laporan praktikum osmoconditioning 2

Upload: hendra-setiawan-pangaribuan

Post on 15-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kreatif mahasiswa

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    1/14

    LAPORAN PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI BENIH

    OSMOCONDITIONING

    NAMA :Hendra pangaribuan

    NPM :E1J012075

    Co-Ass : Riduan Hutabarat

    Program Studi Agroekoteknologi

    Jurusan Budidaya pertanian

    Fakultas PertanianUniversitas Bengkulu

    2014

    http://3.bp.blogspot.com/-Qt1n-lCMRpw/T5ujHI5xa4I/AAAAAAAAADs/ZLSZPljcqwM/s1600/logo_unib1.png
  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    2/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakangUntuk mengetahui kualitas dan mutu benih dapat dilakukan pengujian benih. Pengujian benih

    sangat bermanfaat bagi produsen, penjual benih, dan konsumen benih, terutama para petani.

    Dengan pengujian benih tersebut mereka dapat memperoleh keterangan yang dapat dipercaya

    tentang mutu atau kualitas dari suaru benih. Pengujian daya simpan benih merupakan salah satu

    dalam metode uji vigor benih dengan lingkungan sub-optimum, tetapi lingkungan tersebut

    diberikan sebelum benih dikecambahkan. Uji pengusangan dipercepat merupakan salah satu dari

    metode daya simpan benih. Pengujian daya simpan benih bermanfaat untuk menduga berapa

    lama lagi benih dapat simpan sehingga sangat berguna produsen, pedagang dan penyalur benih.

    Informasi tentang daya kecambah benih yang ditentukan di laboratorium adalah pada

    kondisi optimum. Padahal pada kondisi lapang jarang didapati berada pada keadaan optimum.

    Keadaan sub-optimum yang tidak menguntungkan di lapangan dapat menambah segi kelemahan

    benih dan dapat mengakibatkan persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhan

    selanjutnya. Secara edial semua benih harus mempunyai kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga

    walaupun disimpan pada kondisi yang kurang mendukung masih dapat berkecambah dan tumbuh

    dengan normal serta dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Akan tetapi kekuatan benih

    dalam menaggulangi lungkungan yang kurang mendukung itu berbeda.

    Dengan lingkungan sub-optimum yang diberikan kepada benih dianggap sebagai suatu

    cara simulasi lingkungan yang dapat menyebabkan kemunduran mutu benih dalam

    penyimpanan. Lingkungan yang lazim dan pas utuk benih adalah dalam suhu kamar dengan

    komponen lingkungan utama berupa suhu dan kelembaban nisbi atmosfer, maka metode uji

    pengusangan dipercepat merupakan metode uji simulasi yang lebih sesuai dibandingkan dengan

    uji daya simpan benih yang lainnya.

    Conditioning benih adalah suatu upaya untuk meningkatkan potensi benih untuk dapat tumbuh

    lebih baik dan toleran pada kondisi sub optimum dengan menberikan perlakuan-perlakuan untuk

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    3/14

    memobilisasi potensi yang ada dalam benih dan faktor-faktor luar untuk dapat meningkatkan

    perkecambahan dan pertumbuhan tanaman.

    Kadar air merupakan salah satu komponen dari mutu benih (yang lainnya, kemurnian dan

    daya kecambah). Kadar air benih mempunyai peranan yang penting dalam penyimpanan benih.

    Kadar air benih dapat memacu proses pernafasan benih sehingga akan meningkatkan

    perombakan sadangan makanan benih, akibatnya benih akan kehabisan cadangan makanan pada

    saat diperlukan/berkecambah.

    Kadar air benih harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan, maupun penyimpanan

    benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama

    penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi berisiko cepat mundurnya benih

    selama dalam penyimpanan. Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang dinilai oleh

    BPSB dalam sertifikasi benih sehingga uji ini merupakan satu pengujian rutin para analisis benih

    di laboratorium benih.

    Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang dikandung dan yang kemudian

    hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam

    persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan

    air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam

    % terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk

    mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama

    penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Agar mahasiswa mampu melakukan prosedur osmoconditioning terhadap beberapa jenis

    benih secara benar.

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    4/14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Conditioning benih merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

    mengkondisikan benih sejak awal agar tanaman dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang

    kurang menguntungkan (Ghassemi; Farshbaf and Kolvanagh, 2011). Conditioningbenih adalah

    perlakuan pendahuluan/ pratanam pada benih yang memungkinkan adanya pengontrolan laju

    penyerapan air oleh benih sehingga benih tahan terhadap cekaman/stress dan dapat merangsang

    pertumbuhan. Perlakuan pratanam tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan mempersiapkan

    keadaan fisiologis dan biokimia benih selama penundaan perkecambahan (Rouhi and Surki,

    2011) .

