

2. Siklus tidak langsung

3. Autoinfeksi

Page 44: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

1. Siklus langsung

Larva rhabditiform 2-3 hari di tanah, → larva filariform(bentuk infektif). Bila nembus kulit, ke peredaran darah vena→ke jantung kanan spi ke trachea→laring→refleks batuk→ke usus halus bagian atas→dewasa

Cacing betina dapat bertelur ditemukan 28 hari sesudah infeksi.

Page 45: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

2. Siklus tidak langsung L.rhabditiform di tanah→cacing jantan

dan cacing betina bentuk bebas. Bentuk bebas ini > gemuk dp bentuk parasitik. Sesudah pembuahan cacing betina bertelur→l.rhabditiform,setelah bbrp hari→l.filariform(infektif) dapat ke hospes baru

Atau l.rhabditiform mengulangi fase hidup bebas

Siklus ini sering terjadi di negeri lebih dingin.

Page 46: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

3. Auto infeksi

Larva rhabditiform kadang→larva filariform di usus atau di perianal.Bila larva filariform menembus mukosa usus/kulit perianal maka terjadi daur perkembangan di dalam hospes.

Adanya autoinfeksi menyebabkan strongiloidiasis menahun pada penderita yg hidup di daerah nonendemik.

Page 47: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Patologi dan gejala klinisLarva filariform menyebabkan creeping eruption

Cacing dewasa: kelainan mukosa usus muda

Infeksi ringan: tanpa gejala

Infeksi sedang: rasa tertusuk-tusuk di epigastrium mual muntah, diare,konstipasi bergantian. Dapat

terjadi autoinfeksi. Pd hiperinfeksi c.dewasa dpt ditemukan diseluruh tractus digestivus dan larva dpt ditemukan diberbagai alat dalam (paru,hati, kandung empedu).

Page 48: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Larva filariform menyebabkan creeping eruption

Cacing dewasa: kelainan mukosa usus muda

Infeksi ringan: tanpa gejala

Infeksi sedang: rasa tertusuk-tusuk di epigastrium mual muntah, diare,konstipasi bergantian.

Dapat terjadi autoinfeksi.

Pd hiperinfeksi c.dewasa dpt ditemukan diseluruh tractus digestivus dan larva dpt ditemukan diberbagai alat dalam (paru,hati, kandung empedu).

Page 49: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Diagnosismenemukan larva rhabditiform dlm -tinja segar-biakanaspirasi duodenum

Cara infeksiLarva filariform nembus kulit-> siklus langsung dan tidak langsungLarva filariform menembus mukosa usus atau kulitperianal-> autoinfeksi

Page 50: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

PrognosisPada infeksi berat strongiloides dapat menyebabkan kematian

EpidemiologiDaerah panas,kelembaban tinggisanitasi kurang-> menguntungkan terjadinya daur hidup tidak langsung.Tanah baik untuk pertumbuhan larva: tanah gembur,berpasir dan berhumus.

Page 51: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Pencegahan strongiloidiasis- tergantung pembuangan tinja- lindungi kulit dari tanah yg

terkontaminasi, mis.memakai alas kaki

- Penyuluhan tentang cara penularan, kepentingan menggunakan jamban, dll

Page 52: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

PROTOZOAEntamoeba histolytica

Mempunyai 3 stadium:

Bentuk trofozoit td:

1. stadium histolytica

2. stadium minuta

Bentuk kista:

3. stadium kista

Page 53: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

1. Stadium histolytica:

- bersifat patogen,

berukuran 20-40 mikron

- endoplasma berbutir halus,

mngandung eritrosit

- hidup di jaringan usus besar,

hati, paru, otak,kulit dan vagina.

Page 54: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

1. Stadium histolytica:ukuran : 20-40 micron

Endoplasma:

satu inti entamoebic

berisi sel darah merah

Pseudopodium dibentuk dari ektoplasma

Page 55: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

2. Bentuk minuta :

- ukuran : 10-20 mikron

- inti entamoeba terdapat di

endoplasma

- endoplasma tidak mengandung

eritrosit, mengandung bakteri dan

sisa makanan

- ektopolasma tidak nyata, tampak

bila membentuk pseudopodium

Page 56: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

ukuran :10-20 micron

bulat atau lonjong

berisi : 4 inti entamoeba

(mature cyst)

ektoplasma bergranula

3. Stadium kista

Page 57: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Cara infeksi : menelan kista matang

Daur hidupKista matang tertelanlambung (kista

masih utuh ok dinding kista tahan terhadap asam lambung),rongga usus halus (dinding kista dicernakan),terjadi ekskistasi keluar bentuk minuta,masuk kerongga usus besar berubah bentuk histolitika yang patogen, dengan aliran darah dapat ke jaringan hati, paru dan otak

Page 58: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Daur hidup.

