integrasi blok urin lock

Upload: putrijusticaricinamariq

Post on 06-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    1/46

    BAHAN INTEGRASI

    BLOK GINJAL & SALURAN KEMIH

    ADELIA PUTRI SABRINA

    1102013005

    UNIVERSITAS YARSI

    FK-A 2013

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    2/46

    HISTOLOGI

    SISTEM URINARIA

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    3/46

    HISTOLOGI

    A. GINJAL

    YANG DITUNJUK :

    PROCESSUS FEREINI

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    4/46

    HISTOLOGI

    A. GINJAL

    YANG DITUNJUK :

    POLUS TUBERALIS

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    5/46

    HISTOLOGI

    A. GINJAL

    YANG DITUNJUK :

    TUBULUS KONTORTUS

    PROKSIMAL   Adelia Putri Sabrina 1102013005

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    6/46

    HISTOLOGI

    A. GINJAL

    Polus

    Tuberalis

    Glomerulus

    Vasa Aferen

    Polus

    Vaskular

    YANG DITUNJUK :

    MAKULA DENSA

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Tubulus

    Kontortus

    Proksimal

    DuctusKoligens

    Tubulus

    Kontortus

    Distal

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    7/46

    HISTOLOGI

    B. CORTEX

    YANG DITUNJUK :

    GLOMERULUS

    Cavum

    Bowman

    Kapsula BowmanPars Visceral

    Kapsula Bowman

    Pars Parietal

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    8/46

    HISTOLOGI

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    C. MEDULA

    Ductus

    Koligens

    Ansa Henle

    Segmen Tebal

    Ansa Henle

    Segmen Tipis

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    9/46

    HISTOLOGI

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    C. MEDULA

    Ductus

    Koligens

    Ansa HenleSegmen Tebal

    Ansa Henle

    Segmen Tipis

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    10/46

    HISTOLOGI

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    D. URETER

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    11/46

    HISTOLOGI

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    E. VESICA URINARIA

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    12/46

    HISTOLOGI

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    F. KELENJAR PROSTAT

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    13/46

    PATOLOGI ANATOMI

    GLOMERULONEFRITIS KRONIK (G2)

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Sediaan diambil dari penderita yang meninggal akibat uremia.

    Makroskopis : Jaringan ginjal  “contracted kidney”  , konsistensi keras, setelah kapsul dilepas,tampak permukaan ginjal granuler, merata. Pada sayatan korteks tipis.

    Mikroskopis : Sebagian glomerulus dengan degenerasi hialin, sedangkan glomerulus lainnya

    atropi, hipertropi, tubulus melebar. Jaringan interstitium bersebukan sel-sel radang menahun

    dan fibrosis

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    14/46

    PATOLOGI ANATOMI

    NEFRITIS TOKSIKA (G3)

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Sediaan diambil dari seseorang yang meninggal karena keracunan

    Makroskopis  :Jaringan ginjal konsistensi lunak, korteks sebagian nekrosis, medulla masihbaik.

    Mikroskopis   :Sebagian besar glomerulus tidak menunjukan kelainan, sebagian kecil

    hiperemik, sel-sel epitel tubulus nekrosis, dalam lumen terdapat torak hialin. Keadaan ini

    merupakan “acute tubular  necrosis” 

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    15/46

    PATOLOGI ANATOMI

    PYELONEFRITIS (G4)

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Jaringan ginjal dari seorang penderita hipofungsi

    Makroskopis  : Jaringan ginjal berukuran kecil, simpai tebal sukar dilepaskan, permukaangranuler, tidak teratur. Pada penampang korteks tipis, batas korteks dan medulla tidak jelas.

    Mikroskopis   :Tampak sebagian mukosa dan dinding pielum ginjal, arsitektur ginjal tidak

    normal. Glomerulus sebagian hialinisasi, atropi, hipertropi, tubulus sebagian atropi, sebagian

    dengan lumen melebar berisi torak hialin yang memberikan gambaran tiroidisasi. Jaringan

    interstitium bersebukan sel-sel radang menahun, fibrosism dinding pembuluh darah kapiler

    menebal

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    16/46

    PATOLOGI ANATOMI

    TUMOR WILM (G5)

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Seorang anak laki-laki, 4 tahun dengan pembesaran abdomen dan hematuria. Ditemukan

    massa tumor retroperitoneum.

    Makroskopis   : Jaringan tumor berukuran diameter 10 cm, sebagian masih bersimpai,

    konsistensi kenyal. Pada sayatan berwarna kuning abu-abu, dengan bagian berwarna merah.

    Jaringan ginjal sukar ditemukan.

    Mikroskopis : Sel-sel tumor berbentuk bulat yang tersusun dengan sarcoma, pada beberapa

    bagian sel-sel tumor tersusun glanduler.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    17/46

    PATOLOGI ANATOMI

    RENAL CELL CARCINOMA (G7)

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Seorang laki-laki, 56 tahun dengan keluhan buang air kecil berwarna merah (hematuria).

    Gambaran radiologi abdomen terdapat massa retroperitoneum.

    Makroskopis   : Jaringan ginjal berukuran 15 x 10 x 10 cm, konsistensi kenyal, padapenampang tampak warna merah muda.

    Mikroskopis  : Kelompokan sel-sel tumor dipisahkan jaringan ikat fibrosa tipis. Sel tumor,

    sitoplasma cerah, inti bulat, pada bagian lain tumor terdapat sel tumor dengan inti besar

    gelap kadang tersusun alveolar dan tubuler.

