proposal gp-fix (1)

12
PROPOSAL GROUP PROJECT UJI KARBOHIDRAT PADA UJUNG, TENGAH DAN PANGKAL BONGGOL TALAS (Xanthosoma sagitifolium) Disusun Oleh : Kelompok 2 1. Umi Mualifah (15304241010) 2. Mentari Anggun Cahyani (15304241014) 3. Lexi Jalu Aji (15304241026) 4. Istiqomah Nuraini (15304241028) 5. Diah Lestari (15304241022) LABORATORIUM BIOKIMIA

Upload: lexi-jalu-aji

Post on 10-Jul-2016

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

File ini berjudul Proposal GP. merupakan syarat untuk mengikuti praktikum. uji ini bertujuan untuk mengetahui kandungn karbohidrat pada umbi talas dengan menggunakan uji iodin, uji molisch, uji selliwanof dan uji benedict

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Gp-fix (1)

PROPOSAL GROUP PROJECT

UJI KARBOHIDRAT PADA UJUNG, TENGAH DAN PANGKAL BONGGOL

TALAS

(Xanthosoma sagitifolium)

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Umi Mualifah (15304241010)

2. Mentari Anggun Cahyani (15304241014)

3. Lexi Jalu Aji (15304241026)

4. Istiqomah Nuraini (15304241028)

5. Diah Lestari (15304241022)

LABORATORIUM BIOKIMIAJURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

Page 2: Proposal Gp-fix (1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman talas (Xanthosoma sagitifolium) merupakan salah satu tanaman

penghasil karbohidrat yang memiliki peranan cukup banyak. Selain sebagai bahan

baku pangan, tanaman talas juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dan pakan

ternak. Umbi akar ini terkenal di masyarakat, namun tingkat konsumsinya masih

rendah daripada tingkat konsumsi umbi-umbian lain. Padahal, tanaman talas

merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai substitutor beras.

Umbi tanaman talas terdiri dari pangkal, tengah, dan ujung umbi. Pangkal

umbi terletak dekat dengan batang, bagian tengah berada di antara pangkal dan ujung

umbi, sedangkan bagian ujung berada di bagian paling bawah pada umbi. Tiap-tiap

bagian tersebut memiliki kandungan karbohidrat.

Kandungan dan jenis karbohidrat yang terdapat pada tiap bagian umbi talas

belum diketahui. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan uji karbohidrat

yaitu, uji Benedict, uji Iod, uji Seliwanoff, dan uji Barfoed terhadap umbi talas. Uji

tersebut bertujuan untuk mengetahui kandungan dan jenis karbohidrat yang terdapat

pada tiap bagian umbi talas. Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai

acuan dalam pemanfaatan umbi talas secara optimal.

B. Rumusan Masalah

1. Bagian mana dari pangkal, tengah, dan ujung umbi talas yang mengandung

karbohidrat paling banyak?

2. Jenis karbohidrat apa sajakah yang terkandung dalam setiap bagian umbi talas?

C. Tujuan

1. Mengetahui bagian umbi talas yang mengandung karbohidrat paling banyak

2. Mengetahui jenis karbohidrat yang terkandung dalam setiap bagian umbi talas.

D. Manfaat

Page 3: Proposal Gp-fix (1)

Group Project yang berjudul “UJI KARBOHIDRAT PADA PANGKAL BATANG DAN AKAR TALAS (Xanthosoma sagitifolium)” ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai kandungan karbohidrat dan jenis karbohidrat yang terdapat pada bagian pangkal, tengah, dan ujung umbi talas. Dengan demikian, pemanfaaatan umbui talas dapat lebih optimal.

Page 4: Proposal Gp-fix (1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Talas

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam

suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak tingginya 1 cm atau lebih dan

merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Asal mula tanaman ini berasal dari

asia tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia

Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudera Pasifik, terbawa oleh migrasi

penduduk. Di Indonesia, talas dapat dijumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar

dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 meter, baik liar maupun ditanam (Yajri,

2010: 17).

Di Indonesia ini tanaman talas yang sering dikenal masyarakat adalah talas bogor,

talas belitung dan talas padang. Berikut gambar macam-macam talas.

Merujuk kepada talas belitung (kimpul), yang sangat familiar di tengah

masyarakat, terdapat karakteristik tertentu yang khas. Talas belitung (kimpul) tergolong

tumbuhan berbunga, berbiji terbuka ”Angiospermae” dan berkeping satu

“Monocotyledoneae“. Daun talas belitung (kimpul) berwarna hijau muda karena tangkai

daunnya yang hijau muda mempunyai garis ungu. Bentuk umbi talas belitung (kimpul)

silinder hingga agak bulat, terdapat internode atau ruas dengan beberapa bakal tunas.

Kulit umbi mempunyai tebal sekitar 0,01–0.1 cm, sedangkan korteksnya setebal 0,1 cm.

Page 5: Proposal Gp-fix (1)

Adapun terkait kandungan kimianya, umbi talas belitung mengandung

karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Komponen terbesar umbi talas belitung

setelah air adalah karbohidrat (Kay, 1973). Komposisi kimia umbi talas belitung dapat

dilihat pada tabel berikut.

