laporan praktikum fitokimia i

Upload: chu-arien-angelaugh

Post on 06-Mar-2016

132 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

fitokimia

TRANSCRIPT

SKRINING FITOKIMIA

SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA ISKRINING FITOKIMIA DAUN GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm .) DESA MANGGALUNG KECEMATAN MANDALLE KABUPATEN PANGKEP

NAMA: ARIN RIZKI TALIBSTAMBUK: 15020130082KELOMPOK: IVKELAS: C.8ASISTEN: LA HAMIDU S.farm

PROGRAM STUDI FARMASILABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIAUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMAKASSAR 2015BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangFitokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang senyawa kimia yang terdapat di dalam suatu tumbuhan. Pada tumbuhan terjadi proses metabolisme dan menghasilkan metabolit yang terdiri dari metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer merupakan senyawa yang harus terkandung di dalam suatu tumbuhan yang meliputi karbohidrat, lemak dan protein. Sedangkan, metabolit sekunder yaitu senyawa yang relatif terdapat pada suatu tanaman, contohnya yaitu flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan lain-lain.Pemanfaatan bahan alam sebagai obat, dalam bentuk yang sederhana sudah tidak diragukan lagi karena telah berlangsung jauh sebelum sejarahnya ditulis. Pengetahuan nenek moyang kita dahulu tentang bahan alam yang berupa tanaman-tanaman yang berkhasiat obat tersebut umumnya diperoleh dari orang-orang tua mereka yang diberikan secara turun menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan pengetahuan dan peralatan sederhana, mereka mampu mengatasi masalah kesehatan, berbagai macam penyakit dan keluhan ringan maupun berat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang dengan mudah didapat disekitar pekarangan rumah dan hasilnya pun cukup memuaskan. Skrining fitokimia adalah suatu metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui senyawa-senyawa atau kandungan kimia yang ada di dalam tanaman yang berfungsi sebagai bahan terapeutik. Dengan mengetahui kandungan senyawa dari suatu tanaman kita dapat membuat suatu formulasi baik itu obat, makanan, bahan kosmetik dan sebagainya. Skrining fitokimia ini merupakan pengujian awal atau pendahuluan untuk membuat suatu sediaan farmasi. Metode ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia seperti senyawa alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, steroid dan minyak atsiri.Pentingnnya dilakukan skrining fitokimia untuk membantu menentukan senyawa yang dihasilkan tumbuhan agar dapat dibuat suatu sediaan farmasi.B. Maksud Dan Tujuan1. MaksudMaksud dilakukannya percobaan skrining fitokimia yaitu untuk mengetahui cara melakukan skrining fitokimia dan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung pada daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm).2. Tujuan Tujuan dilakukanya percobaan skrining fitokimia yaitu untuk mengidentifikasi metabolit sekunder yang ada di dalam tanaman daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm).

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Uraian Tumbuhan1. Klasifikasi (Iqbal, 2008)Kingdom = PlantaeDivisi = MagnoliophytaKelas = MagnoliopsidaSub kelas = AsteridaeBangsa = ScrophularialesSuku = AcanthaceaeMarga = JusticiaSpesies = Justicia gendarussa Burm. f.2. Morfologi Tanaman ini berupa semak, pada umumnya di tanam sebagai pagar hidup atau tumbuhan liar di hutan, tanggul sungai atau di pelihara sebagai tanaman obat. Tumbuh pada ketinggian 1-500 m di atas permukaan laut. tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang - cabang yang masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua warnanya menjadi coklat mengkilat. Daun letak berhadapan, berupa daun tunggal, yang bentuknya lanset dengan panjang 5-20 cm., lebar 1-3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek antara 5 7,5 mm, warna daun hijau gelap (Rusmiatik, 2013).3. Nama Daerah Handarusa (Sunda), Gandarusa, Tetean, Trus (Jawa), Puli (Ternate), Besi-besi (Aceh), Gandarusa (Melayu), Bo gu dan (China), Gandarisa (Bima) (Rusmiatik, 2013).4. Kandungan Kimia Daun gandarusa mengandung justisin (suatu senyawa golongan alkaloid), flavonol-3-glikosida, flavon, luteolin , isoorientin (luteolin-6-C-glikosida), kumarin, iridoid, triterpen atau sterol, minyak atsiri, dan kalium (Iqbal ,2008).5. Kegunaan Berkhasiat sebagai obat pegal linu, obat pening dan obat untuk haid yang tidak teratur. Kegunaan yang lain untuk obat luka terpukul (memar), patah tulang (Fraktur), reumatik pada persendian, bisul, borok dan korengan (Syamsuhidayat,1991).6. Kunci Determinasi 1a...,1b..., 2a...,3b...,5b...,10b..., 6b..., 14a...,15b..., 18b. (Cullen, 2006).

