thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · web viewthe study sample consisted of 94...

27
HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE 1 JANUARI 2011 – 30 NOVEMBER 2013 Naskah Publikasi Disusun Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SAVIRA DHANIA MUKTI 20100320171 i

Upload: truongthuy

Post on 22-May-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN

KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PERIODE 1 JANUARI 2011 – 30 NOVEMBER 2013

Naskah Publikasi

Disusun Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan

Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

SAVIRA DHANIA MUKTI

20100320171

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

i

Page 2: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

ii

Naskah Publikasi

Naskah Publikasi

Page 3: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta:

Nama : Savira Dhania Mukti

No. Mahasiswa : 20100320171

Judul : Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan

Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di Rumah Sakit

Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Periode 1

Januari 2011 – 30 November 2013

Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang

bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing

sebagai co-author.

Demikian harap maklum

Yogyakarta, Juli 2014

Pembimbing Mahasiswa

dr. Supriyatiningsih, Sp.OG., M.Kes Savira Dhania Mukti

*) Coret yang tidak perlu

iii

Page 4: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

Hubungan antara Anemia dalam Kehamilan dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Periode 1 Januari 2011 – 30 November 2013Savira Dhania Mukti1 , Supriyatiningsih2, Sri Sumaryani3

Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2014

INTISARILatar Belakang: Frekuensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih

tergolong tinggi yaitu 37,1%. Anemia dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan, dan nifas. Bahaya anemia selama kehamilan antara lain terjadi abortus, gangguan tumbuh kembang pada janin, mola hidatidosa, dan lain-lain termasuk kasus hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah kejadian mual dan muntah yang mengakibatkan penurunan berat badan lebih dari 5%, asupan cairan dan nutrisi abnormal, ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, ketonuria serta memiliki konsekuensi yang merugikan janin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul periode 1 Januari 2011 – 30 November 2013.

Metode: Jenis penelitian ini adalah rancangan survei case control dengan menggunakan pendekatan retrospective. Sampel penelitian ini terdiri dari 94 kasus dan 94 kontrol dengan menggunakan teknik purposive sampling yang diambil dari data rekam medis responden. Data tersebut dianalisa dengan menggunakan uji Chi Square dan Odd Ratio.

Hasil: Berdasarkan hasil uji Chi Square antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian hiperemesis gravidarum diperoleh nilai P = 0,824 (Pvalue > 0,05). Nilai Odd Ratio adalah 0,906 yang berarti ibu yang menderita anemia hanya berpeluang 0,906 kali untuk terjadi hiperemesis gravidarum.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Periode 1 Januari 2011 – 30 November 2013.

Kata Kunci: Gravidarum, Hiperemesis Gravidarum, Anemia, Anemia dalam Kehamilan

1 Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta2 Dosen Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta3 Dosen Keperawatan Maternitas, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

iv

Page 5: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

The Relationship between Anemia in Pregnancy and Hyperemesis Gravidarumin Panembahan Senopati Bantul’s General Hospital

Period January 1, 2011 - November 30, 2013Savira Dhania Mukti1 , Supriyatiningsih2, Sri Sumaryani3

Student Research Project, School of NursingFaculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta

2014

ABSTRACTBackground: The frequency of anemia in pregnant women in Indonesia is

still relatively high at 37.1%. Anemia can be a bad influence, especially during pregnancy, childbirth, and postpartum. Impacts of anemia during pregnancy, among other things abortion, fetal growth disorders, hydatidiform mole, and others including the case of hyperemesis gravidarum. Hyperemesis gravidarum is nausea and vomiting that result in weight loss more than 5%, abnormal fluid intake and nutrition, electrolyte imbalance, dehydration, ketonuria and adverse consequences of fetal. The purpose of this study is to determine the relationship between anemia in pregnancy and hyperemesis gravidarum in Panembahan Senopati Bantul’s General Hospital period January 1, 2011 - November 30, 2013.

Methods: This study was a case-control survey design using a retrospective approach. The study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical records of the respondents. The data were analyzed using Chi Square test and Odd Ratio.

