ian level cairan
TRANSCRIPT
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 1/37
LAPORAN PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI & PENGENDALIAN PROSES
PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN
OLEH :
ANDIKA RAMADANU
090307005
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI MIGAS
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2011
LEMBAR TUGAS
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 2/37
Judul Praktikum : Pengendalian level cairanLaboratorium : Komputasi dan
Pengendalian Proses
Jurusan / Prodi : T. Kimia / Migas
Nama : Andika Ramadanu
Kelas / Semester : 2 MIGAS / IV ( Empat )
NIM : 090307005Anggota Kelompok II :
• Andika Ramadanu
• Febriliadi
• Ihwan Rahmadi
• Muhammad Joni
Uraian Tugas
1. Gunakan pengendali on-off untuk upper level 85% danlower level 75%, gambarkan zona netral.
2. Tentukan karakteristik pengisian dan pengosongan tangki
cairan, pengambilan data (f,Vs,t) baik pengosongan tangki
maupun pengisian tangki serta gambarkan grafik masing
masing.
3. Bandingkan hasil percobaan dengan perhitungan neraca
massa total secara teoritis.
Buketrata, 1 Juni
2011
Ka. Laboratorium Dosen Pembimbing
Ir. Syafruddin. MSi Ir. Syafruddin.
MSi
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 3/37
NIP : 19650819 199802 1 001 NIP :
19650819 199802 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Pengendalian level cairan
Mata Kuliah : Praktek Instrumentasi dan Pengendalian
Proses
Nama : Andika Ramadanu
NIM : 090307005
Kelas / Semester : 2 MIGAS / IV ( Empat )
Nama Dosen Pembimbing : Ir. Syafruddin. MSi
NIP : 19650819 199802 1 001
Ka Laboratorium : Ir. Syafruddin. MSi
NIP : 19650819 199802 1 001
Tanggal Pengesahan :
Buketrata, 1 Juni2011
Ka. Laboratorium, DosenPembimbing,
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 4/37
Ir. Syafruddin. MSi Ir. Syafruddin.
MSi
NIP : 19650819 199802 1 001 NIP :
19650819 199802 1 001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan percobaan.
➢ Dapat mengetahui konsep-konsep dasar pengendalian level.
➢ Dapat mengetahui dan memahami unit-unit pengendalian
level.
➢ Dapat mengendalikan suatu level ketinggian cairan.
➢ Dapat mengetahui dan memahami konfigurasi suatu
pengendalian .
1.1. Alat yang digunakan
➢ Seperangkat alat pengendalian level (CRL/control regulation
level).
➢ Stopwatch.
➢ Piknometer
1.1. Bahan yang digunakan
➢ Air (aquadest).
➢ Udara.
1.1. Prosedur kerja
1.4.1. Prosedur pengendali on-off ➢ Cek power supplay ke CRL dan PC kabelnya dalam
keadaan tidak tersambung.
➢ Cek semua modul pada CRL berada di dalam
rangkaiannya.
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 5/37
➢ Buka katub tekanan udara dan atur tekanan sebesar 2 bar
➢ Atur pengendali on-off dengan upper level 85% dan lower
level 75%
➢ Hubungkan kabel power pada controller CRL unit ke panel
listrik, kemudian hidupkan main switch pada panel
controller CRL unit.
➢ Hidupkan stopwatch dan catat waktunya, lakukan
sebanyak 10 kali pengulangan
➢ Hitung waktu rata-ratanya
➢Gambarkan zona netralnya
1.4.2.Prosedur pengisian air dalam tangki
➢ Masukkan air dalam tangki
➢ Hidupkan stopwatch dan catat waktunya tiap kenaikan 5%
level air dalam tangki.
➢ Hitung waktu rata-ratanya
➢ Hitung waktu akumulasinya
➢ Plot kurva antara waktu akumulasi dan level tangki
1.4.2.Prosedur pengosongan air dalam tangki
➢ Buka kran pengosongan tangki.
➢ Hidupkan stopwatch dan catat waktunya tiap penurunan 5%
level air dalam tangki.
➢ Hitung waktu rata-ratanya.
➢ Hitung waktu akumulasinya.
➢ Plot kurva antara waktu akumulasi dan level tangki.
1.5 Gambar Peralatan
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 6/37
Gambar 1.1 Seperangkat Alat Pengendalian Level Cairan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Kata “Sistem Pengendalian Proses” adalah terjemahan dari kata
proses control system. Ketiga suku kata tersebut, yaitu proses,
pengendalian dan sistem, biasa dipakai secara umum, namun
gabungan ketiga suku kata ini mempunyai kata yang sifatnya spesifikteknik. Hampir semua proses dalam industri membutuhkan peralatan –
peralatan otomatis untuk mengendalian paramater – parameter
prosesnya. Otomatisasi tidak saja diperlukan demi kelancaran operasi,
keamanan, ekonomi maupun mutu produk, tetapi lebih merupakan
kebutuhan pokok. Tidak mungkin menjalankan suatu proses industri
tanpa system pengendalian. Ada banyak parameter yang harus
dikendalikan didalam suatu proses. Diantaranya, yang paling umum
adalah tekanan (pressure) didalam sebuah vessel atau pipa, suhu
(temperature) di unit proses seperti heat exchanger atau permukaan
zat cair atau level dalam sebuah tangki. Ada beberapa parameter lain
diluar keempat parameter diatas yang cukup penting dan juga perlu
dikendalikan karena dibutukan spesifik proses, diantaranya ; pH di
industri petrokimia, warna produk disuatu fasilitas pencairan gas
(NGL), dsb. Gabungan serta kerja alat – alat pengendalian otomatis
itulah yang dinamai system pengendalian proses (process control
system).
