motto - universitas udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama...

28
1 MOTTO Procastinate Procastinating -NN- Don’t wait for perfect moment, but take the moment and make it perfect -NN- Think deeply, speak gently, do perfectly -NN- To be inspired is great, but to inspire is increadible -NN-

Upload: others

Post on 10-Jun-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

1

MOTTO

Procastinate Procastinating

-NN-

Don’t wait for perfect moment, but take the moment and make it perfect

-NN-

Think deeply, speak gently, do perfectly

-NN-

To be inspired is great, but to inspire is increadible

-NN-

Page 2: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

ii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk:

Bapak dan Ibu tercinta

Ketut Sukariasa dan I.G.A Nyoman Mayani Budi

Adik perempuan yang saya cintai

Ni Made Ayriani Sukma Pramiari

Sahabat-sahabat saya

Dharma, Mangtry, Surya, Teguh

Serta

Almamater yang saya banggakan

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Page 3: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

iii

Pernyataan Keaslian Karya

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Putu Yoga Sukma Pratama, dengan ini

menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk

memperoleh derajat kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dimanapun. Sepanjang

pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya

bersedia derajat kesarjanaan ini dicabut.

Denpasar, 31 Desember 2016

Yang menyatakan,

Putu Yoga Sukma Pratama

NIM. 1302205024

Page 4: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

iv

PENGARUH KUANTITAS, KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL,

DAN PERILAKU ALTRUISME ANGGOTA KELOMPOK TERHADAP SOCIAL

LOAFING DALAM PROSES DISKUSI KELOMPOK DI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Putu Yoga Sukma Pratama

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK

Social loafing merupakan kecenderungan individu untuk memberikan usaha minimal

terhadap pencapaian kelompok. Adanya social loafing dapat merugikan anggota kelompok

lain, karena tidak seimbangnya kontribusi yang diberikan individu dan hasil yang diperoleh

individu tersebut. Diperlukan pertimbangan tepat agar social loafing dalam kelompok dapat

ditekan kemunculannya. Faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut diantaranya ukuran

kelompok, komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi

interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok terhadap social loafing pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan menggunakan simple random

sampling. Sebanyak 139 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter dan Ilmu

Keperawatan yang menjadi responden dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan

adalah Skala Social Loafing dengan reliabilitas 0.918, Skala Komunikasi Interpersonal

dengan reliabilitas 0.914, dan Skala Altruisme dengan reliabilitas 0.850. Hasil uji regresi

berganda menunjukkan R=0.440 dan adjusted R square sebesar 0.176. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme

anggota kelompok memiliki hubungan yang positif terhadap social loafing dan memberikan

pengaruh sebesar 17.6% terhadap social loafing. Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa

sangat disarankan untuk mempertahankan hubungan dengan sesama anggota kelompok

melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi

kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi kelompok, karena diskusi

kelompok merupakan salah satu media yang dapat mengasah kemampuan interpersonal dan

mempertajam clinical/soft skill mahasiswa.

Kata kunci: Kuantitas, komunikasi interpersonal, altruisme, social loafing

Page 5: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

v

THE INFLUENCE OF QUANTITY, INTERPERSONAL COMMUNICATION

ABILITY, AND ALTRUISM BEHAVIOR OF GROUP MEMBERS ON SOCIAL

LOAFING IN GROUP DISCUSSION AT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA

UNIVERSITY

Putu Yoga Sukma Pratama

Psychology Study Program Faculty of Medicine Udayana University

ABSTRACT

Social loafing is individual’s tendency to perform little effort toward group’s achievement.

Social loafing can harm other group members, since it creates imbalanced contribution and

result achieved among individuals. Therefore, appropriate consideration to prevent the

arising of social loafing in a group is highly necessary. Some factors to consider are group

size, interpersonal communication, and altruism behavior. This research is a quantitative

research to investigate the influence of quantity, interpersonal communication ability, and

altruism behavior of group members towards social loafing on student in Faculty of

Medicine, Udayana University by employing simple random sampling. The respondent of

this research is 139 students of Medical Education and Nursing Study Program. Meanwhile,

the measurement tool of this research is Social Loafing Scale with the realibility 0.918,

Interpersonal Communication Scale with the realibility 0.914, and Alruism Scale with the

realibility 0.850. The result of multiple regression analysis indicates R=0.440 and the

adjusted R square is 0.176. It indicates that the variable of quantity, interpersonal

communication ability, and altruism behavior of group members have positive correlation to

social loafing and give influence 17.6% on social loafing. Based on this, students are

strongly advised to maintain relations with his fellow group members through interpersonal

communication and behavior of altruism, especially during group discussions, as well as

maintain the liveliness in the process of group discussion, as the discussion group is one

medium that can hone interpersonal skills and sharpen clinical/soft skills of students.