Results: Based on the results of the Chi Square test between anemia in pregnancy and hyperemesis gravidarum obtained value of P = 0,824 (Pvalue > 0,05). The odds ratio value is 0,906 which means mothers with anemia only likely to occur 0,906 times hyperemesis gravidarum.

Conclusions: There was no relationship between anemia in pregnancy and hyperemesis gravidarum in Panembahan Senopati Bantul’s General Hospital Period January 1, 2011 - November 30, 2013.

Keywords: Gravidarum, Hyperemesis Gravidarum, Anemia, Anemia in Pregnancy1 Nursing Student, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta2 Lecturer of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta3 Lecturer at Maternity Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta

v

Page 6: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

A. PENDAHULUAN

Frekuensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi

yaitu 37,1%17. Anemia dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan,

persalinan, dan nifas. Bahaya anemia selama kehamilan antara lain terjadi

abortus, gangguan tumbuh kembang pada janin, mola hidatidosa, dan lain-lain

termasuk kasus hiperemesis gravidarum12. Insidensi terjadinya kasus

hiperemesis gravidarum sebesar 0,8% sampai 3,2% dari seluruh kehamilan

atau sekitar 8 sampai 32 kasus per 1000 kehamilan21.

Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai kejadian mual dan

muntah yang mengakibatkan penurunan berat badan lebih dari 5%, asupan

cairan dan nutrisi abnormal, ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi,

ketonuria serta memiliki konsekuensi yang merugikan janin13,22. Salah satu

penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum yaitu ruang lingkup faktor

adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, primigravida, overdistensi rahim

pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa12. Pada wanita hamil yang

kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

anemia dalam kehamilan dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah

Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul periode 1 Januari 2011 –

30 November 2013. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada tenaga kesehatan dan masyarakat, khususnya ibu hamil mengenai

bahaya anemia dalam kehamilan dan risiko terjadinya hiperemesis

gravidarum.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah rancangan survei case control dengan

menggunakan pendekatan retrospective. Sampel penelitian ini terdiri dari 94

kasus dan 94 kontrol yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dengan

menggunakan teknik purposive sampling yang diambil dari data rekam medis

1

Page 7: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

responden. Data tersebut dianalisa dengan menggunakan uji Chi Square dan

Odd Ratio.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan usia responden yaitu usia 20-

35 tahun pada kelompok kasus sebesar 77,7% dan pada kelompok kontrol

sebesar 64,9%. Berdasarkan gravida yaitu terbanyak pada kelompok

multigravida yaitu 55,3% pada kelompok kasus dan 74,5% pada

kelompok kontrol. Berdasarkan usia kehamilan responden paling banyak

adalah kehamilan trimester I yaitu sebanyak 69,1% pada kelompok kasus

dan 61,7% pada kelompok kontrol. Berdasarkan pekerjaan, mayoritas

responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 42,6%

pada kelompok kasus dan 47,9% pada kelompok kontrol. Berdasarkan

tingkat pendidikan, mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan

SMA yaitu sebanyak 44,7% pada kelompok kasus dan 51,1% pada

kelompok kontrol.

2. Frekuensi kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Periode 1

Januari 2011 – 30 November 2013.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Hiperemesis Gravidarum

No Kejadian Hiperemesis

Gravidarum

Frekuensi Presentase

1 Hiperemesis Gravidarum 94 50%

2 Tidak Hiperemesis Gravidarum 94 50%

Total 188 100%

Sumber : Data Sekunder 2011 - November 2013

Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang

mengalami hiperemesis gravidarum dan ibu hamil yang tidak mengalami

2

Page 8: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

hiperemesis gravidarum adalah sama dengan distribusi data sebanyak 94

orang (50%) pada kedua kelompok. Hasil analisis peneliti adalah

banyaknya ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum disebabkan

oleh multifaktorial dan merupakan komplikasi dalam kehamilan yang

dapat membahayakan kesehatan ibu maupun janin. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya hiperemesis gravidarum adalah kehamilan

sebelumnya dengan hiperemesis gravidarum, kehamilan multipel,

penyakit trofoblastik, dan nuliparitas14. Penelitian yang dilakukan oleh

Bolin et al.,5 bahwa kejadian hiperemesis gravidarum terutama pada

trimester II berhubungan dengan penyakit kehamilan dan gangguan pada

janin seperti pre-eklamsia, usia kehamilan yang kurang sehingga

menyebabkan janin lahir dengan prematur, dan disfungsi plasenta pada

janin.