    Clear Cell

    Dark Cell

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    18/46

    PATOLOGI ANATOMI

    KARSINOMA VESIKA URINARIA (G8)

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Seorang laki-laki (56 tahun) dengan keluhan buang air kecil berwarna merah. Dilakukan

    pemeriksaan sistoskopi, tampak massa di daerah trigonum vesica, bentuk papiler, mukosa di

    sekitarnya hiperemik, terdapat perdarahan kecil-kecil. Kemudian dilakukan biopsy.

    Makroskopis : Jaringan kecil

    Mikroskopis : Sediaan jaringan massa tumor terdiri dari sel-sel transisional, inti pleomorfik,

    hiperkromatik, tersusun papiler. Stroma bersebukan sel radang menahun.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    19/46

    PATOLOGI ANATOMI

    HIPERPLASIA PROSTAT (SRL 1)

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Seorang laki-laki (60 ahun) dengan keluhan tidak dapat buang air kecil. Pada pemeriksaan

    colok dubur terdapat pembesaran prostat. Dilakukan operasi.

    Makroskopis : Jaringan berwarna kecoklatan sebanyak 30 cc.

    Mikroskopis : Sediaan jaringan prostat terdiri dari stroma dan asini kelenjar prostat. Asini

    dilapisi epitel kubis proliferasi, sebagian asini dengan lumen melebar kistik, dalam lumen

    terdapat corpora amylaceae. Stroma jaringan ikat fibromuskuler bersebukan sel limfosit.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    20/46

    PATOLOGI ANATOMI

    ADENOKARSINOMA PROSTAT (SRL 2)

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Sediaan berasal dari hasil operasi prostat seorang laki-laki (60 tahun) dengan keluhan

    retensio urine. Pada pemeriksaan   “rectal   toucher ”   teraba prostat membesar, permukaan

    kasar, konsistensi keras.

    Makroskopis : Jaringan warna coklat, konsistensi keras, ukuran diameter 4 cm.

    Mikroskopis : Sediaan jaringan menunjukan pada satu bagian hiperplasia prostat. Terdapat

    sel-sel tumor tersusun membentuk asiner kecil-kecil, inti hiperkromatik, anak inti dapat

    ditemukan. Stroma diantara asini tipis/ tidak ditemukan.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    21/46

    MIKROBIOLOGI

    HARI ISampel : Urin Porsi Tengah (clean catch urine sample)

    Borang permintaan

    Media : Agar Darah Plat dan Agar Endo Steril

    Cara Kerja :Tanam sampel pada media agar

    Inkubasi pada suhu 37ᵒ C, 24 jam

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    HARI IIMedia : Agar Tabung atau Agar Darah Tabung

    Cara Kerja :

    Amati Koloni yang tumbuh dan hitung jumlah koloni pada agar darah plat dan

    endo•   Agar darah plat :

    o Tumbuh satu macam koloni, smooth jumlah lebih dari 100.000/cc urin

    •   Agar Endo :

    o Tumbuh satu macam koloni, smooth, warna merah, kilat logam,

     jumlah lebih dari 100.000/cc urin

    Pemeriksaan mikroskopis koloni yang tumbuh

    •   Bakteri berbentuk batang warna merah gram negatif (-)

    Isolasi koloni yang tumbuh pada agar darah tabung atau agar darah tabung →inkubasi pada suhu 37ᵒ C , 24 jam

    Koloni Bakteri pada agar Endo Koloni Bakteri pada Agar Darah Plat 

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    22/46 Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Bakteri Gram Negatif (-) pada pemeriksaan mikroskopis

    HARI IIIMedia : Media untuk tes biokimia dan Agar Mueller Hinton

    Cara Kerja :

    Lakukan pemeriksaan gram isolat dari agar tabung atau agar darah tabung →

    apabila isolate murni, lakukan tahap IDENTIFIKASI dan TES SENSITIVITAS

    terhadap beberapa antibiotik

    •   Identifikasi dengan menggunakan tes biokimia

    •   Tes sensitivitas dengan menggunakan metode difusi agar Kirby-Bauer

    Inkubasi pada suhu 37ᵒ C, 24 jam

    MIKROBIOLOGI

     Agar Mueller HInton

    Media untuk Tes Biokimia

     Agar Darah Plat 

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    23/46 Adelia Putri Sabrina 1102013005

    MIKROBIOLOGI

    HARI IVAmati hasil Tes Biokimia dan Tes Sensitivitas

    Laporkan dengan menulis hasil pada borang pemeriksaan

    Koloni Kuman di agar tabung Glukosa Laktosa Manitol Maltosa Sukrosa TSIA Gerak Indol MR VP Sitrat Urea

    +/g +/g +/g +/g +/g+/+ gas + + + - - -

    REAKSI BIOKIMIA Escherichia Coli 

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    24/46 Adelia Putri Sabrina 1102013005

    MIKROBIOLOGI

    CONTOHPertumbuhan Bakteri penyebab infeksi pada traktus urinarius pada plat agar

    darah (ADP) dan agar Endo:

    • Proteus sp.

    • Pseudomonas aeruginosa

    CONTOH

    Contoh identifikasi dan tes sensitivitas beberapa bakteri penyebab infeksi padatractus urinarius:

    • Proteus sp.

    • Pseudomonas aeruginosa

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    25/46 Adelia Putri Sabrina 1102013005

    MIKROBIOLOGI

    CONTOHContoh identifikasi dan tes sensitivitas beberapa bakteri penyebab infeksi pada

    tractus urinarius:

    • Proteus sp.

