diskusi 4 pulmo

Upload: senida-ayu-rahmadika

Post on 03-Apr-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    1/28

    LAPORAN KASUS 4

    MODUL ORGAN RESPIRASI

    SEMESTER GENAP 2011/2012

    Asma Bronkiale

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS TRISAKTI

    Jakarta, 6 Juni 2012

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    2/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat. Dan peningkatan

    angka kejadian ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi

    lingkungan dan bahkan zat-zat dalam makanan yang kita konsumsi. Di Indonesia, penelitian

    pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study

    on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan

    meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris

    dan di Australia mencapai 20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa

    asma diderita oleh 20 juta penduduk amerika.

    Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dimana kita ketahui bahwa

    asma adalah salah satu penyakit yang tidak bisa sembuh secara keseluruhan, sehingga dapat

    terjadi kekambuhan kembali. Apalagi jika diketahui bahwa penderita tinggal atau keraktifitas di

    lingkungan dengan alergen yang banyak atau sering terkena pajanan itu sendiri. Dalam salah satu

    laporan diJournal of Allergy and Clinical Immunologytahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207

    kasus yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3%

    penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang

    mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas

    sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan

    rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami

    oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA

    sekitar 10 milyar dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan

    perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asma berat sangat

    dibutuhkan.

    Dokter sebagai pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong

    penderita asma, harus selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan

    adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan kepada penderita

    dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita,terutama bagaimana sikap dan tindakan yang

    bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana caranya mencegah terjadinya

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    3/28

    serangan asma. Beban global untuk penyakit ini semakin meningkat. Dampak buruk asma

    meliputi penurunan kualitas hidup,produktivitas yang menurun, ketidakhadiran di sekolah,

    peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit dan bahkan kematian.

    Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian diIndonesia, hal ini tergambar

    dari data studi survei kesehatan rumah tangga(SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Survey

    Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari

    10 penyebabkesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada

    SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke-4 di Indonesia

    atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000,

    dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000.

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    4/28

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Anamnesis

    Seorang perempuan Nn. P, 20 tahun datang ke UGD RS pagi dini hari diantar ibunya mengeluh

    sesak nafas.

    Nn P pergi berlibur ke puncak bersama keluarga. Mereka tiba di puncak siang hari kemudian

    berjalan-jalan di sekitar vila tempat menginap. Menjelang sore hari, cuaca bertambah dingin, Nn

    P merasa dadanya berat disertai batuk-batuk kecil. Nn P membantu ibunya mempersiapkan

    makan malam dan mencuci piring kemudian menonton tv sambil bercanda hingga tengah malam.

    Menjelang tidur Nn P mengeluh tidak dapat tidur terlentang, sesak nafas berbunyi disertai batuk

    yang bertambah dan dahak berwarna jernih. Tidak ada batuk darah dan nyeri dada. Sebelum

    berangkat liburan, pasien sudah merasa agak sesak dan kelelahan setelah ujian akhir semester.

    Ibunya menanyakan obat yang biasa diminum tetapi Nn P tidak membawanya karena sudah

    habis. Dengan segera ibu membawa Nn P ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit

    Nn P terlihat semakin sesak disertai bibir berwarna kebiruan dan nafasnya cepat.

    Memang sejak kecil Nn P sudah sering sesak-sesak. Sesak sering kumat kumatan dan timbul

    tersering kalau tercium bau obat nyamuk, tercium bau-bau aneh dan bergadang. Ia sudah berobat

    ke berbagai dokter maupun secara tradisional, termasuk secara kebatinan, tetapi terasa semakin

    sering kambuh dan setiap kali kambuh semakin parah serangannya.

    Pasien penyayang binatang dan memelihara kucing angora sejak kecil.

    Waktu kecil pasien sering mengi, bersin, batuk dan timbuleksim di lipat siku kedua lengan.

    Nenek penderita asma, ayah sering bersin, ibu gatal-gatal setelah makan ikan laut.adik

    bungsunya mengalami gejala yang sama dengan pasien.

    Pemeriksaan Fisik

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    5/28

    Keadaan umum tampak sesak,gelisah,duduk membungkuk. Kesadaran compos mentis,tekanan

    darah 160/90, nadi 120x/menit, frekuensi nafas 40x/menit, mengi (+), eskpirasi memanjang, suhu

    37oC.

