skenario c blok 20-1

100
Skenario C Blok 20 Tahun 2013 Mrs.Cek Ela, a 30-year-old housewife, was admitted to the emergency room in mental hospital (RSEB) Palembang with attempted suicide. She looked very depressed and sometimes cried without any particular reason. Her family mentioned that there were changes in her behavior since 2 years ago. She gradually became more and more withdrawn to herself and preferred to stay in her room all day long One year ago, she complained about her hearing voices such as a conversation or sometimes the voice commenting on her, while the person didn’t exist. Letter on, the voice became more disturbing commanding her to do something which was difficult or impossible to refuse. The last command forced her to hurt herself. The premorbid personality was schizoid and after the age of 20 years it was clear that her personality became more annoying especially to her family and also the neighbors. She became isolated and no social interaction at all. In the last one year, she became more deteriorated, lacked of self care and couldn’t do house chores. Her speech was limited and the sentences were very disorganized. According to her family there was no stressor before these behavioral changes happened. In autoanamnesis the patient was very quiet, sometimes cried and difficult to answer the question. Her answers were

Upload: meylinda-lin

Post on 17-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

skizopenia

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario C Blok 20-1

Skenario C Blok 20 Tahun 2013

Mrs.Cek Ela, a 30-year-old housewife, was admitted to the emergency room in mental

hospital (RSEB) Palembang with attempted suicide. She looked very depressed and

sometimes cried without any particular reason.

Her family mentioned that there were changes in her behavior since 2 years ago. She

gradually became more and more withdrawn to herself and preferred to stay in her room all

day long

One year ago, she complained about her hearing voices such as a conversation or

sometimes the voice commenting on her, while the person didn’t exist. Letter on, the voice

became more disturbing commanding her to do something which was difficult or impossible

to refuse. The last command forced her to hurt herself.

The premorbid personality was schizoid and after the age of 20 years it was clear that

her personality became more annoying especially to her family and also the neighbors. She

became isolated and no social interaction at all. In the last one year, she became more

deteriorated, lacked of self care and couldn’t do house chores. Her speech was limited and the

sentences were very disorganized.

According to her family there was no stressor before these behavioral changes

happened.

In autoanamnesis the patient was very quiet, sometimes cried and difficult to answer

the question. Her answers were in one or two words, not so clear and sometimes she refused

to talk at all.

Summary of Psychiatric Examination:

The Psychopathologies of this patient are poor discriminative insight, command auditoric

hallucination, autism, anxiety, and association disorder sch as incoherence and hemmung.

The conclusion is the reality testing ability of this patient is really disturbed.

Additional information:

The patient has good marital history, no history of schizophrenia or affective disorders in the

family, the level of intelligence is within the normal range, no stressor during the last 12

months and the GAF scale is around 40-31 at the moment of examination.

Physical examination: no abnormality is found

Page 2: Skenario C Blok 20-1

Klarifikasi Istilah

1. Depresi adalah merendahnya corak perasaan

2. Schizoid adalah merujuk pada salah satu dari berbagai karakteristik terkait

schizophrenia, termasuk ciri-ciri yang dianggap mengindikasikan predisposisi

terhadap schizophrenia serta gangguan-gangguan selain schizophrenia yang dialami

oleh anggota keluarga sebagai pengidap schizophrenia atau lowering feeling tone

yang dirasakan sebagai suatu kesedihan yang sering kali ditemukan dalam keluarga

schizophrenia

3. Premorbid adalah terjadi sebelum berkembangnya penyakit

4. Isolasi adalah menarik diri dari dunia luar

5. Disorganisasi adalah tidak terstruktur atau ketidakteraturan

6. Insight adalah kewaspadaan dan pemahaman penderita pada diri sendiri mengenai

sikap perasaan perilaku dan gejala yang mengganggu

7. Halusinasi adalah penginderaan yang tidak berdasar atas kenyataan objektif

8. Autism adalah pemikiran/ perilaku yang bersifat subjektif yang tidak bisa dikoreksi

oleh informasi dari luar

9. Anxiety adalah suatu perasaan tidak menyenangkan yang ditandai oleh ketegangan,

cemas, khawatir, seperti ada suatu malapetaka yang akan terjadi

10. Incoherence adalah gangguan arus pikir yang menyebabkan penderita memiliki jalan

pikiran atau pembicaraan yang sukar atau tidak dapat dimengerti dan diikuti karena

adanya asosiasi longgar yang berat

11. Hemung adalah pikiran terhambat karena adanya retardasi pikiran

12. Schizopherina adalah gangguan mental atau sekelompok gangguan yang ditandai

dengan kekacauan dalam bentuk dan isi pikiran dalam mood, dalam perasaan dirinya

dan hubungan dengan dunia luar, dan dalam tingkah laku

13. Gangguan Affektif adalah kelainan fundamental, terjadinya suasana perasaan

(mood/affect) biasanya ke arah depresi ( dengan atau tanpa anxietas yang

menyertainya) atau kearah elasi (perasaan yang meningkat)

14. GAF scale adalah global Assesment Functioning, adalah skala penentuan dalam

menilai derajat kemampuan seseorang yang sudah diakui secara luas

15. Attempted suicide adalah percobaan bunuh diri (preokupasi)

Page 3: Skenario C Blok 20-1

Identifikasi masalah:

1. Cek Ela 30 tahun dibawa ke mental hospital karena percobaan bunuh diri, dia terlihat

depresi dan menangis tanpa alasan yang pasti

2. Perilaku premorbid: sudah schizoid, umur 20 tahun sudah mengganggu bagi

keluarganya, dia mengisolasi diri dan tidak ada interaksi sosial

3. Sejak 2 tahun yang lalu terjadi perubahan sikap yang secara bertahap mulai

menyendiri dan suka berada di kamar nya sepanjang hari

4. 1 tahun yang lalu, dia mendengar suara-suara yang berkomentar kepadanya namun

tidak ada orang dan makin lama suara semakin mengganggu dan memerintahkan dia

untuk melakukan suatu yang sulit untuk ditolak. Dia pun dipaksa untuk melukai

dirinya, kondisi semakin memburuk, tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan

melakukan pekerjaan rumah, perkataannya terbatas dan kacau

5. Berdasarkan keluarga, tidak ada stressor, autoanamnesis pasien sangat diam,

menangis dan sulit menjawab pertanyaan, jawabannya tidak jelas dan menolak

menjawab pertanyaan

6. Pemeriksaan Psikiatrik

7. Informasi tambahan

Analisis Masalah

1. Cek Ela 30 tahun dibawa ke rumah sakit jiwa karena percobaan bunuh diri, dia

terlihat depresi dan menangis tanpa alas an yang jelas

a. Jelaskan makna klinis dari percobaan bunuh diri yang!

Jawab:

Beck (dalam Salkovskis, 1998) mendefinisikan percobaan bunuh diri

sebagai sebuah situasi dimana seseorang telah melakukan sebuah perilaku yang

sebenarnya atau kelihatannya mengancam hidup dengan intensi menghabisi

hidupnya, atau memperlihatkan intensi demikian, tetapi belum berakibat pada

kematian.

Faktor Penyebab Bunuh Diri

Bunuh diri bukanlah merupakan satu hal tetapi terdiri dari banyak

fenomena yang tumpang tindih. Oleh sebab itu, tidak ada satupun kasus bunuh diri

yang memiliki etiologi yang sama (Maris dkk.,2000). Schneidman menyebut

bunuh diri sebagai hasil dari “psychache”. Psychache merupakan rasa sakit dan

Page 4: Skenario C Blok 20-1

derita yang tidak tertahankan dalam jiwa dan pikiran. Rasa sakit tersebut pada

dasarnya berasal dari jiwa seseorang ketika merasakan secara berlebih rasa malu,

rasa bersalah, penghinaan, kesepian, ketakutan, kemarahan, kesedihan karena

menua, atau berada dalam keadaan sekarat (dalam Maris dkk., 2000). Di samping

itu, Mann dari bidang psikiatri mengatakan penyebab bunuh diri berada di otak,

akibat kurangnya tingkat 5-HIAA (5-hydroxyindole acetic acid), reseptor post-

sinapsis, dan pertanda biologis lainnya (dalam Maris dkk., 2000).

Berikut beberapa faktor penyebab bunuh diri (Maris, dalam Maris

dkk.,2000; Meichenbaum, 2008) :

1. Major-depressive illness, affective disorder

2. Penyalahgunaan obat-obatan (sebanyak 50% korban percobaan bunuh

memiliki level alkohol dalam darah yang positif)

3. Memiliki pikiran bunuh diri, berbicara dan mempersiapkan bunuh diri

4. Sejarah percobaan bunuh diri

5. Sejarah bunuh diri dalam keluarga

6. Isolasi, hidup sendiri, kehilangan dukungan, penolakan

7. Hopelessness dan cognitive rigidity

8. Stresor atau kejadian hidup yang negative (masalah pekerjaan, pernikahan,

seksual, patologi keluarga, konflik interpersonal, kehilangan, berhubungan

dengan kelompok teman yang suicidal)

9. Kemarahan, agresi, dan impulsivitas

10. Rendahnya tingkat 5-HIAA

11. Key symptoms (anhedonia, impulsivitas, kecemasan / panik, insomnia

global, halusinasi perintah)

12. Suicidality (frekuensi, intensitas, durasi, rencana dan perilaku persiapan

bunuh diri)

13. Akses pada media untuk melukai diri sendiri

14. Penyakit fisik dan komplikasinya

15. Repetisi dan komorbid antara faktor-faktor di atas

Penjelasan Bunuh Diri

1. Penjelasan Psikologis

Leenars (dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) mengidentifikasi tiga bentuk

penjelasan psikologis mengenai bunuh diri. Penjelasan yang pertama didasarkan

Page 5: Skenario C Blok 20-1

pada Freud yang menyatakan bahwa “suicide is murder turned around 180

degrees”, dimana dia mengaitkan antara bunuh diri dengan kehilangan seseorang

atau objek yang diinginkan. Secara psikologis, individu yang beresiko melakukan

bunuh diri mengidentifikasi dirinya dengan orang yang hilang tersebut. Dia

merasa marah terhadap objek kasih sayang ini dan berharap untuk menghukum

atau bahkan membunuh orang yang hilang tersebut. Meskipun individu

mengidentifikasi dirinya dengan objek kasih sayang, perasaan marah dan harapan

untuk menghukum juga ditujukan pada diri. Oleh karena itu, perilaku destruktif

diri terjadi.

Penjelasan kedua memandang masalah bunuh diri pada dasarnya adalah

masalah kognitif. Pada pandangan ini, depresi merupakan faktor kontribusi yang

sangat besar, yang khususnya diasosiasikan dengan hopelessness. Fokus

pandangan ini terletak pada penilaian negatif yang dilakukan oleh suicidal person

terhadap diri, situasi sekarang, dunia, dan masa depan. Sejalan dengan penilaian

ini, pikiran yang rusak muncul. Pikiran ini seringkali otomatis, tidak disadari, dan

dicirikan oleh sejumlah kesalahan yang mungkin. Beberapa diantaranya begitu

menyeluruh sehingga membentuk distorsi-distorsi kognitif.Beck (dalam Pervine,

2005) memperkenalkan model kognitif depresi yang menenkankan bahwa

seseorang yang depresi secara sistematis salah menilai pengalaman sekarang dan

masa lalunya. Model ini terdiri dari 3 pandangan negatif mengenai diri, dunia, dan

masa depan. Dia memandang dirinya tidak berharga dan tidak berguna,

memandang dunia menuntut terlalu banyak darinya, dan memandang masa depan

itu suram. Ketika skema kognitif yang disfungsional (automatic thoughts) ini

diaktifkan oleh kejadian hidup yang menekan, individu beresiko melakukan bunuh

diri.

Penjelasan ketiga menyatakan bahwa perilaku bunuh diri itu dipelajari.

Sebagai tambahan, Jamison (dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) mengemukakan

bahwa psikopatologi adalah elemen paling umum pada perilaku bunuh diri. Dia

percaya bahwa sakit mental memainkan suatu peranan penting pada perilaku

bunuh diri. Beberapa kondisi psikopatologis yang difokuskannya adalah mood

disorder, schizophrenia, borderline dan antisocial personality disorder, alkoholik,

dan penyalahgunaan obat-obatan.

2. Penjelasan Biologis

Page 6: Skenario C Blok 20-1

Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan penjelasan biologis

yang tepat untuk perilaku bunuh diri. Beberapa peneliti percaya bahwa ada

gangguan pada level serotonin di otak, dimana serotonin diasosiasikan dengan

perilaku agresif dan kecemasan. Penelitian lain mengatakan bahwa perilaku bunuh

diri merupakan bawaan lahir, dimana orang yang suicidal mempunyai keluarga

yang juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Walaupun demikian, hingga

saat ini belum ada faktor biologis yang ditemukan berhubungan secara langsung

dengan perilaku bunuh diri

3. Penjelasan Sosiologis

Penjelasan yang terbaik datang dari sosiolog Durkheim yang memandang

perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan masyarakatnya,

yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur atau tidak dengan

masyarakatnya. Berdasarkan hubungan tersebut, Durkheim (dalam Corr, Nabe, &

Corr, 2003) membagi bunuh diri menjadi 4 tipe yaitu:

1. Egoistic Suicide

Inidividu yang bunuh diri di sini adalah individu yang terisolasi

dengan masyarakatnya, dimana individu mengalami underinvolvement

dan underintegration

2. Altruistic Suicide

Individu di sini mengalami overinvolvement dan overintegration.

Pada situasi demikian, hubungan yang menciptakan kesatuan antara

individu dengan masyarakatnya begitu kuat sehingga mengakibatkan

bunuh diri yang dilakukan demi kelompok.

3. Anomic Suicide

Bunuh diri ini didasarkan pada bagaimana masyarakat mengatur

anggotanya. Masyarakat membantu individu mengatur hasratnya

(misalnya hasrat terhadap materi, aktivitas seksual, dll.). Ketika

masyarakat gagal membantu mengatur individu karena perubahan yang

radikal, kondisi anomie(tanpa hukum atau norma) akan terbentuk. Individu

yang tiba-tiba masuk dalam situasi ini dan mempersepsikannya sebagai

kekacauan dan tidak dapat ditolerir cenderung akan melakukan bunuh diri.

Misalnya remaja yang tidak mengharapkan akan ditolak oleh kelompok

teman sebayanya.

4. Fatalistic Suicide

Page 7: Skenario C Blok 20-1

Tipe bunuh diri ini merupakan kebalikan dari anomic suicide,

dimana individu mendapat pengaturan yang berlebihan dari masayarakat.

Misalnya ketika seseorang dipenjara atau menjadi budak

Pada kasus, kemungkinan penyebab dari percobaan bunuh diri yang

dilakukan oleh Cek Ela adalah karena depresi. Selain itu faktor yang

menyebabkan seseorang mengalami percobaan bunuh diri tadi salah satunya

adalah key symptoms yang pada kasus adalah adanya suatu halusinasi perintah.

b. Jelaskan Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang depresi!