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 7/37
2.2. Pengendalian level
Unit ini memungkinkan untuk menganalisis perilaku loop control,
dimana kuantitas yang dikontrol adalah tingkat (level) air dalam
tangki. Perilaku kuantitas dikontrol dapat diikuti secara visual sehingga
mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dasar kontrol dan teknik
pengontrolan secara intuitif.
Mahasiswa dapat memeriksa efek dari parameter kontrol yang
berbeda terhadap kinerja rantai kontrol dan stabilitas sistem,
selanjutnya mereka dapat menjadi lebih akrab dengan komponen
yang umumnya dipakai dalam aplikasi industri moderen, karena sistem
yang seluruhnya terbuat dari komponen kualitas industri .
Unit ini memiliki dua versi, di mana elemen kontrol terdiri dari
katup pneumatik (CRL) atau katup listrik bermotor (CRL / E).
1. Komposisi
Unit CRL terdiri dari:
• Proses rig dengan katup pneumatik dan peralatan listrik
• Kontrol dan monitoring software CRS
• Opsional minireg regulator elektronik
• Opsional MRRP pneumatik mengendalikan dan merekam
modul
• Opsional listrik-kompresor dengan peredam
Unit CRL/E terdiri dari:
• Proses rig dengan katup listrik dan peralatan listrik
• Kontrol dan monitoring software CRS
• Opsional MiniReg regulator elektronik
Komponen opsional dijelaskan dalam lembaran data terpisah
1. Deskripsi
Tujuan dari proses ini adalah untuk mengontrol tingkat (level) air
di dalam tangki dengan adanya gangguan aliran output. Tingkat (level)
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 8/37
air yang diperoleh dengan suatu tranduser tekanan, diubah menjadi
sinyal listrik dan dialirkan ke peralatan listrik.
Tingkat (level) air dikendalikan dengan menyesuaikan jumlah air
dimasukkan ke dalam tangki dengan pompa sentrifugal. Di unit CRL hal
ini dilakukan dengan cara katup pneumatik dan di unit CRL/E melalui
katup listrik bermotor. Kontrol loop tertutup dapat dilakukan dengan
cara yang berbeda:
Via perangkat lunak, dengan menggunakan program perangkat
lunak CRS pada computer (PC) :
•
Melalui sistem probe tahan dimasukkan ke dalam tangki• Melalui regulator elektronik opsional, MiniReg
• Melalui regulator pneumatik opsional, MRRP (tidak pada
tersedia di CRL/E)
Salah satu tindakan kontrol adalah dari tipe PID (Proporsional
Integral Derivatif) atau On-Off, dan dicapai dengan membandingkan
sinyal yang sesuai ke tingkat yang sebenarnya dengan sinyal titik setel
dipilih oleh pengguna.
Sebagai fungsi kontrol logika, regulator menghasilkan sinyal
penggerak yang bekerja pada katup atau dan memodifikasi kuantitas
air masuk tangki. Selain itu, komputer (PC) dapat mengontrol
gangguan aliran air yang meninggalkan tangki dengan menghasilkan
sinyal yang bekerja pada katup solenoid.
Peralatan listrik termasuk kontrol untuk komponen listrik utama
unit, sebuah AD/DA konversi papan untuk antarmuka dengan komputer
(PC) melalui jalur serial RS232, indikator digital untuk menampilkan
tingkat air.
Perangkat lunak kontrol dan pemantauan, dijalankan melalui
MS-Windows, memungkinkan untuk melakukan pengontrolan PID
ataupun ON-OFF melalui perangkat lunak. Parameter Kontrol dapat
diatur secara independen dan secara real time dan sehingga dapat
karakteristik dari set point dan sinyal gangguan.
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 9/37
Perangkat lunak ini memungkinkan untuk mengamati proses
secara real time dengan menampilkan pada layar diagram jumlah
dikendalikan, sinyal pelaksanaan, sinyal set point dan sinyal gangguan
sebagai fungsi waktu. Diagram ini dapat dicetak setiap saat,
sedangkan sampel sinyal dan parameter kontrol dapat disimpan dalam
sebuah file, dalam format ASCll, atau dicetak.
Hal ini juga memungkinkan untuk menggunakan perangkat
lunak hanya untuk mengamati proses, menggunakan regulator
eksternal (misalnya MiniReg opsional). Dalam hal ini, adalah mungkin
untuk mengirimkan set point ke regulator melalui perangkat lunak.
2.3. Pengendalian level oleh manusia
Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana seorang operator
mengendalikan level (permukaan zat cair) di sebuah tangki. Air yang
masuk ke dalam tangki dipompa dari sebuah sumur, dan air yang
keluar dari tangki dipakai untuk keperluan pabrik. Andaikata level di
tangki dikehendaki selalu 50% dari ketinggian tangki, maka operator
harus selalu menambah atau mengurangi bukaan valve apabila level
tidak berada di 50%. Bila level kurang dari 50%, operator harus
menambah flow dengan lebih membuka valve.
Sebaliknya, bila level lebih tinggi dari 50%, operator harus
mengurangi dengan lebih menutup valve. Pada pengendalian
semacam ini, operator harus selalu waspada dan siap untuk membuka
dan menutup valve agar level tetap berada pada 50%.