    • Pseudomonas aeruginosa

    Koloni Kuman di agar tabung Glukosa Laktosa Manitol Maltosa Sukrosa TSIA Gerak Indol MR VP Sitrat Urea

    Proteus Mirabilis   + - - - - -/+H2S + - + - + +

    Proteus Vulgaris   + - - - + -/+H2S + + + - + +

    REAKSI BIOKIMIA Proteus

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    26/46 Adelia Putri Sabrina 1102013005

    MIKROBIOLOGI

    Koloni Kuman di agar tabung Glukosa Laktosa Manitol Maltosa Sukrosa TSIA Gerak Indol MR VP Sitrat Urea

    Pigmen larut di dalam media   -/+ - - - - -/- + - - - + +/-

    REAKSI BIOKIMIA Pseudomonas Aeruginosa

    DAFTAR ANTIBIOTIK

    Amoxycillin (AML 25)

    Chloramphenicol (C 30)

    Erythromycin (E 15)

    Kanamycin (K 30)

    Tetracycline (TE 30)

    Penicillin G (P 10)

    Cefotiam (CTM 30)

    Sulbenicillin (SUL 100)

    Sulphamethoxazole (SXT 25)

    Vancomycin (VA 30)

    Streptomycin (S 10)

    Nitrofurantoin (F 300)

    Ofloxacin (OFX 5)

    Gentamicin (CN 10)

    Cefrpirome (CPO 30)

    Nalidixic Acid (NA 30)

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    27/46

    PATOLOGI KLINIK

    MATERI

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Prosedur Pemeriksaan Urin :

    •  Sebaiknya tidak dilakukan pada wanita yang sedang menstruasi atau keputihan. Jika

    terpaksa, harus memakai tampon yang bersih sebelum tes dan menyiapkan tissue

    bersih untuk mencegah kontaminasi.•  Pasien tidak harus puasa atau mengubah pola diet makanan sebelum pemeriksaan

    •  Menghindari aktivitas fisik berat

    •  Tidak mengkonsumsi obat nitrofurantoin, phenazopyridine, rifampin

    Jenis sampel urin :

    •  Urin pagi hari : Sehabis bangun tidur untuk tes kehamilan, sedimen urin, berat jenis dan

    proteinuria ortostatik

    •  Urin puasa : Untuk pemeriksaan glukosa

    • Urin postprandial : Untuk pemeriksaan glukosa dan protein (biasanya 2 jam setelahmakan)

    •  Urin 24 jam : Untuk pemeriksaan urin kuantitatif 

    •  Urin Midstream (pancar tengah) : Untuk Kultur Urin

    •  Urin Aspirasi Suprapubic : Untuk pemeriksaan sitologi dan kultur bakteri

    •  Three Glass Collection : Untuk pemeriksaan Prostat

    •  Urin Kateterisasi

    Pengawet Urin

    Prinsip kerja :

    Mencegah interfensi protein pada pemeriksaan bakteri protein, kestabilan zat terlarut,

    degenerasi sedimen organik (pus, silinder dan darah), degenerasi glukosa olehh bakteri

    dan jamur serta menjaga keasamaan pH dengan cara mencegah fermentasi basa

    Jenis Pengawet Urin :

    •  Toulena

    Pengawet urin yang berfungsi untuk menghambat perombakan urin oleh kuman,yang

    bekerja optimal pada keadaan dingin, biasanya digunakan untuk pengawetan glukosa,

    aseton dan asam aseto-asetat.

    •  Thymol Hampir sama dengan toulena dan bisa (+) palsu pada pemeriksaan albumin dan

    mengganggu pemeriksaan bilirubin jika berlebihan

    •  Formalin 40%

    Untuk pemeriksaan sedimen dan apabila dipakai berlebihan bisa menyebabkan

    pengendapan urea, pengendapan protein, tes reduksi (+) palsu, dll.

    •  Asam Sulfat Pekat 

    Pengawet urin yang digunakan guna menetapkan kuantitatif calsium, nitrogen dan

    kebanyakan zat anorganik lainnya. Yang berekasi dengan cara mencegah terlepasnya N

    dalam bentk amoniak dan mencegah terjadinya endapatn calsiumfosfat.•  Natrium Karbonat 

    Pengawet urin yang khusus dipakai untuk mengawetkan urobilinogen abila hendak

    memeriksa ekskresi per 24 jam.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    28/46

    PATOLOGI KLINIK

    MATERI

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    •  Kloroform

    Dipakai untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan tidak disarankan untuk

    pemeriksaan kultur bakteriologi dan pemeriksaan rutin karena merubah karakteristik

    sedimen seluler.•  Natrium Klorida Pekat 

    Natrium klorida pekat menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab

    pembusukan, kapang, dan khamir.

    •  Asam Borak 0,8%

    Berfungsi mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen, asam borak 0,8 %

    dapat mengawetkan urin selama lebih dari 7 hari, Mengawetkan Kreatinin, Asam urat,

    Glukosa, protein dan mempertahankan PH.

    Urin tanpa pengawet :- pH ↑   - Urobilinogen ↓

    - Glukosa ↓   - Nitrit ↑

    - Keton ↓   - Bakteri ↑

    - Bilirubin ↓   - Turbiditas ↑

    -Kekeruhan ↑   - Perubahan warna urin

    Pemeriksaan Urin Rutin terdiri dari :

      Pemeriksaan Fisik/ makroskopis:Warna, kejernihan/kekeruhan, BJ, bau, volume

      Pemeriksaan kimiawi :

    pH, glucose, ketones, protein, darah, bilirubin, urobilinogen, nitrite, leukocyte

    esterase

      Pemeriksaan Mikroskopis

    cells (RBC, WBC, epithelial), silinder, bacteria, yeasts, parasites, spermatozoa, mucous

    threads, crystals

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    29/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    PEMERIKSAAN URIN RUTIN

    PEMERIKSAAN MAKROSKOPISVolume

    Normal : Dewasa normal 800-2000 ml/ 24 jam dengan nilai rata-rata 1200-1500 ml

    Volume urine dipengaruhi oleh umur, intake, aktifitas, perspirasi, fungsi ginjal.

