288-ibnu - analisa kaki palsu update
DESCRIPTION
pdfTRANSCRIPT
-
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 1
RANCANG BANGUN KAKI PALSU
Ibnu Ruliyanto*, Petra HD Banuareah** *P2 Telimek-LIPI,
** Jurusan Mesin Institut Teknologi Bandung
ABSTRACT
Many kind of auxiliary foot fracture patients like wheelchair, cane and Foot prosthesis, Foot
prosthesis user have bigger confidant, advanced foot prosthesis is a good flexibility but the
weakness did not comfortable and interesting. Base on many characteristics force data on
the bone and loading force during walking and condition force on Foot as can as real,
So to be criteria design choice Base on references and alternatives we built decision
matrices, from the selected design Strength, stress, deformation, universal joint stress,
universal joint deformation, pin deformation, spring, torsion spring, Analysis by nastrans
software, conclusion the selected design have high flexibility so comfortable as technically,
as the assume user weight (addition children) not more than 800 Newton or proximately 81,6
Kg
ABSTRAK
Berbagai alat bantu bagi penderita patah kaki di antaranya adalah kursi roda, tongkat, dan
kaki palsu. Pengguna kaki palsu memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Keuntungan
kaki palsu adalah tingkat fleksibilitas yang tinggi. Namun kekurangannya adalah bentuk
kaki palsu yang kurang menarik dan tingkat kenyamanan pemakai yang masih rendah.
Berdasarkan data-data berbagai karakteristik pembebanan yang terjadi pada tulang dan
gaya-gaya yang bekerja pada kaki saat berjalan, dan kondisi yang terjadi pada kaki palsu
sedapat mungkin mendekati kondisi kaki sebenarnya. Maka dilakukan Kriteria Pemilihan
Desain, Berdasar berbagai referensi dan alternatif yang ada maka dibuatlah Decision
Matrices. Dari desain terpilih dilakukan Analisis Kekuatan, Tegangan Tumpu, Deformasi,
Tegangan Universal Joint, Deformasi Universal Joint,, Deformasi Pin, Pegas, Pegas Torsi,
menggunakan software nastran, Dari hasil penghitungan perancangan disimpulkan bahwa
Kaki palsu ini memiliki fleksibilitas tinggi sehingga nyaman dipakai. layak pakai secara
teknik, dapat dipakai dengan syarat berat beban di atasnya (orang yang memakai ditambah
-
Bandung, 29 30 Juli 2003
2 Pemaparan Hasil Litbang 2003
barang atau satu orang anak kecil jika pemakai ingin menggendong anak) tidak boleh lebih
dari 800 Newton atau kira-kira 81,6 kg.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah.
Berbagai alat bantu bagi penderita patah kaki di antaranya adalah kursi roda, tongkat, dan
kaki palsu. Masingmasing alat bantu tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Kursi
roda yang diperuntukan untuk penderita patah kaki total (kedua kakinya patah) memiliki
kelebihan dalam kenyamanan pemakaiannya, tetapi dalam hal tingkat fleksibilitasnya
(kebebasan bergerak) sangat kurang dan secara psikologis pemakai kursi roda memiliki
rasa minder yang tinggi (rendah diri), karena ketergantungan kepada orang lain sangat
tinggi, sebagai contoh untuk menaiki tangga pemakai kursi roda membutuhkan orang lain.
Tongkat, digunakan untuk menopang tubuh penderita patah kaki total atau setengah.
Tongkat memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik daripada kursi roda juga rasa minder
pemakainya pun tidak seperti pemakai kursi roda. Biasanya, mereka ingin menunjukan
bahwa mereka juga mampu berbuat sesuatu seperti orang biasa. Pengguna kaki palsu
memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Mereka tidak ingin dikasihani orang lain,
sama seperti pemakai tongkat. Biasanya pemakai kaki palsu ingin dapat berbuat layaknya
orang biasa. Keuntungan kaki palsu adalah tingkat fleksibilitas yang tinggi. Namun
kekurangannya adalah bentuk kaki palsu kurang menarik dan tingkat kenyamanan pemakai
masih rendah.Tingkat kenyamanan pemakai menjadi salah satu pertimbangan kami untuk
membuat desain yang lebih baik.