    Mata tidak pucat, tidak ikterik. Hidung terdapat obstruksi +/+, secret +/+. Bibir sianosis. Pharynx

    dinding belakang tak rata/ kasar, agak hiperemis, post nasal drip (+). Leher kelenjar getah bening

    tidak membesar, kaku kuduk (-), JVP +1cm H2O.

    Thoraks didapatkan inspeksi simetris, tampak penggunaan otot bantu nafas dan retraksi

    suprasternal. Palpasi didapatkan vocal fremitus normal dekstra/sinistra. Perkusi paru sonor.

    Auskultasi suara nafas vasikuler +/+, ronki +/+, wheezing ++/++ inspirasi dan ekspirasi. Bunyi

    jantung I-II normal, regular, murmur (-), gallop (-).

    Abdomen datar, supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), tumor (-), hepar, lien, ginjal tidak teraba

    besar, shifting dullness (-), bising usus normal.

    Ekstremitas edema (-), reflex (-) fisiologis normal, reflex psikologis tidak ada.

    Pemeriksaan penunjang

    Hb : 12,0gr%

    Hematokrit : 46%

    Leukosit : 9.900/uL

    Hitung jenis : 0/13/8/69/9/1

    Trombosit : 200.000/uL

    LED : 21 mm/jam

    Gula darah sewaktu : 150 mg%

    Ureum : 40 mg/dl Creatinin : 1,2 mg/dl

    SGOT : 29u/L SGPT : 30 u/L

    Spirometri : arus puncak ekspirasi (APE) 35%

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    6/28

    BAB III

    ANALISA KASUS

    Identitas Pasien

    Nama : Nn P

    Umur : 20 tahun

    Jenis Kelamin : perempuan

    Anamnesis

    Keluhan Utama : Sesak nafas. Biasanya berkurang bila pasien minum obat, namun saatini obat sudah habis. Sesak napas disini diindikasikan sesak napas yang akut.

    Riwayat penyakit sekarang : Nn P pergi berlibur ke puncak bersama keluarga. Merekatiba di puncak siang hari kemudian berjalan-jalan di sekitar vila tempat menginap.

    Menjelang sore hari, cuaca bertambah dingin, Nn P merasa dadanya berat disertai batuk-

    batuk kecil. Nn P membantu ibunya mempersiapkan makan malam dan mencuci piring

    kemudian menonton tv sambil bercanda hingga tengah malam. Menjelang tidur Nn P

    mengeluh tidak dapat tidur terlentang (karena pada saat tidur terlentang otot pernafasan

    inspirasi maupun ekspirasi tidak dapat berkerja maksimal), sesak nafas berbunyi disertai

    batuk yang bertambah dan dahak berwarna jernih (bukan merupakan indikasi dari infeksi

    bakteri). Tidak ada batuk darah dan nyeri dada. Ibunya menanyakan obat yang biasa

    diminum tetapi Nn P tidak membawanya karena sudah habis. Dengan segera ibu

    membawa Nn P ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit Nn P terlihat

    semakin sesak disertai bibir berwarna kebiruan dan nafasnya cepat.

    Memang sejak kecil Nn P sudah sering sesak-sesak. Sesak sering kumat kumatan dan

    timbul tersering kalau tercium bau obat nyamuk, tercium bau-bau aneh dan bergadang. Iasudah berobat ke berbagai dokter maupun secara tradisional, termasuk secara kebatinan,

    tetapi terasa semakin sering kambuh dan setiap kali kambuh semakin parah serangannya.

    Riwayat penyakit dahulu : Waktu kecil pasien sering mengi, bersin, batuk dan timbuleksim di lipat siku kedua lengan. Riwayat penyakit dahulu menunjukkan hal yang

    mengarah kearah penyakit alergi.

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    7/28

    Riwayat keluarga : Nenek penderita asma, ayah sering bersin, ibu gatal-gatal setelahmakan ikan laut.adik bungsunya mengalami gejala yang sama dengan pasien. Hal ini juga

    memperkuat penyakit alergi, dimana yang kita ketahui bahwa alergi adalah sesuatu yang

    atopic.

    Riwayat kebiasaan : Pasien penyayang binatang dan memelihara kucing anggora sejakkecil. Memicu adanya allergen.