Jawab:

- Usia onset awal lebih sering terjadi pada dewasa muda)

- Status sosioekonomi orang yang memiliki status sosioekonomi rendah

lebih memiliki resiko yang lebih besar untuk menjadi depresi

- Status pernikahan orang yang bercerai memiliki faktor yang lebih berat

dibandingkan yang tidak bercerai atau belum menikah

- Jenis kelamin wanita 2 kali lebih beresiko karena perbedaan hormonal,

biologis, dan tingkat stress

- Faktor genetic

- Faktor biokimia dan abnormalitas otak adanya gangguan di area prefrontal

yang terlibat dalam gangguan mood

- System neuroendokrin aksis hipotalamik pituitary adrenokortikal bekerja

terlalu aktif dalam kondisi depresi

c. Bagaimana ciri-ciri orang yang depresi?

Jawab:

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang

mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku)

seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸yang disertai

perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang

menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan

berkurangnya aktivitas.

Page 8: Skenario C Blok 20-1

Gejala Depresi (Symptoms of Depression)

Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis,

gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala yang

minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala bervariasi

pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut ini beberapa gejala

dari depresi :

Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong

Perasaan putus asa dan pesimis.

Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.

Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah

dinikmati.

Penurunan energi dan mudah kelelahan.

Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.

Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.

Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan

bahkan penambahan berat badan secara drastis.

Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri

Gelisah dan mudah tersinggung

Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap

pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis

Pada umumnya gejala depresi antara lain murung, sedih berkepanjangan,

sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya

konsentrasi dan menurunnya daya tahan.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV – Text Revision (DSM IV-

TR) (American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan

depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua

minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya

salah satu gejala harus  emosi depresi atau  kehilangan minat atau kemampuan

menikmati sesuatu.

1. Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir

setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa)

atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).

Page 9: Skenario C Blok 20-1

2. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua

kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai

oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)

3. Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau

bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan

lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan)

4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

5. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati

oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa

lambat)

6. Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari

7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari

8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit

membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau

pengamatan orang lain)

9. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati),

berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau

usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri

d. Sebutkan Klasifikasi depresi!

Jawab:

Penggolongan Depresi

Klasifikasi depresi menurut DSM IV (Diagnostic and Stastistical Manual of

Mental Disorders) yaitu :

1. Gangguan depresi mayor unipolar dan bipolar

2. Gangguan mood spesifik lainnya

Gangguan distimik depresi minor

Gangguan siklotimik depresi dan hipomanik saat ini atau baru saja berlalu

(secara terus-menerus selama 2 tahun).

Gangguan depresi atipik

Depresi postpartum

Depresi menurut musim

Page 10: Skenario C Blok 20-1

3. Gangguan depresi akibat kondisi medik umum dan gangguan depresi akibat zat.

4.Gangguan penyesuaian dengan mood : depresi disebabkan oleh stresor

psikososial (Amir, 2005)

e. Jelaskan hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan terhadap gangguan yang

dialami !

Jawab:

Jenis kelamin : awitan terjadi lebih dini pada pria dibandingkan wanita

usia : awitan dibawah 10 tahun dan diatas 60 tahun sangat jarang, hampir 90%

yang menjalani pengobatan berusia 15-55 tahun

- Banyak terjadi pada usia produktif (15-54 tahun)

- ♀ = ♂

- Onset skizofrenia pada ♂ lebih awal daripada ♀, yaitu pada usia 15-25

tahun, sedangkan ♀ 25-35 tahun

- ♂ lebih banyak mengalami gejala negative

- ♀ mempunyai hasil akhir penyakit yang lebih baik

- ♀ mempunyai fungsi sosial yang lebih baik

2. Perilaku premorbid sudah schizoid, setelah umur 20 tahun, sudah mengganggu bagi

keluarga dan tetangganya, dia mengisolasi diri dan tidak ada interaksi social

a. Jelaskan ciri-ciri schizoid!

Jawab:

Menurut David & Neale dalam Nida UI Hasanat, orang dengan gangguan

kepribadian skizoid ditandai dengan tidak adanya keinginan dan tidak menikmati

hubungan sosial, mereka tidak memiliki teman dekat. Orang dengan gangguan ini

tampak tidak menarik karena tidak memiliki kehangatan terhadap orang lain dan

cenderung untuk menjauhkan diri. Jarang sekali memiliki emosi yang kuat, tidak

tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan (2004 : 5).

Mereka mungkin menjalani kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan

atau harapan untuk ikatan dengan orang lain yang sangat kecil. Riwayat

kehidupan orang tersebut mencerminkan minat sendirian dan pada keberhasilan

pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar ditoleransi oleh orang lain.

Kehidupan seksual mereka mungkin hanya semata-mata dalam fantasi, dan

Page 11: Skenario C Blok 20-1

mereka mungkin menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu tertentu.

Mampu menanamkan sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan

manusia, seperti matematika dan astronomi, dan mereka mungkin sangat tertarik

pada binatang. Walaupun terlihat mengucilkan diri, tapi pada suatu waktu ada

kemungkinan orang tersebut mampu menyusun, mengembangkan dan

memberikan suatu gagasan yang asli dan kreatif (Kaplan & Saddock, 1997 : 250).

Berdasarkan PPDGJ III, Gangguan kepribadian Skizoid adalah gangguan

kepribadian yang memenuhi deskripsi berikut :

a) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan

b) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)

c) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau

kemarahan terhadap orang lain

d) Tampak nyata ketidakpedulian baik terhadap pujian maupun kecaman

e) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain

(perhitungkan usia penderita)

f) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri

g) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan

h) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau

ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti

itu

i) Sangat tidak sensitive terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku

Untuk diagnosis dibutuhkan setidaknya 3 dari yang diatas

b. Sebutkan faktor yang menyebabkan schizoid !

Jawab:

faktor seperti faktor biologi, genetik (walaupun faktor ini sedikit

kemungkinannya), riwayat pengalaman individu dalam keluarga. Gangguan-

gangguan ini dapat juga disebabkan oleh turunan dari anggota keluarga yang

menderita schizophrenia. Faktor hereditas juga memberikan kontribusi

berkembangnya gangguan kepribadian obsessive-compulsive.

Kemunculannya gangguan kepribadian antisosial diperkirakan disebabkan

oleh pengalaman trauma masa kecil yang disebabkan oleh permasalahan keluarga

dengan kekerasan. Anak dengan orangtua pengguna alkohol dan anak yang

Page 12: Skenario C Blok 20-1

pengalami penolakan dari orangtua mempunyai resiko terhadap pembentukan

gangguan kepribadian antisosial.

a. Psikodinamik

Ahli-ahli teori psikoanalisa berpendapat bahwa schizoid dibangun melalui

hubungan ibu dan anak yang terganggu, dimana anak tidak pernah belajar

untuk member atau menerima kasih sayang (Blueler, 1942; Klien, 1952).

Anak ini menunjukkan bahwa hubungan dan emosi-emosi sebagai hal yang

berbahaya dan selanjutnya mereka berdua tetap jauh dari orang lain dan juga

perasaan-perasaan mereka sendiri.

b. Behavioral

Saat kecil, kemungkinan besar orang schizoid tidak diakui dan dicintai oleh

orang tua atau lingkungannya, cenderung diabaikan, mengalami pembedaan

sikap (missal, dengan kakaknya), dan sering mengalami cemoohan dari

sekitarnya.

c. Cognitive

Para ahli kognitif menggambarkan gaya berpikir dari orang schizoid sebagai

orang yang tidak memperbaiki diri (improverished) dan tidak responsive

terhadap tanda-tanda yang menunjukkan emosi (Beck & Freeman, 1990).

Daripada memiliki perangkat keyakinan khusus yang mengarahkannya pada

salah tafsir atas situasi dengan cara yang spesifik, orang schizoid lebih tampak

sebagai orang yang memiliki minat terhadap kehidupan di sekliling mereka,

namun dapat mengakui secara intelektual bahwa orang lain mengalami situasi

yang berbed dengan mereka. Hasilnya mereka cenderung lemah dan tidak

ekspresif, sehingga keterampilan sosialnya rendah.

d. Humanistic

Orang dengan schizoid sering memandang diri mereka seperti boneka, android

(robot), atau budak. Hal ini karena mereka tidak memiliki tujuan hidup dan

self concept yang rendah.

e. Interpersonal

Orang dengan tipe schizoid adalah penyendiri, kurang teman dan menghindar

dari lingkungan. Hal itu karena mereka tidak nyaman dan tidak tertarik

membangun hubungan sosial.

Page 13: Skenario C Blok 20-1

c. Apa yang menyebabkan keadaan schizoid pasien bertambah berat (perjalanan

penyakit, hubungkan dengan usia)!

Jawab:

defense mechanism yang lemah mengakibatkan keadaan schizoid pasien

bertambah bertambah berat dan mungkin tidak ada tindakan dari keluarga untuk

memperbaiki keadaan saat schizoid juga bias sebagai penyebab.

d. Mengapa pasien schizoid mengisolasi diri dan tidak ada interaksi social?

Jawab:

Maknanya :

Isolasi social merupakan salah satu bentuk respon maladaptive

(individu menyelesaikan masalah dengan cara yang bertentangan

dengan norma-norma sosial, agama dan kebudayaan suatu tempat ).

Isolasi social adalah keadaan dimana seorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan

orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,

kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan

orang lain.

Perjalanan gangguan skozofrenia itu terdiri dari tiga fase : fase

prodormal, fase aktif gejala dan fase residual . Mrs. Cek ela Menarik

diri dari pergaulan; makin mengisolasi diri dan tak ada interaksi sosial

sama sekali hal itu menunjukan bahwa cek ela sedang mengalami fase

prodromal yang mana pada fase prodromal ditandai dengan deteriorasi

yang jelas dalam fungsi kehidupan, sebelum tergangguannya fase aktif

gejala,dan tidak disebabkan oleh gangguan afek atau gangguan

penggunaan.Individu yang mengalami fase prodormal itu dapat

berlangsung dalam beberapa minggu, bulan hingga bertahun tahun

sebelum gejala lain memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia. Semakin

lama fase prodromal semakin jelek prognosisnya

Isolasi dan tak ada interaksi social sama sekali ini merupakan symptom

negative dari schizophrenia dimana hal ini diakibatkan oleh disfungsi /

gangguan pada jalur mesocortical. Pada jalur mesokortikal, lebih

banyak reseptor 5HT2A (yang berfungsi untuk menghambat pengeluaran

dopamine) daripada reseptor D2, sehingga hipofungsi dopamine terjadi.

Page 14: Skenario C Blok 20-1

Jalur mesokortikal yaitu dari Ventral Tegmental Area menuju ke

prefrontal cortex. Sistem ini mengatur fungsi eksekusi dan kognisi

pada bagian Dorsolateral Prefrontal Cortex (DLPFC), serta fungsi

emosi dan afek pada bagian Ventromedial Prefrontal Cortex (VMPFC).

Jadi dalam kasus ini, disfungsi/hipofungsi jalur ini menyebabkan

terjadinya gejala negatif dan kognitif pada penderita Skizofrenia.

Gejala negatifnya baik itu rasa depresi, menangis tanpa alasan yang

jelas, cemas, menarik diri (apatis, terisolasi dan tidak ada interaksi

sosial), sulit menjaga diri dan melakukan pekerjaan rumah.

3. Sejak 2 tahun yang lalu terjadi perubahan sikap secara bertahap mulai menyendiri dan

suka berada di kamar nya sepanjang hari

a. Jelaskan Makna klinis perubahan sikap secara bertahap mulai menyendiri dan

suka berada di kamar nya sepanjang hari!

Jawab:

Menarik diri dan mengurung diri didalam kamar sepanjang hari (tidak ada

interaksi sosial) hal itu menunjukan bahwa pasien sedang mengalami fase

prodromal yang ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi kehidupan,

sebelum terganggunya fase aktif gejala,dan tidak disebabkan oleh gangguan afek

atau gangguan penggunaan.

faktor yang menyebabkan sehingga seseorang menarik diri dari pergaulan sosial.

Faktor-faktor itu antara lain:

Tidak percaya diri dalam kehidupan sosial. Seseorang yang menarik dari

dari kehidupan sosial karena merasa dirinya kurang dapat diterima oleh

kelompok, merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa yang bisa

ditonjolkan, berprasangka bahwa dia kurang bisa diterima oleh lingkungan

sosial adalah faktor utama dan alasan yang terbanyak mengapa seseorang

menarik diri dari pergaulan sosial. Termasuk dalam kelompok ini adalah

penyandang cacat fisik, orang-orang dengan krisis PD (percaya diri), orang

dengan persepsi sosial negatif dan lain-lain.

Membutuhkan kehidupan privasi yang lebih besar. Fenomena ini banyak

ditemukan dalam lingkungan perkotaan. Orang-orang tidak saling mengenal

satu sama lain, walaupun itu masih dalam kategori tetangga. Apalagi struktur

perumahan yang tertutup dan kesibukan masing-masing, sehingga interaksi

Page 15: Skenario C Blok 20-1

sosial tidak terjalin. Fenomena kehidupan ini lebih banyak berpengaruh pada

anak-anak dengan masa perkembangan, dimana anak akan belajar memahami

kehidupan sosial, belajar berempati dengan penderitaan orang lain. Jika pada

tahap perkembangan anak ini terganggu, maka bisa diprediksi, anak akan

mengalami penyimpangan perilaku dalam kehidupan sosial.

Selain fenomena kehidupan lingkungan perkotaan, orang-orang yang

membutuhkan dengan tingkat privasi lebih besar adalah individu yang tumbuh

dalam keluarga menengah keatas. Individu yang tumbuh dalam lingkungan

menengah keatas akan mengembangkan sikap individulis dan rasa terhadap

kebutuhan sosial akan rendah.

Idealisme pribadi tidak sejalan dengan nilai sosial. Ini lebih banyak di

ditemukan pada para pemikir, filosof, ataupun Nabi sekalipun. Mereka

menganggap, masyarakat sudah sakit, sehingga tatanam kehidupan sosial

harus diperbaiki. Jika idelaisme yang dipegang bisa merubah masyarakat

secara umum, maka individu tersebut menjadi idola dalam masyarakat. Lain

halnya, jika idealisme yang dipegang tidak pernah sejalan atau diterima dalam

kehidupan sosial masyarakat, maka menarik diri dari pergaulan sosial tidak

bisa dihindarkan. Menarik diri dari kehidupan sosial dalam bentuk ini, pada

dasarnya akan membuat sakit secara personal, karena akan menumbuhkan

pemikiran-pemikiran yang ekstrim, yang sudah jauh dari realita kehidupan

sosial setempat.

Kehidupan sosial, jangan hanya dilihat dalam bentuk interaksi

pemenuhan kebutuhan, tetapi, merupakan sarana terapi untuk menjaga

tingkahlaku normal agar tetap sesuai dengan norma-norma sosial. Memang

terkadang, nilai sosial tidak sesuai dengan harapan pribadi, tetapi bukan

menjadi alasan menarik diri secara sosial, karena akan lebih berbahaya lagi

secara pribadi, karena akan mengambangkan sikap yang tidak sesuai dengan

nilai-nilai masyarakat setempat. Menyendiri memang adalah sebuah

kebutuhan pribadi untuk intropeksi dan berpikir sejenak untuk menjalani

kehidupan sosial.