ALTERNATIF & KRITERIA DESAIN
Berdasarkan data berbagai karakteristik pembebanan yang terjadi pada tulang dan gaya-
gaya yang bekerja pada kaki saat berjalan, maka dirancang berbagai macam alternatif kaki
palsu mengacu pada referensi kaki palsu yang sudah ada saat ini di mana kondisi yang
terjadi pada kaki palsu sedapat mungkin mendekati kondisi kaki sebenarnya.
-
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 3
KRITERIA PEMILIHAN DESAIN
Berdasar berbagai referensi dan alternative, maka dibuatlah matriks yang berisi penilaian
keunggulan dan kelemahan masing-masing desain dalam suatu Decision Matrices seperti di
bawah ini :
Pugh Decision Matrices for Artificial Foot
No. Kriteria Pemilihan Ref 1 Ref 2 Alt1 Alt 2 Alt3 Alt4 1 Berat artificial foot 4 4 4 4 4 4 2 Proses Produksi/Waktu Produksi 5 3 4 4 4 4 3 Harga (Material + Pembuatan) 4 3 4 4 3 4 4 Kekuatan terhadap Beban Kejut 3 5 4 4 4 5 5 Penyesuaian thd Kondisi Jalan 2 4 5 5 5 5 6 Kemampuan Menerima Torsi 3 4 4 4 4 5 7 Kenyamanan Pemakai 3 5 4 4 4 4 8 Reliability 5 5 5 5 5 5 9 Jumlah komponen yg digunakan 5 3 4 4 4 4
10 Ketersedian Bahan /Material Penyusun 5 3 4 4 4 4 Jumlah 39 39 42 42 41 44 Keterangan : 1 = Buruk 2 = Agak Buruk 3 = Sedang 4 = Agak Baik 5 = Baik
Berdasarkan Decision Matrices di atas ternyata kaki palsu dengan desain alternatif ke empat memiliki score
tertinggi, sehingga untuk tahap perancangan selanjutnya dilakukan dengan menganalisis, alternatif tersebut.
ANALISIS
Dalam melakukan analisis Teknini dilakukan pengambilan beberapa keputusan agar kaki
palsu rancangan ini tidak mengalami kegagalan.
1. Material yang digunakan untuk menjadi penopang utama yaitu piston dan silinder
haruslah kuat, ringan dan dapat masuk ke dalam stocking kaki palsu nantinya sehingga
dipilih material pipa baja standard jenis A53 dengan ukuran 3/8 dan 1. Material
tersebut dipilih karena memiliki nilai ekonomis paling baik .
2. Sebagai gaya masukan perhitungan dipilih berat orang maksimal yang memakai kaki
palsu adalah 800 Newton dengan tujuan keamanan terjamin.
3. Kondisi kaki palsu ketika sedang berjalan disesuaikan dengan kondisi kaki sebenarnya,
yaitu tapak kaki membentuk sudut + 10o terhadap posisi tapak saat berdiri tegak. Pada
gambar di bawah disajikan segitiga gaya yang terjadi pada kaki palsu ketika sedang
melangkah. Untuk lebih jelasnya silakan melihat gambar 4.1 sampai 4.5 di bawah ini :
-
Bandung, 29 30 Juli 2003
4 Pemaparan Hasil Litbang 2003
Gambar 4.1 - Gambar 4.5
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Kondisi kaki ketika baru menapak
4.1. gaya pada pipa belakang : 264,3 N
gaya pada pipa depan : 535,9 N
4.2. gaya pada pipa belakang : 494,9 N
gaya pada pipa depan : 305,3 N
Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
Kondisi kaki ketika akan melenting
4.3. gaya pada pipa belakang : 0 N
gaya pada pipa depan : 800 N
4.4. gaya pada pipa belakang : 386,6 N
gaya pada pipa depan : 1174,8 N
-
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 5
Gambar 4.5.
Kondisi kaki ketika lepas dari tanah
gaya pada pipa belakang : 348,1 N
gaya pada pipa depan : 1134,4 N
Analisis Kekuatan Pipa
Analisis pipa untuk artificial foot ini dilakukan dengan bantuan program Nastran for
Windows 4.5. Artificial Foot rancangan ini menggunakan pipa standard (ASTM A53)
dengan ukuran 83 inchi dan 1 inchi.