3. Frekuensi kadar Hb pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah

Panembahan Senopati Bantul Periode 1 Januari 2011 – 30 November

2013.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kadar Hb

No Kadar Hb Frekuensi Kelompok

Kasus (%)

Frekuensi Kelompok

Kontrol (%)

1 Anemia (<11g%) 12 (12,8%) 11 (11,7%)

2 Tidak Anemia

(≥11g%)82 (87,2%) 83 (88,3%)

Total 94 (100%) 94 (100%)

Sumber : Data Sekunder 2011 - November 2013

Hasil penelitian menunjukkan dari 188 responden terdapat 23

(12,2%) ibu yang mengalami anemia dan 165 (87,8%) ibu hamil yang

tidak mengalami anemia. Asumsi peneliti adalah banyaknya ibu hamil

yang tidak menderita anemia disebabkan karena terpenuhinya asupan gizi,

3

Page 9: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

zat besi, dan asam folat saat hamil. Apabila selama kehamilan ibu tidak

mengalami anemia, maka metabolisme tubuh dapat bekerja secara optimal

dan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan dapat terpenuhi. Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan Lindstrom, et al.,10 bahwa

tingginya angka kejadian anemia pada ibu hamil terutama di awal

kehamilan lebih tinggi disebabkan karena kekurangan asupan gizi seperti

asam folat, vitamin B-12 dan Zinc, sedangkan lebih rendah pada ibu hamil

yang mengalami kekurangan zat besi.

Selain asupan nutrisi yang baik, tingkat pendidikan ibu hamil yang

mayoritas SMA yaitu sebanyak 90 (47,9%) merupakan salah satu faktor

banyaknya ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Semakin baik tingkat

pengetahuan ibu hamil dapat membentuk perilaku gizi yang baik terutama

dalam makanan dengan gizi yang seimbang2. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan, tingkat pengetahuan, status

ekonomi, penyakit kehamilan, dan asupan nutrisi merupakan penyebab

terjadinya anemia pada ibu hamil13.

Antenatal Care (ANC) sebagai sumber promosi dan edukasi bagi

ibu hamil untuk mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi dalam

kehamilan seperti pemeriksaan kadar Hb dan golongan darah7.

Pemeriksaan ANC dilakukan minimal empat kali selama kehamilan yaitu

satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua

kali pada trimester ketiga. Optimalnya pemberitahuan informasi selama

ANC tentang anjuran mengkonsumsi zat besi (tablet Fe) dan vitamin yang

diberikan sesuai umur kehamilan dapat mengurangi terjadinya anemia

dalam kehamilan.

4

Page 10: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

4. Hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian

hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan

Senopati Bantul Periode 1 Januari 2011 – 30 November 2013.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel Silang Antara Anemia Dalam Kehamilan dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum

HEGKadar Hb

HEG Tidak HEG TotalOR 95% CI Pvalue

F % F % F %

Anemia 12 6,4% 11 5,9% 23 12,2%

0,38 – 2,17Tidak

Anemia82 43,6% 83 44,1% 165 87,8% 0,906 0,824

Jumlah 94 50% 94 50% 188 100%

Sumber : Data Sekunder 2011 - November 2013

Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa ibu hamil yang

mengalami anemia tidak memiliki kecenderungan dengan kejadian

hiperemesis gravidarum yaitu sebesar 12 responden (6,4%), sedangkan

ibu hamil yang tidak mengalami anemia memiliki kecenderungan

mengalami kejadian hiperemesis gravidarum sebesar 82 responden

(43,6%). Setelah dilakukan uji Chi Square diperoleh nilai P = 0,824

(Pvalue >0,05). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ho diterima

yang berarti tidak terdapat hubungan antara anemia dalam kehamilan

dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum

Daerah Panembahan Senopati Bantul periode 1 Januari 2011 – 30

November 2013. Ibu yang menderita anemia hanya berpeluang 0,9

kali untuk terjadi hiperemesis gravidarum (OR = 0,906).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dewi6 tentang “Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian

Hiperemesis Gravidarum di RS PKU Muhammadiyah Gombong”

5

Page 11: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara status gizi dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Beberapa

cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil

antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil,

mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb15.

Asumsi peneliti adalah status gizi yang baik saat kehamilan dapat

mencegah terjadinya berbagai komplikasi dalam kehamilan. Hal

tersebut didukung penelitian yang dilakukan oleh Rohana18 bahwa ibu

hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum yaitu ibu hamil yang

mempunyai pola makan dengan tingkat asupan energi dalam kategori

cukup sebanyak (40,7%) dan kategori tidak cukup (59,3%), sedangkan

tingkat asupan protein dalam kategori cukup (52,5%) dan kategori

tidak cukup (47,5%).

Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan antara

anemia dalam kehamilan dengan kejadian hiperemesis gravidarum,

peneliti berasumsi dimungkinkan karena terdapatnya faktor lain yang

dapat mempengaruhi kejadian hiperemesis gravidarum yaitu faktor

adaptasi dan hormonal, faktor organik, dan faktor psikologis. Hal ini

sesuai dengan pendapat Lacasse, et al.,8 bahwa etiologi mual dan

muntah selama kehamilan sering kali sulit dimengerti tetapi mual dan

muntah selama kehamilan ini dapat dipertimbangkan sebagai akibat

dari masalah multifaktorial.

Faktor adaptasi dan hormonal dalam hal ini terkait dengan

hormon hCG dan hormon serotonin pada ibu hamil. Peneliti berasumsi

hormon hCG yang meningkat di awal-awal kehamilan akan

menstimulasi kelenjar tiroid sehingga mengakibatkan mual dan

muntah. Hal ini didukung oleh Panesar, et al.,16 menyatakan bahwa

hCG tidak secara tunggal terlibat dalam etiologi hiperemesis

6

Page 12: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

gravidarum, tetapi hiperemesis gravidarum mungkin secara tidak

langsung disebabkan oleh aktivitas stimulasi tiroid.

Salah satu fungsi hormon serotonin dalam darah adalah untuk

mencegah terjadinya mual dan muntah berlebihan yang dapat

mengganggu keseimbangan elektrolit dan terjadi dehidrasi11.

Penelitian lain tentang hormon serotonin yaitu didapatkan hasil bahwa

hormon serotonin tidak berperan secara signifikan dalam etiologi

terjadinya hiperemesis gravidarum20.

Asumsi peneliti bahwa faktor organik seperti infeksi

Helicobacter pylori merupakan faktor lain yang mungkin dapat

menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asih, dkk.,3 dan

Bezircioglu, et al.,4 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

ibu hamil yang terinfeksi Helicobacter pylori dengan kejadian

hiperemesis gravidarum. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pH

lambung yang disebabkan adanya akumulasi cairan akibat hormon

steroid yang meningkat, dan perubahan pada imunitas humoral serta

seluler yang mengakibatkan kerentanan terhadap kuman Helicobacter

pylori juga meningkat.

