isolated bsystolic hipertension print.docx
TRANSCRIPT
-
5/23/2018 isolated bsystolic hipertension print.docx
1/4
Jurnal 1
Isolated Systolic Hypertension in the Elderly
Hipertensi merupakan terjadinya peningkatan tekanan darah secara kronis. Dapat juga dikatan
hipertensi apabila tekanan sistoliknya >140 mmHg dan tekanan diastoliknya > 90 mmHg. Di
Amerika serikat didapatkan 30% orang dengan usia 20 tahun ke atas sudah menderita hipertensi
tanpa pengobatan. Dengan menambahnya umur terjadi peningkatan prevalensi pada penderita
hipertensi,dimana 2/3 dari orang yang usianya 60 tahun ke atas memiliki riwayat hipertensi.
Dalam penelitianFramingham, telah dikembangkan lebih 90% orang yang diteliti mempunyai
tekanan darah yang normal pada usia 55 tahun. Selain itu juga, pada penelitian tersebut
didapatkan terjadinya elevasi tekanan darah diastolik pada umur 50 tahun, sedangkan tekanan
darah sistoliknya continues. Risiko penyakit jantung meningkat secara progresif dan terus
menerus dengan peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolic, sekitar dua kali lipat untuk
setiap 20/10 mm hg bertahap peningkatan tekanan darah yang terjadi dalam kisaran dari 115/75
mmHg - 185/115 mm Hg.
Peningkatan risiko terjadi secara independen dari faktor risiko lain untuk penyakit
kardiovaskular, pada kelompok lain yang memiiki resiko terjadinya hipertensi pada penyakit
kardiovaskuler dan renal, yang paling penting diperhatikan adalah elevasi tekanan darah sistolik
lebih penting daripada tekanan darah diastolik. Pada isolated systolic hypertensiondimana dapatterjadi penurunan cardiac output seperti pada anemia, hyperthyroidism, aortic insufficiency,
arteriovenous fistula, and Pagets disease of bone. Namun, sebagian besar kasus disebabkan
oleh berkurangnya elastisitas dan menetap dari arteri besar yang akibat bertambahnya umur dan
terjadi aterosklerosis yang merupakan akumulasi dari kadar kalsium, kolagen dan degradasi
elastin pada arteri. Keadaan arteri tersebut menyebabkan peningkatan pengembalian tekanan
arteri dari daerah perifer, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah sistolik. Peningkatan
tekanan darah dapat menyebabkan perubahan endothelium menjadi vasodilatasi pembuluh darah.
Survei kesehatan nasional AS pada tahun 2003-2004 menemukan hanya 37% dari pengobatan
pada hipertensi yang menyebabkan tekanan pembuluh darah dibawah 140/90 mmHg. Rendahnya
kontrol terhadap penderita hipertensi sebagian besar menyebabkan tidak adekuatnya penanganan
dari hipertensi sistolik.
-
5/23/2018 isolated bsystolic hipertension print.docx
2/4
Penilaian dasar dari pasien dengan sistolik hipertensi harus mencakup penilaian untuk
adanya faktor resiko selain kardiovaskuler, kerusakan organ, penyakit- penyakit yang
mempengaruhi prognosis dan pengobatan, mengidentifikasi penyakit yang menyebabkan
hipertensi seperti hipertiroidisme, diet dan latihan. Dan pemeriksaan fisik harus mencakup
penilaian optic fundi, thyroid, heart, lungs, kidneys, peripheral pulses, and the neurologic system,
dengan memperhatikan tanda- tanda insufiensi aorta, hipertiroidisme , penyakit paget pada
tulang.
Pengukuran tekanan darah dengan menempatkan cuffdengan tidak tepat bisa juga dapat
menyebabkan tekanan yang tidak penuh pada arteri brakialis menyebabkan pseudohipertensi.
Pemeriksaan laboratorium secara rutin dan pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan untuk
mengevaluasi resiko penyakit kardiovaskuler. Uji laboratorium harus mencakup urinelisis,kadar
gula dalam darah dan hematokrit, serum potassium,tes fungsi ginjal dan kadar lipoprotein di
dalam darah.