Key words: Quantity, interpersonal communication, altruism behavior, social loafing

Page 6: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

vi

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,

rahmat, dan anugerah-Nya karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Program

Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Skripsi yang penulis ajukan ini

berjudul “Pengaruh Kuantitas, Kemampuan Komunikasi Interpersonal, dan Perilaku

Altruisme terhadap Social Loafing dalam Proses Diskusi Kelompok di Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana”.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya dukungan-dukungan dari

rekan-rekan penulis. Melalui kesempatan ini, peneliti ingi menyampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr.dr. Putu Astawa, SpOT(K), M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.

2. Ibu Dra. Adijanti Marheni, M.Si., Psikolog selaku Ketua Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Ibu Putu Nugrahaeni Widiasavitri, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen

pembimbing akademik dari awal perkuliahan yang selalu memberikan motivasi,

serta banyak memberikan saran dan pengarahan selama perkuliahan.

4. Dr. Ni Made Swasti Wulanyani, S.Psi., M.Erg., Psikolog selaku dosen pembimbing

proposal, studi kasus, dan skripsi yang merupakan sosok yang selalu menuntun

saya dan selalu memberikan bimbingan dan ide-ide dalam proses penyusunan

skripsi ini. Terima kasih saya ucapkan atas waktu, tenaga, dan motivasi yang

diberikan kepada saya, sehingga saya dapat mencapai tahap akhir dengan baik.

Page 7: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

vii

5. Ibu I.G.A.P Wulan Budisetyani, S.Psi., M.Psi.,Psikolog; Bapak David Hizkia

Tobing, S.Psi., MA; dan Ibu Dra. Adijanti Marheni, M.Si., Psikolog; selaku penguji

skripsi yang telah memberikan sumbangan pemikiran serta saran yang membangun,

sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh dosen di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana yang telah bersedia berbagi ilmu pengetahuan, wawasan, serta

pengalaman selama menempuh pendidikan 3,5 tahun terakhir ini kepada peneliti.

7. Seluruh staff di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

yang telah membantu segala keperluan administrasi dan birokrasi dalam proses

perkuliahan.

8. Korti PSPD dan PSIK angkatan 2014 dan 2015 yang sudah membantu saya dalam

proses pengambilan data.

9. Bapak, Ibu, serta adik yang selalu menjadi orang pertama yang selalu memberikan

doa, dukungan dan motivasi.

10. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

11. Sahabat saya yang selalu saya banggakan dan saya cintai, Dharma, Mangtry, Surya,

dan Teguh.

12. Teman-teman Hipnosys 2013 yang saya banggakan.

13. Sahabat Anonim yang saya banggakan.

14. Tim Jurnal Psikologi Udayana yang senantiasa mendukung dan memberikan

motivasi.

15. Rekan-rekan KKN Sembiran 2016

16. Pihak-pihak lain yang mendukung serta membantu peneliti yang tidak dapat

sebutkan satu per satu.

Page 8: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

viii

Akhir kata peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga

karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum dan almamater.

Denpasar, Januari 2017

Penulis

Page 9: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii

MOTTO…………. ............................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................................... iiv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................ v

ABSTRAK………. ............................................................................................................. ivi

ABSTRACT……… ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI……… ............................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL… .......................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xv

BAB. I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 7

E. Keaslian Penelitian ....................................................................................................... 8

BAB II. LANDASAN TEORI............................................................................................. 13

A. Kelompok ................................................................................................................. 13

1. Pengertian Kelompok ........................................................................................... 13

2. Tipe-Tipe Kelompok ............................................................................................ 15

3. Tahap-Tahap Pembentukan Kelompok ................................................................ 16

4. Small Group Discussion ....................................................................................... 18

B. Performa Anggota dalam Kelompok .......................................................................... 20

1. Social Facilitation ................................................................................................ 20

2. Ringelmann Effect ................................................................................................ 23

3. Social loafing ........................................................................................................ 23

C. Ukuran Kelompok ...................................................................................................... 27

1. Group Size atau Ukuran Kelompok ...................................................................... 28

Page 10: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

x

D. Kemampuan Komunikasi Interpersonal ..................................................................... 31

1. Definisi Komunikasi Interpersonal ....................................................................... 31

2. Teori Komunikasi Interpersonal ........................................................................... 31

3. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal .............................................................. 33

E. Altruisme ................................................................................................................. 34

1. Definisi Altruisme ................................................................................................ 34

2. Norma dalam Altruisme ....................................................................................... 35

3. Karakteristik Individu dengan Kecenderungan Altruisme .. Error! Bookmark not

defined.