B. Landasan TeoriDalam uji fitokimia, senyawa yang akan diuji yaitu alkaloid, steroid dan flavonoid. Golongan senyawa alkaloid dideteksi dengan menyemprotkan pereaksi Dragendrof. Golongan senyawa steroid dideteksi dengan asam sulfat dan asam asetat anhidrat. Sedangkan golongan senyawa flavonoid dideteksi dengan cara melarutkan 10 mL filtrat dengan 0,5 g Mg di tambah 2 mL alkohol klorhidrat dan 20 mL amil alkohol, dikocok dengan kuat, terbentuk warna merah, kuning, dan jingga yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Maharani et al, 2006).Keanekaragaman dan jumlah struktur molekul yang dihasilkan oleh tumbuhan banyak sekali, demikian juga laju pengetahuan tentang hal tersebut. Dengan demikian masalah utama dalam penelitian fitokimia adalah menyusun data yang ada mengenai setiap golongan senyawa khusus. Kandungan kimia tumbuhan dapat digolongkan menurut beberapa cara. Pengolahan didasarkan pada asal biosintesis, sifat kelarutan dan adanya gugus fungsi kunci tertentu (Harborne, 1984).Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus mempunyai kepolaran yang berbeda. Hal ini disebabkan kandungan kimia dari suatu tumbuhan hanya dapat terlarut pada pelarut yang sama kepolarannya, sehingga suatu golongan senyawa dapat dipisahkan dari senyawa lainnya (Sumarnie et al, 2005).Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) familia Acanthaceae merupakan tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat. Daunnya telah digunakan sebagai obat untuk beberapa macam penyakit, antara lain untuk mengatasi memar, bengkak, sakit pinggang, sakit kepala, sembelit, dan rematik sendi (Juheini, 2010)Daun gandarusa mengandung justicin, alkaloida, saponin, flavonoida, minyak atsiri, dan tanin. Berkhasiat sebagai obat pegal linu, obat pening dan obat untuk haid yang tidak teratur. Kegunaan yang lain untuk obat luka terpukul (memar), patah tulang (Fraktur), reumatik pada persendian, bisul, borok dan korengan. Daun tanaman gandarusa mempunyai banyak kegunaan dalam pengobatan tradisional. Di antaranya, akar dan daun direbus, kemudian diminum dua kali dalam sebulan bisa sebagai obat KB bagi laki-laki (Syamsuhidayat,1991).Metabolit sekunder dihasilkan melalui tahap-tahap reaksi dalam jaringan tumbuhan yang disebut biosintesis. Alkaloid, terpenoid, steroid, dan flafonoid merupakan beberapa contoh senyawa yang dihasilkan dari biosintesis tersebut. Penelitian kandungan kimia untuk satu tanaman (daun, batang, kulit batang, akar, dll) atau melakukan penapisan kandungan kimia terhadap berbagai sepsis tanaman dalam satu famili pada bagian tertentu akan memberikan informasi tentang tingkat evolusi (Sabarwati, 2006).Skrining fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuh tumbuhan karena sifatnya yang dapat bereaksi secara khas dengan pereaksi tertentu. Skrining fitokimia dilakukan melalui serangkaian pengujian dengan menggunakan pereaksi tertentu. Beberapa jenis senyawa yang dapat dideteksi secara skrining fitokimia antara lain :a. FlavonoidFlavonoid merupakan senyawa yang larut air, dapat diekstrasi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenil oleh karakter itu warnnya berubah bila ditambah basa atau amonia. Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjungsi sehingga kan menunjukan pita serapan yang kuat pada sinar UV(ultraviolet) dan sinar tampak (Harbone 1987)b. TaninTanin merupakan senyawa fenolik yang kerjanya bersifat adstringen (menciutkan selaput usus/ pengelat) yang dapat mengurangi kontraksi usus, menghambat diare, mengurangi penyerapan, dan melindungi usus dengan cara melapisi permukaan lumen (Harbone, 1987).c. Saponin Saponin atau glikosida sapongenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar lus dalam tanaman. Tipe saponin terdiri dari sapongenin yang merupakan molekul aglikon dan sebuah gula.saponin merupakan senyawa yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air dan pada konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah, sering digunakan sebagai detergen .d. AlkaloidAlkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa warna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal, tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (Teyler, 1988).Uji Metabolit Sekunder (Harborne, 1987) :1. Identifikasi alkaloid dengan metode Culvenor-Fitzgerald Sampel dicampur dengan 5 ml kloroform dan 5 ml amoniak kemudian dipanaskan, dikocok dan disaring. Ditambahkan 5 tetes asam sulfat 2 N pada masing-masing filtrat,kemudian kocok dan didiamkan. Bagian atas dari masing-masing filtrat diambil dan diuji dengan pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf. Terbentuknya endapan jingga, cokelat, dan putih menunjukkan adanya alkaloid.2. Identifikasi Flavonoid Sampel dicampur dengan 5 ml etanol, dikocok, dipanaskan, dan dikocok lagi kemudian disaring. Kemudian ditambahkan Mg 0,2 g dan 3 tetes HCl pada masing-masing filtrat. Terbentuknya warna merah pada lapisan etanol menunjukkan adanya flavonoid (Harborne, 1987).3. Identifikasi Saponin Sampel dididihkan dengan 20 ml air dalam penangas air. Filtrat dikocok dan didiamkan selama 15 menit. Terbentuknya busa yang stabil berarti positif terdapat saponin (Harborne, 1987).4. Identifikasi Steroid Sampel diekstrak dengan etanol dan ditambah 2 ml asam sulfat pekat dan 2 ml asam asetat anhidrat. Perubahan warna dari ungu ke biru atau hijau menunjukkan adanya steroid (Harborne, 1987).5. Identifikasi Tanin Sampel didihkan dengan 20 ml air lalu disaring. Ditambahkan beberapa tetes feriklorida 1% dan terbentuknya warna coklat kehijauan atau biru kehitaman menunjukkan adanya tanin (Edeoga, 2005).

