refarat demam

Upload: yudhi123456

Post on 03-Jun-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 refarat demam

    1/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang1

    Tujuan dari pengaturan suhu adalah mempertahankan suhu tubuh inti tubuh

    sebenarnya pada set level sekitar 37oC. Berbeda degan hipertermia pasif, set level

    meningkat ketika demam. Demam yang terjadi jika pirogen endogen yang

    dikeluarkan oleh sel sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi meningkat titik

    patokan suhu hipotalamus dan secara patofisiologis demam merupakan peningkatan

    hermoregulatory set pointdari pusat hipotalamus yang diperantarai oleh interleukin

    !"#$%. &edangkan secara klinis demam adalah peningkatan suhu tubuh oC atau lebih

    besar di atas nilai rerata suhu normal di tempat pencatatan. &ebagai respons terhadap

    perubahan set pointini, terjadi proses aktif untuk mencapaiset pointyang baru. 'al

    ini dicapai secara fisiologis dengan meminimalkan pelepasan panas dan memproduksi

    panas (leh karena itu, dalam keadaan ini mekanisme pengaturan suhu berperan untuk

    mempertahankan suhu yang meningkat ini. 'al ini tampak jelas ketika demam

    meningkat, karena nilai sebenarnya menyimpang dari set level yang tiba tiba

    meningkat, pengeluaran panas akan dikurangi melalui penurunan aliran darah ke kulit

    sehingga kulit menjadi dingin. &elain itu, produksi panas juga meningkat karena

    menggigil !tremor%. )eadaan ini berlangsung terus sampai nilai sebenarnya mendekati

    set level yang baru. Bila demam turun, sekali lagi set level akan turun sehingga

    sekarang nilai sebenarnya yang menjadi terlalu tinggi. *ada keadaan ini, aliran darah

    ke kulit meningkat sehingga orang tersebut akan merasa kepanasan dan mengeluarkan

    keringat yang banyak.

    1.2 Masalah

    +eferat ini membahas mengenai defenisi, pola klasifikasi, patofisiologi, efek,

    penatalaksanaan dan komplikasi dari demam.

    1.3 Tujuan Penulisan

    engenai defenisi, pola klasifikasi, patofisiologi, efek, penatalaksanaan dan

    komplikasi dari demam.

  • 8/13/2019 refarat demam

    2/17

    1.4 Met!e Penulisan

    +eferat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjuan pustaka yang merujuk

    dari berbagai literatur.

    -

  • 8/13/2019 refarat demam

    3/17

    BAB II

    TIN"AUAN PU#TA$A

    2.1. De%inisi

    International Union of Physiological Sciences Commission for Thermal

    Physiology mendefinisikan demam sebagai suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang

    sering !tetapi tidak seharusnya% merupakan bagian dari respons pertahanan organisme

    multiselular !host% terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik

    atau dianggap asing oleh host. l$+ahdi dan ka/an$ka/an mendefinisikan demam

    !pireksia% dari segi patofisiologis dan klinis. &ecara patofisiologis demam adalah

    peningkatan thermoregulatory set pointdari pusat hipotalamus yang diperantarai oleh

    interleukin !"#$%. &edangkan secara klinis demam adalah peningkatan suhu tubuh

    oC atau lebih besar di atas nilai rerata suhu normal di tempat pencatatan. &ebagai

    respons terhadap perubahanset pointini, terjadi proses aktif untuk mencapaiset point

    yang baru. 'al ini dicapai secara fisiologis dengan meminimalkan pelepasan panas

    dan memproduksi panas.,-

    &uhu tubuh normal bervariasi sesuai irama suhu circardian !variasi diurnal%.

    &uhu terendah dicapai pada pagi hari pukul 01.00 2 0.00 dan tertinggi pada a/al

    malam hari pukul .00 2 4.00. )urva demam biasanya juga mengikuti pola diurnal

    ini.,-&uhu tubuh juga dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan, meliputi usia,

    jenis kelamin, aktivitas fisik dan suhu udara ambien. (leh karena itu jelas bah/a

    tidak ada nilai tunggal untuk suhu tubuh normal. 'asil pengukuran suhu tubuh

    bervariasi tergantung pada tempat pengukuran !Ta&el 1%.3,1

    Ta&el 1.&uhu normal pada tempat yang berbeda

    Tempat

    pengukuran5enis termometer

    +entang6 rerata

    suhu normal !oC%

    Demam

    !oC%ksila ir raksa, elektronik 31,7 2 37,36 3,1 37,1

    &ublingual ir raksa, elektronik 38,8 2 37,86 3, 37,

    +ektal ir raksa, elektronik 3, 2 37,96 37 34

    Telinga misi infra merah 38,7 2 37,86 3, 37,

    &uhu rektal normal 0,-7o 2 0,34oC !0,8o2 0,7o:% lebih tinggi dari suhu oral. &uhu