4. Faktor-Faktor Penyebab Altruisme ...................................................................... 37

5. Aspek-Aspek Altruisme ....................................................................................... 39

E. Peran Kuantitas, Kemampuan Komunikasi Interpersonal, dan Perilaku Altruisme

Anggota Kelompok terhadap Social Loafing ............................................................. 40

F. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 42

BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 43

A. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................................. 43

1. Variabel Bebas ...................................................................................................... 43

2. Variabel Tergantung ............................................................................................. 43

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 43

1. Kuantitas Anggota Kelompok .............................................................................. 44

2. Komunikasi Interpersonal .................................................................................... 44

3. Perilaku Altruisme ................................................................................................ 44

4. Social Loafing ....................................................................................................... 44

C. Subjek Penelitian ........................................................................................................ 45

1. Populasi ................................................................................................................ 45

2. Sampel .................................................................................................................. 45

3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................................ 45

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 47

1. Skala Social Loafing ............................................................................................. 47

2. Skala Komunikasi Interpersonal ........................................................................... 48

3. Skala Altruisme .................................................................................................... 49

E. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................................ 50

Page 11: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

xi

1. Uji Validitas .......................................................................................................... 50

2. Uji Reliabilitas ...................................................................................................... 51

F. Metode Analisis Data ................................................................................................. 52

1. Uji Asumsi Penelitian ........................................................................................... 53

2. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 56

A. Persiapan Penelitian .................................................................................................... 56

1. Persiapan Uji Coba Alat Ukur Penelitian ............................................................. 56

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur............................................................... 57

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................................... 60

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian ............................................................................. 61

1. Karakteristik Responden....................................................................................... 61

2. Deskripsi dan Kategorisasi Data Penelitian.......................................................... 62

3. Uji Asumsi Penelitian ........................................................................................... 65

4. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 69

5. Analisis Tambahan ............................................................................................... 72

D. Pembahasan ................................................................................................................ 77

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 84

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 84

B. Saran……… ............................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 86

LAMPIRAN…… ................................................................................................................ 91

Page 12: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peran Kuantitas, Kemampuan Komunikasi Interpersonal, dan Perilaku

Altruisme Anggota Kelompok terhadap social loafing .............................. 42

Page 13: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Social Loafing ............................................................... 48

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Komunikasi Interpersonal ............................................. 49

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Altruisme ...................................................................... 50

Tabel 4. Sebaran Aitem Skala Social Loafing .................................................................. 57

Tabel 5. Sebaran Aitem Skala Social Loafing (Setelah Uji Validitas) ............................. 58

Tabel 6. Sebaran Aitem Skala Komunikasi Interpersonal ................................................ 58

Tabel 7. Sebaran Aitem Skala Komunikasi Interpersonal (Setelah Uji Validitas) ........... 59

Tabel 8. Sebaran Aitem Skala Altruisme ......................................................................... 60

Tabel 9. Sebaran Aitem Skala Altruisme (Setelah Uji Validitas) .................................... 60

Tabel 10. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ........................................................... 61

Tabel 11. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 62

Tabel 12. Deskripsi Data Penelitian ................................................................................. 62

Tabel 13. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal ........................................................... 63

Tabel 14. Kategorisasi Altruisme ..................................................................................... 64

Tabel 15. Kategorisasi Social Loafing .............................................................................. 65

Tabel 16. Uji Normalitas .................................................................................................. 66

Tabel 17. Uji Linieritas ..................................................................................................... 66

Tabel 18. Uji Multikolinieritas ......................................................................................... 67

Tabel 19. Uji Heterskedastisitas ....................................................................................... 68

Tabel 20. Hasil Signifikansi Uji Regresi Berganda .......................................................... 69

Tabel 21. Besaran Sumbangan Variabel Bebas terhadap Variabel Tergantung ............... 70

Tabel 22. Uji Hipotesis Minor dan Garis Regresi Linier Berganda ................................. 70

Tabel 23. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .......................................................................... 72

Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................................... 73

Tabel 25. Hasil Uji Anova Ukuran Kelompok dan Social Loafing .................................. 73