BAB IIIPROSEDUR KERJAA. Alat Dan BahanAdapun alat-alat yang digunakan yaitu cawan porselin, pipet tetes, plat tetes, rak tabung, sendok tanduk, sendok besi, sudip dan tabung reaksi.Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah daun gandarusa, sitoborat, FeCl3 1 N, KOH 10% P b/v, etanol 95% P, HCl 0,5 N, pereaksi mayer/ bauchardat/ dragendorff, FeCl3 P, eter, Liebermann-Burchard, serbuk Mg, HCl 2 N, dan HCl PB. Cara KerjaA. Reaksi identifikasi golongan tanin1. Reaksi identifikasi terhadap katekolSampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika mengandung katekol akan menghasilkan warna hijau.2. Reaksi identifikasi terhadap pirogalatotaninSampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika mengandung pirogalatotanin akan menghasilkan warna biru. B. Reaksi identifikasi golongan dioksiantrakinonSedikit serbuk dimasukka kedalam tabung reaksi, lalu ditetesi dengan KOH 10% P b/v dalam etanol 95% P, jika mengandung dioksiantrakinon akan menghasilkan warna merah.C. Reaksi identifikasi golongan alkaloidEkstrak metanol dimasukkan kedaam masing-masing tabung reaksi kemudian ditetesi :1. HCl 0,5 N dan pereaksi mayer, jika mengandung alkaloid maka akan menghasilkan endapan kuning.2. HCl 0,5 N dan pereaksi Bauchardat, jika mengandung alkaloid akan menghasilkan endapan coklat.3. HCl 0,5 N dan pereaksi Dragendroff, jika mengandung alkaloid akan menghasilkan endapan warna jingga.D. Reaksi identifikasi golongan steroidSerbuk dihaluskan dengan etanol kemudian didihkan selama 15 menit bila disaring, filtrat diuapkan sampai kering. Ekstrak kering ditambahkan eter setelah terlebih dahulu disuspensikan dengan sedikit air, bagian yang larut dalam eter dipisahkan. Lapisan eter kemudian ditetesi dengan pereaksi Liebermann-Burchard jika mengandung steroid akan menghasilkan warna merah jambu.E. Reaksi identifikasi golongan saponinSerbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik, terbentuk buihm lalu tambahkan 1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang.