4. 1 tahun yang lalu, dia mendengar suara-suara yang berkomentar kepadanya namun

tidak ada orang dan makin lama suara semakin mengganggu dan memerintahkan dia

Page 16: Skenario C Blok 20-1

untuk melakukan suatu yang sulit untuk ditolak. Dia pun dipaksa untuk melukai

dirinya, kondisi semakin memburuk, tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan

melakukan pekerjaan rumah, perkataannya terbatas dan kalimatnya kacau

a. Jelaskan Makna klinis dari:

1. Halusinasi auditori

Jawab:

Mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol merupakan salah

satu jenis halusinasi yakni halusinasi auditori. Pasien seakan-akan mendengar

suara mengomentari perilaku pasien; atau saling mendiskusikan pasien; atau

suara halusinasi lain yang berasal dari bagian tubuh tertentu.

Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan halusinasi auditori:

Schizophrenia (halusinasi ini timbul pada sekitar 70% penderita)

Lesi pada batang otak (yang sering diakibatkan strokes);

Tumor kepala

Encephalitis

Abscesses otak

Kehilangan pendengaran

Aktivasi epilepsi

Wake-initiation of lucid dreams (WILD)

15% pasien dengan gangguan mood (mood disorders) seperti mania or

depression dapat terjadi halusinasi auditori.

 

Klasifikasi

Musical hallucination (Halusinasi musik)

Command hallucination (Halusinasi perintah)

Arguing hallucination (Halusinasi pendapat/komentar)

Kemungkinan penyebab halusinasi auditori:

Teori dasar halusinasi :

Topological theories

Menjelaskan bahwa halusinasi timbul akibat ketidak-normalan

aktivitas otak. Sebagai contoh, pada halusinasi auditori terjadi aktivasi

abnormal pada regio visual dan auditori otak. Stimulasi elektrik juga

Page 17: Skenario C Blok 20-1

dapat menimbulkan keabnormalan aktivotas otak seperti yang terjadi

pada evaluasi presurgical pada pasien epilepsy.

Hodological theories

Teori ini menekankan bahwa halusinasi dapat timbul akibat perubahan/

gangguan pada jalur koneksi antar region otak. Sebagai contoh, pada

pasien schizophrenia studi brain imaging menemukan perubahan dan

gangguan pada aktivitas di jalur koneksi pada lobus frontalis dan

temporalis.

Ffytche hypothesis

Ffytche menyimpulkan bahwa halusinasi tidak dapat timbul melalui

mekanisme hodological atau topological yang berdiri sendiri,

halusinasi dapat timbul bila terdapat kombinasi antara kedua teori itu.

Mengapa bentuk halusinasi auditorinya mendesak dan menyalahkan

dirinya ?

– Jenis halusinasi dengar ditentukan oleh tipe kepribadian dan gangguan

mental pasien. Sebagai contoh, command hallucination merupakan

bentuk perwujudan isi hati dan ketakutan pasien ketika bersosialisasi,

sifat over-sensitive terhadap tanggapan orang lain yang belum tentu

negative dan kecendrungan untuk menyalahkan diri sendiri akan

kegagalannya dalam bergaul.

– Suara serta jenis kata-kata yang muncul pada saat halusinasi diduga

ditentukan oleh memory pasien, segala macam memori kejadian,

memori suara yang pernah didengar pasien ter-recall kembali pada saat

serangan.

– Namun jenis command yang muncul dapat juga diciptakan oleh pasien

sendiri tanpa adanya suatu memori command tersebut.

2. Kondisi memburuk tidak bisa mengurus dirinya sendiri serta tidak bisa

melakukan pekerjaan rumah

Jawab:

Penderita Skizofrenia mengalami kerusakan yang parah sehubungan

dengan fungsi mentalnya, dimana penderita skizofrenia tidak dapat

mengendalikan dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan terutama yang

Page 18: Skenario C Blok 20-1

menimbulkan konflik dari realitas yang dihadapinya. Kemudian penderita

skizofrenia akan menarik dirinya ke dalam dunia fantasinya sehingga adat-

istiada, kebiasaan sosial dan perawatan diri tidaklah lagi dihiraukan oleh

penderita. (Loebis, 1993).

Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien

dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya gangguan proses pikir sehingga

kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.

Pada Skizofrenia terdapat gejala-gejala positif dan negative. Gejala

positif adalah tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak ada, namun

pada pasien Skizofrenia justru muncul. Gejala positif adalah gejala yang

bersifat aneh, antara lain berupa delusi, halusinasi, ketidakteraturan

pembicaraan, dan perubahan perilaku (Kaplan& Sadock, 2004).

Gejala negatif adalah menurunnya atau tidak adanya perilaku tertentu,

seperti perasaan yang datar, tidak adanya perasaan yang bahagia dan gembira,

menarik diri, ketiadaan pembicaraan yang berisi, mengalami gangguan sosial,

serta kurangnya motivasi untuk beraktivitas (Kaplan & Sadock, 2004).

Menurunnya perawatan diri dan tidak lagi mau melakukan pekerjaan rumah

pada kasus ini termasuk pada gejala negative dari Skizofrenia.

Mekanismenya

Terjadinya perubahan atau gangguan neurotransmitter produksi dopamine

dan serotonin serta keterlibatan sistem noreprinefrin. Pengingkatan aktivitas

dipamin memberikan stimulus pada sistem nigostriatal, mesolimbik,

mesokortikal, dan traktus tuyberoinfundibula keterlibatan neurodopamin

reseptif mempengaruhi terutama pada sistem mesokortikal gangguan

emosi timbul gejala negative gangguan mood, afek, dan fungsi sosial

respon emosional yag menurun terhadap perawatan diri dan penarikan diri dari

sosial

3. Bicara terbatas dan sangat kacau

Jawab:

Inkoheren merupakan cirri yang paling khas pada schizophrenia. Hal ini

dimungkinkan karena terjadi gangguan pada sistem dopaminergik jalur

mesocortical. Jalur ini berperan dalam attention, motivasi individu, dan sistem

Page 19: Skenario C Blok 20-1

reward. Ada gangguan pada jalur ini dapat menimbulkan gangguan berupa

inkoherensi, disorganized speech.

5. Berdasarkan keluarga, tidak ada stressor, auto anamnesis pasien sangat diam,

menangis dan sulit menjawab pertanyaan, jawabannya tidak jelas dan menolak

menjawab pertanyaan

a. Hubungan stressor dengan perubahan perilaku

Jawab:

Beban tekanan mental akan mempengaruhi mempengaruhi keadaan fisik,

mental dan emosi seseorang. Definisi stress adalah merupakan suatu kondisi

ketegangan yang akan bisa mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi diri

seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang

untuk menghadapi lingkungannya. Dan hal ini bisa berpengaruh terhadap kondisi

kesehatan seseorang juga. Itulah yang dimaksud dengan pengertian stress itu

sendiri.

Stres yang menyertai episode pertama menyebabkan perubahan biologi

otak yang bertahan lama. Perubahan tersebut dapat menyebabkan perubahan

keadaan f u n g s i o n a l b e r b a g a i n e u r o t r a n s m i t t e r d a n s i s t e m

p e m b e r i s i g n a l i n t r a n e u r o n a l .

Hampir setiap jenis stres fisik atau stres mental dalam waktu beberapa

menit saja sudah dapat meningkatkan ACTH dan akibatnya sekresi kortisol juga

akan sangat meningkat, seringkali meningkat samapai 20 kali lipat. Rangsangan

sakit yang disebabkan oleh jenis stres fisik atau kerusakan jaringan pertama-tama

dihantarkan ke atas melalui batang otak dan akhirnya ke eminensia mediana

hipotalamus. Di sini CRF disekresikan ke dalam sistem portal hifopisis. Dalam

beberapa menit, seluruh rangkaian pengaturan mengarah kepada sejumlah besar

kortisol di dalam darah. Stres mental dapat menyebabkan peningkatan secara

cepat sekresi ACTH yang sebanding. Keadaaan ini dianggap sebagai akibatnya

dari naiknya aktivitas dalam sistem limbik, khususnya dalam regio amygdala dan

hipokampus, yang kemudian menjalarkan sinyal ke bagian posterior medial

hipotalamus.

b. Makna klinis dari hasil autoanamnesis

Jawab:

Page 20: Skenario C Blok 20-1

a. Stressor pada pasien skizofrenia berhubungan dengan prognosis pasien dan

penentuan diagnosis multiaksial aksis IV. Pada kasus yang tidak diketahui

stressornya maka prognosisnya akan menjadi lebih jelek.

b. Pasien sulit menjawab pertanyaan tanda terjadinya hemmung (pikiran

terhambat) dan sperrung (pikiran terhalang) dimana hal ini diakibatkan oleh

adanya deficit neurophyl (daerah diantara badan sel) secara signifikan yang

fungsinya untuk menjaga komunikasi antarsinaps dan menjadi tanda utama

mengapa terjadi kemunduran (deteriorasi) pada pasien sehingga gangguan

kognisi akan timbul dan menyebabkan gejala seperti di atas.

jawaban hanya sepatah dua patah kata saja (allogia), tidak begitu jelas dan

kadang menolak untuk bicara sama sekali merupakan ciri dari kelainan bicara

(asosiasi). Hal ini termasuk dalam kelainan bicara psikogenik yakni

stammering/stuttering dan mutisme. Stammering ditandai dengan terputusnya

arus pembicaran karena istirahat yang pendek atau pengulangan sehingga

kata-kata yang keluar hanya sepatah dua patah kata saja. Mutisme adalah

kehilangan bicara yang total atau membisu. Mutisme dapat berlangsung dari

jam sampai berhari-hari bahkan pertahun-tahun. Sehingga pasien menolak

untuk bicara sama sekali.

c. Pasien yang terlihat diam, kadang menangis merupakan tanda dari gangguan

afektif dalam hal ini adalah episode depresi yang mana pasien memiliki

perasaan kecil hati, tak bahagia rendah diri tak ada harapan hilangnya gairah

hidup, hipoaktif.

6. Pemeriksaan Psikiatri

a. Makna klinis dari poor discriminative insight autism , anxietas

Jawab:

Insight derajat 1 pasien tidak menyadari bahwa dia sakit

Autis gejala primer dari skizofrenia

b. incoherence, dan hemmung, gangguan membedakan khayalan dan kenyataan

Jawab:

Inkoherensi: gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimat pun

sudah sukar ditangkap atau diikuti maksudnya. Suatu waham yang aneh mungkin

diterangkan secara incoherent. Inkoherensi itu boleh dikatakan merupakan

Page 21: Skenario C Blok 20-1

asosiasi yang longgar secara ekstrim. Seorang penulis pernah menerima surat

antara lain sebagai berikut, “Saya minta dijanji, tidur, lahir, dengan pakaian

lengkap untuk anak saya satu atau lebih menurut pengadilan Allah dengan suami

jodohnya yang menyinggung segala percobaan

Terhambat ( hemmung ): gangguan spesifik bentuk pikiran dimana pasien

pikirannya berhenti sejenak

Ganggan membedakan khayalan dan kenyataan merupakan tanda

skizofrenia

7. Informasi tambahan

a. Interpretasi dari GAF scale

Jawab:

40-31

Beberapa gangguan tes realitas atau komunikasi (bicara tidak logis, tidak jelas,

tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau

sekolah, hubungan keluarga, pertimbangan berpikir atau mood (menghindari

teman, menelanarkan keluarga, tidak bekerja, memukul anak lebih kecil,

menyimpang dirumah, gagal disekolah)

b. Indikasi dan Cara pemeriksaan GAF scale

Jawab:

GAF (Global Assesment Functioning) adalah skala numerik (0 sampai

100) yang digunakan oleh dokter kesehatan mental dan dokter untuk menilai

subyektif fungsi sosial, pekerjaan, dan psikologis orang dewasa, misalnya,

seberapa baik atau adaptif satu pertemuan berbagai masalah-dalam-hidup.

Indikasi

untuk menilai subyektif fungsi sosial, pekerjaan, dan psikologis orang dewasa,

misalnya, seberapa baik atau adaptif satu pertemuan berbagai masalah-dalam-

hidup

Tujuan diagnosis multiaksial

- Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan

meramalkan outcome

Page 22: Skenario C Blok 20-1

- Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan

mengkomunikasikan informasi klinis, menangkap kompleksitas situasi klinis,

dan menggambarkan heterogenitas individu dengan diagnosis yang sama

- Penggunaan model bio-psiko-sosial

Cara pemeriksaan GAF scale ?

Dengan cara melihat langsung keadaan pasien,dan dinilai secara suvjektif melalui

skor-skor berikut ini :

Skala ini disajikan dan dijelaskan dalam DSM-IV-TR pada halaman 34. Skor tersebut

sering diberikan sebagai suatu range, seperti diuraikan di bawah ini:

100-91 Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan

tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang lain karena kualitas

positif banyak, tidak ada gejala.

90-81 Tidak ada gejala atau gejala minimal (kecemasan ringan sebelum

ujian), fungsi yang baik dalam semua bidang, tertarik dan terlibat

dalam berbagai aktivitas, efektif secara sosial, puas dengan

kehidupan, tidak lebih dari masalah atau kekhawatiran setiap hari.

80-71 Jika ada gejala, gejalanya smeentara dan dapat diperkirakan

terhadap streo psikososial (ex.sulit konsentrasi setelah debat

dengan keluarga), tidak lebih gangguan ringan pada fungsi sosial

(pekerjaan atau sekolah, ex.kadang tertinggal dalam pelajaran).

70-61 Beberapa gejala ringan (mood terdepresi dan insomnia ringan)

atau beberapa kesulitan dalam fungsi sosial, pekerjaan (kadang

membolos, mencuri dalam rumah tangga), tapi fungsi cukup baik,

hubungan interpersonal penuh arti.

60-51 Gejala sedang (afek datar, bicara sirkumstansialitas, kadang

serangan panik) atau kesulitan dalam fungsi sosial , pkeerjaan,

sekolah (teman sedikit, konflik teman sebaya atau teman kerja).

50-41 Gejala serius (ide bunuh diri, ritual obsesional berat, sering

mencuri) atau tiap gangguan serius pada fungsi sosial, pekerjaan,

sekloah (tidak punya teman, tidak mampu bertahan dalam

bekerja)

Page 23: Skenario C Blok 20-1

40-31 Beberapa gangguan tes realitas atau komunikasi (bicara tidak

logis, tidak jelas, tidak relevan) atau gangguan berat pada

beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan

keluarga, pertimbangan berpikir atau mood (menghindari teman,

menelanarkan keluarga, tidak bekerja, memukul anak lebih kecil,

menyimpang dirumah, gagal disekolah)

30-21 Perilaku dipengaruhi waham /halusinasi atau gangguan serius

pada komunikasi atau pertimbangan (inkoheren, tindakan jelas

tidak sesuai, preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan

berfungsi pada hampir semua bidang (ditempat tidur sepanjang

hari, tidak punya pekerjaan , rumah atau teman).