Tabel 26. Hasil Homogeneous Subset .............................................................................. 74

Tabel 27. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................................... 74

Tabel 28. Hasil Uji Anova Usia dan Social Loafing ........................................................ 75

Tabel 29. Hasil Homogeneous Subset .............................................................................. 75

Tabel 30. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................................... 76

Page 14: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

xiv

Tabel 31. Hasil Uji T-Test Independent............................................................................ 76

Page 15: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Penelitian ..................................................................................................... 91

Lampiran 2. Data Uji Coba Skala Social Loafing ........................................................... 101

Lampiran 3. Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Social Loafing ...................................... 104

Lampiran 4. Data Uji Coba Skala Komunikasi Interpersonal ............................................. 105

Lampiran 5. Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Komunikasi Interpersonal................... 112

Lampiran 6. Data Uji Coba Skala Altruisme ......................................................................... 113

Lampiran 7. Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Altruisme .............................................. 121

Lampiran 8. Data Penelitian .................................................................................................... 122

Lampiran 9. Uji Normalitas Data Penelitian ......................................................................... 128

Lampiran 10. Uji Linieritas Data Penelitian ............................................................................ 129

Lampiran 11. Uji Multikolinearitas Data Penelitian .................................................................... 131

Lampiran 12. Uji Heteroskedastisitas Data Penelitian ........................................................... 132

Lampiran 13. Uji Autokorelasi Data Penelitian ...................................................................... 122

Lampiran 14. Deskripsi Data Penelitian ................................................................................... 133

Lampiran 15. Hasil Uji Regresi Berganda ............................................................................... 135

Lampiran 16. Hasil Uji Tambahan Uji Beda Social Loafing dan Jenis Kelamin ............... 136

Lampiran 17. Hasil Uji Tambahan Uji Anova Social Loafing dan Ukuran Kelompok ..... 137

Lampiran 18. Kuesioner Preliminary Study ............................................................................ 139

Page 16: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

xvi

Page 17: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

1

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan terus berkembang dengan

pesatnya. Hal tersebut memberikan dampak terhadap proses pendidikan karena, dengan

adanya perkembangan dalam teknologi informasi mampu memberikan banyak cara bagi

pelajar untuk mendapatkan informasi sumber belajar. Artinya, pelajar tidak hanya

mendapatkan pengetahuan dari proses belajar secara formal, tetapi juga mendapat

pengetahuan dari sumber-sumber pengetahuan lainnya. Hal tersebut dapat mengoptimalkan

kemandirian pelajar dalam proses belajar (Kurdi, 2009). Adanya pengoptimalan

kemandirian dalam diri pelajar merupakan implementasi dari metode pembelajaran SCL

atau Student Centered Learning (Melyana, 2013).

Student Centered Learning (SCL) merupakan metode belajar atau mengajar yang

menjadikan pelajar sebagai pusat pembelajarannya (Machemer, 2007). Melalui SCL para

pelajar memiliki keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensi, membangun

pengetahuan, dan mencapai kompetensi melalui proses pembelajaran aktif, interaktif,

kolaboratif, kooperatif, kontekstual, dan mandiri (Harsono, 2008). Selain itu, dalam SCL

memerlukan upaya intelektual, analisis, sintesis, evaluasi, serta meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut, sasaran

dari diterapkannya SCL adalah tidak hanya sekedar pemindahan informasi, tetapi juga

pengembangan keterampilan berpikir (Harsono, 2008).

Di Indonesia, terdapat beberapa instansi pendidikan yang sudah menerapkan

metode pembelajaran SCL. Menurut Nadjamuddin & Norken (dalam Kurdi, 2009)

Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana sudah menerapkan metode pembelajaran

Page 18: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

2

SCL. Selain itu, Fakultas Kedokteran dari Universitas Airlangga, Universitas Gadjah

Mada, Universitas Syiah Kuala, dan Universitas Unika Atmajaya juga sudah menerapkan

sistem SCL (Liansyah, 2015). Penerapan SCL dalam sekolah kedokteran sangat penting,

karena untuk menciptakan tenaga medis yang handal, sekolah kedokteran tidak hanya

terpaku pada pengajaran ilmu biomedis saja, tetapi juga mengembangkan clinical skill

yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini (Amin & Eng, 2003). Berdasarkan hal

tersebut, sangat diperlukan sistem pembelajaran yang lebih berpusat pada mahasiswa,

terintegrasi, dan interaktif untuk menciptakan tenaga medis yang mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat. Penerapan metode SCL, khususnya pada sekolah kedokteran sudah

menjadi urgensi yang disampaikan oleh organisasi kesehatan dunia, seperti World Health

Organization (WHO) dan The Network: Towards Unity for Health untuk menghasilkan

pekerja kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dibidang kesehatan (Amin & Eng,

2003).