    •  Poliuria (peningkatan volume urine, > 3000 mL/24 jam)

    Ditemukan pada diabetes melitus, diabetes inpidus, glomerulo nefritis kronik, saat

    keadaan edema menghilang, masa penyembuhan febris akut, kondisi panik dan

    cemas, infus cairan intravena, konsumsi minuman yang bersifat diurtik (the, kopi dan

    alkohol)

    •  Oligouria (penurunan volume urine,

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    30/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Bau

    Normal : Urin mengandung bau aromatik samar yang disebabkan asam organik yang

    mudah menguap. Jika dibiarkan tanpa pengawet maka bau ammonia menjadi

    lebih dominan.

    Patologis⁻ Bau busuk (pada infeksi bakteri)

    ⁻ Bau buah-buahan (pada DM, dehidrasi dan kelaparan karena ada keton dalam urin)

    ⁻ Bau makanan atsiri (jengkol, petai, durian, kopi, dll)

    ⁻ Bau obat-obatan (terpentin, mentol, dll)

    Kejernihan

    Normal : Urin jernih atau sedikit keruh

    Bila keruh, mungkin desebabkan oleh bakteri, kristal , posfat, urat, eritrosit, epitel.

    Kekeruhan patologis :⁻ Fosfat amorf : biasanya pada pH netral atau basa. Bila ditambah asam akan jernih

    ⁻ Urat amorf : Membentuk sedimen berwarna merah muda

    ⁻ Pus (pyuria) : Bila ditambah asam tidak akan jernih kembali. Pada urin pH asam,

    seperti gumpalan dan pada urin pH basa seperti lendir.

    ⁻ Darah : Menimbulkan kekeruhan berwarna merah kecoklatan. Bila ditemukan 200 sel

    leukosit / 500 sel eritrosit per mm3 maka kekeruhan positif disebabkan oleh darah.

    ⁻ Bakteri :Kekeruhan berupa awan atau opalesen pada urin

    ⁻ Lemak (lipiduria) : kekeruhan seperti susu atau awan bergumpal

    ⁻ Chylus (chyluria) : kekeruhan seperti cream biasanya karena penyakit filariasis, trauma,

    tumor, dan obstruksi duktus thoracicus.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    31/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    PEMERIKSAAN URIN RUTIN

    PEMERIKSAAN KIMIABERAT JENISNormal (dewasa) :

    1.016-1.022 (periode waktu 24 jam)

    1.003-1.030 (urin sewaktu)

    Berhubungan erat dengan diuresis → Semakin besar diuresis, BJ semakin rendah

    BJ urine dipengaruhi oleh jumlah urine, komposisi urine,fengsi pemekatan ginjal.

    Patologis :

    •   BJ rendah (hypostenuria) : DM, Diabetes Insipidus, Glomerulonefritis, Pyelonefritis

    •   BJ tinggi (hyperstenuria) : Dehidrasi, Preoteinuria, Glikosuria, Syok, Fungsi Hati

    menurun, Gagal Jantung Kongestif, Insufisiensi adrenal,•   BJ menetap (isostenuria) : kegagalan fungsi tubulus ginjal karena BJ urin sama dengan

    BJ plasma darah

    RUMUS :

    Contoh :

    Suhu Ruangan → 23ᵒ

    Suhu Tera → 20ᵒ

    Cara Kerja :

    •   Urin ahrus segar dan dikocok dengan

    baik

    •   Tuang urin ke tabung silinder sampai

    urinometer bisa mengapung

      Putar urinometer namun tidakmenyentuh dinding tabung

    •   Bacalah hasil (garis dibawah

    meniskus) ; perhatikan suhu ruang

    dan suhu tera di urinometer

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    32/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    DERAJAT KEASAMAN (pH)Pengukuran pH urine dilakukan dengan kertas lakmus, kertass nitrazin, pH meter atau

    memakai reagen strip (carik celup)

    Normal : 4,5-8 ,0

    ⁻   Jika pH asam: Asidosis metabolik / respiratorik, demam, diet protein, pielonefritis.

    ⁻   Jika pH basa : Alkalosis metabolik/ respiratorik, retensi urine pada kandung kemih,

    sistitis kronis, anemia, muntah yang hebat.

    REDUKSI (Glukosa dan Nonglukosa)Pada keadaan normal tidak ditemukan glukosa didalam urine. Keadaan Glikosuria

    biasanya terjadi pada SindromCushing, Hiperglikemia dan DM

    Glikosuria tanpa hiperglikemia

    Kadar gula darah normal namun kemampuan reabsorpsi tubulus terhadap glukosa

    menurun sehingga sebagian glukosa di eksresi ke dalam urinTerjadi pada :

    • Glukosa renal

    • Yaitu, glukosa dibuang ke air kemih meskipun kadar glukosa didalam darah normal.

    • Hal ini terjadi karena adanya kelainan fungsi di tubuluss renalis.

    • Alkalimentasi

    • Kehamilan

    Glikosuria dengan hiperglikemia

    Kadar gula darah tinggi melewati kemampuan reabsorpsi tubulus

    Terjadi pada :• Diabetes melitus

    • Hipertiroid

    PEMERIKSAAN GLUKOSA DI LABORATORIUM

    Ada dua cara yaitu :

      Berdasarkan reduksi ion Cu (semikuantitatif/tidak spesifik)Prinsip : Menggunakan reagen benedict dan mereduksi ion cupri (Cu++) menjadi cupro

    (Cu+), bisa dalam bentuk CuOH (kuning ) atau Cu2O (merah) tergantung jumlah reduktor

    dalam urine.