20-11 Bahaya melukai diri sendiri atau orang (usaha bunuh diri tanpa

harapan jelas, sering melakukan kekerasan, kegembiraan manik)

atau kadang gagal mempertahankan higiene pribadi minimal

(mengusap feces) atau gangguan jelas dalam komunikasi

(inkoheren , membisu)

10 - 1 Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah

(kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten

mempertahankan higiene pribadi yang minimal atau tindakan

bunuh diri serius tanpa harapan jelas

0 Informasi tidak adekuat.

c. Cara pemeriksaan dan pembagian level intelegensi

Jawab:

1. Idiot (0-29)

Manusia dengan tingkat IQ idiot merupakan individu terbelakang paling

rendah, perkembangan tingkat kecerdasannya sama seperti anak umur 2 tahun

meskipun umurnya telah dewasa. Tidak dapat berbicara hanya beberapa kata

saja,tidak bisa mengurus diri sendiri,tubuhnya rentan penyakit,sering tidak

berumur panjang. Mereka tinggal ditempat tidur selamanya.

2. Imbecile (30-40).

Page 24: Skenario C Blok 20-1

Kemampuan kecerdasannya sama dengan anak-anak umur 3-7 tahun, bisa

mandiri dan berkata-kata tetapi dengan pengawasan dan perlu sekolah khusus

karena tetap bergantung ke orang lain.

3. Moron atau Debil (50-69).

Bisa membaca,menulis dan perhitungan sederhana, bisa diberikan tugas tanpa

perencanaan dan pemecahan. Biasanya mereka sekolah di sekolah luar biasa.

4. Kelompok bodoh (70-79)

Mereka dengan susah payah untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kelompok

ini diatas terbelang dan dibawah kelompok normal, mereka biasanya bisa

sampai SMP tetapi dengan susah payah menyelesaikan pelajaran kelas.

5. Normal rendah (80-89)

Kelompok ini termasuk normal sedang paling bawah. Mereka biasanya bisa

lulus SMA tetapi agak kesulitan di SMA.

6. Normal sedang (90-109)

Kelompok ini merupakan kelompok normal rata-rata atau sedang. Kelompok

ini paling besar dalam populasi penduduk.

7. Normal tinggi (110-119).

Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal tetapi berada pada

tingkat yang tinggi.

8. Cerdas/Superior(120-129).

Kelompok ini  berhasil dalam prestasi akademik.

9. Sangat cerdas (130-139).

Kelompok ini lebih cakap dalam membaca dan mempunya pengetahuan

sangat baik tentang bilangan, perbendaharaan kata yang banyak dan

memahami hal yang abstrak.Faktor ketangkasan,kekuatan dan kesehatan lebih

menonjol dari pada anak normal.

10. Genius ( >140).

Kelompok ini sangat luar biasa mereka mempunyai kemampuan untuk

menyelesaikan masalah dan menemukan sesuatu yang baru meskipun tidak

bersekolah. Mereka berada disemua ras dan bangsa dan disemua tingkatan

baik ekonomi maupun jenis kelamin. Contoh kelompok ini adalah Einstein

dan Thomas Alva Edison.(160).

8. Masalah tambahan

Page 25: Skenario C Blok 20-1

a. Cara penegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang

Jawab:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas dan biasanya dua

gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas:

Gangguan spesifik pada isi pikiran:

⁻ thought echo: Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun

isinya sama, namun kualitasnya berbeda.

⁻ thought insertion: Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam

pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu

dari luar dirinya (withdrawal).

⁻ thought broadcasting: Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain

atau umum mengetahuinya

waham pengendalian: perasaan palsu bahwa kemauan, pikiraan, atau perasaan

pasien dikendalikan oleh tenaga dari luar

⁻ delusion of control: Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

keadaan tertentu dari luar.

⁻ delusion of influencece: Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar.

⁻ delusion of passivity: Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar (tentang ”dirinya” = secara jelas

merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,

atau penginderaan khusus)

⁻ delusional perception: Pengalaman inderawi yang tak wajar, biasanya

bersifat mistik atau mukjizat.

kecenderungan atau preokupasi pikiran: pemusatan isi pikiran pada ide

tertentu, disertai dengan irama efektif yang kuat, seperti kecendrungan

paranoid atau preokupasi tentang bunuh diri atau membunuh

waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan

agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia

biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan

makhluk asing dari dunia lain).

Page 26: Skenario C Blok 20-1

⁻ Gangguan persepsi: proses memindahkan stimulasi fisik menjadi

informasi psikologis; proses mental dimana stimulasi sensoris dibawa

ke kesadaran

halusinasi: persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli

eksternal yang nyata; mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham

tentang pengalaman halusinasi

halusinasi auditoris: 1) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-

menerus terhadap perilaku pasien, 2) Mendiskusikan perihal pasien di antara

mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara), 3) Jenis suara

halusinasi yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

halusinasi yang sejalan dengan mood (mood-congruent hallucination):

halusinasi di mana isi halusinasi adalah konsisten dengan mood yang tertekan

atau manik (sebagai contohnya, pasien yang mengalami depresi mendengar

suara yang mengatakan bahwa pasien adalah orang yang jahat; seorang pasien

manik mendengar suara yang mengatakan bahwa pasien memiliki harga diri,

kekuatan, dan pengetahuan yang tinggi)

atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja apabila disertai baik

oleh waham yang mengambang atau yang setengah terbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas ataupun disertai oleh ide berlebihan yang

menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

berbulan-bulan terus-menerus

arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak

relevan, atau neologisme

perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posturing,

atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor

gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara jarang, dan respon

emosional yang tumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan

penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi

harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau

medikasi neuroleptika

Page 27: Skenario C Blok 20-1

adanya gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu

bulan atau lebih

harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour),

bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat

sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.

Aksis Multiaksial:

Aksis I F20 Skizofrenia

Aksis II F60 .1 Gangguan kepribadian Skizoid

Aksis III Tidak ada (none)

Aksis IV Tidak ada (none)

Aksis V GAF = 40-31 (saat pemeriksaan) Beberapa disabilitas dalam

hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa

fungsi.

Pemeriksaan Penunjang

- Tes laboratorium yang spesifik untuk skizofrenia tidak ada. Tes penting

untuk mencari etiologi organic, sebagai contoh :

• Serum alcohol

• Tes urine (menyingkirkan kemungkinan pemakaian obat-obatan)

- CT-scan

- MRI

b. DD dan WD

Jawab:

Diagnosis multiaksial

Terdiri dari 5 aksis :

  Schizophren

ia

Organic brain

syndrome

Panic

disorder

Neoroleptic

Malignant

Personality

disorders

Page 28: Skenario C Blok 20-1

(demensia,

delirium,

amnesia)

syndrome

Delusi + - - -  -

Halusinasi

(auditory)

+ + -/+ +  

Inkoheren + + - - +/-

Katatonik +/- - - - -

Gangguan

afektif

+ - +/- +  +

Alogia + - - -  -

Avolition + - - - +

Gangguan

sosial

+ + + - +

Gangguan

kesadaran

- + + +/- -

Derealisasi

dan

depersonali

sasi

 - - + -  -

Demam - - - - -

Kejang - - - - -

Aksis I : Gangguan klinis, Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis

Aksis II : Gangguan kepribadian, Retardasi mental

Aksis III : Kondisi Medik umum

Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan

Aksis V : Penilaian fungsi secara global

Pada kasus :

Aksis I : F20 Skizofrenia

Aksis II : F60.1 Gangguan kepribadian Skizoid

Aksis III : -

Aksis IV : -

Page 29: Skenario C Blok 20-1

Aksis V : GAF 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan

komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)

Cek Ela 30 tahun mengalami Gangguan mental berat berupa schizophrenia dan schizoid

personality disorder

c. Etiologi

Jawab:

Ada beberapa etiologi schizophrenia antara lain:

Genetik/Riwayat keluarga

Schizophrenia

Psikosis afektif

Kembar monozigot (50%)

Kembar dizigot (15%)

Perkembangan saraf

Trauma otak janin

Kelahiran pada musim dingin

Komplikasi obstetric

Berat lahir rendah

CT/MRI abnormal

Ganja

Interaksi gen (cathecol-O-methyl transferase)

Lingkungan

Ekspresi emosi tinggi

Kejadian hidup yang menyedihkan

Penurunan sosio-ekonomi

Neurokimia

Hipotesis dopamine

Peningkatan 5-HT

Penurunan glutamat

d. Epidemiologi dan faktor resiko

Jawab:

Epidemiologi

Page 30: Skenario C Blok 20-1

Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan

diberbagai daerah. Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar

hampir sama di seluruh dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi

dewasa dan biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal masa dewasa.

Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih muda yaitu 15-

25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun.

Insiden skizofrenia lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan dan lebih besar

di daerah urban dibandingkan daerah rural (Sadock, 2003).

Pasien skizofrenia beresiko meningkatkan risiko penyalahgunaan zat,

terutama ketergantungan nikotin. Hampir 90% pasien mengalami ketergantungan

nikotin. Pasien skizofrenia juga berisiko untuk bunuh diri dan perilaku

menyerang. Bunuh diri merupakan penyebab kematian pasien skizofrenia yang

terbanyak, hampir 10% dari pasien skizofrenia yang melakukan bunuh diri

(Kazadi, 2008).

Menurut Howard, Castle, Wessely, dan Murray, 1993 di seluruh dunia

prevalensi seumur hidup skizofrenia kira-kira sama antara laki-laki dan

perempuan diperkirakan sekitar 0,2%-1,5%. Meskipun ada beberapa

ketidaksepakatan tentang distribusi skizofrenia di antara laki-laki dan perempuan,

perbedaan di antara kedua jenis kelamin dalam hal umur dan onset-nya jelas.

Onset untuk perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, yaitu sampai umur

36 tahun, yang perbandingan risiko onsetnya menjadi terbalik, sehingga lebih

banyak perempuan yang mengalami skizofrenia pada usia yang lebih lanjut bila

dibandingkan dengan laki-laki (Durand, 2007).

Faktor Risiko

- Riwayat skizofrenia dalam keluarga

- Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan

diri, dan/atau impulsivitas.

- Stress lingkungan

- Kelahiran pada musim dingin. Faktor ini hanya memiliki nilai prediktif yang

sangat kecil.

- Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah

karena dideritanya gangguan ini

- Kembar identik

Page 31: Skenario C Blok 20-1

Kembar identik memiliki risiko skizofrenia 50%, walaupun gen mereka

identik 100% (Videbeck, 2008).

- Struktur otak abnormal

Dengan perkembangan teknik pencitraan teknik noninvasif, seperti CT scan,

Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Positron Emission

Tomography(PET) dalam 25 tahun terakhir, para ilmuwan meneliti struktur

otak dan aktivitas otak individu penderita skizofrenia. Penelitian menunjukkan

bahwa individu penderita skizofrenia memiliki jaringan otak yang relatif lebih

sedikit (Carpenter, 2000).

- Sosiokultural

Lingkungan sosial individu dengan skizofrenia di negara-negara berkembang

mungkin menfasilitasi dan memulihkan (recovery) dengan lebih baik daripada

di negara maju (Jenkins, 2003). Di negara berkembang, terdapat jaringan

keluarga yang lebih luas dan lebih dekat disekeliling orang-orang dengan

skizofrenia dan menyediakan lebih banyak kepedulian terhadap penderita.

Keluarga-keluarga di beberapa negara berkembang lebih sedikit melakukan

tindakan permusuhan, mengkritik, dan sangat terlibat jika dibandingkan

dengan keluarga-keluarga di beberapa negara-negara maju. Hal ini mungkin

membantu jumlah atau tingkat kekambuhan dari anggota-anggota keluarga

penderita skizofrenia.

- Tampilan emosi

Sejumlah penelitian menunjukkan orang-orang dengan skizofrenia yang

keluarganya tinggi dalam mengekspresikan emosi, lebih besar

kemungkinannya untuk menderita kekambuhan psikosis daripada mereka yang

keluarganya sedikit atau kurang mengekspresikan emosi (Hooley, 2000)

e. Patofisiologi

Jawab:

Pada skizofrenia terdapat penurunan aliran darah dan ambilan glukosa,

terutama di korteks prefrontalis, dan pada pasien tipe II (negativisme)

terdapat penurunan sejumlah neuron (penurunan jumlah substansia

grisea). Selain itu, migrasi neuronabnormal selama perkembangan otak

secara patofisologis sangat bermakna. A t r o f i p e n o n j o l a n d e n d r i t d a r i

s e l p i r a m i d a l t e l a h d i t e m u k a n p d a k o r t e k s  prefrontalis dan girus

Page 32: Skenario C Blok 20-1

singulata. Penonjolan dedrit mengandung sinaps glutaminergik, sehingga

transmisi glutamineriknya terganggu. Selain itu, pada area yang terkena,

pembentukan GABA dan atau jumlah neuron GABAnergik tampaknya berkurang

sehingga penghambatan sel piramidal menjadi berkurang. Makna patofisologis

khusus dikaitkan dengan dopamin.

Availabilitas dopamin a t a u a g o n i s d o p a m i n y a n g b e r l e b i h a n

d a p a t m e n i m b u l k a n g e j a l a s k i z o f r e n i a . P e n g h a m b a t a n p a d a

r e s e p t o r d o p a m i n - D 2 t e l a k s u k s e s d i g u n a k a n

d a l a m  penatalaksanaan skizofrenia.. Di sisi lain, penurunan reseptor D2 yang

ditemukan pada korteks prefrontalis dan penurunan reseptor D1 dan D2 berkaitan

dengan gejala negatif skizofrenia., seperti kurangnya emosi. Penurunan reseptor

dopamin mungkin terjadi akibat pelepasan dopamin yang meningkat dan ini

tidak memiliki efek patogenetik.Dopamin berperan sebagai transmiter melalui

beberapa jalur (Silbernagl , 2003):

a. Jalur dopaminergik ke sistem limbik (mesolimbik)

b. Jalur dopaminergik ke korteks (sistem mesokorteks) mungkin penting

dalam perkembangan skizofreniac .

c. P a d a s i s t e m t u b u l o i n f u n d i b u l a r , d o p a m i n

m e n g a t u r p e l e p a s a n h o r m o n hipofisis (terutama

pelepasan prolaktin)

d. Dopamin mengatur aktivitas motorik pada sitem

nigrostriatum.Serotonin mungkin juga berperan dalam menimbulkan

gejala skizofrenia. Kerja serotonis yang berlebihan dapat menimbulkan

halusinasi dan banyak obatantipsikotik akan menghambat reseptor 5-

HT .

f. Manifestasi Klinis

Jawab:

Ada 2 kategori gejala:

a. gejala positif

gejala tipe I ditandai munculnya persepsi, pikiran, dan perilaku yang tidak

biasa secara menonjol, misalnya: halusinasi, delusi, pikiran dan pembicaraan

kacau, dan perilaku katatonik.

b. gejala negative

Page 33: Skenario C Blok 20-1

gejala tipe II ditandai hilangnya atau berkurangnya kemampuan di area

tertentu, misalnya tidak munculnya perilaku tertentu, afek datar, dan alogia

(tidak mau bicara).