Di rongga usus besar bentuk histolytica keluarkan enzim histolisin (mhancurkan jaringan)menembus lapisan muskularis mukosake lapisan submukosa, kerusakan lebih luas,dsbt: ulkus ameba, bentuk rongga ulkus seperti botol,lubang sempit,dasar lebar, tepi menggaung.

Bila ada infeksi skunderproses pradangan

Page 59: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Amebiasis kolon

Bentuk histolitika ditemukan dalam jumlah besar di dasar dan dinding ulkus.

Dengan peristaltik ususbentuk histolitika dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa usus yg sehat atau dikeluarkan bersama tinja.

Page 60: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Tinja ini disebut tinja disentri yaitu tinja yg bercampur lendir dan darah disebut “amebiasis kolon”

Amebiasis ekstra intestinal

Amebiasis kolon bila tidak diobati dengan baik,akan menjalar keluar dari usus menyebabkan amebiasis ekstra intestinal.

Page 61: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Amebiasis ekstra intestinalAmebiasis ekstra intestinal

DDapat terjadi secara:apat terjadi secara:

a. Hematogena. Hematogen (melalui aliran darah) (melalui aliran darah)

b. Perkontinuitatumb. Perkontinuitatum (secara langsung) (secara langsung)

ad a. Hematogen Bentuk histolytica yang berada di

submukosa oleh aliran darah melalui vena porta ke hati abses hati.

Dengan aliran darah ke otakabses otak

Page 62: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Ad b. Perkontinuitatum.

 bila abses hati tidak diobati→ pecah

→ menembus diafragma→ abses paru

Amebiasis hatiDiagnosis klinis

Berat badan menurun,Badan terasa lemah

Demam, Nafsu makan berkurang

Hati membesar,disertai nyeri tekan

 

 

Page 63: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Amebiasis hatiPem: radiologi:peninggian diafragma

Pem: darah: leukositosis

Diagnosis laboratorium:

Menemukan Entamoeba histolytica bentuk histolitika dalam biopsi dinding abses atau aspirasi nanah abses

Bila tidak ditemukan, pemeriksaan serologi

Page 64: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Epidemiologi

Amebiasis ditularkan oleh pengandung kista

Pengandung kista tersebut sehat, penting ok sebagai penyebar penyakit, tinjanya merupakan sumber infeksi. mis.pelayan makanan

Page 65: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Epidemiologi

Amebiasis tidak ditularkan oleh penderita amebiasis akut.

Lalat dan lipas yang hinggap pada tinja pengandung kista dapat mmindahkan kista ke makanan atau minuman.

Page 66: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Epidemiologi

Bentuk Kista Entamoeba histolytica.

Dapat hidup lama dalam air: 10-14 hari

Tahan thdp klor yg tdpt dalam air PAM

Mati pd suhu 500C/dlm keadaan kering.

Pencegahan

- kebersihan perorangan

- kebersihan lingkungan

Page 67: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Fasciolopsis buski, Trematoda usus yang paling terbesar dibandingkan dengan Trematoda lainnya.

Trematoda usus

Distribusi geografik.

Ditemukan di benua Asia di daerah dimana manusia mengkonsumsi tanaman air.

Di Indonesia hanya di Kalimantan.

Page 68: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Telur dikeluarkan bersama tinja.

Telur di dalam air menetas dan mengeluarkan mirasidium.

Mirasidium berenang dalam air dan masuk ke dalam hospes perantara I (keong air)

Daur hidup F. buski

Page 69: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Dalam HP I; Mirasidium→ Sporokista → Redia → Serkaria.

Serkaria keluar dari keong air, dan serkaria berubah menjadi metaserkaria pada tumbuhan air mis Trapa bicornis.

Daur hidup F. buski

Page 70: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Daur hidup F. buski

Jika seseorang memakan tumbuhan air yang mengandung metaserkaria maka metaserkaria keluar dari kistanya di duodenum dan melekatkan diri pada dinding usus.

Menjadi dewasa dalam waktu 3 bulan.

Lama hidup dalam tubuh manusia kira satu tahun.

Page 71: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Daur hidup F. buski

Page 72: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Sebagian besar infeksi adalah ringan dan asimptomatis. 

Pada infeksi berat, gejala meliputi diare, sakit perut, demam, asites dan penyumbatan usus.

Gambaran klinis F. buski

Page 73: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Diagnosis laboratorium

Identifikasi telur secara mikroskop dan menemukan cacing dewasa (jarang) di dalam tinja adalah diagnosis yang khusus.

Telur F. buski tidak dapat dibedakan dengan telur F. hepatica.

Page 74: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Cacing dewasa F. buski

Page 75: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

Telur F. buski

Page 76: Umj Kuliah Geh Smv 19092012

TRIMA KASIH