    Hipotesis semetara setelah dilakukan anamnesis :

    - Emboli paru (harus dilihat apakah ada trias)- Asma (dilihat dari sesak yang terjadi sejak dini hari)- Decompsasio cordis kiri (dapat dijelaskan melalui mekanisme backward failure)- Pneumonia (menimbulkan sesak,dan juga demam yang tinggi)- Efusi pleura (menimbulkan sesak karena adanya cairan dari efusi yang berpindah ke

    jaringan interstitial)

    - Pneumotorax (sesak karena udara)- Sindroma loeffler (cacing ascaris yang menyebabkan ascariasis yang melewati siklus

    paru)

    - Aspergillosis (memiliki gejala yang mirip sekali dengan asma, tetapi pada foto toraxdidapatkan adanya fungus ball)

    Pemeriksaan Fisik (1)

    Keadaan umum : tampak sesak, gelisah, membungkuk

    Kesadaran : compos mentis (kesadaran baik. Pasien sadar sepenuhnya)

    Suhu = 37 C (normal)

    TD = 160/90 (hipertensi grade II berdasarkan JNC VII)

    Nadi = 120 x/menit (takikardia, dengan normal 60-100x/menit)

    FP = 40 x/menit (takipnea,N=16-20x/menit)

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    8/28

    Mengi (+) dan ekspirasi memanjang menandakan adanya penyempitan pada saluran nafas, yang

    dimaksud disini adalah adanya penebalan lumen otot polos dan juga dikarenakan oleh

    peningkatan sel goblet sehingga terjadi hipersekresi mucus, yang semakin memicu terjadinya

    sesak napas sehingga pada penderita didapatkan adanya mengi (+) dan ekspirasi yang

    memanjang. Hal ini biasa terdapat pada penyakit asma bronchial.

    Mata : tidak ikterik, tidak pucat (tidak ada kelainan pada hati dan penderita tidak

    anemia)

    Hidung : obstruksi +/+ ; sekret +/+ (adanya sumbatan oleh sekret pada hidung

    kanan maupun kiri yang dikarenakan oleh hipersekresi mucus karena alergen)

    Bibir : sianosis (merupakan sianosis sentral yang disebabkan oleh reduce Hb yang

    >5g%, yang menandakan kurangnya supplai O2,sehingga kadar oksi-Hb dalam darah berkurang,

    dan mengakibatkan sianosis. Hal seperti ini biasanya terjadi pada penyakit-penyakit pada paru/

    saluran pernafasan.)

    Pharynx : dinding belakang tidak rata/kasar, agak hiperemis (menandakan peradangan

    pada faring)

    Post nasal drip (+) menunjukkan adanya aliran mucus dari nasal ke faring (yang

    menyebabkan peradangan pada faring juga)

    Leher : normal tidak ada kelainan

    Toraks :

    - Inspeksi : simetris, tampak penggunaan otot bantu napas dan retraksi suprasternal(menunjukkan pasien sesak dan membutuhkan otot pernafasan tambahan untuk bernafas)

    - Palpasi : vocal fremitus normal dextra/sinistra- Perkusi : paru sonor (normal)- Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+, ronki +/+, wheezing ++/++ inspirasi &

    ekspirasi, bunyi jantung I-II normal, regular, murmur (-), gallop (-)

    S1-S2 normal, tidak ada murmur (bising) menandakan tidak ada gangguan pada jantung.

    Suara napas vesikuler adalah suara napas normal yang terjadi karana udara masuk dan

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    9/28

    keluar dari saluran napas. Ronkhi kering (dalam bahasa inggris disebut ronchi)

    merupakan suara kontinu yang terjadi oleh karena jalan napas yang menyempit baik

    karena faktor intraluminar (spasme bronkus, edema, lendir yang kental, benda asing)

    maupun faktor ekstraluminal (desakan oleh tumor). Ronkhi kering lebih jelas terdengar

    pada fase ekspirasi daripada fase inspirasi. Wheezing adalah yaitu suara yang terdengar

    kontinu, nadanya lebih tinggi dibandingkan suara napas lainnya, sifatnya musikal,

    disebabkan karena adanya penyempitan saluran napas kecil (bronkus perifer dan

    bronkiolus). Karena udara melewati suatu penyempitan, mengi dapat terjadi, baik pada

    saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Penyempitan jalan napas dapat disebabkan oleh

    sekresi berlebihan, konstriksi otot polos, edema mukosa, tumor, maupun benda asing.