Selain gejala tersebut, terdapat beberapa ciri lain skizofrenia, yang sebenarnya bukan

kriteria formal untuk diagnosa namun sering muncul sebagai gejala, yaitu:

a. afek yang tidak tepat (mis. Tertawa saat sedih dan menangis saat bahagia),

b. anhedonia (kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi tertentu, apapun

yang dialami tidak dapat merasakan sedih atau gembira), dan

c. keterampilan sosial yang terganggu (mis. kesulitan memulai pembicaraan,

memelihara hubungan sosial, dan mempertahankan pekerjaan).

g. Tata laksana

Jawab:

Tujuan umum pengobatan

- mengurangi keparahan gejala kejiwaan

- mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan

dengan kemunduran fungsi

- dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf hidup yang terbaik.

Tiga komponen utama dalam pengobatan

- Hospitalisasi

- Terapi somatic/ terapi biologis

- Aktivitas rehabilitasi dan komunitas pendukung

- Psikoterapi

Terapi somatic

- Penggunaan Obat Antipsikosis

Prinsip-prinsip terapeutik:

- Harus cermat menetukan gejala sasaran yang akan diobati

- Suatu antipsikotik yang efektif di masa lalu harus digunakan lagi

- Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6 bulan pada dosis yang

adekuat. Jika tidak berhasil, maka diganti dengan antipsikotik lain.

Page 34: Skenario C Blok 20-1

- Pada umumnya penggunaan lebih dari satu medikasi antipsikotik pada satu

waktu jarang diindikasikan

- Pasien harus dipertahankan pada dosis serendah mungkin yang diperlukan

untuk mencapai pengendalian gejala selama episode psikotik

Pemilihan obat

- Antagonis reseptor dopamine:efektif, tapi punya 2 kelemahan utama, yaitu

hanya sebagian kecil pasien tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah

fungsi mental yang cukup normal dan mempunyai efek paling mengganggu

seperti ataksia, gejala mirip parkinsonisme (rigiditas, tremor)

- Remoxipride merupakan antagonis reseptor dopamine dari kelas yang

berbeda. Efektif dan mempunyai efek samping neurologis yang kurang

bermakna, tapi bias mengakibatkan anemia aplastic

- Risperidone obat antipsikotik yang mempunyai aktivitas antgonis yang

bermakna pada reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2), dan pada reseptor dopamine

tipe 2 (D2). Lebih efektif mengatasi gejala positif dan negative skizofrenia,

dan merupakan obat lini pertama pada skizofrenia.

- Clozapine merupakan antagonis lemah pada resptor dopamine 4 (D4), dan

reseptor serotonergik. Harganya mahal, namun merupakan obat lini kedua

pada skizofrenia, untuk pasien yang tidak berespon terhadap obat lain.

Obat-obat lain

- Litium efektif untuk menurunkan gejala psikotik lebih lanjut pada sampai 50%

pasien dengan skizofrenia. Obat yang patut dicoba pada pasien yang tidak

dapat menggunakan medikasi antipsikotik

- Antikonvulsan carbamazepine dan valporate, bisa digunakan sendiri-sendiri

atau dikombinasi dengan litium. Efektif dalam menurunkan episode kekerasan

pada beberapa pasien dengan skizofrenia

- Benzodizepin

Terapi Elektrokonvulsif

Diindikasikan pada pasien dengan skizofrenia katatonik, atau pada pasien

yang tidak dapat menggunakan obat antipsikotik.

Page 35: Skenario C Blok 20-1

Pasien yang telah sakit selama kurang dari 1 tahun paling mungkin respon

terhadap ECT

Psikoterapi

Gejala-gejala gangguan schizophrenia yang kronik telah membuat situasi

pengobatan di dalam maupun di luar Rumah Sakit Jiwa (RSJ) menjadi monoton

dan menjemukan. Para psikiater dan petugas kesehatan terkondisi untuk

menangani schizophrenia dengan obat saja selain terapi kejang listrik (ECT).

Psikoterapi suportif, terapi kelompok, maupun terapi perilaku hampir tidak pernah

dilakukan, karena dianggap tidak akan banyak manfaatnya. Wawancara tatap

muka yang rutin dengan pasien jarang dilakukan (Wicaksana, 2000). Psikoterapi

adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa dengan cara psikologis.

beberapa pakar psikoterapi beranggapan bahwa perubahan perilaku tergantung

pada pemahaman individu atas motif dan konflik yang tidak disadari.

Terapi Psikoanalisa.

Terapi Psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan konsep Freud.

Tujuan psikoanalisis adalah menyadarkan individu akan konflik yang tidak

disadarinya dan mekanisme pertahanan yang digunakannya untuk

mengendalikan kecemasannya .

Hal yang paling penting pada terapi ini adalah untuk mengatasi hal-hal

yang direpress oleh penderita.

Metode terapi ini dilakukan pada saat penderita schizophrenia sedang tidak

“kambuh”. Macam terapi psikoanalisa yang dapat dilakukan, adalah

Asosiasi Bebas.

Pada teknik terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan pikiran dan

perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannya tanpa

penyuntingan atau penyensoran (Akinson, 1991). Pada teknik ini,

penderita disupport untuk bisa berada dalam kondisi relaks baik fisik

maupun mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita dinyatakan

sudah berada dalam keadaan relaks, maka pasien harus mengungkapkan

hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal.Pada saat penderita tidur di

sofa dan disuruh menyebutkan segala macam pikiran dan perasaan yang

ada di benaknya dan penderita mengalami blocking, maka hal itu

Page 36: Skenario C Blok 20-1

merupakan manifestasi dari keadaan over-repressi. Hal yang direpress

biasanya berupa dorongan vital seperti sexual dan agresi. Repressi

terhadap dorongan agresi menyangkut figur otorotas yang selalu diwakili

oleh father dan mother figure. Repressi anger dan hostile merupakan salah

satu bentuk intrapsikis yang biasa menyebabkan blocking pada individu.

Akibat dari blocking tersebut, maka integrasi kepribadian menjadi tidak

baik, karena ada tekanan ego yang sangat besar. Menurut Freud, apabila

terjadi blocking dalam proses asosiasi bebas, maka penderita akan

melakukan analisa. Hasil dari analisanya dapat menimbulkan insight pada

penderita. Analisa pada waktu terjadi blocking bertujuan agar penderita

mampu menempatkan konfliknya lebih proporsional, sehingga penderita

mengalami suatu proses penurunan ketegangan dan penderita lebih toleran

terhadap konflik yang dialaminya. Seperti yang telah diungkapkan

terdahulu bahwa penderita diberi kesempatan untuk dapat mengungkapkan

segala traumatic events dan keinginan-keinginan yang direpressnya.

Waktu ini disebut dengan moment chatarsis. Disini penderita diberi

kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ia rasakan , sehingga

terjadi redusir terhadap pelibatan emosi dalam menyelesaikan masalah

yang dialaminya. Dalam teknik asosiasi bebas ini, juga terdapat proses

transference, yaitu suatu keadaan dimana pasien menempatkan therapist

sebagai figur substitusi dari figur yang sebenarnya menimbulkan masalah

bagi penderita. Terdapat 2 macam transference, yaitu

1. transference positif, yaitu apabila therapist menggantikan figur

yang disukai oleh penderita

2. transference negatif, yaitu therapist menggantikan figur yang

dibenci oleh penderita (Fakultas Psikologi UNPAD, 1992).

Terapi Perilaku (Behavioristik)

Pada dasarnya, terapi perilaku menekankan prinsip pengkondisian klasik

dan operan, karena terapi ini berkaitan dengan perilaku nyata. Para terpist

mencoba menentukan stimulus yang mengawali respon malasuai dan

kondisi lingkungan yang menguatkan atau mempertahankan perilaku itu

(Ullaman dan Krasner, 1969; Lazarus, 1971 dalam Atkinson, 1991).

Page 37: Skenario C Blok 20-1

Terdapat hasil yang cukup baik, terutama untuk kasus-kasus baru, dengan

menggunakan cognitif - behavior therapy tersebut. Rupanya ada

gelombang besar optimisme akan kesembuhan schizophrenia di dunia

dengan terapi yang lebih komprehensif ini. Selain itu, secara umum terapi

ini juga bermaksud secara langsung membentuk dan mengembangkan

perilaku penderita schizophrenia yang lebih sesuai, sebagai persiapan

penderita untuk kembali berperan dalam masyarakat. Paul dan Lentz

(Rathus,et al., 1991; Davison, et al., 1994) menggunakan dua bentuk

program psikososial untuk meningkatkan fungsi kemandirian.

Social Learning Program.

Social learning program menolong penderita schizophrenia untuk

mempelajari perilaku-perilaku yang sesuai. Program ini menggunakan

token economy, yakni suatu cara untuk menguatkan perilaku dengan

memberikan tanda tertentu (token) bila penderita berhasil melakukan suatu

perilaku tertentu. Tanda tersebut dapat ditukar dengan hadiah (reward),

seperti makanan atau hak-hak tertentu Program lainnya adalah millieu

program atau therapeutic community. Dalam program ini, penderita dibagi

dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai tanggung jawab untuk

tugas-tugas tertentu. Mereka dianjurkan meluangkan waktu untuk

bersama-sama dan saling membantu dalam penyesuaian perilaku serta

membicarakan masalah-masalah bersama dengan pendamping. Terapi ini

berusaha memasukkan penderita schizophrenia dalam proses

perkembangan untuk mempersiapkan mereka dalam peran sosial yang

bertanggung jawab dengan melibatkan seluruh penderitan dan staf

pembimbing. Dalam penelitian, social learning program mempunyai hasil

yang lebih baik dibandingkan dengan perawatan dalam rumah sakit jiwa

dan millieu program. Persoalan yang muncul dalam terapi ini adalah

identifikasi tentang unsur-unsur mana yang efektif. Tidak jelas apakah

penguatan dengan tanda (token) ataukan faktor-faktor lain yang

menyebabkan perubahan perilaku; dan apakah program penguatan dengan

tanda tersebut membantu perubahan perilaku hanya selama tanda diberikan

atau hanya dalam lingkungan perawatan.

Social Skills Training.

Page 38: Skenario C Blok 20-1

Terapi ini melatih penderita mengenai ketrampilan atau keahlian sosial,

seperti kemampuan percakapan, yang dapat membantu dalam beradaptasi

dengan masyarakat (Rathus, et al., 1991; Davisoan, et al., 1994; Sue, et al.,

1986). Social Skills Training menggunakan latihan bermainsandiwara.

Para penderita diberi tugas untuk bermain peran dalam situasi-situasi

tertentu agar mereka dapat menerapkannya dalam situasi yang sebenarnya.

Bentuk terapi seperti ini sering digunakan dalam panti-panti rehabilitasin

psikososial untuk membantu penderita agar bisa kembali berperan dalam

masyarakat. Mereka dibantu dan didukung untuk melaksanakan tugas-

tugas harian seperti memasak, berbelanja, ataupun utnuk berkomunikasi,

bersahabat, dan sebagainya. Meskipun terapi ini cukup berhasil, namun

tetap ada persoalan bagaimana mempertahankan perilaku bila suatu

program telah selesai, dan bagaimana dengan situasi-situasi yang tidak

diajarkan secara langsung.

Terapi Humanistik

Terapi Kelompok. Banyak masalah emosional menyangkut kesulitan

seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, yang dapat

menyebabkan seseorang berusaha menghindari relasinya dengan orang

lain, mengisolasi diri, sehingga menyebabkan pola penyelesaian masalah

yang dilakukannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan dunia empiris.

Dalam menagani kasus tersebut, terapi kelompok akan sangat bermanfaat

bagi proses penyembuhan klien, khususnya klien schizophrenia. Terapi

kelompok ini termasuk salah satu jenis terapi humanistik. Pada terapi ini,

beberapa klien berkumpul dan saling berkomunikasi dan terapist berperan

sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di dalamnya. Di antara peserta

terapi tersebut saling memberikan feedback tentang pikiran dan perasaan

yang dialami oleh mereka. Klien dihadapkan pada setting sosial yang

mengajaknya untuk berkomunikasi, sehingga terapi ini dapat memperkaya

pengalaman mereka dalam kemampuan berkomunikasi. Di rumah sakit

jiwa, terapi ini sering dilakukan. Melalui terapi kelompok ini iklim

interpersonal relationship yang konkrit akan tercipta, sehingga klien selalu

diajak untuk berpikir secara realistis dan menilai pikiran dan perasaannya

yang tidak realistis.

Page 39: Skenario C Blok 20-1

Terapi Keluarga. Terapi keluarga ini merupakan suatu bentuk khusus dari

terapi kelompok. Kelompoknya terdiri atas suami istri atau orang tua serta

anaknya yang bertemu dengan satu atau dua terapist. Terapi ini digunakan

untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal

bersama keluarganya. Ungkapan-ungkapan emosi dalam keluarga yang

bisa mengakibatkan penyakit penderita kambuh kembali diusahakan

kembali. Keluarga diberi informasi tentang cara-cara untuk

mengekspresikan perasaan-perasaan, baik yang positif maupun yang

negatif secara konstruktif dan jelas, dan untuk memecahkan setiap

persoalan secara bersama-sama. Keluarga diberi pengetahuan tentang

keadaan penderita dan cara-cara untuk menghadapinya. Keluarga juga

diberi penjelasan tentang cara untuk mendampingi, mengajari, dan melatih

penderita dengan sikap penuh penghargaan. Perlakuan-perlakuan dan

pengungkapan emosi anggota keluarga diatu dan disusun sedemikian rupa

serta dievaluasi. Dari beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh

Fallon (Davison, et al., 1994; Rathus, et al., 1991) ternyata campur tangan

keluarga sangan membantu dalam proses penyembuhan, atau sekurang-

kurangnya mencegah kambuhnya penyakit penderita, dibandingkan

dengan terapi-terapi secara individual.