Selain yang dipaparkan pada tabel di atas, talas juga mengandung banyak

senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida,

saponin, essensial oil, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati

yang mudah dicerna, yang diperkirakan sebanyak 18,2% dan sukrosa serta gula

pereduksinya terdapat sekitar 1,42%.

B. Uji Karbohidrat

1. Uji Iodine

Uji Iodine digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung

dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi

biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks

antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodine kemudian

dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan

menghilang, dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw,

2010).

Page 6: Proposal Gp-fix (1)

2. Uji Benedict

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu

larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah

bata. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula

pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat reduktor, dengan

diteteskannya reagean akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji

adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula

dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).

Prinsip uji Benedict yaitu pada gula yang mengandung gugus aldehida atau

keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang

mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula

yang memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis

pada strukturnya (Sumardjo, 2006).

3. Uji Barfoed

Uji Barfoed ini dilakukan untuk mengetahui golongan monosakarida pada

karbohidrat yang diuji sehingga membedakannya dari karbohidrat golongan lainnya.

Uji positif dibuktikan dengan hasil yang memperlihatkan perubahan warna dari hijau

kekuning-kuningan menjadi biru tua. Untuk hasil negative, warna yang timbul

biasanya hijau.

4. Uji Seliwanoff

Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula

ketosaheksosa seperti fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa tidak bereaksi,

sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan derifat furfuralnya

yang kemudian akan mengalami kondensasi dengan dan membentuk senyawa

kompleks yang berwarna merah (Sumardjo, 2006).

Page 7: Proposal Gp-fix (1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tabung reaksi2. Pipet tetes3. Penjepit tabung reaksi4. Gelas ukur5. Beaker gelas6. Waterbath7. Rak tabung reaksi8. Pencatat waktu

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pereaksi benedic2. Pereaksi selliwanof3. Larutan Iodin 1 M4. HCL 6 N5. NaOH 6 N6. Pereaksi barfoed7. Pereaksi fosfomolibdat8. Ekstrak umbi talas

B. Langkah Kerja1. Uji Benedict

a. Memasukan ke dalam tabung reaksi 2 ml pereaksi benedict.b. Menambahkan 5 tetes ekstrak umbi talas yang diuji.c. Memanaskan dalam waterbath selama 5 menit.d. Mendinginkan dan amati perubahan yang terjadi.

2. Uji Seliwanoffa. Memasukan 1 ml pereaksi seliwanoff pada tabung reaksi.b. Menambahkan 2 tetes larutan umbi talas.c. Memasukkan ke dalam waterbath dalam waktu bersamaan zat – zat yang diuji

hingga warna berubah.d. Mencatat waktu yang dibutuhkan hingga warna berubah.

Page 8: Proposal Gp-fix (1)

3. Uji Iodina. Memasukan kedalam 3 tabung reaksi ekstrak umbi talas masing-masing 3 ml.b. Menambahkan 2 tetes aquadest ke dalam tabung 1.c. Menambahkan 2 tetes HCL ke dalam tabung 2.d. Menambahkan 2 tetes NaOH ke dalam tabung 3.e. Mengkocok semua tabung.f. Menambahkan 1 tetes larutan iodine ke masing-masing tabung.g. Memanaskan tabung dengan lampu spiritus.h. Mendinginkan tabung dan mengamati perubahannya.

4. Uji Barfoeda. Mencampurkan 1 ml pereaksi barfoed dan 1 ml ekstrak umbi talas dalam tabung

reaksi.b. Memanaskan tabung ke dalam waterbath selama 3 menit.c. Mendinginkan tabung ke dalam air selama 2 menit.d. Menambahkan 1 ml pereaksi warna fosfomolibdat.e. Mengamati perubahan warna yang terjadi.

C. Tabulasi Data

1. Uji Karbohidrat bagian pangkal umbi.

NO

UJI REAKSI HASIL

1 Uji Benedict

2 Uji Iodin

3 Uji Seliwanoff

4 Uji Barfoed

2. Uji Karbohidrat bagian tengah umbi.

NO

UJI REAKSI HASIL

1 Uji Benedict

2 Uji Iodin

3 Uji Seliwanoff

Page 9: Proposal Gp-fix (1)

4 Uji Barfoed

3. Uji Karbohidrat bagian ujung umbi.

NO

UJI REAKSI HASIL

1 Uji Benedict

2 Uji Iodin

3 Uji Seliwanoff

4 Uji Barfoed

Page 10: Proposal Gp-fix (1)

DAFTAR PUSTAKA

Diakses dari http://digilib.unila.ac.id/553/3/Ermayuli_Bab%20II.pdf, pada tanggal 5 April 2016.

Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/9239/3/bab%25202%2520-09512131013.pdf, pada tanggal 5 April 2016.

Diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/4353/3/2BL01073.pdf, pada tanggal 5 April 2016.

Manruw. 2010. Pengantar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. Malang: UM Press.