F. Reaksi identifikasi golongan flavonoidSerbuk ditambahkan dengan FeCl3 dan HCl P, jika mengandung flavonoid akan menghasilkan warna merah. HCl P ditambah citoborat akan menghasilkan warna kuning , dan HCl P ditambah Serbuk Mg akan menghasilkan warna merah jika mengandung flavonoid

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil PengamatanNo.Golongan komponen kimiaPerlakukanPengamatan

1.

2. 3.

4.

5. 6.Tanina) Katekolb) Piragalotanin

Dioksiantrakinon

Alkaloid

Steroid

Saponin

FlavonoidSampel + FeCl3 (hijau)Sampel + FeCl3 (biru)

Sampel + KOH 10 Sampel ekstrak metanol + HCl 0,5 N + mayer (kuning) Sampel ekstrak metanol + HCl 0,5 N + bauchardat (endapan coklat) Sampel ekstrak metanol + HCl 0,5 N + dragendorf (endapan jingga)

Sampel + alkohol + didihkan dan diuapkan + disuspensi air + eter +liebermann burchart (merah jambu)

Sampel + air panas (berbuih) + HCl (buih tidak hilang)

Sampel + FeCl3 + HCl (warna merah) Sampel + Citoborat + HCl (warna kuning) Sampel + serbuk Mg + HCl (warna merah) Negatif Negatif