    Cara kerja :

    •   Isi tabung dengan 5ml reagen benedict

    •   Teteskan 5-8 tetes larutan benedict ke dalam tabung

    •   Panaskan tabung sampai mendidih selama 5 menit

    •   Kocok tabung dan baca hasil tes secara semikuantitatif 

    Cara ini tidak spesifik karena beberapa pereduksi lain dapat mengacaukan hasil uji.

    Beberapa gula lain bisa menyebabkan hasil uji reduksi positif misalnya fruktosa, sukrosa,

    galaktosa, pentose, laktosa, dsb. Beberapa zat bukan gula yang dapat mengadakanreduksi seperti asam homogentisat, alkapton, formalin, glukoronat. Pengaruh obat :

    streptomisin, salisilat kadar tinggi, vitamin C,

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    33/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

      Berdasarkan enzimatik/ Carik Celup (spesifik)

    Prinsip : Glukosa → Asam Glukonat + H2O2 dengan enzim Glukosa Oksidase

    Cara kerja :

    •   Kocok urin sampai homogen

    •   Tuangkan urin ke dalam tabung reaksi sampai hampir penuh

    •   Celupkan carik celup ke dalam urin selama tidak lebih dari 1 menit

    •   Tiriskan kelebihan urin dengan menempelkan carik celup pada bibir tabung reaksi

    •   Ikuti petunjuk waktu pembacaan sesuai dengan brosur reagen

    •   Laporkan hasil sesuai dengan standar warna yang ada pada botol wadah carik celup

    Jangan mencelupkan carik celup terlalu lama, karena reagen akan terurai atauluntur ke dalam urin dan menghasilkan nilai yang lebih rendah

    Jenis Metode (+) Palsu (-) Palsu

    Metode Reduksi Asam Askorbat

    5-OH-indolacetic acid

    Homogentisic acid

    Aspirin

    L-DOPA

    Technical error :

    Unpreserved in room

    temperature (also occurs

    with enzymatic method)

    Metode Ezimatik Bahan pengoksidasi(hidrogen peroksida,

    hipoklorit, atau klorin)

    dalam wadah sampel

    urin, atau urine yang

    sangat asam (pH di

    bawah 4)

    Asam Askorbat5-OH-indolacetic acidHomogentisic acidAspirinL-DOPA

    Penilaian hasil (CARA REDUKSI/BENEDICT)

    Negatif : Tetap berwarna biru dan jernih

    Positif 1 (1+) : Berwarna hijau kekuningan dan keruh

    Positif 2 (2+) : Berwarna kuning keruh

    Positif 3 (3+) : Warna jingga atau lumpur keruhPositif 4 (4+) : Warna merah keruh

    (-) (1+) (2+) (3+) (4+)

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    34/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    PROTEIN Normal : 3 g /L per 24 jam

    Proteinuria Fisiologis

    Ditemukan protein dalam urine tetapi kelainan yang terjadi tidak menandakan adanya

    indikasi penyakit. Normalnya tidak boleh sampai + 1.

    Dapat ditemukan pada :

    •   Wanita hamil

    •   Demam

    •   Hipertensi•   Stres

    •   Kerja berat

    •   Bayi yang baru lahir (usia 1 minggu)

    •   Berdiri yang terlalu lama

    •   Kedinginan (karena adanya penekanan vena renali diginjal)

    Proteinuria Patologis

    Ditemukan protein didalam urine yang menandakan adanya indikasi penyakit.

    Proteinuria patologis dapat ditemukan pada:•   Sirosis hepatic

    •   Meningnitis

    •   Ascites

    •   Febris

    •   GNA ( Glomerulo Nefritis Akut )

    •   GNK ( Glomerulo Nefritis Kronis )

    •   PNA ( Pyelo Nefritis Akut)

    •   PNK ( Pyelo Nefritis Kronis )

    •   Urethritis

    •   Sistitis

    Hal yang menjadi penyebab proteinuria :

    •   Kerusakan Glomerulus

    Permeabilitas dinding kapiler glomerulus meningkat

    •   Kerusakan Tubulus

    Tubulus proksimal tidak mampu mereabsorpsi protein dengan berat molekul rendah

    yang merupakan bagian dari ultrafiltrat glomerulus

    •   Overflow

    Kelebihan protein dengan berat molekul rendah sehingga melebihi kemampuanreabsorpsi tubulus proksimal

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    35/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    PEMERIKSAAN PROTEIN

    •   REAGEN STRIP / DIPSTICK / CARIK CELUP

    Prinsip pemeriksaan ini berdasarkan fenomena “kesalahan penetapan pH karena

    adanya protein “ (protein error of indicator) → Hanya menilai albumin

    •   TEST PRESIPITASI (semikuantitatif)Prinsip pemeriksaan ini adalah menggunakan :

    ⁻   Panas →  Untuk mendenaturasi protein yang ada di dalam urin.

    ⁻   Asam → Untuk mencapai titik isoelektrik protein sehingga timbul kekeruhan

    Cara kerja :

    •   Isi 2 tabung reaksi masing-masing dengan 2 ml urin

    •   Tambahkan 8 tetes asam sulfosalisilat 20% pada tabung pertama dan kocok

    perlahan

      Bandingkan urin pada tabung pertama dengan tabung kedua. Jika sama jernihnya,maka hasilnya (-) dan pemeriksaan selesai

    •   Jika tabung pertama lebih keruh, panasilah tabung tertsebutdi atas nyala api

    sampai mendidih kemudian didinginkan

    •   Jika kekeruhan tetap ada selama proses pemanasan maupun setelah didinginkan

    maka hasilnya (+). Protein tersebut mungkin albumin, globulin atau keduanya.

