change by design feri sulianta review

3

Click here to load reader

Upload: feri-sulianta

Post on 13-Jun-2015

76 views

Category:

Business


2 download

DESCRIPTION

Change By Design - Review by Feri Sulianta

TRANSCRIPT

Page 1: Change by design   feri sulianta review

CHANGE BY DESIGN Please use for education purpose only – we share knowledge

Art of Storrytelling

Design Thinking Meets the CorporationTeaching to Fish

We, we mean WE build InnovationPlay Solo

Inspiring Solutions Design Activism

POWER of Design Thinking might Transforms Organizations and Inspires Innovation

competent designer vs design thinker

It is a style Deep Under

Need into Demand

Put People First

Power of PrototypingBuild to Think

Mass Message

Return To the Surface Design of Experiences

3 Challanges Sinergy

Skrip by Feri Sulianta :

Berdasarkan tema utama ‘Change by Design’ , ada makna luarbiasa yang kami tangkap dibaliknya. Bagaimana Perubahan Positif yang mampu mentranformasikan budaya organisasi pada umumnya/kuno juga memunculkan inovasi nan inspiratif terjadi karena kekuatan dari Pemikir Desain ( Design Thingking). Sebenarnya ini adalah sebuah konsep yang mengisi individu, team dan perusahaan.

Hal iniakan jelas jika kita mengambil perdekatan nyata dengan pernyataaan bahwa sebenarnya competent designer tidaklah cukup untuk menghasilkan inovasi yang inspiratif. Maka dari itu dibutuhkan aspek lain dari sekedar kemampuan, kami menyebutnya dengan design thinking ( pemikir desain). Untuk itu pula kami mengambil ilustrasi Globe dalam kepalan tangan (roger martin : when we create innovations,and indeed companies, that are more powerful than either of them.), suatu hasil dari proses yang inovatif mampu menghasilkan sesuatu lebih dari sekedar bermanfaat tapi juga bermakna.

Page 2: Change by design   feri sulianta review

Seakan dunia dalam genggaman kita, demikian pula kepuasan yang kita rasakan sewaktu apa yang kita lakukan mampu mempengaruhi banyak orang, memunculkan suatu apresiasi, keunggulan (bisnis), kesuksesan, menjadi image yang bertahan lama.

Melalui beberapa poin-poin utama yang akan kami jelaskan akan menyiratkan secara tegas, perbedaan diantara keduanya (competent desiner dan design thinking).

- 3 tantangan vs sinergy : Competent designer menganggap desirebility, viability dan feasibility sebagai tantangandan ini membuat mereka terjerumus dalam lingkaran setan, sedangkan design thinking menjadikannya sebuah sinergy dengan cara pandang yang holistik, mampu memunculkan harmoni diantara ketiganya.

- Its a style vs Deep under : Ternyata memdesain atau membuat produk tidak semata-mata style. Dibutuhkan pemahaman lebih dalam bahwa kita benar-benar mengetahui hal-hal yang paling esensial dari apa yang ingin kita buat. Hal inilah yang juga mampu menghasilkan produk yang inovatif.

- Need into Demand vs Put People first : bagi kompeten designer, membuat keinginan menjadi kebutuhan tidak lah sulit, banyak strategi dan serangkaian trik marketing yang memungkinkan hal ini. Tapi akan berbeda jika kita mencari tahu apa yang sebenarnya orang butuhkan, pencari hal yang paling esensial terhadap minat orang pada suatu produk. Misalnya mengapa ada kolektor yang mengkoleksi bonek barbie hingga 14ribu? Apa yang membuatnya sedemikian? Bagaimana gadis 7 tahun berjuang dengan pembuka kaleng? Hasilnya adalah pengetahuan yang menjadi core betapa berkekuatannya produk tersebut.

- Build to Think vs Power of prototyping : Prototyping sangat menyengakna, intinya berpikir dengan tangan anda, semakin cepat kita membuat ide nyata semakin cepat kita memperbaiki dan mengevaluasinya. Kadang kita lupa betapa menyengaknanya prototyping , seperti bermain lego di masa kanak2. Printer 3 Dimensi salah satu yang akan memicu pemikiran kita sewaktu melihat ide hadir langsung secara fisik.