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 10/37
Gambar 1. Pengendalian level oleh manusia
Pengendalian seperti diatas disebut pengendalian oleh manusia
(manual control). Sistem pengendalian manual masih tetap dipakai
pada beberapa aplikasi tertentu. Biasanya proses ini dipakai pada
proses-proses yang tidak banyak mengalami perubahan beban (load)
atau pada proses yang tidak krisis. Load (beban) di dalam contoh
pengendalian di atas adalah flow pemakaian air pada pabrik. Kalau
pemakaian air oleh pabrik tidak sering berubah-ubah, operator tidak
perlu terus-menerus mengamati level dan menambah atau
mengurangi bukaan valve. Tetapi kalau load selalu berubah-ubah,
operator terpaksa harus mengamati level dan segera melakukan
koreksi terhadap naik turunnya level. Keteledoran operasi akan
menyebabkan air tumpah, atau sebaliknya tangki menjadi kosong.
Dari keadaan di atas, dapat dengan mudah dimengerti bahwa
dasar utama pemilihan pengendalian manual adalah karena keperluan
proses memang memungkinkan untuk pengendalian manual. Dari segi
ekonomi, instrumentasi pengendalian manual tentu lebih murah dari
instrumentasi pengendalian otomatis, karena instrumentasi yang
dibutuhkan memang lebih sederhana, namun bukan berarti demi
menghemat investasi maka system pengendalian bisa dibuat manual.
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 11/37
Pengendalian manual hanya dapat dipakai kalau operasi proses
memang memungkinkan hal itu. Ada beberapa kebutuhan operasi
prosses bahwa pengendalian manual tidak memungkinkan. Contoh
paling sederhana dapat kembali diambil dari gambar 2. kalau
pemakaian air oleh pabrik berubah-ubah secara terus-menerus,
keteledoran operator kemungkinan besar menyebabkan tumpahnya air
dan kosongnya tangki. Operator, sebagai manusia biasa sangat mudah
dipengaruhi oleh menurunnya konsentrasi kerja, rasa jemu dan
keadaan lainnya. Kalau pengendalian operasi proses yang jauh lebih
kritis dari contoh diatas mengandalkan manusia sebagai saranapengendalian, akan bagaimana jadinya. Untuk itu, sistem harus dibuat
otomatis. Peran operator dalam sistem pengendalian manual
digantikan oleh sebuah alat yang disebut controller.
Tugas membuka dan menutupnya valve tidak lagi dikerjakan
oleh operator, tetapi atas perintah controller. Untuk keperluan
pengendalian otomatis, valve harus dilengkapi dengan alat yang
disebut actuator sehingga unit valve sekarang menjadi suatu unit yang
disebut control valve. Semua peralatan pengendalian inilah yang
disebut sebagai instrumentasi pengendalian proses.
2.4. Prinsip prinsip pengendalian proses
Sistem pengendalian pada gambar 1, operator harus mengamati
ketinggian level, kemudian mengevaluasi apakah level yang ada sudah
sesuai dengan yang dikehendakinya. Kalau level tak sama dengan
yang dikehendakinya, operator harus memperkirakan seberapa banyak
valve harus lebih ditutupi atau dibuka. Selanjutnya operator harus
benar-benar mengubah bukaan valve sesuai dengan yang diperkirakan
tadi.
Dalam mengendalikan proses operator mengerjakan empat
langkah berikut, yaitu
1. mengukur
2. membandingkan
3. menghitung
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 12/37
4. mengoreksi .
Pada waktu operator mengamati ketinggian level, yang ia
kerjakan sebenarnya adalah langkah mengukur proses variabel. Proses
variabel pertama kali diperkenalkan disini sebagai besaran parameter
proses yang dikendalikan. Pada contoh proses pada gambar 2 , proses
variabelnya adalah level. Kemudian operator membandingkan apakah
hasil pengukuran tadi sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Besar
proses variabel yang di kehendaki tadi disebut set point .
penyimpangan antara set point dengan peubah yang dikendalikan
disebut error
Error + set point = proses variable
Proses variabel bisa lebih besar atau lebih kecil daripada set
point. Oleh karena itu, menentukan ke arah mana dan seberapa besar
koreksi bukaan valve perlu dilakukan. Bila negatif (berarti proses
variabel lebih besar dari set point atau level diperbesar 50%)operator
harus mengurangi flow dengan lebih menutup valve. Sebaliknya bila
error positif (berarti proses variabel lebih kecil dari set point atau level
dibawah 50%). Operator harus menambah flow dengan lebih membuka
valve.
Seorang operator yang berpengalaman tak akan sembarangan
membuka atau menutup valve. Ia juga akan memperkirakan seberapa
banyak valve perlu lebih dibuka atau lebih ditutup. Pada tahapan ini
operator sebenarnya berada pada langkah menghitung. Langkah
berikutnya yang perlu dilakukan untuk operator adalah mengubah
bukaan valve sesuai hasil perbandingan dan perhitungan tadi. Langkah
terakhir inilah yang disebut langkah mengoreksi.
Keempat langkah yang dilakukan oleh operator tadi, yaitu ;
mengukur, membandingkan, menghitung , dan mengoreksi ;
seluruhnya dapat dilakukan oleh instrumentasi. Manusia kemudian
sama sekali tidak menentukan keempat langkah tadi. Operator hanya
menentukan besarnya set point, dan semuanya akan dikerjakan secara
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 13/37
otomatis oleh instrumentasi. Sistem pengendalian semacam inilah
yang disebut system pengendalian otomatis ( automatic control
system ). Keempat tahapan pengendaliannya sepenuhnya dilakukan
oleh instrumen. Mata rantai pengendaliannya kemudian disebut mata
rantai tertutup, dan sistemnya juga disebut system pengendalian
tertutup atau closed loop system.