Komponen-komponen utama yang dianalisis adalah Piston Tumpu, Silinder Tumpu, dan
Universal Joint. Pada analisis komponen-komponen tersebut dilakukan analisis tegangan
dengan metode Solid Von Mises Stress dan analisis deformasi dengan metode Total
Translation. Karena keterbatasan jenis-jenis material yang ada di dalam program Nastran,
maka penggunaan material lain yang memiliki karakteristik sifat-sifat fisik yang mendekati
diperbolehkan. Material pengganti dalam permodelan adalah Alumunium Plate_SI dengan
kekuatan tarik 241316526 Pa, sedangkan material yang digunakan dalam pembuatan
artificial foot adalah pipa stainless steel ASTM A53 dengan kekuatan tarik 330948400 Pa.
Sebagai beban input dipilih gaya terbesar yang diderita masing-masing obyek analisis yaitu
untuk komponen piston tumpu dan silinder tumpu sebesar 1174,8 N sedangkan untuk
Universal Joint sebesar 494,9 N
-
Bandung, 29 30 Juli 2003
6 Pemaparan Hasil Litbang 2003
Analisis Tegangan Piston Tumpu
Piston tumpu adalah bagian dari kaki palsu (artificial foot) yang akan menumpu
secara langsung tubuh pemakai. Terlihat pada gambar 4.6. hasil analisis tegangan dengan
metode Von Mises.
Gambar 4.6. Distribusi Tegangan Piston Tumpu
Pada analisis dengan Nastran digunakan constrain jepit permukaan pada dasar dan pada
pipa yang letaknya 34,2 mm dari dasar tumpuan, terlihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Constrains Piston Tumpu
Gambar 4.8. Beban Piston Tumpu
-
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 7
Beban diberikan pada piston penumpu dalam dua arah, yaitu sebesar 494,9 N dalam arah
Y-positif (ke atas) pada kedua kuping dan 1174,8 N dalam arah Y-negatif dengan sudut
84o terhadap sumbu X.
Gambar 4.9. Tegangan Maksimal Piston Tumpu
Tegangan maksimum sebesar 97461,49 Pa terjadi pada bagian pipa yang mengalami
tegangan tekan (elemen 17442) ditandai dengan warna biru pada gambar 4.9.
Analisis Deformasi Piston Tumpu
Analisis deformasi ini bertujuan mengetahui letak dan besar perpindahan nodal pada pipa
yang terbesar akibat adanya gaya yang bekerja.
Terlihat dari hasil analisis dengan Nastran, deformasi terbesar ditandai dengan kontur
permukaan berupa warna biru muda, atau pada ujung kuping dari piston penumpu (nodal
13142) sebesar 6,7 x 10-7 meter .
Gambar 4.10. Distribusi Deformasi Piston Tumpu
-
Bandung, 29 30 Juli 2003
8 Pemaparan Hasil Litbang 2003
Analisis Tegangan Universal Joint
Untuk universal joint ini constrain dan beban diberikan pada kedua sisi permukaan dari
pipa yang saling berlawanan. Constrain yang diberikan pada universal joint ini berupa jepit
(fixed) permukaan di kedua mulut pipa yang lebih panjang. Sedangkan beban (load) yang
diberikan juga pada permukaan pipa yang lebih pendek dalam arah sumbu-X positif
sebesar 494,9 N.
Gambar 4.11. Distribusi Tegangan Universal Joint
Tegangan maksimum terjadi pada bagian tengah dari pipa, yaitu sebesar 4160791 Pa yang
letak pastinya pada elemen dengan ID 2858 (lihat gambar 4.11.).
Analisis Deformasi Universal Joint
Untuk deformasi yang terjadi pada universal joint, deformasi terbesar terletak pada sisi-sisi
pipa yang menerima beban sebesar 2,38 x 10-6 m. Deformasi ini ditandai dengan kontur
permukaan warna biru, seperti terlihat pada gambar 4.12.
Gambar 4.12. Distribusi Deformasi Universal Joint
-
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 9
Analisis Tegangan Pin Depan
Pin depan adalah komponen dari artificial foot yang berhubungan langsung dengan tapak
kaki. Constrain pin depan diberikan pada kedua sisi pipa horisontal berupa pin yang tidak
dapat bergerak translasi. Beban diberikan sebesar 1168,364 N (dari 1174,8 x sin 84o) pada
sisi atas piston dalam arah sumbu Y negatif (ke bawah).