- Teaching to fish dan design thingking meet the corporation : perusahaan memiliki pekerja-pekerja yang berkeahlian ,perusahaan memberi mereka training dan pelatihan ibarat kita mengajari mereka memancing untuk mendapatkan ikan lebih dari sekedar memberikan mereka ikan mungkin cukup bagi competent designer, tapi hal itu tidak akan mampu menjawab "Bagaimana saya bisa membuat perusahaan saya lebih inovatif?" Mereka mengakui bahwa dalam fleksibilitas inovasi lingkungan bisnis adalah kunci untuk daya saing mereka, Desain Thinking akan menggusungnya dan membawa inovasi sebagai elemen inti dari DNA perusahaan.

- Return to the surface vs design on experience. Mungkin ini yang akan menjelaskan kenapa banyak produk yang mengotori market dan etalase tanpa orang yang membelinya, kami bilang sebagai produk gagal. Karena meskipun Innovation didefinisikan sebagai “a good idea executed well.” Tapi a good idea is no longer enough. Karena ide terdahulu akan menjadi ide biasa-biasa saja seperti orag yang

Page 3: Change by design   feri sulianta review

sering lihat. Experiences merupakan hal yang lebih dalam dan meaningful, design thinking mampu menuangkan experience dengan kedalamannya kedalam senbuah ide yang inovatif.

- Mass message vs art of story telling : menyampaikan pesan atau gagasan begitu saja sevcara luas bukanlah bagian dari sesuatu yang memampukan transformasi dan bukanlah sesuatu inovatif. Bagaimana tidak, suatu tool yang diguankan pada designer thinking adalah dimenasi keempat, merancang dengan waktu,hal itu dapat dicapai dengan seni bercerita, yang melibatkan improvisasi, skenario, papan cerita (story board) dsb. kemampuan manusia untuk men’dongeng’ memainkan peran penting dalam pendekatan intrinsik berpusat pada manusia untuk memecahan masalah sebagai bagian dari design thinking.

- Design Activism vs Inspired Solution : desiner pada umumnya memfokuskan diri dan keterampilannya hanya pada objek tersebut dan mengabaikan seluruh sistem tanpa berpikir luas dan global seperti : Siapa yang akan menggunakannya, bagaimana, dan dalam keadaan apa? Bagaimana ini akan diproduksi, didistribusikan, dan dipelihara? Apakah akan mendukung tradisi budaya atau mengganggu mereka? Sedangkan Hal ini tidak mencerminakan solusi global karena berangkat dari awal yang juga berbeda mereka think locally dan mendapat manfaat lokal dengan solusi yang terbatas.

- Play Solo vs We mean 'WE' build Innovation : Dari pada sekedar mendesain dengan super baik dan memainkan peranannya secara terpisah, Perusahaan seharusnya pemikir desain duduk di perusahaan mereka, berpartisipasi dalam keputusan-keputusan strategis pemasaran mereka, dan mengambil bagian dalam semua tahap R & D. Mereka akan membawa kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru dan tak terduga akan menggunakan alat-alat dari pemikiran desain sebagai sarana mengeksplorasi Strategi. Pikirkan jika anggota tim inti tidak dapat mengikuti proyek melalui siklus lengkap, keduanya akan menderita. Ide membimbing balik proyek kemungkinan akan diencerkan, dilemahkan, atau hilang. Pemikiran desain menggunakan Alat desain yang akan menjebatani GAP seperti membiarkan diri terinspirasi oleh orang-orang dengan lingkungan yang berbeda (secara ekstrim : survey ke luar negeri), menggunakan prototipe untuk belajar, menciptakan cerita guna berbagi ide-ide kami, bergabung dengan orang-orang dari disiplin ilmu lain. Maka inilah atmosfir positif yang kami dapatkan , dan designer tinking menyebutnya sebagai perubahan yang memunculkan innovasi

Note : penting adanya brainstorming, prototyping, role playing, videotaping , dsb karena ini yang memampukan design thinking