    Kuantitas dan kualitas hasil panen yang tinggi merupakan tujuan akhir dari suatu

    budidaya tanaman.Untuk mendapatkan hasil akhir seperti ini pertumbuhan awal yang baik

    mutlak dilakukan.pertrumbuahan awal yang baik dari suatu populasi tanaman selain dipengaruhi

    oleh kondisi lingkungan juga sangat tergantung pada kemampuan tumbuh setiap benih yang di

    tanam.pertumbuhan awal dan kemampuan tumbuh yang baik tersebut ditunjukkan dari laju

    perkecambahan benih-benih yang cepat,seragam,dan perkecambahan yang menyeluruh dari

    populasi benih (Heydecker dan Coolbear,1977).penggunaan mekanisasi yang semakin meningkat

    dalam suatu budidaya tanaman pertanian juga semakin dibutuhkan adanya kecepatan dan

    keseragaman pertumbuhan tanaman ini ( Haigh et al,1986).

    Kini terdapat salah satu aspek bio industri yang potensial dalam menyediakan benih

    unggulan tanaman,yakni penggunaan tanaman bioreactor untuk proses penyiapan awal benih

    tersebut (priming).Pada dasarnya priming adalah suatu proses pengontrolan kandungan air benih

    sehingga benih mengandung cukup air,agar berbagai proses biokimiawi untuk germinasi benih

    dapat terjadi,tanpa menyebabkan munculnya radikel melalui kulit luar benih tersebut.Priming

    yang baik diperlukan untuk mempercepat germinasi setelah benih disemaikan.

    Salah stu metoda priming yang paling penting adalah penggunaan tekanan osmotik yang

    terkontrol,misalnya menggunakan larutan polietilen glikol (PEG) berbobot molekul 600-

    6000,sehingga mampu menghasilkan potensial osmotik -0,5 sampai -1,5 Mpa.Namun pada saat

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    5/14

    priming,benih juga memerlukan oksigen agar proses metabolisme dapat terjadi.Pada skala besar

    dan menggunakan teknologi konvensional,proses tersebut sangat sulit dilakukan.

    Agar proses priming pada skala besar dapat berjalan optimal karena kondisi yang

    diperlukan priming khususnya homogenitas larutan PEG dan pasokan okasigen dapat diatur

    dengan baik,penggunaan bioreaktor jenis kolom gelembung atau tangki teraduk sempurna sangat

    dianjurkan.

    Berdasarkan penelitian rini Dkk (2005) diketahui bahwa pengamatan terhadap presentase

    perkecambahan benih sorgum pada tanah salin menunjukkan bahwa perlakuan osmoconditioning

    dengan menggunakan masing-masing Na2SO4 0,2 M, dan NH4Cl2 0,2 M berpengaruh nyata.

    Paada penelitian jagung perlakuan osmoconditioning dengan menggunakan K2SO4 1,5% dapat

    meningkatkan presentase perkecambahan jagungpada tanah salin dengan menggunakan

    konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 4,5% dapat menghambat perkecambahan jagung.

    Berbagai cara yang dilakukan sehubungan dengan perlakuan invigorasi benih sebelum

    tanam yaitu osmoconditioning, priming, mouisturizing, hardening. Namun demikian cara yang

    umum digunakan adalah osmoconditioning. Perlakuan benih secara fisiologis untuk

    memperbaiki perkecambahan benih melalui imbibisi air secara terkontrol telah menjadi dasar

    dalam invigorasi benih. Saat ini perlakuan invigorasi merupakan salah satu alternative yang

    dapat digunakan untuk mengatasi mutu benih yang rendah yaitu dengan cara memperlakukan

    benih sebelum tanam untuk mengaktiofkan kegiatan metabolisme benih sehingga benih siap

    memasuki fase perkecambahan. Selam proses invigorasi terjadi peningktan kecepatan dan

    keserempakan perkecambahan serta mengurangi tekanan lingkungan yang kurang

    menguntungkan. Invigorasi dimulai saat benih berhidrasi pada medium imbibisi yang

    berpotensial rendah. Biasanya dilakukan pada suhu 15-200C. setelah keseimbangan air tercapai

    selanjutnya kandungan air dalam benih dipertahankan. (khan et.al,1992).

    Persentase perkecambahan dilakukan pada hari ke 3 dan ke 5 dihitung dengan

    mebandingkan kecambah yang tumbuh dengan contoh benih yang diuji dikalikan dengan 100%.

    Perlakuan ini dilakukan setelah benih berkecambah.