    Pemeriksaan Penunjang (2)

    Dari hasil laboratorium didapatkan

    Pemeriksaan Hasil Hasil Normal

    Hb 12 g/dl 12-16 gram/dl N

    Ht 46 % 38% - 48 % N

    Trombosi 200.000/uL 150.00035.000 /uL N

    Leukosit 9.900 /uL 400010.000 / uL N

    Hitung JenisBasofil 0

    Eosinofil 13

    Batang 8

    Segmen 69

    Limfosit 9

    Monosit 1

    0,01,0

    1,03,0

    2,06,0

    40,060,0

    20,040,0

    2,08,0

    N

    N

    N

    LED 21mm/jam < 15

    GDS 110 mg%

    Ureum 40mg/dl 2 - 25

    Kreatinin 1,2 mg/dl 0,61,5 N

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    10/28

    SGOT 29 u/L

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    11/28

    EKG tidak ditemukan adanya kelainan selain pasien mengalami sinus takikardia dimana

    gelombang QRS memiliki frekuensi diatas 100x/menit.

    Dari hasil foto thorax didapatkan kedua paru simetris, corakkan bronkovaskuler normal, serta

    sinus costophrenicus lancip dimana tidak adanya cairan di paru-paru,gambaran paru radioluscent

    dikedua paru menandakan tidak adanya kelainan di paru.

    Sputum : Eosinofilia (+)

    Terdapat gambaran spiral chrusman & Charchot Leyden

    Analisa :

    Spiral Chursman adalah unsur khusus yang ditemukan didalam sputum yang berbentuk

    spiral memanjang yang ditemukan pada berbagai penyakit paru seperti Ca paru,Asma,Bronkitis

    Kronik dan pada orang perokok. Charchot Leyden terbentuk dari protein yang dihasilkan oleh

    eusinofil aktif yang di sebut lisolesitin asilhidrolase.Lisolesitin asilhidrolase adalah salah satu

    eosinofil yang sitotoksik yang muncul pada saat alergi dan lain lain . 2 hasil sputum ini adalah

    hasil yang diharapkan pada pasien dengan diagnose ashma bronchiale.

    Diagnosis Kasus

    Sesak nafas. Jika cuaca bertambah dingin, Nn P merasa dadanya berat disertai batuk-batuk kecil. Menjelang tidur Nn P mengeluh tidak dapat tidur terlentang yang mungkin dikarenakan

    karena ketidakmaksimalan dari fungsi otot pernafasan dalam posisi terlentang, sesak

    nafas berbunyi (khas pada asma, yang menunjukan adanya penyempitan lumen otot polosdan hipersekresi mucus karena sel goblet yang meningkat) disertai batuk yang bertambah

    dan dahak berwarna jernih (bukan infeksi bakteri).

    Tidak ada batuk darah dan nyeri dada

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    12/28

    Nn P terlihat semakin sesak disertai bibir berwarna kebiruan (Sianosis karena reduce Hbyang begitu tinggi >5g%) dan nafasnya cepat yang merupakan kompensasi tubuh dari

    nyonya P sendiri

    Sejak kecil Nn P sudah sering sesak-sesak, menunjukan adanya riwayat atopic. Sesaksering kumat kumatan dan timbul tersering kalau tercium bau obat nyamuk, tercium bau-

    bau aneh dan bergadang yang merupakan allergen dan pemicu itu sendiri pada terjadinya

    sesak.

    Terasa semakin sering kambuh dan setiap kali kambuh semakin parah serangannya. Waktu kecil pasien sering mengi, bersin, batuk dan timbul eksim di lipat siku kedua

    lengan. Pada hal ini dapat terlihat bahwa terjadi reaksi alergi pada Nn. P

    Nenek penderita asma, ayah sering bersin, ibu gatal-gatal setelah makan ikan laut.adikbungsunya mengalami gejala yang sama dengan pasien. Hal ini juga menunjukan adanya

    riwayat Atopik.

    Pasien penyayang binatang dan memelihara kucing anggora sejak kecil yang merupakanallergen.

    Pada keadaan umum pasien tampak sesak, gelisah (criteria asma berat), membungkuk. TD = 160/90 (hipertensi) dan nadi = 120 x/menit (takikardia). FP = 40 x/menit (takipnea) Mengi (+) dan ekspirasi memanjang menandakan adanya penyempitan pada saluran nafas

    yang biasanya terdapat pada penderita asma bronkial.