Faktor lain yang terlibat pada kejadian hiperemesis gravidarum

yaitu faktor psikologis. Asumsi peneliti adalah masalah psikologis

dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk mengalami mual dan

muntah atau memperburuk gejala yang sudah ada. Leeners, et al.,9

menyatakan bahwa faktor psikososial sangat terlibat dalam etiologi

hiperemesis gravidarum dan tidak hanya mempengaruhi durasi dan

keparahan gejala namun juga mempengaruhi resistensi sehingga

berpengaruh pada keberhasilan strategi penatalaksanaan hiperemesis

gravidarum. Menurut teori, kenyamanan yang optimal dalam

7

Page 13: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

kehamilan bukan hanya kenyamanan fisik, tetapi juga kenyamanan

psiko-emosional dan spiritual seperti kehamilan yang tidak

direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, dan beban

pekerjaan20.

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ardianti2 dan Sari19 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian

hiperemesis gravidarum dikarenakan pada ibu hamil yang mengalami

anemia terjadi kekurangan zat gizi seperti vitamin B1, B6, B12, vitamin

C, zat besi (Fe), asam folat, dan zinc yang mempengaruhi penurunan

kadar serotonin dalam darah sehingga berakibat terjadinya hiperemesis

gravidarum.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik

kesimpulan sesuai dengan tujan penelitian sebagai berikut:

1. Frekuensi ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum dan mengalami

anemia yaitu sebesar 6,4%. Ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum

dan tidak mengalami anemia sebesar 43,6%.

2. Frekuensi ibu yang tidak mengalami hiperemesis gravidarum dan

mengalami anemia yaitu sebesar 5,9%. Ibu yang tidak mengalami

hiperemesis gravidarum dan tidak mengalami anemia sebesar 44,1%.

3. Tidak terdapat hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian

hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan

Senopati Bantul Periode 1 Januari 2011 – 30 November 2013 dibuktikan

dengan Pvalue = 0,824 (P > 0,05); OR = 0,906.

8

Page 14: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

E. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan dalam mendeteksi gejala komplikasi kehamilan terutama

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hiperemesis gravidarum pada

ibu hamil di setiap kunjungan Antenatal Care.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepada ibu hamil rutin dalam pemeriksaan Antenatal

Care agar dikenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian

lanjutan tentang variabel-variabel lain yang menjadi faktor yang

mempengaruhi kejadian hiperemesis gravidarum dengan menggunakan

metode penelitian yang berbeda.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

1. Ayah/papi dan mami serta adik-adikku (Enas dan Haykel) yang selalu

memberikan doa dan mendukung baik secara moril maupun materil bagi

penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. dr. Supriyatiningsih, Sp.OG., M.Kes selaku dosen pembimbing yang

dengan sabar selalu memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan

kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. Sri Sumaryani, S.Kep., Ns, M.Kep., Sp.Mat selaku dosen penguji yang

telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk karya tulis

ilmiah ini.

G. RUJUKAN

1. Amaliyah, G. (2011). Hubungan Pengetahuan Makanan Sumber Fe dan Vitamin C dengan Kadar Hb pada Ibu Hamil Post Hiperemesis

9

Page 15: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

Gravidarum di Rumah Bersalin Budi Rahayu Semarang. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

2. Ardianti, N. (2012). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Tingkatan Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok Periode Januari 2007 – Desember 2011. Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

3. Asih, D.M.R., Kampono, N., Prihartono, J. (2009). Hubungan Pajanan Infeksi Helicobacter Pylori dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

4. Bezircioglu, I., Elveren, H.B., Baloglu, A., Bicer, M. (2011). The Positivity of Helicobacter pylori Stool Antigen Patients with Hyperemesis Gravidarum. J Turkish-German Association, 12: 71-4. Diakses 27 Desember 2013, dari www.journalagent.com/

5. Bolin, M., Akerud, H., Cnattingius, S., Stephansson, O., Wikstrom, A.K. (2013). Hyperemesis Gravidarum and Risks of Placental Dysfunction Disorders: a Popoulation-Based Cohort Study. An International Journal of Obstetrics and Gynaecology, 1471-0528.12132. Diakses 1 Juli 2014, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3613752/