    aksila kurang lebih 0,88oC !o:% lebih rendah dari suhu oral.8 ;ntuk kepentingan

    klinis praktis, pasien dianggap demam bila suhu rektal mencapai 34oC, suhu oral

    37,oC, suhu aksila 37,1oC, atau suhu membran tympani mencapai 37,oC.

    3

  • 8/13/2019 refarat demam

    4/17

    'iperpireksia merupakan istilah pada demam yang digunakan bila suhu tubuh

    melampaui 1,oC !0o:%.8

    2.2. Pla !e'a'

    "nterpretasi pola demam sulit karena berbagai alasan, di antaranya telah

    mendapat antipiretik sehingga mengubah pola, atau pengukuran suhu secara serial

    dilakukan di tempat yang berbeda. kan tetapi bila pola demam dapat dikenali,

    /alaupun tidak patognomonis untuk infeksi tertentu, informasi ini dapat menjadi

    petunjuk diagnosis yang berguna !Ta&el 2.%.

    Ta&el 2.*ola demam yang ditemukan pada penyakit

    *ola demam *enyakit

    )ontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan

    +emitten &ebagian besar penyakit virus dan bakteri

    "ntermiten alaria, limfoma, endokarditis

    'ektik atau septik *enyakit )a/asaki, infeksi pyogenik

    uotidian )ala a?ar, arthritis gonococcal,juvenile rheumathoid

    arthritis, beberapa drug fever!contoh karbama?epin%

    +elapsing atau periodik alaria tertiana atau kuartana, brucellosis

    Demam rekuren Familial Mediterranean fever

    *enilaian pola demam meliputi tipe a/itan !perlahan$lahan atau tiba$tiba%, variasi

    derajat suhu selama periode -1 jam dan selama episode kesakitan, siklus demam, dan

    respons terapi. @ambaran pola demam klasik meliputiA,-,$4

    De'a' kntin(u !)a'&ar 1.% atau sustained fever ditandai oleh peningkatan

    suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,1oC selama periode -1

    jam. :luktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.

    )a'&ar 1. *ola demam pada demam tifoid !memperlihatkan bradikardi relatif%

    1

  • 8/13/2019 refarat demam

    5/17

    De'a' re'itenditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai

    normal dengan fluktuasi melebihi 0,8oC per -1 jam. *ola ini merupakan tipe

    demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifikuntuk penyakit tertentu !)a'&ar 2.%. ariasi diurnal biasanya terjadi, khususnya

    bila demam disebabkan oleh proses infeksi.

    )a'&ar 2.Demam remiten

    *ada !e'a' inter'itensuhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi

    hari, dan puncaknya pada siang hari !)a'&ar 3.%. *ola ini merupakan jenis

    demam terbanyak kedua yang ditemukan di praktek klinis.

    )a'&ar 3. Demam intermiten

    De'a' se*tik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten

    menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat besar.

    De'a' +uti!ian, disebabkan oleh *. iva=, ditandai dengan paroksisme

    demam yang terjadi setiap hari.

    De'a' +uti!ian gan!a !)a'&ar 4.%memiliki dua puncak dalam - jam

    !siklus - jam%

    8

  • 8/13/2019 refarat demam

    6/17

    )a'&ar 4.Demam >uotidian

    Undulant fevermenggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap

    tinggi selama beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.

    De'a' la'a ,prolonged fever- menggambarkan satu penyakit dengan lama

    demam melebihi yang diharapkan untuk penyakitnya, contohnya 0 hari untuk

    infeksi saluran nafas atas.

    De'a' rekurenadalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular

    pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama !contohnya traktus

    urinarius% atau sistem organ multipel.

    De'a' &i%asik menunjukkan satu penyakit dengan - episode demam yang

    berbeda !camelback fever pattern atau saddleback fever%. *oliomielitis

    merupakan contoh klasik dari pola demam ini. @ambaran bifasik juga khas untuk

    leptospirosis, demam dengue, demam kuning, Colorado tick fever,spirillary rat!

    bite fever!&pirillum minus%, dan"frican hemorrhagic fever!arburg, bola, dan

    demam #assa%.