Kepribadian Skizoid

Treatment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 251):

a. Psikoterapi. Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan

kepribadian skizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun

suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien harus dilindungi dari serangan

agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka akan

ketenangan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting

bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak sosial.

b. Farmakoterapi. Dengan antipsikotik dosis kecil, antidepresan dan

psikostimulan dapat digunakan dan efektif pada beberapa pasien.

h. Pencegahan

Jawab:

Page 40: Skenario C Blok 20-1

tiga bentuk pencegahan primer. Pertama, pencegahan universal, ditujukan kepada

populasi umum agar tidak terjadi faktor risiko. Caranya adalah mencegah

komplikasi kehamilan dan persalinan. Kedua, pencegahan selektif, ditujukan

kepada kelompok yang mempunyai risiko tinggi dengan cara, orang tua

menciptakan keluarga yang harmonis, hangat, dan stabil. Ketiga, pencegahan

terindikasi, yaitu mencegah mereka yang baru memperlihatkan tanda-tanda fase

prodromal tidak menjadi skizofrenia yang nyata, dengan cara memberikan obat

antipsikotik dan suasana keluarga yang kondusif.

i. Komplikasi

Jawab:

Bunuh diri: 1 dari 10 penderita schizophrenia melakukan bunuh diri

Perilaku merusak diri sendiri, seperti self-injury

Depresi

Halusinasi dan Delusi

Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan atau obat resep

Tunawisma

Konflik keluarga

Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah

Gangguan kesehatan akibat obat antipsikotik

Menjadi korban atau pelaku kejahatan kekerasan

Penyakit jantung, sering berhubungan dengan merokok berat

Dementia

j. Prognosis (baik, buruk, dan faktor yang memperbaiki)

Jawab:

Penegakan prognosis dapat menghasilkan dua kemungkinan, yaitu :

prognosis positif apabila didukung oleh beberapa aspek berikut, seperti :

- onset terjadi pada usia yang lebih lanjut

- faktor pencetusnya jelas

- adanya kehidupan yang relatif baik sebelum terjadinya gangguan dalam

bidang sosial, pekerjaan, dan seksual

- fase prodromal terjadi secara singkat

- munculnya gejala gangguan mood

Page 41: Skenario C Blok 20-1

- adanya gejala positif

- sudah menikah, dan adanya sistem pendukung yang baik (Kaplan&

Sadock, 2004)

Sedangkan prognosis negatif, dapat ditegakkan apabila muncul beberapa

keadaan seperti berikut:

- onset gangguan lebih awal

- faktor pencetus tidak jelas

- riwayat kehidupan sebelum terjadinya gangguan kurang baik

- fase prodromal terjadi cukup lama

- adanya perilaku yang autistic

- melakukan penarikan diri

- statusnya lajang, bercerai, atau pasangannya telah meninggal

- adanya riwayat keluarga yang mengidap skizofrenia

- munculnya gejala negative

- sering kambuh secara berulang

- tidak adanya sistem pendukung yang baik (Kaplan& Sadock, 2004).

Menurut Sirait (2008) skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronis,

berangsur-angsur menjadi semakin menarik diri dan tidak berfungsi selama

bertahun-tahun. Beberapa penelitian menemukan lebih dari periode waktu 5

sampai 10 tahun setelah perawatan pertama kali dirumah sakit, hanya 10 sampai

20% memiliki hasil yang baik. Lebih dari 50% memiliki hasil buruk.

Pada kasus ini, Prognosisnya dubia ad malam

k. KDU

3A

Learning Issue

Schizoid Personality Disorder

A. Latar Belakang

Setiap individu memiliki gaya berperilaku dan cara tertentu dalam berhubungan

dengan orang lain, beberapa individu  termasuk  tipe teratur, yang lain ceroboh. Beberapa 

memilih mengerjakan tugas sendiri, yang lain lebih sosial. Beberapa dari kita tipe pengikut,

Page 42: Skenario C Blok 20-1

yang lain memimpin. Beberapa dari kita terlihat kebal menerima penolakan dari orang lain,

sementara yang lain menghindari inisiatif sosial karena takut dikecewakan.

Kepribadian menunjukkan hubungan yang mendalam antara kebiasaan dengan

perasaan, hubungan, dan pemikiran mengenai diri mereka dan dunia. Menurut Allport,

kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang

menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.Mereka akan

berpikir dan berperilaku sesuai dengan tipe-tipe kepribadian yang dimilikinya. Saat pola

perilaku menjadi begitu tidak fleksibel atau maladaptive sehingga dapat menyebabkan

distress personal yang signifikan atau mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan, maka pola

perilaku tersebut dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian.  Jenis gangguan

kepribadian yang akan menjadi pembahasan saya di sini adalah gangguan kepribadian

skizoid.

B.   Deskripsi Kasus

John, pensiunan polisi berusia 50 tahun, memerlukan penanganan selama beberapa

minggu setelah anjingnya ditabrak mobil dan mati. Sejak kematian anjingnya, John merasa

sedih dan lelah. Ia menjadi sulit berkonsentrasi dan juga sulit tidur. Ia tinggal sendiri dan

lebih senang sendirian, membatasi kontaknya dengan orang lain dengan hanya mengatakan

“hallo” atau “apa kabar?” sambil terus berlalu. Ia merasa bahwa percakapan sosial hanya

membuang-buang waktu dan merasa canggung bila ada orang lain yang mencoba membina

persahabatan dengannya. Meski ia hobi membaca surat kabar dan tetap mengikuti

perkembangan dari peristiwa terkini, ia tidak memiliki minat yang nyata terhadap manusia.

Ia bekerja sebagai penjaga keamanan dan digambarkan oleh rekan kerjanya sebagai

“penyendiri” dan “ikan yang dingin.” Satu-satunya hubungan yang ia miliki adalah dengan

anjingnya, yang dengannya ia merasa dapat berbagi perasaan yang lebih sensitif dan lebih

hangat daripada yang dapat ia bagi dengan orang lain.Saat perayaan, ia akan ‘bertukar

kado’ dengan anjingnya, membeli hadiah untuk anjingnya dan membungkus sebotol Scotch

untuk dirinya sendiri sebagai hadiah dari binatang tersebut. Satu-satunya peristiwa yang

pernah membuatnya sedih adalah saat kehilangan anjingnya.Sebaliknya, kehilangan orang

tuanya, tak mampu membangkitkan suatu respons emosional. Ia merasa dirinya berbeda dari

orang lain dan bingung dengan adanya emosionalitas yang ia lihat dari orang lain

C.   Pengertian Skizoid

Gangguan kepribadian schizoid adalah salah satu kelainan dimana terjadi suatu

keterbatasan terhadap ekspresi emosi dan pengalaman seseorang. Seseorang dengan

gangguan ini tetap mampu melakukan kegiatannya sehari-hari, tetapi tidak dapat membentuk

Page 43: Skenario C Blok 20-1

suatu hubungan yang dekat dengan orang lain. Mereka suka menyendiri dan sangat sering

melamunkan sesuatu hal secara berlebihan. Gangguan ini timbul sejak dewasa muda

dikarenakan adanya penyimpangan dari perilaku sosial dan emosi yang menghambat

seseorang tersebut untuk bisa berteman dekat dengan orang lain,  dimulai pada saat remaja

atau dewasa muda secara terus menurus akan berakibat gangguan fungsi atau stress internal.

Beberapa perilaku pada individu dengan gangguan skizoid adalah minimnya ekspresi

emosi, kebanyakan orang normal akan menganggap bahwa ia tidak tertarik dengan sesuatu

hal yang sedang terjadi, kurangnya perhatian dan tidak sensitif. Individu tersebut juga

kesulitan untuk menunjukkan ekspresi amarah atau permusuhan dengan orang lain.

Gangguan kepribadian ini (skizoid) tidaklah sama dengan gangguan skizofrenia

(schizophrenia) walaupun ada kemiripan pada nama, skizofrenia dikategorikan sebagai

gangguan psikotik. Namun demikian skizoid sering disebut sebagai gangguan mental

"spektrum dari skizofrenia", beberapa simtom yang ada pada Skizoid seperti menghindari

kontak pribadi dengan orang lain, minimnya ekspresi emosi merupakan simtom yang terdapat

pada skizofrenia pula.

Untuk bekerja, individu dengan gangguan Skizoid dapat menyelesaikan pekerjaannya

dengan baik, kesulitan akan dialami bila individu terlibat dalam hubungan interpersonal

dengan rekan kerja atau orang lain. Individu dengan gangguan skizoid juga dapat menikah,

namun kesulitan akan ditemui dalam penciptaan hubungan lekat (intimacy) dengan

pasangannya.

Orang dengan gangguan ini akan terlihat suka menjauhkan diri, bersikap dingin dan

acuh tak acuh. Kebanyakan individu dengan gangguan ini sulit untuk menjalin hubungan atau

mengekspresikan perasaan mereka dan tetap pasif dengan raut wajah yang tidak berubah

walaupun dalam situasi yang kurang baik Komunikasi dengan orang lain sangat ringkas dan

sebentar. Ini karena mereka sedikit sekali pengalaman berkomunikasi dengan orang lain.

Oleh sebab itu, penderita gangguan ini sulit untuk merefleksikan diri mereka dan tetap

bersama dengan orang lain. Suatu kesalahan pada masyarakat kita adalah anggapan bahwa

individu dengan gangguan kepribadian ini “berbahaya” sehingga kebanyakan orang yang

telah terdiagnosa penyakit ini akan dikucilkan atau dihindari dalam pergaulan.

D.   Diagnosa

Gangguan kepribadian skizoid didiagnosa berdasarkan beberapa kriteria berikut

1. Pola perilaku menetap yang tidak berpengaruh dari bentuk hubungan sosial dan

keterbatasan pengungkapan ekspresi emosi dalam pelbagai hubungan antar pribadi pada awal

masa dewasa

Page 44: Skenario C Blok 20-1

a. Tidak pernah tertarik atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain

termasuk untuk menjadi bagian dalam keluarga

b. Hampir selalu memilih aktivitas untuk menyendiri

c.  Sangat sedikit diantaranya yang tertarik pada aktivitas seksual

d.  Sangat jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang

e.  Sedikit mempunyai teman akrab

f.  Tidak terpengaruh pada pujian dan kritik dari orang lain

g.   Emosi dingin, efek mendatar atau tak peduli (detachment)

2. Gangguan kepribadian skizoid tidak muncul yang disebabkan oleh skizofrenia, gangguan

mood dengan gejala psikotik dikemudian hari, gangguan psikotik lainnya atau disebabkan

oleh gangguan perkembangan termasuk fungsi fisiologis dari dampak langsung pengobatan

medis.

E.    Analisis Teoritis

1.    Karen Horney

Karen Horney yang sependapat dengan Freud dalam pandangan tentang pentingnya

masa-masa awal kehidupan dalam membentuk kepribadian di masa dewasa. Namun dia

berbeda dalam hal bagaimana kepribadian terbentuk secara spesifik. Horney merasa bahwa

pada masa kanak-kanak, bukan faktor biologis, namun faktor sosiallah yang mempengaruhi

perkembangan kepribadian. Tidak ada tahapan universal dalam perkembangan maupun

konflik masa kecil yang tak terelakkan. Namun yang menentukan adalah hubungan sosial

antara anak dan orang tua.

Salah satu faktor penyebab adalah tipe dan pola pengasuhan saat mereka masih anak-

anak. Ibu atau pengasuh sangat mempengaruhi pembentukan dan tipe kepribadian individu

setelah mereka dewasa. Adanya trauma yang pernah terjadi masa kecil seperti perceraian

kedua orang tua, sering mengalami pemukulan atau diterlantarkan oleh orang tua dapat

mengakibatkan gangguan dalam pembentukan kepribadiannya. Faktor komunikasi dalam

keluarga dimana masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontributor untuk

mengembangkan gangguan tingkah laku. Masalah komunikasi tersebut antara lain sikap

bermusuhan , selalu mengkritik, menyalahkan, kurang kehangatan, kurang memperhatikan

anak, emosi yang tinggi. Komunikasi dalam keluarga amatlah penting dengan memberikan

pujian,adanya tegur sapa dan komunikasi terbuka . Kurangnya stimulasi, kasih sayang dan

perhatian dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang akan

menghambat terbentuknya rasa percaya diri yang menjadi dasar dalam berhubungan dengan

lingkungan sosial.

Page 45: Skenario C Blok 20-1

Dalam teorinya Horney beranggapan bahwa rasa aman jauh lebih penting daripada

kepuasan. Jadi dukungan dari pihak keluarga berupa pembelaan, bantuan dalam rumah

tangga dan bimbingan sangat membantu terapi yang akan diberikan pada penderita skizoid.

Horney mengatakan ada sepuluh kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk meminimalisir

kecenderungan neurotik seseorang ; termasuk skizoid, yaitu :

1.    kasih sayang dan penerimaan

2.    partner dominan dalam kehidupan

3.    batas hidup yang sempit dan terbatas

4.    kekuatan

5.    eksploitasi

6.    prestise

7.    kebanggaan personal

8.    perolehan atau ambisi personal

9.    kecukupan-diri dan kebebasan

10.  kesempurnaan dan ketakterbantahan

Jadi skizoid dapat dicegah oleh kondisi masa kanak-kanak yang tepat, berupa

pengasuhan dan kondisi sosial di sekitar anak. Karena sifat manusia atau kepribadian yang

fleksibel, bukan merupakan bakat dalam pembentukan pada masa kanak-kanak tetapi setiap

orang memiliki kapasitas untuk mengubah pada cara mendasar.

2.    Erikson

Erikson mencetuskan tahap/ fase perkembangan kepribadian yang lebih dikenal

dengan sebutan tahapan psikososial. Ada delapan tahapan perkembangan psikososial yang

berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Dalam setiap tahap terdapat

maladaption/maladaptive (adaptasi keliru) dan malignansi (selalu curiga), hal ini berlangsung

jika satu tahap tidak berhasil dilewati dengan baik.  Setiap tahapan mempunyai fungsi yang

berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, terutama tahapan-tahapan yang berlangsung

pada masa kanak-kanak.  Jika tahapan ini gagal dilewati dengan baik, akan memberikan

pengaruh kurang baik pula terhadap psikologis dan kehidupan sosial individu pada tahapan

berikutnya.

Dalam hal ini, termasuk kecenderungan individu mengalami gangguan schizoid akibat

terganggunya hubungan sosial individu karena ada tahapan psikososial yang gagal dilewati

dengan baik yakni Trust vs Mistrust yang merupakan tahapan dasar sosial pada saat bayi. 

Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan

Page 46: Skenario C Blok 20-1

kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan, yang

sangat berperan adalah orangtua terutama Ibu. Jika seorang ibu tidak dapat memberikan rasa

hangat dan nyaman, maka bayi akan lebih mengembangkan rasa tidak percaya, dan dia akan

selalu curiga kepada orang lain. Hal terburuk dapat terjadi apabila pada masa kecilnya sudah

merasakan ketidakpuasan yang mengarah pada ketidakpercayaan. Mereka akan berkembang

pada arah kecurigaan dan merasa terancam terus menerus. Hal ini akan berakibat munculnya

frustasi, marah, sinis, maupun depresi dan memilih untuk mengasingkan diri dari lingkungan

sosialnya. Nantinya dapat terjadi suatu pola kehidupan yang lain di mana bayi merasa tidak

aman ketika berinteraksi secara interpersonal atau dengan lingkungannya.

Jika terlanjur timbul rasa ketidakpercayaan anak, hal ini mungkin berlanjut hingga

tahapan Keintiman vs Isolasi  yang berlangsung pada masa awal dewasa. Jika seseorang

dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang lain secara

baik, akan timbul kecenderungan untuk mengisolasi/ menutup diri sendiri dari cinta,

persahabatan dan masyarakat, selain itu dapat juga muncul rasa benci dan dendam sebagai

bentuk dari kesendirian dan kesepian yang dirasakan. Hal ini dapat mengarah pada gangguan

kepribadian schizoid, di mana individu lebih suka menyendiri, bersikap dingin acuh tak acuh

dan tidak menyukai komunikasi dengan orang lain.

Untuk menghindari kecenderungan schizoid sejak masa bayi orangtua memberikan

kepuasan kepada anaknya berupa pemenuhan kebutuhan secara fisik maupun psikologis.

Kepuasan yang dirasakan oleh seorang bayi terhadap sikap yang diberikan oleh orangtuanya

akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan terlindungi. Yang nantinya menjadi dasar

pembentukan kepercayaan anak dalam kehidupan sosialnya.