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    6/14

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    3.1 Alat dan BahanBahan :

    Garam CaCl2 Garam NaCl Garam KCl Garam KNO3 Benih cabai Benih kacang panjang air aqua pengaduk

    Alat :

    timbangan digital gelas Erlenmeyer saringan the kertas tissue cawan petri

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    7/14

    3.2 Cara Kerja

    a. Persiapan media osmoconditioning Menimbang 2,22 g garam CaCl2, 1,64 g NaCl, 2,07 g KCl, dan 3 g KNO3. Melarutkan Tiap-tiap garam tersebut kedalam 100 ml air aqua untuk

    memperoleh potensial osmotic sebesar -1,25 Mpa.

    Agar garam cepat larut maka diaduyk dengan menggunakan pengaduk. Masing-masing media osmoconditioning dituangkan kedalam gelas

    Erlenmeyer 100ml.

    b. Pelaksanaan osmoconditioning Menyiapkan 25 butir benih cabe dan kacang panjang untuk osmoconditioning

    dan 10 gr untuk setiap benih untuk pengukuran kadar air awal.

    menimbang 25 benih tersebut dengan timbangan digital. 2 gelas erlenmyer 100ml disiapkan untuk setiap jenis benih. Pada setiap gelas tersebut diberi label sesuai dengan media

    osmocopnditioningnya (Larutan CaCL2. NaCl, KCl, atau larutan KNC3.

    Setiap 25 butir benih direndam kedalam setiap media osmoconditioning selamwaktu yang ditentukan (24, 48,72 jam). Rasio antara benih dengan media

    osmoconditioning sebesar 1:5(w/v).

    Saat waktu perendaman mencapai waktu 24 jam, 25 benih dikeluarkan darimedia osmoconditioning.

    Benih dikeringkan dengan kertas tissue dan kemudian ditimbang(missal FWg).

    Seetlah ditimbang, benih dimasukkan kembali kedalam mediaosmoconditioning yang sama.

    Setelah diketahui beratnya, kadar airnya dihitung dengan menggunakan rumus:

    FW

    IMCIWFMC

    )100(100%

    Prosedur 7, 8, 9, dan 10 diulangi untuk perendaman 48 dan 72 jam. Kadar air benih dilaporkan setelah diperlakukan dengan osmoconditioning

    selam 24, 48, dan 78 jamdengan menggunakan formatr yang telah disediakan.

    c. Pengukuran kadar awal benih Benih cabai dan kacang panjang ditimbang kira-kira 10 gr. Setelah bobot awal dicatat, setiap benih ditempatkan dalam cawan alumunium

    foil.

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    8/14

    Pada setiap cawan tersebut diberi nomor(1,2,3,dan 4) agar mudahmengenalinya sehingga antar ulangan tidak tercampur.

    Benih ditempatkan dalam oven dengan suhu rendah konstan (1030C) selama12 jam.

    Setelah 12 jam, cawan dikeluarkan dari oven kemudian dinginkan dahuludalam desikator selamaq 5 menit.

    Ditimbang cawan plus benih(bobot kering benih) setelah didinginkan. Kadar air benih dihitung dengan mengguankan ruymus :

    %100basahbobot

    keringbobot-basahbobot(%)airKadar

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    9/14

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    Jenis benih Media

    osmoconditioning

    Lama osmoconditioning (jam)

    24 48 72

    Kadar air

    Cabe CaCL2 0,38 g 0,32 g 0,54 g

    NaCl 0,44 g 0,35 g 0,52 g

    KCl 0,44 g 0,31 g 0,37 g

    Kacang merah CaCL2 16,97 g 17,34 g 16,13 g

    NaCl 17,03 g 17,5 g 18,26 g

    KCl 16,26 g 15,82 g 15,72 g

    No Bahan

    Berat sebelum

    Dioven (g)

    Berat setelah

    dioven (g)

    Berat

    Akhir (g)