Tegangan terbesar terjadi pada daerah di mana constrain diberikan, ditandai dengan kontur
permukaan berwarna biru (elemen 6573) sebesar 25182696 Pa.
Gambar 4.13. Distribusi Tegangan Pin Depan
Analisis Deformasi Pin Depan
Pada pin depan, deformasi terjadi akibat adanya gaya yang diberikan oleh pegas, di mana
deformasi terbesar dapat dilihat dari hasil analisis Nastran di bawah ini, ditandai dengan
perpindahan elemen-elemen dari pin tersebut.
Translasi terbesar terjadi pada penampang atas dari pin, akibat dari deformasi pipa
horizontal. Besarnya translasi yang terjadi pada pin depan adalah 7,98 x 10-6 m.
Gambar 4.14. Distribusi Deformasi Pin Depan
-
Bandung, 29 30 Juli 2003
10 Pemaparan Hasil Litbang 2003
Analisis Pegas.
Analisis pegas yang digunakan pada kaki palsu ini mencakup penghitungan perancangan
dua buah pegas tekan dan satu pegas torsi ganda. Penghitungan dilakukan untuk
mendapatkan efek nyaman bagi pemakainya, namun disebabkan dimensi pegas belum
distandarkan maka dilakukan perancangan mulai dari pemilihan material sampai penentuan
dimensi oleh perancang.
Analisis Pegas Tekan.
1. Penentuan diameter spring
- Space yang tersedia di antara pipa berukuran 3/8 inch dengan 1 inch adalah sebesar
4,7498 mm. Untuk kelonggaran saat pegas terdefleksi, pegas dibuat dengan
keadaan merapat ke pipa 3/8 inch.
2. Penentuan material pegas tekan.
Dipilih material Chrome Vanadium ASTM 23, dengan Kekuatan Luluh (Yield
Strength) diperoleh dari Korelasi Joerres di mana untuk material baja karbon dan baja
paduan :
MPaS sy 94,721= (1)
3. Menentukan beban statik maksimal yang dapat diterima pegas, Fs :
Karena pegas dengan kondisi kedudukan di antara dua pelat yang rata, maka dipilih
bentuk ujung : Squared/Closed End Spring
- Konstanta beban statik,
ccK s 2
12 += (2)
- Beban Statik maksimum pegas berdasarkan Yield Strength-nya,
DKdS
Fs
sys 8
. 3= (3)
Dalam hal ini gaya kritis yang menjadi dasar pada perhitungan pegas adalah gaya
terbesar yang diderita pipa belakang yaitu sebagai berikut :
-
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 11
Pada saat baru menapak, pegas yang terdefleksi adalah pegas kompresi atas dengan gaya kritis sebesar 494,9 N. Perubahan panjang yang harus terjadi pada susunan
pipa belakang agar membentuk sudut 10o adalah sebesar 11,44 mm.
Pada saat akan melenting, pegas yang terdefleksi adalah pegas kompresi bawah dengan gaya kritis sebesar 386,6 N. Perubahan panjang yang harus terjadi pada
susunan pipa belakang agar membentuk sudut 10o adalah sebesar 10,44 mm.
Gaya ini menjadi acuan penentuan kekakuan pegas dan defleksi pegas selanjutnya. Hal ini
merupakan syarat pemakai merasa nyaman. Maka dilakukan penghitungan sebagai berikut
:
a. Pegas Tekan Atas.
- Kekakuan pegas, k :
yFk = (4)
- Jumlah koil aktif, Na :
kD
GdNa 34
8= (5)
dengan koreksi pembulatan ke atas, Na menjadi :
buahNa 5,6= (6)
sehingga kekakuan pegas menjadi :
aND
Gdk 34
8= (7)
dan untuk gaya yang sama, defleksi yang terjadi menjadi :
kFy = (8)
- panjang solid pegas,
)1( += ts NdL (9)
-
Bandung, 29 30 Juli 2003
12 Pemaparan Hasil Litbang 2003
- defleksi pegas jika menerima beban statik maksimal,
kF
y ss = (10)
- Menghitung ketahanan pegas terhadap buckling :
Syarat agar tidak terjadi buckling untuk material pegas yang terbuat dari baja
karbon adalah :
DLo .63,2< (11)
b. Pegas Tekan Bawah.