    •   Jika kekeruhan hilang pada waktu pemanasan dan muncul kembali setelah

    didinginkan, mungkin penyebabnya adalah protein Bences-Jones dan perlu

    diselidiki lebih lanjut

    •   Hasil positif dinilai secara semikuantitatif berdasarkan derajat kekeruhan sebelum

    pemanasan

    Protein Bences-Jones (+) →   Multiple Myeloma, Makroglobulinemia

    Jenis Metode (+) Palsu (-) Palsu

    Reagen Strip   •   Technical error (prolongedcontact with urine)

    •   Hematuria•   Urine yang sangat basa

    Urine yang sangat encer, urine

    sangat asam (pH di bawah 3)

    Presipitasi   •  Radiographic dyes•  Tolbutamide metabolites•   Cephalosporin•   Penicillins•   Sulphonamides

    •   Urin sangat basa

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    36/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Penilaian hasil :

    Negatif : Tidak tampak kekeruhan sama sekali

    Positif 1 (1+) : Ada perbedaan kekeruhan tetapi tidak

    tampak butir-butir

    Positif 2 (2+) : Kekeruhan dengan butir-butir yang mudah

    dilihat

    Positif 3 (3+) : Urin jelas sangat keruh

    Positif 4 (4+) : Kekeruhan berkeping-keping atau bergumpalHasil Positif 2 (2+)

    ( - ) (1+) (2+) (3+) (4+)

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    37/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    KETON Keton merupakan hasil metabolisme lemak dan normalnya hampir tidak ada yang

    dikeluarkan lewat urin. Pada keadaan ketiadaan karbohidrat, maka lemak akan dipakai

    untuk sumber energi dan akibatnya banyak keton yang dihasilkan.

    Ada 3 jenis keton : Betahidroksibutirat, Asetoasetat, dan Aseton.

    Pemeriksaan keton :

    •  Reaksi Nitroprusida (Rothera)

    Berdasarkan reaksi antara nitroprusida dengan aseton dan asetoasetat membentuk

    warna ungu. Asam betahidroksibutirat tidak bereaksi dengan nitroprusida

    •  Reaksi ferriklorida (Gerhard)

    Berdasarkan reaksi antara ferriklorida dan asetoasetat membentuk zat berwarna

    merah anggur 

    Cara Kerja

      Cara Rothera

    •   Tuangkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi. Bubuhi kira-kira 1 gram (seujung

    sendok kecil) bubuk rothera dan kocok sampai larut

    •  Pegang tabung dengan sikap miring dan alirkan secara perlahan 1-2 ml

    ammoniumhidroksida 28% melalui dinding tabung, akan tampak 2 lapisan larutan

    •   Letakkan tabung secara vertical, bacalah hasilnya setelah 3 menit

    •  Hasil positif bila tampak warna ungu kemerahan pada perbatasan kedua larutan

    tersebut

     Cara Gerhard

    •  Tuangkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi

    •   Tuangkan sedikit-sedikit larutan ferriklorida 10% ke dalam urin tersebut sambil

    mengocok, sampai terbentuk presipitat

    •   Jika sudah terbentuk presipitat putih, urin disaring

    •  Tambahkan pada presipitat beberapa tetes larutan ferriklorida

    •  Hasil positif bila larutan berwarna merah coklat

    Jenis Metode (+) Palsu

    Gerhard   •  Salicylate derivatives

    Rothera   •   L-DOPA

    Ketonuria biasanya ditemukan pada :

    •   Diabetes Mellitus

    •   Muntah-muntah

    •   Starvation•   Malnutrisi

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    38/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    BILIRUBIN Normal : Tidak ada bilirubin dalam urin (jumlah total dalam tubuh = 0,2)

    Bilirubin dibentuk dari pemecahan hemoglobin di sel retikuloendotelial limpa dan

    sumsum tulang.

    •  Di dalam aliran darah, bilirubin berikatan dengan albumin (bilirubin indirect → bersifat

    tidak larut dalam air dan tidak dikeluarkan lewat urin) untuk diangkut ke hepar.

    •  Di dalam sel hepar, bilirubin ini lepas dari albumin dan dikonjugasi asam glukoronat

    menjadi bilirubin terkonjugasi (bilirubin direct →  bersifat larut dalam air) dan dapat

    dieksresi lewat ginjal namun jumlahnya tidak signifikan.

    Keadaan bilirubinuria dapat ditemukan padapenyakit hepatoseluler atau sumbatan pada

    empedu intra/ekstrahepatal

    Pemeriksaan bilirubin :

    •  Oxidation (Harrison’s)

    Bilirubin dioksidasi menjadi biliverdin yang berwarna hijau dengan reagen Fouchet•  Diazotisation (reagent strip)

    Berdasarkan reaksi diazotisasi antara bilirubin dalam urin dengan senyawa diazo pada

    carik celup.

    Jenis Metode (+) Palsu (-) Palsu

    Diazotisation (Reagen Strip)   •   Pemakaian obat yang

    menyebabkan urine menjadi

    berwarna merah

    •   Urin mengandung banyak

    asam askorbat (vitamin C)

     Kadar nitrit ↑•  Asam urat ↑

    •   Spesimen urin terpajan sinar

    matahari (ultraviolet)

    langsung.