    1 Cabe 1 3,72 2,72

    3 Kacang merah 10 21,02 11,02

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    10/14

    4.2 Perhitungan

    Cabe

    %73

    %1003,72

    1-3,72

    %100basahbobot

    keringbobot-basahbobot(%)airKadar

    Benih kacang panjang

    %52

    %10021,02

    10-21,02

    %100basahbobot

    keringbobot-basahbobot(%)airKadar

    Benih Cabe

    FW

    IMCIWFMC

    )100(100%

    %13,6g,440

    73%)-(100,1g0100jam)24(

    Nacl

    %71,7g,450

    73%)-(100,1g010048jam)(

    Nacl

    %19,5,52g0

    73%)-(100,1g010072jam)(

    Nacl

    %13,644g,0

    73%)-(100,1g0100jam)24(

    KCL

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    11/14

    %7,8g31,0

    73%)-(100,1g0100jam)48(

    KCL

    %29,7317g,0

    73%)-(100,1g0100jam)72(

    KCL

    %10,738g,0

    73%)-(100g1,0100jam)24(2

    CaCL

    %43,832g,0

    73%)-(100g1,0100jam)48(2

    CaCL

    %554g,0

    73%)-(100g1,0

    100jam)72(2

    CaCL

    Kacang panjang

    FW

    IMCIWFMC

    )100(100%

    %24g17,03

    52%)-(100g5,8100jam)24(

    NaCL

    %3,23g16,26

    52%)-(100g9,7100jam)24(

    KCL

    %04,2416,97g

    52%)-(100g5,8100jam)24(2

    CaCL

    %3,23

    g17,5

    52%)-(100g5,8100jam)48(

    NaCL

    %96,23g15,82

    52%)-(100g9,7100jam)48(

    KCL

    %52,2317,34g

    52%)-(100g5,8100jam)48(2

    CaCL

    %34,22g18,26

    52%)-(100g5,8100jam)72(

    NaCL

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    12/14

    %12,2415,72g

    52%)-(100g9,7100jam)72(

    KCL

    %25,2516,13g

    52%)-(100g5,8100jam)72(2

    CaCL

    4.3 Pembahasan

    Untuk menentukan berapa kadar air pada benih cabe dan kacang merah, dilakukan

    perendaman kedalam larutan yang telah disediakan yaitu larutan CaCl2,NaCl,dan KCl,lama

    perendaman nya adalah 24 jam.48 jam dan 72 jam.

    Kadar air awal benih pada benih cabe ulangan pertama adalah 73%.dari perhitungan

    yang didapat dapat dipastikan bahwa kadar air pada benih cabe ini sangat tinggi, pada kadar

    air benih tinggi maka benih bisa melalukan berbagai proses biokimiawi.Untuk kadar air awal

    benih pada benih kacang merah adalah 52 %,ini berarti benih kacang merah yang diamati

    mengandung cukup air sehingga benih kacang panjang yang diamati masih bisa digunakan

    untuk bahan tanam karena benih mampu melakukan proses biokimiawi didalam selnya.

    Selain menghitung kadar air awal benih,kita juga menghitung kadar air setelah

    direndam didalam media osmotikum selama waktu yang ditentukan,ini dilambangkan dengan

    FMC .Untuk benih cabe yang direndam dengan,NaCl,KCl,CaCl selama 24 jam,kadar airnya

    tinggi adalah adalah.7% yaitu pada larutan CaCl,Dan kadar air yang paling rendah pada

    setiap larutan dari 24 sam pai 72 jam adalah 5%,yaitu pada larutan CaClm

    Nilai FMC pada benih kacang panjang yang paling rendah adalah 22,34 yang

    direndam pada larutan Nacl ,danlarutan Nacl merupakan hasil terendah pada perendaman

    selama 72 jam ayaitu 22,34 % ,benih tersebut pada dasarnya tidak dapat dijadikan bahan

    tanam lagi karena kadar airnya yang rendah,sedangkan untuk benih kacang panjang yang

    kadar air nya tinggi dapat digunakan sebagai bahan tanam.

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    13/14

    BAB V

    KESIMPULAN

    Persentase kadar air benih dilakukan pada jam ke 24, 48, dan 72, yang mananantinya dapat kita lihat dari berbagai perlakuan terdapat perbedaan kadar air

    benih tersebut.

    Pertumbunhan awal yang baik dari suatu populasi tanaman selain dipengaruhioleh kondisi lingkungan juga sangat tergantung pada kemampuan tumbuh setiap

    benih yang ditanam.

    jika kadar air pada benih rendah maka benih tidak bisa melalukan berbagaiproses biokimiawi

  • 5/25/2018 LAPORAN PRAKTIKUM Osmoconditioning 2

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Copeland, L.O. 1991. Principles on Seed Science and Technology. Burgess Publishing

    Company. Minneapolis. Minnoseta.

    Ghasemi, K., Farshbaf, S. and Kolvanagh, S.J. 2011. Seed Priming and Field Performance of

    Soybean in Response to Water Limitation. J. Horti Agrobo. 39 (2). 186189.

    Hasanah M. 2002. Peran mutu fisiologis benih dan pengembangan industry benih tanaman

    industry. Balai penelitian tanaman rempah, bogor.

    http://www.pustakaut.ac.id.

    Rouhi, H.R., and Surki, A.A. 2011. Study of Different Priming Treatments on Germination

    Traith of Soybean Lots .Biol Sci .3(1). 101108

    Tim Penyusun. 2014. Teknologi Benih. Bengkulu : Laboratorium Agronomi UNIB.

    http://www.pustakaut.ac.id/http://www.pustakaut.ac.id/