2.5. Diagram kotak
Diagram kotak diciptakan para ilmuwan sebagai alat bantu
untuk mempermudah dalam mempelajari ilmu sistem pengendalian.
Ada dua macam diagram kotak yang biasa dipakai dalam ilmu
sistem pengendalian, yaitu diagram kotak simbolis dan diagram kotak
matematis. Di kedua diagram kotak itu, masingmasing elemen yang
ada di dalam sistem diwakili oleh sebuah kotak. Pada diagram kotak
simbolis, sebuah kotak dibubuhi nama atau simbol-simbol. Pada
diagram kotak matematis, setiap kotak dibubuhi fungsi matematis
yang merupakan hubungan input dan output elemen. Lihatlah bentuk
kedua diagram input dan output tersebut pada gambar 2 dan gambar
3. Bila valve dan tangki (proses) pada gambar 1 digambarkan dalam
diagram kotak ; akan diperoleh bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram kotak proses untuk contoh pada gambar 2
Setiap kotak pada gambar 2 mempunyai sebuah input dan
outputyang digambarkan dalam bentuk anak panah. Kotak valve
mempunyai input bukaan valve (0-100%) dan mempunyai output aliran
air masuk ke tangki (juga 0-100%).
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 14/37
Kotak berikutnya adalah kotak yang mewakili tangki (proses).
Pada contoh dalam gambar 1 kotak ini mewakili tangki dalam bentuk
input berupa flow air yang masuk ketangki, output berupa level.
Perhatikan pada gambar 2 itu, output kotak pertama merupakan input
kotak kedua. Jadi output kotak pertama (flow air masuk ke tangki) juga
merupakan input kotak kedua (tangki). Kotak yang lain adalah yang
mewakili beban (load). Kotak ini menumjukkan bahwa load juga
mempengaruhi besarnya proses. Pada contoh ini load adalah
banyaknya pemakaian air oleh pabrik. Bila permukaan air bertambah,
permukaan tangki akan menurun. Dan bila permukaan air menurunmaka permukaan air dalam tangki akan naik.
Selain kedua kotak yang telah diterangkan tadi, ada elemen lain
dengan tanda lingkaran kecil, yang diberi tanda positif (+) dan negatif
(-). Elemen ini disebut summing junction. Elemen ini mewakili fungsi
penjumlahan atau pengurangan besan sinyal. Dalam contoh ini tanda
positif menyatakan penjumlahan dan level akan bertambah jika aliran
air yang masuk kedalam tangki bertambah dan level akan turun jika
permukaan air (load) bertambah. Tanda pada summing junction bisa
keduanya positif, negatif, dan bisa juga positif negatif seperti pada
gambar 2. Diagram kotak seperti pada gambar 2 inilah yang disebut
diagram kotak simbolis. Bila diagram kotak ini digambarkan secara
matematis, masing masing kotak akan berisi fungsi matetatis yang
menyatakan hubungan input dan output. Fungsi matematis tersebut
disebut fungsi transfer. Bentuk matematis sebuah fungsi transfer bisa
sederhana misalnya bilangan bulat atau pecahan, bisa juga berbentuk
persamaan differensial yang kompleks.
Perhatikan sistim tinggi cairan dalam berikut dibawah ini. Sistem
ini disebut Single Prosses Capacity karena hanya memiliki satu unit
proses yaitu sistem tinggi cairan dalan tangki. Sistem pengendalian ini
juga disebut linier open loap system, karena mempunyai satu unit
proses yang dikendalikan secara manual.
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 15/37
Gambar 3. Sistem tinggi cairan dalam tangkiBagaimana bentuk fungsi transfer untuk sistem pengendalian
diatas? Dan bagaimana pula blok diagam sistem sistem pengendalian
diatas ? Untuk menjawab kedua pertanyaan diatas, adalah sangat
penting dibuat dan ditentukan input, output, proses serta hubungan
matematisnya. Untuk itu harus dibuat keseimbangan massa cairan
pada tangki proses. Pada bab ini kedua pertanyaan diatas akan
dijawab dengan menggunakan transformasi laplace seperti berikut ini:
Neraca untuk tangki diatas adalah:
ρq-ρq0=ρAdhdt...…..1)
Asumsikan harga dimensi adalah konstan. Maka persamaan 1)
diatas dapat dituliskan sbb:
Dalam keadaan steady state, persamaan 2) diatas dapat
dituliskan sbb:
Tanda s pada persamaan 3) diatas menyatakan kecepatan aliran
flida yang masuk dam keluar pada keadaan stedy state.Deviasi
keadaan unstedy state dan keadaaan stedy stste dapat didefinisikan
sebagai:
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 16/37
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 17/37
Dengan transformasi laplace, persamaan 7) dapat digunakan
untuk menentukan bentuk fungsi transfer dan blok diagram sistem
pengendalian di atas.
Persamaan 7) berubah menjadi :
Transformasi laplace persamaan 6) menghasilkan :
Dengan menggabungkan persamaan 8) dan 10) dapat
persamaan 11) sbb :
Tanda s pada persamaan 11) di atas menyatakan persamaan
masih dalam bentuk transformasi laplace dan dapat dirobah ke dalam
bentuk fungsi dengan invers tansformasi laplace.
Pada persamaan 11) input proses dalam bentuk transformasi
laplace adalah Q(s) dan output proses adalah Q0 (s). Dalam ilmu
sistem mengendalikan proses, fungsi transfer dinyatakan sbb :
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 18/37
Maka fungsi transfer sistem pengendalian di atas adalah :
Dan blok diagram sistem penngendalian di atas dapat dituliskan
sbb :
Perlu ditegaskan bahwa fungsi transfer pada persamaan 13) di
atas adalah bentuk fungsi transfer yang umum dan khas bagi single
capacity proses, yang dikontrol secara secara manual dan akan
berubah tergantung dari input proses yang masuk.