    Oxidation (Harrison)

    Fouchet

    •   Adanya metabolit aspirin,urobilin atau indikan,urobilinogen

    •  Bilirubin teroksidasi menjadibiliverdin akibat penundaanpemeriksaan.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    39/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Cara Kerja

    Percobaan Busa :

    •  Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi dan kocoklah kuat-kuat

    •  Adanya busa berwarna kuning merupakan tanda bahwa bilirubin mungkin ada

    •  Busa urin berwarna putih atau kuning muda menandakan bahwa urin tidak

    mengandung bilirubin

    Percobaan Harrison :

    •   Tuangkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi

    •   Tambahkan 5 ml larutan Barium Klorida 10% campur dan saringlah

    •  Kertas saring yang mengandung presipitat, dibuka lipatannya dan diletakkan mendatar

    diatas corong dan bairkan sampai kering

    •   Teteskan 2-3 tetes reagen fouchet ke atas presipitat pada kertas saring tersebut

    •  Hasil positif bila timbul warna hijau

    Percobaan Harrison :

    Sudah tidak dipakai lagi

    Percobaan Carik Celup :

    Bilirubin (+) / Bilirubinuria

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    40/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    UROBILINOGEN Normal : < 1 E.U. (random) atau < 1 – 4 E.U. (24 hr)

    Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar ↓atau

    terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinal yang melebehi batas

    kemampuan hepar.

    Urobilinogen ↑ dijumpai pada :

    Destruksi hemoglobin berlebihan (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab

    apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar,

    keganasan hepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus,

    mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit.

    Test : Wallace-Diamond’s (Ehrlich’s)

    Pemeriksaan urobilinogen biasanya digunakan untuk mendeteksi pemecahan eritrosit

    yang berlebihan

    NITRIT Di dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme protein, yang

    kemudian jika terdapat bakteri dalam jumlah yang signifikan dalam urin (Escherichia coli,

    Enterobakter, Citrobacter, Klebsiella, Proteus) yang megandung enzim reduktase, akan

    mereduksi nitrat menjadi nitrit. Hal ini terjadi bila urine telah berada dalam kandung

    kemih minimal 4 jam.

    Spesimen terbaik untuk pemeriksaan nitrit adalah   urine pagi   dan diperiksa dalam

    keadaan segar, sebab penundaan pemeriksaan akan mengakibatkan perkembang biakanbakteri di luar saluran kemih, yang juga dapat menghasilkan nitrit.

    Test : Griess reaction (reagent strip)

    LEUKOSIT ESTERASE Hasil tes leukosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit (granulosit),

    baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis

    (+) palsu : Zat pengoksidasi kuat (penggunaan pengawet formaldehid)

    (-) palsu : Glukosa, Protein dan Berat Jenis yang tinggi

    DARAH SAMARNormal : Tidak ada darah dalam urin

    Jika ada darah dapat berupa hematuria (merah keruh) / hemoglobinuria (merah cerah)

    Pemeriksaan kimia untuk mendeteksi adanya darah samar dalam urin didasarkan pada

    aktifitas hemoglobin sebagai peroksidase   yang mengkatalisa reaksi antara hidrogen

    peroksida dengan kromogen teramethylbenzidine yang menghasilkan warna biru

    Darah samar mengandung Eritrosit, Mioglobin dan Hemoglobin.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    41/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    PEMERIKSAAN MIKROSKOPISSedimen

    Untuk membuat sedimen, minimal volume urin 8-10 ml. Sedimen dapat diperiksa

    menggunakan pewarnaan Steinheimer-Malbin

    Ada 2 jenis sedimen :•  Organik   : eritrosit, leukosit, oval fat bodies, silinder (hialin, granula, lilin, dll),

    mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit), spermatozoa, benang lendir, silindroid,

    potongan jaringan

    •  Anorganik   : amorf (urat, fosfat), kristal (kalsium oksalat, triplefosfat, kolesterol,

    cystine, leucine, dll), bahan lemak

    Cara kerja :

    •  Kocok urin sampai homogen

    •  Masukkan 10-12 ml urin ke dalam tabung sentrifus

    •  Pusingkan selama 5 menit pada alat sentrifugasi dengan kecepatan 1500-2000 rpm

    •  Tuang isi tabung dengan gerakan cepat, tegakkan kembali tabung sehingga urin yang

    tersisa kira-kira 0,5 ml.

    •   Setelah sedimen dicampur, teteskan 1 tetes sedimen pada kaca objek dan tutup

    dengan kaca penutup

    •  Lihat dibawah mikroskop dengan pencahayaansedikit (kondensor diturunkan,

    diafragma dikecilkan)

    •  Laporkan unsur sedimen dengan objektif 10x (lapangan penglihatan kecil/LPK),

    kemudian dengan objektif 40x (lapangan penglihatan besar/LPB)

    Pembesaran 10x → Untuk mencari silinder, epitel, dan kristal.

    Pembesaran 40x → Untuk mencari eritrosit dan leukosit.

    A. ERITROSIT

    Normal 0-1 /lpb

    Ditemukan pada pasien hematuria pada trauma ginjal, tumor ginjal, TBC ginjal

    B. LEUKOSIT

    Normal : 0-5 / LPB (bergranula)

    Ditemukan padda pasien leukosituria, pada sistitis, pielonefritis.

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    42/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    C. SEL EPITEL

    Bertambah banyak pada penderita glomerulonefritis .

    Positif pada radang selaput lendir pada traktus

    urinarium.