3.    Sullivan

Menurut Sullivan, semua gangguan mental berasal dari cacat hubungan interpersonal

dan hanya dapat dipahami dengan mengacu kepada lingkungan sosial pasien, dicirikan oleh

rasa kesepian, rasa percaya diri yang rendah, emosi misterius, hubungan yang tidak

memuaskan, dan kecemasan yang semakin meningkat.  Jika individu-individu normal merasa

relative aman dalam hubungan-hubungan antarpribadi, kepercayaan diri mereka akan

terlindungi dan sebaliknya jika individu merasa tidak nyaman dalam hubungan interpersonal,

maka individu mungkin lebih memilih untuk mengisolasi dirinya dari lingkungan sosial

sebagai bentuk represi dari kecemasannya. Jika strategi ini terus dipertahankan, mereka akan

semakin beroperasi di dunia privat mereka sendiri dan mengakibatkan gangguan schizoid

atau yang lebih parah dapat mengakibatkan skizofrenik.

4.    Tipologi Krestchmer

Page 47: Skenario C Blok 20-1

Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa beberapa kepribadian yang ada pada seorang

manusia itu diturunkan oleh orang tuanya. Beberapa peneliti bahkan menganggap bahwa

faktor keturunan memegang peranan penting karena adanya hubungan genetik antara

gangguan kepribadian dengan kesehatan mental seseorang. Secara fisiologis, bentuk tubuh

yang diturunkan secara genetik dari orang tua mempunyai karakter khas yang juga

berpengaruh pada kepribadiannya.

      Krestchmer mengemukakan bahwa ada korelasi positif antara konstitusi jasmani dengan

konstitusi kejiwaan (temperamen), baik pada penderita penyakit jiwa maupun pada orang

yang sehat. Kebanyakan orang-orang yang berkonstitusi leptosom (jangkung), atletis

(selaras), dan dysplatis (pendek gemuk) bertemperamen schizothym. Schizothym adalah

keadaan sehat dari penderita gangguan skizoid. Menurut krestchmer, schizoid sendiri adalah

tipe peralihan dari keadaan sehat ke keadaan sakitnya yaitu skizofrenia.

5.    Abraham Maslow

Maslow menjelaskan tingkatan kebutuhan manusia yang akan berusaha dipenuhi oleh

manusia, yakni kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan dasar, kebutuhan akan rasa aman,

kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan kebutuhan untuk

mengaktualisasikan diri.

Ketika kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi , kebutuhan lapisan ketiga

pun muncul. Individu mulai merasa butuh teman, kekasih, anak dan bentuk hubungan

berdasarkan perasaan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk

keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari satu kelompok atau

masyarakat.  Tapi tampaknya, penderita schizoid mengabaikan kebutuhan ketiga ini

(kebutuhan akan cinta dan kasih sayang), karena  penderita bahkan tidak pernah tertarik atau

menikmati dalam berhubungan dengan orang lain termasuk untuk menjadi bagian dalam

keluarga. Penderita lebih senang melakukan aktivitasnya sendiri.

Kebutuhan yang keempat ; untuk merasa dihargai orang lain;  tampaknya juga tidak

terlihat pada penderita skizoid ini. Keterbatasan pengungkapan emosi menjadi yang dominan

pada penderita skizoid, sehingga saat diberi pujian sebagai bentuk penghargaan dari orang

lain, penderita tidak terpengaruh, tidak peduli dan emosinya tetap datar.

F.    Psikoterapi

Individu dengan gangguan kepribadian skizoid sangat sulit untuk mendapatkan

treatment, hal ini disebabkan bahwa individu dengan gangguan Skizoid beranggapan bahwa

dirinya dalam keadaan baik-baik saja, bahkan individu tersebut tidak peduli sama sekali

dengan terapi. Ini menjadi alasan treatment dianggap tidak diperlukan bagi individu dengan

Page 48: Skenario C Blok 20-1

gangguan kepribadian skizoid. kecuali dalam beberapa kasus dimana individu sengaja datang

pada terapis yang diakibatkan adanya gangguan lainnya seperti ketergantungan pada

kebiasaan-kebiasaan buruk yang disadari oleh individu bersangkutan.

• Test Psikologi

Beberapa test psikologi yang dapat mendiagnosa adanya gangguan kepribadian schizoid:

a.    Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI-2)

b.    Millon Clinical Multiaxial Inventory (MCMI-II)

c.    Rorschach Psychodiagnostic Test

d.    Thematic Apperception Test (TAT), yang dikembangkan oleh Murray

Psikoterapi yang sering digunakan untuk gangguan kepribadian skizoid adalah cognitive-

behavioral therapy (CBT), terapi keluarga dan terapi psikodinamika. Bila individu

mempunyai pasangan hidup, terapi pasangan (couples therapy) dapat digunakan untuk

membentuk komunikasi antar pasangan

• Terapi Individu

Berhasilnya terapi pada individu dengan gangguan SPD membutuhkan waktu yang

relatif lama, dibutuhkan kesabaran untuk mengubah persepsi yang salah terhadap cara

memandang persahabatan untuk menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Pada awal

terapi, terapis akan menyuruh pasien/klien untuk mengungkapkan apa yang dibayangkan oleh

individu menyangkut sebuah hubungan persahabatan dan ketakutan-ketakutan yang dirasakan

oleh individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Selanjutnya terapis akan

menyusun langkah-langkah kedepan secara bersama dengan klien untuk penyembuhannya.

• Terapi Kelompok

Terapi kelompok merupakan salah satu treatment yang paling cepat dan efektif,

meskipun demikian terapi kelompok tetap menemui kesulitan ketika individu SPD ikut dalam

partisipasi kelompok tersebut. Oleh karenanya individu diberikan kenyamanan dalam

grupnya, terapis juga harus menjaga dari kritikan anggota lainnya. Terciptanya keakraban

antar sesama anggota merupakan salah satu harapan dari terapi ini dengan menciptakan

hubungan-hubungan sosial yang saling mendukung. Terapi kelompok akan memberi

pengalaman-pengalaman sosial yang bermanfaat, saling mengerti sesama anggota,

berkomunikasi sampai pada memahami orang lain.

SKIZOFRENIA

DEFINISI

Page 49: Skenario C Blok 20-1

Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan

penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang

tergantung pada perimbangan pengaruh genetic, fisik, dan social budaya.

Gejala-gejala :

Ada dua gejala yang menyertai schizophrenia yakni gejala negatif dan gejala positif. Gejala

negatif berupa tindakan yang tidak membawa dampak merugikan bagi lingkungannya, seperti

mengurung diri di kamar, melamun, menarik diri dari pergaulan, dan sebagainya. Sementara

gejala positif adalah tindakan yang mulai membawa dampak bagi lingkungannya, seperti

mengamuk dan berteriak-teriak.

Gejala negative pendataran afektif, alogia (miskin bicara, kemiskinan isi bicara, afek

yang tidak sesuai), tidak ada kemauan-apati, anhedonia-asosialitas, tidak memiliki

atensi social, tidak ada perhatian selama tes

Gejala positif halusinasi, waham, perilaku aneh (cara berpakaian, perilaku social,

agresif, perilaku berulang), ganggun pikiran formal positif (penyimpangan,

tangensialitas, inkoherensi, dll)

Selain itu, ada juga pengelompokan gejala-gejala menjadi gejala primer dan sekunder (oleh

Bleuler). Gejala primer adalah gejala pokok, sedangkan gejala sekunder merupakan gejala

tambahan.

Gejala primer

Gangguan proses pikiran yang terutama terganggu adalah asosiasi. Gangguannya

berupa terdapatnya inkoherensi, pasien cenderung menyamakan hal, seakan-akan

pikiran berhenti, stereotipi pikiran (ide yang sama berulang-ulang timbul dan

diutarakan olehnya)

Gangguan afek dan emosi afek dan emosi dangkal (acuh tak acuh terjadap dirinya),

parathimi (yang seharusnya menimbulkan rasa senang, malah menimbulkan rasa sedih

pada pasien), paramimi (penderita senang tapi menangis), terkadang afek dan

emosinya tidak mempunyai satu kesatuan, emosi yang berlebihan, hilangnya

kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik, dua hal yang berlwanan

mungkin terjadi bersama-sama

Gangguan kemauan kelemahan kemauan dengan alasan yang tidak jelas, ngativisme

(sikap yang negative atau berlawanan terhadap suatu permintaan), ambivalensi

kemauan (menghendaki dua hal yang berlawanan pada waktu bersamaan),

Page 50: Skenario C Blok 20-1

otomatisme (penderita merasa kemauannya dipengaruhi orang lain atau tenaga dari

luar, sehingga ia melakukan sesuatu secara otomatis)

Gejala psikomotor gejala katatonik (gerakan kurang luwes), bias sampai stupor (tidak

bergerak sama sekali), mutisme, berulang-ulang melakukan satu gerakan atau sikap,

verbigerasi (mengulang-ngulang kata), manerisme (keanehan cara berjala dan gaya),

gejala katalepsi (bila dalam jangka waktu lama), flexibilitas cerea (bila anggota gerak

dibengkokan terasa ada tahanan seperti pada lilin, negativism (melakukan hal

berlawanan dengan yang diperintahkan), echolalia (meniru kata-kata yang diucapkan

orang lain), ekhopraxia (meniru perbuatan orang lain)

Gejala sekunder

Waham waham primer (timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa

dari luar hamper patognomonis pada skizofrenia), waham sekunder (biasanya

terdengar logis, seperti waham kebesaran, waham nihilistic, dll)

Halusinasi pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran (pada

kelainan lain tidak ditemukan yang seperti ini). Paling sering halusinasi auditorik.

Halusinasi penglihatan jarang, namun bila ada, biasanya pada stadium permulaan

KLASIFIKASI

F20.0 Skizofrenia Paranoid

Pedoman Diagnostik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Sebagai tambahan :

Halusinasi dan/ atau waham yang harus menonjol;

- Suara-saura halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,

atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,

mendengung atau tawa

- Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual

- Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,

dipengaruhi, keyakinan bahwa dia sedang dikejar-kejar

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara

relatif tidak nyata/ tidak menonjol

F20.1 Skizofrenia Hebefrenik

Pedoman Diagnostik

Page 51: Skenario C Blok 20-1

Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.

Diagnosis heberfrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa

muda (onset biasanya 15-25 tahun). Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu

dan sering menyendiri Diagnosis hebefrenia perlu pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan

lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran berikut memang benar bertahan :

Perilaku yang tidak bertanggung jawab, kecenderungan selalu menyendiri, dan

perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;

F20.2 Skizofrenia Katatonik

Pedoman Diagnostik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.

Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :

Stupor atau mutisme

Gaduh-gelisah

Menampilkan posisi tubuh tertentu

Negativisme

Rigiditas

Fleksibilitas cerea (posisi yang dapat dibentuk)

Gejala-gejala lain seperti ”command autism”

Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan

katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang

memadai tentang adanya gejala-gejala lain.

F20.3 Skizofrenia Tak Terinci

Pedoman Diagnostik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.

Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, heberfrenik, atau katatonik

Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-skizofrenia.

F20.4 Depresi pasca-skizofrenia

Pedoman Diagnostik

Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :

Pasien telah menderita skizofrenia (memenuhi kriteria umum skizofrenia) selama 12

bulant terakhir ini

Page 52: Skenario C Blok 20-1

Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tidak lagi mendominasi gambaran

klinisnya)

Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu memenuhi paling sedikit kriteria

untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu

Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi Episode

Depresif, bila masih jelas harus tetap antara (F20.0 – F 20.3)

F20.5 Skizofrenia Residual

Pedoman Diagnostik

Untuk diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :

Gejala ”negatif” dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotorik,

aktivitas menurun, pasif dan ketiadaan inisiatif, miskin dalam kuantitas dan isi pembicaraan,

afek menumpul, komunikasi non-verbal yang buruk, perawatan diri dan kinerja yang buruk

Setidaknya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau untuk menegakkan

diagnosis skizofreniaSedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas

dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang

(minimal) dan telah timbul sindrom ”negatif” dari skizofrenia Tidak terdapat dementia atau

penyakit/ gangguan otak organik lain.

F20.6 Skizofrenia Simpleks

Pedoman Diagnostik

Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada

pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dari :

Gejala “negatif” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului halusinasi,

waham atau manifestasi lain dari episode psikotik

Disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi

sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup,

dan penarikan diri secara social Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya

dibandingkan dengan sub tipe skizofrenia lainnya.

Etiologi

Faktor genetic (dibahas pada factor resiko)

Aktivitas neurotransmitter yang tak seimbang :

- Excessive dopamine release

Page 53: Skenario C Blok 20-1

- Serotonin excess

- Degenerasi neuronal spesifik untuk sistem norepinephrine reward

- Loss of GABAergic in the hippocampus.

- Glutamate antagonis intoxicity

- Decrease of muscarinic and nicotinic receptor in the caudate-putamen,

hippocampus, and selected regions of the prefrontal cortex.

Kelainan otak secara kasar :

- Lateral & third ventricular enlargement, reduction in cortical volume.

- Reduced symmetry of temporal, occipital, and frontal lobes.

- Decreased size of amygdale, hippocampus, dan parahippocampal gyrus.

- Abnormalities in prefrontal cortex,

- Penurunan neuron pada region thalamus

- Reduction of volume of the globus palidus and the substantia nigra

Keabnormalan pada gelombang P300

Exogenic factor (factor lingkungan)

Epidemiologi

- Sekitar 1% populasi US.

- Tinggi pada orang yang lahir di wilayah perkotaan

- Setara pada pria dan wanita

- Onset timbul lebih awal pd pria. Usia puncak wanita 25-35 sementara pada pria 10-25

Faktor Resiko

- Diperkirakan gen yang telibat adalah: 1q, 5q, 6p, 6q, 8p, 10p, 13q, 15q, dan 22q. dang

en yang diperkirakan terlibat alpha-7nicotine receptor, DISC 1, GRM 3, COMT, NGR

1, RGS 4, dan G27.

- Lahir pada musim dingin dan awal musim semi (Mungkin berkaitan dengan virus atau

perubahan pola makan pada tiap musim).

- Komplikasi masa kehamilan dan persalinan.

- Bentuk tubuh astenik.

- Terinfeksi influenza pada trisemester ketiga.

- Penyalahgunaan obat-obatan.

- Usia ayah saat hamil di atas 60 tahun

Page 54: Skenario C Blok 20-1

Penatalaksanaan

Tujuan umum pengobatan

- mengurangi keparahan gejala kegilaan

- mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan dengan

kemunduran fungsi

- dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf hidup yang terbaik.