2.6. Jenis peubah pengendali
1. Masukan
Masukan pengendali berasal dari peubah yang dikendalikan dan
set point (harga peubah yang dikehendaki). Set point ditentukan
oleh operator dengan cara memasukkan harga yang diinginkan ke
pengendali. Peubah yang dikendalikan berasal dari proses,
misalnya temperatur, tekanan, kecepatan aliran, dan sebagainya.
Besaran ini dideteksi oleh sensor, kemudian diubah transduser
menjadi besaran arus.
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 19/37
Selisih antara set point dan peubah yang dikendalikan
dinamakan galat yang selanjutnya menjadi masukan pengendali.
Masukan ini, biasanya, dikonversikan menjadi arus 4-20 mA.
2. Keluaran
Apabila alat pengendali menerima masukan berupa galat (E),
pengendali akan memberikan respon yang disebut keluaran yang
selanjutnya akan mengaktifkan elemen pengendali akhir. Keluaran
pengendali selain dinyatakan sebagi besaran arus 4-20 mA juga
dapat dinyatakan dalam persen keluaran. Arus 4 mA ekivalendengan keluaran 0%, sedangkan 20 mA ekivalen dengan 100%.
3. Galat
Galat adalah penyimpangan peubah yang dikendalikan dan set
point . Pada sistem pengendali galat dinyatakan dalam satuan arus
atau persen. Untuk dapat lebih memahami pengertian masing-
masing peubah di atas berikut ini diberi beberapa contoh.
2.7. Jenis atau mode pengendali
Secara garis besar pengendali dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Pengendali tidak menerus
2. Pengendali menerus
Berikut ini dijelaskan masing-masing jenis alat pengendali, serta
logika cara kerjanya.
1. Alat pengendali (on-off) atau tidak menerus
Cara kerja pengendali yang paling dasar adalah mode on-off
atau yang sering disebut mode dua posisi. Jenis pengendali on-off ini
merupakan contoh dari mode pengendali tidak menerus (diskontinyu).
Mode ini paling sederhana, murah dan seringkali bisa dipakai untuk
mengendalikan proses-proses yang penyimpangannya dapat
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 20/37
ditoleransi. Sebagai cotoh adalah pengendali temperatur ruangan
dengan memakai AC. Secara matematis pengendali on-off bisa
dituliskan.
P = 100% untuk E < 0
0% untuk E > 0
Dengan, P = keluaran dan E= galat
Dari pernyataan matematis di atas dapat disimpulkan bahwa
jenis pengendali on-off hanya dapat mengeluarkan keluaran 0 dan
100%. Pemakaian jenis pengendali on-off jarang dijumpai pada industrikarena pengendalian dengan menggunakan jenis pengendali ini
menghasilkan penyimpangan-penyimpangan yang cukup besar. Pada
industri kimia peubah yang dikendalikan, pada umumnya, tidak boleh
memiliki galat yang terlalu besar.
Pada jenis pengendali on-off untuk memberikan batas rentang
maksimum dan minimum saat pengendali bekerja dibatasi daerah
netral.
Keluaran
Daerah
Netral
(-) E = 0 (+)
Kesalahan
Gambar 4. Daerah netral on-off kendali
Pengertian daerah netral dapat dijelaskan sebagai berikut:
Misalkan pengendali off pada posisi E = 0 (Gambar 4.5). apabila
pengedali off , peubah yang dikendalikan turun ke bawah harga yang
diinginkan galat bergerak dari E = 0 menuju daerah E yang bertanda
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 21/37
(-). Pada saat tepat mencapai titik yang bertanda (-) pengendali akan
on menyebabkan yang dikendalikan mulai naik. Galat berubah dari titik
yang bertanda (-) menuju titik yang bertanda (+). Tepat pada saat E
mencapai titik (+) alat pengendali off , demikian seterusnya. Daerah
rentang bekerjanya alat mulai titik E(-) sampai E(+) disebut Daerah
Netral atau Daerah Diferensial. Makin sempit daerah netral semakin
cepat pengendali bekerja dari posisi on ke posisi off, demikian juga
sebaliknya.
2. Mode pengendali menerusPengendali on-off baru bekerja apabila galatnya telah melewati
rentang daerah netral yang ditentukan. Pengendali jenis ini hanya
bekerja pada dua posisi dengan keluaran 0% dan 100%. Pada
pengendali menerus keluarannya terus menerus. Setiap menerima
masukkan galat, pengendali memberikan keluaran yang bergeser pada
rentang 0% sampai 100% sebanding dengan galatnya.
Mode pengendali menerus ada 4 macam, yaitu
1. Mode proposional (P);
2. Mode proposional integral (PI);
3. Mode proposional derivatif (PD);
4. Mode proposional integral derivatif (PID).
1. Mode proposional
Keluaran pengendali proposional sebanding dengan galatnya.
Bila dituliskan dalam bentuk matematis adalah :
P=Kc E+P0
Dengan,
P = keluaran
Po = keluaran pengendali pada E = 0
Kc = gain pengendali
E = error (galat)
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 22/37
Seringkali istilah gain pengendali dinyatakan dalam bentuk
proposional band (Band Width) yang diberikan notasi Pb.