Diperlukan pilar penunjang untuk menjamin terlaksananya metode pembelajaran

SCL dalam sekolah kedokteran atau perguruan tinggi lainnya, pilar penunjang tersebut

diantaranya adalah kerja kelompok (Melyana, 2013). Kerja kelompok tersebut sudah

tercermin dalam jenis-jenis pembelajaran SCL, seperti small group discussion, cooperative

learning, collaborative learning, role-play and simulation, dan project based learning

(Dikti, 2004). Jenis-jenis pembelajaran SCL tersebut sudah diimplementasikan oleh

instansi pendidikan yang menerapkan sistem SCL, diantaranya Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana hingga saat ini masih

menggunakan metode pembelajaran SCL, khususnya dengan sistem SGD atau small group

discussion. SGD merupakan metode belajar dimana mahasiswa dibagi ke dalam beberapa

kelompok kecil, yang biasanya terdiri dari empat sampai dengan sepuluh mahasiswa di

Page 19: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

3

dalamnya yang secara bersama-sama mendiskusikan materi yang akan dipelajari (Amin &

Eng, 2003).

Berdasarkan hal tersebut, pengerjaan tugas secara berkelompok merupakan

komponen penting untuk diterapkan pada pendidikan tingkat universitas karena dengan

adanya pengerjaan tugas secara berkelompok akan mendapatkan hasil yang lebih baik

apabila dibandingkan ketika bekerja sendiri (Hall dan Buzwell, 2012). Hal ini didukung

oleh pendapat Bolton (1999) yang menyatakan bahwa sebanyak 72% pengajar di

universitas memberikan tugas secara berkelompok dalam proses perkuliahan. Adanya

pemberian tugas secara berkelompok tersebut dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa

dalam proses belajar dan kerjasama (Sujarwo, 2013). Hasil dari diterapkannya kelompok

dalam proses pembelajaran adalah meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam

komunikasi interpersonal (McCorkle dalam Hall & Buzwell, 2012) dan perilaku tolong

menolong dalam situasi sosial (Sujarwo, 2013).

Adanya proses kerjasama dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan merupakan

arti dari sebuah kelompok menurut Woodcock (dalam Stott & Walker, 1995). Bekerja

dalam lingkup kelompok di satu sisi dapat memudahkan penyelesaian masalah, namun

pada sisi lainnya dapat memicu terjadinya penurunan motivasi individu karena kehadiran

orang lain dalam kelompok. Penurunan motivasi individu ketika bekerja dalam kelompok

disebut dengan social loafing. Munculnya social loafing dalam suatu kelompok dapat

menghilangkan fungsi kelompok sebagai tempat yang efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan pembelajaran (Anggraeni dan Alfian, 2015).

Menurut hasil survei pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

social loafing memang terjadi dalam proses pembelajaran, khususnya dalam proses SGD,

seperti mengabaikan tugas yang menjadi tanggung jawab mahasiswa tersebut (Pratama,

Page 20: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

4

2015). Selain itu, hasil survei pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya juga menyatakan bahwa social loafing sering terjadi saat melakukan

SGD dan perlu dicegah kemunculannya agar tidak terbiasa menjadi mahasiswa yang tidak

bertanggung jawab dan tidak memiliki rasa empati terhadap rekan sejawat (Pratama,

2017). Sangatlah penting untuk mencegah munculnya social loafing pada mahasiswa agar

dapat mengurangi lulusan yang tidak berkualitas karena terbiasa untuk melepas tanggung

jawab terhadap tugas dan tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain. Berdasarkan data

survei tersebut, diperlukan pertimbangan tepat terkait komposisi kelompok agar

munculnya social loafing dapat dikurangi dan seluruh anggota kelompok berkontribusi

dalam proses mencapai tujuan.

Komposisi tersebut salah satunya dapat dilihat pada aspek jumlah anggota

kelompok. Terdapat beberapa pendapat mengenai jumlah anggota yang efektif dalam

sebuah kelompok, salah satunya adalah berjumlah lima sampai sembilan anggota (Robins

& Judge, 2013). Menurut Peterson (dalam Stott & Walker, 1995) jumlah anggota

kelompok yang efektif adalah berkisar antara enam sampai dengan 12 orang. Jika

kelompok memiliki anggota kelompok kurang dari enam, maka kelompok tidak

memperoleh rentang pendapat yang luas, sedangkan jika kelompok memiliki anggota

kelompok lebih dari 12 orang, maka kelompok akan kesulitan dalam mencapai

kesepakatan (Stott & Walker, 1995).