Negatif Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Positif

Negatif Postif

Negatif

B. PEMBAHASANSkrining fitokimia adalah suatu metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui senyawa-senyawa atau kandungan kimia yang ada di dalam tanaman yang berfungsi sebagai bahan terapeutik. Dengan mengetahui kandungan senyawa dari suatu tanaman kita dapat membuat suatu formulasi baik itu obat, makanan, bahan kosmetik dan sebagainya. Skrining fitokimia ini merupakan pengujian awal atau pendahuluan untuk membuat suatu sediaan farmasi. Metode ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia seperti senyawa alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, steroid dan minyak atsiri.Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) mengandung justicin, alkaloida, saponin, flavonoida, minyak atsiri, dan tanin. Berkhasiat sebagai obat pegal linu, obat pening dan obat untuk haid yang tidak teratur. Kegunaan yang lain untuk obat luka terpukul (memar), patah tulang (Fraktur), reumatik pada persendian, bisul, borok dan korengan. Daun tanaman gandarusa mempunyai banyak kegunaan dalam pengobatan tradisional antaralain mengatasi memar, bengkak, sakit pinggang, sakit kepala, sembelit, dan rematik sendi.Metabolit sekunder dihasilkan melalui tahap-tahap reaksi dalam jaringan tumbuhan yang disebut biosintesis. Alkaloid, terpenoid, steroid, dan flafonoid merupakan beberapa contoh senyawa yang dihasilkan dari biosintesis tersebut. Penelitian kandungan kimia untuk satu tanaman (daun, batang, kulit batang, akar, dll) atau melakukan penapisan kandungan kimia terhadap berbagai sepsis tanaman dalam satu famili pada bagian tertentu akan memberikan informasi tentang tingkat evolusiTujuan dilakukanya percobaan skrining fitokimia yaitu untuk mengidentifikasi metabolit sekunder yang ada di dalam tanaman daun mimba.Dari hasil praktikum yang telah dilakukan uji skrining fitokimia dengan menggunakan sampel daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) senyawa-senyawa yang ada dikandung adalah flavonoid dan saponin. Golongan tanin, dilakukan reaksi identifikasi terhadap katekol dan pirogalotanin. Dimana katekol, sampel dibasahi dengan FeCl1 N positif jika bewarna hijau sedangkan piragalotanin berwarna biru. Lalu jika ditambahkan larutan brom dan terbentuk endapan positif katekol dan tidak terjadi endapan untuk pirogalotanin. Pada identifikasi tanin, gugus OH pada pada tanin, bereaksi dengan reagen FeCl3, hal ini dapat mengendapkan protein sehingga menyebabkan terjadinya perubahan warna. Hal ini disebabkan karena adanya reaksi hidrolisis pada senyawa protein yang beraksi dengan logam. Hal ini juga disebabkan karena adanya penambahan pereaksi geser (AlCl3 dan FeCl3 ). Peraksi geser adalah pereaksi yang dapat digunakan untuk menentukan kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada bagian inti. Dengan demikian, secara tidak langsung cara ini berguna untuk menentukan kedudukan gugus yang terkait pada salah satu gugus hidroksil fenol. AlCl3 membantu untuk mengetahui letak gugus OH di C3 atau C4 pada ring A. Mekanismenya adalah Al- akan bergabung dengan gugus OH dan O karbonil.Senyawa dioksiantrakinon diidentifikasi dengan cara sedikit sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditetesi dengan KOH 10 % P b/v dalam etanol 95% P, jika mengandung dioksiantrakinon akan menghasilkan warna merah. Perubahan warna ini disebabkan karena dioksiantrakinon terhidrolisasi oleh penambahan KOH sehingga terjadi perubahan warna dari hijau menjadi merah. Dioksiantrakinon juga merupakan senyawa fenol.Golongan saponin yaitu disiapkan tabung reaksi yang berisi sampel kemian ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan lalu kocok kuat selama 10 detik, lalu terbentuk buih. Buih ini menandakan adanya saponin, karena saponin merupakan senyawa golongan glikosida yang mempunyai struktur steroid dan mempunyai sifat-sifat khas yang dapat membentuk larutan koloidal dalam air dan membuih bila dikocok.Untuk uji golongan alkaloid, disiapkan 3 tabung reaksi dimana setiap tabung reaksi ditambahkan ekstra metanol kemudian kita teteskan dengan HCl 0,5 N. Pada tabung 1 tambahkan pereaksi mayer menghasilkan endapan kuning jika mengandung alkaloid, tabung 2 diberikan pereaksi buchardat menghasilkan endapan coklat jika mengandung alkaloid, sedangkan pada tabung 3 ditambahkan pereaksi dragendrof dan menghasilkan endapan warna jingga jika mengandung alkaloid. Endapan tersebut terjadi karena alkaloid merupakan senyawa dari golongan basa nitrogen, dimana jika basa nitrogen direaksikan dengan asam, dalam hal ini HCl (Asam klorida), akan membentuk garam yang tidak larut, sehingga garam inilah yang akan membentuk endapan. Sedangkan perbedaan warna yang terjadi disebabkan karena pereaksi yang digunakan memiliki warna tersendiri.Adapun hasil dari percobaan yaitu didapatkan hasil yang positif pada uji flavonoid dan saponin sedangkan yang lainnya menghasilkan hasil yang negatif dimana tidak terjadi perubahan warna.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan yaitu uji skrining pada sampel daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) diperoleh metabolit sekonder atau kandungan kimia yang terdapat pada daun gandarusa yaitu tanin dan flavonoid.B. SaranSebaiknya alat di laboratorium lebih dilengkapi lagi sehingga pengerjaannya dapat dikerjakan lebih cepat dan efisien.

