laporan praktikum farmakognosi.pdf

Upload: nurul

Post on 07-Jul-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    1/21

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    2/21

     

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bangsa Indonesia Indonesia telah lama mengenal menggunakan tanaman

     berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah

    kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasarkan pada

     pengalaman keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan dari satu

    generasi ke generasi berikutnya. Salah satu tanaman yang biasa digunakan

    sebagai obat tradisional adalah jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk). Tanaman

    ini digunakan sebagai obat pelangsing, perut kembung, diare, batuk dan sesak

    nafas (Dewi et al. 2000; Sastroamidjojo 1988).

    Bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika

    diadakan identifikasi dan menentukan sistematikanya, maka akan diperoleh bahan

    alam berkhasiat obat salah satunya dengan melalui praktikum Farmakognosi yang

    meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang juga

    mencakup indentifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam

    simplisia. Bahan alam tersebut kemudian dapat diolah menjadi suatu senyawa

    yang dapat memberikan manfaat melalui zat-zat atau kandungan kimia yang ada

    di dalamnya. Jati belanda sudah diketahui memiliki khasiat obat sehingga perlu

    diamati terdapat kandungan senyawa-senyawa apa saja yang berkhasiat obat.

    Makalah ini akan membahas mengenai hasil pengamatan Guazumae Folium

    dengan menganalisis mikroskopis fragmen-fragmen spesifik serbuk daun,

    mengidentifikasi serbuk daun dengan penambahan reagen kimia dan menganalisis

    senyawa identitas serbuk daun dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    3/21

    Uji histokimia dan KLT ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

    mengenai kandungan senyawa-senyawa yang terdapat pada Guazumae Folium

    sehingga memudahkan kita untuk membuat sediaan yang diinginkan.

    1.2 Rumusan Masalah

    1.  Apa saja yang diamati identifikasi makroskopis dan mikroskopis pada

    fragmen-fragmen spesifik serbuk Guazumae Folium?

    2.  Apa fungsi penambahan reagen-reagen kimia dalam identifikasi dengan uji

    histokimia Guazumae Folium?

    3.  Apa saja kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam Guazumae Folium ?

    4.  Bagaimanakah cara menganalisis senyawa identitas (kandungan kimia)

    Guazumae Folium dengan metode KLT?

    1.3 Tujuan

    1.  Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik serbuk

    Guazumae Folium.

    2.  Mahasiswa dapat mengetahui fungsi penambahan reagen-reagen kimia yang

    digunakan dalam identifikasi dengan uji histokimia.

    3.  Mahasiswa dapat mengetahui kandungan senyawa-senyawa kimia yang

    terdapat dalam Guazumae Folium.

    4.  Mahasiswa dapat menganalisis senyawa identitas Guazumae Folium dengan

    metode KLT.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    4/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

    mengalami penglahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan

     bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani

    dan simplisia pelikan atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa

    tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat

    tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan

    cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara

    tertentu dipisahkan dari tanamannya.

    Pengamatan Guazumae Folium dilakukan dengan berbagai uji analisis

    meliputi uji makroskopis, uji mikroskopis, uji histokimia dan uji KLT. Uji

    makroskopis dilakukan untuk menganalisis morfologi Guazumae Folium. Uji ini

    meliputi organoleptis seperti bau, warna, rasa, ukuran serta bentuk tepi, pangkal dan

     permukaan daun. Uji mikroskopis dilakukan untuk menganalisis anatomi GuazumaeFolim. Uji ini menggunakan mikroskop untuk mengetahui jaringan-jaringan yang

    spesifik yang terdapat pada Guazumae Folium. Uji histokimia dilakukan dengan

     penambahan berbagai reagen kimia. Identifikasi kandungan serbuk daun dengan cara

    histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang terdapat

    dalam jaringan serbuk daun tersebut. Dengan menggunakan pereaksi spesifik, zat  –  

    zat kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik sehingga mudah

    dideteksi.