    Relapsingfeverdan !e'a' *eri!ikA

    o De'a' *eri!ikditandai oleh episode demam berulang dengan interval

    regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari,

    beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat

    dilihat adalah malaria !istilah tertiana digunakan bila demam terjadi setiap

    hari ke$3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke$1% !)a'&ar .%dan

    brucellosis.

  • 8/13/2019 refarat demam

    7/17

    )a'&ar . *ola demam malaria

    o

    Relapsing feveradalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekurenyang disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia !)a'&ar /.%dan

    ditularkan oleh kutu !louse$borne +:% atau tick!tick$borne +:%.

    7

  • 8/13/2019 refarat demam

    8/17

    )a'&ar /. *ola demam Borreliosis !pola demam relapsing%

    *enyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara

    tiba$tiba berlangsung selama 3 2 hari, diikuti oleh periode bebas demam

    dengan durasi yang hampir sama. &uhu maksimal dapat mencapai 10,

    o

    Cpada tick!borne fever dan 39,8oC pada louse!borne. @ejala penyerta

    meliputi myalgia, sakit kepala, nyeri perut, dan perubahan kesadaran.

    +esolusi tiap episode demam dapat disertai #arish!$er%heimer reaction

    !5'+% selama beberapa jam ! 2 4 jam%, yang umumnya mengikuti

    pengobatan antibiotik. +eaksi ini disebabkan oleh pelepasan endoto=in

    saat organisme dihancurkan oleh antibiotik. 5'+ sangat sering ditemukan

    setelah mengobati pasien syphillis. +eaksi ini lebih jarang terlihat pada

    kasus leptospirosis, #yme disease, dan brucellosis. @ejala bervariasi dari

    demam ringan dan fatigue sampai reaksi anafilaktikfull!blo&n.

    o Contoh lain adalah rat$bite fever yang disebabkan oleh &pirillum minus

    dan &treptobacillus moniliformis. +i/ayat gigitan tikus 2 0 minggu

    sebelum a/itan gejala merupakan petunjuk diagnosis.

    o Demam *el$bstein !)a'&ar 0.%, digambarkan oleh *el dan bstein pada

    447, pada a/alnya dipikirkan khas untuk limfoma 'odgkin !#'%. 'anya

    sedikit pasien dengan penyakit 'odgkin mengalami pola ini, tetapi bila

    ada, sugestif untuk #'. *ola terdiri dari episode rekuren dari demam yang

    berlangsung 3 2 0 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang

    serupa. *enyebab jenis demam ini mungkin berhubungan dengan destruksi

    jaringan atau berhubungan dengan anemia hemolitik.

    4

  • 8/13/2019 refarat demam

    9/17

    )a'&ar 0. *ola demam penyakit 'odgkin !pola *el$bstein%.

    2.3. $lasi%ikasi !e'a'

    )lasifikasi demam diperlukan dalam melakukan pendekatan berbasis

    masalah.-;ntuk kepentingan diagnostik, demam dapat dibedakan atas akut, subakut,

    atau kronis, dan dengan atau tanpa locali'ing signs.7 Ta&el 3. dan Ta&el 4.

    memperlihatkan tiga kelompok utama demam yang ditemukan di praktek beserta

    definisi istilah yang digunakan.

    Ta&el 3.Tiga kelompok utama demam yang dijumpai pada praktek

    $lasi%ikasi Pen(e&a& terseringLa'a !e'a'