    Hidung terdapat obstruksi +/+ ; sekret +/+ (adanya sumbatan oleh sekret pada hidungkanan maupun kiri)

    Bibir terlihat sianosis (merupakan sianosis sentral disebabkan karena oksigenasi darah diparu-paru tidak baik seperti misalnya pada penyakit-penyakit pada paru/ saluran

    pernafasan. Sianosis akan terlihat apabila kadar reduced Hb dalam darah > 5 g%)

    Pharynx dinding belakang tidak rata/kasar, agak hiperemis (faringitis). Post nasal drip (+) menunjukkan adanya aliran mucus dari nasal ke faring. Pada inspeksi toraks didapatkan toraks simetris, tampak penggunaan otot bantu napas dan

    retraksi suprasternal (menunjukkan pasien sesak dan membutuhkan otot pernafasan

    tambahan untuk bernafas)

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    13/28

    Pada auskultasi toraks suara nafas vesikuler +/+, ronki +/+, wheezing ++/++ inspirasi &ekspirasi.

    KlasifikasiDerajat Gejala Gejala malam Faal paru

    Intermiten Gejala kurang dari 1x/minggu

    Asimtomatik

    Kurang dari 2 kali

    dalam sebulan

    APE >

    80%

    Mild persistan -Gejala lebih dari 1x/minggu tapikurang dari 1x/hari

    -Serangan dapat menganggu aktivitas

    dan tidur

    Lebih dari 2 kali dalamsebulan

    APE>80%

    Moderate

    persistan

    -Setiap hari,-Serangan 2 kali/seminggu, bisa

    berahari-hari.

    -Menggunakan obat setiap hari-Aktivitas & tidur terganggu

    Lebih 1 kali dalamseminggu

    APE 60-80%

    Severe

    persistan

    - Gejala Kontinyu-Aktivitas terbatas

    -Sering serangan

    Sering APE

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    14/28

    merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Diduga bahwa allergen

    yang masuk kedalam tubuh akan direspon oleh APC (Antigen Presenting Cells) lalu dilanjutkan

    oleh Sel Th (T helper atau T penolong). Sel T helper ini akan memberikan instruksi kepada

    interleukin atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE. IgE akan terikat ke sel mast lalu

    terjadi degranulasi sel mast setelah terikat dengan antigen pada IgE. Proses ini akan

    menyebabkan sekresi mediator-mediator, seperti Histamin, Prostaglandin, Leukotriens. CAMP

    akan menyebabkan bronkokonstriksi dan hipereaktivitas saluran nafas. Mediator-mediator ini

    juga akan menyebabkan permeabilitas kapiler terganggu sehingga oedema mucosal dan

    selanjutnya hiperaktivitas saluran nafas. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan

    menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental

    dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan

    saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang

    selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama

    ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian,

    maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi

    berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan

    baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea.

    Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan

    asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel

    chest

    Salah satu gejala dari asma adalah sesak nafas. Penyakit asma mempunyai manifestasi

    fisiologis berbentuk penyempitan yang meluas pada saluran udara pernafasan yang dapat sembuh

    spontan atau sembuh dengan terapi. Penyakit ini bersifat episodik dengan eksaserbasi akut yang

    diselingi oleh periode tanpa gejala.

    Keluhan utama penderita asma adalah sesak napas mendadak disertai inspirasi yang lebih

    pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi (wheezing), batuk yang

    disertai serangan sesak napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa penderita asma keluhan

    tersebut dapat ringan, sedang atau berat dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan

    makin lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi berat. Hal ini sering terjadi terutama pada

    penderita dengan rhinitis alergika atau radang saluran napas bagian atas. Sedangkan pada

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    15/28

    sebagian besar penderita keluhan utama ialah sukar bernapas disertai rasa tidak enak di daerah

    retrosternal.

    Pada kesimpulannya, asma akan terjadi hipersekresi mucus, bronkospasme, dan inflamasi.

    Ketiga mekanisme ini akan menyebabkan obstruksi saluran nafas sehingga udara yang mengalir

    ke paru berkurang. Ketidakseimbangan perfusi ventilasi akan terjadi dan hipoksia, hiperkapnia,

    asidosis terjadi. Hal ini akan menstimulasi kemoreseptor pernafasan perifer yaitu badan aortic

    dan carotid. Impuls akan dilanjutkan ke kemoreseptor pernafasan sentral (medulla) sehingga

    peningkatann kerja nafas dan frekuensi nafas. Ditunjukan pasien sesak nafas.()

    Pada pasien asma terjadi peningkatan sekresi mucus ditambah kontraksi smooth muscle

    dipengaruhi Histamin. Hal ini menyebabkan obstruksi partial. Didalam paru terjadi turbulensi

    aliran udara yang berkepanjangan sehingga terdengar wheezing sound.()