    Uji KLT digunakan untuk memisahkan campuran senyawa menjadi senyawa

    murninya dan mengetahui kuantitasnya. dengan menggunakan sebuah lapis tipis

    silica atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik

    yang keras (Skoog et al., 2004).

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    5/21

    KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa  –   senyawa yang sifatnya

    hidrofobik seperti lipida  –   lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan

    kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk

    kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom,

    identifikasi senyawa secara kromatografi dan isolasi senyawa murni skala kecil.

    Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa

    yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak

     bereaksi dengan pereaksi  –  pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat. Data yang

    diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa. Nilai Rf

    untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai

    Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal

    dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Oleh karena itu

     bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0.

    Faktor Retensi

    Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan

     jarak yang ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:

     Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut

    dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel.

    Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah,

     begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa

    yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf

    yang rendah Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang

    harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya.

    http://4.bp.blogspot.com/-tJqQKG-ds6c/UYdLR2QIy3I/AAAAAAAAAbg/oUJYIv4noQA/s1600/Rf.PNG

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    6/21

     Jati Belanda diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophyta, sub divisi

    Angiospermae, kelas Dicotyledonae, bangsa Malvales, suku Sterculiaceae, marga

    Guazuma, jenis Guazuma ulmifolia Lamk (Conqruist, 1981).

    Jati belanda merupakan salah satu jenis tanaman obat famili Sterculiaceae yang

    tumbuh subur pada ketiggian 1-800 m di atas permukaan laut. Tanaman ini mampu

    tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur maupun liat di tempat-tempat terbuka.

    Tumbuhan jati belanda yang memiliki tinggi hingga 20 m ditanan sebagai pohon

     peneduh, tanaman pekarangan atau tumbuh secara liar.Jati belanda (Guazuma

    ulmifolia Lamk sinonim Guazuma tomentosa Kunth) merupakan salah satu tanaman

    obat unggulan Direktoral Jenderal POM yag berkhasiat untk melangsingkan tubuh

    (obesitas). Tanaman ini bukan Indonesia karena diduga berasal dari daerah tropis

    Amerika dan menyebar ke daerah tropis lainnya, diantaranya pulau Jawa (ANON,

    2008).

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    7/21

    BAB III

    METODOLOGI

    Pengamatan dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi

    Universitas Jember pada pukul 13.20 sampai selesai hari Kamis tanggal 11

    September 2014. 

    Bahan yang digunakan pengamatan adalah serbuk daun Jati Belanda. Reagen-

    reagen yang digunakan pada uji histokimia adalah asam sulfat P, asam sulfat 10N,

    asam klorida P, asam klorida encer, natrium hidrosida 5%, kalium hidroksida 5%,

    amonia 25%, kalium iodida 6% dan feri klorida 5%. Bahan-bahan yang digunakan

     pada uji KLT adalah kuersetin, kloroform, metanol, air, silika gel 60 F254 dan

    sitroborat.

    Peralatan yang digunakan pada uji histokimia adalah plat tetes, pipet tetes dan

     batang pengaduk. Peralatan yang digunakan pada uji KLT adalah neraca analitik,

    tabung reaksi, labu ukur, boto timbang, pipet ukur, ball filler, corong kaca, kertas

    saring, mikropipet, chamber, pensil dan penggaris.

    Cara kerja pada uji histokimia :

    1.  Ditimbang kurang lebih 2 mg simplisia daun jati belanda (Guazumae Folium).

    2.  Letakkan 2 mg simplisia daun jati belanda pada sembilan lubang plat tetes

    secara merata.

    3.  Tambahkan 5 tetes reagen-reagen kimia yang sudah ditentukan pada masing-

    masing lubang plat tetes.