- Kekakuan pegas,
yFk = (12)
- Jumlah koil aktif,
kD
GdNa 34
8= (13)
- defleksi pegas jika menerima beban statik maksimal,
kF
y ss = (14)
- Menghitung kestabilan pegas (ketahanan pegas terhadap buckling) :
Syarat agar tidak terjadi buckling untuk material pegas yang terbuat dari baja
karbon adalah :
DLo .63,2< (15)
- Menghitung Faktor Keamanan terhadap beban fatigue :
095,1=sK (16)
dari perhitungan sebelumnya.
-
Pusat Penelitian Informatika - LIPI
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik 13
Analisis Pegas Torsi
Sudut maksimal yang dapat dibentuk oleh tapak kaki saat melakukan gerakan menggeleng
(Adduction dan Abduction) adalah sebesar 22o. Nilai inilah yang menjadi acuan dalam
penghitungan perancangan pegas torsi pada kaki palsu.
o22= (17)
Dengan harga Dspring sebagai konstanta dan nilai N sebagai variabel coba-coba dengan
persyaratan dspring tidak boleh > celah yang tersedia maka dengan metode Iterasi, harga
dspring dapat diperoleh. Setelah beberapa kali melakukan iterasi diperoleh harga N yang
sesuai adalah 2,5 dengan harga dspring.
Tabel iterasi yang terakhir seperti tampak di bawah ini :
dspring Dspring 0.461610255 N X = D3 - D2dY = 4D2 - Dd -
d2 0.4616(N1/1.201
)(X/Y)1/1.201 3 21.895 0.461610255 2.5 9058.093417 1842.8791 3.727515526
3.727515526 21.895 0.461610255 2.5 8709.329004 1822.055776 3.641920275 3.641920275 21.895 0.461610255 2.5 8750.362599 1824.560672 3.652021768 3.652021768 21.895 0.461610255 2.5 8745.520034 1824.26582 3.650830109 3.650830109 21.895 0.461610255 2.5 8746.091304 1824.300614 3.650970694 3.650970694 21.895 0.461610255 2.5 8746.023909 1824.29651 3.650954109 3.650954109 21.895 0.461610255 2.5 8746.03186 1824.296994 3.650956065 3.650956065 21.895 0.461610255 2.5 8746.030922 1824.296937 3.650955835 3.650955835 21.895 0.461610255 2.5 8746.031033 1824.296943 3.650955862 3.650955862 21.895 0.461610255 2.5 8746.03102 1824.296943 3.650955859 3.650955859 21.895 0.461610255 2.5 8746.031021 1824.296943 3.650955859 3.650955859 21.895 0.461610255 2.5 8746.031021 1824.296943 3.650955859
Dari tabel iterasi diperoleh dspring = 3,651 mm. Torsi Maksimum dapat memutarkan pegas
sebesar 22o
KESIMPULAN
Dari hasil penghitungan perancangan kaki palsu di atas dapat disimpulkan :
1. Kaki palsu ini memiliki kemampuan untuk mengangguk dan menggeleng saat
melewati medan yang tidak rata (memiliki fleksibilitas tinggi) sehingga nyaman
dipakai.
2. Dari analisis dapat diketahui bahwa kaki palsu tersebut layak pakai secara teknik.
-
Bandung, 29 30 Juli 2003
14 Pemaparan Hasil Litbang 2003
3. Kaki palsu ini dapat dipakai dengan syarat berat beban di atasnya (orang yang
memakai ditambah barang atau satu orang anak kecil jika si pemakai ingin
menggendong anak) tidak boleh lebih dari 800 Newton atau kira-kira 81,6 kg.
Daftar Pustaka
Hamill,Joseph; Knutzen, Kathleen M. (1995), Biomechanical Basis of Human
Movement, William & Wilkins, Philadelphia, USA.
Journal of Biomechanical Engineering,(1990), Analytical Method for Analysis and
Simulation of Human Locomotion, November; Volume 112.
Winter, David. A. (1990), Biomechanics and Motor Control of Human Movement 2nd
edition, John Wiley & Sons Inc., New York.
Shigley, Joseph Edward (1989), Mechanical Engineering Design, McGraw-Hill Book
Company; Singapore.
ASME CODE B31.3, Process Piping & Tabel Properties and Weights of Pipe.
Ottobock Technical Information, West Germany.