Beberapa uji klinis dengan menurunkan tekanan sistolik pada pasien dengan isolated
systolic hypertension didapatkan hasil yang baik didalam system kardiovaskuler. Pada program
penurunan hipetensi sistolik pada orang tua yang dilaksanakan dibeberapa Negara seperti eropa,
cina, dan lain- lain dengan pemberian obat diuretika chlorthalidone selama 4,5 tahun pada pasien
dengan tekanan darah sistolik mencapai 160 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik < 90
mmHg didapatkan penurunan insiden stroke (36%), penyakit jantung koroner (27%), dancongestive heart failure(55%) dengan diberi placebo sebagai control. Penelitian lain dengan uji
klinik diberikan calcium-channel blocker nitrendipine pada pasien dengan isolated systolic
hypertension didapatkan penurunan insiden stroke (42 and 38%), penyakit jantung koroner
(30 and 6%) dan congestive heart failure (29 and 58%). Sebuah meta - analisis dari
delapan percobaan klinis yang melibatkan beberapa rejimen obat pada pasien 60 tahun atau lebih
tua dengan tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih besar dan tekanan diastolik di bawah 95
mmHg menunjukkan bahwa pemberian pengobatan antihipertensi selama 3,8 tahun menurunkan
angka kematian 13% dan kematian akibat kardiovaskuler 18% . Selain itu kematian akibat
komplikasi kardiovaskuler menurun 26%, stroke 30 %, penyakit jantung koroner 23%.
Keberhasilan pengobatan isolated systolic hypertension direkomendasikan untuk jenis
hipertensi yang lain dari isolated systolic hypertension. Tujuan dari pengobatan ini adalah
-
5/23/2018 isolated bsystolic hipertension print.docx
3/4
menurunkan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Kecuali pada pasien diabetes militus atau
penyakit ginjal kronis disarankan tekanan darahnya 130/80 mmHg atau lebih rendah.
Modifikasi gaya hidup yang disarankan pada pasien dengan isolated systolic hypertension
sama dengan pasien dengan hipertensi yang lainnya. Salah satunya penurunan berat badan,
mengurangi konsumsi sodium, diet kaya buah-buahan, sayur-sayuran, produk susu rendah lemak,
meningkatkan aktifitas fisik, mengurangi asupan alcohol. Selain itu juga mengurangi resiko
penyakit kardiovaskuler seperti dislipidemia, abdominal obesitas, diabetes dengan penyakit
sindrom metabolik. Ada 5 jenis obat antihipertensi yang bermanfaat yaitu: diuretics, -
adrenergic blockers, angiotensin-convertingenzyme (ACE) inhibitors, angiotensin-receptor
blockers, and calcium-channel blockers. Pada uji klinis ke -5 obat tersebut dapat mengurangi
kejadian penyakit kardiovaskuler. Dosis untuk pemberian obat antihipertensi setiap pasien
berbeda-beda, pada 2/3 pasien dengan hipertensi. Diperlukan 2 atau lebih obat untuk
menurunkan tekanan darah pada level yang normal.
Joint National Committee Guidelinesmerekomendasikan diuretik jenis thiazidesebagai
obat lini pertama pada pasien hipertensi. Pemberian obat ini memberikan komplikasi pada
kardiovaskuler pada uji klinis, tetapi biaya pengobatan sangat murah. Pengobatan antihipertensi
yang lain dapat menjadi pilihan utama pada kondisi- kondisi tertentu seperti pasien dengan
hipertensi dan penyakit ginjal menahun maka dapat diberikan ACE inhibitor atau angiotensin-
receptor blocker,dan untuk pasien yang mempunyai riwayat infark miocard atau gagal jantungdapat diberikan beta-blocker dan ACE inhibitor.Laki- laki usia lanjut dengan riwayat hipertensi
dengan hipertrofi prostat yang dirawat dengan gejala perkemihan dapat diberikan dengan -1-
antagonis reseptor, yang dapat membantu mengontrol hipertensi namun dapat meningkatkan
risiko hipotensi ortostatik. Obat hipertensi yang lainnya dapat diberikan. Diuretik jenis thiazide
dapat memacu terjadinya karbohidrat intoleran dan diabetes. Efek lainnya sebagian besar pasien
dapat mengalami hipokalemia.