    4.  Aduklah simplisia pelan-pelan dan amati perubahan warnanya.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    8/21

    Cara kerja pada uji KLT :

    1.  Timbang 500 mg Guazumae Folium, masukkan ke dalam tabung reaksi.

    2.  Tambahkan dengan 10 ml metanol.3.  Homogenkan dengan ultrasonik selama ± 10 menit.

    4.  Saring dengan menggunakan kertas saring.

    5.  Masukkan hasil saringan ke dalam labu ukur 10 ml, ad dengan metanol

    hingga tepat tanda.

    6.  Masukkan cairan dari labu ukur ke vial.

    7.  Pipet dengan menggunakan mikropipet kemudian totolkan (2,5 totolan/ 5µl).

    8.  Pipet kloroform sebanyak 10 ml, metanol 2,5 ml dan air 0,25 ml.

    9.  Masukkan pada erlenmeyer dan homogenkan.

    10. Masukkan ke dalam Chamber.

    11. Biarkan eluen jenuh kemudian masukkan lempeng KLT yang telah diberi

    totolan standar dan analit ke chamber.

    12. Setelah dieluasi, kemudian dikeringkan dan dilihat di bawah sinar UV. serta

    dilakukan penandaan terhadap noda.

    13. Semprot lempeng KLT dengan sitroborat dan amati warna nodanya serta

    hitung Rfnya.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    9/21

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    1.  Uji Makroskopis dan Mikroskopis Guazumae Folium

    Makroskopis :

    Daun tunggal, bentuk bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4

    cm sampai22,5 cm, lebar 2 cm sampai 10 cm, pangkal daun berbentuk jantung

    yang kadang-kadang tidak setangkup, ujung daun meruncing, pinggir daun

     bergigi, permukaan daun kasar, warna hijau kecoklatan sampai coklat muda,

    tangkai daun panjang 5mm sampai 25 mm. Organoleptis : Warna hijau tua

    kecoklatan, bau aromatik lemah dan rasa agak kelat.

    Mikroskopis :

    Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berambut penutup dan

     berambut kelenjar. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, berstomata,

     berambut penutup dan berambut kelenjar. Stomata tipe anisositik. Rambut

     penutup bentuk menyerupai bintang. Di dalam mesofil terdapat hablur

    kalsium oksalat berbentuk prisma.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    10/21

    2.  Fungsi penambahan reagen-reagen kimia dan kandungan senyawa kimia

    dalam identifikasi serbuk Guazumae Folium dengan uji histokimia

    Reagen Warna Studi Pustaka Warna HasilPemeriksaan

    Asam sulfat P Hitam coklat Hitam coklat (+)

    Asam sulfat 10 N Hijau muda Coklat tua (-)

    Asam klorida P Hijau Hijau coklat (-)

    Asam klorida encer Hijau Coklat (-)

    Natrium hidroksida 5% Coklat kuning Coklat kuning (+)

    Kalium hidroksida 5% Coklat hijau Coklat hijau (+)

    Ammonia 25% Hijau Hijau (+)

    Kalium iodida 6% Hijau coklat Hijau coklat (+)

    Feri klorida 5% Hijau Hijau tua (-)

      Reagen Asam Sulfat P

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi asam

    sulfat pekat di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah hitam

    coklat. Hal ini sesuai dengan literatur. Penambahan reagen asam sulfat P

    adalah hitam coklat yang menunjukkan adanya triterpenoid dan steroid.

    Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam

    satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30

    asiklik yaitu skualena, senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik

    leleh tinggi dan bersifat optis aktif (Harborne,1987). Triterpenoid dapat

    dipilah menjadi sekurang  –   kurangnya empat golongan senyawa : triterpena

    sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung. Kedua golongan yang

    terakhir sebenarnya triterpena atau steroid yang terutama terdapat sebagai

    glikosida.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    11/21

    Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat

    dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid yang terdapat

    dalam jaringan hewan beasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang

    terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol

    setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu.