    Oval Fat Bodies :

    Epitel yang mengandung lemak, berasal dari sindroma

    nefrotik (SN)

    D. SILINDERBentuk silindrik komposisi terutama mucoprotein (Tamm-Horsefall mucoprotein) yangdisekresi oleh sel epitel tubulus ginjal

    Syarat terbentuknya Silinder :PH AsamKonsentrasi garam tinggiAliran rendahProtein

    Macam-macam Silinder :

    •   Silinder Hialin: normal : 0 – 2 / lpf Biasanya pada individu normal pada keadaan dehidrasi, aliran urin yang rendah, urine

    pekat, atau urin asam atau olahraga berat.

    •   Silinder Seluler 

    Silinder Eritrosit → Kelainan Glomerular / urinary tract injury (bleeding)

    Silinder Leukosit → Inflamasi atau infeksi Ginjal

    Silinder Epitel → Infeksi akut tubulus ginjal

    SILINDER

    ERITROSIT 

    SILINDER

    LEUKOSIT 

    SILINDER

    EPITEL

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    43/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    •   Silinder Granular 

    ⁻  Makna Klinis : Penyakit ginjal kronis yang signifikan, nefritis kronik

    ⁻   Silinder tersering ke 2 dijumpai di urin

    ⁻   Mengandung butiran halus mungkin muncul abu-abu atau kuning pucat dalam

    warna atau tampak hitam karena kepadatan butiran.

    •   Silinder Lilin

    ⁻  Merupakan hasil dari degenerasi silinder granular.⁻  Biasanya menunjukkan gagal ginjal. hipertensi ganas dan diabetes

    ⁻  Morfologi: lebih besar dari silinder hialin, lebih kaku, tepi tajam dan terlihat patah,

    tampak kuning, abu-abu, atau tidak berwarna.

    E. KRISTAL

    Normal

    Urin pH asam

    • Asam Urat

    • Amorphous urate

    • Sodium urate• Calcium oxalate

    Urin pH basa

    • Triple phosphate

    • Amorphous phosphate

    • Calcium phosphate

    • Ammonium biurate Etc.

    Abnormal

    •   Cystine

    •   Cholesterol

    •   Leucine

    •   Tyrosine•   Bilirubin

    •   SulfonamideKristal Asam Urat

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    44/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    Silinder Leukosit

    Silinder Granula

    EPITEL

    LEUKOSIT

    ERITROSIT

    Khas :

    •   Silinder Eritrosit : Glomerulonefritis

    •   Silinder Leukosit : Pyelonefritis

    •   Oval Fat Bodies : Sindrom Nefrotik

    •   Hematuria disertai Proteinuria = Kerusakan

    Glomerulus

    •   Hematuria tanpa Proteinuria = Kerusakan Tubulus

    → Batu / Kristal

    •   Leukosit Esterase (+) Bakteri (+) Nitrit (+) =

    Terinfeksi bakteri yang mempunyai enzim nitrat

    reductase

      Leukosit Esterase (+) Bakteri (-) Nitrit (-) =Peradangan atau Inflamasi

    •   Leukosit Esterase (+) Bakteri (+) Nitrit (-) =

    Terinfeksi bakteri yang tidak mempunyai enzim

    nitrat reductase

    •   Epitel squamosa → dari uretra

    •   Epitel Transisional → dari Vesica Urinaria

    •   Epitel Renal Tubuh → dari Tubulus, Glomerulus

    Hasil mikroskopis•   Jika ditemukan banyak silinder → ISK atas.

    •   Jika ditemukan banyak epitel → ISK bawah

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    45/46

    PATOLOGI KLINIK

     Adelia Putri Sabrina 1102013005

    •   Macam-macam Kristal

    KRISTAL NORMAL

    Kristal Kalsium Oksalat Kristal Asam Urat Kristal Triple Fosfat

    Kristal Ammonium Biurat Kristal Amorphous Urate Kristal Kalsium Fosfat

    KRISTAL PATOLOGIS (ABNORMAL)

    Kristal Bilirubin Kristal Cystine Kristal Tyrosine

    Kristal Leucine Kristal Kolesterol Kristal Sulfonamide

    http://www.agora.crosemont.qc.ca/urinesediments/imgstore/crs0021.jpg

  • 8/17/2019 Integrasi Blok Urin Lock

    46/46

    PATOLOGI KLINIK

    •   TES KEHAMILAN

    Prinsip : reaksi imunologi

    Bahan dan alat :

    1. Reagen

    2. Urin pagi/sewaktu dg BJ lebih dari 1.005 sampel tdk boleh berumur lebih dari 72ham disimpan dalam suhu 2-8oC

    3. Tabung reaksi

    4. Pipet tetes

    Dasar tes ini : peningkatan hCG dalam urin, terutama subunit beta yang merupakan tes

    yang paling sensitif dan spesifik untuk kehamilan awal

    Dengan reagen carik celup

    1. Siapkan urin pada tabung reaksi

    2. Celupkan carik celup yang berisi

    reagensia pada tabung tsb selama 1

    menit

    3. Angkat dan tiriskan pada tepi tabung

    reaksi

    4. Baca hasil

    Dengan reagen dalam plat

    1. Siapkan plat yang berisi regen

    2. Teteskan urin sampel pada lubang

    sampel sebanyak 3 tetes

    3. Tunggu reaksi berjalan kurang lebih

    3 menit

    4. Baca hasil

    CREATININ CLEARANCE TEST (CCT)Memakai Urin 24 jam untuk pemeriksaan

    Bila hasil pemriksaan dibutuhkan dalam waktu singkat dan tidak mungkin mengumpukjan

    urin dalam jumlah yang adekuat dapat digunakan rumus Cockroft-Gault (berdasarkan

    umur, berat badan dan kreatinin serum)

    Menggunakan rumus Cockroft-Gault :

    Body Surface : berat badan dan umur dilihat

    dari normogram