DAFTAR PUSTAKAAmin, Juheini . 2010. Toksisitas Akut Daun Justicia gendarussa Burm. Jurusan FMIPA, Universitas Indonesia , Depok

Cullen, James. 2006.Practical Plant Identification. Cambridge: University Press

Edeoga, H.O., D.E. Okwu & B.O. Mbaebie. 2005. Phytochemical Constituents of Some Nigerian Medicinal Plants. African Journal of Biotechnology. 4 (7), pp 685-688.http://www.academicjournals.org/AJBHarborne, J.B., 1987., Metode Fitokimia Penuntun cara modern menganalisa tumbuhan. Terbitan Kedua., Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, ITB, Bandung.Jullian, M. Iqbal.2008. Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun gandarusa (justicia gendarussa burm.) terhadap kadar Asam urat dalam darah tikus putih jantan yang dibuat hiperurisemia dengan kalium oksonat. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok.Kardiman A dan Dhalimi A. MIMBA (Azadirachta indica A.Juss) TANAMAN MULTI MANFAAT. Perkembangan Teknologi TRO Vol. XV, No. 1, 2003. Rusmiatik. 2013. PEMBERIAN EKSTRAK DAUN GANDARUSA (Justicia gendarusa, Burm f.) MENGHAMBAT PROSES PENUAAN OVARIUM PADA MARMUT. Program studi ilmu biomedik, Universitas Udayana, Denpassar.

Sabarwati, S. H., 2006, Petunjuk Praktikum Kimia Organik II, Jurusan Kimia FMIPA Unhalu, Kendari.Sumarnie, H. Priyono., 2005., Identifikasi Senyawa Kimia Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Piper sp. Asal papua, Puslit.Biologi-LIPI. Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, R.J., 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Departemen Kesehatan R.I., Edisi 1, Jakarta. 324.

LAMPIRAN

Dioksiantarkuinon Steroid Saponin

AlkaloidTanin

Tanin Flavonoid

Skema KerjaReaksi Identifikasi Golongan TaninSerbuk Sampel

+ FeCl3 1 N

Warna hijauWarna Biru (Katekol)(Pirogalotanin)Reaksi Identifikasi Golongan Dioksiantrakinon

Serbuk Sampel

+ KOH 10% P b/vDalam etanol 95% P

Warna merah

Reaksi Identifikasi Golongan AlkaloidUji Mayer

Ekstrak methanol

+ HCl 0,5N

+ pereaksi mayaer

Endapan kuning

Uji BouchardatEkstrak methanol

+ HCl 0,5N

+ pereaksi mayaer

Endapan coklatUji DragendrofEkstrak methanol

+ HCl 0,5N

+ pereaksi mayaer

Endapan kuningReaksi Identifikasi Golongan SaponinSerbuk Sampel

+ 10 ml air panas

Dinginkan

Kocok kuatselama 10 detik

terbentuk buih

+ HCl 2NBuih tidak hilang

Reaksi Identifikasi golongan flavonoidSerbuk Sampel

+FeCl3

+ HCl P

Warna Merah

http://lib.ui.ac.id/opac/themes/green/detail.jsp?id=126125&lokasi=lokal

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:s12ir8KT1fsJ:eprints.ung.ac.id/4704/9/2013-1-84205-431409035-bab4-31072013081415.pdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id

ARIN RIZKI TALIBLa Hamidu S.Farm15020130082