      Reagen Asam Sulfat 10N

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi asam

    sulfat 10N di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah coklat

    tua. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan bahwa warna

    yang dihasilkan dari Guazumae Folium setelah penambahan reagen asam

    sulfat 10N adalah hijau muda yang menunjukkan adanya terpenoid, steroid

    dan minyak atsiri.

    Terpenoid termasuk derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa

    terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak

    dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Terpenoid

    merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Sifat fisika dari terpenoid yaitu

    dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi

    warna akan berubah menjadi gelap, mempunyai bau yang khas, mempunyai

    titik leleh tinggi, indeks bias tinggi, kebanyakan optik aktif, kerapatan lebih

    kecil dari air, larut dalam pelarut organik eter dan alkohol. Sifat kimianya

    yaitu senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik) dan isoprenoid

    kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.

    Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara

    umum mudah menguap. Minyak atsiri berupa cairan pekat yang tidak larut

    air, mengandung senyawa-senyawa beraroma yang berasal dari berbagai

    tanaman. Minyak atsiri mempunyai peran yang penting dalam bidang niaga

    sebagai cita rasa dan bau makanan, kosmetik, parfum, antiseptik, insektisida,

    obat-obatan dan sebagainya (Robinson, 1991).

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    12/21

      Reagen Asam Klorida P

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa

    tetes asam klorida P di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkanadalah hijau coklat. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan

     bahwa warna yang dihasilkan dari Guazumae Folium setelah penambahan

    reagen asam klorida P adalah hijau yang menunjukkan adanya lignin.

    Lignin merupakan polimer yang strukturnya heterogen dan kompleks yang

    terdiri dari koniferil alkohol, sinaphil alkohol, dan kumaril alkohol sehingga

    sulit untuk dirombak. sekitar 30% material pohon adalah lignin yang

     berfungsi sebagai penyedia kekuatan fisik pohon, pelindung dari biodegradasidan serangan mikroorganisme (Schlegel, 1994; Singh, 2006). Lignin

    memainkan bagian penting dalam melakukan air di tanaman batang. The

     polisakarida komponen tanaman dinding sel sangat hidrofilik sehingga

     permeabel terhadap air, sedangkan lignin lebih hidrofobik.

      Reagen Asam Klorida Encer

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa

    tetes asam klorida encer serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah coklat.

    Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan bahwa warna yang

    dihasilkan dari Guazumae Folium setelah penambahan reagen asam klorida P

    adalah hijau yang menunjukkan adanya lignin.

      Reagen Natrium Hidroksida 5%

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa

    tetes natrium hidroksida 5% serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah

    coklat kuning. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan bahwa

    warna yang dihasilkan dari Guazumae Folium setelah penambahan reagen

    natrium hidroksida adalah coklat kuning yang menunjukkan adanya kuinon.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    13/21

    Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar

    seperti kromofor benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang

     berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Warna pigmen

    kuinon mulai dari kuning pucat sampai hamper hitam, pigmen ini sering

    terdapat dalam kulit, galih, akar, dan jaringan lain, tetapi pada jaringan

    tersebut warnanya ditutupi pigmen lain, sedangkan kuinon hanya berperan

    sedikit pada bakteri, fungi dan lumut. Kuinon dapat didetaksi pada pelat

    kromatogafi dngan cahaya biasa dan sinar UV . Untuk tujuan identifikasi,

    kuinon dapat dipilah menjadi empat kelompok : benzokuinon, naftokuinon,

    antrakuinon, dan kuinon isoprenoid.

      Reagen Kalium Hidroksida 5%

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa

    tetes kalium hidroksida 5% serta diaduk. Warna yang dihasilkan adalah coklat

    hijau. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan bahwa warna yang

    dihasilkan dari Guazumae Folium setelah penambahan reagen kalium

    hidroksida 5% adalah coklat hijau.

