penyakit pulpa

26
1. Operative Dentistry Operative Dentistry is one of the branches of dentistry that deals with the art and science of the diagnosis, prevention, treatment, and prognosis of diseases or trauma to teeth. Operative Dentistry is indicated primarily for dental caries, malformed, discolored or fractured teeth and replacement or repair of existing restorations. Treatment should restore proper tooth morphology, function, esthetics and harmonious relationship with the surrounding tissues. The mission of the Division of Operative Dentistry is to support the academic goals of the institution through teaching, patient care and research. Our primary goal is to complement the preclinical operative experience of our students and provide high quality didactic and clinical instruction to undergraduate students in the discipline of contemporary Operative Dentistry. http://dental.tufts.edu/academics/prosthodontics-and-operative- dentistry/operative-dentistry/ 2. Diagnosa penyakit gigi (Proses dan perawatannya) Membedakan Pulpitis, Nekrosis, dan Gangren dengan Mudah Penyakit jaringan pulpa terdiri dari : 1. Pulpitis a. Pulpitis Reversible b. Pulpitis Irreversible c. Pulpitis Hiperplastik Kronis 2. Nekrosis 3. Gangren 1. PULPITIS a. Pulpitis Reversible Suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidakterinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera setelah stimuli dihilangkan. Histopatologi Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan-sampai-sedang terbatas pada daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan adanya sel inflamasi

Upload: messia-refri-rahmi

Post on 24-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penyakit Pulpa

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Pulpa

1. Operative DentistryOperative Dentistry is one of the branches of dentistry that deals with the art and science of the diagnosis, prevention, treatment, and prognosis of diseases or trauma to teeth. Operative Dentistry is indicated primarily for dental caries, malformed, discolored or fractured teeth and replacement or repair of existing restorations. Treatment should restore proper tooth morphology, function, esthetics and harmonious relationship with the surrounding tissues.

The mission of the Division of Operative Dentistry is to support the academic goals of the institution through teaching, patient care and research. Our primary goal is to complement the preclinical operative experience of our students and provide high quality didactic and clinical instruction to undergraduate students in the discipline of contemporary Operative Dentistry.http://dental.tufts.edu/academics/prosthodontics-and-operative-dentistry/operative-dentistry/

2. Diagnosa penyakit gigi (Proses dan perawatannya)Membedakan Pulpitis, Nekrosis, dan Gangren dengan MudahPenyakit jaringan pulpa terdiri dari : 1. Pulpitis a. Pulpitis Reversible b. Pulpitis Irreversible c. Pulpitis Hiperplastik Kronis 2. Nekrosis3. Gangren

1. PULPITISa. Pulpitis ReversibleSuatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidakterinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera setelah stimuli dihilangkan.

HistopatologiPulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan-sampai-sedang terbatas pada daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut.

Sebab-sebabPulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa, misal:- trauma : akibat pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu;- syok termal : pada waktu melakukan preparasi kavitas dengan bur tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi, atau karena panas yang berlebihan pada waktu memoles tumpatan- dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka- penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau beroklusi dengan suatu restorasi emas- stimulus kimiawi : bahan makanan manis atau masam atau iritasi tumpatan silikat atau akrilik polimerisasi- bakteri dari karies. Setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivita sringan terhadap perubahan temperatur, terutama dingin.

Gejala-gejala

Page 2: Penyakit Pulpa

- Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar.- Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin daripada panas dan oleh udara dingin.- Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah ditiadakan.Pulpitis ReversibelDefinisi pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih mampu kembali pada keadaan tidak terinflamasi setelah jejas dihilangkan. Rasa sakit biasanya sebentar, yang dapat dihasilkan oleh karena jejas termal pada pulpa yang sedang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit ini akan hilang segera setelah jejas dihilangkan. Pulpitis reversibel yang disebabkan oleh jejas ringan contohnya erosi servikal atau atrisi oklusal, fraktur email.Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa, antara lain: trauma, misalnya dari suatu pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu; syok termal, seperti yang timbul saat preparasi kavitas dengan bur yang tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi atau panas yang berlebihan saat memoles tumpatan; dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka, adanya bakteri dari karies.Kadang-kadang setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivitas ringan terhadap permukaan temperatur, terutama dingin. Hal ini dapat berlangsung dua sampai tiga hari atau satu minggu, tetapi berangsur-angsur akan hilang. Sensitivitas ini adalah gejala pulpitis reversibel. Rangsangan tersebut di atas dapat menyebabkan hiperemia atau inflamasi ringan pada pulpa sehingga menghasilkan dentin sekunder, bila rangsangan cukup ringan atau bila pulpa cukup kuat untuk melindungi diri sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya pulpitis reversibel bisa karena trauma yaitu apa saja yang dapat melukai pulpa. Seperti telah diterangkan di atas bahwa sejak lapisan terluar gigi terluka sudah dapat menyebabkan perubahan pada pulpa.Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh makanan atau minuman dingin daripada panas, tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan. Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan beralngsung lebih lama.Pada pulpitis reversibel penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata. pulpitis reversibel asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan hingga sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat. Secara mikroskopis terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol dapat dilihat juga sel inflamasi akut.Pulpitis reversibel yang simtomatik, seacara klinik ditandai dengan gejala sensitif dan rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh rangsangan dingin daripada panas. Ada keluhan rasa sakit bila kemasukan makanan, terutama makanan dan minuman dingin. Rasa sakit hilang apabila rangsangan dihilangkan, rasa sakit yang timbul tidak secara spontan. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah:- Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelah rangsangan dihilangkan- Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila ada rangsangan, durasi nyeri sebentar.- Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadang-kadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit.- Tes vitalitas: gigi masih vital- Terapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi jika karies porfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1 minggu kemudian tidak ada keluhan dapat langsung dilakukan penumpatan.

Page 3: Penyakit Pulpa

Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif, rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama.

Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata.

Pulpitis reversibel asimptomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.

DiagnosisDiagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan berdasarkan tes klinis.- Rasa sakitnya tajam- Berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila stimulus dihilangkan.- Dingin, manis, atau masam biasanya menyebabkan rasa sakit.- Rasa sakit dapat menjadi kronis.- Pulpa dapat sembuh sama sekali, atau rasa sakit dapat tiap kali dapat berlangsung lebih lama dan interval keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya pulpa mati.- Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama dingin, aplikasi dingin merupakan suatu cara yang bagus untuk menemukan dan mendiagnosis gigi yang terlibat.- Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas, dan pada pemeriksaan radiografi jaringan periapikal adalah normal.

Anamnesa :· Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin· Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus· Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan Objektif :· Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan· Intra oral :o Perkusi (-)o Karies mengenai dentin/karies profundao Pulpa belum terbukao Sondase (+)o Chlor etil (+)

b. Pulpitis Irreversible Kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus noksius. Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus termal dihilangkan.

HistopatologiGangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akut di dalam pulpa. Pulpitis irreversibel dapat disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti misalnya karies. Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Bila karies tidak diambil, perubahan inflamasi di dalam pulpa akan meningkat keparahannya jika kerusakan mendekati pulpa.

Sebab-sebabSebab paling umum pulpitis irreversibel adalah

Page 4: Penyakit Pulpa

- Keterlibatan bakteri pulpa melalui karies, meskipun faktor klinis, kimiawi, termal, atau mekanis yang telah disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga menyebabkan pulpitis.- Pulpitis reversibel dapat memburuk menjadi pulpitis irreversibel.

Gejala-gejalaPada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa sakit dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :- perubahan temperatur, terutama dingin - bahan makanan manis atau masam- tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi- sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa.

Rasa sakit biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas.Pasien dapat melukiskan rasa sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah.

Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal.

Diagnosis- Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa atau karies di bawah tumpatan.- Pulpa mungkin sudah terbuka.- Waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan yang menyerupai buih meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya. Probing ke dalam daerah ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang lebih dalam. Pada tingkat ini dapat terjadi sakit dan perdarahan.- Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masuk ke kamar pulpa.

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang belum diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritas pulpa. Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan stimulus termal. Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal. Hasil pemeriksaan untuk tes mobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif.

Anamnesa :· Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga·· Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif :· Ekstra oral : tidak ada kelainan· Intra oral : Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanano Pulpa terbuka bisa juga tidak o Sondase (+)o Khlor ethil (+)o Perkusi bisa (+) bisa (-)

Pulpitis Irreversibel

Page 5: Penyakit Pulpa

Definisi pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus/jejas, dimana pertahanan pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali ke kondisi semula atau normal.Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus/jejas termal dihilangkan. Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari karies, jadi sudah ada keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun bisa juga disebabkan oleh faktor fisis, kimia, termal, dan mekanis. Pulpitis irreversibel bisa juga terjadi dimana merupakan kelanjutan dari pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan dengan baik. Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena.Secara mikroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umunya terdapat pembukaan sedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh suatu lapisan karies lunak seperti kulit. Bila tidak ada jalan keluar, baik karena masuknya makanan ke dalam pembukaan kecil pada dentin, rasa sakit dapat sangat hebat, dan biasanya tidak tertahankan walaupun dengan segala analgesik. Setelah pembukaan atau draenase pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan atau hilang sama sekali. Rasa sakit dapat kembali bila makanan masuk ke dalam kavitas atau masuk di bawah tumpatan yang bocor. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis ireversibel adalah:- Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang berkepanjangan serta menyebar- Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam.- Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusi dan tekan kadang-kadang ada keluhan.- Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi dinyatakan vital.- Terapi: pulpektomi

c. Pulpitis Hiperblastik Kronis Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas yang kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.

HistopatologiSecara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh epithelium skuamasi yang bertingkat-tingkat/berstrata daripada polip pulpa gigi permanen. Epithelium semacam itu dapat berasal dari gingival atau dari sel epithelial mukosa atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan didalam kamar pulpa sering berubah menjadi granulasi, yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskuler, muda dan berisi neutrofil PMF, limfosit, dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epithelial

Sebab-sebab- Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebabnya.

Page 6: Penyakit Pulpa

- Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis.- Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bacterial sering mengadakan stimulus.

Gejala-gejalaPulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali selama mastikasi, bila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa tidak menyenangkan

DiagnosisGangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang muda. Penampilan jaringan polipoid secara klinis adalah khas :ü Suatu massa pulpa yang kemerah-merahan dan seperti daging mengisi sebagian besar kamar pulpa atau kavitas atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi.ü Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan normal daripada jaringan pulpa normal dan lebih sensitif daripada jaringan gingival.ü Pemotongan jaringan ini tidak menyebabkan rasa sakit.ü Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman pembuluh darah yang subur.ü Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati kavitas atau gigi, maka akan terlihat seolah-olah jaringan gusi tumbuh di dalam kavitas.Tidak begitu sukar untuk mendiagnosis pulpitis hiperplastik kronis dengan hanya pemeriksaan klinis. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau kavitas gigi adalah khas dalam penampilannya. Radiografi umumnya menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka dengan pembukaan kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah atau sama sekali tidak terhadap tes termal, kecuali jika digunakan dingin yang ekstrim, seperti etil klorida. Diperlukan lebih banyak arus daripada gigi normal untuk mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan tester pulpa listrik.

2. NEKROSIS Nekrosis pulpa adalah kondisi kematian pulpa akibat proses inflamasi lanjutan dari pulpa akut/kronik atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma. Nekrosis pulpa dapat terjadi parsialis atau totalis. Ada 2 tipe nekrosis pulpa, yaitu:1.Tipe koagulasi: terdapat bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah menjadi bahan yang padat.2. Tipe likuefaksi : enzim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan yang lunak atau cair. Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir berupa H2S,amoniak,bahan-bahan yang bersifat lemak,protamain,air,CO2, indol,skatol,putresin dan kadaverin yang menyebabkan bau busuk.

Etiologi Nekrosis pulpa pada umumnya disebabkan oleh kondisi radang pulpitis ireversibel tanpa penanganan atau terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang mengganggu suplai aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian sisa nekrosis dari pulpa dicairkan atau dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalam beberapa jam pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis.

Patofisiologi Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi karena adanya infeksi bakteri pada jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan lingkungan oral akibat terbentuknya tubulus dentinalis sehingga memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Tubulus dentinalis terbentuk sebagai hasil dari prosedur operatif atau restoratif yang kurang baik atau akibat material restoratif material yang bersifat iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada enamel dan dentin, proses erosi, atrisi dan abrasi. Dari tubulus dentinalis ini infeksi bakteri

Page 7: Penyakit Pulpa

dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan peradangan. Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblas memiliki kemampuan untuk melakukan pemulihan jika terjadi peradangan. Akan tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau proses lanjutan dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa/nekrosis. Hal ini sebagai akibat dari kegagalan jaringan pulpa dalam usaha pemulihan atau penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya. Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Trauma pada gigi menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama pada apeks dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa. Karena kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi rendah.

Manifestasi klinis dan Diagnosis Nekrosis pulpa dapat terjadi parsial atau total. Tipe parsial dapat memperlihatkan gejala pulpitis irreversibel. Nekrosis total, sebelum mengenai ligamentum periodontal biasanya tidak menunjukkan gejala. Tidak merespon terhadap tes suhu atau elektrik. Kadang-kadang bagian depan mahkota gigi akan menghitam. Tampilan radiografik pada destruksi tulang ataupun pada bagian yang mengalami fraktur merupakan indikator terbaik dari nekrosis pulpa dan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk perkembangan. Kurangnya respon terhadap test suhu dan elektrik tanpa bukti radiografik adanya destruksi tulang terhadap bagian fraktur tidak menjamin harusnya terapi endodontik. Kondisi dari nekrosis pulpa terlihat tidak berhubungan dengan lokasi terjadinya fraktur akar gigi pada apikal, tengah ataupun bidang incisal tetapi lebih berhubungan dengan kavitas oral ataupun beberapa dislokasi segmen incisal. Perawatan edontotik adapun biasanya dilakukan pada segmen koronal pada kanal akar gigi. Kemampuan diagnostik dokter benar-benar diuji ketika terdapat beberapa kanal pada gigi. Misalnya gigi molar yang memiliki 3 kanal, kanal pertama tetap sehat, kanal kedua mengalami inflamasi akut, dan kanal ketiga mengalami nekrosis.Lingkungan pulpa memiliki keunikan dibandingkan dengan jaringan lunak tubuh lainnya. Karena pulpa memiliki lingkungan “non compliant” yang menyebabkan produk inflamasi lebih lambat dihilangkan dibandingkan jaringan lunak tubuh yang lain. Keadaan ini menyebabkan terjadinya destruksi lokal dalam jaringan pulpa. Anamnesis pada nekrosis pulpa berupa tidak ada gejala rasa sakit, keluhan sakit terjadi bila terdapat peradangan periapikal. Pemeriksaan perkusi tidak didapatkan nyeri dan pada palpasi juga tidak terdapat pembengkakan serta mobilitas gigi normal. Foto rontgen gigi biasanya normal kecuali bila terdapat kelainan periapikal terjadi perubahan berupa radiolusen pada lesi.

Penatalaksanaan1. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa tanpa Pembengkakan Nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respon terhadap stimulus, gigi tersebut mungkin masih mengandung jaringan terinflamasi vital di saluran akar di daerah apeks dan memiliki jaringan periradikuler terinflamasi yang menimbulkan nyeri (periodontitis akut). Oleh karena itu, demi kenyamanan dan kerja sama pasien, anestesi lokal hendaknya diberikan. Setelah pemasangan isolator karet, debridemen merupakan perawatan pilihan. Pada panjang kerja yang diperkirakan. Saluran akar tidak boleh diperlebar tanpa mengetahui panjang kerja. Selama pembersihan saluran akar dan pada penyelesaian prosedur ini dilakukan irigasi dengan larutan NaCl, kemudian keringkan dengan paper point, jika saluran akar cukup lebar, diisi dengan pasta CaOH dan ditambal sementara. Sejumlah klinisi menempatkan pelet kapas yang dibasahi medikamen intrakanal di kamar pulpa sebelum penambalan sementara, sebetulnya pemberian medikamen itu tidak bermanfaat.2. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan Terlokalisasi

Page 8: Penyakit Pulpa

Gigi nekrosis dengan pembengkakan terlokalisasi atau abses periapikal/periradikuler akut adalah adanya suatu pengumpulan pus yang terlokalisasi dalam tulang alveolar pada apeks akar gigi setelah gigi nekrosis. Biasanya pembengkakan terjadi dengan cepat, pus akan keluar dari saluran akar ketika kamar pulpa di buka.Perawatan abses alveolar akut mula-mula dilakukan trepanasi kemudian debridemen saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran akar secara sempurna bila waktu memungkinkan. Lakukan drainase untuk meredakan tekanan dan nyeri serta membuang iritan yang sangat poten yaitu pus. Pada gigi yang drainasenya mudah setelah pembukaan kamar pulpa, instrumentasi harus dibatasihanya di dalam saluran akar. Pada pasien dengan abses periapikal tetapi tidak dapat dilakukan drainase melalui saluran akar, maka drainase dilakukan dengan menembus foramen apikal menggunakan file kecil sampai no.25.Selama dan setelah pembersihan dan pembentukan saluran akar, lakukan irigasi dengan NaCl sebanyak-banyaknya. Saluran akar dikeringkan dengan paper point, kemudian diisi dengan pasta CaOH dan diberi pelet kapas lalu ditambal sementara.Beberapa klinisi menyarankan, jika drainase melalui saluran akar tidak dapat dihentikan, kavitas akses dapat dibiarkan terbuka untuk drainase lebih lanjut, dan menasehati pasien berkumur dengan salin hangat selama 3 menit setiap jam. Bila perlu beri resep analgetik dan antibiotik. Membiarkan gigi terbuka untuk drainase, akan mengurangi kemungkinan rasa sakit dan pembengkakan yang berlanjut.3. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan MenyebarPada lesi-lesi ini pembengkakan terjadi dengan progresif dan menyebar cepat ke jaringan. Kadang-kadang timbul tanda-tanda sistemik, yaitu suhu pasien naik. Penatalaksanaan pertama yang paling penting adalah debridemen, pembersihan dan pembentukan saluran akar. Foramen apikalis dilebarkan sampai ukuran file no. 25 agar dapat meningkatkan aliran eksudat.Bila pembengkakan luas, lunak dan menunjukan fluktuasi, mungkin diperlukan insisi malalui jaringan lunak pada tulang. Mukosa di atas daerah yang terkena dikeringkan terlebih dahulu, kemudian jaringan disemprot dengan anestetik lokal, misalnya khlor etil. Insisi intraoral dibuat melalui pembengkakan lunak yang mengalami fluktuasi ke plat tulang kortikal. Suatu isolator karet atau kain kasa yang digunakan untuk drainase dimasukkan selama beberapa hari. Pasien disarankan berkumur dengan larutan salin hangat selama 3 sampai 5 menit setiap jam. Pada bengkak yang difus dan cepat berkembang, harus diberikan antibiotik dan analgetik. Antibiotik pilihan pertamanya adalah penisilin mengingat mikroorganisme penyebab biasanya streptokokus. Jika pasien alergi terhadap penisilin, gunakan eritromisin atau klindamisin.

Nekrosis PulpaNekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada apakah sebagian atau seluruh pulpa yang terlibat. Nekrosis, meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas traumatik yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi (pengentalan dan pencairan). Pada jenis koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau dirubah menjadi bahan solid. Pengejuan adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau debris amorfus.Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh jejas yang membahayakan pulpa seperti bakteri, trauma dan iritasi kimiawi. Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit. Sering adanya perubahan warna pada gigi keabu-abuan/kecoklat-coklatan adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.Pada pemeriksaan histopatologis tampak debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihat di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal atau menunjukkan sedikit inflamasi yang dijumpai pada ligamen periodontal.

Page 9: Penyakit Pulpa

NEKROSIS PULPAI. DefinisiNekrosis pulpa (gangrene) merupakan proses lanjut dari radang pulpa akut maupun kronis atau terhentinya darah secara tiba-tiba karena trauma. Nekrosi pulpa dapat terjadi parsial maupun full. Ada 2 macam nekrosis :Ø Tipe koagulasi terjadi karena jaringan yang larut mengendap dan berubah menjadi bahan yang padat.Ø Tipa liquefaction terjadi karena enzim proteolitik mengubah jaringan pulpa menjadi bahan yang lunak dan cair.Penyebabnya :1. Microbakterial2. Trauma fisik (benturan, radiasi)3. Bahan-bahan kimia (tumpatan gigi, bahan korosif)4. Reaksi hipersensitivitasUmumnnya nekrosis pulpa disebabkan karena pulpitis reversible dan irreversible yang tidak di tangani dengan baik/benar (kegagalan perawatan).Nekrosis pulpa ditandai dengan hasil akhir berupa H2S, amoniak, bahan yang bersifat lemak, indikan, protamine, CO2 selain itu Indole, Skatol, Putresin dan kadaverin yang menimbulkan bau busuk. Ditemukan juga kuman saprofit anaerob.II. MekanismeMeknisme terjadinya nekrosis pulpa merupakan penjalaran yang membutuhkan waktu yang lama. Proses terjadi nekrosis dimulai dari :ð Karies superfacial (karies email).Dimana terjadi pembentukan plak dan penguraian karbohidrat oleh bakteri dengan menggunakan enzim Ftase dan Gtase. Bakteri yang mengurai karbohidrat (sukrosa) akan menghasilkan asam sebagai hasil akhir yang meng-etsa email gigi hingga tebentuk kavitas.ð Karies dentinMerupakan kelanjutan invasi bakteri setelah terbentuk kavitas superfacial.ð Peradangan pulpa (infeksi pulpa)Merupakan reaksi terhadap invasi bakteri yang telah mengenai pulpa.Ditandai dengan terjadinya dilatasi pembuluh darah, peningkatan volume darah dalam ruangan pulpa (kongesti)ð PulpitisDibedakan menjadi 2 :- ReversibleInflamasi pulpa yang masih ringan yang disebabkan oleh stimuli tapi pulpa dapat kembali ke keadaan tidak terinflamasi bila stimuli dihilangkan.a. Kronik (tanpa gejala)/asimtomatikb. Akut (dengan gejala)/symtomatik- IreversibelInflamasi pulpa yang persisten yang dapat simtomatik ataupun asimtomatik yang menyebabkan pulpa menjadi nekrosis (mati).a. Akutb. Kronik : pulpitis hiperplastikDitandai dengan berlanjutnya dilatasi pembuluh darah, akumulasi cairan udema pada jaringan penghubung yang mengelilingi pembuluh darah kecil. Cairan udema ini akan merusak kapiler yang ditandai dengan ektravasasi sel darah merah dan diapedesis sel darah putih. Ditemukan juga PMN disekitar dinding pembuluh kapiler yang aktif bergerak secara teratur. Sel-sel yang rusak, leukosit PMN, bakteri yang mati yang menyebabkan terbentuknya PUS (abses pulpa). Pus tersebut akan menyumbat jalan peredaran darah sehingga drainase terganggu akibatnya pus menjalar di seluruh bagian pulpa dan menyebabkan terjdinya nekrosis.

Page 10: Penyakit Pulpa

ð Nekrosis (gangrene)Nekrosis yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya abses periapikal.ð Abses periapikalð Penyebaran PUS ke organ tubuh lain melalui pembuluh darah, yang bisa menyebabkan kematian.III. Gejala :Gejala umum nekrosis pulpa :a. Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irreversibleb. Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri spontan.c. Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografikd. Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif seperti pelebaran jaringa periodontal yang sangat nyata adalah kehilangan lamina durae. Perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas terlihatf. Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari salah satu atau beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.• Keluhan subjektif :Ø Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panasØ Bau mulut (halitosis)Ø Gigi berubah warna.• Pemeriksaan objektif :Ø Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitamanØ Terdapat lubang gigi yang dalamØ Sondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakitØ Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal. Kecuali pada nekrosis tipe liquifaktif.Ø Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi dan sondenasi sakit.IV. Pengobatana. Simtomatis :Diberikan obat-obat penghilang rasa sakit/anti inflmasi (OAINS)b. Kausatif :Diberikan antibiotika (bila ada peradangan)c. Tindakan :- Gigi dibersihkan dengan semprit air, lalu dikeringkan dengan kapas.- Beri anagesik, bila ada peradangan bisa di tambah dengan antibiotic- Sesudah peradangan reda bisa dilakukan pencabutan atau dirujuk untuk perawatan saluran akar.- Biasanya perawatan saluran akar yang digunakan yaitu endodontic intrakanal.Yaitu perawatan pada bagian dalam gigi (ruang akar dan saluran akar) dan kelainan periapaikal yang disebabkan karena pulpa gigi tersebut.

Bentuk Nekrosis Pulpa & PatogenesisnyaKering/Koagulasi•Jaringan pulpa menjadi masa lunak yang menyerupai keju•Tidak terdapat jaringan di dalam kamar pulpa atau saluran akar•Biasanya terjadi kelainan perapikalBasah/Likuifaksi•Terjadi juika enzim proteolitik merubah jaringan pulap menjadi masa yang lunak / cair•Masih terdapat struktur jaringan pulpa tapi tidak terdapat elemen seluler•Lebih mungkin menimbulkan gejala tapi jarang menimbulkan kelainan periapikal•Inflamasi

disintegrasi jaringan pulpaLiquefaction necrotic (mecro abcess)Sirkulasikolateral menurun ditambah pengerasan (penyumbatan dinding dentin)drainase cairaninflamasi berkurangMeningkatkan tekanan jaringan yang terlokalisir

Page 11: Penyakit Pulpa

Proses kerusakantidak terdeteksi samnpai seluruh jaringan pulpa mengalami nekrosis.mengandung iritanyang berasal dari destruksi jaringan dan mikroba( aerob dan anaerob)iritan berkontakdengan jaringan vital pada daerah peripheralterus menimbulkan kerusakan

•Bakteri berpenetrasi sampai pada batas daerah nekrosis tapi tidak terlihat pada daerah yangberdekatan dengan jaringan yang terinflamasi

tapi toksin dan enzim2nya terusberpenetrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan inflamasi•Daerah dimana liquefaction necrotic berkontak dengan dentin

predentin di daerah itumenghilang (mungkin disebabkan aksi kolagenase (enzim)sehingga bakteri dapatberpenetrasi ke tubuli dentin.

Perawatan Nekrosis Pulpa•Farmakologis : pemberian analgetik (NSAIDs, Acetaminophen, opioids)•Pemberian antibiotik jika diperlukan•Pasien perlu ditanyakan apakah memiliki riwayat gastritis atau memiliki alergiterhadap obat analgetik tertentu.•Kombinasi analgesic dengan opioid meningkatkan efek analgesic, tetapi meningkatkanside effects juga sehingga analgetik non opioids lebih dipilih untuk menghilangkanrasa sakitnya

3. GANGREN PULPAGangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak.Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangren pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1 mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1 mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.

Gejala klinik Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangren pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.

Diagnosis dan differential diagnosisDiagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extraoral dan intraoral).Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :- Karies profunda (+)-

Page 12: Penyakit Pulpa

- Pemeriksaan sonde (-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali ke dalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.-- Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat,diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit.-- Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalusentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien.-- Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.

Bila pada peristiwa nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob, maka kematian pulpa ini disebut gangren pulpa.

3.Bahan steriliasi/medikamenJenis Obat Sterilisasi Saluran AkarA. A. AntibiotikMerupakan golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalamorganisme, khususnya dalam proses infeksi oleh mikroorganisme patogen. Jenisjenisnya, antara lain:1. PenisilinPenisin ini merupakan antibiotik yang efektif untuk memusnahkan bakteri anaerob (Porphyromonas, Prevotella, Peptostreptococcus, Fusobacterium, dan Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif (Streptococcus dan Enterococcus) pada infeksi endodonsi. Antibiotik ini mempunyai toksisitas rendah dan harganya murah. Namun, 10% populasi mungkin alergi terhadap penisilin Antibiotik ini digunakan dengan dosis muatan awal sebanyak 1000 mg per oral Penisilin VK, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. Dosis muatan antibiotik untuk mendapatkan kadar yang adekuat dan mencegahterjadinya resistensi bakteri. Pemberian antibiotik harus diteruskan selama 2-3 hari setelah redanya tanda dan gejala infeksi. (Ganiswan, 1995)2. EritromisinEritromisin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap bakteri fakultatif, namun kurang efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odotogen. Biasanya digunakan untuk pasien alergi penisilin yng mendapat infeksi ringan sampai sedang. Sayangnya antibiotik ini tidak efektif terhadap infeksi berat dan efek sampingnya adalah gangguan gastrointestinal. Pemberiannya dengan dosis muatan oral sebanyak 1000 mg, dilanjutkan dengan 500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)3. KlaritomisinKlaritomisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob. Antibiotik ini memiliki efek samping yang rendah terhadap gastrointestinal. Pemberiannya dilakukan sebelum maupun sesudah makan dengan dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)4. Sefalosporin Oral (Generasi kedua Sefalosporin)Sefalosporin oral merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri aerob. Namun, perlu hati-hati dalam pemberian sefalosporin oral pada pasien alergi penisilin. (Ganiswan, 1995)5. KlindamisinKlindamisin merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri gram positif, gram negatif, anaerob fakultatif, dan sejati. Antibiotik ini dapat didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan konsentrasi di tulang hampir sama di dalam plasma. Terapi klindamisin berefek (jarang) dengan timbulnya kolitis pseudomembranosa. Antibiotik lain yang berefek sama yaitu, ampisilinamoksisilin dan sefalosporin. Pemberian untuk dewasa yang diberikan adalah150-300 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)6. Metronidazol

Page 13: Penyakit Pulpa

Metronidazol merupakan antibiotik yang bersifat bakterisida terhadap bakteri anaerob. Pemberiannya dapat dikombinasi dengan enisilin untuk infeksi endodonsi yang berat dengan dosis250-500 mg setiap 6 jam selama 7 hari. (Ganiswan, 1995)

B. Antiseptik1. Minyak AtsiriMinyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatic, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Merupakan desinfektan yang lemah. Misalnya eugenol. (Walton dan Torabinejad, 1998)

EugenolBahan ini adalah esens kimiawi minyak cengkeh dan mempunyai hubungan dengan fenol. Agak lebuh mengiritasi daripada minyak cengkeh dan keduanya adalah suatu antiseptic dan anodin. (Walton dan Torabinejad, 1998) Bahan ini bersifatnya sedatif dan pemakaian setelah pulpektomi, sebagai bagian dari sealer saluran akar, sebagai campuran dari tambalan sementara.2. Berbasis fenol. FenolFenol merupakan Bahan kristalin putih yang mempunyai bau khas bau bara. Fenol yang di cairkan (asam karbolik) terdiri dari 9 bagian fenol dan 1 bagian air. Fenol adalah racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan lunak. (Walton dan Torabinejad, 1998)Para-KlorofenolPara-Klorofenol masuk lebih ke dalam tubuli dentin sehingga memusnahkan mikroorganisme di saluran akar. Berfungsi untuk presipitasi atau koagulasi bakteri. Compound ini adalah pengganti produk fenol dengan klorinmenggantikan salah satu atom hydrogen. (Walton dan Torabinejad, 1998)Para-klorofenol berkamferBahan ini terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian berkamfer. Bahan ini memperoleh popularitas tingkat tinggi sebagai medikamen saluran akar selam satu abad. Kamfer berguna sebagai suatu sarana dan suatupengencer serta mengurangi efek mengiritasi yang dimiliki para-klorofenol murni selain itu juga memperpanjang efek antimicrobial. (Walton dan Torabinejad, 1998). Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasinya kecil dan mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan semua perawatan saluranakar gigi dan gigi yang mempunyai kelainan apikal.ChkM (Chlorphenol kamfer menthol)Terdiri dari dua bagian para-klorofenol dan tiga bagian kamfer. Daya desinfektan sifat mengiritasi lebih kecil dari pada formokresol. Mempunyaispectrum anti bakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya Paraklorofenol. Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari paraklorofenol murni. Selain itu memperpanjang efek antimicrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi clorophenol dan mengurangi rasa sakit. Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasi keil dan mempunyai spectrum anti bakteri yang luas dan digunakan dalam semua perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998) CresopheneTerdiri dari chlorofenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamatasone yaitu sbagai antiphlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa over instrumentasi. Dipakai pada gigi dengan periodontitis apikalis tahap awalakibat instrumentasi berlebih. (Walton dan Torabinejad, 1998)CresatinJuga dikenal dengan metakresil asetat, bahan ini adalah suatu cairan jernih, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptic dan meringankan rasa sakit. Efek antimicrobial cresatin lebih kecil

Page 14: Penyakit Pulpa

dari pada formokresol atau para-klorofenol berkamfer, obat ini juga tidak begitu mengiritasi jaringan. Bahan ini digunakan untuk semua perawatan saluran akar gigi dan kelainan gigi apikal. (Walton dan Torabinejad, 1998)

3. AldehidFormokresolBahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat di larutkan formokresol adalah suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap organisme aerobik dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar. Bahan ini efektif untuk bakteri aerob dan anaerob namun dapatmenimbulkan efek nekrosis. Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan diindikasikan pada perawatan pulpektomi. (Walton dan Torabinejad, 1998) GlutaraldehidMinyak tanpa warna ini agak larut dalam air dan disamping itu mempunyai reaksi yang agak asam. Obat ini merupakan desinfeksi yang sangat kuat dan fiksatif. Konsentrasi rendah dan tidak ada reaksi inflamasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)4. Kalsium hidroksidaKompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH-nya yang tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa yang nekrotik.Pasta kalsium hidroksida paling baik digunakan sebagai suatu medikamen intrasaluran bila ada penundaan yang terlalu lama antar kunjungan karena bahan ini tetap manjur selama berada dalam saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)5. NitrogenMerupakan suatu antiseptik yang mengandung para formaldehida sebagai suatu bahan utamanya, dapat digunakan sebagai medikamen intrasaluran maupun sebagai siler atau bahan pengisi. Nitrogen mengandung eugenol dan fenilmerkurik borat, dan kadang kadang juga terdapat bahan bahan tambahan sepertibtimah hitam, kortikosteroid, antibiotika dan minyak wangi. Efek antimikrobialnya hanya sebentar, dan menghilang kira-kira seminggu atau sepuluh hari. (Walton dan Torabinejad, 1998)6. HalogenDigunakan sebagai medikamen intraselular yang mempunyai pengaruh desinfektan berbanding terbalik dengan berat atomnya, yang termasuk golongan ini adalah: Sodium Hipoklorit.Kompoun ini kadang-kadang digunakan sebagai medikamen intrasaluran. Mempunyai pengaruh desinfektan terbesar di antara kelompok sodium hipoklorit. Sodium hipoklorit sebagai medikamen saluran akar yang efektif namun bersifat iritasi. Aktivitas sodium hipoklorit ini hebat tetapi hanya sementara, compound ini lebih baik di aplikasikan pada saluran akar tiap dua hari sekali. Bahan ini memiliki chlorine yang bersifat iritatif, tidak stabil dan bersifat toksik bila dalam jumlah besar. Bahan ini bisa juga digunakan sebagai bahanirigasi saluran akar. (Walton dan Torabinejad, 1998)YodidaBahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Kompond yodida terdiri dari :2 bagian antiseptic yodin, 4 bagian antiseptik yodida, dan 94 bagian air distilasi. (Walton dan Torabinejad, 1998)7. Komponen Amonium KuartenerQuats adalah compound yang menurunkan tegangan permukaan larutan. Bahan bahan ini di buat tidak aktif oleh compound antiseptic. Karena compound antiseptic kuartener bermuatan positif dan mikroorganisme antiseptic, akan terbentuk suatu efek permukaan aktif dengan compound melekat pada mikroorganisme dan membalik muatannya. (Walton dan Torabinejad, 1998)

Page 15: Penyakit Pulpa

C. C. DesinfektanZat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Macam-macam desinfektan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi :1. AlkoholEtil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa. (Hermanto, 2005)2. AldehidGlutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavyduty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam. (Hermanto, 2005)3. BiguanidKlorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram( ).Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus. (Hermanto, 2005)4. Senyawa halogenHipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine). (Hermanto, 2005)5. FenolLarutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium. (Hermanto, 2005)6. KlorsilenolKlorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol). (Hermanto, 2005)

DAFTAR PUSTAKA

Ganiswan, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mandacutie, 2008. Tentang Antibiotik. Jakarta: Mind & Heart.htm.Tarigan, Rasinta, drg. 1994. Perawatan Pulpa Gigi. Jakarta: Widya Medika.

Torabinejad, Walton. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, Alih Bahasa:Narlan Sumawinata. Jakarta : Hipokkrates

Page 16: Penyakit Pulpa

Hermanto, Eddy. 2005. Manfaat terapi oksigen hiperbarik dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Surabaya. Diakses tanggal 23 desember 2011

FREKUENSI MEDIKASI            Dressing sebaiknya diganti seminggu sekali dan tidak boleh lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh eksudat periapikal dan membusuk karena interaksi dengan mikroorganisme.            Dressing saluran akar sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan butiran kapas yang telah dibasahi medikamen dan diperas kelebihan medikamennya. Uap yang keluar dari medikamen sudah cukup efektif untuk mendisinfeksi kavitas pulpa. Saluran akar ditutup denganmeletakkan butiran kapas steril yang kedua diatas butiran kapas yang telah diberi obat dan ditutup dengan tumpatan sementara Cavit, Seng Oksid eugenol atau IRM.

4. Cara pemeriksaan objektif

Pemeriksaan umum terhadap bibir, mukosa oral, pipi, lidah,palatum, dan otot lidah, dan otot-otot.

Pemeriksaan perubahan warna, inflamasi, ulserasi, danpembentukan sinus tract pada mukosa alveolar dan attachedgingiva. Adanya sinus tract biasanya menunjukkan adanya pulpanekrotik / abses periodontal.Cara mengetahui asal lesi :meletakkan gutta percha ke sinus tract.

Pemeriksaan visual: Alat kaca mulut dan eksplorer Guna :memeriksa karies, karies rekuren, keterlibatan pulpa, fraktur mahkota dan kerusakan restorasi

Test Perkusi :Guna : menentukan adanya patosis pulpa dan jar. PeriapikalCara : mengetuk permukaan insisal atau oklusal denganujung pegangan kaca mulut yg

diletakkan paralel denganaksis gigi.Hasil (+) tajam = inflamasi periapikalHasil (+) ringan

––sedang = inflamasi sedang = inflamasiperiodontal ligamen.Test Palpasi :Guna : menentukan adanya proses inflamasi yg sudahsampai ke periapikal.Interpretasi : (+) = inflamasi sudah mencapai tulang danmukosa regio apikal gigi.Teknik : melakukan tekanan ringan pada mukosa sejajar dengan apeks gigi.Tes vitalitas

Test vitalitas gigi hanya dapat memberikan informasi bahwa masihada jaringan syaraf yg mengantar impuls sensori, bukanmenunjukkan bahwa pulpa masih normal. Respon terhadap test inisangat bervariasi dan harus diinterpretasi dengan hati ––hati pemeriksaan pada gigi kontrol (gigi berjenis sama kontralateralatau antagonis). Apabila pasien mengeluh adanya rasa sakitsewaktu minum dingin maka test dingin adalah yg terbaik dilakukan, bila sakit sewaktu minum panas, maka test panas yg dilakukan. Jelaskan kepada pasien prosedur yg akan dilakukan,dan apa maksud sensasi yg diharapkan dari test tersebut.

Tes EPTMengetes pulpa dengan listrik lebih cermat daripada beberapa tesyang digunakan untuk menentukan vitalitas pulpa. Meskipunvitalitas pulpa. Meskipun vitalitas pulpa tergantung pada

Page 17: Penyakit Pulpa

sirkulasidarah intrapulpa, tidak pernah ditemukan tes klinis yang praktisuntuk menguji sirkulasi. Tester listrik bila digunakan untuk mengujivitalitas pulpa, malahan menggunakan stimulasi saraf. Tujuannyaadalah untuk merangsang respon pulpa dengan menggunakanyang makin meningkat pada gigi

Tes termalTes ini meliputi aplikasi dingin dengan panas pada gigi, untukmenetukan sensitivitas terhadap perubahan termal. Meskipunkeduanya merupakan tes sensitivitas, tetapi tidak sama dandigunakan untuk alasan diagnostik yang berbeda. Suatu responterhadap dingin menunjukkan pulpa vital, tanpa memperhatikanapakah pulpa itu normal atau abnormal. Suatu respon abnormalterhadap panas biasanya menunjukkan adanya gangguan pulpaatau periapikal yang memerlukan perawatan endodontik.

Metode yg digunakan :EsCO2 (es kering) : paling efektif tetapi memerlukanarmamentarium khususBahan pembeku (ethyl chloride) Cara : gigi diisolasi dengancotton roll, permukaan gigi

dikeringkan, letakkan batang esatau cotton pellet yg telah diberi ethyl chloride padapermukaan gigi.

Sensasi tajam yg hilang bila rangsang dihentikan = gigi vital.Sensasi tajam yg tidak hilang atau semakin sakit =irreversibel pulpitisTidak ada sensasi = nekrotik pulpaTes kavitas

Pada gigi nekrosis, bila test lainnya juga tidak memberikan responmaka lakukan test kavitas (preparasi pada dentin) tanpa anastesidan gunakan bur yg tajam. Pada gigi vital, test kavitas padapermukaan email atau restorasi akan menyebabkan sensasi rasasakit yg tajam. Bila gigi tidak juga sakit, maka prosedur pembukaan atap pulpa sudah dimulai dengan dilakukan test ini.

Pemeriksaan penunjang :Radiografi : Pemeriksaan radiograf berguna dalam menentukanperawatan darurat yang tepat, memberikan banyak informasimengenai ukuran, bentuk dan konfigurasi sistem saluran akar.Pemeriksaan radiograf mempunyai keterbatasan, pentingdiperhatikan bahwa lesi periradikuler mungkin ada, tetapi tidakterlihat pada gambar radiografi karena kepadatan tulang kortikal,struktur jaringan sekitarnya atau angulasi film. Demikian pula,lesi yang terlihat pada film, ukuran radiolusensinya hanyasebagian dari ukuran kerusakan tulang sebenarnya.