Menurut hasil survei terhadap 15 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana yang dilakukan pada hari Minggu, 6 Desember 2015, terdapat beberapa hal yang

diungkapkan terkait dengan banyaknya jumlah anggota. Hasil survei menunjukkan bahwa

jumlah anggota kelompok yang tepat adalah empat sampai dengan enam orang, sebab jika

jumlah anggota berlebihan maka masalah yang muncul adalah kesulitan dalam mengatur

Page 21: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

5

anggota, ketidakseimbangan dalam pembagian tugas, dan ketidakefektifan karena banyak

yang tidak bekerja dan berkontribusi kepada kelompok (Pratama, 2015).

Berbeda dengan hasil survei dan teori, dalam praktiknya, Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana menerapkan kelompok dengan jumlah anggota sebanyak sembilan

sampai dengan 15 orang. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, muncul sebuah

permasalahan yakni semakin banyak anggota dalam kelompok akan mempersulit dalam

proses pembagian tugas secara merata dan pada akhirnya dapat menghambat proses

penyelesaian tugas karena partisipasi anggota kelompok yang tidak merata (Pratama,

2015). Ketidakmerataan partisipasi anggota kelompok tersebut dapat menurunkan

partisipasi anggota kelompok, dan pada akhirnya social loafing pun tidak dapat dihindari

(Indik dalam Shaw, 1981). Timbulnya social loafing dapat menyebabkan rendahnya

ketertarikan individu untuk tinggal dalam kelompok atau yang disebut dengan kohesivitas

(Anggraeni & Alfian, 2015).

Terdapat faktor lain yang perlu dipertimbangkan agar kelompok menjadi lebih

efektif dan kohesif. Faktor tersebut adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi

interpersonal merupakan penyampaian informasi dari satu orang kepada orang lain

(Bochner, dalam DeVito, 2011). Menurut Wulansari, Hardjajani, & Nugroho (2013)

kohesivitas dan kinerja kelompok akan semakin baik jika komunikasi dalam kelompok

dilakukan dengan baik, yang ditandai dengan mudah dipahaminya pesan oleh sesama

anggota kelompok dan berkomunikasi dalam intonasi dan tempo yang tepat. Komunikasi

interpersonal yang terjadi dalam proses SGD dapat berupa penyampaian pemikiran atau

perasaan terhadap kelompok dan sikap saling mendukung atau menyanggah pemikiran

anggota kelompok lainnya. Jika proses penyampaian pesan berupa pemikiran atau perasaan

kepada kelompok dilakukan dengan baik, maka anggota kelompok lain dapat memahami,

Page 22: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

6

menyetujui, dan bahkan mengikuti apa yang disampaikan yang pada akhirnya dapat

mengurangi timbulnya kesalahpahaman (Wulansari, dkk., 2013).

Terbentuknya suatu kelompok dapat meningkatkan perilaku altruisme dalam diri

anggota kelompok (Sujarwo, 2013). Perilaku altruisme tersebut tercermin dalam perilaku

saling membantu saat teman sekelompok belum memahami materi diskusi (Hapsari &

Yonata, 2014). Berdasarkan hal tersebut, dalam proses diskusi kelompok, mahasiswa tidak

hanya melatih kemampuan komunikasi interpersonalnya, tetapi juga perilaku menolong

atau altruisme. Perilaku menolong atau altruisme merupakan hasrat untuk menolong orang

lain diatas kepentingan pribadi dan tidak mengharapkan imbalan (Myers, 2003).

Faturochman (2009) menyatakan bahwa pada kelompok dengan kohesivitas tinggi,

anggota kelompok merasa bahwa memberikan pertolongan kepada anggota kelompok

merupakan sebuah tanggung jawab, sehingga perilaku menolong diperlukan dalam sebuah

kelompok. Hal ini berkaitan dengan adanya diffusion of responsibility atau persebaran

tanggung jawab dari diri individu saat berada dalam situasi sosial (Sarwono & Meinarno,

2009).

Jika diffusion of responsibility dikaitkan dengan kelompok, maka tanggung jawab

individu untuk menolong akan menurun karena terbagi dengan anggota kelompok yang

berada disekitar diri individu tersebut. Adanya diffusion of responsibility inilah yang

menyebabkan munculnya social loafing, namun pada kelompok yang kohesif tidak terjadi

diffusion of responsibility, karena saling menolong adalah tanggung jawab sesama anggota

kelompok (Rutkowski, Cruder, & Romer, 1983).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kuantitas anggota

dalam suatu kelompok, komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme dapat

berkontribusi terhadap kohesivitas kelompok. Jika kohesivitas sudah muncul dalam sebuah

Page 23: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

7

kelompok, maka kemungkinan terjadinya social loafing dapat ditekan. Oleh karena itu,

diperlukan sebuah penelitian yang mampu memberikan informasi mengenai pengaruh

jumlah anggota kelompok, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme

terhadap timbulnya social loafing. Harapannya, hasil penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan dalam pembentukan kelompok SGD yang efektif.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku

altruisme anggota kelompok terhadap social loafing?

2. Seberapa besar pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku

altruisme anggota kelompok terhadap social loafing?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi

interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok terhadap social loafing.

2. Untuk mengetahui besar pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal,

dan perilaku altruisme anggota kelompok terhadap social loafing.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan, terdapat beberapa manfaat, yaitu:

Page 24: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

8

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat memberikan wawasan tambahan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya di bidang Psikologi Pendidikan terkait dengan penggunaan SCL dalam

proses belajar.

b. Dapat memperkaya kajian teori Psikologi Sosial mengenai social loafing dan

dinamika kelompok.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan evaluasi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan kerja

tim atau kelompok agar selalu mempertimbangkan besar atau jumlah anggota

kelompok, komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme agar kelompok menjadi

efektif dan efisien dalam mencapai tujuan kelompok.

b. Dalam lingkup organisasi maupun pendidikan, penelitian ini diharapkan mampu

untuk memberikan informasi dan wawasan tambahan mengenai penetapan jumlah

serta karakteristik individu yang tepat dalam sebuah kelompok.

E. Keaslian Penelitian

Untuk menunjang penelitian ini, terdapat beberapa kajian dari penelitian

sebelumnya yang masih berkaitan dengan judul penelitian ini, yakni Pengaruh Kuantitas,

Kemampuan Komunikasi Interpersonal, dan Perilaku Altruisme Anggota Kelompok

terhadap Social loafing.

a. Penelitian pertama berjudul “Social Loafing: A Field Investigation" yang dilakukan

pada sampel yang berasal dari dua organisasi yang berbeda (Liden, Wayne, Jaworski,

& Bennet, 2004). Jumlah responden dalam penelitian tersebut adalah 168 karyawan,

Page 25: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

9

yang kemudian dikelompokkan ke dalam 23 kelompok kerja. Alat pengumpulan data

yang digunakan adalah tujuh jenis kuesioner berbeda untuk mengukur masing-masing

variabel. Pada tingkat individual, menggunakan empat jenis kuesioner, sedangkan pada

tingkat kelompok, menggunakan dua jenis kuesioner. Hasil uji korelasi menunjukkan

bahwa social loafing pada tingkat individual akan semakin tinggi tingkat

kemunculannya apabila ada peningkatan task interdependence dan penurunan task

visibility dan distributive justice. Pada tingkat kelompok, social loafing akan semakin

besar tingkat kemunculannya apabila ukuran kelompok semakin besar dan kohesivitas

semakin menurun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liden, dkk. (2004),

terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam responden,

variabel bebas, uji hipotesis, setting, dan alat ukur yang digunakan.

b. Penelitian selanjutnya berjudul “Peran Jender dan Social loafing Tendency terhadap

Prestasi Akademik dalam Konteks Pembelajaran Kooperatif”, dengan partisipan

berjumlah 252 mahasiswa, dimana 181 orang berasal dari Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara dan Universitas Medan Area berjumlah 71 orang (Zahra,

Eliana, Budiman, & Novliadi, 2015). Komposisi mahasiswa secara keseluruhan di

kedua universitas, jumlah partisipan laki laki berjumlah 43 orang dan perempuan

berjumlah 209 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur social loafing

tendency adalah dengan menggunakan SLTQ yang dibuat Ying, dkk. (2014). SLTQ

tersebut kemudian dialihbahasakan menjadi Bahasa Indonesia. Dari analisis

mediasional Baron & Kenny (1986) diperoleh hasil bahwa social loafing tendency

tinggi berasosiasi dengan prestasi akademik yang rendah dan social loafing tendency

juga tidak menjadi mediator antara hubungan efek jender terhadap prestasi akademik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zahra, dkk. (2015), terdapat beberapa