      Reagen Ammonia 25%

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa

    tetes ammonia 25% di lemari asam serta diaduk. Warna yang dihasilkan

    adalah hijau. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan bahwa

    warna yang dihasilkan dari Guazumae Folium setelah penambahan reagen

    ammonia 25% adalah hijau yang menunjukkan adanya flavanoid.

    Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom

    karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suau rantai propane (C3)

    sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat

    menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau flavonoid, 1,2-

    diarilpropan atau isofalvonoid, dan 1,1-diarilpropan atau neoflavonoid.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    14/21

    Senyawa-senyawa flavonoid terdapat dalam semua bagian tumbuhan

    tinggi, seperti bunga, daun, ranting, buah, kayu, kulit kayu dan akar. Akan

    tetapi, senyawa flavonoid tertentu seringkali terkonsentrasi dalam suatu

     jaringan tertentu, misalnya antoisianidin adalahzat warna dari bunga, buah,

    dan daun. Sebagian besar flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosida,

    dimana unit flavonoid terikat pada suatu gula. Flavonoid dapat ditemukan

    sebagai mono-, di-, atau triglikosida, dimana satu, dua, atau tiga gugus

    hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut dalam

    air dan hanya sedikit larut dalam pelarut-pelarut organic seperti eter,benzene,

    kloroform, dan aseton. 

    Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksi dan sehingga

    sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah

    untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, anti

    inflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik. 

      Reagen Kalium Iodida 6%

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa

    tetes kalium iodida 6% serta diaduk secara pelan-pelan. Warna yang

    dihasilkan adalah hijau coklat. Hal ini sesuai dengan literatur. Literatur

    menyatakan bahwa warna yang dihasilkan dari Guazumae Folium setelah

     penambahan reagen kalium iodida 6% adalah hijau coklat yang menunjukkan

    adanya alkaloid.

    Alkaloid adalah golongan senyawa yang bersifat basa, mengandung satu

    atau lebih atom nitrogen biasanya dalam gabungan berbentuk siklik. Alkaloid

    sebagian besar berbentuk kristal padat dan sebagian kecil berupa cairan

    (misalnya nikotin) pada suhu kamar, memutar bidang polarisasi dan terasa

     pahit dan biasanya tanpa warna (Harborne, 1987). Alkaloid terdistribusi

    secara luas pada tanaman. Diperkirakan sekitar 15  –   20%vascular tanaman

    mengandung alkaloid.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    15/21

    Banyak alkaloid merupakan turunan asam amino lisin, ornitin, fenilalanin,

    asam nikotin, dan asam antranilat. Asam amino disintesis dalam tanaman

    dengan proses dekarboksilasi menjadi amina, amina kemudian dirubah

    menjadi aldehida oleh amina oksida. Alkaloid biasanya pahit dan sangat

     beracun. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam

    kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.

    Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air. 

      Reagen Feri Klorida 5%

    Serbuk Guazumae Folium diletakkan pada plat tetes dan ditetesi beberapa

    tetes feri klorida 5% serta diaduk secara pelan-pelan. Warna yang dihasilkan

    adalah hijau tua. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Literatur menyatakan

     bahwa warna yang dihasilkan dari Guazumae Folium setelah penambahan

    reagen adalah hijau yang menunjukkan adanya tanin.

    Tanin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa

     pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan  protein,  atau

     berbagai senyawa organik lainnya termasuk  asam amino dan alkaloid. Tanin

    merupakan salah satu komponen zat organik yang sangat kompleks, berbentuk

    serbuk putih atau kecoklatan, atau mempunyai rasa spesifik (sepet). Bagian

    tumbuhan yang banyak mengandung tanin adalah kulit kayu, daun, akar, dan

     buahnya (Suprijati, 1999).

    Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiosperm

    terdapat khusus dalam jaringan kayu.Tanin digunakan secara luas dalam

    industri, antara lain industri minuman, tanin digunakan untuk mengendapkan

    serat-serat organik dan menonaktifkan enzim-enzim yang terdapat dalam

     bahan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polifenolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polifenolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    16/21

    Terdapat beberapa hasil pengamatan uji histokimia tidak sesuai dengan

    literatur. Hal ini bisa terjadi dimungkinkan karena beberapa faktor simplisia

    Guazumae Folium sudah terlalu lama pembuatannya, faktor penyimpanan

    simplisia yang kurang baik, adanya kontaminasi dari reagen ataupun simplisia

    serta kesalahan praktikan dalam melakukan uji histokimia ataupun

    ketidakcermatan praktikan dalam menentukan warna hasil reaksi Guazumae

    Folium.

    3.  Uji Kromatografi Lapis Tipis

    Hasil Pengamatan

    Pembanding : Kuersetin

    Vol. Penotolan : 5 µl

    Fase gerak : Kloroform : Metanol : Air 10 : 2,5 : 0,25

    Fase diam : Silika Gel 60 F254 

    Penampak noda : Sitroborat

    Warna noda : Kuning

    Rf standar : 0,714

    Rf Analit : -

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    17/21

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    18/21

    Hasil praktikum menunjukkan jarak analit ke larutan standar tidak

    terdeteksi sehingga nilai Rf-nya tidak bisa ditentukan. Sedangkan nilai Rf standar

    0,714. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa nilai Rf

    simplisia guazumae adalah 0,3 dihitung sebagai kuersetin.

    Gambar pada lempeng KLT hasil pengamatan tampak bahwa larutan

    sampel tidak memiliki jarak tempuh dan hanya larutan standar yang memiliki

     jarak tempuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal yakni:

    1.  Kondisi lingkungan yang tidak sesuai, kelembaban ruangan akan

    mempengaruhi hasil percobaan

    2.  Kurangnya penotolan sampel pada lempeng silica gel, sehingga noda dibawah

    sinar UV tidak tampak

    3.  Pemanasan lempeng silica gel tidak dilakukan sehingga akan mempengaruhi

    hasil.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    19/21

     

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Guazumae Folium bisa digunakan sebagai obat karena pada

    Guazumae Folium mengandung senyawa-senyawa yang berkhasiat obat

    diantaranya adalah triterpen, steroid, minyak atsiri, flavonoid, tanin, musilago,

    resin, damar, karotenoid dan karbohidrat. 

    Hasil uji KLT Guazumae Folium nilai Rf-nya tidak bisa ditentukan

    karena jarak analit ke larutan standar tidak terdeteksi. Hal ini mungkin

    disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor praktikan, kondisi tempat,

     bahan dan alat praktikum yang digunakan. 

    Saran

      Sebaiknya pengamatan warna pada uji histokimia, menggunakan

     pembanding warna yang jelas. Agar tahu perbedaan mana yang hijau coklat

    dan mana yang coklat hijau.

      Penambahan reagen-reagen pekat dilakukan di lemari asam karena

    reagennya mudah menguap.

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    20/21

     

    DAFTAR PUSTAKA

      Anonim.1985. Cara Pembuatan Simplisia. 2  – 22. Jakarta : Depkes

    RI 

      Depkes RI. 1987. Materia Medika Indonesia Jilid II . Jakarta :

    Depkes RI 

      Harborne. J.B.,1987. Metode Fitokimia , terjemahan K.

    Radmawinata dan I. Soediso, 69  – 94, 142-158, 234-238. Bandung

    : ITB Press 

      http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20718-Chapter1-

    1432577.pdf

    http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20718-Chapter1-1432577.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20718-Chapter1-1432577.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20718-Chapter1-1432577.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20718-Chapter1-1432577.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20718-Chapter1-1432577.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20718-Chapter1-1432577.pdf

  • 8/19/2019 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI.pdf

    21/21

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Mun'im, A., & Hanani, E. (2011). Fitoterapi Dasar. Jakarta: DIAN RAKYAT.