    Diagnosis Banding

    Aspergillosis

    Bersifat Alergen, dapat menimbulkan terjadinya reaksi alergi, dan terjadi gejala asma. Jamur

    masuk ke dalam jaringan paru dan terbentuk zat anti,yang disebut allergic bronchopulmonary

    aspergillosis. Kelainan dapat bersifat setempat yang menimbulkan abses (aspergiloma)

    menempati cavern (rongga akibat tuberculosis) atau pembesaran rongga bronchus

    (bronchiectasis). Dan dapat juga merusak dinding rongga dan pembuluh darah terjadi batuk

    darah. Pada foto roengent didapatkan adanya gambaran fungus ball

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    16/28

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    17/28

    Medikamentosa

    Non Medikamentosa1. Edukasi penderita: - pakai obat dengan tepat

    - kontrol teratur2. Hindari faktor-faktor pemicu alergi3. Desensitisasi terhadap alergi (dipaparkan secara rutin sedikit-demi sedikit)4. Olahraga, berupa Senam Asma agar otot-otot pernapasan menjadi lebih kuat

    1.Inhalasi agonis + O2 +Kortikosteroid Sistemik

    Tunggu 1 jam

    Penilaian Ulang

    Cek APE , Saturasi O2

    Respon baik

    Episode Sedang

    Respon Tidak baik

    ICU

    Inhalasi +O2 + Aminofilin

    Tinjau setiap 1 jam

    Respon Baik

    Episode Sedang

    Respon tidakbaik

    Pasang Ventilator + Intubasi

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    18/28

    Komplikasi :

    1) EmfisemaKarena lama kelamaan alveolus beberapa akan membesar dan septum intera

    alveolar akan pecah dan dengan demikian akan terbentuk suatu rongga, demikian pula

    beberapa rongga akan bersatu menjadi suatu rongga,sehingga akan timbul suatu

    emfisema paru dengan akibat-akibat sekunder seperti cor pulmonale , pnemutoraks dan

    sebagainya

    2) PnemothoraxPada penyakit asma, inspirasi tetap dilakukan secara biasa sedangkan ekspirasi

    terhambat.Karena ada udara yang terjebak dalam paru,makin sering seseorang

    mendapatkan serangan asma,makin sesak sesak dan suatu saat tekanan intrapulmonal

    akan semakin tinggi sehingga menimbulkan rupture viseralis,dimulailah proses

    pneumothorax.

    Prognosis Pada Asma :

    Ad Vitam : Ad Bonam

    Ad Fungtionam : Dubia ad Bonam

    Ad Sanationam :Dubia Ad Bonam

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    19/28

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    20/28

    - Perubahan alamiah terjadi karena adanya kelainan dari kekbalan tubuh pada IgE yang

    timbul terutama pada awal kehidupan dan cenderung berkurang di kemudian hari

    - Asma bentuk ini memberikan tes kulit yang positif

    - Dalam darah menunjukkan kenaikan kadar IgE spesifik

    - Ada riwayat keluarga yang menderita asma

    - Terhadap pengobatan memberikan respon yang cepat

    Asma ekstrinsik non atopik

    Memiliki sifat-sifat antara lain

    - Serangan asma timbul berhubungan dengan bermacam-macam alergen yang spesifik

    - Tes kulit meberi reaksi tipe segera, tipe lambat dan ganda terhadap alergi yang

    tersensitasi dapat menjadi positif

    - Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik

    - Timbulnya gejala cenderung pada saat akhir kehidupan atau di kemudian hari

    2. Asma Kriptogenik

    Asma intrinsik

    Asma idiopatik

    - Alergen pencetus sukar ditentukan

    - Tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberi hasil negatif

    - Merupakan kelompok yang heterogen, respons untuk terjadi asma dicetuskan oleh

    penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda

    - Sering ditemukan pada penderita dewasa, dimulai pada umur di atas 30 tahun dan

    disebut juga late onset asma

    - Serangan sesak pada asma tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan

    kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid.

    - Perubahan patologi yang terjadi sama denganasma ekstrinsik, namun tidak dapat

    dibuktikan dengan keterlibatan IgE

    - Kadar IgE serum normal, tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi

    dibandingkan dengan asma ekstrinsik

    - Selain itu tes serologi dapat menunjukkan adanya faktor rematoid, misalnya sel LE

    - Riwayat keluarga jauh lebih sedikit, sekitar 12-48%

    - Polip hidung dan sensitivitas terhadap aspirin sering dijumpai

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    21/28

    Patofisiologi

    Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan

    sukar bernapas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-

    benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma

    tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai

    kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan

    antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,

    antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang

    berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen

    maka antibody Ig E orang tersebut

    meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan

    sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang

    bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.

    Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding

    bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme

    otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

    Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama

    inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar

    bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, makasumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat

    terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik

    dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.

    http://2.bp.blogspot.com/_etMN1ZHAax4/SCFJXt4g6HI/AAAAAAAAAH4/BNNVmVuCJoE/s1600-h/asthma2.jpg
  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    22/28

    Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi

    sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari

    paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.

    Manifestasi Klinik

    Keluhan utama penderita asma ialah sesak napas mendadak, disertai fase inspirasi yang lebih

    pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi, dan diikuti bunyi mengi (wheezing), batuk yang

    disertai serangn napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa penderita asma, keluhan tersebut

    dapat ringan, sedang atau berat dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin

    lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi lebih berat.

    Wheezing terutama terdengar saat ekspirasi. Berat ringannya wheezing tergantung cepat

    atau lambatnya aliran udara yang keluar masuk paru. Bila dijumpai obstruksi ringan atau

    kelelahan otot pernapasan, wheezing akan terdengar lebih lemah atau tidak terdengar sama

    sekali. Batuk hamper selalu ada, bahkan seringkali diikuti dengan dahak putih berbuih. Selain

    itu, makin kental dahak, maka keluhan sesak akan semakin berat, apalagi penderita mengalami

    dehidrasi.

    Dalam keadaan sesak napas hebat, penderita lebih menyukai posisi duduk membungkuk

    dengan kedua telapak tangan memegang kedua lutut. Tanda lain yang menyertai sesak napas

    adalah pernapasan cuping hidung yang sesuai dengan irama pernapasan. Frekuensi pernapasan

    terlihat meningkat (takipneu), otot Bantu pernapasan ikut aktif, dan penderita tampak gelisah.

    Pada fase permulaan, sesak napas akan diikuti dengan penurunan PaO2 dan PaCO2, tetapi pH

    normal atau sedikit naik. Hipoventilasi yang terjadi kemudian akan memperberat sesak napas,

    karena menyebabkan penurunan PaO2 dan pH serta meningkatkan PaCO2 darah. Selain itu,

    terjadi kenaikan tekanan darah dan denyut nadi sampai 110-130/menit, karena peningkatan

    konsentrasi katekolamin dalam darah. Bila tanda-tanda hipoksemia tetap ada (PaO2

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    23/28

    Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal

    eosinopil.

    Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

    bronkus.

    Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

    Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan

    viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

    2. Pemeriksaan darah

    Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,

    hiperkapnia, atau asidosis.

    Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

    Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana

    menandakan terdapatnya suatu infeksi.

    Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada

    waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Pemeriksaan radiologi

    Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan

    gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan

    rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi,

    maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:

    Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.

    Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin

    bertambah.

    Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru

    Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.

    Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka

    dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

    2. Pemeriksaan tes kulit

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    24/28

    Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan

    reaksi yang positif pada asma.

    3. Elektrokardiografi

    Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian,

    dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :

    Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clockwise

    rotation.

    Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right bundle

    branch block).

    Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau

    terjadinya depresi segmen ST negative.

    4. Scanning paru

    Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama

    serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

    5. Spirometri

    Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversible, cara yang paling cepat dan

    sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.

    Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol

    (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih

    dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih

    dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi

    juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Banyak penderita tanpa

    keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.

    Penatalaksanaan

    Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah

    Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.

    Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma

    Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma,

    baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti

    tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang

    merawatnnya.

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    25/28

    Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:

    1. Pengobatan non farmakologik

    Dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan, menghindari faktor pencetus, pemberian

    cairan, fisiotherapi, dan pemberian O2 bila perlu.

    2. Pengobatan farmakologik :

    Bronkodilator

    Merupakan obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :

    a) Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

    Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), Fenoterol (berotec), Terbutalin (bricasma)

    Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan

    semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang

    berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler)

    atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat

    khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya

    dihirup.

    b) Santin (teofilin)

    Nama obat : Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard) , Teofilin

    (Amilex).

    Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya

    berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.

    Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma

    akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering

    merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan.

    Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila

    minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya

    dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal

    tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

    c) Kromalin

    Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.

    Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anakanak. Kromalin biasanya

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    26/28

    diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah

    pemakaian satu bulan.

    d) Ketolifen

    Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis

    dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.

    BRONKITIS KRONIS

    Bronkitis kronis didefinisikan menurut gejala klinisnya. Bronkitis kronis merupakan suatu

    gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan

    bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam

    setahun, sekurang-kurangnya dalam dua tahun berturut-turut.

    Temuan patologis utama pada bronchitis kronik adalah hipertrofi kelenjar mukosa bronkus dan

    peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel goblet, dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa

    bronkus. Pembentukan mucus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif.

    Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkiolus

    kecil sehingga bronkiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah

    rokok dan polusi udara. Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi

    rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis, sehingga timbunan mucus

    meningkat sedangkan mekanisme pertahanan semakin melemah.()

    Gejala yang terdapat pada pasien adalah: ()

    Batuk perokok`, keluhan terutama pada saat bangun tidur dan ini merupakan gejala awalbronchitis

    Batuk berlendir yang kronis Proses yang lebih lanjut akan menunjukkan nafas terengah-engah Semakin parah, penderita akan merasakan lemah badan, seolah-olah tidak bertenaga.

    Pencegahan bronchitis kronis adalah dengan menghindari rokok, menghindari polusi dengan

    menggunakan masker.

    KESIMPULAN

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    27/28

    Asma bronchial adalah infeksi kronik saluran napas yang melibatkan peranan banyak sel dan

    elemen seluler. Penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel,

    ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap

    berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya,

    asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non

    alergik) ,Asma gabungan.

    Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan asma bronkhial

    yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress,

    lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas jasmani yang berat). Pencegahan serangan asma dapat

    dilakukan dengan :

    a. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi

    b. Menghindari kelelahan

    c. Menghindari stress psikis

    d. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin

    e. Olahraga renang, senam asma

    Kontrol pemeriksaan diri harus secara teratur dilakukan agar asma tidak menjadi berat dan

    pengobatan yang paling baik adalah menghindari faktor pencetusnya.

    BAB VI

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/29/2019 diskusi 4 pulmo

    28/28

    1. Suara nafas tambahan. Available at: http://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahan. Accessed on January 2, 2012.

    2. Kee,Joyce LeFever. 1997. Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostic.Jakarta:ECG3. Yunus, faisal.Penatalaksanaan bronchitis kronis. Cermin Dunia Kedokteran. Available at:

    http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14Penatalaksa

    naanBronkhitis99.html. Acessed on January 3, 2012.

    4. Halim-Mubin, A. 2001.Asma bronkiale.Panduan praktis ilmu penyakit dalam: diagnosisdan terapi.Jakarta:ECG.

    5. Baratawidjaja, K. 1990 .Asma Bronchiale. Ilmu Penyakit Dalam,Jakarta : FK UI.

    6. Dinda. Asma bronkiale.Medicafarma. Available at:http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.html . Acessed on: jamuary 2,

    2012

    Dr. prima almazini on 20 February 2008

    http://myhealing.files.wordpress.com/2008/02/asthma.htm

    2. Andika Chandra Putra inAsma.http://andikacp.wordpress.com/2007/11/16/gawat-nafas-asma/&usg.htm

    3. .http://doctorology.net/wp-content/uploads/2009/03/tipe asma.htm4. http://jogjafisio.wordpress.com/2009/05/21/apakah-anda-pernah-mengalami asma.htm5. http://shirath.wordpress.com/2009/04/08/pengobatan-herbal-asma-dan-sinustis.htm7.

    http://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahanhttp://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahanhttp://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahanhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.htmlhttp://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.htmlhttp://id.wordpress.com/tag/asma/http://id.wordpress.com/tag/asma/http://id.wordpress.com/tag/asma/http://andikacp.wordpress.com/2007/11/16/gawat-nafas-asma/&usg.htmhttp://andikacp.wordpress.com/2007/11/16/gawat-nafas-asma/&usg.htmhttp://doctorology.net/wp-http://jogjafisio.wordpress.com/2009/05/21/apakah-anda-pernah-mengalami%20asma.htmhttp://jogjafisio.wordpress.com/2009/05/21/apakah-anda-pernah-mengalami%20asma.htmhttp://doctorology.net/wp-http://andikacp.wordpress.com/2007/11/16/gawat-nafas-asma/&usg.htmhttp://id.wordpress.com/tag/asma/http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahanhttp://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahan