pengaruh remunerasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja …digilib.unila.ac.id/59010/3/3. skripsi...
TRANSCRIPT
PENGARUH REMUNERASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Pada Pegawai Di Universitas Lampung)
(Skripsi)
Oleh
DEBBY ARISANDI GUSARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
THE EFFECT OF REMUNERATION AND LEADERSHIP’S STYLE ON
EMPLOYEE PERFORMANCE WITH MOTIVATION AS INTERVENING
VARIABLES
(Study of Employees at Lampung University)
By
DEBBY ARISANDI GUSARA
This study aims to provide empirical evidence of remuneration, leadership style
and motivations that affect employee performance at University of Lampung.
Remuneration as an independent variable, leadership style as an independent
variable, motivation as an intervening variable and employee performance at the
University of Lampung as the dependent variable. Data were analyzed using
Structural Equation Model (SEM) with software Smart PLS 3.2.8. The sampling
method used is purposive sampling method and retrieved 294 respondents criteria
in research. The data used are primary data in the form of respondents'
perceptions of the variables using a questionnaire. To prove the hypothesis with
the validity and reliability. The results showed that remuneration has no effect on
employee performance, leadership style has no effect on employee performance,
motivation has a positive effect on employee performance, remuneration has a
positive effect on motivation, leadership style has a positive effect on motivation,
remuneration has indirect effect on employee performance and leadership style
indirect effect on employee performance.
Keywords: remuneration, leadership style, motivation, employee performance.
ABSTRAK
PENGARUH REMUNERASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Pada Pegawai di Universitas Lampung)
Oleh
DEBBY ARISANDI GUSARA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji remunerasi, gaya kepemimpinan dan
motivasi yang mempengaruhi kinerja pegawai di Universitas Lampung.
Remunerasi sebagai variabel independen, gaya kepemimpinan sebagai variabel
independen, motivasi sebagai variabel intervening serta kinerja pegawai di
Universitas Lampung sebagai variabel dependen. Data dianalisis dengan
menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan software Smart PLS
3.2.8. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling dan diperoleh 294 responden kriteria dalam penelitian. Data yang
digunakan adalah data primer yaitu berupa persepsi responden terhadap variabel-
variabel dengan menggunakan kuesioner. Untuk membuktikan hipotesis dengan
uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remunerasi
tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai, gaya kepemimpinan tidak
berpengaruh terhadap kinerja pegawai, motivasi berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai, remunerasi berpengaruh positif terhadap motivasi, gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi, remunerasi berpengaruh
secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai dan gaya kepemimpinan
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai.
Kata kunci: remunerasi, gaya kepemimpinan, motivasi, kinerja pegawai.
PENGARUH REMUNERASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Pada Pegawai Di Universitas Lampung)
Oleh
DEBBY ARISANDI GUSARA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Gisting pada tanggal 12 Agustus 1996.
Penulis adalah pertama dari tiga bersaudara, pasangan
Bapak Subingat dan Ibu Eniyati. Penulis menyelesaikan
pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK PKK Gisting
Atas pada tahun 2003. Kemudian pendidikan Sekolah
Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada tahun 2009 di SD Negeri 3 Gisting
Atas. Selanjutnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di
SMP Negeri 1 Gisting dan diselesaikan pada tahun 2012. Kemudian, penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1
Kotaagung hingga tahun 2015.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama masa perkuliahan, penulis aktif menjadi
Bendahara Usaha Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung sejak 2017 hingga
2018. Selain itu, penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan kampus seperti
HIMAKTA, EBEC. Pada tahun 2018, penulis menjalankan kuliah kerja nyata
(KKN) di Desa Kutawaringin, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu.
Selain itu, penulis juga memiliki sertifikasi Brevet pajak A dan B.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmaanirrahiim
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT beserta Nabi Muhammad SAW dengan segala nikmat cinta dan kasih
sayang-Nya, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
Ku persembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Subingat dan Ibunda Eniyati. Yang selalu
memberikan cinta, dukungan, motivasi serta doa disetiap sujudnya untuk
keberhasilanku.
Adikku tercinta, Agung Prayogo dan Teguh Purbo Hanggoro. Terimakasih untuk
segala kasih sayang, pengertian, motivasi dan canda tawa selama ini.
Diriku sendiri, yang tidak pernah menyerah dan tidak berhenti sekalipun jalan
menuju cita-cita tidaklah mudah.
Seluruh orang-orang balik layar yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan motivasi dikala suka maupun duka.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
(Qs. Al-Insyirah:5-6)
“Sukses adalah saat persiapan dan kesempatan bertemu”
(Bobby Unser)
“Jika kamu ingin bias mngatur orang lain, aturlah dulu dirimu sendiri”
(Abu Bakar)
“Kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi luar. Ia atur dari dalam diri”
(Dale Carnegie)
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Remunerasi
dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai dengan Motivasi Sebagai
Veriabel Intervening (Studi Pada Pegawai di Universitas Lampung)”, sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt, selaku Dosen Pembimbing Utama atas
kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan nasihat serta motivasi
yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc, selaku Dosen pembimbing pendamping atas
ketersediaannya untuk memberikan waktu, bimbingan, nasihat, arahan serta
motivasi yang telah diberikan selama ini.
6. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt, selaku Dosen Penguji Utama yang
memberikan saran-saran yang membantu serta diskusi yang bermanfaat
mengenai pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Ph.D., Akt, selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang memberikan saran dan nasihat selama penulis menjalani masa
perkuliahan.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis selama
menempuh program pendidikan S1.
9. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak
membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan skripsi,
terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
10. Bapak Subingat dan Ibu Eniyati tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan
dukungan, doa, dan menjadi penyemangat untuk menyelesaikan studi ini.
Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan selama
ini.
11. Adik-adikku tersayang Agung Prayogo dan Teguh Purbo Hanggoro yang selalu
membawa keceriaan selama ini. Terima kasih untuk selalu menyayangi,
menginspirasikan kebaikan dan membawa kebahagiaan.
12. Mbaku Febriany, S.Pd yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah selama ini,
terimakasih atas kasih saying, perhatian, motivasi, kebahagiaan, dan segala
bantuannya dari awal masa pendidikan hingga terselesainya pendidikan ini.
13. Seluruh keluarga Kotaagung dan Gisting yang tidak berhenti untuk selalu
mendoakan kebaikan dan memberikan dukungan.
14. Keluarga keduaku, Bapak Sakimo (alm) dan Ibu Daryanti terimakasih atas
nasihat, motivasi, serta doa dan semangat yang telah diberikan.
15. Saudara diperantauan M. Eko Sutrisno, S.H dan Aulia Putri Anasti, S.Pd, dan
Hanifah, S.E, terimakasih atas doa, motivasi, saran, bantuan dan kebaikan yang
telah diberikan.
16. Sahabat seperjuangan “Menuju Akuntansi”, Aini Kolbiana, Devi Ariyatna,
Cangga Wilantika, Terima kasih untuk dukungan, doa, bantuan, kasih sayang,
dan memori indah yang tercipta selama masa perkuliahan yang berat ini.
Semoga persahabatan kita tetap terjaga dengan baik.
17. Mamasku yang selalu beradu argument denganku, Andre Suhendar, terimakasih
atas motivasi, saran, semangat, doa dan dukungan selama proses penyelesaian
skripsi ini, semoga hubungan baik kita tetap terjaga selamanya.
18. Penghuni Kosan Annisa yang sudah bersama selama 4 tahun Pakde, Bude, Mbak
Pipit, Mbak Awit, Mbak Sarah, Mbak Hanifah, Mbak Romdliah, Mba Desi,
Devi, Avika, Reni, Nisa, Diah, Eno, Michele, Ecles, dan Safiratul. Terimakasih
sudah menemani, membantu disaat susah, berbagi kebahagiaan, dan
mengajarkan banyak pelajaran hidup dari awal kuliah hingga saat ini.
19. Keluarga KKN di Desa Kutawaringin, Bapak Rizal dan Ibu Siti, Rio Rinaldo,
Rio Dicky Kurniawan, Mutiara Agung Vanessa Gumay, Agnes Putri, Disca
Anggi Pratiwi, Muhammad Ikrom. Terimakasih atas kebersamaan dan pelajaran
hidup selama 40 hari.
20. Keluarga Kepengurusan Kopma Unila 2017/2018 Kak Windu, Kak Gugun, Kak
Eko, Kak Adi, Kak Andhika, Kak Fajar, Kak Sandi, Mbak Hani, Mbak Tyas,
Mbak Tami, Elen, Mbak Sepni, Erin, Mahes, Ikhwan, Iqbal, Beni, Yoga dan
semua yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih banyak atas
doa, semangat, motivasi, pengalaman serta pelajaran bermanfaat yang telah
diberikan.
21. Karyawan Kopma Unila, Mba Sherly, Kak Ipung, dan Kak Adi. Terimakasih
atas bimbingan, bantuan dan canda-tawa salama yang telah diberikan.
22. Teman-teman SMA-ku “PH Squad” Surya Gandi AS, Rahmat Hidayat, Sinta
Nurlia, Titi Setyana, Risa Anggraini, Lekok Rina, Meri Sulistia, dan Reni Revita
Pajri. Terimakasih atas keceriaan dan kebersamaannya selama ini.
23. Teman-teman “Akuntansi Genap”, Emantari, Dara, Anisa, Fendi, Cangga, Rio,
Nabila, Rifki, Eri, David, Suci, Asy Syaroh, Marta, Erssa, Risna, Tisel, Rachma,
Anisya, Dwi, Kiki, Husni, Adzkia, Hosinta, Ayu Fatma, Bella, Adrima, Nur
Adina, Renny, Annisa, Elia, Anis, Atari, Saong, Intan, Rosalika, Erik, Rivai,
Defita, Dieky, Devi, Reni, Laili, Diorama, Neva, cici, Novira, Anti, Citra, dan
Khalid. Terimakasih atas kebersamaannya selama 4 tahun ini.
24. Teman-teman “Akuntansi Ganjil”, Aziza, Nuri, Bowo, Resti Fahira, Yusi,
Agnes, Fahrizal, Naditra, Elly, Muti, Resti, Cindy, Mahes, Oliv, Merti, Dian,
Ruli, Wuri, Ardita, Rona, Haroida, Fera, Indra, Reza, Toni, Ilma, Putri, Aini,
Wahyudi, Lilis, Azzy, Sari, Fransiska Ayu, Zahrah, Hana, Nadya, Ikhwan, Heni,
Nazim, Khafifah, Fariz, Iqbal, Susi, Rani, Tio, Famela, Desty, Udin, Reyhan,,
dan Ayu Budi. Terimakasih atas kebersamaannya selama 4 tahun ini.
25. Kakak-kakak Akuntansi 2014, terimakasih banyak atas semua arahan,
bimbingan, pelajaran dan bantuannya selama masa kuliah.
26. Semua orang dibalik layar yang tidak dapat disebutkan namanya, yang selalu
mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis dalam setiap langkah
kehidupan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga Allah
SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 20 September 2019
Penulis,
Debby Arisandi Gusara
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................ 7
1. 3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
1. 4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ................................................................................ 10
2.1.1 Remunerasi ............................................................................. 11
2.1.2 Gaya Kepemimpinan .............................................................. 14
2.1.3 Motivasi .................................................................................. 19
2.1.4 Kinerja ................................................................................... 23
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 25
2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 29
2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 29
2.4.1 Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Pegawai .................. 29
2.4.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai ... 30
2.4.3 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai ...................... 31
2.4.4 Pengaruh Remunerasi Terhadap Motivasi .............................. 32
2.4.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi ............... 33
2.4.6 Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Pegawai Melalui
Motivasi ................................................................................. 35
2.4.7 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Melalui Motivasi.................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ........................................................................ 37
3.1.1 Populasi ................................................................................... 37
3.1.2 Sampel .................................................................................... 37
ii
3.2 Sumber Data .................................................................................... 38
3.3 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 38
3.3.1 Kuesioner ................................................................................ 38
3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................... 39
3.4.1 Variabel Indepanden .......................................................... 39
3.4.1.1 Remunerasi ............................................................ 40
3.4.1.2 Gaya Kepemimpinan ............................................. 40
3.4.2 Variabel Intervening ......................................................... 41
3.4.3 Variabel Dependen ............................................................ 41
3.5 Konstruksi Diagram Jalur ........................................................ 45
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................... 47
3.6.1 Metode Analisis Deskriptif ............................................... 48
3.6.2 Pengujian Model Pengukuran (Outer Model).................... 49
3.6.2.1 Uji Validitas ........................................................... 50
3.6.2.2 Teknik Pengujian Reliabilitas Kuesioner .............. 50
3.6.3 Pengukuran Struktural Model (Inner Model) .................... 51
3.6.3.1 Coefficient Of Determinant R2 ............................... 51
3.6.3.1 Path Coefficient ..................................................... 51
3.6.4 Pengujian Hipotesis ........................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner.................................................. 53
4.2 Karakteristik Responden .............................................................. 54
4.2.1 Jenis Kelamin ..................................................................... 54
4.2.2 Usia ..................................................................................... 55
4.2.3 Masa Kerja.......................................................................... 55
4.2.4 Status .................................................................................. 56
4.3 Metode Analisis Data .................................................................... 57
4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ................ 57
4.3.1.1 Variabel Remunerasi ............................................. 58
4.3.1.2 Variabel Gaya Kepemimpinan .............................. 58
4.3.1.3 Variabel Motivasi .................................................. 59
4.3.1.4 Variabel Kinerja .................................................... 59
4.3.2 Deskriptif Variabel Penelitian ............................................ 60
4.3.2.1 Variabel Remunerasi ............................................. 60
4.3.2.2 Variabel Gaya Kepemimpinan .............................. 63
4.3.2.3 Variabel Motivasi .................................................. 67
4.3.1.4 Variabel Kinerja .................................................... 69
4.4 Pengujian Model (Outer Model) ................................................... 72
4.4.1 Convergent Validity ............................................................ 72
4.4.2 Discriminant Validity ......................................................... 76
4.4.3 Uji Reliabilitas .................................................................... 78
iii
4.5 Pengujian Inner Model (Pengujian Hipotesis) ............................... 79
4.5.1 Pengujian Coeficient Of determinant (R2) ......................... 79
4.6 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 82
4.7 Pembahasan hipotesis..................................................................... 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................... 105
5.2 Saran ............................................................................................ 106
5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 2
Tabel 3.1 Definisi Variabel Operasional ............................................................... 42
Tabel 3.2 Penentuan Kategori Rata-rata Skor Pernyataan Responden
dan Makna Penilaian Secara Deskriptif................................................ 49
Tabel 4.1 Data Tingkat Pengembalian Kuesioner................................................. 54
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 54
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia................................................................ 55
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Masa Kerja .................................................... 55
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Status ............................................................. 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................. 57
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Variabel Remunerasi . 61
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Variabel
Gaya Kepemimpinan ........................................................................... 64
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Variabel Motivasi ...... 67
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja ...... 70
Tabel 4.11 Hasil Uji Convergent Validity data Pada Seluruh Variabel ................ 73
Tabel 4.12 Hasil Uji Convergent Validity Setelah Eliminasi ............................... 75
Tabel 4.13 Hasil Cross Loading ........................................................................... 76
Tabel 4.14 Fornell-Lacker Correlation ................................................................ 77
Tabel 4.15 Hasil Uji Composite Reliability Pada Seluruh Variabel ..................... 78
Tabel 4.16 Nilai Coefficient Of Determinant (R2) ................................................ 80
Tabel 4.17 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ...................................... 80
Tabel 4.18 indirect Effect ...................................................................................... 81
Tabel 4.19 Hasil Path Coefficients Seluruh Variabel ........................................... 83
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 29
Gambar 3.1 Model Diagram Jalur ......................................................................... 48
Gambar 4.1 Outer Model Variabel Keseluruhan .................................................. 73
Gambar 4.2 Outer Model Setelah Eliminasi ........................................................ 75
Gambar 4.3 Output Model Struktural Seluruh Variabel ....................................... 79
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner Penelitian
Lampiran II Surat Izin Penelitian
Lampiran III Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran IV Tabulasi Variabel Remunerasi dan Gaya Kepemimpinan
Lampiran V Tabulasi Variabel Motivasi dan Kinerja
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat persaingan di dunia pendidikan semakin tinggi, terutama di lingkungan
perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan sarana pendidikan yang
mengutamakan pelayanan umum yang dituntut untuk dapat menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, tentunya ditunjang dari kinerja pegawai yang
berkualitas. Di Perguruan tinggi sendiri terdiri dari pegawai pendidik (dosen) dan
pegawai kependidikan (karyawan). Tenaga pendidik menurut Undang-undang No.
14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan sebagai pendidik profesional
dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Bab 1 Ayat 2). Sedangkan tenaga
kependidikan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang sistem
pendidikan nasional, Pasal 39 Ayat (1) bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Guna menghasilkan sumber daya yang berkualitas, perguruan tinggi diharapkan
mampu meningkatkan kinerja pegawainya. Kinerja pegawai diharapkan untuk
2
dapat ditingkatkan dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Peningkatan sumberdaya manusia yang berkualitas ini juga
diperhatikan oleh perguruan tinggi negeri Universitas Lampung (Unila) yang ada
di Provinsi Lampung, Indonesia. Unila sebagai salah satu institusi dengan Pola
Pengelolaan Badan Layanan Umum merupakan perguruan tinggi negeri yang
memiliki visi menjadi Sepuluh Besar Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia pada
Tahun 2025, sehingga salah satu prioritas yang harus dicapai yakni menerapkan
iklim kerja profesional dan mementingkan pelayanan kepada masyarakat oleh
seluruh pegawai. Dalam mencapai tujuan tersebut harus adanya pemberian
motivasi kerja terhadap pegawai untuk melakukan pekerjaan yang baik, salah
satunya dengan penerapan sistem remunerasi bagi pegawai.
Kebijakan pemberian remunerasi diberikan sebagai penghargaan kepada Pegawai
Negari Sipil (PNS) atas kinerja yang profesional guna mewujudkan tata
pemerintahan yang bersih dan berwibawa (Alawiya, 2013). Pemberian remunerasi
yang diberikan kepada pegawai didasarkan pada granding atau posisi jabatan dan
kinerja yang dihasilkan. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi alat bantu dalam
mengukur kinerja yang profesional, berkeadilan dan secara proporsional di setiap
perguruan tinggi. Hal ini juga berdasarkan Perpres No. 32 Tahun 2016 tentang
tunjangan kinerja pegawai di lingkungan kementrian riset, teknologi, dan
pendidikan tinggi. Kebijakan ini dilakukan dalam upaya pengoptimal kinerja.
Unila selaku Badan Layanan Umum diharapkan untuk dapat menjalankan
kewajiban penerapan sistem remunerasi bagi pegawai negeri dan pegawai BLU
3
yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.02/2006 dan
Peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/2007 serta dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 1262 Tahun 2015 yang mewajibkan Unila selaku badan layanan
umum menerapkan sistem remunerasi sejak tahun 2016, yang diperkuat dalam
peraturan Rektor Unila No. 01 Tahun 2017. Pemberian remunerasi diberikan
kepada pegawai didasarkan pada bobot jabatan, dan berdasar pada pola
keseimbangan komposisi antara gaji pokok dan tunjangan serta keseimbangan
skala gaji terendah dan tertinggi. Penilaian kinerja yang dilakukan meliputi bidang
tri darma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
Menurut sambutan Rektor Unila dalam rangka kunjungan yang dilakukan oleh
Universitas Jambi, Bandar Lampung 20 Maret 2018 mengungkapkan:
“ada peningkatan cukup signifikan sejak remunerasi diterapkan mulai
2015. Misalnya saja produksi jurnal internasional yang biasanya per
tahun hanya 12-18, kini meningkat hingga 120 item. Hal ini yang juga
mendorong peringkat Unila naik higga ke posisi ke-18 menurut penilaian
Kemenristekdikti.”
Hal ini menunjukkan bahwa remunerasi dapat dipakai sebagai instrumen untuk
meningkatkan prestasi. Pola pikir ini yang harus di tanamkan kepada seluruh
pegawai di lingkungan Unila. Dengan demikian, para pegawai di Unila
diharapkan mampu meningkatkan prestasi kerja di setiap unit kerjanya masing-
masing. Adanya pemberian remunerasi akan dapat menciptakan daya tangkal
(imunitas) yang maksimal terhadap godaan untuk mendapatkan tambahan
penghasilan melalui cara yang tidak dibenarkan oleh hukum. Remunerasi
4
diharapkan dapat membuat semua pegawai dengan gigih untuk memberikan
kinerja terbaiknya agar dapat terwujudnya visi misi dari Unila
(sumber:http://www.unila.ac.id).
Data yang diperoleh penulis dari penelitian Jayakusuma et al (2018), ditemukan
masih banyak tenaga pendidik (dosen) yang memiliki kelebihan kinerja namun
mendapatkan remunerasi yang sama dengan tenaga pendidik (dosen) yang bekerja
hanya untuk mencukupi poin remunerasi saja. Dengan diadakannya sistem
remunerasi Unila diharapkan mampu menciptakan rasa keadilan, transparansi dan
keterkendalian serta proposionalitas bagi pegawai dalam melakukan kinerjanya.
Dorongan dalam peningkatan kinerja tidak hanya dari eksternal (remunerasi) saja,
namun juga berasal dari internal pegawai. Dorongan internal ini kaitannya dengan
sikap dan perilaku individu pegawai tersebut yang dipengaruhi oleh motivasi
individu-individu tersebut. Dorongan motivasi ini tentunya akan berdampak
dalam kinerja bagi para pegawai. Motivasi adalah dorongan bagi pegawai untuk
mau melakukan tugas dan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh melalui
pemenuhan kebutuhan seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan kerja,
kebutuhan hubungan sosial, kebutuhan penghargaan serta aktualisasi diri mampu
meningkatkan kinerja pegawai (Fitria, 2014). Pada dasarnya motivasi dapat
memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka.
Hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai sehingga
berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi. Motivasi yang rendah dapat
membuat seseorang yang berkualitas tinggi mempunyai kinerja yang buruk dan
sebaliknya (Rivai, 2005).
5
Motivasi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja pegawai
(Sugianto, 2011). Bila motivasi pegawai itu rendah, maka hasil kerja atau
kinerjanya juga rendah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara motivasi dan kinerja. Pemberian motivasi dapat memberikan
efek positif dalam pelaksanaan pekerjaan pegawai dalam pencapaian target kerja
organisasi. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan indikasi kurangnya
motivasi yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Contohnya, dengan masih banyaknya pegawai yang tidak disiplin dan tidak
bersemangat dalam bekerja sehingga hasil pekerjaan di instansi ini menjadi tidak
efektif dan efisien. Selain itu kurangnya ketepatan waktu yang digunakan oleh
pegawai dalam menyelesaikan tugasnya yang akan mempengaruhi kinerja yang
dihasilkan.
Salah satu elemen penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah
kepemimpinan. Menurut Yulk, 2005 Kepemimpinan adalah proses untuk
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu
dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk
memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk
pencapaian suatu visi atau tujuan (Robbins, 2006). Upaya pencapaian tujuan
sebuah organisasi secara maksimal sangat ditentukan oleh kepemimpinan di
organisasi itu sendiri. Pemimpin dapat berperan dalam merencanakan,
melaksanakan, dan juga mengendalikan suatu organisasi, serta pemimpin
memiliki peran dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja pegawainya.
6
Penelitian Azis dan Niswah (2013) menyatakan bahwa remunerasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Tuban. Hal tersebut dibuktikan melalui analisis korelasi yang telah dilakukan
diketahui bahwa variabel remunerasi dengan variabel kinerja memiliki hubungan
positif yang sangat kuat. Mengindikasikan bahwa kebijakan dalam menerapkan
remunerasi dapat berdampak secara signifikan pada terciptanya kinerja yang
optimal oleh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tuban. Priyanto (2016)
yang meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan
kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan motivasi sebagai variabel intervening,
memberikan hasil bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap motivasi dan kinerja karyawan, kompensasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi dan kinerja karyawan. Motivasi
memediasi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja
karyawan, dan motivasi tidak memediasi pengaruh kompensasi terhadap kinerja
karyawan.
Penelitian ini mengimplikasikan penelitian Suprianto (2013) yang menyatakan
bahwa remunerasi tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai organisasi sektor publik Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di
Jawab Timur, serta dari penelitian Rokhimakumullah (2016) yang menjelaskan
bahwa remunerasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja
pegawai pada KPP Madrasah dan KPP Batu Pratama.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan adanya
penambahan variabel gaya kepemimpinan sebagai variabel X2, serta objek
7
penelitian yang dilakukan di Unila. Gaya kepemimpinan ditambahkan sebagai
variabel independen karena pemimpin memiliki peran dalam mengawasi kinerja
pegawai. Dan juga pemberian remunerasi didasarkan pada kinerja yang
dihasilkan. Penelitian ini menggunakan gaya kepemimpinan transformasional,
dimana gaya kepemimpinan transformasional merupakan sikap pemimpin dalam
memberikan motivasi kepada karyawan untuk berbuat lebih dari yang diharapkan
dengan begitu tujuan serta visi dan misi suatu organisasi akan tercapai. Jadi
dengan adanya gaya kepemimpinan yang baik akan mempengaruhi remunerasi
dengan kinerja pegawai. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pegawai Unila.
Dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Remunerasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Pegawai Dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pegawai
Di Universitas Lampung)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana remunerasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai?
3. Bagaimana motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai?
4. Bagaimana remunerasi berpengaruh terhadap motivasi?
5. Bagaimana gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi?
8
6. Bagaimana remunerasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui
motivasi?
7. Bagaimana gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai
melalui motivasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh remunerasi terhadap kinerja
pegawai.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja
pegawai.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh remunerasi terhadap motivasi.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
motivasi.
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh remunerasi terhadap kinerja
pegawai melalui motivasi.
7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja
pegawai melalui motivasi.
9
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak,
antara lain :
1. Secara akademis penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran
dan informasi bagi pengembangan ilmu akuntansi atas kinerja individual
yang berkaitan dengan remunerasi, motivasi, gaya kepemimpinan dan
kinerja pegawai.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan
yang bermanfaat bagi Unila agar lebih baik lagi dalam pemberian
remunerasi, motivasi dan implementasi atas gaya kepemimpinan sehingga
semakin meningkatkan kinerja pegawai untuk mencapai visi dan misi di
Unila.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Remunerasi
Remunerasi dalam pedoman implementasi remunerasi BLU Unila 2017 adalah
imbalan kerja, berupa gaji, honorarium, tunjangan tetap, insentif, pesangon, dan/atau
pensiun. Remunerasi diberikan kepada pejabat pengelola, Dewan Pengawas, dan
Pegawai BLU berdasarkan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme,
target kinerja, dan presensi. Insentif yang belum ada penjelasan dalam pedoman ini
akan diatur dalam keputusan rektor secara terpisah. Landasan hukum yang mendasari
kebijakan tentang pemberian remunerasi pada BLU di Kementrian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Keuangan No. 10 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan
Pegawai Badan Layanan Umum.
2. Peraturan Menteri Keuangan No. 73 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keungan No. 10/PMK.02/2006 Tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan
Pegawai Badan Layanan Umum.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
105 Tahun 2013 tentang Pejabat Perbendaharaan di Lingkungan
11
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 2016 Tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementrian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi.
5. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 3 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Teknis Kegiatan Sasaran Kerja Pegawai.
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia No. 31 Tahun 2016 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi.
7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 176/PMK.05/2017
tentang Pedoman Remunerasi Badan Layanan Umum.
Adapun payung hukum dalam kaitannya dengan pemberian remunerasi di BLU
Unila adalah KMK No. 1262/KMK.05/2015 tentang Penetapan Remunerasi Bagi
Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai BLU Unila pada Kementrian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, BLU Unila dapat membayarkan
tambahan gaji dan insentif kinerja dengan memperhatikan kemampuan
pendapatan BLU Unila. Kemudian atas dasar payung hukum tersebut melalui
Peraturan Rektor Universitas Lampung No. 01 tahun 2017 tentang Pedoman
Implementasi Remunerasi Badan Layanan Umum Universitas Lampung
sehingganya sistem pemberian remunerasi diberikan berdasarkan kesesuaian
penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil di Unila yang berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil.
12
Pemberian remunerasi ini sebagai apresiasi atas pelaksanaan reformasi birokrasi
dan bentuk usaha meningkatkan kinerja pegawai. Remunerasi ini diberikan
kepada setiap PNS di lingkungan BLU Unila kecuali untuk pegawai non aktif
sementara dikarenakan tugas belajar, diberhentikan dari jabatannya, pensiun, dan
PNS yang tidak mencapai target kinerja yang ditetapkan. Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 176/PMK.05/2017 tentang Pedoman
Remunerasi Badan Layanan Umum, Bab II tentang Prinsip, Pasal 3 menjabarkan
bahwa remunerasi diberikan berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan
profesionalisme dengan mempertimbangkan prinsip:
a. proporsionalitas, yaitu memperhatikan aset, pendapatan, sumber daya
manusia, dan/ atau layanan BLU;
b. kesetaraan, yaitu memperhatikan remunerasi pada penyedia layanan
sejenis;
c. kepatutan, yaitu memperhatikan nilai jabatan yang dihasilkan dari proses
analisis dan evaluasi jabatan; dan
d. kinerja, yaitu memperhatikan kinerja layanan dan kinerja keuangan.
Tujuan pemberian remunerasi antara lain menurut Samsudin (2006) dalam Azis
dan Niswah (2012), sebagai berikut :
a. Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi
Pegawai menerima kompensasi berupa gaji, upah, atau bentuk lain adalah
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
b. Menunjukkan Keseimbangan dan Keadilan
Ini berarti pemberian remunerasi berhubungan dengan persyaratan yang
13
harus dipenuhi oleh pegawai pada jabatan yang ia duduki, sehingga
tercipta keseimbangan antara input dan output.
c. Memajukan Lembaga atau Perusahaan
Suatu lembaga berani memberikan remunerasi yang tinggi dapat dijadikan
tolok ukur bahwa semakin berhasil lembaga tersebut membangun prestasi
kerja pegawainya, karena pemberian remunerasi yang tinggi hanya
mungkin dilakukan apabila lembaga tersebut memiliki pendapatan yang
cukup tinggi dan mau memberikan remunerasi yang tinggi pula dengan
harapan akan akan semakin memajukan lembaga tersebut.
d. Meningkatkan Produktivitas Kerja
Memberikan kompensasi yang semakin baik akan mendorong pegawai
bekerja lebih produktif.
Sistem remunerasi yang efektif sangat dibutuhkan untuk menyelaraskan
kepentingan antara kepentingan pegawai dengan organisasi. Sistem remunerasi
yang efektif diharapkan mampu memberi kepuasan kepada pegawai dan dapat
memotivasi untuk meningkatkan kinerjanya (Suprianto, 2013). Dimensi dalam
penelitian ini diperoleh dari penelitian sebelumnya, diantaranya Suprianto (2013),
Mukhti (2016), Fitria (2014), dan Ardiyanti (2016), Jayakusuma et al (2018),
sebagai berikut:
1. Transparansi
2. Keadilan
3. Keterkendalian
14
2.1.2 Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk
pencapaian suatu visi atau tujuan (Robbins, 2006). Gaya kepemimpinan adalah
metode yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku
orang lain. Setiap pemimpin memiliki pola yang berbeda untuk mendorong,
merangsang dan mengarahkan potensi bawahannya (Pawirosumarto et all, 2017).
Menurut Robinss (2006) mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinan:
a. Gaya kepemimpinan kharismatik
Menurut Robinss (2006) para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan
yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-
perilaku tertentu pemimpin mereka.
b. Gaya kepemimpinan transaksional
Menurut Robinss (2006) pemimpin transaksional merupakan pemimpin
yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran
yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya
kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-
bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi
bawahannya.
c. Gaya kepemimpinan transformasional
Menurut Robinss (2006) pemimpin transformasional mencurahkan
perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan masing-masing
pengikut. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut
akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah
lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan,
15
membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan
upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok.
d. Gaya kepemimpinan visioner
Menurut Robinss (2006) kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan
visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi
yang tengah tumbuh dan membaik. Visi ini jika diseleksi dan
diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar yang bisa
mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan
membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk
mewujudkannya.
Dalam menjalankan kegiatan kepemimpinannya, seorang pemimpin harus memiliki
prinsip dan atribut seorang pemimpin. Hicks dan Gullet dalam Mayasari (2017),
mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang ingin berhasil dalam melaksanakan
kepemimpinan hendaknya memilki sifat-sifat: a) Bersikap adil; c) Memberikan
sugesti (suggesting); d) Mendukung tercapainya tujuan (supplying Objectives); e)
Katalisator (Catalysing); f) Menciptakan rasa aman (providing Security); g) Sebagai
wakil organisasi (representing); h) Sumber inspirasi (Inspiring); dan i) Bersikap
menghargai (Praising). Sedangkan Sattock dalam Mayasari (2017) mengemukakan
prinsip-prinsip kepemimpinan di tingkat dekan:
a. Leadership is a dynamic process which involves creatively managing tensions
between for example tradition and change, having clear goals but giving
people the independence to pursue them. Executive action and supporting
colleagues, endorsing academic values but coping with external forces,
adopting both short therm objectives and long term issues.
16
b. Leadership is focused on outcomes, that is to create condition that anable
high quality research and teaching, and to raise the awareness of staff so that
they can welcome change.
c. Leadership needs to accept that its operation is multi level, both institusional
and in regard to individual staff.
d. Leadership is relational. Its occurs in situations and it must be colleagues
who determine whether you are a leader.
e. Leader must also be learners about how to do the job.
f. Academic leadership must be transformative, it is about helping ordinary
people to do extraordinary things, helping academics to embrace change, and
as a leader, transforming ones own performance.
Dalam melaksanakan kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin hendaknya
memiliki atribut yang baik. Beberapa atribut seorang pemimpin dalam Salusu (2005),
dijelaskan sebagai berikut: 1) Vitalitas fisik dan stamina; 2) Inteligensia; 3) Kemauan
menerima tanggungjawab; 4) Kompetensi penugasan; 5) Memahami kebutuhan orang
lain; 6) Terampil berurusan dengan orang; 7) Ingin berhasil; 8) Kemampuan
memotivasi; 9) Keberanian, keteguhan dan ketahanan pribadi; 10) Kemampuan
memenangkan kepercayaan; 11) Kemampuan untuk memanajemeni, memutuskan dan
menetapkan prioritas; dan 12) Adaptasi dan fleksibilitas.
Dari beberapa penjelasan di atas, dipilih gaya kepemimpinan transformasional
dalam penelitian ini. Jabnoun and al-Ghasyah dalam Mayasari (2017),
mendefinisikan bahwa pemimpin transformasional adalah seseorang yang
meningkatkan kepercayaan diri individual maupun grup, membangkitkan kesadaran
dan ketertarikan dalam grup dan organisasi, dan mencoba untuk menggerakkan
17
perhatian bawahan untuk pencapaian dan pengembangan eksistensi. Menurut Bass
(1998) dalam Humphreys (2002) mendefinisikan bahwa kepemimpinan
transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan
kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal
dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk
melakukan lebih dari yang diharapkan. Karena di dalam gaya kepemimpinan
transformasional, suatu kepemimpinan lebih mengutamakan proses pelayanan
untuk tujuan serta visi misi suatu instansi yang lebih tinggi.
Gaya kepemimpinan transformasional membuat karyawan akan merasakan
kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan penghormatan terhadap pemimpin
sehingga karyawan akan termotivasi dalam meningkatkan kinerjanya (Setyo, dkk,
2016). Menurut Putra (2015) Kepemimpinan transformasional merupakan gaya
kepemimpinan untuk melakukan perubahan, memotivasi karyawan untuk melakukan
tindakan ke level yang lebih tinggi dengan menciptakan emosi melalui perubahan
nilai, sehingga lahir kinerja yang maksimal.
Gaya kepemimpinan yang paling banyak diterapkan dalam institusi pemerintah,
yaitu adalah gaya kepemimpinan transformasional. Para pemimpin transformatif
mampu memastikan para bawahannya akan pentingnya tujuan dan nilai-nilai
organisasi. Mereka juga mampu menemukan cara-cara untuk memastikan bahwa
bawahannya akan mengetahui cara mencapai tujuan-tujuan ini. Para pemimpin
transformative memotivasi bawahannya untuk melampaui kepentingan diri sendiri
dan berupaya keras atas nama kepentingan organisasi untuk dapat mencapai
18
kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi (www.kompasiana.com).
Dengan adanya gaya kepemimpinan transformasional juga memberikan dampak
yang baik bagi kinerja karyawan, karena dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin
memberikan motivasi kepada karyawan untuk berbuat lebih dari yang diharapkan
dan untuk melakukan tugas lebih maksimal dengan meningkatkan pemahaman
pegawai akan kegunaan dan nilai-nilai dari tujuan yang real dan rinci yang
mengalahkan kepentingan sendiri demi kepentingan organisasi. Sehingga dengan
adanya motivasi dari pemimpin memberikan semangat dan dorongan bagi
karyawan untuk memberikan hasil yang maksimal untuk kinerjanya dan agar
tujuan serta visi dan misi suatu instansi dapat terwujud.
Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini menggunakan gaya kepemimpinan
transformasional yang juga telah digunakan oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh: Humphreys (2002), Putra (2015), dan Italiani (2013). Dimensi itu
diantaranya sebagai berikut:
a. Idealized Influence: pemimpin memberikan teladan bagi orang-orang
disekitarnya yang diukur dari persepsi responden tentang pemimpin
memberikan contoh berupa teladan yang baik bagi karyawan.
b. Inspirational Motivation: pemimpin dapat meningkatkan motivasi karyawan
sehingga muncul semangat kerja yang diukur dari persepsi responden tentang
adanya dukungan atau dorongan dari pemimpin agar mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan baik
c. Intellectual Stimulation: pemimpin mendorong karyawannya untuk
menyelesaikan masalah dengan cara baru yang diukur dari persepsi responden
19
tentang pemimpin yang mendorong karyawannya untuk menyelesaikan
masalah dengan berpikir inovatif.
d. Individualized Consideration: seorang pemimpin memberikan fasilitas
berupa sarana dan prasaran fisik dalam mendukung pekerjaan karyawan yang
diukur dari persepsi responden tentang pemimpin memberikan fasilitas guna
mendukung pekerjaan karyawan.
2.1.3 Motivasi
Motif adalah suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan
dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri
dikatakan untuk memuaskan motif (Sperling, 1997). Suatu motif adalah
kebutuhan yang distimulasi yang berorentasi kepada tujuan individu dalam
mencapai rasa puas (Stanton, 1981). Motivasi adalah keinginan untuk melakukan
sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-
tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi
suatu kebutuhan individual (Robbins, 2006).
McClelland seperti dikutip Mangkunegara (2005), berpendapat bahwa ada
hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kerja.
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi
kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Banyak penelitian yang membuktikan
bahwa setelah pegawai diberi motivasi dalam bekerja, kinerjanya menjadi lebih
baik.
20
Mangkunegara (2005) mengemukakan bahwa terdapat dua teknik untuk
memotivasi kerja pegawai yaitu :
a. Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai, artinya bahwa pemenuhan
kebutuhan pegawai merupakan fundamental yang mendasari perilaku
kerja.
b. Teknik komunikasi persuasif, adalah merupakan salah satu teknik
memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi
secara ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah “ADIDAS” yaitu
Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Action (aksi atau
tindakan) dan Satisfaction (kepuasan).
McClelland mengatakan bahwa ada tiga yang kebutuhan penting yang ingin
dicapai seseorang dalam teori motivasi, yaitu: kebutuhan prestasi (kebutuhan
afiliasi dan kebutuhan kekuasaan (power).
a. Kebutuhan akan prestasi (achievement)
Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki rasa
tanggung jawab terhadap pelaksanaan suatu tugas/orang yang memiliki
kebutuhan akan prestasi yang tinggi dan ia memiliki suatu keinginan besar
untuk dapat berhasil dalam menyelesaikan pekerjaan. Orang yang memilih
kebutuhan prestasi tinggi memiliki keinginan untuk bekerja keras guna
memperoleh tanggapan atau umpan balik atas pelaksanaan tugasnya.
b. Kebutuhan akan afiliasi (affiliation)
Mereka memiliki suatu keinginan dan mempunyai perasaan yang diterima
oleh orang lain dilingkungan dimana mereka bekerja. Mereka cenderung
berusaha membina hubungan sosial yang menyenangkan dan rasa saling
21
membantu orang lain. Mereka memiliki suatu perhatian yang sungguh-
sungguh terhadap perasahaan orang lain.
c. Kebutuhan akan kekuasaan
Keinginan untuk memengaruhi secara langsung terhadap orang lain.
Keinginan untuk mengadakan pengendalian terhadap orang lain. Adanya
suatu upaya untuk menjaga hubungan pimpinan pengikut. Mereka pada
umumnya berusaha mencari posisi pimpinan.
Selanjutnya menurut Maslow kebutuhan dan kepuasan pekerja identik dengan
kebutuhan biologis dan fisiologis, yaitu berupa material maupun non material.
Dasar teori ini adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang keinginnanya
terbatas, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta
kebutuhannya berjenjang. Atas dasar asumsi diatas, hierarki kebutuhan manusia
menurut Maslow adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis
Hierarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan
untuk dapat hidup seperti makanan, minum, oksigen, tidur, seks dan
sebagainya.
b. Kebutuhan Rasa Aman
Meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja,
jaminan akan kelangsungan pekerjaannya, dan jaminan akan hari tuanya
pada saat mereka tidak lagi bekerja.
c. Kebutuhan Sosial
Meliputi kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dan interaksi yang lebih
erat dengan orang lain.
22
d. Kebutuhan Penghargaan
Meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Hierarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri
berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya
diri seseorang.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang
lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi
terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujuan diri mulai
mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam teori Maslow adalah
kebutuhan yang telah dipenuhi akan memberi motivasi. Jadi apabila suatu
kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan tersebut akan berhenti menjadi
motivasi utama dari perilaku.
Dalam penjelasan Sadirman (2014) dan Yuliyansah et al (2016) motivasi dibagi
atas beberapa macam motivasi, diantaranya adalah motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu adanya rangsangan dari luar, karena setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu
dorongan, keinginan dan tingkat kesediaan seseorang untuk berupaya dalam
23
rangka mencapai prestasi terbaik. Tinggi rendahnya motivasi berprestasi
seseorang dapat dilihat dari rasa tanggung jawabnya, pertimbangan terhadap
risiko, umpan balik, kreatif inovatif, waktu penyelesaian tugas dan keinginan
menjadi yang terbaik.
Menurut Wiley (1997), Sailer (2011), dan Jayakusuma et al (2018) dimensi dari
motivasi sebagai berikut :
a. Tugas
b. Kondisi umum bekerja
c. Pemberdayaan
d. Pengembangan pribadi
e. Kompensasi
2.1.4 Kinerja
Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005). Sedangkan menurut
Koopmans, et al. (2014), mendefinisikan kinerja kerja individu sebagai kebiasaan
atau tindakan yang relevan terhadap tujuan perusahaan. Pada umumnya kinerja
dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja
individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi
adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok (Mangkunegara,
2005) . Sedangkan menurut Fathoni (2016) mendefinisikan kinerja sebagai hasil-
hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu
24
selama kurun waktu tertentu. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai pegawai baik secara individu
maupun dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan organisasi dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.
Untuk mengukur secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatakn
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan adalah merupakan
sesuatu yang dapat dihitung sebagai dasar untuk meneliti atau melihat bahwa
kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perseorangan terus mengalami
peningkatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Malthis &
Lackson (2001), kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak
mereka memberikan kontribusi kepada organisasi antara lain termasuk:
a. Kuantitas Kerja
Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya
volume kerja yang seharusnya (standar kerja normal) dengan kemampuan
sebenarnya.
b. Kualitas Kerja
Standar ini lebih menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan
dibandingkan dengan volume.
c. Ketepatan Waktu
Yaitu penggunaan masa kerja yang di sesuaikan dengan kebijaksanaan
perusahaan.
Untuk meningkatkan daya saing dan mutu perguruan tinggi maka dapat dilihat dari
indikator kinerja perguruan tinggi, hal ini terdapat juga dalam pedoman implementasi
remunerasi BLU Universitas Lampung diantaranya: 1) bidang pendidikan dan
25
pengajaran; 2) Bidang Penelitian; 3) Bidang Pengabdian Kepada Msayarakat, dan 4)
Bidang Penunjang yang kegiatannya sudah tertera dalam pedoman yang ada. Dimensi
yang digunakan untuk mengukur kinerja pegawai diperoleh dari penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Koopmans et al (2014), Boedianto (2012), Fitria (2014), Ardiyanti (2016),
Pawirosumarto (2017), dan Jayakusuma et al (2018) diantaranya:
a. Kualitas
b. Kuantitas
c. Waktu kerja
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1. Pawirosumarto
, et al. (2017).
International
Journal of
Law and
Management,
Vol. 59 Issue:
6, pp.1337-
1358, 2017
The effect of
work
environment,
leadership
style, and
organizational
culture
towards job
satisfaction
and its
implication
towards
employee
performance
in Parador
Hotels and
Resorts,
Indonesia
Variabel X:
lingkungan
kerja, gaya
kepemimpinan,
dan budaya
organisasi
kepuasan kerja
variabel Y:
kinerja
karyawan
Gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja karyawan
Budaya organisasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kepuasan kerja
Lingkungan kerja
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan
Budaya organisasi,
lingkungan kerja dan
kepuasan kerja
memberikan efek positif
pada kinerja karyawan,
tetapi tidak terlalu
signifikan
kepuasan kerja juga tidak
bertindak sebagai
memediasi variabel antara
26
lingkungan kerja, gaya
kepemimpinan dan
organisasi budaya pada
kinerja karyawan
2. Pawirosumarto
, Suharno
Purwanto
Katijan
Sarjana,
Muzaffar
Muchtar,
(2017)
International
Journal of
Law and
Management,
Vol. 59 Issue:
4
Factors
Affecting
Employee
Performance
of
PT. Kiyokuni
Indonesia
Variabel X:
gaya
kepemimpinan,
motivasi,
disiplin,
Variabel Y:
kinerja
karyawan.
Pengaruh positif dan
signifikan gaya
kepemimpinan
kinerja karyawan
Pengaruh positif dan
signifikan motivasi pada
kinerja karyawan
Pengaruh positif dan
signifikan dari disiplin
pada kinerja karyawan
3. Ejere,
Emmanuel
Iriemi.
Abasilim,
Ugochukwu
David. (2013).
The Journal
of Commerce,
Vol. 5, No. 1
Impact of
Transactional
and
Transformatio
nal Leadership
Styles on
Organisationa
l Performance:
Empirical
Evidence from
Nigeria
Variabel X:
Gaya
kepemimpinan
transformasional
, gaya
kepemimpinan
transaksional
Variabel Y:
Kinerja
Organisasi
Gaya kepemimpinan
transformasional
berpengaruh positif kuat
dan signifikan terhadap,
kinerja organisasi
Gaya kepemimpinan
transaksional berpengaruh
positif dan lemah, terhadap
kinerja organisasi
4. Putra,
Indrawati. E-
Jurnal
Manajemen
Unud, Vol. 4,
No. 10, 2015:
2982-3011
Pengaruh
Kepemimpina
n
Transformasio
nal, Motivasi
dan Disiplin
Kerja
Terhadap
Kinerja
Karyawan
pada CV.
Agung Motor
di Kabupaten
Tabanan
Variabel X:
Kepemimpinan
Transformasion
al, Motivasi,
Disiplin Kerja
Variabel Y:
Kinerja
Karyawan
Kepemimpinan
Transformasional
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja karyawan
Motivasi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
Disiplin kerja
berpengaruh positif dan
signifikan tehadap kinerja
karyawan
5. Suprianto
(2013).
Universitas
Brawijaya
Pengaruh
Penetapan
Sasaran dan
Sistem
Remunerasi
Terhadap
Kinerja
Pegawai
Organisasi
Variabel X:
Penetapan
Sasaran, Sistem
Remunerasi
Variabel Y:
Kinerja Pegawai
Sistem remunerasi tidak
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja pegawai
27
Sektor Publik
(Studi pada
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaa
n Negara di
Jawa Timur)
6. Gustika.
(2013). E-
Jurnal
Apresiasi
Ekonomi
Vol. 1,
No. 1,
Pengaruh
Remunerasi
Terhadap
Kinerja
Anggota Polri
Polres
Pasaman
(Studi Kasus
Anggota Polri
yang
Berpangkat
BRIPDA s/d
BRIPKA.
Variabel X:
Remunerasi
Variabel Y:
Kinerja Anggota
Polri
Remunerasi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja anggota
Polri Polres Pasaman
artinya setiap peningkatan
remunerasi akan
meningkatkan kinerja dari
anggota Polri Polres
Pasaman.
7. Rokhimaku
mullah, et
al. (2016)
Journal of
Innovation
in Business
and
Economics
Vol. 01 No.
01
The Effect Of
Performance
Measurement
System and
Remuneration
to Employee
Performance
With
Organizational
Culture As A
Moderating
Variable
Variabel X:
Sistem
pengukuran
kinerja,
remunerasi
Variabel Y:
Kinerja
Variabel Z:
Budaya
Organisasi
Sistem pengukuran kinerja
memiliki dampak positif
dan signifikan terhadap
kinerja.
Remunerasi memiliki efek
negatif dan tidak signifikan
terhadap kinerja.
Budaya organisasi mampu
memoderasi hubungan
antara sistem pengukuran
kinerja terhadap kinerja
dan budaya
organisasi dapat
memperkuat hubungan
antara remunerasi dan
kinerja karyawan.
8. Jayakusuma,
et al.(2018).
Internationa
l Journal Of
Scientific &
Technology
Research
Vol.7, Issue
9
The Preception
Of Civil
Servants In
Higher
Education To
Remuneration
System, And
Its Effect On
Motivation
And
Performance
Variabel X:
Remunerasi
Variabel Y:
Motivasi
Variabel Z:
Kinerja
Persepsi sistem remunerasi
memiliki pengaruh
terhadap motivasi kerja
pegawaibaik dosen
maupun karyawan.
Namun pelaksanaannya
masih harus dipelukan
perbaikan. Dari faktor-
faktor yang terdapat dalam
sistem remunerasi.
9. Kharis,
Indra
(2015).
Pengaruh
Gaya
Kepemimpina
Variabel X:
Gaya
Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
transformasional
berpengaruh positif dan
28
Jurnal
Administras
i Bisnis
(JAB) Vol.
3 No. 1
Maret 2015
n
Transformasio
nal Terhadap
Kinerja
Karyawan
Dengan
Motivasi Kerja
Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi Pada
Karyawan
Bank Jatim
Cabang
Malang)
Transformasion
al
Variabel Y:
Motivasi
Variabel Z:
Kinerja
signifikan terhadap
motivasi kerja
Gaya Kepemimpinan
transformasional
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan
Motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
Gaya kepemimpinan
transformasional
berpengaruh tidak
langsung terhadap kinerja
karyawan melalui motivasi
kerja.
10. Aliyu, et al.
(2018).
Business
Ethics and
Leadership,
Volume 2,
Issue 3
Effect of
Remuneration
on
Productivity of
Academic
Staff of
Selected
Tertiary
Institutions in
Bauchi State,
Nigeria
Variabel X:
Remunerasi
Variabel Y:
Produktivitas
Remunerasi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap tingkat
produktivitas pada staf
akademik
29
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.
2.4 Hipotesis Penelitian
2.4.1 Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Pegawai
Penelitian ini membahas adanya pengaruh remunerasi terhadap kinerja pegawai.
Remunerasi atau tunjangan kinerja merupakan salah satu faktor yang dapat
memberikan dorongan bagi pegawai dalam memberikan kinerja yang baik.
Remunerasi merupakan imbalan balas jasa yang diberikan suatu organisasi atau
instansi kepada pegawai atas prestasi yang telah diberikan karyawan tersebut
Remunerasi
X1
Kinerja
Z Motivasi
Y
Suprianto (2013),
Boedianto (2012),
Gustika (2013),
Putra (2015),
Jayakusuma et al
(2018)
Priyanto (2016),
Kharis (2015),
Supendi dkk
(2012)
Fitria et al (2014),
Putra (2015),
Jayakusuma et al
(2018), Aliyu et
al (2018).
Gaya
Kepemimpinan
X2
Jayakusuma et al
(2018), Priyanto
(2016). Amir
(2017)
Priyanto (2016),
Kharis (2015),
Rahayu dan
Rakhman (2017),
Supendi dkk
(2012)
Priyanto (2016),
Rini et al (2014), Supendi dkk
(2012)
Pawirosumarto et
al (2017),
Italiani (2013),
Putra (2015)
30
dalam mencapai tujuan organisasi atau instansi. Jadi secara tidak langsung
pegawai akan termotivasi dalam meningkatkan prestasi maupun kinerja yang
dihasilkan. Hasil penelitian Gustika (2013) menyatakan bahwa remunerasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dari anggota Polri Polres
Pasaman. Hasil penelitian Azis dan Niswah (2013) menyatakan bahwa remunerasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai kantor pelayanan
Pajak Pratama Tuban. Hasil penelitian Jayakusuma et al (2018) menyatakan
sistem remunerasi berpengaruh terhadap motivasi pada dosen dan karyawan di
Unila. Hasil Penelitian Palagia, dkk (2012) menyatakan bahwa remunerasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor pajak di
Kota Makassar. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H1 : Remunerasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Pegawai.
2.4.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Penelitian ini membahas adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai. Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan faktor lain yang
mempengaruhi kinerja pegawai dimana gaya kepemimpinan menekankan untuk
menghargai tujuan individu sehingga para individu akan memiliki keyakinan
bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan kinerja mereka. Seorang pemimpin
harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya serta
memberikan motivasi, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi
keberhasilan organisasi dalam mencapai visi dan misi suatu organisasi. Gaya
kepemimpinan transformasional mampu memberikan motivasi kerja,
31
mendengarkan aspirasi karyawan dan memberikan penghargaan kepada karyawan
sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan apabila hubungan gaya
kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan motivasi karyawan dapat dikatakan
bahwa gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja pegawai yaitu melalui
peningkatan motivasi karyawan yang kemudian berdampak pada peningkatan
kinerja pegawai.
Dalam penelitian Pawirosumarto et al (2013) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian
Adhistya (2013) menyatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja pegawai memiliki hubungan yang positif. Hasil
penelitian Putra dkk (2015) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan uraian
di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Pegawai.
2.4.3 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
Penelitian ini ingin meneliti pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai.
McClelland seperti dikutip Mangkunegara (2005), berpendapat bahwa ada
hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kerja.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa setelah diberi motivasi, kinerja para
pegawai menjadi lebih baik.
Larasati (2014) melakukan penelitian dengan menggunakan motivasi kerja
sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen pada Kantor
32
Wilayah Telkom Jawa Barat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel
motivasi kerja yang terdiri dari kebutuhan prestasi, kebutuhan afiliasi, dan
kebutuhan kekuasaan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Penelitian lain yang
dilakukan di luar negeri juga menunjukkan hasil yang sama. Kiruja (2013)
menyatakan bahwa pegawai merasa kebutuhan mereka tidak dapat terpenuhi
dengan kompensasi atau pembayaran yang dilakukan perusahaannya dan
lingkungan pekerjaan mereka. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa motivasi
mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada Insitusi Pelatihan Teknik
Level Menengah Sektor Umum di Kenya.
Peningkatan motivasi pegawai ini merupakan hal yang sangat berarti bagi setiap
organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun organisasi di lingkungan
perusahaan. Seorang pegawai yang mempunyai motivasi tinggi dalam bekerja
akan memberikan yang terbaik bagi suatu organisasi. Hal inilah yang
menyebabkan motivasi sangat memberikan kontribusi yang penting bagi setiap
organisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H3 : Motivasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Pegawai
2.4.4 Pengaruh Remunerasi Terhadap Motivasi
Sistem remunerasi adalah sistem pemberian kompensasi atau imbalan kerja oleh
organisasi kepada pegawai, yang berupa gaji, honorarium, tunjangan tetap,
insentif, dan bonus atas prestasi, sebagai suatu bentuk penghargaan kontribusi
yang diberikan pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi (Widyaningrum
2008).
33
Sistem remunerasi di Unila merupakan sistem pemberian imbalan kerja berupa
tunjangan menjadi hak setiap pegawai dan diterapkan dengan standar tertentu
berdasarkan capaian kinerja dari pegawai tersebut. Pemberian remunerasi
merupakan upaya untuk menambah kesejahteraan finansial diluar gaji pokok yang
diberikan organisasi dan diharapkan dapat memotivasi dan mempengaruhi
semangat pegawai dalam bekerja. Informasi mengenai jumlah remunerasi yang
diterima pegawai dikumpulkan berdasarkan standar penentu yang digunakan
dalam pemberian remunerasi kepada pegawai, seperti beban kerja, masa kerja,
jabatan, prestasi, dan kontribusi yang diberikan pegawai. Sistem remunerasi di
Unila menerapkan penyertaan atau penyamaan remunerasi yang diterima, yakni
berdasarkan grade atau tingkat jabatan. Hal ini menyebabkan penerapan sistem
remunerasi dapat memicu motivasi pegawai.
Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2016) bahwa
remunerasi berkorelasi signifikan terhadap motivasi, dan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahayu dan Ruhamak (2017) yang menyatakan bahwa remunerasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi. Oleh karena itu, dari uraian
yang telah dipaparkan penulis menduga adanya terdapat pengaruh positif antara
remunerasi dengan motivasi, Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
H4 : Remunerasi Berpengaruh Positif Terhadap Motivasi
2.4.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi
Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi pegawai,
semakin tepat penerapan gaya kepemimpinan transformasional maka akan
34
semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan. Ketika gaya kepemimpinan
transformasional diterapkan pimpinan, mayoritas pegawai yakin bahwa pimpinan
dapat dibanggakan, dapat dipercaya, memiliki rasa hormat, memberikan contoh
agar karyawan loyal pada organisasi, mampu memotivasi karyawan untuk terus
meningkatkan hasil kerjanya, layak sebagai figur yang patut diteladani,
mendorong karyawan untuk lebih kreatif, menyampaikan ide-ide kepada
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, memiliki perhatian yang baik terhadap
karyawan dan memberikan penghargaan secara langsung kepada karyawan yang
berprestasi (Kharis, 2015). Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya
memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan,
dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan
yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Oleh karena itu, keterkaitan
gaya kepemimpinan transformasional dan motivasi menjadi hal penting dalam
memahami pegawai.
Priyanto (2016) yang meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional dan kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan motivasi
sebagai variabel intervening, memberikan hasil bahwa gaya kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap motivasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kharis (2015) menyatakan bahwa gaya
kepemimpina berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi. Berdasarkan
uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H5 : Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif Terhadap Motivasi
35
2.4.6 Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Motivasi
Remunerasi merupakan imbalan balas jasa yang diberikan suatu organisasi atau
instansi kepada pegawai atas prestasi yang telah diberikan karyawan tersebut
dalam mencapai tujuan organisasi atau instansi (Jayakusuma et al, 2018). Hal ini
dapat menimbulan pendorong motivasi karyawan untuk terus dapat meningkatkan
kinerjanya, disebabkan karyawan berusaha untuk mempertahankan input yang
mereka bawa ke pekerjaan dan hasil yang mereka terima dari itu (Amir, 2017).
Semangat kerja yang tinggi, keresahan dan loyalitas karyawan banyak dipengaruhi
oleh remunerasi yang sesuai. Penelitian Ghazanfar et al (2011) menemukan
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kompensasi finansial dan motivasi
kerja yang mengarah kepada kepuasan kerja yang berpengaruh pada kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H6 : Remunerasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Pegawai Melalui
Motivasi
2.4.7 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai melalui
Motivasi
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering
diterapkan pemimpin, dengan menyatukan tujuan perusahaan dengan tujuan
karyawannya, dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran yang telah menjadi
komitmen bersama. Suhardjo (2013), melalui kewenangan yang dimilikinya,
pemimpin dapat mempengaruhi bawahan untuk berkinerja secara optimal.
Kewenangan memberikan reward and punishment menjadikan pemimpin
memiliki kekuatan untuk mengarahkan pegawai yang menjadi bawahannya untuk
36
memotivasi dalam bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya. Pemimpin harus
mampu menerapkan kebijakan mengenai reward and punishment secara bijak
agar pegawai yang menjadi bawahannya mampu melakukan aktivitasnya secara
produktif dan konstruktif sehingga dapat termotivasi dan berkinerja secara
optimal. Dengan adanya motivasi yang diberikan kepada pemimpin akan
membuat pegawainya mampu bersemangat dalam melakukan segala aktivitas
yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2016) menyatakan bahwa Gaya
Kepemimpinan Transformasional berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja
pegawai melalui motivasi. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
H7 : Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Pegawai
Melalui Motivasi
37
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah tenaga pendidik (dosen) di Unila.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2013). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah pegawai Unila dengan jumlah 8 fakultas. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi pegawai di Unila yang diambil
dari masing-masing fakultas.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013) purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Kriteria yang
digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah :
38
1. Pegawai yang bekerja di Universitas Lampung.
2. Pegawai yang bersedia mengisi kuesioner.
3. Pegawai yang bekerja sebagai tenaga pendidik.
4. Pegawai yang memiliki status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) aktif.
5. Pegawai yang merasakan pemimpin dengan gaya kepemimpinan
transformasional pada masing-masing fakultas.
Kemudian pemilihan sampel akan dilakukan dengan menggunakan metode
convenient sampling method, yaitu sampel yang tersedia pada saat pengambilan
data. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada
pegawai yang berhasil yang ditemui dan yang mengembalikan kuesioner.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian yang akan diteliti adalah data primer. Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli atau tidak melalui media prantara (Indiantoro dan Supomo, 2012). Data
primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan kepada
responden.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dengan menggunakan
teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :
3.3.1 Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang dirumuskan sebelumnya
39
dan akan dijawab oleh responden (Sekaran, 2010). Menggunakan alternatif
jawaban yang sama untuk berbagai macam pertanyaan membuat
responden dapat memberikan jawaban terhadap berbagai macam
pertanyaan dalam waktu yang relatif singkat. Penyebaran kuesioner ini
merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien, karena kuesioner
dapat dibagikan langsung, disuratkan, ataupun disebarkan melalui email
kepada responden. Pengukuran kuesioner pada penelitian ini menggunakan
Skala Likert. yang masing-masing diberi skor untuk pertanyaan positif
sebagai berikut :
Jawaban SS diberi skor 5
Jawaban S diberi skor 4
Jawaban N diberi skor 3
Jawaban TS diberi skor 2
Jawaban STS diberi skor 1
Teknik penentuan skor dilakukan agar memudahkan peneliti dalam
memasukkan data/informasi dari responden yang dilakukan pada tahap
pengumpulan data. Pemberian skor juga bertujuan mempermudah peneliti
dalam mengolah data hasil penelitian.
3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Independen (X)
Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel terikat (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
independen yaitu:
40
3.4.1.1 Remunerasi (X1)
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan remunerasi yang terdapat dalam
pedoman implementasi remunerasi BLU Unila 2017 adalah imbalan kerja, berupa
gaji, honorarium, tunjangan tetap, insentif, pesangon, dan/atau pension yang
diberikan kepada pejabat pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai BLU
berdasarkan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme, target kinerja, dan
presensi. Untuk selanjutnya variabel remunerasi diberi simbol X1, kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian diantaranya
Jayakusuma et al (2018), Suprianto (2013), Fitria (2014), dan Ardiyanti (2016).
3.4.1.2 Gaya Kepemimpinan (X2)
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan adalah metode
yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain.
Setiap pemimpin memiliki pola yang berbeda untuk mendorong, merangsang dan
mengarahkan potensi bawahannya (Pawirosumarto et all, 2017). Variabel
independen yang ada di dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan dengan
memilih gaya kepemimpinan transformasional. Menurut Robinss (2006)
pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan
pengembangan masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional mengubah
kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka
memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu
menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk
mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Untuk selanjutnya
variabel gaya kepemimpinan diberi simbol X2. Kuesioner ini mengacu pada
41
beberapa penelitian diantaranya Humphreys (2002), Putra (2015), dan Italiani
(2013). Variabel independen ini dapat diukur dengan pertanyaan yang terdapat
pada kuisioner dan di uji dengan menggunakan skala likert 5 point.
3.4.2 Variabel Intervening (Y)
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengarui hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang
tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan
penyela/ antara yang terletak di antara variabel independen dan variabel dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung memepengaruhi berubahnya atau
timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013), maka yang menjadi variabel
intervening dalam penelitian ini yaitu motivasi. Pada penelitian ini yang dimaksud
dengan motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan
individual (Robbins, 2006).
Untuk selanjutnya variabel motivasi diberi simbol Y, kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian diantaranya Wiley (1997),
Sailer (2011), dan Jayakusuma et al (2018). Variabel independen dalam penelitian
ini dapat diukur dengan pertanyaan yang terdapat pada kuisioner dan di uji dengan
menggunakan skala likert 5 point.
3.4.3 Variabel Dependen (Z)
Variabel dipenden adalah variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
42
variabel bebas Sugiyono (2013), maka yang menjadi variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu kinerja. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan kinerja
adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2000). Untuk selanjutnya variabel kinerja diberi simbol Z.
Kuesioner ini mengacu pada beberapa penelitian diantaranya Koopmans et al
(2014), Boedianto (2012), Fitria (2014), Ardiyanti (2016), Pawirosumarto (2017),
dan Jayakusuma et al (2018). Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-
jawaban yang diberikan dalam menguji variabel dependen yaitu dengan
menggunakan skala likert 5 point.
Table 3.1 Definisi Variabel Operasional
Varia
bel
Definisi
Konsep Dimensi Indikator Pertanyaan dan Kode
Remu
nerasi
(X1)
Suprianto
(2013),
Fitria
(2014),
Ardiyanti
(2016),
Jayakusuma
et al (2018)
Transparan
si
Keadilan
Informasi jumlah
kompensasi
adil
Ukuran kinerja
Beban kerja
1. Remunerasi yang
diterima Bapak/Ibu saat
ini sesuai dengan kinerja
yang dilakukan, (X1.1)
2. Remunerasi yang
diterima Bapak/Ibu saat
ini, sudah memenuhi
asas berkeadilan (X1.2)
3. Sistem remunerasi yang
baru saat ini mampu
membedakan dosen
berkinerja tinggi dan
dosen berkinerja rendah
(X1.3)
4. Remunerasi yang
diterima Bapak/Ibu saat
ini sesuai dengan beban
kerja dan kinerja yang
dilakukan (X1.4)
43
Keterkenda
lian
Harga pasar
Rencana Target
Kerja
Capaian Target
Kerja
5. Remunerasi yang
diterima Bapak/Ibu saat
ini sebanding jika
dibandingkan dengan
instansi lain yang berada
di bawah kementrian
Republik Indonesia
(X1.5)
6. Bapak/Ibu dapat
mengendalikan jumlah
poin remunerasi yang
bisa dapatkan (X1.6)
7. Bapak/Ibu dapat
mencapai remunerasi
yang tinggi dengan
bekerja lebih keras
(X1.7)
Gaya
Kepe
mimpi
nan
transfo
rmas
ional
(X2)
Bass (1998),
Humphreys
(2002), Putra
(2015),
Italiani
(2013)
Idealized
influence
Inspirational
Motivation
Intellectual
Stimulation
Individual
Consederati
on
- Bangga
padanya
- Menyampaikan
visi
- Optimis
- Mengungkapkan
keyakinan pada
pencapaian
tujuan
- Pemecahan
masalah
dengan cara-
cara baru
- Perhatian secara
pribadi
1. Pimpinan pada instansi
Bapak/Ibu menanamkan
rasa bangga pada saya
ketika berhubungan
dengan beliau (X2.1)
2. Pimpinan pada instansi
Bapak/Ibu dapat
memaparkan visi dengan
jelas (X2.2)
3. Pimpinan pada instansi
Bapak/Ibu menanamkan
rasa optimis pada semua
pegawai (X2.3)
4. Pimpinan pada instansi
Bapak/Ibu meyakinkan
para pegawai dalam
pencapaian tujuan
organisasi (X2.4)
5. Pimpinan pada instansi
Bapak/Ibu dapat
memberikan berbagai
alternatif solusi untuk
memecahan masalah
(X2.5)
6. Pimpinan pada instansi
Bapak/Ibu selalu
memperhatikan/
44
- Melatih dan
mengajari
memberikan arahan pada
masing-masing pegawai
(X2.6)
7. Pimpinan pada instansi
Bapak/Ibu mau
meluangkan waktunya
untuk melatih dan
mengajari pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan
(X2.7)
Motiv
asi (Y)
Robbins,
(2006).
Wiley
(1997),
Sailer
(2011),
Jayakusuma
et al (2018)
Tugas
Kondisi
Umum Kerja
Pemberdaya
an
Pengembang
an pribadi
Kompensasi
Kesesuaian tugas
dengan bakat dan
disposisi kerja
Lingkungan kerja
Kontribusi
Pendidikan
Kompensasi yang
layak
1. Selama ini pekerjaan
yang digeluti Bapak/Ibu
menuntut keterampilan
dan kemampuan diri
sendiri (Y.1)
2. Selama ini Bapak/Ibu
Memiliki tempat kerja
yang memadai sehingga
membuat nyaman dalam
bekerja (Y.2)
3. Selama ini dalam
bekerja Bapak/Ibu
memiliki kesempatan
untuk berkontribusi
pada keputusan yang
ada (Y.3)
4. Selama ini Bapak/Ibu
memiliki kesempatan
untuk mengenyam
pendidikan lebih lanjut
(Y.4)
5. Selama ini Bapak/Ibu
memiliki total
kompensasi yang
memadai dan sesuai
dengan pekerjaan yang
dilakukan (Y.5)
Kinerj
a (Z)
Mangkunegar
a, (2000),
Boedianto
(2012), Fitria
(2014),
Ardiyanti
(2016),
Pawirosumart
Kuantitas
Kualitas
Target output
Target kualitas
1. Selama ini Bapak/Ibu
merasa bahwa capaian
kinerja (poin)
remunerasi sudah
maksimal (Z.1)
2. Bapak/Ibu merasa yakin
capaian kinerja (poin)
45
o (2017),
Jayakusuma
et al (2018).
Waktu
Bidang
pendidikan dan
pengajaran
Bidang
penelitian
Bidang
pengabdian
Target waktu
remunerasi semester
yang akan datang dapat
maksimal (Z.2)
3. Selama ini Bapak/Ibu
sudah merasa cukup
dengan kinerja (poin)
remunerasi bidang
pendidikan dan
pengajaran (Z.3)
4. Selama ini Bapak/Ibu
sudah merasa cukup
dengan kinerja (poin)
remunerasi bidang
penelitian (Z.4)
5. Selama ini Bapak/Ibu
sudah merasa cukup
dengan kinerja (poin)
remunerasi bidang
pengabdian (Z.5)
6. Selama ini Bapak/Ibu
dalam menyelesaikan
pekerjaan selalu tepat
waktu dan sesuai dengan
SOP (Z.6)
Sumber: Suprianto (2013), Fitria (2014), Ardiyanti (2016), Jayakusuma et al (2018), Bass
(1998), Humphreys (2002), Putra (2015), Italiani (2013), Robbins, (2006). Wiley (1997),
Sailer (2011), Jayakusuma et al (2018), Mangkunegara, (2000), Boedianto (2012), Fitria
(2014), Ardiyanti (2016), Pawirosumarto (2017), dan Jayakusuma et al (2018).
3.5 Konstruksi Diagram Jalur
Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh remunerasi dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dengan motivasi sebagai variabel
intervening. Berikut ini disajikan model diagram jalurnya.
46
Gambar 3.1 Model Diagram Jalur
Keterangan:
: Variabel : Indikator
: Dimensi : Tanda Penghubung
Keterangan huruf-huruf dalam gambar:
X1 : Variabel Dependen (Remunerasi)
X2 : Variabel Dependen (Gaya Kepemimpinan)
Y : Variabel intervening (Motivasi)
Z : Variabel Independen (Kinerja)
Transparansi : Dimensi transparansi dari variabel remunerasi
Berkeadilan : Dimensi berkeadilan dari variabel remunerasi
Keterkendalian : Dimensi keterkendalian dari variabel remunerasi
Tugas : Dimensi tugas dari variabel motivasi
Kondisi Umum : Dimensi kondisi umum dari variabel motivasi
Pemberdayaan : Dimensi pemberdayaan dari variabel motivasi
Pengembangan : Dimensi pengembangan dari variabel motivasi
Kompensasi : Dimensi kompensasi dari variabel motivasi
47
Kuantitas : Dimensi kualitas dari variabel kinerja
Kualitas : Dimensi kuantitas dari variabel kinerja
Waktu : Dimensi waktu dari variabel kinerja
Idealized influence (II) : Dimensi Idealized influence dari variabel gaya
kepemimpinn
Inspirational Motivation (IM) : Dimensi Inspirational Motivation dari variabel
gaya kepemimpinan
Intellectual Stimulation (IS) : Dimensi Intellectual Stimulation dari variabel gaya
kepemimpinan
Individual Consederation (IC): Dimensi Individual Consederation dari variabel
gaya kepemimpinan
X1.1 : Indikator informasi jumlah kompensasi
X1.2 : Indikator adil
X1.3 : Indikator ukuran kinerja
X1.4 : Indikator beban kerja
X1.5 : Indikator harga pasar
X1.6 : Indikator rencana target kerja
X1.7 : Indikator capaian target kerja
X2.1 : Indikator bangga padanya
X2.2 : Indikator menyampaikan visi
X2.3 : Indikator optimis
X2.4 : Indikator mengungkapkan keyakinan pada pencapaian tujuan
X2.5 : Indikator pemecahan masalah-masalah dengan cara-cara baru
X2.6 : Indikator perhatian secara pribadi
X2.7 : Indikator melatih dan mengajari
Y1 : Indikator kesesuaian tugas dengan bakat dan disposisi kerja
Y2 : Indikator lingkungan kerja
Y3 : Indikator kontribusi
Y4 : Indikator pendidikan
Y5 : Indikator kompensasi yang layak
Z1 : Indikator target output
Z2 : Indikator target kualitas
Z3 : Indikator bidang pendidikan dan pengajaran
Z4 : Indikator bidang penelitian
Z5 : Indikator bidang pengabdian
Z6 : Indikator target waktu
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2013). Data dianalisis dengan
48
menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan alasan SEM memiliki
kemampuan untuk menggabungkan pengukuran model (Measurement Model)
dengan model struktural (Struktural Model) secara stimultan dan efisien jika
dibandingkan dengan teknik multivariative lainnya (Ghozali, 2014). Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dan
smartPLS sebagai perangkat lunaknya. PLS merupakan pendekatan alternatif yang
bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian
(Ghozali, 2014). Menurut Hartono (2009) PLS didesain untuk menyelesaikan
regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran
sampel penelitian yang kecil, adanya data yang hilang, dan multikolonieritas.
Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) sebagai alat analisis yang
dianggap tepat untuk menguji variabel dalam penelitian ini. Dikarenakan PLS
mampu mempertimbangkan semua arah koefisien secara bersamaan untuk
memungkinkan analisis langsung, tidak langsung, dan hubungan palsu yang tidak
dimiliki oleh analisis regresi (Birkinshaw et al. 1995).
3.6.1 Metode Analisis deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata atau mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sam,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) Ghozali (2014). Statistik
deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono,
2012).
49
Deskripsi variabel penelitian bertujuan untuk menginterprestasikan mengenai
distribusi frekuensi dalam lima kategori dengan menggunakan skala Likert.
Masing-masing skala mempunyai gradasi penilaian dari sangat negatif kesangat
positif yang dituangkan dalam pilihan jawaban kuesioner. Dalam memberikan
makna penilaian secara empiris variabel penelitian ini mengadopsi perinsip dari
pembobotan yang dikemukakan Solimun at all, 2017. Nilai rata-rata pembobotan
atau nilai skor jawaban responden yang diperoleh di klasifikasi kedalam rentang
skala kategori nilai yang disajikan dalam tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Penentuan Kategori Rata-rata Skor Pernyataan Responden dan
Makna Penilaian Secara Deskriptif.
No. Nilai Rata-rata
Skor Jwaban
Makna
Kategori/Interpretasi
Nilai
Skor
Penentuan Interval
1. 1-1,8 Sangat Rendah/Tidak Baik 1 bkmaks – bk
2. 1,8> -2,6 Rendah/Kurang Baik 2 I =
3. 2,6 > - 3,4 Cukup Tinggi/Cukup Baik 3 K
4. 3,4 > - 4,2 Tinggi/Baik 4 5 – 1
5. 4,22 > Sangat Tinggi/Sangat Baik 5 I =
5
Keterangan:
I = Interval
bk = batas kelas
k = Jumlah Kelas
Sumber: Solimun at all, 2017
3.6.2 Pengujian Model Pengukuran (Outer Model)
Di dalam pengumpulan data untuk penelitian dengan menggunakan metode
survey kuisioner. Oleh karena itu kualitas data yang valid dan reliabel harus
terpenuhi dalam pertanyaan kuisioner. Uji validitas dilakukan untuk mengukur
konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan dalam kuisioner. Validnya
50
sebuah data jika data yang diperoleh bisa menjawab tujuan penelitian yang akan
dicapai dengan akurat. Data akan reliable jika instrumen penelitian yang sama
bisa stabil ketika digunakan kembali pada penelitian selanjutnya (Jogiyanto,
2009).
3.6.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner.
Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur kuisioner tersebut.
a. Convergent Validity, dinilai berdasarkan korelasi antara item score/
component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS.
Skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai.
b. Discriminant Validity, dinilai dengan dua metode yaitu metode Fornell-
Larcker; membandingkan square roots atas AVE setiap konstruk dengan
korelasi vertical laten, dan metode Cross-loading menyatakan bahwa
semua item harus lebih besar dari konstruk lainnya (Al-Gahtani et al.
2007).
3.6.2.2 Teknik Pengujian Reliabilitas Kuisioner
Pengujian reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika
jawaban semua responden itu terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2014). Uji reliabilitas digunakan dengan
mnghitung nilai Cronbach Alpha dengan menghitung rata-rata interkoneksi
51
diantara butir-butir kuesioner.
3.6.3 Pengukuran Struktur Model (Inner Model)
Untuk meneliti struktural model dalam penelitian ini, penulis menggunakan
literatur akuntansi manajemen yaitu dengan mengukur Coefficient Of
Determination (R2) dan Path Coefficient (β) (Chenhall, 2004; Hall, 2008). Hal ini
untuk melihat dan meyakinkan hubungan antar konstruk adalah kuat.
3.6.3.1 Coefficient Of Determination (R2)
Pada pengujian ini dihitung besarnya Coefficient of Determination (R2) yang
merupakan koefisien yang menunjukkan besarnya presentase pengaruh variabel
independen, variabel intervening terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% (Ghozali, 2014).
3.6.3.2 Path Coefficient (β)
Pada pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar konstruk
adalah kuat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur boostrap
dengan 500 penggantian. Dapat dikatakan jika antar konstruk memiliki hubungan
yang kuat apabila nilai path coefficients lebih dari 0,100. Serta hubungan antar
variabel laten dikatakan signifikan jika path coefficient ada pada level 0,050
(Urbach dan Ahlemann, 2010).
3.6.4 Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil
path coefficient dengan T table. Hipotesis dikatakan signifikan apabila T hitung >
52
T tabel pada tingkat signifikansi 5%, dan apabila T hitung > T tabel pada tingkat
signifikansi 10% maka hipotesis dikatakan lemah. Sedangkan hipotesis dikatakan
tidak signifikan apabila T hitung < T tabel pada tingkat signifikan 5%. Untuk
pengujian hipotesis menggunakan hipotesis satu arah pada hipotesis alpha 5% dan
nilai koefisien path yang ditunjukkan oleh nilai statistik T harus ≥ 1,66 maka
hipotesis alternatif dapat dinyatakan didukung (Jogiyanto, 2011).
105
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa remunerasi dan gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja tenaga pendidik di Unila melalui
motivasi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 110 tenaga pendidik yang ada
di lingkungan Unila. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan
pengujian yang telah di lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Remunerasi tidak berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini dapat membuktikan
bahwa dengan kesesuaian remunerasi yang diberikan belum dapat meningkatkan
kinerja tenaga pendidik.
Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini dapat
membuktikan bahwa dengan sikap pimpinan dengan ketepatan gaya
kepemimpinan yang baik yang diberikan pada pegawai oleh seorang pimpinan
pada suatu organisasi belum dapat meningkatkan kinerja tenaga pendidik.
Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini
dapat membuktikan bahwa dengan adanya motivasi yang ada pada diri sendiri
maupun oleh orang lain dapat meningkatkan kinerja tenaga pendidik.
106
Remunerasi berpengaruh terhadap motivasi. Hal ini dapat membuktikan bahwa
dengan kesesuaian remunerasi yang diberikan dapat meningkatkan motivasi
tenaga pendidik.
Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini dapat
membuktikan bahwa ketepatan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh
pemimpin pada suatu organisasi dapat meningkatkan motivasi tenaga pendidik.
Remunerasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai melalui motivasi. Hal ini dapat
membuktikan bahwa dengan kesesuaian remunerasi yang diberikan dapat
berpengaruh secara tidak langsung meningkatkan kinerja tenaga pendidik melalui
motivasi.
Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja Pegawai melalui motivasi. Hal
ini dapat membuktikan bahwa ketepatan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh
pemimpin pada suatu organisasi dapat berpengaruh secara tidak langsung
meningkatkan kinerja tenaga pendidik melalui motivasi.
5.2 Saran
Berdasarkan keterbatasan peneliti di atas, maka peneliti memberikan beberapa
saran untuk peneliti selanjutnya:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah populasi dan
sampel pada objek yang akan diteliti sehingga dapat memberikan gambaran
yang lebih komprehensif mengenai pengaruh penerapan remunerasi, motivasi
dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja tenaga pendidik Unila. Serta perlu
107
menambahkan variabel yang lebih luas. Karena masih banyak faktor-faktor
yang dapat memengaruhi kinerja tenaga pendidik.
2. Bagi pihak Unila untuk dapat memperbaiki sistem remunerasi dan mampu
mensosialisasikan kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan di Unila, agar
mengurangi miss komunikasi antara BP remun dengan para pegawai,
sehingga pengetahuan pegawai akan bertambah dan tidak akan merasa bahwa
remunerasi hanya menguntungkan pihak tertentu saja.
3. Bagi pihak pegawai untuk dapat lebih meningkatkan kinerjanya agar capaian
poin remunerasi yang akan tinggi dan dapat meningkatkan jumlah remunerasi
yang diperolehnya.
4. Untuk menguatkan dan mendukung hasil penelitian ini serta mengurangi
biasnya jawaban responden, maka perlu dilakukan pengujian dan
penyempurnaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah memberikan bukti yang empiris terkait “Pengaruh Remunerasi
dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Sebagai
Variabel Intervening Di Universitas Lampung”. Namun, dalam penelitian ini
masih terdapat keterbatasan antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini terbatas karena hanya mengambil sampel tenaga pendidik di
Universitas Lampung, sehingga belum mewakili semua komponen yang
diberikan remunerasi oleh BP Remunerasi Unila. Hasil penelitian ini hanya
bisa untuk mengetahui seberapa besar penerapan remunerasi dan perilaku
positif individu tersebut dapat mempengaruhi hasil kinerja tenaga pendidik.
108
2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kurangnya
kepedulian dan keseriusan responden dalam menjawab semua pertanyaan-
pertanyaan yang ada dapat menyebabkan penelitian ini rentan terhadap
biasnya jawaban responden. Keadaan ini merupakan keadaan yang tidak
dapat dikendalikan karena berada diluar kemampuan peneliti.
3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menjelaskan
sebagian faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinerja tenaga pendidik
sehingga masih perlu ditambahkan faktor lain yang dapat mempengaruhi
variabel dependen.
4. Waktu penelitian yang dilakukan kurang efisien karena banyak tenaga
pendidik masih sibuk dengan persiapan akreditasi kampus, sehingga banyak
responden yang tidak mau untuk mengisi kuesioner dan tidak mengembalikan
kuesioner yang telah diberikan.
5. Variabel gaya kepemimpinan pada penelitian ini hanya menggunakan gaya
kepemimpinan transformasional saja dan sebaiknya peneliti selanjutnya untuk
dapat memperluas dimensi-dimensi dan jenis gaya kepemimpinan pada
kuesioner yang akan disebarkan, agar lebih terlihat hasilnya untuk masing-
masing pimpinan tingkat fakultas dalam menggunakan gaya
kepemimpinannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J. Stacey. 1963. Toword An Understanding of Inequity. Jurnal of
Abnormal and Sosial Psychology, Vol. 67.
Adhistya, Fanni Italiani. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
dan Transaksional Terhadap Kinerja Pegawai Departemen SDM PT. Semen
Gresik (Persero) TBK. Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 Nomor 2 Maret
2013.
Alawiya, N. Yuliantiningsih, A. Sudrajat, T. Sari, D. 2013. Kebijakan Remunerasi
Pegawai Negeri Sipil. Jurnal Dinamika Hukum Universitas Jenderal
Soedirman. Vol. 13, No. 2, ISSN: 2407-6562
Ardiyanti. 2016. Faktor Penentu Remunerasi Dan Kinerja: Studi Pegawai
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Jurnal Manajemen dan Akuntansi
Volume XI No.1.
Azis, A. dan Niswah, F. 2013. Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Pegawai
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tuban. Jurnal UNESA Vol. 1 No. 2 Tahun
2013.
Boedianto, S. 2012. Pengaruh Pemberian Remunerasi Terhadap Kinerja Pegawai
Lapas Klas IIA Anak Blitar. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 2, No. 1
Ejere, Emmanuel Iriemi & Abasilim, Ugochukwu David. 2013. Impact of
Transactional and Transformational Leadership Styles on Organisational
Performance: Empirical Evidence from Nigeria. The Journal of Commerce,
Vol. 5, No. 1
Fathoni, A. 2016. Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Kompensasi
Lingkungan Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Di Ada Swalayan
Banyumanik Semarang. Journal Of Management Vol. 02 No. 02, Maret
2016.
Fitria dkk. (2014). Pengaruh Remunerasi, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Di Kantor Pengadilan Tinggi Agama Samarinda. E-
Journal Administrative Reform, Vol 2 No. 3 Page 1691-1704, ISSN 2338-
763.
Ghazanfar, F., Chuanmin, S., Khan, M.M., Bashir, M. 2011. A study of
relationship between satisfaction with compensation and work motivation.
International Journal of Business and Social Sciences, 2(1), 120-131
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23 Update PLS Regresi. Edisi 7. Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang.
Gustika, Roza. 2013. Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Anggota Polri
Polres Pasaman (Studi Kasus Anggota Polri yang Berpangkat BRIPDA s/d
BRIPKA). Jurnal Ekonomi Volume 1, Nomor 1, Januari 2013.
Hartono, Jogiyanto. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-pengalaman. BPFE. Yogyakarta.
Hasanudin, A.I. Yuliansyah, Y. Muafi, Ramadhani, B.P. 2018. Four Possible
Rewards (Or Punishmens) For Innovation-Their Effect On The Employe.
Journal Problems and Perspectives in Management, ISSN: 1727-7051.
Hasibuan, M. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pernebit PT. Bumi
Aksara: Jakarta.
Humphreys, J. H. 2002. Transformational Leader Behavior, Proximity and
Sucessful Services Marketing. Journal OF services Marketing, Vol. 16. No.
6.
Hussain, M. et al. 2015. Examining Multifactor Leadership Questionnaire
Construct: A Validitas Study In The Public Hospitals Of Sidh, Pakistan
Context). Dalam jurnal IPBJ Vol. 7(2), 27-39(2015).
Kharis, Indra. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Karyawan Bank Jatim Cabang Malang). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)| Vol. 3 No. 1. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Manajemen dan Akuntansi, edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta:
BPEE
Italiani. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional
Terhadap Kinerja Pegawai Departemen Sdm Pt. Semen Gresik (Persero)
Tbk. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 6 No. 1.
Jayakusuma S.N. Sarumpaet. S dan Dewi. F. 2018. The Preception Of Civil
Servants In Higher Education To Remuneration System, And Its Effect On
Motivation And Performance. International Journal Of Scientific &
Technology Research Vol. 7, Issue 9.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1262/KMK.05/2015 tentang Penetapan
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai
Badan Layanan Umum Universitas Lampung Pada kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Kiruja EK, dan Elegwa, M. 2014. Effect Of Motivation On Employee
Performance In Public Middle Level Technical Training Institution In
Kenya. International Journal Of Advances In Managements And
Economics.
Koopmans, L, Bernaards, C.M. Hildebrandt, V.H., De Vet, Hernica C. W., Van
Der Beek, Sllsrd J. 2014. Construct Validity of The Individual Performance
Questionnaire. Dalam Jurnal Journel of Occuptional and Environmental
Medicine, Vol. 53(3), 331-337.
Larasati, S. 2014. Pengaruh Motivasi Kinerja Terhadap Kinerja Karyawan
Wilayah Telkom Jabar Barat Utara (Witel Bekasi).
Mangkunegara, A.P.A. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan:
Remaja Rosda Karya. Bandung.
Mayasari, Linda Ika. 2017. Leadership dan Birokrasi Perguruan Tinggi. Jurnal
Pendidikan Islam Vol.6 No.1.
Mehta, R. 2006. Leadership style, motivation and performance in international
marketing channels: An empirical investigation of the USA, Finland and
Poland. European Journal of Marketing.
Mukhti & Fachruddin. 2016. Pengaruh Remunerasi Terhadap Motivasi Dalam
Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Kejaksaan Tinggi Aceh). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi. Vol. 1, No. 1
Murty, W.A & Hudiwinarsih, G. 2012. Pengaruh Kompensasi, Motivasi Dan
Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Surabaya). The Indonesian
Accounting Review.
Palagia, M. Brasir, N. dan Amar, M.Y. 2012. Remunerasi, Motivasi, Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pajak. Jurnal
Universitas Hasanuddin.
Patrick K. Mwangi. 2014. The Effect Of Compensation On Employee Motivation:
A Case Study Of Chloride Exide. United States International University.
Pawirosumarto, S. Sarjana, P.K. Gunawan, R. 2017. The effect of work
environment, leadership style, and organizational culture towards job
satisfaction and its implication towards employee performance in Parador
Hotels and Resorts, Indonesia. International Journal of Law and
Management Vol. 59 Issue: 6, pp.1337-1358.
Pawirosumarto, Suharno Purwanto. Katijan Sarjana, Muzaffar Muchtar. 2017. Factors
Affecting Employee Performance of PT. Kiyokuni Indonesia. International
Journal of Law and Management, Vol. 59 Issue: 4
Peraturan Menteri Keuangan No. 10 Tahun 2006 tentang Pedoman Penerapan
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas Dan Pegawai
Badan Layanan Umum.
Peraturan Menteri Keuangan No. 73 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/Pmk.02/2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan
Pegawai Badan Layanan Umum.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 176/PMK.05/2017 tentang
Pedoman Remunerasi Badan Layanan Umum.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 105
Tahun 2013 tentang Pejabat Perbendaharaan di Lingkungan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 31 Tahun 2016
Tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan
Kementrian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 2016 tentang Tunjangan
Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kementrian Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi.
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 3 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Teknis Kegiatan Sasaran Kerja Pegawai.
Peraturan Rektor Universitas Lampung Nomor 01 Tahun 2017 tentang Pedoman
Implementasi Remunerasi BLU Universitas Lampung.
Priyanto, Wahyu Budi. 2016. Pengeruh Gaya kepemimpinan Transformasional
dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi sebagai
Variabel Intervening. Jurnal Ekonomika Bisnis. Vol. 7, No.2, 105-114.
Putra, I.W.A.P. Indrawati, A.D. 2015. Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
pada CV. Agung Motor di Kabupaten Tabanan. E-Jurnal Manajemen Unud,
Vol. 4, No. 10, 2982-3011
Rini. Dibyantoro. Ardianto, M.Ihsan. 2014. Pengaruh Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Karyawan Pt Duta Oktan Semesta Palembang). Jurnal Ilmiah
Administrasi Niaga. Vol. 12, No. 2.
Rivai, V. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, dari Teori
ke Praktik: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh: PT Indeks Kelompok
Gramedia. Jakarta.
Rokhimakhumullah, D. 2016. The Effect Of Performance Measurement System
And Remuneration To Employee Performance With Organizational Culture
As A Moderating Variable. Journal Of Innovation in Business and
Economics. Vol. 01 No. 01, 93-100
Sadirman A.M. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar: Rajawali Pers.
Jakarta.
Salusu. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organiasi
Nonprofit. Jakarta. 2005.
Saputra. A, Natassia, R. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang.
Journal Of Economic and Economic Education Vol. 2 No. 2, 134-143. 2014.
Seiler. S., Lent, Bodgan. Pinkowska, M. Pinazza, M. 2011. An Integrated Model
Of Factor Influencing Project Managers Morivation Findings From A Swiss
Survey. International Journal of Project Management 30 (2012) 60-72
Sekaran, Uma. 2010. Research Methode For Business: Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.
Setyo, D.P. Mukzam, D. dan Nurtjahjono, G.E. 2016. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Melalui
Kepuasan Kerja Karyawan Sebagai Variabel Mediasi (Studi pada Karyawan
PT Telkom Indonesia Witel Jatim Selatan Malang). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB) vol. 39 No. 1 Oktober 2016.
Solimun, Adji Achmad Rinaldo dan Samingun Handoyo 2017 Perancangan dan
Pengujian Kuesioner Serta Transformasi Skor Menjadi Skala Berbasis MSI,
SRI dan Rasch Model. Program Studi Statistika Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Andi Offset. Sugiyono.
2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Alfabeta, Bandung.
Sugianto, F.A. 2011. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Karyawan. Yogyakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Suhardjo, Y. (2013). Pengaruh Kepemimpinan dan Tambahan Penghasilan
Pegawai (TPP) Terhadap Kinerja Pegawai dengan Motivasi Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal STIE Semarang, 5.
Supartha, W. G. & Sudana, W. 2015. Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja
Fisik Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Karyawan Di Grand Puncak Sari
Restaurant Kintamani. Jurnal Manajemen Unud, 04.
Supendy, Rustam. Setiawan, Margono. Troena, Eka Afnan. Surachman. 2012.
Pengaruh kepemimpinan Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan Serta
Implikasinya Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Pada Bank Pembangunan
Daerah (BPD) Sulawesi Tenggara). Jurnal Apikasi Manajemen. Vol. 10, No. 2.
Suprianto. 2013. Pengaruh Penetapan Sasaran dan Sistem Remunerasi Terhadap
Kinerja Pegawai Organisasi Sektor Publik (studi pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara di Jawa Timur). Jawa Timur : Universitas
Brawijaya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
Wiley, C. 1997. What Motivates Employees According To Over 40 Years Of
Motivation Surveys. International Journal of Manpower, Vol. 18 Issue. 3
pp. 263–280.
Yandri, H. 2012. Pengaruh Tunjangan Kinerja Terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai. Jurnal Manajemen, Vol. 04 No.2 .
Yukl, Gary. 2010. Leadership in Organization. Alih Bahasa oleh Udaya Jusuf:
Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Prehallindo.
Yuliansyah, Y. et al. 2016. How Managers Use PMS To Induce Behavioural
Change In Enhancing Governance. International Journal Of Economics and
Management 10 (S2): 501-522
Yuliansyah, Y. 2016. Meningkatkan Response Rate Pada Penelitian Survey Suatu
Study Literature. Jakarta selatan: Change Publication.
Yuliansyah. Y. dan Khan, A.A. 2018. Strategic Performance Measurement
System, Organizational Learning and Service Strategic Aligment: Impact
On Performance. International Journal Of Ethics and Systems: 564-592.
https://Bphm.unila.ac.id/91-publikasi-informasi/397-jumlah-dosen. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2018, pukul 21.00 WIB
https://cokroaminoto.wordpress.com/2007/12/13/teori-ekspektansi-sebuah-
pendekatan-konsep-pemberian-imbalan-untuk-meningkatkan-motivasi-
pegawai/ Diakses pada tanggal 12 Agustus 2018, pukul 09.40 WIB
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Layanan_Umum Diakses pada tanggal 17
Desember 2018, pukul 09.59 WIB
https://www.kompasiana.com/mazdik/menjadi-pemimpin-transformasional-di-
perguruan-tinggi_56160373f592739405174f98 Diakses pada tanggal 20
Agustus 2018, pukul 20.10 WIB
https://www.unila.ac.id/badan-remun-unila-gelar-fgd/ Diakses pada tanggal 10
Desember 2018, pukul 21.05 WIB
https://www.unila.ac.id/implementasi-kebijakan-remunerasi-blu-
unila/?upm_export=print Diakses pada tanggal 20 Agustus 2018, pukul
10.15 WIB
https://www.unila.ac.id/mulai-terapkan-blu-unja-berguru-ke-unila/ Diakses pada tanggal
20 Desember 2018, pukul 21.15 WIB