    *a!a u'u'n(a

    Demam dengan locali'ing

    signs"nfeksi saluran nafas atas minggu

    Demam tanpa locali'ing

    signs

    "nfeksi virus, infeksi saluran

    kemihminggu

    Fever of unkno&n origin"nfeksi,juvenile idiopathic

    arthritis minggu

    Ta&el 4.Definisi istilah yang digunakan

    Istilah De%inisi

    Demam dengan

    locali'ation

    *enyakit demam akut dengan fokus infeksi, yang dapat

    didiagnosis setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik

    Demam tanpa locali'ation *enyakit demam akut tanpa penyebab demam yang jelas

    setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik

    #etargi )ontak mata tidak ada atau buruk, tidak ada interaksi

    dengan pemeriksa atau orang tua, tidak tertarik dengan

    sekitarnya

    9

  • 8/13/2019 refarat demam

    10/17

    To%ic appearance @ejala klinis yang ditandai dengan letargi, perfusi buruk,

    cyanosis, hipo atau hiperventilasi

    "nfeksi bakteri serius enandakan penyakit yang serius, yang dapat

    mengancam ji/a. Contohnya adalah meningitis, sepsis,

    infeksi tulang dan sendi, enteritis, infeksi saluran kemih,

    pneumonia

    Bakteremia dan

    septikemia

    Bakteremia menunjukkan adanya bakteri dalam darah,

    dibuktikan dengan biakan darah yang positif, septikemia

    menunjukkan adanya invasi bakteri ke jaringan,

    menyebabkan hipoperfusi jaringan dan disfungsi organ

    De'a' !engan localizing signs

    *enyakit demam yang paling sering ditemukan pada praktek berada pada kategori

    ini !Ta&el .%. Demam biasanya berlangsung singkat, baik karena mereda secara

    spontan atau karena pengobatan spesifik seperti pemberian antibiotik. Diagnosis

    dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dan dipastikan dengan

    pemeriksaan sederhana seperti pemeriksaan foto rontgen dada.

    Ta&el . *enyebab utama demam karena penyakit locali'ed signs

    $el'*k Pen(akit

    "nfeksi saluran nafas

    atas

    "&* virus, otitis media, tonsillitis, laryngitis, stomatitis

    herpetika

    *ulmonal Bronkiolitis, pneumonia

    @astrointestinal @astroenteritis, hepatitis, appendisitis

    &istem saraf pusat eningitis, encephalitisksantem Campak, cacar air

    )olagen (heumathoid arthritis, penyakit )a/asaki

    Eeoplasma #eukemia, lymphoma

    Tropis )ala a?ar, cickle cell anemia

    De'a' tan*a localizing signs

    &ekitar -0F dari keseluruhan episode demam menunjukkan tidak ditemukannya

    locali'ing signs pada saat terjadi. *enyebab tersering adalah infeksi virus,

    terutama terjadi selama beberapa tahun pertama kehidupan. "nfeksi seperti ini

    0

  • 8/13/2019 refarat demam

    11/17

  • 8/13/2019 refarat demam

    12/17

    Demam terutama biasa terjadi pada fase akut. *ada keadaan ini, ?at yang

    menimbulkan demam !pirogen% menyebabkan perubahan pada set point . *irogen

    eksogen merupakan bagian dari patogen, diantaranya yang paling efektif adalah

    kompleks lipopolisakarida !endotoksin% bakteri gram negatif. *atogen atau pirogen

    seperti ini diopsonisasi oleh komplemen dan difagosit oleh makrofag, misalnya sel

    kuppler di hati. *roses melepaskan sejumlah sitokin diantarang pirogen endogen

    interleukin I, J, , 4 dan interferon I- dan gamma, TE: I dan TE: J,

    machropage$inflamatory protein "* ,dll. &itokin ini diduga mencapai organ

    sirkumventrikuler otak yang tidak memiliki sa/ar darah otak. (leh karen itu, sitokin

    dapat menyebabkan reaksi demam pada organ organ ini atau yang berdekatan dengan

    area preoptik dan organ vaskulosa lamina terminalis melalui prostaglandin *@-.

    (bat penurun panas bekerja secara efektif di daerah ini. 5adi asam asetilsalisilat,

    misalnya menghambat en?im yang membentuk *@-dari asam arakhidonat. &etelah

    penyuntikan lipopolisakarida secara intravena, sitokin yang telah disebutkan diatas

    baru ditemukan dalam /aktu 30 menit setelah onset demam dan munculnya sitokin

    dapat dihambat melalui vagotomi subdiafragma. Tampaknya, pirogen eksogen

    merangsang area preoptik dan (#T juga melalui serabut aferen abdomen, terdapat

    kemungkinan bah/a ?at pemba/a sinyal yang dilepaskan oleh sel kupffer di hati

    merangsang serabut yang dekat dengan saraf aferen vagus, yang kemudian

    menjalarkan sinyal pirogen melalui nukelus solitarius ke keolompok sel noradrenalin

    dan -. &elanjutnya, sinyal ini berproyeksi dari traktus noradrenalin ventral ke

    neuron yang mengatur demam di area preoptik dan (#T. Eoradrenalin yang

    dilepaskan didaerah tersebut menimbulkan pembentukan *@- dan mengakibatkan

    demam. *roses ini juga melepaskan adiuretin !D' 6 efek reseptor %, I!

    melanocyte!stimulating hormon *I$&'%, dan croticotropin$relasing hormone

    corticoliberin !C+'%, yang mengatasi demam dengan membentuk antiperetik endogen

    melalui jalur umpan balik negatif.