Hubungan Pb dan Kc adalah :
Kc
100 Pb =
Harga Pb berkisar = 0 – 500
Pengertian proposional band adalah rentang galat maksimum
sebagai masukan pengendali yang dapat menyebabkan pengendali
memberikan keluaran pada rentang maksimumnya. Pengertian ini
akan lebih mudah difahami dengan contoh 4.6 dibawah ini.
Contoh
Suatu pengendali proposional digunakan untuk mengendalikan
temperatur pada rentang maksimum 60 sampai 100 F. pengendali
diprogram, sehingga keluarannya ekivalen dengan 3 psig (kran
terbuka penuh) sampai 15 psig (kran penutup penuh), pada saat
temperatur yang dikendalikan berubah berubah dari 71 – 75 F.
Pertanyaan
Berapa besarnya gain dan proposional bandnya?
Penyelesaian :Pb =
100%F60-F100
F71-F750o
oo
×
= 10%
Gain =
F psi/3F)7175(
psig3- psig15
ΔE
ΔP o
o=
−
=
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 23/37
Bila proposional band diubah menjadi 75%, berapakah gain dan
rentang temperatur yang dikendalikan pada saat keran terbuka dan
tertutup penuh.
Penyelesaian
∆T = (Proposional band). (Rentang maksimum)
= 0,75 x 40
= 30 F
Gain =
F30
psig12o
= 0,4 psig/oF
Pengertian gain = 0,4psig/F pada contoh soal 4.6 adalah apabila
terjadi galat sebesar 1F, keluaran pengendali adalah 0,4 psig.
Proposional band dapat juga dinyatakan dalam satuan %, seperti
terlihat pada gambar di bawah ini :
100% Pb = 50%
Pb = 100%
Persen
Keluaran
p
0 (-) E=O (+) Kesalahan
Gambar 5. Daerah proposional
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 24/37
Bila kita amati gambar 4.4 pada daerah Pb = 100% (garis putus-
putus), berarti setiap 1% error (galat) akan memberikan keluaran
pengendali.
Bila Pb = 100% kc = 1, harga gain atau kc sendiri ditunjukkan dari
tangen arah garis proposional.
2. Mode proposional –integral (PI)
Mode pengendali ini mempunyai hubungan matematis sebagai
berikut :
P=Kc E+ Kcτi 0tE dt+P0
Kc = gain
τi = waktu integral (Integral Action)
Po = keluaran pada E = 0
Pada mode PI ditambahkan persamaan :
τi
Kc
∫ t
0
E dt
Hal ini berarti keluaran pengendali proposional dengan integral
galatnya. Untuk melihat respon pengendali jenis PI dapat dilihat pada
gambar 4.5. misalnya alat pengendali PI diberi masukan berupa fungsi
step (unit step) E = 1 akan diperoleh persamaan :
P(t) = Kc +
τi
Kc
t + Po
Apabila digambarkan akan memperoleh sebagai berikut
KcP
τi
Kc
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 25/37
Po
≈I
E
0 t
Gambar 6. Respon PI dengan masukkan satuan step Tidak seperti halnya pada mode proposional, pada mode PI,
selama pengendali masih mendeteksi adanya galat, pengendali masihmemberikan keluaran mengikuti bentuk integral sampai galatnya = 0
Fungsi alih PI adalah :
)sτi
1 (1Kc
E(s)
P(s)+=
3. Mode proposional derivative (PD)
Mode PD ini bila dinyatakan dalam bentuk matematis sebagai
berikut :
P=Kc E+ Kc τd dEdt+ P0
Kc = gain
τd = waktu derivative, menit
Po = keluaran pengendali, pada E = 0
Pada mode PD keluaran pengendali proposional dengan derivatif
galatnya yang terlihat dari persamaan :
Kc + τd. dE/dt
Respon pengendali PD apabila memperoleh masukan galat
fungsi Ramp E(t) = At dapat dilihat pada gambar 4.6
P AKcτd
Po
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 26/37
E
0 t
Gambar 7. Respon P-D dengan masukan fungsi ramp
Bila kita amati gambar 4.6 respon tiba-tiba berubah sebesar A
Kc.τD sebagai akibat dari derivatif kemudian berubah secara linier
dengan kecepatan AKc.
Fungsi alih PD :
E(s)
P(s)
= Kc (1 + τD s)
4. Mode proposional integral-derivatif (PID)Mode ini merupakan mode gabungan ketiga jenis pengendali P, I dan
D. Persamaan matematisnya adalah :
P=Kc E+ Kcτi 0tE dt+ Kc τd dEdt+ P0
Harga Kc, τD dan τi dapat diubah-ubah dengan knop pada
pengendali.
Fungsi Alih PID adalah sebagai berikut :
E(s)
P(s)
= Kc ( 1 + τDs +
)sτ
1
i
Tujuan penambahan mode integral dan derivatif
Setelah mempelajari bermacam-macam jenis pengendali dan
karakteristiknya, sekarang kita coba menganalisa tujuan penambahan
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 27/37
mode integral arah derivatif. Gambar 4.7 dapat digunakan melihat
perbedaan respon dari keempat macam mode pengendali.
Y (t)
Uncontrolled respons
P
PI
PID
(t)
Gambar 8. Respon empat jenis mode alat penggerak
Apabila dibayangkan pada proses sesungguhnya misalkan pada
proses pengendalian temperatur cairan dalam tangki adalah sebagai
berikut. Pada awalnya proses dalam keadaan mantap sesaat apabila
ada gangguan misalkan kenaikan temperatur umpan, temperatur
dalam tangki naik. Jika proses tersebut tidak dikendalikan, temperatur
dalam tangki akan mencapai kondisi mantap yang baru seperti pada
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 28/37
kurva 1. dengan penambahan pengendali diharapkan peubah proses
yang dikendalikan dapat kembali ke harga semula (set point ).