Tiga komponen utama dalam pengobatan

- Hospitalisasi

- Terapi somatic/ terapi biologis

- Aktivitas rehabilitasi dan komunitas pendukung

- Psikoterapi

Prognosis

- Pasien dengan skizofrenia mempunyai 10% resiko untuk bunuh diri

- Pulih seutuhnya tidak biasa terjadi

- Gejala biasanya mengikuti waxing dan waning course :

Pola pasien bisa berubah dalam kurun waktu beberapa tahun

Gejala positif berespon baik terhadap pengobatan antipsikotik, gejala lainnya

biasanya menetap

- Mengevaluasi prognosis dengan melihat riwayat longitudinal dari penyakit, dimulai

dengan riwayat keluarga sampai pada sistem penanganan

- Menentukan baik atau buruknya prognosis pada skizofrenia :

Prognosis baik :

Riwayat keluarga ttg gangguan mood / affect

Perilaku dan personalitas premorbid yang baik

Sudah menikah

Onset akut

Gejala kelainan mood terutama kelainan depresif

Gejala positif (Positive symptoms)

Sistem pembantu (support systems) yang baik

Prognosis buruk :

Riwayat keluarga skizofrenia

Riwayat trauma perinatal

Page 55: Skenario C Blok 20-1

Onset pada usia muda

Perilaku dan personalitas premorbid yang buruk

Lajang, bercerai, atau menjanda

Insidious onset

Tanpa sebab yang jelas

Tanda dan gejala gangguan neurologis

Cenderung menarik diri autistic behavior

Gejala negatif (Negative symptoms)

Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Sering kambuh

Riwayat kekerasan

Sistem pembantu (support systems) yang buruk

Gangguan Afektif

I. PENDAHULUAN

Gangguan mood cukup sering ditemui (sekitar 3-5% populasi pada satu saat dalam

kehidupannya pernah mengalami gangguan mood), dan ditemui oleh hampir semua spesialis

kedokteran. Gangguan mood perlu diidentifikasi dan diobati atau di rujuk ke spesialis yang

sesuai.

Dua bentuk gangguan mood yang dikenal yaitu depresi dan mania. Keduanya terjadi

sebagai kelanjutan dari keadaan normal ke bentuk yang jelas-jelas patologik-pada beberapa

pasien gejala-gejalanya bisa menjadi bentuk psikotik. Gejala-gejala ringan dapat merupakan

perluasan dari kesedihan atau kegembiraan normal sedangkan gejala-gejala berat dikaitkan

dengan sindrom yang jelas (gangguan mood) yang tampaknya berbeda secara kualitatif dari

proses normal dan membutuhkan terapi spesifik.

II. DEFINISI

Gangguan afektif adalah gangguan dengan gejala utama adanya perubahan suasana

perasaan (mood) atau afek, biasanya ke arah depresi dengan atau tanpa ansietas yang

menyertainya, atau ke arah elasi (suasana perasaan meningkat).

Afek atau perasaan adalah nada perasaan menyenangkan atau tidak (seperti

kebanggaan, kekecewaan, kasih sayang) yang menyertai suatu pikiran dan biasanya

berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen-komponen fisiologis.

Page 56: Skenario C Blok 20-1

Perasaan biasanya digunakan untuk menunjukkan nada perasaan dalam intensitas

yang normal atau wajar, tidak ekstrim, tidak atau kurang disertai dengan perubahan-

perubahan fisiologis, tidak jelas dalam tingkah lakunya, dan biasanya berlangsung dalam

jangka waktu yang sama.

Semua pengalaman-pengalaman manusia selalu disertai dengan nada perasaan

(feeling tones), apakah pengalaman-pengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun yang

tidak berhasil atau gagal. Pengalaman-pengalaman yang berhasil atau sukses disifatkan oleh

nada perasaan yang menggembirakan, menyenangkan, atau memuaskan. Sebaliknya

pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal disifatkan oleh nada perasaan yang

tidak menyenangkan, karena itu nada-nada perasaan yang menyenangkan cenderung lebih

sering diingat, sedangkan nada perasaan yang tidak menyenangkan cenderung dilupakan.

III. KLASIFIKASI

Gangguan afektif dibedakan atas :

Episode tunggal atau multiple

Tingkat keparahan gejala

Mania dengan gejala psikotik, mania tanpa gejala psikotik, hipomania

Depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik, berat dengan gejala psikotik

Dengan atau tanpa gejala somatik

IV. EPIDEMIOLOGI

Gangguan mood meningkat dengan bertambahnya usia, dan prevalensi pada semua

kelompok usia adalah secara drastik lebih tinggi dalam kelompok psikiatrik dibandingkan

populasi umum.

V. ETIOLOGI

Dasar umum untuk gangguan ini tidak diketahui. Penyebabnya merupakan interaksi

antara faktor biologis, faktor genetik, dan faktor psikososial. Kelainan metabolit amin

biogenic seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA), homovanillic acid (HVA), 3-metoksi-

4-hidroksifenilglikol (MHPG) dalam darah, urin, dan cairan serebrospinal dilaporkan

ditemukan pada pasien. Pola penurunan terjadi melalui mekanisme yang Kompleks. Bukan

hanya tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor psikososial, namun faktor nongenetik

mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan ini pada sekurangnya

seberapa orang pasien.

VI. PROSES AFEKTIF NORMAL

Page 57: Skenario C Blok 20-1

Kesedihan atau ketidakbahagiaan dapat mempengaruhi semua orang dari waktu ke

waktu. Penyebabnya sering jelas, reaksinya tidak dapat dimengerti, dan Perbaikan setelah

penyebabnya hilang. Meskipun demikian, ketidakbahagiaan yang lama sebagai respons

terhadap stress kronis dapat sulit dibedakan dengan gangguan afektif ringan dan memerlukan

terapi. Dukungan dan Perbaikan lingkungan kehidupan merupakan kunci kesembuhan.

Duka cita atau KEHILANGAN adalah perasaan disforik yang lebih dalam setelah

kehilangan atau trauma berat dan dapat menimbulkan sindrom depresi lengkap, tetapi dengan

berjalannya waktu, gejala-gejala depresi dapat hilang. Proses ini dapat berlangsung

berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan membutuhkan suatu “kerja keras” yang sering

melibatkan ketidakpercayaan, kemarahan, berkabung, dan akhirnya membaik. Beberapa

individu dengan rasa kehilangan, (misal, lebih dari dua bulan) berkembang menjadi gangguan

depresi mayor.

Tidak ada proses manik patologik yang ekuivalen, yang dapat diterima secara umum,

meskipun beberapa individu ada yang bereaksi terhadap stressor dengan hipomanik.

VII. DIAGNOSA DAN GAMBARAN KLINIS

A. Episode Depresi

Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) :

- Afek depresi

- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

- Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah

yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya :

a. Konsentrasi dan perhatian berkurang;

b. harga diri dan kepercayaan diri berkurang;

c. gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;

d. pandangan masa depan yang suram dan pesimistis ;

e. gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;

f. tidur terganggu;

g. nafsu makan berkurang.

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut, diperlukan masa

sekarang sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih

pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa bertanya dan berlangsung cepat.

Status Mental

Page 58: Skenario C Blok 20-1

Tampilan umum:

o Retardasi psikomotor

o Agitasi psikomotor

- Tangan seperti meremas-remas

- Mencabuti rambut

o Tubuh membungkuk

o Gerak gerik lamban

o Menghindari kontak mata

Alam perasaan:

o Murung/sedih

o Menarik diri

o Segala aktivitas berkurang

Gangguan persepsi:

o Waham

Dosa, tidak berharga, kejar (serasi afek)

o Halusinasi

Akustik (yang menyalahkan atau menuduh)

Gangguan pikiran:

o Berpikir negatif tentang kehilangan, rasa bersalah, bunuh diri dan mati

o Bisa terhambat

o Miskin (tidak produktif)

Gangguan orientasi:

Pada umumnya tidak terganggu

Gangguan daya ingat:

50-75% sulit konsentrasi dan pelupa

Gangguan pengendalian diri:7

o 10-15% melakukan percobaan bunuh diri (suicide)

Page 59: Skenario C Blok 20-1

o Ingin bunuh orang (homicide)

o Kurang motivasi dan kurang energi untuk melakukan tindakan impulsif

o Hati-hati dengan paradoxical suicide

Tambahan:

o Melebih-lebihkan keburukan atau kegagalan diri sendiri Mengurangi kebaikan

atau keberhasilan diri sendiri (perlu cross check dari keluarga dekat/kerabat

dekat/pendamping.

Terapi

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan :

1. Keselamatan pasien harus didahulukan

2. Diagnosis harus ditegakkan dengan benar

3. Rencana terapi tidak hanya menghilangkan gejala, juga memperhatikan aspek

pemulihan kedepan

Perawatan di rumah sakit : indikasi rawat adalah untuk penegakkan diagnosis,

menghindarkan resiko bunuh diri atau bunuh orang dan untuk mengatasi perawatan diri yang

terabaikan.

- Terapi psikososial :

o Terapi kognitif

o Terapi interpersonal

o Terapi tingkah laku

o PsikoTerapi

o Terapi keluarga

- Terapi obat :

o Antidepresi (trisiklik, tetnasiklik, MAO-A inhibitor, SSRI dll)

o Lithium carbonate

o Boleh ditambahkan obat anticemas apabila diperlukan

o Boleh diberikan obat antipsikosis apabila ada gejala psikotik

- ECT, Alasan :

o Obat-obatan kurang efektif

o Pasien tidak bisa menenima obat-obatan

Page 60: Skenario C Blok 20-1

o Kesembuhan segena dengan alasan klinis

B. Episode Mania

- Gambaran Emosi

Mood meningkat, eforia

Emosi labil

Perubahan sementara yang cepat menjadi depresi akut

Irritabilitas, toleransi terhadap frustasi rendah

Menuntut dan egosentrik

- Gambaran Kognitif

Harga diri meningkat, grandiositas

Gangguan bicara

Kata-kata berirama dan diucapkan dengan keras (klanging)

Desakan pembicaraan

Lompat gagasan

Kadang-kadang inkoheren

Daya nilai buruk, disorganisasi

Paranoia

Waham dan/atau halusinasi.

- Gambaran Fisiologik

Tenaga meningkat

Insomnia, kebutuhan tidur berkurang

Nafsu makan menurun

- Tanda mania

Agitasi Psikomotor

- Gambaran Klinik

Tampilan umum : Bersemangat, banyak bicara, melawak, hiperaktif. Ada kalanya

mereka memperlihatkan gejala psikotik dan bingung sehingga perlu difiksasi dan diberikan

suntikan antipsikotik.

Page 61: Skenario C Blok 20-1

Alam perasaan, emosi : Perasaannya hiperthym, mudah tersinggung, tidak mudah

frustrasi, mudah marah dan menyerang. Emosinya tidak stabil, bisa cepat berubah dan

gembira ke depresi dalam beberapa menit saja.

Cara bicara: Bicaranya sukar dipotong, bombastis, volumenya keras, bermain dengan

kata-kata, bercanda, berpantun, dan tidak relevan. Selanjutnya bisa terjadi loncat gagasan,

asosiasi menjadi longgar, konsentrasi berkurang, bisa inkoheren dan neologisme sehingga

sukar dibedakan dengan pasien skizofrenia.

Gangguan persepsi: 75 % pasien mania mengalami waham, yang biasanya

berhubungan dengan kekayaan, kemampuan yang luar biasa, kekuatan atau kehebatan yang

luar biasa. Kadang-kadang ada waham dan halusinasi yang kacau dan tidak serasi.

Gangguan pikiran: Pikiran pasien terisi dengan rasa percaya diri yang berlebihan,

merasa hebat. Mereka mudah teralihkan perhatiannya, sangat produktif dan tidak

terkendalikan.

Gangguan sensorium dan fungsi kognitif: Ada sedikit gangguan pada fungsi

sensonum dan kognitif, terkadang jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan meskipun tidak

ada gangguan orientasi dan daya ingat.

Gangguan pengendalian diri: Sekitar 75 % pasien mania suka mengancam dan

menyerang. Ada juga yang melakukan homicide dan suicide. Mereka sukar menahan diri

yang tidak melakukan hal-hal yang merugikan kalau sedang tersinggung atau marah.

Tilikan: Pada umumnya pasien mania mengalami gangguan tilikan. Mereka mudah

melanggar hukum, pelanggaran dibidang seksual dan keuangan, kadang-kadang mereka

menyebabkan kebangkrutan ekonomi keluarga.

Reliabilitas: Pasien mania sering berbohong ketika memberikan informasi, karena

berdusta dan menipu adalah biasa untuk mereka.

- Terapi

1. Dirawat (bila perlu)

2. Kejang listrik (ECT)

3. Psikofarmaka

a. Lithium

b. Divalproex

c. Olanzapine

d. Clonazepam

e. Lorazepam

f. Haloperidol

Page 62: Skenario C Blok 20-1

4. Psikososial

Terapi keluarga

Terapi interpersonal

Terapi tingkah laku

Therapeutic community

Kurangi jumlah dan berat stressor

VIII. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Gangguan ini cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan mengalami

kekambuhan. Stresor kehidupan seringkali mendahului episode pertama gangguan mood

dibandingkan episode selanjutnya. Episode depresi yang tidak diobati biasanya berlangsung

selama 6-13 Bulan, sedangkan bila diobati sekitar 3 bulan. Sebagian pasien dengan diagnosis

awal gangguan depresi berat menderita episode manik 6-10 setelah episode depresi awal.

Gangguan depresi bukan merupakan gangguan yang ringan, cenderung menjadi kronik, dan

mengalami relaps. Prognosis diperkirakan baik bila episode ringan, tidak ada gejala psikotik,

dan tinggal di RS dalam waktu singkat.

IX. DIAGNOSIS BANDING

Depresi

- Gangguan Skizofrenia

terutama katatonik, tetapi tiap jenis skizofrenua dapat terlihat atau

menjadi depresi selama atau setelah satu episode. Adanya penyesuaian

premorbid yang buruk, gangguan proses pikir formal dengan waham

yang tersusun baik dan halusinasi yang kompleks, tidak ada riwayat

siklik, dan tidak ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan

afektif, menyokong dugaan suatu skizofrenia.

- Gangguan Skizoafektif

Suatu gangguan psikotik yang memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi

beberapa saat bertumpang-tindih dengan gejala-gejala mood mayor.

- Gangguan Cemas menyeluruh

Pertama terlihat ansietas yang sangat menonjol. Pasien dengan cemas

hendaknya selalu dipertimbangan kemungkinan adanya depresi.

- Alkoholisme dan ketergantungan Zat

Alkoholisme dan depresi sering terlihat bersama-sama (pasien dengan

”diagnosis rangkap”).

Page 63: Skenario C Blok 20-1

- Gangguan Obesif-Kompulsif, Gangguan Kepribadian Ambang dan

Histrionik

- Demensia

”Pseudodepresi” sering terjadi dan sulit membedakannya terutama

pada orang tua. Periksa gangguan memori dan disorientasi.

Mania

- Gangguan Skizofrenia

Pada kasus-kasus akut sulit membedakannya. Periksa riwayat keluarga

dan riwayat pribadi pada masa lalu.

- Gangguan Skizoafektif.

- Gangguan Kepribadian Ambang.

Kerangka Konsep

Skizoid Skizophrenia

gejala positif Gejala negatif

halusinasi Alogia (tidak mau bicara)

delusi gangguan afek

pikiran dan pembicaraan kacau

Kesimpulan

Cek Ela 30 tahun mengalami Gangguan mental berat berupa schizophrenia dan schizoid

personality disorder