    -

  • 8/13/2019 refarat demam

    13/17

    2. E%ek !ari De'a'

    kibat yang ditimbulkan oleh demam adalah peningkatan frekuensi denyut

    jantung !4$- menitG0C% dan metabolisme energi. 'al ini menimbulkan rasa lemah,

    nyeri sendi dan sakit kepala, peningkatan gelombang tidur lambat ! yang berperan

    dalam perbaikan fungsi otak%, dan pada keadaan tertentu bisa menimbulkan gangguan

    kesadaran dan presepsi !delerium karena demam% serta kejang !sering pada anak%.

    2./ Penatalaksanaan De'a'

    menghilangkan gejala demam

    o secara non farmakologi

    ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal

    *akaian anak diusahakan tidak tebal

    emberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air

    meningkat

    emberikan kompres.

    o &ecara farmakologi

    (bat$obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari

    golongan yang bermacam$macam dan sering berbeda dalam susunan

    kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya.

    3

  • 8/13/2019 refarat demam

    14/17

    Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan

    pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat en?im

    cycloo%ygenase.setaminofen merupakan derivat para$aminofenol yang

    bekerja meneakn pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam

    susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 0$8 mgrGkgBBGkali tiap 1

    jam maksimal 8 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgrGkbBBGhari. *ada

    umumnya dosis ini dapat ditoleransi dengan baik. Dosis besar jangka

    lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar. *emberiannya

    dapat secara per oral maupun rektal. Turunan asam propionat seperti

    ibuprofen juga bekerja menekan bentukan prostaglandin. (bat ini

    bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. fek samping yang

    timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang

    dibandingkan aspirin. fek samping hematologis yang berat meliputi

    agranulositosis dan anemia aplastik. fek terhadap ginjal berupa gagal

    ginjal akut !terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen%. Dosis

    terapeutik yaitu 8$0 mgrGkgBBGkali tiap sampai 4 jam. etami?ole

    !antalgin% bekerja menekan pembentukkan prostaglandin. empunyai

    efek antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. fek samping

    pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplastik dan perdarahan

    saluran cerna. Dosis terapeutik 0 mgrGkgBBGkali tiap $4 jam dan

    tidak dianjurkan unut k anak kurang dari bulan.*emberiannya

    secara per oral, intramuskular atau intravena.sam mefenamat suatu obat

    golongan fenamat. )hasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai

    antipiretik. fek sampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.

    Dosis pemberiannya -0 mgrGkgBBGhari dibagi 3 dosis. *emberiannya secara

    per oral dan tidakboleh diberikan anak usia kurang dari bulan.

    pemberian antibiotik jika infeksi yang terjadi disebabkan oleh karena bakteri atau sejenisnya

    memberikan masukan untuk menambah asupan cairan

    memberikan saran untuk langkah selanjutnya yaitu melaporkan kembali jika demam yang

    dialami tidak turun dalam satu atau dua hari atau ada perkembangan baru sepertiA bercak

    pada kulit, dan kondisi pasiensemakin parah

    *asien dirujuk ke rumah sakit

    1

  • 8/13/2019 refarat demam

    15/17

    *ada keadaan khusus hipereksia dilakukan langkah penurunan demam sebagai berikut

    . onitoring tanda vital, asupan danpengeluaran.

    -. *akaian anak di lepas

    3. Berikan oksigen

    1. Berikan anti konvulsan bila ada kejang

    8. Berikan antipiretik. setaminofen dapat diberikan per oral atau

    rektal. Tidak boleh memberikan derivat fenilbuta?on seperti antalgin.

    . Berikan kompres es pada punggung anak

    7. Bila timbul keadaan menggigil dapat diberikan chlorproma?ine 0,8$

    mgrGkgBB !".%.

    4. ;ntuk menurunkan suhu organ dalamA berikan cairan EaCl 0,9F

    dingin melalui

    nasogastric tube ke lambung. Dapat juga per enema.

    9. Bila timbul hiperpireksia maligna dapat diberikan dantrolen !

    mgrGkgBB "..%, maksimal 0 mgrGkgBB.