6. Dewi, A.P.S. (2011). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Kebumen: STIKES Muhammadiyah Gombong.

7. Getachew, M., Yewhalaw, D., Tafess, K., Getachew, Y., Zeynudin, A. (2012). Anaemia and Associated Risk Factors Among Pregnant Women in Gilgel Gibe Dam Area, Southwest Ethiopia. Biomed Central, 5:296. Diakses 25 Oktober 2013, dari http://www.parasitesandvectors.com/content/5/1/296

8. Lacasse, A., Rey, E., Ferreira, E., Morin, C., Berard, A. (2009). Epidemiology of Nausea and Vomiting of Pregnancy: Prevalence, Severity, Determinants, and The Importance of Race/Ethnicity. Biomed Central Journals Pregnancy and Childbirth, 9:26. Diakses 3 Juli 2014, dari http://www.biomedcentral.com/1471-2393/9/26

9. Leeners, B., Sauer, I., Rath, W. (2000). Nausea and Vomiting in Early Pregnancy/Hyperemesis Gravidarum. Current Status of Psychosomatic

10

Page 16: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

Factors. Zeitschrift Fur Neonatologic, 204 (4): 128-134. Diakses 3 Juli 2014, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11008334

10. Lindstrom, E., Hossain, M.B., Lonnerdal, B.O., Raqib, R., Arifeen, S.E., Ekstrom, E.C. (2010). Prevalence of Anemia and Micronutrient Deficiencies in Early Pregnancy in Rural Bangladesh, The MINIM at Trial. Nordic Federation of Obstetrics and Gynecology, 90: 47-56. Diakses 31 Oktober 2013, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21275915

11. Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., Manuaba, I.B.G. (2009). Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC.

12. Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

13. Mullin, P.M., Bray, A., Schoenberg, F., MacGibbon, K.W., Romero, R., Goodwin, T.M., et al. (2011). Prenatal Exposure to Hyperemesis Gravidarum Linked to Increased Risk of Psychological and Behavioral Disorders in Adulthood. Journal of Developmental Origins of Health and Disease, 1-5. Diakses 26 Desember 2013, dari http://www.helpher.org

14. Ocviyanti, D. (2010). Hiperemesis Gravidarum. Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

15. Ojofeitimi, E.O., Ogunjuyigbe, P.O., Sanusi, R.A., Orji, E.O., Akinlo, A., Liasu, S.A., et al. (2008). Poor Dietary Intake of Energy and Retinol Among Pregnant Woman: Implications for Pregnancy Outcome. Pakistan Journal of Biological Science, 7(3): 480-484. Diakses 3 Juli 2014, dari www.pjbs.org/pjnonline/fin851.pdf

16. Panesar, N.S., Li, C.Y., Rogers, M.S. (2001). Are Thyroid Hormones or hCG Responsible for Hyperemesis Gravidarum? A Matched Paired Study in Pregnant Chinese Women. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 80 (6): 519-524. Diakses 3 Juli 2014, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11380287

17. Riset Kesehatan Dasar. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Diakses 23 Desember 2013, dari http://depkes.go.id//

11

Page 17: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34670.docx · Web viewThe study sample consisted of 94 cases and 94 controls using purposive sampling techniques were taken from the medical

18. Rohana. (2008). Pola Makan pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum dan Anemia di Wilayah Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD). Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

19. Sari, S. (2013). Hubungan Beberapa Faktor Risiko Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum. Jambi: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi.

20. Tiran, D. (2008). Nausea and Vomiting in Pregnancy: an Integrated Approach to Care. Jakarta: EGC.

21. Vikanes, A.V., Stoer, N.C., Magnus, P., Grjibovski, A.M. (2013). Hyperemesis Gravidarum and Pregnancy Outcomes in the Norwegian Mother and Child Cohort – a Cohort Study. BioMed Central Pregnancy and Childbirth, 13: 169. Diakses 9 Desember 2013, dari http://www.biomedcentral.com/1471-2393/13/169

22. Wegrzyniak, L.J., Repke, J.T., Ural, S.H. (2012). Treatment of Hyperemesis Gravidarum. Reviews in Obstetrics & Gynecology, 5 (2), 78-84. Diakses 3 November 2013, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3410506/

12