Pemakaian mode proposional tidak dapat menghasilkan galat = 0,
karena karekteristik utama proposional adalah masih adanya offset
atau galat sisa yang merupakan selisih harga mantap yang baru dan
harga mula-mula terlihat pada gambar 4.7 kurva 2.
Penambahan mode integral dapat menghilangkan offset,
sehingga peubah yang dikendalikan dapat kembali ke harga semula,
seperti terlihat pada kurva 3. Kelemahan penambahan mode integral
adalah osilasi prosesnya makin banyak. Untuk mengatasi kelemahankedua mode P dan PI dapat ditambahkan mode derivatif karena dapat
mempercepat respon dan menekan terjadinya osilasi (kurva 4).
Pemilihan ketiga jenis alat ini tergantung proses yang
dikendalikan. Jika keberadaan galat (error) masih diperbolehkan lebih
baik tak digunakan mode proposional karena mode paling sederhana
dan murah. Tetapi bila offset tidak diperbolehkan, mode PI yang dipilih.
Demikian juga, halnya jika diinginkan respon yang mempunyai sedikit
osilasi, maka perlu ditambah mode derivatif.
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 29/37
BAB IIIDATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Data Pengamatan
Tabel 3.1 Pengendalian ON-OFF
NO PERCOBAANWAKTU (Detik)
ON ( 75 s.d 85) %
OFF ( 85 s.d75 ) %
1 1 7.84 7.33
2 2 7.44 7.11
3 3 7.5 7.09
4 4 7.99 6.87
5 5 7.52 6.78
6 6 7.99 6.8
7 7 7.79 7.818 8 7.6 7.47
9 9 7.67 7.16
10 10 7.39 7.26
RATA-RATA 7.673 7.168
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 30/37
Gambar 3.1 Grafik ON-OFF
Tabel 3.2 Data pengamatan pada pengosongan tangki
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 31/37
Tabel 3.3 Data pengamatan pada pengisian tangki
NO hWaktu (detik) Waktu rata-
rata
Waktu
akumulasi1 2 3 4 51 100 0 0 0 0 0 0 0
2 95 3.43 1.56 3.54 3.15 3.17 2.97 2.97
3 90 3.36 3.26 2.92 3.03 3.35 3.184 6.154
4 85 3.40 3.24 3.25 3.31 3.43 3.33 9.484
5 80 3.28 3.60 3.61 3.60 3.55 3.528 13.012
6 75 3.35 3.50 3.23 3.19 3.31 3.316 16.328
7 70 3.40 3.35 3.53 3.53 3.50 3.46 19.788
8 65 3.55 3.60 3.62 3.51 3.34 3.524 23.312
9 60 3.66 3.60 3.70 3.94 3.93 3.766 27.078
10 55 3.79 3.78 3.93 3.76 4.04 3.86 30.938
11 50 3.89 3.73 3.70 3.77 3.84 3.786 34.724
12 45 4.00 3.98 3.61 4.02 4.18 3.958 38.682
13 40 4.15 4.14 4.22 4.24 4.30 4.21 42.892
14 35 4.09 3.37 4.49 4.30 3.92 4.034 46.926
15 30 4.28 3.36 4.21 4.19 4.48 4.104 51.03
16 25 4.48 6.26 4.64 4.43 4.54 4.87 55.9
17 20 4.48 4.67 4.47 4.78 4.40 4.56 60.46
18 15 4.67 5.10 4.42 4.45 4.81 4.69 65.15
19 10 4.89 4.83 5.17 5.21 5.43 5.106 70.256
20 5 5.53 5.19 5.18 5.27 5.46 5.326 75.582
21 0 6.28 5.63 6.70 6.25 6.10 6.192 81.774
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 32/37
3.2 Pengolahan Data
NO hWaktu (detik) Waktu rata-
rata
Waktu
akumulasi1 2 3 4 5
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 5 3.25 2.68 2.18 2.22 2.52 2.57 2.57
3 10 2.45 2.86 2.7 2.83 2.34 2.636 5.206
4 15 2.55 3.18 3.2 3.05 2.78 2.952 8.158
5 20 3.4 3.3 2.93 3.11 2.38 3.024 11.182
6 25 2.6 2.65 3.42 2.88 3.06 2.922 14.104
7 30 4.8 3.3 2.89 3.6 4.03 3.724 17.828
8 35 3.8 3.84 3.24 3.43 4.13 3.688 21.516
9 40 2.78 3.48 4.11 3.87 2.83 3.414 24.93
10 45 3.48 2.67 3.25 3.85 3.16 3.282 28.212
11 50 3.45 3.2 4.11 2.95 4.03 3.548 31.76
12 55 3.57 3.9 4.48 3.43 3.43 3.762 35.522
13 60 3.98 4.1 3.78 3.83 3.49 3.836 39.358
14 65 2.95 3.6 4.1 3.77 3.16 3.516 42.874
15 70 4.61 3.72 3.9 4.22 3.66 4.022 46.896
16 75 4.5 4.37 3.88 4.34 4.37 4.292 51.188
17 80 4.86 3.88 4.26 4.12 3.78 4.18 55.368
18 85 3.79 2.98 3.92 3.86 3.66 3.642 59.01
19 90 2.96 3.86 4.37 2.92 2.33 3.288 62.298
20 95 3.54 4.02 4.23 4.03 4.31 4.026 66.324
21 100 3.76 3.78 3.77 3.86 4.07 3.848 70.172
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 33/37
Gambar 3.1 Grafik Pengosongan Tangki
Gambar 3.2 Grafik Pengisian Tangki
Perhitungan
1. Menghitung berat jenis air
ρ= berat pikno isi - berat pikno kosongV piknometer
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 34/37
=451,27 gr-358,02 gr100 ml=0,93 gr⁄ml
2. Menghitung volume silinder
Dik : Diameter silinder = 14 cm
Tinggi silinder = 42,5 cm
Dit : V silinder
Jawab : V = π.r2 . t
= 3,14 cm . (7 cm)2 . 42,5 cm
6539,05 cm3
3. Menghitung fi dan fo
fi : Vt= 6539,05 cm3 70,172 dt=93,186 cm3 /dt
fo : Vt= 6539,05 cm3 81,774 dt=79,965 cm3 /dt
4. Menghitung waktu untuk pengisian dan pengosongan tangki
a. Pengisian tangki
d (ρV)dt = ρi.fi
ρdVdt=ρFi
dVdt=Fi
V=Ah
d Ahdt=Fi
A dhdt=Fi
dhdt=FiA
h=0h=hdh=FiAtt=0dth=FiAt
t=hFiA
t=42,5 cm93,186 cm3/detik153,86 cm2=70,172 detik
Data hasil praktikum adalah 70,172 detik
b. Pengosongan tangki
d (ρV)dt= -Fo.ρ
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 35/37
ρdVdt=-Foρ
dVdt=-F0
V=Ah
d Ahdt=-F0
A dhdt=-Fo
dhdt=-FoA
hh=hodh=-F0Att=0dt
h0-h=-F0At
t=h0-h-F0A
t=0-42,5 cm-79,965 cm3/detik153,86 cm2=81,774 detik
Data hasil praktikum adalah 81,774 detik
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
4.1 Pembahasan
Pada praktikum ini, kami melakukan percobaan pengendalian level
dengan menggunakan CRL (Control Regulation Level), dimana air
dalam tangki akan di control levelnya, air di masukkan ke dalam tangki
dengan menggunakan pompa sentrifugal yang di atur jumlah
kuantitasnya oleh pneumatic valve yang selanjutnya di kirim ke kolom,
apabila terjadi kelebihan level maka solenoid valve akan terbuka
karena mendapat perintah dari electrical equipment dan menutup
monorized electrical valve.
Percobaan yang kami lakukan yaitu sebanyak 10 kali dengan
menggunakan metode on-off dengan lower level 75% dan upper level
85%, yaitu pada saat level air mencapai 85% pengendali akan
menutup valve pneumatic sehingga jumlah cairan yang masuk ke
tangki terhenti dan ketika level air turun pada level 75% pengendali
akan membuka valve pneumatic sehingga akan menambahkan jumlah
cairan yang masuk ke dalam tangki. Dari hasil praktikum kami
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 36/37
dapatkan waktu dari level 75% sampai mencapai level 85% adalah
7,673 detik, sedangkan waktu dari level 85% sampai turun pada level
75% adalah 7,168 detik. Dari data dapat dilihat bahwa waktu yang
diperlukan untuk menaikkan level air lebih banyak dibandingkan pada
saat penurunan level air dalam tangki, hal ini disebabkan karena gaya
berat air lebih besar pada pengosongan dibandingkan laju alir dari
pompa pada saat pengisian tangki.
Proses pengisian air dalam tangki dari level 0% sampai 100% kami
dapatkan waktu 70,172 detik, sedangkan pada pengosongan air dalam
tangki kami dapatkan waktu 81,774 detik. Berdasarkan percobaan jelas terlihat bahwa proses pengosongan air dalam tangki memerlukan
waktu yang lebih lama dibandingkan pengisian air dalam tangki. Hal ini
disebabkan karena pengaruh dari laju alir air dari pompa pada saat
pengisian air dalam tangki lebih besar dibandingkan laju alir air oleh
gaya berat air pada saat pengosongan air dalam tangki.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, pada saat pengisian air
dalam tangki sampai level 100%, kami dapatkan waktu 70,172 detik
dan pada percobaan pengosongan air dalam tangki dari level 100%
sampai 0% kami dapatkan waktu 81,774 detik. Setelah kami lakukan
perhitungan neraca massa total secara teoritis, kami dapatkan hasil
perhitungannya sama dengan hasil percobaan yang kami lakukan.
1.2.Kesimpulan
✔ Pengisian air dalam tangki kami dapatkan waktu 70,172 detik,
sedangkan pengosongan air dalam tangki kami dapatkan
81,774 detik.
✔ Pengosongan air dalam tangki memerlukan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan pengisian air dalam tangki itu
disebabkan karena pengaruh dari laju alir air.
8/6/2019 ian Level Cairan
http://slidepdf.com/reader/full/ian-level-cairan 37/37
✔ Pada metode on-off dengan upper level 85% dan lower level
75% kami dapatkan waktu untuk menaikkan level air dalam
tangki dari level 75% sampai level 85% adalah 7,673 detik,
sedangkan waktu yang kami dapatkan pada saat penurunan
level air dalam tangki dari level 85% sampai level 75% adalah
7,168 detik.
DAFTAR PUSTAKA
http://majarimagazine.com/2008/02/pengendalian proses 1/. Diakses
pada tanggal 02 Maret 2011
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1347/1/kimia-
yusuf3.pdf . Diakses pada tanggal 02 Maret 2011
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1347. Diakses pada tanggal
02 Maret 2011
htpp // www. didacta. it. Automation and Prosess Control. Diakses pada tanggal
06 April 2011