Page 26: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

10

perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam responden, variabel bebas,

uji hipotesis, dan alat ukur yang digunakan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh Zahra, dkk. (2015) adalah sama-sama mengambil data dalam

setting pendidikan.

c. Penelitian selanjutnya berjudul “Extrinsic and Intrinsic Origins of Perceived Social

Loafing in Organizations” (George, 1992). Responden dalam penelitian ini berjumlah

221 pekerja di bagian penjualan. Penelitian ini menggunakan tiga skala, yakni skala

task visibility yang terdiri dari 6 aitem, skala intrinsic involvement yang terdiri dari 3

aitem dan skala social loafing yang terdiri dari 10 aitem. Dari hasil analisis Korelasi

menyatakan bahwa dorongan instrinsik dan ekstrinsik berkorelasi terhadap munculnya

social loafing dalam kelompok kerja dalam konteks organisasi. Social loafing akan

semakin tinggi jika task visibility rendah, sedangkan pada variabel instrinsic

involvement memberikan korelasi negatif terhadap social loafing. Selain itu, variabel

instrinsic involvement dapat memoderasi hubungan antara task visibility dan social

loafing. Artinya, semakin tinggi instrinsic involvement, maka hubungan task visibility

dan social loafing semakin rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Georger (1992), terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan

dalam responden, variabel bebas, uji hipotesis, setting, dan alat ukur yang digunakan.

d. Penelitian yang berjudul “Hubungan Kohesivitas dan Social loafing dalam Pengerjaan

Tugas Berkelompok pada Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga”, menyatakan

bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kohesivitas dan social loafing

dalam pengerjaan tugas berkelompok pada mahasiswa (Anggraeni & Alfian, 2015).

Penelitian tersebut dilakukan pada responden berjumlah 290 orang yang berasal dari

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Variabel kohesivitas dan social

Page 27: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

11

loafing masing-masing diukur melalui skala The Group Environment Questionnaire

(GEQ) yang digagas oleh Carron (1985) dan Skala social loafing. Berdasarkan uji

korelasi Pearson Product Moment didapatkan sebesar -0.724 dengan taraf signifikansi

sebesar 0.000 dan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara

kohesivitas dan social loafing, yang berarti semakin tingginya kohesivitas maka social

loafing akan rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni & Alfian

(2015), terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam

responden yang digunakan, variabel bebas yang digunakan, uji hipotesis yang

digunakan, dan alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni & Alfian (2015) adalah

sama-sama menggunakan setting pendidikan.

e. Penelitian yang dilakukan oleh Hardy dan Latane (1988) dengan judul “Social loafing

in Cheerleaders: Effects of Team Membership and Competition” yang bertujuan untuk

melihat social loafing dalam suasana yang kompetitif dan dengan tugas tim yang dapat

memotivasi secara intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social loafing tidak

terbatas pada tugas-tugas yang dianggap tidak penting atau bermakna, yang tidak

memiliki kepentingan intrinsik, yang tidak melibatkan kompetisi, atau yang dilakukan

dengan orang asing. Penelitian tersebut dilakukan pada 48 siswi SMA yang menghadiri

cheerleader, dimana cheerleader berusia antara 15 sampai 17 tahun dan memiliki 2

sampai 5 tahun pengalaman menjadi cheerleader. Data dianalisis dengan uji T-Test

One Sample dengan desain ANOVA 2 (Tim) x 3 (Kompetisi) x 2 (Tugas) x 2 (Blok

Percobaan). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hardy dan Latane (1988),

terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam responden,

variabel bebas, uji hipotesis, setting, dan alat ukur yang digunakan.

Page 28: MOTTO - Universitas Udayana · melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi

12

Adapun penjelasan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sejenis yaitu:

1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitas, kemampuan

komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok.

2. Setting yang digunakan dalam penelitian ini adalah setting pendidikan, khususnya pada

Fakultas Kedokteran yang menjadikan SGD sebagai metode pembelajaran utama dan

memiliki memiliki sistem pembelajaran yang berbeda dengan beberapa fakultas

kedokteran lainnya di Indonesia (Unud, 2014).

3. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana yang masih aktif mengikuti SGD.

4. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi berganda.

5. Penelitian ini merupakan menggunakan metode survei analitis, karena penelitian ini

ingin melihat perlakuan dalam situasi alamiah tanpa adanya manipulasi (Morissan,

2014).