    2.0 $'*likasi De'a'

    )omplikasi demam yang sering ditemui di praktek dokter umum seperti dehidrasi

    dan serangan demam tinggi. *asien de/asa lebih mudah mengalami dehidrasi ketika demam dan

    pada saat sakit. Dehidrasi pada anak$anak terjadi lebih cepat daripada orang de/asa dan pada anak$

    anak mungkin tidak ada asupan cairan ketika sakit . *ada pasien yang memiliki ri/ayat demam,

    pada saat terjadi serangan demam pertama kali pasien tidak perlu diba/a ke rumah sakit, tetapi jika

    terjadi demam yang berulang atau jika ada gejala klinis diduga meningitis, maka anak tersebut harus

    dira/at dirumah sakit, dan dilakukan punksi lumbal dimana hanya dengan cara ini yangdapat

    menentukan meningitis

    BAB III

    $E#IMPULAN DAN #A5AN

    3.1 $esi'*ulan

    demam sebagai suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang sering !tetapi tidak

    seharusnya% merupakan bagian dari respons pertahanan organisme multiselular

    !host% terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau

    dianggap asing oleh host

    8

  • 8/13/2019 refarat demam

    16/17

    Demam terutama biasa terjadi pada fase akut. *ada keadaan ini, ?at yang

    menimbulkan demam !pirogen% menyebabkan perubahan pada set point .

    *irogen eksogen merupakan bagian dari patogen, diantaranya yang paling

    efektif adalah kompleks lipopolisakarida !endotoksin% bakteri gram negatif. 5enis jenis dari pola demam )ontinyu, "ntermiten, +emitten, 'ektik atau

    septik, uotidian, +elapsing atau periodik, Demam rekuren

    Tiga kelompok demam yang paling sering dijumpai dalam praktek yaitu

    De'a' tan*a localizing signs Persistent P(reia % Unknn rigin

    ,PU- De'a' !engan localizing signs.

    *enatalaksanaan demam yaitu menghilangkan gejala demam , pemberian antibiotik

    jika infeksi yang terjadi disebabkan oleh karena bakteri atau sejenisnya, memberikanmasukan untuk menambah asupan cairan, memberikan saran untuk langkah selanjutnya

    yaitu melaporkan kembali jika demam yang dialami tidak turun dalam satu atau dua hari

    atau ada perkembangan baru sepertiA bercak pada kulit, dan kondisi pasien semakin parah,

    *asien dirujuk ke rumah sakit

    )omplikasi demam yang sering ditemui di praktek dokter umum seperti dehidrasi

    dan serangan demam tinggi

    3.2 #aran

    *ada pasien yang memiliki ri/ayat demam, pada saat terjadi serangan demam pertama kali

    pasien tidak perlu diba/a ke rumah sakit, tetapi jika terjadi demam yang berulang atau jika ada

    gejala klinis diduga meningitis, maka anak tersebut harus dira/at dirumah sakit, dan dilakukan

    punksi lumbal dimana hanya dengan cara ini yangdapat menentukan meningitis

    Da%tar Pustaka

    . l$+adhi &, Carroll 5, )lein E, bbas . :ever. DalamA l$+adhi &, Carroll 5,

    )lein E, penyunting. Clinical manual of fever in children. disi ke$9. BerlinA

    &pringer$erlag6 -009.h.$-1.

    -. :isher +@, Boyce T@. :ever and shock syndrome. DalamA :isher +@, Boyce T@,

    penyunting. offetKs *ediatric infectious diseasesA problem$oriented approach.

    disi ke$1. Ee/ LorkA #ippincott Hilliam M Hilkins6 -008.h.34$73.

  • 8/13/2019 refarat demam

    17/17

    3. l$+adhi &, Barry H. Thermometry in paediatric practice. rch Dis Child

    -0069A38$.

    1. vner 5+. cute :ever. *ediatr +ev -009630A8$3.

    8. Del Bene . Temperature. DalamA Halker '), 'all HD, 'urst 5H, penyunting.

    Clinical methodsA The history, physical, and laboratory e=aminations. disi ke$

    3. AButter/orths6990.h.990$3.

    . *o/el )+. :ever. DalamA )liegman +, Behrman +, 5enson 'B, &tanton B:,

    penyunting. Eelson te=tbook of pediatrics. disi ke$4. *hiladelphiaA &aunders

    lsevier6 -007.h.

    7. Cunha B. The clinical significance of fever patterns. "nf Dis Clin Eorth m

    9960A33$11

    4. Hood/ard T. The fever patterns as a diagnosis aid. DalamA acko/ick *,

    penyunting. :everA Basic mechanisms and management. disi ke$-. *hiladelphiaA

    #ippincott$+aven6997.h.-8$3

    7