Beta-blockers merupakan pengobatan lini pertama pada lanjut usia dengan hipertensi.
Sebuah meta- analisis menunjukkan bahwa pemberian beta bloker pada hipertensi lansia
menurunkan kejadian stroke 16% . Pemberian beta- blokers ini dapat menurunkan tekanan darah.
Dan pemberian atenolol dapat menurnkan tekanan darah sampai 4, 5 mmHg. Terapi awal dengan
beta- blockerspada orang tua mempunyai indikasi yang jelas seperti penyakit jantung koroner..
Pada umumnya pemberian obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah pada lanjut usia
-
5/23/2018 isolated bsystolic hipertension print.docx
4/4
dapat diberikan 2-4 minggu. Joint National Committee Guidelines yang merupakan kumpulan
organisasi profesi termasukAmerican Medical Association, the American Heart Association, dan
the American Society of Hypertensionmerekomendasikan diuretik jenis thiazide merupakan lini
pertama pengobatan hipertensi dengan isolated systolic hypertension. Pemilihan obat
antihipertensi yang lain pada lansia harus mempunyai indikasi yang tepat.
The joint guidelines of the European Society for Hypertension and the European Society
of Cardiology tidak memberikan diuretik sebagai obat antihipertensi Tetapi diberikan salah satu
dari lima jenis obat utama untuk hipertensi pada lanjut usia. Sedangkan Great Britain
menggunakan keduanya yaitu diuretic dan beta- blockers sebagai lini pertama pengobatan
hipertensi padaa lansia dan ditambah ACE inhibitors, angiotensin receptor blockers atau
calcium-channel blockers. Efek pengobatan hipertensi pada pasien dengan usia 80 tahun atau
lebih tidak tercapai dikarenakan pada penelitian lain yang mengatakan bahwa bila diberikan obat
anti hipertensi pada pasien yang umurnya 85 tahun atau lebih menyebabkan tekanan darah sangat
menurun dan dapat menimbulkan kematian. Selain itu 53% akan menyebabkan stroke. Pada
penelitian tersebut juga didapatkan pada pemberian placebo tekanan darah dapat dipertahankan
pada level 140/90 mmHg.sehingga pada 80 tahun atau lebih bila menderita hipertensi tidak perlu
diberikan obat- obat anti hipertensi .
Isolated systolic hypertensionpada lanjut usia merupakan resiko yang sangat tinggi dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal. Upayauntuk mempertahankan tekanan sistolik agar tidak terjadi elevasi tekanan darah sistolik ini
menunjukkan bahwa elastisitas dari pada pembuluh darah menurun yang terjadi pada lanjut usia.
Pasien harus dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) hipertensi dimana tekanan sistolik lebih besar 160
mmHg dan mendapatkan pengobatan antihipertensi. 2) hipertensi lebih dari 160 mmHg tanpa
obat- obatan. Tujuan dari pengobatan hipertensi pada orang tua adalah menurunkan tekanan
darah menjadi 140/90 mmHg. Obat antihipertensi ini dapat diberikan dengan diuretic jenis
thiazide dan ditambah dengan obat- obat yang lain tergantung indikasi seperti :ACE
inhibitor,angiotensin angiotensin-receptor blocker, calcium channel blocker-, atau beta-blocker
dapat. Target penurunan tekanan darah dapat diikuti 3- 6 bulan dengan melakukan pemeriksaan
laboratorium seperti serum potassium/ kalium, kreatinin serum,gula darah, karena dalam
pemberian antihipertensi diuretic dapat menyebabkan karbohidrat intolerance, diabetes dan
hipokalemia.